PENGARUH KUALITAS AUDITOR, KOMITE AUDIT DAN
CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA
(Studi Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI Tahun 2009-2012)SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Sidang Sarjana Ekonomi pada Program Studi Akuntansi
Disusun oleh: ABIE ABDILLAH
1105422
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
PENGARUH KUALITAS AUDITOR, KOMITE AUDIT DAN
CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA
(Studi Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI Tahun 2009-2012)Oleh Abie Abdillah
Sebuah skripsi yang diajukan untuk meemenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
© Abie Abdillah
Universitas Pendidikan Indonesia Februari 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
PENGARUH KUALITAS AUDITOR, KOMITE AUDIT DAN
CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN
LABA
(Studi Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI Tahun 2009-2012)
Oleh : Abie Abdillah
Pembimbing : Drs. H. TB. Aman Faturachman, MM, Ak,CPA
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh kualitas auditor, komite audit, dan corporate governance terhadap manajemen laba.
Populasi penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009-2012. Dengan teknik purposive sampling, diperoleh 29 perusahaan sebagai sampel. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi data panel.
Kata Kunci : kualitas auditor, komite audit, Corporate Governance, manajemen laba
Influence The Quality of Auditors, Audit Committee and Corporate
Governance on Earnings Management
(Studies on Banking Companies Listed in The BEI on 2009 – 2012)
By: Abie Abdillah
Supervisor : Drs.H.TB. Aman Faturachman, MM, Ak,CPA
ABSTRACT
This reseach is aimed to find out the influence of the quality of auditors, audit committee, and corporate governance towards earnings management.
This research population are banking companies in Indonesian Stock
Exchange in the year 2009 – 2012. By using purposive sampling method, 29
sample companies were selected. Method of analysis used in this research is pooled data regressions.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Pada era globalisasi dunia usaha berkembang pesat. Seluruh perusahaan
saling berpacu bersaing dengan yang lain, mereka berjuang untuk memperebutkan
seluruh peluang pasar yang ada. Selain bersaing dengan perusahaan lokal
merekapun bersaing dengan perusahaan-perusahaan asing yag semakin melakukan
ekspansi besar-besaran terhadap peluang pasar di Indonesia. Hal ini membuat
setiap perusahaan dituntut untuk menerapkan strategi yang jitu agar perusahaan
dapat bertahan dan berkembang.
Untuk menyikapi hal ini tiap-tiap perusahaan menerapkan strategi dan
kebijakan-kebijakan yang berbeda-beda. Laporan keuangan adalah cerminan atau
gambaran tentang kondisi dari perusahaan sehingga untuk mendapatkan
kepercayaan dari pasar pihak manajemen perusahaan berusaha sebaik mungkin
agar laporan keuangan perusahaan mencerminkan kondisi perusahaan yang baik.
Salah satu informasi yang terdapat di laporan keuangan tentang gambaran kinerja
perusahaan adalah laporan mengenai laba perusahaan.
Bagi investor atau pemilik saham untuk mengetahui kondisi perusahaan
dalam hubungannya dengan kinerja, laporan keuangan sering dijadikan dasar
untuk penilaian kinerja perusahaan. Salah satu jenis laporan keuangan yang
laporan laba rugi. Laba sebagai salah satu faktor penarik mereka untuk
berinvestasi di perusahaan tersebut karena dengan asumsi apabila perusahaan
mendapatkan laba yang besar maka para investor akan mendapatkan dividen yang
tinggi pula. Selain itu laba perusahaan dalam sebuah periode dalam mengelola
sumber daya yang dimiliki perusahaan sehingga dapat menjadi pertimbangan bagi
investor untuk memperkirakan bagaimana kelangsungan hidup dan kinerja
perusahaan tersebut di masa yang akan datang.
Akan tetapi jumlah besaran laba yang diungkapkan pada laporan keuangan
seringkali mendapatkan respon yang bervariasi dari para calon investor. Hal itu
disebabkan oleh banyak hal salah satunya adalah kualitas dari laba yang
dihasilkan itu sendiri, jika laba yang dihasilkan tidak menunjukan yang
sebenarnya dari kinerja manajemen tersebut, maka akan menyesatkan pengguna
laporan keuangan tersebut dan merugikan para penggunanya karena tidak
mendapatkan informasi yang akurat. Hal ini terjadi karena adanya keleluasaan
bagi para manajer perusahaan untuk menggunakan metode akuntansi yang mana
yang akan digunakan untuk menyusun laporan keuangan tersebut.
Dengan adanya keleluasaan tersebut dan juga alasan adanya perbedaan
penerimaan insentif antara manajer dengan investor, tindakan manipulasi laba
(earnings manipulation) atau manajemen laba (eranings management) oleh
manajemen sering dilakukan dalam menyajikan informasi laba perusahaan.
Tindakan earnings management ini telah memunculkan beberapa kasus skandal
Satyam di India (2010), Enron, Merck, WorldCom, dan mayoritas perusahaan lain
di Amerika Serikat (Cornett et al., 2006). Beberapa kasus juga terjadi di
Indonesia, seperti :
Kasus laporan keuangan ganda PT Bank Lippo pada tahun 2002 yang
diterbitkan oleh pihak manajemen perusahaan yang melibatkan pelaporan
keuangan (financial reporting) yang berawal dari terdeteksi adanya manipulasi
laba, Boediono (2005) dan Bank Century yang memanipulasi laba dengan
perbedaan neraca keuangan yang timpang dalam rentang waktu satu bulan.
Sebelumnya, pengamat hukum perbankan menduga keras adanya manipulasi
laporan keuangan September 2008 yang dilakukan oleh Robert Tantular sebagai
pemilik lama Bank Century karena sebenarnya kondisi kesehatan Bank Century
sebelum dilakukannya pengambilalihan oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)
jauh lebih buruk dari apa yang tertera dalam laporan keuangan yang diterima
Bank Indonesia (BI). Dia menjelaskan, manipulasi dilakukan dengan
memasukkan kredit macet sebagai kredit lancar sehingga manajemen tidak perlu
melakukan pencadangan untuk kredit macetnya. Dugaan manipulasi tersebut
dikuatkan dengan adanya temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang
menyatakan posisi rasio kecukupan modal (CAR) Century per Oktober 2008
adalah minus 3,5 persen, padahal baru saja mendapat dana FPJP dari BI.
Sedangkan dalam laporan keuangan unaudited (belum diaudit) per September
2008 yang dilaporkan manajemen lama menyebutkan CAR perseroan masih di
Century juga banyak mencantumkan kredit fiktif dan L/C fiktif dalam laporan
keuangannya serta aset-aset lainnya yang ternyata bodong. Sumber :
nasional.inilah.com
Perusahaan perbankan merupakan perusahaan “kepercayaan”, sehingga
apabila perusahaan diketahui melakukan tindak manajemen laba otomatis
kepercayaan investor akan berkurang dan satu persatu ataupun bersama-sama
akan melakukan penarikan dana sehingga bisa menimbulkan rush (penarikan dana
secara besar-besaran) yang kemudian akan merugikan bank tersebut bahkan
menyebabkan bank tersebut collapse (bangkrut).
Manajemen laba sebagai suatu proses pengambilan langkah yang
disengaja dalam batas prinsip akuntansi yang berterima umum baik didalam
maupun diluar batas General Accepted Accounting Prinsip (GAAP). Pengertian
manajemen laba oleh Scott (2000) adalah sebagai pemilihan kebijakan akuntansi
oleh manajer. Manajemen laba dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti;
kualitas auditor, komite audit dan corporate governance.
Untuk menghindari praktik manajemen laba maka auditor yang berkualitas
sangat diperlukan. Para pengguna laporan keuangan teruatama para pemegang
saham akan mengambil keputusan berdasarkan pada laporan keuangan yang telah
diaudit oleh auditor. Oleh karena itu, auditor sebagai pihak yang independen
diharapkan dapat membatasi besarnya manajemen laba serta membantu menjaga
dan meningkatkan kepercayaan masyarakat umum terhadap laporan keuangan.
manajemen laba tergantung kepada kualitas auditor tersebut. Kualitas audit ini
biasanya dikaitkan dengan Reputasi Kantor Akuntan Publik, yakni big four dan
non big four.
Beberapa penelitian membuktikan bahwa manajemen laba yang terjadi
pada perusahaan yang diaudit oleh auditor yang termasuk Big Six lebih rendah
daripada auditor Non Big Six. Menurut Becker et al. (dalam Sanjaya, 2008);
Meutia (2004) dan Nuraini dan Sumarno (2007) menyatakan bahwa tindakan
manajemen laba terhadap hasil audit yang dilakukan oleh KAP Big Four lebih
rendah daripada KAP Non Big Four. Hasil ini berbeda dengan Fan dan Wong
(2001) yang menyatakan bahwa kualitas auditor tidak mempengaruhi manajemen
laba.
Dalam rangka pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik, Bursa Efek
Indonesia (BEI) mengeluarkan peraturan yang mengatur tentang pembentukan
komite audit. Peraturan mewajibkan perusahaan yang terdaftar di BEI memiliki
komite audit. Komite audit harus beranggotakan 30% anggota independen,
memiliki keahlian dalam bidang akuntansi.
Bursa Efek Jakarta (BEJ) menyatakan bahwa komite audit adalah komite
yang dibentuk oleh Dewan Komisaris perusahaan, yang anggotanya diangkat dan
diberhentikan oleh Dewan Komisaris, (Keputusan Direksi BEJ No.
Kep-315/BEJ/06/2000). Komite audit memiliki peran penting dalam tugas membantu
Dewan Komisaris untuk melakukan fungsi pengawasan atas kinerja perusahaan.
kebijakan akuntansi perusahaan, pengawasan internal, dan sistem pelaporan
keuangan, dengan tujuan melindungi kepentingan pemegang saham.
Anggota komite audit dipersyaratkan berasal dari pihak ekstern
perusahaan yang independen, harus terdiri dari individu-indidvidu yang
independen dan tidak terlibat dengan tugas sehari-hari dari manajemen yang
mengelola perusahaan, serta memiliki pengalaman untuk melaksanakan fungsi
pengawasan secara efektif. Salah satu dari alasan utama independensi ini adalah
untuk memelihara integritas serta pandangan yang objektif dalam laporan serta
penyusunan rekomendasi yang diajukan oleh komite audit, karena individu yang
independen cenderung lebih adil dan tidak memihak serta objektif dalam
menangani suatu permasalahan.
Komite audit yang independen membuktikan secara negatif terkait dengan
kualitas laba perusahaan (Suaryana, 2005, Siallagan, 2006) dan menurunkan
manajemen laba (Bukit dan Iskandar, 2009; Wardhani, 2010). Klein (2002)
menemukan bahwa terdapat hubungan negatif antara komite audit yang independen
dengan akrual tidak normal sebagai proksi manajemen laba. Sedangkan di Indonesia,
Siregar dan Utama (2005) tidak menemukan pengaruh dari keberadaan komite audit
terhadap jenis manajemen laba yang dilakukan perusahaan.
Bank Indonesia selaku regulator lembaga perbankan telah mengeluarkan
banyak peraturan yang terkait langsung dengan upaya penerapan Good Corporate
Governance (GCG) yang intinya bertujuan untuk menciptakan suatu sistem
keuangan, transparansi, dan pelaksanaan GCG dalam rangka membantu
mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Corporate governance pada intinya
adalah mengenai suatu sistem, proses, dan seperangkat peraturan yang mengatur
hubungan antara berbagai pihak yang berkepentingan (stakeholders) terutama
dalam arti sempit hubungan antara pemegang saham, dewan komisaris, dan dewan
direksi demi terciptanya tujuan organisasi. Corporate governance dimaksudkan
untuk mengatur hubungan-hubungan tersebut dan mencegah terjadinya
kesalahan dalam segi korporasi dan untuk memastikan bahwa
kesalahan-kesalahan yang terjadi dapat diperbaiki.
Dari sudut pandang teori akuntansi, manajemen laba sangat ditentukan
oleh motivasi manajer perusahaan. Motivasi yang berbeda akan menghasilkan
besaran motivasi manajemen laba yang berbeda pula,seperti antara manajer yang
juga sekaligus sebagai pemegang saham dan manajer yang tidak memegang
saham. Dua hal tersebut akan mempengaruhi manajemen laba, sebab kepemilikan
seorang manajer akan ikut menentukan kebijakan dan pengambilan keputusan
terhadap metode akuntansi yang diterapkan oleh perusahaan. Secara umum dapat
dinyatakan bahwa persentase tertentu kepemilikan saham oleh pihak manajemen
(kepemilikan manajerial) cenderung mempengaruhi tindakan manajemen laba
(Boediono, 2005).
Chtourou et al. (2001) dan Midiastuty dan Machfoedz (2003) menyatakan
bahwa kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional berhubungan negatif
dengan manajemen laba. Hasil penelitian ini bertentangan dengan Boediono
(2005) yang menyatakan bahwa kepemilikan institusional, kepemilikan
manajerial, dan komposisi dewan komisaris memberikan pengaruh positif dan
signifikan terhadap manajemen laba.
Perbedaan pada penelitian ini adalah peneliti mencoba meneliti pengaruh
antara karakteristik khusus dari kualitas auditor, komite audit dan corporate
governance dengan manajemen laba secara parsial pada perusahaan perbankan di
Indonesia. Dikarenakan tidak adanya penelitian dan teori yang menyatakan
hubungan simultan dari keempat variabe tersebut. Karakteristik yang digunakan
dalam penelitian ini adalah kualitas auditor, sedangkan karakteristik komite audit
yang digunakan dalam penelitian ini adalah independensi komite audit dan
karakteristik dalam corporate governance yang digunakan adalah kepemilikan
manajerial.
Ketidak konsistenan hasil penelitian ini yang menyebabkan peneliti ingin
menguji kembali kualitas auditor, komite audit dan corporate governance
terhadap manajemen laba. Berdasarkan uraian di atas, judul yang diajukan dalam
penelitian ini adalah “PENGARUH KUALITAS AUDITOR, KOMITE
AUDIT DAN CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA (Studi Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI Tahun 2009-2012)”.
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah terdapat pengaruh kualitas auditor terhadap manajemen laba ?
2. Apakah terdapat pengaruh komite audit terhadap manajemen laba ?
3. Apakah terdapat pengaruh corporate governance terhadap manajemen
laba?
1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengaruh kualitas auditor terhadap manajemen
laba.
2. Untuk mengetahui pengaruh komite audit terhadap manajemen laba.
3. Untuk mengetahui pengaruh corporate governance terhadap
manajemen laba.
1.4 Kegunaan Penelitian 1. Kegunaan Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk memberikan gambaran yang
dapat bermanfaat secara langsung maupun tidak langsung bagi berbagai pihak,
1. Penulis
Dapat memberikan wawasan yang lebih luas mengenai kualitas auditor,
komite audit, corporate governance dan manajemen laba, sehingga dapat
diperoleh gambaran mengenai kesesuaian antara fakta di lapangan dengan
permasalahan tersebut dengan ilmu yang diteliti.
2. Bagi Perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan saran bagi
pihak manajemen perusahaan untuk lebih memperhatikan manajemen laba
khususnya yang berhubungan dengan kualitas auditor, komite audit, dan
corporate governance.
3. Pihak lain
Diharapkan dapat berguna sebagai masukan dari dokumen-dokumen untuk
melengkapi sarana yang dibutuhkan dalam penyediaan bahan studi bagi
pihak-pihak yang mungkin membutuhkan sebagai bahan referensi dalam
melakukan penelitan selanjutnya
.
2. Kegunaan Teoritis
Dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi ilmu
pengetahuan terutama yang berhubungan dengan disiplin ilmuekonomi,khususnya
ilmu akuntansi serta studi aplikasi dengan teori-teori serta literatur-literatur lainya
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Dalam melaksanakan setiap penelitian, peneliti harus mempelajari objek
yang akan diteliti dan menentukan langkah-langkah penelitian agar penelitian
yang dilakukan sesuai dengan yang direncanakan. Variabel dependen dalam
penelitian ini adalah Manajemen Laba yang diukur menggunakan proksi
discretionary accrual dan variabel independen dalam penelitian ini adalah
kualitas auditor yang diukur menggunakan ukuran KAP, komite audit yang diukur
dengan menggunakan independensi komite audit dan corporate governance yang
diukur dengan menggunakan kepemiikan Manajerial. Penelitian ini bertujuan
untuk mencari pengaruh kualitas auditor, komite audit dan corporate governance
terhadap Manajemen Laba pada perusahaan perbankan di Indonesia, periode
2009-2012.
Peusahaan perbankan mempunyai regulasi yang lebih ketat dibandingkan
dengan industri lain, misalnya suatu bank harus memenuhi kriteria cumulative
average abnormal return (CAAR) minimum. Bank Indonesia menggunakan
laporan keuangan sebagai dasar dalam penentuan status suatu bank (apakah bank
3.2 Metode Penelitian
3.2.1 Desain Penelitian
Menurut Sugiyono (2012:2) menyatakan bahwa, definisi metode penelitian
adalah sebagai berikut : “Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan tertentu dan kegunaan tertentu”. Dalam
penelitian ini, metode penelitian yang digunakan berdasarkan tingkat eksplanasi
adalah penelitian asosiatif yakni penelitian yang mencari dua hubungan dengan
jumlah minimal dua variabel. Berdasarkan karakteristik masalah yang diteliti,
penelitian ini diklasifikasikan pada penelitian yang bersifat deskriptif analitis
survei secara cross sectional dan time series. Menurut Moh.Nazir (2005:63)
metode penelitian deskriptif analitis adalah suatu metode dalam meneliti
sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran
maupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang dimana tujuannya adalah untuk
membuat gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat. Penelitian
ini dapat dikategorikan penelitian korelasional, karena merupakan tipe penelitian
dengan karakteristik masalah berupa hubungan antara dua variabel atau lebih.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan ada atau tidaknya korelasi antar
3.2.2 Definisi dan Operasionalisasi Variabel
Variabel adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek penelitian, yaitu
berupa suatu konsep yang mempunyai nilai.
3.2.2.1 Variabel Dependen
Manajemen laba adalah suatu kondisi dimana manajemen melakukan
intervensi dalam proses penyusunan laporan keuangan bagi pihak eksternal
sehingga meratakan, menaikkan, dan menurunkan pelaporan laba. Pengukuran
manajemen laba menggunakan discretionary accrual (DAC). Dalam penelitian ini
discretionary accrual digunakan sebagai proksi karena merupakan komponen
yang dapat dimanipulasi oleh manajer. Discretionary accrual menggunakan
komponen akrual dalam mengatur laba karena komponen akrual tidak
memerlukan bukti kas secara fisik sehingga dalam mempermainkan komponen
akrual tidak disertai kas yang diterima/dikeluarkan. Untuk mengukur DAC,
terlebih dahulu akan mengukur total akrual. Total akrual diklasifikasikan menjadi
komponen discretionary dan nondiscretionary, dengan tahapan:
a) Mengukur total accrual dengan menggunakan model Jones yang
dimodifikasi.
TAit = NIit– CFOit
TAit : akrual total pada tahun t untuk perusahaan i
NIit : laba bersih (net income) pada tahun t untuk perusahaan i
CFOit : arus kas operasi (cash flow from operating) pada tahun t untuk
perusahaan i
b) Menghitung nilai accruals yang diestimasi dengan persamaan regresi OLS
(Ordinary Least Square):
TAit / Ait-1= α1(1/ Ait-1) + β2(ΔREVit / Ait-1) + β3(PPEit / Ait-1) + e
Dimana :
TAit : total accruals pada tahun t untuk perusahaan i
Ait-1 : total aset pada periode t-1
ΔREVit : pendapatan pada tahun t dikurangi pendapatan pada tahun
t-1 untuk peusahaan i
PPEit : aktiva tetap (gross property plant and equipment) pada
tahun t untuk perusahaan i
e : error term pada tahun t untuk perusahaan i
α1,β2,β3 : koefisien regresi
c) Menghitung nondiscretionary accruals model (NDA) adalah sebagai
berikut:
Dimana :
NDAt : nondiscretionary accruals
ΔRECit : piutang pada tahun t dikurangi pendapatan pada tahun t-1
untuk peusahaan i
d) Menghitung discretionary accruals
DAit = (TAit / Ait-1) – NDAt / Ait-1
Dimana :
DAit : discretionary accruals perusahaan i pada periode t
Berikut ini penilaian discretionary accruals dalam Sri Sulistyanto (2008) :
1. Jika DA bernilai positif (+), maka perusahaan melakukan manajemen laba
dengan cara menaikkan laba perusahaan
2. Jika DA bernilai negatif (-), maka perusahaan melakukan manajemen laba
dengan cara menurunkan laba perusahaan
3. Jika DA bernilai nol (0), maka perusahaan tidak melakukan manajemen
laba
3.2.2.2 Variabel Independen
1. Kualitas auditor
Auditor yang berkualitas akan mampu mengurangi faktor ketidakpastian
yang berkaitan dengan laporan keuangan yang disajikan oleh pihak
manajemen. Proksi kualitas auditor yang digunakan dalam penelitian ini
adalah ukuran KAP karena nama baik perusahaan (KAP) dianggap
merupakan gambaran yang paling penting (Sanjaya, 2008). Auditor
perusahaan yang termasuk KAP Big Four diberi nilai 1, sedangkan KAP
Non Big Four diberi nilai 0.
2. Komite Audit
Berdasarkan Keputusan Bapepam Nomor Kep-29/PM/2004, independensi
dari setiap anggota di ukur dengan persyaratan :
a) Bukan merupakan orang dalam badan yang memberikan jasa audit,
non-audit dan konsultasi kepada perusahaan
b) Bukan merupakan eksekutif manajemen
c) Tidak memiliki saham perusahaan baik secara langsung maupun
tidak langsung
d) Tidak memiliki hubungan keluarga dewan komisaris maupun
e) Tidak memiliki hubungan usaha baik secara langsung maupun
tidak langsung yang berkaitan dengan usaha perusahaan.
Independensi dimaksudkan untuk memelihara integritas serta pandangan
yang objektif dalam laporan serta penyusunan rekomendasi yang diajukan
oleh komite audit, karena individu yang independen cenderung lebih adil
dan tidak memihak serta obyektif dalam menangani suatu permasalahan.
Independensi komite audit pada penelitian ini diukur dengan menggunakan
indikator persentase anggota komite audit yang independen terhadap
jumlah seluruh anggota komite audit.
Independensi komite audit (ACINDP) diperoleh dari perhitungan :
ACINDP = jumlah anggota – jumlah anggota independen
jumlah anggota
3. Corporate Governance
Kepemilikan manajer adalah persentase jumlah kepemilikan saham oleh
pihak manajemen dari seluruh modal saham perusahaan yang dikelola
(Boediono, 2005). Indikator yang digunakan untuk mengukur kepemilikan
manajerial adalah persentase jumlah saham yang dimiliki pihak
manajemen dari seluruh modal perusahaan yang dimiliki.
Tabel 3.1
Operasionalisasi Big Four diberi nilai 1, sedangkan KAP Non
Big Four diberi nilai 0
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan
perbankan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2009-2012.
Penentuan sampel perusahaan dilakukan dengan metode purposive sampling
dengan kriteria sebagai berikut:
1. Perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2009-2012.
2. Perusahaan perbankan yang konsisten terdaftar di BEI periode 2009-2012.
3. Data-data mengenai variabel penelitian yang akan diteliti tersedia lengkap
dalam laporan keuangan tahunan perusahaan yang di terbitkan pada tahun
Pemilihan sampel berdasarkan kriteria yang telah dijelaskan dapat dilihat
pada tabel :
Tabel 3.2
Kriteria Pemilihan Sampel
No Kriteria Pengambilan Sampel Jumlah
1 Perusahaan terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan termasuk kategori perusahaan perbankan
selama periode 2009-2012
36
2 Emiten yang tidak menerbitkan laporan keuangan tahun 2009-2012
0
3 Emiten tidak konsisten terdaftar pada periode 2009-2013
(7)
Jumlah observasi
29 perusahaan x 4 tahun (2009-2012) 116
Rincian perusahaan perbankan yang telah diperoleh sebagai sampel
penelitian sebagai berikut :
Tabel 3.3 Sampel Penelitian
No Kode Perusahaan Nama Perusahaan
1 AGRO Bank BRI Agroniaga
3 BACA Bank Capital Indonesia
4 BAEK Bank Ekonomi Raharja
5 BBCA Bank Central Asia
6 BBKP Bank Bukopin
7 BBNI Bank Negara Indonesia
8 BBNP Bank Nusantara Parahyangan
9 BBRI Bank Rakyat Indonesia
10 BBTN Bank Tabungan Negara
11 BCIC Bank Mutiara
18 BNII Bank International Indonesia
19 BNLI Bank Permata
20 BSWD Bank Of India Indonesia (Swadesi)
21 BTPN Bank Tabungan Pensiunan Nasional
22 BVIC Bank Victoria International
23 INPC Bank Artha Graha
24 MAYA Bank Mayapada
25 MCOR Bank Windu Kentjana
26 MEGA Bank Mega
27 NISP Bank NISP
28 PNBN Bank PAN Indonesia (Panin)
29 SDRA Bank Himpunan Saudara 1906
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah melalui studi
lapangan berupa data sekunder yang diperoleh dari laporan tahunan (annual
report) periode 2009-2012 pada perusahaan perbankan. Studi kepustakaan, berupa
artikel maupun media masa lainnya yang mengandung informasi terkait dengan
masalah yang diteliti.
3.2.5 Teknik Analisis Data
Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data
dari seluruh responden terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah
mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi
data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel
yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan
melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan (Sugiyono,
2012 : 206)
Penelitian ini akan menganalisis pengaruh variabel independen terhadap
perbankan yang mengalami permasalahan keuangan dibandingkan dengan yang
sehat secara keuangan.
a. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan untuk memastikan bahwa dalam penelitian ini
tidak terdapat multikolinearitas dan heteroskedastisitas, serta data yang dihasilkan
memiliki distribusi normal. Apabila tidak dijumpai adanya multikolinearitas dan
1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel
dependen dan independen keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak
(Ghozali, 2006:147). Jika data ternyata tidak berdistribusi normal, analisis non
parametrik dapat digunakan. Jika data berdistribusi normal analisis parametrik
termasuk model-model regresi dapat digunakan.Uji normalitas data pada
penelitian ini menggunakan uji Normal P-P Plot dengan bantuan SPSS 20.0 for
windows. Pada Normal P-P Plot prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan
melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal grafik atau dengan melihat
histogram dari residualnya. Dasar pengambilan keputusan:
1. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal,
maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
2. Jika data menyebar jauh garis diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis
diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal,
maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas (Ghozali
2007:110-112).
2. Uji Autokorelasi
Bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi ada korelasi
Uji Durbin Watson ini hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat 1 (first order
autocorrelation) dan mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model
regresi dan tidak ada variabel lag diantara variabel independen. Hipotesis yang
akan diuji adalah : Ho = tidak ada autokorelasi (r = 0), dan Ha = ada korelasi (r ≠
0). (Imam Ghozali, 2006).
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual suatu pengamatan ke
pengamatan lain, jika varian residual tetap maka dikatakan homokedastisitas dan
jika berbeda heteroskedastisitas. Ada beberapa cara yang ditempuh untuk
mengetahui adanya heteroskedastisitas salah satunya dengan Uji Scatterplot (Agus
Widarjono, 2005:147). Jika tidak tampak adanya suatu pola tertentu pada sebaran
data dan titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu y maka
tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2005).
4. Uji Multikolineritas
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara
variabel independen.Untuk itu, perlu dilakukannya uji multikolineraritas yang
bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar
menggunakan nilai tolerance dan variance inflasion factor (VIF). Apabila nilai
tolerance value lebih tinggi daripada 0,10 atau VIF lebih kecil daripada 10 maka
dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas.
5. Uji linearitas
Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel mempunyai
hubungan yang linear atau tidak secara signifikan. Uji ini biasanya digunakan
sebagai prasyarat dalam analisis korelasi atau regresi linear. Pengujian pada SPSS
dengan menggunakan Test for Linearity dengan pada taraf signifikansi 0,05. Dua
variabel dikatakan mempunyai hubungan yang linear bila signifikansi (Linearity)
kurang dari 0,05. (http://statistikapendidikan.com)
b. Uji Hipotesis
Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara
terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul
(Suharsimi, 2006:71). Untuk mengetahui keterkaitan dan relevansi antara
variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat perlu diadakan pengujian
terhadap hasil analisis regresi. Persamaan regresi yang digunakan adalah :
Ŷ = a+b1X1+b2X2+b3X3
Untuk mengetahui signifikasi pengaruh masing-masing variabel bebas
Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini, digunakan uji signifikansi parsial (t)
dan koefisien determinasi.
1. Uji Secara Parsial (uji t)
Uji t pada dasarnya menujukkan “seberapa jauh pengaruh satu variabel
penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel
independen.“ (Ghozali, 2006 : 84). Dalam penelitian ini, berarti uji t digunakan
untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing variabel independen yang terdiri
atas kepuasan kerja, job insecurity, dan komitmen profesional terhadap keinginan
berpindah kerja auditor yang merupakan variabel dependennya.
Menurut Sudjana (1996: 338) langkah-langkah untuk melakukan uji t
adalah sebagai berikut :
a. Merumuskan hipotesis statistik
1) Ho1 : β1 = 0, tidak terdapat pengaruh secara parsial (sendiri-sendiri) dari
kualitas auditor terhadap Manajemen Laba.
Ha1 : β ≠ 0, terdapat pengaruh secara parsial dari kualitas auditor terhadap
Manajemen Laba.
2) Ho2 : β1 = 0, tidak terdapat pengaruh secara parsial (sendiri-sendiri) dari
komite audit terhadap Manajeman Laba.
Ha2 : β2 ≠ 0, terdapat pengaruh secara parsial dari komite audit terhadap
3) Ho3 : β1 = 0, tidak terdapar pengaruh secara parsial (sendiri-sendiri) dari
Corporate Governance terhadap Manajemen Laba.
Ha3 : β2 ≠ 0, terdapat pengaruh secara parsial dari Corporate Governance
terhadap Manajemen Laba.
Mencari thitung
Rumus yang digunakan :
Keterangan :
b1 = regresi masing-masing variabel
s(bi) = standard error koefisien parameter
b. Penentuan nilai kritis
Menggunakan tabel distribusi t dengan memperhatikan signifikansi dan
banyaknya jumlah sampel yang digunakan.
c. Kaidah pengambilan keputusan
1) Jika-ttabel<thitung < ttabel, maka Ho diterima, artinya X1, X2, dan X3 secara
parsial (sendiri-sendiri) tidak berpengaruh signifikan terhadap Y.
2) Jika nilai –thitung< -ttabel atau thitung> ttabel maka Ho ditolak dan Ha diterima
artinya X1, X2, dan X3 secara simultan (bersama-sama) berpengaruh
signifikan terhadap Y.
Menurut Santoso (2004: 167) dijelaskan bahwa koefisien determinasi
yaitu angka yang menunjukan besarnya derajat kemampuan menerangkan variabel
bebas terhadap variabel terikat dari fungsi tersebut. Koefisien determinasi
dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar variasi perubahan dalam suatu
variabel (dependen) ditentukan dalam variabel lain (independen). Koefisien
korelasi digunakan untuk menentukan koefisien determinasi, dalam konteks ini ini
koefisien determinasi merupakan kuadrat dari koefisien korelasi (Silalahi,
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil analisa dan pengolahan data pada penelitian tentang
“PENGARUH KUALITAS AUDITOR, KOMITE AUDIT DAN
CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA (Studi
Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI Tahun 2009-2012)”, maka
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Dari hasil pengujian, dapat disimpulkan bahwa kualitas auditor yang
diproksikan oleh reputasi KAP (KAP Big Four dan Non Big Four) secara
parsial berpengaruh positif terhadap manajemen laba. Hal ini menunjukkan
bahwa apabila reputasi KAP (KAP Big Four dan Non Big Four) di dalam
suatu perusahaan meningkat, maka total akrual pada perusahaan tersebut
akan meningkat pula.
2. Dari hasil pengujian, dapat disimpulkan bahwa komite audit yag diproksikan
oleh komite audit independen secara parsial berpengaruh positif terhadap
manajemen laba. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi independensi
komite audit dalam suatu perusahaan, maka total akrual di perusahaan
tersebut akan meningkat pula.
3. Dari hasil pengujian, dapat disimpulkan bahwa Corporate Governance yang
terhadap manajemen laba. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi
kepemilikan saham oleh pihak manajemen di dalam suatu perusahaan, maka
total akrual di perusahaan tersebut akan meningkat.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti
mengajukan saran guna menyempurnakan beberapa kekurangan yang terdapat
dalam penelitian ini, yaitu :
1. Penelitian selanjutnya dapat mengikutsertakan variabel-variabel
sebagai variabel kontrol seperti kinerja perusahaan diukur dengan
menggunankan profitabilitas relatif (EBIT/asset), dimana EBIT tersebut
dapat dipengaruhi oleh manajer dengan memanfaatkan pos-pos akrual.
sehingga hasil yang diperoleh akan menginformasikan pengetahuan
DAFTAR PUSTAKA
Antonia, Edgina. 2008. “Analisis Pengaruh Reputasi Auditor, Proporsi Dewan Komisaris Independen,Leverage, Kepemilikan Manajerial dan Proporsi Komite Audit Independen Terhadap Manajemen Laba.Tesis.
Semarang : Universitas Diponegoro.
Boediono, Gideon S.B. 2005. Kualitas Laba: Studi Pengaruh Mekanisme Corporate Governance dan Dampak Manajemen Laba dengan Menggunakan Analisis Jalur. Simposium Nasional Akuntansi 8. Solo.
Bapepam. (2004). Pelaksana Peraturan Bapepam Nomor: IX. 1.5 Tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit. Surat Edaran Bapepam No: SE-7/PM/2004. Jakarta.
Cheng, Y. S., Liu, Y. P., & Chien, C. Y. (2009). The association between auditor quality and human capital. Managerial Auditing Journal, 24(6), 523-541
Chtourou, Sonda Marakchi, Jean Bedard, and Lucie Courteau. 2001. Corporate Governance and Earnings Management. Working Paper Series, www.ssrn.com. Diakses tanggal 18 Mei 2013.
Cornett, Marcia Millon, Alan J. Marcus, Anthony Saunders, and Hassan Tehranian. 2006. Earnings Management, Corporate Governance and True Financial Performance. Working Paper Series, www.ssrn.com. Diakses tanggal 18 Mei 2013.
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Gumanti, Tatang Ary. 2000. Earnings Management: Suatu Telaah Pustaka. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol. 2, No. 2, hal. 104-115.
Isnanta, Rudi. (2008). “Pengaruh Corporate Governance dan Struktur Kepemilikan terhadap Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan”. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Klein, April. 2006. Audit Committee, Board of Director Characteristics, and Earnings Managemen. Working Paper Series, www.ssrn.com. Diakses tanggal 18 Mei 2013.
La Porta, Rafael, Florencio Lopez de Silanes, and Andrei Shleifer. 1998. Corporate Ownership Around the World. Working Paper Series, www.ssrn.com. Diakses tanggal 18 Mei 2013.
Meutia, Inten. 2004. Pengaruh Independensi Auditor Terhadap Manajemen Laba untuk KAP Big 5 dan Non Big 5. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia Vol. 7, No. 3, hal. 333-350.
Midiastuty, Pratana P. dan Mas’ud Machfoedz. 2003. Analisis Hubungan Mekanisme Corporate Governance dan Indikasi Manajemen Laba. Simposium Nasional Akuntansi 6. Surabaya.
Mulyadi, 2002. Auditing, Buku Dua, Edisi Ke Enam, Jakarta: Salemba Empat,.
Nasution, Marihot dan Doddy Setiawan. 2007. Pengaruh Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba di Industri Perbankan Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi 10. Makassar.
Nuraini, A. dan Sumarno Zain. 2007. Analisis Pengaruh Kepemilikan Institusional dan Kualitas Audit terhadap Manajemen Laba. Jurnal MAKSI Vol. 7, No. 1, hal. 19-32.
Peasnell , K.V., P.F. Pope, dan S. Young. 1998. Outside Directors, Board Effectiveness, and Earnings Management. Working Paper Series, www.ssrn.com. Diakses tanggal 18 Mei 2013.
Peraturan Bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006 tentang GCG dalam perusahaan perbankan.
Rusmin, R. 2010. “Auditor quality and earnings management: Singaporean
evidence”. Managerial Auditing Journal ,Vol. 25 No. 7. pp 618-638.
Shleifer, Andrei and Robert W. Vishny. 1996. A Survey of Corporate Governance. Working Paper Series, www.ssrn.com. Diakses tanggal 18 Mei 2013.
Studi Penerapan OECD 2004 dalam Peraturan Mengenai Corporate Governance. www.bapepam.go.id Diakses tanggal 18 Mei 2013.
Sugiyono. 2013. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta
Sulistyanto, H. Sri. 2008. Manajemen Laba, Teori dan Model Empiris. Jakarta: Grasindo. Surat Edaran Bank Indonesia No. 9/12/DPNP tentang Corporate Governance di perbankan. Surat Edaran Bank Indonesia No. 11/4/DPNP. www.bi.go.id. Diakses tanggal 18 Mei 2013.
Ujiyantho, Muh. Arief dan Bambang Agus Pramuka. 2007. Mekanisme Corporate Governance, Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan. Simposium Nasional Akuntansi 10. Makassar.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 tahun 1998 tentang perbankan.
Veronica, Sylvia dan Siddharta Utama. 2006. Pengaruh Struktur Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, dan Praktek Corporate Governance Terhadap Pengelolaan Laba (Earnings Management). Jurnal Riset Akuntansi Indonesia Vol. 9, No. 3, hal. 307-326.
Warsono, Sony, Fitri Amalia, dan Dian Kartika Rahajeng. 2009. Corporate Governance, Concept and Model. Yogyakarta
Watts, R. L. and Zimmerman J. L. 1986. Positive Accounting Theory. New York, Prentice Hall.
Wedari, Linda Kusumaning. 2004. Analisis Pengaruh Proporsi Dewan Komisaris dan Keberadaan Komite Audit Terhadap Aktivitas Manajemen Laba. Simposium Nasional Akuntansi 7. Denpasar.
Zahara dan Sylvia Veronica Siregar. 2008. Pengaruh Rasio CAMEL Terhadap Praktik Manajemen Laba di Bank Syariah. Simposium Nasional Akuntansi 11. Pontianak.
Zhou, J & Elder, R (2004). Audit Quality and Earning Management by Seasoned Equity Offering Firms. Asia Pacific Journal of Accounting and Economics 11 (2): 95-120