• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODEL PENGEMBANGAN PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) “BROADBAND LEARNING CENTER” (BLC) PADA PT. TELKOM Studi Deskriptif Kuantitatif Model Pengembangan terhadap Program Corporate Social Responsibility (CSR) “Broadband Learning Center” (BLC) Sur

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MODEL PENGEMBANGAN PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) “BROADBAND LEARNING CENTER” (BLC) PADA PT. TELKOM Studi Deskriptif Kuantitatif Model Pengembangan terhadap Program Corporate Social Responsibility (CSR) “Broadband Learning Center” (BLC) Sur"

Copied!
150
0
0

Teks penuh

(1)

Social Responsibility (CSR) “Broadband Learning Center” (BLC) Sur abaya oleh PT. Telekomunikasi Indonesia Divisi Regional V J awa Timur

SKRIPSI

Oleh :

YUNITA MARIANA PUTRI NPM. 1043010168

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK SURABAYA

(2)

Social Responsibility (CSR) “Broadband Learning Center” (BLC) Sur abaya oleh PT. Telekomunikasi Indonesia Divisi Regional V J awa Timur

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Per syaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pr ogram Studi Ilmu Komunikasi pada FISIP UPM “Veteran” J awa Timur

Oleh :

YUNITA MARIANA PUTRI NPM. 1043010168

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK SURABAYA

(3)

Sur abaya oleh PT. Telekomunikasi Indonesia Divisi Regional V J awa Timur

Disusun Oleh :

YUNITA MARIANA PUTRI NPM. 1043010168

Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Skripsi Menyetujui,

Pembimbing Utama

Dr s. Syaifuddin Zuhr i, M.Si NPT. 3 7006 94 0035 1

D E K A N

(4)

Sur abaya oleh PT. Telekomunikasi Indonesia Divisi Regional V J awa Timur

Oleh :

YUNITA MARIANA PUTRI NPM. 1043010168

Telah diper tahankan dihadapan dan diter ima oleh Tim Penguji Skr ipsi J ur usan I lmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Univer sitas Pembangunan Nasional

“Veter an” J awa Timur Pada Tanggal 18 J uli 2014

(5)

limpahan rahmat, karunia serta hidayah-Nya, Proposal yang berjudul “EFEKTIVITAS PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) “BROADBAND LEARNING CENTER” (BLC) SURABAYA” (BLC)” dapat penulis susun dan selesai sebagai wujud pertanggung jawaban atas penelitian proposal penulis. Dalam proses penyelesaian Proposal ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak berikut ini:

1. ALLAH SWT dan Rasulullah Muhammad SAW untuk inspirasi serta tuntunan yang senantiasa mengilhami penulis dalam rangka “perjuangan” memaknai hidup.

2. Dra.Ec.Hj. Suparwati, Msi .Dekan Fisip UPN ”Veteran” Jatim. 3. Juwito, S.Sos, Msi. Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi.

4. Drs. Syaifuddin Zuhri, M.Si selaku dosen pembimbing proposal penulis. 5. Dosen-dosen Ilmu Komunikasi yang telah banyak memberikan ilmu dan

dorongan dalam menyelesaikan proposal ini.

6. Buat abah, umik, mamas serta eyang uti yang menjadi tujuan utama penulis untuk selalu melakukan yang terbaik secara moril dan materiil.

7. M. Zainuddin Marzuky Abdillah yang selalu memberikan semangat tiada tara kepada penulis

8. Sahabat-sahabat seperjuangan Bunda Lovina, Roz, Shinokudet yang menjadi semangatnya penulis, kalian terbaik rek!! J

9. NALOFINOPIDA (Pipit, Fiddien, dan Indah) penyemangat terbaik Penulis J

(6)

hari J

12. Teman-teman seperjuangan Dila, Karina, Dea, Epoy, Kayin, Maria, Falin, Nobi, Maya, Riri, Putri, Bakhita, Kiki rismaya, Laras, Tiara Tinggi, Ayu Safitri, Vina, Cyntia, Ahonk, Repo, Tiara Sari, Wulan, Putri dan Avy sukses ya kalian!

13. Keluarga 15 yang gokil Arga, Ryan, Fahmi, Febik, Pebby, Atiek, Putri, Jo, Anggi, Aan, Rosyid, dan Irvan kalian keluarga KKN tersayang yang pernah hadir di kehidupan Penulis

14. Seluruh pihak yang tak dapat penulis sebutkan atas keterbatasan halaman ini, untuk segala bentuk bantuan yang diberikan, penulis ucapkan terima kasih. Akhir kata, penulis menyadari bahwa laporan ini jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kritik maupun saran selalu penulis harapkan demi tercapainya hal terbaik dari laporan magang ini. Besar harapan penulis, semoga laporan ini dapat memberikan manfaat sekaligus menambah pengetahuan bagi berbagai pihak. Amin.

Surabaya, 14 Mei 2014

(7)

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN SKRIPSI ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

ABSTRAK ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 11

1.3 Tujuan Penelitian ... 11

1.4 Manfaat Penelitian………... 12

BAB II LANDASAN TEORI ... 13

2.1 Penelitian Terdahulu ... 13

2.2 Landasan Teori ... 15

2.2.1 Definisi Komunikasi ... 15

(8)

2.3 Public Relations ... 24

2.3.1 Pengertian Public Relations ... 24

2.3.2 Tujuan Public Relations ... 24

2.3.3 Hubungan Masyarakat sebagai Fungsi Manajemen .. 25

2.4 Corporate Social Responsibility ... 27

2.4.1 Definisi Corporate Social Responsibility ... 27

2.4.2 Lingkup Corporate Social Responsibility ... 28

2.4.3 Elemen-elemen Corporate Social Responsibility ... 29

2.4.4 Dampak Kegiatan Corporate Social Responsibility.. 31

2.4.5 Manfaat Corporate Social Responsibility ... 32

2.5 Broadband Learning Center ... 35

2.6 Definisi Model Pengembangan... 38

2.6.1 Konsep Model Pengembangan... 39

2.6.2 Model Pengembangan Komunikasi ... 41

2.6.3 Pendekatan Terhadap Model Pengembangan ... 41

2.6.4 Cara Pengukuran Terhadap Model Pengembangan .. 43

2.6.5 Masalah dalam Pengukuran Model Pengembangan .. 44

2.7 Kerangka Berpikir ... 49

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 53

(9)

3.2.1 Populasi ... 61

3.2.2 Sampel ... 62

3.2.3 Teknik Penarikan Sampel ... 662

3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 64

3.4 Metode Analisis Data ... 65

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 67

4.1 Gambaran Umum dan Perusahaan ... 67

4.1.1 Sejarah Singkat PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk 67 4.1.2 Visi dan Misi ... 69

4.1.3 Gambaran Umum PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk. Divre V Jawa Timur ... 70

4.1.4 Keputusan Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Telekomunikasi,Tbk Divre V Tentang Pengelolaan Program Kemitraan Dan Program Lintas Lingkungan 72 4.2 Penyajian Data dan Analisis ... 77

4.2.1 Identitas Responden ... 77

4.2.2 Sumber Informasi ... 80

4.2.3 Deskriptif Penelitian Efektivitas ... 81

(10)

4.3.1 Model Pengembangan Program CSR

“Broadband Learning Center” ... 110

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 115

5.1 Kesimpulan ... 115

5.2 Saran ... 117

(11)

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin . 77 Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 78 Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir 79 Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 80 Tabel 4.6 Karakteristik Responden Mengetahui Broadband Learning

Center Melalui Media ... 81 Tabel 4.7 Pengetahuan Responden Tentang Pengetahuan Teknologi

Komputer ... 84 Tabel 4.8 Responden Mendukung Pelatihan Teknologi

Komputer ... 85 Tabel 4.9 Rekapitulasi Perubahan Sikap Pelatihan Teknologi

Komputer ... 86 Tabel 5.0 Responden Mampu Mengembangkan Kompetensi Diri

Dalam Memperdalam Teknologi Komputer yang

Mendukung Kegiatan Belajar dalam Kegiatan Sehari-hari 88 Tabel 5.1 Responden Mengasah Bakat Kreatif melalui Desain Grafis 89 Tabel 5.2 Rekapitulasi Perubahan Perilaku Pelatihan Teknologi

Komputer ... 90 Tabel 5.3 Responden Mengalami Tingkat Kesadaran akan Pentingnya

(12)

dari Masing-masing Aplikasi ... 93 Tabel 5.5 Rekapitulasi Peningkatan Kesadaran Pelatihan Teknologi

Komputer ... 94 Tabel 5.6 Rekapitulasi Keseluruhan Indikator Pelatihan Teknologi

Komputer ... 95 Tabel 5.7 Pengetahuan Responden Tentang Manfaat

Teknologi Internet ... 97 Tabel 5.8 Responden Mengetahui Cara Berbisinis Online Yang Benar

Melalui Pelatihan Teknologi Internet ... 98 Tabel 5.9 Rekapitulasi Perubahan Sikap Pelatihan Teknologi Internet100 Tabel 6.0 Responden Mengerti Tentang Pentingnya

Pelatihan Teknologi Internet Dapat Mencari Refrensi Melalui Social Network dan Dapat Memberikan Informasi melalui Blog ... 101 Tabel 6.1 Responden Dapat Merubah Perilaku Dalam Mempelajari

Cara Berbisinis Online Yang Benar dan Berkeinginan

Untuk Menjalankan Bisnis Online ... 102 Tabel 6.2 Rekapitulasi Perubahan Sikap Pelatihan

(13)

Tabel 6.4 Responden Mengalami Peningkatan Kesadaran Berbisnis Online Tidak Hanya Berjualan saja Tetapi Menmpunyai Etika Tentang Informasi dan Transakasi Elektronik

(UU No. 11 Tahun 2008) ... 106 Tabel 6.5 Rekapitulasi Peningkatan Kesadaran Pelatihan

Teknologi Internet ... 107 Tabel 6.6 Rekapitulasi Keseluruhan Indikator Pelatihan Teknologi

Internet ... 108 Tabel 6.7 Model Pengembangan Program Corporate Social

(14)

Lampiran 2 Tabulasi Sederhana Hasil Kuesioner Usia ... 130 Lampiran 3 Tabulasi Sederhana Hasil Kuesioner

Pendidikan dan Pekerjaan ... 131 Lampiran 4 Tabulasi Sederhana Hasil Kuesioner Penggunaan Media .. 134 Lampiran 5 Tabulasi Sederhana Hasil Kuesioner

Pelatihan Teknologi Komputer ... 136 Lampiran 6 Tabulasi Sederhana Hasil Kuesioner

Pelatihan Teknologi Internet ... 140 Lampiran 7 Rekapitulasi Keseluruhan Program CSR

(15)

terhadap Program Corporate Social Responsibility (CSR) “Broadband Learning Center” (BLC) Surabaya oleh PT. Telekomunikasi Indonesia Divisi Regional V Jawa Timur.

Perusahaan perlu membangun citra yang baik terhadap masyarakat sehingga dapat menguntungkan bagi perusahaanya. PT. Telekomunikasi Indonesia Divisi Regional V Jawa Timur memiliki kewajiban untuk ikut bertanggung jawab dalam kesenjangan Teknologi Komputer dan Internet di Surabaya, program Corporate Social Responsibility tersebut adalah Broadband Learning Center.

The Macro Model Of Public Relations Evaluation digunakan untuk mengukur model pengembangan suatu program yang dilakukan oleh Public Relations suatu perusahaan. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Populasi penelitian ini adalah masyarakat atau pemakai Broadband Learning Center yang berusia 17 tahun – 60 tahun yang mengetahui program CSR Telkom yaitu Broadband Learning Center dengan asumsi responden mengerti tentang apa yang sedang diteliti yang nantinya akan berpengaruh pada keakuratan data yang dihasilkan. Teknik sampling dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Berdasarkan teknik sampling tersebut, diperoleh jumlah responden sebanyak 100 orang.

Berdasarkan analisis hasil survey yang dilakukan peneliti mengenai model pengembangan program CSR Broadband Learning Center, secara keseluruhan total skor dari masing-masing indikator program CSR “Broadband Learning Center ini dapat disimpulkan termasuk program Corporate Social Responsibility yang berkembang secara perubahan sikap, perubahan perilaku dan tingkat kesadaran. Kata Kunci : Model Pengembangan, Corporate Social Responsibility (CSR), The

Macro Model Of Public Relations Evolution

ABSTRACT

YUNITA MARIANA PUTRI MODEL DEVELOPMENT PROGRAM

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) "BROADBAND LEARNING CENTER" In PT.Telkom. (Quantitative Descriptive Study on the Development Model of Corporate Social Responsibility Programme (CSR) "Broadband Learning Center" (BLC) Surabaya by PT. Telekomunikasi Indonesia Regional Division V East Java.

Companies need to establish a good image to the public so it can be profitable for his company. PT. Telekomunikasi Indonesia East Java Regional Division V has an obligation to be responsible for the gap and the Internet Computer Technology in Surabaya, Corporate Social Responsibility is Broadband Learning Center.

(16)

many as 100 people.

(17)

1.1 Latar Belakang Masalah

Pada saat Industri berkembang setelah terjadinya revolusi industri, kebanyakan perusahaan masih memfokuskan dirinya sebagai organisasi yang hanya mencari keuntungan. Untuk menjalankan usahanya, banyak perusahaan-perusahaan besar yang mengeksploitasi sumber-sumber kekayaan alam. Dari satu sisi sektor industri dan korporasi-korporasi skala besar telah mampu memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional, tetapi disisi lain eksploitasi sumber-sumber daya alam oleh sektor industri seringkali menyebabkan terjadinya penurunan lingkungan. Di satu sisi ekonomi perekonomian tumbuh secara modern dan sangat pesat (Salamah,2008)

(18)

terhadap lingkungannya. Tingkat kesadaran masyarakat itulah yang kemudian memunculkan kesadaran baru tentang melaksanakan tanggung jawab sosial yang dikenal dengan CSR (Corporate Social Responbility), selain itu pemahaman ini memberi tuntunan bahwa perusahaan bukan hanya sebuah identitas yang hanya mementingkan diri sendiri, melainkan sebuah identitas usaha yang perlu melakukan adaptasi dengan lingkungan sosialnya. CSR adalah sebuah konsep tentang perlunya sebuah perusahaan membangun hubungan harmonis dengan masyarakat sekitar. Program CSR sangat penting diterapkan dalam perusahaan, karena nantinya akan muncul keseimbangan antara perusahaan, masyarakat dan lingkungan sekitar (Salamah,2008)

Di Indonesia telah ditetapkan peraturan yang dikeluarkan oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengenai kewajban BUMN Indonesia untuk menyelenggarakan CSR. Sebagai salah satu BUMN PT.Telekomunikasi Indonesia, Tbk banyak memiliki cabang di seluruh Indonesia salah satunya adalah PT. Telkom Indonesia Divisi Regional V Jawa Timur.

(19)

Telkom lebih bisa dirasakan kemanfaatannya bagi masyarakat. Untuk memacu pertumbuhan pengguna dan pemanfaatan Internet, PT. Telkom Indonesia Divisi Regional V Jawa Timur mendirikan Broadband Learning Center di kota-kota di Indonesia, salah satunya dengan melakukan program CSR dalam bidang Teknologi dan Informasi. BLC (Broadband Learning Center) merupakan wujud dari program CSR Telkom di bidang layanan umum dengan pendatangani kerjasama anatara PT. Telkom Indonesia Divisi Regional V Jawa Timur dengan Pemerintah Kota Surabaya (Pemkot) Selanjutnya “Broadband Learning Center” BLC dikelola oleh Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Surabaya (koran-sindo.com, 28 November 2013). Berkat kegigihan dalam menggarap bisnis yang berbalut aroma CSR, PT. Telkom Indonesia Divisi Regional V Jawa Timur dianugerahi penghargaan dari Walikota Surabaya atas partisipasi dalam membantu kegiatan pembangunan di kota Surabaya, yang diserahkan langsung oleh Walikota Surabaya Ir. Tri Rismaharini kepada GM PT. Telkom Indonesia Divisi Regional V Jawa Timur Stanislaus Susatyo dalam satu kegiatan apel peringatan hari jadi kota Surabaya ke-720 di Taman Surya, Balai Kota Surabaya Jumat (31/5) .

Stanislaus Susatyo, GM. PT. Telkom Indonesia Divisi Regional V J awa Timur

(20)

pemahaman tentang penggunaan akses internet yang sehat. Pembangunan “Broadband Learning Center” BLC di public area meliputi taman-taman kota dan di Surabaya sendiri telah banyak tersebar “Broadband Learning Center” BLC yang relatif mudah dijangkau masyarakat luas, diantaranya Taman Bungkul, Taman Flora kebun Bibit dan Taman Prestasi, Telkom meyakini dengan kemudahan jangkauan untuk akses internet, kelak mampu meningkatkan partisipasi masyarakat terhadap program-program pembangunan di Surabaya. Diakses 3 April 16.36, (ukmtelkom.com/index.php?option=com_content&view=article&id= 39:berita-pkbl&ltemid=105)

“Broadband Learning Center” (BLC) merupakan fasilitas pembelajaran Teknologi komputer dan internet yang dapat dinikmati oleh masyarakat Surabaya secara gratis. “Broadband Learning Center” BLC hadir di lokasi-lokasi yang dekat dengan ruang publik, seperti taman kota dan rumah susun (rusun), sehingga mudah diakses oleh masyarakat. Selanjutnya “Broadband Learning Center” BLC dikelola oleh Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Surabaya. Saat ini tercatat “Broadband Learning Center” BLC telah didirikan di enam lokasi yaitu, Rusunawa Penjaringan Sari, Taman Prestasi, Taman Flora, Rusunawa Tanah Merah, Kelurahan Made, dan Rusunawa Urip Sumoharjo. Pelatihan (Diakses 3 April 2014 20.19,

http://www.the-marketeers.com/archives/tri-rismaharini-dari-taman-sampai-egovernment.html#.U03faNJdXK0,).

(21)

Google Maps, Google Calender, Evernote, Tiemviewer), Materi Internet (Browser, Social Network, Membuat Blog), Bisnis Online dan Akses Perizinan Online. (Diakses 3 April 2014 pukul 22.32, www.surabaya.co.id)

Program CSR “Broadband Learning Center” BLC tersebut dilaksanakan oleh Telkom dan unit CDC (Community Development Center) yang bekerja sama dengan Communications Division untuk publikasi melalui media massa. Dalam pelatihan “Broadband Learning Center” BLC , Telkom mengusung 3 (tiga) konsep education, kemitraan dan bina lingkungan. Program education berupa meningkatkan mengoperasikan serta memanfaatkan kehadiran internet di tengah ruang kerjanya. Program kemitraan dengan usaha kecil adalah terciptanya lapangan kerja serta kesempatan berusaha masyarakat untuk mendorong faktor ekonomi. Sedangkan program bina lingkungan berbentuk hibah untuk memberdayakan masyarakat sekitar perusahaan.

Iskr iono Windiarjanto, EGM DCS Timur Telkom Indonesia. “sebagai perusahaan negara yang bergerak dibidang operator telekomunikasi akan terus mendukung kemajuan teknologi di Surabaya. Menurut dia, indikator kemajuan warga dunia diukur dari pengetahuan dalam penggunaan internet. Dan untuk mendukung Surabaya melek IT, kita punya program 1 juta wifi. Kemudian masih adapula 2 juta speedy. Program tersebut mudah-mudahan bisa mendorong kemajuan pengetahuan IT warga Surabaya. Selain itu, ada target membangun 800.000 hotspot di Surabaya.”

(22)

Telkom yang bekerjasama dengan Pemkot membangun “Broadband Learning Center” (BLC) Tujuannya agar warga Kota Pahlawan itu melek TI. Ini merupakan salah satu upaya percepatan menuju Surabaya Cyber City. Cyber city merupakan salah satu konsep kota modern berbasis teknologi informasi yang kini telah banyak diterapkan di sejumlah kota besar di seluruh dunia. Ini adalah konsekuensi logis dari meningkatnya kebutuhan masyarakat yang ingin mengakses informasi dan berkomunikasi dengan mudah dan cepat. Tujuan “Broadband Learning Center” BLC untuk mewujudkan Surabaya Multi Media City (SMMC) membangun sarana pembelajaran telematika yang berlokasi di beberapa tempat di Surabaya untuk mewujudkan tujuan nasional, khususnya dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan mendorong tumbuhnya berbagai inovasi dalam sistem pendidikan. Sasaran sebagai Multi Media:

1. Surabaya Broadband Government and Education ( B – GovEd Wahana pelatihan pemanfaatan TIK secara selektif,

2. Surabaya pelajar SD, SLTP, dan SLTA di Kota Surabaya. Broadband Citizen bagi UKM, Layanan Free Hot Spot dan Community,

(23)

5 tempat “Broadband Learning Center” BLC yang dapat memudahkan Warga Masyarakat untuk menjangkaunya.

Chalid Buhar i, Kepala Dinas Komunikasi dan Infor matika (DISKOMINFO) Kota Sur abaya.

“Sebelumnya PT Telkom dan Pemkot juga membangun “Broadband Learning Center” BLC di Taman Flora dan Fauna dan di sejumlah rumah susun (rusun) di Surabaya di antaranya Penjaringansari, Tanah Merah dan Urip Sumoharjo. Di Taman Prestasi PT Telkom memberikan hibah 10 komputer dan 1 laptop. Sedangkan di Rusun penjaringansari 4 komputer, 1 laptop untuk Rusun Tanah Merah dan Urip Sumoharjo masing-masing 3 komnputer dan 1 laptop. Dan Chalid menambahkan bahwa dengan semakin banyaknya “Broadband Learning Center” BLC di Surabaya diharapkan Surabaya mampu menjadi barometer percontohan nasional dalm pengembangan teknologi bagi masyarakat dan fasilitas “Broadband Learning Center”BLC bisa dinikmati masyarakat Surabaya secara gratis.”(m.eksposnews.com/view/9/36716/.html, diakses 3 April 2014, 22.39)

Terwujudnya kota Surabaya sebagai pusat perdagangan dan jasa yang cerdas dalam merespon semua peluang dan tuntutan global, didukung oleh kepedulian tinggi dalam mewujudkan struktur pemerintahan dan kemasyarakatan yang demokratis, bermartabat dalam tatanan lingkungan yang sehat dan manusiawi program CSR PT. Telkom Indonesia Divisi Regional V Jawa Timur pada khususnya untuk meningkatkan mutu atau kualitas Sumber Daya Manusia dari Teknologi komputer dan internet.

Machmud, Ketua DPRD Surabaya

(24)

ditekan" . (http://www.suaralempanas.com/2013/10/surabaya-raih-dua-penghar gaan-futur e.html, diakses 03 April 2014 22.05)

Peran Teknologi komputer dan internet semakin penting dikarenakan kita sudah memasuki era informasi (information age). Teknologi komputer dan internet adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi perangkat berbasis Teknologi komputer dan internet.

Saat ini keberadaan teknologi komputer dan internet sudah menjadi sebuah kebutuhan, hal apapun yang berkaitan dengan informasi dalam kehidupan manusia. Kehadirannya semakin akrab di sekitar kehidupan manusia, dan tidak bisa dipungkiri bahwa komputer manfaat maupun kegunaannya sangatlah besar dan membawa pengaruh di semua bidang yang disentuhnya, termasuk interaksi dalam masyarakat.

Di sisi lain kondisi menunjukkan adanya kesenjangan di tengah masyarakat, dimana masih banyak masyarakat kita yang belum “melek internet”, dan fakta menunjukkan bahwa justru masyarakat pelaku layanan di berbagai institusi belum mendapatakan pembekalan dan pelatihan yang cukup untuk dapat mengoperasikan serta memanfaatkan kehadiran internet di tengah ruang kerjanya.

(25)

dikemukakan bahwa: Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Transaksi Elektronik dilaksanakan dengan tujuan untuk:

a) Mencerdaskan kehidupan bangsa sebagai bagian dari masyarakat informasi dunia

b) Mengembangkan perdagangan dan perekonomian nasional dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

c) Meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan public

d) Membuka kesempatan seluas-luasnya kepada setiap orang untuk memajukan pemikiran dan kemampuan di bidang penggunaan dan pemanfaatan Teknologi Informasi seoptimal mungkin dan bertanggung jawab

e) Memberikan rasa aman, keadilan, dan kepastian hukum bagi pengguna dan penyelenggara Teknologi Informasi.

Wiwien (46), warga Oro-or o, Kelur ahan Pacar Kelilng, Kecamatan Tambaksari

“Mengaku senang dengan dibangunnya BLC di Taman Prestasi. Awalnya, saya tidak pernah mengakses internet. Sekarang saya sudah tahu akses internet berkat diajari di BLC. Setelah ini saya akan memasarkan usaha saya melalui internet katanya.” (http://archive.kaskus.co.id/thread/14866581/0/surabaya-menuju-kota-cyber. Diakses 04 April 2014, 00.09.)

(26)

jam 16.00 WIB. (09 http://telkomspeedy.com/node/1432, diakses 04 April 19)

Disamping permasalahan diatas, Boadband Learning Center tersebut juga menuai pro dan kontra lain, salah satunya yang disampaikan oleh Koordinator yang menjadi mentor di Broadband Learning Center, hal tersebut dilakukan karena pelatihan teknologi komputer dan internet mencemaskan para orang tua tentang adanya internet bagi anak-anaknya yang membuka situs-situs yang dilarang dan menurunkan minat membaca buku di perpustakaan, tetapi Data Inclusion melalui Broadband Learning Center Surabaya mendapatkan penghargaan FutureGov ASIA Pasifik Data (http://www.futuregov.asia/articles/2013/oct/25/recognising-)

Berdasarkan uraian diatas maka Peneliti tertarik untuk mengetahui Model Pengembangan program Corporate Social Responsibility “Broadband Learning Center” BLC yaitu Pelatihan Teknologi Komputer dan Internet yang dilakukan oleh Community Development Centre PT.Telekomunikasi Indonesia.Tbk Divre V Jawa Timur. Pemakai Pelatihan Teknologi Komputer dan Internet dibedakan menjadi empat ketegori pelajar (SMP,SMA,Mahasiswa), Guru dan Tenaga pengajar dan keluarga, kelompok (perempuan atau pemuda) yang tentunya berpartisipasi dalam kegiatan Corporate Sosial Responsibility ini.

(27)

Divisi Regional V dan menjadikan pelatihan teknologi komputer dan internet tercepat di Surabaya serta munculnya fenomena komunikasi yang terjadi belakangan ini. Dengan penggunaan variabel Model Pengembangan diharapkan. Peneliti mendapat uraian persamaan tujuan dan harapan perusahaan dalam meningkatkan reputasi citra perusahaan.

Berdasarkan latar belakang di atas maka Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Model Pengembangan Progra m Corporate Sosial Responsibility (CSR) Broadband Learning Center “BLC” Pada PT. Telekomunikasi Indonesia Divr e V J awa Timur”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana Model Pengembangan Program corporate social responsibility “Broadband Learning Center” BLC Pada PT Telekomunikasi Indonesia Divre V Jawa Timur?

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan latar belakang dan perumusan masalah yang telah diuraikan diatas, maka tujuan penelitiannya adalah untuk mengetahui bagaimana Model Pengembangan Program Corporate Social Responsibility “Broadband Learning Center” BLC Pada PT.Telekomunikasi Indonesia Divre V Jawa Timur

(28)

1. Secara Teoritis

Berguna untuk memahami dan mengembangkan ilmu pengetahuan berdasarkan teori-teori yang telah diperoleh dibangku kuliah mengenai studi Ilmu Komunikasi berserta media komunikasi perusahaan dalam meningkatkan reputasi dan citra perusahaan yang akan sangat menambah pengetahuan Peneliti.

2. Bagi Praktis

Dengan adanya penelitian ini dapat memperbaiki, mempertahankan dan meningkatkan program (Corporate Social Responbility) lainnya terutama untuk “Broadband Learning Center” BLC Surabaya dalam model pengembanganya.

3. Manfaat Sosial

(29)

BAB II

KAJ IAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu

Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini akan dicantumkan beberapa hasil penelitian terdahulu oleh beberapa peneliti yang menjadi rujukan penulis diantaranya :

(30)

tercapainya target, tercapainya tujuan dan perubahan nyata, maka ditarik kesimpulan bahwa pelaksanaan program tanggung jawab sosial perusahaan sudah efektif. Mayoritas respondennya berpendapat bahwa dengan adanya program CSR (Corporate Social Responsibility) PT. Riau Andalan Pulp Andalan Pulp And Paper di desa Rantau Panjang kecamatan Koto Gasib masyarakat mendapatkan pekerjaan dan penghasilan tambahan, lama jam bekerja meningkat dan terjadi perubahan pola berfikir dalam upaya meningkatkan kesejahteraan keluarga. Pendekatan efektivitasnya melalu model macro of PR evolution dilihat dari dimensi inputs, outputs dan outcomes yaitu perubahan sikap, perubahan perilaku dan tingkat kesadaran. Data tersebut didukung dengan efektivitas pelaksanaan program tanggung jawab sosial perusahaan berdasarkan skala likert yang tergolong tinggi dimana rata-rata peroleh skor adalah sehingga dengan memperhatikan dari hasil rujukan penelitian terdahulu, Peneliti ingin lebih membuktikan kembali pada era terkini bahwa dengan penggunaan program Corporate Social Responsibility sebagai alat bantu perusahaan (sebagai media komunikasi) mampu mendongkrak citra perusahaan.

(31)

media, pengukuran tentang tingkat efektivitas publisitas serta metode monitoring ini secara umum dapat dilakukan berbagai institusi. Pendekatan efektivitasnya melalu model macro of PR evolution dilihat dari dimensi inputs, outputs dan outcomes yaitu perubahan sikap, perubahan perilaku dan tingkat kesadaran.. Dan hasil dari penelitian tersebut menguraikan bahwa pada pemahaman tentang reputasi institusi merupakan aset berharga perusahaan yang harus dijaga. Upaya menjaga reputasi ini dapat diketahui dengan memahami kegiatan publisitas media. Pengukuran tingkat efektivitas publisitas dapat membantu pihak intitusi dalam mengenali reputasinya, maka hal-hal yang terkait dengan masalah publisitas perlu di perhatikan secara reguler dan berkesinambungan. Dan ketertarikan Peneliti diantara penelitian terhadap Model Pengembangan program CSR (Corporate Social Responsibility) Broadband Learning Center Pada PT.Telekomunikasi Indonesia Divisi Regional V Jawa Timur.

2.2. Landasan Teori

2.2.1 Definisi Komunikasi

(32)

Komunikasi disefinisikan secara luas sebagai “berbagai Pengalaman” sampai batas tertentu, setiap makhluk dapat dikatakan melakukan komunikasi delam pengertian berbagi pengalaman (Mulyana,2001:42).

Hakikat komunikasi adalah proses pernyataan antar manusia. Yang dinyatakan itu adalah pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa sebagai alat penyalurannya. Dalam bahasa komunikasi pernyataan dinamakan pesan, orang yang menyampaikan pesan disebut Komunikator, sedangkan orang yang menerima pernyataan diberi nama Komunikan. Untuk tegasnya komunikasi berarti proses penyampaian pesan oleh Komunikator kepada Komunikan (Effendy,2003:28).

Agar komunikasi berlangsung dengan baik, pesan yang merupakan perangsang bagi seorang penerima, harus dikirim dan diterima secara baik pula. Pesan-pesan tersebut dapat berupa hal yang dapat didengar, dilihat, dirasakan, dibaui, atau gabungan dari hal-hal tersebut. Komunikasi tidak harus menggunakan mulut, melainkan juga dapat menggunakan gerak isyarat, sentuhan, bau-bauan, sama halnya dengan menggunakan suara (Winarso, 2005:9).

(33)

bahwa komunikasi melibatkan sejumlah orang, dimana seseorang menyatakan sesuatu kepada orang lain. (Djamarah,2004:12).

2.2.2. Faktor-Faktor Penunjang Komunikasi Efektif

Adapun faktor-faktor penunjang komunikasi efektif yakni terletak pada pelaku komunikasi itu sendiri yakni Komunikan dan Komunikator dengan penjabaran sebagai berikut:

1. Faktor Pada Komponen Komunikan

Dengan memperhatikan keempat syarat diatas jelas diketahui mengapa para Komunikator harus mengenal dan mengetahui tujuan Komunikan, sebabnya adalah karena sangat penting mengetahui hal-hal sebagai berikut:

a. Waktu (Timing) yang tepat untuk suatu pesan

b. Bahasa yang dipergunakan agar pesan dapat dimengerti c. Sikap dan nilai yang harus ditampilkan agar efektif d. Jenis kelompok dimana komunikasi akan dilaksanakan 2. Faktor pada Komponen Komunikator

Ditinjau dari komponen Komunikator, untuk melaksanakan komunikasi efektif terdapat dua faktor penting pada diri Komunikator, yakni:

(34)

Kepercayaan kepada komunikator ditentukan oleh keahlihannya dan dapat tidaknya Komunikator untuk dipercaya. Kepercayaan yang besar dapat meningkatkan daya perubahan sikap, sedang kepercayaan yang rendah akan mengurangi daya perubahan yang menyenangkan. Kepercayaan kepada Komunikator mencerminkan bahwa pesan yang diterima Komunikan dianggap benar dan sesuai dengan kenyataan empiris.

b. Daya tarik Komunikator (Source Tractiveness)

Seorang komunikator akan mempunyai kemampuan untuk melakukan perubahan sikap melalui mekanisme daya tarik, jika pihak Komunikan merasa bahwa Komunikator ikut serta merasakan apa yang dirasakan Komunikan. Misalnya, Komunikator dianggap memiliki kesamaan tertentu dengan Komunikan, sehingga Komunikan bersedia untuk tunduk kepada pesan yang disampaikan.

2.2.3. Tujuan Komunikasi

Menurut Effendy di dalam bukunya berjudul “Ilmu Komunikasi dan Filsafat komunikasi” (2003:55), komunikasi memiliki beberapa tujuan utama yakni:

(35)

2. Mengubah opini atau pendapat atau pandangan (to change the opinion) 3. Mengubah perilaku (to change the behavior)

4. Mengubah masyarakat (to change the society)

2.2.4. Strategi Komunikasi

Strategi adalah suatu atau planning dan manajemen untuk mencapai suatu tujuan. Tetapi untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah saja, melainkan juga harus mampu menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya. Strategi komunikasi yang dilakukan oleh seorang Public Relations harus mampu menunjukkan bagaimana operasionalnya secara praktis harus dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan yang dilakukan bisa berbeda-beda tergantung pada situasi dan kondisi yang ada (Effency, 2003:32).

Strategi komunikasi sangat penting dalam komunikasi, karena berhasil tidaknya kegiatasn komunikasi secara efektif banyak ditentukan oleh strategi komunikasi. Dilain pihak, tanpa strategi komunikasi, media massa yang semakin modern kini banyak dipergunakan, karena mudahnya diperoleh dan relatif mudahnya dioperasionalkan, bukan tidak mungkin akan menimbulkan pengaruh negatif (Effendy, 2003:299).

(36)

dimotivasi (to motivate action). Strategi komunikasi sudah tentu bersifat makro yang dalam prosesnya berlangsung secara vertikal piramida.

Akan tetapi, bagaimanapun memang ada baiknya apabila tujuan komunikasi itu dinyatakan secara tegas-tegas sebelum komunikasi dilancarkan. Sebab ini menyangkut khalayak sasaran (target audience) yang dalam strategi komunikasi secara makro perlu dibagi-bagi menjadi kelompok sasaran (target group). Peliknya masalah target audience dan target groups ini ialah karena berkaitan dengan aspek-aspek sosiologis, psikologis, dan antropologis, mungkin pula politis dan ekonomis (Effendy,2005:33).

2.2.5. Hambatan Komunikasi

Di dalam penyampaian suatu pesan pasti terdapat suatu hambatan yang dapat mengganggu berjalannya proses komunikasi. Adapun hambatan-hambatan yang ada ketika proses komunikasi sedang berlangsung adalah sebagai berikut (Napitupulu,2011):

1. Gangguan

Terdapat dua jenis gangguan yang sifatnya dapat diklasifikasikan sebagai gangguan mekanik dan gangguan semantik.

(37)

riuh hadirin, atau bunyi kendaraan yang lewat ketika seseorang sedang berpidato dalam suatu pertemuan.

b. Gangguan semantik atau semantic noise berkaitan dengan pesan komunikasi yang pengertiannya menjadi rusak atau tidak sesuai dengan apa yang dimaksudkan oleh Komunikator. 2. Kepentingan

Kepentingan (interest) akan membuat seseorang selektif dalam menanggapi suatu pesan. Orang akan hanya memperhatikan perangsang yang ada hubungannya dengan kepentingannya. Kepentingan bukan hanya mempengaruhi perhatian Komunikaan saja tetapi juga menentukan daya tanggap, perasaan, pikiran, dan tingkah laku Komunikan juga mereka sifat reaktif terhadap seghala perangsang yang tidak bersesuaian atau bertentangan dengan suatu kepentingan.

3. Motivasi terpendam

Keinginan, kebutuhan, dan kekurangan seseorang berbeda satu sama lain dari waktu ke waktu, karenannya motivasi yang muncul dari dalam diri seseorang pun berbeda-beda dalam intensitasnya. 4. Prasangka

(38)

seperti kecurigaan terhadap Komunikator yang sedang menyampaikan pesan.

2.2.6. Interaksi Dalam Perspektif Sosiologi

(39)

belakang gejala yang disebut masalah sosial tadi (Soetomo, 2008:10). Ada 3 tahap dalam upaya penanganan masalah sosial anatar lain:

1. Tahap identifikasi yaitu untuk membuka kesadaran dan keyakinan bahwa dalam kehidupan masyarakat terkandung gejala masalah sosial. 2. Tahap Diagnosis yaitu sebagai upaya untuk mencari dan mempelajari

latar belakang masalah, faktor yang terkait dan terutama faktor yang menjadi penyebab atau sumber masalah.

3. Tahap treatment yaitu pemecahan masalah sosial yang didasari oleh hasil diagnosis.

(40)

Suatu interaksi sosial tidak akan mungkin terjadi apabila tidak memenuhi dua syarat utama, yaitu adanya kontak sosial dan komunikasi. Kontak sosial secara harfiah dapat diartika sebagai perilaku yang sama-sama menyentuh. Secara fisik, kontak baru terjadi apabila terjadi hubungan badaniah. Arti penting dari komunikasi adalah seseorang memberikan tafsiran pada perilaku orang lain (berwujud pembicaraan gerak badaniah) terhadap perasaan apa yang ingin disampaikan orang tersebut. Orang tersebut akan memberikan reaksi terhadap perasaan yang ingi disampaikan.

Pola interaksi senantiasa mengacu pada hubungan yang lebih teratu antara indivdu-individu, sekaligus juga dengan sendirinya memperlihatkan bahwa gugusan atau tindakan-tindakan yang dilakukan tidak dengan asal sembarangan saja. Individu mengikuti kebiasaan yang teratur ini dalam rangka menyederhanakan dan memudahkan kehidupan sosialnya (Napitupulu, 2011).

2.3. Public Relations

2.3.1. Pengertian Public Relations

Ditinjau melalui etimologis, Public Relations (PR) terdiri dari 2 (dua) kata, yaitu Public dan Relations. Dalam bahasa Indonesia, kata pertama berarti publik dan kata kedua berarti hubungan-hubungan. Maka, Public Relations berarti hubungan-hubungan dengan publik.

(41)

saling pengertian, kerjasama dan sinergi yang positif antara berbagai pihak yang ada. Dalam konteks lembaga publik seperti BUMN, peran Public Relations adalah melayani dan mengembangkan dukungan publik guna mencapai tujuan organisasi yang terpenting.

Praktisi Public Relations harus bisa membentuk nilai-nilai, pemahaman, sikap-sikap, sampai perilaku dari publik agar sejalan dengan kebutuhan organisasi. Pesan-pesan ini dapat dikomunikasikan melalui media massa atau media lain yang dipilih sesuai dengan target sasaran. 2.3.2. Tujuan Public Relations

Seseorang praktisi Public Relations harus merumuskan tujuan secara jelas, spesifik dan dinyatakan dalam bentuk pernyataan tertulis tentang apa saja yang mesti dicapai Public Relations dalam periode waktu tertentu. Public Relations di perusahaan memiliki tujuan antara lain: 1. Menciptakan Pemahaman antara Perusahaan dan Publiknya 2. Membangun Citra Korporat

3. Citra Korporat Melalui Program CSR 4. Membentuk Opini Publik yang Favorable

5. Membentuk Good Will dan Kerjasama (Kriyantono, 2008:5-17)

(42)

2.3.3. Hubungan Masyarakat Sebagai Fungsi Manajemen

Menurut Effendy ( 2005:135) Hubungan masyarakat sebagai fungsi manajemen dibagi menjadi 2 yaitu hubungan ke dalam dan hubungan ke luar.

1. Hubungan Ke Dalam

Sasaran hubungan masyarakat adalah sasaran komunikasi manajemen. Dalam usaha mencapai tujuan manajemen secara efektif, manusia-manusia yang menjadi sasaran hubungan masyarakat dibagi menjadi dua kelompok besar, disebut khalayak dalam dan khalayak luar. Hubungan ke dalam pada umumnya adalah hubungan dengan para karyawan.

2. Hubungan Ke Luar

Hubungan ke luar seperti dilakukan dengan khalayak di luar organisasi. Khalayak mana yang harus menjadi sasaran pembinaan hubungan bergantung pada sifat dan ruang lingkup organisasi itu sendiri. Meskipun demikian ada beberapa khalayak yang sama-sama menjadi sasaran kegiatan semua organisasi sehingga harus senantiasa menjalin hubungan antara lain:

1. Hubungan Dengan Masyarakat Sekitar

(43)

pokoknya Pimpinan organisasi atau Kepala humas sebagai wakilnya perlu selalu berkomunikasi untuk menunjukkan bahwa organisasi beserta para karyawannya tidak mengasingkan diri dari lingkungan sekitarnya.

2. Hubungan Dengan Jawatan Pemerintah

Sebuah organisasi kekaryaan tidak akan mempunyai hubungan dengan jawatan-jawatan pemerintah. Pembinaan hubungan dengan jalan memelihara komunikasi akan banyak membantu lancarnya External Public Relations. Bila dijumpai kesulitan-kesulitan, dapat segera dipecahkan karena hubungan baik antara terpelihara sejak semula.

3. Hubungan Dengan Pers

Hubungan baik senantiasa untuk mencapai dipelihara dengan media massa akan membantu lancarnya publikasi. Press Release yang dikirimkan kepada media massa dengan permintaan untuk disiarkan.

2.4. Corporate Social Responbility (CSR)

2.4.1 Definisi Corporate Social Responbility

(44)

mempengaruhi secara positif para pemangku kepentingan dan melampaui kepentingan ekonomi (Turker, 2008). Sedangkan Kotler dan Lee dalam Solihin (2009) mendefinisikan Corporate Social Responbility adalah komitmen perusahaan untuk meningkatkan kesejahteraan komunitas melalui praktik bisnis yang baik dan mengkontribusikan sebagian sumber daya perusahaan.

Pada dasarnya CSR merupakan sebuah pendekatan yang dilakukan untuk mengintergrasikan kepedulian sosial dalam interaksi dengan berbagai stakeholders, yang berdasarkan pada prinsip sukarela maupun kemitraan. Corporate Social Responbility dalam pelaksanaanya tidak dapat dipisahkan dari maknanya secara filosofis, yang terdiri dari ethics, power, recognition dan governance yang terkait terhadap aspek social, ecology, actor and economic.

Makna filosofis ini harus dipandang sebagai satu kesatuan utuh yang tidak dapat dipisahkan, baik dari aspek konsep maupun dari aspek pelaksanaannya (Budimanta, 2004)

(45)

bermanfaat, baik bagi perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya”.

2.4.2 Lingkup Corporate Social Responbility

Kegiatan tanggung jawab sosial Perusahaan memiliki empat lingkup diantaranya (Keraf, 1998) Napitupulu 2011:

1. Keterlibatan perusahaan dalam kegiatan-kegiatan sosial yang berguna bagi kepentingan rumah ibadah, membangun prasarana dan fasilitas sosial dalam masyarakat, menjaga sungai dari polusi, pemberian beasiswa, menjalin kemitraan antara pengusaha besar dan kecil untuk mengurangi kesenjangan sosial, dan masih banyak jenis kegiatan lainnya.

2. Keuntungan ekonomis, karena akan menimbulkan citra positif bagi perusahaan, hal ini akan membuat masyarakat lebih menerima kehadiran produk perusahaan.

3. Memenuhi aturan hukum yang berlaku dalam suatu masyarakat, baik dalam kegiatan bisnis atau kegiatan sosial, agar bisnis berjalan secara baik dan teratur.

4. Hormat pada hak dan kepentingan stakeholder atau pihak-pihak tertentu yang terkait dengan kepentingan langsung atau tidak langsung dengan kegiatan bisnis perusahaan.

2.4.3 Elemen-elemen Corporate Social Responbility

(46)

1. Leadership (kepemimpinan)

Program corporate social responsibility ditinjau dari nilai kepemimpinan yang dilakukan perusahaan dalam melaksanakan aktivitas corporate social responsibility.

2. Pr oporsi Bantuan

Bantuan yang diberikan melalui aktivitas corporate social responsibility kepada masyarakat sudah sesuai dengan kebutuhan. Anggaran atau proporsi bantuan yang besar tidak menjamin bahwa aktivitas corporate social responsibility

3. Transparansi dan Akuntabilitas

Adanya data dan pelaporan yang jelas dari pihak manajemen mengenai aktivitas corporate social responsibility merupakan faktor yang penting. Selain itu, perlu adanya survey dan pengujian sejauh mana program corporate social responsibility sudah sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan perusahaan telah mendapatkan umpan balik dari masyarakat dengan menggunakan wawancara dengan para penerima bantuan.

4. Cakupan Wilayah

Adanya identifikasi penerima bantuan secara tertib dan rasional berdasarkan skala prioritas yang ditentukan.

(47)

Adanya perencanaan yang melibatkan stakeholder dalam setiap aktivitas corporate social responsibility. Dalam tahap perencanaan, pihak manajemen juga memperhatikan aspek lokalitas, misalnya tentang budaya-budaya yang ada di masyarakat yang akan mendapatkan bantuan. Selain itu, perlu juga adanya pedoman mengenai aktivitas corporate social responsibility yang menjadi landasan dalam perencanaan program dan sebagai tolok ukur untuk melakukan evaluasi di akhir program.

6. Pelibatan Stakeholder

Pelibatan stakeholder juga mempengaruhi kesuksessan aktivitas corporate social responsibility. Mulai dari dewan direksi, public eksternal seperti universitas, komunitas dalam masyarakat, masyarakat yang mendapatkan bantuan dan lain-lain.

7. Keberlanjutan

Aktivitas corporate social responsibility dikatakan berhasil bila ada keberlanjutan program. Meskipun perusahaan tidak terlibat langsung, namun ada salah satu partner yang membantu masyarakat untuk tetap menjalankan program corporate social responsibility tersebut.

8. Hasil Nyata (Outcome)

(48)

kemampuan sumber daya manusia, perubahan pola pikir masyarakat, ekonomi masyarakat yang dinamis, adanya penguatan komunitas.

2.4.4. Dampak Kegiatan Corporate Social Responbility

Terdapat beberapa dampak pada masyarakat yang muncul dari kegiatan-kegiatan CSR, antara lain (Napitupulu, 2011):

1. Mengentaskan kemiskinan, dengan menggunakan pekerja yang berasal dari sekitar perusahaan, mereka dapat menyumbangkan kenaikan angka angkatan kerja dengan menciptakan lapangan kerja, menyediakan pelatihan, menyediakan produk-produk yang disediakan oleh orang0orang kalangan bawah maka secara langsung akan memberikan dampak kepada golongan bawah tersebut.

2. Meningkatkan standar pendidikan, dengan memberikan beasiswa kepada yang benar-benar membutuhkan dan membantu dalam pembangunan sarana dan prasarana pendidikan khususnya untuk pendidikan dasar.

(49)

2.4.5. Manfaat Corporate Social Responbility

Dalam buku “membedah konsep dan aplikasi CSR” Yusup Wibisono (2007) menguraikan 10 keuntungan yang dapat diperoleh oleh perusahaan jika melakukan program Corporate Social Responbility (Astried, 2013) yaitu:

1. Mempertahankan dan mendongkrak reputasi perusahaan, sebaiknya kontribusi positif pasti akan mendongkrak images dan reputasi positif perusahaan. Images atau citra yang positif ini penting untuk menunjang keberhasilan perusahaan. Layak mendapatkan Social Licence To Oporate.

Masyarakat sekitar adalah komunitas utama perusahaan. Ketika mereka mendapatkan keuntungan dari perusahaan, maka dengan sendirinya mereka akan merasa akan memiliki perusahaan.

2. Mereduksi resiko bisnis perusahaan

(50)

memburuknya hubungan dengan stakeholders perlu mendapat perhatian.

3. Melebarkan akses sumber daya

Track records yang baik dalam pengelolaan Corporate Social Responbility merupakan keunggulan bersaing bagi perusahaan yang dapat membantu memuluskan jalan menuju sumber daya yang diperlakukan perusahaan.

4. Membentangkan akses menuju market

Track records yang baik dalam pengelolaan Corporate Social Responsibility merupakan keunggulan bersaing bagi perusahaan yang dapat membantu memuluskan jalan menuju sumber daya yang diperlukan perusahaan.

5. Memperbaiki hubungan dengan Stakeholders

Implementasi Corporate Social Responbility merupakan keunggulan bersaing bagi perusahaan yang dapat membantu menambah frekuensi komunikasi dengan stakeholder, dimana komunikasi ini akan semakin menambah trust stakeholder kepada perusahaan.

6. Memperbaiki hubungan dengan regulator

(51)

7. Meningkatkan semnagat dan produktivitas karyawan

Image perusahaan yang baik dimata Stakeholder dan kontrubusi positif yang diberikan perusahaan kepada masyarakat serta lingkungan dan menimbulkan kebanggan tersendiri bagi karyawan yang bekerja dalam perusahaan mereka sehingga meningkatkan motivasi kerja mereka.

8. Peluang mendapatkan penghargaan

Banyaknya penghargaan atau reward yang diberikan kepada pelaku Corporate Social Responbility sekarang, akan menambah kas bagi perusahaan untuk mendapatkan reward.

(52)

2.5 Broadband learning Center (BLC)

Istilah Broadband Learning Center jika setiap susunan kata diartikan dalam Bahasa Indonesia mengandung arti : Broadband merupakan sebuah istilah dalam, internet yang memiliki arti koneksi internt transmisi data kecepatan tinggi, Learning adalah belajar, kemudian Center adalah pusat. Jika pengertian tersebut disimpulkan, Broadband Learning Center (BLC) adalah pusat belajar yang menggunakan koneksi internet transmisi data dengan kecepatan tinggi. Sedangkan menurut situs resmi Telkom www.telkom.go.id menyebutkan Broadband learning center (BLC) merupakan fasilitas pembelajaran IT yang dapat dinikmati oleh masyarakat Surabaya secara gratis sebagai alah satu upaya percepatan menuju Surabaya Cyber City. Jadi, semakin cepat masyarakat Surabaya menjadi tidak gaptek IT. Tidak hanya itu, pelaksanaan e-Gov Surabaya bahkan mampu menyabet penghargaan di tingkat internasional. Alhasil, banyak daerah/negara lain yang berkunjung guna mempelajari sistem e-Gov Surabaya lebih mendalam. Jadwal pelatihan tiap hari Senin-Jumat dan meliputi tiga (3) sesi yaitu:

Ł Sesi I jam 08.00 – 10.00 Wib

Ł Sesi II jam 11.00 – 13.00 Wib

Ł Sesi III jam 14.00 – 16.00 Wib

(http://www.surabayakita.com/index.php?option=com_content&view=arti

(53)

Broadband Learning Center memiliki enam materi yang diberikan ialah Materi MS. Office (Ms Word, Ms. Excel, Power Point), Materi Web Desain Grafis (Photoshop, GIMP Image Editor, Corel Draw), Materi Aplikasi Android (Drop Box, Google Drive, Google Maps, Google Calender, Evernote, Tiemviewer), Materi Internet (Browser, Social Network, Membuat Blog), Bisnis Online dan Akses Perizinan Online. (Diakses 3 April 2014 pukul 22.32, www.surabaya.co.id)

“Broadband Learning Center” BLC hadir di lokasi-lokasi yang dekat dengan ruang public, seperti taman kota dan rumah susun (rusun), sehingga mudah diakses oleh masyarakta. Selanjutnya Broadband Learning Center (BLC) dikelola oleh Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Surabaya. Saat ini tercatat BLC telah didirikan di enam lokasi yaitu, Rusunawa Penjaringan Sari, Taman Prestasi, Taman Flora, Rusunawa Tanah Merah, Kelurahan Made, dan Rusunawa Urip Sumoharjo. (Diakses 3 April 2014 20.19,

http://www.the-marketeers.com/archives/tri-rismaharini-dari-taman-sampai-egovernment.html#.U03faNJdXK0).

(54)

Center” BLC , Telkom mengusung 3 (tiga) konsep education, kemitraan dan bina lingkungan.

• Program education berupa meningkatkan mengoperasikan serta

memanfaatkan kehadiran internet di tengah ruang kerjanya. Program education merupakan program yang memberikan suatu pesan berupa pendidikan, baik secara kognitif maupun secara moral yang disampaikan melalui suatu media elektronik yang salah satunya sesuai dengan usai target pemakai, memiliki pesan pendidikan dan memberikan ilmu pengetahuan (Howe,1983).

• Program kemitraan dengan usaha kecil adalah terciptanya lapangan

kerja serta kesempatan berusaha masyarakat untuk mendorong faktor ekonomi bagi Usaha Kecil Menengah (UKM)

• Sedangkan program bina lingkungan berbentuk hibah untuk

memberdayakan masyarakat sekitar perusahaan.

2.6 Model Pengembangan

(55)

yang telah ditentukan, maka dapat dikatakan tidak efektif. Pengembangan memiliki arti berhasil atau tepat guna. Menurut Effendy Pengembangan adalah sebagai berikut: “Komunikasi yang prosesnya mencapai tujuan yang direncanakan sesuai dengan biaya yang dianggarkan, waktu yang ditetapkan dan jumlah personil yang ditentukan” (Effendy,2003:14).

Adapun Emerson dalam Handayaningrat (1996:16) mengatakan bahwa “Model pengembangan adalah pengukuran dalam arti tercapainya sasaran atau tujuan yang telah ditentukan”. Jadi apabila tujuan tersebut telah dicapai, baru dapat dikatakan efektif. Masih dalam buku yang sama, hal ini dipertegas kembali dengan pendapat Hasibuan dalam Handayaningrat (1996:16) bahwa “model pengembangan adalah tercapainya suatu sasaran eksplisit dan implisit”. (Kusdiana,2011).

2.6.1. Konsep Model Pengembangan

(56)

organisasi mengambil sumber (input) dari sistem yang lebih luas (lingkungan), memproses sumber ini dan mengembalikannya dalam bentuk yang sudah dirubah (output).

Pengertian pengembangan mempunyai arti yang berbeda-beda bagi setiap orang, tergantung pada kerangka acuan yang dipakainya. Mengingat keanekaragaman pendapat mengenai sifat dan komposisi dari model pengembangan, maka tidaklah mengherankan jika terdapat sekia banyak pertentangan pendapat sehubungan dengan cara meningkatkannya, cara mengaturnya, bahkan cara menentukan indikator model pengembangan. Model pengembangan merupakan taraf sampai sejauh mana peningkatan kesejahteraan manusia dengan adanya suatu program tertentu, karena kesejahteraan manusia merupakan tujuan dari proses pembangunan. Untuk mengetahui tingkat kesejahteraan tersebut dapat dilakukan dengan mengukur beberapa indikator spesial seperti : pendapatan, pendidikan, ataupun rasa aman dalam mengadakan pergaulan (Soekanto, 1989:48).

(57)

2.6.2 Model Pengembangan Komunikasi

Model Pengembangan komunikasi mengenai apakah komunikasi yang dilakukan itu efektif atau tidak. Secara sederhana, komunikasi dikatakan itu efektif bila orang berhasil menyampaikan apa yang dimaksudkannya. Pengertian tersebut hanya merupakan salah satu ukuran bagi efektivitas komunikasi. Secara umum, komunikasi dinilai efektif bila rangsangan yang disampaikan dan dimaksudkan oleh pengirim atau sumber, berkaitan erat dengan rangsangan yang dianggap dan dipahami oleh penerima (Mulyana, 2002:23).

2.6.3 Pendekatan Terhadap Model Pengembangan

Pendekatan terhadap Model Pengembangan dilakukan dengan bagian yang berbeda, dimana perusahaan mendapatkan input berupa berbagai macam sumber dari lingkungannya. Kegiatan dan proses internal yang terjadi dalam perusahaan mengubah input dan output atau program yang kemudian dilemparkan kembali kepada lingkungannya. Pendekatan terhadap model pengembangan terdiri dari:

1. Pendekatan Sasaran

(58)

pengembangan ini adalah sasaran yang realistis untuk memberikan hasil maksimal berdasarkan sasaran resmi dengan memperhatikan permasalahan yang ditimbulkan. Dan memusatkan perhatian terhadap aspek output, yaitu dengan mengukut keberhasilan program dalm mencapai tingkat output. Pendekatan sasaran dapat direalisaskan apabila oraganisasi mampu melakukan pendekatan kepada warga binaan sosial dalam mengarahkan kepada tujuan yang ingin dicapai yaitu semua warga binaan sosial dapat berfungsi sosial.

2. Pendekatan Sumber

(59)

sumber dalam organisasi dapat diukur dari seberapa jauh hubungan antara warga binaan sosial dengan lingkungan sekitarnya.

3. Pendekatan Proses

Pendekatan proses model pengembangan sebagai definisi dan kondisi kesehatan dari suatu organisasi. Pada organisasi yang efektif, proses internal berjalan lancar dimana kegiatan bagian-bagian yang ada berjalan secara terkoordinasi. Pendekatan ini tidak memperhatikan lingkungan melainkan memusatkan perhatian terhadap kegiatan yang dilakukan terhadap berbagai sumber yang dimiliki organisasi, yang menggambarkan tingkat efisiensi serta kesehatan organisasi. Tujuan dari pada pendekatan proses yang dilakukan organisasi adalah bagaimana organisasi mampu menggunakan semua program secara terkoordinir dengan baik kepada warga binaan.

2.6.4 Cara Pengukuran Ter hadap Model Pengembangan

(60)

1. Keberhasilan sasaran

2. Kepuasan terhadap program 3. Tingkat input dan output

4. Pencapaian tujuan menyeluruh (Campbell, 1989:121).

Sementara menurut Gibson dalam Tangkilisan (2005:65), organisasi dapat diukur sebagai berikut:

1. Kejelasan tujuan yang hendak dicapai 2. Kejelasan strategi pencapaian tujuan

3. Proses analisis dan perumusan kebijaksanaan yang menetap 4. Perencanaan yang matang

5. Penyusunan program yang tepat 6. Tersediannya sarana dan prasarana

7. System pengawasan dan pengendalian yang bersifat mendidik

2.6.5 Masalah dalam Pengukuran Model Pengembangan

(61)

1. Masalah kesahihan susunan

Maksud susunan disini adalah suatu hipotesis yang abstrak (sebagai lawan dari kongkrit) mengenai hubungan antara beberapa variabel yang saling berhubungan. Ia mengungkapkan keyakinan bahwa variabel-variabel tersebut bersama-sama membentuk suatu keseluruhan yang utuh. 2. Masalah stabilitas criteria

Artinya bahwa banyak kriteria evaluasi yang digunakan ternyata relative tidak stabil setelah beberapa waktu. Yaitu kritertia yang dipakai untuk mengukur efektivitas pada suatu waktu mungkin tidak tepat lagi atau menyesatkan pada waktu berikutnya. Criteria tersebut berubah-ubah tergantung pada permintaan, kepentingan dan tekanan-tekanan ekstern. 3. Masalah Perspekti Waktu

Masalah yang ada hubungannya dengan hal diatas adalah perspektif waktu yang dipakai orang pada waktu menilai efektivitas. Masalah bagi mereka yang mempelajari manajemen adalah cara yang terbaik menciptakan keseimbangan antara kepentingan jangka pendek dengan kepentingan jangka panjang, dalam usaha mempertahankan stabilitas dan pertumbuhan dalam perjalanan waktu.

4. Masalah Kriteria Ganda

(62)

efektivitas, maka organisasi menurut definisinya tidak dapat menjadi efektif, mereka tidak dapat memaksimalkan kedua dimensi tersebut secara serempak.

5. Masalah Ketelitian Pengukuran

Pengukuran terdiri dari peraturan atau prosedur untuk menentukan beberapa nilai atribut dalam rangka agar atribut-atribut ini dapat dinyatakan secara kuantitatif. Jadi, berbicara mengenai pengukuran efektivitas organisasi, dianggap ada kemungkinan menentukan kuantitis dari konsep ini secara konsisten dan tetap. Tetapi penentuan kuantitas atau pengukuran demikian sering sulit karena konsep yang diteliti rumit dan luas. Dihadapkan dengan masalah tersebut, orang harus berusaha mengenali criteria yang dapat diukur dengan kesalahan minimum atau berusaha mengendalikan pengaruh yang menyesatkan dalam proses analisis.

6. Masalah Kemungkinan Generalisasi

(63)

7. Masalah Relevansi Teoritis

Tujuan utama dari setiap ilmu adalah merumuskan teori-teori dan model-model yang secara tepat mencerminkan sifat subyek yang dipelajari. Jadi, dari sudut pandang teoritis harus diajukan pertanyaan yang logis sehubungan dengan relevansi model-model tersebut. Jika model tersebut tidak membantu kita dalam memahami proses, struktur dan tingkah laku organisasi, maka mereka kurang bernilai pandang daru sudut teoritis.

8. Masalah Tingkat Analisis

(64)

Gambar 2.1

The Macro Model Of PR Evaluation

Sumber: Macnamara, 2000

(65)

mengaplikasikanya keinginan dan tujuannya didalam sebuah keluaran (Ouputs) dengan harapan Perusahaan dapat memenuhi kebutuhan lingkungan, dan atas keluaran tersebut dimana letak pengukuran berdasarkan penelitian model macro yang dapat diketahui tingkat tujuan dan keinginan Perusahaan dengan kebutuhan masyarakat (Outcomes). Hal tersebut yang nantinya dapat diukur melalui pendapat/persepsi umum untuk diketahui tingkat kesadaran masyarakat, perubahan sikap masyarakat, atau akhirnya mengubah perilaku masyarakat. sehingga dari hasil tersebut terlihat kesesuaian sikap Perusahaan dalam menentukan tujuan dan target sasaran dengan kebutuhan masyarakat/khalayak.

2.7 Kerangka Berpikir

Corporate Social Responsibility (CSR) adalah program Public Relations untuk melibatkan diri mengatasi persoalan-persoalan social di lingkungannya. CSR adalah mengintegrasikan kepedulian terhadap masalah social dan lingkungan hidup ke dalam operasi bisnis perusahaan dan interaksi sukarela antara perusahaan dan para stakeholdernya. CSR ada yang menyebutkan sebagai Community Development atau filantropi atau keikhlasan berbagi adalah investasi social perusahaan yang bersifat jangka panjang. Secara berangsur akan terbentuk citra positif terhadap kegiatan social yang dilakukan. Beberapa kegiatan menjadi trend mark perusahaan yang berpengaruh dalam merek produk (Kriyantono, 2008:16)

(66)

memberdayakan masyarakat. Corporate Social Responsibility di bidang education merupakan program yang sudah menjadi bentuk tanggung jawab PT Telkom terhadap masyarakat. PT Telkom juga mempunyai program yang mendapat apresiasi dari Pemkot Surabaya bernama program “Broadband Learning Center”. Telkom yang bekerjasama dengan Pemkot membangun “Broadband Learning Center” (BLC) Tujuannya agar warga Kota Pahlawan itu melek TI. Ini merupakan salah satu upaya percepatan menuju Surabaya Cyber City. Cyber city merupakan salah satu konsep kota modern berbasis teknologi informasi yang kini telah banyak diterapkan di sejumlah kota besar di seluruh dunia. Ini adalah konsekuensi logis dari meningkatnya kebutuhan masyarakat yang ingin mengakses informasi komputer dan internet yang berkomunikasi dengan mudah dan cepat. Tujuan Broadband Learning Center (BLC) untuk mewujudkan Surabaya Multi Media City (SMMC) membangun sarana pembelajaran telematika yang berlokasi di beberapa tempat di Surabaya untuk mewujudkan tujuan nasional, khususnya dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan mendorong tumbuhnya berbagai inovasi dalam sistem pendidikan.

(67)
(68)

Gambar 2.2 Kerangka berpikir

Inputs:

PT.Telekomunikasi Indonesia Divre V Jawa Timur Surabaya menangkap permasalahan adanya kesenjangan teknologi komputer dan internet di Surabaya meningkat dan program CSR “Broadband Learning Center” sebagai upaya Telkom meningkatkan pengetahuan teknologi komputer dan internet. Telkom juga ikut merespon kebetuhan masyarakat pelatihan Broadband Learning Center

Outputs:

Program Broadband Learning Center Surabaya mewujudkan kebutuhan masyarakat melalui program CSR oleh PT.Telekomunikasi Indonesia Divre V Jawa Timur Surabaya dalam bidang education, kemitraan dan bina lingkungan

Hasil dan Kesimpulan:

Program Corporate Social Responsibility (CSR) dapat diukur dengan melihat tiga indikator (perubahan sikap, perubahan perilaku, peningkatan kesadaran). Apabila skor total seluruh indikator yang didapat dari pernyataan responden berada di nilai tertinggi maka dikatakan Berubah sikap, berupa perilaku dan tingkat kesadaran. Sebaliknya, apabila skor total dari seluruh indikator berada di nilai terendah maka dikatakan tidak berubah sikap, tidak berubah perilaku dan tidak sadar.

Outcomes:

Model Pengembangan program CSR diukur melalui: 1. Perubahan Sikap masyarakat (Attitude change) 2. Perubahan Perilaku masyarakat (Behaviours change)

(69)

3.1. Definisi Oper asional dan Pengukur a n Var iabel

3.1.1 Definisi Oper asional

Model pengembangan merupakan salah satu pencapaian yang ingin

diraih oleh sebuah organisasi atau perusahaan. Penelitian ini difokuskan pada

masyarakat yang berusia 17 tahun sampai 60 tahun yang mengikuti pelatihan

Broadband Learning Center dan mengerti tentang program CSR Broadband

Learning Center oleh PT.Telekomunikasi Indonesia Divre V Jawa Timur.

Semakin efektif suatu program Corporate Social Responsibility Broadband

Learning Center, maka akan menimbulkan dampak atau manfaat yang kuat

bagi masyarakat.

Adapun pengukuran model pengembangan ialah dengan menggunakan

model Macro of Public Relations Evaluation, yaitu dengan melihat hasil atau

manfaat (Outcomes) yang dialami dan dirasakan masyarakat mengenai

program Corporate Social Responsibility (CSR) Broadband Learning Center

pada PT.Telekomunikasi Indonesia Divre V Jawa Timur. Adalah sebagai

berikut:

1. Perubahan Sikap Masyarakat

(70)

Untuk mengukur tiga indikator dalam penelitian ini, berikut akan

dipaparkan masing-masing indikator yaitu:

1. Perubahan Sikap Masyarakat

Sikap merupakan kecenderungan untuk merespons atau menanggapi

sesuatu dengan cara tertentu dan membedakannya dengan yang lain. Sikap

lebih merupakan pernyataan atau keputusan untuk menunjukkan

kecenderungan terhadap objek (orang, peristiwa, atau kejadian) dalam

bentuk penilaian. Penilaian itu, misalnya bersifat suka dan tidak suka,

senang dan tidak senang, benar atau salah, cepat atau lambat (Syam,

2009:37). Perubahan sikap pelatihan tentang program Corporate Social

Responsibility Broadband Learning Center Surabaya dapat dilihat dari

aspek sikap kognitif yaitu pengetahuan pemakai dan afektif yaitu

bagaimana perasaan pemakai terhadap program Corporate Social

Responsibility.

2. Perubahan Perilaku Masyarakat

Perilaku seseorang dapat dipengaruhi untuk menuju objek, orang,

peristiwa, atau isu tertentu. Perilaku berisi predisposisi untuk bertindak

terhadap objek. Jadi berisi kecenderungan untuk bertindak (memutuskan)

atau bertindak terhadap objek atau mengimplementasikan perilaku sebagai

tujuan terhadap objek (Liliweri, 2011:166). Pengertian kecenderungan

(71)

diucapkan oleh seseorang (Azwar, 2008:27-28). Perubahan perilaku

pengunjung dapat dilihat dari kecenderungan untuk bertindak setelah

mendapatkan manfaat dan dampak dari program CSR “Broadband

Learning Center”.

3. Peningkatan kesadaran masyarakat terhadap manfaat program (Awareness

increase).

Peningkatan kesadaran masyarakat dapat dilihat dari keberadaan program

CSR baik dan tepat kebutuhan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.

Berikut indikator-indikatornya:

1. Pelatihan Teknologi Komputer

A. Atitude changed

a. Dengan adanya Program Teknologi Komputer melalui program CSR

“Broadband Learning Center” memiliki manfaat yaitu memperdalam

materi-materi MS. Office (microsoft word, excel, power point) yang

diberikan mentor sehingga dapat termotivasi untuk mengevaluasi dan

mempelajari teknologi ini sebagai dasar untuk kompleksitas tugas

manajemen

b. Saya mendukung Program Teknologi Komputer melalui program CSR

“Broadband Learning Center” karena MS. Office (microsoft word,

excel, power point) mampu mengatasi pekerjaan dalam hal mengetik

yang secara cepat dan efisien, menghitung secara cepat dengan rumus,

Gambar

Gambar 2.1 The Macro Model Of PR Evaluation
Gambar 2.2 Kerangka berpikir
Tabel 4.1
Tabel 4.2
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dalam hal ini, dilakukan pengambilan data pemadaman Penyulang Arwana pada PT PLN (Persero) APD WS2JB yang kemudian dilakukan pengolahan data serta menghitung nilai SAIDI

Sebagaimana telah diurakan di atas bahwa sarana pembelajaran untuk mencapai kompetensi dalam PBP menggunakan tugas proyek sebagai strategi pembelajaran. Para peserta didik

Gambaran potensi sebagaimana yang disajikan dalam bab tiga dan empat, tidak serta merta dapat direalisasikan menjadi benar-benar penerimaan kalau beberapa prasyarat tidak dapat

Menjadi menarik ketika etnis Minang merupakan salah satu etnis yang sering diangkat pada Media, namun banyak penggambaran akan etnis Minang yang disajikan membuat etnis ini

This research aims at finding out the correlation between the mastery of present tense and the ability I writing descriptive text of the eighth grade students of SMP N

Dapat diambil kesimpulan bahwa implikasi penggunan media pembeljaran LCD dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa tunarungu di SMPLB Wiyata Dharma Metro cukup

Hal ini di ketahui karna pengaruh mikrooarganime yang terdapat dalam EM4 sehinngga mempengaruhi nilai kalor dari hasil fermentasi dimana dalam EM4 terdapat bakteri Lactobacillus,

Laporan Akhir berjudul Sistem Informasi Pendistribusian Raskin Perum Bulog Divisi Regional Sumatera Selatan ini dibuat dengan tujuan mengatasi permasalahan