• Tidak ada hasil yang ditemukan

KOMPARASI SKOR HASIL PENYETARAAN UN MATEMATIKA SMP/MTs ANTARA METODE LINIER DAN METODE EKUIPERSENTIL DI KOTA AMBON.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KOMPARASI SKOR HASIL PENYETARAAN UN MATEMATIKA SMP/MTs ANTARA METODE LINIER DAN METODE EKUIPERSENTIL DI KOTA AMBON."

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

[Type text]

KOMPARASI SKOR HASIL PENYETARAAN

UN MATEMATIKA SMP/MTs ANTARA METODE LINIER DAN METODE EKUIPERSENTIL

DI KOTA AMBON

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Penelitian dan Pengukuran Pendidikan

OLEH

ARIANI ARSAD 1201355

SEKOLAH PASCA SARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014

(2)

[Type text]

UN MATEMATIKA SMP/MTs ANTARA METODE LINIER DAN METODE EKUIPERSENTIL

DI KOTA AMBON

Oleh: Ariani Arsad

Sarjana Pertanian Universitas Haluoleo, 2000

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Penelitian dan Pengukuran

Pendidikan

© Ariani Arsad 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2014

Hak Cipta dilindungi undang – undang

(3)

i

Ariani Arsad, 2014

KOMPARASI SKOR HASIL PENYETARAAN UN MATEMATIKA SMP/MTs ANTARA METODE LINIER DAN METODE EKUIPERSENTIL DI KOTA AMBON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu LEMBAR PENGESAHAN

Disetujui dan disahkan oleh pembimbing:

Pembimbing,

Dr. Budi Susetyo, M.Pd

NIP. 195809071987031001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Penelitian dan Pengukuran Pendidikan

Dr. Budi Susetyo, M.Pd

(4)

ii

Ariani Arsad, 2014

KOMPARASI SKOR HASIL PENYETARAAN UN MATEMATIKA SMP/MTs ANTARA METODE LINIER DAN METODE EKUIPERSENTIL DI KOTA AMBON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu LEMBAR PENGESAHAN

Disetujui dan disahkan oleh penguji:

Penguji I,

Dr. Bambang Avip Priatna Martadiputra, M.Si

NIP. 196412051990031001

Penguji II,

Dr. Nahadi, M.Pd, M.Si

NIP. 197102041997021002

Mengetahui,

Ketua Program Studi Penelitian dan Pengukuran Pendidikan

Dr. Budi Susetyo, M.Pd

(5)

iii

Ariani Arsad, 2014

KOMPARASI SKOR HASIL PENYETARAAN UN MATEMATIKA SMP/MTs ANTARA METODE LINIER DAN METODE EKUIPERSENTIL DI KOTA AMBON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul “Komparasi Skor Hasil Penyetaraan pada UN Matematika SMP/MTs antara Metode Linier dan Metode Ekuipersentil di Kota Ambon” ini beserta seluruh isinya adalah benar–benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara– cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Juli 2014 Yang membuat pernyataan

(6)

Ariani Arsad, 2014

KOMPARASI SKOR HASIL PENYETARAAN UN MATEMATIKA SMP/MTs ANTARA METODE LINIER DAN METODE EKUIPERSENTIL DI KOTA AMBON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu KOMPARASI SKOR HASIL PENYETARAAN

UN MATEMATIKA SMP/MTs ANTARA METODE LINIER DAN METODE EKUIPERSENTIL

DI KOTA AMBON

Ariani Arsad Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik perangkat tes berdasarkan teori klasik, deskripsi konversi skor hasil penyetaraan dan membandingkan skor hasil penyetaraan antara metode linear dan metode ekuipersentil pada paket soal yang mempunyai proporsi anchor items sebesar 12,5% pada soal Ujian Nasional SMP/MTs tahun pelajaran 2012/2013 mata pelajaran Matematika se-Kota Ambon. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif komparatif dengan variabel bebas metode penyetaraan dan variabel terikat skor hasil penyetaraan. Data penelitian berupa skor hasil penyetaraan sebanyak 30 kali pengulangan dari 133 matriks jawaban siswa untuk setiap paket. Hipotesis diuji menggunakan uji-t independen. Hasil penelitian menunjukkan: (1) karakteristik perangkat tes yang digunakan cukup baik, (2) konversi skor hasil penyetaraan dilakukan dari paket yang sukar ke paket yang mudah, dan (3) dengan α = 0,05 menunjukkan tidak terdapat perbedaan skor hasil penyetaraan yang diperoleh dari metode linier dan metode ekuipersentil.

(7)

Ariani Arsad, 2014

KOMPARASI SKOR HASIL PENYETARAAN UN MATEMATIKA SMP/MTs ANTARA METODE LINIER DAN METODE EKUIPERSENTIL DI KOTA AMBON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

THE COMPARISON SCORE RESULT OF EQUITING IN FINAL EXAMINATION TEST (UN) ON MATHEMATIC FOR JUNIOR HIGH SCHOOL STUDENTS (SMP/MTs) BETWEEN

LINIER METHOD AND EQUIPERCENTILE METHOD IN AMBON CITY

Ariani Arsad Abstract

(8)

Ariani Arsad, 2014

KOMPARASI SKOR HASIL PENYETARAAN UN MATEMATIKA SMP/MTs ANTARA METODE LINIER DAN METODE EKUIPERSENTIL DI KOTA AMBON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT dan mengharapkan ridho yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “Komparasi Skor Hasil Penyetaraan pada UN Matematika SMP/MTs antara Metode Linier dan Metode Ekuipersentil di Kota Ambon”. Tesis ini disusun sebagai salah satu persyaratan meraih gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Penelitian dan Pengukuran Pendidikan, Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia. Shalawat dan salam disampaikan kepada junjungan alam Nabi Muhammad SAW, mudah-mudahan kita semua mendapatkan safaat Nya di yaumil akhir nanti, Amin.

Penelitian ini diangkat sebagai upaya untuk mengembangkan keilmuan dibidang pengukuran khususnya dalam penyetaraan perangkat tes. Penulis mengharapkan penelitian ini dapat menjadi rujukan yang komprehensif dan bermanfaat sebesar-besarnya untuk kepentingan orang banyak. Khususnya tentang pengukuran dan penilaian pendidikan.

Penulis menyadari akan keterbatasan dan kekurangan dari isi maupun tulisan tesis ini. Oleh karena itu, kritik dan saran saran yang sifatnya membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan. Semoga hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat dan kontribusi bagi pengembangan pengukuran pendidikan di masa depan.

Bandung, Juli 2014

(9)

Ariani Arsad, 2014

KOMPARASI SKOR HASIL PENYETARAAN UN MATEMATIKA SMP/MTs ANTARA METODE LINIER DAN METODE EKUIPERSENTIL DI KOTA AMBON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa dalam penyelesaian tesis ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat;

1. Bapak Dr. Budi Susetyo, M.Pd, selaku pembimbing dalam penulisan tesis ini yang dengan sabar memberikan bimbingan dan arahan sejak permulaan sampai dengan selesainya tesis ini.

2. Bapak Prof. Dr. H. Didi Suryadi, M.Ed., Bapak Dr. M. Solehuddin, M.Pd. M.A., dan Bapak Prof. Dr. Agus Rahayu, M.M., selaku Direktur dan Asisten Direktur Sekolah Pascasarjana UPI, yang telah memberikan kesempatan serta arahan selama pendidikan, penelitian dan penulisan tesis ini.

3. Bapak Dr. Bambang Avip Priatna Martadiputra, M.Si., dan Bapak Dr. Nahadi, M.Pd., M.Si., selaku penguji sidang yang telah memberikan arahan dan saran guna kesempurnaan tesis ini.

4. Bapak dan Ibu dosen Sekolah Pascasarjana UPI, yang telah banyak memberikan bimbingan dan ilmu kepada penulis selama menempuh pendidikan.

5. Pemerintah melalui Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Provinsi Maluku yang telah memberikan beasiswa dan kesempatan untuk mengikuti studi sampai penyelesaian penelitian dan penulisan tesis ini.

6. Kepala Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik) Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan staf atas bantuannya dalam pengumpulan data dan observasi di lapangan sehingga tesis ini dapat diselesaikan.

(10)

Ariani Arsad, 2014

KOMPARASI SKOR HASIL PENYETARAAN UN MATEMATIKA SMP/MTs ANTARA METODE LINIER DAN METODE EKUIPERSENTIL DI KOTA AMBON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

8. Teman-teman mahasiswa Program Studi Penelitian dan Pengukuran Pendidikan Sekolah Pascasarjana UPI 2012 bu Desi, Dwi, Suci, Amel, Eva, pak Engkos, Kemi, Noval dan Burhan sebagai teman berbagi rasa dalam suka dan duka dan atas segala bantuan dan kerja samanya sejak mengikuti studi sampai penyelesaian penelitian dan penulisan tesis ini.

9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu.

Semoga segala amal kebaikan yang telah Bapak, Ibu dan teman-teman perbuat demi kelancaran penyelesaian tesis ini, mendapat balasan karunia nikmat dari Allah SWT yang berlipat-lipat.

Penulis menyadari akan segala keterbatasan dan kekurangan dari isi maupun tulisan tesis ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan. Semoga hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat dan kontribusi bagi pengembangan penyetaraan tes di masa depan.

(11)

Ariani Arsad, 2014

KOMPARASI SKOR HASIL PENYETARAAN UN MATEMATIKA SMP/MTs ANTARA METODE LINIER DAN METODE EKUIPERSENTIL DI KOTA AMBON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

PENGESAHAN ... i

PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... vi

UCAPAN TERIMA KASIH ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Pembatasan Masalah ... 7

D. Rumusan Masalah ... 7

E. Tujuan Penelitian ... 8

F. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II PENYUSUNAN KERANGKA TEORITIK, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kajian Teoritis ... 9

1. Analisis Butir Klasik ... 9

2. Skor Tes ... 17

3. Penyetaraan Skor ... 22

a. Rancangan Penyetaraan ... 24

b. Metode Penyetaraan Linier ... 26

c. Metode Penyetaraan Ekuipersentil ... 29

4. Butir Gandeng (Anchor Items) ... 35

B. Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 37

C. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian ... 38

1. Kerangka Pemikiran ... 38

2. Hipotesis Penelitian ... 39

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 40

B. Populasi dan Teknik Penyampelan Sampel ... 41

C. Variabel Penelitian ... 42

D. Definisi Operasional ... 42

E. Alur Penelitian ... 44

F. Instrumen Penelitian ... 44

G. Teknik Pengumpulan Data ... 45

(12)

Ariani Arsad, 2014

KOMPARASI SKOR HASIL PENYETARAAN UN MATEMATIKA SMP/MTs ANTARA METODE LINIER DAN METODE EKUIPERSENTIL DI KOTA AMBON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ... 47

1. Karakteristik Perangkat Tes ... 47

a. Analisis Perangkat Tes ... 47

b. Rangkuman Analisis Perangkat Tes ... 59

c. Data Skor sebelum Penyetaraan ... 61

2. Konversi Hasil Penyetaraan ... 63

3. Skor Hasil Penyetaraan ... 66

a. Pengujian Persyaratan Uji Hipotesis ... 70

b. Pengujian Hipotesis ... 71

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 72

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 77

B. Saran ... 78

DAFTAR PUSTAKA ... 80

(13)

Ariani Arsad, 2014

KOMPARASI SKOR HASIL PENYETARAAN UN MATEMATIKA SMP/MTs ANTARA METODE LINIER DAN METODE EKUIPERSENTIL DI KOTA AMBON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Taraf Sukar Optimum Soal Tes Pilihan Ganda ... 12

2.2 Kategori Tingkat Kesukaran Butir... 13

2.3 Interprestasi Indeks Daya Beda (D) ... 13

2.4 Indeks Daya Beda Minimum yang Cukup Baik ... 14

2.5 Matriks Skor ... 21

2.6 Rancangan Penyetaraan ... 24

2.7 Hasil Ujites X yang dikerjakan oleh 70 Peserta ... 30

2.8 Hasil Ujites Y yang Dikerjakan oleh 70 Peserta yang Sama Atau Setara dengan Peserta pada Tabel 2.7... 32

2.9 Hasil Ujites Y yang Dikerjakan oleh 40 Peserta yang Sama atau Setara dengan Peserta pada Tabel 2.7... 33

2.10 Konversi Skor X ke Y* dengan Cara Ekuipersentil menurut Data yang Terdapat pada tabel 2.9 ... 34

4.1 Indeks Kesukaran Butir Anchor Items Paket 09 ... 47

4.2 Indeks Kesukaran Butir Non Anchor Items Paket 09 ... 48

4.3 Komposisi Tingkat Kesukaran Butir Paket 09 ... 49

4.4 Indeks Daya Beda Butir Anchor Items Paket 09 ... 50

4.5 Indeks Daya Beda Butir Non Anchor Items Paket 09 ... 50

4.6 Komposisi Daya Beda Butir Paket 09 ... 51

4.7 Koefisien Reliabilitas Tes Paket 09 ... 52

4.8 Indeks Kesukaran Butir Anchor Items Paket 07 ... 53

4.9 Indeks Kesukaran Butir Non Anchor Items Paket 07 ... 54

4.10 Komposisi Tingkat Kesukaran Butir Paket 07 ... 55

4.11 Indeks Daya Beda Butir Anchor Items Paket 07 ... 56

4.12 Indeks Daya Beda Butir Non Anchor Items Paket 07 ... 56

4.13 Komposisi Daya Beda Butir Paket 07 ... 57

4.14 Koefisien Reliabilitas Tes Paket 07 ... 58

4.15 Rangkuman Tingkat Kesukaran Butir ... 59

4.16 Rangkuman Daya Beda Butir ... 60

(14)

Ariani Arsad, 2014

KOMPARASI SKOR HASIL PENYETARAAN UN MATEMATIKA SMP/MTs ANTARA METODE LINIER DAN METODE EKUIPERSENTIL DI KOTA AMBON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.18 Rangkuman Kesalahan Baku (σK) ... 62

4.19 Hasil Konversi Metode Penyetaraan Linier ... 63

4.20 Hasil Konversi Metode Penyetaraan Ekuipersentil ... 65

4.21 Skor Hasil Penyetaraan dengan Metode Linier dan Metode Ekuipersentil ... 68

4.22 Distribusi Frekuensi Skor Hasil Penyetaraan Metode Linier ... 62

4.23 Distribusi Frekuensi Skor Hasil Penyetaraan Metode Ekuipersentil ... 69

4.24 Hasil Uji Normalitas Skor Hasil Penyetaraan ... 70

4.25 Hasil Uji Homogenitas Kesamaan Varians ... 71

(15)

Ariani Arsad, 2014

KOMPARASI SKOR HASIL PENYETARAAN UN MATEMATIKA SMP/MTs ANTARA METODE LINIER DAN METODE EKUIPERSENTIL DI KOTA AMBON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Koefisien Determinasi ... 16

2.2 Rancangan A ... 25

2.3 Rancangan B ... 25

2.4a Rancangan C Gandeng Internal ... 25

2.4b Rancangan C Gandeng Eksternal ... 25

2.5a Rancangan D Gandeng Internal ... 26

2.5b Rancangan D Gandeng Eksternal ... 26

2.6 Notasi Skor dan Konversi ... 26

2.7 Regresi AX dan AY terhadap AZ ... 27

2.8 Persentil Tengah Peringkat untuk Skor 30 pada tabel 2.7 ... 31

2.9 Grafik Persentil Tengah pada Ujites X dan Y menurut Tabel 2.9 ... 34

3.1 Alur Penelitian dan Pengambilan Data ... 44

3.2 Perangkat Tes Paralel ... 45

4.1 Deskripsi Data Skor Perangkat Tes X Sebelum Penyetaraan ... 62

4.2 Deskripsi Data Skor Perangkat Tes Y Sebelum Penyetaraan ... 62

4.3 Hasil Konversi Metode Penyetaraan Linier menurut Tabel 4.19 ... 64

4.4 Hasil Konversi Metode Penyetaraan Ekuipersentil menurut Tabel 4.20 ... 66

4.5 Histogram Skor Hasil Penyetaraan Metode Linier ... 68

(16)

Ariani Arsad, 2014

KOMPARASI SKOR HASIL PENYETARAAN UN MATEMATIKA SMP/MTs ANTARA METODE LINIER DAN METODE EKUIPERSENTIL DI KOTA AMBON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran A :

1. Kisi – Kisi ... 84 2. Soal Paket 09 ... 86 3. Soal Paket 07 ... 97 4. Sebaran Butir Anchor Items dan Butir Non Anchor Items pada

Perangkat Tes UN SMP/MTs Mata Pelajaran Matematika ... 108 5. Distribusi Populasi Penelitian ... 109 Lampiran B :

1. Jawaban Responden UN SMP/MTs Paket 09 Mata Pelajaran Matematika Tahun Pelajaran 2012/2013... 111 2. Jawaban Responden UN SMP/MTs Paket 07 Mata Pelajaran

Matematika Tahun Pelajaran 2012/2013 ... 114 3. Analisis Butir UN SMP/MTs Paket 09 Mata Pelajaran Matematika

Tahun Pelajaran 2012/2013 ... 117 4. Analisis Butir UN SMP/MTs Paket 07 Mata Pelajaran Matematika

Tahun Pelajaran 2012/2013 ... 123 Lampiran C :

1. Simulasi Penyetaran Menggunakan Metode Linier ... 129 2. Simulasi Penyetaran Menggunakan Metode Ekuipersentil ... 140 3. Simpulan Simulasi Penyetaran Menggunakan Metode Linier

dan Metode Ekuipersentil ... 151 Lampiran D :

1. Uji Normalitas Skor Hasil Penyetaraan Menggunakan SPSS 18 ... 152 2. Uji Homogenitas Varians Hasil Penyetaraan Menggunakan SPSS 18 ... 155 3. Uji Perbedaan Rerata Skor Hasil Penyetaraan Metode Linier dan

(17)

Ariani Arsad, 2014

KOMPARASI SKOR HASIL PENYETARAAN UN MATEMATIKA SMP/MTs ANTARA METODE LINIER DAN METODE EKUIPERSENTIL DI KOTA AMBON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 59 Tahun 2011 tentang “Kriteria kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan dan penyelenggaraan ujian sekolah/madrasah dan ujian nasional” menguraikan bahwa Ujian Nasional (UN) bertujuan untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi. Tujuan Ujian Nasional (UN) tersebut secara eksplisit mengisyaratkan bahwa Ujian Nasional (UN) merupakan penentu kelulusan bagi setiap peserta didik pada satuan pendidikan tertentu. Dengan demikian, bagi satuan pendidikan Ujian Nasional (UN) merupakan beban berat karena menyangkut krediabilitas dan cerminan kualitas satuan pendidikan. Sehubungan dengan hal tersebut, maka setiap satuan pendidikan berupaya sekuat tenaga untuk mensukseskan pelaksanaan Ujian Nasional (UN) sehingga memperoleh hasil yang memuaskan.

Ujian Nasional merupakan salah satu perjuangan akhir dari siswa untuk

mengakhiri setiap jenjang pendidikan tertentu, oleh karena itu diperlukan

persiapan yang matang untuk menghadapinya, apalagi nilai Ujian Nasional sangat

menentukan besar kecilnya peluang dalam memasuki jenjang pendidikan

selanjutnya. Ujian ini bertujuan untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris serta mendorong tercapainya target wajib belajar pendidikan dasar yang bermutu (Depdiknas, 2007:6).

(18)

2

Ariani Arsad, 2014

KOMPARASI SKOR HASIL PENYETARAAN UN MATEMATIKA SMP/MTs ANTARA METODE LINIER DAN METODE EKUIPERSENTIL DI KOTA AMBON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pada para peserta UN. Mulai tahun 2013, Kemdikbud mengeluarkan format baru untuk naskah soal dan lembar jawaban UN 2013. Barcode digunakan pula dalam pelaksanaan UN tertulis bagi peserta didik jenjang pendidikan SMP/MTs dan SMA/MA/SMK sebagai sesuatu khas terbaru. Selain penggunaan barcode dan penyatuan naskah soal dengan lembar jawaban UN, Kemdikbud juga menyiapkan 20 variasi soal pada UN tahun ini sehingga siswa bisa berkonsentrasi pada soalnya masing-masing tanpa perlu melihat pekerjaan temannya. Penambahan jumlah paket soal ini merupakan cara pemerintah untuk menekan angka kecurangan dalam pelaksanaan ujian nasional. Maklum walaupun selama ini jumlah paket soal sudah cukup banyak, yakni lima, tetapi kebocoran masih terjadi di sejumlah daerah.

Meski naskah soal UN memiliki banyak paket, pihak penyelenggara tetap meyakinkan bahwa tingkat kesulitannya tetap sama antara satu soal dan soal yang lainnya. Komposisi soalnya sendiri terdiri dari 70 persen soal sedang, 20 persen soal sulit, dan 10 persen soal mudah.

Instrumen penilaian yang digunakan oleh pemerintah dalam bentuk Ujian Nasional (UN) menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan memenuhi persyaratan substansi, konstruksi, bahasa, dan memiliki bukti validitas empirik serta menghasilkan skor yang dapat diperbandingkan antar sekolah, antar daerah, dan antar tahun (Depdiknas, 2007:9). Keterbandingan skor antar sekolah, kabupaten/kota, provinsi, dan antar tahun dapat diperoleh jika semua peserta tes mengerjakan soal-soal (paket tes) yang sama. Perbedaan skor antar mereka menunjukkan perbedaan tingkat kemampuannya.

(19)

3

Ariani Arsad, 2014

KOMPARASI SKOR HASIL PENYETARAAN UN MATEMATIKA SMP/MTs ANTARA METODE LINIER DAN METODE EKUIPERSENTIL DI KOTA AMBON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan melakukan kegiatan penyetaraan skor antar perangkat tes dengan cara yang tepat dan benar.

Walaupun sampai taraf tertentu kesetaraan beberapa tes dapat diupayakan pada saat menyusun tes-tes itu sendiri, tetapi pada umumnya variasi taraf sukar antar tes tetap terjadi (Swediati,1997:1). Selain itu, penyetaraan tes perlu dilakukan mengingat bahwa menyusun tes yang benar-benar paralel tidaklah mudah. Jadi secara empirik membuat dua tes yang sama, tidak pernah secara sempurna paralel, terandalkan atau unidimensional, sehingga skor-skor yang dihasilkannya tidak dapat dibandingkan (Grounlund, 1985:169). Jika hasil tes digunakan untuk menentukan kenaikan kelas atau penjurusan program, tentunya hal itu menjadi tidak adil karena tidak dilakukan ekuivalensi skor untuk tes yang berbeda tersebut. Oleh karena itu, penting dilakukan penyesuaian skor-skor tersebut sehingga peserta tes yang berbeda, menggunakan tes yang berbeda tersebut dapat dibandingkan.

Ujian nasional menggunakan tes objektif yang terdiri dari butir-butir pilhan ganda yang secara luas dikenal dan digunakan. Soal pilihan ganda terdiri dari suatu masalah yang dinyatakan sebagai pertanyaan langsung atau suatu pernyataan tidak lengkap dan suatu daftar pilihan solusi yang merupakan alternatif atau pilihan jawaban. Keunggulan tes jenis ini diantaranya adalah dapat di skor dengan mudah dan cepat serta ruang lingkup bahan yang ditanyakan sangat luas. Pada soal UN mata pelajaran Matematika SMP/MTs terdapat soal inti (anchor items) sebanyak lima butir dari 40 butir soal atau sebanyak 12,5 persen dalam 20 paket soal. Tujuan anchor items ini diperlukan agar antar paket memiliki keterkaitan yang sama. Dengan menggunakan anchor items dapat dihilangkan bias penyetaraan yang ditimbulkan perbedaan kemampuan dua kelompok atau lebih. Penempatan anchor items dalam paket soal UN diletakkan pada nomor urutan yang sama.

(20)

4

Ariani Arsad, 2014

KOMPARASI SKOR HASIL PENYETARAAN UN MATEMATIKA SMP/MTs ANTARA METODE LINIER DAN METODE EKUIPERSENTIL DI KOTA AMBON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sering tidak memiliki titik nol yang sama atau ukuran yang sama. Selanjutnya, untuk menghasilkan skor tes yang dapat diperbandingkan dari beberapa paket tes, perlu disusun skor tes yang memiliki skala tunggal (common scale).

Masalah tersebut dapat diatasi dengan melakukan penyetaraan skor yang diperoleh dari peserta yang mengambil tes-tes tersebut yang dikenal sebagai metode penyetaraan (equating). Dengan kata lain penyetaraan adalah proses untuk menentukan hubungan antara skala skor dari dua tes atau lebih tes agar skor-skor tersebut diperlakukan secara adil. Kegiatan penyetaraan tes dapat dilakukan dengan mengembangkan konversi suatu sistem unit tes ke sistem unit tes yang lain sehingga setelah dikonversi skor yang berasal dari dua perangkat tes menjadi setara dan dapat dipertukarkan.

Penyetaraan skor dapat digunakan untuk memantau mutu pendidikan. Melalui penyetaraan skor dapat dilakukan pengukuran perkembangan siswa, komparasi hasil tes yang berasal dari perangkat tes yang berbeda. Penyetaraan ini perlu dilakukan agar jangan sampai seseorang dirugikan atau diuntungkan karena kebetulan mengambil perangkat tes yang lebih sukar atau lebih mudah.

Di negara maju seperti Amerika Serikat, penyetaraan tes sangat diperlukan oleh lembaga-lembaga yang menangani tes khusus yaitu test battery, misalnya Iowa Test of Basic Skills (ITBS) dan Iowa Test of Educational Development (ITED). Tes tersebut digunakan untuk mengukur perkembangan kemampuan atau prestasi siswa pada jenjang dan kelas tertentu, terdiri dari beberapa tingkat yang terkait dengan umur dan kelas (Hieronymus, et al, dalam Kartono, 2008). Kelompok siswa yang mempunyai umur dan kelas yang sama, dalam perkembangannya, terdapat siswa yang cepat belajarnya dan ada yang lambat belajarnya.

(21)

5

Ariani Arsad, 2014

KOMPARASI SKOR HASIL PENYETARAAN UN MATEMATIKA SMP/MTs ANTARA METODE LINIER DAN METODE EKUIPERSENTIL DI KOTA AMBON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dengan memfasilitasi siswa-siswa dengan kemampuan yang berbeda, akan terdapat beberapa paket tes dengan tingkat yang berbeda, skala skor hasil tes berbeda. Perlu diadakan penyesuaian skor yang berasal dari hasil tes dengan tingkat yang berbeda pada skala yang sama, sehingga hasil tes dapat diperbandingkan. Dalam hal ini, untuk menyesuaikan skor-skor dari beberapa paket tes dengan tingkat yang berbeda agar skor tersebut dapat dibandingkan juga diperlukan penyetaraan tes.

Penyetaraan atau equating merupakan suatu prosedur secara empiris dalam rangka menyetarakan skor dari perangkat tes yang satu ke perangkat tes yang lain. Melalui proses penyetaraan yang dilakukan dengan benar, dapat diukur perkembangan dan memetakan berbagai kecenderungan, serta mendapatkan dan menggabungkan informasi dan perangkat tes yang berbeda. Hasil penyetaraan memungkinkan kita melakukan perbandingan atau konvensi secara langsung hasil-hasil tes individu yang mengikuti perangkat tes yang berbeda.

Terdapat dua cara penyamaan skor pada teori klasik yaitu penyamaan cara linier dan cara ekuipersentil. Penyetaraan secara linier melalui kesamaan nilai baku dapat dilakukan pada masing-masing rancangan penyetaraan dari rancangan A sampai rancangan D. Pada penyetaraan, gandengan internal atau eksternal adalah sama saja sehingga tidak dibedakan. Penyetaraan secara ekuipersentil adalah penyetaraan pada peringkat persentil yang sama. Peringkat persentil suatu skor responden adalah letak skor itu di dalam kumpulan skor responden yang menyatakan bahwa skor itu lebih tinggi dari sekian persen skor responden lainnya. Pada umumnya penyetaraan ekuipersentil adalah nonlinier. Hal ini berbeda dengan penyetaraan linier yang adalah linier. Menurut Hambleton, Swaminathan, dan Roger (1991:124) asumsi penyetaraan dengan cara linier adalah kedua skor tes distribusinya berbeda. Distribusi tersebut terkait dengan rerata dan simpangan bakunya.

(22)

6

Ariani Arsad, 2014

KOMPARASI SKOR HASIL PENYETARAAN UN MATEMATIKA SMP/MTs ANTARA METODE LINIER DAN METODE EKUIPERSENTIL DI KOTA AMBON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

hasil ukuran pada sampel tersebut hanya merupakan salah satu dari sekian banyak kemungkinan hasil pengukuran yang dapat dicuplik berulang-ulang dari suatu populasi. Kekeliruan sistematik menyebabkan munculnya hasil penyetaraan yang menjurus ke arah yang sama dengan jumlah tertentu. Misalnya, hasil penyetaraan selalu lebih tinggi dalam jumlah tertentu dibandingkan dengan skor sesungguhnya. Kekeliruan semacam ini terjadi karena adanya faktor kesalahan alat ukur (instrumental error) dan faktor kesalahan manusia (human error). Penelitian lebih lanjut yang disarankan oleh Livingston, Doran dan Wright (1990) terhadap kombinasi terbaik penarikan sampel dan metode-metode penyetaraan adalah terkait dengan banyaknya metode penyetaran dan variansinya serta metode sampel yang dimungkinkan.

Dengan demikian, uraian di atas memberi gambaran perlu adanya penelitian tentang penyetaraan linier dan penyetaraan ekuipersentil terhadap perangkat tes dalam hal ini soal UN sebagai salah satu upaya pengembangan alat ukur dalam mengevaluasi hasil belajar dalam berbagai bidang ilmu. Matematika sebagai suatu bidang ilmu, diajarkan mulai dari tingkat SD sampai perguruan tinggi. Peran dan pentingnya matematika dalam berbagai ilmu dan juga dalam kehidupan sehari-hari cukup besar dan tidak dapat diabaikan. Di lain pihak prestasi Indonesia dibidang matematika masih tertinggal jauh, dimana pada PISA 2012 Indonesia masih berada pada sepuluh besar peringkat terbawah. Sehubungan dengan masalah pada penelitian ini, maka soal UN matematika yang digunakan untuk penelitian ini adalah tingkat SMP/MTs.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat diidentifikasikan permasalahan yang muncul, sebagai berikut :

1. Proporsi anchor items dalam soal UN sebesar 12,5 persen dalam 20 paket atau sebanyak 5 butir soal dalam 40 butir soal.

(23)

7

Ariani Arsad, 2014

KOMPARASI SKOR HASIL PENYETARAAN UN MATEMATIKA SMP/MTs ANTARA METODE LINIER DAN METODE EKUIPERSENTIL DI KOTA AMBON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Terdapat berbagai metode penyetaraan tes, baik yang tercakup dalam teori tes klasik maupun tes modern (teori respon butir). Pada teori klasik terdapat metode penyetaraan linier dan metode penyetaraan ekuipersentil. Dalam teori respon butir, untuk jawaban dikotomi, terdapat metode penyetaraan regresi, rerata dan sigma, tegar rerata dan sigma, dan lengkung karakteristik.

4. Perangkat tes yang disamakan ukurannya harus memenuhi syarat, yaitu mengukur ciri yang sama pada peserta yang setara, reliabilitas yang sama dan merata, dan memiliki taraf kesukaran yang merata.

5. Kekeliruan acak dan kekeliruan sistemik juga mempengaruhi skor hasil penyetaraan.

C. Batasan Masalah

Dari uraian yang dikemukakan pada identifikasi masalah di atas, penelitian ini dilakukan dengan pendekatan teori tes klasik dengan membatasi masalah pada karakteristik perangkat tes, konversi skor penyetaraan dan skor hasil penyetaraan dengan menggunakan metode linier dan metode ekuipersentil pada dua paket soal UN Matematika SMP/MTs tahun pelajaran 2012/2013 di Kota Ambon yang mempunyai kisi-kisi yang sama dan anchor items yang sama sebesar 12,5%.

Terdapat tiga desain dasar yang dapat digunakan untuk pengumpulan data dalam melakukan penyetaraan tes. Desain yang dimaksud adalah desain grup tunggal, desain grup ekuivalen, dan desain tes jangkar. Pemilihan desain yang digunakan dalam penyetaraan sangat tergantung pada situasi pelaksanaannya. Dalam penelitian ini dibatasi pada disain tes jangkar karena merupakan disain yang digunakan dalam UN.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

(24)

8

Ariani Arsad, 2014

KOMPARASI SKOR HASIL PENYETARAAN UN MATEMATIKA SMP/MTs ANTARA METODE LINIER DAN METODE EKUIPERSENTIL DI KOTA AMBON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Bagaimanakah konversi skor hasil penyetaraan dengan menggunakan metode penyetaraan linear dan metode penyetaraan ekuipersentil pada anchor items 12,5%?

3. Apakah terdapat perbedaan hasil penyetaraan bila skor hasil UN pada dua perangkat tes yang berbeda disetarakan menggunakan metode penyetaraan linier dan metode penyetaraan ekuipersentil pada anchor items 12,5%?

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Menganalisis karakteristik dari dua instrumen yang digunakan berdasarkan teori tes klasik.

2. Mendeskripsikan konversi skor hasil penyetaraan dengan menggunakan metode linear dan metode ekuipersentil pada anchor items 12,5%.

3. Membandingkan skor hasil penyetaraan bila skor hasil UN pada dua perangkat tes yang berbeda disetarakan dengan menggunakan metode linear dan metode ekuipersentil pada anchor items 12,5%.

F. Manfaat Penelitian

Kegunaan hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis. Secara teoritis, hasil penelitian ini memberikan kontribusi tentang pengukuran dan penilaian pendidikan, khususnya tentang bagaimana memperbandingkan skor ujian nasional. Hasil penelitian ini juga dapat dimanfaatkan sebagai masukan awal untuk melakukan penelitian lanjutan.

(25)

Ariani Arsad, 2014

KOMPARASI SKOR HASIL PENYETARAAN UN MATEMATIKA SMP/MTs ANTARA METODE LINIER DAN METODE EKUIPERSENTIL DI KOTA AMBON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian ini adalah metode deskriptif dengan jenis komparatif. Pengertian metode deskriptif menurut Nazir (2003:54) adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Dalam metode deskriptif, peneliti bisa saja membandingkan fenomena-fenomena tertentu sehingga merupakan suatu studi komparatif.

Penelitian komparatif adalah sejenis penelitian deskriptif yang ingin mencari jawaban secara mendasar tentang sebab akibat dengan menganalisa faktor-faktor penyebab terjadinya ataupun munculnya suatu fenomena tertentu. Jangkauan waktu adalah sekarang.

Metode penelitian komparatif bersifat ex post facto, artinya data dikumpulkan setelah semua kejadian yang dikumpulkan telah selesai berlangsung. Peneliti dapat melihat akibat dari suatu fenomena dan menguji hubungan sebab akibat dari data-data yang tersedia.

Penelitian tidak dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung, akan tetapi dilakukan setelah skor dan pola jawaban peserta tes diperoleh melalui pelaksanaan Ujian Nasional SMP/MTs Kota Ambon tahun pelajaran 2012/2013 untuk mata pelajaran Matematika.

Pada penelitian ini digunakan dua metode penyetaraan yaitu metode penyetaraan linier dan metode penyetaraan ekuipersentil.

(26)

41

Ariani Arsad, 2014

KOMPARASI SKOR HASIL PENYETARAAN UN MATEMATIKA SMP/MTs ANTARA METODE LINIER DAN METODE EKUIPERSENTIL DI KOTA AMBON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel

Dalam penelitian ini, populasi dibagi menjadi dua jenis yaitu populasi peserta tes dan populasi skor tes responden. Populasi peserta tes adalah peserta tes UN SMP/MTs tahun pelajaran 2012/2013 mata pelajaran Matematika se-Kota Ambon. Populasi tersebut sebanyak 5.920 siswa dari 54 sekolah yang terbagi menjadi 20 kelompok yaitu siswa yang mengerjakan paket satu sampai dengan paket 20. Rincian selengkapnya jumlah populasi dapat dilihat pada Lampiran A-5 halaman 109.

Populasi skor tes adalah matriks jawaban siswa yang menjawab dua paket yang berbeda yang mempunyai kisi-kisi dan proporsi anchor items yang sama pada UN SMP/MTs tahun pelajaran 2012/2013 mata pelajaran Matematika se-Kota Ambon.

Populasi skor peserta tes adalah matriks jawaban siswa yang menjawab Paket 09 sebanyak 277 siswa dan Paket 07 sebanyak 252 siswa pada UN SMP/MTs tahun pelajaran 2012/2013 mata pelajaran Matematika se-Kota Ambon.

Kemudian untuk kepentingan penelitian ini, pengambilan sampel dipilih secara acak menggunakan metode simple random sampling secara terbatas sebanyak 200 orang siswa untuk setiap instrumen penelitian. Metode simple random sampling secara terbatas artinya pengambilan sampel secara acak dari anggota populasi tanpa mempedulikan tingkatan. Jadi matrik jawaban siswa dipilih sebanyak 200 untuk masing-masing paket yang berbeda. Banyaknya responden 200 orang siswa ini didasarkan kepada pendapat Crocker and Algina, (1986:322) yang menyatakan bahwa untuk stabilitas ukuran responden minimal 200.

(27)

42

Ariani Arsad, 2014

KOMPARASI SKOR HASIL PENYETARAAN UN MATEMATIKA SMP/MTs ANTARA METODE LINIER DAN METODE EKUIPERSENTIL DI KOTA AMBON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(3.1) dimana:

n : banyaknya subjek penelitian (sampel responden) N : banyak populasi data penelitian (200 orang)

: taraf signifikansi yang digunakan (0.05)

Sampel data penelitian yang dimaksud dalam penelitian ini adalah skor hasil penyetaraan. Banyaknya sampel data penelitian adalah 30. Populasi sampel data penelitian ini adalah tak berhingga karena penarikan sampel acak berulang dengan pengembalian bisa dilakukan hingga batas yang tidak ditentukan. Dalam penelitian ini peneliti membatasi penarikan sampel acak berulang dengan pengembalian sebanyak 30 kali pengulangan. Oleh karena itu, diperoleh sampel data pada penelitian ini sebanyak 30. Pengulangan sebanyak 30 kali yang digunakan untuk uji hipotesis.

C. Variabel Penelitian

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode penyetaraan. Metode penyetaraan pada penelitian ini adalah metode penyetaraan linier dan metode penyetaraan ekuipersentil. Variabel terikatnya adalah skor hasil penyetaraan.

D. Definisi Operasional

Adapun definisi operasional dalam penelitian ini adalah: 1. Metode penyetaraan linier

(28)

43

Ariani Arsad, 2014

KOMPARASI SKOR HASIL PENYETARAAN UN MATEMATIKA SMP/MTs ANTARA METODE LINIER DAN METODE EKUIPERSENTIL DI KOTA AMBON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Y* = a (X – c) + d (3.2)

Keterangan:

Y* : Skor hasil penyetaraan X : Skor hasil yang disetarakan a : Koefisien penyetaraan skor c : Konstanta

d : Konstanta

2. Metode penyetaraan ekuipersentil

Metode penyetaraan ekuipersentil yaitu penyamaan metrik skor dengan memperhatikan persentil skor pada dua atau lebih perangkat ujian serta memadankan mereka menurut persentil yang sama. Pada metode penyetaraan ekuipersentil, kedudukan skor Y* pada perangkat tes Y dan kedudukan skor X pada perangkat tes X harus terletak pada jenjang persentil yang sama serta sebaliknya, kedudukan skor X* pada perangkat tes X dan kedudukan skor Y pada perangkat tes Y harus juga terletak pada jenjang persentil yang sama.

3. Skor Hasil Penyetaraan

(29)

44

Ariani Arsad, 2014

KOMPARASI SKOR HASIL PENYETARAAN UN MATEMATIKA SMP/MTs ANTARA METODE LINIER DAN METODE EKUIPERSENTIL DI KOTA AMBON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu E. Alur Penelitian

Gambar 3.1 Alur Penelitian dan Pengambilan Data

F. Instrumen Penelitian

Pada pelaksanaan UN tahun 2013, soal-soal UN dibuat dalam 20 paket, sehingga di dalam satu ruangan masing-masing siswa akan mengerjakan soal yang berbeda. Data perangkat tes UN diperoleh dari Dinas Pendidikan Kota Ambon. Untuk kepentingan penyetaraan dalam penelitian ini digunakan instrumen jawaban peserta tes Ujian Nasional Matematika SMP/MTs tahun pelajaran 2012/2013 se-Kota Ambon dari dua paket yang berbeda yaitu Paket 09 dan Paket 07 yang selanjutnya menjadi perangkat tes X dan perangkat tes Y. Sedangkan data jawaban siswa diperoleh melalui Pusat Penilaian Pendidikan

Mengambil Data Perangkat Tes UN di Dinas Pendidikan Kota Ambon

Menganalisis Butir Anchor dan

Non Anchor pada Perangkat Tes

Mengambil Data berupa Matriks Jawaban Siswa di Puspendik

Verifikasi Data

Analisis Butir Tes

(30)

45

Ariani Arsad, 2014

KOMPARASI SKOR HASIL PENYETARAAN UN MATEMATIKA SMP/MTs ANTARA METODE LINIER DAN METODE EKUIPERSENTIL DI KOTA AMBON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(Puspendik) Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Perangkat tes X dan Y ini adalah perangkat tes yang paralel dikemas menjadi pasangan perangkat tes dengan menggunakan anchor items sebesar 12,5%. Pasangan perangkat tes paralel ini diilustrasikan seperti pada Gambar 3.1.

Perangkat Tes X X Zx

[image:30.595.181.505.237.305.2]

Perangkat Tes Y Zy Y

Gambar 3.2. Perangkat Tes Paralel Keterangan:

X : Butir soal X (non anchor items) Y : Butir soal Y (non anchor items)

Zx : Butir soal anchor items (Z) yang digabung dengan butir soal X (non anchor items) menjadi perangkat tes X.

Zy : Butir soal anchor items (Z) yang digabung dengan butir soal Y (non anchor items) menjadi perangkat tes Y.

G. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh melalui Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik) Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Data tersebut berupa matriks jawaban siswa dalam bentuk Excel.

H. Teknik Analisis Data

(31)

46

Ariani Arsad, 2014

KOMPARASI SKOR HASIL PENYETARAAN UN MATEMATIKA SMP/MTs ANTARA METODE LINIER DAN METODE EKUIPERSENTIL DI KOTA AMBON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan Julianita (2011:64) mengatakan uji normalitas menggunakan uji Shapiro-Wilk karena data yang diuji lebih kecil dari 50. Uji normalitas hanya dilakukan pada skor hasil penyetaraan, karena nilai-nilai tersebut yang akan digunakan untuk keperluan analisis uji hipotesis. Analisis keperluan uji normalitas (uji Shapiro-Wilk) dan uji homogenitas varian (Uji Levine) dilakukan menggunakan bantuan program SPSS 18. Untuk semua pengujian yang dilakukan dengan taraf kepercayaan 5% (ά 0,05). Langkah-langkah pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:

1. Merumuskan hipotesis

H0 : Tidak terdapat perbedaan antara skor hasil penyetaraan metode linier dan skor hasil penyetaraan metode ekuipersentil.

Ha : Terdapat perbedaan yang signifikan antara skor hasil penyetaraan metode linier dan skor hasil penyetaraan metode ekuipersentil.

2. Uji statistik

Pengujian dilakukan dengan menggunakan uji-t independen pada taraf signifikansi 5% dengan kriteria pengujian:

(32)

80

Ariani Arsad, 2014

KOMPARASI SKOR HASIL PENYETARAAN UN MATEMATIKA SMP/MTs ANTARA METODE LINIER DAN METODE EKUIPERSENTIL DI KOTA AMBON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Allen, M. J. & Yen, W. M. (1979). Introduction to Measurement Theory. Monterey, CA: Brooks/Cole Publishing Company.

Angoff, W.H. (1984). Scale, Norm, and Equiting Score. New Jersey: Educational Testing Service.

Azwar, S. (2009). Konversi Skor dan Pemberian Nilai. Error! Hyperlink

reference not valid., Diakses 14 Januari 2014.

Azwar, S. (2012). Dasar-Dasar Psikometri. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Cooper, D.R dan P.S. Schindler. (2006). Business Research Methods. Edisi ke-9. McGraw-Hill International Edition.

Crocker, L. And Algina, J. (1986). Introduction to Classical and Modern Test Theory. New York: Holt, Rinehart and Winston, Inc.

Departemen Pendidikan Nasional (2007). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan.

Grounlund, N. E. (1985). Measurement and Evaluation in Teaching. New York: Macmillan Publishing Company.

Hambleton, R.K. dan Swaminathan, H. (1991). Item Respon Theory Principles and Application. Boston: Kluwer Nijhoff Publishing.

Hambleton, R.K., Swaminathan, H. and Rogers, H.J. (1991). Fundamentals of Item Respons Theory. California: SAGE Publications, Inc.

Holland, P.W. And Rubin, D.B. (1982). Test Equating. New York: Academic Press.

Hopkins, K. D. And Julian, C. S. (1981). Educational and Psychological Measurement and Evaluation. New Jersey: Prentice-Hall, Inc.

(33)

81

Ariani Arsad, 2014

KOMPARASI SKOR HASIL PENYETARAAN UN MATEMATIKA SMP/MTs ANTARA METODE LINIER DAN METODE EKUIPERSENTIL DI KOTA AMBON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kaplan, R.M dan Saccuzzu, D.P. (1962). Psychological Testing, Principle, Application and Issues. California: Wadsworth, Inc.

Kartono (2008). Penyetaraan Tes Model Campuran Butir Dikotomus dan Politomus pada Tes Prestasi Belajar. Jurnal penelitian dan Evaluasi Pendidikan Nomor 2 Tahun XII.

Kementerian Agama RI. Kanwil Provinsi Bangka Belitung. (2013). Soal UN 2013 Beda Antar Kelas. Error! Hyperlink reference not valid.. Diakses 01 Januari 2014.

Kolen, M.J. dan Brennan, R.L. (1995). Test Equiting Method and Practices. New York: Springer.

Lewis, R.A. (1997). Psychological and Assesment. Boston: Aliyn & Bacon. Linn, R. L. (1989). Educational Measurement. New York: Macmillan Publishing

Company).

Livington, S.A., Doran, N.J. and Wright, N.K. (1990). What Combination of Sampling and Equating Methods Work Best?. Applied Measurement in Education, 3, 93.

Lord, F.M dan Novick, M.R. (1968). Statistical Theories of Mental Test Scores Massachusetts. Addison-Wesley Publishing Company Inc.

Marco, G.L., Petersen, N.S. dan Steward E.E. (1983). A Test of The Eduquacy of Curvlinear Score Equating Model. New Horison in Testing: Latent Trait Test Theory and Computerized Adaptive Testing, ed. David J. Weiss. New York: Academic Press, Inc.

Mardapi, D. (2008). Teknik Penyusunan Instrumen, Tes dan Non Tes. Jogjakarta: Mitra Cendikia.

McMillan, J.H. (2008). Assesment Essentials for Standard-Based Education. California: Press A SAGE Company.

Mehrens, W.A. & Lehmann, I.J. (1973). Measurement and Evaluation in Education and Psychology. New York: Ho ld, Rinehart and Wiston,Inc.

Murphy, K.R. dan Davidshofer, C.O. (1991). Psychological Testing Principles and Applications. New Jersey: Prentice-Hall International Inc.

(34)

82

Ariani Arsad, 2014

KOMPARASI SKOR HASIL PENYETARAAN UN MATEMATIKA SMP/MTs ANTARA METODE LINIER DAN METODE EKUIPERSENTIL DI KOTA AMBON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Naga, D. S. (2009). Beberapa Kriteria Empirik pada Analisis Butir. Error!

Hyperlink reference not valid.. Diakses 23 Desember 2013.

Naga, D. S. (2012). Pengantar Teori Sekor pada Pengukuran Mental. Jakarta: PT. Nagarani Citrayasa.

Nazir, M. (2003). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Nitko, A. J. (1996). Educational of Student. New Jersey: Prince-Hall.

Ongge, M. R. M. (1993). Komparasi Metode Penyetaraan Linier dan Metode Penyetaraan Ekuipersentil. Proposal Tesis pada Ilmu Pendidikan dan Psikometri Universitas Gadjah Mada Yogyakarta: tidak diterbitkan.

Riyanto, T. (2013) ,Pengaruh Metode Penyetaraan Skor dan Jumlah Sampel Terhadap Varians Skor Hasil Penyetaraan pada Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional Mata Pelajaran IPA. journal.uny.ac. id/index. php/ jpep/article/download/1122/1173. Diakses 01 November 2013.

Rasyid, H., dan Mansur (2007). Penilaian Hasil Belajar. Bandung: CV. Wacana Prima.

Sarjono M. dan Julianita W. (2011). SPSS vs Lisrel, Sebuah Pengantar, Aplikasi untuk Riset. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Sasmita, T. (2008). Peranan Tim Pengawas Independen dalam Upaya Memantau Pelaksanaan Ujian Nasional. (Studi Kualitatif Pelaksanaan Ujian Nasional di Kabupaten Cianjur). Error! Hyperlink reference not valid.. LPMP Jawa Barat. Diakses 25 Desember 2013.

SMP PGRI Jatinangor. (2012). Ujian Nasional (UN) Tahun 2013, Jumlah Paket Soal 20 Paket.http://smppgrijatinangor.blogspot.com/2012/09/ujian-nasional-un-tahun-2013-jumlah.html. Diakses 01 Januari 2014.

Sudaryono dan Pahlawan, A.N. (2013). Aplikasi Teori Responsi Butir Pada Penyetaraan Tes Ujian Nasional Error! Hyperlink reference not valid.. Diakses 01 April 2014.

Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung: Penerbit Tarsito. .

Susetyo, B. (2011). Menyusun Tes Hasil Belajar dengan Teori Ujian Klasik dan Teori Responsi Butir. Bandung: CV. Cakra.

(35)

83

Ariani Arsad, 2014

KOMPARASI SKOR HASIL PENYETARAAN UN MATEMATIKA SMP/MTs ANTARA METODE LINIER DAN METODE EKUIPERSENTIL DI KOTA AMBON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

UN SD Portal Pendidikan. (2013). Mengenal 20 Paket Soal UN 2013. Error!

Hyperlink reference not valid.. Diakses 01 Januari 2014.

William, W dan Stephen, J.G. (1990). Educational Measurement and Testing. Massachusetts: Allyn and Bacon.

Gambar

Grafik Persentil Tengah pada Ujites X dan Y menurut Tabel 2.9  ............ 34
Gambar 3.1 Alur Penelitian dan Pengambilan Data
Gambar 3.2. Perangkat Tes Paralel

Referensi

Dokumen terkait

42 naskah tentang vasokontriktor topikal yang digunakan untuk operasi pada hidung, nasofaring dan sinus, dan mendapatkan 32 kasus morbiditas termasuk 5 kasus mortalitas yang

Berdasarkan peluang dan permasalahan pada industri animasi di Indonesia khususnya di Surabaya dirasa perlu dibangunnya studio animasi dengan pendekatan arsitektur

Selain ituPusat Pelestarian Kebudayaan islam yang dirancang juga bisa menjadi penguat citra kawasan yang bisa menjadi ciri khas Kabupaten Gresik sehingga

Nilai keindahan anyaman purun terletak pada kombinasi warna yang membentuk berbagai motif seperti mata punai, tapak catur, saluang mudik, ramak cangkih, gigi haruan,

[r]

Hasil yang diperoleh adalah dari hasil percobaan dan pengujian maka dapat disimpulkan bahwa kondisi optimum proses pelapisan nikel dengan menggunakan campuran

Hubungan internal antara pegawai dengan konsumen akan memberikan pengaruh yang sangat kuat terhadap persepsi kualitas pelayanan, pendapat ini sangat jelas sekali

Penelitian ini berfokus pada upaya untuk mengungkapkan pengembangan kemampuan pemecahan masalah matematik siswa SMP, sebagai dampak dari penggunaan pembelajaran