• Tidak ada hasil yang ditemukan

Chapter II Resistensi Pedagang Kaki Lima (PKL) yang Berdagang di Jalan Dr.Mansyur

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Chapter II Resistensi Pedagang Kaki Lima (PKL) yang Berdagang di Jalan Dr.Mansyur"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

46 BAB II

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

2.1 Gambaran Umum Kota Medan

Kota Medan sebagai ibu kota propinsi Sumatera Utara dan merupakan kota terbesar ketiga setelah Jakarta dan Surabaya. Kota Medan yang merupakan kota terbesar di daerah Sumatera Utara telah menjadi tumpuan pusat perhatian bukan saja oleh penduduk Sumatera Utara, melainkan juga menjadi pusat tumpuan harapan penduduk yang berada di luarnya seperti Aceh, Sumatera Barat. Sehingga Kota Medan menjadi salah satu kota penting di luar jawa dengan keadaan wilayahnya sangat strategis. Sebab berada pada berbatasan langsung dengan Selat Malaka di bagian Utara sehingga relatif dekat dengan kota-kota/ negara maju seperti Pulau Penang Malaysia dan Singapura. Kalau kita melihat kondisi sumber daya alam yang melimpah dari sektor pertanian, perikanan dan perkebunan sehingga memungkinkan dapat berpotensi menjadi pusat perdagangan.

(2)

47 Kalau melihat secara keseluruhan kota medan berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang:

Batas Utara : Kabupaten Deli Serdang dan Selat Malaka Batas Selatan : Kabupaten Deli Serdang

Batas Timur : Kabupaten Deli Serdang Batas Barat : Kabupaten Deli Serdang

Berdasarkan surat keputusan Gubernur KDH Tingkat I Sumatera Utara Nomor 140.22/2772.K/1996 tanggal 30 September 1996 tentang pendefitipan 7 Kelurahan di Kotamadya Daerah Tingkat II Medan dan berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 tahun 1992 tentang Pembentukan Beberapa Kecamatan di Kotamadya Daerah Tingkat II Medan, dan secara administrasi Kota Medan dimekarkan kembali, dibagi atas 21 Kecamatan yang mencakup 151 Kelurahan. Kecamatan-keacamatan yang dimaksud adalah sebagai berikut:

Kecamat Kecamat

Kecamat Kecamat

Kecamat Kecamat

Kecamat Kecamat

Kecamat Kecamat

Kecamat Kecamat

(3)

48

Kecamat Kecamat

Kecamat Kecamat

Kecamat Kecamat

Kecamat

Gambar 1: Peta Lokasi Kecamatan di kota Medan

(4)

49 2.2. Sejarah Kota Medan

2.2.1. Medan Tanah Deli

Pada zaman dahulu Kota Medan ini dikenal dengan nama Tanah Deli dan keadaan tanahnya berawa-rawa kurang lebih seluas 4000 Ha. Beberapa sungai melintasi Kota Medan ini dan semuanya bermuara ke Selat Malaka. Sungai-sungai itu adalah Sei Deli, Sei Babura, Sei Sikambing, Sei Denai, Sei Putih, Sei Badra, Sei Belawan dan Sei Sulang Saling/Sei Kera.

Medan pada awalnya adalah sebuah perkampungan sebelum menjadi sebuah kota seperti yang kita lihat sekarang ini yang disebut sebagai Kampung Medan. Medan pertama kali dibuka oleh Guru Patimpus sekitar tahun 1590 yang merupakan nenek moyang dari Datuk Hamparan Perak (Dua Belas Kota) dan Datuk Suka Piring, yaitu dua dari empat kepala suku kesultanan Deli. Letak kampung Medan pada saat itu berada pada pertemuan antara sungai Babura dan sungai Deli.

(5)

50 Bakaran Batu (sekarang Medan Tenggara atau Menteng) orang membakar batu bata yang berkwalitas tinggi dan salah satu pabrik batu bata pada zaman itu adalah Deli Klei.

Sejarah kampung Medan pada awalnya diketahui setelah adanya kunjungan yang dilakukan oleh John Anderson pada tahun 1823. John Anderson merupakan orang Inggris pertama yang mengunjungi Deli dan menemukan kampung yang bernama Medan yang memiliki penduduk sekitar 200 orang. Kampung Medan pada saat itu meliputi wilayah yang bernama Desa Pulo Brayan, Desa Babura dan kampung Jawa.

Menurut Volker pada tahun 1860 Medan masih merupakan hutan rimba dan di sana sini terutama dimuara-muara sungai diselingi pemukiman-pemukiman penduduk suku Karo dan Melayu. Dengan kondisi tanahnya yang subur sehingga menambah daya tarik para penjajah untuk masuk ke tanah Deli.Pada tahun 1863 orang-orang Belanda mulai membuka kebun Tembakau di Deli yang sempat menjadi primadona Tanah Deli. Semakin lama semakin banyak orang yang berdatangan ke kampung Medan ini.

(6)

51 demikian akan semakin mudah bagi Netscher untuk menaklukkan Kesultanan Deli yang termasuk di dalamnya kampung Medan Putri. 26

Pada tahun 1866, Jannsen, P.W. Clemen, Cremer dan Nienhuys mendirikan de Deli Maatscapij yang merupakan perusahaan tembakau yang bertempat di Labuhan. Kemudian mereka melakukan ekspansi perkebunan baru di daerah Martubung, Sunggal (1869), sungai Beras dan Klumpang (1875), sehingga perusahaan perkebunan pada tahun 1874 sebanyak 22 unit. Kegiatan perdagangan ternyata semakin luas dan berkembang sehingga Nienhuys yang merupakan pemilik modal memindahkan kantor perusahaan dari labuhan ke Kampung Medan Putri. Hal ini menjadikan kampung Medan Putri semakin ramai dan berkembang dengan nama yang lebih dikenal sebagai kota Medan.

Perkembangan kota Medan pada saat itu di pelopori oleh pedagang-pedagang asing. Nienhuys adalah pedagang tembakau asal Belanda yang mempelopori pembukaan tembakau Deli. Nienhuys pertama kali berkebun tembakau di tanah Deli milik Sultan Deli seluas 4.000 bahu di tanjung Spassi dekat Labuhan. Tembakau yang dihasilkan ternyata memiliki kualitas tinggi sehingga nama Deli sangat melambung di Eropa pada saat itu.

27

(7)

52 ibukota residen Sumatera Timur dipindahkan dari Bengkalis ke Medan, istana Kesultanan Deli yang semula berada di Kampung Bahari (Labuhan) juga dipindahkan ke Medan. Dengan demikian ibukota Deli secara resmi telah pindah ke Medan.

Pada tahun 1915 Residensi Sumatera Timur ditingkatkan kedudukannya menjadi gubernemen. Pada tahun 1918 kota Medan resmi menjadi Gementee (kota praja) dengan walikota Baron Daniel Mackay. Pada saat itu Medan masih masih terdiri dari 4 kampung, yaitu Kampung Kesawan, Kampung Sungai Rengas, Kampung Petisah Hulu dan Kampung Petisah Hilir. Jumlah penduduk kota Medan pada saat itu sebanyak 43.826 jiwa yang terdiri dari Eropa sebanyak 409 orang, Indonesia 35.009 orang, Cina 8.269 orang dan Timur Asing lainnya 139 orang.

(8)

53 2.2.2. Kampung Medan dan Tembakau Deli

Pada awal perkembangannya merupakan sebuah kampung kecil bernama "Medan Putri". Perkembangan Kampung "Medan Putri" tidak terlepas dari posisinya yang strategis karena terletak di pertemuan sungai Deli dan sungai Babura, tidak jauh dari jalan Putri Hijau sekarang. Kedua sungai tersebut pada zaman dahulu merupakan jalur lalu lintas perdagangan yang cukup ramai, sehingga dengan demikian Kampung "Medan Putri" yang merupakan cikal bakal Kota Medan, cepat berkembang menjadi pelabuhan transit yang sangat penting.

Semakin lama semakin banyak orang berdatangan ke kampung ini dan isteri Guru Patimpus yang mendirikan kampung Medan melahirkan anaknya yang pertama seorang laki-laki dan dinamai si Kolok. Mata pencarian orang di Kampung Medan yang mereka namai dengan si Sepuluh dua Kuta adalah bertani menanam lada. Tidak lama kemudian lahirlah anak kedua Guru Patimpus dan anak inipun laki-laki dinamai si Kecik.

2.2.3 Legenda Kota Medan

(9)

54 sangat marah karena penolakan itu dianggapnya sebagai penghinaan terhadap dirinya. Maka pecahlah perang antara Kesultanan Aceh dengan Kesultanan Deli.

Menurut legenda yang tersebut diatas, dengan menggunakan kekuatan gaib seorang dari saudara Putri hijau menjelma menjadi seekor ular naga dan seorang lagi menjadi sepucuk meriam yang tidak henti-hentinya menembaki tentara Aceh hingga akhir hayatnya. Kesultanan Deli lama mengalami kekalahan dalam peperangan itu dan karena kecewa Putra Mahkota yang menjelma menjadi meriam itu meledak sebagian, bagian belakangnya terlontar ke Labuhan Deli dan bagian depannya kedataran tinggi Karo kira-kira 5 Km dari Kabanjahe.

2.3. Kondisi Penduduk Kota Medan

Kondisi penduduk yang terbagi atas pendidikan, kesehatan, kemiskinan, keamanan dan ketertiban, agama dan lainnya, merupakan faktor penunjang dan penghambat bagi pertumbuhan ekonomi Kota Medan. Keberadaan saranapendidikan kesehatan dan fasilitas kesehatan lainnya, merupakan sarana vital bagi

masyarakat untuk mendapat pelayanan hak dasarnya yaitu hak memperoleh pelayanan pendidikan dan kesehatan serta pelayanan sosial lainnya.

(10)

55 tahun 2008 ke tahun 2009 mencapai 0,90 % dengan jumlah penduduk mencapai 2.121.053 jiwa.

Tabel: I

Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Di Kota Medan Tahun 2005 – 2009

Tahun

(11)

56 Penduduk yang berkualitas merupakan modal dasar yang efektif bagi pembangunan. Namun pertumbuhan penduduk yang pesat akan menyebabkan sangat sulitnya untuk meningkatkan mutu kehidupan dan kesejahteraan secara layak dan merata. Dengan demikian penduduk yang besar dengan kualitas yang tinggi tidak

akan mudah untuk dicapai.

September 2014 pada pukul 22:45).

Penduduk yang berkualitas itu dipengaruhi oleh kondisi sosial masyarakatnya. Kondisi sosial yang dimaksud terbagi atas pendidikan, kesehatan, keamanan, kemiskinan yang dapat ditekan serta aspek lain termasuk agama, suku/ etnis dan lain-lain. selain itu sarana pendidikan, kesehatan dan keamanan merupakan faktor penunjang utama terhadap pertumbuhan ekonomi. Aspek religius/ agama juga sangat berpengaruh dimana akan memperbaiki pola pikir dan membentuk kepribadian masyarakatnya.

(12)

57 Pada dasarnya tidak semua orang mampu bertarung untuk mendapatkan pekerjaan. Data BPS menyebutkan bahwa jumlah angkatan kerja pada Agustus 2013 sebanyak 118, 19 juta orang, yang terdiri dari 110, 80 juta orang bekerja dan 7, 39 juta orang penganggur. Pengangguran merupakan faktor utama tingginya angka kemiskinan di kota. Pengangguran yang tinggi akan semakin memperparah kemiskinan di kota. Pengangguran dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor. Pengangguran memicu seseorang untuk berusaha melakukan aktivitas-aktivitas ekonomi sehingga mampu menopang kehidupan. Hal ini semakin diperkuat dengan kondisi kota yang opened space sehingga memungkinkan seseorang untuk bebas melakukan aktivitas-aktivitas.

Sejak dibukanya perkebunan-perkebunan oleh orang asing, kota Medan semakin ramai dan jumlah penduduk semakin meningkat. Kuli-kuli perkebunan sengaja didatangkan oleh orang asing dari pulau Jawa dan luar negeri seperti Malaysia dan Singapura. Sejak saat itu penduduk kota Medan semakin kompleks, yang terdiri dari berbagai suku/ etnis seperti India, Tionghoa, Jawa, Batak, Aceh serta Karo dan Melayu sebagai suku asli di Kota ini.

(13)

58 pusat pendidikan di Sumatera Utara. Sehingga dari tahun ke tahun jumlah penduduk kota Medan kini semakin padat.

Penduduk yang semakin banyak membutuhkan pemukiman yang cukup luas. Sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk maka kebutuhan akan pemukiman pun semakin tinggi. Lahan di kota semakin menyempit sehingga pemukiman menyebar hingga ke wilayah rural urban. Selain itu pembangunan fisik seperti jalur transportasi yang menghubungkan masyarakat juga semakin menyebar. Hal ini akan berpengaruh terhadap ruang terbuka hijau dimana kota yang pada awalnya sebagian besar adalah ruang terbuka hijau kian menyempit. Kawasan rural urban sebagai wilayah konservasi pun semakin berkurang.

(14)

59 Tabel: II

ARAHAN DISTRIBUSI PENDUDUK KOTA MEDAN TAHUN 2030

Sumber: RTRW Kota Medan Tahun 2011-2030

(15)

60 perkembangan permukiman mulai mengarah ke Selatan. Perkembangan permukiman ke arah Selatan perlu dibatasi mengingat kawasan ini merupakan daerah konservasi. Untuk itu pada masa yang akan datang perkembangan permukiman diharapkan akan mengarah ke Utara, seperti Kecamatan Medan Marelan dan Kecamatan Medan Labuhan.28

b. Sebagai pusat pelayanan kebutuhan masyarakat. Dalam menunjang fungsi tersebut di Kota Medan terdapat Rumah Sakit Umum Provinsi, Rumah Sakit Umum Pusat, Untuk mewujudkan penyebaran penduduk yang demikian maka harus disertai dengan pola perkembangan dan penggunaan lahan yang sesuai.

Penataan ruang Kota Medan sangat tergantung pada tata ruang kota yang ditetapkan oleh Pemerintah Kota Medan. Dalam perjalanan Kota Medan mengalami perkembangan yang signifikan, dan untuk melihat perubahan yang terjadi dapat dikemukakan tentang perkembangan kota tersebut. Sejak tahun 1862 ada dua kutub pertumbuhan, yaitu pelabuhan laut Belawan, dan pusat Kota Medan. Sekarang, yang berhubungan dengan pasar (pajak) ikan, tetapi saat ini pajak ikan sudah berubah fungsi menjadi pasar kain dan wilayah perkantoran serta perdagangan kota. Kota medan menjadi strategis, karena mempunyai beberapa fungsi utama dalam kerangka konteks regional sebagaimana dikemukankan berikut ini.

a. Sebagai pusat pemerintahan daerah, yaitu pemerintahan Kota Medan dan Pemerintahan Provinsi Sumatera utara. Sehubungan dengan itu, kantor perwakilan negara-negara asing (konsulat) berdomisili di Medan.

28

(16)

61 Perguruan Tinggi Negeri, stasiun TVRI dan RRI. Fungsi ini ditopang dengan munculnya fasilitas lainnya yang dikembangkan oleh pihak swasta.

c. Sebagai pusat perkantoran swasta, yaitu sebagai kantor koordinasi walaupun kegiatannya tersebar diberbagai tempat di Sumatera Utara bahkan di luar Sumatera Utara.

d. Sebagai pusat perdagangan yang wilayah pengaruhnya mencakup seluruh Provinsi Sumatera Utara, bahkan juga provinsi tetangga.

e. Sebagai pintu gerbang international untuk penerbangan udara yang sekaligus menjadi pintu gerbang pariwisata.

Kondisi tersebut mendorong Kota Medan menajadi semakin penting bagi daerah sekitar. Di mana Kota Medan diharapkan dapat menjadi pusat pelayanan terhadap daerah-daerah yang berada di belakangnya dan membatu agar daerah tersebut dapat berkembang. Ketidak mampuan Kota Medan mendukung pelayanan daerah lainnya akan berpengaruh terhadap kemajuan Kota Medan. Untuk peranan Kota Medan terhadap wilayah sekitarnya dengan penyebaran pusat-pusat kegiatan ekonomi.

(17)

62 • Kawasan pusat kegiatan usaha/niaga (central business district-CBD) yang merupakan pusat kegiatan;

• Zona transisi yang mencampurkan penggunaan perdagangan dan jasa dan industri; • Zona perumahan penduduk berpendapatan rendah;

• Zona perumahan penduduk berpendapatan sedang; dan • Zona perumahan penduduk commuter.

Hal ini dapat diyakini karena sejak periode tahun 1970-an terjadi perkembangan yang hanya memusat di pusat kota saja, kemudian berkembang secara merata ke luar pusat kota. Aplikasi dari teori ini dituangkan dalam kelompok-kelompok pengembangan yang saling terkait. Cluster/ kelompok-kelompok-kelompok-kelompok yang diidentifikasikan dan diprioritaskan pengembangannya adalah :

a). Cluster Pusat Kota dengan fungsi utama sebagai : pusat perdagangan dan jasa; b). Cluster Kawasan Utara dengan fungsi utamanya sebagai: kawasan industri, pelabuhan, pariwisata dan perikanan; dan

c). Cluster Kawasan Selatan dengan fungsi utamanya sebagai : Ruang Terbuka Hijau.29

29

RTRW kota Medan tahun 2011-2030

(18)

63 Kepadatan penduduk dan terus meningkat dan kebutuhan akan pemukiman pun akan semakin meningkat pula. Hal ini menjadi masalah besar bagi ekosistem kota. Dimana keseimbangan kota yang ditopang dengan kuantitas dan kualitas ruang terbuka hijau akan semakin berkurang sehingga akan berdampak pada merosotnya keseimbangan ekologis di kota. Konsekuensi yang dihadapi adalah semakin besarnya potensi polusi, banjir dan kebisingan di perkotaan.

2.4. Kondisi Perdagangan di Kota Medan

Sebagaimana telah dikemukakan di atas, bahwa Kota Medan menjadi strategis karena salah satu fungsi utama Kota Medan adalah pusat perdagangan. Kegiatan pada sektor perdagangan di Kota Medan diantaranya terdiri dari kegiatan di pasar, plaza/mall, toko, restoran, Pedagang Kaki Lima dan warung. Kegiatan perdagangan tersebut umumnya tergolong dalam kegiatan pada sektor perdagangan formal maupun sektor perdagangan informal.

(19)

64 Adanya dorongan untuk masuk pada sektor informal karena tidak adanya hubungan kerja kontrak jangka panjang pada sektor informal, sehingga mobilitas angkatan kerja dalam sektor informal menjadi relatif tinggi. Hal ini merupakan salah satu faktor utama yang mempermudah tenaga kerja memasuki sektor ini. Jadi, diharapkan dapat bertindak sebagai suatu kekuatan penyangga antara kesempatan kerja dan pengangguran. Beberapa pencari kerja yang memperoleh pekerjaan tetap di sektor formal, bisa bekerja dalam sektor informal sementara atau waktu lama daripada menganggur sama sekali.

Kegiatan-kegiatan perekonomian sektor informal setidaknya memberikan pendapatan dan pekerjaan pada para penduduk, betapa sedikit dan tidak tetapnya, kepada penduduk yang hampir tidak bisa dibayangkan bagaimana mereka bisa mempertahankan kehidupan subsistensi mereka. Namun tidak mungkin diharapkan adanya kebijakan yang berorientasi pada kelangsungan kegiatan-kegiatan kecil dan tidak efisien yang menggunakan teknologi yang tradisional. Peningkat tingkat hidup penduduk menuntut perluasan sektor formal secepat mungkin. Oleh karena itu, perlu campur tangan pemerintah untuk membuat suatu kebijakan tentang keberadaan sektor informal khususnya Pedagang Kaki Lima.

2.5. Gambaran Umum Kelurahan Padang Bulan

Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru merupakan 1 dari 6 Kelurahan

yang ada di Kecamatan Medan Baru dengan luas wilayah lebih kurang 168 Hektar dan

terbagi dalam 12 Lingkungan dengan batas wilayah sebagai berikut :

(20)

65 • Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Polonia Kecamatan Medan Polonia,

• Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Titi Rantai Kecamatan Medan Baru,

• Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Padang Bulan Selayang 1 Kecamatan

Medan Selayang.

2.5.1. Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk Kelurahan Padang Bulan berdasarkan laporan Mutasi Mutandis

sampai dengan Desember 2011 adalah 11.443 jiwa yang terdiri dari :

1. Laki-laki : 5482 Jiwa

2. Perempuan : 5961 Jiwa

Namun kenyataannya karena banyaknya penduduk yang menetap sementara yang berstatus Mahasiswa/i USU dan perguruan Tinggi lainnya, pegawai/pekerja yang tinggal mengontrak, sehingga jumlah tersebut relatip dapat berubah karena tingginya tingkat mobilitas atau perpindahan penduduk di Kelurahan Padang Bulan. 2.5.2 Mata Pencarian

Warga/Penduduk yang tinggal bermukim di Kelurahan Padang Bulan sangat bervariasi yaitu di BidangPemerintahan (Pegawai Negeri) maupun dibidang Swasta seperti Pegawai Swasta, wiraswasta buruh dan Pedagang dari usia bekerja.

2.5.3 Tipologi Kelurahan

(21)

66 dengan ciri khas terdapat pedagang yang berjualan di pinggir-pinggir jalan yang dikenal dengan Pedagang Kaki Lima yang berlokasi di JL.Dr.Mansur Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru Kota Medan tepatnya berada di depan Universitas Sumatera Utara.

Sebagai Penyelenggara Pemerintahan, Kelurahan Padang Bulan Kecamatan

Medan Baru memiliki Kantor yang terletak di Jalan Jamin Ginting No.540 dipimpin

Lurah Padang Bulan (ALBENA BOANG MANALU.SSTP.MSP) dibantu Sekretaris

Kelurahan 1 Orang, Kepala Seksi Pemerintahan1 Orang, Kepala Seksi Pembangunan 1,

Kepala Seksi Trantib 1 orang dan 1 orang staf serta 12 Kepala Lingkungan.

2.6. Gambaran Umum Jalan Dr. Mansyur Kota Medan

(22)

67 Gambar 2 : Peta Lokasi Jl. DR. Mansyur Kota Medan

(Sumbe CSdfNZ0LFPrHSm0ublXdzhdrDFhtmHhN1ugM,W7ytFpZMQf5qKNPRd7g FtjO9fQvO0Bd78a (diakses pada tanggal 28 Oktober 2015, pukul 21:33 wib)

2.6.1. Sejarah Jalan Dr.Mansyur Kota Medan

Jika berkeliling kota medan dan melintasi jalan utama yang melintang panjang di depan Universitas Sumatera Utara (USU) Medan, pastilah anda faham bahwa nama jalan tersebut dr. Tengku Mansyur atau biasa disebut jalan Dr.Mansyur. Jalan Dr.Mansyur diambil dari nama dr. Tengku Mansyur.

(23)

68 Dia menempuh pendidikan dokternya di Stovia, Batavia. Dr Tengku Mansyur wafat pada tahun 1955 di Medan, dan dengan jasa-jasanya di bidang kesehatan masyarakat, namanya dijadikan nama jalan kota Medan layaknya sosok pahlawan.

Awalnya jalan Dr. Mansyur merupakan jalan Universitas Sumatera Utara (USU) mulai dari simpang kampus sampai pintu 4. Namun dengan terus meningkatnya volume pengguna jalan maka jalan Dr.Mansyur menjadi jalan Kota Medan.

2.6.2. Jalan Dr.Mansur Sebagai Salah Satu Wisata Kuliner

(24)

69 Somay yang merupakan makanan yang dapat mengoda mahasiswa maupun pengguna jalan Dr. Mansyur.

Di jalan Dr.Mansyur akan terlihat semakin ramai pada malam harinya karena banyak para pengunjung yang mampir untuk makan sepulang kerja maupun memang berencana untuk ngumpul bareng teman-teman di malam hari. Penulis sendiri juga sudah sering mengunjungi beberapa café bersama teman-teman kuliah maupun teman satu organisasi.

Semakin banyak tempat makanan atau café di jalan Dr. Mansyur ini membuat persaingan bisnis para pengelola semakin terbuka lebar, terbukti banyak café yang bertahan dan banyak café yang tutup karena berkurangnya pelanggan yang tidak tahu apa sebabnya. Rumah makan atau cafe yang tutup berganti dengan cafe baru tentunya dengan pengelolah baru. Yang saya lihat dengan demi membuat kafe semakin ramai pengunjung, para pengelolah menerapkan beberapa cara untuk menarik para pengunjung, salah satunya membuat live musik di kafe tersebut pada hari-hari tertentu seperti malam minggu.

2.6.3. Jalan Dr Mansyur Sebagai Salah Satu Tempat Berdagang Pedagang Kaki Lima (PKL)

(25)

70 untuk meningkatkan perekonomian. Berbagai cara masyarakat memanfaatkan segala hal untuk meraih penghasilan. Salah satunya adalah berwirausaha menjual kartu paket internet yang sedang tren di Medan. Hanya dengan modal menggunakan mobil pribadi, pedagang jenis ini sudah dapat membuka lapaknya di jalanan.

Seperti amatan penulis di Jalan Dr Mansyur, 16 september rabu siang. Seorang pemuda sekitar berumur 22 tahun membuka lapak dagangan kartu paket internet yang dapat dipakai untuk paket BB dan Android.

“Selain hemat biaya ga repot karena bisa buka dagangan ini bisa keliling di mana

saja, maka wirausaha ini menjadi peluang dagang buat saya,” ungkap eko, salah

seorang pedagang kartu paket internet, kata eko.

Eko tidak menampik kalau terkadang lapangnya di pinggir jalan memang menyalahi aturan. Selain membahayakan dirinya juga termasuk nyawa orang lain apabila terjadi kecelakaan lalu lintas. “Tapi biasa yang jual paket internet ini memang jualan di pinggir jalan, mau ga mau saya juga terpaksa jualan di pinggir jalan,” jelasnya eko.

(26)

71 kondusif artinya, Satpol PP telah meninggalkan lokasi mereka secara berlahan berjualan," ujarnya kepada penulis. Hampir setiap hari di sepanjang Jalan Dr Mansyur Medan mengalami kemacatan, banyaknya pedagang kaki lima yang menjadi salah satu penyebabnya. Akibatnya menggangu terhadap pengguna jalan yang melintas di jalan tersebut.

Pantauan penulis, kemacetan merupakan kejadian rutin yang setiap hari kita jumpai, sepanjang jalan Dr. Mansyur USU Medan Mulai dari siang hingga sore hari. Hal ini dikarenakan banyaknya pedagang yang menjajakan dagangannya di lokasi trotoar jalan. Bukan hanya pedagang minuman dan makanan, kondisi kemacetan di perparah dengan adanya mobil kaki lima penjual kartu ponsel di sepanjang parkiran jalan. “Di Jl. Dr. Mansyur ini cukup ramai pembeli, karena kan kita hanya di lokasi parkir saja, tidak begitu mengganggu,” kata Fahri, pedagang kartu ponsel (paket internet).

(27)

72 ini sudah lama cukup lama sekali, dan parahnya lagi mereka berjualan hingga ke bahu jalan jadi akibatnya akan sering macet,” katanya.

Gambar

Gambar 1: Peta Lokasi Kecamatan di kota Medan
Gambar 2 : Peta Lokasi Jl. DR. Mansyur Kota Medan

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian anak luar kawin dalam arti sempit adalah anak yang dilahirkan dari hasil hubungan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan, yang

• Bila hipotesis nol salah maka nilai  akan mencapai nilai parameter yang sesungguhnya dekat dengan nilai yang dihipotesis. Makin besar jarak antara nilai sesungguhnya dengan

Zhang, Positive solution for a boundary value problem of nonlinear fractional differential equations, Electronic Journal of Differential Equations, 36 (2006) 1-12. (Received April

Beberapa contoh dari putusan pengadilan yang progresif adalah Ultra Petita yang dilakukan para hakim di tingkat kasasi dalam kasus Kedung Ombo dengan menaikkan harga ganti tanah

Rasanya perlu kita menggali lebih banyak nilai-nilai dan filosofi budaya bangsa kita sebagai dasar merancang program pembelajaran, agar cara belajar dan proses

Juga, 84,6% dari kota menggunakan warga kelompok fokus setuju atau sangat setuju bahwa mereka bisa mencapai konsensus atau organisasi tujuan atau sasaran, dibandingkan dengan 71,4%

untuk memudahkan pelaksanaan kegiatan selanjutnya sesuai dengan arahan direksi teknis, konsultan pengawas maupun pengawas lapangan dan untuk mendapatkan

Jika tidak semua tamu merokok maka lantai rumah tidak bersih D.. Jika lantai rumah bersih maka semua tamu tidak