• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tiongkok, India dan Amerika Serikat. Pertumbuhan penduduk Indonesia dari tahun ke tahun

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tiongkok, India dan Amerika Serikat. Pertumbuhan penduduk Indonesia dari tahun ke tahun"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan Negara yang mempunyai jumlah penduduk yang cukup banyak. Indonesia menduduki peringkat ke 4 dengan jumlah penduduk terbesar di dunia setelah Tiongkok, India dan Amerika Serikat. Pertumbuhan penduduk Indonesia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Pada tahun 2014 sebesar 252 juta jiwa, sedangkan pada tahun 2015 sebesar 254,9 juta jiwa. Pertumbuhan penduduk Indonesia setiap tahunnya dinilai sudah mengkhawatirkan. Kekhawatiran makin menjadi jika sumber daya manusia itu tidak dibekali dengan kompetensi untuk bersaing secara global. Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Surya Chandra Surapaty menjelaskan, laju pertumbuhan manusia Indonesia saat ini mencapai 1,49 persen tiap tahun dari jumlah penduduk Indonesia. Rasio pertumbuhan itu akan ditekan minimal sampai ke angka 1,1 %. (Badan Pusat Statistik, september 2015).

Rentang kehidupan manusia akan selalu terjalin proses perkembangan yang terdiri dari pertumbuhan atau evolusi dan kemunduran atau involusi, yang mana kedua proses tersebut mulai dari pembuahan dan berakhir dengan kematian. Rentang kehidupan dapat dibagi menjadi sembilan periode, yaitu sebelum kelahiran, baru dilahirkan, masa bayi, awal masa kanak-kanak, pubertas, remaja, awal dewasa, pertengahan usia, dan usia lanjut (Hurlock, 2003). Umumnya masa dewasa dibagi menjadi tiga periode yaitu: masa dewasa dini (awal dewasa), masa dewasa madya (usia pertengahan), dan masa dewasa lanjut (lanjut usia). Banyak pendapat yang variatif sehubungan dengan bilangan usia tengah baya. Hurlock

(2)

(2003) membatasi usia tengah baya adalah sekitar 40 – 60 tahun dan membagi 2 fase, yaitu usia tengah baya dini (40-50 tahun) dan usia tengah baya lanjut (50 -60 tahun).

Manusia tumbuh dan berkembang sepanjang usianya. Makin berkembang seseorang, makin bertambah usianya, dengan bertambahnya usia, manusia akan mengalami beberapa perubahan. Perubahan-perubahan tersebut, terutama karena adanya perubahan pada aspek biologis yang kemudian membawa perubahan secara psikologis dan sosial.

Pada wanita tengah baya mempunyai kecenderungan bermasalah dengan kesehatannya. Akibat dari pola makan yang tidak terkontrol, banyak pikiran, kurang istirahat, dan kurangnya berolah raga membuat seorang wanita mengalami penebalan pada dinding rahim yang disebut dengan miom. Jumlah penderita miom belum diketahui secara akurat karena banyak yang tidak merasakan keluhan sehingga tidak segera memeriksanya ke dokter. Namun diperkirakan sekitar 20-30 % terjadi pada wanita yang berusia diatas 35 tahun.

Miom adalah istilah medis untuk tumor dinding rahim. Asal muasalnya sel otot dinding rahim, namun berubah menjadi tumor dan menempel di otot dinding rahim tersebut. Berukuran sebesar kacang polong sampai sebutir angggur, miom kenyal dan bisa tumbuh cepat atau lambat, sehingga awalnya satu, lama-lama banyak. Untungnya, menurut medis statistik sebagian besar kasus miom tidak berbahaya, karena jarang berubah jadi kanker. Dr. Mirza T. Iskandar, SpOG (k), (dalam majalah Gaia, 2008), menjelaskan bahwa mioma uteri adalah pembesaran otot-otot rahim sehingga konsistensinya padat. Neoplasma jinak berasal dari otot uterus, yang dalam kepustakaan ginekologi juga terkenal dengan istilah -istilah fibrimioma uteri, leiomyoma uteri atau uterine fibroid. Mioma uteri adalah tumor jinak uterus yang berbatas tegas yang terdiri dari otot polos dan jaringan fibrosa . Miom sejenis tumor otot rahim merupakan sel tumor yang jinak tumbuh di dinding rahim atau vagina yang tumbuh pada wanita dalam periode produktif. Statistik penderita mioma tidak

(3)

diketahui secara pasti karena masih jarang dan umumnya mioma uteri ditemukan secara tidak sengaja. Umumnya sekitar 30 % terjadi pada wanita yang berumur di atas 35 tahun.

Gejala yang ditimbulkan pada penderita miom biasanya nyeri perut atau pinggul, tekanan pada panggul, perut terasa penuh, gejala aneia karena kehilangan darah haid, sering berkemih, dan gangguan haid. Ukuran dari miom sendiri sangat bervariasi, ada yang sekecil biji dan ada juga yang berukuran besar hingga mengakibatkan rahim membesar. Miom yang muncul mungkin hanya satu atau bisa juga muncul beberapa secara sekaligus.

Penderita miom biasanya diikuti dengan berbagai gejolak atau perubahan baik perubahan fisik maupun psikologis, yang dapat mempengaruhi aspek kehidupan orang dewasa madya tersebut. Adapun beberapa keluhan fisik yang dirasakan antara lain ada keluhan saat siklus haid, gejolak emosi, tegang pada leher dan wajah, adanya ketidak elastisan dan kekeringan pada sekitar vagina. Pada waktu seseorang diketahui mempunyai penyakit miom, fisik mengalami ketidaknyamanan seperti rasa kaku dan linu yang dapat terjadi secara tiba-tiba di sekujur tubuh, misalnya pada kepala, leher, dada bagian atas dan perut. Kadang-kadang rasa kaku ini dapat diikuti dengan rasa panas atau dingin, pening, kelelahan, jengkel, resah, cepat marah, dan berdebar-debar, (www.infomedika. htm).

Pada wanita yang terkena miom biasanya senyum yang mengembang tiba-tiba menghilang ditelan keterkejutan dan perasaan cemas yang sulit dipahami. Thomas F dan Robert E (2012: 191), mengemukakan bahwa gangguan kecemasan memiliki beberapa persamaan penting dengan gangguan suasana-perasaan. Dari sudut pandang deskriptif, kedua kategori itu didefinisikan dalam kaitannya dengan respons emosional negatif. Persaan seperti rasa bersalah, kekhawatiran, dan kemarahan yang sering menyertai kecemasan dan depresi. Menurut Singgih, D dan Singgih, Yulia (2012: 29), kecemasan adalah rasa khawatir, rasa takut yang tidak jelas sebabnya. Kecemasan merupakan kekuatan yang besar dalam menggerakan tingkah laku. Kecemasan yang menyebabkan seseorang putus asa dan tidak

(4)

berdaya sehingga mempengaruhi seluruh kepribadiannya adalah kecemasan negatif. Rasa takut ditimbulkan oleh adanya ancaman, sehingga seseorang akan menghindar diri dan sebagainya. Fudyartanta (2005: 137) memaparkan rasa cemas adalah rasa was-was, rasa ketakutan, rasa bimbang kalau-kalau apa yang dihadapi itu menimbulkan bahaya, susah, tidak senang, gagal, dan sebagainya. Peristiwa tersebut membuat seseorang harus mampu menerima kondisi diri yang baru bila menginginkan hidupnya tetap berjalan. Proses menerima diri dengan kondisi tersebut tentunya bukan pekerjaan mudah dan cepat, sebaliknya memerlukan tahapan-tahapan yang berat dan panjang serta relatif lama. Ibarat sebuah rapat, dimana di dalamnya terjadi perdebatan untuk menuju kata mufakat atau sepakat atau menerima, (Cakfu, 2006 dalam www.zyi.net). Perdebatan tersebut tentu tidak selalu berjalan lancar, terkadang memerlukan penundaan sehingga memakan waktu berhari-hari. Sama halnya dengan seseorang yang tiba-tiba disampaikan oleh dokter, bahwa seseorang mempunyai miom di dalam rahimnya. Dalam dirinya penuh pergolakan psikis yang pada awalnya sulit untuk dipahami. Ada perasaan cemas, bingung, panik, khawatir, malu, putus asa, dan lain-lain. Perubahan-perubahan yang telah di jelaskan di atas akan menimbulkan suatu kecemasan.

Menurut Luk, Z. L dan Bandiyah, S (2011: 107) kecemasan gejala utama (gangguan kecemasan umun dan gangguan panik) atau dialami jika seseorang berupaya mengendalikan perilaku maladaptif tertentu. Kecemasan yang muncul pada wanita penderita miom sering dihubungkan dengan adanya kekhawatiran dalam menghadapi suatu situasi yang sebelumnya tidak pernah dikhawatirkan. Masa yang penting dalam kehidupan wanita, perubahan fungsi tubuh dapat mempengaruhi berbagai macam kehidupannya baik dalam kehidupan sosial, perasaan tentang dirinya, dan fungsi di dalam pekerjaan. Kebanyakan wanita penderita miom sering mengalami depresi dan kecemasan dimana kecemasan yang muncul dapat menimbulkan insomnia atau tidak bisa tidur. Setiap orang mempunyai keyakinan dan harapan

(5)

yang berbeda-beda, karena perbedaan itu maka tidak ada dua orang yang akan memberikan reaksi yang sama, meskipun

tampaknya seakan-akan bereaksi dengan cara yang sama.

Perubahan-perubahan psikis yang terjadi pada wanita penderita miom akan menimbulkan sikap yang berbeda-beda antara lain yaitu adanya suatu krisis yang dimanifestasikan dalam simtom-simtom psikologis seperti: depresi, mudah tersinggung, dan mudah menjadi marah, dan diliputi banyak kecemasan. Ghufron dan Risnawita (2010: 142), membedakan perasaan cemas yaitu, kecemasan (Anxiety) adalah reaksi emosi sementara yang timbul pada situasi tertentu yang dirasakan sebagai ancaman, misalnya menjalani operasi. Kecemasan (trait anxiety) adalah disposisi untuk menjadi cemas dalam menghadapi berbagai macam situasi. Kecemasan biasanya terjadi tanpa stimulus yang jelas, sehingga kecemasan harus dibedakan dengan rasa takut (fear) sebab takut muncul karena adanya ancaman yang jelas dari luar. Rasa takut berhubungan dengan tingkah laku spesifik untuk menghindar dan menjauh dari stimulus yang tidak menyenangkan. Sedangkan kecemasan merupakan akibat dari ancaman yang tidak jelas, tidak bisa dikontrol dan tidak bisa dihindari. Berbeda juga dengan stress, stress adalah perasaan tertekan, perasaan tertekan ini membuat orang mudah tersinggung, mudah marah, konsentrasi terhadap pekerjaan menjadi terganggu. Stress terjadi ketika seseorang tidak dapat mengatasi kecemasan ataupun ketakutannya.

Salah satu ciri orang yang dapat menerima dirinya adalah dengan merasa yakin bahwa seseorang memiliki kemampuan untuk menghadapi hidup, dan merasa bahwa dirinya masih dapat berharga bagi orang lain. Individu yang dapat menerima dirinya diartikan sebagai individu yang tidak bermasalah dan mampu menerima kelebihan dan kekurangan yang dimiliki. Faktor yang mempengaruhi stress adalah faktor dukungan sosial (Smet, 1994: 11). Dukungan sosial memberikan kontribusi bagi pegawai dalam menghadapi kecemasan. Dukungan sosial dapat diperoleh dari orang-orang di sekitar sendiri yaitu keluarga. Smet

(6)

(1994: 12) mengemukakan bahwa dukungan sosial dapat berupa informasi atau nasehat verbal atau non verbal, bantuan nyata atau tindakan yang diberikan oleh keakraban sosial atau didapat dari kehadiran keluarga yang mempunyai manfaat emosional atau efek perilaku bagi penerima. Secara langsung atau tidak dukungan sosial keluarga akan mengurangi kecemasan pada wanita penderita miom karena wanita penderita miom dapat membagikan kesulitan, masalah, dan tantangan yang dirasakan membebani dirinya.

Berdasarkan wawancara terhadap 5 (lima) pasien penderita miom, yaitu pada hari Selasa, 22 Maret 2016), hasil analisis interview menunjukkan bahwa respon cemas yang berlebih dialami penderita pada awal mengetahui dalam tubuhnya khususnya pada rahim terdapat miom. Penderita mengungkapkan kekhawatiran dan rasa tidak nyaman pada penyakit yang sedang dideritanya yaitu miom. Berbagai informasi yang didapat, baik dari media sosial, media cetak, bahkan dari sesama penderita dan berbagai alternatif pengobatan sudah dicoba, baik pengobatan secara herbal (tradisional) maupun pengobatan dari dokter. Bentuk dukungan sosial dari keluarga juga sudah maksimal, yaitu dengan memberikan motivasi untuk terus berpikir positif, menenangkan pikiran dan hati dengan memberikan solusi untuk berobat secara rutin, mencarikan informasi baik melalui media sosial, media cetak, dan bahkan sampai keluarga ikut menemani mengantar berobat kedokter sampai pemulihan, namun tetap saja masih timbul kecemasan yang sering dirasakan oleh penderita.

Dukungan sosial yang berasal dari keluarga dapat diperoleh secara khusus dari orang tua maupun anak, dan saudara kandung. Keluarga merupakan dukungan sosial yang penting bagi penderita miom. Keluarga harus memberikan dukungan sosial kepada penderita miom karena keluarga merupakan model yang penting. Kurniawati (2007: 28) mengatakan bahwa dukungan sosial terutama dalam konteks hubungan perkawinan dan keluarga merupakan sumber dukungan keluarga sosial yang paling penting. Dukungan sosial merupakan mediator penting dalam menyelesaikan masalah seseorang, karena individu adalah bagian dari

(7)

keluarga. Kusuma (2015: 25) menambahkan bahwa dukungan sosial keluarga adalah bantuan yang diberikan keluarga kepada individu berupa kepedulian dalam bentuk verbal maupun non verbal, yang membuat individu tersebut merasa dihargai, diperhatikan dan dicintai.

Penjelasan di atas menggambarkan bahwa pada masa tengah baya seorang wanita akan mengalami rasa cemas. Kecemasan menghadapi penyakit yang dideritanya adalah perasaan gelisah, khawatir dari adanya perubahan-perubahan fisik, sosial maupun seksual sehubungan dengan timbulnya benjolan pada dinding rahim (miom). Seorang wanita akan mengalami rasa cemas ketika tidak dapat menerima kondisi dirinya, bahkan mengalami suatu masalah penting dalam tubuhnya. Sebaliknya ketika seorang wanita sudah dapat menerima dirinya yang sedang mengalami suatu masalah dalam tubuhnya, maka kecemasan tersebut dapat diatasi. Apabila seorang wanita telah menerima bahwa dirinya menderita miom, berarti wanita tersebut telah menyadari kondisi dirinya dan menerima segala kekurangan serta kelebihannya.

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian guna mengetahui hubungan antara dukungan sosial keluarga dengan kecemasan pada wanita penderita miom.

B. Rumusan Masalah

Maraknya penyakit yang rawan timbul terutama pada wanita, membawa

banyak pengaruh bagi setiap wanita. Perubahan yang dialami wanita saat memasuki usia tengah baya, pada umumnya akan mengalami berbagai macam masalah, salah satunya adalah rawan terkena penyakit miom yang disebabkan oleh pola hidup yang tidak dijaga dengan baik. Wanita yang menderita penyakit miom cenderung akan merasa cemas dan khawatir yang tidak jelas serta berkepanjangan. Di sisi lain, dukungan sosial merupakan sikap yang

(8)

merasa puas dengan kondisi diri sendiri, sadar akan kemampuan dan kualitas diri serta pengakuan terhadap keterbatasan diri sendiri. Dukungan sosial bisa berasal dari keluarga, rekan kerja dan lingkungannya, dimana dukungan sosial ini diharapkan dapat menurunkan tingkat kecemasan penderita miom terhadap penyakit yang dideritanya.

Fakta yang terjadi menunjukan bahwa penderita miom pada wanita berdampak secara sosial, yaitu hubungan dengan teman, keluarga jadi renggang karena waktu bersama mereka kurang. Keterampilan sosial menjadi berkurang, sehingga sulit berhubungan dengan orang lain, karena waktu istirahat bagi penderita miom harus lebih banyak. Secara psikis, pikiran terus-menerus memikirkan penyakit miom yang dideritanya, sehingga sulit untuk berkonsentrasi pada pekerjaan, lebih terlihat murung, sering tidak masuk, membuat seseorang kurang peduli pada hal-hal yang ada di sekelilingnya dan sering munculnya rasa cemas terhadap penyakit yang dihadapinya.

Fenomena yang diperoleh peneliti berdasakan hasil analisis wawancara terhadap lima orang penderita miom, diketahui bahwa dua dari tiga orang tersebut tetap merasakan kesecamasan. Dua orang tersebut bisa sedikit mengurangi rasa cemas. Namun, ketiga subyek yang lain mengaku bahwa dukungan sosial dari keluarga yang diberikan sudah maksimal tetapi masih saja ada rasa cemas yang sering kali muncul. Kecemasan yang dimaksut adalah perasaan gelisah yang dirasakan oleh seseorang karena takut atau khawatir terhadap adanya ancaman atau bahaya yang akan datang. Gelisah merupakan ungkapan emosi yang tidak menyenangkan dialami oleh seseorang dengan tingkat yang berbeda-beda. Persepsi dukungan sosial adalah penilaian positif atau negatif akan hadirnya dukungan sosial yang berupa dukungan emosional, dukungan informatif, dukungan penghargaan, dan dukungan isntrumental

Setiap manusia dari berbagai lapisan bisa saja mengalami ketegangan hidup, yang diakibatkan adanya tantangan dan tuntutan, kesulitan, ancaman, ataupun ketakutan terhadap

(9)

bahaya kehidupan yang semakin sulit terpecahkan. Sehingga seringkali didapati individu mengalami ketegangan psikologis, merasakan keluhan yang kadang memerlukan perawatan dan pengobatan. Sebagian besar dari individu yang mengalami ketegangan berusaha untuk mencari tau solusi yang terbaik untuk menghindari stres. Stres menurut Rasmun (2004 : 9), adalah respon tubuh yang tidak spesifik terhadap setiap kebutuhan tubuh yang terganggu.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Murniasih, E dan Rahmawati, A (2007), hasil penelitian menyatakan bahwa dukungan sosial yang berasal dari keluarga merupakan salah satu faktor yang dapat membantu mempercepat penyembuhan dan mengurangi kecemasan terhadap penyakit yang dialami. Dukungan keluarga dapat menimbulkan efek penyangga, yaitu dukungan keluarga menahan efek-efek negatif dari stres terhadap kesehatan dan efek utama yaitu dukungan keluarga yang secara langsung mempengaruhi peningkatan kesehatan, sehingga dengan peningkatan dukungan sosial yang berasal dari keluarga mampu mengurangi tingkat kecemasan yang dialami penderita miom. Berdasarkan permasalahan tersebut peneliti berusaha untuk mengetahui apakah ada hubungan antara dukungan sosial keluarga dengan kecemasan pada wanita penderita miom?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui secara empiris hubungan dukungan sosial keluarga dengan kecemasan pada wanita penderita miom.

(10)

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memperluas wawasan ilmiah dalam

bidang Psikologi pada khususnya psikologi Sosial, Psikologi Perkembangan, dan Psikologi klinis yang berkaitan dengan dukungan sosial dan Kecemasan pada wanita penderita miom.

2. Manfaat praktis

Hasil penelitian diharapkan dapat dipergunakan sebagai bahan masukan bagi para wanita penderita miom dalam rangka memahami kecemasan wanita penderita miom kaitannya dengan dukungan sosial keluarga.

Referensi

Dokumen terkait

LAMPIRAN D ANALISIS PROBIT O-(3-Klorobenzoil) parasetamol Data Information N of Cases Valid 5 Rejected Missing 0 Number of Responses > Number of Subjects 0 Kontrol Group

Bahwa berawal dari pada hari Senin tanggal 21 September 2015 sekira pukul 10.00 Wib, saksi Ludi Sitompul dan korban Burju Manjalo Partuaon Sitompul datang kerumah

Penelitian ini ditujukan untuk pengembangan sistem informasi administrasi, diharapkan dapat menghasilkan sebuah produk berupa Sistem Informasi Administrasi Santri Pada

Alhamdulillah puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya sehingga pada kesempatan ini penulis dapat menyelesaikan skripsi

Peraturan Daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 8 Tahun 1985 Tentang Perusahaan Daerah Taru Martani Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, yang disahkan dengan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu pemaparan cuaca ( weathering ) terhadap karakteristik komposit HDPE–sampah organik berupa kekuatan bending dan

Masalah utama yang akan dijawab dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah : Apakah penerapan Metode pembelajaran Make a Match (Menjodohkan) dan MediaKartundapat

10 Mukhlisin dengan skripsinya yang berjudul “ Kompetensi Kepribadian Guru PAI Terhadap Motivasi Belajar PAI Siswa Di UPTD SM PN 1 Sumbergempol Tulungagung”,