SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Per syaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Administrasi Negara pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur
Oleh :
COCOS NUSI VERA
NPM. 0941010006
YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
rahmat, berkat, dan anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi
dengan judul “Minat Masyarakat Dalam Menggunakan Bus Kota Damri
Khusus Wanita di Sur abaya”.
Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi persyaratan kurikulum
Program Studi Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada
Tukiman,S.Sos,M.Si sebagai dosen pembimbing. Tidak lupa juga penulis
mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam
pelaksanaan penyusunan Skripsi ini diantaranya :
1. Ibu Dra. Ec. Hj. Suparwati, M.Si, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. DR. Lukman Arif, M.Si, Ketua Program Studi Ilmu Administrasi Negara,
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jawa Timur.
3. Kantor Unit Angkutan Bus Kota Surabaya
4. Orang tua saya dan keluarga yang memberikan doa dan kasih sayang selalu.
5. Pihak-pihak yang telah membantu dalam penulisan Skripsi ini.
6. Sahabat-sahabat dan teman saya, Dinok, Anjar (te), Andre, Indra, Martha,
kampus kemarin, hari ini dan hari esok. “ I hope I am to you, everything are to
me, for the friendship we have, is a special one indeed”.
– Your Secret Admirer-
Penulis menyadari bahwa penulisan Skripsi ini jauh dari kesempurnaan,
oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan. Akhir
kata semoga dengan Skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan
khususnya bagi penulis dan bagi fakultas pada umumnya serta para pembaca.
Surabaya, April 2013
LEMBAR PERSETUJ UAN ... ii
2.2.1.1 Definisi Transportasi ... 14
2.2.1.2 Unsur-unsur Transportasi ... 15
2.2.1.3 Fungsi dan Manfaat Transportasi ... 17
2.2.1.4 Peran Transportasi ... 19
2.2.1.5 Jenis Transportasi ... 21
2.2.2 Minat ... 23
2.2.2.1 Definisi Minat ... 23
2.2.2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Timbulnya Minat ... 24
2.2.2.3 Proses Timbulnya Minat ... 25
2.2.2.4 Macam-macam Minat ... 26
2.2.2.5 Pelayanan Transportasi Untuk Kaum Perempuan ... 27
2.2.3 Gender ... 30
2.2.4 Model Pemilihan Moda Transportasi ... 31
2.2.5 Pentingnya Perencanaan Transportasi ... 34
2.3Kerangka Berfikir ... 39
BAB III METODE PENELITIAN 3.1Jenis Penelitian ... 40
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 51
4.1.1 Gambaran Umum Perum Damri ... 51
4.1.1.1 Sejarah Perum Damri ... 51
4.1.1.2 Visi dan Misi Damri ... 53
4.1.1.3 Kegiatan Usaha ... 54
4.1.2 Gambaran Umum Kantor Damri Unit Angkutan Bus Kota (UABK) Surabaya ... 56
4.1.2.1 Lokasi Kantor Damri Unit Angkutan Bus Kota (UABK) Surabaya ... 56
4.1.2.2 Visi dan Misi Perusahaan ... 56
4.1.2.3 Maksud dan Tujuan ... 57
4.1.2.4 Jumlah Armada ... 58
4.1.2.5 Karakteristik Pegawai Perusahaan UABK Surabaya ... 58
4.1.2.6 Struktur Organisasi Perum Damri UABK Surabaya ... 62
4.1.2.7 Tugas Pokok dan Fungsi Perum Damri UABK Surabaya... 63
4.1.2.8 Daftar Trayek Bus Kota yang Beroperasi di Surabaya ... 69
4.2 Hasil Penelitian ... 69
4.3 Pembahasan ... 84
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 91
Penelitian ini didasarkan pada fenomena kejahatan atau kriminalitas di dalam angkutan umum terhadap wanita. Sebagai tindakan preventif dan bentuk respon kebutuhan masyarakat khususnya para wanita, Pemerintah kota Surabaya mengadakan bus kota Damri khusus wanita pada tanggal 2 Juli 2012. Diharapkan ada respon positif berkaitan dengan antusias minat masyarakat dalam menggunakan bus wanita. Namun sebaliknya, pada kenyataanya berbeda dengan yang diharapkan. Peminat bus wanita sedikit sehingga mengharuskan Damri sebagai penyedia jasa transportasi untuk mengurangi armada yang dioperasikan guna mengurangi kerugian. Penelitian ini menaruh perhatian pada kecenderungan minat masyarakat dalam menggunakan bus wanita. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui minat masyarakat dalam menggunakan bus kota Damri khusus wanita di Surabaya.
Metode yang digunakan adalah purposive random sampling, yang termasuk dalam penelitian deskriptif melalui pendekatan kualitatif dengan 3 (tiga) fokus penelitian yaitu faktor pengguna jalan, faktor pergerakan dan faktor fasilitas moda transportasi Sumber dan jenis data dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data diperoleh melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan reduksi data dan instrument penelitian ini adalah pedoman wawancara, catatan dilapangan, dan koneksi internet.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan, minat masyarakat dalam menggunakan bus wanita yang dipengaruhi oleh faktor pengguna jalan terdapat kecenderungan karena keterbatasan kepemilikan kendaraan pribadi. Pada faktor pergerakan karena ketidak tepatan jadwal operasional dan intensitas bus yang jarang. Pada faktor fasilitas moda transportasi karena tarif bus wanita relatif mahal.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Perkembangan jaman memberikan beberapa konsekuensi yang harus
dihadapi oleh masyarakat pada umumnya. Salah satunya adalah
perkembangan teknologi yang semakin canggih. Masyarakat dituntut untuk
mengerti dan mengikuti perkembangan yang terjadi baik dari segi penerapan
teknologi sampai dampaknya yang mengakibatkan perubahan pola kehidupan
manusia dalam menjalani semua aktivitasnya. Salah satu dampak nyata, terasa
dan terlihat oleh kemajuan teknologi adalah masalah mobilitas atau
transportasi. Mobilitas masyarakat yang semakin tinggi maka membutuhkan
komponen pendukung berupa transportasi yang memadai dalam hal
perpindahan dari satu tempat ke tempat lain.
Transportasi atau pengangkutan merupakan bidang yang sangat penting
dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Pentingnya transportasi di Indonesia
disebabkan oleh beberapa faktor antara lain, keadaan geografis Indonesia
sebagai negara kepulauan, perairan yang terdiri dari sebagian besar laut,
sungai, dan danau yang memungkinkan pengangkutan dilakukan melalui
darat, perairan, dan udara guna menjangkau seluruh wilayah Indonesia. Hal
lain juga yang tidak kalah pentingnya akan kebutuhan alat transportasi adalah
kebutuhan kenyamanan, keamanan, dan kelancaran pengangkutan yang
pembangunan diberbagai sektor keseluruh pelosok tanah air misalnya, sektor
industri, perdagangan, pariwisata, dan pendidikan. Secara umum masyarakat
yang melakukan pergerakan sosial (Social Movement) dengan tujuan yang
berbeda-beda membutuhkan sarana penunjang pergerakan berupa angkutan
pribadi (mobil dan/ motor) maupun angkutan umum (paratransit dan
masstransit). Secara umum, angkutan umum paratransit merupakan angkutan
yang tidak memiliki jalur dan jadwal yang tetap dalam beroperasi disepanjang
jalurnya, sedangkan angkutan umum atau masstransit merupakan angkutan
yang memiliki jalur dan jadwal yang tetap serta tempat pemberhentian yang
jelas.
Pada umumnya sebagian besar masyarakat Indonesia sangat tergantung
dengan angkutan umum bagi pemenuhan kebutuhan mobilitasnya, karena
sebagian besar masyarakat tingkat ekonominya masih tergolong lemah.
Banyaknya kelompok yang masih tergantung dengan angkutan umum ini
tidak diimbangi dengan penyediaan angkutan umum yang memadai, terutama
ditinjau dari kapasitas angkut. Akhirnya hampir semua angkutan umum yang
tersedia terisi penuh sesak oleh penumpang. Hal ini penumpang berusaha
memilih alternatif angkutan umum lainnya yang dirasa lebih nyaman, efektif
dan efisien meskipun dengan biaya yang cukup besar. Hal tersebut
menunjukkan arti pentingnya transportasi di Indonesia, sehingga
pembangunan dan peningkatan kualitas pelayanan transportasi.
Seperti yang diungkapkan oleh Nasution (2004:15), pengangkutan atau
tempat tujuan. Proses pengangkutan merupakan gerakan dari tempat asal,
darimana kegiatan itu dimulai, ke tempat tujuan, ke mana kegiatan itu
berakhir. Unsur-unsur pengangkutan itu sendiri adalah muatan yang diangkut,
adanya kendaraan sebagai alat angkutan, ada jalan yang dapat dilalui, ada
terminal asal dan tujuan, serta ada sumber daya manusia, organisasi atau
manajemen yang menggerakkan kegiatan transportasi tersebut.
Alat transportasi jalan raya, angkutan umum misalnya yang memiliki
peran melayani kepentingan mobilitas masyarakat dalam melakukan
kegiatannya, baik kegiatan sehari-hari yang berjarak pendek atau menengah
(angkutan perkotaan/pedesaan dan angkutan antar kota dan propinsi) maupun
kegiatan sewaktu-waktu antar propinsi (angkutan antar kota dalam propinsi
dan antar kota antar provinsi).
Menurut Undang-Undang Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas
dan Angkutan Jalan pada Bab I Ketentuan Umum mendefinisikan bahwa
kendaraan bermotor umum adalah setiap kendaraan yang digunakan untuk
angkutan barang dan/atau orang dengan dipungut bayaran. Tujuan mendasar
dari keberadaan angkutan umum penumpang adalah menyelenggarakan
pelayanan yang baik bagi masyarakat. Ukuran pelayanan yang baik meliputi
pelayanan yang aman, dapat dipercaya, teratur, cepat, murah, nyaman, mudah
diperoleh, menyenangkan dan terpadu.
Kini masyarakat semakin pintar dan selektif dalam memilih alat
transportasi umum. Dengan berbagai pertimbangan memilih angkutan umum
murah, mudah diperoleh, menyenangkan dan sebagainya. Ada kalanya
angkutan umum dengan tarif murah namun tidak nyaman dan bahkan tidak
aman dari tindak kejahatan seperti pencopetan, dan sebagainya. Hal tersebut
tentu akan memberikan dampak negatif atau risiko bagi masyarakat. Padahal
masyarakat sangat membutuhkan pelayanan yang kompleks dan baik.
Seperti yang gencar diberitakan media massa banyak terjadi
kasus-kasus kriminal didalam angkutan umum. Parahnya, kasus-kasus tersebut
menjadikan perempuan sebagai korban. Motif kejahatannya beragam,
pelecehan seksual, pemerkosaan dan bahkan hingga pembunuhan. Perempuan
sebagai kaum yang dianggap lemah memiliki risiko tinggi dalam kasus
tersebut. Seperti kasus yang terjadi di kota Jakarta, terjadi kasus pemerkosaan
yang melibatkan seorang sopir angkot jurusan Bumi Serpong Damai
(BSD)-Cikokol, Tangerang, dengan korban perempuan berusia 20 Tahun pada Senin,
30 Januari 2012, sekitar pukul 02.00 WIB. (Sumber: VIVAnews, 30/01/2012).
Kejadian dan pemberitaan tersebut menunjukkan riskannya perempuan
jika menaiki angkutan umum sendiri. Menjadikan mereka kian waspada dan
berhati-hati. Hal tersebut secara tidak langsung akan berimbas pada
penumpang wanita di kota-kota lain misalnya Surabaya.
Surabaya sebagai kota metropolitan terbesar ke-2 setelah Jakarta,
dengan jumlah penduduk metropolisnya mencapai 2.599.796 juta jiwa
berdasarkan sensus penduduk 2010 dan diperkirakan akan terus meningkat
(sumber: http//surabayakota.bps.go.id) Sebagai kota metropolitan, Surabaya
Sebagian penduduknya bergerak dalam bidang jasa, industri dan
perdagangan. Aktivitas yang kompleks tersebut tentu sangat berkaitan dengan
masalah mobilisasi penduduk. Jadi, kasus dan pemberitaan kasus yang terjadi
di Jakarta, besar kemungkinan akan berimbas pada penumpang angkutan
umum di kota-kota lain khususnya di Surabaya.
Perkembangan transportasi ini secara peralatan dan pelayanan berusaha
diperbaiki oleh pemerintahan guna memperbaiki fasilitas dengan kebutuhan
dan era yang semakin maju. Sehingga pada era globalisasi ini perkembangan
teknologi telah mengalami inovasi yang pesat dan dibuat berdasarkan tingkat
kebutuhan masyarakat. Sehubungan dengan hal tersebut, pada tanggal 2 Juli
2012, Pemerintah kota Surabaya memberikan terobosan baru yakni
meluncurkan bus Damri khusus wanita. Selain untuk menekan angka
kecelakaan di jalan raya, terobosan baru alat transportasi khusus wanita ini
bertujuan sebagai pencegahan pelecehan seksual dan tindak kriminal terhadap
perempuan. Ketika perancangan pada 30 April 2012 di Balai Kota Surabaya,
disebutkan ada 13 unit bus yang akan disediakan untuk penumpang
perempuan. Namun, pada awal beroperasi 2 Juli 2012, armada yang
beroperasi sebanyak 6 unit bus. Dan kemudian hanya beroperasi 4 unit bus
saja. Hal tersebut dikarenakan masih sepinya penumpang, maka pihak Unit
Perum Damri Surabaya sebagai operator bus mengurangi jumlah armada yang
dioperasikan. (Surya Online, Jum’at 13 Juli 2012)
Pada tanggal 11 Februari 2013, penulis melakukan observasi awal di
Terminal Purabaya (Bungurasih) sebagai terminal awal keberangkatan bus
wanita sekaligus sebagai parkir bus wanita. Berdasarkan informasi oleh
Bapak Purwanto selaku Kepala Bagian Operasional unit angkutan kota
Damri, bus wanita yang beroperasi pada hari tersebut hanya 2 unit dengan
jalur Purabaya (Bungurasih) – Perak dan Perak-Purabaya. Jalur yang dilewati
bus wanita ini dari Purabaya-Jl A. Yani-Raya Darmo-Tanjung Perak dan
sebaliknya. Sedangkan jadwal keberangkatannya dibagi dalam dua tahap.
Tahap pertama yaitu pagi hari, keberangkatan masing-masing dari terminal
Purabaya dan Perak dimulai dari pukul 06.30 WIB. Selama melakukan
perjalanan dari terminal Purabaya-Perak (dan sebaliknya), kurang lebih 90
menit. Waktu beroperasi tahap pertama, bus khusus wanita ini dari pukul
06.30 – 09.00 WIB, untuk selebihnya pada jam itu tidak beroperasi.
Kemudian tahap kedua yaitu sore hari, dimulai pukul 16.00 – 18.00 WIB.
Baik dengan waktu yang telah ditentukan Damri, dan Damri menetapkan tarif
angkutan bus wanita tersebut sebesar Rp 4.000,-/orang. Kondektur bus juga
wanita namun untuk sopir masih laki-laki dikarenakan masih belum
mendapatkan sopir perempuan. Dari segi tarif yang dikenakan juga relatif
murah dengan dilengkapi fasilitas yang bagus yaitu AC (air conditioner),
televisi, tempat duduk yang layak sebanyak 44 kursi (seat). Jadwal beroperasi
dimulai pada pagi hari atau jam kerja. Bahkan, bus wanita ini tetap
Pengadaan bus khusus wanita merupakan bagian dari program yang
merespon kebutuhan masyarakat dan bersifat khusus. Dengan adanya
pengadaan bus tersebut diharapkan mendapat respon positif dari penumpang
wanita. Namun, disisi lain terdapat fenomena sepinya penumpang pada bus
tersebut. Sepinya bus kota Damri khusus wanita juga diungkapkan oleh
Kepala Bagian Operasional Unit Angkutan Bus Kota (UABK) Damri
Surabaya, pengadaan bus wanita tersebut dianggap tekor karena antara
jumlah pergerakan tidak sebanding dengan biaya operasional. Dalam
perkembangannya, sepinya penumpang dalam bus wanita tidak sepenuhnya
terjadi, masih ada peminat penumpang wanita yang masih bertahan
menggunakan jasa bus wanita. Ada pun faktor-faktor yang mempengaruhi
minat penumpang dalam pemilihan moda transportasi antara lain berdasarkan
faktor pengguna jalan, faktor pergerakan, dan faktor fasilitas moda
transportasi (Tamin, 1997: 189).
Berdasarkan fenomena tersebut diatas, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian lebih lanjut tentang “Minat masyarakat dalam
menggunakan bus kota Damri khusus wanita di Surabaya”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan observasi di lapangan dan latar belakang masalah yang
telah diuraikan diatas, dapat diasumsikan sepinya penumpang memberikan
indikasi bahwa pengadaan bus wanita kurang menyentuh kebutuhan
masyarakat Surabaya khususnya kaum wanita. Walaupun demikian, masih
Maka penulis dapat merumuskan rumusan masalah penelitian sebagai berikut:
“Bagaimana minat masyarakat dalam menggunakan bus kota Damri khusus
wanita di Surabaya?”.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penulis melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut : “Untuk
mengetahui bagaimana minat masyarakat dalam menggunakan bus kota Damri
khusus wanita di Surabaya”.
1.4Kegunaan Penelitian
1. Bagi Unit Angkutan Bus Kota Damri (Perum) Surabaya
Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat memberikan sumbangan
pemikiran dan saran bagi Unit Angkutan Bus Kota Damri (Perum)
Surabaya, sebagai bahan pertimbangan dalam merealisaikan program
transportasi.
2. Bagi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Sebagai bahan studi perbandingan bagi mahasiswa yang mengkaji
mengenai topik analisis minat penumpang wanita dalam menggunakan bus
kota Damri khusus wanita di Surabaya serta sebagai bahan referensi bagi
mahasiswa lainnya.
3. Bagi Penulis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadikan manfaat bagi penulis dalam
mengkaji pengetahuan atau teori yang diperoleh dibangku perkuliahan
program studi Ilmu Administrasi Negara serta untuk belajar dalam
2.1 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh pihak lain yang dapat
digunakan sebagai bahan pengkajian dalam penelitian saat ini adalah sebagai
berikut :
1. Ina Helena Agustina, Ir, MT, Progam Studi Perencanaan Wilayah dan
Kota – UNISBA Vol. 6 No. 1 (2006), “Transportasi Untuk Kaum
Perempuan Kelompok “Captive” “. Paradigma pembangunan saat ini
mencoba mengedepankan peran kaum perempuan. Peran kaum perempuan
yang dinilai strategis dalam pembangunan suatu bangsa tentunya perlu
didukung oleh pembangunan-pembangunan sektor yang lain. Salah
satunya adalah sektor transportasi. Ternyata pembangunan sektor
transportasi yang terjadi di Indonesia belum sepenuhnya mendukung
keberadaan kaum perempuan sebagai sumber daya pembangunan yang
cukup signifikan dalam pembangunan bangsa. Ini terlihat dari pola
pergerakan kaum perempuan yang belum menjadi bahan pertimbangan
dalam sektor transportasi, khususnya transportasi angkutan umum. Hasil
penelitian menunjukan sebagian besar kaum perempuan menggunakan
angkutan umum. Terutama sekali kaum perempuan yang masuk dalam
pemerintah perlu membangun suatu kebijakan system angkutan umum
yang mempertimbangkan angkutan umum untuk kekompok tersebut.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Prihono, Suparno, Sri Gunani Partiwi
Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Jurusan Teknik Industri yang
berjudul “Disain Layanan Kendaraan Umum untuk Wanita Berbasis
Fuzzy-Kano Quality Function Development (QFD)” Konsumen kendaraan
umum didominasi oleh penumpang wanita. Namun kualitas layanan yang
diberikan oleh penyelenggara layanan kendaraan umum masih
mengabaikan kebutuhan wanita. Dengan kondisi ini, yang perlu
diperhatikan adalah upaya-upaya untuk meningkatkan kepuasan layanan
yang ditujukan kepada penumpang wanita. Penelitian ini bertujuan untuk
mengidentifikasi kebutuhan sistem layanan kendaraan umum untuk
penumpang wanita, membandingakan sistem layanan kendaraan umum
pada umumnya dengan sistem layanan kendaraan umum yang berorientasi
pada gender (penumpang wanita), dan merancang sistem layanan
kendaraan umum untuk penumpang wanita. Penelitian ini dimulai dengan
mengidentifikasi Voice of Customer dengan menggunakan metode Kano,
yaitu dengan memberikan pertanyaan functinal dan dysfunctional kepada
responden. Selanjutnya digunakan metode fuzzy untuk mengurangi
subyektivitas dari jawaban responden, yang selanjutnya diklasifikasikan
masing-masing atribut ke dalam kategori Kano yaitu : kategori must be,
one dimensional, attractive,dan indifferent. Untuk mendesain system
Analisa dengan Quality Function Development (QFD), didapat 11
(sebelas) kriteria kebutuhan layanan VoC (Voice of Customer) dan 26 (dua
puluh enam) atribut respon teknis yang digunakan untuk mendesain sistem
layanan. Perhitungan untuk VoC untuk bis penumpang wanita, nilai
tertinggi pada atribut keamanan dengan skor 11,67. Untuk itu, hal yang
bisa diusahakan yaitu dengan menugaskan petugas keamanan (nilai = 8,45)
baik didalam bis maupun ditempat-tempat pemberhentian. Selain itu juga
bisa dengan penggunaan camera cctv (nilai = 4,93 terminal/halte; nilai =
4,53 didalam bis) untuk didalam maupun ditempat pemberhentian bis yang
berfungsi untuk pengawasan.
3. Kurnia Wahyu Astuti, Jurnal Pendidikan Sosiologi – UNY Vol. 2 No. 2
Tahun 2012, FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NINAT
MASYARAKAT DALAM MEMILIH ANGKUTAN TRANS JOGJA.
Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui masyarakat dan faktor-faktor
yang mempengaruhi minat masyarakat dalam memilih angkutan Trans
Jogja. Penelitian ini dilaksanakan di kawasan Malioboro. Penelitian ini
menggunakan metode kualitatif deskriptif. Sumber data dari penelitian ini
adalah sumberdata berupa kata-kata dan tindakan, sumber tertulis dan foto/
dokumentasi. Untuk pengambilan sampel menggunakan purposive
sampling, yakni memilih informan yang dianggap mengetahui
permasalahan yang dikaji. Validitas data menggunakan teknik triangulasi
yakni pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan
adanya Trans Jogja sangat antusias karena banyak kelebihan dari Trans
Jogja itu sendiri dari sarana dan prasarananya yang cukup memadai dan
harga terjangkau. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi minat
masyarakat memilih Trans Jogja karena fasilitas yang sangat nyaman.
Faktor-faktornya yaitu, faktor pendukung karena adanya tarif yang
ekonomis serta sarana dan prasarana yang cukup memadai selain itu juga
terdapat jandran yang bertugas mengatur lalulintas demi kelancaran dan
menjaga keamanan. Faktor penghambat juga sering terjadi adanya
keterlambatan bus, kurangnya halte-halte sehingga masyarakat sulit untuk
menjangkaunya. Selain itu tidak adanya jalur sendiri untuk Trans Jogja,
menghambat seseorang menggunakan Trans Jogja karena terjebak macet
sehingga menimbulkan ketidakefisienan waktu dalam menuju tempat
tujuan.
Penelitian yang dilakukan saat ini mempunyai perbedaan dengan
penelitian yang terdahulu. Perbedaanya yaitu terletak pada obyek penelitian
yang berbeda, serta adanya perbedaan waktu dan tempat penelitian.
Kemudian penelitian sekarang mengambil judul ”Minat penumpang wanita
dalam menggunakan bus kota Damri khusus wanita di Surabaya”
2.2Landasan Teori
Didalam cara berfikir secara ilmiah, teori sangat dibutuhkan sekali
sebagai tolak ukur berfikir maupun bertindak karena teori merupakan suatu
kebenaran yang sudah dibuktikan kebenarannya, walaupun mempunyai
memberikan suatu landasan berpikir pada penulis dalam usaha untuk mencari
kebenaran yang berkaitan dengan masalah yang akan dibahas, dimana
hasilnya belum mampu digunakan pegangan dalam hubungannya dengan
masalah yang dihadapi. Untuk itulah dalam bab ini penulis ketengahkan
teori-teori yang berhubungan dengan masalah-masalah sebagi berikut :
2.2.1 Transportasi
2.2.1.1 Definisi Transportasi
Definisi Transportasi menurut Nasution (2005:15) adalah
pemindahan barang dan manusia dari tempat asal ke tempat tujuan.
Proses pengangkutan merupakan gerakan dari tempat asal, darimana
kegiatan itu dimulai, ke tempat tujuan, ke mana kegiatan itu
berakhir. Sehingga dengan kegiatan tersebut maka terdapat tiga hal
yaitu adanya muatan yang diangkut, tersedianya kendaraan sebagai
alat angkut, dan terdapatnya jalan yang dapat dilalui. Proses
pemindahan dari gerakan tempat asal, dimana kegiatan
pengangkutan dimulai dan ketempat tujuan dimana kegiatan tersebut
diakhiri.
Pengertian lainnya dikemukakan oleh Soesilo (1999) dalam
agus Imam Rifusua, bahwa transportasi merupakan pergerakan
tingkah laku orang dalam ruang baik dalam membawa dirinya sendiri
maupun membawa barang. Sedangkan menurut Miro (2002 : 4),
transportasi dapat diartikan sebagai usaha memindahkan,
tempat ke tempat lain, dimana ditempat lain objek tersebut lebih
bermanfaat atau dapat berguna untuk tujuan-tujuan tertentu.
Dari pengertian diatas, transportasi secara umum merupakan
usaha atau kegiatan memindahkan objek dari tempat asal ke tempat
tujuan dengan unsur yang terdapat didalamnya adalah adanya objek,
alat transportasi dan jalan yang dilalui.
2.2.1.2 Unsur-unsur Transportasi
Dalam melaksanakan kegiatan transportasi, Nasution (2005 :
16) mengungkapkan ada lima unsur yang ada di dalamnya yaitu :
1. Manusia
Manusia berperan sebagai subjek atau pelaku dari transportasi
yang akan memanfaatkan moda transportasi untuk melakukan
aktifitasnya, manusia juga berperan sebagai sistem transportasi
agar masih bisa digunakan sesuai dengan fungsi dan manfaatnya.
2. Barang
Barang menjadi objek pengangkutan, pengiriman barang ke
beberapa tempat dengan alsan pemasaran sangatlah memerlukan
moda transportasi, tidak hanya untuk pemasaran namun juga
mobilitas lalu lintas yang dimaksudkan untuk meningkatkan
3. Kendaraan
Kendaraan sebagai alat atau moda transportasi berperan penting
untuk mengantarkan dan memindahkan objek transportasi dari
satu tempat ke tempat yang lain.
4. Jalan
Jalan merupakan suatu unsur yang paling penting dalam
transportasi, jalan menjadi jalur lewatnya moda transportasi, jalan
akan menghubungkan suatu tempat dengan tempat lainya guna
memperlancar proses pengangkutan dan mobilitas.
5. Organisasi
Suatu sistem pasti membutuhkan suatu organisasi yang mengatur
dan bekerja untuk menjamin bahwa suatu sistem tersebut berjalan
dengan baik tanpa ada gangguan atau permasalahan di dalamnya,
di Indonesia, pihak yang memiliki kewenangan sebagai organisasi
pengatur transportasi baik darat, laut maupun udara adalah
Departemen Perhubungan RI.
Lima unsur yang telah disebutkan diatas bekerja dan saling
berpengaruh satu sama lain untuk terlaksananya transportasi yang
baik, nyaman dan terjamin.
Pendapat lain diungkapkan oleh Miro (2005 : 5), bahwa dalam
ilmu transportasi, alat pendukung diistilahkan dengan sistem
transportasi yang didalamnya mencakup berbagai unsur (subsistem)
1. Ruang untuk bergerak (jalan);
2. Tempat awal/akhir pergerakan (terminal);
3. Yang bergerak (alat angkut/kendaraan dalam bentuk apapun);
4. Pengelolaan : yang mengkoordinasikan ketiga unsur sebelumnya.
2.2.1.3 Fungsi dan Manfaat Transportasi
Pada dasarnya manusia memiliki kebutuhan (sumber daya)
yang tak terbatas dan beragam. Mereka akan berusaha memenuhi
kebutuhannya demi kelangsungan hidup. Menyadari bahwa sumber
daya yang mereka butuhkan tidak selamanya ada di sekitar
lingkungannya, maka mereka dipaksa harus mencari ke tempat lain
bahkan yang jauh dari tempat tinggalnya. Untuk jarak dekat,
mungkin mereka dapat menempuh dengan jalan kaki namun untuk
jarak sedang dan atau jauh, mereka akan membutuhkan transportasi.
Adanya transportasi akan memudahkan manusia untuk
melakukan perpindahan (mobilisasi). Memperpendek jarak dan
waktu tempuh, menghemat tenaga dan bahkan biaya. Misalnya,
karena kepentingan pekerjaan seseorang harus bepergian ke luar
pulau. Jika menginginkan waktu tempuh yang relatif singkat, maka
transportasi pesawat adalah yang paling tepat. Karena tidak
meratanya sumber daya yang tersedia di satu tempat, maka
diperlukan pendistribusian bahan produksi dan sebagainya maka
diperlukan transportasi. Jadi, transportasi memiliki fungsi dan
Seperti yang diungkapkan Nasution (1996 : 12), transportasi
berfungsi sebagai sektor penunjang pembangunan (the promoting
sector) dan pemberi jasa (the servicing sector) bagi perkembangan
ekonomi. Selain itu transportasi juga memiliki peranan penting yaitu:
1. Mengarahkan pembangunan
2. Prasarana bagi pergerakan manusia
3. Teknologi transportasi dapat mengubah arus pembawaan
Menurut Morlok (2000 : 452), transportasi manusia atau
barang biasanya bukanlah merupakan tujuan akhir, tetapi hal itu
dilakukan untuk mencapai tujuan lain. Oleh karena itu, permintaan
atas jasa transportasi disebut sebagai permintaan turunan (derrived
demand) yang timbul akibat adanya permintaan akan komoditi atau
jasa lain. Pada dasarnya permintaan atas jasa transportasi diturunkan
dari :
1. Kebutuhan seseorang untuk berjalan dari satu lokasi ke lokasi
lainnya untuk melakukan suatu kegiatan (misalnya bekerja,
sekolah).
2. Permintaan akan angkutan barang tertentu agar tersedia di tempat
yang diinginkan.
Dari fungsi dan manfaat transportasi yang telah diungkapkan
diatas, maka dapat disimpulkan bahwa transportasi memiliki fungsi
dan manfaat yang besar bagi kehidupan manusia, selain untuk
kebutuhan hidup, transportasi secara tidak langsung berperan dalam
pengarahan pembangunan nasional.
2.2.1.4 Peran Transportasi
Sistem transportasi perkotaan merupakan fungsi dari berbagai
fungsi fisik kota, banyak fungsi yang didapatkan dari sistem
transportasi antara lain menurut Miro (1997 : 11), yaitu sebagai
berikut :
1. Peranan transportasi dalam peradaban manusia.
Perkembangan peradaban manusia akan tergambar jelas dari
perkembangan dari aktifitas sosial ekonominya. Pada zaman ini
kebutuhan hidup telah semakin beragam dan objek pemuas
kebutuhan berpencar serta gaya hidup manusia pun telah cenderung
menetap, maka transportasi dan peningkatan teknologinya semakin
diperlukan.
2. Peranan dalam ekonomi.
Dari aspek ekonomi, transportasi sangat jelas manfaatnya dalam
proses produksi, distribusi, dan pertukaran kelebihan. Dalam proses
produksi semua faktor-faktor produksi tentu tidak akan ada pada
satu tempat, melainkan terdapat banyak tempat di banyak tempat.
Untuk menyatukan agar dapat diproses menjadi barang kebutuhan
akhir, transportasi memainkan peran penting mempermudah
mempercepat tersedianya faktor produksi itu pada suatu tempat
dan jasa akhir, transportasi dapat memindahkan suatu barang ke
daerah yang minim faktor produksi untuk menghasilkan barang
akhir sehingga pemerataan barang dan jasa ke semua daerah dapat
terjamin.
3. Peranan transportasi dalam bidang sosial.
Peran transportasi dalam aktivitas sosial masyarakat, lebih banyak
terlihat bagaimana transportasi dapat mempermudah kegiatan
masyarakat yang berkaitan dengan kegiatan non ekonomi yang
menyangkut hubungan kemanusiaan. Untuk hubungan
kemanusiaan ini transportasi dapat memberikan dukungan
kemudahan seperti : pertukaran informasi, rekreasi, pelayanan
perorangan/kelompok, rumah sakit, keagamaan, dan lain-lain.
Hal ini juga didukung oleh pendapat Kadir (2006) pada jurnal
perencanaan dan pengembangan wilayah wahan hijau, peran dan
pentingnya transportasi dalam pembangunan ekonomi yang utama
adalah tersedianya barang, stabilisasi dan penyamaan harga,
penurunan harga.
1. Peranan transportasi dalam bidang politik.
Faktor geografis Indonesia sebagai negara kepulauan, transportasi
dapat mendukung usaha persatuan nasional, usaha peningkatan
pelayanan yang lebih merata keseluruh penjuru tanah air,
memberikan perlindungan terhadap pengembangan ekonomi,
2.2.1.5 J enis Transportasi
Menurut Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Tahun 2001,
sesuai dengan prasaranan lalu lintas, transportasi terdiri dari beberapa
jenis, yaitu:
1. Angkutan darat, yaitu angkutan yang menggunakan tanah darat
sebagai upaya memberikan kemudahan dalam menjangkau
tempat-tempat jarak dekat maupun jarak jauh. Jenis-jenis angkutan darat
adalah ojeg, becak, delman, kendaraan roda empat (mobil), dan
kereta api.
2. Angkutan sungai, danau dan penyeberangan (ASDP), fungsinya
adalah penyediaan jasa-jasa angkutan sungai dan danau untuk
penyeberangan penumpang dan barang, dan membina alur-alur
pelayanan.
3. Angkutan laut, fungsinya adalah untuk pengoperasian pelayanan
dalam negeri dan luar negeri dengan menaikan kualitas pelayanan
jasa angkutan, dalam bidang opersi meningkatkan produktivitas
angkutan laut, fungsi lain dalam bidang angkutan adalah
penyediaan fasilitas-fasilitas pelabuhan untuk berlabuh kapal-kapal,
dalam operasi angkutan laut sasaran utamanya adalah pemerataan
ekonomi nasional dalam pembangunan.
4. Angkutan udara, jenis-jenis pesawat pesawat yang digunakan
semakin meningkat mulai dari yang berkapasitas kecil sampai yang
Menurut jenisnya, angkutan orang atau kendaraan umum dapat
dilihat dalam UU Lalu Lintas dan Angkutan Jalan No. 14 Tahun 1992
pasal 36 yang berbunyi :
Pelayanan angkutan orang dengan kendaraan umum terdiri dari :
a. Angkutan antar kota yang merupakan pemindahan orang dari satu
kota ke kota lain;
b. Angkutan kota yang merupakan pemindahan orang dalam wilayah
kota;
c. Angkutan pedesaan yang merupakan pemindahan orang dalam
dan/atau antar wilayah pedesaan;
d. Angkutan lintas batas negara yang merupakan angkutan orang yang
melalui lintas batas negara lain.
Jika dilihat dari beberapa pendapat diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa dalam transportasi ada yang dinamakan dengan
transportasi darat yang dimanfaatkan untuk memindahkan penumpang
atau manusia dan untuk memindahkan barang, dimana alat yang
digunakan adalah kendaraan roda dua maupun roda empat, dan
kendaraan umum maupun kendaraan pribadi. Kendaraan umum yang
dinamakan dengan angkutan umum biasanya melayani pemindahan
manusia atau penumpang dalam cakupan wilayah pedesaan,
perkotaan, antar kota, antar provinsi, atau bahkan lintas batas negara.
Kendaraan umum menurut Undang-Undang Lalu Lintas dan
bahwa “kendaraan umum adalah setiap kendaraan bermotor yang
disediakan untuk dipergunakan oleh umum dengan dipungut biaya.
Hal serupa juga dikatakan oleh Warpani (1990 : 170), angkutan umum
penumpang adalah angkutan penumpang yang dilakukan dengan
sistem sewa atau bayar. Dari pendapat diatas maka dapat disimpulkan
bahwa angkutan umum merupakan angkutan atau kendaraan yang
dipergunakan untuk mengangkut penumpang dengan dikenakan biaya.
2.2.2 Minat
2.2.3 Definisi Minat
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002 : 744), minat
adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Dengan kata
lain, minat bisa diartikan sebagai suatu bentuk keinginan terhadap
sesuatu objek tertentu. Pendapat lain dikemukankan oleh Heri, P
(1998), bahwa minat adalah suatu fungsi jiwa untuk dapat mencapai
sesuatu yang merupakan kekuatan di dalam dan tampak di luar
sebagai gerak – gerik. Dalam menjalankan fungsinya minat
berhubungan erat dengan pikiran dan perasaan. Manusia memberi
corak dan menentukan sesudah memilih dan mengambil keputusan.
Perubahan minat memilih dan mengambil keputusan disebut
keputusan kata hati.
Sejalan dengan pendapat diatas, menurut H.C. Witherington
yang dikutip Suharsini Arikunto, “Minat adalah kesadaran seseorang
kaitan dengan dirinya.” (1983 : 100 ). Batasan ini lebih
memperjelas pengertian minat tersebut dalam kaitannya dengan
perhatian seseorang. Perhatian adalah pemilihan suatu perangsang dari
sekian banyak perangsang yang dapat menimpa mekanisme
penerimaan seseorang. Orang, masalah atau situasi tertentu adalah
perangsang yang datang pada mekanisme penerima seseorang , karena
pada suatu waktu tertentu hanya satu perangsang yang dapat disadari.
Maka dari sekian banyak perangsang tersebut harus dipilih salah satu.
Perangsang ini dipilih karena disadari bahwa ia mempunyai sangkut
paut dengan seseorang itu. Kesadaran yang menyebabkan timbulnya
perhatian itulah yang disebut minat. Berdasarkan pengertian dimuka
maka unsur minat adalah perhatian, rasa senang, harapan dan
pengalaman.
2.2.4 Faktor-faktor yang Mempengar uhi Timbulnya Minat
Menurut Crow and Crow dalam Johny Killis (1988 : 26 ), ada tiga
faktor yang menimbulkan minat yaitu “Faktor yang timbul dari dalam diri
individu, faktor motif sosial dan faktor emosional yang ketiganya
mendorong timbulnya minat”,. Pendapat tersebut sejalan dengan yang
dikemukakan Sudarsono ( 1980 : 12 ), faktor-faktor yang menimbulkan
minat dapat digolongkan sebagai berikut :
1. Faktor kebutuhan dari dalam. Kebutuhan ini dapat berupa kebutuhan
2. Faktor motif sosial, Timbulnya minat dalam diri seseorang dapat
didorong oleh motif sosial yaitu kebutuhan untuk mendapatkan
pengakuan, perhargaan dari lingkungan dimana ia berada.
3. Faktor emosional. Faktor ini merupakan ukuran intensitas seseorang
dalam menaruh perhatian terhadap sesuatu kegiatan atau objek tertentu.
Jadi berdasarkan dua pendapat diatas faktor yang menimbulkan
minat ada tiga yaitu dorongan dari diri individu, dorongan sosial dan motif
dan dorongan emosional. Timbulnya minat pada diri individu berasal dari
individu, selanjutnya individu mengadakan interaksi dengan
lingkungannya yang menimbulkan dorongan sosial dan dorongan
emosional.
2.2.5 Pr oses Timbulnya Minat
Menurut Charles yang dikutip oleh Slamet Widodo dideskripsikan
sebagai berikut : Pada awalnya sebelum terlibat di dalam suatu aktivitas,
siswa mempunyai perhatian terhadap adanya perhatian, menimbulkan
keinginan untuk terlibat di dalam aktivitas ( Slamet Widodo, 1989 : 72 ).
Minat kemudian mulai memberikan daya tarik yang ada atau ada
pengalaman yang menyenangkan denga hal-hal tersebut. Secara skematis
Gambar . 1
Pr oses Terbentuknya Minat
Sumber : Slamet Widodo, 1989
Pendapat lain dikemukkan oleh Heri, P (1998) bahwa proses minat
dapat dibagi menjadi 4 yaitu :
1. Motif (alasan, dasar, pendorong) ;
2. Perjuangan motif, misalnya sebelum mengambil keputusan pada batin
terdapat beberapa motif yang bersifat hukum dan rendah dan disini
harus disiplin ;
3. Keputusan, inilah yang sangat penting yang berisi pemilihan antara
motif-motif yang ada dan meninggalkan kemungkinan yang lain sebab
tidak sama atau mungkin seseorang mempunyai macam-macam
keinginan pada waktu yang sama;
4. Bertindak sesuai dengan keputusan yang diambil.
2.2.6 Macam-macam Minat
Minat dpat dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Minat primitif atau biologis
Yaitu minat yang timbul dari kebutuhan-kebutuhan jasmani berkisar
pada soal makanan, kenyamanan, dan aktifitas. Ketiga hal ini meliputi
kesadaran tentang kebutuhan yang terasa akan sesuatu yang dengan
langsung dapat memuaskan dorongan untuk mempertahankan
organisme.
2. Minat kultural atau sosial
Yaitu minat yang berasal dari perbuatan belajar yang lebih tinggi
tarafnya. Orang yang benar-benar terdidik ditandai dengan adanya
minat yang benar-benar luas terhadap hal-hal yang bernilai
(Witherington, H. C, 1999).
Jadi dapat disimpulkan bahwa minat ada 2 (dua) macam, yaitu
minat terhadap sesuatu yang bersumber dari kebutuhan biologis
manusia dan minat yang berupa keinginan terhadap sesuatu yang
memiliki nilai, misalnya minat belajar.
2.3 Pelayanan Transportasi Untuk Kaum Per empuan
Berbicara kaum perempuan masa kini dimana ruang geraknya tidak
hanya sebatas ruang domestik semata, menlainkan menjangkau ruang publik
yang menjadi bagian dari perananya, maka mereka perlu mendapat dukungan
sistem transportasi yang sesuai dengan karakteristik pergerakan mereka.
Pergerakan perempuan masa kini berbeda dengan pergerakan perempuan
pada masa lalu, dimana panjang perjalanan perempuan masa kini sudah
dipastikan lebih panjang dari masa lalu. Hal ini karena ketersediaan fasilitas
sehingga keputusan memperpanjang pergerakannya relatif lebih luas.
Namunn pendapat lain diungkapkan oleh Ina Helena Agustina dalam jurnal
perencanaan wilayah dan kota-Unisba, bahwa tidak semua perempuan masa
kini dapat (beruntung) melakukan pergerakan yang lebih panjang karena
keputusan pergerakannya tergantung pada ketersediaan angkutan umum.
service-nya rendah. Sementara mereka umumnya adalah kelompok “captive”
dalam pemilihan moda angkutan umum. Artinya mereka sangat tergantung
pada ketersediaan angkutan umum dalam melakukan pergerakan, walaupun
konsekuensinya tidak mendapatkan pelayanan yang optimal dari angkutan
umum tersebut. Artinya mereka pasrah dengan segala resiko perlakuan yang
terjadi dalam perjalanan dari tempat asal ke tujuan, termasuk resiko
kehilangan nyawa.
Menurut Peters (dalam Ina Helena Agustina, Jurnal, Program Studi
Perencanaan Wilayah dan Kota-Unisba Vol. 6 No. 1 Tahun 2006),
keterbatasan akses kaum perempuan terhadap fasilitas-fasilitas transportasi
dipengaruhi oleh tiga variabel yang sering terkait, yaitu paradigma patriarki
yang berkembang di masyarakat, kemiskinan dan perencanaan/kebijakan.
1. Paradigma Patriarki
Konsep patriarki sangat mempengaruhi hubungan kekuasaan lokal dan
budaya di masyarakat. Hal ini terjadi tidak hanya di masyarakat
transportasi. Pria yang umumnya menempati posisi yang tertinggi dalam
rumah tangga, cenderung merasa berhak untuk menggunakan sarana
transportasi yang efisien dalam melakukan fungsinya sebagai pencari
nafkah utama dalam keluarga. Mereka memegang kendali terhadap
penggunaan aset dan sumber daya rumah tangga termasuk moda
transportasi keluarga. Kaum perempuan akhirnya terpaksa memanfaatkan
moda transportasi umum atau bahkan lebih memilih berjalan kaki dalam
1. Kemiskinan
Kemiskinan dalam kaitannya dengan pola mobilitas dan
transportasi dalam perspektif gender lebih berorientasi pada
ukuran-ukuran ekonomis dan cenderung berkenaan dengan aspek sosial
budaya sebagai faktor sampingan yang perlu dipertimbangkan.
Berdasarkan hal tersebut kurangnya akses kaum perempuan terhadap
infrastruktur dan pelayanan transportasi lebih sering terkait dengan
rendahnya kemampuan/kapasitas mereka untuk membayar (lack of
capasity to pay).
2. Perencanaan/kebijakan
Menurut Caren levy, 1990 masalah utama dalam perencanaan
transportasi tradisional dan perumusan kebijakan adalah pemodelan
perencanaan dan metodologi yang menyederhanakan pola perjalanan
dan transportasi yang kompleks berdasarkan tiga asumsi dasar yang
‘cacat’ (lemah), yaitu :
a. Satu unit rumah tangga umumnya terdiri dari satu orang suami,
satu orang istri dan anak-anak.
b. Ada pemisahan peran yang jelas antara suami dan istri, dimana
suami merupakan pelaksana peran produktif yaitu pencari nafkah
keluarga dan kaum perempuan merupakan pelaksana peran
c. Tiap orang memiliki akses yang sama terhadap sumber daya dan
kekuasaan yang sama dalam proses pengambilan keputusan terkait
dengan mata pencaharian dan kesejahteraan.
2.2.3 Gender
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Tim Penyusun Pusat
Bahasa, 2002 : 353), gender adalah jenis kelamin. Dari definisi tersebut,
terlihat bahwa gender tidak dibedakan dengan jenis kelamin. Secara
umum, pengertian Gender adalah perbedaan yang tampak antara
laki-laki dan perempuan apabila dilihat dari nilai dan tingkah laku. Dalam
Women Studies Ensiklopedia dijelaskan bahwa Gender adalah suatu
konsep kultural, berupaya membuat perbedaan (distinction) dalam hal
peran, perilaku, mentalitas, dan karakteristik emosional antara laki-laki
dan perempuan yang berkembang dalam masyarakat.
Sedangkan Gender menurut Impres No.9/2000 tentang
Pengarusutamaan Gender adalah konsep yang mengacu pada
peran-peran dan tanggung jawab laki-laki dan perempuan yang terjadi akibat
dari dan dapat berubah oleh keadaan sosial dan budaya masyarakat.
Analisa Gender didefinisikan sebagai proses yang dibangun secara
sistematik untuk mengidentifikasi dan memahami pembagian
kerja/peran laki-laki dan perempuan, akses dan kontrol terhadap
sumber-sumber daya pembangunan dan manfaat yang mereka nikmati,
pola hubungan antara laki-laki dan perempuan yang timpang, yang
kelas sosial, ras, dan suku bangsa. Sementara Mansour Fakih (2006 :
71) mendefinisikan gender sebagai suatu sifat yang melekat pada kaum
laki-laki maupun perempuan yang dikonstruksi secara sosial maupun
kultural. Perubahan cirri dan sifat-sifat yang terjadi dari waktu ke waktu
dan dari tempat ke tempat lainnya disebut konsep gender.
Dari semua definisi tentang gender yang telah diungkapkan diatas
dapat dikatakan bahwa gender merupakan jenis kelamin sosial, yang
berbeda dengan jenis kelamin biologis. Dikatakan jenis kelamin sosial
karena merupakan tuntutan masyarakat yang sudah menjadi budaya dan
norma sosial masyarakat yang melekat pada kaum laki-laki dan
perempuan dan membedakan antara peran jenis kelamin laki-laki dan
perempuan.
2.2.4 Model Pemilihan Moda Transportasi
Model pemilihan moda bertujuan untuk mengetahui proporsi
orang yang akan menggunakan setiap moda. Pemilihan moda sangat
sulit dimodel, meskipun hanya dua buah moda yang akan digunakan
(umum atau pribadi). Ini disebabkan oleh banyak faktor yang sulit
dikuantifikasikan dan juga ketersediaan mobil pada saat diperlukan.
Dengan lebih dari dua moda (misalnya bus, oplet, sepeda motor, kereta
api), proses permodelan menjadi lebih sulit. Untuk angkutan barang
biasanya antara kereta dan truk.
Pemilihan moda juga mempertimbangkan pergerakan yang
inilah yang sangat umum dijumpai di Indonesia karena geografi
Indonesia yang terdiri dari banyak pulau. Faktor-faktor yang
mempengaruhi pemilihan moda menurut Tamin (1997 : 189) dapat
dikelompokkan menjadi tiga sebagaimana dijelaskan berikut :
1. Faktor Pengguna Jalan
Beberapa faktor berikut diyakini sangat mempengaruhi pemilihan
moda :
a. Ketersediaan atau pemilikan kendaraan pribadi;
b. Pemilikan Surat Izin Mengemudi;
2. Faktor Pergerakan
a. Tujuan pergerakan
Contohnya, pergerakan ke tempat kerja di negara maju
biasanya lebih mudah dengan memakai angkutan umum
karena ketepatan waktu dan tingkat pelayanannya sangat baik
dan ongkosnya lebih murah dibandingkan dengan mobil. Akan
tetapi hal yang sebaliknya terjadi di negara yang sedang
berkembang, orang lebih tetap menggunakan mobil pribadi ke
tempat kerja, dan lain-lainnya tidak dapat dipenuhi oleh
angkutan umum.
b. Waktu terjadinya pergerakan
Jika kita akan bergerak pada tengan malam, kita pasti
membutuhkan kendaraan pribadi karena pada saat ini angkutan
c. Jarak perjalanan
Semakin jauh jarak perjalanan, kita cenderung lebih memilih
angkutan umum dibandingkan dengan pribadi. Misalnya,
bepergian dari Surabaya ke Jakarta, meskipun memiliki mobil
pribadi, kita cenderung menggunakan angkutan umum
(pesawat, kereta, api atau bus) karena jaraknya yang sangat
jauh.
3. Faktor Fasilitas Moda Transportasi
Hal ini dapat dikelompokkan menjadi dua kategori. Pertama, faktor
kuantitatif seperti:
a. Waktu perjalanan : waktu menunggu di pemberhentian bus,
waktu berjalan kaki ke pemberhentian bus, waktu selama
bergerak, dan lain-lain;
b. Biaya transportasi (tarif dan biaya
Kedua, faktor kualitatif yang meliputi keamanan,
kenyamanan, keandalan dan keteraturan.
2.2.5 Pentingnya Perencanaan Transportasi
Pengadaan transportasi sangat diperlukan guna mendukung segala
kebutuhan hidup manusia. Untuk memenuhi hal tersebut pengadaan
transportasi harus diperhitungkan dengan tepat dan cermat. Dibutuhkan
ketelitian yang tinggi dalam pengadaan fasilitas transportasi. Meskipun
demikian pengadaan fasilitas pendukung transportasi melebihi tingkat
menghamburkan dana, sebaliknya pengadaan transportasi yang kurang akan
berakibat tidak berkembangnya dan tersendatnya kegiatan hidup dan roda
perekonomian.
Seperti yang diungkapkan Miro ( 2005: 2), bahwa pengadaan
transportasi bukanlah hal mudah dan instan, tetapi memerlukan berbagai
prosedur dan tahapan yang harus dilalui. Dengan demikian, pengadaan
transportasi memerlukan adanya sebuah perencanaan guna mencapai sistem
transportasi yang tepat, sesuai, dan seimbang menurut kondisi dan
permintaan wilayah tertentu.
Menurut Conyer dan Hill dalam Miro (2005: 4), perencanaan
didefinisiakan sebagai proses yang berkesinambungan yang melibatkan
keputusan, atau pilihan mengenai cara-cara alternatif untuk menggunakan
berbagai sumberdaya yang tersedia dengan tujuan untuk meraih suatu gol
suatu waktu di masa mendatang. Pendapat lain juga diungkapkan oleh
Sujarto ( 2005: 4), bahwa perencanaan diartikan sebagai upaya pemanfaatan
sumber-sumber yang tersedia dengan memperhatikan segala keterbatasan
guna mencapai tujuan secara efisien dan efektif. Dari definisi tersebut,
tampak bahwa perencanaan harus dimulai dengan subuah gagasan tujuan,
dilanjutkan dengan perumusan masalah yang melatarbelakangi tujuan
tersebut, selanjutnya dilanjutkan dengan tindakan-tindakan memperhatikan
lingkungan (keterbatasan dan faktor pendukung).
Sehubungan dengan hal tersebut, transportasi menurut Miro (2005: 4)
mengalihkan suatu objek dari suatu tempat ke tempat lain, dimana ditempat
lain objek tersebut lebih bermanfaat. Namun demikian, suatu proses
pemindahannya diperlukan adanya alat pendukung untuk menjamin
lancarnya proses perpindahan sesuai dengan waktu yang diinginkanalat
pendukung yang digunakan untuk proses pindah tergantung pada bentuk
objek yang akan dipindahkan, jarak antara suatu tempat ke tempat lain dan
maksud objek yang akan dipindahkan tersebut. Ini berarti, alat pendukung
yang digunakan untuk proses pindah harus cocok dan sesuai dengan objek,
jarak dan maksud objek baik dari segi kualitasnya maupun dari segi
kuantitasnya. Adapun standar kualitas dan kuantitas dari alat pendukung
harus aman, cepat, lancar, nyaman, ekonomis dan terjamin kesediaannya.
Pendapat lain juga diungkapkan oleh Miro (2005: 118), ada 4 (empat)
faktor yang diasumsikan berpengaruh terhadap perilaku pelaku perjalanan
(trip maker behavior). Faktor-faktor tersebut antara lain :
1. Kelompok Faktor Karakteristik Perjalanan (Travel Characteristics
Factor). Pada faktor ini terdapat beberapa variabel yang dianggap kuat
pengaruhnya terhadap perilaku pengguna jasa moda transportasi dalam
memilih moda angkutan, yaitu:
a. Variabel Tujuan Perjalanan (trip purpose), seperti pergi bekerja,
sekolah, sosial dan lain-lain.
b. Variabel Waktu Perjalanan (time of trip mode), seperti pagi hari,
c. Variabel Panjang Perjalanan (trip length), merupakan jarak fisik
(kilometer) antara asal dengan tujuan, termasuk panjang rute/ruas,
waktu pembanding kalau menggunakan moda-moda lain, disini
berlaku bahwa semakin jauh perjalanan semakin orang akan naik
angkutan umum.
2. Kelompok Faktor Karakteristik Si Pelaku Perjalanan (Traveler
Characteristics Factor). Pada faktor ini seluruh variabel berhubungan
dengan individu si pelaku perjalanan. Variabel dimaksud ikut serta
moda angkutan. Menurut Bruton dalam Miro (2005: 118), variabel
tersebut antara lain adalah :
a. Variabel Pendapatan (incime), berupa daya beli sang pelaku
perjalanan untuk membiayai perjalanannya, dengan mobil pribadi
maupun angkutan umum.
b. Variabel Kepemilikan Kendaraan (car ownership), berupa
tersedianya kendaraan pribadi sebagai sarana melakukan perjalanan.
c. Variabel Kondisi Kendaraan Pribadi (tua, jelek, baru dan lain-lain).
d. Variabel Kepadatan Pemukiman (density of residential
development).
e. Variabel Sosial-Ekonomi lainnya, seperti struktur dan ukuran
keluarga (pasngan muda, punya anak, pensiun atau bujangan, dan
lain-lain), usia, jenis kelamin, jenis pekerjaan, lokasi pekerjaan,
punya lisensi mengemudi (SIM) atau tidak, serta semua variabel
Masyarakat pelaku perjalanan (konsumen jasa transportasi)
selanjutnya dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua) kelompok yaitu :
1. Golongan Paksawan (captive) merupakan jumlah terbesar dinegara
berkembang, yaitu golongan masyarakat yang terpaksa
menggunakan angkutan umum karena ketiadaan mobil pribadi.
Mereka secara ekonomi adalah golongan lapisan menengah ke
bawah (miskin atau ekonomi lemah).
2. Golongan Pilihwan (choice), merupakan jumlah terbanyak di
negara-negara maju, yaitu golongan msyarakat yang mempunyai
kemudahan (akses) ke kendaraan pribadi dan dapat memilih untuk
menggunakan angkutan umum atau angkutan pribadi. Mereka secara
ekonomi adalah golongan masyarakat lapisan menengah ke atas
(kaya atau ekonomi kuat).
Sedangkan bentuk alat (moda) transportasi/ jenis pelayanan
transportasi secara umum dapat dibedakan menjadi 2 (dua) kelompok
yaitu :
1. Kendaraan Pribadi (private transportation), yaitu :
Moda transportasi yang dikhususkan untuk pribadi seseorang dan
seseorang itu bebas memakainya kemena saja, di mana saja dan
kapan saja, dan bahkan mungkin pemiliknya tidak memakainya
sama sekali (disimpan di garasi).
Moda transportasi yang diperuntukkan bersama (orang banyak),
kepentingan bersama, menerima pelayanan bersama, memiliki arah
dan titik tujuan yang sama, serta terikat dengan peraturan trayek
yang sudah ditentukan dan awal yang sudah ditetapkan dan para
pelaku perjalanan yang harus wajib menyesuaikan diri dengan
ketentuan-ketentuan tersebut apabila angkutan umum ini sudah
mereka pilih.
3. Kelompok Faktor Karakteristik Sistem Transportasi
(Transportation System Characteristics Factor). Pada faktor ini,
seluruh variabel yang berpengaruh terhadap perilaku si pembuat
perjalanan dalam memilih moda transportasi berhubungan dengan
kinerja pelayanan sistem transportasi seperti berikut :
a. Variabel Waktu Relatif (lama) perjalanan (relative travel time)
mulai dari lamanya waktu menunggu kendaraan di
pemberhentian (terminal), waktu jalan ke terminal (walk to
terminal time) dan waktu di atas kendaraan.
b. Variabel Biaya Relatif Perjalanan (relaive travel cost),
merupakan seluruh biaya yang timbul akibat melakukan
perjalanan dari asal ke tujuan untuk semua moda yang
berkopetisi seperti tarif tiket, bahan bakar, dan lain-lain.
4. Kelompok Faktor Karakteristik kota dan zona (spacial
characteristics factor). Variabel yang ada dlam kelompok ini
a. Variabel jarak kediaman dengan tempat kegiatan.
b. Variabel kepadatan penduduk (population density).
2.2 Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir merupakan penjelasan spesifik mengenai alur pikir
teoritik terhadap pemecahan masalah yang teliti, penjelasan tentang teori
dasar yang digunakan untuk menggambarkan alur teori atau jalinan teori yang
mengarah pada pemecahan masalah.
Sesuai dengan latar belakang, perumusan masalah dan landasan teori,
Gambar. 2 Kerangka Berpikir
Sumber : Ofyar Z. Tamim, 1997.
Pelayanan Transportasi
Ketidak Maksimalan Pelayanan
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan moda tr ansportasi
Pelayanan yang merespon kebutuhan
wanita akan tr ansportasi
Bus Khusus Wanita (model t ransportasi berbasis gender)
Pengguna J alan Pergerakan Fasilitas Moda
Transportasi
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. J enis Penelitian
Untuk memperoleh metode yang tepat dalam penelitian maka
tergantung maksud dan tujuan penelitian, karena penelitian ini merupakan
penelitian yang dilakukan terhadap variabel mandiri tanpa membuat
perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lain maka penelitian ini
menggunakan metode penelitian yang bersifat deskriptif.
Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kualitatif dengan maksud
ingin memperoleh gambaran yang komprehensif dan mendalam tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi minat penumpang bus kota Damri khusus
wanita di Surabaya. Secara teoritis, menurut Bogdan dan Taylor dalam
Moleong (2004:4), penelitian kualitatif sebagai penelitian yang menghasilkan
data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
perilaku yang dapat diamati.
Prosedur penelitian ini diarahkan pada situasi dan individu secara utuh
sebagai obyek penelitian sebagaimana dinyatakan Moleong (2004:4) bahwa
pendekatan kualitatif diarahkan pada situasi dan individu tersebut secara
holistik (utuh) dalam hal peneliti tidak boleh mengisolasikan individu atau
organisasi ke dalam variabel atau hipotesis, tetapi perlu memandangnya
Sejalan dengan definisi tersebut, Kirk dan Miller mengungkapkan,
bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan
sosial yang secara fundamental bergantung dari pengamatan pada manusia
baik dalam kawasannya maupun peristilahannya. Sehingga dalam penelitian
ini, penulis berusaha menggambarkan dan ingin mengetahui tentang “Minat
masyarakat dalam menggunakan bus kota Damri khusus wanita di Surabaya.
3.2 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian merupakan tempat yang digunakan oleh peneliti
untuk mendapatkan keadaan sebenarnya dari obyek yang diteliti guna
memperoleh data yang akurat. Agar memperoleh data yang akurat atau
mendekati kebenaran sesuai dengan fokus penelitian, maka penulis memilih
dan menetapkan lokasi penelitian ini didalam bus kota Damri khusus wanita
di Surabaya dan halte tempat pemberhentian penumpang sementara yang
dilalui jalur (rute) bus kota Damri khusus wanita Surabaya yakni dari
terminal Purabaya – Darmo – Indrapura – terminal Perak. Pemilihan lokasi
ini didasarkan pada pertimbangan bahwa ketika penulis berada didalam bus
kota khusus wanita di Surabaya, maka akan dapat mendeskripsikan kondisi
sepi tidaknya penumpang.
Pemilihan lokasi penelitian ini ditentukan secara “purposive random
sampling”, yaitu didasarkan pada pertimbangan latar belakang masalah
tentang minat penumpang wanita dalam menggunakan bus kota Damri
3.3 Fokus Penelitian
Masalah yang akan diteliti pada awalnya masih umum dan
samar-samar akan bertambah jelas dan mendapat fokus setelah peneliti berada di
lapangan. Fokus penelitian dalam penelitian kualitatif adalah hal-hal yang
akan dijadikan pusat perhatian dalam melakukan penelitian berkaitan erat
dengan rumusan masalah.
Menurut Moleong (2004:97), fokus penelitian dalam penelitian
kualitatif merupakan batas yang harus dilalui oleh seorang peneliti dalam
melaksanakan suatu penelitian. Berkaitan dengan hal tersebut, bahwa fokus
penelitian pada dasarnya adalah masalah pokok yang bersumber dari
pengalaman peneliti atau melalui pengetahuan yang diperolehnya melalui
kepustakaan ilmiah ataupun kepustakaan lainnya.
Dalam penelitian kualitatif digunakan variabel mandiri tanpa
membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lain. Yang
menjadi variabel dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang
mempengaruhi minat masyarakat dalam memilih bus kota Damri khusus
wanita di Surabaya. Oleh karena bus kota Damri khusus wanita ini
diperuntukkan penumpang wanita maka yang dimaksud dengan masyarakat
disini adalah penumpang yang hendak melakukan pergerakan dengan jalur
(rute) terminal Bungurasih-Perak. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi
minat masyarakat dalam menggunakan bus kota Damri khusus wanita di
Surabaya meliputi faktor pengguna jalan, faktor pergerakan, dan faktor
Fokus dalam penelitian kualitatif berkaitan erat dengan rumusan
masalah, dimana masalah penelitian dijadikan acuan dalam menentukan fokus
penelitian. Penelitian ini untuk menganalisis tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi minat masyarakat dalam menggunakan bus kota Damri
khusus wanita di Surabaya yang meliputi faktor :
1. Pengguna jalan,
Yaitu faktor yang melekat pada pengguna atau subjek dalam pemilihan
moda transportasi yang meliputi ketersediaan atau pemilikan kendaraan
pribadi, pemilikan Surat Izin Mengemudi (SIM), struktur rumah tangga
(pasangan muda, keluarga dengan anak, pensiun, bujangan, dan lain-lain),
pendapatan, faktor lainnya misalnya, harus menggunakan mobil ke tempat
kerja dan keperluan mengantar anak sekolah.
2. Pergerakan,
Yaitu faktor yang melekat pada proses pergerakan pengguna itu sendiri
yang meliputi, tujuan pergerakan (misalnya bekerja, rekreasi dan
lain-lain), waktu terjadinya pergerakan (pagi, siang, sore dan malam), jarak
perjalanan (jarak yang cukup jauh memungkinkan pengguna moda
transportasi untuk memilih angkutan umum walaupun memiliki mobil
pribadi).
3. Fasilitas moda transportasi.
Yaitu faktor yang melekat pada moda transportasi yang meliputi faktor
perjalanan, biaya transportasi (tarif dan biaya). Faktor kualitatif meliputi
keamanan, kenyamanan, dan keteraturan.
3.4. Informan dan Teknik Penarikan Informan
Informan adalah orang dalam pada latar penelitian. Fungsinya sebagai
orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan
kondisi latar penelitian. Pemanfaatan informan bagi penelitian ialah agar
dalam waktu yang relatif singkat banyak informasi yang terjangkau. (Basrowi,
2008: 86).
Adapun jenis data dalam penelitian ini dapat dibagi menjadi dua jenis
data yaitu :
1. Data Primer
Yaitu data dan informan yang diperoleh secara langsung dari informan
atau aktor-aktor pada saat dilaksanakan penelitian ini. Dalam hal ini data
dan informasi dari pengguna bus wanita dan non pengguna bus wanita
mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi minat masyarakat dalam
menggunakan bus kota Damri khusus wanita di Surabaya.
2. Data Sekunder
Yaitu data berupa dokumen-dokumen, laporan-laporan dan arsip-arsip lain
yang ada relevansinya dengan penelitian ini yang berada pada Kantor Unit
Angkutan Bus Kota (UABK) Surabaya.
Menurut Lofland dalam Moleong (2006:157) sumber data utama
1. Informan Kunci (Key Person)
Informan dipilih berdasarkan (Purposive random sampling) yang
didasarkan pada pemilahan subjek yang mengetahui permasalahan,
memiliki data dan bersedia memberikan data yang benar-benar relevan dan
komprehensif dengan masalah penelitian. Adapun informan kunci dari
penelitian ini adalah Bapak Purwanto selaku Kepala Bagian Operasional
Unit Angkutan Bus Kota Surabaya. Sedangkan informan selanjutnya
diminta kepada informan awal untuk menunjuk orang lain yang dapat
memberikan informasi, dan kemudian informan itu diminta pula untuk
menunjuk orang lain yang dapat memberikan informasi dan begitu
seterusnya sampai menunjukkan tingkat kejenuhan informasi. Cara ini
lazim disebut dengan snowball sampling, yaitu informan dipilih secara
bergulir sampai menunjukkan tingkat kejenuhan informasi (Moelong,
1999).
2. Tempat dan Peristiwa
Tempat dan peristiwa dimana fenomena yang terjadi atau yang pernah
terjadi berkaitan dengan fokus penelitian yaitu didalam bus kota Damri
khusus wanita dan di halte tempat pemberhentian penumpang sementara
yang dilalui jalur (rute) bus kota Damri khusus wanita di Surabaya.
3. Dokumen
Dokumen sebagai sumber data yang sifatnya melengkapi data utama yang
relevan dengan masalah dan fokus penelitian antara lain meliputi : Buku