DI DAERAH KABUPATEN TUBAN
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Jurusan Akuntansi
Diajukan oleh :
Achmad Rifa'i Oktafiano 0413010331/FE/EA
Kepada
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
DI DAERAH KABUPATEN TUBAN
SKRIPSI
Diajukan oleh :
Achmad Rifa'i Oktafiano 0413010331/FE/EA
Kepada
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, serta
atas petunjuk Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul :
“Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Pengusaha Kecil Atas
Penggunaan Informasi Akuntansi Di Daerah Kabupaten Tuban”. Penulisan skripsi
ini untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Dalam penelitian ini hingga selesainya skripsi penulis telah banyak
mendapat bimbingan, bantuan, kesempatan serta pengorbanan baik moril maupun
materiil dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis dengan segala
kerendahan hati menyatakan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar –
besarnya kepada :
1. Bapak Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP selaku Rektor Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak. Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, MM., selaku Dekan Fakultas Ekonomi
UPN “Veteran” Jawa Timur.
3. Bapak Drs. Ec. Saiful Anwar, M.Si selaku Pembantu Dekan I Fakultas
Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
4. Ibu Dr. Sri Trisnaningsih, M.Si, Ak, selaku Ketua Program Studi Akuntansi
bimbingan dan pengarahan selama penyusunan skripsi ini.
6. Seluruh staf pengajar dan karyawan di lingkungan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur, khususnya
segenap Dosen Jurusan Akuntansi yang telah membekali penulis
pengetahuan-pengetahuan yang sangat berguna dan berharga.
7. Bapak dan Ibu beserta seluruh anggota keluarga besarku yang telah
memberikan banyak dorongan, semangat serta doa restu, baik secara moril
maupun materiil.
8. Special dedicate for Vivin Anisi Fauziah, makasi buat perhatian dan semangatnya ‘you are my inspiration’.
9. Berbagai pihak yang turut membantu dan menyediakan waktunya demi
terselesainya skripsi ini yang tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu.
Akhir kata penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi
semua pihak yang berkepentingan dan dapat memberi sumbangan yang berguna
bagi almamater tercinta.
Surabaya, Mei 2011
KATA PENGANTAR ... i
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu ... 8
2.2. Landasan Teori ... 13
2.2.1. Persepsi Manajer ... 13
2.2.1.1. Pengertian Persepsi ... 13
2.2.1.2. Karakteristik Persepsi ... 14
2.2.1.3. Pemilihan Persepsi ... 15
2.2.1.3.1. Faktor-faktor dari luar ... 16
2.2.1.3.2. Faktor-faktor dari dalam ... 17
2.2.1.3.2.1. Proses Belajar ... 17
2.2.1.3.2.2. Motivasi ... 19
2.2.1.3.2.3. Kepribadian ... 23
2.2.1.4. Organisasi Persepsi ... 25
2.2.2. Kewirausahaan atau Entrepreneurship ... 26
2.2.3. Karakteristik Laporan Keuangan ... 37
2.2.4. Persepsi Manajer bila ditinjau dari Informasi Akuntansi Keuangannya ... 39
2.2.5. Kerangka Pikir ... 43
2.2.5.1. Hubungan Proses Belajar Terhadap Keberhasilan Pengusaha Kecil ... 43
Pengusaha Kecil ... 46
2.3. Diagram Kerangka Pikir ... 48
2.4. Hipotesis ... 49
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 50
3.1.1. Definisi Operasional ... 50
3.1.2. Pengukuran Variabel ... 51
3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ... 56
3.4.1. Uji Validitas ... 56
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Obyek Penelitian ... 63
4.2. Deskripsi Hasil Penelitian ... 65
4.2.1. Karakterisitik Responden ... 65
4.2.2. Karakterisitik Jawaban Responden ... 66
4.3. Teknik Analisis ... 71
4.3.1. Pengujian Kualitas Data ... 71
4.3.1.1.Uji Validitas ... 71
4.3.1.2.Uji Reliabilitas ... 73
4.3.2. Uji Normalitas ... 74
4.3.3. Uji Asumsi Klasik ... 75
4.3.4. Analisis Regresi Linier Berganda ... 77
4.4. Uji Hipotesis ... 79
4.4.1. Uji Kesesuaian Model ... 79
4.5.4. Keterbatasan Penelitian ... 88
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan ... 89 5.2. Saran ... 89
DAFTAR PUSTAKA
Tabel 4.1. Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 65
Tabel 4.2. Identitas Responden Berdasarkan Umur ... 66
Tabel 4.3. Tanggapan Responden Tentang Proses Belajar ... 67
Tabel 4.4. Tanggapan Responden Tentang Motivasi ... 68
Tabel 4.5. Tanggapan Responden Tentang Kepribadian ... 69
Tabel 4.6. Tanggapan Responden Tentang Keberhasilan Pengusaha Kecil ... 70
Tabel 4.7. Uji Validitas Untuk Variabel Proses Belajar ... 71
Tabel 4.8. Uji Validitas Untuk Variabel Motivasi ... 72
Tabel 4.9. Uji Validitas Untuk Variabel Kepribadian ... 72
Tabel 4.10. Uji Validitas Untuk Variabel Keberhasilan Pengusaha Kecil ... 73
Tabel 4.11. Uji Reliabilitas ... 74
Tabel 4.12. Uji Normalitas Untuk Variabel Penelitian ... 75
Tabel 4.13. Uji Multikolonieritas ... 76
Tabel 4.14. Uji Heteroskedastisitas ... 77
Tabel 4.15. Analisis Regresi antara Proses belajar, Motivasi dan Kepribadian terhadap Keberhasilan Pengusaha Kecil ... 78
Tabel 4.16. Hasil Analisis Pengaruh Secara Simultan ... 79
Tabel 4.17. Hasil Analisis Varians Hubungan Secara Parsial... 80
Lampiran 1 Kuesioner
Lampiran 2 Tanggapan Responden
Lampiran 3 Uji Validitas,Uji Reliabilitas
Lampiran 4. Uji Normalitas, Asumsi Klasik Dan Hasil Analisis Regresi
Oleh :
Achmad Rifa'i Oktafiano
ABSTRAKSI
Semakin ketatnya persaingan bisnis dalam era globalisasi ekonomi, hanya perusahaan yang memiliki berbagai keunggulan kompetitif yang akan mampu memenangkan persaingan. Keunggulan tersebut diantaranya adalah kemampuan dalam mengelola berbagai informasi, sumber daya manusia, alokasi dana, penerapan teknologi, sistem pemasaran dan pelayanan. Sehingga manajemen perusahaan yang profesional merupakan tuntutan yang harus segera dipenuhi untuk dapat melaksanakan kegiatan-kegiatan perusahaan secara baik. Informasi akuntansi dapat menjadi dasar yang dapat diandalkan bagi pengambilan keputusan-keputusan dalam pengelolaan usaha kecil, antara lain keputusan pengembangan pasar, penetapan harga, dan lain-lain. Kelancaran arus informasi akuntansi keuangan dari perusahaan kecil sangat bermanfaat untuk mengetahui bagaimana perkembangan usaha perusahaan, bagaimana struktur modalnya, berapa keuntungannya yang telah diperoleh perusahaan pada suatu periode tertentu. Oleh karena itu, pengelolaan perusahaan kecil membutuhkan tenaga yang profesional, baik dibidang usaha, manajemen, organisasi dan akuntasi. Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan membuktikan secara empiris pengaruh persepsi dari dalam yaitu proses belajar, motivasi dan kepribadian terhadap keberhasilan pengusaha kecil di daerah Kabupaten Tuban.
Populasi dalam penelitian ini adalah pengusaha kecil di Kabupaten Tuban. Sedangkan metode penentuan sampel dalam penelitian menggunakan teknik
probability sampling dengan metode simple random sampling. Teknik analisis yang dipergunakan adalah teknik analisis regresi linier berganda.
Dari hasil pengujian hipotesis didapat bahwa proses belajar, motivasi dan kepribadian mempunyai pengaruh secara simultan dan parsial terhadap keberhasilan pengusaha kecil di daerah Kabupaten Tuban. Serta proses belajar mempunyai pengaruh dominan terhadap keberhasilan pengusaha kecil di daerah Kabupaten Tuban telah teruji kebenarannya.
1.1.Latar Belakang
Pembangunan nasional pada hakekatnya ditujukan untuk
meningkatkan taraf hidup masyarakat dengan jalan mengembangkan kegiatan
usaha untuk masyarakat secara berencana. Pertumbuhan dan perkembangan
kegiatan masyarakat ditandai dengan kegiatan pembangunan di berbagai
sektor baik dari pemerintah maupun sektor dari swasta. Dengan adanya
perubahan dan tantangan perekonomian dunia terutama dengan
dicanangkannya sistem perdagangan bebas, persaingan usaha akan dirasakan
semakin ketat. Salah satu tantangan dan masalah yang harus segera
dipecahkan adalah dalam bidang ekonomi.
Dalam rangka mengatasi masalah tersebut, salah satu langkah strategis
adalah menumbuhkembangkan perusahaan kecil yang memiliki karakteristik
antara lain : teknologi sederhana, serta mampu menyerap tenaga kerja
sehingga dapat mewujudkan pemerataan kesempatan berusaha dan
pemerataan pendapatan. Disamping itu, perusahaan kecil atau pengusaha
kecil merupakan sub sektor kegiatan ekonomi yang memegang peranan
penting dalam memperkuat struktur ekonomi secara makro.
Banyak masalah yang dihadapi oleh pengusaha kecil, baik bersifat
eksternal maupun internal. Masalah eksternal dan internal yang dihadapi
dan berkembangnya usaha kecil secara optimal sesuai dengan potensinya; (2)
saran dan prasarana usaha yang berorientasi pada perkembangan kecil relatif
terbatas; (3) kemampuan berwirausaha dari pengusaha kecil kurang optimal
dan (4) sikap profesional sebagai seorang pengusaha belum membudaya.
(Tjakrawerdaja, 1994:30).
Selain itu, masalah-masalah yang dihadapi oleh pengusaha kecil
antara lain mencakup hal-hal sebagai berikut : tidak ada/kurang akuratnya
perencanaan anggaran tahunan, terutama anggaran kas. Tidak sedikit dari
mereka yang tidak memiliki catatan harga pokok produksi yang baik.
Perhitungan dilakukan secara kasar dalam menentukan harga jual, misalnya
hanya mencatat pengeluaran untuk bahan baku dan tenaga kerja. Banyak
diantara mereka yang tidak/belum mengerti dari pencatatan keuangan/
akuntansi. (Sutojo, 1994:20).
Dari uraian tersebut jelas bahwa pengusaha kecil banyak mengalami
kesulitan dalam memahami sistem informasi keuangan dengan baik. Padahal
dengan semakin ketatnya persaingan bisnis dalam era globalisasi ekonomi,
hanya perusahaan yang memiliki berbagai keunggulan kompetitif yang
mampu memenangkan persaingan. Keunggulan tersebut diantaranya adalah
kemampuan dalam mengelola berbagai informasi, sumber daya manusia,
alokasi dana, penerapan teknologi, sistem pemasaran dan pelayanan.
Sehingga manajemen perusahaan yang profesional merupakan tuntutan yang
harus segera dipenuhi untuk dapat melaksanakan kegiatan-kegiatan
Memasuki era globalisasi dewasa ini, kebutuhan informasi sangat
dominan. Namun penggunaan alat informasi untuk menyampaikan sesuatu
kepada pihak lain belum tentu diterima oleh pihak yang bersangkutan sesuai
dengan apa yang dimaksud oleh pengirimnya. Perbedaan persepsi antara si
pengirim informasi dengan si penerima informasi sering terjadi. Setiap
manajer perusahaan kecil tentu berbeda antara yang satu dengan yang
lainnya, baik itu mengenai latar belakang pendidikan, latar belakang keluarga,
dan lain sebagainya, sehingga pemahaman masing-masing manajer terhadap
informasi akuntansi tentu berbeda pula. (Kiryanto, 2001:201).
Kelancaran arus informasi akuntansi keuangan dari pengusaha kecil
sangat bermanfaat untuk mengetahui bagaimana perkembangan usahanya,
bagaimana struktur modalnya, berapa keuntungannya yang telah diperoleh
pada suatu periode tertentu. Oleh karena itu, pengelolaan pengusaha kecil
membutuhkan tenaga yang profesional, baik dibidang usaha, manajemen,
organisasi dan akuntasi.
Untuk itu pengelolaan pengusaha kecil atau manajer perlu melakukan
proses belajar, istilah belajar yang dimaksud dalam arti kata yang sangat
umum, bukan hanya menyangkut proses belajar formal yang biasa dilakukan
di bangku sekolah tetapi juga segala bentuk pengalaman, yang merupakan
hasil kontak antara manusia dengan lingkungannya. Keberhasilan seorang
manajer pun sangat tergantung pada kemampuan belajarnya. Dalam
lingkungan dunia usaha yang berubah-ubah dengan cepat, agar dapat
ketrampilan teknis, seorang manajer juga dituntut untuk memiliki
kemampuan yang tinggi untuk belajar dan beradaptasi dengan lingkungannya
tersebut. Belajar dari pengalaman orang lain juga belajar dari kegagalan
maupun keberhasilan dimasa-masa yang lalu adalah merupakan contoh dari
proses belajar yang dapat dimanfaatkan oleh para manajer dalam menunjang
keberhasilan.
Kemauan untuk terus belajar tersebut dapat ditimbulkan dan
dipengaruhi oleh motivasi individual. Motivasi itu sendiri berkaitan dengan
arah dari perilaku individu yang menyangkut perilaku yang dipilih seseorang
bila terdapat beberapa alternatif, kekuatan perilaku seseorang setelah
melakukan pemilihan alternatif, dan ketetapan perilaku tersebut. Secara
sederhana motivasi adalah dorongan dari dalam yang mampu menggerakkan
seseorang dari kondisi sikap yang pasif dan tidak tertarik akan suatu hal
hingga melakukan suatu tindakan yang dinamis. Motivasi, adalah konsep
yang menguraikan tentang kekuatan-kekuatan yang ada dalam diri setiap
individu untuk memulai dan mengarahkan perilaku. Konsep ini digunakan
untuk menjelaskan perbedaan-perbedaan dalam intensitas perilaku dimana
perilaku yang bersemangat adalah hasil dari tingkat motivasi yang lebih kuat,
selain itu konsep motivasi digunakan untuk menunjukkan arah perilaku.
Selain itu hal penting yang perlu mendapat perhatian adalah kepribadian yaitu
sesuatu yang mengembangkan ciri khas (keunikan) dari seseorang yang
membedakan orang tersebut dengan orang lain. Faktor kepribadian ini
Pengusaha kecil di daerah Kabupaten Tuban yang sebagian besar
manajemennya tidak menggunakan informasi akuntansi dalam pengelolaan
perusahaannya. Mereka hanya berpedoman atau mengandalkan nota jual beli
(kwintansi) sebagai bukti bahwa mereka telah melakukan transaksi. Hal ini
dikarenakan para pengusaha kecil tidak memiliki pengetahuan akuntansi, dan
banyak diantara mereka yang belum memahami pentingnya pencatatan dan
pembukuan bagi kelangsungan usahanya. Pengusaha kecil di daerah
Kabupaten Tuban memandang bahwa proses akuntansi tidak terlalu penting
untuk diterapkan, sehingga pengelolaan pembukuan di dalam perusahaan
terkesan apa adanya. Persepsi yang demikian akan berdampak pada
keberhasilan pengelola usaha kecil menjadi berantakan dan akan menyulitkan
manajer dalam mengontrol tentang informasi akuntansinya. Tidak adanya
penggunaan informasi akuntansi dalam kebanyakan pengelola usaha kecil ini,
ditentukan oleh persepsi pengusaha kecil atas informasi akuntansi. (Pinasti,
2007:322).
Penggunaan informasi akuntansi keuangan yang memadai merupakan
suatu alat, dengan mana manajer perusahaan sanggup mengarahkan dan
mengendalikan usaha-usaha yang melampaui pengamatan dan pengawasan
perorangan yang tidak dapat dijangkaunya sendiri. Tidak perlu diragukan lagi
bahwa apabila manajer telah diberi informasi sebaik-baiknya mengenai
tindakan-tindakan yang positif, maka dapat membantu mereka dalam
Melihat begitu banyak peranan dan manfaat informasi akuntansi
dalam menciptakan arus informasi keuangan guna menunjang kelangsungan
hidup pengusaha kecil dan menyadari betapa beragamnya pemahaman setiap
orang terhadap informasi yang ada, maka melalui penelitian ini ingin dicari
kejelasan mengenai persepsi manajer pengusaha kecil sebagai orang yang
berkecimpung dalam dunia usaha terhadap informasi akuntasi keuangan.
Sehingga keberhasilan pengusaha kecil dalam mengelola perusahaannya bisa
berhasil dengan baik. Hal inilah yang mendorong peneliti untuk mengadakan
penelitian dengan judul : “Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi
Keberhasilan Pengusaha Kecil Atas Penggunaan Informasi Akuntansi Di
Daerah Kabupaten Tuban”.
1.2.Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka
perumusan masalah :
1. Apakah proses belajar, motivasi dan kepribadian berpengaruh positif
terhadap keberhasilan pengusaha kecil di daerah Kabupaten Tuban ?
2. Manakah di antara proses belajar, motivasi dan kepribadian yang
berpengaruh dominan terhadap keberhasilan pengusaha kecil di daerah
Kabupaten Tuban ?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dan latar belakang, maka tujuan
1. Untuk menguji dan membuktikan secara empiris pengaruh proses
belajar, motivasi dan kepribadian terhadap keberhasilan pengusaha
kecil di daerah Kabupaten Tuban.
2. Untuk menguji dan menentukan secara empiris pengaruh yang paling
dominan terhadap keberhasilan pengusaha kecil di daerah Kabupaten
Tuban.
1.4. Manfaat Penelitian
Beberapa manfaat yang diperoleh melalui penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Bagi perusahaan
Memberikan informasi kepada manajemen tentang adanya persepsi dari
dalam yang dapat mempengaruhi keberhasilan pengusaha kecil di daerah
Kabupaten Tuban.
2. Bagi penulis
Dengan penelitian ini diharapkan akan menambah wawasan dan
pengetahuan sekaligus mengembangkan ilmu terutama mengenai hal-hal
yang berhubungan dengan penelitian, khususnya yang berkaitan dengan
bidang akuntansi manajemen.
3. Bagi Universitas
Penelitian ini diharapkan dapat menambah perbendaharaan perpustakaan
untuk kepentingan ilmiah sehingga dapat dipergunakan sebagai acuan
2.1. Hasil Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan dapat digunakan sebagai
bahan masukan serta bahan pengkajian yang berkaitan dengan penelitian ini,
adalah penelitian yang telah dilakukan oleh :
1. Kiryanto, dkk (2001)
a. Judul :
Pengaruh Persepsi Manajer atas Informasi Akuntansi Keuangan
terhadap Keberhasilan Perusahaan Kecil.
b. Perumusan masalah :
1) Apakah proses belajar, motivasi dan kepribadian mempunyai
pengaruh terhadap persepsi manajer perusahaan kecil atas
informasi akuntansi keuangan.
2) Apakah persepsi manajer perusahaan kecil atas informasi
akuntansi keuangan berpengaruh terhadap keberhasilan
perusahaan kecil.
c. Hipotesis :
1) Diduga bahwa proses belajar, motivasi dan kepribadian
berpengaruh terhadap persepsi manajer perusahaan kecil atas
2) Diduga bahwa persepsi manajer perusahaan kecil atas
informasi akuntansi keuangan berpengaruh terhadap
keberhasilan perusahaan kecil.
d. Kesimpulan :
1) Bahwa proses belajar, motivasi dan kepribadian terbukti secara
bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap persepsi manajer
perusahaan kecil atas informasi akuntansi keuangan. Hal ini
dibuktikan dengan F hitung 8,23 lebih besar dari F tabel.
2) Sedangkan persepsi manajer perusahaan kecil atas informasi
akuntansi keuangan mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan
perusahaan kecil. Hal ini ditunjukkan dengan F hitung 15,811
lebih besar dari F tabel.
e. Persamaan dan Perbedaan
Persamaan : menggunakan variabel bebas proses belajar, motivasi
dan kepribadian dan analisis regresi linier berganda.
Perbedaan : penelitian terdahulu menggunakan variabel terikat
persepsi manajer, sedangkan penelitian sekarang menggunakan
variabel terikat keberhasilan pengusaha kecil. Penelitian terdahulu
menggunakan analisis regresi berganda dan sederhana, sedangkan
2. Pinasti (2007)
a. Judul :
Pengaruh Penyelenggaraan dan Penggunaan Informasi Akuntansi
terhadap Persepsi Pengusaha Kecil atas Informasi Akuntansi: Suatu
Riset Eksperimen.
b. Perumusan masalah :
Apakah penyelenggaraan dan penggunaan informasi akuntansi
mempunyai pengaruh terhadap persepsi pengusaha kecil atas
informasi akuntansi melalui metode eksperimen ?.
c. Hipotesis :
Diduga bahwa penyelenggaraan dan penggunaan informasi akuntansi
mempunyai pengaruh terhadap persepsi pengusaha kecil atas
informasi akuntansi melalui metode eksperimen.
d. Kesimpulan :
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyelenggaraan dan
penggunaan informasi akuntansi terbukti secara empiris dalam riset
eksperimen ini mempunyai pengaruh terhadap persepsi pengusaha
kecil atas informasi akuntansi. Hal ini dinyatakan oleh hasil uji t
yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan secara
statistik atas persepsi subyek kelompok I (kelompok eksperimen)
dan persepsi subyek kelompok II (kelompok kontrol) terhadap
e. Persamaan dan Perbedaan
Persamaan : sama menggunakan variabel persepsi pengusaha kecil
atau manajer.
Perbedaan : penelitian terdahulu menggunakan analisis uji beda
rata-rata, sedangkan penelitian sekarang menggunakan analisis regresi
berganda. Selain itu penelitian terdahulu dengan penelitian yang
dilakukan sekarang mempunyai perbedaan pada dimensi waktu, serta
tempat yang berbeda.
3. Wiwin (2000)
a. Judul :
Pengaruh Motivasi, Belajar Dan Sikap Terhadap Persepsi Konsumen
Pada Surat Kabar Harian Surya.
b. Perumusan masalah :
1) Apakah faktor motivasi mempunyai pengaruh terhadap persepsi
konsumen pada surat kabar Harian Surya ?
2) Apakah faktor belajar mempunyai pengaruh terhadap persepsi
konsumen pada surat kabar Harian Surya ?
3) Apakah faktor sikap mempunyai pengaruh terhadap persepsi
konsumen pada surat kabar Harian Surya ?
4) Apakah faktor-faktor motivasi, belajar dan sikap berpengaruh
secara bersama-sama terhadap persepsi konsumen pada surat
c. Hipotesis :
1) Diduga bahwa faktor motivasi mempunyai pengaruh terhadap
persepsi konsumen pada surat kabar Harian Surya.
2) Diduga bahwa faktor belajar mempunyai pengaruh terhadap
persepsi konsumen pada surat kabar Harian Surya.
3) Diduga bahwa faktor sikap mempunyai pengaruh terhadap
persepsi konsumen pada surat kabar Harian Surya.
4) Diduga bahwa faktor-faktor motivasi, belajar dan sikap
mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap persepsi
konsumen pada surat kabar Harian Surya.
d. Kesimpulan :
Dalam pengujian secara parsial dengan uji t menunjukkan adanya
pengaruh dari masing-masing variabel bebas yaitu motivasi, belajar
dan sikap terhadap variabel terikat yaitu persepsi konsumen.
Sedangkan pengujian secara simultan dengan menggunakan uji F
menunjukkan adanya pengaruh secara nyata antara variabel bebas
dan variabel terikat dengan nilai F hitung (242,975) lebih besar dari
Ftabel (2,68). Yang berarti secara simultan atau keseluruhan variabel
bebas yaitu motivasi, belajar dan sikap berpengaruh secara nyata
terhadap variabel terikat yaitu persepsi konsumen.
e. Persamaan dan Perbedaan
Persamaan : sama menggunakan variabel bebas belajar, motivasi dan
kepribadian (sikap) serta menggunakan analisis regresi linier
Perbedaan : penelitian terdahulu menggunakan variabel terikat
persepsi konsumen, sedangkan penelitian sekarang menggunakan
variabel terikat keberhasilan perusahaan kecil. Selain itu penelitian
terdahulu dengan penelitian yang dilakukan sekarang mempunyai
perbedaan pada obyek penelitian, tempat serta waktu yang berbeda.
2.2. Landasan Teori
2.2.1. Persepsi Manajer
2.2.1.1. Pengertian Persepsi
Dalam suatu organisasi selalu terjadi proses komunikasi antara
satu orang dengan yang lain, baik secara individu maupun secara
kelompok. Dalam proses tersebut, siapapun yang mengambil inisiatif,
apakah seorang bawahan ataukah seorang manajer, pengambil inisiatif
berharap agar tujuannya berkomunikasi dapat diterima dan dimengerti.
Penerimaan inilah yang disebut dengan persepsi.
Menurut Miftah Thoha menyatakan persepsi adalah proses kognitif
yang dialami setiap orang didalam memahami informasi tentang
lingkungannya, baik lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan,
perasaan dan penciuman (2000:123).
Menurut Stephen, persepsi merupakan suatu proses dimana
individu-individu mengorganisasikan dan menafsirkan kesan-kesan
indera mereka agar memberikan makna bagi lingkungan mereka
kadangkala membiaskan persepsi. Faktor-faktor tersebut dapat terletak
pada orang yang mempersepsikannya, objek atau sasaran yang
dipersepsinya atau konteks dimana persepsi itu dibuat.
Para manajer perlu mengetahui bahwa karyawan mereka bereaksi
terhadap persepsi, bukan terhadap kenyataan. Jadi apakah penghargaan
manajer terhadap seorang karyawan sesungguhnya objektif dan tidak
bias. Individu yang berpendapat bahwa penilaian kinerja adalah bias,
atau tingkat upah dianggap rendah akan berperilaku seolah-olah
kondisi-kondisi tersebut benar ada. Pesan untuk para manajer adalah mereka
harus benar-benar perlu memperhatikan pada bagaimana karyawan
mempersepsikan pekerjaan mereka maupun praktek-praktek manajemen.
2.2.1.2. Karakteristik Persepsi
Menurut Busch dan Houston (1998:152-153), karakteristik
persepsi didefinisikan sebagai berikut :
a. Bersifat Selektif
Manusia mempunyai keterbatasan bahwa hal kapasitas atau
kemampuan mereka dalam memproses semua informasi di
lingkungan.
b. Terorganisir / teratur
Suatu perangsang / pendorong tidak bisa dianggap terisolasi dari
perangsang-perangsang yang lain. Rangsangan-rangsangan
keseluruhan. Jadi ketika seseorang memperhatikan suatu perangsang,
seseorang berusaha untuk mengatur dan memberikan arti pada
rangsangan tersebut.
c. Stimulus
Adalah apa yang dirasakan dan arti-arti yang terdapat didalamnya
adalah fungsi atau tugas dari perangsang / pendorong itu sendiri.
d. Subyektif
Persepsi merupakan fungsi faktor-faktor pribadi. Kebutuhan,
nilai-nilai, motif-motif, pengalaman masa lalu, pola pikir dan kepribadian
seseorang digabungkan untuk memperoleh apa yang dirasa dan
bagaimana cara merasakan.
2.2.1.3. Pemilihan Persepsi
Reaksi setiap orang terhadap stimulus akan bergantung bagaimana
stimulus yang bersangkutan. Pemrosesan informasi mengacu pada suatu
stimulus yang diterima, ditafsirkan, disimpan dalam ingatan dan akhirnya
diambil kembali.
Cara proyeksi semua stimulus dijelaskan oleh prinsip-prinsip
pemilihan persepsi sebagai berikut :
a. Faktor-faktor perhatian dari luar.
2.2.1.3.1. Faktor-faktor dari luar
1. Intensitas
Merupakan faktor yang menyatakan perhatian yang dinyatakan
bahwa semakin besar intensitas stimulus dari luar, maka semakin
besar pula hal-hal itu dapat dipahami.
2. Ukuran
Merupakan faktor yang menyatakan bahwa semakin besar ukuran
suatu obyek, maka semakin mudah untuk bisa diketahui atau
dipahami.
3. Keberlawanan atau kontras
Yaitu stimulus luar yang penampilannya berlawanan dengan latar
belakangnya atau sekelilingnya atau yang sama sekali diluar
sangkaan orang banyak, akan menarik banyak perhatian.
4. Pengulangan (Repetition)
Yaitu stimulus dari luar yang diulang akan memberikan perhatian
yang lebih besar dibandingkan dengan sekali dilihat.
5. Gerakan ( Moving )
Yaitu menyatakan bahwa orang akan memberikan banyak
perhatian terhadap obyek yang bergerak dalam jangkauan
2.2.1.3.2. Faktor-faktor dari dalam (Internal set factor)
Beberapa faktor dari dalam diri seseorang yang mempengaruhi
proses seleksi persepsi antara lain : proses belajar, motivasi dan
kepribadian.
2.2.1.3.2.1.Proses Belajar
Merupakan perubahan-perubahan perilaku yang terjadi sebagai
hasil akibat adanya pengalaman. Hasil belajar ini akan memberikan
tanggapan tertentu yang sesuai dengan rangsangan dan yang
mempunyai tujuan tertentu. Perilaku yang dipelajari tidak hanya
menyangkut perilaku yang tampak, tetapi harus juga menyangkut
sikap, emosi, kepribadian, kriteria dan banyak faktor lain yang
mungkin tidak dapat ditunjukkan dengan kegiatan yang tampak. Proses
belajar terjadi karena adanya interaksi antara manusia atau organisasi
yang dasarnya bersifat individual dengan lingkungan khusus tertentu.
Sebagai hasil dari interaksi ini terbentuklah hubungan antara
kebutuhan dan tanggapan, antara tegangan dan perilaku yang
mengubah tegangan tersebut.
Menurut Stephen (1996:99), belajar merupakan setiap
perubahan yang relatif permanen dari perilaku yang terjadi sebagai
hasil pengalaman.
Istilah belajar dalam arti kata umum, bukan hanya menyangkut
proses belajar formal yang biasa dilakukan di bangku sekolah. Tetapi
manusia dengan lingkungannya. Keberhasilan seorang manajerpun
sangat bergantung pada kemampuan belajarnya. Dalam lingkungan
dunia usaha yang berubah-ubah dengan cepat, agar dapat menjalankan
tugasnya dengan baik, selain dituntut memiliki kemampuan yang
tinggi untuk belajar dan beradaptasi dengan lingkungannya tersebut.
Pengalaman merupakan kesimpulan oleh seorang peserta
tertentu atas suatu kejadian, arti yang diberikan kepada kejadian itu,
arti yang ia masukkan, cernakan. Bila dilihat lebih cermat,
pengalaman-pengalaman peserta adalah apa yang diperbuat kejadian
itu berlangsung. Jelaslah disini dalam waktu bahwa pengalaman adalah
masukan dari apa yang diperbuat selama waktu kejadian berlangsung,
dan hal ini ikut berperan dalam penyelesaian pekerjaan.
Belajar dari pengalaman orang lain juga belajar dari kegagalan
maupun keberhasilan dimasa-masa yang lalu adalah merupakan contoh
dari proses belajar yang dapat dimanfaatkan oleh para manajer dalam
menunjang keberhasilan.
2.2.1.3.2.2.Motivasi
Adalah konsep yang menguraikan tentang kekuatan-kekuatan
yang ada dalam diri setiap individu untuk memulai dan mengarahkan
perilaku. Konsep ini digunakan untuk menjelaskan
perbedaan-perbedaan dalam intensitas perilaku dimana perilaku yang bersemangat
adalah hasil dari tingkat motivasi yang lebih kuat, selain itu konsep
Menurut Stephen (1996:198), motivasi merupakan kesediaan
untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi ke arah tujuan
organisasi, yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu untuk
memenuhi sesuatu kebutuhan individual.
Menurut Husein (1998:37-42), teori motivasi dikelompokkan
menjadi 2 kelompok, yaitu (1) teori kepuasan (content theory) dan (2)
teori proses (process theory) :
1. Teori Motivasi Kepuasan
Teori ini mendasarkan pada faktor-faktor kebutuhan dan kepuasan
individu sehingga mereka mau melakukan aktivitasnya, jadi
mengacu pada diri seseorang. Teori ini mencoba mencari tahu
tentang kebutuhan yang dapat mendorong semangat kerja
seseorang untuk bekerja. Teori kepuasan ini dikenal antara lain :
a. Teori motivasi Klasik dari Taylor
Menurut teori ini, motivasi pekerja hanya untuk dapat
memenuhi kebutuhan dan kepuasan biologis saja, yaitu hanya
dapat mempertahankan kelangsungan hidup.
b. Teori hierarki kebutuhan (Need Hierarchi) dari Abraham Maslow
Menurut teori ini, kebutuhan dan kepuasan pekerja identik
dengan kebutuhan biologis dan psikologis, yaitu berupa
materiil maupun non materiil. Dasar teori ini adalah bahwa
atau tanpa henti, alat motivasinya adalah kepuasan yang belum
terpenuhi serta kebutuhan berjenjang.
c. Teori dua faktor (two factors) dari Frederick Herzberg
Pekerja dalam melaksakan pekerjaannya dipengaruhi oleh 2
faktor utama yang merupakan kebutuhan, yaitu :
1. Faktor-faktor pemeliharaan (Maintenance Factors)
Merupakan faktor pemeliharaan yang berhubungan dengan
hakekat pekerja yang ingin memperoleh ketentraman
badaniah.
2. Faktor-faktor motivasi (Motivation factors)
Faktor-faktor ini merupakan fakto-faktor motivasi yang
menyangkut kebutuhan psikologis yang berhubungan
dengan penghargaan terhadap pribadi yang secara langsung
berkaitan dengan pekerja.
Teori dua faktor ini disebut juga dengan konsep Higiene,
yang mencakup :
1. Isi Pekerjaan
a. Prestasi
b. Perngakuan
c. Pekerjaan itu sendiri
2. Faktor Higienis
a. Gaji dan upah
b. Kondisi kerja
c. Kebijakan administrasi perusahaan
d. Hubungan antar individu
e. Kualitas supervise
d. Teori Motivasi prestasi (Achievement Motivation) dari Mc.Clelland
Teori ini menyatakan bahwa seorang pekerja memiliki energi
potensial yang dapat dimanfaatkan tergantung pada dorongan
motivasi, situasi dan peluang yang ada. Kebutuhan pekerja yang
dapat memotivasi gairah kerja adalah :
- Kebutuhan akan prestasi
- Kebutuhan akan afiliasi
- Kebutuhan akan kekuasaan
e. Teori ERG (Excistence, Relatedness and Growth) dari Alderfer Teori ini merupakan penyempurnaan dari teori yang
dikemukakan Abraham Maslow dan menurut para ahli dianggap
lebih mendekati keadaan yang sebenarnya menurut data empiris.
Teori ini mengemukakan bahwa ada 3 kelompok kebutuhan yang
utama yaitu:
- Kebutuhan akan kemajuan (Growth)
2. Teori Motivasi Proses
Teori ini berusaha agar setiap pekerja mau bekerja giat sesuai
dengan harapan. Daya penggerak yang memotivasi semangat kerja
tergantung dari harapan yang akan diperolehnya. Jika harapan
menjadi kenyataan mereka pekerja cenderung akan meningkatkan
kualitas kerjanya, begitu pula sebaliknya. Ada 3 macam teori
motivasi proses yang terkenal yaitu :
a. Teori Harapan (Expectancy Theory)
Teori ini dikemukakan oleh Victor H. Vroom yang mengatakan
bahwa seseorang bekerja untuk merealisasikan harapannya dari
pekerjaan itu. Teori ini didasarkan pada 3 komponen, yaitu :
- Harapan, adalah suatu kesempatan yang disediakan, dan
akan terjadikarena perilaku.
- Nilai, merupakan nilai yang diakibatkan oleh perilaku
tertentu.
- Pertautan (instrumentality), yaitu besarnya probabilitas, jika bekerja secara efektif apakah akan terpenuhi
keinginan dan kebutuhan tertentu yang diharapakan.
b. Teori Keadilan (Equity Theory)
Keadilan merupakan daya penggerak yang memotivasi
c. Teori Pengukuran (Reinforcement Theory)
Teori ini didasarkan atas hubungan sebab akibat dari perilaku
dengan pemberian kompensasi.
3. Teori X dan Y dari Mc. Gragor
Teori yang dicetuskan oleh Mc. Gragor ini didasarkan pada
asumsi bahwa manusia secara jelas dan tegas dapat dibedakan atas
manusia penganut teori X dan penganut teori Y.
a. Asumsi Teori X
- Karyawan rata-rata malas bekerja.
- Karyawan tidak berambisi untuk mencapai prestasi yang
optimal dan selalu menghindarkan tanggung jawab.
- Karyawan lebih suka dibimbing, diperintah dan diawasi.
- Karyawan lebih mementingkan dirinya sendiri.
b. Asumsi Teori Y
- Karyawan rata-rata rajin bekerja. Pekerjaan tidak perlu
dihindari dan dipaksakan, bahkan banyak karyawan tidak
betah karena tidak ada yang dikerjakan.
- Dapat memikul tanggung jawab.
- Berambisi untuk maju dalam mencapai sasaran organisasi.
2.2.1.3.2.3.Kepribadian
Hal penting yang perlu mendapat perhatian untuk menunjukkan
pengertian kepribadian adalah sesuatu yang mengembangkan ciri khas
orang lain. Kepribadian meliputi kebiasan sikap, cirri-ciri / watak yang
khas yang membedakan perilaku setiap individu. Ada dua pendapat
yang bertentangan dengan faktor-faktor pembentukan kepribadian.
Pertama, aliran yang percaya bahwa kepribadian seseorang
secara murni ditentukan oleh faktor bawaan. Menurut Lambroso
berpendapat, “a born criminal” (Indriyati Sunaryo,1993). Maksudnya bahwa seseorang itu menjadi jahat karena memang ia sudah dilahirkan
sebagai penjahat.
Kedua, aliran yang mengagungkan pengaruh faktor lingkungan.
Menurut John Locke dengan teori “tabula rasa” (Indriyati Sunaryo,
1993). Maksudnya bahwa seorang bayi yang dilahirkan itu ibarat
selembar kertas putih, lingkungan yang dapat menentukan apakah
seseorang itu akan menjadi jahat atau baik.
Menurut Stephen (1996:85), kepribadian merupakan total
jumlah dari cara-cara dimana seorang individu bereaksi dan
berinteraksi dengan orang-orang lain.
Kepribadian seseorang ditentukan oleh tiga faktor yaitu :
1. Keturunan
Keturunan memainkan suatu bagian penting dalam menentukan
kepribadian seorang individu.
2. Lingkungan
Diantara faktor-faktor yang menggunakan tekanan pada
dibesarkan, kondisi, norma-norma diantara keluarga, teman-teman,
dan kelompok-kelompok sosial serta pengaruh-pengaruh lain yang
dipaparkan memberikan suatu peran yang cukup besar dalam
membentuk kepribadian.
3. Situasi
Situasi mempengaruhi efek keturunan dan lingkungan pada
kepribadian.
2.2.1.4. Organisasi Persepsi
Jika informasi berasal dari suatu situasi yang telah diketahui oleh
seseorang, maka informasi yang datang tersebut akan mempengaruhi cara
seseorang mengorganisasikan persepsinya. Hasil pengorganisasian
persepsi mengenai informasi dapat berupa pengertian tentang suatu obyek
tertentu.
Menurut Miftah Thoha (2000:137-138) pengorganisasian persepsi
meliputi :
1. Kesamaan dan ketidaksamaan
Sesuatu obyek yang mempunyai kesamaan dan ketidaksamaan ciri,
akan dipersepsi sebagai sesuatu obyek yang berhubungan dan
ketidakberhubungan. Artinya obyek yang mempunyai ciri yang sama
dipersepsi ada hubungannya, sedangkan obyek yang mempunyai ciri
2. Kedekatan dalam ruang
Obyek atau peristiwa yang dilihat oleh orang karena adanya kedekatan
dalam ruang tertentu, akan dengan mudah diartikan sebagai obyek atau
peristiwa yang ada hubungannya.
2.2.2. Kewirausahaan atau Entrepreneurship
Kewirausahaan adalah seorang pembuat keputusan yang membantu
terbentuknya sistem ekonomi perusahaan yang bebas. Sebagian besar
pendorong, perubahan, inovasi dan kemajuan di perekonomian kita akan
datang dari para wirausaha; orang-orang yang memiliki kemampuan untuk
mengambil resiko dan mempercepat pertumbuhan ekonomi. (Marbun,
1996:36)
Sekarang ini banyak kesempatan untuk berwirausaha. Suatu karier
kewirausahaan dapat mendukung kesejahteraan masyarakat, menghasilkan
imbalan finansial yang nyata. Wirausaha diberbagai industri membantu
perekonomian dengan menyediakan pekerjaan dan memproduksi barang
dan jasa bagi konsumen didalam negeri maupun diluar negeri. Meskipun
perusahaan raksasa menarik lebih banyak perhatian publik dan sering kali
menghiasi berita utama media massa, bisnis kecil, dan kegiatan
kewirausahaannya setidaknya memberikan andil nyata bagi kehidupan
sosial dan perekonomian dunia.
Pembahasan mengenai usaha kecil tidak lepas dari pemahaman
tentang lingkungan dan sistem perusahaan berskala kecil serta
hambatan - hambatan yang dijumpai dalam dunia usaha tercakup dalam
suatu istilah yang disebut Entrepreneur-ship atau kewirausahaan. Peran sang Entrepreneur atau wirausahanya sangat mendominasi perilaku bisnis dan sangat menentukan arah masa depan bagi suatu usaha kecil.
• Kriteria Usaha Kecil
Berdasarkan KADIN dan Asosiasi serta Himpunan Pengusaha Kecil,
juga kriteria dari Bank Indonesia, maka yang termasuk kategori usaha
kecil adalah :
a. Usaha perdagangan
Keagenan, Pengecer, Ekspor/Impor, dan lain-lain dengan Model
aktif Perusahan (MAP) tidak melebihi Rp. 150.000.000/tahun dan
Capital Turn-Over (CTO) atau perputaran modal tidak melebihi
Rp. 600.000.000,00.
b. Usaha Pertanian
Pertanian pangan maupun perkebunan, perikanan darat/laut.
Peternakan dan usaha lain yang termasuk lingkup pengawasan
departemen pertanian. Ketentuan batas MAP tidak melebihi Rp.
150.000.000,00 / tahun dan CTO tidak melebihi Rp.
600.000.000,00.
c. Usaha Industri
Industri logam/kimia, makanan/minuman, pertambangan,
bahan-galian, serta aneka industri kecil lainnya, dengan batas MAP =
d. Usaha jasa
Menjual tenaga/pelayanan bagi pihak ketiga, konsultan,
perencana, perbengkelan, transportasi serta restoran dan lainnya
dengan batas MAP tidak melebihi Rp. 150.000.000,00 / tahun dan
CTO tidak melebihi Rp. 600.000.000,00.
e. Usaha Jasa Konstruksi
Kontraktor bangunan, jalan, kelistrikan, jembatan, pengairan dan
usaha-usaha lain yang berkaitan dengan teknik konstruksi
bangunan, dengan batas MAP = Rp. 250.000.000,00 dan batas
CTO = Rp. 1.000.000.000,00.
Pada masing-masing jenis usaha diatas, batas jumlah tenaga
kerja perusahaan tidak lebih dari 300 orang.
- modal dan assets tidak melebihi US $ 3.000.000.
- Tenaga kerja tidak melebihi : 100 orang.
• Bentuk dan Jenis Usaha Kecil
Berbagai usaha kecil yang terdapat di Indonesia dapat
digolongkan menurut bentuk-bentuk, jenis serta kegiatan yang
dilakukan. Penggolongan menurut bentuk berdasarkan pada pola
kepemimpinan dan pertanggungjawabannya. Penggolongan menurut
jenis berdasarkan pada produk atau jasa yang dihasilkan serta aktivitas
yang dilakukannya. Di samping penggolongan berdasarkan kategori di
atas, pada hakekatnya usaha kecil yang ada secara umum
a. Industri kecil
Misalnya : industri kerajinan rakyat, industri cor logam, konveksi
dan berbagai industri lainnya.
b. Perusahaan berskala kecil
Misalnya : penyalur, toko kerajinan, koperasi, waserba, restoran,
toko bunga, jasa profesi dan lainnya.
c. Sektor informal
Misalnya : agen barang bekas, kios kaki lima, dan lainnya.
• Bentuk
Berdasarkan bentuk usahanya, maka perusahaan kecil yang
terdapat di Indonesia dapat digolongkan kedalam 2 bentuk :
1. Usaha Perorangan
Usaha Perorangan bertanggung jawab kepada pihak ketiga
atau pihak lain (dalam hal ini konsumen) dengan dukungan harta
kekayaan perusahaan yang merupakan milik pribadi dari
pengusaha yang bersangkutan. Jumlahnya di Indonesia cukup besar
dan skala usahanya relatif kecil. Pada umumnya lebih mudah untuk
didirikan, karena tidak memerlukan persyaratan yang rumit dan
bertahap seperti bentuk – bentuk usaha lainnya.
2. Usaha Persekutuan / Partnership
Usaha Persekutuan berusaha mencapai tujuan – tujuan
perusahaan dalam memperoleh laba. Merupakan laba. Merupakan
secara pribadi terhadap kewajiban – kewajiban usaha
persekutuannya. Bentuk pertanggungjawab dan pola
kepemimpinannya berbeda – beda menurut bentuk – bentuk
persekutuan yang dibentuk.
• Jenis
Jenis usaha kecil dikategorikan berdasarkan jenis produk atau jasa
yang dihasilkan maupun aktivitas yang dilakukan oleh suatu usaha
kecil, serta mengacu pada kriteria usaha kecil. Berbagai ragam dan
jenis usaha kecil yang dikenal meliputi :
a. Usaha Perdagangan
Keagenan : agen koran dan majalah, sepatu, pakaian, dan
lain-lain.
Pengecer : minyak, kebutuhan sehari-hari, buah-buahan dan
lain-lain.
Ekspor/impor: berbagai produk lokal dan internasional
Sektor informal: pengumpulan barang bekas, kaki lima dan
lain-lain
b. Usaha pertanian
Pertanian pangan maupun perkebunan: bibit dan peralatan
pertanian, buah-buahan, dan lian-lain
Perikanan darat/laut: tambak udang, pembuatan krupuk ikan dan
Peternakan usaha lain yang termasuk lingkup pengawasan
departemen pertanian: produsen telur ayam, susu sapi, dan
lain-lain produksi hasil peternakan.
c. Usaha industri
Industri logam/kimia: pengrajin logam, pengrajin kulit, keramik,
fiberglass, marmer, dan lain-lain.
Makanan/minuman: produsen makanan tradisional, minuman
ringan, catering, produk lainnya.
Pertambangan, bahan-galian, serta aneka industri kecil: pengrajin
perhiasan, batu-batuan, dan lain-lain.
Konveksi: produsen garment, batik, tenun ikat, dan lain-lain.
d. Usaha jasa
Konsultan: konsultan hukum, pajak, manajemen, dan lain-lain.
Perencana: perencana teknis, perencana sistem, dan lain-lain.
Perbengkelan: bengkel mobil, elektronik, jam, dan lain-lain.
Transportasi: travel, taxi, angkutan umum, dan lain-lain.
Restoran: rumah makan, coffee-shop, cafetaria, dan lain-lain.
e. Usaha jasa konstruksi
Kontraktor bangunan, jalan, kelistrikan, jembatan, pengairan, dan
usaha-usaha lain yang berkaitan dengan teknis kontruksi
• Keunggulan dan Kelemahan Usaha Kecil
Pemerintah melalui departemen perindustrian, departemen
tenaga kerja, departemen perdagangan serta pihak perbankan telah
melakukan upaya yang semaksimal mungkin dalam membantu
pengusaha kecil, industri kecil maupun sektor informal. Melalui
strategi pengembangan industri kecil, pada akhir pelita III telah
dicapai jumlah unit usaha kecil yang tersebar di pulau jawa (76,54%)
serta di propinsi lainnya (23,46%). (sumber: data dan profil industri
kecil di Indonesia–Departemen Perindustrian RI).
• Keunggulan Usaha kecil
Pada kenyataannya, usaha kecil mampu tetap bertahan dan
mengantisipasi kelesuan perekonomian yang diakibatkan inflasi
maupun berbagai faktor penyebab lainnya. Tanpa subsidi dan
proteksi, industri kecil di Indonesia mampu menambah nilai devisa
bagi negara. Sedangkan sektor informal mampu berperan sebagai
duffer (penyangga) dalam perekonomian masyarakat lapisan bawah.
Secara umum perusahaan skala kecil baik perorangan maupun kerja
sama memiliki keunggulan dan daya tarik seperti :
1. Pemilik merangkap manajer perusahaan yang bekerja sendiri dan
memiliki gaya manajemen sendiri (merangkap semua fungsi
manajerial seperti marketing, finance dan administrasi).
2. Perusahaan keluarga, di mana pengelolanya mungkin tidak
3. Sebagian besar membuat lapangan pekerjaan baru, inovasi, sumber
daya baru serta barang dan jasa-jasa baru.
4. Resiko usaha menjadi beban pemilik.
5. Pertumbuhan yang lambat, tidak teratur, terkadang cepat dan
prematur (prematur high-growth).
6. Fleksibel terhadap bentuk fluktuasi jangka pendek, namun tidak
memiliki rencana jangka panjang (Corporate-Plan).
7. Independen dalam penentuan harga produksi atas barang atau
jasa-jasanya.
8. Prosedur hukumnya sederhana.
9. Pajak relatif ringan, karena yang dikenakan pajak adalah
pribadi/pengusaha, bukan perusahaannya.
10.Kontak-kontak dengan pihak luar bersifat pribadi.
11.Mudah dalam proses pendiriannya.
12.Mudah dibubarkan setiap saat jika dikehendaki.
13.Pemilik mengelola secara mandiri dan bebas waktu.
14.Pemilik menerima seluruh laba.
15.Umumnya mempunyai kecenderungan mampu untuk survive.
16.Merupakan type usaha yang paling cocok untuk mengelola produk,
jasa atau proyek perintisan, yang sama sekali baru atau belum
17.Terbukanya peluang dengan adanya berbagai kemudahan dalam
peraturan dan kebijakan pemerintah yang mendukung
berkembangnya usaha kecil di Indonesia.
18.Diversifikasi usaha terbuka luas sepanjang waktu dan pasar
konsumen senantiasa tergali melalui kreativitas pengelola.
19.Relatif tidak membutuhkan investasi yang terlalu besar, tenaga
kerja yang tidak berpendidikan tinggi, serta sarana produksi
lainnya yang tidak terlalu mahal.
20.Meskipun tidak terlihat nyata, masing-masing usaha kecil dengan
usaha kecil yang lain saling ketergantungan secara moral dan
semangat berusaha.
Di samping keunggulan secara umum seperti diatas, usaha kecil
memiliki arti strategis secara khusus bagi suatu perekonomian,
diantaranya:
1. Dalam banyak pengerjaan produk tertentu, perusahaan besar
banyak bergantung kepada perusahaan – perusahaan kecil, karena
jika dikerjakan sendiri oleh mereka (perusahaan besar) maka
margin-nya menjadi tidak ekonomis.
2. Merupakan pemerataan konsentrasi dari kekuatan – kekuatan
• Hambatan dalam Pengelolaan Usaha kecil.
Berbagai kendala yang menyebabkan kelemahan serta hambatan bagi
pengelola suatu usaha kecil di antaranya masih menyangkut faktor
intern dari usaha kecil itu sendiri serta beberapa faktor ekstern, sepert:
1. Umumnya penelola small-business meras tidak memerlukan
ataupun tidak pernah melakukan studi kelayakan, penelitian pasar,
analisis perputaran uang tunai/kas, serta berbagai penelitian lain
yang diperlukan suatu aktivitas bisnis.
2. Tidak memiliki perencanaan sistem jangka panjang, sistem
akuntansi yang memadai, anggaran kebutuhan modal, struktur
organisasi dan pendelegasian wewenang, serta alat - alat kegiatan
manajerial lainnya (perencanaan, pelaksanaan serta pengendalian
usaha) yang umumnya diperlukan oleh suatu perusahaan bisnis
yang profit-oriented.
3. Kekurangan informasi bisnis, hanya mengacu pada intuisi dan
ambisi pengelola, lemah dalam promosi.
4. Kurangnya petunjuk pelaksanaan teknis operasional kegiatan dan
pengawasan mutu hasil kerja dan produk, serta sering tidak
konsisten dengan ketentuan – ketentuan order/pesanan, yang
mengakibatkan klaim atau produk yang ditolak.
6. Terlalu banyak biaya-biaya yang diluar pengendalian serta utang
yang tidak bermanfaat, juga tidak dipatuhinya ketentuan –
ketentuan pembukuan standar.
7. Pembagian kerja tidak proporsional, sering terjadi pengelola
memiliki pekerjaan yang melimpah atau karyawan yang bekerja
di luar batas jam karja standar.
8. Kesulitan modal kerja atau tidak mengetahui secara tepat berapa
kebutuhan modal kerja, sebagai akibat tidak adanya perencanaan
kas.
9. Persediaan yang terlalu banyak, khususnya jenis barang – barang
yang salah (kurang laku).
10.Lain-lain yang menyangkut mist-manajemen dan ketidakpedulian
pengelola terhadap prinsip-prinsip manajerial
11.Resiko dan utang-utang kepada pihak ketiga ditanggung oleh
kekayaan pribadi pemilik.
12.Perkembangan usaha tergantung pada pengusaha yang setiap
waktu dapat berhalangan karena sakit atau meninggal.
13.Sumber modal terbatas pada kemampuan pemilik.
14.Perencanaan dan program pengendalian tidak ada atau belum
pernah merumuskannya.
Meskipun demikian, pemerintah tetap mendorong agar industri/usaha
kecil mampu lebih berkembang dan mandiri dengan melaksanakan
pemerintah maupun pihak-pihak atau lembaga swadaya masyarakat,
diantaranya:
a. Program peningkatan kemampuan usaha
b. Program pengembangan industri kecil untuk menunjang ekspor.
c. Program pengembangan keterkaitan sistem bapak angkat dengan
mitra usahanya.
d. Program pengembangan wiraswasta dan tenaga profesi.
e. Program penelitian dan pengembangan industri kecil.
f. Program penciptaan/pengaturan iklim dan kerja sama.
g. Program pengembangan usaha kecil dari berbagai perguruan
tinggi negeri maupun swasta.
h. Seminar dan pameran produk-produk industri kecil tingkat
nasional maupun internasional.
2.2.3. Karakteristik Laporan Keuangan
Dalam pemahaman terhadap informasi akuntansi keuangan perlu
kiranya diuraikan lebih dahulu tentang kriteria kualitatif laporan keuangan.
Karakteristik kualitatif ini merupakan cirri khas yang membuat informasi
laporan keuangan berguna bagi pemakainya. Berdasarkan standar
akuntansi keuangan (SAK) (1999:5-7) disebutkan ada empat karakteristik
a. Dapat dipahami
Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan
adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pemakai.
Untuk maksud ini, pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan yang
memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi serta
kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar.
Namun demikian, informasi kompleks yang seharusnya dimasukkan
dalam laporan keuangan tidak dapat dikeluarkan hanya atas dasar
pertimbangan bahwa informasi tersebut terlalu sulit untuk dapat
dipahami oleh pemakai tertentu.
b. Relevan
Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi
kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan keputusan. Informasi
memiliki kualitas relevan kalau dapat mempengaruhi keputusan
ekonomi pemakai dengan membantu mereka dengan mengevaluasi
peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan, menegaskan atau
mengoreksi, hasil evaluasi mereka dimasa lalu.
c. Keandalan
Agar bermanfaat, informasi juga harus andal (reliable). Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan,
kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakainya sebagai
seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat
disajikan.
Informasi mungkin relevan tetapi jika hakekat atau penyajiannya
tidak dapat diandalkan maka pengguna informasi tersebut secara
potensial dapat menyesatkan.
d. Dapat diperbandingkan
Pemakai harus dapat memperbandingkan laporan keuangan
perusahaan antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan
(trend) posisi dan kinerja keuangan. Pemakai juga harus dapat memperbandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk
mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi
keuangan secara relatif. Oleh karena itu, pengukuran dan penyajian
dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang serupa harus
dilakukan secara konsisten untuk perusahaan tersebut, antar periode
perusahaan yang sama dan untuk perusahaan yang berbeda.
2.2.4. Persepsi Manajer bila ditinjau dari Informasi Akuntansi
Keuangannya
Informasi akuntansi keuangan yang dimaksud adalah informasi
akuntansi keuangan yang disajikan untuk manajer dan disusun berdasarkan
standar akuntansi keuangan (SAK). Wujud nyata informasi akuntansi
keuangan yang terdiri dari : neraca, laporan rugi-laba, laporan perubahan
1. Neraca
Adalah suatu daftar yang menggambarkan aktiva (harta kekayaan),
kewajiban dan modal yang dimiliki oleh suatu perusahaan saat
tertentu. Judul suatu neraca terdiri atas 1) nama organisasi atau
perusahaan; 2) nama laporan (dalam hal ini neraca); 3) tanggal neraca.
Badan atau isi laporan terdiri atas 3 bagian yaitu : aktiva, kewajiban,
modal.
Aktiva adalah sumber-sumber ekonomi yang biasa dinyatakan dalam
satuan uang. Kewajiban adalah utang yang harus dibayar oleh
perusahaan dengan uang atau jasa pada suatu saat tertentu dimasa yang
akan datang. Dengan kata lain kewajiban merupakan tagihan para
kreditur kepada perusahaan.Modal adalah hak pemilik perusahaan atas
kekayaan (aktiva) perusahaan.
2. Laporan rugi laba
Adalah laporan keuangan yang disusun secara sistematis untuk
menyajikan hasil usaha perusahaan dalam rentang waktu tertentu.
Tujuan utama perusahaan adalah mendapatkan laba. Laporan laba rugi
disusun dengan maksud untuk menggambarkan hasil operasi
perusahaan dalam suatu periode tertentu. Dengan kata lain laporan laba
rugi menggambarkan keberhasilan atau kegagalan operasi perusahaan
dalam upaya mencapai tujuan. Hasil operasi perusahaan diukur dengan
membandingkan antara pendapatan perusahaan dengan biaya yang
pendapatan lebih besar dari biaya maka perusahaan akan memperoleh
laba. Dan apabila pendapatan lebih kecil dari biaya maka perusahaan
akan menderita rugi. Laporan laba rugi harus diberi judul yang terdiri
atas : nama perusahaan, nama laporan (dalam hal ini laporan rugi laba)
dan periode laporan. Isi laporan rugi laba terdiri atas 3 komponen
pokok : pendapatan, biaya, dan laba atau rugi.Pendapatan dalah aliran
penerimaan kas atau harta lain yang diterima dari konsumen sebagai
hasil penjualan barang atau pemberian jasa.Biaya adalah harga pokok
barang yang dijual dan jasa-jasa yang dikonsumsi untuk menghasilkan
pendapatan. Laba atau rugi adalah selisih lebih atau kurang antara
pendapatan dengan biaya.
3. Laporan perubahan modal
Adalah laporan keuangan yang menyajikan informasi yang mengenai
perubahan modal perusahaan akibat operasi perusahaan pada satu
periode akuntansi tertentu.
Hasil operasi perusahaan yang berupa laba atau rugi akan berpengaruh
terhadap modal pemilik. Apabila perusahaan memperoleh laba, maka
laba tersebut akan menambah modal pemilik. Sebaliknya jika
perusahaan menderita rugi, maka modal menjadi berkurang. Modal
pemilik dapat juga berubah karena adanya tambahan investasi yang
dilakukan oleh si pemilik atau karena pemilik mengambil harta
perusahaan untuk keperluan pribadi. Dengan demikian modal pemilik
karena perusahaan mendapat laba. Dilain pihak modal pemilik akan
berkurang 1) karena pemilik melakukan pengambilan harta perusahaan
untuk keperluan pribadi atau disebut pengambilan prive ; 2) karena
perusahaan menderita rugi.
4. Laporan arus kas
Adalah laporan yang menyajikan informasi tentang penerimaan dan
pengeluaran kas selama satu periode tertentu.
Penerimaan dan pengeluaran kas diklasifikasikan menurut kegiatan
operasi, kegiatan pembelanjaan dan kegiatan investasi. Kegiatan
investasi meliputi transaksi-transaksi yang berakibat pada kas, yang
menjadi penentu rugi-laba. Kegiatan pembelanjaan meliputi kegiatan
dengan pemilik dan kreditur yang berpengaruh pada kas. Kegiatan
investasi meliputi kegiatan pembelian aktiva tetap untuk fasilitas
produksi, menjualnya kembali kalau sudah tak terpakai dan kegiatan
memberi pinjaman uang serta penerimaan dari hasil tagihan atas
pinjaman tersebut.
Pihak yang berkepentingan sangat memerlukan informasi tentang
perkembangan dan kondisi keuangan perusahaan tersebut. Kondisi
keuangan perusahaan tercermin dari laporan keuangan. Laporan keuangan
perusahaan merupakan bahan yang digunakan oleh manajer untuk menilai
prestasinya yang ditunjukkan dari pemahaman terhadap laporan keuangan
tersebut. Laporan keuangan yang dibutuhkan oleh manajer ini dapat
ataupun dari periode sebelumnya. Selain itu laporan keuangan juga
digunakan oleh manajer sebagai pertanggungjawaban manajer atas
dana-dana yang telah dikelola.
Dalam SAK dijelaskan bahwa tujuan laporan keuangan adalah
menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta
perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi
sejumlah pemakaian dalam pengambilan keputusan ekonomi.
Keberhasilan perusahaan kecil ditinjau dari dua sudut pandang,
yaitu sudut pandang ekonomi dan sudut pandang social. Dari segi
ekonomi, keberhasilan perusahaan ditinjau dari adanya peningkatan
kekayaan perusahaan diluar pinjaman, misalnya : kenaikan laba, tambahan
modal sendiri dan rasio-rasio yang lain. Sedangkan segi social,
keberhasilan perusahaan ditinjau dari adanya kelangsungan perusahaan
dengan kaitannya keberadaan karyawan diperusahaan.
2.2.5. Kerangka Pikir
2.2.5.1.Hubungan Proses Belajar Terhadap Keberhasilan Pengusaha Kecil
Istilah belajar yang dimaksud dalam belajar dalam arti kata yang
sangat umum, bukan hanya menyangkut proses belajar formal yang biasa
dilakukan di bangku sekolah tetapi juga segala bentuk pengalaman, yang
merupakan hasil kontak antara manusia dengan lingkungannya.
Menurut pendapat dari Kiryanto, dkk (2001:203) bahwa
belajarnya. Dalam lingkungan dunia usaha yang berubah-ubah dengan
cepat, dan agar dapat menjalankan tugasnya dengan baik, selain dituntut
untuk menguasai aneka ketrampilan teknis, seorang manajer juga dituntut
untuk memiliki kemampuan yang tinggi untuk belajar dan beradaptasi
dengan lingkungannya tersebut. Belajar dari pengalaman orang lain juga
belajar dari kegagalan maupun keberhasilan dimasa-masa yang lalu adalah
merupakan contoh dari proses belajar yang dapat dimanfaatkan oleh para
manajer dalam menunjang keberhasilan.
Dari pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa keberhasilan
seorang manajer diperoleh melalui kemampuan dalam belajarnya. proses
belajar ini bukan hanya didapat dari bangku sekolah tetapi juga dari segala
bentuk pengalaman orang lain yang dapat dimanfaatkan oleh para manajer
dalam menunjang keberhasilannya.
2.2.5.2.Hubungan Motivasi Terhadap Keberhasilan Pengusaha Kecil
Dalam hal ini motivasi merupakan konsep yang menguraikan
tentang kekuatan-kekuatan yang ada dalam diri setiap individu untuk
memulai dan mengarahkan perilaku. Konsep ini digunakan untuk
menjelaskan perbedaan-perbedaan dalam intensitas perilaku dimana
kuat, selain itu konsep motivasi digunakan untuk menunjukkan arah
perilaku.
Banyak teori yang membicarakan motivasi yang mencoba
menjelaskan hubungan antara perilaku dan hasilnya. Menurut pendapat
Kiryanto, dkk (2001:203), teori tersebut dikelompokkan menjadi dua
kategori, yaitu : Pertama, teori kepuasan : yang memusatkan perhatian
pada faktor-faktor dalam diri orang, yang menggerakkan, mengarahkan,
mendukung, dan menghentikan perilaku; Kedua, teori proses : yang
menguraikan dan menganalisis bagaimana perilaku itu digerakkan,
diarahkan, didukung, dan dihentikan.
Dari pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa motivasi
timbul dari dalam diri setiap individu untuk memulai dan mengarahkan
perilaku. Dengan adanya perilaku dalam diri ini akan menggerakkan,
mengarahkan, mendukung, dan menghentikan perilaku untuk
menghasilkan sesuatu.
2.2.5.3.Hubungan Kepribadian Terhadap Keberhasilan Pengusaha Kecil
Kepribadian merupakan hal penting yang perlu mendapat perhatian
untuk menunjukkan keberhasilan dari pengusaha kecil. Kiryanto, dkk
(2001:203) mendefinisikan kepribadian adalah sesuatu yang
orang tersebut dengan orang lain. Ada dua pendapat yang bertentangan
tentang faktor-faktor pembentuk kepribadian.
Pertama, aliran yang percaya bahwa kepribadian seseorang secara
murni ditentukan oleh faktor bawaan. Menurut Lambroso (dalam Indryati
Sunaryo, 1993) yang berpendapat “a born criminal”. Yang maksudnya bahwa seseorang itu menjadi jahat karena memang ia sudah dilahirkan
sebagai penjahat.
Kedua, aliran yang mengagungkan pengaruh faktor lingkungan.
Menurut John Locke (dalam Sunaryo, 1993) dengan teori “tabula rasa”. Yang maksudnya bahwa seorang bayi yang dilahirkan itu ibarat selembar
kertas putih, lingkunganlah yang dapat menentukan apakah seseorang itu
akan menjadi jahat atau baik.
Dari pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kepribadian
seseorang merupakan ciri khas dari seseorang tersebut yang membedakan
dengan orang lain, yang dapat dipengaruhi dari faktor bawaan maupun dari
faktor lingkungan.
2.2.5.4.Hubungan Proses Belajar, Motivasi, Kepribadian Terhadap
Keberhasilan Pengusaha Kecil
Kelancaran arus informasi akuntansi keuangan dari pengusaha
usaha perusahaan, bagaimana struktur modalnya, berapa keuntungannya
yang telah diperoleh perusahaan pada suatu periode tertentu. Oleh karena
itu, pengelolaan pengusaha kecil membutuhkan tenaga yang profesional,
baik dibidang usaha, manajemen, organisasi dan akuntansi. Namun dalam
penggunaan alat informasi untuk menyampaikan sesuatu kepada pihak lain
belum tentu diterima oleh pihak yang bersangkutan sesuai dengan apa
yang dimaksud oleh pengirimnya.
Perbedaan persepsi antara si pengirim informasi dengan si
penerima informasi sering terjadi. Setiap manajer pengusaha kecil tentu
berbeda antara yang satu dengan yang lainnya, baik itu mengenai latar
belakang pendidikan, latar belakang keluarga dan lain sebagainya,
sehingga pemahaman masing-masing manajer terhadap informasi
akuntansi tentu berbeda pula.
Dalam penelitian Kiryanto, dkk (2001:201), menunjukkan bahwa
persepsi manajer dari dalam yaitu proses belajar, motivasi dan kepribadian
mempunyai pengaruh yang positif terhadap keberhasilan pengusaha kecil.
Hal ini nantinya dapat membantu pihak-pihak yang berkepentingan dalam
mengambil keputusan bisnis yang rasional dimana nantinya dapat
menciptakan suatu iklim bisnis yang memungkinkan bagi semua pihak
Regresi Linier Berganda Proses Belajar
(X1)
Motivasi (X2)
Kepribadian (X3)
Keberhasilan Pengusaha Kecil
(Y)
Dari pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa keberhasilan
pengusaha kecil dipengaruhi oleh persepsi manajer yang timbul dari dalam
diri pribadi manajer (faktor internal) yaitu melalui proses belajar, motivasi
dan kepribadian.
2.3. Diagram Kerangka Pikir
Berdasarkan teori dan hasil penelitian diatas maka dapat disusun
kerangka pikir sebagai berikut :
Gambar 2.1.
Diagram Kerangka Pikir
Keterangan :
X1 = Proses Belajar
X2 = Motivasi
X3 = Kepribadian
2.4. Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah yang dan tujuan penelitian yang
ingin dicapai, maka hipotesis yang dikemukakan disini adalah :
H1. Terdapat pengaruh proses belajar, motivasi dan kepribadian terhadap
keberhasilan pengusaha kecil atas penggunaan informasi akuntansi di
daerah Kabupaten Tuban.
H2. Bahwa proses belajar mempunyai pengaruh dominan terhadap
keberhasilan pengusaha kecil atas penggunaan informasi akuntansi di
3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
3.1.1. Definisi Operasional
Definisi Operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada
suatu variabel atau konstrak dengan cara memberikan suatu operasional
yang diperlukan untuk mengukur konstrak atau variabel tersebut. (Nazir
1998:152). Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 2
variabel yaitu variabel dependen (Y) dan variabel independen (X).
1. Variabel dependen yaitu Keberhasilan Pengusaha Kecil (Y)
Merupakan keberhasilan dari para pengusaha untuk meningkatkan
kinerja perusahaan, baik dalam partisipasi dalam perusahaan maupun
pengelolaannya.
2. Variabel independen (X) terdiri atas :
a. Proses Belajar (X1)
Merupakan suatu perubahan-perubahan perilaku yang terjadi
sebagai hasil akibat adanya pengalaman.
b. Motivasi (X2)
Merupakan konsep yang menguraikan tentang kekuatan-kekuatan
yang ada pada diri setiap individu untuk memulai dan mengarahkan