• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karya Ilmiah dalam Komposisi Bahasa Indo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Karya Ilmiah dalam Komposisi Bahasa Indo"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

Komposisi

Bahasa Indonesia

Inr iani Mustika Lamtiur S

2012420031

(2)

Daftar Isi

A. Ujian Akhir Semester Komposisi Bahasa Indonesia

1. Karya ilmiah ... 3

2. Wacana menjelaskan grafik Pernikahan di Jepang ... 11

3. Memparafrasakan Lagu Koi ni Koishite ... 13

4. Memparafrasakan Puisi Kimi Shinita Mou Koto Nakare ... 17

B. Tugas Komposisi Bahasa Indonesia 1. Biografi Shinoda Mariko ... 21

2. Menceritakan Kembali teror di Peru ... 23

3. Menceritakan kembali komik Afternoon Murder ... 26

4. Menceritakan kembali film Tokyo Story ... 30

(3)

Karya Ilmiah

Judul : Mora vs Haku vs Syllable (Suku Kata)

Topik : Membahas perbedaan Mora, Haku, dan Syllable.

Tema : Perbedaan Syllable (Suku Kata), Haku, dan Mora

Kerangka karangan

A. Pendahuluan

B. Isi

1. Latar belakang penulis

2. Latar belakang cerita

3. Kutipan cerita

4. Analisa

C. Penutup

1. Simpulan

(4)

A. Pembuka

Menurut para ahli bahasa Jepang ada dua aliran ilmu bahasa di

Jepang yaitu, Kokugogaku (Ilmu bahasa Jepang Tradisional) dan

Gengogaku (Ilmu bahasa Jepang Masa Kini). Kokugogaku memiliki tradisi

khas Jepang dalam penyusunan kata pada bahasa Jepang yang terlepas dari

ilmu bahasa Barat, termasuk gramatika yang sudah ada sejak zaman Edo.

Sementara, Gengogaku mengadaptasi konsep bahasa dari Barat yang

diterapkan pada bahasa Jepang mulai dari gramatika, fonologi, morfologi,

dan sintaksis. Namun, ada sedikit perbedaan dalam struktur kata bahasa

jepang dengan bahasa lain.

Pada umumnya kata dalam bahasa Inggris maupun Indonesia

mengenal adanya Syllable sebagai satuan ucapan terkecil dalam

pengucapan sebauh kata. Akan tetapi, bahasa Jepang menggunakan Mora

sebagai satuan ucapan terkecil dalam sebuah kata. Namun, ada pendapat

lain mengenai penggunaan Haku yang dianggap sebagai satuan ucapan

terkecil yang dipakai dalam bahasa Jepang. Beberapa hasil penelitian dari

peneliti bahasa dan ahli bahasa menyimpulkan buah pemikiran mereka

mengenai satuan ucapan terkecil atau suku kata yang ada pada bahasa

Jepang dengan konsep yang berbeda-beda.

Penelitian mengenai Suku kata yang dipakai dalam bahasa Jepang

terus berlanjut hingga kini. Ada yang beranggapan bahasa Jepang yang

termasuk ke dalam Pitch-accent Language menggunakan Mora sebagai

satuan ucapan terkecil. Ada yang berpendapat bahasa Jepang

menggunakan Haku sebagai satuan ucapan terkecilnya. Pendapat lain dari

beberapa ahli bahasa menggunakan istilah Onsetsu, atau yang dalam

bahasa Inggris disebut sebagai Syllable, sebagai satuan ucapan terkecil

(5)

B. Isi

1. Latar Belakang

Perdebatan para ahli dan peneliti bahasa mengenai penggunaan

istilah suku kata dalam bahasa Jepang terjadi karena adanya dua aliran

ilmu bahasa pada bahasa Jepang. Sebagian besar dari pengguna bahasa

Jepang, khususnya masyarakat asli Jepang tidak begitu mempedulikan

pendapat mengenai penggunaan istilah suku kata dalam bahasa Jepang.

Umumnya, istilah tersebut muncul pada pembelajaran mengenai struktur

kata di dalam fonologi bahasa Jepang. Akan tetapi, pembelajaran

mengenai istilah ini akan memperdalam pengetahuan mengenai bahasa

Jepang secara detail.

2. Permasalahan

Perbedaan pendapat dari dua aliran ilmu bahasa di Jepang,

Kokugogaku (Ilmu bahasa Jepang Tradisional) dan Gengogaku (Ilmu

bahasa Jepang Masa Kini) mengenai istilah untuk satuan ucapan

terkecil, atau yang biasa disebut suku kata, disebabkan adanya konsep

yang berlainan mengenai cara pengucapan sebuah kata dalam bahasa

Jepang. Apakah perbedaan istilah tersebut berpengaruh pada cara

komunikasi dalam bahas Jepang?

3. Tujauan

Tujuan penulisan ini adalah untuk menunjukkan adanya perbedaan

konsep bahasa antara bahasa Jepang dan bahasa lain dan pengaruhnya

pada proses komunikasi dalam bahasa Jepang. Selain itu, penulisan ini

juga bertujuan untuk memperdalam pengetahuan mengenai istilah-istilah

(6)

4. Landasan teori

Banyak yang mengira satuan ucapan terkecil dalam bahasa Jepang

adalah Syllable (suku kata). Namun pada umumnya masyarakat Jepang

tidak mengenal Syllable (suku kata), atau yang dalam bahasa Jepang

disebut Onsetsu, dalam satuan ucapan terkecil sebuah kata pada bahasa

Jepang. Ada dua istilah dalam bahasa Jepang yang diseebutkan sebagai

satuan ucapan terkecil yaitu, Haku dan Mora.

Haku adalah satuan ucapan terkecil berupa satuan irama tepukan

tangan yang teratur dengan tempo ucapan yang konstan, berfungsi

mengatur pengucapan kata dalam bahasa Jepang. Sementara, Mora adalah

istilah untuk satuan ucapan terkecil yang mengandung satu inti nada

rendah atau nada tinggi dari aksen nada yang digunakan dalam kata asli

bahasa Jepang dan kata serapan yang diambil dari bahasa asing di Jepang.

Akan tetapi, seorang peneliti bahasa Jepang, Shibatani (1990) mendapati

adanya perbedaan konsep suku kata dalam dialek Takajocho yang dipakai

di prefektur Miyagi. Pada dialek ini suku kata disebut sebagai Onsetsu.

Menurut seorang ahli bahasa Jepang, Kindaichi Haruhiko,

masyarakat Jepang tidak menggunakan Syllable (suku kata) atau dalam

bahasa Jepang disebut Onsetsu melainkan Haku. Kindaichi menyimpulkan

pengucapan satu kata bahasa Jepang terjadi dengan adanya pengucapan

beberapa Haku yang teratur, dan Haku merupakan istilah untuk suku kata

dalam bahasa Jepang. Konsep Haku yang dicetuskan ahli bahasa tradisonal

Jepang ini menyebutkan bahwa satuan tempo pengucapan dalam Haku

berukuran 0,1 detik.

Berikutnya ada konsep Mora dicetuskan oleh Hattori Shiro yang

mempelajari ilmu bahasa Jepang Modern. Bahasa Jepang yang termasuk

dalam tipe bahasa Pitch-accent Language menekankan tinggi-rendahnya

(7)

beberapa kualifikasi untuk menetukan berapa Mora yang terdapat dalam

satu kata sebagai berikut;

a. Satu huruf vokal dapat berdiri sendiri (umunya diawal kata

atau diakhir kata seperti pada kata sifat ~i / ikeyoshi), atau

gabungan konsonan dan vokal dihitung satu Mora.

b. Konsonan ganda yang ditandai adanya ~tsu kecil (

) yang

dihitung satu Mora.

c. Konsonan diakhir kata seperti pada bunyi nasal /n/ dihitung

satu Mora.

d. Bunyi panjang diakhir dalam sebuah kata dalam Katakana

(

-

) yang umumnya kata serapan dari bahasa asing dihitung

satu Mora.

Dari penjabaran kualifikasi Mora diatas dapat disimpulkan tidak

ada kata dalam bahasa Jepang yang dimulai dengan dua konsonan

berurutan. Konsonan pada akhir kata dalam bahasa Jepang dihitung

terpisah dan dianggap sebagai satu Mora.

Pada 1990, seorang peneliti bahasa, Shibatani menyatakan sebuah

pendapat setelah menemukan adanya perbedaan konsep suku kata dalam

dialek Takajocho yang dipakai di prefektur Miyagi. Pada masyarakat di

Utara Jepang yang menggunakan dialek ini, konsep suku kata yang dipakai

adalah Onsetsu. Pada Syllable atau Onsetsu yang ditemukan pada dialek

Takajocho kata mikan yang berarti jeruk memiliki dua Onsetsu, yaitu“mi”

dan “kan”. Sedangkan pada dialek Kanto (Tokyo) dan Kansai (Osaka) kata

mikan memiliki tiga Mora atau Hakku yaitu, “mi”, “ka”, dan “n”.

Istilah Syllable atau Onsetsu sempat dicetuskan oleh seorang ahli

(8)

yang berbeda dengan Syllable yang umumnya diketahui. Jika pada bahasa

Inggris kata straight dihitung sebagai satu Syllable sebaliknya, pada

bahasa Jepang kata straight yang diadaptasi berubah menjadi “Su-tu-re”,

dan memiliki tiga Onsetsu. Hal ini berkaitan dengan konsep Syllable yang

memiliki tiga struktur internal dalam satu ucapan terkecil yang disebut

sub-units yaitu, Onset (konsonan di awal kata), Nucleus (vokal), dan Coda

(konsonan diakhir kata). Menurut wanita ini perbedaan antara Onsetstu

dan Syllable terletak pada suku kata dalam bahasa Jepang yang

mempertimbangkan aksen nada (pitch).

Onsetsu adalah -- satu ruas ucapan yang merupakan satuan dari

aksen nada. – (Sugito ed. 1998:15)

5. Analisa

Berdasarkan teori yang dikemukanan para peneliti dan ahli bahasa

mengenai suku kata yang ada dalam bahasa Jepang dapat terlihat suku

kata, atau Syllable dalam bahasa Inggris, dan Onsetstu dalam bahasa

Jepang, memiliki konsep yang berbeda. Masyarakat Jepang pada

umumnya membagi ruas kata dalam beberapa satuan ucapan terkecil yang

disebut dengan Haku atau Mora.

Pada dasarnya Haku dan Mora tidak begitu berbeda. Dalam Haku

ditekankan adanya tempo atau ketukan dan aksen nada dalam membagi

ruas kata menjadi suku kata. Sedangkan pada Mora terlihat konsep bahasa

Jepang yang mengikuti lambang fonetik Kana (Hiragana dan Katakana).

Konsep Mora juga sudah ditemukan sejak munculnya kesusastraan pada

zaman Heian di Jepang. Mora digunakan sebagai ketukan irama Puisi

Jepang baik Haiku, Shiritori, Waka, dan Haikai no Renga. Sebagai contoh,

Haiku memiliki 17 Mora yang dibagi atas 5-7-5 Mora.

Masyarakat Jepang umumnya membagi satuan suku kata dalam

(9)

vokal dapat berdiri sendiri dan bunyi konsonan yang diikuti vokal dihitung

satu Mora. Untuk bunyi konsonan panjang atau konsonan ganda dihitung

satu Mora. Selain itu, bunyi konsonan diujung kata seperti pada konsonan

nasal /n/ dihitung sebagai satu Mora.

Berikut ini adalah tabel kata dalam bahasa Jepang dengan

pemotongan satuan ucapan terkecil menggunakan konsep Mora.

Mora

pemotongan satuan ucapan terkecil menggunakan konsep Syllable.

Syllable

Kedua tabel diatas menunjukan perbedaan yang jauh antara

Syllable dan Mora. Sementara pada Haku, suku kata dalam bahasa Jepang

bisa memiliki arti yang berbeda dengan adanya perbedaan aksen nada. Hal

itu dapat terlihat jelas jika menelaah lebih dalam tentang dialek yang ada

(10)

C. Penutup

1. Simpulan

Suku kata dalam bahasa Jepang umumnya mengikuti lambang

fonetik Kana yang dipakai dalam bahasa Jepang, baik Hiragana maupun

Katakana. Itu sebabnya dalam bahasa Jepang kualifikasi dalam membagi

sebuah kata menjadi suku kata, atau satuan ucapan terkecil, berbeda

dengan bahasa lain. Perbedaan istilah yang dicetuskan beberapa peneliti

dan ahli bahasa Jepang menunjukan adanya perbedaan makna dalam

sebuah kata jika pembagian suku kata dalam bahasa Jepang mengikuti pola

Syllable yang dipakai sebagian besar bahasa lain di dunia.

Bunyi konsonan yang diikuti vokal, dan bunyi vokal yang dapat

berdiri sendiri dihitung dalam satu Mora. Konsonan ganda atau bunyi

panjang dalam Katakana yang diberi simbol (

-

) di hitung sebagai satu

Mora. Dan bunyi nasal /n/ diakhir sebuah kata dihitung satu Mora.

Sementara, Haku yang menitikberatkan pada aksen nada dan tempo, atau

ketukan, menjelaskan bahwa adanya perbedaan makna sebuah kata dalam

bahasa Jepang saat pengucapan suku kata diikuti dengan nada yang

berbeda. Hal itu dikarenakan bahasa Jepang bertipe Pitch-accent

Language.

2. Sumber

Tjandra, Sheddy N. 2004. Fonologi Jepang: Universitas Indonesia Jakarta

Tsujimura, Natsuko. 2000. An Introduction to Japanese Linguistic:

Blackwell Publisher

Tamaoka, Katsuo. Terao, Yasushi. Mora or syllable? Which unit do Japanese use in naming visually presented stimuli .2004

(11)

an a.k.a inriani sianipar

1. Topik : Pernikahan di Jepang

2. Tem a : Penjelasan persent ase acara pernikahan di Jepang 3. Judul : Agam a dan kepercayaan di Jepang

Kerangka Karangan:

A. Pem buka : prosesi pernikahan pada um um nya. B. Isi 1 : penjelasan grafik pert am a dan keem pat C. Isi 2 : penjelasan grafik ket iga dan kedua D. Penut up

Pada um um nya prosesi pernikahan dilakukan sesuai dengan adat -ist iadat , agam a at aupun kepercayaan yang dianut kedua m em pelai yang akan m enikah. Berbeda halnya dengan prosesi pernikahan yang t erjadi di Jepang. Prosesi yang seharusnya m emiliki kesan sakral ini t erkadang t idak t erjadi sepert i saat sebagian besar pasangan di dunia ini m elakukan pernikahan. (Pem buka)

(12)

m enem pat i urut an t erat as dengan 45,5% responden. Pada grafik pert am a juga Pada grafik pert am a dan ketiga dapat disim pulkan 52,4% responden t idak m enjadi pem eluk agam a m ana pun, dan 42,3% pasangan calon yang akan m enikah m em ilih unt uk m erayakan pernikahan m ereka dengan cara di luar rit ual adat m aupun agam a. Bahkan, ada prosesi pernikahan Jepang yang dilakukan di t am an hiburan sepert i Disneyland, lengkap dengan karakt er t ikus w alt Disney, M ickey M ouse sebagai pelaksana pem berkat an pernikahan. (Isi 1)

(13)

Topik: Menginterpretasikan lagu berbahasa Jepang

Tema: memparafrasa lagu

Judul: memparafrasa lagu Koi ni Koishite (Falling in Love) yang

dinyanyikan Mai Kuraki

Kerangka Karangan

A. Lampiran : Lirik asli lagu Koi ni koishite

B. Pembuka : Data penyanyi

C. Isi 1 : Memparafrasakan bait pertama lirik

D. Isi 2 : Memparafrasakan bait kedua lirik

E. Isi 3 : Memparafrasakan bait ketiga lirik

F. Isi 4 : Memparafrasakan bait reffrein lirik

G. Penutup : Sinmpulan makna lirik lagu

Kimi to no koi ni koi o shiteru dake de. Tsutaetakute mo mada

Himitsu ni shiteru hou ga shiawase dakara.

Ima wa watashi dake no secret love

Kimi ni zenzen kyouminai, uso you are my perfect guy

Tokimeki wa kakusenai honto wa kininatte shikatanai

Koi ni bukiyou sonna style, kimi no mae dato betsujin mitai

Dare ni mo ienai himitsu no mama

Soredemo I'm alright, koi no yukue nante. Dare ni mo wakaranai deshou?

Kitto kono koi chanto itsuka kanau hazu shinjite. Mada it isn't the last

chance for me

Ironna love story o egaiteru mune no naka. Demo risou ni wa hodo tooi

Watashitte waga mama sore kurai no koto wakatteru.

(14)

Kimi to no koi ni koi o shiteru dake de. Tsutaetakute mo mada

Himitsu ni shiteru hou ga shiawase dakara.

Ima wa watashi dake no secret love

Kimi no koto omou to dokidoki ga tomaranai heart beat

Tanoshiku mo naru kedo fuan ni mo naru.

Konomama okubyou na watashi ja dame da ne

Chotto dake demo yuuki wo kudasai kamisama

Dakara ne mou Bye-Bye ima made no watashi ni

I'm here to tell my love...

Jitto matteru dake ja nanimo hajimaranai kono saki, yeah it is the best

chance for me

Ironna love story wo egaiteru mune no naka risou made ato dore kurai?

Watashitte waga mama sore kurai no koto yurushite hitorijime ni shiteitai

Kimi to no koi ni koi o shiteru dake de. Tsutaetakute mo mada

Himitsu ni shiteru hou ga shiawase dakara.

Ima wa watashi dake no secret love

Mai Kuraki yang lahir di Funabashi, Chiba adalah seorang

penyanyi berbakat Jepang. Kuraki terkenal sebagai penyanyi original

soundtrack Detective Conan. Sejak debutnya lagu yang dinyanyikan

Kuraki selalu membuat namanya masuk ke daftar nominasi penyanyi

terbaik setiap tahunnya. “Falling in Love” adalah lagu terbaru Kuraki yang

menjadi lagu penutup serial anime Detective Conan sejak episode 620

serial anime ini ditayangkan. (Pembuka)

Lagu berjudul asli “Koi ni Koishite” ini menceritakan seorang

(15)

“Kimi ni zenzen kyouminai, uso you are my perfect guy. Tokimeki wa kakusenai honto wa kininatte shikatanai. Koi ni bukiyou sonna style, kimi no mae dato betsujin mitai Dare ni mo ienai himitsu no mama” yang

memiliki arti “Aku tidak mengatakan bahwa kau adalah pria sempurna

untukku. Aku merasakan jantungku yang berdegup kencang, dan

menyadari perasaanku pada mu. Tapi, aku akan terus menjaga perasaanku

ini sebagai sebuah rahasia karena tidak ada seorangpun yang perlu tahu

mengenai perasaanku.” (Isi 1)

Pada bait berikutnya lirik menyebutkan “Soredemo I'm alright, koi

no yukue nante. Dare ni mo wakaranai deshou? Kitto kono koi chanto itsuka kanau hazu shinjite. Mada it isn't the last chance for me. Ironna love story o egaiteru mune no naka. Demo risou ni wa hodo tooi. Watashitte waga mama sore kurai no koto wakatteru. Dakedo nani ka ikenai no?” yang menggambarkan sang gadis berusaha terlihat baik-baik

saja meskipun menekan perasaannya sendiri. Sang gadis juga yakin suatu

hari nanti akan datang kesempatan untuk dirinya meyatakan perasaannya

pada pria yang membuatnya jatuh cinta itu. (Isi 2)

Dilanjutkan dengan bagian kedua dari lagu dengan lirik “Kimi no

koto omou to dokidoki ga tomaranai heart beat. Tanoshiku mo naru kedo fuan ni mo naru. Konomama okubyou na watashi ja dame da ne. Chotto dake demo yuuki wo kudasai kamisama. Dakara ne mou Bye-Bye ima made no watashi ni. I'm here to tell my love. Jitto matteru dake ja nanimo hajimaranai kono saki, yeah it is the best chance for me.” yang memiliki

arti bahwa sang gadis hanya dengan memikirkan sang pria dapat merasa

bahagia. Namun, kenyataannya sang gadis merasa takut untuk

memberitahukan sang pria tentang perasaan cintanya. Sang gadis berharap

Tuhan dapat memberikannya keberanian untuk menyatakan perasaannya

pada sang pria. Sang gadis percaya dengan menunggu waktu yang tepat,

(16)

“Kimi to no koi ni koi o shiteru dakede tsutaeta demo mada. Kimitsu ni shiteru, hou ga shiawase dakara ima wa watashi dake na. Secret love….” Adalah lirik refrain dari lagu bertema cinta remaja ini.

Dalam lirik ini terlihat bahwa sang gadis tidak merasa menyesal jatuh cinta

pada pemuda yang membuatnya tergila-gila. Sang gadis tidak ingin

pemuda tersebut mengetahui isi hatinya, dan menjadikan cintanya pada

pemuda tersebut sebagai sebuah rahasia. (Isi 4)

Singkatnya, pada lagu yang baru direkam akhir 2012 ini dapat

terlihat lirik yang menggambarkan rahasia seorang gadis yang diam-diam

mencintai seorang pria, dan berharap agar suatu hari perasaannya

tersampaikan. Lagu yang terkesan seperti sebuah roman picisan bergenre

pop ini ditulis dan dinyanyikan oleh penyanyi yang berada di bawah label

(17)

Topik : Memparafrasakan Puisi

Tema : Memparafrasakan Puisi Jepang

Judul : Kimi Shinita Mou Koto Nakare karya Akiko Yosano

Kerangka Karangan

Pembuka : Lampiran puisi dalam romanji dan Latar belakang Penyair

Isi 1 : Parafrasa Stanza 1

kun shi ni tamafu koto nakare

末に生れし君なれば

nin wo korose to wo shiheshiya

人を殺して死ねよとて

nin wo koroshi te shine yo tote

二十四までをそだてしや

oya no mei wo tsugu kun nareba

君死にたまふことなかれ

kun shi ni tamafu koto nakare

旅順の城はほろぶとも

(18)

ほろびずとても何事か

kemono no michi ni shineyo to wa

死ぬるを人のほまれとは

shinuru wo nin nohomare to wa

大みこゝろの深ければ

oomi koro no fukake reba

もとよりいかで思(おぼ)されむ

moto yoriikade omoi ( obo ) saremu

あゝをとうとよ戦ひに

a, wo otouto yo tatakahi ni

君死にたまふことなかれ

kun shini tamafu koto nakare

すぎにし秋を父ぎみに

sugi nishi aki wo chichi gimini

おくれたまへる母ぎみは

yasushi to kike ru daimyo mo

母のしら髪はまさりぬる

haha noshira kami hamasari nuru

暖簾(のれん)のかげに伏して泣く

noren ( noren ) nokageni fushi te naku

(19)

aeka ni wakaki shinsai wo

君わするるや思へるや

kun wasururu ya omohe ru ya

十月(とつき)も添はでわかれたる

jyugatsu ( totsuki ) mo soha dewakaretaru

少女(おとめ)ごころを思ひみよ

shoujo ( otome ) gokoro wo omohimiyo

この世ひとりの君ならで

kono yo hitori no kun narade

あゝまた誰をたのむべき

Karya sastra Yosano beraliran campuran antara romantis, feminis dan

sensual. Penulis asal Sakai, Osaka ini adalah penyair yang aktif menulis

untuk majalah Myōjō. Tidak hanya menulis puisi cinta, salah satu karya Yosano mengkritik perang pemerintah Jepang melawan Rusia dengan

menuliskan sebuah puisi berjudul “Kimi Shinitamou Koto Nakare”. Pada

puisi tersebut Yosano menuliskan pada bagian awal “Untuk mengenang

adik laki-lakiku yang gugur dalam kebodohan perang di Benteng Arthur.”

Pada bait pertama Yosano menuliskan “Oh adik laki-lakiku,

untukmu aku menangis. Tidakkah kau mengerti, tidak seharusnya kau

mati. Kau yang lahir paling akhir dan yang paling disayang Ibu. Apakah

Orangtua mengajarkan anaknya untuk memegang pedang? Mengajari

anaknya membunuh? Apakah itu yang kau pelajari selama duapuluh empat

tahun hidupmu?” Bagian awal puisi menunjukkan kekecewaan Yosano

pada adiknya yang pergi berperang. Yosano mempertanyakan tentang apa

yang membuat sang adik laki-laki pergi berperang.

Pada bait berikutnya dalam puisi Yosano dapat diartikan sebagai,

(20)

Yosano), kebanggaan keluarga, demi nama baik Orangtua, untuk

kemuliaan kaisar? benteng Arthur yang hancur, apakah harus

diselamatkan? Kau seharusnya memahami peraturan leluhur keluarga (ie

no okiteni naka rikeri), tidak seharusnya kau mati.” Dalam bait ini Yosano

mempertanyakan, demi mempertahankan apakah adik laki-lakinya

berperang dan kehilangan nyawanya.

Bait ketiga dari puisi ini menggambarkan kejadian saat perang.

Pada bait ini tertulis “ Sakit hati yang datang dari kekacauan perang, yang

meminta pertumpahan darah, dan tewas dalam kekejaman. Manusia dapat

mati, kembali ke asal mereka. Aku ingin melawan semua itu, tidak

seharusnya kau mati.” Dalam bait ini Yosano menentang pemikiran umum

yang menganggap perintah Kaisar untuk berperang adalah hal yang benar.

Yosano menggambarkan kekejaman pada masa perang.

Dalam bait keempat puisi ini Yosano mengkritik kebijakan kaisar

untuk berperang melawan Rusia. Yosano mengungkapkan

kekecewaannya. Hal itu dapat terlihat pada “ Ayah yang sudah pergi di

musim gugur meninggalkan Ibu yang menunggu putranya pulang,

meratapi anaknya yang hilang dari rumah. Leluhur pun akan menjaga

anaknya untuk tetap di rumah. Ibu yang biasanya mengeringkan rambut

anaknya menangis di balik gordyn. Menyebut hal ini sebagai kejayaan?

Jika dia memiliki hati yang besar seharusnya merasakan dan memikirkan

apa yang terjadi disekitarnya. Bulan kesepuluh datang, mengingat akan

gadis muda yang memikirkan jika saja aku sendirian di dunia ini,

seharusnya kau tidak boleh mati.”

Penulisan puisi Kimi Shinita Mou Koto Nakare adalah salah satu

bukti Yosano Akiko menentang adanya perang. Melalui puisi ini, Yosano

menggambarkan perasaan keluarga yang ditinggalkan orang yang

dicintainya untuk pergi berperang. Puisi karya Yosano ini terbit tahun

(21)

Topik: Biografi

Tema: Menceritakan biografi Shinoda Mariko

Judul: Biografi Shinoda Mariko

Kerangka Karangan

Pembuka : Pengenalan umum mengenai Shinoda Mariko

Isi 1 : Latar belakang Shinoda Mariko

Isi 2 : Sebelum menjadi anggota AKB48

Isi 3 : Awal Karir

Isi 4 : Impian Shinoda Mariko

Apakah Anda salah seorang penggemar AKB48? Jika jawaban Anda

“Iya”, mungkin Anda pernah mendengar nama salah seorang anggota

AKB48, Shinoda Mariko. Dia adalah salah satu contoh dari selebriti yang

dapat dikategorikan sebagai artis yang gigih dalam meraih impiannya.

Kemauan keras dan kerja keras Mariko untuk meraih cita-citanya membuat

banyak penggemar kagum. (Pembuka)

Berangkat dari keluarga sederhana di Fukuoka, Mariko hijrah ke

Tokyo untuk mengikuti audisi generasi pertama AKIHABARA48 atau yang

lebih dikenal dengan nama AKB48. Setelah melihat iklan di sebuah majalah

mengenai audisi Idol Group di Tokyo, Mariko mencoba untuk mengikuti

ajang pencarian member AKB48. Sayangnya, gadis yang lahir 11 Maret

1986 di Maebaru, Fukuoka ini gagal pada seleksi tahap awal, Oktober

2005. Pada saat yang bersamaan dengan pengumuman atas kekalahannya,

Mariko menerima berita bahwa orang tuanya tidak mampu lagi membiayai

kehidupan Mariko di kota besar seperti Tokyo. Mariko akhirnya

memutuskan untuk berusaha menghidupi dirinya sendiri dengan cara

bekerja di sebuah cafe yang terletak di depan AKB48 Theater. (Isi 1)

Sejak Desember 2005, Mariko menjadi seorang pelayan di cafe

(22)

pinggir jalan di depan gedung Teater AKB48 untuk membagikan brosur

tentang acara yang berlangsung di Teater. Mariko tidak menyerah dan selalu

percaya suatu saat impiannya untuk menyanyi di atas panggung Teater

AKB48 akan tercapai. Januari 2006, manajemen AKB48 mengadakan

pemilihan member AKB48 terfavorit dan diluar dugaan, ternyata nama

Mariko Shinoda menjadi pemenangnya meskipun dia bukanlah anggota

AKB48. Bahkan staf AKB48 sempat mengira ada kesalahan dari polling

yang diadakan ini. (Isi 2)

Mengetahui hasil polling saat itu Presiden sekaligus pendiri dari

AKB48, Akimoto Yasushi, menghampiri Mariko di cafe tempatnya bekerja.

Saat itu, Mariko sedang membersihkan meja dan bersiap membagikan

brosur di luar gedung. Akimoto datang dan menyerahkan sebuah Video CD

berisikan duabelas lagu koreografi untuk penampilan AKB48. Akimoto

memberikan tantangan kepada Mariko untuk menghafal ke-12 lagu dan

gerakan dalam Video CD dalam waktu empat hari. Jika Mariko berhasil,

dia memiliki kesempatan bergabung dengan AKB48 untuk tampil di

pertunjukkan berikutnya. Tepat 22 Januari 2006, perjuangan dan kerja keras

Shinoda Mariko terbayarkan. Dia bernyanyi di panggung Teater AKB48,

dengan mengenakan kostum AKB48. Nama Mariko pun tercantum dalam

“Team A” dan berhak ikut serta dalam perekaman single pertama AKB48,

yang berjudul “Sakura no Hanabiratachi”, yang dirilis bulan Februari 2006.

(Isi 3)

Impian Mariko menjadi kenyataan berkat prinsipnya, “Sesulit

apapun, asalkan kauterus berusaha dan tidak menyerah, hasil yang baik akan

selalu datang.” Sampai hari ini, Mariko tetap bertahan dalam jajaran idola

terbaik AKB48. Gadis 27 tahun ini, juga mendapatkan banyak tawaran

untuk bergabung dalam drama dan mebintangi sejumlah iklan dari beberapa

poduk di Jepang. Mariko pun dikenal sebagai salah satu idola Jepang yang

(23)

Topik : Mengungkapkan kembali sebuah peristiwa

Tema : Peristiwa krisis Peru

Judul : Penyanderaan di Kedutaan Besar Jepang untuk Peru

Kerangka Karangan

Pembuka : Pemberontakan di Peru

Isi 1 : Latar belakang kejadian

Isi 2 : Tuntutan pemberontak

Isi 3 : Konflik

Isi 4 : Pembebasan sandera

Isi 5 : Akhir pemberontakan

Penutup : Setelah kejadian

Dunia mengakui terorisme adalah kejahatan tingkat tinggi. Salah

satu peristiwa di Peru yang sempat mengejutkan banyak kalangan pada

pertengahan 90-an menjadi peristiwa yang tidak terlupakan. Penyanderaan

sekitar 127 tamu pesta perayaan ulang Tahun Kaisar Akihito di Kedutaan

besar Jepang untuk Peru, pada masa pemerintahan Presiden Peru kala itu,

Alberto Fujimori yang merupakan keturunan Jepang. (Pembuka)

Sebuah aksi teror berupa penyanderaan yang terjadi di kedutaan

Jepang, diawali 17 Desember 1996 di Lima , Peru, ketika sekitar duapuluh

orang yang menamakan diri mereka Gerakan Revolusioner Tupac

Amaru (MRTA) menyandera ratusan diplomat tinggi, pemerintah dan

pejabat militer serta para pebisnis yang menghadiri pesta perayaan ulang

tahun Kaisar Akihito yang ke 63, di kediaman resmi Duta besar

Jepang untuk Peru, Morihisa Aoki, di San Isidro. Pesta Cocktail yang

dilaksanakan besar-besaran ini berubah menjadi tragedi yang paling

disoroti media. Setelah beberapa jam penyanderaan berlangsung, Nestor

Cerpa, Pimpinan MRTA melepaskan seluruh sandera wanita dan

(24)

Pada 18 Desember 1996 MRTA mengajukan beberapa tuntutan,

sebagai berikut:

1. Pelepasan anggota mereka dari penjara.

2. Revisi pemerintah neoliberal-pasar bebas, reformasi.

3. Penolakan program bantuan luar negeri Jepang di Peru, dengan

alasan bahwa bantuan ini hanya menguntungkan segmen yang

sempit dari masyarakat.

4. Protes terhadap kondisi penjara Peru yang tidak manusiawi.

Setelah tuntutan dari MRTA tersebut diberitakan, Fujimori pun

memutuskan untuk berunding dengan pimpinan pemberontak tersebut

mengenai pembebasan sandera yang tidak berhubungan dengan

pemerintah Peru. Secara bertahap, sandera dilepaskan termasuk keluarga

dari Fujimori yang telah ditawan. Hanya 72 sandera yang tetap ditahan

oleh MRTA. Fujimori memutuskan untuk berhenti bernegosiasi dengan

MRTA pada 12 Maret 1997. Saat itu MRTA meminta agar Presiden Peru

keturunan Jepang itu mengundurkan diri dari jabatannya, dan

menyerahkan kepemimpinannya pada pemimpin MRTA. (Isi 2)

Lebih dari empat bulan penyanderaan terjadi. Pada 22 April 1997,

sebuah tim terdiri atas 140 anggota komando militer Peru, dibentuk

menjadi sebuah unit ad-hoc rahasia diberi nama “Chavin de Huantar”,

yang bertugas untuk membebaskan para sandera yang ditahan oleh

Gerakan Revolusioner Tupac Amaru (MRTA). Operasi penyelamatan

dimulai pada pukul 15:23. Tiga bahan peledak diledakkan hampir

bersamaan di tiga kamar yang berbeda di lantai pertama. Ledakan pertama

menghantam ruangan tengah, menewaskan tiga orang penyandera.

Tigapuluh pasukan komando menyerbu ke dalam gedung untuk mengejar

anggota MRTA yang masih bertahan dan menghentikan mereka sebelum

mereka bisa mencapai lantai dua. (Isi 3)

Pada saat bersamaan, dua ledakan lainnya direncanakan untuk

(25)

Peru dapat memasuki rumah kediaman Duta besar Jepang itu. Beberapa

anggota militer lainnnya segera menyergap para penyandera di tangga

menuju lantai dua dan melumpuhkan mereka dengan tembakan. Di akhir

dari serangan yang terkoordinasi ini, pasukan komando lainnya muncul

dari dua terowongan yang dibuat di halaman belakang bangunan. Para

prajurit ini memanjat tangga yang telah ditempatkan untuk mereka dan

segera membebaskan para sandera. Prajurit ini bertugas membuka atap

bangunan, lalu menembaki para gerilyawan MRTA sebelum mereka

mengeksekusi sandera. (Isi 4)

Pada akhir penyerbuan, ke-20 gerilyawan MRTA, Dr Carlos Giusti

Acuña, anggota Mahkamah Agung, salah satu sandera yang memiliki

masalah jantung, dan dua tentara yaitu, Letnan Kolonel Juan Valer

Sandoval dan Letnan Raúl Jiménez Chavez dinyatakan tewas dalam

peristiwa tersebut. Menurut Badan Pertahanan Intelijen Amerika

Serikat (CIA) salah seorang anggota MRTA, Roli Rojas, ditemukan

militer mencoba untuk mengelabuhi militer dengan berjalan keluar dari

tempat penyanderaan bersama para sandera. Salah satu anggota komando

militer melihatnya, lalu membawanya ke belakang rumah, kemudian

mengeksekusinya dengan sebuah tembakan di kepala. Beberapa isu

mengatakan beberapa anggota perempuan MRTA dieksekusi setelah

menyerah dalam serangan itu. (Isi 5)

Akhirnya, Peru kembali aman dan terkendali. Kejadian

penyanderaan yang bahkan sempat membuat lima bursa efek terbesar di

dunia mengalami guncangan telah berakhir. Alberto Fujimori berhasil

mengendalikan situasi setelah krisis yang terjadi di Peru tersebut. Akan

tetapi, Fujimori mendapatkan beberapa kecaman dari Persatuan

bangsa-bangsa (PBB) karena dianggap melanggar hak asasi manusia pada insiden

pembebasan sandera yang terjadi 22 April 1997 itu. Sebagian orang

merasa, meskipun pemberontak MRTA adalah pelaku teror besar, mereka

(26)

Topik : Menceritakan kembali komik

Tema : Menceritakan kembali komik misteri

Judul : Menceritakan komik Afternoon Murder

Kerangka Karangan

Pembuka : Komik Afternoon Murder

Isi 1 : Latar belakang kejadian

Isi 2 : Pengenalan tokoh

Isi 3 : Konflik 1

Isi 4 : Konflik 2

Isi 5 : Antiklimaks

Isi 6 : Akhir cerita

Afternoon Murder adalah sebuah karya yang ditulis pada 1983 oleh

Yoko Matsumoto dan Jiro Akagawa. Komik ini baru diterjemahkan ke

dalam bahasa Indonesia pada 1998 dan diterbitkan oleh PT. Gramedia.

Tidak seperti umumnya komik serial yang dikenal remaja Indonesia,

komik ber-genre misteri ini dicetak hanya dalam satu seri. (Pembuka)

Afternoon Murder menceritakan tentang seorang putri direktur

utama sebuah perusahaan di Tokyo, Yumiko Hirose yang menemukan

kejanggalan pada kematian Ayahnya, Tuan Hirose. Terutama setelah

Yumiko melihat Ibunya, Asako diam-diam tertawa senang saat sang Ayah

meninggal dunia. Yumiko mencurigai ibunya adalah orang yang telah

menukar obat sang Ayah sehingga Ayahnya meninggal dunia. selain

ibunya, Yumiko juga mencurigai pamannya, Masao Hirose yang kerap

meminta uang untuk hal yang tidak jelas pada kedua orangtuannya. (Isi 1)

Satu bulan setelah kematian Ayahnya, Yumiko, Ibu Yumiko, dan

Yaeko, pengasuh Yumiko, menghabiskan liburan musim panas mereka di

vila keluarga mereka, di tepi laut Shindo. Yumiko merasa senang karena

(27)

keluarganya. Gadis itu pun menjemput Mika yang datang sendirian dari

Tokyo di stasiun kereta. Tanpa sengaja Yumiko bertemu dengan Tatsumi,

seorang pemuda yang pernah diselamatkannya tahun lalu saat terjepit di

karang. Malam itu, Ibu Yumiko membawa seorang pria untuk ikut

menginap di vila keluarga mereka. Pria bernama Shuichi Kanazawa itu

diperkenalkan pada Yumiko sebagai calon ayah tiri Yumiko. Ibu Yumiko

meminta agar Yumiko mengizinkannya untuk menikah dengan Kanazawa

awal musim gugur. Yumiko kesal pada keputusan sang ibu yang ingin

menikahi pria yang lebih muda sepuluh tahun dari ibunya itu. Namun,

Yumiko tidak bisa menolak keinginan ibunya dan merestui hubungan sang

ibu dengan pria itu. (Isi 2)

Yumiko menceritakan kekecewaannya terhadap sang ibu pada

Mika. Mika merasa hidup Yumiko rumit. Untuk menghibur Yumiko, Mika

mengajaknya untuk berenang di pantai. Ketika keduanya berjemur dan

tertidur di tepi pantai, samar-samar Yumiko melihat seorang gadis berdiri

di tebing laut dengan membawa sebuah tas jinjing. Ketika Yumiko

terbangun, gadis yang awalnya berdiri di tebing tidak terlihat dan Yumiko

hanya menemukan tas jinjing yang dibawa gadis yang menghilang tadi.

Yumiko menanyakan perihal wanita yang dilihatnya pada Mika dan Yaeko

tetapi, tidak ada yang melihat gadis itu. (Isi 3)

Malam harinya, Yumiko kedatangan pamannya, Masao Hirose

yang sengaja menemui ibu Yumiko untuk meminta uang. Mengetahui

maksud kedatangan Pamannya, Yumiko merasa kesal. Pagi harinya,

Yumiko pun berencana menghilangkan kekesalannya dengan cara bermain

di laut bersama Mika dan Kanazawa. Mereka berlayar ke sebuah pulau

kecil tidak jauh dari pesisir pantai dan menemukan sesosok mayat wanita

mengambang. Yumiko yakin wanita itu adalah wanita yang sama dengan

wanita yang berada di tebing kemarin siang. Setelah polisi datang dan

menyelidiki latar belakang wanita itu, mereka menemukan identitas wanita

(28)

dicurigai sebagai pelaku pembunuhan atas mantan istrinya itu. Mendengar

hal tersebut ibu Yumiko jatuh pingsan. Polisi tidak dapat menahan

Kanazawa lebih lama karena kekurangan alat bukti dan terpaksa

melepaskannya. (Isi 4)

Yumiko semakin mencurigai motif Kanazawa mendekati ibunya

yang kini menjadi pewaris utama harta kekayaan ayahnya. Yumiko

mencoba mencari bukti bersama Tatsumi selama beberapa hari tentang

kematian wanita itu. Ketika Yumiko pulang ke Vila, Yumiko mendapati

Mika menangis sendirian di kamarnya. Mika mengaku telah diperkosa

oleh Kanazawa. Mika pun meminta agar Yumiko merahasiakannya, dan

Mika kembali ke Tokyo sendiri. Seluruh kejadian itu membuat Yumiko

yakin bahwa Kanazawa berniat buruk pada keluarganya. (Isi 5)

Yumiko yang menjenguk ibunya yang masih jatuh sakit, tanpa

sengaja mendengar pembicaraan antara Ibu dan Pamannya mengenai

kematian Ayahnya. Yumiko pun masuk dan menanyakan kejelasan atas

pengakuan sang Ibu yag telah menukar obat sang ayah dengan rencana

membunuhnya. Yumiko pun terkejut karena Ibunya mengakui perihal

rencananya untuk membunuh sang suami. Setelah mendengat cerita sang

ibu, Yumiko semakin yakin Kanazawa yang menggoda Ibunya untuk

mengakhiri sang Ayah. (Isi 6)

Yumiko pun kembali ke Vila dan mengajak Kanazawa untuk

berlayar ke pulau kecil tempat ditemukannya mayat wanita itu. Kala itu,

Yumiko tidak menyadari Tatsumi melihat dari kejauhan saat Kanazawa

dan Yumiko berlayar dengan kapal kecil ke pulau. Di pulau, Yumiko

berpura-pura menjatuhkan sebuah benda ke dalam celah karang dan

meminta Kanazawa mengambilkannya. Setelah menyelam, Kanazawa

tidak menemukan apa pun dan menyelam lebih dalam hingga masuk ke

dalam karang kecil di ujung pulau. Hanya kepala Kanazawa yang dapat

(29)

tetap berada di sana selamanya. Kanazawa terkejut saat tahu kalau itu

adalah jebakan untuknya. Akan tetapi, tubuh Kanazawa tersangkut di

antara celah karang. (Isi 7)

Yumiko pun meninggalkan Kanazawa sendirian ketika air mulai

pasang. Tatsumi menunggu kedatangan Yumiko dan segera memeluk

Yumiko yang menangis mengakui bahwa dirinya adalah pembunuh.

Tatsumi meminta agar Yumiko melupakan kejadian yang terjadi sore itu,

dan menjadikannya rahasia untuk seumur hidupnya. (Isi 8)

(30)

1. Topik : Menceritakan sinopsis film

2. Tema : Sinopsis film bertema keluarga

3. Judul : Sinopsis film Tokyo Story

Kerangka Karangan

A. Pembuka : Pengenalan film

B. Isi 1 : Pengenalan tokoh

C. Isi 2 : Latar cerita

D. Isi 3 : Kejadian awal

E. Isi 4 : Konflik

F. Isi 5 : Antiklimaks

G. Isi 6 : Peleraian dan akhir cerita

H. Penutup : Inti cerita

Jika anda penggemar film era 50-an, mungkin anda pernah

mendengar Tokyo Monogatari atau yang lebih dikenal dengan judul Tokyo

Story. Film produksi tahun 1953 ini mengambarkan sebuah hubungan

keluarga dengan latar Tokyo delapan tahun setelah Perang Dunia II

berakhir. Film karya sutradara Yasujiro Ozu ini sempat meraih banyak

penghargaan dari beberapa festival film. Film ini bahkan pernah di remake

pada 1995. (Pembuka)

Cerita diawali dengan keinginan pasangan suami-istri Sukishi dan

Tomi Hirayama yang tinggal di sebuah desa kecil, Onomichi, pergi ke

Tokyo mengunjungi anak-anak mereka, Shige, Koichi dan menantu

mereka, Noriko, yang sudah lama tidak pulang ke kampung halaman

mereka. Selain itu mereka juga berencana untuk bertemu dengan Keizo,

anak laki-laki kedua pasangan ini yang tinggal di Osaka. Keduanya selama

ini hanya hidup di desa bersama Kyoko, anak perempuan bungsu mereka.

(31)

demi bisa berkumpul dengan anak-anak mereka. (Isi 1)

Sesampainya di Tokyo, anak laki-laki pertama mereka, Koichi

Hirayama menjemput Ibu dan Ayahnya itu dan membawa keduanya untuk

menginap di rumah Koichi. Pasangan ini juga disambut anak perempuan

tertua mereka Shige dan menantu mereka, Noriko. Selama dua hari mereka

tinggal di rumah tersebut, tetapi mereka tidak bisa sering bertemu dengan

Koichi. Di rumah itu hanya istri dari Koichi, Fumiko yang selalu

berbincang dengan mereka. Kedua anak laki-laki Koichi, Minoru dan

Isamu terlihat kesal dengan kedatangan kakek dan Nenek mereka.

Pasangan tersebut membuat kedua anak Koichi tidak bisa belajar di ruang

belajar mereka, karena Sukishi dan istrinya tidur disana. (Isi 2)

Merasa telah mengganggu kehidupan anak kedua mereka, pasangan

Hirayama akhirnya menginap di rumah anak sulung mereka Shige. Shige

yang membuka salon kecantikan merasa suaminya terlalu boros dalam

memanjakan kedua orangtuanya. Bagi Shige, kedua orangtuanya tidak

seharusnya dimanjakan oleh Kurazo, suami Shige. Selama tiga hari di

rumah Shige, pasangan yang sudah lanjut usia ini merasa bosan. Shige

yang tidak bisa mengajak keduanya untuk berkeliling Tokyo meminta adik

iparnya yang sudah menjanda, Noriko, untuk menemani pasangan

Hirayama ini berjalan-jalan disekitar Tokyo. Noriko mengajak keduanya

pergi mengelilingi tempat-tempat baru yang belum pernah dibayangkan

pasangan ini. Noriko juga membawa kedua mertuanya ini ke apartemen

kecil miliknya. Selama lima hari di Tokyo, mereka merasa kesepian,

tetapi kedua orangtua tersebut merasa senang karena ada Noriko yang

menemani mereka. (Isi 3)

Karena Koichi dan Shige merasa tidak bisa mengurus kedua

orangtua mereka yang singgah di Tokyo, mereka sepakat untuk

menyewakan kamar motel di pinggiran Tokyo agar kedua orangtua mereka

(32)

tempat beberapa orang biasa berjudi sepanjang malam pasangan yang

sudah tua ini tidak dapat beristirahat. Keesokan harinya, mereka

memutuskan untuk pulang ke rumah Shige dan menginap semalam disana.

Tetapi sesampainya mereka di rumah Shige, anak perempuan mereka itu

justru meminta mereka pergi. Shige beralasan, kamar di atas yang

ditempati orangtua mereka sudah disewakan pada orang lain. Akhirnya,

Shukishi Hirayama meminta istrinya menginap di rumah menantu mereka,

Noriko. Noriko dengan senang hati menerima kehadiran Ibu mertuanya

itu. (Isi 4)

Sementara itu, Sukishi sendiri pergi mencari dua teman lamanya

semasa mengajar di sekolah duapuluh tahun lalu. Sukishi kemudian mabuk

dan diantarkan oleh polisi kembali ke rumah Shige. Anak perempuannya

itu kesal dan membiarkan Ayahnya tidur di kursi salon begitu saja. Setelah

menyadari kehadiran mereka hanya menjadi beban untuk anak-anak

mereka dan keluarganya, pasangan Hirayama pun memutuskan untuk

pulang ke Onomichi, dengan bantuan Noriko yang memberikan mereka

uang untuk membeli tiket kereta api. Sebelum pulang, Tomi, Ibu mereka

berterima kasih dan berpesan jika suatu hari dirinya meninggal, mereka

tidak perlu mengunjunginya di Onomichi, karena jarak Tokyo ke

Onomichi cukup jauh. Selain itu, pasangan itu berencana pergi ke Osaka

untuk menemui anak laki-laki mereka Keizo sebelum pulang ke Onomichi.

Sayangnya, Tomi tiba-tiba sakit keras dan terpaksa pulang ke Onomichi

tanpa melewati Osaka. Sekitar dua minggu istri Sukishi ini sakit keras dan

akhirnya meninggal. Sukishi merasa kesepian karena selama ini hanya

istrinya yang menemaninya. Anak-anak mereka sudah terlalu sibuk untuk

peduli pada orang tua sepertinya. Sukishi pun kecewa pada perlakuan

anaknya yang lebih mementingkan pembagian harta warisan di hari

pemakaman sang istri. Kyoko pun merasa kesal setelah melihat tiga

saudaranya bahakan tidak terlihat sedang berkabung ketika kehilangan Ibu

(33)

tiganya bersusah payah mengurusi rumah selama 49 hari masa berkabung.

(Isi 5)

Sukishi merasa Noriko benar-benar seperti anak kandungnya sendiri.

Walau sedikit tidak rela, Sukishi akhirnya meminta Noriko untuk tidak

perlu mempedulikannya lagi. Sukishi meminta agar Noriko mencari pria

baru agar hidupnya tidak kesepian. Sukishi dan Kyoko merasa sangat

berterima kasih atas kebaikan Noriko selama ini. Sukishi pun memberikan

jam yang sudah lebih dari 40 tahun disimpan almarhum Istrinya. Noriko

pun akhrinya menuruti permintaan Ayah mertuanya dan pulang ke Tokyo.

(Isi 6)

Film format hitam putih ini menampilkan cerita tentang perubahan

sikap keluarga pada masa itu yang dikarenakan kesibukan orang Jepang

terutama di kota besar seperti Tokyo dan Osaka, yang mulai melupakan

konsep keluarga Jepang yang ditanamkan orang tua zaman sebelum

Perang Dunia II. Cerita ber-genre keluarga ini mengangkat tentang

keluarga Jepang yang banyak mengalami perubahan dalam hubungan

sehari-hari mereka dengan orang tua. Pesan yang terdapat pada film ini

terkesan mengritik pola pikir masyarakat era 50-an yang mulai terlihat

menjauh dari keluarga batih mereka setelah mereka menikah. Sejumlah

artis ternama Jepang pada masa itu membintangi film yang mendapatkan

(34)

Judul : Menceritakan kembali The Last Smoker

Tema : Menceritakan cerita pendek Jepang Masa kini

Topik : Menceritakan kembali Karya sastra.

Kerangka karangan

Pembuka : Latar belakang cerita

Isi 1 : Pengenalan tokoh dan awal cerita

Isi 2 : Konflik

Isi 3 : Klimaks

Isi 4 : Antiklimaks

Penutup : Data pengarang

The Last Smoker adalah sebuah Prosa pendek yang ditulis oleh

Yasutaka Tsutsui pada 1987. Cerita pendek yang masuk ke dalam Karya

Sastra Era Kontemporer (masa kini) ini mengambil latar tempat di Jepang

dengan alur campuran. Tsutsui yang dikenal sebagai pencetus metafiction

pertama di Jepang ini mengangkat cerita ber-genre Scient-Fiction sejak

pertengahan 60-an hingga akhir 90-an. The Last Smoker adalah salah satu

karya prosa pendek Tsutsui yang terkesan serius dan dipenuhi imajinasi.

(Pembuka)

Tokoh utama dalam The Last Smoker adalah seorang sastrawan

(35)

Cerita diawali dengan pertemuan sastrawan ini dengan dua orang editor

dari sebuah majalah terkemuka di Jepang yang ingin mewawancarinya.

Sastrawan ini tersinggung ketika melihat kartu nama salah satu editor

wanita yang bertuliskan “SAYA TIDAK SUKA ASAP ROKOK”. Bagi

sastrawan yang sehari-harinya merokok ini, tulisan yang tertera di kartu

nama editor tersebut menyinggungnya. Sastrawan ini menolak

diwawancarai karena sikap editor wanita tersebut yang tidak

mengizinkannya merokok selama sesi wawancara. Penolakan sastrawan

tersebut membuat editor wanita yang juga ketua pergerakan anti merokok

ini menulis kritik mengenai sastrawan tersebut pada majalahnya. Pada

rubrik yang sama Editor wanita ini bahkan mengajak penggemar sastra

untuk tidak membeli karya sastra yang ditulis Sastrawan ini. (Isi 1)

Pemberitaan yang dibesar-besarkan dari beberapa media membuat

sastrawan ini dibenci banyak orang. Beberapa hari saja banyak

orang-orang dari Organisasi Anti-Rokok yang meneror Sastrawan ini. Bahkan

tetangga di sekitar rumahnya menaruh sebuah tulisan, “BUKAN TEMPAT

ANJING ATAU PEROKOK” di taman tempat sastrawan ini biasa

menghabiskan waktu senggangnya. Beberapa teror yang diterima

sastrawan ini bahkan mulai terkesan sadis. Beberapa orang dari Organisasi

Anti-Rokok bahkan melempari rumahnya dengan batu, dan menuliskan

beberapa kata seperti, “RUMAH PEROKOK”, “PEMBUNUH DENGAN

NIKOTIN”, “PEMILIK RUMAH BUKAN ORANG JEPANG ASLI”. Hal

itu membuat Istri dan anak laki-lakinya memilih untuk pergi dari rumah

mereka. Selama dua bulan terakhir, orang-orang dari Organisasi Anti –

Rokok juga meneror orang-orang terkenal lainnya yang dianggap sebagai

perokok aktif. Mereka juga membakar pabrik rokok dan toko-toko yang

menjual rokok sehingga, perokok sulit untuk mendapatkan rokok, dan

harga rokok naik pesat. Setiap hari berita tentang para perokok disamakan

(36)

Komisi Perlindungan Hak Asasi Manusia tidak mempedulikan

pengaduan Sastrawan tersebut hanya karena Sastrawan itu adalah perokok.

Kusakabe, seorang perokok yang merupakan teman semasa wajib militer

Sastrawan ini mengajaknya untuk pindah ke pusat kota Tokyo dan

menetap di persembunyian bagi para perokok. Ada sekitar duapuluh orang

perokok yang masih tinggal di sebuah basement apartemen, yang menjadi

tempat persembunyian perokok. Beberapa bulan berlalu hingga mereka

tinggal berdua, satu per satu perokok tewas dipukuli orang-orang yang

membenci perokok. Poster wajah mereka ditempel dan mereka

diperlakukan sebagai penjahat. Mereka dikejar hingga atap gedung

National Diet. Sekumpulan orang, polisi dan helikopter militer mengepung

mereka di sana. Kusakabe tewas saat sebuah helikopter menembakan

kaleng gas air mata yang mengenai kepalanya. (Isi 3)

Akhirnya, Sastrawan ini tinggal sendirian. Dengan rokok di

tangannya, Sastrawan ini bersiap untuk menjatuhkan dirinya dari atap

gedung. Sastrawan ini yakin perlindungan yang dijanjikan Komisi

Perlindungan Hak Asasi Manusia hanya sebuah omong kosong. Tetapi,

ketika Sastrawan ini melompat, sebuah jaring dari dua helikopter

menangkap tubuhnya yang terjun bebas dari atap gedung. (Isi 4)

Pada prosa ini, masyarakat digambarkan sangat membenci rokok

dan para perokok. Akhir dari cerita ini digambarkan Sastrawan yang

menjadi tokoh utama adalah perokok terakhir di Jepang. Cerita pendek ini

pernah dipublikasikan pada situs Kyoto Journal dalam bahasa Inggris.

Selain itu Karya Tsutsui dapat ditemukan di jali.net, sebuah cyber-media

pertama di Jepang yang mengulas mengenai penulis kelahiran 24

September 1934 ini.(Penutup)

Referensi

Dokumen terkait

(5) (Shevla, 1990) Dari data dengan perlakuan awal destruksi tanpa penambahan larutan Cu2+ standar ketiga sampel memberikan data pengamatan.dengan

Primitif fungsi f pada suatu interval mempunyai sifat-sifat antara lain bervariasi terbatas dan kontinu mutlak.. Penelitian ini mengkaji sifat kekonti- nuan fungsi

Pedagang telah mampu memilih bahan makanan pokok seperti mie, daging ayam dengan kualitas yang baik, sayuran yang utuh dan segar. Pedagang menyimpan

Pada halaman Daftar Bimbingan Akademik pilih mahasiswa yang ingin dilihat transkrip nilainya dan tekan link Transkrip yang terdapat pada kolom Lihat sehingga akan

Deskripsi Pada setiap bab terdapat kejelasan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dan kegiatan tersebut bersifat memotivasi siswa untuk melaksanakannya

Rumah kaca atau greenhouse pada prinsipnya adalah sebuah bangunan yang terdiri atau terbuat dari bahan kaca atau plastik yang sangat tebal dan menutup diseluruh pemukaan bangunan,

Berdasarkan latar belakang tersebut penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul “ Perbandingan Analisis Diskriminan Fisher dan Naive Bayes untuk Klasifikasi

Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh faktor predisposisi (umur, pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, sikap), faktor pemungkin (pendapatan, dukungan suami,