• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA DENGAN KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA INDONESIA : Penelitian korelasional terhadap Siswa pada Kelompok A di TK Kartika Siliwangi Kota Bandung Tahun Ajaran 2015/2016.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA DENGAN KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA INDONESIA : Penelitian korelasional terhadap Siswa pada Kelompok A di TK Kartika Siliwangi Kota Bandung Tahun Ajaran 2015/2016."

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

Aulia Husnul Khotimah, 2015

Hubungan Pemerolehan Bahasa Pertama D engan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia

HUBUNGAN PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA DENGAN KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA INDONESIA

(Penelitian korelasional terhadap Siswa pada Kelompok A di TK Kartika Siliwangi Kota

Bandung Tahun Ajaran 2015/2016)

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan program

Studi Pendidikan Guru Anak Usia Dini

Oleh

Aulia Husnul Khotimah 1002664

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIK ANAK USIA DINI JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Aulia Husnul Khotimah, 2015

Hubungan Pemerolehan Bahasa Pertama D engan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia

BERBICARA BAHASA INDONESIA

(Penelitian korelasional terhadap Siswa pada Kelompok A di TK Kartika Siliwangi Kota

Bandung Tahun Ajaran 2015/2016)

Oleh :

Aulia Husnul Khotimah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Aulia Husnul Khotimah Universitas Pendidikan Indonesia

Desember 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

Aulia Husnul Khotimah, 2015

Hubungan Pemerolehan Bahasa Pertama D engan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia

(4)

ii

Aulia Husnul Khotimah, 2015

Hubungan Pemerolehan Bahasa Pertama D engan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia

HUBUNGAN PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA DENGAN KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA INDONESIA

(Penelitian Korelasional Pada Anak Kelompok A TK Kartika Siliwangi Kota Bandung Tahun Ajaran 2015-2016)

Aulia Husnul Khotimah (1002664)

ABSTRAK

Awal tahun kehidupan anak merupakan periode kritis untuk perkembangan anak, pada tahap ini pula anak akan mendapatkan bahasa pertama yang merupakan faktor esensial dalam perkembangan bahasa anak selanjutnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran mengenai pemerolehan bahasa pertama dan kemampuan berbicara bahasa Indonesia serta hubungan mengenai kedua variabel tersebut. Selain itu, untuk mengetahui seberapa besar kontribusi yang diberikan variabel bahasa pertama terhadap variabel kemampuan berbicara bahasa Indonesia pada anak kelompok A. Populasi dalam penelitian ini adalah anak kelompok A di TK Kartika Siliwangi sebanyak 20 orang. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif korelasional. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara pemerolehan bahasa pertama dengan kemampuan berbicara Bahasa Indonesia anak kelompok A di TK Kartika Siliwangi seperti yang ditunjukkan oleh hasil nilai korelasi yang lebih kecil dari ketentuan nilai pengambilan keputusan. Besarnya korelasi 0,896, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pemerolehan bahasa pertama memberikan kontribusi sebesar 80,28% terhadap kemampuan berbicara bahasa Indonesia anak. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi Pemerolehan Bahasa Pertama yang dimiliki anak, maka Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia Anak akan semakin tinggi dan sebaliknya jika semakin rendah Pemerolehan Bahasa Pertama maka Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia Anak semakin rendah pula.

(5)

iii

Aulia Husnul Khotimah, 2015

Hubungan Pemerolehan Bahasa Pertama D engan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia

CORRELATION BETWEEN FIRST LANGUAGE ACQUISITION AND INDONESIAN SPEECH ABILITY

(Correlation Research to Children of Group A TK Kartika Siliwangi, Bandung City, Academic Year 2015-2016)

Aulia Husnul Khotimah (1002664)

ABSTRACT

First years of children’s life is critical period for their development, in this step they will get their first language which is essential factor in the developmentof their language in the future. This research aimed to find out the description about first language acquisition, Indonesian speech ability, and the correlation between those factors. Besides, this research also aimed to find out how much contribution given by first language variable to the Indonesian speech ability in children. The population in this research are 20 children in group A, TK Kartika Siliwangi, Bandung. This research used quantitative approach with descriptive correlational method. Results showed that there is a significant correlation between first language acquisition and Indonesian speech ability in children in group A, TK Kartika Siliwangi, Bandung. Represented by correlation value 0,896; thus concluded that first language acquisition contributes 80,28% to the Indonesian speech ability in children in group A, TK Kartika Siliwangi, Bandung. This fact implied that there is linear correlation between the two variables.

(6)

vi

Aulia Husnul Khotimah, 2015

Hubungan Pemerolehan Bahasa Pertama D engan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

PERNYATAAN... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR DIAGRAM... ix

DAFTAR LAMPIRAN... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 6

BAB II KAJIAN TEORI... 8

A. Pemerolehan Bahasa Pertama Anak Usia Dini ... 8

1. Hakikat Bahasa Pertama ... 8

2. Teori Pemerolehan Bahasa Anak Usia Dini ... 9

3. Proses pemerolehan Bahasa Pertama... 13

4. Tahapan dan Karakteristik Pemerolehan Bahasa Pertama ... 14

B. Pengertian Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia Anak ... 18

1. Kemampuan Berbicara... 18

(7)

Aulia Husnul Khotimah, 2015

Hubungan Pemerolehan Bahasa Pertama D engan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia

3. Karakteristik Kemampuan Berbicara ... 22

4. Aspek – aspek Kemampuan Berbicara ... 21

5. Tujuan Berbicara ... 21

BAB III METODE PENELITIAN ... 27

A. Desain Penelitian ... 27

B. Variabel Penelitian ... 28

C. Definisi Operasional Variabel ... 28

D. Populasi dan Sampel Penelitian... 29

E. Instrumen Penelitian ... 30

F. Teknik Analisis Data ... 41

G. Prosedur Penelitian ... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 45

A. Hasil Penelitian... 45

1. Profil Pemerolehan Bahasa Pertama pada Anak Usia 4-5 Tahun di TK Kartika Siliwangi Tahun Ajaran 2015/2016... 45

2. Profil Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia pada Anak Usia 4-5 Tahun di TK Kartika Siliwangi Tahun Ajaran 2015/2016... 46

3. Hubungan antara Pemerolehan Bahasa Pertama terhadap Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia Anak Usia 4-5 Tahun Di TK Kartika Siliwangi Kota Bandung Tahun Ajaran 2015/2016 ... 48

B. Pembahasan ... 45

1. Profil Pemerolehan Bahasa Pertama pada Kelompok A di TK Kartika Siliwangi ... 50

2. Profil Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia pada Kelompok A Di TK Kartika Siliwangi ... 54

3. Hubungan antara Pemerolehan Bahasa Pertama dengan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia pada Kelompok A di TK Kartika Siliwangi ... 56

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI ... 60

(8)

Aulia Husnul Khotimah, 2015

Hubungan Pemerolehan Bahasa Pertama D engan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia

B. Implikasi ... 61

C. Rekomendasi ... 61

DAFTAR PUSTAKA ... xiii

(9)

Aulia Husnul Khotimah, 2015

Hubungan Pemerolehan Bahasa Pertama D engan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Siswa Kelompok A... 28

Tabel 3.2 Kisi – kisi Instrumen Pemerolehan Bahasa Pertama Usia 4 – 5

Tahun... 29

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Berbicara Bahasa Indonesia ... 32

Tabel 3.4 Hasil Rekapitulasi Uji Validitas Pernyataan Pemerolehan

Bahasa Pertama ... 34

Tabel 3.5 Hasil Rekapitulasi Uji Validitas Pernyataan Kemampuan Berbicara

Bahasa Indonesia ... 36

Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ... 40

Tabel 3.7 Kriteria Variabel... 42

Tabel 4.1 Gambaran Pemerolehan Bahasa Pertama pada Anak Usia 4 - 5

Tahun ... .45

Tabel 4.2 Gambaran Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia pada Anak Usia

4-5 Tahun ... 46

Tabel 4.3 Korelasi antara Pemerolehan Bahasa Pertama dengan Kemampuan

(10)

Aulia Husnul Khotimah, 2015

Hubungan Pemerolehan Bahasa Pertama D engan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Language Acquisition Device... 11

(11)

Aulia Husnul Khotimah, 2015

Hubungan Pemerolehan Bahasa Pertama D engan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia

DAFTAR DIAGRAM

Grafik 4.1 Gambaran Pemerolehan Bahasa Pertama pada Anak Usia 4-5

Tahun ... 45

Grafik 4.2 Gambaran Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia pada Anak

(12)

Aulia Husnul Khotimah, 2015

Hubungan Pemerolehan Bahasa Pertama D engan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia

DAFTAR LAMPIRAN

SK Pengangkatan Dosen

Surat Ijin Mengadakan Penelitian

Surat Pengantar Validasi

Surat Keterangan Validasi Instrumen

Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

Lembar Bimbingan

Hasil Pengujian Normalitas pada Variabel Pemerolehan Bahasa Pertama (X) pada

Anak Kelompok A

Hasil Pengujian Normalitas pada Variabel Kemampuan Berbicara Bahasa

Indonesia (Y) pada Anak Usia 4-5 Tahun

(13)

Aulia Husnul Khotimah, 2015

Hubungan Pemerolehan Bahasa Pertama D engan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan dan pertumbuhan manusia mengalami laju yang paling

pesat pada saat usia anak-anak terutama pada masa awal hidup manusia yaitu

dalam rentang usia 0 hingga 6 tahun. Pada masa ini pula anak mulai mempelajari

bahasa agar dapat berhubungan dengan anak lainnya. Bahasa adalah satu dari

sekian kemampuan yang keberadaannya sangat vital yang dapat menjadikan kita

sebagai „manusia‟ (Beaty, 2013, hlm. 312). Pada rentang usia 0-6 tahunlah, anak memperoleh bahasa setelah sepenuhnya lahir tanpa mengenal bahasa.

Pemerolehan bahasa adalah proses seorang anak mendapatkan bahasa pertamanya

(Tarigan, 1988, hlm. 85).

Seringkali orang dewasa merasa takjub mengenai bagaimana anak-anak

yang berusia di bawah empat tahun dapat memperoleh bahasa, dari mulai hanya

dapat menangis dan merajuk lalu membuat suara dengan mengoceh,

mengucapkan kata pertama dan mampu merespon balik, mampu mengucapkan

frasa pendek lalu dapat berbicara telegrafis kemudian tanpa terasa anak sudah

mampu berkomunikasi menggunakan kalimat panjang yang kompleks sesuai

dengan kaidah tata bahasa

Cahyono (1995, hlm. 273) mengatakan sebenarnya tanpa disadari

anak-anak tidak hanya mengulang dan meniru apa yang mereka dengar tetapi mereka

juga aktif berproses mengembangkan bahasanya, mereka mampu mendapatkan

puluhan kosa kata baru setiap harinya serta menguasai sistem fonologi dan

gramatik yang rumit, menggunakan bahasa sesuai aturan percakapan kompleks

yang sesuai dengan tingkatan usia dan tatanan sosial, sedangkan saat anak-anak

lahir nyaris tanpa mengenal bahasa. Mereka belum mengecap bangku sekolah dan

belum mampu untuk membaca terlebih lagi menulis. Senada dengan Cahyono,

Mönks, Knoer dan Haditono (1998, hlm. 156) mengemukakan bahwa “Anak

dilahirkan tidak membawa kemampuan apa-apa, ia masih harus banyak belajar

juga belajar berbahasa yang dilakukan anak melalui imitasi, belajar model dan

(14)

Aulia Husnul Khotimah, 2015

Hubungan Pemerolehan Bahasa Pertama D engan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia

Penguasaan bahasa yang terjadi pada anak-anak seperti mengalir begitu

saja, tanpa perlu diajarkan. Pemerolehan atau akuisisi bahasa seakan terjadi

secara alamiah bahwa tanpa disadari seorang anak tengah berproses memperoleh

bahasa. Bahkan pada bayi baru lahir, mereka sudah berusaha untuk berkomunikasi

dengan orang lain melalui menangis yang memiliki pesan yang berbeda di setiap

belajar sendiri mengenai aturan bagaimana menuturkan kata-kata dalam sebuah

kalimat yang rumit, mereka mengalami peningkatan perkembangan bahasa yang

sangat pesat mencapai 4000-6000 kata. Pada usia yang setahun lebih tua lagi anak

mampu menguasai 5000 hingga 8000 kata.

Sebelum anak genap berusia setahun, anak telah mengetahui akan

pentingnya kemampuan berkomunikasi dengan orang lain selain dirinya. Anak

segera mengetahui bahwa upaya mereka berkomunikasi melalui tangisan atau

isyarat tidak selalu dimengerti, mereka menjadi termotivasi untuk secepatnya

belajar berbicara. Setelah anak siap, mereka akan segera belajar berbicara karena

mereka telah mengetahui bahwa bicara adalah alat komunikasi paling efisien dan

efektif apabila di bandingkan dengan isyarat atau tangisan (Hurlock, 1978, hlm.).

Bicara adalah salah satu bentuk bahasa komunikasi yang paling efektif.

Menurut Tarigan (1991), berbicara merupakan keterampilan menyampaikan pesan

melalui bahasa lisan. Menurut Dora V. Smith dalam buku Good School For

Young Children (1963, hlm.111) sebelum anak-anak memasuki usia sekolah,

mereka telah banyak menggunakan bahasa percakapan. Diperkirakan jumlah

kata-kata yang diucapkan perhari oleh anak sekitar 7500 pada usia tiga tahun,

hingga 10.500 kata pada usia lima tahun. Anak telah berkembang banyak dalam

keterampilan berbicaranya sebelum ia masuk sekolah dan sebelum ia menerima

pelajaran formal apapun. Selama periode awal usianya perkembangan bahasa

anak-anak merefleksikan proses mentalnya, ketertarikannya dan hubungan dengan

(15)

Aulia Husnul Khotimah, 2015

Hubungan Pemerolehan Bahasa Pertama D engan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia

kemampuan berbicara bahasa Indonesia sangat vital dimiliki dan dilatih sejak dini

agar gagasan, pemikiran serta pendapatnya dapat dipahami oleh orang lain yang

memiliki bahasa pertama yang berbeda dengannya.

Banyak orang masih meyakini bagaimana seorang anak yang masih dalam

asuhan ibunya dan belum mendapatkan pendidikan formal dari bangku sekolah

dapat mengembangkan bahasa. M.J. Langeveld dalam bukunya yang berjudul

Paedagogik (1980) memiliki anggapan bahwa manusia itu adalah “animal

educandum” yang berarti ia adalah hewan atau binatang yang harus mendapat

pendidikan karena ia memang “animal educabile” yaitu binatang yang dapat dan

diperuntukkan untuk dididik. Pandangan M.J. Langeveld terbantahkan “hewan”

yang menurutnya harus dan dapat serta diperuntukkan untuk dididik, tanpa

melalui proses pendidikan mereka sudah dapat menuturkan bahasa lisan,

memperoleh dan mengolah bahasa menjadi rentetan kalimat yang rumit dan

membangun serangkaian kata-kata yang berasal dari ribuan fonem, tanpa perlu

melalui proses pendidikan formal dan tanpa mereka sadari sudah mempelajari

morfologi, sintaksis, semantik, pragmatik sejak mereka dilahirkan hingga

kanak-kanak.

Perkembangan pemerolehan bahasa dan berbicara termasuk berbicara

bahasa Indonesia pada masa kanak-kanak banyak sekali dipengaruhi oleh

berbagai faktor, salah satunya adalah lingkungan kaya akan bahasa. Eric

Ashworth (1973, hlm. 34) menuturkan orang dewasa yang dapat menyediakan

sebuah lingkungan yang kaya akan bahasa, dengan lingkungan yang seperti ini,

anak dapat menggambarkan sebuah perlakuan yang baik pada pengetahuan

pemerolehan dan perkembangan bahasanya. Ashworth (1973, hlm. 35)

menyatakan kelanjutan dari lingkungan yang kaya bahasa dapat terus

berlangsung ketika orang dewasa dapat menegaskan bahwa itu akan terjadi jika

sesekali dirancang sebuah situasi yang akan memungkinkan seorang anak

memperoleh bahasa untuk dirinya sendiri dari pada ajaran yang diberikan secara

eksplisit.

Anak usia dini memperoleh bahasa pertamanya melalui interaksinya

dengan orang dewasa yang berada di lingkungan keluarganya. Ketika anak-anak

(16)

Aulia Husnul Khotimah, 2015

Hubungan Pemerolehan Bahasa Pertama D engan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia

dengar atau merepresentasi secara visual melalui bahasa. Komunikasi seperti ini

terjadi dalam sebuah lingkungan sosial anak dimana ada interaksi dengan yang

anak lainnya. Menurut Soderman (Kostelnik, 2007, hlm. 296) yang paling

mempengaruhi perkembangan bahasa anak adalah orang dewasa (orang tua)

dimana seorang anak hidup dari mereka anak-anak belajar bagaimana model

struktur bahasa dan mulai menemukan tujuan untuk berkomunikasi dengan orang

lain hingga akhirnya ia berupaya untuk berproses memperoleh bahasa dan

berbicara.

Namun, tidak semua anak mampu melalui tahapan perkembangan bahasa

dengan baik. Seringkali ditemukan di lapangan, di lingkungan rumah bahkan

disekolah anak yang mengalami keterlambatan dalam bahasa, baik itu berbicara

secara lisan atau keengganan untuk berkomunikasi. Sebagian anak-anak

mengalami kesulitan dalam mengungkapkan sesuatu karena keterbatasan kosa

kata yang dimiliki dan juga mengalami hambatan dalam menangkap maksud serta

isi percakapan yang melibatkan dirinya dan orang lain atau mengalami kegagapan

dan terpatah patah dalam berbicara.

Novriza (2014, hlm. 6) menyatakan bahasa pertama pada anak akan

memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap pemerolehan bahasa dan

berbicara anak pada tahapan perkembangan bahasa selanjutnya terlebih ketika

anak mulai memasuki usia sekolah. Bahasa dan kemampuan berbicara amat

dibutuhkan oleh anak-anak agar dapat menyatakan apa yang dia pikirkan,

rasakan, inginkan dan juga yang dia butuhkan. Apabila anak mengalami

hambatan dalam mengakuisisi bahasa pertamanya, kemungkinan kemampuan

berbicara anak terhambat akan lebih besar. Anak yang mengalami keterlambatan

perkembangan bahasa pertama akan mengalami kesulitan pada penguasaan

kosakata, ingatan, pendengaran, perbedaan penguasaan, masalah tugas sederhana

dan keterampilan mengikuti sesuai dengan urutan.

Senada dengan Novriza, Fitri (2013, hlm. 1) dalam penelitiannya

menyatakan tiga tahun pertama kehidupan merupakan periode kritis bagi anak.

Bila gangguan bicara dan bahasa tidak ditangani dengan tepat akan terjadi

gangguan kemampuan membaca, kemampuan verbal, perilaku, penyesuaian

(17)

Aulia Husnul Khotimah, 2015

Hubungan Pemerolehan Bahasa Pertama D engan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia

secara dini diperlukan untuk mencegah terjadinya gangguan dan hambatan

tersebut. Oleh sebab itu data mengenai pemerolehan bahasa pertama dan

kemampuan berbicara anak perlu untuk diamati.

Berdasarkan latar belakang di atas maka diperlukan penelitian untuk

mengungkap apakah terdapat kaitan antara pemerolehan bahasa pertama dengan

kemampuan berbicara bahasa indonesia anak usia dini, maka penelitian ini

memfokuskan kajian pada “Hubungan Pemerolehan Bahasa Pertama dengan

Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia Anak Usia Dini”.

B. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana profil pemerolehan bahasa pertama anak kelompok A di TK

Kartika Siliwangi?

2. Bagaimana profil kemampuan berbicara bahasa indonesia anak kelompok

A di TK Kartika Siliwangi?

3. Bagaimana hubungan antara pemerolehan bahasa pertama dengan

kemampuan berbicara bahasa indonesia anak kelompok A di TK

Siliwangi?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Untuk mengetahui profil pemerolehan bahasa pertama anak kelompok A

di TK Kartika Siliwangi.

2. Untuk mengetahui profil kemampuan berbicara Bahasa Indonesia anak

kelompok A di TK Kartika Siliwangi.

3. Untuk mengetahui hubungan antara pemerolehan bahasa pertama dengan

kemampuan berbicara Bahasa Indonesia anak kelompok A di TK Kartika

Siliwangi.

(18)

Aulia Husnul Khotimah, 2015

Hubungan Pemerolehan Bahasa Pertama D engan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia

Manfaat penelitian yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Manfaat Praktis

a. Memberikan wawasan dan pengetahuan baru mengenai disiplin ilmu

pendidikan anak usia dini khususnya mengenai pemerolehan bahasa

pertama dan kemampuan berbicara anak usia dini.

b. Memperoleh gambaran nyata mengenai pentingnya informasi yang

lebih luas dan dalam dalam kaitannya dengan proses pemerolehan

bahasa pertama terhadap kemampuan berbicara.

c. Mengasah keterampilan dan kemampuan peneliti dalam menganalisis

masalah yang dihadapi anak terkait dengan pemerolehan bahasa

pertama dan kemampuan berbicara anak, sehingga dapat terselesaikan

dengan baik.

2. Manfaat Praktis

a. Meningkatkan kesadaran guru akan pentingnya percakapan dan

komunikasi antara dirinya dengan anak didik untuk memperluas dan

menstimulasi kemampuan berbicara dan bahasa anak.

b. Menjadi masukan untuk guru dalam menyusun kegiatan pembelajaran

yang dapat mewadahi kebutuhan dan perkembangan anak berkaitan

dengan pemerolehan bahasa pertama dan kemampuan berbicara anak

usia dini.

E. Sistematika Penulisan Penelitian

1. Bab I Pendahuluan, merupakan bab perkenalan penelitian, terdiri dari:

a. Latar Belakang Penelitian

b. Rumusan Masalah Penelitian

c. Tujuan Penelitian

d. Manfaat Penelitian

e. Sistematika Penulisan Penelitian

2. Bab II Kajian Pustaka, berisikan berbagai konsep, teori, maupun penelitian

terdahulu mengenai beberapa hal terkait dengan penelitian, diantaranya:

a. Konsep Pemerolehan Bahasa Pertama

(19)

Aulia Husnul Khotimah, 2015

Hubungan Pemerolehan Bahasa Pertama D engan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia

c. Penelitian Terdahulu yang Relevan

3. Bab III Metode Penelitian, membahas mengenai metodelogi penelitian

secara lebih terperinci, yaitu:

a. Desain Penelitian

b. Variabel Penelitian

c. Definisi Operasional Variabel

d. Populasi dan Sampel Penelitian

e. Instrumen Penelitian

f. Teknik Analisis Data

g. Prosedur Penelitian

4. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, terdiri dari:

a. Temuan Penelitian

b. Pembahasan Penelitian

5. Bab V Kesimpulan dan Saran, memaparkan penafsiran hasil penelitian

dengan subbab:

a. Kesimpulan

(20)

Aulia Husnul Khotimah, 2015

Hubungan Pemerolehan Bahasa Pertama D engan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini berjudul “Hubungan Pemerolehan Bahasa Pertama Terhadap Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia Anak Kelompok A” penelitian ini

dilakukan di TK Kartika Siliwangi pada kelas A dengan rentang usia 4-5 tahun.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif.

Menurut Sugiyono (2015, hlm. 14) metode kuantitatif adalah metode yang

berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi

ataupun sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian

analisis data bersifat kuantitatif/statistic dengan tujuan untuk menguji hipotesis

yang telah ditetapkan. Jenis penelitian yang digunakan yaitu deskriptif

korelasional. Menurut Sugiyono (2015, hlm 57) penelitian korelasional adalah

penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan atau mengidentifikasi hubungan

antara dua variabel atau lebih.

Alasan digunakannya metode ini karena peneliti bermaksud memperoleh

serta mengumpulkan data asli yang akurat untuk mengetahui gambaran

pemerolehan bahasa pertama dengan kemampuan berbicara bahasa Indonesia

kelompok A di TK Kartika Siliwangi tanpa ada manipulasi data yang ada serta

mengidentifikasi hubungan antara keduanya. Data yang diperoleh akan dianalisis

dengan menggunakan teknik statistik korelasi product moment jika data

berdistribusi normal, jika data tidak berdistribusi normal maka menggunakan

rumus rank spearman. Berikut gambaran desain penelitian ini pada Gambar 3.1

r

Gambar 3.1

Desain Hubungan antara Variabel Penelitian Sumber: Sugiyono (2015, hlm. 66)

(21)

Aulia Husnul Khotimah, 2015

Hubungan Pemerolehan Bahasa Pertama D engan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia

Keterangan:

X = Pemerolehan Bahasa Pertama

Y = Kemampuan Berbicara Indonesia Anak Usia Dini

B. Variabel Penelitian

Variabel penelitian menurut Sugiyono (2015, hlm. 60) adalah segala sesuatu

yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga

diperoleh informasi tentang hal tersebut, lalu ditarik kesimpulannya. Sedangkan

menurut Hadi dalam Arikunto (2013, hlm. 159) mendefinisikan variabel

penelitian sebagai gejala yang bervariasi.

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari satu variabel bebas dan satu

variabel terikat. Pemerolehan Bahasa Pertama (X) yaitu sebagai variabel bebas

dan Kemampuan Berbicara Anak (Y) yaitu sebagai variabel terikat.

C. Definisi Operasional Variabel

Untuk menghindari pemahaman yang tidak diinginkan dalam penelitian ini

dan agar memperjelas aspek yang terdapat dalam permasalahan penelitian, maka

peneliti mendefinisikan operasional variabel sebagai berikut :

1. Pemerolehan Bahasa Pertama

Pemerolehan bahasa adalah suatu proses seorang anak mendapatkan

bahasa pertama atau bahasa ibunya (Tarigan, 1988, hlm. 4). Pemerolehan

bahasa pertama terjadi ketika anak yang pada awalnya lahir sepenuhnya

tanpa bahasa dan kini telah memiliki satu bahasa yakni bahasa yang pertama

kali anak temui di lingkungan pertama anak dilahirkan. Pemerolehan bahasa

berbeda dengan pembelajaran bahasa. Pembelajaran bahasa umumnya

terkait dengan proses yang terjadi pada saat anak mempelajari bahasa kedua

setelah mereka selesai mengakuisisi bahasa pertamanya.

2. Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia

Kemampuan berbicara adalah suatu bentuk bahasa yang menggunakan

artikulasi, kata-kata yang digunakan bertujuan untuk menyampaikan pesan

atau maksud tertentu (Hurlock, 1978). Kemampuan berbicara adalah

(22)

Aulia Husnul Khotimah, 2015

Hubungan Pemerolehan Bahasa Pertama D engan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia

menyatakan, menyampaikan, mengekspresikan sebuah pikiran, perasaan dan

gagasan, berbicara ditetapkan sebagai suatu alat untuk mengkomunikasikan

gagasan dan ide yang disusun serta dikembangkan sesuai dengan

kebutuhan-kebutuhan pendengar (Tarigan, 1983, hlm. 176).

“Berbicara adalah tingkah laku, karena dalam berbicara tersirat juga kepribadian pembicara” (Tarigan, 1991, hlm. 129 ). Berbicara sebagai

tingkah laku dapat dikuasai melalui latihan yang dilakukan terus menerus.

Berbicara adalah ekspresi diri, semakin banyak pengetahuan dan

pengalaman seseorang, semakin terdorong seseorang untuk berbicara.

Anak-anak yang memiliki pengalaman yang beragam dengan mudah

menampilkan dirinya melalui berbicara, sedangkan anak yang miskin akan

pengalaman mengalami kesulitan menyatakan dirinya melalui berbicara.

D. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah atau keseluruhan subjek yang menjadi

lingkup penelitian yang memiliki kualitas dan karakteristik untuk diteliti

yang kemudian ditarik kesimpulan (Arikunto, 2013 ; Sugiyono, 2015).

Populasi yang akan dijadikan objek penelitian adalah seluruh murid yang

berusia 4 hingga 5 tahun di TK Kartika Siliwangi Kota Bandung Tahun

ajaran 2014/2015.

2. Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian atau wakil dari jumlah dan karakteristik dari

populasi yang diteliti (Arikunto, 2013 ; Sugiyono, 2015). Teknik

pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik Simple Random

Sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang dilakukan secara acak

tanpa memperhatikan strata yang ada di dalam populasi. Sampel dalam

penelitian ini adalah murid kelompok A TK Kartika Siliwangi yang rentang

usia 4 hingga 5 tahun.

Menurut Sugiyono (2015) bahwa dalam penelitian akan melakukan

(23)

Aulia Husnul Khotimah, 2015

Hubungan Pemerolehan Bahasa Pertama D engan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia

minimal 10 kali dari jumlah variabel yang diteliti. Dengan demikian ukuran

sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

Ukuran sampel (n) = 10 (Variabel bebas + variabel terikat)

= 10 (1 + 1)

= 10 (2)

= 20

Berikut sampel penelitian yang digambarkan pada Tabel 3.3 di bawah ini:

Tabel 3.1

Tabel Sampel Siswa Kelompok A

Jumlah Siswa

kelompok A

Murid Kelompok A TK Kartika Siliwangi

20 Orang

Jumlah Total 20 Orang

E. Instrumen Penelitian 1. Jenis Instrumen

Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan jenis instrumen

kuesioner sebagai alat untuk mendapatkan gambaran pemerolehan bahasa

dan kuesioner sebagai gambaran kemampuan berbicara anak usia dini yang

ditujukan kepada guru dan orang tua murid. Menurut Sugiyono (2015, hlm. 199) “ Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.”

Instrument dalam penelitian digunakan sebagai alat untuk

mendapatkan hasil data penelitian. Pada penelitian ini, peneliti akan

menggunakan kuesioner (angket) variabel pemerolehan bahasa pertama dan

variabel kemampuan berbicara kepada guru serta orang tua murid.

Kuesioner atau angket dapat mempermudah peneliti dalam memperoleh

data mengenai pemerolehan bahasa pertama dan kemampuan berbicara anak

di TK Kartika Siliwangi.

Adapun pernyataan yang yang ditampilkan dalam kuesioner tersebut

(24)

Aulia Husnul Khotimah, 2015

Hubungan Pemerolehan Bahasa Pertama D engan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia

anak usia dini dengan indikator yang berdasarkan pada pengembangan dari

definisi operasional variabel penelitian ini. Berikut kisi-kisi instrumen pada

Tabel 3.2 dan 3.3.

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen

Pemerolehan Bahasa Pertama Usia 4-5 Tahun

Variabel Aspek Indikator Subindikator No Item

(25)

Aulia Husnul Khotimah, 2015

Hubungan Pemerolehan Bahasa Pertama D engan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia

Memahami

cerita yang

dibacakan.

7, 8 2

Mengajukan

pertanyaan 9

1

Melahirkan

Bahasa

Bercerita

10, 11

2

Mengucapkan

identitas diri 12, 13,

14,15

4

Menyanyikan

lagu

anak-anak

16, 17,

18 3

Menyebutkan

kata kata

yang dikenal. 19

(26)

Aulia Husnul Khotimah, 2015

Hubungan Pemerolehan Bahasa Pertama D engan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia

Mengungkap

kan pendapat

20,21

1

Membuat

coretan

bermakna

22 1

Meniru huruf

23

1

Kompetensi Mengenal

simbol-symbol

24

1

Jumlah 24 item

(27)

Aulia Husnul Khotimah, 2015

Hubungan Pemerolehan Bahasa Pertama D engan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrument

Kemampuan Berbicara Anak Usia 4-5 tahun

(28)

Aulia Husnul Khotimah, 2015

Hubungan Pemerolehan Bahasa Pertama D engan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia

gagasan orang lain.

2013 ; Ontario Ministry Of Children Service, 2009.

2. Validitas dan Reabilitas Instrumen a. Uji Validitas Instrumen

Untuk mengetahui apakah instrumen yang akan digunakan dalam

mengukur suatu variabel valid atau tidak maka diperlukan uji validitas

terhadap instrumen tersebut yang terdiri dari:

1) Pengujian Validitas Konstrak, yaitu ntuk menguji validitas konstrak

dapat digunakan pendapat dari ahli (judgement experts) yaitu Dr. H.

Mubiar Agustin, M.Pd.

2) Uji keterbacaan, yaitu untuk melihat kalimat pertanyaan apakah setiap

item terdapat kerancuan atau tidak.

3) Validitas internal, yaitu dengan mengkorelasikan skor setiap item

instrumen dengan skor total.

Setelah itu, dianalisis dengan menggunakan rumus product moment r

(29)

Aulia Husnul Khotimah, 2015

Hubungan Pemerolehan Bahasa Pertama D engan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia

Keterangan:

Penelitian ini digunakan taraf signifikansi sebesar 5%. Oleh karena

itu, jika rxy > r tabel maka item soal tersebut valid. Namun, jika rxy < r tabel

maka item soal tersebut tidak valid dan tidak bisa digunakan dalam

penelitian.

Untuk lebih jelas tentang uji validitas item data, berikut disajikan hasil

rekapitulasi uji validitas kedua variabel dengan menggunakan program

SPSS Statistics 20 pada Tabel 3.4 dan Tabel 3.5.

Tabel 3.4

(30)

Aulia Husnul Khotimah, 2015

Hubungan Pemerolehan Bahasa Pertama D engan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia

(31)

Aulia Husnul Khotimah, 2015

Hubungan Pemerolehan Bahasa Pertama D engan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia

43 0,814 0,632 Valid Dipakai

dalam pengumpulan data mengenai Pemerolehan Bahasa Pertama (X).

Tabel 3.5

(32)

Aulia Husnul Khotimah, 2015

Hubungan Pemerolehan Bahasa Pertama D engan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia

(33)

Aulia Husnul Khotimah, 2015

Hubungan Pemerolehan Bahasa Pertama D engan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia

45 0,758 0,632 Valid Dipakai

dalam penghumpulan data mengenai Keammpuan Berbicara Bahasa

Indonesia Anak (Y).

b. Uji Reabilitas Instrumen

Uji reliabilitas berguna untuk menetapkan apakah instrumen dalam

penelitian ini yang berupa kuesioner dapat digunakan lebih dari satu kali

atau konsisten. Untuk melihat hal tersebut, hasil dari uji validitas

sebelumnya diuji kembali menggunakan rumus Cronbach Alpha untuk

melihat reliabilitasnya, apakah layak dijadikan sebagai instrumen penelitian

atau tidak. Untuk menghitung nilai reliabilitas atau ( digunakan

rumus Cronbach Alpha sebagai berikut:

(34)

Aulia Husnul Khotimah, 2015

Hubungan Pemerolehan Bahasa Pertama D engan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia

Langkah-langkah untuk mencari nilai reliabilitas dengan

menggunakan rumus di atas adalah sebagai berikut:

1) Menghitung varians skor tiap-tiap item dengan rumus:

=

(∑ )

Keterangan:

= Varians skor tiap-tiap item

∑ = Jumlah kuadrat item

(∑ = Jumlah item dikuadratkan

n = ukuran sampel

2) Selanjutnya menjumlahkan varians semua item dengan rumus:

=

+

+

+ .... +

Keterangan:

∑ = Jumlah varian semua item , , , ... , = Varians item ke- 1, 2, 3, ..., k

3) Menghitung varians total dengan rumus:

=

(∑

Keterangan:

= Varians pada total item skor

∑ = Jumlah kuadrat item

(∑ = Jumlah item dikuadratkan

n = ukuran sampel

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka diperoleh hasil untuk

variabel Pemerolehan Bahasa Pertama (X) diperoleh = 0,985

sedangkan dengan taraf signifikansi 5% = 0,632. Dengan demikian

variabel Pemerolehan Bahasa Pertama (X) dinyatakan reliabel karena

> .

Perhitungan untuk variabel Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia

(35)

Aulia Husnul Khotimah, 2015

Hubungan Pemerolehan Bahasa Pertama D engan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia

= 0,632. Dengan demikian variabel Kemampaun Berbicara Bahasa

Indonesia (Y) dinyatakan reliabel karena > .

Tabel 3.6

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen

Variabel Keterangan Kesimpulan

Pemerolehan Bahasa

Pertama 0,985 0,632 > Reliabel

Kemampuan Berbicara

Bahasa Indonesia Anak 0,972 0,632 > Reliabel

Berdasarkan uji coba validitas dan reliabilitas instrumen (terlampir),

maka dapat diambil kesimpukan mengenai kuesioner (angket) yang akan

digunakan peneliti selanjutnya.

F. Teknik Analisis Data

Adapun teknik pengolahan serta analisis data yang dilakukan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Seleksi Angket

Pada tahap ini yang dilakukan adalah memeriksa, memilih dan menyeleksi

data-data yang terkumpul dari responden berupa kuesioner. Hal ini

dilakukan guna untuk memastikan jika data-data yang telah terkumpul telah

memenuhi syarat untuk diolah.

2. Analisis Gambaran Pemerolehan Bahasa Pertama dan Kemampuan

Berbicara Bahasa Indonesia Anak usia 4-5 tahun di TK Kartika Siliwangi

Tahun Ajaran 2014/2015.

Pada tahap ini yang pertama dilakukan adalah membuat kriteria dalam hal

ini adalah kategori Belum Berkembang, Mulai Berkembang, dan

Berkembang Sesuai Harapan berdasarkan interval nilai tertentu dengan

langkah-langkah sebagai berikut:

- Urutkan hasil nilai seluruh murid dari yang terkecil sampai terbesar,

dalam hal ini untuk variabel Pemerolehan Bahasa Pertama (X) nilai

(36)

Aulia Husnul Khotimah, 2015

Hubungan Pemerolehan Bahasa Pertama D engan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia

Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia Anak (Y) nilai terkecil

sebesar 59, dan nilai terbesar 79.

- Dihitung rentang antara nilai tebesar dengan nilai terkecil dari

masing-masing variabel.

Rentang nilai Pemerolehan Bahasa Pertama (X) : R = 67-42 = 25

Rentang nilai Kemampuan Berbicara Bahasa Indone sia Anak (Y) :

R = 79-59 = 20

- Menentukan interval nilai dari masing- masing variabel dengan rumus:

Interval nilai = rentang nilai / jumlah kriteria (dalam hal ini 3 kriteria)

Interval nilai Pemerolehan Bahasa Pertama (X) : I = 25 / 3 = 8,3 ≈ 9 Interval nilai Pemerolehan Bahasa Pertama (X) : I = 20 / 3 = 6,7 ≈ 7 Dari langkah- langkah di atas, kemudian didapat kriteria sebagai berikut:

Tabel 3.7 Kriteria Variabel

Variabel Sub

Indikator Kriteria Interval

Pemerolehan

Bahasa Pertama Keseluruhan

Berkembang sesuai harapan 60-68

Mulai Berkembang 51-59

Belum Berkembang 42-50

Kemampuan

Berbicara Bahasa

Indonesia

Keseluruhan

Berkembang sesuai harapan 73-79

Mulai Berkembang 66-72

Belum Berkembang 59-65

Selanjutnya untuk memperoleh gambaran mengenai Pemerolehan

Bahasa Pertama (X) dan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia dengan

masing-masing kriteria, dilakukan perhitungan presentase dengan rumus

berikut:

P = x 100%

Keterangan:

P : Persentase yang dicari

(37)

Aulia Husnul Khotimah, 2015

Hubungan Pemerolehan Bahasa Pertama D engan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia n : sampel

3. Analisis Hubungan antara Pemerolehan Bahasa Pertama dan Kemampuan

Berbicara Bahasa Indonesia anak usia 4-5 tahun di TK Kartika Siliwangi.

Tahapan uji korelasi antara Pemerolehan Bahasa Pertama dengan

Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia Anak usia 4-5 tahun adalah

sebagai berikut:

1) Menghitung korelasi antara Pemerolehan Bahasa Pertama dengan

Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia Anak usia 4-5 tahun dengan

rumus sebagai berikut:

2 2

 

2 2

dengan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia Anak

Ha = Terdapat hubungan antara Pemerolehan Bahasa Pertama dengan

Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia Anak

3) Dasar Pengambilan Keputusan

a) Jika nilai sig > 0,05 maka H0 diterima

b) Jika nilai sig < 0,05 maka H0 ditolak

4) Analisis Koefisien Determinasi

Kd = (r)2 x 100% Sumber : Sugiyono (2009, hlm. 185)

Keterangan :

Kd = Nilai Koefisien determinasi

(38)

Aulia Husnul Khotimah, 2015

Hubungan Pemerolehan Bahasa Pertama D engan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia

100% = Pengali yang dinyatakan dalam persentase

G. Prosedur Penelitian

Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan sebuah penelitian awal

yang bertujuan untuk mengetahui data awal. Hal-hal yang yang harus dilakukan

oleh peneliti adalah:

1. Permohonan izin penelitian kepada Kepala sekolah TK Kartika Siliwangi

dan guru.

2. Penyebaran kuesioner (angket) kepada guru untuk mendapatkan gambaran

(39)

Aulia Husnul Khotimah, 2015

Hubungan Pemerolehan Bahasa Pertama D engan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian hipotesis tentang hubungan

pemerolehan bahasa pertama terhadap kemampuan berbicara bahasa indonesia

anak usia 4-5 tahun maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Pemerolehan bahasa pertama yang meliputi aspek performance yang

meliputi pemahaman serta pelahiran bahasa dan aspek kompetensi

(kemampuan linguistik) yang meliputi komponen fonologi, semantik

dan sintaksis pada anak kelompok A di TK Kartika Siliwangi secara

umum cukup tinggi. Adapun profil pemerolehan bahasa pertama

berdasarkan kriteria Berkembang Sesuai Harapan (BSH), Mulai

Berkembang (MB) dan Belum Berkembang (BB) dari hasil penelitian

menunjukkan bahwa terdapat 6 anak yang berada pada kategori belum

berkembang, 5 anak yang berada pada kritertia mulai berkembang dan 9

anak yang berada pada kriteria berkembang sesuai harapan.

2. Kemampuan berbicara bahasa Indonesia yang meliputi aspek

kebahasaan dan non kebahasaan pada anak kelompok A di TK Kartika

Siliwangi secara umum cukup tinggi. Adapun profil kemampuan

berbicara bahasa indonesia berdasarkan kriteria Berkembang Sesuai

Harapan (BSH), Mulai Berkembang (MB) dan Belum Berkembang

(BB). Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 4 anak yang

berada pada kategori belum berkembang, 7 anak berada pada kategori

mulai berkembang dan 9 anak yang berada pada kategori berkembang

sesuai harapan.

3. Berdasarkan hasil penelitian di kelompok A di TK Kartika Siliwangi

menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara

pemerolehan bahasa pertama dengan kemampuan berbicara bahasa

(40)

Aulia Husnul Khotimah, 2015

Hubungan Pemerolehan Bahasa Pertama D engan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia

Bahasa Pertama, maka Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia Anak

semakin tinggi dan sebaliknya jika semakin rendah Pemerolehan Bahasa

Pertama maka Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia Anak semakin

rendah pula.

B. Implikasi

Keterlibatan orang tua sangat penting dalam mengkondisikan lingkungan

yang baik bagi anak dalam menyelesaikan tugas pemerolehan bahasanya agar

menjadi lebih sederhana. Untuk membantu perkembangan pemerolehan bahasa

dan melatih kemampuan bicara maka orang tua dapat membantu memberikan

stimulasi yang disesuaikan dengan keunikan masing-masing anak. Untuk itu,

orang tua harus peka terhadap keunikan yang dimiliki oleh anak-anaknya.

C. Rekomendasi

Berdasarkan simpulan dan hasil temuan dilapangan, penulis memberikan

rekomendasi sebagai berikut:

1. Bagi guru Taman Kanak - kanak

a. Guru hendaknya lebih memahami dan mempelajari mengenai pentingnya

peranan perolehan bahasa pertama bagi perkembangan bahasa dan

komunikasi anak usia dini.

b. Mengingat berbicara merupakan sebuah kemampuan krusial yang wajib

dimiliki oleh anak, maka peran serta guru dan orang tua sebagai fasilisator

dan motivator sangat besar pengaruhnya. Secara psikologis guru serta

orang tua harus mampu memahami berbagai tingkah laku dan sikap anak

yang berkenaan dengan kemampuan berbicara.

2. Bagi peneliti selanjutnya

a. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian yang lebih

mendalam mengenai peranan bahasa pertama (B1) terhadap pemerolehan

bahasa kedua (B2).

b. Peneliti mengalami keterbatasan dalam memperoleh data saat penelitian

(41)

Aulia Husnul Khotimah, 2015

Hubungan Pemerolehan Bahasa Pertama D engan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia

langsung dari sumber data agar data yang digunakan dapat

dipertanggungjawabkan kevalidannya.

c. Peneliti selanjutnya diharapkan memperluas populasi penelitian misalnya

satu kecamatan atau satu kota atau kabupaten, hal ini dimaksudkan agar

(42)

Aulia Husnul Khotimah, 2015

Hubungan Pemerolehan Bahasa Pertama D engan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

Alwasilah, A.Chaedar. (1973). Linguistik Suatu Pengantar. Bandung : Penerbit Angkasa.

Arikunto, Suharsimi. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.

Ashworth, Eric. (1973). Language In The Junior School. London : Edward Arnold (Publishers) Ltd

Beaty, J. Janice. Edisi Ketujuh. (2013). Observasi Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta : Kencana Prenadamedia Group

Cahyono, Bambang Yudi. (1994). Kristal – kristal Ilmu Bahasa. Surabaya : Airlangga University Press.

Dariyo, Agoes. (2007). Psikologi Perkembangan Anak Tiga Tahun Pertama. Bandung. :Refika Aditama

Dhieni, Nurbiana. (2005). Metode Pengembangan Bahasa. Jakarta: Universitas Terbuka

Fisher, J. Carol and Terry, Ann. (1977). Children’s Language And The Language Arts. New York : McGraw-Hill, Inc.

Hammond, L. Sarah. dkk. (1963), Good Schools For Young Children. New York : The Macmillan Company.

Hasan, M. Iqbal. (2002). Pokok – Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Bogor: Ghalia Indonesia

Herdiansyah, Haris. (2013). Wawancara, observasi, dan focus group sebagai instrumen penggalian dan kualitatif. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Kostelnik, J. Marjorie. dkk. Fourth Edition. (2007). Developmentally Appropriate

Curriculum. New Jersey : Pearson Education, Inc.

Langeveld, M. J. (1980). Beknopte Theoritische Paedagogiek. (Terjemahan : Simanjuntak). Bandung : Jemmars

Mar’at, Samsunuwiyati. (1980). Psikolinguistik Suatu Pengantar. Bandung: PT. Refika Aditama

Mönks, Knoers dan Haditono. (1998). Psikologi Perkembangan. Yogyakarta. : Gadjah Mada University

Novriza, Sari. (2014). Hubungan Pemerolehan Bahasa Pertama dengan Keterampilan Berbicara Anak Usia 4-5 Tahun. (Skripsi). Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Bengkulu, Bengkulu.

Santrock, W. John. Edisi Ketigabelas. (2011). Perkembangan Masa-Hidup. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Penerbit Alfabeta. Sarwono, W. Sarlito. (2009). Pengantar Psikologi Umum. Jakarta : Rajawali Pers Safitri, Ani. (2013). Hubungan Pola Menonton Televisi dengan Keterlambatan

(43)

Aulia Husnul Khotimah, 2015

Hubungan Pemerolehan Bahasa Pertama D engan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia

Soenardji. (1989). Sendi – Sendi Linguistika Bagi Kepentingan Pengajaran Bahasa. Jakarta: Depdikbud

Subyakto-N, Sri Utari. (1988). Psikolinguistik: Suatu Pengantar. Jakarta : Depdikbud Subyakto-N, Sri Utari. (1988). Metodologi Pengajaran Bahasa. Jakarta : Depdikbud Suhartono. (2005). Pengembangan Keterampilan Bicara Anak Usia Dini. Jakarta:

Depdiknas Dirjen PT P2TK2PT.

Sukmadinata, Nana Syaodih. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset

Shiel, Gerry.dkk. (2012). Oral Language in Early Childhood and Primary Education 3 – 8 years. Dublin : NCCA.

Tarigan, G. Henry. (1983). Menyimak sebagai suatu keterampilan berbahasa. Bandung: Penerbit Angkasa

Tarigan, G. Henry. (1988). Pengajaran Pemerolehan Bahasa. Jakarta : Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan

Tarigan, G. Henry. (2009). Psikolinguistik. Bandung : Penerbit Angkasa.

Tarigan, G. Henry. (2015). Berbicara sebagai suatu keterampilan berbahasa. Bandung : Penerbit Angkasa

Tarigan, Djago. (1991). Materi Pokok Pendidikan Bahasa Indonesia 1. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Yawkey, D. Thomas. dkk. (1981). Language Arts And The Young Child. Illinois : F.E Peacock Publishers, Inc.

Wardiah, D. (2015). Psikolinguistik dalam Kemampuan Berbicara Anak Usia Dini. Jurnal: Universitas PGRI Palembang.

Zubaidah, Enny. (2013). Draft Buku Pengembangan Bahasa Anak Usia Dini. Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta

Dokumen:

Gambar

Gambar 3.1 Desain Hubungan antara Variabel Penelitian
Tabel Sampel Siswa Kelompok A
Tabel 3.2
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrument
+5

Referensi

Dokumen terkait

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan menulis deskripsi melalui penggunaan pendekatan whole language pada siswa kelas IIC SD Djama’atul Ichwan

Gambar2 menjelaskan kondisi grafik pertumbuhan bakteri dengan konsentrasi biomassa awal yang sama, terlihat bahwa untuk sampel C, D dan E pada waktu inkubasi 0

Kedua, Upaya yang dilakukan Peradilan-Peradilan Agama yang ada di DIY guna mempersiapkan kewenangannya yang baru yaitu menyelesaikan sengketa ekonomi syariah ini

Saya mengharapkan partisipasi Bapak/Ibu yang menjadi subjek dalam penelitian ini dengan mengikuti kegiatan observasi yang akan saya lakukan dan hanya digunakan untuk

6LVWHP SHPHULQWDKDQ SUHVLGHQVLDO DGDODK VXDWX SHPHULQWDKDQ GLPDQD NHGXGXNDQ HNVHNXWLI WLGDN EHUWDQJJXQJ MDZDE NHSDGD EDGDQ SHUZDNLODQ UDN\DW GHQJDQ NDWD ODLQ NHNXDVDDQ HNVHNXWLI

Kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru pendidikan jasmani antara lain kemampuan mengelola proses pembelajaran, membangkitkan motivasi dan memberikan

Pola asuh gizi merupakan perubahan sikap dan perilaku ibu atau pengasuh lain dalam hal memberi makan ,kebersihan,memberikan kasih sayang dan sebagainya dan semuanya berhubungan

Penelitian ini berbeda dengan yang akan penulis teliti nanti karena penulis dalam meneliti tidak melakukan metode komparasi antara Alquran dan al-Kitab tetapi hanya pada kitab