vi Universitas Kristen Maranatha
ABSTRACT
The purpose of this study was to see how the Implementation Procedures Taxation Obligations undertaken in Indonesia and also how the understanding of the Implementation Procedures Tax Liability individual taxpayer will affect the level of tax compliance, and to test the effect, the study was conducted on individual taxpayer in Sumantri Surya Bandung road area, with the number of respondents one hundred people. The method used in this research is field research and literature, while the data is processed using SPSS 17 which consists of a simple regression testing. Based on the results of data analysis, simultaneous compliance is influenced by an understanding of 46% taxpayer.
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana Prosedur
Pelaksanaan Kewajiban Perpajakan yang dilakukan di Indonesia dan juga bagaimana
pemahaman Prosedur Pelaksanaan Kewajiban Perpajakan Wajib Pajak Orang Pribadi
akan berpengaruh terhadap tingkat Kepatuhan Pembayaran Pajak, dan untuk menguji
pengaruh tersebut, penelitian ini dilakukan pada Wajib Pajak Orang Pribadi di daerah
Jalan Surya Sumantri Bandung, dengan jumlah responden seratus orang. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan dan kepustakaan,
sedangkan data diolah dengan menggunakan SPSS 17 yang terdiri dari pengujian
regresi sederhana.
Berdasarkan hasil analisis data, secara simultan kepatuhan pembayaran pajak
dipengaruhi oleh pemahaman sebesar 46%.
viii Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL……… i
HALAMAN PENGESAHAN………. ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI………... iii
KATA PENGANTAR………. iv
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS……… 7
2.1Landasan Teori………. 7
2.1.1 Pengertian Pajak dan Wajib Pajak………. 7
2.1.2 Syarat Pemunggutan Pajak………... 8
2.1.3 Teori-Teori yang mendukung Pemunggutan Pajak……….. 9
2.1.5 Tata Cara Pemunggutan Pajak………... 11
2.1.6 Tarif Pajak……….. 14
2.1.7 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 Sebagaimana Telah Diubah Terakhir dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 Mengenai Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan……… 14
2.1.8 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan……….. 34
3.2.3 Populasi dan Prosedur Penentuan Sampel……… 51
3.2.4 Definisi dan Operasional………. 51
3.2.5 Jenis dan Sumber Data………..., 53
x Universitas Kristen Maranatha
3.2.7 Pengujian Regresi Sederhana………. 56
3.2.8 Pengujian Hipotesis……….. 57
3.2.9 Penarikan Kesimpulan……….. 57
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……… 58
4.1 Prosedur Pelaksanaan Kewajiban Perpajakan dalam meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi di Indonesia………... 58
4.1.1 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 Mengenai Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan……….. 58
4.1.2 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi………..……..…. 77
4.1.3 Deskripsi Responden……….... 82
DAFTAR TABEL
Tabel I Sanksi Bunga………... 17
Tabel II Denda……….. 21
Tabel III Kenaikan………. 24
Tabel IV Nilai Jawaban……….. 50
Tabel V Contoh Perhitungan PTKP……….. 80
Tabel VI Gambaran umum (Profil) Responden………... 82
Tabe VII Correlations untuk Konstruk Pemahaman Wajib Pajak………. 84
Tabel VIII Correlations untuk Konstruk Kepatuhan Wajib Pajak………… 86
Tabel IX Reliability Statistics untuk Pemahaman WP………. 88
Tabel X Item-Total Statistics untuk Pemahaman WP………. 88
Tabel XI Reliability Statistics untuk Kepatuhan……….. 89
Tabel XII Item-Total Statistics untuk Kepatuhan……….. 89
Tabel XIII Uji Normalitas……… 90
Tabel XIV Uji Multikolinearitas………... 92
Table XV Tabel Koefisien Regresi………... 94
Tabel XVI Anova……….... 95
xii Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 Bagan Model Penelitian………. 44
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran A Daftar Pernyataan Kuesioner……… xvi
Lampiran B Tabel Induk Nilai Jawaban Responden untuk pernyataan
mengenai Pemahaman Wajib Pajak……… xx
Lampiran C Tabel Induk Nilai Jawaban Responden untuk pernyataan
mengenai Kepatuhan Pembayaran Pajak……… xxiii
Lampiran D Contoh Formulir Prosedur Pelaksanaan Kewajiban
1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Penelitian
Sebagaimana diketahui bahwa negara Republik Indonesia adalah negara hukum yang
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 bertujuan mewujudkan tata kehidupan negara
dan bangsa yang adil, sejahtera, aman, dan tertib. Dalam rangka mencapai tujuan
tersebut, pembangunan nasional yang dilakukan secara berkesinambungan
memerlukan biaya yang besar yang digali terutama dari kemampuan sendiri. Usaha
pemerintah untuk mewujudkan kemandirian pembiayaan pembangunan bermanfaat
bagi kepentingan bersama adalah menggali sumber dana dari dalam negeri yaitu
diantaranya dari sektor pajak. (Jurnal Ilmiah Akuntansi, mei 2002,vol 1 No.2).
Peran pajak dalam APBN Indonesia cukup besar dari tahun ke tahun bahkan
mencapai lebih dari setengah penerimaan secara keseluruhan. Karenanya peran serta
masyarakat sebagai Wajib Pajak tidak hanya dalam hal memenuhi kewajiban
pembayaran pajak berdasarkan ketentuan perpajakan tetapi juga diperlukan
kemampuan untuk menghitung pajaknya sendiri dengan benar sangatlah diharapkan.
Namun kenyataannya masih dijumpai adanya tunggakan pajak sebagai akibat tidak
dilunasinya utang pajak sebagaimana mestinya atau bahkan ada semacam
penghindaran pajak yang mungkin dilakukan oleh Wajib Pajak baik berupa
perlawanan secara aktif maupun secara pasif. Untuk meningkatkan penerimaan
dalam negeri pemerintah harus memanfaatkan sumber-sumber alam secara optimal,
Bab I Pendahuluan 2
Perpajakan Nasional. Pembaharuan Perpajakan Nasional berintikan:
1. Sistem pajak yang sederhana dan mudah dimengerti oleh setiap orang.
2. Sistem pajak yang didasarkan pada prinsip keadilan dan kewajaran.
3. Sistem pajak yang memberikan kepastian bagi setiap Wajib Pajak (Jurnal Ilmiah
Akuntansi, November 2001, Vol. 1 No. 1).
Menurut Prof.Dr.Rochmat Soemitro, SH, pajak adalah iuran rakyat kepada
kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada
mendapat jasa timbal (kontrapestasi) yang langsung dapat ditunjukan dan yang
digunakan untuk membayar pengeluaran umum (Mardiasmo, 2008). Menurut
Prof.Dr.Adriani, pajak adalah iuran kepada negara yang dapat dipaksakan, yang
terutang oleh Wajib Pajak membayarnya menurut peraturan dengan tidak mendapat
imbalan kembali yang dapat ditunjuk secara langsung (Mardiasmo, 2008), sehingga
dapat disimpulkan bahwa pajak adalah merupakan salah satu kewajiban perusahaan
atau badan sebagai Wajib Pajak yang dapat dipaksakan dengan undang-undang dan
merupakan pengorbanan sumber daya ekonomis yang tidak memberikan imbalan
(kontraprestasi) secara langsung bagi perusahaan. Dalam rangka upaya peningkatan
penerimaan pajak, pemerintah melakukan perubahan mendasar dengan
dikeluarkannya UU Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan merubah sistem pemungutan pajak yang digunakan di Indonesia yaitu
digunakannya self assessment system yang menggantikan official assessment system.
Kedua sistem ini memiliki perbedaan dalam mekanisme dan sudut pandang terhadap
Wajib Pajak. Sistem Self Assessment yaitu suatu sistem pemunggutan pajak yang
memberi wewenang kepada Wajib Pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak
Bab I Pendahuluan 3
Universitas Kristen Maranatha yaitu: (1) pendidikan (penyuluhan); (2) pelayanan (customer service); dan (3)
pengawasan atau penegakan hukum (enforcement) (Milack, 2005).
Hal ini dapat digunakan untuk mengukur perilaku wajib pajak, yaitu seberapa
besar tingkat kepatuhan Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajiban mengisi dan
menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT) secara benar dan tepat, semakin tinggi
tingkat kebenaran dalam menghitung, ketepatan menyetor serta menyampaikan Surat
Pemberitahuan (SPT) secara benar dan tepat, maka diharapkan semakin tinggi pula
tingkat kepatuhan Wajib Pajak dalam melaksanakan dan memenuhi kewajibannya.
Mengingat betapa pentingnya peran masyarakat untuk membayar pajak dalam peran
sertanya menanggung pembiayaan negara, dituntut kesadaran dan pemahaman warga
negara sebagai Wajib Pajak untuk memenuhi kewajiban kenegaraannya. Terlepas
dari kesadaran sebagai warga negara, sebagian besar masyarakat tidak memenuhi
kewajiban membayar pajak. Dalam hal demikian timbul perlawanan terhadap pajak.
Perlawanan terhadap pajak dapat dibedakan menjadi perlawanan pasif dan
perlawanan aktif (Mardiasmo, 2008).
Sampai saat ini masih banyak masyarakat Indonesia yang menganggap bahwa
penarikan pajak oleh pemerintah membebani masyarakat. Persepsi tersebut
menyebabkan masyarakat kurang memiliki kesadaran membayar pajak. Hal ini dapat
dilihat dari tingkat kepatuhan yang masih kurang. Contoh, masyarakat tidak
membayar pajak tepat pada waktunya, terlambat untuk melaporkan pajak ke kantor
KPP. Selain itu masih banyak masyarakat sebagai WP yang kurang memiliki
pengetahuan yang cukup tentang bagaimana mengisi SPT (Manurung, 2003).
Pemahaman pajak tidak dapat terjadi dalam waktu yang singkat. Ditjen pajak
Bab I Pendahuluan 4
maksud mengenalkan dan mengembangkan pemahaman terhadap pajak dan sistem
perpajakan yang ada di Indonesia. Hal ini tentu saja akan menanamkan pengertian
mengenai pengetahuan dan pemahaman terhadap perpajakan yang dimulai sedini
mungkin. Namun dengan demikian usaha ini diharapkan juga meningkatkan
kesadaran dan pemahaman para pengajar yang selama ini belum sepenuhnya
mematuhi kewajiban perpajakannya (Kompas.com, 2007).
Dibutuhkan pemahaman yang cukup baik agar tiap orang rela membayar
pajak, oleh karena itu pemahaman bahwa manfaat pajak sudah ada sejak seseorang
dalam kandungan perlu terus disosialisasikan dan melalui sosialisasi diharapkan
Wajib Pajak mengetahui, memahami, menghargai, dan mentaati ketentuan yang ada
(Burton, 2005).
Peningkatan pemahaman pajak dari waktu ke waktu harus terus mengalami
perubahan yang meningkat. Hal tersebut karena banyaknya aturan pajak sehingga
Wajib Pajak dapat memilah mana obyek yang dapat mengurangi pajak dan mana
yang tidak, sebagai contoh zakat sebagai pengurang pajak sampai saat ini belum
banyak Wajib Pajak yang memahaminya (PKPU Online, 2007).
Terkait dengan fenomena diatas, khususnya mengenai pajak, peneliti ingin
mencoba meneliti dengan mengambil judul penelitian Pengaruh Pemahaman
Prosedur Pelaksanaan Kewajiban Perpajakan Wajib Pajak Orang Pribadi
Bab I Pendahuluan 5
Universitas Kristen Maranatha
1.2Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana Prosedur Pelaksanaan Kewajiban Perpajakan dalam meningkatkan
Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi di Indonesia?
2. Bagaimana pengaruhnya Pemahaman Prosedur Pelaksanaan Kewajiban
Perpajakan Wajib Pajak Orang Pribadi Terhadap Tingkat Kepatuhan Pembayaran
Pajak?
1.3Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui Prosedur Pelaksanaan Kewajiban Perpajakan Wajib Pajak
Orang Pribadi dalam meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi di
Indonesia.
2. Untuk menganalisis secara empiris Pengaruh Pemahaman Prosedur Pelaksanaan
Kewajiban Perpajakan Wajib Pajak Orang Pribadi Terhadap Tingkat Kepatuhan
Bab I Pendahuluan 6
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat member manfaat penelitian yaitu :
1. Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan peneliti dan mengembangkan ilmu yang telah diperoleh,
khususnya bidang perpajakan.
2. Bagi Direktorat Jendral Pajak
Memberikan masukan kepada Direktorat Jendral Pajak terhadap pemahaman Wajib
Pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Sehingga temuan ini nantinya
diharapkan dapat digunakan sebagai pertimbangan untuk mengetahui tingkat
97 Universitas Kristen Maranatha
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada seratus orang responden Wajib
Pajak yang telah memiliki NPWP, peneliti dapat menyimpulkan dari hasil penelitian
yaitu:
1. Prosedur Pelaksanaan Kewajiban Perpajakan di Indonesia meliputi
Undang-Undang Peraturan Perpajakan dan Ketentuan Umum dan Tata Cara Kewajiban
Perpajakan, kedua hal tersebut mewadahi jalannya pemunggutan perpajakan di
Indonesia, didukung dengan sistem self assestment, Wajib Pajak dituntut untuk
dapat memahami undang-undang dengan sebaik mungkin. Prosedur Pelaksanaan
Kewajiban Perpajakan di Indonesia dapat dikatakan sangat kompleks, seiring
juga dengan UU Pajak yang sangat rentan akan perubahan yang sering kali
menjadi kesalahan dalam proses pelaksanaan perpajakan di Indonesia menjadi
poin penting yang harus diperhatikan oleh Pemerintah dalam merancang
Prosedur Pelaksanaan Kewajiban Perpajakan di Indonesia.
2. Peneliti mendapatkan hasil variabel pemahaman Wajib Pajak berpengaruh
signifikan terhadap tingkat kepatuhan dalam pembayaran pajak, dan oleh karena
itu hipotesis pertama yang diajukan diterima. Hal ini memberikan implikasi
dalam penelitian ini bahwa isu pemahaman Wajib Pajak mengenai Prosedur
Bab V Kesimpulan dan Saran 98
dalam pembayaran pajak. Hasil dari pengujian terbukti bahwa pemahaman WP
berpengaruh sebesar 46% terhadap tingkat kepatuhan pembayaran pajak.
5.2 Saran
Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan, tentunya disamping
keterbatasan dan kekurangan dalam penelitian ini, maka peneliti menyarankan
beberapa hal berikut :
1. Untuk KPP dan Pemerintah
Pemerintah selaku pihak yang memegang kendali jalannya perpajakan di
Indonesia, dituntut untuk merancang UU Perpajakan dan KUP sesederhana
mungkin, yang dapat memudahkan pemahaman Wajib Pajak dalam
menjalankan kewajiban perpajakan, hal ini dimaksudkan agar WP
benar-benar paham atas UU dan KUP Perpajakan sehingga proses pelaksanaan
perpajakan dapat optimal dan juga kecenderungan UU Perpajakan yang
rentan akan perubahan menjadi fokus perhatian penting bagi Pemerintah,
agar WP tidak salah memahami akan perubahan yang terjadi.
2. Untuk Peneliti selanjutnya
Peneliti dapat memperluas lingkup penelitian ke objek yang lebih luas
dengan jumlah responden yang lebih besar, juga dengan menambah jumlah
variabelnya, tidak hanya dari faktor pemahamannya saja, melainkan dari
faktor-faktor lain yang juga dapat mempengaruhi tingkat kepatuhan
xiv Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
Ghozali, Imam. (2005). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Gunadi. (2002). Ketentuan Perhitungan Dan Pelunasan Pajak Penghasilan. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Hartono, Jogiyanto. (2004). Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman-pengalaman. Edisi 2004/2005. Penerbit BPFE UGM, Yogyakarta. Kompas. (2006). Ditjen Pajak Depdiknas Sosialisasikan Pajak, diakses dari http://www.kompas.com/utama/news/0311/1c/152952.htm pada tanggal 3 Oktober 2011.
Lumbantoruan, Ambar. (2001). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Wajib Pajak Untuk Menyelenggarakan Pembukuan setelah pelaksanaaan Undang-Undang Pajak Penghasilan.. Jurnal Ilmiah Akuntansi Bandung, vol 1 no.1.
Manurung, R. (2003). Tingkat Pemahaman Wajib pajak, diakses dari http://fiskal.go.id pada tanggal 6 Oktober 2011.
Mardiasmo. (2008). Perpajakan. Penerbit Andi, Yogyakarta.
Millack, Joseph. (2005). Audit Program Planning and Management. Tax volume 1.
Nurmantu, Safri. (2005). Pengantar Perpajakan. Penerbit Kelompok Yayasan Obor, Jakarta.
PKPU. (2007). LAZ PLN P3B Menggelar Diskusi Interaktif Zakat Pengurang Pajak, diakses dari http://www.pkpu.or.id pada tanggal 9 Oktober 2011.
Resmi, Siti. (2008). Perpajakan, Teori dan Aplikasi. Edisi keempat. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Rosdiana, Haula dan Rasin Tarigan (2005). Perpajakan, Teori dan Aplikasi. Penerbit Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Santoso, Singgih. (2000). Buku Latihan SPSS Statistik Parametik. Penerbit PT Elex Media Komputindo Gramedia, Jakarta
Suandy, Erly. (2006). Hukum Pajak. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Undang-Undang Nomor 36 tahun 2008.
Waluyo. (2005). Perpajakan Indonesia. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Wirawan B. Ilyas dan Richard Burton. (2005). Hukum Pajak. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.