• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah mix method researh yang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB III METODOLOGI. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah mix method researh yang"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

68

BAB III METODOLOGI

3.1. Metodologi Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah mix method researh yang terdiri dari metode kuantitatif dan kualitatif. Menurut Yusuf (2014, p. 431) dengan menggunakan mix method research, proses pengumpulan data akan lebih terstruktur dan mendapatkan hasil data yang jauh lebih lengkap serta menyeluruh.

Tujuan dari pengumpulan data tersebut untuk mengatahui permasalahan yang ada dan mendapatkan solusi yang tepat untuk mengatasinya. Yusuf (2014, p. 43) mengatakan bahwa pendekatan kualitatif digunakan untuk menemukan pemahaman yang mendalam mengenai masalah yang ada dalam bentuk gambar, kata maupun kejadian. Sedangkan pendekatan kualitatif merupakan jenis data yang dapat di hitung. Jenis data yang telah dikumpulkan perlu diolah menggunakan teknik statistik.

3.1.1. Taman Nasional Ujung Kulon

Kawasan Ujung Kulon terletak di Kec. Sumur Kab. Pandeglang, Banten. Pada tahun 1846, F. Junghun yang pertama kali memperkenalkan Ujung Kulon, pada saat itu kawasan Ujung Kulon sudah dikenal dengan keberagaman flora dan faunanya oleh para peneliti. Taman Nasional Ujung Kulon merupakan satu dari 5 Taman Nasional pertama yang ada di Indonesia. Sebagian besar kawasan Taman Nasional Ujung kulon merupakan hutan tropis yang memiliki obyek wisata alam yang dilimpahkan dengan berbagai macam jenis flora dan fauna. Taman Nasional

(2)

69 Ujung Kulon memiliki beragam jenis flora dan fauna baik yang bersifat endemik maupun penting untuk dilindungi, pada tahun 1991 UNESCO menetapkan Ujung Kulon sebagai situs warisan dunia dengan luas total 105.694,46 hektar terdiri dari kawasan darat 61.357,6 hektar dan perairan 44.337 hektar (Statistik Balai Taman Nasional Ujung Kulon 2019)

Taman Nasional Ujung Kulon memiliki 8 zonasi yaitu zona inti yang terbagi oleh wilayah daratan dan lautan dengan luas total 22.235,93 Ha, Zona Rimba dengan luas total 34.628,70 Ha, zona pemanfaatan yang terbagi dari wilayah daratan dan lautan dengan luas total 1.619,68 Ha, Zona Perlindungan Bahari dengan luas total 42.375,36 Ha, zona tradisional yang terbagi dari wilayah daratan dan lautan dengan luas total 3.191,99 Ha, Zona Rehabilitasi yang terbagi dari wilayah daratan dan lautan dengan luas total 1.474,64 Ha, Zona Religi, Budaya dan Sejarah dengan luas total 118,01 Ha, dan zona khusus dengan luas total 50,15 Ha (Statistik Balai Taman Nasional Ujung Kulon 2019).

Gambar 3.1 Zonasi Taman Nasional Ujung Kulon ( Statistik Balai Taman Nasional Ujung Kulon 2019 )

(3)

70 3.1.1.1 Flora & Fauna

Beberapa jenis satwa penting yang perlu dilindungi adalah Badak Jawa , Owa Jawa, Surili dan Anjing hutan Berikut merupakan beberapa satwa yang hidup di TNUK

1. Badak Jawa Cula Satu

Taman Nasional Ujung Kulon dikenal dengan tempat habitat asli dari badak cula satu - satunya didunia. Badak jawa ini merupakan hewan yang hampir punah. Saat ini kira – kira ada 72 ekor badak jawa yang dapat ditemukan di Taman Nasional Ujung Kulon (Statistik Balai Taman Nasional Ujung Kulon 2019). Badak jawa termasuk binatang golongan ‘Perrisdactyla’ , memiliki kulit tebal seperti bongkahan batu dan badan yang lebih besar dibanding Badak Sumatera (Dicerorhinus sumetrensis). Badak Jawa tidak memiliki penglihatan yang tajam, namun memiliki pendengraran dan pencicuman yang sangat tajam.

Banyak organisasi dari dalam atau luar negeri yang bekerja sama dengan TNUK untuk melestarikan salah satu satwa langka milik Indonesia ini.

Gambar 3.2 Badak Jawa ( https://highlight.id )

2. Banteng ( Bos Javaniccus )

(4)

71 Benteng termasuk golongan binatang berkuku besar. Satwa ini biasanya dapat di temukan di Gunung Honje dan Semenanjung Saat ini populasi benteng di Taman Nasional Ujung Kulon berjumlah 72 ekor. Satwa ini memiliki badan yang besar, tegap dan kuat. Banteng jantan memiliki tanduk berwarna gelap mengkilat dan runcing. Sedangkan Banteng jantan memiliki tantung yang lebih kecil dan memiliki gelambir di dadanya. Banteng memiliki pendengaran dan penciuman yang tajam, sama seperti Badak Jawa satwa ini tidak memiliki englihtan yang terlalu baik. Cara membedakan benteng betina dan jantan yaitu dengan warna dan tanduknya. Banteng jantan memilliki warna tubuh cenderung hitam, semakin tua umurnya maka akan semakin hitam, sedangkan Banteng betina mmeiliki warna cenderung coklat kemerah – merahan, semakin tua umurnya maka tubuh Benteng akan berubah menjadi semakin gelap.

Gambar 3.3 Benteng (https://pbase.com)

3. Owa Jawa

Owa jawa merupakan salah satu primata yang berkembang biak dan hidup di Taman Nasional Ujung Kulon. Satwa ini memiliki habitat di kawasan Gunung Honje. Saat ini kira – kira ada 868 ekor Owa Jawa yang dapat ditemukan di

(5)

72 Taman Nasional Ujung Kulon (Statistik Balai Taman Nasional Ujung Kulon 2019). Owa jawa mengalami peningkatan jumlah satwa dari tahun ke tahun.

Satwa ini memiliiki bulu halus berwarna abu-abu, ekor pendek dan wajah hitam. Owa Jawa hanya mengalami masa kawin sekali seumur hidupnya.

Setelah kawin satwa ini akan berpisah dengan keluarga besarnya dan tinggal bersama keluarga keiclnya yang terdiri dari betina, jantan dan anaknya.

Gambar 3.4 Owa Jawa (https://indonesia.go.id )

4. Rusa ( Cervus timorensis )

Rusa merupakan salah satu satwa yang hidup di Taman Nasional Ujung Kulon.

Rusa menyukai tempat terbuka seperti padang rumput, sedangkan sebagai tempat berlindung rusa sering menggunakan hutan atau daerah penuh semak belukar. Satwa ini biasanya dapat di temukan di Pulau Peucang dan Padang Pengembalaan Cidaon. Rusa memiliki tubuh yang sedang dan panjang, sedangkan rusa betina memiliki tubuh cenderung lebih pendek. Cara membedakan rusa betina dan jantan yaitu rusa betina memiliki warna kelabu dan gelap, serta di dalam telinga rusa memiliki bagian warna putih tidak jelas tapi akan jelas pada rusa yang masih berumur muda.

(6)

73 Gambar 3.5 Rusa

(https://tamannasionalindonesia.wordpress.com )

5. Babi

Taman Nasional Ujung Kulon memiliki dua jenis babi hutan yaitu babi hutan alang-alang dan babi hutan berkutil dengan ukuran dan berat badan yang sama.

Yang membedakan dari kedua jenis ini yaitu babi hutan alang – alang kadnag memiliki garis – garis putih kelabu dan jika mereka merasa terganggu satwa ini akan mengeluarkan suara seperti dengkurang yang keras dan pendek.

Sedangkan babi hutan berkutil memiliki 3 benjolan atau kutil yang memberikan kesan menyeramkan pada wajahnya.

Gambar 3.6 Babi hutan ( https://www.flickr.com )

6. Burung enggang (familia Bucerotidae)

(7)

74 Burung enggang merupakan salah satu hewan yang dapat berkembang biak dna tumbuh di TNUK. Burung enggang tergabung dalam famili Bucerotidae, burung ini memiliki 57 atau lebih spesies di alam. Burung ini hidup secara berpasang – pasangan yang memiliki cara bertelur yang menarik.

Gambar 3.7 Burung engang ( https://backpackerladyblog.wordpress.com )

7. Merak

Merak merupakan salah satu satwa liar yang dapat berkembang dan mengalami pertumbuhan di Taman Nasional Ujung Kulon. Merak biasanya dapat ditemui di Padang Penggembalaan Cidaon. Satwa ini memiliki jambul tegak di kepalanya yang merupakan ciri khas dari satwa tersebut. Merak jantan memiliki bulu hijau berkilau pada leher dan dadanya serta memiliki ekor seperti kipas yang lebih panjang dibanding merak betina. Biasanya merak memakan biji-bijian, pucuk, rumput, daun, rayap, belalang dan reptile kecil lainnya. Keunikan yang dimiliki oleh satwa ini yaitu merak akan mengeluarkan suaranya yang keras unutk memberiakn tanda bahaya kepada satwa lain yang ada di Padang Cidaon.

(8)

75 Gambar 3.8 Merak

( https://backpackerladyblog.wordpress.com )

8. Penyu sisik

Berdasarkan IUCN Penyu ini merupakan jenis penyu yang sudah hampir mau punah karena merupakan satu - satunya species dalam genusnya dan sudah terdaftar sebagai hewan sangat langka Critically Endangered (menghadapi ancaman kepunahan yang tinggi di alam bebas untuk waktu yang singkat).

Penyu sisik memiliki ukuran yang kecil dan berbentuk datar. Bentuk kepalanya runcing dan memiliki dua pasang sisik didepan matanya. Penyu ini juga memiliki Rahang tidak bergerigi, memiliki sisik yang bertimpa tindih dan mempunyai 4 sisik lateral. Kerapas berbentuk elips dengan Lengan depan yang mempunyai dua buah caka. Warna karapas pada umumnya coklat atau kuning sedangkan tukik yang baru menetas kebanyakan berwarna coklat dengan bertotol coklat mudapada setiap sisiknya.

Ukuran penyu dewasa sekitar 2,5 kaki sampai dengan 3 kaki (76-91 cm) pada karapasnya. Berat badan dewasa dapat mencapai 40-60 kg.

Habitatnya biasa ditemukan di sekitar terumbu karang pesisir, daerah bebatuan, daerah muara, bakau dan juga daerah goba. Penyu sisik bersarang (bertelur)

(9)

76 dengan selingan dua atau tiga tahun.Di setiap musimnya dapat bertelur dua hingga empat kali. Sarang berisi kurang lebih 160 butir telur, dan masa inkubasinya selama 6 hari.

Gambar 3.9 Penyu sisik ( https://indonesiagreenenergy.com )

9. Kiara

Pohon kiara atau (Batryohora geniculata) merupakan jenis tanaman tertua yang masih tumbuh sejak meletusnya Gunung Krakatau tahun 1883 dan masih mengalami pertumbuhan hingga saat ini. Kiara merpakan salahs satu famili moraceae yang merupakan tumbuhan raksasa yang memiliki karakteristik

batang besar, tajuk yang rapat, daun berbentuk lonjong dan merupakan jenis tumbuhan yang dapat mematikan tumbuhan lainnya. Oleh karena itu pohon ini biasanya disebut dengan nama tumbuhan pencekik.

(10)

77 Gambar 3.10 Pohon Kiara

( https://www.deenatalia.com )

3.1.1.2 Daya Tarik Objek Wisata

Taman Nasional Ujung Kulon memiliki beragam kegiatan wisata yang dapat dilakukan. Daya tarik obyek wisata Ujung Kulon meliputi wilayah laut, darat hingga bukit dengan keragamana aktifitas yang dapat di lakukan yaitu hiking, snorkling, wild life watching, canoeing dan juga memancing. Obyek wisata

Taman Nasional Ujung Kulon termasuk wisata alam yang masih asri dan sangat dijaga karena Sesuai dengan fungsi utamanya sebagai kawasan konservasi habitat flora dan faunanya. Taman Nasional Ujung Kulon memiliki beberapa wisata unggulan seperti Pulau Peucang, Padang Penggembalaan Cidaon, Pulau Hendeluem, Pulau Panaitan, Pulau Badul, dan Tanjung Layar.

1. Pulau Peucang

Pulau Peucang dikenal dengan sebutan “Dream island” ini memiliki karakteristik pantai dengan pasir halus yang putih dengan air yang sangat

(11)

78 jernih. Pulau ini memiliki pemandangan yang asri dengan keberadaan satwa liar seperti rusa, babi dan monyet oleh karena itu Pulau Peucang merupakan wisata unggulan dari TNUK karena daya tariknya. Biasanya dipulau ini para wisatawan menyukai kegiatan snorkling dan diving. Pulau Pucang memiliki beberapa daya tarik lainnya yaitu seperti karang copong dan air terjun Citerjun.

Gambar 3.11 Pulau Peucang ( https://www.superadventure.co.id )

2. Pulau Panaitan

Pulau Panaitan berlokasikan di ujung, untuk mencapai pulau ini membutuhkan tenaga dan ental yang kuat. Dikarenakan jaraknya yang sangat jauh dan sulit dicapai pulai ini jadi jarang unutk di datangi. Padahal pulau ini memili keindahan yang tak kalah indahnya dengan pulau peucang dan hendeleum.

Pantai Panaitan merupakan daerah surfind terbaik di dunia oleh karena itu wisatawan biasnaya suka melakukan kegiatan surfing saat datang ke pulau ini.

Ombak yang dimiliki dari Pulai ini yaitu one palm point, napalms, apocalypys, dan pussy. Di pulau ini juga terdapat patung peninggalan sejarah Dewa Ganesha and Lingam Dewa Siwa yang berlokasikan di puncak Gunung Raksa.

(12)

79 Gambar 3.12 Pulau Panaitan

( https://www.ujungkulon.org/pulau/pulau-panaitan )

3. Pulau badul

Pulau Badul dikenal dengan karakteristik pasir putihnya yang halus dengan karang putih dan pulau ini tidak memiliki penghuni. Di Pulau Badul memiliki terumbu karang yang yang masih terjaga dan keberagaman jenis ikan yang hidup. Oleh karena itu para wisatawan biasanya sering melakukan kegiatan laut snorkliing karena tidak cukup jika hanya mmemandangi pulau ini. Pulau ini juga memiliki hutan mini ditengah – tengahnya.

Gambar 3.13 Pulau Badul ( https://www.viva.co.id )

4. Pulau Handeleum

(13)

80 Pulalu Hendeleum dipenuhi oleh hutan bakau dan satwa liar seperti Badak, Buaya Mutiara, Ular Cincin Emas, Ular Sanca, dan satwa liar lainnya. Karena pulau ini memiliki karang dan banyak bakau di pulau ini tidak memungkinkan unutk melakukan kegiatan laut seeprti snorkling. Kegiatan yang biasanya dilakukan di pulau ini yaitu canoeing sambil menikmati keindahan alam dan melihat beberapa satwa liar yang hidup seperti kepiting bakau dan berbagai jenis burung.

Gambar 3.14 Sungai Cigenter ( https://www.liputan6.com )

5. Gunung Honje

Salah satu obyek wisata yang ada di Taman Nasional Ujung Kulon. unung ini tidak sepenuhnya merupakan wilayah gunung karena beberapa wilayah dari Gunung ini merupakan kawasan desa.

(14)

81 Gambar 3.15 Gunung Honje

( http://tongkrongantraveller.blogspot.com)

6. Padang Pengembalaan Cidaon

Di Padang Pengembalaan Cidaon wisatawan dapat wild life viewing berbagai macam satwa liar seperti babi, rusa, benteng, ayam, rangkong, babi hutan dan burung merak. Di Cidaon burung merak akan membuka sayap indahnya hanya pada saat pagi hari. Untuk wisatawan yang datang ke Cidaon tidak diperbolehkan berdekatan dengan satwa liar.

Gambar 3.16 Padang Rumput Cidaon (https://www.indonesiakaya.com)

7. Tanjung Layar

(15)

82 Merupakan salah satu wisata sejarah di TNUK. Wisata ini memiliki keunikannya dan kekayaan serta keasrian alamnya yang menjadi daya tarik bagi wisatawannya. Tanjung layar dapat dicapat dengan 2 jalur, pendek dan panjang. Di Tanjung Layar terdapat beberapa bangunan sejarah openinggalna seperti mercusuar dan bangunan sejara lainnya. Lokasi ini memiliki 3 mercusuar, 2 dari 3 mercusuar sudah tidak beroperasi dan rusak akibat gempa bumi. Sedangkan mercusuar ketiga masih ada sampai sekrang dan masih bisa di operasikan oleh masyarakat. Sepanjang jalan Tanjung Layar terdapat beberapa daya tarik lainnya seperti pohon Kiara berbolong, komplek penjara belanda, padang pengembalaan Tanjung Layar dan Kuntul karang dan Camar yang merupakan lokasi dengan keberagaman jenis burung – burung laut.

Gambar 3.17 Tanjung Layar (https://www.tourdejava.net)

8. Goa Shangyang shirah

Biasanya wisatawan yang suka mencari wistata religius atau budaya akan datang menuju goa ini. Untuk mencapai lokasi ini mmebutuhkan perjalanan yang sangat lama , bbahkan harus smapai menginap. Para peziara yag datang

(16)

83 percaya bahwa goa ini mmeiliki ikatan yang erat dengan Kiansantang yang hidup pada masa Prabu Siliwangi. Goa ini terletak di bibir pantai Samudra Hindia. Goa shangyang memiliki 7 sumur yang di keramatkan. Menurut kepercayaan oran setempat goa tersebut masih digunakan sebagai tempat bertapa.

Gambar 3.18 Goa Shangyangsirah (https://mapio.net/pic/p-2401144/)

3.1.1.3 Profile TNUK

1. Visi & misi

Taman Nasionla Ujung Kulon memiliki visi & misi sebagai berikut

Visi utama dari Taman Nasional Ujung Kulon yaitu

“Taman Nasional Ujung Kulon menjadi center of excellence konservasi badak jawa di dunia”.

Misi dari Taman Nasional Ujung Kulon yaitu:

(17)

84 Misi yang dilakukan untuk mewujudkan visi dari Balai Taman Nasional Ujung Kulon yaitu

- Memantapkan kelembagaan Taman Nasional Ujung Kulon.

- Memantapkan penataan kawasan Taman Nasional Ujung Kulon.

- Meningkatkan perlindungan dan pengamanan kawasan Taman Nasional Ujung Kulon.

- Mengembangkan program konservasi badak jawa.

- Meningkatkan kelestarian flora, fauna dan ekosistem Taman Nasional Ujung Kulon.

- Memanfaatkan sumber daya alam secara berkelanjutan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat.

- Meningkatkan fungsi Taman Nasional Ujung Kulon bagi pengembangan ilmu pengetahuan, penelitian dan pendidikan.

2. Struktur Organisasi

Taman Nasional Ujung Kulon memilliki struktur organisasi dalam untuk mencapai visi & misinya

(18)

85 Gambar 3.19 Struktur organisasi

(Statistik Balai Taman Nasional Ujung Kulon 2019)

3.1.1.4 Data pengunjung Taman Nasional Ujung Kulon

Tabel 3.1 perbandingan jumlah wisatawan tahunan TNUK

Penulis mendapatkan data pengunjung TNUK dari data internal yang dimiliki oleh Balai Taman Nasional Ujung Kulon. dilihat dari tabel diatas tahun 2015 TNUK memiliki jumlah kunjungan yang paling tinggi, posisi kedua pada tahun 2018 dengan jumlah 14.339 wisatawan. Kunjungan didominasi oleh wisatawan dalam negeri. Namun dari tahun 2018 menuju 2019 TNUK mengalami penurunan jumlah wisatawan yang sangat jauh, hal ini disebabkan oleh dampak dari bencana alam pada tahun 2018 yang membuat wisatawan merasa khawatir dan takut untuk

(19)

86 berkunjung ke TNUK sehingga wisatawan kehilangan minatnya untuk berkunjung ke TNUK.

3.1.1.4 Data Daya Tarik

Tabel 3.2 Daya Tarik & Objek wisata Taman Nasional Ujung Kulon

No Daya Tarik Objek Wisata Lokasi

1 Owa Jawa & Surili Curug Cikacang & Cibuduk

2 Badak Jawa Semenanjung Ujung Kulon

3 Sungai Cigenter Cigenter

4 Banteng Padang Pengembalaan Cidaon, Cigenter,

Cibunar

5 Gua Sanghyangsirah Sanghyangsirah

6 Pantai Utara Semenanjung Ujung Kulon

7 Air Terjun Citerjun & Cipatujah

8 Hidupan Liar Pulau Handeuleum

9 Burung Pamanggangan, Cikabeumbeum, Rawa

Jamang

10 Tanjung Layar Tanjung Layar

11 Pantai Selatan Semenanjung Ujung Kulon

12 Ekosistem Terumbu karang Cibom, Legon Letah, Batuasin, Karang Jajar

13 Pemandangan sunset Karangopong, Pulau Peucang 14 Air Terjun & Sumber Air Panas Paniis

15 Ombak Legon Bajo, Pulau Panaitan

(20)

87

16 Penyu Ciramea

17 Gua Lalai cepak Gunung Honje

18 Makan (wisata zirah) Gunung Tilu, Cimahi & Kuta Karang 19 Panorama Gunung Payung Gunung Payung

20 Arca Ganesha Gunung Raksasa Pulau Panaitan

21 Sumber Air Panas Cibiuk

22 Pemandangan Alam Karang Jajar 23 Pemandangan Sungai Sungai Cigenter

3.1.1.5 Media yang digunakan TNUK

Taman Nasional Ujung Kulon memiliki beberapa media yang digunakan berupa logo, stand banner, booth stand, handbook, leaflet, brochure, website, peta, merchandise, dan kalender. Media yang diimiliki TNUK berisikan informasi

mengenai badak dan satwa liar, daya tarik , teknik monitoring dan fasilitas yang dimiliki. Media promosi yang dilakukan terbatas hal ini disebabkan karena pihak pengurus merasa media promosi yang dilakukan sudah cukup karena kurang efektif dikarenakan kurangnya jasa dalam bidang ini.

Gambar 3.20 Logo Taman Nasional Ujung Kulon (https://www.ujungkulon.org)

(21)

88 Taman Nasional Ujung Kulon sudah memiliki logo sejak tahun 1992 yang ditentukan dan di tetapkan oleh pemerintah. Logo ini digunakan pada setiap media yang dipakai. Logo ini di tetapkan di Jakarta pada 4 November 1999 oleh Ir.

Abdul Manan Siregar yang merupakan Direktur Jendral Perlindungan dan Konservasi Alam.

Gambar 3.21 Website TNUK (https://www.ujungkulon.org)

Website yang dimiliki oleh TNUK masih beroperasi dengan aktif karena

dikelola langsung oleh pihak Taman Nasional Ujung Kulon. Terdapat banyak sekali informasi sekitar TNUK didalam website ini mulai dari sejarah, visi dan misi, struktur organisasi, penjelasan daya tarik wisata dan flora faunannya dan berita – berita yang up to date. Website TNUK sudah memngalami pembharuan bentuk tampilannya.

(22)

89 Gambar 3.21 Media sosial TNUK

(https://www.ujungkulon.org)

Dalam melakukan penyebaran informasi dan promosinya TNUK hanya mengandalkan media sosial sebagai media promosinya. Konten yang dimiliki berisikan informasi terkait TNUK pihak TNUK hanya meng-posting jika ada berita terbaru dan dokumentasi badak jawa yang tertangkap olehh monitor.

Promosi yang dibuat tidak dilakukan secara terus menerus, saat ini TNUK hanya mengeluarkan media berupa calender sebagai media promosinya.

Gambar 3.22 Brosur (https://www.ujungkulon.org)

Di samping itu Taman Nasional Ujung Kulon juga membuat beberapa media cetak seperti leaflet, poster, brosur, banner, calender, infografis dan handbook yang dapat dilihat hanya di kawasan kantor TNUK. Media ini berisikan

(23)

90 mengenai informasi seputar potensi flora fauna, daya tarik, teknik monitoring Badak Jawa dan akomodasi yang dimiliki Taman Nasional Ujung Kulon. Seluruh media cetak yang dibuat tidak memiliki konsep yang terstruktur dengan baik, tipografi dan warna yang digunakan tidak menciptakan keseimbangan yang harmoni. Serta peletakan gambar dan tulisan yang terlalu banyak dan saling menumpuk. Hal ini dapat mempengaruhi minat baca wisatawan.

Gambar 3.23 Merchandise (https://www.ujungkulon.org)

Selain memanfaatkan media cetak dan online Taman Nasional Ujung Kulon juga menyediakan beberapa merchandise yang dapat dibeli oleh wisatawan. Merchandise yang dibuat beupa kaos, gantugan kunci dan handbook yang dijual dengan harga yang terjangkau.

3.1.2 Wawancara

Wawancara menurut Mamik (2015, p. 109) merupakan cara yang dipergunakan untuk mendapatkan informasi dari responden secara bertanya langsung bertatap

(24)

91 muka, oleh karena itu antara responden dan pewawancara memungkinkan terjadinya aktivitas wawancara.

3.1.2.1 Wawanara terhadap Bapak Andri Firmansyah

Wawancara dilakukan dengan Bapak Andri Firmansyah yang merupakan humas dari Taman Nasional Ujung Kulon. Wawancara dilakukan pada tanggal 15, September 2020 jam 10:00AM melalui applikasi video call zoom dikarenakan adanya wabah covid. Tujuan dari wawancara ini untuk mendapatkan jawaban mengenai jumlah wisatawan, promosi apa saja yang telah di lakukan, event yang akan diadakan dan keunikan serta kelemahan Taman Nasional Ujung kulon.

Pertama penulis bertanya mengenai peluang potensi yang dimiliki Taman nasional Ujung Kulon. Pak Andri menjelaskan bahwa sebuah wilayah konservasi pasti memiliki potensi yang merupakan bahan pertimbangan agar disebut Taman Nasional. Ujung kulon memiliki keberagaman flora dan fauna yang sangat beragam, salah satu yang menjadi icon dari Ujung Kulon yaitu keberadaan Badak Jawa cula satu atau (Rhinos Sundancuss) yang sudah diakui oleh dunia. Selain Badak Jawa terdapat juga banteng, merak, rusa , babi hutan, owa jawa dan masih banyak lagi. Taman Nasional Ujung Kulon merupakan hutan tropis dataran rendah dengan hutan yang lebat dengan keberagaman ekosistem wisatanya seperti Pulau peucang, Pulau handeleum, Pulau Panaitan, Pulau Balong dan Gunung Honje. Beliau juga menyinggung tarif untuk masuk ke TNUK untuk weekday seharga Rp.5.000,00 sampai Rp 7.500,00 untuk weekend bagi WNI, sedangkan untuk WNA harga tiket masuk weekday seharga Rp 125.000,00 sampai Rp 250.000,00 untuk weekend, harga ditentukan oleh pemerintah.

(25)

92 Untuk pengelolaannya TNUK memiliki pihak ke 3 di tiap masing masing pulau untuk bertanggung jawab lalu melapor ke pusat. Masyarakat sekitar juga turut membantu dalam pengelolan dan perlindungan wilayah konservasi.

Keterlibatan masyarakat sangat penting dalam pengelolaan wisata Ujung Kulon.

Hutan tidak akan terjaga jika tidak ada keterlibatan masyarakat lokal , khususnya di daerah penyangga. TNUK merupakan lembaga non profit dan bekerjasama dengan beberapa lembaga untuk membantu melindungi dan melestarikan badak cula satu seperti International Rhino Foundation (IRF) , Yayasan Badak Indonesia (YABI) , Yayasan Alabama, dan WWF yang berfokus pada konservasi badak di TNUK. Peran lembaga lembaga ini sebagai pengaman yaitu dengan melakukan kegiatan patroli bersama , penelitian terkait badak, dan pemberdayaan masyarakat. Menurut Pak Andri, TNUK memiliki beberapa hambatan dalam pengelolaan kawasannya yaitu

- Taman Nasional merupakan kawasan konservasi alam yang fungsinya merupakan wilayah perlindungan floran dan fauna Ujung Kulon tidak dapat membangun sarana dan prasarana seperti Taman Nasional Komodo yang pengelolaan fasilitas sarana dan prasarananya sudah modern

- Pihak ke 3 terbatas untuk menyediakan fasilitas di tiap wialayh objek wisata.

- TNUK minim sumber daya manusia (SDA) untuk tourguide, akomodasi, dan sarana prasarana karena tidak ingin bertentangan dengan basic kawasan TNUK sebagai wilayah konservasi alam.

(26)

93 - Belum ada bantuan promosi untuk mengenalkan TNUK kepada masyarakat luas dari pemerintah. Kerjasama dengan pemerintah daerah hanya terkait SDA

- Pengenalan TNUK terhadap wisatwan terbatas, hanya melalui kunjungan langsung, kegiatan rimba dan pameran yang dilakukan tiap tahun oleh mentri kehutanan.

- TNUK belum pernah melakukan promosi unutk jangka panjang. Promosi yang dilakukan hanya mengandalkan media sosial dan promosi dalam bentuk word of mouth.

Walaupun memiliki beberapa hambatan, TNUK juga sudah mulai berkembang dari tahun ke tahunnya dalam bebrapa aspek yaitu

- TNUK sudah berupaya untuk meningkatkan pengembangan pengelolaan dalam bentuk pembutan shelter dan toilet pada spot wisata yang memang ramai di kunjungi oleh wisatwan.

- Pengecoran jalan menuju TNUK menuju sumur sedang dalama proses perbaikan. Hal ini dapat mempermudah wisatawan untuk berkunjung.

- Pembangunan Ujung Kulon Geopark yang merupakan pusat edukasi mengenai TNUK oleh pemerintah

Kesan yang ingin diberikan kepada wisatawan yang berkunjung ke TNUK adalah kawasan konservasi alam yang masih serba alami dan apa adanya. Oleh karena itu Pak Andri menegaskan bahwa ada istilah jaga kebersihannya, jaga

(27)

94 kelestariannya dan nikmati keindahan alamnya. Jadi selain keberaaman flora fauna, dan daya tarik alamnya TNUK juga mengedukasi wisatawannya untuk selalu menjaga lindungi hutan alam dan menjaga lingkungan hutan. Namun, TNUK mengalami penurunan jumlah wisatawan dari tahun 2018 sampai 2019.

Tahun 2018 jumlah wisatawan tercatat berjumlah 14.399 wisatawan namun pada tahun itu terjadi bencana, dampak yang dirasakan oleh TNUK dari musibah tersebut yaitu menurunnya jumlah wisatawan yang berkunjung. Ditambah lagi dengan adanya wabah covid ini jumlah wisatawan turun hingga 50% dari tahun sebelumnya menjadi 7.554 wisatawan.

Pak Andri menjelaskan promosi yang dilakukan oleh TNUK adalah melalui event hutan tahunan, acara edukasi melalui outbond, pameran dan penyuluhan dengan beberapa sekolah. Selain itu TNUK juga memiliki media sosial seprti instagram, twitter, dan facebook. Media sosial hanya digunakan untuk menyebarkan informasi, dan kegiatan dari TNUK. Sejauh ini TNUK hanya mengandalkan media sosial sebagai media promosinya. Menurut pak andri Ujung Kulon perlu melakukan promosi jangka panjang. Promosi sangat diperlukan supaya masyarakat banyak yg mengenal dan juga dapat teredukasi mengenai badak dan satwa liar lainnya yang ada di TNUK. Tidak hanya edukasi mengenai badak atau satwa liar lainnya namun hal – hal seperti pentingnya oksigen, pentingnya laut beserta biotanya dan lain- lain karena belum bayak masyarakat yg tau dan peduli terhadap ekosistem ini. Mungkin dengan dilakukannya promosi wisata dapat mengerakan merubah kebijakan pemerintah pusat mentri untuk kelonggaran pembangunan sarana prasarana di TNUK. Jika semisal TNUK bisa

(28)

95 se terkenal Taman Nasional Komodo jelas TNUK membutuhkan sarana dan prasarana yg lebih terinstegrasi, rapih, dan lebih modern.

Menurut pak Andri perancangan media promosi ini sangat membatu pihak TNUK karena TNUK memang belum melakukan promosi untuk jangka panjang untuk kedepannya dan TNUK memiliki keterbatasan dalam eksplorasi media promosinya. Diharapkan dengan desain yg kekininan dengan warna yg menarik dapat menarik wisatawan. Pak andri berharap TNUK tetap lestari ,masyarakat sejahtera seperti istilah yang biasa disebut yaitu leuwing hejo masyarakat hejo hutan hijau / lestari masyarakat sejahtera yang merupakan goal dari TNUK.

Gambar 3.25 Wawanara dengan pak Andri 3.1.2.1 Wawancara terhadap Deden Andriana

Wawancara dilakukan terhadap mas Deden Andriana umur 29 tahun selaku tour guide dari travel Ujung Kulon Adventure. Wawancara dilakukan pada tanggal 16,

(29)

96 September 2020 jam 17:30 PM melalui media digital video call whatsapp dikarenakan adanya wabah Covid. Tujuan dari wawancara ini untuk mendapatkan jawaban mengenai daya tarik TNUK, perilaku atau kebiasaan wisatawan, rata - rata wisatawan yang datang ke Taman Nasional Ujung Kulon serta protokol yang harus dijalankan saat pandemi.

Mas deden sudah menjadi guide di Ujung Kulon selama kurang lebih 5 tahun. Dari informasi yg didapat waktu yg tepat untuk datang ke ujung Kulon bisanya mulai dari bulan Maret – Juli. Mas deden mengaku cukup sulit untuk mendapat wisatawan melalui open trip / private trip karena adanya wabah corona.

Wisatawan yang berkunjung paling banyak biasanya dari Jakarta karena meeting pointnya berada di Jakarta. Untuk wisatawan WNA juga ccukup banyak yang datang tambah mas Deden.

Daya tarik yang dimiliki wisata Taman Nasional Ujung Kulon selain Badak Jawa cula satu yang merupakan icon dari Ujung Kulon dan juga pantainya yang bersih dan masih alami. Di Taman Nasional Ujung Kulon wisatawan mendapatkan berbagai pengalaman yang didapat secara bersamaan seperti hiking, snorkling, canoeing, surfing, dan wild life watching. Taman Nasional Ujung

Kulon juga memiliki beberapa wisata religius, sejarah dan budaya, namun tidak seramai wisata pantai tambahnya. Mas Deden menjelaskan bahwa Pulau Peucang merupakan wisata unggulan dari TNUK karena memiliki keragaman potensi wisata alam yang sangat besar, oleh karena itu Pulau ini menjadi salah satu wilayah prioritas pengembangan wisata alam di Taman Nasional Ujung Kulon.

Daya tarik unik yang ditemukan di Pulau Peucang yaitu

(30)

97 - Suasana alam yang masih asri dengan keberagaman floranya yang

langka seperti pohon kiara.

- Terdapat jenis satwa liar yang berkeliaran di sekitar pulau seperti rusa, babi hutan, dan monyet.

- Dapat menikmati biota laut dengan keanekaragaman karang laut dan ikan hias dengan melakukan snorkling

- Memiliki karakteristik pantai yang bersih, pasir yang putih dengan air yang sangat jernih yang terbentang disepanjang pinggir pantai.

Walaupun memiliki beragam daya tarik, TNUK belum memiliki sarana prasarana yang cukup baik seperti penginapan yang dikarenakan basic awal TNUK memang wilayah konservasi. Masalah terpenitng selama 5 tahun yaitu soal akomodasi penginapan, karena selama 5 tahun ini mas deden merasa tidak ada perubahan yang signifikan. Namun saat ini jalanan menuju ujung kulon sedang dalam perbaikan, jalanan mulai di cor sampai kecamatan sumur yang dpaat mempermudah wisatawan untuk berkunjung. Untuk saat ini Ujung kulon masih zona hijau, sehingga sudah sangat aman untuk dikunjungi dengan syarat – syarat yang ditetapkan oleh TNUK

Menurut mas Deden Taman Nasional Ujung Kulon sangat butuh melakukan promosi untuk memajukan wisatanya. Di zaman modern ini TNUK membutuhkan promosi yg lebih serius, bisa dilakukan dengan membawa orang - orang terkenal seperti artis atau selebgram untuk mencapai tujuan dari TNUK ini sendiri agar TNUK juga dikenal oleh masyarakat luar Banten. Untuk Saat ini belum ada kerjasama dengan TNUK untuk melakukan promosi. Promosi yang

(31)

98 dilakukan oleh guide atau masyarakat local merupakan inisiatif dr masyarakat lokalnya. Mas deden berharap wisata TNUK dapat mengalami kemajuan dengan dilakukannya promosi dalam jangka panjang untuk mendapatkan dampak yang lama.

Gambar 3.26 Wawancara dengan mas Deden 3.1.2.1 Wawanara terhadap Zola Romadhoni

Wawancara dilakukan terhadap Zola Romadhani selaku wisatawan Ujung Kulon, untuk mengetahui keunikan dari wisata Ujung Kulon dibanding wisata lain, kondisi Ujung Kulon pada saat dikunjungi dan juga informasi mengenai wisata - wisata di Ujung Kulon. Wawancara dilakukan pada tanggal 8 September 2020 melalui media digital voice call dikarenakan adanya wabah covid

(32)

99 Penulis mengajukan pertanyaan kepada zola mengenai umur, pekerjaan dan asal narasumber. Zola berumur 20 tahun, ia merupakan mahasiswa dari Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) dan tinggal di Cilegon. Zola mengaku memilih Taman Nasional Ujung Kulon dibanding wisata lain karena menurutnya Taman Naional Ujung Kulon memiliki banyak sekali potensi wisata yang dapat di telusuri lebih dalam. Menururt Zola Ujung kulon lebih dari konservasi badak, dan Pulau peucangnya saja, masih banyak keindahan alam yang belum tersentuh dikarenakan minimnya inrfomasi dari tiap wilayah dan sulitnya akses untuk menjangkau wisata ini. Kegiatan yang dapat dilakukan di Taman Nasional Ujung Kulon ini juga bermacam macam seperti snorkling di Pulau Handeleum, menikmati susana pantai yang bersih di Pulau Peucang, Surfing di Pulalu Panaitan, dan hiking di Gunung Honje. Disamping keindahan dan keberagaman daya tarik yang dimiliki, Zola menjelaskan bahwa TNUK perlu meningkatkan fasilitas sarana dan prasarananya, khususnya dari segi hospitality dan tata peletakan palang penunjuk yang kurang di atur sehingga terlihat berantakan dan kurang jelas keterbacaannya. kemudian jarak wisata ke pom bensin jauh, dan minimnya penerangan.

Kemudian penulis juga menanyakan darimana narasumber tau mengenai wisata Taman Nasional Ujung kulon. Penulis mendapatkan jawaban bahwa Zola mendapat informasi mengenai wisata Ujung Kulon ini dari temannya yang suka traveling ke wisata alam. Menurut zola media promosi yang di buat TNUK kurang menarik karena hanya menampilkan gambar badak dan pantai pantainya saja. Menurutnya promosi seperti ini kurang efektif karena yang di pandang oleh

(33)

100 masyarakat jika diberikan visual badak mereka akan berfikiran bahwa wisata ini sangat jauh. Sehingga kebanyakan wisatawan lebih memilih berkunjung ke Tanjung lesung di banding Ujung Kulon. Padahal Ujung kulon memiliki keindahan yang lebih bagus dari Tanjung Lesung. Menurut Zola Ujung Kulon perlu melakukan promosi dengan target dan tujuan yang jelas untuk memajukan wisata TNUK dan menarik wisatawan untuk berkunjung.

Gambar 3.27 Wawanccara dengan Zola 3.1.3 Kuesioner

Merupakan salah satu metode pengumpulan data kuantitatif. Mamik (2015) kuesioner merupakan serangkaian pertanyaan menggunakan rangkaian survey (p.

90). Pada metode pengumpulan data kali ini, penulis melakukan penyebaran kuesioner yang telah disebarkan melalui google form yang dilakukan dengan metode random sampling dan penghitungan dengan rumus slovin. Jumlah sampel ditentukan melalui derajat ketelitian sebesar 10%. Kuesioner ini fokus terhadap remaja yang suka menyukai traveling dan wisata alam. Survei dibagikan kepada

(34)

101 pada laki -laki dan perempuan dengan kisaran umur 21-30 tahun, berdomisili di kota Tangerang dan Jakarta. Kuesioner disebar melalui sosial media seperti instagram, line, dan whatsapp. Berikut merupakan perhitungan rumus slovin yang telah dilakukan.

Diketahui:

n = Ukuran sampel

N = Jumlah populasi penduduk Jabodetabek berjumlah 30.084.770 jiwa e = Derajat ketelitian 10% atau sama dengan 0,1

n = ____N____

1 + N (e)2

n = _______828,080______

1 + ( 828,080 . 0,12 )

n = _______828,080______

1 + ( 828,080 . 0,01 )

n = _____828,080___

1 + ( 8,280,80 )

n = ___828,080___ = 99,9 = 100 responden 8,281,80

3.1.3.1 Hasil Kuesioner

Berikut adalah pertanyaan beserta hasil kuantitatif dari kuesioner yang telah disebarkan

(35)

102 Gambar 3.28 Seberapa sering melakukan kegiatan wisata alam

Dari data diatas 54% orang menyatakan melakukan kegiatan wisata alam sebanyak 3-5 kali pertahunnya, 36,8% menyatakan kurang dari 2 kali pertahunnya dan 11,1% mengaku melakukan kegiatan ala lebih dari 6 kali pertahunnya.

Gambar 3.29 Minat wisatawan dalam berwisata

Dari data diatas 94% orang menyatakan suka traveling atau berkunjung ke obyek wisata dan sisanya sebanyak 6% menyatakan tidak suka melakukan

kegiatan tersebut.

(36)

103 Gambar 3.30 Hal yang mempengaruhi perjalanan

Dari data diatas sebesar 96% responden menyatakan bahwa ingin refreshing merupakan hal yang mempengaruhi mereka untuk berkunjung ke suatu wisata, sebesar 83% menyatakan karena keindahan alamnya , sebesar 64% untuk mencari sesuatu hal yang baru , sebesar 47% merupakan keinginan untuk mempelajari hal dan budaya baru, sebesar 39% menyatakan karena harga yang terjangkau dan akses yang mudah dicapai menuju wisata, sebesar 22% karena mengikuti trend saja, dan sisanya dilakukan karena kegiatan atraksi dan wisata kuliner yang dimiliki dari wisata tersebut.

Gambar 3.31 Harapan saat berkunjung ke objek wisata

(37)

104 Dari data diatas sebesar 90% orang memiliki harapan untuk mendapatkan suasana baru dari wisata yang mereka kunjungi, sebesar 82% dapat melepas penat, sebesar 72% mendapatkan pengalaman bbaru dari kegiatan wisata yang di lakukan, sebesar 70% berharap emndpaat wawasan baru dari wisat ayang dikunjungi, sebesar 69% berhadrap mendapat spot atau stock foto yang bagus dan sebesar 68% mencari kesenanngan.

Gambar 3.32 Media yang dapat digunakan

Dari data diatas sebesar 88% responden mengetahui dan menari informasi mengenai obyek wisata dari media sosial, sebesar 69,2% merupakan rekomendasi dari teman, sebesar 38,5% dari media elektronik, sedangkan 34,2% dari website dan sebesar 23,9% merupakan dari media cetak.

(38)

105 Gambar 3.33 Minat wisatawan wisata konservasi alam

Dari data diatas sebesar 98,3% responden tertarik untuk berkunjung ke wisata alam, khususnya wilayah konservasi sedangkan sebesar 1,7% mengaku tidak tertarik.

Gambar 3.34 Pengetahuan responden mengenai Taman nasional Indonesia

Dari data diatas sebagian besar responden dengan jumlah presentase 81,2% responden mengetahui keberadaan Taman Nasional komodo, sedangkan 88% responden mengetahui tentang Taman Nasional Ujung Kulon, sebesar 53,8%

mengetahui Taman Nasional Bunakenn, sebesar 32,5% mengetahui tentang Taman Nasional Gunung Salak, sebesar 23,1% mengetahui Taman Nasional Baluran, sebesar 16,2% mengetahui Taman Nasional Matalawa, seesar 13,7%

mengetahui Taman Nasional Tanjung Puting dan sebesar 12,8% mengetahui tentang Taman Nasional Lorentz.

(39)

106 Gambar 3.35 Wisata alam yang ingin dikunjungi

Dari data diatas sebgian besar dari responden menjawab ingin sekali berkunjung ke Taman Nasional Komodo dengan berbagai alasan seperti ingin melihat reptil purba yang hanya hidup disana, mempelajari budaya NTT dan ingin melihat keindahan panorama yang di suguhkan oleh Taman Nasional Komodo.

Sedangkan beberapa orang juga menjawab ingin berkunjung ke Taman Nasional Ujung Kulon karena tertarik dengan keberadaan hewan langka, yaitu badak cula satu.

(40)

107 Gambar 3.36 Minat responden terhadap TNUK

Dari data diatas sebgian besar dari responden dengan jumah presentase sebsar 84,6% menjawab tertarik untuk berkunjung ke TNUK, sedangkan sebesar 13,7% menjawab mungkin tertarik unutk erkunjung dan sisanya sama sekali tidak tertarik.

Gambar 3.37 Pernah atau tidak berkunjung ke TNUK

(41)

108 Dari data diatas sebgian besar dari responden dengan jumah presentase sebsar 94% menjawab belum pernah berkunjung ke Taman Nasional ujung Kulon sedangkan sebesar 6% menyatakan pernah berkunjung ke Taman Nasional Ujung Kulon.

Gambar 3.38 Ketertarikan responden terhadap wisata TNUK

Kemudian penulis memberikan beberapa pertanyaan kepada target tentang wisata alam seperti apa yang mereka sukai dan hasil dari data diatas yaitu sebagian besar dari responden dengan jumah presentase sebesar 95,7% menjawab tertarik untuk berkunjung ke wisata seperti pada gambar diatas sedangkan 4,3%

menjawab tidak tertarik uuntuk berkunjung ke wisata ini.

Gambar 3.39 Pengetahuan responden mengenai wisata TNUK

(42)

109 Dari data diatas sebagian besar dari responden dengan jumah presentase sebsar 94% menjawab belum pernah berkunjung ke Taman Nasional ujung Kulon sedangkan sebesar 6% menyatakan pernah berkunjung ke Taman Nasional Ujung Kulon.

3.1.3.1 Kesimpulan Kuesioner

Kesimpulan dari kuesioner yang telah didapat adalah tingginya minta wisatawan untuk mengunjungi obyek wisata alam, khusunya pada kawasan konservasi seperti taman nasional. Selain itu orang - orang tergerak untuk berkunjung kesebuah obyek wisata dikarenakan ingin refreshing dan mengincar keindahan alamnya agar dapat melepaskan penat dengan mendapatkan pengalaman baru dari berwisata. Dari data yang didapat salah satu taman nasional yang dikenal oleh kebanyakan orang yaitu Taman Nasional Komodo dan banyak sekali orang yang ingin berkunjung kesana karena keindahan alam yang dimiliki dan juga karena keberadaan reptil purba yaitu komodo yang hanya ada di Taman Nasional Komodo. Namun orang – orang juga sudah tau mengenai Taman Nasional Ujung Kulon dan ingin melihat badak jawa cula secara langung selain badaknya penulis juga memberikan foto empat wisata unggulan TNUK seperti Pulau Peucang, Handeleum, canoeing sungai cigenter dan tanjung layar untuk menanyakan apakah responden tertarik dengan wisata tersebut dan hasilnya orang - orang tertarik untuk berkunjung ke Taman Nasional Ujung Kulon.

Namun sayangnya kebanyakan dari mereka tidak mengetahui dimana lokasi wisata yang ada di Taman Nasional Ujung Kulon tersebut. Hal ini dibuktikan dari data yang didapat sebesar 94% responden belum pernah

(43)

110 berkunjung ke Taman Nasional Ujung Kulon dikarenakan ketidak tahuannya mengenai obyek wisata yang tersedia. Berdasarkan hasil data yang didapat Taman Nasional Ujung Kulon perlu melakukan promosi untuk memajukan daya tarik wisatanya sendiri, dengan penyebaran promosi melalui media online dan elektronik yang disebar luaskan ke daerah luar Banten, daya tarik wisata yang dimiliki akan dikenal dan TNUK sendiri akan semakin berkembang kedepannya.

3.1.4 Studi Eksisting

Dalam perancangan Media promosi wisata Taman Nasional Ujung Kulon penulis melakukan studi eksisting untuk dijadikan sebagai referensi promosi. Beerapa Taman Nasional yang dijadikan bahan studi adalah Taman Nasional Komodo dan Taman Nasional Gunung Leuser.

3.1.4.1 Taman Nasional Komodo

Sebelumnya penulis telah melakukan penelitian terhadap responden melalui kuesioner. Sebagian besar dari mereka mengenal dan sangat ingin berkunjung ke Taman Nasional Komodo, karena keberadaan komodo serta penorama alam yang sangat indah. Taman Nasional komodo merupakan satu dari 54 Taman Nasional di Indonesia dan termasuk 5 taman nasioanal tertua di Indonesia. Taman Nasional komodo didirikan pada 1980 yang terletak di daerah administrasi Provinsi Nusa Tenggara Timur. Taman Nasional Komodo dikenal dengan tempat habitat perkembang biakan Komodo (Varanus komodoensis), yang merupakan reptil spesier purba yang langka dan hanya dapat di temukan di dalam kawasan taman

(44)

111 nasional komodo seperti di Gili Motang, Pulau Rinca, Nusa Kode, dan sebagian pulau kecil yang ada di bbarat dan utara Pulau Flores.

Gambar 3.40 Logo Taman Nasional Komodo (https://www.facebook.com)

Dikutip dari Wikipedia, Taman Nasional Komodo memiliki 277 spesies hewan yang merupakan perpaduan hewan yang berasal dari Asia dan Australia, terdiri dari 32 spesies mamalia, 128 spesies burung, dan 37 spesies reptilia.

Bersama dengan komodo, kira – kira ada sekitar 25 spesies hewan darat dan burung termasuk hewan yang dilindungi, serta terdapat 253 spesies karang pembentuk terumbu dengan 1.000 spesies ikan yang dapat ditemukan di perairan Taman nasional Komodo karena penyebarannya yang terbatas. Karena keunikan dan kelangkaannya jumlah flora dan faunanya, Taman Nasional Komodo dinyatakan sebagai situs warisan dunia dan Man and Biosphere Reserve oleh UNESCO tahun 1986.

(45)

112 Gambar 3.41 Pulau Padar

(https://cruisingindonesia.com)

Selain fungsi utamanya sebagai habitat perlindungan komodo, Taman Nasional Komodo memiliki kekayaan destinasi daya tarik wisata yang dapat di kunjungi seperti Loh Buaya, Pink Beach, Pulau Padar, Pulau kelor, Gili Laba dan Kawasan kampung wisata komodo. Panorama serta keasrian alam savana dan bawah laut yang merupakan daya tarik lainnya dari Taman Nasional Komodo.

Terdapat 2 kawasan darat dan laut, untuk wisata bahari wisatawan dapat melakukan snorkling, memancing, canoeing, dan diving. Sedangkan untuk wisata darat wisatawan dapat dilakuakn seperti pengamatan satwa liar, camping dan hiking. Dikutip dari tempatwisata.pro fasilitas yang dimiliki Taman Nasional Komodo saat ini berupa toilet, area parkir, penyewaan kapal, pawang atau pemandu wisata dan penyewaan resort.

(46)

113 Gambar 3.42 Tampilan instagram TNK

(https://www.instagram.com)

Gambar 3.43 Tampilan facebook TNK

(https://www.facebook.com/KantorBalaiTamanNasionalKomodo/)

(47)

114 Gambar 3.44 Tampilan website TNK

(http://www.komodo-park.com)

Taman Nasional Komodo aktif dalam melakukan promosi melalui media sosial, seperti website, facebook dan instagram. Konten yang diberikan dari ke 3 media sosial ini seperti informasi terkait kegiatan, kontes fotografi, informasi mengenai komodo dan dokumentasi foto maupun vidio panorama dari pulau ini.

Pada instagram juga terdapat fitur highlight yang memuat kegiatan, kontes, informasi peraturan, monitoring seputar komodo dan virtual tour. Setiap post yang dibuat belum memiliki gaya visual yang sama serta website yang dibuat masih belum terlalu maksimal dan kurang menunjukan identitas dari TNK. Dilihat dari feeds instagramnya banyak event yang dilakukan oleh pihak Taman Nasional Komodo yang dapat dijadikan referensi untuk promosi Taman Nasional Ujung Kulon.

(48)

115 Gambar 3.45 Contoh poster TNK

(https://cruisingindonesia.com)

Gambar 3.46 Contoh banner TNK (https://travel.kompas.com)

Selain itu Taman Nasional Komodo juga menyedikana informasi berupa poster untuk menyampaikan hal apa saja yang harus dipatuhi pada saat berkunjung ke Taman Nasionla Komodo . Poster ini berisikan konten larangan dan saran dalam bentuk symbol atau icon untuk menyampaikan pesan bagi wisatawan agar tidak menganggu komodo maupun merusak dan mengotori kawasan Taman Nasional. Selain menggunakan media online Taman Nasional Komodo juga membuat beberapa media cetak yang di letakan di kawasan sekitar Taman Nasional, seperti banner. Visual pada banner meliputi gambar komodo

(49)

116 yang dilengkapi dengan tulisan berwarna merah sertaa peletakan logo yang berkaitan dengan Taman Nasional Komodo. Promoi juga dibantu oleh travel company yang berada di TNK, promosi yang dilakukan oleh travel seperti membawa artis atau selebgram untuk datang mengunjungi TNK dengan hashtag

#kembaliberwisata yang saat ini sedang dilakukan oleh sebagian besar travel company yang mengadakan sailing trip di Pulau Komodo.

3.1.4.2 Taman Nasional Gunung Leuser

Taman Nasional Gunung leuser merupakan salah satu kawasan konservasi yang berlokasikan di Aceh. Taman Nasional Gunung Leuser memiliki gelar nasional maupun internasional seperti Cagar Biosfer (1980), Asean Heritage Park (1984), Tropical Rainforest Heritage of Sumatera (2004) dan Kawasan Lindung Nasional (2008).

Gambar 3.47 Logo Taman Nasional Gunung Leuser (https://www.facebook.com/TN.GunungLeuser/)

Taman Nasional Gunung Leuser memiliki keberagaman florad adn fauna yang menyebar di tiap wilayahnya yang dapat ditemukan dalam kehidupan sehari- hari, kelompok endemik Pulau Sumatera, sampai spesies yang tergolong langka dan hampir punah. Saat ini terdapat 4.000 jenis fauna yang dapat ditemukan di

(50)

117 TNGL, salah satu flora langka yang dapat ditemukan di kawasan ini yaitu kantong semar (Nepenthes sp). Sebagai kawasan ekosistem Leuser yang merupakan habitat dari gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus. TNGL juga merupakan kawasan habitat dari mamalia, amphibi, ikan, burung dan invertebrata.

Gambar 3.48 Wisata Tangkahan

(https://sohibnature.id/2019/05/16/paket-wisata-tangkahan-bukit-lawang/)

Selain keberagaman flora dan faunannya, taman ini juga memiliki peona keindahan alam yang sudah diakui oleh dunia. Taman Nasional Gunung Leuser memiliki beberapa daya tarik obyek wisata yang dapat dikunjungi yaitu Tangkahan, Bukit Lawang, Kedah, Batu Katak, Lawe Gurah, Rantau Sialang, dan Danau Laot Bangko. TNGL memiliki jenis kondisi topografi yang datar, berbukit, bergunung-gunung dan curam sehingga berpotensi memiliki berbgaia jenis kegiatan wisata yang dapat dilakukan pada saat berkunjung seperti Pusat Pengamatan Orangutan, mendaki Gunung leuser, jelasah goa, arung jeram dan juga menaikan serta memandikan gajah di sungai.

(51)

118 Gambar 3.49 Tampilan instagram TNGL

(https://www.instagram.com)

Taman Nasional Gunung Leuser aktif dalam pengelolaan media sosialnya, seperti instagram, twitter dan faceboook Konten yang ada dalam media sosialnya berupa informasi kegiatan, kontes, giveaway, kalimat mutiara atau motivasi, peringatan hari nasional, pengenalan jenis flora fauna, dan juga daya tarik obyek wisata yang dimiliki dalam bentuk foto dan vidio. Selain itu terdapat fitur highlight yang berisikan tentang fakta, kuis, polling, dan saran. Penyusunan konsep konten dan jenis tulisan yang digunakan sudah cukup tersusun dengan baik dan jelas sehingga dapat mempermudah audiens untuk membaca dan menangkap pesan yang ingin disampaikan dari tiap postingannya.

(52)

119 Gambar 3.50 Tampilan website Taman Nasional gunung Leuser

(https://gunungleuser.or.id)

Website yang dimiliki Taman Nasional Gunung leuser memiliki konten yang lengkap dengan tampilan simple yang dapat membantu mempermudah audiens untuk mencari informasi seputar TNGL. Konten yang ada dalam website TNGL berupa informasi menegnai flora, fauna, daya tarik obyek wisata yang dimiliki dan juga sejarah menegnai TNGL. Serta memberikan informasi yang up to date terkait taman nasional ini. Website yang dimiliki Taman Nasional Gunung leuser dapat dijadikan sebagai referensi bagi penulis.

Gambar 3.51 Flyer ekowisata Taman Nasional Gunung Leuser (https://gunungleuser.or.id)

Selain media online yang digunakan Taman nasional Gunung leuser juga membuat beberapa media cetak seperti leafllet, banner dan info board dalam

(53)

120 bentuk selfie booth. Media ccetak yang dibuat berisikan mengenai obyek wisata, kegiatan yang dapat dilakukan jika berkunjung dan penjelasan mengenai satwa liar yang ada di TNGL dan informasi agar tidak menganggu satwa yang hidup di hutan.

3.1.5 Analisa SWOT

Pada tahap ini penulis menentukan SWOT untuk merancang sebuha promosi wisata Taman Nasional Ujung Kulon

1. Strenght

 Memiliki kurang lebih 23 daya tarik objek wisata yang merupakan lokasi wisata serta flora dan faunanya.

 TNUK memiliki ekosistem daratan, laut dan perairan sehingga wisatawan

dapat menikmati keindahan flora dan fauna yang beragam dari darat maupun laut.

 Memiliki keberagaman flora dan fauna yang bersiat endemik dan hanya

dimiliki oleh kawasan ini salah satunya yaitu Badak Jawa.

 Keberadaan badak Jawa yang sudah diakui oleh dunia,

 Merupakan kawasan pusat konservasi hewan langka yang dilindungi,

seperti Badak Jawa, Owa Jawa, Bneteng, merak, Anjing hutan dan Penyu Hijau

 Taman Nasional merupakan 1 dari 5 Taman Nasioanal tertua di indonesia dan merupakan kawasan situs warisan dunia pertama yang telah di sahkan oleh UNESO pada tahun 1992

(54)

121

 Memiliki suasana alam yang masih asri dengan keberagaman flora dan fauna

 Wisatawan dapat berlibur sambil mendapat edukasi secara bersamaan

karena TNUK menyebdiakan berbagai wisata dari alam hingga religius, budaya dan sejarah.

2. Weakness

 Minimnya kegiatan promosi di luar TNUK dan kurangnya eksplorasi

media yang dimiliki oleh pihak TNUK yang membuat wisatawan mengurungkan minatnya unutk berkunjung.

 Keterbatasan pihak ke-3 dalam pengelolaan wisata dalam meningkatkan fasilitas dari tiap obyek wisata.

 Kegiatan pengenalan TNUK terhadap wisatawan terbatas, hanya melalui

kunjungan langsung, kegiatan rimba dan pameran yang dilakukan tiap tahun oleh mentri kehutanan.

 Sumber daya manusia yang terlibat dalam pengelolaan BTNUK masih kurang.

 Minimnya akses ke pom bensin dan minimarket

3. Oportunities

 Wisata yang dapat dilakukan pada saat berlibur dan mendapatkan edukasi secara bersamaan.

 Saat ini wisata alam memiliki banyak peminat karena banyak orang yang ingin menikmati suasana baru.

(55)

122

 Adanya pengembangan infrastruktur dan sarana dan prasarana pada wisata unggulan Taman Nasional Ujung Kulon.

 Masih banyak pihak – pihak yang bekerjasama dengan TNUK untuk melindungi flora dan fauna yang berada di TNUK, khususnya badak jawa.

 Kelompok masyarakat lokal yang berdedikasi pada pengembangan ekowisata telah terbentuk pada wisata unggulan.

4. Threats

 Rendahnya jumlah wisatawan yang datang.

 Belum ada kerjasama dengan pemerintah untuk mempromosikan wisata alam yang dimiliki TNUK.

 Terdapat Taman nasional lain di indonesia yang sudah berkembang

dengan baik secara pengelolaan, kegiatan dan promosi yang dilakukan serta memiliki konsep yang sama dengan TNUK seperti Taman Nasional Komodo dan Taman Nasional Gunung leuser.

3.2. Metodologi Perancangan

Metode perancangan yang digunakan penulis adalah metode perancangan dari buku Advertising by Design 2th Edition oleh Robin Landa (2010) mengenai proses dalam pembuatan sebuah desain dengan menggunakan tahap - tahap dari metode six phase. Perancangan tersebut terdiri dari overview, strategy, ideas, design, production & implementation.

3.2.1 Overview

(56)

123 Dalam tahap ini, penulis melakukan riset dengan topik yang sudah penulis tentukan untuk mendapatkan informasi pendukung mengenai Taman Nasional Ujung Kulon. Pencarian data diawali dengan secondary research, yakni pencarian data melalui internet, website, jurnal atau artikel, dll. Dalam secondary research ini penulis mencari tahu wisata apa saja yang terdapat di Ujung Kulon, kompetitor TNUK, data mengenai jumlah pengunjung yang datang ke TNUK dan media seperti apa yang sering di gunakan oleh masyarakat. Dengan itu, penulis dapat mengetahui dan menentukan hipotesis untuk perancangan desain penulis, untuk membuktikan secondary research, penulis melakukan penelitian dengan menggunakan primary research yaitu dengan metode kualitatif dan kuantitatif.

3.2.2 Strategy

Setelah melalui proses overview langkah selanjutnya yang harus dilakukan yaitu penulis melakukan analisis terhadap data yang sudah didapat. Pada tahap ini penulis membuat creative brief mengenai Taman Nasional Ujung Kulon untuk memperdalam materi dalam pembuatan media promosi serta menggabungkan data riset dan wawancara yang telah didapat agar pengaplikasian iklan mengenai wisata yang dimiliki Taman Nasional Ujung Kulon dengan tepat dan efektif. Serta membuat media plan untuk melakukan promosi.

3.2.3 Ideas

Dalam tahapan ini, penulis mulai melakukan brainstorming mengenai topik yang penulis bahas dan menemukan big idea dan konsep desain dengan acuan data yang telah penulis analisis. Penulis akan membuat mind map serta moodboard

(57)

124 untuk menentukan konsep desain dan sebagai acuan dalam perancangan desain.

Konsep desain ini disesuaikan dengan minat target segmentasi yang telah penulis tentukan.

3.2.4 Design

Dalam tahap ini, penulis akan membuat sketsa terlebih dahulu dari big idea yang sudah ditentukan agar tampilan visual yang ingin penulis dapatkan lebih terfokuskan. Setelah melakukan sketsa, penulis akan mulai masuk ke dalam digitalisasi yang artinya, penulis akan memulai untuk membuat sketsa yang telah penulis buat menjadi sebuah desain sebagai media. Tentunya tahap dalam pembuatan desain tidak dilakukan hanya sekali, dalam tahap ini, penulis akan menerima berbagai revisi sampai nanti digitalisasi penulis akan dibuat ke dalam mock up sebagai hasil akhir digitalisasi visual penulis.

3.2.5 Production

Setelah proses desain seleai langkah selanjutnya yaitu produksi. Produksi dilakukan dengan perencanaan media yang kemudian akan digunakan serta penggunaaan bahan juga budgeting dalam mempromosikan wisata Taman Nasional Ujung Kulon.

3.2.6 Implementation

Dalam tahap implementasi, desain yang telah dibuat adalah desain yang tidak terdapat revisi atau dapat disebut dengan desain yang final. Setelah desain visual ini telah final, langkah selanjutnya adalah penulis akan mengimplementasikan visual kedalam media serta peletakan media tersebut agar dapat mengetahui

(58)

125 seberapa sesuai dan efektif desain yang telah penulis buat. Kemudian penulis mengevaluasi kembali hasil karya promosi yang telah di buat untuk mencari dan mengetahui bagian – bagian mana yang masih perlu di perdalam lagi.

Gambar

Gambar 3.1 Zonasi Taman Nasional Ujung Kulon   ( Statistik Balai Taman Nasional Ujung Kulon 2019 )
Gambar 3.2 Badak Jawa  ( https://highlight.id )
Gambar 3.3 Benteng (https://pbase.com)
Gambar 3.4 Owa Jawa (https://indonesia.go.id )
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari wawancara yang penulis lakukan, dapat disimpulkan persepsi wisatawan mancanegara yang menjadi narasumber terhadap Tanjung Kelayang adalah destinasi wisata

Strength dari aplikasi ini adalah dapat berkomunikasi secara langsung dengan dokter-dokter terpercaya, weekness yang dimiliki aplikasi ini adalah kurang memanfaatkan

untuk menyimpan berita acara rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara di tingkat kecamatan, sertifikat hasil dan rincian penghitungan perolehan suara dari

Faktor – faktor yang berhubungan dengan kejadian abortus di rumah sakit bhayangkara Palembang tahun 2014.. Palembang: Akademi Kebidanan

Menurut CDC (1988), cara pengukuran tinggi badan yang sering terlewatkan adalah, menarik napas panjang dan menahannya untuk beberapa saat ketika pengukuran

Sehingga kemudian, muncul premis bahwa dengan menggunakan media digital interaktif akan sangat membantu pemain pemula dalam mendalami olahraga baseball karena

Kemudian reason to believe yang user yakini adalah penggunaanya yang flexibility dikarenakan diakses menggunakan smartphone yang merupakan alat komunikasi yang sering

Sampling dilakukan dengan teknik Probability Sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih