• Tidak ada hasil yang ditemukan

Vol. 17 Nomor 1, Januari 2014 | JURNAL PENELITIAN SAINS v17 no1 01 novi 1 4

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Vol. 17 Nomor 1, Januari 2014 | JURNAL PENELITIAN SAINS v17 no1 01 novi 1 4"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Penelitian Sains Volume 17 Nomor 1 Januari 2014

© 2014 JPS MIPA UNSRI 17101-1

Kekontinuan Fungsi Bervariasi Terbatas

pada Ruang Euclide

Novi Rustiana Dewi

Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sriwijaya, Indonesia

Intisari: Teori Integral Lebesgue dibangun oleh H. Lebesgue pada tahun 1902. Jika fungsi f terintegral Lebes-gue pada interval = , , maka f juga terintegral pada setiap interval bagiannya. Oleh karena itu terbentuk

= � �, untuk setiap ∈ , yang disebut primitif fungsi f. Primitif fungsi f pada suatu interval mempunyai sifat-sifat antara lain bervariasi terbatas dan kontinu mutlak. Penelitian ini mengkaji sifat kekonti-nuan fungsi bervariasi terbatas pada ruang Euclide ℜ . Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap fungsi yang bervariasi terbatas tidak harus bersifat kontinu mutlak. Sebaliknya, setiap fungsi yang kontinu mutlak tidak ha-rus bervariasi terbatas.

Kata kunci: integral lebesgue, variasi terbatas, kontinu mutlak

Abstract: The theory of Lebesgue integration is constructed on 1902 by H. Lebesgue. If the function f is Le-besgue integrated on interval = , , so f will be integrated on every sub intervals. So we can perform

= � �, for every ∈ , which we can call primitive of f. Primitive of f on an interval will have certain properties such as bounded variation and absolutely continue. On this paper, we analyzed the continu-ity properties of bounded variation function on Euclidean space ℜ . The research show that every bounded variation functions must not be absolutely continue. Otherwise, every absolutely continue functions must not be bounded variation.

Keywords: lebesgue integration, bounded variation, absolutely continue

1

PENDAHULUAN

odel matematika dalam kehidupan sehari-hari, khususnya pada bidang fisika dan teknik, pada umumnya berbentuk persamaan diferensial dan integral. Penyelesaian integral di bidang fisika mau-pun teknik masih banyak menggunakan konsep integral Riemann. Integral ini mempunyai kelema-han, antara lain bahwa fungsi yang terintegral Rie-mann hanya berupa fungsi yang terbatas dan konti-nu hampir dimana-mana pada daerah integrasinya (Gordon, 1994). Kelemahan di dalam integral Rie-mann diperbaiki oleh Lebesgue yang membangun integral melalui pengertian dan sifat-sifat ukuran. Ternyata setiap fungsi yang terintegral Riemann akan terintegral Lebesgue pada interval yang sama, sebaliknya tidak selalu berlaku. Integral Lebesgue dikenal sebagai integral mutlak dalam arti fungsi f terintegral jika dan hanya jika � terintegral. Mudah dicermati bahwa jika fungsi f terintegral Lebesgue pada suatu interval = , , maka fungsi tersebut juga terintegral Lebesgue pada setiap interval ba-giannya. Oleh karena itu terbentuk fungsi = � �, untuk setiap ∈ , yang disebut primi-tif fungsi f.

Salah satu karakteristik primitif fungsi terintegral Lebesgue pada interval , ⊂ ℜ diberikan dengan pengertian kontinu mutlak. Pengembangan penger-tian kontinu mutlak diikuti dengan pengembangan pengertian variasi terbatas.

Pengertian beserta sifat-sifat fungsi bervariasi ter-batas dan fungsi kontinu mutlak pada garis lurus cu-kup banyak dijumpai dalam literatur-literatur bidang analisis khususnya bidang teori integral. Darmawi-jaya (2003) menganalisis beberapa sifat fungsi-fungsi interval yang bervariasi terbatas. Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik untuk mengkaji keterkaitan antara fungsi bervariasi terbatas dengan fungsi kon-tinu mutlak.

2

TINJAUAN PUSTAKA

Himpunan semua bilangan real dan himpu-nan semua bilangan real yang diperluas berturut-turut dinotasikan dengan ℜ dan ℜ∗. Telah diketahui bahwa

ℜ = = 1, 2, 3,⋯, : � ∈ ℜ dan 1 � Merupakan ruang Euclide terhadap operasi-operasi:

(i) Jumlahan

+ = 1, 2, 3,⋯,

(2)

Novi/Kekontinuan Fungsi Bervariasi JPS Vol.17 No. 1 Januari 2014

17101-2 + 1, 2, 3,⋯,

≡ 1+ 1, 2+ 2, 3+ 3,⋯, +

(ii) Perkalian dengan skalar

= 1, 2, 3,⋯,

≡ 1, 2, 3,⋯,

(iii)Operasi hasil kali dalam (inner product)

, = � � �=1

Untuk setiap , ∈ ℜ dan skalar . Selanjutnya, ℜ merupakan ruang bernorma terhadap norma

. 1 ∞ :

= =1

1

.

Ruang ℜ juga merupakan ruang bernorma terha-dap norma . dengan

∞ = maks : 1 .

uang bernorma ℜ , . dan ruang bernorma ℜ , . ekuivalen secara topologi. Hal ini meru-pakan salah satu alasan bahwa untuk selanjutnya ℜ dipandang sebagai ruang bernorma terhadap norma

. . hal iniberakibat jarak (metric) antara dua titik atau dua vektor dan dalam ℜ disajikan dengan

, = − = maks − : = 1,2,3,⋯ . Selanjutnya dengan pengertian jarak antara dua titik tersebut di atas, jarak antara titik dengan himpu-nan A adalah

, =� � , : ∈ .

Suatu himpunan yang anggotanya hanya ditulis dengan dan disebut singleton. Jika A himpunan bagian tak kosong di dalam ℜ , diameter himpunan E di dalam ℜ dilambangkan dengan diam (E) atau d(E) adalah

= � = , : , ∈ Untuk titik ∈ ℜ , persekitaran (neighbourhood) titik

dengan jari-jari > 0 dinotasikan dengan , , didefinisikan sebagai

, = ; ∈ ℜ dan , < = { ; ∈ ℜ ( − ) < }

Himpunan semua penutup (closure) E, himpunan semua titik dalam (interior point) E dan himpunan semua titik batas (boundary point) E berturut-turut didefinisikan dengan

= = ∈ ℜ :∀ > 0, , ≠ ∅

= = ∈ ℜ :∃ > 0, , ⊂

= ∈ ℜ :∀ > 0, , ≠ ∅ , ℜ − ≠ ∅

= .

Lebih lanjut, ℜ merupakan ruang bernorma yang lengkap (complete normed space), dengan norma

. .

Operasi hasil kali dalam di dalam ℜ : , =

=1 , mengakibatkan ℜ merupakan ruang

Hilbert. Dengan demikian ℜ merupakan ruang Hil-bert berdimensi hingga atas lapangan ℜ yang diken-al dengan ruang Euclide.

Jika = 1, 2, 3,⋯, dan = ( 1, 2, 3,

⋯, ) dua titik di dalam ℜ , didefinisikan < jika < untuk �= 1,2,3,⋯, . Jika < , himpunan , disebut interval tertutup sejati (non degenerate closed interval) atau sel tertu-tup (closed cell), atau disebut sel (cell) saja. Jika ti-dak demikian, , disebut interval degenerate. Mudah difahami bahwa sel E = , dapat dinyata-kan dengan 1, 1 2, 2 ⋯ , dengan

� < � untuk �= 1,2,3,⋯, . Suatu interval

0=

�, �

�=1 dan = , = �=1 �, �

Berturut-turut merupakan interval terbuka dan sel. Dua interval atau sel dikatakan tidak saling tumpang tindih (non overlapping), jika irisan antara dua inte-rior interval atau sel tersebut adalah himpunan ko-song, tetapi jika tidak demikian dikatakan saling tumpang tindih (overlapping).

Definisi 2.1 Diberikan sel ⊂ ℜ .

1. Divisi pada sel E adalah koleksi berhingga sel � yang tidak saling tumpang tindih dengan

=

∈� .

2. Divisi parsial pada sel E adalah koleksi berhingga sel � yang tidak saling tumpang tindih dengan ∈� ⊆ .

3. Partisi pada sel E adalah koleksi berhingga pasangan sel-titik �= , = { 1, 1 ,

2, 2 ,⋯, , } dengan 1, 2,⋯, divisi

pada E dan ∈ untuk setiap i.

4. Segmentasi pada koleksi berhingga sel ℭ adalah koleksi berhingga sel-sel � yang tidak saling tumpang tindih sehingga untuk setiap ∈ � termuat di dalam suatu ∈ ℭ dan ∈ �: ⊂

adalah divisi pada . Jadi

= = ∈� ⊂

∈ℭ ∈ℭ

(3)

Novi/Kekontinuan Fungsi Bervariasi JPS Vol.17 No. 1 Januari 2014

17101-3 Selanjutnya diberikan definisi fungsi bervariasi terbatas dan fungsi kontinu mutlak pada ruang Euc-lide ℜ .

Definisi 2.2 Diberikan sel ⊂ ℜ , � ⊂ dan fungsi interval :ℐ → ℜ∗.

1. Fungsi F dikatakan bervariasi terbatas pada X, jika ada bilangan 0 sehingga untuk setiap divisi parsial �= = 1, 2, 3,⋯, pada

E yang titik pangkal dan ujung setiap anggota X berlaku

� = =1 .

2. Fungsi F dikatakan bervariasi terbatas kuat pada X, jika ada bilangan 0 sehingga untuk setiap divisi parsial �= = 1, 2, 3,⋯, pada E yang titik pangkal atau ujung setiap anggota X berlaku

� � ;

dengan � ; = : sel, dan ⊆

.

Koleksi fungsi interval bervariasi terbatas pada X dan koleksi fungsi interval bervariasi terbatas kuat pada X berturut-turut dinotasikan dengan � � dan �∗ � .

Definisi 2.3 Diberikan sel ⊂ ℜ dan � ⊂ . Varia-si fungVaria-si interval F pada sel X adalah bilangan

� � = ∈� ,

dengan supremum diambil atas semua divisi parsial �= = 1, 2, 3,⋯, pada E yang titik pang-kal dan ujung para anggota X.

Jika � � ∞, maka fungsi interval F merupakan fungsi bervariasi terbatas pada X.

Definisi 2.4 Diberikan sel ⊂ ℜ , fungsi aditif :ℐ → ℜ∗ dan � volume pada E.

1. Fungsi F dikatakan kontinu mutlak-� pada � ⊂ , dinotasikan dengan ∈ � jika untuk setiap bilangan > 0 terdapat bilangan

> 0 sehingga berlaku

� = �=1

<

Untuk setiap divisi parsial �= =

1, 2, 3,⋯, pada E yang titik pangkal dan

ujung setiap anggota X dengan

� � = � �=1

<

2. Fungsi F dikatakan kontinu mutlak kuat-� pada � ⊂ , dinotasikan dengan ∈ ∗ � jika

untuk setiap bilangan > 0 terdapat bilangan > 0 sehingga berlaku

� = �=1

<

Untuk setiap divisi parsial �= =

1, 2, 3,⋯, pada E yang titik pangkal atau

ujung setiap anggota X dengan

� � = � �=1

<

(Dewi, 2003).

3

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berikut ini diberikan sebuah teorema yang menyata-kan hubungan antara fungsi yang kontinu mutlak dengan fungsi yang bervariasi terbatas pada ruang Euclide ℜ .

Teorema 3.1 Diberikan sel ⊂ ℜ , � ⊆ , fungsi interval :ℑ → ℜ∗ dan � volume pada E. Jika ∈ � � maka ∈ � � , namun sebaliknya be-lum tentu berlaku.

Bukti: Diberikan ∈ � . Berdasarkan definisi 2.4 maka untuk bilangan = 1 terdapat bilangan

> 0 sehingga berlaku

� = �=1

< 1

Untuk setiap divisi �= = 1, 2,⋯, pada

� ⊆ dengan

� � = � =1 < .

Jika �= = 1, 2, 3,⋯, sebarang divisi pada X, diperoleh segmentasi ℭ pada � �. Selan-jutnya dibentuk ℭ = ∈ ℭ: ⊂ untuk �= 1,2,3,⋯ dan ℭ = ∈ ℭ: ⊂ untuk setiap

∈ �, diperoleh

� =� ℭ ℭ = ℭ=1 < =11= .

Karena � sebarang divisi pada X, diperoleh � � , atau ∈ � � .

Sebaliknya, untuk membuktikan bahwa sebalik-nya belum tentu berlaku, yaitu jika ∈ � � maka belum tentu berlaku ∈ � , digunakan suatu contoh penyangkal. Untuk lebih memperjelas, con-toh diberikan dalam ℜ.

(4)

Novi/Kekontinuan Fungsi Bervariasi JPS Vol.17 No. 1 Januari 2014

17101-4 0,2 , yang berakibat F tidak kontinu mutlak pada 0,2 .

Contoh 3.2 menyatakan bahwa setiap fungsi yang bervariasi terbatas tidak harus kontinu mutlak, bah-kan tidak harus kontinu. Demikian juga setiap fungsi kontinu, tidak harus bervariasi terbatas. Hal ini ter-tuang dalam contoh berikut.

Contoh 3.3 Diberikan fungsi : 0,1 → ℜ. Selan-jutnya didefinisikan:

= sin � , jika ≠0 = 0, jika = 0.

Cukup jelas bahwa F kontinu, namun F tidak berva-riasi terbatas pada 0,1 , karena jika diambil 2

3, 1 , 2 5,

2 3 ,

2 7,

2

5 ,⋯, 0, 2

2 +1 divisi parsial pada

0,1, dengan n bilangan bulat positif, diperoleh:

1 − 2

3 + 2 3 −

2

5 + 2 5 −

2 7

+⋯+ 2

2 + 1 − (0)

= 2

3+ 2 3+

2

5 +⋯+

2 2 +1

= 4 1 3+

1 5+

1 7+⋯+

1 2 + 1

Karena 1

2 +1 divergen, maka jumlahan parsial

menjadi tidak terbatas, sehingga mengakibatkan F tidak bervariasi terbatas.

Contoh 3.3 menyatakan bahwa ternyata setiap fungsi interval kontinu mutlak juga belum tentu ber-variasi terbatas.

4

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bah-wa untuk sel ⊂ ℜ , � ⊆ , fungsi interval

:ℑ → ℜ∗ dan � volume pada E,

1.Jika ∈ � maka belum tentu ∈ � � 2.Jika ∈ � � maka belum tentu juga ∈

� �

yang merupakan generalisasi dari sifat yang berlaku pada garis lurus.

Saran

Untuk penelitian lanjutan, disarankan untuk meng-kaji aplikasi sifat-sifat fungsi yang kontinu mutlak dan sifat-sifat fungsi yang bervariasi terbatas di dalam ruang Euclide berdimensi n.

REFERENSI _____________________________

Darmawijaya, S., 2003, On The Bounded Variation Func-tions, Proceeding of SEAMS GMU, International Confe-rence on Mathematics ang its Applications,International Conference on Mathematics ang its Applications, Yo-gyakarta.

Gordon, R. A., 1994. The integral of Lebesgue, Denjoy, Perron and Henstock, American Mathematical Society, USA.

Dewi, N. R., 2003. Fungsi Bervariasi Terbatas Pada Ruang Euclide ℜ , Tesis Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Pfeffer. W. F., 1993. The Riemann Approach to

Referensi

Dokumen terkait

mempertimbangkan efisiensi waktu dan biaya operasional serta persyaratan kandungan polutan dalam air sudah mengikuti peraturan Menteri Kesehatan RI No.907 /

Akan tetapi, informasi penelitian mengenai aspek stadia awal daur hidup seperti pola penyerapan kuning telur, ketersediaan sumber energi dalam tubuh larva dan

Berdasarkan hasil analisis pada setiap instrumen pengambilan data dan hasil penelitian yang relevan dapat disimpulkan bahwa siswa kelas VII K SMP negeri 7

Penghawaan di dalam terminal bandar udara khususnya pada area check in sampai pada area keberangkatan penumpang menuju ke pesawat dan pada area keberangkatan

Hasil penelitian menunjukan bahwa tanaman yang diberi pupuk NPK Tablet berpengaruh terhadap pertumbuhan tinggi tanaman gaharu (Aquilaria spp) yang ditanam pada tanah

[r]

66 dengan ciri khas terdapat pedagang yang berjualan di pinggir-pinggir jalan yang dikenal dengan Pedagang Kaki Lima yang berlokasi di JL.Dr.Mansur Kelurahan Padang Bulan

Hasil survei permukaan pada lokasi ini menghasilkan tiga buah alat litik yang terdiri dari satu buah batu inti dari bahan jesper, kapak perimbas dari bahan andesit, dan