• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI MEDIA GAMBAR DAN METODE PICTURE AND FICTURE PADA MAPEL IPS TEMA DOKUMEN DIRI DAN KELUARGA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI MEDIA GAMBAR DAN METODE PICTURE AND FICTURE PADA MAPEL IPS TEMA DOKUMEN DIRI DAN KELUARGA"

Copied!
153
0
0

Teks penuh

(1)

FICTURE PADA MAPEL IPS TEMA DOKUMEN DIRI DAN

KELUARGA

Skripsi

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh :

Nama

: Wina Sukmanasari

Nim

: 2013820153

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

2018

(2)

i Wina Sukmanasari (2013820153)

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI

MEDIA GAMBAR DAN METODE PICTURE AND FICTURE PADA MAPEL IPS TEMA DOKUMEN DIRI DAN KELUARAG

xvi + 103, 10 tabel, 5 gambar, 15 lampiran

ABSTRAK

Penulisan skripsi ini dilatarbelakangi karena pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial khususnya materi dokumen pribadi masih menggunakan cara metode ceramah, sehingga penulis tergerak untuk meningkatkan motivasi belajar dengan media gambar pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Kelas II Sekolah Dasar Negeri IV Kota Bekasi. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui cara meningkatkan motivasi belajar IPS melalui pendekatan media gambar pada siswa kelas II semester 1 SDN Pejuang IV Bekasi dan untuk mengatahui cara penggunaan media gambar dapat meningkatkan motivasi belajar IPS. Metode yang digunakan yaitu menggunakan metode deskriptif dengan jenis penelitian yaitu Penelitian Tindakan Kelas. Berdasarkan pengamatan siklus I hanya 55% yang memiliki motivasi belajar, kemudian pada siklus II meningkat menjadi 84%. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan media gambar dapat meningkatkan motivasi belajar pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat kepada pihak-pihak terkait seperti kepala sekolah, guru, siswa dan penilliti selanjutnya.

Kata Kunci: Motivasi Belajar, Media Gambar, dan Pembelajaran llmu Pengetahuan Sosial

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)

viii

Skripsi ini ku Persembahkan untuk Emak, Kakakku

tersayang serta rekan-rekan guru yang selalu memberikan

semangat, nasihat dan doa dalam penyelesaian skripsi ini.

Tak lupa pula untuk teman-teman seperjuangan Titin

Sumartini, Titi Rahayu, Myrna Rahmawati dan Ema

Nurfitria yang telah membantu penyelesaian skripsi ini”.

(10)

ix

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka

apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah

dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. Dan hanya

kepada Tuhan,ulah hendaknya kamu berharap”

(11)

x

panjatkan kehadirat Allah Subhanallohu wa ta’aala, atas segala limpahan nikmat, rahmat dan hidayah-Nya kita masih diberi kekuatan, kesehatan, dan kemudahan dalam menjalankan kehidupan ini. Shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta seluruh keluarga, para sahabat, dan kita semua selaku umatnya hingga akhir zaman sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Melalui Media Gambar Dan Metode Ficture and Ficture.”

Skripsi ini sengaja penulis ajukan sebagai salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Jakarta. Dalam menyusun skripsi ini tentu banyak hambatan dan tantangan. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna dengan segala keterbatasan yang dimiliki oleh peneliti baik menyangkut isi maupun penulisan, untuk itu penulis ingin menyampaikan permohonan kritik dan saran dalam rangka penyempurnaan skripsi ini. Namun demikian peneliti berharap skripsi ini dapat bermanfaat untuk para guru, orang tua, dan masyarakat. Maka dalam kesempatan yang baik ini, peneliti ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini, terutama kepada :

(12)

xi pendidikan UMJ

2. Bapak Azmi Al Bahij, M. Si., Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Jakarta yang telah memberi dorongan dan arahan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

3. Dosen dan Staff Universitas Muhammadiyah Jakarta yang telah memberikan bantuan dan dukungannya.

4. Ibu Hj. N.Nurmanih, S.Pd.I. Kepala Sekolah Dasar Negeri Pejuang IV beserta para staff dan guru yang telah mengizinkan serta membantu dalam memberikan informasi sehingga penelitan dapat berjalan dengan lancar.

5. Ibu Siti Nurjanah, S.Pd.SD guru kelas II yang telah mengizinkan serta membantu dalam melakukan penelitian dikelas II

6. Teristimewa untuk kedua orang tuaku tercinta, Emakku tercinta dikampung Ibunda Aisah dan kakakku tersayang Dani Sukmawandani, yang tiada hentinya mencurahkan kasih sayang, selalu mendoakan serta memberikan semangat baik moril maupun materil, doa, dukungan, serta memotivasi penulis, sehingga dapat menyelesaikan skripsi tepat waktu.

7. Siswa siswi kelas II yang telah bersedia memberikan sedikit waktunya untuk penelitian ini, terima kasih atas kebersamaan kalian yang telah menjadi inspirasi yang tak ternilai bagi penulis. 8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang

telah memberikan bantuan dan dukungan serta semangat kepada penulis dalam rangka penyelesaian studi dan penyusunan skripsi.

(13)

xii

Subhanallohu wa ta’aala membalas segala amal kebaikan yang telah mereka berikan dengan pahala berlipat ganda. Aamiin.

Jakarta, 31 Juli 2018

(14)

xiii

PERSETUJUAN PANITIA UJIAN SKRIPSI ... iii

LEMBAR PENGESAHAN ... iv

PAKTA INTEGRITAS ... v

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH ... vi

PERSEMBAHAN... vii

MOTTO ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Fokus Masalah ……... 11

C. Rumusan Masalah ... 11

D. Tujuan Penelitian …... 11

E. Manfaat Penelitian ... 11

BAB II. KAJIAN PUSTAKA ... 14

A. Kajian Teori ... 14

B. Kerangka Berpikir ... 45

C. Hipotesis Penelitian ... 45

BAB III. METEDOLOGI PENELITIAN ... 46

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 46

B. Metode Penelitian ... 47

C. Prosedur Penelitian ………... 48

D. Kriteria Keberhasilan Tindakan ………... 50

(15)

xiv B. Pembahasan ……... 92 BAB V. PENUTUP ... 100 A. Kesimpulan ... B. Implikasi ……… 100 101 C. Saran ... 101 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP

(16)

xv Tabel 4.1

Tabel 4.2 Tabel 4.3

Hasil Penelitian Pra Siklus ………... Temuan-temuan yang harus diperbaiki pada siklus I …..…… Hasil Penelitian Siklus I ……….…………...………

63 67 73 Tabel 4.4 Tabel 4.5 Tabel 4.6

Analisis Perbandingan Hasil Pra Siklus dan Siklus I ... Temuan-temuan yang harus diperbaiki pada siklus II ……… Hasil Penelitian Siklus II ………..……….

74 78 86 Tabel 4.7 Analisis Perbandingan Hasil Siklus I dan Siklus II ... 87 Tabel 4.8 Temuan-temuan pada siklus II ……… 92 Tabel 4.9 Analisis Perbandingan Hasil Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II 95

(17)

xvi Gambar 4.1

Gambar 4.2 Gambar 4.3 Gambar 4.4

Grafik Hasil Observasi Pra Siklus ………... Grafika hasil data Pra Siklus dan Siklus I ……… Grafika hasil data Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II …… Grafik Perbandingan Rata-rata Presentase Kenaikan data Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II ……….

66 76 90

(18)

xvii

Lampiran 2. Lembar Observasi Siklus I ……… 106 Lampiran 3 Analisis Perbandingan Hasil Pra Siklus dan Siklus I. 107 Lampiran 4

Lampiran 5

Dokumen Foto Penelitian ……….. Silabus ……….. 108 112 Lampiran 6 Lampiran 7 Lampiran 8

Materi Bahan Ajar ………... RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) ………. Lembar Kerja Siswa ………...

113 115 118 Lampiran 9 Surat Ijin Penelitian ………. 120 Lampiran 10 Surat Keterangan Setelah Melakukan Penelitian ….. 121 Lampiran 11 Kartu Bimbingan Skripsi ……… 122 Lampiran 12

Lampiran 13

Kartu Menyaksikan Ujian Sidang ………. Catatan Kolaborator ………...

124 125 Lampiran 14

Lampiran 15

Daftar Riwayat Hidup Kolaborator ……… Daftar Riwayat Hidup Penulis ………...

126 127

(19)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah suatu bentuk investasi jangka panjang yang penting bagi seorang manusia. Pendidikan yang berhasil akan menciptakan manusia yang pantas dan berkelayakan di masyarakat serta tidak menyusahkan orang lain. Masyarakat dari yang paling terbelakang sampai yang paling maju mengakui bahwa pendidikan atau guru merupakan satu diantara sekian banyak unsur pembentuk utama calon anggota utama masyarakat. Pendidikan yang berhasil akan menciptakan manusia yang pantas dan berkelayakan di masyarakat sehingga menjadi penting pendidikan untuk mencetak manusia yang berkualitas dan berdaya saing. Agama Islam sangat memperhatikan pendidikan untuk mencari ilmu pengetahuan, karena dengan ilmu pengetahuan manusia bisa berkarya dan berprestasi, serta dengan ilmu pula ibadah seseorang menjadi sempurna. Begitu pentingnya ilmu, Rasulullah SAW mewajibkan umatnya agar menuntut ilmu, baik laki-laki maupun perempuan.

Rasulullah SAW Bersabda :

(20)

2

Artinya: “Menuntut ilmu merupakan kewajiban bag,i setiap muslim” ( H.R Ibnu Majah )

Berdasarkan hadist tersebut di atas kita tahu bahwa menuntut ilmu itu merupakan kewajiban bagi seorang muslim yang harus dipenuhi. Setiap peserta didik berhak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya dengan kata lain pendidikan merupakan aspek yang sangat penting dan paling pokok, karena baik buruknya sistem pendidikan akan berdampak pada kualitas bangsa itu sendiri. Pendidikan merupakan sebuah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana dan proses belajar sebagai upaya memajukan suatu individu baik dalam ranah kognitif, afektif maupun psikomotorik.

Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia dalam rangka mewujudkan tujuan nasional. Dalam pengetahuan sosial yang ditujukan untuk meningkatkan mutu pendidikan sosial secara nasional, karena pada saat ini kesejahteraan bangsa tidak hanya mengandalkan sumber daya alam dan modal yang bersifat fisik, tetapi bersumber pada intelektual sosial dan kepercayaan. Komptensi pengetahuan sosial menjamin kebutuhan keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Penguasaan prinsip-prinsip sosial ekonomi budaya dan kewarganegaraan. Sehingga tumbuh generasi yang kuat dan berahklak ( Kurikulum 2004 ).

(21)

3

Berdasarkan kurikulum tersebut seyogyanya tercipta suatu kondisi pembelajaran yang memenuhi kriteria, baik ditinjau dari pemgembangan, isi, bahan, pelajaran yang tepat dan sesuai dengan tuntutan kurikulum dan bagaimana pula pendekatan strategi dan metode serta teknik mengajar yang harus dilakukan agar tujuan belajar mengajar tercapai dengan baik.

Guru dapat diibaratkan sebagai pembimbing perjalanan, yang berdasarkan pengetahuan dan pengalaman bertanggung jawab atas kelancaran perjalanan peserta didik dalam proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran peserta didik tentunya ada beberapa hal yang mempengaruhi seperti motivasi, kematangan, hubungan peserta didik dengan guru, kemampuan verbal, rasa aman dan keterampilan guru dalam berkomunikasi atau berinteraksi dengan peserta didik menjadi faktor penting guru dalam proses pembelajaran. Dimana dalam proses belajar pada manusia dapat dirumuskan sebagai aktivitas mental dan psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungannnya.

Salah satu mata pelajaran yang perlu mendapatkan perhatian lebih dalam meningkatkan mutu yaitu IPS. Karena motivasi belajar ilmu pengetahuan sosial ternyata kurang bermakna. Sering terjadi guru bersusah payah mengajar peserta didik dengan materi-materi baru dengan alasan pencapaian target kurikulum atau dengan kata lain pelaksanaan kegiatan pembelajaran IPS lebih banyak menggunakan

(22)

4

metode ceramah satu arah sehingga menyebabkan kurangnya kekreatifan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran,sehingga kegiatan pembelajaran menjadi monoton dan harus dirubah kerah yang lebih baik.Banyak peserta didik yang merasa kurang mampu dalam mempelajari IPS karena dianggap sulit dan sangat dibenci oleh siswa. Ini menyebabkan peserta didik malas melakukan aktivitas belajar IPS. Kurangnya motivasi dalam belajar akan sangat berpengaruh pada keberhasilan peserta didik. Proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial harus merupakan serangakaian kegiatan yang aktif, menyenangkan dan bermakna bagi siswa. Pembelajaran yang bermakna akan membawa peserta didik pada pengalaman belajar yang mengesankan. Pengalaman yang diperoleh peserta didik akan semakin berkesan apabila proses pembelajaran yang diperoleh peserta didik merupakan hasil dari pemahaman dan penemuannya sendiri. Penggunaan metode dan media dalam pembelajaran sangatlah diperlukan dalam proses dalam belajar mengajar, agar pembelajaran tidak monoton dan membuat peserta didik menjadi merasa bosan. Pelaksanaan proses pembelajaran, khususnya dalam pelajaran IPS tidak sedikit masalah atau hambatan yang dihadapi oleh seorang guru SD. Misalnya penerapan pendekatan atau media mengajar yang baik, penggunaan media yang tepat, agar situasinya benar-benar memberikan dampak yang berarti bagi pencapaian hasil prestasi peserta didik. Untuk mengembangkan strategi belajar

(23)

5

mengajar efektif, kemampuan melibatkan peserta didik berprestasi aktif agar peserta didik tidak menjadi pendengar yang pasif, dan kemampuan membawa suasana belajar yang menyenangkan, tentunya dilakukan dengan situasi yang menyenangkan, sehingga tujuan pembelajaran yang telah tersusun dapat terlaksana dengan baik.

Proses belajar mengajar di sekolah, metode pembelajaran yang digunakan guru merupakan salah satu faktor dari luar diri peserta didik yang dapat mempengaruhi motivasi belajar peserta didik. Motivasi merupakan syarat mutlak untuk belajar, sekaligus menjadi modal utama bagi terciptanya aktivitas belajar. Hal ini dipahami mengingat bahwa motivasi akan menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi yang ada pada diri manusia. Perubahan yang dimaksud, terkait dengan aspek kejiwaan, perasaan dan emosi. Kondisi diatas perlu dipahami dengan baik oleh seorang guru SD sehingga pada saat melaksanakan pembelajaran di kelas dapat memilih dan menerapkan media ataupun strategi mengajar yang tepat untuk digunakan. Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis peserta didik.

Kondisi kegiatan belajar mengajar yang terjadi di kelas II SDN Pejuang IV sangat jauh dari yang diharapkan. Peneliti melihat bahwa

(24)

6

motivasi belajar siswa pada pembelajaran IPS sangat kurang, dimana siswa kurang antusias pada mata pelajaran IPS karena guru masih menggunakan cara konvensional atau ceramah dalam proses pembelajaran. Selain itu masih ada beberapa kejadian yang peneliti temukan terkait kurangnya motivasi belajar di SDN Pejuang IV seperti siswa kurang bertanya, ada yang bolos saat pembelajaran IPS, ada yang tidur, kurang mengerjakan tugas dan kurang aktif sehingga pada saat guru menjelaskan materi, siswa mencari kesibukan yang lain untuk mengatasi kejenuhannya terhadap pelajaran tersebut. Penggunaan media pembelajaran yang tidak tepat, mengakibatkan siswa kesulitan dalam memahami materi pelajaran. Apalagi jika materi yang disampaikan banyak memuat konsep-konsep abstrak, salah satunya materi-materi dalam pelajaran IPS. Salah satu upaya mengatasi masalah ini, guru harus mampu merancang media pembelajaran yang bermakna bagi siswa. Untuk itu, guru harus kreatif dalam mendesain media pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat berpartisipasi, aktif, kreatif terhadap materi yang diajarkan. Dengan cara demikian, diharapkan siswa dapat memahami materi yang diberikan dan mencapai pembelajaran bermakna.

Berkaitan dengan masalah diatas, permasalahn yang peneliti temukan berdasarkan observasi awal diketahui bahwa dalam pembelajaran IPS kelas II di SDN PEJUANG IV Bekasi adalah rendahnya motivasi siswa dalam pembelajaran IPS, seperti

(25)

7

mengerjakan pekerjaan rumah, mengajukan pertanyaan, dan menjawab pertanyaan dari guru selain itu diketahui juga bahwa guru kelas II SDN PEJUANG IV saat ini dalam pelaksanaan pembelajaran dan penyampaian materi belum menggunakan media pembelajaran. Hal ini menyebabkan kegiatan pembelajaran kurang mendapatkan hasil yang diharapkan. Siswa menjadi kurang aktif, tentu saja hal ini menyebabkan rendahnya motivasi belajar siswa. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya rata-rata nilai tes siswa yang di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ). Ketika peserta didik belajar materi dokumen dan benda koleksi pada pelajaran IPS, mereka banyak mengalami kesulitan dalam menggambarkan dan menjelaskan bentuk-bentuk dokumen dan benda koleksi. Guru sudah mencoba memberikan penjelasan sebelumnya, tetapi kenyataannya hanya beberapa peserta didik yang dapat mengerjakan. Hal ini juga di tunjukan dari hasil belajar pada tes materi dokumen pribadi dan keluarga masih di bawah KKM yaitu 70.

Dari masalah tersebut, dapat disimpulkan bahwa permasalahan yang sering terjadi dalam proses pembelajaran tersebut berdampak pada rendahnya motivasi sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar yang dicapai peserta didik. Untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik dan proses pembelajaran khusus mata pelajaran IPS dapat berlangsung secara efektif dan maksimal dibutuhkan suatu pendekatan yang sesuai yang dapat meningkatkan motivasi belajar

(26)

8

siswa, baik dalam teknik penyajiannya ( metode pembelajaran ) serta memberikan motivasi belajar peserta didik untuk terlibat langsung dalam kegiatan pembelajaran seperti melakukan suatu eksperimen atau pengamatan gambar dan guru yang berperan sebagai pembimbing peserta didik untuk menemukan konsep tentang IPS sehingga motivasi belajar peserta didik dapat meningkat. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka perlu mengantisipasi masalah dan dicarikan solusi pembelajaran yang tepat, sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik pada pelajaran IPS. Suatu konsep dokumen pribadi dan keluarga akan mudah dipahami dan diingat oleh peserta didik bila disajikan melalui prosedur dan langkah-langkah yang tepat, jelas, dan menarik. Dengan meningkatnya motivasi belajar peserta didik maka kerjasama belajar peserta didik akan bertambah. Hal ini dapat diterapkan salah satunya dengan menerapkan media gambar sesuai dengan materi pembelajaran.

Metode ini sengaja menjadi bahan penelitian agar guru tidak hanya memakai atau menggunakan metode ceramah saja dalam menyampaikan pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, karena hal ini peserta didik dilibatkan secara langsung sehingga akan menimbulkan kegiatan belajar dan diharapkan dapat terjadi peningkatan dalam segi perolehan nilai serta perubahan sikap sesuai dengan fungsi dan tujuan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.

(27)

9

Berdasarkan hasil penelitian di atas peneliti berharap kegiatan pembelajaran IPS di SDN PEJUANG IV Bekasi menjadi lebih baik, yaitu dengan cara menerapkan metode atau pendekatan melalui media gambar. Adapun solusi yang peneliti gunakan yaitu dengan cara menerapkan pendekatan melalui media gambar. Diharapkan dengan adanya pelaksanaan pendekatan ini dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik dalam proses pembelajaran mata pelajaran IPS. Proses pembelajaran akan berhasil jika peserta didik mempunyai motivasi dalam belajar. Oleh karena itu, guru harus menumbuhkan motivasi belajar peserta didik. Untuk memperoleh hasil belajar yang optimal, guru dituntut kreatif membangkitkan motivasi belajar peserta didik.

Dalam suatu proses pembelajaran kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting. Karena digunakan untuk merangsang peserta didik belajar sehingga dapat bermain dan belajar. Media juga sebagai alat komunikasi guna lebih mengefektifkan proses pembelajaran. Salah satu media yang sering digunakan adalah media gambar karena mudah untuk mendapatkannya dan murah, misalnya dengan menggunting dari majalah, membeli gambar yang sudah tersedia atau dengan membuatnya sendiri. Pemilihan gambar dilakukan dengan mengikuti prosedur tertentu, sedangkan pembuatan gambar mengikuti langkah atau syarat pembuatan gambar.

(28)

10

Media gambar dapat digunakan di dalam kelas baik dalam kelompok kecil maupun kelompok besar dengan menggunakan penyajian yang efektif. Gambar sebagai media pembelajaran mempunyai nilai yang sangat besar karena dapat mengganti benda yang konkret atau objek yang sebenarnya dan memperjelas materi pembelajaran. Peserta didik sangat senang dengan gambar dan warna. Hal ini tidak hanya terbatas pada seni saja tetapi juga latihan untuk mengembangkan ide, perasaan serta emosi.

Namun, masih banyak guru yang kurang memperhatikan kebutuhan peserta didik yang membutuhkan alat bantu / media dalam kegiatan belajar. Media gambar masih belum optimal dimanfaatkan karena berbagai alasan antara lain: kemampuan guru yang kurang dalam menggunakan media gambar, peralatan dan bahan yang mahal harganya, minimnya dana yang dimiliki sekolah untuk membeli media yang dibutuhkan. Jika media gambar dapat dimanfaatkan secara optimal maka proses stimulasi akan lebih baik dan anak akan berkembang lebih optimal.

Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap peserta didik. Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan sangat membantu efektivitas proses pembelajaran dan penyampaian pesan

(29)

11

atau isi pelajaran pada saat itu. Disamping itu, media pembelajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data, memadatkan informasi, serta membangkitkan motivasi dan minat peserta didik dalam belajar.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti mengangkat judul “Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Melalui Pendekatan Media Gambar dan metode picture and picture pada mata pelajaran IPS tema dokumen diri dan keluarga pada kelas II SDN Pejuang IV Kota Bekasi”.

B. Fokus Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dalam penelitian ini adalah meningkatkan motivasi belajar IPS materi dokumen pribadi dan keluarga menggunakan pendekatan media gambar di kelas II semester 1 SDN Pejuang IV Bekasi.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada batasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Seberapa besar peningkatan motivasi belajar melalui pendekatan media gambar dan metode picture and picture pada mata pelajaran IPS tema dokumen diri dan keluarga pada kelas II SDN Pejuang IV Kota Bekasi?

(30)

12

2. Apa sajakah faktor penghambat dan faktor pendukung dalam upaya peningkatan motivasi belajar melalui pendekatan media gambar dan metode picture and picture pada mata pelajaran IPS tema dokumen diri dan keluarga pada kelas II SDN Pejuang IV Kota Bekasi?

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui beasaran peningkatkan motivasi belajar IPS materi Dokumen Pribadi melalui pendekatan media gambar pada siswa kelas II SDN Pejuang IV Bekasi.

2. Untuk mengatahui faktor penghambat dan faktor pendukung dalam upaya peningkatan motivasi belajar melalui pendekatan media gambar dan metode picture and picture pada mata pelajaran IPS tema dokumen diri dan keluarga pada kelas II SDN Pejuang IV Kota Bekasi.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi pihak-pihak yang terkait diantaranya:

1. Secara Teoritis

Adapaun manfaat dari penelitian ini untuk Ilmu Pendidikan Sekolah Dasar yaitu, menambah referensi penelitian mengenai ruang lingkup Pendidikan Sekolah Dasar yang membahas tentang

(31)

13

peningkatan motivasi belajar IPS melalui penedekatan media gambar.

2. Secara Praktis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan secara praktis antara lain bagi:

a. Siswa

Penelitian ini berguna untuk meningkatkan motivasi belajar siswa khususnya mata pelajaran IPS dengan menggunakan media gambar.

b. Guru

Penelitian ini berguna bagi para pendidik untuk menggunakan model pembelajaran yang edukatif bagi siswa.

c. Orang Tua

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan orang tua tentang pendekatan pembelajaran untuk menumbuhkan dan meningkatkan motivasi belajar.

d. Peneliti

Meningkatkan pemahaman, pengetahuan, wawasan dan menambah pengalaman dalam pendekatan pembelajaran melalui media gambar yang dapat dijadikan bekal untuk menjadi guru yang professional dan berkualitas

(32)

14

dan sebagai ajang untuk melatih keterampilan penulis dalam kegiatan penelitian.

e. Peneliti Lain

Hasil penelitian ini dapat dijadikan titik tolak untuk menggandakan penelitian sejenis dan cakupannya lebih luas.

(33)

15

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Hakikat Motivasi Belajar

a. Definisi Belajar

Belajar merupakan suatu proses dimana manusia mengalami perubahan pada aspek kognitif, afektif dan psikomotorik Hintzman dalam Syah (2004:65-66) belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme (manusia atau hewan) disebabkan oleh pengalaman yang dapat dipengaruhi oleh tingkah laku organisme tersebut. Sedangkan menurut Piaget dalam muchith (2008:71) menjelaskan bahwa belajar adalah proses untuk membangun pengetahuan melalui pengalaman nyata di lapangan. Artinya siswa akan cepat memiliki pengetahuan jika pengetahuan itu dibangun atas dasar realitas yang ada di dalam masyarakat. Selanjutnya menurut Winkel dalam Susanto (2013:4). Mengungkapkan bahwa belajar adalah suatu aktivitas mental yang berlangsung dalam interaksi aktif antara seseorang dengan lingkungan, dan menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman

(34)

16

keterampilan, dan nilai sikap yang bersifat relatif konstan dan berbekas.

Menurut Aunurrahman (2014:33) menyatakan bahwa tidak ada ruang dan waktu dimana manusia dapat melepaskan dirinya dari kegiatan belajar, dan itu berarti pula bahwa belajar tidak pernah dibatasi usia, tempat maupun waktu, karena perubahan yang menuntut terjadinya aktivitas belajar itu juga tidak pernah berhenti, Cronbach mendefinisikan belajar dalam bukunya Sardiman (2014:20) yaitu Learning is shown by a change in behavior as a result

of experience (belajar adalah perubahan perilaku sebagai

hasil dari pengalaman). Sedangkan menurut Spears

Learning is to observe, to read, to imitate, to try something themselves, to listen, to follow direction (belajar adalah

mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu, mendengar dan mengikuti arah tertentu). Adapun Geoch memberikan pendapatnya bahwa Learning is a change in

performance as a result of practice (belajar adalah

perubahan performance sebagai hasil latihan).

Selanjutnya menurut Sunaryo (1989) dalam Kokom (2014:2) menyatakan bahwa “belajar merupakan suatu kegiatan dimana seseorang membuat atau menghasilkan suatu perubahan tingkah laku yang ada pada dirinya dalam

(35)

17

pengetahuan, sikap, dan keterampilan”. Mendukung teori sebelumnya, menurut Djamarah (2002: 13) mengemukakan bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Dalam bukunya Catharina Tri Anni dkk (2006:2) konsep tentang belajar telah banyak didefinisikan oleh para pakar psikologi. Gagne dan Berliner menyatakan bahwa belajar merupakan proses dimana suatu organisme mengubah perilakunya karena hasil dari pengalaman. Morgan dkk menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan relatif permanen yang terjadi karena hasil dari praktik atau pengalaman. Slavin menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan relatif individu yang disebabkan oleh pengalaman. Dari keempat pengertian tersebut tampak bahwa konsep tentang belajar mengandung 3 unsur utama, yaitu (1) belajar berkaitan dengan perubahan perilaku , (2) perubahan perilaku itu terjadi karena didahului oleh proses pengalaman, dan (3) perubahan perilaku karena bersifat relatif permanen.Unsur utama dari belajar adalah adanya perubahan tingkah laku dengan pengetahuan yang sudah dimiliki dan adanya latihan. Latihan yang dimaksud adalah

(36)

18

serangkaian kegiatan yang disebut proses atau aktivitas belajar. Aktivitas belajar dapat berupa kegiatan mengamati, membaca, meniru, mendengar dan lain sebagainya. Perubahan yang terjadi dalam belajar bersifat relatif permanen.

Simpulannya yaitu belajar itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya mengamati, membaca, meniru, mendengar dan lain sebagainya. Belajar dapat dikatakan sebagai suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme untuk membangun pengetahuan, pemahaman keterampilan, dan nilai sikap yang relatif menetap yang terjadi dalam segala macam/keseluruhan tingkah laku yang terjadi karena adanya proses pengalaman langsung maupun berada di dalam suatu kegiatan pembelajaran.

b. Definisi Motivasi

Proses pembelajaran di sekolah tentunya mempunyai tujuan – tujuan tertentu di antaranya adalah untuk memperoleh hasil belajar yang maksimal. Untuk memperoleh hasil belajar tersebut seorang siswa harus mempunyai motivasi belajar yang tinggi. Pada dasarnya motivasi adalah suatu usaha yang disadari untuk

(37)

19

menggerakkan, mengarahkan dan menjaga tingkah laku seseorang agar ia terdorong untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu.

Pengertian motivasi di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa Dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan sesuatu tindakan yang dengan tujuan tertentu. Motivasi juga diartikan merupakan usaha-usaha yang menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendaki atau mendapat kepuasan dengan perbuatanya” (Depdiknas, 2002 : 756)

Menurut Sukmadinata (2003:61) istilah motivasi diartikan sebagai kekuatan yang menjadi pendorong kegiatan individu.Kekuatan tersebut menunjukkan suatu kondisi dalam diri individu untuk mendorong atau menggerakkan individu tersebut untuk mampu melakukan kegiatan mencapai sesuatu tujuan. Pendapat yang diungkapkan oleh Purwanto (2003:61), motivasi atau dorongan adalah suatu pernyataan yang kompleks di dalam suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku terhadap suatu tujuan (goal) atau perangsang (incentive).

(38)

20

Menurut Donald dalam Nashar (2014: 39) Motivasi belajar adalah suatu perubahan tenaga di dalam diri seseorang (pribadi) yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.Akan tetapi, menurut Alderfer dalam Nashar (2004:42) Motivasi belajar adalah kecenderungan siswa dalam melakukan kegiatan belajar yang didorong oleh hasrat untuk mencapai prestasi atau hasil belajar sebaik mungkin.

Menurut Maslow dalam Nashar (2004: 42) Motivasi belajar juga merupakan kebutuhan untuk mengembangkan kemampuan diri secara optimum, sehingga mampu berbuat yang lebih baik, berprestasi dan kreatif.Kemudian menurut Alderfer dalam Nashar (2004:42) motivasi belajar adalah suatu dorongan internal dan eksternal yang menyebabkan seseorang (individu) untuk bertindak atau berbuat mencapai tujuan, sehingga perubahan tingkah laku pada diri siswa diharapkan terjadi.

Jadi, motivasi belajar adalah kondisi psikologis yang mendorong siswa untuk belajar dengan senang dan belajar secara sungguh-sungguh baik dorongan internal maupun eksternal yang menyebabkan seseorang bertindak atau memiliki hasrat untuk mencapai suatu tujuan, yang pada hasilnya akan membentuk sifat-sifat atau tingkah laku yang

(39)

21

diharapkan sehingga mampu untuk berbuat yang lebih baik, berprestasi dan kreatif.

Menurut Mc. Donald dikutip Sardiman,A.M (2005:73-74), motivasi adalah perubahan energy dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian yang dikemukakan Mc. Donald ini mengandung 3 elemen penting:

1) Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia.

2) Motivasi ditandai dengan munculnya rasa/feeling, afeksi seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan, afeksi, dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia.

3) Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini sebenarnya merupakan respons suatu aksi, yakni tujuan.

Menurut Gleitmen yang dikutif oleh Mahmud (2010: 100), pengertian dasar motivasi ialah keadaan internal organisme - baik manusia ataupun hewan-yang mendorongnya ntuk berbuat sesuatu. Dalam pengertian ini, motivasi berarti pemasok daya (energizer) untuk bertingkah laku secara terarah. Sedangkan menurut Sumadi Suryabrata

(40)

22

(2011:70), motif adalah keadaan dalam pribadi orang yang mendorong individu untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu guna mencapai sesuatu tujuan.

Menurut Santrock dalam Mardianto (2012:186), motivasi adalah proses yang memberi semangat, arah, dan kegigihan perilaku. Artinya perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah dan bertahan lama. Mardianto, memberikan tiga kata kunci yang dapat diambil dari pengertian psikologi, yakni: 1) dalam motivasi terdapat dorongan yang menjadikan seseorang mengambil tindakan atau tindakan mengambil tindakan atau tidak mengambil tindakan, 2) dalam motivasi terdapat satu pertimbangan apakah harus memprioritaskan tindakan alternative, baik itu tindakan A atau tindakan B, 3) dalam motivasi terdapat lingkungan yang memberi atau menjadi sumber masukan atau pertimbangan seseorang untuk melakukan tindakan pertama atau kedua.

Hasil di atas motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi belajar adalah perubahan tingkah laku secara relatif permanen dan secara potensial terjadi sebagai hasil dari praktik penguatan (motivasi) yang dilandasi tujuan tertentu. Korelasi ini menguatkan urgensitas motivasi belajar. Hakikat motivasi belajar adalah dorongan

(41)

23

eksternal pada peserta didik yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan prilaku. Motivasi belajar adalah proses yang memberi semangat belajar, arah dan kegigihan perilaku. Artinya, perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah dan bertahan lama.

Indikator motivasi belajar menurut Hamzah B. Uno dapat dilkasifikasikan sebagai berikut:

1) Adanya hasrat dan keinginan berhasil,

2) Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, 3) Adanya harapan dan cita-cita masa depan, 4) Adanya penghargaan dalam belajar,

5) Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar,

6) Adanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga, memungkinkan peserta didik dapat belajar dengan baik.

Pada dasarnya motivasi adalah suatu usaha yang disadari untuk menggerakkan, mengarahkan dan menjaga tingkah laku seseorang agar ia terdorong untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu. Pengertian motivasi di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa Dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan sesuatu tindakan yang dengan tujuan tertentu. Motivasi juga diartikan merupakan usaha-usaha yang menyebabkan

(42)

24

seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendaki atau mendapat kepuasan dengan perbuatanya (Depdiknas, 2002 : 756)

Menurut Sukmadinata (2003:61) istilah motivasi diartikan sebagai kekuatan yang menjadi pendorong kegiatan individu.Kekuatan tersebut menunjukkan suatu kondisi dalam diri individu untuk mendorong atau menggerakkan individu tersebut untuk mampu melakukan kegiatan mencapai sesuatu tujuan. Pendapat yang diungkapkan oleh Purwanto (2003:61), motivasi atau dorongan adalah suatu pernyataan yang kompleks di dalam suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku terhadap suatu tujuan (goal) atau perangsang (incentive).

Menurut Donald dalam Nashar (2014: 39) Motivasi belajar adalah suatu perubahan tenaga di dalam diri seseorang (pribadi) yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.Akan tetapi, menurut Alderfer dalam Nashar (2004:42) Motivasi belajar adalah kecenderungan siswa dalam melakukan kegiatan belajar yang didorong oleh hasrat untuk mencapai prestasi atau hasil belajar sebaik mungkin.

(43)

25

Menurut Maslow dalam Nashar (2004: 42) Motivasi belajar juga merupakan kebutuhan untuk mengembangkan kemampuan diri secara optimum, sehingga mampu berbuat yang lebih baik, berprestasi dan kreatif.Kemudian menurut Alderfer dalam Nashar (2004:42) motivasi belajar adalah suatu dorongan internal dan eksternal yang menyebabkan seseorang (individu) untuk bertindak atau berbuat mencapai tujuan, sehingga perubahan tingkah laku pada diri siswa diharapkan terjadi.

Simpulannya yaitu motivasi belajar adalah kondisi psikologis yang mendorong siswa untuk belajar dengan senang dan belajar secara sungguh-sungguh baik dorongan internal maupun eksternal yang menyebabkan seseorang bertindak atau memiliki hasrat untuk mencapai suatu tujuan, yang pada hasilnya akan membentuk sifat-sifat atau tingkah laku yang diharapkan sehingga mampu untuk berbuat yang lebih baik, berprestasi dan kreatif. Selain itu motivasi belajar adalah suatu daya atau perbuatan pada diri seseorang baik disadari maupun tidak disadari yang ditandai oleh adanya perubahan tingkah laku, pengetahuan, keterampilan, kebiasaan dan berbagai aspek lainnya melalui aktifitas, praktek, serta pengalamannya dalam berinteraksi dengan lingkungannya yang menimbulkan kegiatan belajar, yang

(44)

26

menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.

c. Unsur-unsur motivasi belajar

Menurut Dimyati dan Mudjiono (1994:89-92) ada beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi belajar,yaitu: 1) Cita-cita atau aspirasi siswa

Cita-cita dapat berlangsung dalam waktu sangat lama, bahkan sepanjang hayat. Cita-cita siswa untuk ”menjadi seseorang” akan memperkuat semangat belajar dan mengarahkan pelaku belajar. Cita-cita akan memperkuat motivasi belajar intrinsik maupun ektrinsik sebab tercapainya suatu cita-cita akan mewujudkan aktualisasi diri.

2) Kemampuan Belajar

Dalam belajar dibutuhkan berbagai kemampuan.Kemampuan ini meliputi beberapa aspek psikis yang terdapat dalam diri siswa. Misalnya pengamatan, perhatian, ingatan, daya pikir dan fantasi.Di dalam kemampuan belajar ini, sehingga perkembangan

(45)

27

berfikir siswa menjadi ukuran. Siswa yang taraf perkembangan berfikirnya konkrit (nyata) tidak sama dengan siswa yang berfikir secara operasional (berdasarkan pengamatan yang dikaitkan dengan kemampuan daya nalarnya). Jadi siswa yang mempunyai kemampuan belajar tinggi, biasanya lebih termotivasi dalam belajar, karena siswa seperti itu lebih sering memperoleh sukses oleh karena kesuksesan memperkuat motivasinya

3) Kondisi Jasmani dan Rohani Siswa

Siswa adalah makhluk yang terdiri dari kesatuan psikofisik.Jadi kondisi siswa yang mempengaruhi motivasi belajar disini berkaitan dengan kondisi fisik dan kondisi psikologis, tetapi biasanya guru lebih cepat melihat kondisi fisik, karena lebih jelas menunjukkan gejalanya dari pada kondisi psikologis.Misalnya siswa yang kelihatan lesu, mengantuk mungkin juga karena malam harinya bergadang atau juga sakit.

4) Kondisi Lingkungan Kelas

Kondisi lingkungan merupakan unsur-unsur yang datangnya dari luar diri siswa. Lingkungan siswa sebagaimana juga lingkungan individu pada umumnya ada tiga yaitu lingkungan keluarga, sekolah dan

(46)

28

masyarakat.Jadi unsur-unsur yang mendukung atau menghambat kondisi lingkungan berasal dari ketiga lingkungan tersebut. Hal ini dapat dilakukan misalnya dengan cara guru harus berusaha mengelola kelas, menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, menampilkan diri secara menarik dalam rangka membantu siswa termotivasi dalam belajar.

5) Unsur-unsur Dinamis Belajar

Unsur-unsur dinamis dalam belajar adalah unsur-unsur yang keberadaannya dalam proses belajar yang tidak stabil, kadang lemah dan bahkan hilang sama sekali.

6) Upaya Guru Membelajarkan Siswa

Upaya yang dimaksud disini adalah bagaimana guru mempersiapkan diri dalam membelajarkan siswa mulai dari penguasaan materi, cara menyampaikannya, menarik perhatian siswa.

Menurut Miru (1: 2009) Motivasi dapat timbul dari dalam diri siswa atau disebut motivasi instrinsik namun juga timbul dari luar diri seorang siswa atau yang disebut motivasi ekstrinsik.

(47)

29

Motivasi instrinsik merupakan energi yang menjadi aktif atau berfungsi tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Bila seorang siswa memiliki motivasi instrinsik dalam dirinya, maka ia secara sadar akan melakukan suatu kegiatan yang tidak memerlukan motivasi dari luar dirinya. Motivasi instrinsik sangat diperlukan dalam aktivitas belajar, terutama jika yang dilakukan adalah belajar sendiri. Seorang yang tidak memiliki motivasi instrinsik sulit sekali untuk melakukan aktivitas belajar secara terus menerus, sebaliknya seorang yang memiliki motivasi instrinsik akan selalu ingin melakukan aktivitas belajar. Keinginan itu dilatar belakangi oleh keinginan posistif, bahwa pelajaran yang dipelajari sekarang akan dibutuhkan kini dan masa yang akan datang. Siswa yang memiliki motivasi instrinsik cenderung akan menjadi orang yang terdidik, yang berpengetahuan, yang mempunyai keahlian dalam bidang tertentu.

Gemar belajar adalah aktivitas yang tidak pernah terlepas dari kegiatan siswa yang memiliki motivasi instrinsik. Sikap merupakan motivasi yang berasal dari dalam diri seseorang. Menurut Sondang P Siagang

(48)

30

(2004) sikap merupakan suatu pernyataan evaluatif seseorang terhadap objek tertentu, artinya merupakan pencerminan perasaan seseorang terhadap sesuatu. Perasaan ini menjadi konsep yang mempresentasikan suka atau tidak sukanya (positif, negative atau netral) seseorang pada sesuatu. Sikap muncul dari berbagai bentuk penilaian. Sikap dikembangkan dalam bentuk 3 model yaitu afeksi, kecenderungan perilaku dan kognitif.

Respon afektif adalah respon fisiologis yang mengepresikan kesukaan individu pada sesuatu.Kecenderungan perilaku adalah indikasi verbal dari maksud seorang individu. Respon kognitif adalah pengevaluasian secara kognitif terhadap suatu objek. Kebanyakan sikap individu adalah hasil belajar sosial dari lingkungannya.

2) Motivasi ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik merupakan kebalikan dari motivasi instrinsik. Motivasi ekstrinsik adalah energi yang aktif dan berfungsi karena adanya rangsangan dari luar untuk melakukan sesuatu. Motivasi belajar dikatakan motivasi ekstrinsik bila siswa menempatkan tujuan belajarnya diluar faktor-faktor situasi belajar. Siswa belajar karena hendak mencapai tujuan tertentu yang

(49)

31

terletak diluar hal yang dipelajarinya. Misalnya, untuk mencapai angka tinggi, meraih gelar, kehormatan dan sebagainya.

Simpulannya yaitu motivasi sebagai kekuatan (energi) seseorang yang dapat menimbulkan tingkat kemauan dalam melaksanakan suatu kegiatan. Kemauan baik yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi intrinsik) maupun dari luar individu (motivasi ekstrinsik).

e. Tujuan Motivasi

Tujuan Motivasi Menurut Ngalim Purwanto (2003:73), tujuan motivasi secara umum adalah untuk menggerakan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauannya untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau pencapaian tujuan tertentu. Tindakan memotivasi akan lebih dapat berhasil jika tujuannya jelas dan disadari oleh yang dimotivasi serta sesuai dengan kebutuhan orang yang dimotivasi. Oleh karena itu, setiap orang yang akan memberikan motivasi harus mengenal dan memahami benar-benar latar belakang kehidupan, kebutuhan, dan kepribadian orang yang akan dimotivasi.

(50)

32

Fungsi motivasi menurut Hamalik dikutip Yamin (2006: 158-159) meliputi sebagai berikut:

1) Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan. Tanpa motivasi maka tidak akan timbul sesuatu perbuatan seperti belajar.

2) Motivasi berfungsi sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan pencapaian tujuan yang diinginkan.

3) Motivasi sebagai penggerak. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.

Fungsi motivasi menurut Sardiman A.M (2005:85) ada tiga fungsi, yaitu:

1) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

2) Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.

3) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan

(51)

perbuatan-33

perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Seseorang siswa akan menghadapi ujian dengan harapan lulus, tentu akan melakukan kegiatan belajar dan tidak akan menghabiskan waktunya untuk bermain kartu atau membaca komik, sebab tidak serasi dengan tujuan.

Simpulannya yaitu proses pembelajaran akan berhasil manakala siswa mempunyai motivasi dalam belajar. Oleh karena itu, guru perlu menumbuhkan motivasi belajar siswa untuk memperoleh hasil belajar yang optimal, guru dituntut kreatif membangkitkan motivasi belajar siswa. Karena dengan guru kreatif menjadikan siswa tergugah dalam pembelajaran yang akan dialami siswa atau siswa yang sedang mengikuti proses pembelajaran.

g. Strategi motivasi belajar

Menurut Anni (2006:186-187) ada beberapa strategi motivasi belajar antara lain sebagai berikut:

1) Membangkitkan minat belajar

Pengaitan pembelajaran dengan minat siswa adalah sangat penting dan karena itu tunjukkanlah bahwa pengatahuan yang dipelajari itu sangat bermanfaat bagi mereka. Cara lain yang dapat dilakukan adalah memberikan pilihan kepada siswa tentang materi

(52)

34

pembelajaran yang akan dipelajari dan cara-cara mempelajarinya.

2) Mendorong rasa ingin tahu

Guru yang terampil akan mampu menggunakan cara untuk membangkitkan dan memelilhara rasa ingin tahu siswa didalam kegiatan pembelajaran. Metode pembelajaran studi kasus, discovery, inkuiri, diskusi, curah pendapat, dan sejenisnya merupakan beberapa metode yang dapat digunakan untuk membangkitkan hasrat ingin tahu siswa.

3) Menggunakan variasi metode penyajian yang menarik Motivasi untuk belajar sesuatu dapat ditingkatkan melalui penggunaan materi pembelajaran yang menarik dan juga penggunaan variasi metode penyajian. Membantu siswa dalam merumuskan tujuan belajar

4) Prinsip yang mendasar dari motivasi adalah anak akan belajar keras

Untuk mencapai tujuan apabila tujuan itu dirumuskan atau ditetapkan oleh dirinya sendiri dan bukan dirumuskan atau ditetapkan oleh orang lain.

Simpulannya yaitu seberapa kuat motivasi yang dimiliki individu akan banyak menentukan kualitas perilaku

(53)

35

yang ditampilkannya, baik dalam konteks belajar, bekerja maupun dalam kehidupan lainnya.

h. Jenis-jenis Motivasi

Woodworth dalam Purwanto (1998:64),

menggolongkan/membagi motif-motif menjadi tiga golongan, yakni:

1) Kebutuhan-kebutuhan organis, yakni motif-motif yang berhubungan dengan kebutuhan-kebutuhan bagian dalam dari tubuh.

2) Motif-motif darurat yakni motif-motif yang timbul jika situasi menuntut timbulnya tindakan kegiatan yang cepat dan kuat dari kita. Dalam hal ini timbul akibat adanya rangsangan dari luar.

3) Motif objektif, yakni motif yang diarahkan/ditujukan kepada suatu objek atau tujuan tertentu disekitar kita. Motif ini timbul karena adanya dorongan dari dalam diri. Sumadi Suryabrata (2011: 72-73) juga membedakan motif menjadi dua, yakni motif-motif ekstrinsik dan motif-motif intrinsik:

1) Motif ekstrinsik, yaitu motif-motif yang berfungsinya karena adanya perangsangan dari luar, misalnya orang belajar giat karena diberi tahu bahwa sebentar lagi akan

(54)

36

ada ujian, orang membaca sesuatu karena diberi tahu bahwa hal itu harus dilakukannya sebelum ia dapat melamar pekerjaan dan sebagainya.

2) Motif intrinsik, yaitu motif-motif yang berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar. Memang dalam diri individu sendiri telah ada dorongan itu. Misalnya orang yang gemar membaca tidak usah ada yang mendorongnya telah mencari sendiri buku-buku untuk dibacanya, orang yang rajin dan bertanggung jawab tidak usah menanti komando sudah belajar secara sebaik-baiknya.

Simpulannya yaitu proses pembelajaran akan berhasil manakala siswa mempunyai motivasi dalam belajar. Oleh karena itu, guru perlu menumbuhkan motivasi belajar siswa. Untuk memperoleh hasil belajar yang optimal, guru dituntut kreatif membangkitkan motivasi belajar siswa.

i. Sumber Motivasi

1) Faktor Internal (faktor yang berasal dari dalam diri individu) Faktor yang berasal dari dalam diri individu terdiri atas beberapa hal:

a) Adanya kebutuhan,

b) Persepsi individu mengenai diri sendiri, c) Harga diri dan prestasi,

(55)

37

d) Adanya cita-cita dan harapan masa depan, e) Keinginan tentang kemajuan dirinya,

f) Minat,

g) Kepuasan kinerja,

2) Faktor Eksternal (faktor yang berasal dari luar diri individu)

a) Pemberian hadiah, b) Kompetisi,

c) Hukuman, d) Pujian,

e) Situasi lingkungan pada umumnya, f) Sistem imbalan yang diterima,-

Simpulannya yaitu guru perlu menumbuhkan motivasi belajar siswa. Untuk memperoleh hasil belajar yang optimal, guru dituntut kreatif membangkitkan motivasi belajar siswa

2. Definisi Media

Gearlach & Ely (1971) mengatakan bahwa media apabila

dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun suatu kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap.

(56)

38

Atwi Suparman (1997) mendefinisikan, media merupakan

alat yang digunakan untuk menyalurkan pesan atau informasi dari pengirim kepada penerima pesan.

Dalam aktifitas pembelajaran, media dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat membawa informasi dan pengetahuan dalam interaksi yang berlangsung antara pendidik dan peserta didik.

Simpulannya yaitu setiap media pembelajaran memiliki karakteristik sendiri-sendiri. Karakteristik tersebut dapat dilihat melalui tampilan media yang disajikan. Media pembelajaran ditampilkan menurut kemampuan media tersebut untuk memberi atau membangkitkan rangsangan indera penglihatan, pendengaran, perabaaan, pengecapan, maupun penciuman. Dari karakteristik tersebut, maka guru dapat memilih menggunakan suatu media pembelajaran menyesuaikan dengan situasi pembelajaran.

a. Definisi Media Gambar

Gambar juga merupakan komponen dari media gambar sebagai alat bantu penyampaian materi pelajaran dan membantu mempercepat pemahaman atau pengertian pada siswa sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, kondisi dan keterbatasan yang ada mengingat kemampuan dan sifat-sifat

(57)

39

khasnya (karakteristik) media yang bersangkutan Gambar yang baik digunakan untuk sumber belajar yaitu memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

1) Dapat menyampaikan pesan atau ide tertentu, 2) Memberi kesan kuat dan menarik perhatian,

3) Merangsang orang yang melihat untuk dapat mengungkapkan tentang objek-objek dalam gambar,

4) Berani dan dinamis,

5) Ilsutrasi tidak banyak, tetapi menarik dan mudah dipahami,

Sedangkan peranan gambar seri sebagai media pembelajaran yaitu:

(a) Dapat membantu guru dalam menyampaikan pelajaran dan membantu siswa dalam belajar,

(b) Menarik perhatian anak sehingga terdorong untuk lebih giat belajar,

(c) Dapat membantu daya ingat siswa,

Simpulannya yaitu materi pelajaran dan membantu mempercepat pemahaman atau pengertian pada siswa sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

(58)

40

2. Manfaat Penggunaan Media Gambar

Dalam kegiatan pembelajaran, secara umum media mempunyai manfaat untuk :

a. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis.

b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti misalnya objek benda yang telalu besar, bisa digantikan dengan gambar, film bingkai, film atau model.

c. Fungsi lain dari media adalah dapat mengatasi sikap pasif siswa. Siswa menjadi aktif karena gairah belajar meningkat.

d. Media juga memungkinkan terjainya interaksi yang lebih langsung antara siswa dengan lingkungan dan memungkinkan siswa belajar mandiri menurut kemampuan dan minatnya.

e. Simpulannya yaitu kegiatan pembelajaran dapat mengatasi sikap pasif siswa. Siswa menjadi aktif karena gairah belajar meningkat.

(59)

41 3. Fungsi Media

Belajar tidak selamanya hanya bersentuhan dengan hal-hal yang kongkrit, baik dalam konsep maupun faktanya.Bahkan dalam realitasnya belajar seringkali bersentuhan dengan hal-hal yang bersifat kompleks, maya dan berada di balik realitas.Karena itu, media memiliki andil untuk menjelaskan hal-hal yang abstrak dan menunjukkan Ketidakjelasan atau kerumitan bahan ajar dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara.Bahkan dalam hal-hal tertentu media dapat mewakili kekurangan guru dalam mengkomunikasikan materi pelajaran.

Namun perlu diingat, bahwa peranan media tidak akan terlihat apabila penggunaannya tidak sejalan dengan esensi tujuan pengajaran yang telah dirumuskan. Karena itu, tujuan pengajaran harus dijadikan sebagai pangkal acuan untuk menggunakan media. Manakala diabaikan, maka media bukan lagi sebagai alat bantu pengajaran, tetapi sebagai penghambat dalam pencapaian tujuan secara efektif dan efisien.

Seberapa pentingnya peran media dalam pengajaran, namun tetap tidak bisa menggeser peran guru, karena media hanya berupa alat bantu yang memfasilitasi guru dalam pengajaran. Oleh karena itu guru tidak dibenarkan

(60)

42

menghindar dari kewajibannya sebagai pengajar dan pendidik untuk tampil dihadapan anak didik dengan seluruh kepribadiannya. Seperti selama ini telah terjadi kesalahan yang besar dalam memahami CBSA yakni dengan menjadi slogan Cul Budak Sina Anteng ( meninggalkan anak di kelas, yang penting tidak ribut)

Dalam proses belajar mengajar, fungsi media menurut Nana Sudjana (1991) yakni :

(a) Penggunaan media dalam proses belaja mengajar bukan merupakan fungsi tambahan, tetapi mempunyai fungsi sendiri sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif;

(b) Penggunaan media pengajaran merupakan bagian yang integral dari keseluruhan situasi mengajar. Ini berarti bahwa media pengajaran merupakan salah satu unsur yang harus dikembangkan guru;

(c) Media dalam pengajaran, penggunaannya bersifat integral dengan tujuan da nisi pelajaran;

(d) Penggunaan media dalam pengajaran bukan semata-mata sebagai alat hiburan yang digunakan hanya sekedar melengkapi proses belajar supaya lebih menarik perhatian siswa;

(61)

43

(e) Penggunaan media dalam pengajaran lebih diutamakan untuk mempercepat proses belajar mengajar dan membantu siswa dalam menangkap pengertian yang diberikan guru;

(f) Penggunaan media dalam pengajaran diutamakan untuk mempertinggi mutu belajar mengajar;

Ketika fungsi-fungsi media pengajaran itu diaplikasikan dalam proses belajar mengajar, maka terlihat peranannya sebagai berikut:

(1) Media yang digunakan guru sebagai penjelas dari keterangan terhadap suatu bahan yang guru sampaikan;

(2) Media dapat memunculkan permasalahan untuk dikaji lebih lanjut dan dipecahkan oleh para siswa dalam proses pembelajaran. Paling tidak guru dapat memperoleh media sebagai sumber pertanyaan atau stimulus belajar siswa;

(3) Media sebagai sumber belajar bagi siswa. Media sebagai bahan kongkret berisikan bahan-bahan yang harus dipelajari para siswa, baik individual maupun kelompok. Kekongkretan sifat media akan banyak membantu tugas guru dalam kegiatan belajar mengajar.

(62)

44

Simpulannya yaitu guru sebagai penjelas yang dapat memunculkan permasalahan untuk dikaji lebih lanjut dan dipwcahkan oleh para siswa.

4. Macam-macam Media

Cukup banyak jenis dan bentuk media yang telah dikenal dewasa ini, dari yang sederhana sampai yang berteknologi tinggi, dari yang mudah dan sudah ada secara natural sampai kepada media yang harus dirancang sendiri oleh guru.

Dilihat dari jenisnya, media dibagi ke dalam media

auditif, visual dan media audiovisual. Media auditif adalah

media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja, seperti radio, cassete recorder, piringan hitam.Media visual adalah media yang hanya mengandalkan indera penglihatan. Media visual ini ada yang menampilkan gambar atau simbol yang bergerak seperti film strip (film rangkai), foto, gambar atau lukisan, cetakan. Ada pula media visual yang menampilkan gambar atau simbol yang bergerak seperti film bisu, film kartun. Sedangkan media audiovisual merupakan media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar.Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih

(63)

45

baik karena meliputi kedua jenis media yang pertama dan yang kedua.

Simpulannya yaitu media dalam pengajaran diutamakan untuk mempertinggi mutu belajar mengajar karena berteknologi tinggi dari yang mudah dan susah.

5. Prinsip-prinsip Pemilihan Media

Dalam penggunaan media pengajaran, hendaknya guru memperhatikan sejumlah prinsip-prinsip tertentu agar penggunaan media dapat mencapai hasil yang baik. Prinsip-prinsip yang dimaksud dikemukakan Nana Sudjana (1991) sebagai berikut:

a. Menentukan jenis media dengan tepat. Artinya, sebaiknya guru memilih terlebih dahulu media manakah yang sesuai dengan tujuan dan bahan pelajaran yang diajarkan;

b. Menetapkan atau mempertimbangkan subyek dengan tepat. Artinya, perlu diperhitungkan apakah penggunaan media itu sesuai dengan tingkat kematangan/kemampuan anak didik;

c. Menyajikan media dengan tepat. Artinya teknik dan metode penggunaan media dalam pengajaran harus disesuaikan dengan tujuan, bahan, metode waktu dan sarana;

(64)

46

d. Menempatkan atau memperlihatkan media pada waktu, tempat dan situasi yan tepat. Artinya, kapan dan dalam situasi mana pada waktu mengajar media digunakan. Tentu tidak setiap saat menggunakan media pengajaran, tanpa kepentingan yang jelas.

Keempat prinsip yang diuraikan di atas, hendaknya diperhatikan oleh guru pada waktu menggunakan media pengajaran.

Simpulannya yaitu media pengajaran hendaknya guru memperhatikan sejumlah prinsip terlebih dahulu dan mempertimbangkan subjek yang tepat dengan cara diperhitungkan apakah penggunaan media sesuai dengan tingkat kematangan.

6. Langkah-langkah mempergunakan Media dalam

Mengajar

Ada enam langkah yang bisa ditempuh guru dalam mengajar yang mempergunakan media, yakni :

a. Merumuskan tujuan pengajaran dengan memanfaatkan media.

b. Persiapan guru dengan cara memilih dan menetapkan media mana yang akan dimanfaatkan guna mencapai tujuan.

(65)

47

c. Persiapan kelas. Anak didik dan kelas dipersiapkan sebelum pelajaran dengan bermedia dimulai. Guru harus dapat memotivasi mereka agar dapat menilai, menganalisis, menghayati pelajaran dengan menggunakan media pengajaran

d. Langkah penyajian pelajaran dan pemanfaatan media. Media diperankan guru untuk membantu tugasnya menjelaskan bahan pelajaran.

e. Langkah kegiatan belajar siswa. Pemanfaatan media oleh siswa sendiri dengan mem-praktekkannya atau oleh guru langsung baik di kelas atau di luar kelas.

f. Langkah evaluasi pengajaran. Sampai sejauh mana tujuan pengajaran tercapai, sekaligus dapat dinilai sejauh mana penggunaan media sebagai alat bantu dapat menunjang keberhasilan proses belajar siswa.

Jadi, antara guru dan siswa harus ada kerjasama supaya proses kegiatan belajar mengajar berjalan sesuai yang diharapkan.

Simpulannya yaitu pemanfaatan media pembelajaran dengan cara mempraktekan oleh guru langsung baik di kelas maupun diluar kelas sampai sejauh mana tujuan pengajaran tercapainya.

(66)

48

7. Langkah-langkah Pembelajaran dengan Media Gambar

Bertolak dari yang dikemukakan oleh para ahli mengenai pengalaman belajar lebih banyak diperoleh melalui indera lihat, maka dalam proses belajar-mengajar diupayakan penggunaan media visual sebagai alat bantu

Simpulannya yaitu proses belajar mengajar diupayakan dengan cara menggunakan media karena proses belajar mengajar akan lebih baik.

B. Kerangka Berpikir

Dalam proses pembelajaran selama ini metode yang sering digunakan hanya metode ceramah, model yang digunakan juga tidak bervariasi dan kurang menarik sehingga siswa kurang aktif dalam pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Oleh sebab itu untuk mengantisipasi hal tersebut diperlukan perbaikan dalam proses kegiatan belajar mengajar terutama dalam penggunaan model pembelajaran agar lebih mudah diterima oleh para siswa.

Pendekatan media gambar merupakan salah satu pendekatan yang memiliki kelebihan yang bisa mengembangkan kemampuan sehingga motivasi belajar yang diperoleh dapat meningkat.

(67)

49 C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan uraian di atas jika dihubungkan dengan beberapa kajian teori dan pengertian menjadi pijakan peneliti untuk melakukan penelitian, diawali dengan menganalisis dan mengumpulkan data awal yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar, mencatat hal-hal yang memungkinkan untuk dilakukan sebagai tahapan belajar bagi siswa kelas II, melakukan diskusi dengan teman sejawat dan kepala sekolah tentang kemungkinan penggunaan pendekatan media gambar yang lebih baik terhadap materi Dokumen Pribadi.

Berdasarkan pernyataan di atas bahwa dengan menggunakan Pendekatan media gambar dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Penyampaian materi pelajaran. Dapat dikatakan bahwa penggunaan media dalam pengajaran khususnya media gambar akan sangat membantu mempercepat pemahaman atau pengertian dari murid sebagai peserta didik.

(68)

50

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan pada semester I Tahun Ajaran 2017/2018. Bertempat di kelas II SD Pejuang IV Bekasi yang terletak di Jalan Raya Pejuang Rt 05/03 Kel. Pejuang Kec. Medan Satria Kota Bekasi.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada akhir bulan Juli sampai dengan bulan September Tahun Pelajaran 2017/2018 dengan jadwal penelitian berikut :

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian

No Kegiatan J u l A g s S e p O k t N o p D e s J a n F e b M a r A p r M e i J u n J u l A g s S e p 1 Observasi Awal 2 Perencanaan Siklus I 3 Tindakan Siklus I 4 Pengamatan 5 Refleksi 6 Perencanaan Siklus

(69)

51 II

7 Tindakan Siklus II 8 Pengamatan Siklus II 9 Refleksi dan Evaluasi 10 Penyusunan Laporan 11 Sidang Skripsi dan

Revisi

B. Metode Penelitian

Penelitian yang digunakan penulis yaitu Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Pertama, PTK sebagai rangkaian kegiatan dari mulai menyadari adanya masalah, kemudian tindakan untuk memecahkan masalah dan refleksi terhadap tindakan yang telah dilakukannya. Kedua, masalah yang dikaji adalah masalah pembelajaran yang terjadi di dalam kelas, artinya PTK memfokuskan pada masalah yang berkaitan dengan proses pembelajaran yang dilakukan oleh siswa dan guru di dalam kelas. Ketiga, PTK dimulai dan diakhiri dengan kegiatan refleksi diri artinya yang melaksanakan PTK itu sendiri adalah guru. Guru merupakan pemeran utama dalam PTK. Keempat, PTK dilakukan berbagai tindakan, artinya PTK bukan hanya sekedar ingin mengetahui sesuatu akan tetapi adanya aksi dari guru untuk proses perbaikan. Kelima, PTK dilakukan dalam situasi nyata, artinya aksi yang dilakukan guru dilaksanakan dalam setting pembelajaran yang

Gambar

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian
gambar  di siklus  II  telah  mencapai 83.1%. Hal  ini menunjukkan  bahwa  dari  30  siswa,  25  sudah  mengalami  peningkatan  terhadap  motivasi  belajar  dan  sebanyak  5  orang  siswa  lagi  masih belum memahami isi gambar
Tabel 4.17 Perbandingan Rekapitulasi Nilai Siswa dengan  tema  pembelajaran  dokumen  diri  dan  keluarga    melaui  pendekatan media gambar pada mata pelajaran IPS di kelas II

Referensi

Dokumen terkait

Adapun indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah peningkatan kompetensi guru matematika di SMK N 2 Bener Meriah dalam menyusun rencana pelaksanaan

[r]

Saya khawatir orang lain sulit menerima keadaan saya.. Saya mengikuti berbagai kegiatan sosial dengan

[r]

Untuk itu membangun kepercayaan publik ini adalah sebuah kajian yang penting untuk membuat pemerintah sukses terutama dalam menjalankan kebijakan dan program

Nah Sahabat MQ/ Hal apa sajakah yang menghambat para pejabat untuk melaporkan harta kekayaannya?/ mengapa hingga kini mereka tidak kunjung melaporkan LHKPN mereka

Penelitian ini adalah penelitian (Field Research) yaitu suatu penelitian yang dilakukan langsung oleh peneliti di lokasi yang telah di tentukan. Menurut sifatnya

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin