Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT
The study was conducted to see the application of hypnotherapy program to reduce the degree of anxiety on a client who had a phobia in the clinic "X" Bandung. Subjects were hypnotherapy clients who had a phobia. Number of samples of this study is 1 person.
There are many efforts to understand and explore these issues with a phobia for troubleshooting purposes. One of the efforts is to provide treatment through hypnotherapy program. The results obtained are expected to enrich the knowledge and understanding of phobias and treatment through hypnotherapy as one application of psychotherapy.
This study uses a theoretical approach of Gordon Emmerson (2007). Variables which examined in this study are hypnotherapy and the degree of anxiety. Data obtained through observation and direct interview. The research design used in this study was quasi experimental research design with Interrupted Time-Series Design. The data obtained were processed qualitatively.
The results showed that hypnotherapy can be used to reduce the degree of phobic anxiety on the client. Hypnotherapy resolve conflicts that occur within us, conflict is further being resolution by providing information so that the underlying changes in behavior that lead respondents to the degree of anxiety reduction. Aspects that play a role in lowering the degree of phobic anxiety on the client is a
client’s belief of the therapist that facilitate therapists in performing critical
factor bypass.
Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk melihat penerapan program hipnoterapi
untuk menurunkan derajat anxiety pada klien yang mengalami fobia di klinik “X”
Bandung. Subjek penelitian adalah klien hipnoterapi yang mengalami fobia. Jumlah sampel penelitian ini adalah 1 orang.
Terdapat berbagai upaya untuk memahami dan mendalami permasalahan fobia ini dengan tujuan untuk mengatasi masalah. Salah satu upaya yang dilakukan adalah memberikan penanganan melalui program hipnoterapi. Hasil yang diperoleh diharapkan dapat memperkaya pengetahuan dan pemahaman mengenai fobia serta penanganannya melalui hipnoterapi sebagai salah satu penerapan psikoterapi.
Penelitian ini menggunakan pendekatan teori dari Gordon Emmerson (2007). Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah hipnoterapi dan derajat anxiety. Data diperoleh melalui observasi dan direct interview. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experimental dengan desain penelitian Interrupted Time-Series Design. Data yang diperoleh diolah secara kualitatif.
Hasil penelitian menunjukan bahwa hipnoterapi dapat digunakan untuk menurunkan derajat anxiety pada klien fobia. Hipnoterapi mengatasi konflik-konflik yang terjadi dalam diri, konflik-konflik tersebut selanjutnya diresolusi dengan memberikan informasi-informasi sehingga mendasari perubahan perilaku responden yang mengarah pada penurunan derajat anxiety. Aspek yang berperan dalam menurunkan derajat anxiety pada klien fobia adalah kepercayaan klien terhadap terapis yang mempermudah terapis dalam mem-bypass critical factor.
Dari hasil penelitian ini diajukan beberapa saran, yaitu: bagi klien fobia, keberhasilan dalam proses terapi didasari oleh adanya rasa percaya terhadap hipnoterapi dan pada terapisnya sehingga proses terapi dapat berhasil dengan baik. Bagi terapis, penting untuk melakukan good rapport, hal ini dilakukan untuk membangun kepercayaan pada diri klien sehingga proses terapi dapat dilakukan dengan mudah. Bagi terapis, penting untuk mengetahui sumber dari setiap permasalahan yang dialami klien, hal ini dilakukan agar terapis dapat memberikan intervensi dan sugesti tepat pada sasarannya sehingga perubahan tingkah laku dapat dilakukan. Bagi terapis, penting untuk mengikuti prosedur dari hipnoterapi walaupun improvisasi dalam proses hipnoterapi dapat dilakukan. Terakhir, bagi peneliti lain disarankan untuk melakukan deepening hypnosis atau
Program Magister Psikologi i Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI
Daftar Isi ……… i
Daftar Bagan ……….. v
Daftar Tabel ………... vi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ……….. 1
1.2 Identifikasi Masalah ……… 10
1.3 Maksud dan Tujuan ………. 10
1.3.1 Maksud Penelitian ……… 10
1.3.2 Tujuan Penelitian ………. 10
1.4 Kegunaan Penelitian ……… 10
1.4.1 Kegunaan Teoritis ……… 10
1.4.2 Kegunaan Praktis ………. 11
1.5 Metodologi Penelitian ……….. 12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bahasan Teoritis ……….. 13
2.1.1 HIPNOSIS ………... 13
2.1.1.1 Definisi Hipnosis ……….. 13
2.1.1.2 Prinsip Kerja Hipnosis ……….. 13
Program Magister Psikologi ii Universitas Kristen Maranatha
2.1.1.4 Kesadaran dan Ketaksadaran ……… 16
2.1.1.5 Asumsi Mengenai Fenomena Ketidaksadaran ……….. 17
2.1.1.6 Kecemasan ……… 18
2.1.1.7 Teori Gestalt ……….. 18
2.1.1.8 Waking Hypnosis ……….. 22
2.1.1.9 Ego State ………... 23
2.1.1.10 Teori Realitas ……… 33
2.1.2 ANXIETY ……….. 35
2.1.2.1 Definisi Anxiety ………. 35
2.1.2.2 Fobia ……….. 35
2.1.2.2.1 Kriteria Fobia Berdasarkan DSM-IV………. 37
2.1.2.2.2 Macam-macam Fobia ………. 37
2.1.2.2.3 Faktor yang Mempengaruhi ……… 38
2.2 Kerangka Pikir ………. 39
2.3 Asumsi-asumsi ………. 48
2.4 Hipotesis ……….. 48
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian ………. 49
Program Magister Psikologi iii Universitas Kristen Maranatha
3.2.1 Variabel Penelitian ………... 50
3.2.2 Definisi Konseptual dan Definisi Operasional ………… 50
3.2.2.1 Definisi Konseptual ………. 50
3.2.2.1.1 Hipnosis dan Hipnoterapi ………. 50
3.2.2.1.2 Fobia ………. 50
3.2.2.2 Definisi Operasional ……… 50
3.2.2.2.1 Hipnoterapi ………... 50
3.2.2.2.2 Fobia ………. 56
3.3 Alat Ukur ………. 56
3.3.1 Observasi ………. 56
3.3.2 Interview ……….. 57
3.3.2.1 Panduan Interview untuk Mengukur Efektivitas Hipnoterapi dan Derajat Axiety ………. 58
3.4 Populasi dan Subjek ………. 59
3.5 Teknik Analisis Data ………... 59
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ……… 60
4.1.1 Identitas ……… 60
4.1.2 Riwayat Keluhan ……….. 60
4.1.3 Anamnesa ………. 63
Program Magister Psikologi iv Universitas Kristen Maranatha
4.1.5 Hasil Penelitian Terhadap Derajat (Dalam Skala)
Anxiety ………. 108 4.1.6 Hasil Pemantauan Selama 2 Bulan ……….. 108
4.2 Pembahasan ………. 117
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ……….. 131
5.2 Saran ……… 132
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RUJUKAN
Program Magister Psikologi v Universitas Kristen Maranatha DAFTAR BAGAN
2.2 Bagan Kerangka Pikir ………. 47
Program Magister Psikologi vi Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL
3.2.2.2.1 Tabel Modul Hipnoterapi ……….. 51
3.3.2.3 Tabel Panduan Interview untuk Mengukur Efektivitas
Program Magister Psikologi 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Penggunaan hipnotis sudah ada sebelum sejarah itu sendiri tercatat. Tentu
saja waktu itu hipnotis belum dikenal dengan nama hipnotis. Hipnotis pada masa
dulu dipraktikkan dalam ritual agama maupun ritual penyembuhan. Abad 18
merupakan abad asal mula munculnya hipnotis modern. Milton Hyland Erickson
(1901-1980) dipandang sebagai hipnoterapis dan psikoterapis. Ia menyatakan
bahwa dalam suatu proses hipnotis, yang paling berperan adalah pikiran klien
sendiri. Tokoh lain yang mengembangkan hipnotis adalah Dave Elman
(1900-1967) dimana ia terkenal dengan teknik induksinya yang diberi nama "Elman
Induction" dan bukunya yang berjudul Hypnotherapy. (www. alfanhipnoterapi.
com /? sejarah-hipnosis, 25).
Di Barat sendiri keberadaan hipnosis sudah banyak mendapat pengakuan,
hal ini diikuti dengan banyaknya penelitian mengenai hipnosis dan hipnoterapi,
salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh Flammer dan Bogarts dari
Universiti Konstanze di Jerman pada tahun 2003 yang melakukan metaanalisis
dari berbagai penelitian tentang hipnoterapi. Dari 57 (lima puluh tujuh) penelitian
yang telah dilakukan, didapatkan hasil yang menyatakan bahwa tingkat
keberhasilan hipnoterapi dalam mengatasi masalah adalah sebesar 64%.
2
Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha
membantu untuk berhenti merokok, fobia dan mengontrol nyeri pada beberapa
pasien dengan sakit kronis (www.medicalera.com).
Di Indonesia sendiri pengunaan hipnoterapi masih banyak mengalami pro
dan kontra. Permasalahan di Indonesia selama ini adalah hipnoterapi dianggap
sebagai sesuatu yang bersifat magis, bahkan di beberapa daerah penggunaan
hipnosis masih dilarang. Hal ini diungkapkan Yan saat membuka pertemuan
perdana para hipnoterapis se-Indonesia. Selama ini, hipnoterapi belum diakui
sebagai cabang pengobatan psikologis tersendiri di Kementerian Kesehatan
melainkan masih dianggap sebagai alternatif. (http:// kesehatan.kompas.com
/read/2010/06).
Permasalahan lainnya mengenai hipnoterapi adalah adanya persepsi yang
salah mengenai hipnosis dan bagaimana pemanfaatan hipnosis selama ini.
Persepsi dan penggunaan yang salah ini muncul tentunya dari pengalaman atau
informasi yang didapat dari koran, majalah, acara TV yang menampilkan
hipnosis, atau mungkin orang tersebut pernah menjadi korban dari pengunaan
hipnosis yang salah. Adapun ketidakpercayaan mereka terhadap hipnoterapi
dikarenakan kurangnya penelitian-penelitian mengenai hipnoterapi atau
kurangnya referensi mengenai hipnoterapi
(www.blogspot.com/2010/03/sejarah-hipnoterapi).
Berdasarkan hasil wawancara dengan 15 (lima belas) orang mengenai
hipnosis, didapat hasil bahwa 12 (dua belas) orang (80%) menyatakan bahwa
hipnosis merupakan suatu keadaan dimana kita dapat mengatakan semua hal yang
3
Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha
orang (20%) lainnya menyatakan bahwa hipnosis merupakan suatu keadaan
dimana badan kita menjadi rileks dan kita jadi dapat mengatasi masalah yang kita
hadapi atau dapat juga mengeluarkan apa yang kita rasakan.
Hipnosis menurut US Department of Education, Human Services
Devinision adalah tertembusnya kritikal faktor dari alam sadar yang diikuti
dengan diterimanya suatu sugesti atau pemikiran. Hipnoterapi sendiri merupakan
suatu terapi yang menggunakan prinsip-prinsip kerja hipnosis. Menurut Adi W
Gunawan dalam Indonesia Hypnosis Summit 2010, Minggu (13/6/2010), di Hotel
Oasis Amir, Jakarta, banyak hal yang bisa dilakukan dengan hipnotis. Bukan
dalam konteks seperti yang selama ini ada dalam pikiran banyak orang, hipnotis
dengan terapi atau yang disebut dengan hipnoterapi memiliki banyak manfaat,
terutama di bidang kesehatan jiwa. “Manfaat hipnoterapi banyak sekali, mulai dari
menyembuhkan yang paling ringan seperti fobia hingga kepribadian majemuk,”
ujarnya kepada Kompas.com. Ia menjelaskan, pada dasarnya hipnoterapi ditujukan
untuk membantu seseorang mengatasi masalahnya dengan melakukan stimulus di
dalam otak saat seseorang dalam keadaan trance. Seorang hipnoterapis di sini
hanya berperan sebagai pengendali pikiran agar membantu orang tersebut
menemukan jalan pikiran, perasaan, hingga mampu memengaruhi tindakan yang
membantunya dalam mengatasi problema. (http:/ /hypnotherapyclinic.biz
/kompas-com-hipnoterapi-atasi-fobia).
Dalam beberapa artikel dikatakan bahwa hipnoterapi juga merupakan cara
yang sangat cepat untuk dapat melakukan perubahan mental dan “beberapa”
4
Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha sadar, kita melakukan perubahan pada “dasar dari gunung es”. Dengan terapi
bawah sadar kita langsung menjangkau pikiran bawah sadar yang mendasari
perilaku seseorang, sehingga efeknya bisa cukup cepat bisa dirasakan. Dengan
demikian, melalui bawah sadar seseorang, kita bisa “dalam batas tertentu”
melakukan beberapa pengaturan. Atau kemungkinan kedua, memang bawah sadar
kita memiliki persepsi yang salah terhadap suatu rangsangan fisik, jika demikian
maka dengan hipnosis dapat membantu memperbaiki persepsi yang selama ini
salah dengan memberikan infomasi baru terhadap alam bawah sadar sehingga
masalah dapat teratasi
(http://hypnotherapyclinic.biz/mengapa-terapi-pikiran-bawah-sadar).
Bedasarkan penuturan mengenai hipnosis dan hipnoterapi di atas, maka
baik masalah fisik maupun psikis dapat ditangani dengan mengunakan
hipnoterapi. Masalah yang banyak muncul saat ini dan sudah mendapat penangan
melalui hipnoterapi adalah masalah fobia. Menurut DSM-IV, fobia merupakan
ketakutan yang irasional terhadap objek atau kejadian yang membuat individu
berusaha untuk menghindari objek atau kejadian tersebut. Banyak penderita fobia
yang enggan pergi ke para ahli untuk mengikuti terapi karena takut harus
bersinggungan dengan obyek yang ditakuti. Namun dalam hipnoterapi klien tidak
akan diminta berhadapan dengan obyek yang ditakuti kalau klien masih merasa
takut. Klien tidak akan "dipaksa" untuk melawan rasa takut
(http://www.hipnoterapi.asia/sembuhkan_fobia.htm).
Salah satu artikel mengatakan bahwa hipnoterapi merupakan metode yang
5
Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha
dalam waktu satu jam saja. Fobia terjadi karena pikiran bawah sadar kita salah
memberi arti terhadap peristiwa traumatis yang menyebabkan fobia. Dengan
hipnoterapi, Anda bisa mengetahui penyebab sekaligus menyembuhkan fobia
dengan mudah dan cepat. Dengan hipnoterapi, Anda akan dibimbing untuk
menemukan penyebab fobianya, kemudian dilakukan pembelajaran ulang atas
peristiwa penyebab fobia tersebut. Dengan pemahaman yang baru mengenai
peristiwa traumatis tersebut, maka fobia akan sembuh seketika dan tidak kambuh
dalam waktu yang sangat lama atau bahkan selamanya. Khusus untuk fobia,
hipnoterapi digunakan untuk mereduksi kecemasan yang mengambil alih kontrol
individu atas dirinya. Hal ini dapat diwujudkan dengan menciptakan suatu
gambaran nyata tentang kondisi yang menyebabkan fobia namun individu tetap
dalam kondisi relax, sehingga membantu mereka untuk menyesuaikan ulang
reaksi mereka pada kondisi yang menyebabkan fobia menjadi normal dan respon
yang lebih tenang (http://id.wikipedia.org/wiki/Hipnoterapi).
Beberapa kasus fobia yang sudah ditangani oleh hipnoterapi misalnya
seperti kasus Darcy. Ia adalah seorang wanita berumur 30-an yang cukup menarik.
Ia memiliki masalah ketakutan untuk berbicara di depan umum, secara spesifik di
dalam kelas bahasa Perancis. Ia mengatakan walaupun ia sudah hafal, namun
setiap kali di depan kelas, pikirannya menjadi kosong, rasanya ingin menangis,
frustrasi dan panik. Dalam kondisi terapi ditemukan bahwa ada bagian dari
pikiran Darcy yang tidak suka berada di antara banyak orang, pikiran ini takut
mengenai bagaimana reaksi orang-orang di sekitarnya nanti dan berpikir bahwa
6
Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha
pikiran Darcy untuk bicara di depan umum tanpa adanya perasaan takut ataupun
cemas. Beberapa minggu kemudian Darcy melaporkan bahwa presentasinya
berjalan dengan lancar dan sukses, tidak ada lagi panik. Dalam presentasinya ia
merasa sangat tenang dan santai. Presentasi yang sangat sukses katanya, meskipun
pada orang-orang yang tidak ia kenal
(http://hypnotherapyclinic.biz/takut-bicara-di-depan-umum).
Jimmy K. Santosa, Cht-AHI, seorang hipnoterapis, menceritakan kisah
mengenai seorang pria berusia 27 tahun yang memiliki masalah takut akan
kegelapan. Ia tidak dapat tidur dalam kondisi lampu padam, ia pun tidak bisa
mengalami peristiwa mati lampu. Yang dilakukan untuk pertama kali adalah
membawa klien mengalami relaksasi pikiran, sehingga gelombang otak klien
turun ke gelombang alfa atau theta. Setelah dipastikan gelombang otaknya sudah
relax, maka dimulailah mencari akar masalah dari fobia gelap tersebut. Pertama
kali, klien diminta untuk mengingat kembali peristiwa pertama kali ia mengalami
ketakutan pada kegelapan. Ketika klien bisa mengingat kembali saat pertama kali
ia mengalami ketakutan dengan gelap, ternyata klien mulai takut gelap ketika ia
berusia 3 tahun. Waktu itu ia tidur dengan saudaranya yang lebih muda, tengah
malam ia terbangun dan yang dilihatnya hanyalah gelap gulita. Ini membuatnya
merasa cemas, takut dan tidak aman. Mungkin hal tersebut wajar bagi kita namun
bagi anak kecil usia 3 tahun, hal itu merupakan peristiwa luar biasa, karena
pemahaman anak belum sedalam orang dewasa. Pengalaman ini diingat terus dan
akhirnya menjadikan dirinya fobia gelap. Dengan teknik empty chair, akhirnya
7
Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha
cemas, takut dan tidak aman digantikan dengan perasaan nyaman, aman di tempat
gelap. Begitu rasa cemas, takut dan tidak aman itu hilang dan berganti dengan rasa
nyaman dan aman, maka seketika itu juga ketakutan yang dimilikinya hilang
(http://klinikhypnotherapy.wordpress.com/2010/02/17).
Di klinik “X” ini sendiri sudah ratusan masalah yang dapat ditangani
dengan hipnoterapi baik masalah fisik maupun masalah psikis yang
mengakibatkan anxiety pada diri klien. Salah satu masalah anxiety yang ditangani
oleh klinik “X” ini adalah masalah fobia, seperti fobia sosial yang disebabkan
karena adanya trauma yang berhubungan dengan kekerasan seksual
(pemerkosaan) dimana klien menjadi tidak suka untuk keluar rumah, takut untuk
bertemu dengan orang khususnya pria. Klien jadi sering mengurung diri di kamar
dan jika bertemu dengan pria ia akan langsung berteriak histeris dan tak jarang ia
melempar-lempar barang. Dengan hipnoterapi, masalah yang dihadapi klien
diatasi dengan melakukan age regression, yaitu membawa klien kembali ke masa
sebelum terjadinya pemerkosaan tersebut. Hal ini dilakukan bukan untuk
mengubah jalan peristiwa yang ada karena hipnoterapi tidak dimaksudkan untuk
mengubah jalan hidup, namun lebih kepada pemberian informasi mengenai
pemerkosaan yang akan terjadi (seriusan???). Setelah diberikan informasi
mengenai hal tersebut, klien dibawa kembali ke masa sekarang. Setelah dilakukan
proses tersebut, klien pun menjadi lebih tolerable terhadap orang-orang yang ada
di sekelilingnya, klien jadi bersedia untuk keluar rumah walaupun masih tidak
8
Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha
Kasus lainnya yang pernah ditangani adalah fobia cicak. Seorang wanita
sangat takut dengan cicak dan jika ia melihat cicak maka ia bisa berlari sambil
berteriak-teriak, badan mulai berkeringat dingin, ngilu di seluruh tubuh dan
kakinya mulai lemas. Hal tersebut dialami klien karena klien melihat ibunya yang
berteriak-teriak saat melihat cicak, sejak saat itu ia jadi takut pada cicak. Dengan
teknik empty chair, ketakutan klien akan cicak diatasi dengan meminta klien
untuk membayangkan bahwa cicak berukuran 1mm dan berwajah lucu (saat
membayangkan klien berkata, “Lucu ya.”). Setelah menjadi kecil, klien diminta
untuk melepaskan cicak tersebut pergi sambil mengatakan “Aku tidak takut lagi
padamu”. Setelah proses pelepasan tersebut klien jadi tidak takut lagi pada cicak
dan fobia yang dialaminya pun teratasi.
Selain banyak kasus yang berhasil ditangani, ada juga beberapa kasus yang
tidak selesai atau tidak tuntas untuk diselesaikan. Menurut terapis di klinik “X”
Bandung hal ini dikarenakan saat melakukan proses terapi terjadi luapan emosi
yang kuat (abreaction) yang menyebabkan proses terapi harus dihentikan sampai
klien merasa tenang kembali dan akan dilanjutkan pada proses terapi berikutnya,
namun klien tidak mau kembali dan melanjutkan terapi karena dirasa bahwa
dirinya memang tidak bisa disembuhkan. Kasus lainnya adalah klien yang merasa
hipnoterapi tidak berhasil mengatasi masalah fobia yang dimilikinya, ia masih
mengalami ketakutan yang sama atau simptom-simptom fobia muncul kembali
dalam beberapa waktu.
Menurut terapis di klinik “X” Bandung, sebenarnya sangat sulit untuk
9
Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha
karena tidak ada suatu metode evaluasi yang baku untuk menjaring hal ini dan
juga belum adanya penelitian yang dilakukan mengenai penyebab berhasil atau
tidaknya suatu proses terapi. Beliau mengatakan bahwa selama ini ia
menggunakan pengamatannya untuk melihat berhasil atau tidaknya proses
hipnoterapi khususnya pada kasus fobia. Dari pengamatan tersebut, didapat hasil
20% klien tidak melanjutkan terapinya baik itu mengakhiri di tengah sesi dengan
tidak hadir kembali pada sesi berikutnya (kabur), atau ada juga yang memang
mengatakan bahwa proses terapinya tidak efektif bagi dirinya sehingga ia
memutuskan untuk berhenti. Ketidakefektifan proses terapi yang dirasakan
dikarenakan masalah yang dihadapinya tidak hilang ataupun teratasi dengan baik.
Ada pula yang mengatakan bahwa kecemasan yang dimilikinya belum hilang dan
dirinya masih mengalami fobia. Sedangkan 80% klien dinyatakan berhasil
menyelesaikan hipnoterapinya. Hal ini dapat diketahui dari 65% klien yang telah
berhasil melakukan hipnoterapi merekomendasikan keberhasilannya ini pada
orang lain, 10% dari penuturan langsung dari pihak klien, 10% didapatkan dari
hasil interview dengan orang-orang yang dekat dengan klien, 15% didapat dari
klien yang kembali lagi ke klinik tersebut untuk melakukan terapi yang berbeda.
Berdasarkan permasalahan di atas maka peneliti ingin meneliti lebih lanjut
mengenai efektivitas hipnoterapi dalam menurunkan derajat anxiety, sebelum dan
10
Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha 1.2 IDENTIFIKASI MASALAH
Bagaimana efektivitas hipnoterapi dalam menurunkan derajat anxiety,
sebelum dan sesudah diberikan terapi pada klien yang mengalami fobia di klinik
“X” Bandung.
1.3 MAKSUD DAN TUJUAN PENELITIAN
1.3.1 MAKSUD PENELITIAN
Maksud penelitian adalah untuk memperoleh gambaran mengenai
efektivitas hipnoterapi dalam menurunkan derajat anxiety, sebelum dan sesudah
mengikuti terapi pada klien yang mengalami fobia di klinik “X” Bandung.
1.3.2 TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk melihat apakah terjadi
penurunan derajat anxiety, sebelum dan sesudah mengikuti terapi pada klien yang
mengalami fobia di klinik “X” Bandung.
1.4 KEGUNAAN PENELITIAN
1.4.1 KEGUNAAN TEORITIS
Memberikan informasi tambahan bagi psikologi klinis dan psikologi
abnormal mengenai hipnoterapi yang dapat digunakan sebagai salah
satu bidang ilmu psikoterapi dalam mengatasi fobia yang dihadapi oleh
11
Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha Memberi informasi tambahan pada psikolog / terapis / psikiatris
mengenai hipnoterapi yang dapat digunakan untuk mengatasi fobia
yang dihadapi oleh klien.
Memberikan masukan bagi peneliti yang ingin meneliti mengenai
hipnoterapi.
1.4.2 KEGUNAAN PRAKTIS
Memberikan informasi pada klien yang mengalami fobia sehingga
dapat memanfaatkan hipnoterapi untuk mengatasi masalah fobia
dengan efektif.
Memberikan masukan bagi psikolog klinis yang khususnya bergerak di
bidang terapi dimana informasi ini dapat digunakan dalam
mengembangkan teknik terapi yang cocok digunakan untuk menangani
masalah fobia.
Memberi informasi pada klinik hipnoterapi “X” untuk dapat
mengevaluasi dan mengembangkan program hipnoterapi sehingga
diharapkan program yang telah dibentuk dapat menurunkan anxiety
pada klien yang mengalami fobia secara efektif.
Memberikan masukan bagi masyarakat bahwa hipnoterapi dapat
digunakan sebagai salah satu alternatif terapi untuk menurunkan
12
Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha
1.5 METODOLOGI PENELITIAN
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti tertarik untuk
mengadakan penelitian efektivitas hipnoterapi dalam menurunkan derajat anxiety
pada klien yang mengalami fobia di klinik “X” Bandung. Jumlah sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sample. Pengukuran yang
digunakan untuk melihat derajat anxiety pada klien yang memiliki fobia adalah
dengan observasi dan interview secara mendalam sedangkan design penelitian ini
adalah interupted time series design dan analisis yang akan digunakan dalam
penelitian ini adalah dengan metode kualitatif yaitu dengan membandingkan
Program Magister Psikologi 131 Universitas Kristen Maranatha BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian mengenai efektivitas hipnoterapi dalam
menurunkan derajat anxiety pada klien yang mengalami fobia di Klinik “X”
Bandung, maka didapat kesimpulan sebagai berikut:
1. Hipnoterapi efektif dalam menurunkan derajat anxiety pada klien yang
menghadapi fobia dengan penurunan derajat anxiety dari skala 8 menjadi klien
tidak takut untuk pergi ke dokter gigi.
2. Derajat kecemasan yang dialami klien dapat diturunkan dengan menggunakan
hipnosis dalam satu kali pertemuan.
3. Fobia dapat diatasi dengan “mendamaikan” dua konflik yang saling
bertentangan yaitu antara ego takut dan ego nyaman.
4. Untuk dapat menembus critical factor, maka kepercayaan dari klien terhadap
terapis memiliki peranan penting, untuk itu good rapport penting dilakukan
132
Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha 5.2 SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat
disarankan:
1. Bagi klien fobia, keberhasilan dalam proses terapi didasari oleh adanya rasa
percaya terhadap hipnoterapi dan pada terapisnya sehingga proses terapi dapat
berhasil dengan baik.
2. Bagi terapis penting untuk melakukan good rapport, hal ini dilakukan untuk
membangun kepercayaan pada diri klien sehingga proses terapi dapat
dilakukan dengan mudah.
3. Bagi terapis penting untuk mengetahui sumber dari setiap permasalahan yang
dialami klien, hal ini dilakukan agar terapis dapat memberikan intervensi dan
sugesti tepat pada sasarannya sehingga perubahan tingkah laku dapat
dilakukan.
4. Bagi terapis penting untuk mengikuti prosedur dari hipnoterapi walaupun
improvisasi dalam proses hipnoterapi dapat dilakukan.
5. Bagi peneliti lain disarankan untuk melakukan penelitian dengan
Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
Arif, Antonius. Ego State Therapy. 2011. PT Gramedia, Jakarta
Asmelm, Strauss. 1990. Asia of Qualitative Research Grounded Theory Procedures Berne, Eric 1964. Games People Play. Ballantine Book, USA
Corey, Gerald. 1990. Theory And Practice of Counseling And Psychotherapy. A Division of Wadsworth, inc, USA
Davison, Gerald C; Neale, Jhon M; Kring, Ann M. 2004. Psikologi Abnormal, edisi ke 9. PT Raja Grafindo Persada., Jakarta
Deborah, Padget. 1998. Qualitative Methods in Sosial Work Research Challengers
and Reward. Self Publish, New Delhi
Fauman, Michael A. 2000. Study Guide to DSM-IV-TR. American Psychiatric Publishing, Inc, USA
Haris, Thomas A. I’m Ok-You’re OK. Happer & Row Publishers, Inc, New York
Heap, Michael; Aravind, Kottiyattil. 2002. Hartland’s Medical and Dental
Hypnosis.
Hunter, C Roy. M. S., C.Ht. 2000. The Art of Hypnosis; Mastering Basic
Techniques, 3rd ed. Kendall/Hunt Publishing Company, USA
Pervin, Lawrence A. Personality. Jhon Willy & Sons, Inc, Canada
Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR RUJUKAN
Hipnoterapi merupakan terapi yang cepat dalam mengatasi fobia. (hhtp://www.hypnosis45.com/fobia.htm)
Ketakutan dan Fobia. (hhtp://www.tanyadokteranda.com/artikel/2007/08/takut-fobia)
Jangan biarkan fobia berlarut-larut (hhtp://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/10)
Sejarah Hipnosis (www.alfanhipnoterapi.com/?sejarah-hipnosis,25)
Hipnoterapi atasi Fobia (http://kesehatan.kompas.com/read/2010/06)
Sejarah Hipnoterapi (www.blogspot.com/2010/03/sejarah-hipnoterapi)
Hipnoterapi atasi Fobia (http://hypnotherapyclinic.biz/kompas-com-hipnoterapi-atasi-fobia).
Mengapa terapi pikiran bawah sadar (http://hypnotherapyclinic.biz/mengapa-terapi-pikiran-bawah-sadar)
Bagaimana menyembuhkan Fobia?
(http://www.hipnoterapi.asia/sembuhkan_fobia.htm)
Hipnoterapi ( http://id.wikipedia.org/wiki/Hipnoterapi)
Takut bicara di depan umum (http://hypnotherapyclinic.biz/takut-bicara-di-depan-umum)
Bagaimana cara hipnoterapi hilangkan fobia