SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Oleh:
Wahyu Pratama 1006206
PROGARAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG
▸ Baca selengkapnya: download program ekstrakurikuler olahraga sd
(2)Oleh Wahyu Pratama
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
© Wahyu Pratama 2015 Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Pengaruh kegiatan ekstrakurikuler olahraga bola basket terhadap tingkat kedisiplinan dan tanggung jawab siswa di SMPN 12 BANDUNG
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :
Pembimbing I
Dr. Bambang Abduljabar, M.Pd NIP. 196509091991021001
Pembimbing II
Drs. M. Ruhiat NIP. 195602111985031001
Mengetahui, Ketua Program Studi
PendidikanJasmaniKesehatandanRekreasi FPOK UPI
iii Wahyu Pratama, 2015
ABSTRAK
Pengaruh kegiatan ekstrakurikuler olahraga bola basket terhadap tingkat kedisiplinan dan tanggung jawab siswa di SMPN 12 Bandung. Pembimbing I: Dr. Bambang Abduljabar, M.Pd, Pembimbing II: Drs.M. Ruhiat, Wahyu Pratama NIM: 1006206
Tujuan penelitian untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan kegiatan ekstrakurikuler olahraga bola basket terhadap tingkat kedisiplinan dan tanggung jawab siswa. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen. Instrument yang digunakan adalah Instrumen tes berupa angket. Populasi dalam penelitian adalah yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler olah raga bola basket siswa-siswi kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 12 Bandung yang berjumlah 30 siswa. Penelitian ini menggunakan teknik Simple Random Sampling yang menggunakan siswa-siswi yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler olahraga bola basket berjumlah 15 siswa. Penelitian ini menggunakan analisis statistik yaitu uji t. Nilai t hitung kelompok eksperimen sebesar 1,693 sedangkan t hitung untuk kelompok kontrol dengan jumlah 2,225. Dilihat dari hasil pengolahan data yang telah dilakukan, bahwa kegiatan ekstrakurikuler olahrga bola basket dapat meningkatkan tingkat kedsiplinan dan tanggung jawab siswa.
iii
The influence of extracurricular basketball activity to discipline and resposibilty studentat SMPN 12 Bandung. Adviser I : Dr. Bambang Abduljabar, M.Pd . Adviser II : Drs. M. Ruhiat, Author : Wahyu Pratama NIM : 1006206
The purpose of this research to find the influence of extracurricular basketball activity to discipline and resposibilty at SMPN 12 Bandung.The researchis experimental method and using the multiple choice as the instrument. Population of this research is students who join extracurricular activity at SMPN 12 Bandung and using Simple Random Sampling. As the result t-score for experiment group is 1,693 and 2,225 for control group. For the summarize, that the extracurricular basketball activity can increasediscipline and responsibility student at SMPN 12 Bandung.
Wahyu Pratama, 2015
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS PENELITIAN ... 12
A. KajianPustaka ... 12
1. Pendidikan Jasmani ... 12
2. Kegiatan Ekstrakurikuler. ... 15
a. Pengertian Ekstrakurikuler ... 15
b. Tujuan Kegiatan Ekstrakurikuler ... 16
c. Jenis – jenis Kegiatan Ekstrakurikuler ... 17
3. Disiplin ... 19
a. Pengertian Disiplin ... 19
b. Fungsi Disiplin ... 20
c. Tujuan Disiplin ... `21
d. Bentuk – bentuk pelanggaaran disiplin disekolah ... 22
4. Tanggung Jawab …….. ... 23
a. Pengertian Tanggung Jawab…….. ... 23
5. Permainan Bola Basket ... 26
a. Pengertian Tanggung Jawab…….. ... 26
b. Lapangan, Waktu dan jumlah pemain bola basket……... 27
c. Peraturan Permainan Bola Basket ... 29
d. Teknik Dasar Permainan Bola Basket... 30
B. KerangkaPemikiran ... 31
C. Hipotesis Penelitian... ... 35
BAB III METODE PENELITIAN ... 36
A. Metode Penelitian ... 36
B. Lokasi Penelitian, Populasi dan Sampek ... 37
1. Lokasi Penelitian ... 37
2. Populasi Penelitian ... 37
3. Sampel Penelitian ... 37
C. Program Perlakuan ... 38
D. Desain Penelitian ... 45
E. Instrumen Penelitian... 46
1. Angket ... 46
F. Prosedur Penelitian ... 50
1. Tahap Persiapan ... 50
2. Tahap Pelaksanaan ... 50
G. Analisis Data ... 52
BAB IVHASIL PENELITIAN DAN DISKUSI PENEMUAN ... 60
A. Deskripsi dan Hasil Penelitian ... 60
1 Wahyu Pratama, 2015
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Pendidikan jasmani merupakan salah satu cara mendidik siswa melalui
aktivitas fisik guna menciptakan manusia yang terdidik dalam aspek jasmani dan
rohani. Kegiatan pendidikan jasmani digunakan sekolah untuk memberikan rasa
dan tingkat kepekaan terhadap lingkungan dengan kegiatan-kegiatan permainan
dan aktifitas fisik disekolah maupun diluar sekolah. Pendidikan jasmani juga
dapat meningkatkan kualitas gerak dasar siswa agar siswa memiliki lebih banyak
pengalaman gerak dalam tubuhnya sendiri. Kurikulum dalam pendidikan jasmani
di desain semenarik mungkin agar pendidikan tersebut tidak membosankan dan
jenuh pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Oleh sebab itu dalam
pembelajaran pendidikan jasmani harus lebih banyak membuat permainan yang
interaktif dan menyenangkan dengan lebih banyak memodifikasi alat dan juga
memodifikasi permainan siswa agar tidak bosan mengikuti kegiatan
pembelajaran.Definisi pendidikan jasmani (penjas) menurut Harold M. Barrow
dalam freeman yang dikutip dalam Abduljabar, 2009:6, menyatakan bahwa:
Pendidikan jasmani dapat didefinisikan sebagai pendidikan tentang dan melalui gerak insani, ketika tujuan kependidikan dicapai melalui aktivitas otot-otot, termasuk olahraga (sport), permainan, senam, dan latihan jasmani (exercise).Hasil yang ingin dicapai adalah individu yang terdidik secara fisik.Nilai ini menjadi salah satu bagian nilai individu yang terdidik, dan bermakna ketika hanya berhubungan dengan sisi kehidupan individu.
Pendidikan jasmani memiliki peranan penting sama halnya dengan mata
pelajaran lain, di dalam pendidikan jasmani tidak hanya semata- mata melakukan
kegiatan yang bersifat motorik saja , namun pendidikan jasmani memiliki peranan
penting yang ikut berperan dalam pengembangan aspek afektif dan kognitif secara
serasi dan seimbang. Hal ini seperti yang dikemukakan Ateng (1992), bahwa :
“Pendidikan jasmani bukan hanya akan mengembangkan aspek fisik saja melainkan juga akan mengembangkan aspek kognitif, emosi, mental,
sosial,moral dan estetika disekolah”.
Tujuan pendidikan jasmani adalah meningkatkan kualitas manusia, atau
membentuk manusia seutuhnya yang mempunyai sasaran keseluruhan aspek
pribadi manusia (sehat, aktif, sportif, disiplin dan kemandirian yang tinggi).
Berkenaan dengan pendidikan jasmani Supandi yang dikutip oleh Jasin (2011:7),
menjelaskan bahwa:
“Pendidikan jasmani adalah proses interaksi sistematik antara anak didik dan lingkungannya yang dikelola melalui pengembangan jasmani secara
efektif dan efisien menuju pembentukan manusia seutuhnya”.
Pendidikan sekolah kedisiplinan dan tanggung jawab sangat berperan penting
dalam berjalannya kegiatan belajar disekolah, dan juga dalam lingkungan
masyarakat. Namun kedisplinan dan tanggung jawab tidak hanya diperoleh
didalam lingkungan keluarga dan dalam lingkuran masyarakat tetapi kedisplinan
juga bisa didapat dalam kegiatan sekolah seperti proses belajar mengajar dan juga
dalam kegiatan ekstakurikurikuler.
Tata tertib sekolah antara lain disebutkan oleh Soemarmo (1998:67), bahwa “sekolah adalah sumber disiplin dan tempat berdisiplin untuk mencapai ilmu pengetahuan yang di cita-citakan”. Tata tertib tersebut diatur mengenai hak dan
kewajiban siswa, larangan, dan sanksi-sanksi. Dalam tata tertib sekolah
disebutkan bahwa siswa mempunyai kewajiban: (1) harus bersikap sopan dan
santun, menghormati ibu dan bapak guru, pegawai dan petugas sekolah baik di
Wahyu Pratama, 2015
menghormati sesama pelajar, baik di dalam sekolah maupun di luar sekolah; (3)
Menggunakan atribut sekolah sekolah; (4) Hadir tepat waktu; (5) patuh kepada
nasihat dan petunjuk orang tua dan guru; (6) tidak dibenarkan untuk
meninggalkan kelas sekolah kecuali mendapat ijin khusus dari guru kelas dan
kepala sekolah, dan sebagainya. Kedisiplinan di lingkungan masyarakat, bisa
berupa ketaatan terhadap rambu-rambu lalu lintas, kehati-hatian dalam
menggunakan milik orang lain, dan kesopanan dalam bertamu.
Menurut Kooi dan Schutx (dalam Sukadji, 2000), hal-hal yang di anggap
sebagai perilaku pelanggaran disiplin dapat digolongkan dalam lima kategori
umu, yaitu:
1. Agresi fisik(pemukulan, perkelahian, perusakan, dan sebagainya)/
2. Kesibukan berteman (berbincang-bincang, berbisik-berbisik, berkunjung
ke tempat duduk teman tanpa izin).
3. Mencari perhatian (mengedarkan tulisan-tulisan, gambar-gambar dengan
maksud mengalihkan perhatian dari pelajaran).
4. Menantang wibawa guru (tidak mau nurut, memerontak, memprotes
dengan kasar, dan sebagainya), dan membuat perselisihan (mengkritik,
menertawakan, mencemoohkan).
5. Merokok disekolah, datang terlambat, membolos, dan “kabur”, mencuri
dan menipu, tidak berpakaian sesuai dengan ketentuan, mengompas
(memeras teman sekolah), serta menggunakan obat-obatan terlarang
maupun minuman keras disekolah.
Seiring berkembangnya zaman pengaruh teknologi dan pergaulan menjadi
sebuah permasalahan besar menyangkut dengan tingkat kedisiplinan maupun
tanggung jawab bahkan bisa disebut dengan tindakan kriminal apabila siswa
melanggar norma-norma yang sudah tercantum disekolah maupun norma-norma
yang berlaku di Indonesia. Tindakan kriminalitas ini tidak hanya dilakukan para
kaum dewasa namun dari tahun ketahun sudah melibatkan para pelajar yang
jumlahnya semakin meningkat. Sudah banyak contoh yang di beritakan oleh
media-media informasi di Indonesia seperti televisi, koran, majalah, radio dan lain
mengejek, memalak siswa dari sekolah lain, hal ini juga merupakan sebuah
pertanyaan besar bagi bangsa Indonesia apabila masalah ini dibiarkan begitu saja.
Para pelajar yang berkisar usia 13-18 tahun termasuk dalam kategori masa remaja
(Santrock, 2007). Gunarsa yang dikutip Deni (2011:15) menjelaskan “Masa
remaja juga merupakan masa antara lain di tandai dengan sifat-sifat yang idealis,
romantis, berkhayal, harapan tinggi dan berkeinginan”. Terdapat tugas
perkembangan yang memiliki peranan yang penting untuk menentukan arah
perkembangan yang normal. Pada tugas perkembangan masa remaja menuntut
perubahan yang lebih besar dalam sikap dan perilaku untuk menghadapi masa
dewasa (Hurlock, 1991). Dengan tugas perkembangan yang di alami oleh para
remaja, remaja rentan mengalami ganguan-ganguan yang bersifat merusak pikiran
maupun perilaku. Maka masalah kedisiplinan dan tanggung jawab merupakan hal
yang peru diperhatikan oleh pihak sekolah maupun pihak keluarga, hal ini juga
bisa berimbas pada negara Indonesia apabila tanggung jawab dan kedisiplinan di
anggap hal biasa.
Pengalaman mengajar ketika menjadi guru praktikan di SMPN 12 Bandung
sering kali di dapat perilaku siswa yang bermasalah dengan kedisiplinan dan
tanggung jawab pada ketetapan sekolah sebagai contoh: lebih dari 10-15 siswa
terlambat masuk sekolah sehingga apabila di hari senin ada siswa yang tidak
mengikuti upacara bendera dan berdiam diri di luar pagar sekolah dikarenakan
keterlambatannya. Ketika penulis menjadi bagian guru piket sering sekali melihat
siswa yang sudah keluar kelas dan pergi ke kantin dengan alasan membeli air
karena haus dan membeli makan karena tidak sarapan sebelum berangkat sekolah
sebelum saat bel istirahat belum dibunyikan, apabila hanya utuk membeli air saja
penulis memperbolehkan siswa untuk membelinya dengan catatan apabila selesai
membeli siswa harus masuk kedalam kelas kembali, Di saat yang bersamaan juga
penulis memerhatikan cara berpakaian siswa yang tidak mengikuti ketetapaan
sekolah, seperti ada siswa yang bajunya dikeluarkan penulis langsung memanggil
siswa tersebut dan memerintahkan untuk memasukan bajunya kedalam celana.
Keberhasilan sekolah tentu pengaruhnya dengan menerapkan kurikulum yang
Wahyu Pratama, 2015
bertanggung jawab di sekolah maupun di luar sekolah, oleh karena itu walaupun
penulis hanya menjadi guru praktikan di SMPN 12 Bandung tetap saja penulis
menerapkan hal-hal yang sudah menjadi ketetapan sekolah dalam hal kedisiplinan
dan tanggung jawab. Apabila penulis membiarkan siswa tidak disiplin dan tidak
bertanggung jawab itu akan menjadikan kesalahan yang besar membiarkan
calon-calon penerus bangsa berbuat hal yang diluar dari peraturan-peraturan yang
berlaku disekolah maupun dilingkungan masyarakat.
Pada saat pembelajaran pendidikan jasmani di SMPN 12 Bandung
berlangsung ada siswa yang bermasalah dengan kedisiplinan dan tanggung jawab
namun siswa tersebut memang siswa yang nakal yang sudah diberitahu oleh guru
pendidikan jasmani di sekolah tersebut. Masalah ketidakdisiplinan dan
ketidaktanggung jawaban dalam pembelajaran pendidikan jasmani sangat
kompleks, karena dipemikiran siswa beranggapan yang mengajar saat itu adalah
guru praktikan bukan guru pendidikan jasmani sesungguhnya yang menjadi guru
tetap di sekolah tersebut, ini menjadikan siswa susah di atur dalam permulaan
kegiatan belajar mengajar pada saat mengabsen kemudian berlanjut ke gerakan
pemanasan siswa tidak sungguh-sungguh melakukan kegiatan pemanasan tersebut
padahal pemanasan sangat penting dilakukan agar terhindar dari cidera dan pada
saat melakukan kegiatan inti juga tetap saja ada siswa yang sulit diatur.
Pada saat akhir pembelajaran berakhir untuk berdoa ada saja siswa yang
memotong pembicaraan temannya yang sedang memimpin doa dan yang terakhir
apabila guru praktikan memerintahkan untuk mengembalikan alat-alat yang sudah
dipakai pada saat pembelajaran berlangsung banyak siswa yang tidak bertanggung
jawab untuk mengembalikan alat-alat itu ke tempat semula kecuali guru praktikan
menunjuk dan memerintahkan siswa untuk mengembalikan alat itu ke tempat
B. Rumusan Masalah
Permasalahan disiplin dan tanggung jawab siswa di sekolah sangat kompleks
dan juga banyak bentuknya. Tanggung jawab dan disiplin siswa merupakan hal
penting untuk terwujudnya siswa siswa lebih baik dimasa yang akan datang dan
juga bisa berguna bagi nusa dan bangsa terutama untuk meningkatkan nama baik
sekolah nya apabila sudah di tanamkan kedisplinan dan tanggung jawab
disekolah.
Pelanggaran-pelanggaran yang sering terjadi di sekolah yang berkaitan dengan
tanggung jawab dan kedisiplinan adalah seperti membolos sekolah, buang sampah
sembarangan, terlambat datang dan juga tidak mengerjakan tugas dari sekolah dan
sebagainya.Tanggung jawab dan kedisiplinan siswadiduga bisa mengatasi dengan
kegiatan olahraga bola basket.
Santoso (2004) menyatakan bahwa “kedisiplinan adalah sesuatu yang teratur,
misalnya disiplin dalam menyelesaikan pekerjaan berarti bekerja secara
teratur.Kedispilinan berkenaaan dengan ketaatan seseorang atau kelompok orang
terahap peraturan-peraturan yang berlaku baik yang tertulis maupun yang tidak
tertulis. Tanggung jawab adalah ciri manusia yang beradab. Manusia merasa
bertanggung jawab karena dia menyadari akibat baik atau buruk perbuatannya itu,
dan menyadari pula bahwa pihak lain memerlukan pengadilan atau pengorbanan.
Cara mengukur kedisiplinan dengan menggunakan angket yang akan
berkenaan dengan perilaku siswa dalam mematuhi aturan, ketaatan pada
peraturan, kepatuhan pada peraturan. Tanggung jawab akan diukur juga
menggunakan angket sama hal nya dengan kedisiplinan. Komponen-komponen
dalam tanggung jawab seperti peduli terhadap diri sendiri dan orang lain, menjaga
sarana dan prasarana sekolah, berkontribusi dalam kegiatan sekolah. Kedisiplinan
dan tanggung jawab akan diukur dengan menggunakan skala Likert, dengan
jawaban setiap instrument yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi
dari sangat positif sampai sangat negatif, yang berupa kata-kata antara lain: selalu
Wahyu Pratama, 2015
Atas latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka masalah penelitian ini
dapat dirumuskan dalam bentuk pertanyaan:
1. Apakah kegiatan ekstrakurikuler olahraga bola basket dapat menumbuhkan
tingkat kedisiplinan dan tanggung jawabsiswa?
2. Apakah kegiatan non ekstrakurikuler olahraga bola basket dapat
menumbuhkantingkat kedisplinan tanggung jawab siswa?
3. Apakah ada perbedaan tingkat kedisiplinan dan tanggung jawab siswa yang
mengikuti kegiatan ekstrakurikuler olahraga bola basket dengan siswa yang
tidak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bola basket?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah penelitian, maka terdapat tujuan yang akan
dicapai oleh penulis sebagi berikut:
1. Untuk mengetahui pengaruh kegiatan ekstrakurikuler olahraga bola basket
dapat menumbuhkan tingkat kedisiplinan dan tanggung jawab siswa.
2. Untuk mengetahui pengaruh kegiatan non ekstrakurikuler dapat menumbuhkan
tingkat kedisiplinan tanggung jawab siswa.
3. Untuk mengetahui perbedaan tingkat kedisiplinan dan tanggung jawab siswa
yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler olahraga bola basket dengan yang
tidak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bola basket.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan manfaat dan kontribusi
yang berarti bagi semua pihak terutama kepada mereka yang berkecimpung
dalam dunia pendidikan, diantaranya:
1. Bagi para peneliti, hasil penelitian ini dapat di jadikan sebagai masukan,
bahan kajian, serta sumbangan pemikiran dalam upaya penyempurnaan dan
perbaikan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
2. Bagi guru, dapat di jadikan Sebagai pertimbangan pihak guru untuk
3. Bagi siswa, di harapkan tingkat kedisiplinan dan tanggung jawab siswa lebih
tinggi pada saat didalam lingkungan sekolah maupun diluar sekolah.
4. Bagi sekolah, hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan yang
bermanfaat bagi sekolah itu sendiri dalam rangka perbaikan kegiatan
ekstrakurikuler basket sekolah tersebut khususnya dan sekolah lain pada
umumnya.
E. Batasan Penelitian
Untuk menghindari timbulnya penafsiran yang salah dan agar penelitian ini
tidak menyimpang dari permasalahan dan tujuan penelitian. Adapun penulis
membuat batasan ruang lingkup penelitian ini. Berdasarkan penjelasan tersebut,
maka penulis membatasi masalah penelitian ini sebagai berikut :
1. Terdapat 2 variabel dalam penelitian ini yaitu variabel independen dan
variabel dependen. Variabel independen atau variabel merupakan variabel
yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya
variabel terikat (dependen). Variabel dependen atau variabel terikat
merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena
adanya variabel bebas (independen). Dalam penelitian ini yang menjadi
variabel bebas adalah kegiatan ekstrakurikuler olahraga bola basket,
sedangkan yang menjadi variabel terikat adalah dan tingkat kedisplinan dan
tanggung jawab siswa.
2. Penelitian ini hanya difokuskan pada tingkat kedisiplinan dan tanggung
jawab siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler olahraga bola basket
3. Sampel penelitian ini adalah siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler
olahraga bola basket berjumlah 15 orang dari populasi seluruh siswa yang
berjumlah 30 dan siswa yang tidak mengikuti kegiatan ekstakurikuler
berjumlah 15 di SMP Negeri 12 Bandung yang di ambil secara acak atau
Simple Random Sampling.
4. Instrumen penelitian ini menggunakan tes berupa angket mengenai tingkat
kedisiplinan dan tanggung jawab siswa.
Wahyu Pratama, 2015 F. Batasan Istilah
1. Pengaruh
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 849), “Pengaruh
adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang ikut
membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang”. Jadi, dari
pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pengaruh merupakan suatu
sebab akibat yang bisa menimbulkan adanya perubahan di sekitar.
2. Kegiatan ekstrakurikuler
Pengertian ekstrakurikuler menurut kamus besar bahasa Indonesia (2002:291) yaitu:”suatu kegiatan yang berada diluar program yang tertulis di dalam kurikulum seperti latihan kepemimpinan dan pembinaan siswa”. Kegiatan ekstrakurikuler sendiri di laksanakan diluar jam pelajaran wajib.
Kegiatan ini memberi keleluasaan waktu dan memberikan kebebasan pada
siswa, terutama dalam menentukan jenis kegiatan yang sesuai dengan bakat
serta minat mereka. Dengan demikian dapat di katakan bahwa kegiatan
ekstrakurikuler bisa menambah waktu siswa di luar kegiatan sekolah
dengan mengikuti kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler yang telah dibuat oleh
sekolah untuk mengurangi tingkat kegiatan siswa yang kurang positif.
3. Olahraga
Olahraga terdiri dari kata “Olah” berarti laku, perbuatan, perikelakukan, sedangkan “Raga”, yang berarti badan mengandung makna, berlatih diri dengan gerakan badan. Dan hal itu sesuai dengan pendapat Dekdikbud
(1993:1) tentang pengertian olahraga yaitu: Olahraga berarti gerak badan
atau aktivitas jasmani. Olahraga merupakan suatu bentuk pendidikan dari
individu dan masyarakat yang mengutamakan gerakan-gerakan jasmani
yang di lakukan secara sadar dan sistematis menuju suatu kualitas hidup
yang lebih tinggi. Bisa di artikan olahraga yaitu kegiatan yang bisa di
lakukan didalam maupun di luar ruangan yang menggunakan alat yang di
4. Bola basket
Pengertian Bola basket Menurut Imam Sodikun (1992:8) bola basket
merupakan olahraga permainan yang menggunakan bola besar, di mainkan
dengan tangan. Bola boleh di oper (dilempar ke teman), di pantulkan ke
lantai (ditempat atau sambil berjalan) dan tujuannya adalah memasukkan
bola ke basket lawan. Permainan di lakukan oleh dua regu masing-masing
terdiri dari 5 pemain, setiap regu berusaha memasukkan bola ke keranjang
lawan dan menjaga (mencegah) keranjangnya sendiri kemasukan sedikit
mungkin. Permainan bola basket merupakan permainan yang hanya
menggunakan lengan dan kaki semata namun juga menggunakan kekuatan
(power), kelincahan (agility), kelenturan (flexsibility), dan daya tahan
(endurance) untuk mencapai hasil yang lebih maksimal.
5. Kedisiplinan
Kata Disiplin berasal dari bahasa latin Discere yang berarti belajar. Dari
kata ini timbul kata Disciplina yang berarti pengajaran atau pelatihan, yang
berarti mengajari atau mengikuti yang di hormati. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (2007), menyatakan bahwa disiplin adalah:
a. Tata tertib (di sekolah, di kantor, kemiliteran, dan sebagainya).
b. Ketaatan (kepatuhan) pada peraturan tata tertib.
c. Bidang studi yang memiliki objek dan sistem tertentu.
Menurut Ekosiswoyo dan Rachman (2000), kedisiplinan hakikatnya
adalah sekumpulan tingkah laku individu maupun masyarakat yang
mencerminkan rasa ketaatan, kepatuhan, yang di dukung oleh kesadaran
untuk menunaikan tugas dan kewajiban dalam rangka pencapaian tujuan.
Kedisiplinan merupakan hal penting untuk terwujudnya suatu manusia yang
taat dengan peraturan yang ada di sekolah maupun di lingkungan
Wahyu Pratama, 2015
6. Tanggung jawab
Tanggung jawab menurut kamus bahasa indonesia adalah, keadaan
wajib menanggung segala sesuatunya. Sehingga bertanggung jawab
menurut kamus umum bahasa indonesia adalah berkewajiban menanggung,
memikul, menanggung segala sesuatunya, dan menanggung akibatnya.
Tanggung jawab juga suatu kegiatan yang disadari oleh diri sendiri oleh
sebab itu tanggung jawab bisa di katakan suatu perilaku yang di lakukan
oleh dirinya sendiri dan apabila di langgar akan mengakibatkan kerugian
pada dirinya sendiri terlebih lagi jika ada sanksi yang berlaku di sekolah
36
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode PenelitianSetiap penelitian di perlukan suatu metode, penentuan metode dalam
penelitian adalah langkah yang sangat penting karena dapat menentukan berhasil
atau tidaknya sebuah penelitian tersebut, dalam penggunan metode juga harus di
sesuaikan dengan masalah dan tujuan penelitiannya. Sementara itu, Sudjana
(2005, 52) mengungkapkan bahwa: “Metode penelitian merupakan rangkaian cara
atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar,
pandangan-pandangan filosofis dan ideologis, pertanyaan dan isu-isu yang
dihadapi.”
Berbeda dengan pendapat Sudjana di atas, di sisi lain Sugiyono (2009:3)
mengungkapkan bahwa: “Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah
untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal
tersebut terdapat empat kunci yang perlu diperhatikan yaitu cara ilmiah, data,
tujuan dan kegunaan”.
Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu di dasarkan pada ciri-ciri keilmuan,
yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian itu di
lakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran
manusia. Empiris berarti cara-cara yang di lakukan itu dapat di amati oleh indera
manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang di
gunakan. Sedangkan sistematis berarti proses yang digunakan dalam penelitian itu
menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis. Dapat di simpulkan
metode penelitian juga menjelaskan isi dari penelitian yang akan di teliti dan juga
cara pengambilan populasi dan sampel, desain penelitian, langkah-langkah
penelitian, teknik pengumpulan data. Pemilihan metode yang tepat dalam
penelitian merupakan hal yang penting untuk mendapatkan hasil yang
memuaskan.
Metode penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode
eksperimen. Menurut Sugiyono (2009:106), “Metode penelitian eksperimen dapat
Wahyu Pratama, 2015
perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendali”. Hal ini
sesuai dengan tujuan penelitian yang akan di teliti yaitu meneliti pengaruh
kegiatan ekstrakurikuler olahraga bola basket terhadap tingkat kedisiplinan dan
tanggung jawab siswa di SMPN 12 Bandung.
B. Lokasi penelitian, Populasi dan Sampel 1. Lokasi penelitian
Lokasi yang akan menjadi objek dalam penelitian ini yaitu SMPN 12 bandung
yang beralamatkan di Jl. DR. Setiabudhi no 195, Bandung, Jawa barat.
2. Populasi
Populasi menurut Abduljabar & Jajat Darajat KN (2010:35) menyatakan
bahwa: “Populasi adalah sekumpulan objek/subjek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan kemudian
di tarik suatu kesimpulan. Adapun populasi yang digunakan dalam penelitian ini
adalah keseluruh siswa SMPN 12 Bandung.
3. Sampel
Menurut Sugiyono (2009:118) “sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti
tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi misalnya karena
keterbatasan dana, tenaga dan waktu maka peneliti dapat menggunakan sampel
yang diambil dari populasi itu.
Penelitian ini dalam pengambilan sampel di lakukan dengan menggunakan
teknik random sampling dengan maksud suatu cara pengambilan sampel di mana
tiap unsur yg membentuk populasi di beri kesempatan yang sama untuk terpilih
menjadi sampel. Sugiyono (2019:120) menjelaskan tentang pengertian sampel
random sampling adalah sebagai berikut: “merupakan salah satu cara
pengambilan sampel dimana sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa
memperhatikan strata yang ada di dalam populasi itu”.. Dalam hal ini sampel yang
akan diambil yaitu 15 siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler olahraga
C. Program Perlakuan
Program perlakuan yang akan di berikan kepada kelompok eksperimen ini
melalui kegiatan ekstrakurikuler olahraga bola basket berupa permainan, namun
permainan yang sengaja di buat untuk meningkatkan kedisiplinan dan tanggung
jawab siswa. Senada disampaikan oleh Skinner (J.W. Santrock, 272) unsur yang
terpenting dalam belajar adalah adanya penguatan (reinforcement ) dan hukuman
(punishment). Pada program perlakuan ini terdapat 12 pertemuan dan setiap
pertemuannya menggunakan 2 buah permainan yaitu:
1. Pertemuan pertama
I. Permainan 1
Siswa berpasangan wanita dan laki-laki menjadi 4 kelompok, kelompok putih, merah, hijau, dan biru dan masing mempunyai 1
corong.
Siswa yang sedang menguasai bola harus mencetak point ke ring lawan dengan cara memberi umpan kepada temannya.
Dalam permainan ini hanya menggunakan operan dada atau chest
pass apabila siswa tidak melakukannya diberi hukuman bending 10
kali.
II. Permainan 2
Siswa di bagi menjadi 2 kelompok yang terdiri dari tim putih sebagai tim bertahan dan tim hijau sebagai tim menyerang.
Tim penyerang berusaha mencetak point kering lawan yang ada 3 buah ring.
Tim penyerang harus mengoper kepada temanya sebanyak 10 kali menggunakan operan chest pass.
Tim bertahan menggunakan 1 siswa sebagai defender untuk menghalau tembakan lawan ke ring tersebut dan menggunakan 2
Wahyu Pratama, 2015
2. Pertemuan kedua
I. Permainan 1
Setiap siswa terbagi 2 kelompok yang masing-masing kelompoknya 4 orang
Siswa saling berpegangan tangan dengan temannya jangan sampai putus. Siswa berusaha mencetak point ke ring lawan dengan saling
berpegangan tangan dan saling mengoper bola ke temannya dan
melindungi bola dari lawan
II. Permainan 2
Setiap siswa terbagi 2 kelompok yang masing-masing kelompoknya 4 orang
Kemudian siswa mengoper bola ke belakang temannya saling membelakangi teman yang dibelakangnya. Bola yang dioper
ketemannya melewati atas kepala setelah itu yang paling ujung
langnung menggiring bola melewati corong apa bila sudah dioper
lagi ke teman yang berada didepannya.
3. Pertemuan ketiga
I. Permainan 1
Siswa di bagi menjadi 2 setiap tim memegang bola.
Usahakan tabrakan bola dengan tim lawan yang akan di oper kepada timnya.
Namun bola yang dioper ke temannya tidak melebihi dada apabila melebihi dada pemaintersebut dihukum push up sebanyak 10 kali.
II. Permainan 2
Siswa dibagi menjadi 2 kelompok saling berhadapan sekitar jarak 2 meter.
kesamping tanpa mengubah posisi badan yang harus tettap
berhadapan kedepan temannya apabila sudah sampai corong siswa
balik lagi dan berada di bagian paling belakang dan begitu
selanjutnya.
4. Pertemuan keempat
I. Permainan 1
Siswa di bagi 2 tim setiap tim terdiri dari 5 orang dan terdiri dari 1 pemain bertahan.
Tim yang sedang menguasai bola harus mencetak poin ke ring lawan.
Pemain yang sedang menyerang utuk mencetak poin harus melakukan tembakan di luar garis yang sudah di tentukan. Tim yang
tidak sedang menguasai bola harus berusaha merebut bola tersebut
II. Permainan 2
Siswa di bagi menjadi 2 kelompok setiap kelompoknya 4 orang kemudian dibagi lagi menjadi 2 orang.
Apabila orang yang pertama mendribble bola sambil melihat teman yang di depanya memberi angka sebanyak 3 kali apabila sudah
selesai siswa langsung menggiring bola nya ke depan temannya dan
sebaliknya seperti itu.
5. Permainan kelima
I. Permainan 1
Siswa di bagi 2 kelompok yang masing-masing kelompoknya terdiri 4 orang. Setiap kelompok di bagi menjadi 2 masing-masing 2 orang
sehingga dalam 1 kelompok ada 2 pasang pemain.
Pemain yang berpasangan saling berpegangan ke pinggang pasangannya jangan sampai lepas dan berusaha mencetak ponit ke
ring lawan yang masing-masing 1 kelompok memiliki 2 ring dengan
mengiring bola saling mengumpan ke pasangan teman
Wahyu Pratama, 2015
II. Permainan 2
Siswa di bagi menjadi 2 kelompok masing-masing kelompok terdiri 4 orang tim putih dan 4 orang tim hijau
Siswa yang menguasai bola berusaha mencetak ponit ke ring lawan sebanyak mungkin dan bermain sportif. Siswa yang tidak
menguasai bola berusaha merebut bola dengan tidak mencederai
lawannya.
6. Permainan keenam
I. Permainan 1
Siswa di bagi menjadi 2 kelompok, tim A berwarna putih berjumlah 4 orang dan tim B berwarna hijau berjumlah 4 orang, setiap
kelompok mempunyai 1 ring sama besar
Cara melakukan, setiap tim berusaha mencetak point, apabila tim yang masuk ke dalam areafree throw lawan makan pemain yang
didalam tersebut menjadi pasif dan tidak bisalangsnung mencetak
point ke ring lawan, cara mencetak ponit nya harus di oper terlebih
dahulu kepada teman yang berda diluar area free throw.
II. Permainan 2
Siswa di bagi menjadi 2 kelompok saling berhadapan sekitar jarak 2 meter
Kemudian siswa saling mengoper kepada teman yang berada didepan nya menggunakan operan bounce pass. Apabila sudah
sampai corong siswa balik lagi dan berda di bagian paling belakang
dan begitu selanjutnya.
7. Permainan ketujuh
I. Permainan 1
Setiap siswa di buat 2 kelompok yang terdiri 5 orang setiap kelompoknya.
operan chest pass ke temannya, apabila sudah 10 kali baru bisa
mencetak point ke ring lawan. Apabila bola keluar dari lapang atau
di rebut oleh lawan hitungan kembali dari nol.
II. Permainan 2
Siswa di bagi menjadi satu kelompok setiap kelompok terdiri 5 Kemudian membuat lingkaran
Permainannya di lakukan dengan cara di simpan sebnyak 5 corong kemudian siswa harus menjatuhkan corong tersebut menggunakan
gerakan operan diatas kepala atau over head.
8. Permainan kedelapan
I. Permainan 1
5 siswa berwarna putih sebagai orang yang melakukan dan 4 orang hanya memegan bola untuk di umpan kepada siswa berwarna putih
Kemudian saat bunyi pluit berbunyi pemain yang berwarna putih mencari orang yang kosong dan menyebutkan namanya untuk
melakukan bounce pass sebanyak 10 kali ke siswa yang berada
dihadapannya setelah melakukan siswa kembali ketengah sambil
lari kecil dan menunngu peluit yang akan ditiup. Jadi setiap siswa
harus tetap konsenstrasi karena harus cepat.
II. Permainan 2
Siswa di bagi 2 tim yang terdiri dari 7 orang dari setiap timnya.
Cara permainannya yaitu tim putih harus mengenai lulut dari tim hijau dan jarak tembaknya tidak boleh keluar dari garis yang
ditentukan dan apabila sudah kena siswa yang kena harus keluar
dari lapang dan berdiri dibelakang lapang.
Lemparan yang di lakukan tidak boleh melewati lutut ke atas apabila siswa melanggar siswa diberi hukuman.
9. Permainan kesembilan
Wahyu Pratama, 2015
Siswa di bagi menjadi 2 tim yang terdiri dati tim putih dan tim hijau.
Kemudian sisswa menggiring bola sambil melewati corong-corong yang sudah ada didepannya sambil berlari zig-zag. Apabila bola
terlepas ataupun jauh dari jangkauan siswa harus melakukan nya
lagi dari awal.
II. Permainan 2
Siswa di bagi menjadi 3 kelompok. Kemudian pemain yang tim kuning memberikan operan dada atau chest pass ke pemain yang
berwarna hijau namun dengan jarak 1 meter.
Pemain yang kuning berlari melingkar ke belakang pemain hijau dan berada di depannya. Kemudian pemain hijau juga sama
memberikan bola ke pemain putih terus berlanjut sampai ujung
lapangan.
10.Permainan kesepuluh.
I. Permainan 1
Siswa di bagi menjadi 2 tim yang terdiri dari 2 orang setiap timnya, yaitu 2 orang tim bwerwarna putih dan 2 orang tim berwarna hijau.
Cara melakukanya tim putih harus menembus pertahan tim hijau yang bertahan di atas garis. Tim hijau tidak boleh bergerak
keman-mana selain diatas garis yang sudah di tentukan.
Apabila tim hijau telah menyentuh sebanyak 5 kali bola dari tim putih otomatis tim putih yang bertagian menjadi bertahan dan tim
hijau menjadi yang tim menyerang.
II. Permainan 2
Setiap tim terdiri 4 orang dan di bagi menjadi 2 kemudian saling berhadapan sekiar 2 meter.
langsnnung berlari kebelakang yang berada di hadapan temannya
kemudian selanjutnya seperti itu.
11.Permainan kesebelas
I. Permainan 1
Siswa di bagi menjadi 2 kelompok saling berhadapan sekitar jarak 2 meter.
Kemudian siswa saling mengoper kepada teman yang berada didepan nya menggunakan operan chest pass.
Sambil siswa tersebut bergeser kesamping tanpa mengubah posisi badan yang harus tettap berhadapan kedepan temannya. Apabila
sudah sampai corong siswa balik lagi dan berda di bagian paling
belakang dan begitu selanjutnya.
II. Permainan 2
Siswa di bagi 2 tim terdiri dari tim hijau 2 orang dan tim putih 3 orang.
Permainannya tim hijau harus mencetak point ke ring tim putih dan tim putih pun sama seperti yang dilakukan oleh tim hijau.
Apabila timnya kalah tim tersebut harus push up 10 kali. 12.Permainan keduabelas
I. Permainan 1
Siswa di bagi menjadi 2 tim yang setiap timnya terdiri dari 5 orang yaitu tim putih 5 orang dan tim hijau 5 orang.
Tim putih sebagai tim bertahan yang hanya menahan serangan lawan.Dan tim hijau sebagai penyerang namun tim hijau hanya
diberikan 5 sentuhan untuk mencetak poin.
Apabila lebih dari lima atau sebelum 5 sentuhan sudah di rebut tim bertahan hitungan mulai dari awal kembali. Setelah tim putih
berhasil 5 kali mengagalkan penyerangan tim hijau kemudian
bergantian posisi.
Wahyu Pratama, 2015
Setiap tim terdiri 5 orang dan 1 orang sebagai mencetak point ke ring lawan.
Cara mainnya siswa bermain menggunaka operan bounce pass apabila ingin mencetak poin harus memberikan umpan kepada
temannya yang berdiri di dekat ring lawan.
Namun temannya yang diumpan tidak boleh melangkah sedikitpun apabila melangkah dianggap tidak sah.
D. Desain Penelitian
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah pretest-posttest control
group, di mana dua kelompok dipilih, kemudian diberi tes awal (pretest) dan tes
akhir (posttest) untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara kelompok
eksperimen yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler olahraga bola basket dan
kelompok kontrol yang tidak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler olahraga bola
basket.
Penelitian pertama yang dilakukan oleh peneliti, peneliti yaitu melakukan tes
awal (pretest) dengan cara memberikan angket yang berisi pertanyaan yang
menyangkut dengan tingkat kedisplinan dan tanggung jawab siswa. Hal ini
dilakukan agar peneliti dapat melihat tes hasil awal pada setiap siswa yang akan
menjadi suatu acuan untuk peningkatan tingkat kedisiplinan dan tanggung jawab
siswa setelah kelompok eksperimen diberikan perlakuan. Dalam hal ini perlakuan
yang akan diberikan oleh siswa yaitu kegiatan ekstrakurikuler olahraga bola
basket kepada kelompok eksperimen, perlakuan yang diberikan kepada siswa
yaitu 12 kali pertemuan. Dan kelompok kontrol tidak diberikan perlakuan apapun.
Selanjutnya setelah kelompok eksperimen di berikan perlakuan melalui kegiatan
ekstrakurikuler olahraga bola basket dan kelompok kontrol tidak diberikan
perlakuan apapun, peneliti akan kembali memberikan angket yang sama pada tes
awal yang berkaitan dengan tingkat kedisiplinan dan tanggung jawab untuk
ini dilakukan sebagai pembanding apakah kegiatan ekstrakurikuler olahraga bola
basket dapat meningkatkan kediplinan dan tanggung jawab.
Kemudian peneliti dapat membandingkan hasil dari tes awal (pretest) dengan
hasil pada tes akhir (posttest). Dalam hal ini untuk mengetahui pengaruh kegiatan
ekstrakurikuler olahraga bola basket terhadap tingkat kedisiplinan dan tanggung
jawab siswa. Di bawah ini adalah gambar pretest-posttest Control group yang
akan di gunakan dalam penelitian ini:
.
Gambar 3.1. Pretest- Posttest Control Group
R1 : Kelompok Eksperimen
R2 : Kelompok Kontrol
X : Perlakuan menggunakan kegiatan ekstrakurikuler olahraga bola basket
O1 : Tes awal sebelum menggunakan perlakuan (Kelompok Eksperimen)
O2 : Tes akhir setelah menggunakan pelakuan (Kelompok Eksperimen)
O3 :Tes awal tanpa menggunakan perlakuan (Kelompok Kontrol)
O4 : Tes akhir tanpa menggunakan pelakuan (Kelompok Kontrol)
E. Instrumen penelitian
Instrumen penelitian adalah alat pengumpulan data. Menurut Arikunto (2006,
149), “Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan peneliti
dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih
baik”. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket untuk
R1 : O
1X O
2Wahyu Pratama, 2015
mengukur tingkat kedisiplinan dan tanggung jawab siswa dalam kegiatan
ekstrakurikuler olahrag bola basket. Adapun instrumen penelitian ini adalah
menggunakan:
1. Angket
Penelitian ini menggunakan angket atau kuesioner yang di jelaskan oleh
Sugiyono (2010:199) sebagai berikut: “Kuesioner merupakan teknik
pengumpulan data yang di lakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan
atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”. Angket dalam
penelitian ini terdiri dari variabel, konsep teori, yang dijabarkan melalui sub
variabel, indikator-indikator kemudian menjadi pernyataan.
Untuk memudahkan dalam penyusunan butir-butir pernyataan angket serta
alternatif jawaban yang tersedia, maka responden hanya di perkenankan untuk
menjawab salah satu alternatif jawaban. Jawaban yang di kemukakan oleh
responden didasarkan pada pendapatnya sendiri atau suatu hal yang dialaminya.
Varibel yang di ukur dalam penelitian ini adalah tingkat kedisiplinan dan
tanggung jawab instrumen yang di gunakan adalah angket tes kedisiplinan dan
tanggung jawabyang dikembangkan sendiri oleh penulis. Sebelum menyusun
butir-butir pernyataan yang akan di berikan kepada responden dalam bentuk
angket, penulis membuat kisi-kisi tentang instrumen penelitian, yaitu kisi-kisi
tingkat kedisiplinan dan tanggung jawab. Untuk menyusun angket penulis harus
mengacu pada definisi operasional.. Sudibyo dalam Ibrahim (2009:50) “disiplin
pada hakekatnya adalah taat dan rasa bertanggung jawab untuk tidak melanggar
ketentuan, tata tertib, dan nilai-nilai yang dianggap baik oleh masyarakat”.
Sedangkan tanggung jawab menurut (KBBI) kamus besar bahasa indonesia
adalah, keadaan wajib menanggung segala sesuatunya. Sehingga bertanggung
jawab menurut kamus umum bahasa indonesia adalah berkewajiban menanggung,
memikul, menanggung segala sesuatunya, dan menanggung akibatnya.
Dari kisi –kisi instrumen penelitian tersebut dapat dijabarkan ke dalam
pernyataan-pernyataan yang siap untuk digunakan instrumen penelitian. Berikut
TABEL 3.2
KISI-KISI ANGKET PENELITIAN
TINGKAT KEDISPLINAN DAN TANGGUNG JAWAB
Variabel Konsep Teori Sub Variabel Indikator No. Soal
(+) (-)
Disiplin
Sudibyo dalam Ibrahim
(2009,50) “Disiplin pada
hakekatnya adalah taat
1. Tepat waktu Mempertimbangkan waktu.
Tiba tepat waktu.
besar bahasa indonesia
adalah, keadaan wajib
menanggung segala
sesuatunya. Sehingga
1. Rasa
memiliki
Merawat fasilitas sekolah
Menjaga sarana prasarana pembelajaran.
2. komitmen mengerjakan piket kelas
Wahyu Pratama, 2015
bertanggung jawab
menurut kamus umum
bahasa indonesia adalah
berkewajiban
menanggung, memikul,
menanggung segala
sesuatunya, dan
menanggung akibatnya
3. Menghargai Menghormati guru.
Menghargai teman.
Mengenai alternatif jawaban dalam angket, penulis menggunkan skala likert.
Sugiyono menjelaskan (2009:134) “skala likert di gunakan untuk mengukur sikap,
pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.
Dalam penelitian, fenomena sosial telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti
yang selanjutnya disebut sebagai variable penelitian”. Untuk mengenai batasan
dalam skala likert Sudjana dan Ibrahim (1989:107) menjelaskan ”Skala likert
dinyatakan dalam bentuk pernyataan untuk dinilai oleh responden, apakah
pernyataan itu didukung atau ditolak, melalui rentangan nilai tertentu. Oleh sebab
itu pernyataan yang diajukan ada dua kategori, yaitu pernyataan positif dan
pernyataan negatif. Salah satu skala sikap sering digunakan dalam penelitian
adalah skala likert. Lebih lanjut lagi Sugiyono (2009:134-135) menjelaskan
bahwa : “jawaban setiap instrumen yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata
antara lain: selalu, sering, kadang-kadang, dan tidak pernah”.
Berdasarkan dengan batasan tersebut, selanjutnya penskoran dilakukan
dengan skor baku yang menunjuk pada penjelasan likert yang telah diuji skala
oleh penulis, yaitu : Kategori untuk setiap jawaban positif yaitu selalu = 4, sering
= 3, kadang-kadang = 2, dan tidak pernah = 1,. Sebaliknya untuk kategori
pernyataan negatif selalu= 1, sering = 2, kadang-kadang = 3, dan tidak pernah =
4. Lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel 3. 3 di bawah ini:
Kategori pemberian skor alternatif Jawaban
Alternatif Jawaban Skor Alternatif Jawaban
Positif Negatif
Selalu 4 1
Sering 3 2
Kadang-kadang 2 3
Tidak Pernah 1 4
F.
Prosedur penelitian
1. Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan, peneliti melakukan persiapan kegiatan meliputi:
a. penyusunan proposal penelitian.
b. Mengkaji teori-teori yang berhubungan dengan tingkat kedisplinan dan
tanggung jawab siswa.
c. Observasi lokasi penelitian, sarana-prasarana yang diperlukan saat
penelitian, dan alat bantu untuk menunjang pelaksanaan penelitian.
d. Penentuan instrumen penelitian yaitu angket. Dalam hal ini peneliti
menggunakan angket yang sudah diketahui validitas dan reliabilitasnya.
e. Melakukan perizinan penggunaan instrumen penelitian. Dan
f. Membuat permohonan Perizinan mengadakan penelitian ditempat yang
akan diteliti.
2. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan, peneliti melakukan pelaksanaan kegiatan
meliputi:
a. Diskusi program penelitian dan jadwal penelitian kepada pihak sekolah
yang diwakili oleh Wakasek Kurikulum, Kesiswaan, Guru Pendidikan
Jasmani dan Pembina olahraga ekstrakurikuler olahraga bola basket di
SMPNegeri 12 Bandung.
b. Melakukan pemilihan populasi kemuadian menentukan sampel untuk
Wahyu Pratama, 2015
TES AWAL TINGKAT KEDISPLINAN DAN TANGGUNG JAWAB
SISWA
c. Siswa diberikan angket yang berisi kedisipilinan dan tanggung jawab
untuk diisi sejujur-jujurnya oleh sampel sebagai data awal atau pretest.
d. Melaksanakan perlakuan kepada kelompok eksperimen berupa kegiatan
ekstrakurikuler olahraga bola basket dan kelompok kontrol tidak diberikan
perlakuan apapun.
e. Siswa di berikan angket yang berisi kedisiplinan dan tanggung jawab
untuk diisi sejujur-jujurnya oleh sampel sebagai data akhir atau posttest
sebagai acuan ekstrakurikuler olahrga bola basket dapat meningkatkan
tingkat kedisiplinan dan tanggung jawab siswa.
Kemudian, Langkah-langkah dalam melakukan penelitian dapat di lihat pada
gambar 3.4 di bawah ini.
Tabel 3.4
Langkah-langkah penelitian
POPULASI
SAMPEL
KELOMPOK EKSPERIMEN
KEGIATAN
EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA BOLA
BASKET
KELOMPOK KONTROL
TES AKHIR TINGKAT KEDISPLINAN DAN TANGGUNG JAWAB SISWA
A.Proses pengembangan instrumen
Untuk mengetahui kelayakan dari tiap butir soal, maka setiap butir soal di
uji menggunakan uji validitas internal butir dengan mengkorelasikan antara skor
butir soal dengan skor total responden, sedangkan untuk uji reliabilitas instrumen
penulis menggunakan rumus korelasi product moment.
1. Uji Validitas dan Realibilitas angket a. Uji validitas
Untuk menguji validitas keonstruk dapat di pergunakan pendapat para ahli
(judgement expert) seperti dikemukakan Sugiyono (2009:188) bahwa : ”Teknik
korelasi untuk menentukan validitas item ini sampai sekarang merupakan teknik
yang paling banyak digunakan”. Selanjutnya dalam memberikan interpretasi
terhadap koefisien korelasi.
Untuk mengetahui tingkat validitas instrument yang telah di uji cobakan di
tempuh langkah-langkah sebagai berikut:
1. Memberikan skor pada masing-masing butir pertanyaan.
2. Memberikan skor untuk keseluruhan jumlah butir pertanyaan.
3. Menyusun skor dari skor yang didapat secara keseluruhan.
Sugiyono (2009:188) menyatakan “Item yang mempunyai korelasi positif
dengan kriterium (Skor Total) serta korelasi yang tinggi, menunjukan bahwa item
tersebut mempunyai validitas yang tinggi pula.” Biasanya syarat minimum untuk
PENGOLAHAN DATA
ANALISIS DATA
Wahyu Pratama, 2015
dianggap memenuhi syarat adalah kalau r = 0,3. Jadi kalau korelasi di atas 0,3
maka item pernyataan dinyatakan valid, bila korelasinya dibawah 0,3 maka item
tersebut dinyatakan tidak valid. Item pernyataan yang tidak valid nantinya
dibuang.
Langkah-angkah dalam mengolah data untuk menentukan validitas instrumen
adalah mengkorelasikan skor jawaban per-item dengan skor total dengan rumus
sebagai berikut:
Rumus Korelasi Product Moment
Arikunto (2003:73) menjelaskan bahwa “Hasil perhitungan rxydikonsultasikan
pada table kritis r product moment dengan taraf signifikansi 5 %. Jika rxy> dari
rkritismaka butir soal tersebut valid”. Untuk memudahkan peneliti, maka digunakan alat
bantu yaitu microsoft excel for window. Setelah mendapat nilai korelasinya, peneliti
bandingkan dengan nilai r- tabel pada taraf signifikansi 5 % dan jumlah responden
sebanyak 35.
Untuk menentukan keputusan bahwa item soal itu valid atau tidaknya,
peneliti berpatokan pada norma sebagi berikut: jika rxy > r tabel berarti soal
tersebut valid, sebaliknya jika rxy < r tabel berarti item soal tersebut dinyatakan
tidak valid.
Tabel 3.5
Hasil Perhitungan Pengujian Validitas tingkat kedisiplinan dan tanggung jawab
No
r
hitungr
tabel Keterangan1 0,54 0,291 Valid
2 0,39 0,291 Valid
3 0,45 0,291 Valid
4 0,49 0,291 Valid
5 0,37 0,291 Valid
6 0,33 0,291 Valid
7 0,48 0,291 Valid
8 0,58 0,291 Valid
10 0,47 0,291 Valid
Berdasarkan tabel 3.5 di atas dari jumlah angket yang diambil untuk penelitian
nantinya sebanyak 36soal sedangkan jumlah angket yang dibuang sebanyak
10soal.
Wahyu Pratama, 2015
Pengujian reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah kuesioner dapat
memberikan ukuran yang konstan atau tidak. Instrument (kuesioner) yang handal
berarti mampu mengungkap data yang didapat dipercaya. Cara menghitung
realibilitas dapat menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan :
r xy = korelasi antara variabel X dan Y (criteria)
X = skor pada variabel X
Y = skor pada variabel Y
∑X = jumlah skor variabel X
∑Y = jumlah skor variabel Y Xy = jumlah skor X kali Y
N = jumlah subjek
Mencari realibilitas seluruh perangkat butir dengan menggunakan rumus
Spearman Brown dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan :
rii = koefisien yang dicari
2. r = dua kali koefisien korelasi
1+ r = satu tambah koefisien korelasi
Data masing-masing tes di peroleh melalui proses pengukuran, merupakan
nilai yang masih mentah. Untuk mengetahui adanya pengaruh kegiatan
ekstrakurikuler olahraga bola basket terhadap tingkat kedisiplinan dan tanggung
jawab siswa, maka harus melalui proses penghitungan statistik. Menurut
Sugiyono (2009:172), “Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara
data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang
diteliti”. Pengujian validitas instrumen sangat penting dilakukan karena instrumen dengan tingkat validitas tinggi dapat mengukur apa yang hendak diukur dalam
penelitian.
Setelah melaksanan penelitian, peneliti melaksanakan pengumpulan data dan
selanjutnya melakukan pengolahan data dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Menghitung skor rata-rata kelompok sampel dengan menggunakan rumus
sebagai berikut :
Keterangan :
X = skor rata-rata yang dicari
= jumlah nilai data
= jumlah sampel
2. Menghitung simpangan baku dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
S = simpangan baku yang dicari
n = jumlah sampel
= jumlah kuadrat nilai data dikurangi rata-rata
Wahyu Pratama, 2015
Keterangan:
S2 = Varians yang dicari
n = Jumlah sampel
= Skor yang diperoleh
∑ = Jumlah
Untuk analisis tahap selanjutnya, peneliti menggunakan program microsoft
excel. Penjelasan langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
4. Menguji Normalitas
Menguji normalitas data menggunakan uji kenormalan Lilliefors. Prosedur
yang digunakan menurut Sujana (2001) adalah sebagai berikut:
a. Pengamatan X1, X2, … Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2, ..., Zn dengan
menggunakan rumus:
Xi – X Z1 =
S
(X dan S masing-masing merupakan rata-rata dan simpangan baku dari
sampel).
b. Untuk bilangan baku ini digunakan daftar distribusi normal baku, kemudian
dihitung peluang F(Z1) = P(Z Z1).
c. Selanjutnya dihitung proporsi Z1, Z2, … ZnZi. Jika proporsi ini dinyatakan
S(Zi), maka:
Banyaknya Z1, Z2, ... , Zn Zi
S (Zi) =
n
e. Ambil harga yang paling besar di antara harga-harga mutlak selisih tersebut.
Untuk menolak atau menerima hipotesis, kita bandingkan Lo dengan nilai
kritis L yang diambil dari daftar untuk taraf nyata yang dipilih. Kriterianya adalah: tolak hipotesis nol jika Lo yang diperoleh dari data pengamatan
melebihi L dari daftar tabel. Dalam hal lainnya hipotesis nol diterima.
5. Menguji homogenitas dengan menggunakan rumus :
F =
Terima Ho jika Fhitung≤ Ftabel
Tolak Ho jika Fhitung> Ftabel
6. Pengujian signifikasi peningkatan hasil belajar
Menggunakan uji t dengan langkah awal mencari simpangan baku gabungan,
dengan rumus:
Keterangan:
= Simpangan baku gabungan
= Jumlas sampel
= Varians
Langkah berikutnya menghitung pengaruh kegiatan ekstrakurikuler
olahaga bola basket terhadap tingkat kedisiplinan dan tanggung jawab siswa
dengan pengujian signifikan, menguji coba dengan t dengan rumus:
Wahyu Pratama, 2015
Keterangan:
= Jumlah sampel kelompok 1 = Jumlah sampel kelompok 2
= Rata-rata kelompok 1 = Rata-rata kelompok 2 S12 = Varians kelompok 1
S22 = Varians kelompok 2
Untuk uji t kriteria penerimaan dan penolakan hipotesisnya :
Terima Hipotesis (H0) jika : t <
Tolak Hipotesis (H0) jika : t
7. Langkah berikutnya menguji perbedaan hasil belajar dari kedua kelompok
Dengan menggunakan uji signifikasi perbedaan dua rata-rata yaitu uji t,
sebagai berikut:
Untuk perbedaan kelompok
Keterangan:
= Jumlah sampel kelompok eksperimen = Jumlah sampel kelompok kontrol
= Rata-rata kelompok eksperimen = Rata-rata kelompok kontrol S12 = Varians kelompok eksperimen
S22 = Varians kelompok kontrol
Terima Hipotesis (H0) jika : t <
68 Wahyu Pratama, 2015
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah di lakukan penulis dapat mengambil
kesimpulan secara umum bahwa kegiatan ekstrakurikuler olahraga bola basket
memberikan pengaruh positif terhadap sikap siswa di SMP Negeri 12
Bandung.
Kesimpulan khusus yang diperoleh dari penelitian ini adalah :
1. Terdapat pengaruh yang signifikan terhadap tingkat kedisiplinan dan
tanggung jawab siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler olahraga
bola basket di SMP Negeri 12 Bandung
2. Tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap siswa yang tidak
mengikuti kegiatan ekstrakurikuler olahraga bola basket terhadap tingkat
kedisiplinan dan tanggung jawab siswa.
3. Terdapat perbedaan yang signifikan terhadap tingkat kedisiplinan dan
tanggung jawab siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler olahraga
bola basket.
B. Saran
Sesuai dengan penelitian yang telah di lakukan oleh penulis, ada beberapa
hal yang dapat di jadikan saran yaitu :
1. Kegiatan ekstrakurikuler olahraga bola basket dapat di jadikan sarana
untuk mengembangkan sikap disiplin dan tanggung jawab siswa.
2. Bagi lembaga sekolah kegiatan ekstrakurikuler olahraga bola basket
sebaiknya sebaiknya di gunakan secara maksimal karena dapat
memberikan pengaruh positif terhadap siswa.
3. Bagi masyarakat sikap disiplin dan tanggung jawab dapat memberikan
Demikian kesimpulan dan saran yang dapat penulis berikan, semoga hasil
penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan perkembangan kualitas
Wahyu Pratama, 2015
DAFTAR PUSTAKA
Abduljabar, Bambang (2009), manajemen pendidikan jasmani dan olahraga.
Bandung:Prodi PJKR
Abduljabar, Bambang (2010). Landasan ilmiah pendidikan intelektual dalam
pendidikan jasmani, Bandung : Rizqi Press
Abduljabar, Bambang (2011). Pedagodi olahraga. Bandung. Universitas
Pendidikan Indonesia
Abduljabar, Bambang. dan Darajat, Jajat. (2010). Modul Aplikasi statistik dalam
Penjas. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Arikunto, Suharsimi. (1992). Teori Bermain. Bandung: FPOK UPI
Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Berliana. Dkk. (2008). Belajar Pembelajaran dalam Pelatihan Olahraga. FPOK
UPI. Bandung.
Depdiknas. (2008). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Dikmenum.
Depdiknas.
Depdiknas. (2008). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional.Direkjendasmen
Drajat jajat (2010), modul statistik dalam pembelajaran penjas, Bandung : FPOK
UPI
Drs. H. Toto subroto, dkk. (2013) model model pembelajaran pendidikan jasmani.
Bandung
GBPP (1994), Program kegiatan ekstrakurikuler untuk siswa SLTP
Hellison, D. (1995) Teaching Responsibility Through Physical Education. Human
Kinetics: Champaign, IL.
Hurlock, B. E. 1991.Terjemahan Psikologi Perkembangan :Suatu Pendekatan
Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta : Erlangga
Jasin R arie atriq (2011:07), karakteristik materi pembelajaran. Bandung. FPOK
John W. Satrock, 2007. Psikologi Pendidikan. edisi kedua. PT Kencana Media
Group: Jakarta.
Juliante, tite. (2012).belajar dan pembelajaran pendidikan jasmani Bandung:
FPOK -UPI
Kamus Besar Bahasa Indonesia
Lemhanas (1997). Displin nasional. Jakarta. PT. Balai pustaka
Lutan, Rusli dan Sumardiyanto. (2001). Filsafat Olahraga. Jakarta: Dirjen
Dikdasmen.
Lutan, Rusli. (2001). Asas-Asas Pendidikan Jasmani. Depdiknas. Jakarta.
Lutan, Rusli. dan Suherman, Adang. (2000). Perencanaan Pembelajaran Penjas.
Depdiknas. Jakarta.
Mahendra, Agus. (2003). Asas dan Falsafah Pendidikan Jasmani untuk Sekolah
Dasar, Modul. Direktorat PLB, Jakarta.
Mahendra, Agus. (2003). Asas dan Falsafah Pendidikan Jasmani. Depdiknas.
Jakarta.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 39 Tahun
2008 tentang Pembinaan Kesiswaan (2008: 4)
Pratama, A (2012). Dampak ekstrakuikuler bulutangkis terhadap displin siswa
dalam mengikuti pembelajarn pendidikn jasmani di SMAN 5 Cimahi.
Bandung. Skipsi FPOK UPI
Rasidin dkk (1991) Kuikulum sekolah. Jakarta : Rineka Cipta
Sri kristianingsih, kegiatan ekstrakurikuler olahraga sebagai salah satu upaya
mengatasi kenakalan remaja di SMP 1 Batujajar 2008, skripsi STKIP Cimahi
Sudarwan Danim dan Khairil, (2011) Psikologi Pendidikan, Bandung: Alfabeta
Sudjana dan Ibrahim. (1989). Metode Penelitian Ilmiah. Bandung : Tarsito.
Sudjana.(2005). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikana: Pendekatan Kuantitatif,
Wahyu Pratama, 2015
Tulus Tu’u (2004)), peran disiplin pada perilaku dan prestasi siswa. Jakarta :
Garsindo
Undang-undang No. 4 tahun 1950 tentang dasar-dasar pendidikan dan
pengajaran pasal 9
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989, tentang Sistem Pendidikan Nasional.
UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Sumber internet :
www.artikata.com/arti-340093-tanggungjawab.html
http://file.upi.edu/Direktori/
http://id.wikipedia.org/wiki/Teori_Belajar_Behavioristik
http://id.wikipedia.org/wiki/Teori_Belajar_Behavioristik.htm
http://ilhameducationsquare.blogspot.com/2011/12/normal-0-false-false-false-in-x-none-x_7882.html
http://ongouls.blogspot.com/2011/11/indikator-indikator-disiplin.html
http://penjasminu.blogspot.com/2009/01/hakekat-pendidikanjasmani-pendidikan.html
http://sarahshabrina.blogspot.com/2012/05/manusia-dan-tanggung-jawab.html
http://senandikahukum.com/tanggung-jawab-negara-terhadap-tindak-pidanan-internasional/
http://www.anneahira.com/tanggung-jawab.htm
http://www.funderstanding.com/content/behaviorism
http://www.kanalom.blogspot.com.html
http://www.psikologiku.com/teori-pengkondisian-operan-menurut-skinner/
https://alike.wordpress.com/2008/08/22/tanggung-jawab-dalam-pendidikan/
https://amalianurjannah.files.wordpress.com/2013/05/1-teori-pengkondisian-ivan-petrovich-pavlov.pdf
https://bangfajars.wordpress.com/2011/11/17/pertanyaan-seputar-psikologi-pendidikan/
https://id.wikipedia.org/wiki/Bola_basket
https://mukhliscaniago.wordpress.com/2012/05/04/teori-ivan-pavlov/
https://starawaji.wordpress.com/