• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Interior House Of japanese Art And Culture Dengan Konsep Kaizen Di Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Interior House Of japanese Art And Culture Dengan Konsep Kaizen Di Bandung."

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Jepang merupakan negara yang terkenal akan kebudayaan yang khas. Meskipun budaya modern masuk ke negara Jepang, Jepang tetap mempertahankan kebudayaan tradisional. Kebudayaan tradisional ini sangat banyak diminati oleh semua kalangan seperti kalangan muda bahkan orang tua dari semua manca negara. Saat ini, banyak program-progam kegiatan internasional yang memperkenalkan kebudayaan Jepang di berbagai negara. Program-program tersebut bertujuan untuk memperkenalkan kebudayaan Jepang tradisional.

Project interior ”House Of Japanese Art and Culture” mencoba untuk menciptakan sebuah fasilitas umum untuk memperkenalkan kebudayaan Jepang pada masyarakat Bandung. Fasilitas umum ini tidak hanya mengutamakan faktor fungsionalnya saja sebagai sebuah fasilitas kebudayaan Jepang saja, melainkan juga memperhatikan faktor lingkungan ( green design ), orang yang memiliki kebutuhan khusus ( seperti orang yang menggunakan kursi roda ), sistem keselamatan dan keamanan, dan fasilitas furnitur smart design yang didukung dengan tema Jepang Kontemporer yang mengarah ke arah tradisional.

(2)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN………..i

LEMBAR PERNYATAAN HASIL KARYA PRIBADI………..ii

LEMBAR PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN TUGAS AKHIR ...iii

ABSTRAK……...iv

2.1. Definisi Pusat Kebudayaan Jepang...5

2.2. Kebudayaan Jepang Tradisional dan Modern...6

2.3. Konsep Hidup Masyrakat Jepang...7

2.3.1. Bushido ...7

(3)

2.10. Tinjauan Lapangan...19

BAB III DESKRIPSI OBYEK STUDI...24

3.1. Ajuan Site dan Analisis Fisik...24

3.2. Deskripsi Proyek………...………....28

3.2.1 Sasaran Proyek………29

3.2.2 Struktur Organisasi Pengelola dan Job Deskripsi………...29

3.3. Program Ruang dan Aktivitas Ruang………...…………....33

3.4. Jadwal Kegiatan Harian………...……….35

3.7.1 Studi Image Jepang Tradisional ………..44

3.7.2 Studi Image Jepang Kontemporer………...45

3.7.3 Studi Image Jepang Modern………...46

BAB IV KONSEP DAN DESAIN………...47

4.1 Konsep dan Ide Implementasi………....47

4.2 Tema………...………...50

4.3 Aplikasi Konsep Pada Ide Perancangan...50

4.4 Aplikasi Tema Jepang Kontemporer Pada Interior………54

4.5 Aplikasi Konsep Pada Perancangan………...56

4.6 Perancangan Khusus………...59

4.6.1 Ruang Kelas………...60

4.6.2 Restaurant Jepang………...70

4.6.3 Rumah Teh dan Gedung Serba Guna………..81

(4)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN………...93 5.1 Simpulan………...93 5.3 Saran………...92

DAFTAR PUSTAKA

(5)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Genkan...14

Gambar 2.2 Washitsu...15

Gambar 2.3 Kotatsu...15

Gambar 2.4 Warna Kayu Interior Jepang...16

Gambar 2.5 Warna Kuning Jerami Pada Interior Jepang...16

Gambar 2.6 Hall dan Ruang Ala Jepang NICE Centre...20

Gambar 2.7 Hall dan Ruang Ala Jepang NICE Centre...20

Gambar 2.8 Ruang Serba Guna...20

Gambar 2.9 Ruang Workshop...20

Gambar 2.10 Program Japanese Culture...22

Gambar 2.11 Program Japanese Culture...22

Gambar 2.12 Program Japanese Culture...22

Gambar 2.13 Program Japanese Culture...22

Gambar 2.14 Program Japanese Culture...22

Gambar 2.15 Program Japanese Culture...22

Gambar 2.16 Program Japanese Culture...22

Gambar 2.17 Program Japanese Culture...22

Gambar 2.18 Program Japanese Culture...22

Gambar 2.19 Program Japanese Culture...22

Gambar 3.1 Foto Site...25

Gambar 3.2 Foto Site...25

Gambar 3.3 Foto Site...26

Gambar 3.4 Foto Site...26

Gambar 3.5 Bubble Diagram Lantai 1...40

Gambar 3.6 Bubble Diagram Lantai 2...41

Gambar 3.7 Zoning - Blocking Lantai 1...42

Gambar 3.8 Zoning - Blocking Lantai 2...43

Gambar 3.9 Interior Jepang Tradisional...44

(6)

Gambar 3.11 Interior Jepang Tradisional...44

Gambar 3.12 Interior Jepang Tradisional...44

Gambar 3.13 Interior Jepang Kontemporer...45

Gambar 3.14 Interior Jepang Kontemporer...45

Gambar 3.15 Interior Jepang Kontemporer...45

Gambar 3.16 Interior Jepang Kontemporer...45

Gambar 3.17 Interior Jepang Modern ...46

Gambar 3.18 Interior Jepang Modern...46

Gambar 3.19 Interior Jepang Modern...46

Gambar 3.20 Interior Jepang Modern ...46

Gambar 4.1 Kaizen...49

Gambar 4.2 Penerapan Konsep Kaizen...49

Gambar 4.3 Tema Jepang Kontemporer...50

Gambar 4.4 Konsep Warna...51

Gambar 4.5 Konsep Material...51

Gambar 4.6 Smart Furniture...52

Gambar 4.7 Smart Furniture...52

Gambar 4.8 Smart Furniture For Disable Person Friendly...53

Gambar 4.9 Pencahayaan Alami dan Buatan………..54

Gambar 4.10 Chasitsu Lay Out………...55

Gambar 4.11 Cherry Blossoms Flower………...55

Gambar 4.12 Japanese Pattern...56

Gambar 4.13 Denah General Lantai 1...57

Gambar 4.14 Denah General Lantai 2...58

Gambar 4.15 Potongan General...59

Gambar 4.16 Denah Khusus Kelas Shokyu – Origami – Ikebana – Manga...60

Gambar 4.17 Pola Lantai Kelas Shokyu – Origami – Ikebana – Manga...61

Gambar 4.18 Vinyl...61

Gambar 4.19 Ceiling Kelas Shokyu – Origami – Ikebana – Manga...62

Gambar 4.20 Detail Ceiling Kelas Shokyu – Origami – Ikebana – Manga...63

(7)

Gambar 4.22 Tampak Potongan Kelas Shokyu – Origami – Ikebana – Manga...65

Gambar 4.23 Perspektif Meja Manga...66

Gambar 4.24 Detail Meja Manga...67

Gambar 4.25 Perspektif Kelas Shokyu – Kaiwa...67

Gambar 4.26 Perspektif Kelas Origami...68

Gambar 4.27 Perspektif Kelas Ikebana...69

Gambar 4.28 Perspektif Kelas ...69

Gambar 4.29 Denah Khusus Restaurant Jepang...70

Gambar 4.30 Pola Lantai Restaurant Jepang...71

Gambar 4.31 Porcelain Ceramic...72

Gambar 4.32 Batu Templek...73

Gambar 4.33 Grass Mat...73

Gambar 4.34 Homogenus Tile...73

Gambar 4.35 Ceiling Restaurant Jepang...74

Gambar 4.36 Detail Ceiling Restaurant Jepang...74

Gambar 4.37 Step Stone...75

Gambar 4.38 Detail Step Stone Lamp ...76

Gambar 4.39 Step Stone Shadow Pada Restaurant Jepang……….76

Gambar 4.40 Gambar Potongan Restaurant Jepang...77

Gambar 4.41 Gambar Desain Furnitur Kursi Makan Pada Restaurant Jepang...78

Gambar 4.42 Perspektif Restaurant Jepang...79

Gambar 4.43 Perspektif Restaurant Jepang...80

Gambar 4.44 Denah Gedung Serba Guna dan Rumah Teh...80

Gambar 4.45 Pola Lantai Gedung Serba Guna dan Rumah Teh...82

Gambar 4.46 Homogenus Tile...83

Gambar 4.47 Tatami...83

Gambar 4.48 Ceiling Gedung Serba Guna dan Rumah Teh...84

Gambar 4.49 Potongan Gedung Serba Guna dan Rumah Teh...85

Gambar 4.50 Potongan Gedung Serba Guna dan Rumah Teh...86

Gambar 4.51 Detail Dinding Gedung Serba Guna dan Rumah Teh...87

(8)

Gambar 4.53 Detail Lantai Panggung Gedung Serba Guna...87

Gambar 4.54 Detail Lantai Panggung Gedung Serba Guna...88

Gambar 4.55 Furnitur Kursi Gedung Serba Guna...89

Gambar 4.56 Perspektif Rumah Teh...89

Gambar 4.57 Perspektif Gedung Serba Guna ...90

Gambar 4.58 Perspektif Toilet...91

(9)

DAFTAR TABEL

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

(11)

Berbicara tentang tradisi, dalam artikel ”Tunggangi Tradisi Raih Modernisasi” di Jawa Pos Online tanggal 12 Mei 2006, Wahyu Prasetyawan, yang meraih gelar doktor bidang ekonomi dari Kyoto University Jepang menyebutkan bahwa pengertian tradisi bagi orang Jepang tidaklah kaku. Tradisi lebih kepada sebuah semangat atau nilai-nilai yang terpatri di hati setiap orang Jepang. Semangat tersebut berpaduan dari kehendak untuk maju dan mempertahankan budaya. Kebudayaan bagi orang Jepang terfokus pada bagaimana mereka memegang moral dan etika dalam berhubungan dengan sesama dan keinginan untuk terus-menerus memajukan diri ke tingkat yang lebih baik. Dengan memahami kebudayaan tertentu dari suatu negara, seseorang dapat memahami buah-buah dari kebudayaan tersebut. Dari pemahaman itu pula, seseorang dapat menyaring hal-hal positif dan negatif dari suatu negara.

“Saat globalisasi membuat batas-batas antar negara dan manusia semakin transparan, pertukaran kebudayaan menjadi suatu fenomena yang semakin meningkat dalam kehidupan sehari-hari ”. Hal tersebut disampaikan oleh presiden The Japan Foundation, Kazuo Ogura, dalam pembukaan situs resmi The Japan Foundation di http://www/jpf.or.jp. The Japan Foundation adalah sebuah yayasan milik pemerintah Jepang yang bergerak dalam bidang pertukaran kebudayaan Jepang dengan dunia internasional. Lembaga ini menjadi salah satu lembaga yang mewadahi bagi apresiasi budaya Jepang di Indonesia yang berfungsi juga sebagai kantor administrasi pertukaran kebudayaan Jepang-Indonesia. Dengan berdirinya lembaga ini hanya di Jakarta, sehingga pengenalan kebudayaan Jepang untuk di kota Bandung kurang berkembang hanya sebatas forum-forum komunitas kecil dan membutuhkan suatu sarana untuk mewadahinya.

1.2 Batasan Masalah

House of Japanese Art and Culture di Bandung bertujuan untuk sebagai tempat berkumpulnya masyarakat Jepang yang tinggal di Bandung dan memperkenalkan kebudayaan Jepang kepada masyarakat Bandung.

(12)

1. Luas proyek yang dirancang adalah ± 5000 m2.

2. Denah merupakan bangunan yang nyata di Jalan Allegro Altura Complex, Dago, Bandung. 3. Perancangan interior House of Japanese Art and Culture merupakan salah satu fasilitas publik. 4. Perencanaan dan perancangan menitikberatkan pada desain tanpa memperhitungkan faktor

biaya.

5. Budaya Jepang yang diperkenalkan dalam perancangan ini adalah seni rupa Jepang tradisional dan modern seperti ikebana, chanoyu, menggambar komik ( manga ) dan lain-lain.

1.3 Identifikasi Masalah

Permasalahan yang akan dibahas dalam perancangan interior sarana pecinta kebudayaan Jepang di Bandung berdasarkan aspek fisik dan fungsionalnya yaitu :

a. Bagaimanakah desain yang cocok diterapkan pada interior sarana pecinta kebudayaan Jepang di Bandung ?

b. Desain yang bagaimana yang dapat memberikan nuansa Jepang yang kental pada perancangan interior sarana pecinta kebudayaan Jepang di Bandung ?

c. Desain yang bagaimana yang inspiratif dan menunjang sarana pecinta kebudayaan Jepang di Bandung ?

d. Ruang-ruang dan fasilitas apa saja yang dibutuhkan dalam perancangan interior sarana pecinta kebudayaan Jepang di Bandung ?

1.4 Tujuan Perancangan

Dalam perancangan sarana pecinta kebudayaan ini ada beberapa tujuan yang berguna untuk pembaca atau perancang, yaitu :

a. Untuk mengetahui desain yang cocok untuk diterapkan pada interior sarana pecinta kebudayaan Jepang di Bandung.

b. Untuk lebih memahami desain yang dapat memberikan nuansa Jepang yang kental pada perancangan interior sarana pecinta kebudayaan Jepang di Bandung.

(13)

d. Untuk mengetahui ruang-ruang dan fasilitas yang dibutuhkan dalam perancangan interior sarana pecinta kebudayaan Jepang di Bandung.

1.5 Sistematika Penulisan

Dalam penulisan laporan perancangan ini terdapat sistematika penulisan yang terdiri dari 5 bab antara lain :

Bab I merupakan Bab Pendahuluan yang berisi tentang latar belakang perancangan yang bertujuan untuk memperkenalkan budaya Jepang pada masyarakat Bandung, identifikasi masalah yang membahas permasalahan dalam perancangan, tujuan perancangan, serta sistematika penulisan yang terdapat pada laporan perancangan ini.

Bab II adalah Ban Landasan Teori. Pada bab II ini memaparkan teori-teori pendukung yang didapat dari beberapa sumber sebagai landasan bagi perancangan obyek TA yang dipilih. Teori pendukung ini didapat melalui studi literatur, yaitu melalui buku dan juga internet.

Bab III adalah Bab Deskripsi Obyek Studi. Pada bab III ini berisi penjelasan mengenai proyek yang akan dibuat, analisa-analisa terhadap objek studi ( baik berupa analisis fisik maupun fungsional), serta analisis pengguna dan program.

Bab IV adalah Bab Perancangan yang memaparkan tema, penjelasan konsep, ide implementasi kosep dari permasalahan kemudian dituangkan ke dalam desain, dan menjelaskan secara terperinci.

(14)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

(15)

Karena penulis merancang interior dengan budaya Jepang, maka desain yang ditampilkan untuk memberikan nuansa Jepang yang kental pada perancangan interior House of Japanese Art and Culture adalah desain dengan tema Jepang kontemporer yang mengarah ke arah tradisional. Desain dengan tema Jepang Kontemporer adalah perancangan yang memberikan nuansa Jepang tradisional yang digabungkan dengan sentuhan / gaya modern.

Selain itu juga, penulis melakukan research untuk menciptakan desain yang inspiratif dan menunjang fasilitas House of Japanese Art and Culture. Salah satunya adalah merancang toilet yang bersifat universal design, merancang lantai panggung yang dapat berputar, dan sebagainya.

Saat awal perancangan House of Japanese Art and Culture ini, penulis melakukan berbagai cara untuk memasukan ruang – ruang dan fasilitas yang terdapat pada House of Japanese Art and Culture ini. Salah satunya dengan membagikan kuesioner, research, dan mendatangi project interior yang sejenis. Dari hasil itulah maka fasilitas yang terdapat pada House of Japanese Art and Culture adalah kelaskelas kebudayaan Jepang seperti kelas Shokyu -Kaiwa, Origami, Ikebana, Manga. Selain dari kelas terdapat juga restaurant Jepang, rumah teh ( Chanoyu ), gedung serba guna, perpustakaan, kantor, dan sebagainya. Sedangkan untuk fasilitas penunjang ialah dengan didesainnya toilet yang bersifat universal design.

5.2. Saran

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Young, Michiko and David. 2004. The Art of Japanese Architecture. Tokyo: Tuttle Publishing. Neufert Ernst. 1996. Data Arsitek. Jakarta : Erlangga.

Jitsukawa, Motoko. 2006. Contemporary Japanese Restaurant Design. Singapore - Hong Kong - Indonesia : PERIPLUS EDITION.

Katoh Sylvester, Amy. 1993. Japan Country Living. Singapore : CHARLES E.TUTTLE CO.,INC.

Ikeda, Yoshikazu. 2001. Japan at a Glance Update. Japan : International Internship Programs.

Hisataka, Uchiike .2007. Hard-to-Answer Questions about Japan. Japan : JapanBook.

Jun-ichi, Ishikawa. 2007. NIPPONIA. Jepang : Heibonsha Ltd.

Inc. Connections, Urban. 1996. Wajah Jepang Dewasa Ini. Jepang : Urban Connections Inc. http://www.id.emb-japan.go.jp

http://www.fureaimagazine.blogspot.com/

http://www.aikidoshudokanindonesia.com/

http://www.gicdepok.wordpress.com/upacara-minum-teh-chanoyu/

http://www.hikaruyuuki.com/blog/festival-di-jepang.html

http://www.123rumah.wordpress.com/2008/01/22/rumah-gaya-jepang/

Referensi

Dokumen terkait

Mann-whitney test digunakan untuk menguji apakah ada perbedaan yang signifikan pada kinerja keuangan antara bank devisa dan bank non devisa yang diukur dari CAR, ROA,

Disisi lain persepsi mahasiswa atas harga pada hakikatnya adalah merupakan proses penilaian mahasiswa terhadap harga (biaya pendidikan) yang ditawarkan perguruan

Setelah selesai menuliskannya, maka hasil dari tiap-tiap kelompok akan ditanggapi oleh kelompok lain yang ditentukan oleh dosen dengan menempelkan kertas kecil

1) Anak meletakan tangan dikepala untuk menunjukan frekuensi nada tinggi, tangan dibahu untuk nada sedang, dan tangan di dada untuk nada yang rendah. 2)

Untuk mendapatkan formula yang tepat dan yang disukai oleh konsumen maka dari perbandingan ini dilakukan uji organoleptik terhadap rasa, aroma, warna dan

Metode penelitian ini mengukur produksi energi listrik pada siang hari dengan menggunakan 2 buah sel surya yang masing-masing berkapasitas 10wp, lampu LED dengan

skripsi yang berjudul “ Pengaruh Waktu Dan Temperatur Penyimpanan Terhadap Tingkat Degradasi Kadar Amoksisilin Dalam Sediaan Suspensi Amoksisilin – Asam Klavulanat ”

Keadaan selama ini anak-anak hanya menghabiskan waktu di pengungsian tanpa kegiatan yang bemakna, anak-anak hanya bermain dan tidak terkondisikan dengan baik untuk