• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS LITERASI SAINS UNTUK SISWA SMP PADA TEMA TEKNOLOGI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS LITERASI SAINS UNTUK SISWA SMP PADA TEMA TEKNOLOGI."

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS

LITERASI SAINS UNTUK SISWA SMP PADA TEMA TEKNOLOGI

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan IPA

Oleh :

ABDUL LATIP 1302520

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA

SEKOLAH PASCA SARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS LITERASI SAINS UNTUK SISWA SMP PADA TEMA TEKNOLOGI

Oleh : Abdul Latip, S.Pd

Universitas Pendidikan Indonesia, 2012

Sebuah tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd) pada Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Alam

© Abdul Latip 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2015

Hak cipta dilindungi oleh undang-undang

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,

(3)

LEMBAR PENGESAHAN TESIS

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS

LITERASI SAINS UNTUK SISWA SMP PADA TEMA TEKNOLOGI

Oleh :

Abdul Latip, S.Pd

NIM. 1302520

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH :

Pembimbing Tesis,

Prof. Dr. Anna Permanasari, M.Si

NIP. 195812071983012002

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam

Sekolah Pascasarjan UPI

Dr. Phil. Ari Widodo, M.Ed

(4)

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS LITERASI SAINS UNTUK SISWA SMP PADA TEMA TEKNOLOGI

Abstrak

Penelitian ini bertujuan mengembangkan dan mengetahui efektivitas penggunaan multimedia pembelajaran berbasis literasi sains untuk siswa SMP pada tema teknologi. Multimedia dalam pembelajaran sains dapat menciptakan proses pembelajaran yang lebih bermakna, dengan demikian visi literasi sains yaitu membekali siswa dengan pengetahuan konsep sains yang benar serta mampu menerapkan konsep sains pada fenomena kehidupan sehari-hari dapat tercapai. Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (R&D) dengan desain ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, Evaluation), tahap analysis, design, dan development merupakan tahap pengembangan multimedia pembelajaran berbasis literasi sains. Sementara tahap implementation dan evaluation merupakan tahap penerapan multimedia dalam pembelajaran di salah satu SMP Negeri di Kota Cimahi. Multimedia pembelajaran berbasis literasi sains pada tema teknologi memiliki desain yang menyesuaikan dengan domain literasi sains yaitu kompetensi sains, pengetahuan sains dan sikap siswa terhadap sains yang dibingkai dalam konteks. Penggunaan multimedia pembelajaran berbasis literasi sains dapat meningkatkan literasi sains siswa secara keseluruhan sebesar 65,64%. Sementara itu pada domain kompetensi sains peningkatannya sebesar 70,1%, domain pengetahuan sains sebesar 63,7% dan domain sikap siswa terhadap sains sebesar 60,12%.

(5)

THE DEVELOPMENT OF MULTIMEDIA BASED ON SCIENTIFIC LITERACY FOR JUNIOR HIGH SCHOOL STUDENTS ON THE THEME

OF TECHNOLOGY

Abstract

The aim of the study is to develop the multimedia based on scientific literacy for junior high school students on the theme of technology. Moreover, the study was also done to examine the effectiveness of the multimedia in enhancing students’ scientific literacy. Multimedia in science learning can create more meaningful learning process, so the vision of scientific literacy can be achieved. This study used research and development (R&D) methods with ADDIE design (Analysis, Design, Development, Implementation, Evaluation). The stage of analysis, design, and development are a development stage of multimedia learning based on scienctific literacy. The implementation and evaluation stage are the stage of implementation multimedia in science teaching in SMP Cimahi. Multimedia learning based on scienctific literacy on the theme of technology has a design that adapts to the scientific literacy from PISA, there are context domain, competence of science domain and scientific knowledge domain. The use of multimedia learning based on scienctific literacy can enhance students’ scienctific literacy for 65,64%. In the competence of science domain for 70,1%, scientific knowledge domain for 63,7% and students attitude toward for 60,12%.

(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGATAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Struktur Organisasi Tesis ... 6

BAB II MULTIMEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS LITERASI SAINS PADA TEMA TEKNOLOGI ... 8

A. Multimedia Pembelajaran ... 8

B. Literasi Sains ... 16

C. Tinjauan Materi Tema Teknologi Pada Tingkat SMP ... 26

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 38

A. Metode Penelitian... 38

B. Subjek Penelitian ... 38

C. Definisi Operasional... 38

D. Instrumen Penelitian... 40

E. Prosedur Penelitian... 44

F. Analisis Data ... 50

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 53

A. Desain Multimedia Pembelajaran Berbasis Literasi Sains... 53

1. Hasil Validasi Multimedia Pembelajaran ... 54

a. Hasil Validasi Ahli ... 54

b. Hasil Validasi Guru ... 57

(7)

dari Segi Muatan Domain Literasi Sains ... 63

a. Desain Multimedia Pembelajaran Berbasis Literasi Sains Domain Konteks ... 63

b. Desain Multimedia Pembelajaran Berbasis Literasi Sains Domain Kompetensi Sains ... 67

c. Desain Multimedia Pembelajaran Berbasis Literasi Sains Domain Pengetahuan Sains ... 74

3. Desain Penyajian Materi IPA pada Multimedia Pembelajaran Berbasis Literasi Sains ... 76

B. Efektivitas Penggunaan Multimedia Pembelajaran Berbasis Literasi Sains ... 78

1. Peningkatan Literasi Sains Secara Keseluruhan ... 78

2. Peningkatan Literasi Sains Domain kompetensi Sains ... 80

3. Peningkatan Literasi Sains Domain Pengetahuan Sains ... 81

4. Peningkatan Literasi Sains Domain Sikap Siswa terhadap Sains ... 83

C. Tanggapan Siswa Mengenai Penggunaan Multimedia Pembelajaran Berbasis Literasi Sains ... 84

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 91

A. Simpulan ... 91

B. Saran ... 92

(8)

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang mempelajari tentang

gejala alam. IPA berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara

sistematis, sehingga IPA bukan hanya sekedar penguasaan kumpulan pengetahuan

yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja, tetapi juga

merupakan suatu proses penemuan (Kemendikbud, 2013, hlm. 1). Sejalan dengan

hal tersebut, Merino dan Sanmarti (2008, hlm. 197) menyatakan bahwa belajar

IPA merupakan proses mengamati fenomena dan menghubungkannya dengan

teori yang sudah ada sehingga menghasilkan suatu pengetahuan yang bermakna

dan dapat diaplikasikan dalam kehidupan. Berdasarkan pada hal tersebut, maka

proses pembelajaran IPA diharapkan tidak sekedar transfer pengetahuan secara

langsung dari guru kepada siswa. Lebih dari itu, proses pembelajaran IPA

merupakan proses aktif dari siswa untuk membangun dan menemukan konsep,

menggunakan konsep untuk berbagai permasalahan serta mengaplikasikan konsep

yang sudah dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.

IPA sebagai bagian dari mata pelajaran yang diajarkan pada tingkat

sekolah menengah pertama (SMP) memiliki kurikulum yang menekankan pada

keseimbangan antara konsep, proses dan aplikasi (Kemendikbud, 2013, hlm. 4).

Penekanan kurikulum tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran IPA di SMP

harus mengakomodasi siswa dalam mengembangkan literasi sains yang dapat

bermanfaat bagi kehidupan di masyarakat. Sejalan dengan itu, PISA (Programme

for International Student Assessment) yang diselenggarakan oleh OECD

(Organization for Economic Cooperation and Development) memiliki visi bahwa

pendidikan IPA harus mampu menyiapkan siswa agar memahami materi sains,

menguasai proses sains dan menggunakan sains dalam konteks kehidupan nyata,

visi PISA tersebut dikenal dengan visi literasi sains (Rahayu, 2014, hlm. 2).

PISA melaksanakan penilaian kemampuan literasi sains siswa pada

beberapa negara peserta program ini setiap 3 tahun sekali. Capaian literasi sains

(9)

ukur dari mutu pendidikan di negara tersebut. Menurut Rustaman (2011) semakin

banyak negara yang ikut serta dalam kegiatan PISA menunjukkan bahwa hasil

dari penilaian yang dilakukan oleh PISA dapat dipertanggungjawabkan dan bisa

dijadikan sebagai parameter kualitas pendidikan di suatu negara. Indonesia sudah

mengikuti kegiatan penilaian literasi sains dari PISA sebanyak 5 kali (tahun 2000,

2003, 2006, 2009 dan 2012), hasil penilaian PISA terhadap literasi sains siswa

Indonesia masih memprihatinkan. Laporan OECD menunjukkan bahwa peringkat

literasi sains siswa Indonesia pada tahun 2000 berada pada urutan ke 38 dari 41

negara, tahun 2003 urutan ke 38 dari 40 negara, tahun 2006 urutan ke 53 dari 57

negara, tahun 2009 urutan ke 38 dari 40 negara dan pada tahun 2012 berada pada

urutan ke 64 dari 65 negara yang ikut berpartisipasi. Berdasarkan data tersebut

terlihat bahwa kemampuan literasi sains siswa Indonesia sangat rendah yaitu

secara umum berada pada peringkat 2 sampai 4 terbawah dari negara-negara lain.

Rendahnya kemampuan literasi sains siswa dipengaruhi oleh beberapa

faktor, diantaranya kurikulum dan sistem pendidikan, pemilihan metode dan

model pembelajaran, sarana fasilitas belajar dan sumber belajar (Kurnia,

Zulherman dan Fathurohman, 2011, hlm. 43). Hasil penelitian Hadi dan

Mulyaningsih (2009, hlm. 20-25) menyebutkan bahwa variabel independen yang

secara konsisten mempengaruhi literasi sains siswa adalah kemampuan membaca,

kemampuan matematika dan fasilitas komputer sebagai penunjang pembelajaran.

Miller (dalam Holden, 2012, hlm. 109) menjelaskan bahwa penggunaan media

berbasis komputer serta kemudahan dan frekuensi mengakses informasi melalui

internet menjadi salah satu prediktor kemampuan literasi sains. Dari berbagai

faktor yang mempengaruhi kemampuan literasi sains, penggunaan media berbasis

komputer menjadi bagian penting yang perlu dikembangkan dalam proses

pembelajaran untuk memfasilitasi dan meningkatkan kemampuan literasi sains

siswa.

Pengembangan media berbasis komputer menjadi penting dikembangkan

karena perkembangan zaman yang menuntut penggunaan teknologi dalam

berbagai bidang, termasuk dalam bidang pendidikan. Sejalan dengan hal tersebut,

Aina (2013, hlm. 125) menyatakan bahwa kemendikbud memiliki rencana

(10)

pendidikan termasuk untuk memfasilitasi proses belajar mengajar seperti adanya

e-pembelajaran. Multimedia pembelajaran merupakan salah satu media berbasis

komputer yang dapat dikembangkan untuk membantu siswa dan guru selama

proses pembelajaran. Mayer dan Moreno (2003, hlm. 43) menyatakan bahwa

multimedia berperan dalam menciptakan proses pembelajaran yang lebih

bermakna. Pembelajaran yang bermakna dapat membantu siswa untuk

memperoleh pengetahuan yang dapat disimpan dalam memori jangka panjang dan

dapat diterapkan pada kondisi yang nyata, baru dan berbeda.

Pada beberapa penelitian yang sudah dilakukan, multimedia yang

dikembangkan untuk mata pelajaran IPA umumnya dirancang secara terpisah

(biologi, fisika dan kimia) tanpa adanya keterpaduan diantara ketiga bidang ilmu

tersebut. Pengembangan dan penggunaan multimedia pada mata pelajaran IPA

SMP yang telah dikembangkan antara lain multimedia pada mata pelajaran

biologi untuk meningkatkan motivasi siswa (Aina, 2013), multimedia pada materi

fluida untuk membantu siswa dalam mereduksi miskonsepsi dan mendapatkan

pengetahuan yang bermakna (Sahin, Cepni, dan Ipek, 2010) dan multimedia pada

mata pelajaran kimia untuk membantu siswa menjelaskan fenomena kimia pada

tingkat partikel (Falvo, 2008 ; Kozma dan Russel, 1997).

Pada kurikulum 2013 pembelajaran IPA dilaksanakan secara terpadu,

keterpaduan pelajaran IPA pada tingkat SMP bertujuan agar siswa mampu

memahami suatu fenomena alam dari berbagai sudut pandang disiplin ilmu IPA.

Selain itu, keterpaduan IPA juga diharapkan mampu mengembangkan berbagai

keterampilan pada siswa yang tidak dapat dikembangkan jika pembelajarannya

dilakukan secara terpisah. Untuk menyesuaikan tuntutan kurikulum tersebut,

maka diperlukan perangkat pembelajaran yang terpadu juga, termasuk dalam

multimedianya.

Pada penelitian ini dikembangkan multimedia pembelajaran IPA terpadu

sebagai bentuk kontribusi dalam penyesuaian dengan kurikulum 2013.

Multimedia IPA terpadu yang dikembangkan mengambil tema teknologi, tema ini

dipilih karena memiliki sifat luas dan umum sehingga dapat mencakup

konsep-konsep IPA yang ada di SMP. Selain itu, tema teknologi juga dapat memfasilitasi

(11)

dan aplikasi dalam kehidupan sehari-hari serta mencakup kompetensi sains.

Berdasarkan pada pemaparan tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul Pengembangan Multimedia Pembelajaran Berbasis

Literasi Sains untuk Siswa SMP Pada Tema Teknologi.

B. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah bagaimana desain multimedia pembelajaran berbasis

literasi sains pada tema teknologi yang meningkatkan literasi sains siswa SMP?

Adapun pertanyaan penelitian dari rumusan masalah tersebut adalah

sebagai berikut :

1. Bagaimana desain multimedia pembelajaran berbasis literasi sains untuk siswa

SMP pada tema teknologi?

2. Bagaimana efektivitas pembelajaran IPA tema teknologi menggunakan

multimedia pembelajaran berbasis literasi sains terhadap peningkatan literasi

sains siswa SMP?

3. Bagaimana tanggapan siswa mengenai penggunaan multimedia pembelajaran

berbasis literasi sains pada pembelajaran IPA tema teknologi?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan umum untuk penelitian ini adalah mengembangkan dan

Memperoleh multimedia pembelajaran berbasis literasi sains untuk siswa SMP

pada tema teknologi.

Sementara itu tujuan khusus dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

:

1. Desain multimedia pembelajaran berbasis literasi sains untuk siswa SMP

pada tema teknologi.

2. Efektivitas penggunaan multimedia pembelajaran berbasis literasi sains

terhadap peningkatan literasi sains siswa SMP pada materi IPA tema

teknologi.

3. Tanggapan siswa mengenai penggunaan multimedia pembelajaran berbasis

(12)

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian bagi siswa

Manfaat penelitian bagi siswa dapat membantu dalam :

1. Meningkatkan literasi sains melalui penggunaan multimedia pembelajaran

berbasis literasi sains pada materi IPA tema teknologi.

2. Mendapatkan pengetahuan yang bermakna melalui penggunaan multimedia

pembelajaran berbasis literasi sains pada pembelajaran IPA dengan tema

teknologi.

Manfaat penelitian bagi guru

Manfaat penelitian bagi guru adalah memberi informasi mengenai :

1. Langkah-langkah pengembangan multimedia pembelajaran berbasis literasi

sains untuk siswa SMP pada tema teknologi.

2. Penggunaan multimedia dalam proses pembelajaran untuk membantu siswa

dalam memahami pengetahuan sains, menerapkan konsep dalam kehidupan

sehari-hari dan meningkatkan kompetensi sains.

3. Capaian literasi sains siswa pada pembelajaran IPA tema teknologi

menggunakan mulimedia.

Manfaat penelitian bagi peneliti lain :

Manfaat penelitian bagi peneliti lain adalah memberi informasi mengenai :

1. Desain multimedia pembelajaran berbasis literasi sains untuk siswa SMP

pada tema teknologi.

2. Gambaran capaian literasi sanis siswa SMP pada pembelajaran IPA tema

(13)

E. Struktur Organisasi Tesis

Pada penulisan tesis ini terdiri dari 5 bab sebagai konten utama dan

beberapa konten tambahan berupa daftar pustaka dan lampiran, penjabaran dari

konten utama dalam tesis ini adalah sebagai berikut :

1. Bab 1 pendahuluan, berisi mengenai latar belakang penelitian, rumusan

masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian serta organisasi

tesis. Latar belakang penelitian didasarkan pada studi pendahuluan

mengenai literasi sains dan multimedia pembelajaran secara kajian literatur

dan observasi langsung ke beberapa sekolah. Rumusan masalah berisi

rumusan masalah penelitian dan pertanyaan penelitian. Tujuan penelitian

terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus. Sementara itu untuk manfaat

penelitian terdiri dari manfaat penelitian bagi siswa, bagi guru dan bagi

peneliti lain.

2. Bab 2 berisi kajian literatur mengenai multimedia pembelajaran, literasi

sains dan kajian IPA terpadu mengenai materi bioteknologi, generator dan

produk teknologi ramah dan merusak lingkungan. Kajian literatur ini

didasarkan dari berbagai sumber yaitu buku, artikel penelitian, jurnal

penelitian, makalah, dan berbagai sumber lainnya.

3. Bab 3 mengenai metodologi penelitian berisi penjelasan metode penelitian

yang digunakan, subjek penelitian yang terlibat, prosedur penelitian yang

dilakukan, instrumen penelitian yang digunakan untuk pengambilan data

serta cara analisis data kualitatif dan kuantitatif.

4. Bab 4 hasil dan pembahasan berisi mengenai penjelasan berbagai temuan

penelitian yang selanjutnya dilakukan pembahasan mengenai

temuan-temuan yang dihasilkan dalam penelitian tersebut. Temuan dan penjelasan

hasil penelitian terdiri dari penjabaran hasil validasi multimedia

pembelajaran berbasis literasi sains, desain multimedia pembelajaran

berbasis literasi sains, efektivitas penggunaan multimedia pembelajaran

terhadap peningkatan literasi sains dan tanggapan siswa mengenai

penggunaan multimedia pembelajaran berbasis literasi sains.

5. Bab 5 berisi mengenai simpulan dari penelitian yang telah dilakukan.

(14)

pertanyaan penelitian. Selain itu pada bab 5 juga terdapat saran yang

diajukan berdasarkan berbagai temuan dan hasil penelitian yang dilakukan.

Sementara itu untuk konten tambahan terdiri dari daftar pustaka dan

lampiran-lampiran yang menjadi data dan informasi tambahan dari penulisan tesis

ini. Lampiran yang terdapat pada tesis ini terdiri dari lampiran dengan kode A

yang merupakan lampiran berisi dokumen pada tahap desain dan pengembangan

seperti analisis wacana, perumusan indikator, flowchart multimedia dan

storyboard. Lampiran dengan kode B berisi dokumen pada tahap pengembangan

dan implementasi seperti angket, soal tes tertulis, lembar judgment media dan

lembar validasi instrumen. Sementara itu lampiran C berisi dokumen hasil

observasi langsung, hasil judgment media dari guru dan siswa, pengolahan hasil

(15)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian dan

pengembangan (Research & Development) dengan desain ADDIE (Analysis,

Design, Development, Implementation, Evaluation). Tahapan metode penelitian

pengembangan dengan desain ADDIE yang dilakukan pada penelitian ini

mengikuti tahapan metode penelitian pengembangan desain ADDIE yang

dikemukakan (Dick dan Carey, 1996). Penggunaan metode penelitian dan

pengembangan dengan desain ADDIE sudah banyak dilakukan terutama pada

penelitian yang mengembangkan media atau multimedia pembelajaran. Pada

penelitian ini, produk yang dikembangkan adalah multimedia pembelajaran

berbasis literasi sains untuk siswa SMP pada tema teknologi.

.

B.Subjek Penelitian

Subjek pada penelitian ini adalah siswa SMP kelas IX di SMP Negeri X

Kota Cimahi. Jumlah siswa yang menjadi subjek pada penelitian ini sebanyak 26

siswa. Subjek penelitian dipilih dengan teknik random simple yakni peneliti

mengambil kelas subjek secara acak dari kelas yang tersedia. Seluruh siswa yang

dijadikan subjek penelitian ini memiliki kemampuan beragam dengan tingkatan

yang berbeda-beda.

C.Definisi Operasional

1. Desain multimedia pembelajaran berbasis literasi sains adalah desain

multimedia pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan domain literasi

sains pada kerangka kerja PISA 2015 yang terdiri dari domain konteks, domain

kompetensi sains, domain pengetahuan sains dan domain sikap siswa terhadap

sains. Domain konteks pada desain multimedia pembelajaran yang

dikembangkan terdiri dari konteks dalam lingkup personal, lokal dan global.

Domain kompetensi sains yang terdapat dalam desain multimedia

(16)

kompetensi mengevaluasi dan merancang penelitian ilmiah, serta kompetensi

menginterpretasi data dan bukti ilmiah. Untuk domain pengetahuan sains yang

terdapat dalam desain multimedia pembelajaran terdiri dari pengetahuan

konten dan pengetahuan prosedural. Sementara untuk sikap siswa terhadap

sains yang terdapat dalam desain multimedia pembelajaran terdiri dari sikap

siswa mengenai kesadaran lingkungan serta minat siswa terhadap sains dan

teknologi. Domain literasi sains pada multimedia pembelajaran tersebut

ditampilkan dalam bentuk teks, gambar, video dan animasi.

2. Efektivitas pembelajaran menggunakan multimedia pembelajaran

berbasis literasi sains merupakan efektivitas pembelajaran IPA dengan tema

teknologi dengan menggunakan multimedia pembelajaran. Efektivitas

pembelajaran menggunakan multimedia pembelajaran diukur dengan soal tes

literasi sains yang diberikan kepada siswa sebelum dan sesudah pembelajaran.

Efektivitas tersebut dapat dilihat dari nilai N-gain yang diperoleh siswa, nilai

N-gain diperoleh dari hasil bagi selisih pre test dan post test dibagi selisih nilai

maksimal dan pre test. Soal tes literasi sains yang digunakan pada penelitian ini

mengacu pada indikator domain literasi sains yang terdapat pada kerangka

kerja PISA 2015, pada penelitian ini tidak semua indikator digunakan pada soal

tes literasi sains.

3. Tanggapan siswa mengenai penggunaan multimedia pembelajaran

berbasis literasi sains dalam pembelajaran IPA tema teknologi merupakan

bentuk respon siswa mengenai penggunaan multimedia pembelajaran berbasis

literasi sains. Pada penelitian ini, tanggapan siswa dijaring melalui pemberian

angket kepada siswa setelah pembelajaran. Angket siswa berisi mengenai

tanggapan siswa mengenai kandungan literasi sains dalam multimedia

pembelajaran berbasis literasi sains, potensi multimedia pembelajaran dalam

meningkatkan motivasi belajar dan kemudahan pengoperasian multimedia

pembelajaran. Hasil analisis angket dijadikan sebagai data tambahan dalam

evaluasi multimedia pembelajaran berbasis literasi sains yang sudah

(17)

D.Instrumen Penelitian

1. Soal Tes Pilihan Ganda

Soal tes pilihan ganda merupakan instrumen yang disusun untuk menilai

capaian literasi sains siswa SMP pada tema teknologi. Soal tes pilihan ganda yang

disusun didasarkan pada domain literasi sains yaitu domain kompetensi sains,

domain pengetahuan sains dan domain sikap siswa terhadap sains yang dibingkai

dengan konteks pada materi IPA dengan tema teknologi. Pada tes pilihan ganda

ini, disajikan sebuah wacana yang berkaitan dengan pertanyaan yang diajukan,

setiap wacana memiliki 3-4 buah pertanyaan yang diberikan kepada siswa.

Wacana sebagai konteks yang diangkat pada soal tes tertulis literasi sains

diantaranya tempe sebagai produk bioteknologi konvensional, domba dolly

sebagai produk bioteknologi modern, bendungan air yang memanfaatkan kerja

generator, bioetanol sebagai bahan bakar alternatif dan dampak kebocoran freon

pada AC. Wacana yang diberikan pada setiap soal bersifat kontekstual yang

berkaitan erat dengan kehidupan siswa. Jumlah soal tes tertulis literasi sains yang

diberikan kepada siswa sebanyak 20 soal yang mencakup domain literasi sains

yaitu domain kompetensi sains, domain pengetahuan sains dan domain sikap

siswa terhadap sains yang dibingkai konteks pada materi IPA dengan tema

teknologi.

Soal tes pilihan ganda yang digunakan dalam penelitian ini divalidasi baik

secara validasi konstruk, validitas isi maupun validitas eksternal. Pengujian

validitas konstruk dan validitas isi dilakukan oleh tiga dosen ahli yang

memberikan penilaian dan judgment mengenai kesesuaian antara instrumen yang

dibuat dengan aspek yang akan dinilai (hasil validasi konstruk dan isi dapat dilihat

pada lampiran B.3, B.4, B.5, B.6 dan B.7 halaman 195-211). Berdasarkan

pengujian validitas konstruk dan validitas isi ini diperoleh saran dan masukan

mengenai instrumen yang digunakan dalam penelitian, saran dan masukan dari

validator selanjutnya dikonsultasikan dengan dosen pembimbing dan dilakukan

perbaikan pada soal yang digunakan dalam penelitian.

Sementara itu pengujian validitas eksternal dilakukan dengan cara menguji

cobakan soal tes tertulis pada siswa di salah satu SMP kota Bandung. Instrumen

(18)

untuk menentukan nilai korelasi product moment. Berdasarkan hasil analisis

dengan menggunakan SPSS 17 diperoleh hasil uji validitas sebagai berikut :

Tabel 3.1. Hasil Uji Validitas Pada Soal Tes Tertulis

Nomor

Soal

r hitung r tabel Keterangan Tindakan

1 0.587 0.316 Valid Digunakan

2 0.560 0.316 Valid Digunakan

3 0.170 0.316 Tidak Valid Direvisi dan

digunakan

4 0.395 0.316 Valid Digunakan

5 0.531 0.316 Valid Digunakan

6 0.370 0.316 Valid Digunakan

7 0.320 0.316 Valid Digunakan

8 0.325 0.316 Valid Digunakan

9 0.190 0.316 Tidak Valid Direvisi dan

digunakan

10 0.328 0.316 Valid Digunakan

11 0.095 0.316 Tidak Valid Direvisi dan

digunakan

12 0.091 0.316 Tidak Valid Direvisi dan

digunakan

13 0.665 0.316 Valid Digunakan

14 0.389 0.316 Valid Digunakan

15 0.473 0.316 Valid Digunakan

16 0.469 0.316 Valid Digunakan

17 0.471 0.316 Valid Digunakan

18 0.396 0.316 Valid Digunakan

19 0.387 0.316 Valid Digunakan

20 0.453 0.316 Valid Digunakan

Hasil uji validitas menggunakan SPSS 17 menunjukkan terdapat 4 soal

(19)

valid tersebut selanjutnya dikonsultasikan dengan dosen pembimbing serta

diperbaiki sesuai masukan dan saran perbaikan dari dosen pembimbing. Setelah

diperbaiki soal-soal tersebut selanjutnya digunakan dalam penelitian.

Selain uji validitas, soal tes tertulis juga diuji reliabilitasnya. Reliabilitas

adalah ukuran sejauh mana alat ukur memberikan gambaran yang benar-benar

dipercaya mengenai kemampuan seseorang. Jika suatu instrumen memiliki nilai

reliabilitas tinggi, maka instrumen tersebut akan menghasilkan nilai yang sama

atau hampir sama jika dilakukan pengujian secara berulang. Pengujian reliabilitas

menggunakan internal consistensy yang dilakukan dengan cara mencobakan

sekali, kemudian data yang diperoleh dianalisis menggunakan SPSS 17 untuk

menentukan koefisien reliabilitas Cronbach's Alpha. Berdasarkan hasil analisis

menggunakan SPSS 17 diperoleh nilai reliabilitas sebesar 0,635, nilai reliabilitas

yang diperoleh ini berada pada kategori tinggi.

2. Angket

Angket yang digunakan pada penelitian ini merupakan angket tanggapan

siswa mengenai penggunaan multimedia pembelajaran berbasis literasi sains

dalam pembelajaran IPA tema teknologi. Angket ini diberikan kepada siswa

setelah siswa melakukan pembelajaran dengan menggunakan multimedia

pembelajaran berbasis literasi sains. Angket yang diberikan kepada siswa terdiri

dari beberapa aspek penilaian yaitu aspek kandungan literasi sains dalam

multimedia pembelajaran, aspek potensi meningkatkan motivasi belajar dan aspek

kemudahan mengoperasikan multimedia pembelajaran. Setiap aspek terdiri 6-9

pernyataan. Penskoran untuk angket siswa dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 3.2. Penskoran Angket Siswa

Skala Skor untuk Pernyataan Positif (+) Negatif (-)

Sangat Setuju 4 1

Setuju 3 2

Tidak Setuju 2 3

(20)

3. Lembar Judgment Media

Lembar judgment media digunakan untuk menjaring dan mendapatkan

informasi mengenai kelayakan multimedia pembelajaran berbasis literasi sains

pada tema teknologi. Lembar judgment media diberikan kepada validator yang

terdiri dari dosen ahli dan guru. Dosen ahli yang menjadi validator memberikan

penilaian mengenai multimedia pembelajaran berbasis literasi sains yang sudah

dikembangkan baik dari segi prinsip multimedia pembelajaran, komponen

multimedia pembelajaran, sifat interaktif multimedia pembelajaran maupun

kesesuaian multimedia pembelajaran dengan kurikulum. Indikator yang

digunakan pada lembar judgment media untuk ahli diadaptasi dari Baker dan King

(dalam Eliyawati, 2013). Lembar judgment media tersebut kemudian

dikembangkan sesuai dengan multimedia pembelajaran yang dikembangkan pada

penelitian ini.

Sementara itu lembar judgment media untuk guru disusun oleh peneliti dan

divalidasi oleh dosen pembimbing. Penyusunan lembar judgment media untuk

guru disusun dengan memperhatikan beberapa aspek yang menjadi penilaian.

Aspek penilaian tersebut yaitu tujuan pembelajaran pada multimedia, muatan

literasi sains pada multimedia, komponen pada multimedia, kemudahan

mengoperasikan multimedia dan potensi multimedia pembelajaran. Guru

memberikan penilaian multimedia pembelajaran dari sudut pandang pelaksana

kegiatan pembelajaran di kelas.

Hasil validasi dari ahli dan guru ini dijadikan sebagai informasi mengenai

kualitas multimedia pembelajaran berbasis literasi sains. Adapun penskoran dalam

validasi multimedia pembelajaran berbasis literasi sains adalah sebagai berikut :

Tabel 3.3. Penskoran Data Validasi Media

Skor Kategori

4 Sangat Baik

3 Baik

2 Cukup Baik

(21)

Instrumen-instrumen tersebut disusun untuk mengumpulkan data dan

informasi, data dan informasi tersebut selanjutnya dianalisis untuk menjawab

rumusan masalah dan pertanyaan penelitian. Adapun teknik pengumpulan data

pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 3.4.Teknik Pengumpulan Data

No Jenis Data Teknik Pengumpulan

Data

Keterangan

1 Capaian Literasi

Sains Siswa

Tes Pilihan Ganda Diberikan sebelum dan

sesudah pembelajaran

2 Tanggapan siswa

mengenai penggunaan

multimedia

pembelajaran berbasis

literasi sains

Angket siswa Diberikan setelah

pembelajaran dilaksanakan

3 Judgment media Lembar judgment ahli

Lembar judgment guru

Diberikan kepada validator

(dosen ahli dan guru) untuk

menilai multimedia dan

mengetahui kelayakan

multimedia

E.Prosedur Penelitian

Metode penelitian dan pengembangan dengan desain ADDIE memiliki

tahapan sebagai berikut :

Gambar 3.1 menunjukkan tahapan pelaksanaan metode penelitian dan

pengembangan dengan desain ADDIE. Adapun penjabarannya sebagai berikut :

Analysis Design Development Implementation Evaluation

Gambar 3.1. Tahapan Metode Penelitian Dan

(22)

1. Analisis (Analysis)

a. Potensi dan Masalah

Penelitian yang dilakukan berangkat dari potensi dan masalah, penggalian

potensi dan masalah dilakukan dengan cara pengumpulan data melalui studi

pendahuluan baik dengan kajian literatur maupun studi lapangan melalui

observasi ke beberapa sekolah. Studi pendahuluan ini bertujuan untuk

mendapatkan data dan informasi yang diperlukan pada penelitian. Adapun rincian

yang dilakukan pada studi pendahuluan untuk mengumpulkan informasi dan data

adalah sebagai berikut :

1) Melakukan analisis standar isi pada kompetensi dasar mata pelajaran IPA SMP

untuk mendapatkan gambaran kompetensi dasar dan indikator yang harus

dicapai pada pembelajaran IPA dengan tema teknologi.

2) Melakukan analisis materi pelajaran IPA SMP dengan tema teknologi pada

konsep fisika, biologi dan kimia. Analisis materi pelajaran IPA dengan tema

teknologi ini dilakukan dengan menganalisis konten pada buku SMP kelas 9

untuk konsep-konsep yang terkait dengan tema teknologi.

3) Melakukan studi kepustakaan mengenai literasi sains. Studi kepustakaan

mengenai literasi sains bertujuan untuk mendapatkan penjelasan dan gambaran

tentang literasi sains dan perkembangannya. Studi kepustakaan ini

menggunakan artikel dan jurnal pendidikan yang berkaitan dengan literasi

sains.

4) Melakukan studi kepustakaan mengenai trend kemampuan literasi sains siswa

Indonesia dari penilaian PISA pada tahun 2000, 2003, 2006, 2009 dan 2012.

Studi kepustakaan trend kemampuan literasi sains indonesia bertujuan

mendapatkan informasi dan data mengenai capaian literasi sains siswa

Indonesia.

5) Melakukan analisis domain literasi sains meliputi domain kompetensi sains,

pengetahuan sains, dan sikap siswa terhadap sains yang dibingkai dalam

konteks pada materi pelajaran IPA dengan tema teknologi yang meliputi

bioteknologi, teknologi listrik dan teknologi ramah dan merusak lingkungan.

Analisis tersebut dilakukan dengan membuat kategori domain literasi sains

(23)

6) Studi kepustakaan mengenai multimedia pembelajaran dan pengembangannya

untuk menunjang proses pembelajaran IPA. Studi kepustakaan mengenai

multimedia ini bertujuan untuk mendapatkan data dan informasi mengenai

multimedia dan pengembangan multimedia, terutama dalam pembelajaran IPA.

7) Observasi langsung dan wawancara guru ke beberapa sekolah untuk

mengetahui proses pembelajaran IPA berkaitan dengan kurikulum

pembelajaran IPA, multimedia pembelajaran dan literasi sains. Observasi

langsung dilakukan pada 3 SMP di kota Bandung (rekap hasil observasi

langsung bisa dilihat di lampiran C.1 halaman 228).

b. Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan tindak lanjut dari penggalian potensi dan

masalah yang sudah dilakukan, berdasarkan potensi dan masalah yang sudah

ditemukan, maka akan dilakukan upaya penanggulangan potensi dan masalah

tersebut melalui sebuah produk. Pengumpulan data pada penelitian ini berkaitan

dengan pengembangan multimedia pembelajaran berbasis literasi sains sebagai

upaya untuk memfasilitasi dan meningkatkan literasi sains siswa SMP.

Pengumpulan data dilakukan melalui kajian literatur melalui buku, artikel, jurnal

dan sumber lainnya.

2. Desain (Design)

Pendesainan produk merupakan langkah awal untuk merancang produk

yang akan dikembangkan. Produk yang dikembangkan berupa multimedia

pembelajaran berbasis literasi sains. Pada tahap pendesainan multimedia

pembelajaran berbasis literasi sains dilakukan beberapa kegiatan sebagai berikut :

a. Perumusan indikator dan tujuan pembelajaran aspek kognitif melalui telaah

konteks, kompetensi sains dan pengetahuan sains pada materi pelajaran IPA

dengan tema teknologi. Indikator dan tujuan pembelajaran aspek kognitif pada

domain kompetensi sains dan pengetahuan sains dapat dilihat pada lampiran

A.1 halaman 98. Indikator dan tujuan pembelajaran ini selanjutnya dijadikan

(24)

b. Melakukan analisis wacana pada materi IPA dengan tema teknologi, Analisis

wacana merupakan istilah umum yang digunakan untuk berbagai pendekatan

yang digunakan dalam melakukan analisis terhadap penggunaan bahasa, baik

dalam bentuk bahasa tulis maupun bahasa lisan atau bentuk peristiwa semiotic

lainnya (Setiadi, 2014, hlm.1). Analisis wacana sudah dikembangkan sebagai

bagian dari tahapan dalam pengembangan bahan ajar dan multimedia, analisis

wacana yang dilakukan pada langkah pengembangan multimedia ini bertujuan

untuk memperoleh kejelasan struktur dan konten dari teks. Berdasarkan

beberpa penelitian yang sudah dilakukan disebutkan bahwa kejelasan struktur

dan konten dari teks berpengaruh terhadap bagaimana pembaca membaca,

memahami, mengingat dan belajar dari teks (Goldman, Goldman dan

Rakestraw, Hiebert, Englert, & Brennan dalam setiadi, 2014, hlm. 1). Tahapan

dan hasil analisis wacana pada materi bioteknologi, teknologi listrik dan

proses/produk teknologi ramah dan merusak lingkungan dapat dilihat pada

lampiran A.3, A.4 dan A.5 halaman 107-155.

c. Membuat flow chart multimedia pembelajaran berbasis literasi sains. Materi

yang dihasilkan dari analisis wacana selanjutnya akan dituangkan dalam

storyboard. Namun untuk mengetahui keterkaitan antara materi dengan

komponen-komponen pada multimedia pembelajaran, maka dibuat flow chart

yang akan menggambarkan alur pada multimedia mengenai keterkaitan

komponen yang satu dengan komponen yang lainnya. Flow chart yang sudah

dibuat dapat dilihat pada halaman 156.

d. Membuat transformasi materi dalam bentuk presentasi, materi hasil analisis

wacana selanjutnya ditransformasikan dalam bentuk materi presentasi sebagai

bahan dasar dalam pembuatan storyboard. Pembuatan transformasi materi

dalam bentuk presentasi ini dilakukan untuk memudahkan melihat struktur dan

penyajian materi yang akan ditampilkan dalam multimedia pembelajaran.

Transformasi dalam bentuk power point dapat dilihat pada halaman 157.

e. Membuat storyboard. Pembuatan storyboard merupakan langkah yang penting

dalam pengembangan multimedia pembelajaran. Pada storyboard akan terlihat

gambaran multimedia pembelajaran yang dikembangkan. Storyboard ini

(25)

pelajaran, prinsip multimedia, maupun komponen-komponen multimedia

(animasi, video, audio, teks dan gambar). Storyboard yang sudah dibuat

divalidasi oleh dua orang ahli untuk menilai kejelasan dan kedalaman materi

yang akan disajikan dalam multimedia pembelajaran. Storyboard dapat dilihat

pada lampiran halaman 158.

3. Pengembangan (Development)

Pada tahap pengembangan ini, desain multimedia pembelajaran berbasis

literasi sains yang terdapat pada storyboard dibuat dalam bentuk multimedia.

Multimedia yang sudah dibuat divalidasi oleh ahli dan guru. Adapun penjabaran

yang dilakukan pada tahap pengembangan adalah sebagai berikut :

a. Membuat Multimedia Pembelajaran Berbasis Literasi Sains

Storyboard yang sudah dibuat pada tahap desain selanjutnya

diterjemahkan dalam bentuk multimedia pembelajaran berbasis literasi sains.

Kompoenen-komponen yang terdapat pada multimedia yang dibuat disesuaikan

dengan gambaran yang terdapat pada storyboard. Pembuatan multimedia

pembelajaran berbasis literasi sains menggunakan aplikasi macromedia flash.

Multimedia yang sudah dibuat selanjutnya akan divaidasi oleh dosen ahli dan

guru.

b. Validasi Desain Multimedia Pembelajaran Berbasis Literasi Sains

Validasi desain merupakan kegiatan untuk menilai kelayakan multimedia

pembelajaran berbasis literasi sains dari sudut pandang ahli dan pelaksana

pembelajaran (guru). Pada validasi desain ini masih bersifat penilaian yang

didasarkan pada pemikiran rasional, bukan fakta lapangan. Pada penelitian ini

validasi multimedia pembelajaran meliputi penilaian prinsip pengembangan

multimedia, komponen multimedia, kandungan literasi sains dalam multimedia

serta kesesuaian multimedia dengan kurikulum dan aspek kognitif siswa. Validasi

dari sudut pandang ahli dilakukan oleh dosen ahli pada bidang multimedia

pembelajaran dan dosen ahli pada bidang sains yang berkaitan dengan literasi

(26)

multimedia pembelajaran tersebut dari berbagai aspek yang sudah tersedia pada

lembar judgment media.

Validasi dari sudut pandang pelaksana pembelajaran dilakukan oleh tiga

orang guru IPA di SMP Negeri X kota Cimahi. Ketiga guru tersebut memberikan

penilaian pada multimedia pembelajaran dari berbagai aspek yang sudah tersedia

pada lembar judgment media untuk guru. Berdasarkan hasil judgment media dari

para validator dapat diketahui kelebihan dan kekurangan dari multimedia

pembelajaran berbasis literasi sains yang sudah dikembangkan. Hasil validasi dari

ahli dan guru mengenai multimedia pembelajaran berbasis literasi sains disajikan

pada bab hasil peneilitian dan pembahasan.

c. Revisi Desain Multimedia Pembelajaran Berbasis Literasi Sains

Setelah dilakukan validasi multimedia pembelajaran oleh ahli dan guru

dari berbagai aspek penilaian, maka diperoleh informasi mengenai kelemahan dan

kelebihan dari multimedia pembelajaran yang sudah dikembangkan. Saran dan

masukan yang diberikan para validator selanjutnya didiskusikan dengan dosen

pembimbing dan dilakukan perbaikan agar multimedia pembelajaran yang

dikembangkan memuiliki kualitas yang dapat membantu siswa dalam

meningkatkan literasi sains.

4. Implementasi (Implementation)

Tahap implementasi dilakukan untuk menguji efektivitas pembelajaran

menggunakan multimedia pembelajaran berbasis literasi sains pada pembelajaran

IPA di kelas dengan tema teknologi. Pada tahap implementasi ini dirancang

penelitian dengan metode pra eksperimen dengan desain pretest-posttest design

(Frankel, et al, 2006, hlm. 269). Desain ini digunakan untuk melihat perbedaan

hasil belajar sebelum dan sesudah perlakuan dilakukan (Frankel, et al, 2006, hlm.

269). Desain ini hanya menggunakan satu kelas sebagai kelas yang diberikan

perlakuan pembelajaran dengan menggunakan multimedia pembelajaran berbasis

literasi sains. Metode pra eksperimen dengan desain pretest-posttest design

(27)

O1 X O2

Pretest

Perlakuan (Penggunaan

Multimedia Pembelajaran

Berbasis Literasi Sains)

Posttest

Berdasarkan metode eksperimen yang digunakan sesuai Gambar 3.2 akan

diperoleh gambaran mengenai efektivitas pembelajaran menggunakan multimedia

pembelajaran terhadap peningkatan literasi sains siswa SMP pada materi IPA

dengan tema teknologi. Capaian literasi sains siswa dapat dilihat dari nilai pretest

dan posttest yang diperoleh siswa. Sementara untuk efektivitas pembelajaran

menggunakan multimedia terhadap peningkatan literasi sains dapat dilihat dari

nilai gain ternormalisasi (N-gain).

5. Evaluasi (Evaluation)

Tahap evaluasi merupakan tahap akhir pada pelaksanaan penelitian dan

pengembangan dengan desain ADDIE. Pada tahap ini dilakukan pemberian

angket kepada siswa untuk mengetahui tanggapan siswa mengenai penggunaan

multimedia pembelajaran berbasis literasi sains pada pembelajaran IPA tema

teknologi. Hasil tanggapan dari siswa dijadikan sebagai data tambahan untuk

menjawab rumusan masalah dan pertanyaan penelitian yang diajukan. Selain itu,

hasil angket juga dijadikan sebagai masukan untuk perbaikan multimedia

pembelajaran yang sudah dikembangkan selain dari nilai efektivitas yang

diperoleh dari tahap implementasi.

Gambar 3.2. Metode Eksperimen Desain One Group

(28)

F. Analisis Data

1. Data Kuantitatif

Data kuantitatif yang diperoleh pada penelitian merupakan data mentah

berupa skor pretest dan posttest yang diperoleh siswa. Penghitungan skor pretest

dan posttest digunakan persamaan berikut :

Nilai= w x 100%

Untuk mengetahui efektivitas pembelajaran menggunakan multimedia

pembelajaran berbasis literasi sains terhadap peningkatan literasi sains siswa

dilakukan dengan mencari nilai %N-gain dengan rumus sebagai berikut :

%N-gain= −

− x 100%

Adapun kriteria nilai N-gain sebagai berikut :

Tabel 3.5. Kriteria Nilai N-gain (Hake, 1999)

Nilai N-gain Kriteria

Tinggi >0,7 (>70%)

Sedang 0,3-0,7 (30%-70%)

Rendah <0,3 (<30%)

2. Data Kualitatif

Data kualitatif pada penelitian ini berupa hasil judgment media dari ahli,

judgment media dari guru dan angket tanggapan siswa. Hasil judgment media dari

ahli dan guru diolah dengan menggunakan persamaan berikut :

% skor =J y

J x %

Persentase yang diperoleh selanjutnya dianalisis sesuai dengan pengkategorian

sebagai berikut :

Tabel 3.6. Tafsiran Persentase Hasil Angket dan Validasi

Persentase Kategori

80-100 Baik sekali

66-79 Baik

56-65 Cukup

40-55 Kurang

0-39 Kurang sekali

(29)

Hasil judgment media selanjutnya dianalisis secara statistik deskriptif yang

diubah ke dalam transkripsi sehingga dihasilkan data dalam bentuk wacana yang

dapat menunjang analisis data hasil penelitian. Berdasarkan hasil judgment media

ini diperoleh gambaran mengenai kualitas multimedia pembelajaran berbasis

literasi sains dari sudut pandang ahli dan sudut pandang guru sebagai pelaksana

proses pembelajaran di kelas. Sementara itu hasil angket tanggapan siswa

terhadap penggunaan multimedia pembelajaran berbasis literasi sains dalam

pembelajaran IPA diolah dengan menggunakan skala Likert, data diolah menjadi

bentuk persentase dengan persamaan dan pengkategorian yang sama dengan

(30)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang sudah dilakukan, maka

diperoleh kesimpulan bahwa multimedia pembelajaran berbasis literasi sains pada

tema teknologi dapat meningkatkan literasi sains siswa, baik literasi sains secara

keseluruhan maupun pada setiap domain literasi sains yaitu kompetensi sains,

pengetahuan sains dan sikap siswa terhadap sains yang dibingkai dalam konteks.

Multimedia pembelajaran ini dapat meningkatkan literasi sains siswa karena

didesain dan dikembangkan berdasarkan kerangka kerja PISA 2015 sehingga

tampilan desain multimedia pembelajarannya mengandung domain literasi sains

yaitu domain konteks, kompetensi sains, pengetahuan sains dan sikap siswa

terhadap sains. Domain literasi tersebut ditampilkan dalam bentuk video, animasi,

gambar dan teks.

Sementara itu kesimpulan untuk pertanyaan penelitiannya adalah sebagai

berikut :

1. Multimedia pembelajaran berbasis literasi sains pada tema teknologi yang

sudah dikembangkan memiliki desain yang menyesuaikan dengan domain

literasi sains dari kerangka kerja PISA 2015 yang memuat domain

kompetensi sains, domain pengetahuan sains dan domain sikap siswa

terhadap sains yang dibingkai oleh konteks. Domain literasi sains pada

multimedia pembelajaran tersebut ditampilkan dalam bentuk teks, video,

animasi dan gambar.

2. Pembelajaran menggunaan multimedia pembelajaran berbasis literasi sains

efektif dalam meningkatkan literasi sains siswa SMP pada materi IPA tema

teknologi baik secara keseluruhan maupun pada setiap domain, peningkatan

literasi sains secara keseluruhan sebesar 65,64% (kategori sedang).

Peningkatan pada domain kompetensi sains sebesar 70,1% (kategori tinggi),

pada domain pengetahuan sains sebesar 63,7% (kategori sedang) dan pada

(31)

3. Siswa memberikan tanggapan sangat baik mengenai penggunaan multimedia

pembelajaran berbasis literasi sains pada pembelajaran IPA tema teknologi.

Secara umum siswa memberikan tanggapan bahwa multimedia pembelajaran

berbasis literasi sains membantu dalam memahami domain literasi sains yaitu

konteks, kompetensi sains dan pengetahuan sains. Selain itu siswa juga

memberikan tanggapan bahwa multimedia pembelajaran berbasis literasi

sains dapat meningkatkan motivasi belajar.

B. Saran

Adapun saran yang diajukan peneliti berdasarkan penelitian yang

dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Penyajian domain kompetensi sains pada desain multimedia pembelajaran

berbasis literasi sains harus memiliki proporsi yang merata sehingga ketiga

kompetensi sains tersebut dapat terfasilitasi dengan baik.

2. Pada multimedia pembelajaran berbasis literasi sains domain pengetahuan

sains untuk pengetahuan epsitemik perlu didesain secara khusus pada bagian

tertentu multimedia tersebut agar peningkatan literasi sains domain

pengetahuan sains menjadi lebih maksimal.

3. Untuk memaksimalkan efektivitas penggunaan multimedia terhadap sikap

siswa terhadap sains sebaiknya desain multimedia yang mengarahkan pada

pembentukan sikap siswa terhadap sains diperbanyak pada setiap tampilan

konteks.

4. Dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui tingkat signifikansi peranan

multimedia pembelajaran berbasis literasi sains terhadap peningkatan literasi

sains dengan desain quasi eksperimen yang menggunakan kelas eksperimen

(32)

DAFTAR PUSTAKA

Aina, M. (2013). Efektifitas Pemanfaatan Multimedia Interaktif Pembelajaran Ipa-

Biologi Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pria Dan Wanita

Smp 19 Kota Jambi. Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung,

2013.

Anwar, S. (2014). Pengolahan Bahan Ajar. Bandung : Sekolah Pasca Sarjana

Universitas Pendidikan Indonesia.

Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka

Cipta.

Bennett, J., Lubben, F., dan Hogarth, S. (2007) Bringing Science to Life: A

Synthesis of the Research Evidence on the Effects of Context-Based and

STS Approaches to Science Teaching. Sci Edu, 91, 347-370.

Buckley, B. C., Gobert, J.D., dan Horwitz, P. (2006). Using log files to track stude

ntsʹ model‐based inquiry. Paper presented at the 7th International Conference on the Learning Sciences., Bloomington.

Chamberlain. (2012). Inquiry and Scientific Literacy. [online]. Tersedia:

www.sagepub.com/upm data/24393_chamberlain_chapter1.pdf. [2 Maret

2015]

Dick, W dan Carey, L. (1996). The systematic design of instruction, New York:

Harper Collins.

Eliyawati. (2013). Multimedia Pembelajaran Sel Volta Bermuatan Sains Dan

Teknologi Nano Pada Konteks Sel Surya Untuk Meningkatkan Literasi

Sains. Universitas Pendidikan Indonesia. (Tesis). Sekolah Pascasarjana

Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung,

Evans, K. L., Yaron, D., dan Leinhardt, G.(2008). Learning stoichiometry: A com

parison of text and multimedia formats. Chemistry Education Research

and Practice, 9(3), 208‐218.

Falvo, D. (2008). Animations and simulations for teaching and learning molecular

chemistry. International Journal of Technology in Teaching and

Learning, 4(1), 68–77.

Fan, X., dan Geelan, D. (2012). Effectiveness of active instruction with

(33)

in Mainland China. Paper presented at the 43rd Annual ASERA

Conference, University of the Sunshine Coast.

Feng Liu, E.Z, et al. (2008). Developing Multimedia Instructional Material for

Robotics Education. Wseas Transactions on Communications 7(11).

1102-1111.

Fogarty, R. (1994). How To Integrated The Curricula. Skylight Publishing :

Palatine, Illionis.

Frankel, et al. (2006). How To Design and Evaluate Research In Education. Mc

Graw International Edition.

Frey, B. A, dan Sutton, J.M,. (2010). A Model for Developing Multimedia

Learning Projects. MERLOT Journal of Online Learning and Teaching.

6(2), 491-507.

Gilbert, J.K., Bulte, A.M.W., dan Pilot, A. (2011). Concept Development and

Transfer in Context-Based Science Education. Int J Sci Edu, 33,

817-837.

Hadi, S dan Mulyaningsih, E. (2009). Model Trend Prestasi Siswa Berdasarkan

Data PISA Tahun 2000, 2003 dan 2006. Laporan Penelitian Pusat

Penilaian Pendidikan Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen

Pendidikan Nasional.

Harlen, W. (2001). The Assessment of Scientific Literacy in the OECD/PISA

Project. In Helga Behrendt dkk (Eds). Research in Science

Education-Past, Present, and Future (hal 49-60). New York, US: Kluwer Academic

Publisher.

Hapsari, M.A dan Pramachinta, A. (2013). Pembuatan Bioetanol dari Singkong

Karet Untuk Bahan Bakar Rumah Tangga Sebagai Upaya Mempercepat

Konversi Minyak Tanah Ke Minyak Nabati. Jurnal Teknik Kimia dan

Industri 2(2), 240-245.

Hilton, S.C dan Cristensen, H.B. (2002). Evaluating The Impact Of Multimedia

Lectures On Student Learning and Attitudes. [online]. Tersedia :

https://www.stat.auckland.ac.nz/~iase/publications/1/6f3_hilt.pdf. [18

(34)

Holden, I. (2012). Predictors Of Students' Attitudes Toward Science Literacy.

Communications in Information Literacy 6(1), 2012.

Isnanda. (2005). Penggunaan Refrigant Hidrokarbon dalam Bisnis Perawatan dan

Perbaikan AC. Jurnal Teknik Mesin 2(1), 44-48.

Jenkinson. (2009). Measuring the Effectiveness of Educational Technology: What

are we Attempting to Measure?. Electronic Journal of e-Learning, 7(3),

273- 280.

Klahr, D., Triona, L. M., dan Williams, C. (2007). Hands on what? The

relative effectiveness of physical versus virtual materials in an engineerig

design project by middle school children. Journal of Research in Science

Teaching, 44(1), 183‐203.

Kemendikbud. (2013). Modul Pelatihan Kurikulum 2013 untuk Guru SMP/MTs.

Jakarta : Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Kozma, R dan Russel, J. (1997). Multimedia and Understanding: Expert and

Novice Responses to DifferentRepresentations of Chemical Phenomena.

Journal Of Research In Science Teaching 34(9). 949968.

Kurnia, Zulherman dan Fathurohman. (2014). Analisis Bahan Ajar Fisika Sma

Kelas Xi Di Kecamatan Indralaya Utara Berdasarkan Kategori Literasi

Sains. Jurnal Inovasi dan Pembelajaran Fisika,1(1).43-47.

Martin, F., et al. (2013). Development of an Interactive Multimedia Instructional

Module. The Journal of Applied Instructional Design 3(3). 5-18.

Merino, C. dan Sanmarti, N. (2008). How Young Children Model Chemical

Change. Chem. Educ. Res. Pract. 9, 196–207.

Mayer, R, Heiser, J dan Lonn, S. (2001). Cognitive Constraints on Multimedia

Learning: When Presenting MoreMaterial Results in Less Understanding.

Journal of Educational Psychology,93(1), 187-198.

Mayer, R, E dan Moreno, R. (2002a). Aids to computer-based multimedia learning. Learning and Instruction 12, 107–119.

Mayer, R, E dan Moreno, R. (2002b). Animation as an Aid to Multimedia

Learning. Educational Psychology Review,14(1), 87-99.

Mayer, R, E dan Moreno, R. (2003). Nine Ways to Reduce Cognitive Load in

(35)

Mayer, R,E. (2008). Applying the Science of Learning: Evidence-Based

Principles for the Design of Multimedia Instruction. University of

California, Santa Barbara.

Michea, Y. F. (2004). Cognitive Impact Of Interactive Multimedia. [online].

Tersedia:http://digitalcommons.library.tmc.edu/cgi/viewcontent.cgi?artic

le=1006&context=uthshis_dissertations. [24 Februari 2015].

Moreno, R. (2002). Designing for Understanding: A Learner-Centered Approach

to Multimedia Learning. Educational Psychology University of New

Mexico Albuquerque, NM 87131.

OECD. (2007). PISA 2006: Science Competencies for Tomorrow's World:

Volume 1: Analysis. Paris: OECD.

OECD. (2011). What kinds of careers do boys and girls expect for themselves?

PISA in focus. Paris: OECD.

OECD. (2013). PISA 2015 : Draft Science Framework. [online]. Tersedia :

http://www.oecd.org/pisa/pisaproducts/Draft%20PISA%202015%20Scie

nce%20Framework. [15 Desember 2014]

Perry, M. A. (1986). Enviromental Effect of Chloroflourocarbon. [online].

Tersedia:http://web.ornl.gov/sci/ees/etsd/btric/eere_research_reports/elec

tricall. [15 April 2015].

Perry, M.J.M. (2013). Effects of Visual Media on Achievement and Attitude in a

Secondary Biology Classroom [online]. Tersedia :

https://www.ohio.edu/education/academic-programs/upload/Michelle-Perry-Masters-Research-Paper-copy.pdf. [19 Mei 2015].

Pusat Bahasa Depdiknas. (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi Ketiga).

Jakarta : Balai Pustaka.

Prabowo. (2000). Pembelajaran Fisika dengan Pendekatan Terpadu dalam

Menghadapi Perkembangan IPTEK Milenium III. Makalah disampaikan

pada seminar dan lokakarya jurusan FMIPA UNESA bekerjasama

dengan Himpunan Fisika Indonesia (HFI) dengan tema Optimalisasi

Peranan Fisika Menghadapi Perkembangan IPTEK Milenium III Pada 10

(36)

Priliyanti. (2012). Pengembangan Media Pembelajaran Matematika Berbasis

Multimedia Interaktif Pada Materi Turunan Fungsi. Admath Edu 2(2).

181-195.

Rahayu, S. (2014). Menuju Masyarakat Berliterasi Sains: Harapan dan Tantangan

Kurikulum 2013. Makalah Utama disampaikan dalam Seminar Nasional

Kimia dan Pembelajarannya 2014. Inovasi Pembelajaran Kimia dan

Perkembangan Riset Kimia di Jurusan Kimia FMIPA UM Tanggal 6

September 2014.

Rustaman, N.Y. (2011). Trend Literasi Sains Siswa Indonesia dalam Studi PISA

2006 dan 2009. Jakarta : Balitbang Depdikbud.

Sahin, Cepni, dan Ipek. (2010). Computer supported conceptual change text: Fluid

pressure. Procedia Social and Behavioral Sciences 2. 922–927.

Setiadi, R. (2014). Penerapan Analisis Wacana dalam Pengembangan Bahan Ajar.

Materi pokok pada kegiatan workshop penulisan bahan ajar di Jurusan

Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta

Sukendi, Falahah, dan Lathanio. (2013). Pengembangan Aplikasi Multimedia

Pengenalan Pemanasan Global Dan Solusinya Menggunakan Pendekatan

ADDIE. Seminar Nasional Sistem Informasi Indonesia 2-4 Desember

2013.

Sunandar, D. (2012). Software Pembelajaran Kimia Berbasis Kearifan Lokal Pada

Materi Elektrokimia untuk Meningkatkan Literasi Sains Siswa.

Universitas Pendidikan Indonesia. (Skrpsi). Jurusan Pendidikan Kimia

Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Tim Abdi Guru. (2014). IPA Terpadu untuk SMP/MTs Kelas 9. Jakarta : Erlangga.

Tjasyono, B, HK. (2004). Klimatologi. Bandung : Penerbit ITB.

Ulusoy, K. (2011). Effects of multimedia usage in students’ attitude towards

Turkish Republic Revolution History and Kemalism Lesson. Educational

Research and Reviews Vol. 6(4), pp. 358-366.

Wasis, et al. (2008). Ilmu Pengetahuan Alam Kelas 9. Jakarta : Departemen

Gambar

Tabel 3.1. Hasil Uji Validitas Pada Soal Tes Tertulis
Tabel 3.2. Penskoran Angket Siswa
Tabel 3.3. Penskoran Data Validasi Media
Tabel 3.4.Teknik Pengumpulan Data
+3

Referensi

Dokumen terkait

(5) Setelah mengadakan penelitian yang cukup mengenai bidang usaha yang terbuka dan ketentuan-ketentuan lain yang bersangkutan, calon penanam modal mengajukan permohonan

Well-being, menurut Pollachek (2001) dan Noreuil (2002), well-being yang merupakan suatu konsep kesejahteraan dimana individu mampu menciptakan kepuasan dalam

Media Time Line dapat dikembangkan sebagai salah satu upaya dalam mengatasi masalah yang timbul dalam pengembangan pembelajaran sejarah dan pengarahan untuk mencapai

Data Kadar Glukosa Darah ( Mean ± SD) mg/dl Akibat Induksi Aloksan pada Beberapa Dosis yang Diberikan Secara Intraperitoneal untuk Menginduksi Diabetes pada Tikus

The Relationship of Hardiness, Gender, &amp; Stress to Health Outcomes in Adolescents.. Journal

Peningkatan efek hipoglikemik dari tolbutamid akibat praperlakuan Rutin tidak terlihat dalam penelitian ini, hal mungkin dikarenakan dosis aloksan sebesar 150

4) Melakukan kajian pustaka dari berbagai literatur yang berkaitan dengan penelitian dan pembelajaran yang akan dilaksanakan. 5) Menyusun silabus dan rencana

Dengan penulisan ini, penulis mencoba memberikan satu solusi untuk Toko Final Fantasy, yaitu dengan menggunakan aplikasi komputerisasi yang meliputi proses input barang, data