• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Media Pembelajaran

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Media Pembelajaran"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

19 BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori

1. Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa Latin yang merupakan bentuk jamak dari kata medium dan secara harfiah memiliki arti “perantara”

atau “pengantar”. Media pembelajaran merupakan alat bantu atau perantara untuk menyampaikan informasi atau pesan dalam proses kegiatan belajar dan mengajar. Media pembelajaran ini digunakan oleh guru untuk memperjelas materi atau informasi yang disampaikan kepada siswa.

Menurut Zainal Aqib (2013: 50) media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dan merangsang terjadinya proses belajar pada siswa.

Dengan adanya media pembelajaran ini dapat melengkapi kebutuhan siswa dan mempermudah penyampaian informasi dalam proses kegiatan belajar. Selain itu, media pembelajaran juga dapat membangkitkan minat belajar siswa, memotivasi dan merangsang ke aktifan siswa dalam belajar. Penggunaan media pembelajaran juga dapat menunjang keberhasilan guru dan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.

(2)

b. Karakteristik Media Pembelajaran

Media pembelajaran juga memiliki karakterisitik ataupun ciri khas sendiri untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Karakteristik yang pertama yaitu (1) pemilihan media harus sesuai dengan tujuan yang akan dicapai, (2) praktis dan bertahan lama, (3) mendukung pembelajaran yang bersifat nyata atau fakta, (4) keterampilan dari seorang guru, (5) obyek yang tepat dan cocok, dan (6) memiliki mutu dan mudah untuk dipahami. Kedua, media harus dibuat dengan semenarik mungkin untuk menambah minat belajar siswa saat proses pembelajaran. Apabila media yang dibutuhkan belum tersedia, maka guru diharapkan bisa membuat dan mengembangkan sendiri media tersebut sekreatif mungkin.

c. Jenis Media Pembelajaran

Jenis media pembelajaran ada berbagai macam yang bisa digunakan untuk proses kegiatan mengajar. Media pembelajaran berkembang seiring dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan siswa dalam pembelajaran. Menurut Arief Sadiman (2014: 28-81) jenis media pembelajaran yang biasa digunakan dalam kegiatan pembelajaran dibagi menjadi tiga garis besar yaitu:

1) Media Grafis

Media grafis merupakan media visual, dimana media ini menyampaikan informasi atau pesan kepada penerima pesan melalui ide atau gagasan, simbol dan gambar. Secara khusus media grafis digunakan untuk merangsang atau menarik perhatian dan

(3)

memperjelas ide atau pesan melalui ilustrasi. Beberapa contoh media grafis yaitu: (a) gambar, (b) foto, (c) bagan, (d) poster, (e) kartun.

2) Media Audio

Media audio merupakan media yang berbentuk suara, media ini digunakan untuk memperjelas penyampaian informasi atau pesan seperti musik, suara rekaman dan suara latar.

3) Media Proyeksi Diam

Media proyeksi diam memiliki persamaan dengan media grafis, yang membedakan adalah media proyeksi ini di proyeksikan ke layar untuk menyampaikan informasi seperti (a) film gerak, (b) film gelang, (c) televisi dan, (d) video

Menurut Heinich dan Molenda (2005) dan Dadang (2009) yaitu:

1) Teks

Teks merupakan media pembelajaran berbentuk tulisan yang digunakan untuk menyampaikan informasi atau pesan.

2) Media Audio

Media audio merupakan media berbentuk suara yang digunakan untuk memperjelas penyampaian pesan atau informasi seperti musik, suara latar dan suara rekaman.

3) Media Visual

Media visual merupakan media penyampai pesan atau informasi yang berbentuk gambar, foto, kartun, poster dan lainnya digunakan untuk merangsang dan menarik perhatian.

(4)

4) Media Proyeksi Gerak

Media proyeksi gerak adalah media yang di proyeksikan ke layar untuk menyampaikan informasi seperti (a) film gerak, (b) film gelang, (c) televisi, (d) video (CD, VCD, dan DVD).

5) Benda-benda Tiruan atau Miniatur

Media yang berbentuk tiruan atau miniatur dari media nyata yang tidak dapat dijangkau oleh guru dan siswa seperti contoh hewan liar, pesawat terbang, tubuh manusia dan lainnya.

6) Manusia

Manusia berperan sebagai subyek penyampai dan penerima pesan atau informasi materi melalui media yang terdiri dari guru, siswa dan para ahli.

Sedang media pembelajaran menurut Gagne dalam daryanto (2013:

17) media dibedakan menjadi 7 kelompok yaitu komunikasi lisan, benda yang didemonstrasikan, media cetak, gambar diam, gambar bergerak, film bersuara, dan mesin belajar.

Dari pendapat-pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran memiliki berbagai jenis dan beragam diantaranya media audio-visual, media cetak, dan media yang sudah berbasis teknologi.

d. Manfaat dan Fungsi Media Pembelajaran

Media merupakan perantara atau alat bantu guru dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa agar pembelajaran menjadi efektif. Adapun manfaat media pembelajaran adalah sebagai berikut:

(5)

1) Dapat mempermudah siswa dalam belajar dan mempermudah guru dalam mengajar. Penggunaan media ini sangat banyak memberi manfaat dalam kegiatan pembelajaran. Pada pihak siswa, siswa akan mudah memahami materi yang diajarkan dengan penggunaan media karena siswa dapat berinteraksi langsung dengan obyek atau media yang ,menjadi bahan kajian. Sedangkan pada pihak guru dapat memberikan kemudahan kepada siswa yang tidak dapat menerima informasi secara komunikasi verbal, sehingga siswa yang kesulitan dapat teratasi dengan adanya media pembelajaran.

2) Materi dapat diwujudkan dalam bentuk kongkrit (nyata) melalui media. Penggunaan media dalam pembelajaran khususnya untuk materi-materi pembalajaran yang bersifat abstrak dan sulit dicerna oleh siswa sangat diperlukan. Seperti contoh dalam materi sistem peredaran darah manusia, terjadinya gerhana matahari dan proses terjadinya hujan perlu adanya media atau perantara untuk menyampaikan agar siswa dapat memhami dan mengerti dengan jelas materi yang disampaikan.

3) Kegiatan belajar yang tidak membosankan. Adanya media pembelajaran akan menarik perhatian siswa dalam belajar, karena adanya obyek yang mereka kaji, adanya interaksi antara siswa dan guru akan menambah semangat siswa dalam belajar. Selain itu selama pembelajaran siswa juga tidak akan merasa mudah bosan.

4) Munculnya Keaktifan siswa. Penggunaan media dalam kegiatan pembelajaran akan menimbulkan keaktifan siswa dan interaksi

(6)

siswa, dimana siswa akan berfikir aktif dan lebih jauh untuk merespon adanya media tersebut. Dengan aktifnya siswa akan mempermudah guru dalam memberikan dan menyampaikan informasi.

Kehadiran media dalam pembelajaran dapat mengatasi kelemahan indera yang dimiliki tiap siswa. Guru dapat memulai pelajaran dengan metode ceramah kemudian bisa diiringi dengan menggunakan media yang kongkrit. Dengan cara seperti ini dapat memberikan stimulus terhadap indera siswa dalam belajar.

Sedang menurut Levi dan Lentz (1982) dalam buku (Sanaky 2009:7) mengemukakan empat fungsi media pengajaran, khususnya media visual yaitu:

1. Fungsi Atensi, media visual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan.

2. Fungsi Afektif, media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar atau membaca teks yang bergambar.

3. Fungsi Kognitif, media visual dapat terlihat dari temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi yang terkandung dalam gambar.

4. Fungsi Kompensatoris, media pengajaran terlihat dari hasil penelitian bahwa media visual yang memberikan konteks untuk

(7)

memhami teks membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali.

2. Batik

a. Pengertian Batik

Indonesia merupakan negara yang dikenal dengan berbagai macam keragaman budaya dan keseniannya sejak jaman dahulu. Kehidupan masyarakat Indonesia sehari-hari tidak lepas dengan yang namanya seni dan budaya. Salah satunya adalah batik. Batik merupakan hal yang tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Batik merupakan salah satu warisan budaya nusantara yang masih digemari hingga saat ini. Menurut Asti M. dan Ambar B. Arini (2011: 1) berdasarkan etimologi dan terminologinya, batik merupakan rangkaian kata “mbat”

dan “tik”. Mbat dalam bahasa Jawa dapat diartikan sebagai ngembat atau melempar titik berkali-kali, sedangkan tik berasal dari kata titik.

Jadi, membatik artinya melempar titik-titik pada kain berkali-kali sampai menghasilkan bentuk pola. Selain itu, adapula yang mengatakan bahwa kata batik berasal dari kata “amba” yang artinya kain yang lebar sehingga menghasilkan pola-pola titik yang indah.

Dalam Kamus Besar bahasa Indonesia (KBBI), batik memiliki arti kain bergambar yang pembuatannya secara khusus dengan menuliskan atau menerakan malam pada kain, kemudian di olah dengan cara dan proses tertentu.

(8)

Batik sudah dikenal sejak jaman Majapahit dan sangat popular sampai saat ini. Keunikan dan keistimewaan batik kerap kali menjadi salah satu pakaian yang digunakan oleh keluarga raja-raja Indonesia zaman dulu. Selain itu, batik juga memiliki beragam motif seperti motif binatang, motif bunga, motif parang dan lainnya. Motif tersebut memiliki makna tersendiri dalam pembuatannya.

Kesimpulannya, batik merupakan salah satu warisan budaya yang hingga kini masih dilestarikan dan dikenalkan ke seluruh manca negara. Batik juga digunakan sebagai pelengkap dalam kebutuhan sehari-hari seperti dihasilkan untuk taplak meja, baju dan kerajinan lainnya.

b. Jenis Batik

Pada umumnya batik digunakan sebagai pencapaian untuk menampilkan hasil ciptaan karya dari suatu daerah yang memiliki ciri khas tersendiri. Pada dasarnya batik dibagi menjadi beberapa bagian.

Herry Lisbijanto (2013: 10-12) memaparkan bahwa batik dibagi menjadi 3 jenis menurut teknik pembuatannya, antara lain:

a) Batik Tulis

Batik tulis dibuat secara tradisional atau manual menggunakan tangan dengan alat bantu canting untuk menerakan malam pada pola yang sudah tergambar dikain. Pembuatan batik tulis sangat membutuhkan keahlian, ketelitian dan ketelatenan yang tinggi karena disetiap titik motif batik sangat mempengaruhi hasil akhirnya. Motif yang dihasilkan dengan cara ini juga memiliki

(9)

tingkat kesulitan dan kerumitan sehingga wajar saja jika harga batik tulis sangat mahal dan berbeda-beda disetiap motifnya.

b) Batik Cap

Batik cap dibuat dengan menggunakan alat cap atau semacam stempel motif batik yang terbuat dari bahan tembaga dan bentuk alat cap hampir menyerupai setrika. Cap atau stempel ini digunakan untuk mempersingkat waktu pembuatan batik sehingga berbeda dengan batik tulis yang membutuhkan waktu lama untuk membuatnya. Batik cap memiliki harga yang cukup murah karena dapat dibuat oleh siapa saja dan motif yang dihasilkan dari batik cap relative sama sehingga dianggap kurang memiliki nilai seni.

c) Batik Lukis

Batik lukis dibuat dengan melukiskan motif menggunakan malam pada kain putih. Pembuatan batik lukis tidak terpacu dengan motif batik pakem karena motif batik lukis sudah didesain sendiri oleh pembuatnya. Batik lukis ini bisa disebut juga batik sablon atau printing. Harga batik lukis ini bisa dibilang cukup mahal karena tergolong batik eksklusif dan jumlahnya terbatas.

c. Fungsi Batik

Batik memiliki fungsi masing-masing berdasarkan desain serta tujuan pembuatannya, antara lain yaitu:

a) Fungsi Praktis

(10)

Fungsi praktis bisa diartikan dengan fungsi batik dalam kegunaan sehari-hari. Sebagai pelengkap kebutuhan sandang, misalnya diaplikasikan pada pakaian.

b) Fungsi Estetis

Fungsi estetis bisa diartikan sebagai simbol keindahan, hiasan dan sosial. Nilai keindahan dalam batik dapat dilihat dari motif dan warnanya. Sementara itu, nilai batik sebagai simbol sosial dapat dilihat dari kesulitan selama proses membuatnya dan filosofi yang terkandung didalam motif itu sendiri.

d. Manfaat Batik

Secara umum batik memiliki banyak manfaat dalam kehidupan manusia. Dengan karakterisitikan yang khas mampu menjadikan batik dapat beradaptasi sesuai dengan perkembangan zaman. Jadi tidak heran jika seni membatik dari zaman dulu bisa eksis hingga sekarang.

Manfaat batik dalam kehidupan sehari-hari antara lain:

a) Batik Sebagai Busana

Tidak heran jika pada zaman sekarang kita dituntut untuk memenuhi gaya hidup modern. Seiring berjalannya waktu batik juga mengikuti arus modernisasi, tidak hanya dipakai sebagai seragam sekolah, seragam kerja, kemeja dan juga blouse wanita.

Namun lebih dari itu, sekarang batik juga dimanfaatkan sebagai baju daster, sarung, jilbab, celana dan lain sebagainya.

b) Batik Sebagai Aksesoris

(11)

Dari yang semula hanya digunakan sebagai bahan pakaian selanjutnya batik berkembang menjadi bahan pelengkap dan aksesoris yang dibutuhkan dikehidupan sehari-hari. Misalnya seperti tas batik, sandal atau sepatu, bandana, kantung smartphone, dasi, kalung atau anting-anting, gelang dan masih banyak lagi.

Berjalannya waktu di era modern membuat para pengrajin semakin memperkuat daya kreativitas sehingga batik semakin meluas.

c) Batik Sebagai Dekorasi

Beralih dari aksesoris, kini batik juga digunakan sebagai interior rumah. Batik disulap menjadi hiasan dinding atau wall hanging yang bisa digunakan sebagai dekorasi didalam ruangan. Media yang digunakan dalam hal ini tidak berupa kain atau sejenisnya tetapi terbuat dari media kertas yang digunakan sebagai sticker dengan motif-motif yang indah.

e. Unsur Dalam Batik

Pada dasarnya, motif batik merupakan susunan unsur-unsur seni rupa yang saling terkait. Berikut konsep unsur-unsur seni rupa yang terdapat dalam batik:

a) Titik

Titik adalah unsur terkecil dalam seni rupa. Semua seni dua dimensi berawal dari titik yang berjajar rapat. Jika titik ditarik akan menghasilkan suatu garis. Dalam motif batik, titik berperan penting dan paling utama karena titik banyak digunakan untuk pembuatan motif batik.

(12)

b) Garis

Garis terbentuk karena adanya suatu titik berjajar rapat yang ditarik sehingga menghasilkan garis. Ada beberapa jenis garis dalam seni rupa, yaitu garis lurus, garis lengkung, garis patah-patah dan garis zigzag. Disetiap motif biasanya terdiri atas garis-garis tersebut yang akan membuat batik terlihat menarik.

c) Bidang

Garis-garis yang ujungnya saling bertemu disebut dengan bidang.

Bidang memiliki berbagai bentuk misalnya seperti bidang segi lima dan segi tiga.

d) Warna

Unsur yang juga penting dalam batik yaitu warna. Warna sangat penting karena dapat memperindah dan membuat batik semakin menarik. Pewarnaan yang cocok akan membuat seseorang yang melihat sangat tertarik dan terkesan.

3. Langkah Membatik Teknik Tulis

Batik teknik tulis merupakan cara pembuatan batik yang sudah dikenal pada umumnya. Batik teknik tulis ini merupakan cara membatik tradisional. Seiring berjalannya waktu, membatik juga memiliki teknik baru atau modern seperti batik jumput dan batik cap. Namun, pada dasarnya teknik membatik tidak jauh berbeda antara satu sama lain.

Seperti yang dikatakan oleh Arini (2011:1), batik selalu fokus pada dua hal yaitu: (1) teknik pewarnaan dan (2) teknik motif tertentu pada kain yang memiliki makna.

(13)

Berikut merupakan alat dan bahan yang perlu disiapkan untuk membuat batik tulis:

a. Menyiapkan Kain

Kain mori adalah kain yang sering digunakan untuk membatik. Kain mori memiliki jenis yang bermacam-macam. Bisa dipilih sesuai dengan jenis kainnya.

b. Lilin (Malam)

Lilin merupakan salah satu bahan pokok yang peru ada dalam pembuatan batik tulis.

c. Kompor dan Wajan

Kompor dan wajan merupakan alat pelengkap untuk membatik yang gunanya untuk melelehkan malam.

d. Pewarna Kain

Pewarna kain gunanya untuk mewarnai kain batik. Pewarna kain bisa berasal dari bahan alami atau bahan pewarna sintetis.

e. Canting

Canting merupakan alat untuk melukiskan malam pada pola kain batik.

Beberapa contoh ragam batik tulis sebagai berikut.

Sumber: ngalesser.blogspot.com Sumber: fimela.com Gambar 2.1 Batik Madura Gambar 2.2 Batik Kawung

(14)

Berikut adalah tahapan pada pembuatan batik yaitu:

1. Membuat desain atau pola (molani), pada tahap awal dalam membatik kita harus membuat desain atau pola terlebih dahulu.

2. Langkah selanjutnya yaitu melukiskan malam pada pola batik yang sudah selesai.

3. Setelah selesai proses mencanting menggunakan malam, kain batik diberi pewarna sesuai dengan pola yang diinginkan.

4. Kemudian kain batik dijemur dibawah sinar matahari hingga kering.

Gambar 2.3 Membuat Pola Batik

Gambar 2.4 Mencanting Malam

Gambar 2.5 Pewarnaan

(15)

5. Lalu, selesai dijemur proses selanjutnya yaitu pelorotan dimana batik yang sudah dilukis menggunakan malam dan pewarna tersebut direbus didalam air panas untuk menghilangkan bekas malam dan sisa zat pewarna (pelorotan).

6. Proses terakhir adalah cuci kain batik hingga bersih, keringkan dan batik siap digunakan.

4. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar

Usia rata-rata anak Indonesia saat masuk sekolah dasar adalah 6 tahun dan selesai pada usia 12 tahun. Di tahapan ini, perkembangan anak dibagi menjadi 2 menurut usianya, yaitu masa kanak-kanak (6-9 tahun) dan masa kanak-kanak akhir (10-12 tahun).

Anak-anak yang berada pada usia ini memiliki karakteristik yang berbeda dengan anak-anak yang usianya lebih muda. Anak-anak pada usia ini sangat aktif dan senang bermain. Oleh sebab itu guru harus bisa mengembangkan pembelajaran yang memiliki unsur permainan dimana siswa bisa bebas bergerak namun tetap pada tahap belajar.

Menurut Sumantri (2006) bahwa karakteristik anak sekolah dasar dibedakan menjadi 2 kategori yaitu kelas rendah dan kelas tinggi yang dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

Gambar 2.6 Pelorotan Warna dan Lilin

(16)

a. Kelas Rendah, untuk anak kelas 1 sampai kelas 3 sekolah dasar berumur 6-10 tahun memiliki karakteristik antara lain:

1) Tumbuhnya hubungan positif yang baik antara keadaan jasmani dengan prestasi

2) Mencerminkan sikap patuh terhadap peraturan 3) Cenderung memuji diri sendiri

4) Membandingkan diri dengan orang lain 5) Menganggap remeh saat menyelesaikan soal 6) Yakin atas nilai rapor yang baik

7) Hal yang bersifat nyata lebih mudah dipahami daripada abstrak atau hanya dalam angan

b. Kelas Tinggi, untuk anak kelas 4 sampai kelas 6 sekolah dasar berumur 11-13 tahun memiliki karakteristik antara lain:

a) Memiliki keinginan kehidupan nyata yang praktis

b) Rasa ingin tahu yang tinggi, keinginan belajar tumbuh dari diri sendiri tanpa perintah dan realistic.

c) Mulai memperlihatkan bakat yang dimiliki pada pelajaran khusus.

d) Menghadapi tugas dengan bebass dan berusaha untuk menyelesaikan.

e) Nilai rapor sebagai ukuran prestasi yang dicapai.

f) Senang berkelompok dan bermain bersama, mulai membuat aturan sendiri.

(17)

5. Multimedia Interaktif

Multimedia Interaktif adalah media proyeksi gerak, digunakan sebagai perantara atau alat bantu yang didalamnya terdapat materi, metode, dan evaluasi pembelajaran yang dibuat secara sistematis sesuai dengan tujuan dan kompetensi yang akan dicapai oleh siswa. Interaktif artinya adanya interaksi langsung antara pengguna dan media yang digunakan. Pengguna bersikap aktif seperti memperhatikan gambar, suara, tulisan, dan video yang diproyeksikan ke layar. Adanya multimedia interaktif dapat menimbulkan proses belajar mengajar yang menarik dan semangat, semua siswa dapat melihat materi dengan menggunakan layar.

Pembelajaran melalui multimedia interaktif juga dapat digunakan oleh siswa secara mandiri, siswa dapat menggandakan media tersebut dengan persetujuan guru. Pembuatan multimedia interaktif ini bertujuan untuk menyediakan media ajar sesuai dengan kebutuhan siswa.

Pembelajaran karya seni rupa kreasi batik tulis dalam multimedia interaktif dibuat menggunakan seperangkat multimedia yang terdiri dari hardware (komputer atau laptop, monitor, speaker, lcd, layar dan lainnya) serta media pendukung lainnya yang dikemas dalam bentuk PowerPoint.

Menariknya pembelajaran menggunakan multimedia interaktif yaitu siswa tidak hanya dapat mendengarkan penjelasan guru tetapi siswa juga dapat berinteraksi langsung dan aktif dalam pembelajaran dengan mengikuti langkah yang ada pada video dilayar. Kegiatan belajar mengajar menggunakan Multimedia interaktif dapat memberikan semangat dan menumbuhkan interaksi antara siswa dengan guru.

(18)

Multimedia interaktif merupakan salah satu dari multimedia interaktif karena menggunakan beberapa media yang digabung menjadi satu dan menghasilkan beberapa unsur seperti teks, gambar, grafis, foto, suara, video yang tersusun dengan rapi dan teratur. Pembelajaran melalui multimedia interaktif ini mudah digunakan karena memuat proses penyampaian informasi atau materi yang sederhana, menarik perhatian siswa, dan membuat siswa aktif untuk mengikuti rangkaian pembelajaran, sehingga materi yang disampaikan dapat terserap dengan baik.

Produk multimedia interaktif ini difokuskan pada mata pelajaran SBdP KD 4.4 Membuat Karya Seni Rupa Daerah, Tema 9 Benda-Benda di Sekitar Kita, Subtema 3 Manusia dan Benda di Lingkungannya melalui multimedia Interaktif Pembuatan Batik Tulis Dengan Malam Dingin di Kelas V Sekolah Dasar. Jadi, Multimedia Interaktif ini disusun secara sistematis, menarik dan mencakup materi yang dapat membuat siswa aktif sekaligus terdapat evaluasi yang dapat digunakan untuk mecapai tujuan pembelajaran.

Sintaks penggunaan media Multimedia Interaktif pada pembuatan batik tulis menggunakan malam dingin sebagai berikut: (1) Guru membuka pembelajaran diawali dengan salam dan doa, (2) Guru menjelaskan tujuan dari pembelajaran yang akan dilaksanakan, (3) Guru menyampaikan materi tentang batik tulis terlebih dahulu, (4) Guru menyiapkan alat dan bahan untuk membatik, (5) Guru membuat kelompok yang perkelompok berisikan 4-5 orang, (6) Guru dan siswa bersama-sama menonton video pembuatan batik tulis menggunakan malam dingin

(19)

sekaligus mempraktekkan secara langsung dengan pendampingan guru, (7) Guru memberikan soal evaluasi kepada peserta didik untuk membuat suasana menjadi seru.

Tabel 2.1 Sintaks Penggunaan Media (Sumber: Olahan Peneliti)

No. Gambar Tampilan Keterangan Isi

1. Pada gambar pertama

menunjukkan tampilan cover depan media pembelajaran yang berisi judul, tema, subtema, jurusan dan nama peneliti.

2. Pada gambar kedua

menunjukkan tampilan cover kedua yang berisi judul utama media.

3. Pada gambar ketiga

menunjukkan tampilan beranda yang berisi menu pembuka seperti kurikulum, tujuan pembelajaran, materi, video, kuis dan profil untuk mempersiapkan peserta didik sebelum memulai pembelajaran.

4. Pada gambar keempat

menunjukkan tampilan menu kurikulum yang berisi KI dan KD dari materi yang akan dipelajari peserta didik.

5. Pada gambar kelima

menunjukkan tampilan isi dari Kompetensi Inti.

(20)

6. Pada gambar keenam menunjukkan tampilan isi dari Kompetensi Dasar yang akan dipelajari oleh peserta didik.

7. Gambar ketujuh menunjukkan

menu tujuan yang digunakan untuk menyampaikan tujuan- tujuan dari materi karya seni rupa batik tulis yang akan dilaksanakan oleh peserta didik.

8. Pada gambar kedelapan

menunjukkan menu materi pertama yang digunakan untuk menyampaikan materi tentang pengertian batik dan jenis batik.

9. Gambar kesembilan

menunjukkan menu materi kedua yang menyampaikan materi macam-macam batik tulis di masing-masing kota atau daerah.

10. Pada gambar kesepuluh

menunjukkan menu materi yang menyampaikan langkah-langkah cara membuat batik tulis.

11. Gambar kesebelas menunjukkan

menu video yang menampilkan video pembelajaran tentang cara dan langkah-langkah membuat batik tulis menggunakan malam dingin yang nantinya akan dipraktikkan dan ditirukan oleh guru beserta peserta didik.

(21)

12. Pada gambar kedua belas menunjukkan tampilan kuis yang nanti akan dijawab oleh peserta didik dan melihat sampai mana pemahaman peserta didik terhadap materi batik tulis yang sudah dipelajari.

13. Pada gambar ketiga belas

menunjukkan tampilan menu profil dari peneliti.

14. Selanjutnya pada gambar

terakhir menunjukkan tampilan menu profil dari dosen-dosen pembimbing.

6. Malam Dingin

Membatik merupakan kegiatan yang tidak asing lagi. Dalam membatik harus ada bahan dan alat yang perlu dipersiapkan seperti malam, canting, kompor kecil, dan perlengkapan lainnya. Pada penelitian kali ini, peneliti menciptakan hal baru yaitu malam dingin. Pembuatan malam dingin ini bertujuan untuk menghindari adanya kelalaian karena pembuatan batik yang menggunakan malam panas dan diharapkan adanya malam dingin ini dapat menjadi alternative untuk anak usia sekolah dasar membuat karya seni batik.

Malam dingin merupakan malam yang terbuat dari bahan sederhana seperti tepung beras ketan, tepung kanji, gula merah dan parafin (cairan pembuat lilin) yang dimasak menjadi satu hingga menghasilkan malam

(22)

dingin. Malam ini memiliki tekstur seperti susu kental dan berwarna coklat, selain itu malam ini juga tidak panas dan dapat dipakai juga untuk siswa dari kelas rendah hingga orang dewasa. Oleh karena itu, adanya malam dingin ini diharapkan dapat mempermudah pembelajaran karya seni rupa di sekolah dasar untuk memenuhi tujuan dan kompetensi yang ditentukan.

B. Kajian Penelitian Relevan

Tabel 2.2 Penelitian Relevan

No. Penelitian Terdahulu

Perbedaan Persamaan Kesimpulan

1. Pengembangan Modul pengenalan Batik Bagi Siswa Kelas IV SDN 01 Dlimoyo

Temanggung (Tahun 2017)

Mengembangkan Modul melalui pengenalan batik

Materi yang diteliti sama-sama materi batik pada mata pelajaran Seni Budaya

Kesimpulannya pada penelitian ini sama-sama meneliti dan mengenalkan materi batik pada peserta didik.

2. Pengembangan Buku Panduan Membuat Batik Tulis Jumput Pada Pembelajaran Seni

Budaya dan

Keterampilan Kelas V di SD Muhammadiyah 16 Semarang (Tahun 2017)

Mengembangkan batik tulis jumput melalui buku panduan

Materi yang diteliti sama-sama materi batik pada mata pelajaran Seni Budaya

Kesimpulannya pada penelitian ini sama-sama meneliti dan mengenalkan materi batik pada peserta didik.

3. Penanaman Karakter Cinta

Penanaman karakter yang

Materi yang diteliti sama-sama

Kesimpulannya pada penelitian ini

(23)

Tanah Air Melalui Ekstrakurikuler Membatik di Sekolah Dasar Negeri Bunulrejo 4 Malang (Tahun 2020)

dilakukan melalui ekstrakurikuler membatik

meneliti batik sama-sama meneliti dan mengenalkan materi batik pada peserta didik sekaligus

mengajarkan cara membuat batik.

(24)

C. Kerangka Pikir

Kondisi Ideal :

1. Guru selalu menggunakan media dalam pembelajaran untuk membuat suasana belajar menarik

2. Pembelajaran selalu melibatkan peran aktif guru dan siswa.

3. Peserta didik dapat memahami materi yang disampaikan oleh guru

Model ADDIE

Peneliti menggunakan model ADDIE yang memiliki 5 tahapan yaitu, (1) analisis yang merupakan tahap observasi untuk mengetahui keadaan dan kebutuhan dikelas, (2) perancangan yang merupakan tahap membuat desain media yang sesuai dengan analisis kebutuhan peserta didik, (3) development tahap dimana peneliti melakukan pengembangan media secara nyata sesuai dengan kebutuhan materi, (4) implementasi adalah tahap dimana media diuji cobakan dan diimplementasikan di kelas V SDN Wlingi 02 Wlingi, dan tahap terakhir (5) evaluasi yaitu tahap penilaian media untuk mengetahui kelayakan dan kualitas media bagus atau tidaknya.

Solusi :

Pengembangan media malam dingin pada pembuatan batik tulis menggunakan multimedia interaktif di kelas V Sekolah dasar

Analisis Kebutuhan :

Perlu adanya media yang sesuai dengan kebutuhan siswa untuk melengkapi kekurangan dalam pembelajaran di kelas. Maka dalam hal ini harus dilakukan pengembangan sebuah media yang dapat menarik keaktifan peserta didik.

Kondisi Lapangan :

1. Penggunaan media dalam pembelajaran kurang optimal

2. Sarana dan prasarana di SDN Wlingi 02 Wlingi kurang memadai

3. Peserta didik kurang memahami materi pembelajaran karena kurangnya penggunaan media 4. Guru kurang kreatif dalam

memberikan pembelajaran didalam kelas.

Luaran :

Penelitian ini menghasilkan media Pengembangan Malam Dingin Pada Pembuatan Batik Tulis Menggunakan Multimedia Interaktif di Kelas V SDN Wlingi 02 Wlingi

Gambar 2.7 Kerangka Pikir

Gambar

Gambar 2.3 Membuat Pola Batik
Gambar 2.6 Pelorotan Warna dan Lilin
Tabel 2.1 Sintaks Penggunaan Media (Sumber: Olahan Peneliti)
Gambar 2.7 Kerangka Pikir

Referensi

Dokumen terkait

Dari pembahasan di atas menunjukkan bahwa indikator keberhasilan tercapai, adanya peningkatan hasil belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran dikelas dengan menggunakan model

Eksperimen Pembuatan Kastengel dengan Substitusi Tepung Ceker Ayam sebagai Upaya Peningkatan Gizi.. Universitas

Sebuah menopause diet adalah waktu yang baik untuk membatasi Sebuah menopause diet adalah waktu yang baik untuk membatasi makanan yang tidak begitu bagus untuk

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan berkat-Nya, sehingga skripsi dengan judul “ Kajian Drug Related Problems (DRP) Resep

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemberian ragi tidak berpengaruh nyata terhadap umur mucul tunas manggis ( Garcinia mangostana L.), sedangkan parameter

Menurut Law Lim Un Tung, dkk (2010: B-76), komputer vision bertujuan untuk membuat suatu keputusan yang berguna tentang obyek fisik nyata dan pemandangan

Ujian lisan, untuk memperoleh data tentang performansi tertentu, dengan cara berkomunikasi dua arah antara penilai atau guru dengan peserta didik melalui tanya jawab atau

Pencatatan dilakukan setiap interval waktu 15 menit dan dicatat dalam formulir survei volume lalu lintas yang dapat dilihat pada Lampiran B (Hal. 46).Survei