• Tidak ada hasil yang ditemukan

KORELASI PENAMBANGAN GALIAN C DENGAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DAN LINGKUNGAN DI DESA MANGKAI LAMA KECAMATAN LIMA PULUH KABUPATEN BATU BARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KORELASI PENAMBANGAN GALIAN C DENGAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DAN LINGKUNGAN DI DESA MANGKAI LAMA KECAMATAN LIMA PULUH KABUPATEN BATU BARA"

Copied!
101
0
0

Teks penuh

(1)

KORELASI PENAMBANGAN GALIAN C DENGAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DAN LINGKUNGAN DI DESA

MANGKAI LAMA KECAMATAN LIMA PULUH KABUPATEN BATU BARA

TESIS

Oleh

SYAIHUDDIN GULTOM 087004028/PSL

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2012

(2)

KORELASI PENAMBANGAN GALIAN C DENGAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DAN LINGKUNGAN DI DESA

MANGKAI LAMA, KECAMATAN LIMA PULUH, KABUPATEN BATU BARA

T E S I S

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan

pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Oleh

SYAIHUDDIN GULTOM 087004028/PSL

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2012

(3)

Judul Tesis : KORELASI PENAMBANGAN GALIAN C DENGAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DAN LINGKUNGAN DI DESA MANGKAI LAMA KECAMATAN LIMA PULUH KABUPATEN BATU BARA

Nama Mahasiswa : Syaihuddin Gultom Nomor pokok : 087004028

Program studi : Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (PSL)

Menyetujui Komisi Pembimbing

Ketua

Prof. Dr. Ir. Sumono, MS.

Prof. Dr. Retno Widhiastuti, MS.

Anggota Anggota

Prof. Dr. Badaruddin M.Si

Ketua Program Studi Direktur

Prof. Dr. Retno Widhiastuti, MS. Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE

Tanggal lulus: 20 Pebruari 2012

(4)

Telah diuji pada

Tanggal : 20 Pebruari 2012

PANITIA PENGUJI TESIS :

Ketua : Prof. Dr. Ir. Sumono, MS.

Anggota : 1. Prof. Dr. Retno Widhiastuti, MS 2. Prof. Dr. Badaruddin, MS.

3. Prof. Dr. Roesyanto, MSCE.

4. Dr. Ir. Tavi Supriana, MS.

(5)

KORELASI PENAMBANGAN GALIAN C DENGAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DAN LINGKUNGAN DI DESA MANGKAI LAMA

KECAMATAN LIMA PULUH KABUPATEN BATU BARA

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap tersedianya lapangan kerja dan kesempatan usaha serta mengetahui korelasi penambangan galian C dengan peningkatan pendapatan masyarakat serta korelasi penambangan galian C dengan lingkungan yang berupa kerusakan fisik permukaan tanah di Desa Mangkai Lama, Kecamatan Lima Puluh, Kabupaten Batu Bara. Pada penelitian ini dilakukan pengumpulan data dari bulan April sampai bulan Juni 2011.

Data hasil kuisioner diolah dan dilakukan uji statistik korelasi Rank Sperman dengan

bantuan software SPSS 15.00. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa 1). Masyarakat memberikan persepsi persetujuan bahwa penambangan bahan galian

C membuka peluang terhadap penyerapan tenaga kerja dan kesempatan usaha.

2). Penambangan bahan galian C di Desa Mangkai Lama, Kecamatan Lima Puluh, Kabupaten Batu Bara memberikan korelasi yang kuat terhadap meningkatnya pendapatan masyarakat di sekitar lokasi penambangan. 3). Penambangan bahan galian C di Desa Mangkai Lama, Kecamatan Lima Puluh, Kabupaten Batu Bara juga menunjukkan korelasi yang kuat dengan kerusakan fisik lingkungan seperti, terjadi lubang-lubang besar dan dalam akibat dari lahan bekas penambangan bahan galian C, terjadinya longsor, rusaknya jalan-jalan di desa serta banyaknya debu akibat lalu lintas truk pengangkut bahan galian C.

Kata Kunci: Penambangan bahan galian C, Korelasi penambangan galian C dengan sosial ekonomi masyarakat dan lingkungan.

(6)

CORRELATION OF MINEWORKER OF DIG C TO

ECONOMIC SOCIAL OF SOCIETY AND ENVIRONMENT IN COUNTRYSIDE MANGKAI LAMA SUBDISTRICT OF LIMA PULUH, REGENCY OF BATU BARA

ABSTRACT

This research aims to know the correlation of mining of dig C to economic social of society and environment which is in the form of make-up of labour, opportunity of is effort and make-up of society earnings and also correlation of mining dig C on the environment which is in the form of physical damage in land ground surface in countryside Mangkai Lama subdistrict of Lima Puluh, regency of Batu Bara. At this research is conducted by a data collecting from April until June 2011. The data is processed and the result of questionnaires carried out statistical test of correlation Rank Sperman with the help of SPSS 15.00 software. From the research result can be concloded that the public percepcion of mining dig C in countryside Mangkai Lama, subdistrict of Lima Puluh, regency of Batu Bara gives a positive correlation to economic social of society conditions in society is to increase peoples income that is at the height of society earnings, the available of work field and opening of opportunity of is effort around location. The mining dig C in countryside Mangkai Lama, subdistrict of Lima Puluh, regency of Batu Bara also showed a significant relationship with physical damage to the environment such as large holes occur and the result of former mining of dig C, occurrence of landslides, damage to roads in the countryside and also to the number of dirt of effect of process the dig and traffic of delivery truck of substance of dig C.

Keyword: Mining of Dig C, Correlation of addition of dig C to economic social and environment of society.

(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat, hidayah, kekuatan, kesehatan dan kesempatan pada penyusun sehingga dapat menyelesaikan tesis yang diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (PSL) Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. Tesis yang berjudul “Korelasi Penambangan Galian C dengan Sosial Ekonomi Masyarakat dan lingkungan di Desa Mangkai Lama, Kecamatan Lima Puluh, Kabupaten Batu Bara”. Menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif untuk menganalisis permasalahan bagaimana korelasi penambangan galian C dengan lingkungan berupa kerusakan fisik permukaan tanah dan menganalisis korelasi penambangan bahan galian C dengan ekonomi masyarakat berupa penyerapan tenaga kerja, kesempatan usaha dan peningkatan pendapatan masyarakat.

Kegiatan penambangan bahan galian C di Desa Mangkai Lama, Kecamatan Lima Puluh, Kabupaten Batu Bara mempunyai daya ubah lingkungan yang besar, sehingga memerlukan perencanaan total yang matang sejak tahap awal sampai pasca tambang, tetapi disisi lain penambangan bahan galian C memberikan pengaruh yang positif terhadap sosial ekonomi masyarakat. Dalam penelitian pada tahap awal ingin dilihat dahulu bagaimana korelasi antara penambangan bahan galian C dengan lingkungan dan sosial ekonomi masyarakat.

(8)

Pada kesempatan ini, penyusun mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE selaku Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Prof. Dr. Retno Widiastuti, MS selaku Ketua Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (PSL) Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara dan sekaligus sebagai anggota komisi pembimbing yang telah memberikan masukan dan arahan sehingga tesis ini dapat diselesaikan.

3. Bapak Prof. Dr. Ir. Sumono, MS selaku ketua komisi pembimbing yang selalu sabar dan pengertian dalam memberikan masukan, pemikiran dan membimbing penyusun dalam menyelesaikan tesis ini.

4. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si selaku anggota komisi yang telah memberikan masukan dan arahan sangat banyak sehingga tesis ini dapat diselesaikan.

5. Bapak Prof. Dr. Roesyanto, MSCE dan Ibu Dr. Ir. Tavi Supriatna, MS selaku penguji.

6. Istriku tercinta Susiati, MM yang selalu sabar, penuh pengertian, setia mendampingi, mendukung, mendoakan dan membantu penyusun dengan penuh keikhlasan dalam setiap langkah penelitian dan penyusunan tesis ini.

7. Buat Putra dan Putriku tersayang Muhammad Rido Safriza Gultom, Muhammad Fazlur Rahman Gultom dan Bunga Lainatussyfa Gultom yang selalu menemaniku dan memberi semangat juang dalam setiap langkahku.

(9)

8. Teman-teman sesama angkatan 2008 Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (PSL) atas solidaritas dan kekompakannya selama menempuh pendidikan Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

9. Berbagai pihak yang banyak membantu penyusun yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terima kasih atas bantuannya.

Tesis ini masih mempunyai kekurangan-kekurangan yang berkaitan dengan keterbatasan waktu, dana dan kemampuan, sehingga penyusun dengan segala kerendahan hati sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi perbaikan selanjutnya. Semoga dengan penyusunan tesis ini dapat berguna dan bermanfaat bagi semua pihak.

Batu Bara, Januari 2012

Penyusun

(10)

RIWAYAT HIDUP

Penyusun dilahirkan di Simalungun pada tanggal 3 September 1967 dari pasangan Bapak Urip Gultom (Alm) dan Ibu Alimah Damanik (Alm).

Penyusun menamatkan pendidikan dasar di SD Kristen Marga Utama Pematang Bandar dan lulus pada tahun 1980, kemudian melanjutkan pendidikan ke SMP Negeri Pematang Bandar dan lulus pada tahun 1983, SMA Negeri Perdagangan dan lulus pada tahun 1986, IKIP Negeri Medan D3 pada Fakultas Pendidikan dan Ilmu Sosial, program studi PMP-Kn dan lulus pada tahun 1989, IKIP Al Washliyah Medan pada tahun 1993 pada Program Studi yang sama dan lulus pada tahun 1996.

Pada tahun 2008 melanjutkan pendidikan Sekolah Pascasarjana di Universitas Sumatera Utara, Program Studi Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan (PSL).

Pada tahun 1991 penyusun menikah dengan Susiati, MM dan saat ini telah dikaruniai 3 (tiga) orang anak.

Sejak tahun 1992 sampai sekarang bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Dinas Pendidikan di Kabupaten Batu Bara.

(11)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ………. i

KATA PENGANTAR .………. iii

RIWAYAT HIDUP ….………. vi

DAFTAR ISI ………. vii

DAFTAR GAMBAR ……… ix

DAFTAR TABEL ………. x

DAFTAR LAMPIRAN ……… xi

I PENDAHULUAN………. 1

1.1 Latar Belakang ………. 1

1.2 Perumusan Masalah ……….. 4

1.3 Tujuan Penelitian ……….. 4

1.4 Manfaat Penelitian ……… 5

1.5 Kerangka Berfikir...……… 5

1.6 Hipotesis Penelitian……… 6

II TINJAUAN PUSTAKA ……….. 7

2.1 Bahan Galian C ………. 7

2.1.1. Batuan……….. 9

2.1.2. Pasir dan Sirtu ………. 10

2.1.3. Lempung……….. 10

2.2 Konsep-Konsep Sumberdaya Alam dan Energi ………… 11

2.3 Kerusakan Lingkungan ………. 12

2.3.1. Erosi ……… 12

2.3.2. Kerusakan Fisik Permukaan Tanah... 13

2.3.3. Pencemaran Lingkungan... 16

2.3.3.1. Pencemaran Udara... 16

2.4 Sosial Ekonomi……….. 19

2.4.1. Penyerapan Tenaga Kerja………. 19

2.4.2. Penghasilan Masyarakat, Konsep dan Perubahan Sosial ………... 20 2.4.3. Kesempatan Usaha………... 22

2.5 Penelitian Terdahulu……….. 23

2.6 Kondisi Umum Kecamatan Lima Puluh, Kabupaten Batu Bara ………... 24 2.6.1. Kondisi Geografis ……….. 24

2.6.2. Kependudukan………. 25

(12)

2.6.3. Deskripsi Ekologi Lokasi Penelitian………... 26

III METODOLOGI PENELITIAN 29 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ………. 29

3.2 Metode Penelitian………... 29

3.3 Tahapan penelitian ………... 30

3.4 Sumber Data………... 30

3.4.1 Data Primer ……….. 30

3.4.2 Data Sekunder ……….. 31

3.5 Populasi dan Sampel ………... 31

3.6 Analisis Data ………. 32

3.7 Definisi Variabel Penelitian...……… 35

IV HASIL DAN PEMBAHASAN……… 38

4.1 Gambaran Umum Kegiatan Penambangan Batu Kali 38 4.2 Gambaran Umum Responden ……… 39

4.2.1. Komposisi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan... 40 4.2.2. Komposisi Responden Berdasarkan Kelompok Umur... 42 4.2.3. Komposisi Responden Berdasarkan Lama Bermukim ... 44 4.2.4. Komposisi Responden Berdasarkan Pekerjaan.. 45

4.4.5. Komposisi Responden Berdasarkan Pendapatan.. 46

4.2.6. Pendapatan Masyarakat Berdasarkan Jenis Pekerjaan ………. ……… 48 4.3 Penambangan Bahan Galian C ... 50

4.4 Persepsi Masyarakat Dengan Adanya Penambangan Bahan Galian C Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja dan Kesempatan Usaha... 52 4.5 Korelasi Penambangan Galian C Dengan Peningkatan Pendapatan Masyarakat……….... 54 4.6 Korelasi Penambangan Galian C Dengan Kerusakan Fisik Permukaan Tanah……… 57 V KESIMPULAN DAN SARAN ………... 70

5.1 Kesimpulan ... 70

5.2 Saran... 70

DAFTAR PUSTAKA ………... 72

(13)

DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman

1 Kerangka Berikir ………... 6

2 Peta Kabupaten Batu Bara ………... 27

3 Peta Kecamatan Lima Puluh ………... 28

4 Penyerapan Tenaga Kerja dan Kesempatan Usaha... 53

5 Lubang-Lubang Besar dan dalam Akibat Penambangan Bahan Galian C Yang Menyebabkan Perubahan Bentang Alam ... 59 6 Pengerukan Bahan Galin C Menyebabkan Terjadinya Longsor dan Terkikisnya Sebagian Lapisan Tanah Bagian Atas ... 60 7 Penambangan Bahan Galian C Menyebabkan Terjadinya Genangan Air Pada Lubang-Lubang Bekas Galian ... 61 8 Rusaknya Jalan Desa Akibat Penambangan Bahan Galian C.. 63 9 Kegiatan Penambangan di Lokasi Penelitian 67

(14)

DAFTAR TABEL

No Judul Halaman

1 Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian pada Tahun 2010...

25 2 Kriteria Nilai dari Jawaban Koesioner... 34 3 Kriteria Nilai Kategori Jawaban Kuesioner... 35 4 Aktivitas Galian C (Penambangan Batu Kali dan Pasir) di

Kabupaten Batu Bara...

38 5 Data Lokasi dan Pemilik Tanah Penambangan Batu Kali di

Desa Mangkai Lama ………

39 6 Komposisi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di

Desa Mangkai Lama, Kecamatan Lima Puluh, Kabupaten Batu Bara ……….

40

7 Komposisi Responden Berdasarkan Kelompok Umur ……… 43 8 Komposisi Responden Berdasarkan Lama Bermukim... 44 9 Komposisi Responden Berdasarkan Pekerjaan……… 46 10 Komposisi Responden Berdasarkan Pendapatan ... 47 11 Pendapatan Masyarakat Berdasarkan Jenis Pekerjaan ……… 48 12 Hasil Pengangkutan Bahan Galian C ... 50 13 Volume Bahan Galian C yang di Keruk ………. 51 14 Persepsi Responden Dengan Adanya Penambangan Bahan

Galian C terhadap Penyerapan Tenaga Kerja dan Kesempatan Usaha ………..

52

15 Korelasi Penambangan Galian C Terhadap Peningkatan Pendapatan Masyarakat ………...

54 16 Reng Sperman Korelasi Penambangan Galian C Terhadap

Peningkatan Pendapatan Masyarakat ...

56 17 Korelasi Penambangan Galian C Terhadap Kerusakan Fisik

Permukaan Tanah Menurut Responden ...

58 18 Reng Sperman Korelasi Penambangan Galian C Terhadap

Kerusakan Fisik Permukaan Tanah …...

66

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

No Judul Halaman

1 Daftar Kuesioner ………. 75

2 Data Masyarakat di Desa Mangkai Lama Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batu Bara ………

79 3 Pernyataan Responden mengenai Korelasi Penambangan

Galian C Terhadap Peningkatan Pendapatan Masyarakat……

81 4 Korelasi Penambangan Galian C terhapap Kerusakan Fisik

Permukaan Tanah ………

84 5 Foto-foto Penelitian……….. 87

(16)

KORELASI PENAMBANGAN GALIAN C DENGAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DAN LINGKUNGAN DI DESA MANGKAI LAMA

KECAMATAN LIMA PULUH KABUPATEN BATU BARA

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap tersedianya lapangan kerja dan kesempatan usaha serta mengetahui korelasi penambangan galian C dengan peningkatan pendapatan masyarakat serta korelasi penambangan galian C dengan lingkungan yang berupa kerusakan fisik permukaan tanah di Desa Mangkai Lama, Kecamatan Lima Puluh, Kabupaten Batu Bara. Pada penelitian ini dilakukan pengumpulan data dari bulan April sampai bulan Juni 2011.

Data hasil kuisioner diolah dan dilakukan uji statistik korelasi Rank Sperman dengan

bantuan software SPSS 15.00. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa 1). Masyarakat memberikan persepsi persetujuan bahwa penambangan bahan galian

C membuka peluang terhadap penyerapan tenaga kerja dan kesempatan usaha.

2). Penambangan bahan galian C di Desa Mangkai Lama, Kecamatan Lima Puluh, Kabupaten Batu Bara memberikan korelasi yang kuat terhadap meningkatnya pendapatan masyarakat di sekitar lokasi penambangan. 3). Penambangan bahan galian C di Desa Mangkai Lama, Kecamatan Lima Puluh, Kabupaten Batu Bara juga menunjukkan korelasi yang kuat dengan kerusakan fisik lingkungan seperti, terjadi lubang-lubang besar dan dalam akibat dari lahan bekas penambangan bahan galian C, terjadinya longsor, rusaknya jalan-jalan di desa serta banyaknya debu akibat lalu lintas truk pengangkut bahan galian C.

Kata Kunci: Penambangan bahan galian C, Korelasi penambangan galian C dengan sosial ekonomi masyarakat dan lingkungan.

(17)

CORRELATION OF MINEWORKER OF DIG C TO

ECONOMIC SOCIAL OF SOCIETY AND ENVIRONMENT IN COUNTRYSIDE MANGKAI LAMA SUBDISTRICT OF LIMA PULUH, REGENCY OF BATU BARA

ABSTRACT

This research aims to know the correlation of mining of dig C to economic social of society and environment which is in the form of make-up of labour, opportunity of is effort and make-up of society earnings and also correlation of mining dig C on the environment which is in the form of physical damage in land ground surface in countryside Mangkai Lama subdistrict of Lima Puluh, regency of Batu Bara. At this research is conducted by a data collecting from April until June 2011. The data is processed and the result of questionnaires carried out statistical test of correlation Rank Sperman with the help of SPSS 15.00 software. From the research result can be concloded that the public percepcion of mining dig C in countryside Mangkai Lama, subdistrict of Lima Puluh, regency of Batu Bara gives a positive correlation to economic social of society conditions in society is to increase peoples income that is at the height of society earnings, the available of work field and opening of opportunity of is effort around location. The mining dig C in countryside Mangkai Lama, subdistrict of Lima Puluh, regency of Batu Bara also showed a significant relationship with physical damage to the environment such as large holes occur and the result of former mining of dig C, occurrence of landslides, damage to roads in the countryside and also to the number of dirt of effect of process the dig and traffic of delivery truck of substance of dig C.

Keyword: Mining of Dig C, Correlation of addition of dig C to economic social and environment of society.

(18)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Undang-Undang Dasar 1945 pada pasal 33 ayat 3 berisikan bahwa

“Bumi air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat” isi ayat tersebut menjelaskan bahwa kekayaan alam di bumi Indonesia dapat dipergunakan untuk kesejahteraan masyarakat. Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat pemerintah memberikan izin penambangan bahan-bahan galian. Salah satu bahan galian yang ditambang adalah bahan galian C yang terdiri dari batu kali, pasir, kerikil, batu mangga, koral dan tanah urug.

Faktor yang sangat penting dalam permasalahan lingkungan adalah besarnya populasi manusia. Dengan pertumbuhan populasi manusia yang sangat cepat, pemenuhan kebutuhan akan pangan, bahan bakar, bahan bangunan dan tempat bermukim akan bertambah dengan cepat. Pertumbuhan populasi ini mengakibatkan perubahan yang besar terhadap lingkungan dan kebutuhan yang semakin besar tersebut juga mendorong masyarakat untuk berfikir dalam menggunakan sumberdaya

alam disekitar mereka untuk dapat memenuhi kebutuhan yang semakin meningkat (Soemarwoto, 2004).

Kegiatan pertambangan adalah kegiatan yang sedang marak di Indonesia.

Berbagai alasan telah dikemukakan untuk mendukung kegiatan ini mulai dari

(19)

pemasukan devisa untuk Kabupaten dan Kota sampai dengan menyerap lapangan pekerjaan untuk masyarakat sekitar. Kegiatan pertambangan merupakan suatu kegiatan yang meliputi: eksplorasi, eksploitasi, pengolahan/pemurnian, pengangkutan mineral/bahan tambang. Industri pertambangan selain mendatangkan devisa dan menyedot lapangan kerja juga rawan terhadap pengrusakan lingkungan. Banyak kegiatan penambangan yang mengundang sorotan masyarakat sekitarnya karena pengrusakan lingkungan, apalagi penambangan tanpa izin yang selain merusak lingkungan juga membahayakan jiwa penambang karena keterbatasan pengetahuan (Sukandarrumidi, 2009).

Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat pemerintah memberikan izin penambangan bahan-bahan galian. Salah satu bahan galian yang boleh ditambang adalah bahan galian C. Penambangan bahan galian C akan mampu memberikan beberapa manfaat seperti memenuhi bahan material bangunan, meningkatkan pendapatan masyarakat dan membuka lapangan pekerjaan (Soemarwoto, 2004).

Disamping manfaat-manfaat tersebut penambangan bahan galian C akan mengakibatkan penurunan kualitas lingkungan dan menganggu kestabilan lingkungan. Penambangan bahan galian C sangat berhubungan erat dengan penyelamatan sumberdaya alam di sekitarnya, pengerukan bahan galian C sangat berdampak besar pada kerusakan lingkungan (Djamal, 1992).

Penambangan galian C banyak dijumpai di Desa Mangkai Lama, Kecamatan Lima Puluh, Kabupaten Batu Bara. Kegiatan ini mengakibatkan banyaknya lubang- lubang galian yang kemudian terbengkalai dan tidak dimanfaatkan. Kondisi seperti

(20)

ini dapat merusak lingkungan, selain memicu terjadinya erosi, longsor, menurunkan kualitas tanah dan akan mengakibatkan krisis air bersih dengan menurunnya debit air yang ada. Menurut Soemarwoto (2004) sumberdaya alam memilki daya regenerasi dan asimilasi yang terbatas. Selama eksploitasi atau permintaan dibawah batas daya regenerasi atau asimilasi, sumberdaya terbaru tersebut dapat terus dimanfaatkan.

Namun, apabila batas tersebut dilampaui sumberdaya itu akan mengalami kerusakan dan fungsi sumberdaya tersebut sebagai faktor produksi atau sarana pelayanan bagi masyarakat akan mengalami gangguan. Hal ini akan menimbulkan banyak masalah baru diantaranya rusaknya fisik lingkungan, dengan rusaknya fisik lingkungan akan menyebabkan banyak masalah dari segi sosial maupun ekonomi masyarakat kedepannya. Permasalahan ini akan mulai terasa pada beberapa kurun waktu mendatang dan kerusakan permanen akan terjadi apabila tidak ada upaya perbaikan dan penanggulangan.

Kegiatan penambangan galian C di Desa Mangkai Lama, Kecamatan Lima

Puluh, Kabupaten Batu Bara berpotensi terhadap terjadinya kerusakan lingkungan.

Dengan adanya kegiatan penambangan galian C akan berakibat mengubah fungsi lahan dan bentuk bentang alam. Sejauh ini belum ada penelitian mendalam tentang pengaruh penambangan galian C terhadap lingkungan dan sosial ekonomi masyarakat

di Desa Mangkai Lama, Kecamatan Lima Puluh, Kabupaten Batu Bara, sehingga penelitian ini dianggap perlu dilakukan untuk mengetahui korelasi dengan

sosial ekonomi masyarakat dan lingkungan yang terjadi akibat maraknya kegiatan penambangan galian C.

(21)

1.2. Perumusan Masalah

Berkaitan dengan hal tersebut diatas, maka yang akan dirumuskan dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana persepsi masyarakat dengan adanya penambangan galian C terhadap penyerapan tenaga kerja dan kesempatan usaha.

2. Bagaimana korelasi penambangan bahan galian C dengan ekonomi masyarakat yang berupa peningkatan pendapatan masyarakat di Desa Mangkai Lama, Kecamatan Lima Puluh, Kabupaten Batu Bara.

3. Bagaimana korelasi penambangan galian C dengan lingkungan yang berupa kerusakan fisik permukaan tanah akibat penambangan galian C di Desa Mangkai Lama, Kecamatan Lima Puluh, Kabupaten Batu Bara.

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada permasalahan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui persepsi masyarakat dengan adanya penambangan bahan galian C terhadap penyerapan tenaga kerja dan kesempatan usaha.

2. Mengetahui korelasi penambangan bahan galian C dengan sosial ekonomi yang berupa peningkatan pendapatan masyarakat di Desa Mangkai Lama, Kecamatan Lima Puluh, Kabupaten Batu Bara.

3. Mengetahui korelasi penambangan galian C dengan lingkungan yang berupa kerusakan fisik permukaan tanah di Desa Mangkai Lama, Kecamatan Lima Puluh, Kabupaten Batu Bara.

(22)

1.4. Manfaat Penelitian

1. Memberi informasi bagi pemerintah Daerah Kabupaten Batu Bara untuk pelaksanaan pengelolaan dan perlindungan lingkungan, khususnya yang terjadi di Desa Mangkai Lama, Kecamatan Lima Puluh, Kabupaten Batu Bara.

2. Sebagai bahan masukan dalam melakukan kajian ilmiah bidang penambangan terhadap korelasi penambangan terhadap lingkungan.

3. Sebagai masukan bagi masyarakat dalam mengetahui fungsi dan kegunaan penambangan bahan galian C di Desa Mangkai Lama, Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batu Bara.

1.5. Kerangka Berfikir

Semakin berkembangnya kebutuhan masyarakat akan bahan galian C untuk kegiatan pembangunan, akan memicu meningkatnya penambangan material galian C.

Penambangan galian C selain dapat mengakibatkan kerusakan lingkungan fisik permukaan tanah juga mampu membawa manfaat terhadap masyarakat sekitar lokasi penambangan, seperti peningkatan pendapatan masyarakat serta membuka lapangan pekerjaan. Kerangka berfikir tersebut dapat digambarkan dalam Gambar 1 berikut:

Gambar 1. Kerangka Berfikir Kegiatan Penambangan

Galian C

Kerusakan Lingkungan

Sosial Ekonomi

- Penyerapan tenaga kerja

- Penghasilan/Penda- patan masyarakat - Kesempatan Usaha - Kerusakan fisik

permukaan tanah

(23)

1.6. Hipotesis Penelitian

1. Penambangan galian C berkorelasi dengan ekonomi yaitu meningkatkan pendapatan masyarakat di Desa Mangkai Lama, Kecamatan Lima Puluh, Kabupaten Batu Bara.

2. Penambangan galian C berkorelasi dengan lingkungan yaitu mengakibatkan kerusakan fisik permukaan tanah di daerah galian di Desa Mangkai Lama, Kecamatan Lima Puluh, Kabupaten Batu Bara.

(24)

II. TINJAUAN PUSTAKA

3.1. Bahan Galian C

Bahan galian secara umum diartikan sebagai bahan-bahan (material) yang diperoleh dengan cara mengambil/menggali/mengangkut bahan tersebut dari muka dan perut bumi. Bahan galian adalah bahan yang dijumpai di dalam bumi baik berupa unsur kimia, mineral ataupun segala macam batuan. Batuan meliputi emas, perak, batu gamping, lempung, berbentuk cair seperti minyak bumi dan yodium, maupun berbentuk gas seperti gas alam (Sukandarrumidi, 2009).

Dalam Undang-Undang Pertambangan Nomor 37 Tahun 1960 serta di dalam Undang-Undang Pokok Pertambangan Nomor 11 Tahun 1967 pasal 3, adanya penggolongan bahan galian, yaitu:

1. Bahan galian golongan A (bahan galian strategis) adalah bahan galian yang mempunyai peranan penting untuk kelangsungan kehidupan Negara, misalnya : gas alam, batubara, timah putih, besi dan nikel. Bahan galian ini dikuasai oleh Negara.

2. Bahan galian golongan B (bahan galian vital) adalah bahan galian yang mempunyai peranan penting untuk kelangsungan kegiatan perekonomian Negara dan dikuasai oleh Negara dengan menyertakan rakyat, misalnya: emas, perak, intan, timah hitam, belerang dan air raksa. Bahan galian ini dapat diusahakan oleh Badan Usaha Milik Negara ataupun bersama-sama dengan rakyat.

(25)

3. Bahan galian golongan C (tidak termasuk strategis dan vital) adalah bahan galian yang dapat diusahakan oleh rakyat ataupun badan usaha milik rakyat, misalnya : batu kali, batu gamping, marmer, batu sabak, pasir, kerikil, pasir urug.

Dalam perkembangan selanjutnya dalam proses pengelolaan dilengkapi dengan aturan-aturan yang mengatur penambangan bahan-bahan tersebut, selanjutnya bahan tersebut diatur juga dalam perundang-undangan berdasarkan (1) memiliki peranan yang tinggi dalam pertanahan, pembangunan dan perekonomian Negara; (2) memiliki peranan penting bagi hajat hidup orang banyak; (3) banyak tidaknya bahan galian tersebut didapatkan; (4) teknik pengelolaan bahan tersebut; (5) penggunaan bahan galian tersebut dalam industri (Sukandarumidi, 2009).

Dalam perundang-undangan dalam pokok pertambangan diatur usaha-usaha penambangan yang meliputi kegiatan (1) penyelidikan umum; (2) eksplorasi; (3) eksploitasi pengolahan dan pemurnian; (4) penjualan. Dalam undang-undang pokok pertambangan usaha-usaha tersebut dirumuskan sebagai berikut; (1) usaha pertambangan penyelidikan umum adalah penyelidikan geologi ataupun geofisika secara umum baik di daratan, perairan ataupun dari udara dengan maksud untuk membuat peta geologi umum dalam usaha untuk menetapkan tanda-tanda adanya bahan galian. (2) usaha pertambangan eksplorasi ialah segala usaha penyelidikan geologi pertambangan untuk menetapkan lebih teliti/lebih seksama adanya sifat dan letak bahan galian. (3) usaha pertambangan eksploitasi adalah usaha pertambangan

dengan maksud untuk menghasilkan bahan galian dan manfaatnya.

(26)

(4) usaha pertambangan dan pemurnian adalah pengerjaan untuk mempertinggi mutu bahan galian serta untuk memanfaatkannya dan untuk memperoleh unsur-unsur yang terdapat dalam bahan galian tersebut. (5) usaha pertambangan pengangkutan ialah segala usaha pemindahan bahan galian dan daerah eksplorasi, eksploitasi atau dari tempat pengolahan/pemurnian ketempat lain. (6) usaha pertambangan dan penjualan ialah segala usaha penjualan dari hasil pengolahan ataupun pemurnian bahan galian (Reksohadiprodjo & Paradono, 1988).

Bahan galian golongan C (tidak termasuk strategis dan vital) adalah bahan galian yang dapat diusahakan oleh rakyat ataupun badan usaha milik rakyat, misalnya batu kali, batu gamping, marmer, batu sabak, pasir, kerikil, pasir urug. Produksi bahan galian C secara umum masih digunakan untuk bahan-bahan bangunan serta bangunan jalan, jembatan, bendungan dan lain sebagainya (Sukandarrumidi, 2009).

2.1.1 Batuan

Semua batuan diyakini berasal dari magma, yaitu larutan silikat, bahan alam

yang berbentuk cairan, panas dan pijar, yang berasal dari dalam perut bumi.

Sesuai dengan perjalanan waktu geologi dan proses geologi yang terus berjalan tiada henti, terbentuklah batuan beku, batuan sediment dan batuan metamorf. Di dalam batuan tersebut terbentuk, terakumulasi dan didapatkan mineral baik unsur maupun senyawa, logam/metal, semi logam maupun bukan logam. Semua mineral tersebut dengan inovasi dan kreasi manusia dilandasi dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi dimanfaatkan demi kehidupan manusia dan bersahabat dengan lingkungan. Sesuai dengan sifat fisik dan kimia, batuan di alam dikelompokkan

(27)

menjadi batuan beku (igneous rocks), batuan sediment (sedimentare rocks), batuan metamorf (metamorphic rocks) dan batuan granit (Badan Geologi, 2007).

2.1.2. Pasir dan Sirtu

Pasir dan sirtu adalah endapan dasar dan bantaran sungai, berbutir halus sampai kasar, bersudut tanggung sampai bundar, mengandung sedikit kerikil, mudah digali.

Komponen pasir terdiri dari pecahan granit, diorite dan batuan ubahan, mengandung banyak silica, berguna untuk pembangunan beton dan urugan dasar jalan (Aminuddin, 1993).

2.1.3. Lempung

Lempung merupakan alluvium berwarna abu-abu, bersifat lunak, lembab dengan plastisitas sedang sampai tinggi, keras dalam keadaan kering dan sangat mudah digali. Lempung dapat digunakan untuk pembuatan bata merah, genteng maupun gerabah (Aminuddin, 1993).

2.2. Konsep-Konsep Sumberdaya Alam dan Energi

Sumberdaya alam adalah sesuatu yang berguna dan mempunyai nilai didalam kondisi dimana kita menemukannya. Sumberdaya alam dan energi bisa meliputi semua yang terdapat di bumi baik yang hidup maupun benda mati, berguna bagi manusia, terbatas jumlahnya dan pengusahaannya, memenuhi kriteria-kriteria teknologi, ekonomi, sosial dan lingkungan. Sumberdaya adalah suatu konsep yang dinamis, sehingga dalam kemungkinan bahwa perubahan dalam informasi teknologi

dan relatif kelangkaannya dapat berakibat sesuatu yang semula dianggap

(28)

tidak berguna menjadi berguna dan bernilai. Jelas apa yang kita anggap sebagai sumberdaya akan tergantung pada kondisi yang diwariskan dimasa lalu, teknologi sekarang dan masa mendatang kondisi ekonomi dan juga selera. Sumberdaya juga memiliki sifat jamak dan karena itu mempunyai dimensi jumlah, kualitas, waktu dan tempat (Reksohadiprojo dan Pradono, 1988).

Reksohadiprojo dan Pradono (1988) selanjutnya mengatakan suatu daerah yang dieksploitasi seabad yang lalu, mungkin masalah lingkungannya masih menjadi isu lokal dan tambang alumunium yang ditemukan dianggap sebagai keajaiban, atau uranium yang dikandung belum diketahui. Contoh lain adalah udara disekitar kita yang semula merupakan barang bebas, dibeberapa belahan bumi mulai dirasakan kerusakan kualitasnya sehingga masyarakat terpaksa mengeluarkan biaya untuk memperoleh udara sehat baik dengan cara mengurangi pencemaran udara dengan pemasangan penyaringan pada sumber zat pencemaran maupun pergi ke luar daerah untuk menghirup udara segar.

Maryono (2005) menambahkan sumberdaya merupakan sesuatu yang berguna dan mempunyai nilai didalam kondisi dimana kita menemukannya. Sumberdaya alam dan energi meliputi semua yang terdapat di bumi yang hidup maupun benda mati, berguna bagi manusia, terbatas jumlahnya dan pengusahaannya memenuhi kriteria- kriteria teknologi, ekonomi, sosial dan lingkungan. Sumberdaya adalah suatu konsep yang dinamis sehingga ada kemungkinan bahwa perubahan dalam informasi, teknologi dan relatif kelangkaannya dapat berakibat sesuatu yang semula dianggap

tidak berguna menjadi berguna dan bernilai. Secara umum sumberdaya alam

(29)

dan energi diklasifikasikan menjadi sumberdaya tanah dan air, sumberdaya tanaman dan pepohonan, sumberdaya “akuatik” dan sumber energi dan bahan mineral.

2.3. Kerusakan Lingkungan 2.3.1. Erosi

Erosi umumnya diartikan sebagai kerusakan tanah oleh perbuatan air atau angin. Beberapa ahli mengungkapkan pendapatnya tentang defenisi atau batasan erosi, diantaranya adalah :

1. Arsyad (1980) memberikan batasan erosi sebagai peristiwa terangkutnya atau berpindahnya tanah atau bagian tanah dari suatu tempat ketempat lain oleh media alami (air dan angin).

2. Baver (1972) menyatakan bahwa erosi oleh air adalah akibat dari daya dispersi (pemecahan) dan daya tranportasi (pengangkutan) oleh aliran air diatas permukaan tanah dalam bentuk aliran permukaan.

Rahim (2000) menambahkan erosi dapat didefenisikan sebagai suatu peristiwa hilang atau terkikisnya tanah atau bagian tanah dari suatu tempat yang terangkut ke tempat lain, baik oleh pergerakan air, angin atau es. Pengikisan tanah disini hakikatnya tidak termasuk erosi internal (ke dalam penampang tanah) tapi hanya pengikisan tanah ketempat lain (eksternal). Di daerah tropis seperti Indonesia, erosi terutama disebabkan oleh air hujan.

Di daerah tropis pengikisan tanah, batuan pasir atau debu pada umumnya disebabkan oleh air. Erosi air timbul akibat aksi dispersi dan tenaga pengangkut oleh

(30)

air hujan yang mengalir di dalam tanah. Jadi erosi dapat terjadi minimal dengan satu tahapan yaitu dispersi oleh butiran hujan atau limpasan air (Rahim, 2000).

2.3.2. Kerusakan Fisik Permukaan Tanah

Kegiatan penambangan yang mengeksploitasi bahan galian dari perut bumi secara langsung melakukan perusakan atau merubah rona permukaan bumi. Untuk menghindari kerusakan dan dapat mempengaruhi tata kehidupan ekosistem dan lingkungan baik terhadap alam sendiri maupun terhadap hewan, tumbuh-tumbuhan dan manusia perlu pengawasan yang semaksimal mungkin terhadap alam terutama perusakan dari perilaku manusia seperti penambangan galian C yang banyak dilakukan oleh masyarakat. Penambangan galian C akan mengakibatkan kerusakan permukaan lahan (tanah) yaitu terjadinya perubahan permukaan lahan (bentang alam) yaitu bekas galian akan meninggalkan lubang besar yang digenangi air dan menjadi sarang nyamuk yang akan menjadi sumber penyakit, rusaknya jalan yang menjadi sarana transportasi masyarakat dan akan mengakibatkan pencemaran udara pada musim kemarau (Hasibuan, 2006).

Kegiatan penambangan yang dilakukan secara terus-menerus dalam skala besar, akan mengakibatkan kerusakan lingkungan khususnya kerusakan fisik permukaan tanah. Kegiatan penambangan ini mengakibatkan banyaknya lubang-lubang bekas galian yang dibiarkan tanpa ada pemanfaatan serta perbaikan selanjutnya. Lubang- lubang bekas galian ini akan mengakibatkan daya tahan lahan atau tanah berkurang, sehingga sangat mudah terjadi longsor. Tidak jarang lahan-lahan bekas galian akan

(31)

terlantar begitu saja sehingga lebih cenderung ditumbuhi oleh rumput-rumput liar.

Tidak jarang pula lahan-lahan bekas galian terbengkalai begitu saja sehingga menjadi lahan gersang tanpa ada tumbuhan yang dapat tumbuh karena tidak adanya unsur organik tanah. Lahan-lahan bekas galian ini seharusnya lebih mampu dimanfaatkan sehingga lebih bermanfaat bagi masyarakat dari pada harus dibiarkan menjadi lahan kosong yang tidak berguna (Hasibuan, 2006).

Penambangan bahan galian C akan mengakibatkan turunnya kualitas dan kuantitas suatu lahan. Menurut Media Indonesia (Jum’at 10 Maret 2006) penambangan galian C telah menyebabkan longsor sehingga menelan 12 orang korban di Desa Gunung Masigit Kecamatan Cipatat Bandung Jawa Barat.

Beberapa faktor yang dapat mengakibatkan longsor adalah (1) erosi, (2) Energi yang meliputi hujan, air limpasan, angin, kemiringan dan panjang lereng, (3) ketahanan tanah ditentukan oleh sifat fisik dan kimia tanah, (4) proteksi meliputi penutupan tanah baik oleh vegetasi atau lainnya serta ada atau tidaknya tindakan konservasi (Rahim, 2000).

Kegitan penambangan bahan galian C akan menyisakan lubang-lubang besar yang terbengkalai. Terbukanya lubang-lubang besar ini akan mengakibatkan tanah menjadi rapuh dan rentan terkena erosi. Beberapa dampak fisik yang terjadi apabila lubang-lubang bekas penambangan galian C tidak segera di benahi adalah :

1. Tingginya tingkat erosi di daerah penambangan bahan galian C dan juga di daerah sekitarnya.

2. Berkurangnya debit air permukaan.

(32)

3. Terjadinya polusi udara.

Hasibuan (2006) menambahkan kegitan penambangan bahan galian C akan mengakibatkan aspal jalan rusak dan berubah menjadi lubang-lubang besar dengan genangan lumpur. Sepanjang jalan, dapat terlihat jelas maraknya aktivitas penambangan bahan galian C yang dikerjakan baik menggunakan alat berat maupun penambangan konvensional yang dikerjakan warga. Truk-truk pengangkut memiliki volume yang cukup beragam dan dalam satuhari memiliki frekuensi yang tinggi.

Rendahnya kualitas aspal menjadi salah satu penyebab rusaknya badan jalan.

Ironisnya kondisi pembangunan jalan yang telah diperbaiki kembali rusak karena bobot kendaraan yang melebihi kapasitas aspal.

Pengaruh penambangan bahan galian C terhadap kegiatan pertanian masyarakat dapat dilihat dari keberadaan irigasi yang tersedia, lahan pertanian serta hasil produksi pertanian. Pengaruh penambangan bahan galian C terhadap irigasi masyarakat memberikan dampak yang kurang baik, hal ini ditandai dengan terjadinya fluktuasi debit air yang dapat masuk ke alur irigasi. Tidak baiknya alur irigasi akan mengakibatkan rusaknya pertanian karena pasokan air tanah berkurang dan menyebabkan tanaman kekurangan air yang merupakan kebutuhan utama untuk dapat tumbuh dan berkembang selain ketersediaan bahan organik tanah (Hasibuan 2006).

(33)

2.3.3. Pencemaran Lingkungan 2.3.3.1 Pencemaran Udara

Defenisi pencemaran udara menurut Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 1986 adalah masuk atau dimasukkannya zat, energi atau komponen lain ke udara, atau berubahnya tatanan udara oleh kegiatan manusia atau proses alam, sehingga kualitas udara turun sampai ketingkat tertentu yang menyebabkan udara kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya.

Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substantik fisik, kimia, atau biologi di atmosfir dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan makhluk hidup, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti (Achmad 2004).

Pencemaran udara dapat pula diartikan masuknya, atau tercampurnya unsur-unsur berbahaya ke dalam atmosfir yang dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan lingkungan, gangguan pada kesehatan manusia secara umum serta menurunkan kualitas lingkungan.

Menurut Achmad (2004) zat-zat pencemar udara terdapat dalam bentuk gas atau partikel (biasanya sebagai bahan pertikuler). Kedua zat tersebut berada diatmosfir secara simultan, tetapi seluruh zat pencemar udara 90% berbentuk gas.

Bentuk-bentuk zat pencemar yang biasa terdapat dalam atmosfir adalah : Gas : Keadaan gas dari cairan atau bahan padatan

Embun : Tetesan cairan yang sangat halus yang tersuspensi di udara Uap : Keadaan gas dari zat padat atau cairan

Debu : Padatan yang tersuspensi di udara yang dihasilkan dari pemecahan bahan

(34)

Asap : Padatan dalam gas yang berasal dari pembakaran tidak sempurna

Penambangan bahan galian C sangat berperan aktif dalam meningkatkan pencemaran udara. Dengan meningkatnya lokasi penambangan bahan galian C di Desa Mangkai Lama, Kecamatan Lima Puluh, Kabupaten Batu Bara maka kualitas udara akan semakin menurun. Penurunan kualitas udara akan menimbulkan berbagai penyakit, diantaranya penyakit asma, penyakit kulit sampai pada radang paru-paru.

Perlu adanya pengawasan kualitas udara berdasarkan baku mutu kualitas udara yang telah ditetapkan oleh pemerintah, sehingga dampak pencemaran udara dapat diminimalisir dengan baik. Kegitan penambangan akan mengakibatkan pencemaran udara. Pencemaran ini tidak hanya berasal dari partikel-partikel yang dihasilkan dari pemecahan batu-batu koral atau batu-batu kali namun juga berasal dari asap kendaraan bermotor yang digunakan untuk mengangkut bahan-bahan hasil galian.

Salah satu jenis pencemaran lingkungan adalah pencemaran udara. Secara umum penyebab pencemaran udara ada dua macam, yaitu yang terjadi secara alamiah, seperti debu yang diterbangkan oleh angin, debu akibat letusan gunung berapi, pembusukan sampah dan lain-lain. Faktor akibat perbuatan manusia yang pada umumnya dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu yang berasal dari sumber bergerak, seperti kendaraan bermotor, kapal terbang, dan sumber tidak bergerak yaitu kegiatan industri (Wardhana, 2001).

Menurut Mulia (2005) pencemaran udara dapat menimbulkan dampak terhadap kesehatan, harta benda, ekosistem, maupun iklim. Gangguan kesehatan sebagai akibat

(35)

pencemaran udara terjadi pada saluran pernafasan dan organ penglihatan. Salah satu dampak kronis dari pencemaran udara adalah bronchitis dan emphysema.

Pada konsentrasi yang berlebihan zat-zat pencemar dapat membahayakan kesehatan manusia atau hewan, menyebabkan kerusakan tanaman, atau material, serta gangguan lainnya seperti berkurangnya jarak pandang dan bau konsentrasi zat pencemar di udara bebas dipengaruhi beberapa faktor seperti volume bahan pencemar; karakteristik zat; iklim (terutama curah hujan, arah dan kecepatan angin) serta topografi (Manik, 2007).

2.4 Sosial Ekonomi

2.4.1. Penyerapan Tenaga Kerja

Penyerapan (recruitment) adalah masalah penting dalam pengadaan tenaga kerja. Recruitment adalah suatu proses penarikan calon pegawai yang mampu bekerja didalam suatu organisasi atau suatu perusahaan (Hasibuan 2004). Menurut Pasal 1 Undang-Undang No. 14 Tahun 1969 tenaga kerja adalah tiap orang yang mampu melakukan pekerjaan baik didalam maupun diluar hubungan kerja, guna menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Tenaga kerja harus memenuhi persyaratan peraturan pemerintah, seperti batas usia tertentu.

Pengertian tenaga kerja lebih luas dari pada pengertian karyawan, karena tenaga kerja orang yang bekerja didalam maupun diluar hubungan kerja.

Dalam Undang-Undang No. 14 Tahun 1969 dikemukakan bahwa tiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatan, kesehatan, kesulitan,

(36)

pemeliharaan moral kerja, serta perlakuan yang sesuai dengan martabat manusia.

Beberapa pembagian tenaga kerja adalah sebagai berikut;

1. Buruh/Kuli; adalah seorang pekerja harian atau honorer yang bekerja dibawah perintah orang lain dan menerima balas jasa yang besarnya tertentu.

2. Karyawan/Pegawai; adalah seorang pekerja tetap yang bekerja di bawah perintah orang lain dan mendapat kompensasi serta jaminan.

2.4.2. Penghasilan Masyarakat, Konsep dan Perubahan Sosial

Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat pemerintah memberikan izin penambangan bahan-bahan galian. Salah satu bahan galian yang ditambang adalah bahan galian C yang terdiri dari batu kali, kerikil, pasir, batu mangga, koral dan tanah urug. Penambangan bahan galian C secara terencana akan meningkatkan pendapatan/penghasilan masyarakat yang diawali tersedianya lapangan pekerjaan (Djamal, 1992).

Penambangan galian C dapat membantu para pelaku ekonomi untuk melakukan kegiatan yang dapat dikembangkan dimasa yang akan datang dan dimana lokasi kegiatan penambangan seperti itu masih diizinkan oleh pemerintah. Hal ini akan mampu meningkatkan penghasilan masyarakat karena adanya insvestor yang ingin melakukan kerja sama dengan masyarakat lokal karena sudah mendapat kepastian hukum tentang lokasi penambangan dan mampu menjamin keteraturan dan menjauhkan benturan kepentingan (Robinson, 2004).

(37)

Perubahan sosial dialami oleh setiap masyarakat yang pada dasarnya tidak dapat dipisahkan dengan perubahan kebudayaan masyarakat yang bersangkutan.

Perubahan sosial dapat meliputi semua segi kehidupan masyarakat, yaitu perubahan dalam cara berpikir dan interaksi sesama warga menjadi semakin rasional, perubahan dalam sikap dan orientasi kehidupan ekonomi menjadi makin komersial, perubahan tata cara kerja sehari-hari yang makin ditandai dengan pembagian kerja pada spesialisasi kegiatan yang makin tajam, perubahan dalam kelembagaan dan kepemimpinan masyarakat yang makin demokratis, perubahan dalam tata cara dan alat-alat kegiatan yang makin modern dan efisien dan lain-lainnya (Craib, 1986).

Craib (1986) menambahkan beberapa pendapat ahli ilmu sosial yang dikutip, dapat disinkronkan pendapat mereka tentang perubahan sosial yaitu suatu proses perubahan, modifikasi atau penyesuaian-penyesuaian yang terjadi dalam pola hidup masyarakat, yang mencakup nilai-nilai budaya, pola perilaku kelompok masyarakat, hubungan-hubungan sosial ekonomi, serta kelembagaan-kelembagaan masyarakat, baik dalam aspek kehidupan material maupun nonmaterial.

Aspek-aspek perubahan sosial dapat dibahas dalam dua demensi. Pertama, aspek yang dikaitkan dengan lapisan-lapisan kebudayaan yang terdiri dari aspek material, aspek norma-norma (norms) dan aspek nilai-nilai (values). Kedua, aspek yang dikaitkan dengan bidang-bidang kehidupan sosial masyarakat, yang dalam kegiatan belajar ini dikemukakan bidang kehidupan ekonomi, bidang kehidupan keluarga dan lembaga-lembaga masyarakat. Aspek kebudayaan material (artifacts) adalah aspek-aspek yang sifatnya material dan dapat diraba atau dilihat cara nyata,

(38)

seperti pakaian, alat-alat kerja dan sebagainya. Karena sifatnya material, maka aspek kebudayaan ini relatif cepat berubah. Adapun aspek norma (norms), menyangkut kaidah-kaidah atau norma-norma sosial yang mengatur interaksi antara semua warga masyarakat. Aspek ini relatif lebih lambat berubah dibandingkan dengan aspek kebudayaan material. Aspek lain adalah nilai-nilai budaya (values), yang berkaitan dengan nilai-nilai luhur yang menjadi pandangan atau falsafah hidup masyarakat.

Nilai-nilai inilah yang mendasari norma-norma sosial yang menjadi kaidah interaksi antar warga masyarakat. Aspek nilai inilah paling lambat berubah dibandingkan dengan kedua aspek kebudayaan yang disebut terdahulu (Craib, 1986).

Perubahan sosial dalam bidang ekonomi pada dasarnya menyangkut perubahan- perubahan yang terjadi pada kehidupan masyarakat dalam upaya mereka untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan hidupya, baik perubahan dalam nilai-nilai ekonomi, sikap, hubungan ekonomi dengan warga lainnya, maupun dalam cara atau alat-alat yang dipergunakan. Salah satu kunci dalam perubahan bidang ekonomi ini adalah proses “diferensiasi” dan “spesialisasi”. Adapun dalam aspek lembaga- lembaga masyarakat, perubahan sosial pada dasarnya berkembang, dari suasana kehidupan masyarakat tradisional dengan lembaga-lembaga masyarakat yang jumlah dan sifatnya masih sedikit dan terbatas, serta umumnya berdasarkan kegotongroyongan dan kekeluargaan. Berkembang menuju masyarakat modern dengan lembaga-lembaga masyarakat yang lebih bervariasi yang pada umumnya dibentuk atas dasar kepentingan warganya, baik dalam bidang ekonomi, kebudayaan, pendidikan, serta dalam bidang hukum, politik dan pemerintahan (Johnson, 1994).

(39)

2.4.3. Kesempatan Usaha

Kebijaksanaan penyebaran dan pendayagunaan tenaga kerja terus dilanjutkan dalam rangka usaha penciptaan lapangan kerja dan membuka kesempatan usaha, agar masyarakat mampu menjadi sumberdaya manusia yang efektif dan menjadi modal dasar untuk memperbaiki perekonomian masyarakat. Usaha pendayagunaan dan pemanfaatan potensi tenaga kerja ke arah kegiatan produktif, khususnya di daerah- daerah yang relatif tertinggal, padat penduduk, rawan bencana alam, dan pendapatan rendah juga akan mampu memicu meningkatnya pendapatan ekonomi masyarakat. Pembukaan lahan galian C selain membuka lapangan pekerjaan juga mampu memberikan kesempatan bagi masyarakat sekitar lokasi penambangan untuk membuka usaha rumah tangga, seperti berjualan minuman, makanan ringan dan lain- lain. Tingginya kesempatan usaha akan meningkatkan taraf hidup masyarakat sehingga akan turut meningkatkan perekonomian daerah (Reksohadiprojo dan Pradono, 1988).

2.5. Penelitian Terdahulu

Berbagai penelitian sebelumnya telah dilakukan yaitu; untuk kegiatan pengelolaan, penggunaan, eksploitasi bahan galian C antara lain :

Kesuma (2006) melakukan penelitian tentang penambangan bahan galian C di Kabupaten Deli Serdang dengan judul penelitian “Pengaruh Penambangan Galian C Terhadap Bangunan Free Intake di Sungai Ular, Kabupaten Deli Serdang dan

Kabupaten Serdang Bedagai”. Hasil penelitian yang diperoleh antara lain adalah

(40)

(1) penambangan bahan galian C disekitar Sungai Ular mengakibatkan semakin dalamnya dasar sungai dan menurunnya tinggi permukaan air sungai, (2) pasir adalah bahan galian golongan C yang paling banyak ditambang dari Sungai Ular dibandingkan dengan bahan galian C lainnya.

Sihombing (2007) melakukan penelitian tentang “Analisis Pengaruh Penambangan Bahan Galian C di Sepanjang Sungai Ular Terhadap Peningkatan Pendapatan Penambangan di Kabupaten Deli Serdang dan Serdang Bedagai”. Hasil penelitian yang diperoleh adalah ; (1) adanya pengaruh penambangan bahan galian C di sepanjang Sungai Ular terhadap faktor harga jual bahan galian C yang semakin mahal harganya akan memacu semakin besarnya produksi penambangan, (2) penambangan bahan galian C di Sungai Ular berpengaruh terhadap pengembangan wilayah, hal ini ditandai dengan meningkatnya pendapatan masyarakat yang berasal dari semakin tersedianya lapangan pekerjaan pada kegiatan penambangan, serta terbukanya kesempatan usaha terutama usaha yang mendukung kegiatan penambangan.

2.6. Kondisi Umum Kecamatan Lima Puluh, Kabupaten Batu Bara 2.6.1. Kondisi Geografis

Kecamatan Lima Puluh merupakan bagian dari wilayah Kabupaten Batu bara yang terletak dan berbatasan dengan :

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Air Putih.

b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Talawi/Kabupaten Simalungun

(41)

c. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Bosar Maligas Kab. Simalungun d. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Tanjung Tiram/Selat Malaka

Luas wilayah Kecamatan Lima Puluh ± 23.955 Ha, yang terdiri dari 1 (satu) Kelurahan dan 26 (dua puluh enam) Desa. Dimana Kelurahan dan Desa terdiri dari 6 (enam) lingkungan dan 170 (seratus tujuh puluh) Dusun (Batu Bara dalam Angka, 2010).

2.6.2. Kependudukan

Penduduk Kecamatan Lima Puluh pada tahun 2010 + 85.106 jiwa. Laki-laki 42.364 jiwa, perempuan 42. 742 jiwa dengan jumlak KK 17.725. Jumlah Penduduk berdasarkan mata pencaharian di Desa Mangkai Lama, Kecamatan Lima Puluh, Kabupaten Batu Bara dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian pada Tahun 2010 (Batu Bara dalam Angka, 2010)

No Mata Pencaharian Jumlah Penduduk (Jiwa) Persentase (%)

1 Petani 47.388 55,68

2 Karyawan 13.144 15,41

3 Nelayan 3.863 4,54

4 Pedagang 5.548 6,52

5 Pegawai Negeri/TNI 1.219 1,43

6 Lain-lain 13.947 16,42

Jumlah 85.106 100

Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui bahwa mata pencaharian masyarakat yang paling banyak di Kecamatan Lima Puluh adalah sebagai petani dengan persentase 55,68%.

(42)

2.6.3. Deskripsi Ekologi Lokasi Penelitian

Lokasi yang digunakan untuk pertambangan tidak seluruhnya digunakan untuk operasi pertambangan, tetapi secara bertahap. Lokasi yang belum digunakan untuk operasi pertambangan masih tetap produktif sebagai lahan perkebunan. Pada umumnya lahan yang digunakan untuk pertambangan adalah lahan perkebunan masyarakat yang ditanami coklat, kelapa dan kelapa sawit.

Lokasi yang digunakan sebagai operasi pertambangan sebelumnya adalah sungai yang diberi nama Sungai Mangke yang artinya sungai yang jernih, airnya dahulu digunakan masyarakat untuk mandi, mencuci pakaian, mencuci piring, dan juga digunakan untuk mengairi lahan persawahan. Tetapi dalam kurun waktu puluhan tahun yang silam terjadi proses sedimentasi disepanjang daerah aliran sungai sehingga sekarang sudah menjadi daratan dan yang menjadi lokasi pertambangan galian C yang berada di daerah sepanjang sungai. Peta Kabupaten Batu Bara dan Peta Kecamatan Lima Puluh dapat dilihat pada Gambar 2 dan Gambar 3.

(43)

Gambar 2. Peta Kabupaten Batu Bara

Lokasi Penelitian

(44)

Gambar 3. Peta Kecamatan Lima Puluh

(45)

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ditetapkan di Desa Mangkai Lama Kecamatan lima Puluh Kabupaten Batu Bara, dengan pertimbangan bahwa kegiatan penambangan galian C (batu kali) di Desa Mangkai Lama memiliki sedikitnya 5 (lima) tempat yang dijadikan sebagai lokasi penambangan galian C, yaitu di Dusun VII (tujuh) terdapat 3 (tiga) lokasi penambangan dan di Dusun VIII (delapan) ada 2 (dua) lokasi penambangan.

Penelitian ini dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan, dimulai pada bulan April sampai dengan bulan Juni tahun 2011 di Desa Mangkai Lama, Kecamatan Lima Puluh, Kabupaten Batu Bara.

3.2. Metode Penelitian

Ditinjau dari permasalahan dan tujuan penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Statistik deskriptif adalah bidang statistik yang berhubungan dengan metode pengelompokan, peringkasan dan penyajian data dengan cara lebih informatif. Sedangkan pendekatan kuantitatif adalah data yang berupa angka-angka (Santosa dan Ashari, 2004). Penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif adalah suatu cara penyajian data dalam bentuk angka dengan penjelasan-penjelasan yang informatif.

(46)

3.3. Tahapan penelitian

Tahapan dalam penelitian ini adalah:

1. Tahapan penelitian pendahuluan; meliputi persiapan materi penelitian dengan mengadakan studi literatur di perpustakaan.

2. Tahap survei lapangan; mengumpulkan data yang dibutuhkan baik data primer maupun data sekunder. Kegiatan yang dilakukan antara lain melakukan wawancara dengan kuesioner secara mendalam untuk mengetahui pengaruh lingkungan akibat penambangan galian C (batu kali) terhadap beberapa responden dan observasi di lapangan yaitu meninjau secara langsung kelapangan untuk mengetahui penyerapan tenaga kerja, kesempatan usaha dan peningkatan pendapatan masyarakat serta tingkat kerusakan lingkungan karena kegiatan penambangan galian C.

Sumber Data Data Primer

Data primer diperoleh melalui kuesioner terhadap responden dan observasi.

1. Kuesioner

Kuesioner adalah cara untuk mendapatkan informasi dengan membagikan lembaran kuesioner yang berisi pertanyaan-pertanyan yang berhubungan dengan penelitian. Teknik kuesioner ini merupakan suatu proses interaksi dan komunikasi dan ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain : narasumber, masalah atau topik

(47)

penelitian yang tertuang dalam daftar pertanyaan dan dilakukan secara langsung terhadap responden dengan menggunakan kuesioner (Singarimbun, 1982).

Data Sekunder

Merupakan data yang diperoleh dari dinas atau instansi terkait dengan penelitian yaitu;

1. Kantor Pertambangan dan Pekejaan Umum Kabupaten Batu Bara 2. Kantor Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Batu Bara

3. Kantor Kecamatan Lima Puluh 4. Kantor Kepala Desa Mangkai Lama 5. Kantor BAPPEDA Kabupaten Batu Bara

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian adalah masyarakat sekitar lokasi penambangan galian C (batu kali) di Desa Mangkai Lama, Kecamatan Lima Puluh, Kabupaten Batu Bara dan buruh lepas yang bekerja sebagai penambang galian C.

Penduduk Kecamatan Lima Puluh pada tahun 2010 berjumlah = ± 85.106 Jiwa.

Yang terdiri dari laki-laki = 42.364 Jiwa dan perempuan = 42.742 jiwa dengan jumlah Kepala Keluarga sebanyak = 17.725 KK. Jumlah penduduk di Desa Mangkai Lama Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batu Bara berjumlah = 3.694 Jiwa dengan jumlah Kepala Keluarga sebanyak = 794 KK.

(48)

Sampel penelitian digunakan dengan purposive sampel, dengan menggunakan formulasi Taro Yamare, seperti persamaan di bawah ini:

Keterangan : n : Sampel

N : Populasi (Jumlah Penduduk) d : Persentasi (10%)

maka diperoleh sample sebesar :

n = 88,81

dibulatkan menjadi = 89 responden Kriteria responden dalam penelitian ini adalah:

1. Masyarakat yang tinggal disekitar lokasi penambangan galian C di Desa Mangkai Lama, Kecamatan Lima Puluh, Kabupaten Batu Bara.

2. Pengusaha dan pekerja penambangan galian C di Desa Mangkai Lama, Kecamatan Lima Puluh, Kabupaten Batu Bara.

(49)

Analisis Data

Data primer yang telah didapat melalui kuesioner terlebih dahulu digabung dan selanjutnya diolah dengan alat analisis yang dipakai.

Untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap penyerapan tenaga kerja dan kesempatan usaha, dilakukan dengan analisis data deskriptif kualitatif.

Untuk menganalisis permasalahan bagaimanakah korelasi penambangan galian C terhadap lingkungan dan sosial ekonomi yang berupa kerusakan fisik permukaan tanah dan peningkatan pendapatan masyarakat di Desa Mangkai Lama, Kecamatan Lima Puluh, Kabupaten Batu Bara dilakukan dengan daftar frekwensi tangensi melalui tabel dan selanjutnya dibandingkan dengan data sekunder lainnya.

Analisis selanjutnya dilakukan melalui alat statistik korelasi Rank Spearman (rs) yang dibantu dengan program komputer SPSS 15.00 dengan formula sebagai berikut :

dimana rs d

= koefisien rank spearman

i

n = total sampel (Bungin, 2003)

= beda antara dua pengamatan berpasangan

Untuk variabel korelasi penambangan galian C dengan kerusakan fisik permukaan tanah diberikan penilaian berdasarkan kuesioner yang dibagikan pada responden, sebanyak 6 (enam) pertanyaan yang setiap pertanyaan dilengkapi dengan 5 (lima) jawaban. Jawaban “Sangat Setuju” bernilai 5, jawaban “Setuju” bernilai 4,

(50)

jawaban “Cukup Setuju” bernilai 3 dan jawaban “Tidak Setuju” bernilai 2, jawaban

“Sangat Tidak Setuju” bernilai 1. Maka untuk setiap responden akan memperoleh nilai maksimum 5 x 6 = 30 dan nilai minimum 1 x 6 = 6.

Kriteria penilaian untuk menentukan kategori jawaban korelasi penambangan galian C dengan kerusakan fisik permukaan tanah dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel. 2. Kriteria nilai dari jawaban kuesioner

No Kriteria Penilaian Skor Nilai

1 Sangat Setuju 25 – 30 5

2 Setuju 19 – 24 4

3 Cukup Setuju 13 – 18 3

4 Tidak Setuju 07 – 12 2

5 Sangat Tidak Setuju 01 – 06 1

Selanjutnya untuk variabel korelasi penambangan galian C dengan sosial ekonomi masyarakat yaitu penghasilan/pendapatan, diberikan penilaian berdasarkan kuesioner yang dibagikan pada responden, sebanyak 5 (lima) pertanyaan yang setiap pertanyaan dilengkapi dengan 5 (lima) jawaban. Jawaban “Sangat Setuju” bernilai 5, jawaban “Setuju” bernilai 4, jawaban “Cukup Setuju” bernilai 3, jawaban “Tidak Setuju” bernilai 2 dan jawaban “Sangat Tidak Setuju” bernilai 1. Maka untuk setiap responden akan memperoleh nilai maksimum 5 x 5 = 25 dan nilai minimum 1 x 5 = 5.

Sedangkan untuk mengetahui jenis dan banyaknya jumlah galian C yang diangkut diberikan beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan jenis dan banyaknya volume galian C yang diangkut.

(51)

Kriteria penilaian untuk menentukan kategori jawaban korelasi penambangan bahan galian C dengan sosial ekonomi masyarakat yaitu penghasilan/pendapatan dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Kriteria Nilai Kategori Jawaban Koesioner

No Kriteria Penilaian Skor Nilai 1 Sangat Setuju 21 - 25 5

2 Setuju 16 - 20 4

3 Cukup Setuju 11 - 15 3

4 Tidak Setuju 06 - 10 2 5 Sangat Tidak Setuju 01 - 05 1

Demikianlah data tersebut terkumpul dari 89 responden. Selanjutnya data-data tersebut akan dimasukkan kedalam program SPSS 15.00 untuk mengetahui nilai Rs, serta dalam print out analisis akan diperoleh keterangan kekuatan korelasi variabel yang dianalisis.

Defenisi Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah sebagai berikut ;

1. Bahan galian C adalah bahan-bahan yang ditambang atau diambil dari perut bumi dan permukaan bumi berupa batu kali, pasir, kerikil, batuan, sirtu, koral dan tanah timbun (M3

2. Lapangan pekerjaan adalah lapangan kerja yang terbuka untuk masyarakat setempat akibat adanya kegiatan penambangan bahan galian C (orang).

).

3. Penghasilan atau pendapatan adalah selisih harga jual dari bahan-bahan galian C baik berupa batu kali, dan tanah timbun (rupiah).

(52)

4. Lahan pertanian adalah lahan pertanian atau perladangan masyarakat yang dijadikan kegiatan penggalian bahan galian C (hektar).

5. Longsor adalah suatu peristiwa geologi yang terjadi karena pergerakan massa batuan atau tanah dengan berbagai tipe seperti jatuhnya bebatuan dan gumpalan tanah.

6. Kebutuhan Pokok adalah kebutuhan yang benar-benar amat sangat dibutuhkan orang dan sifatnya wajib untuk dipenuhi. Contohnya adalah seperti sembilan bahan makanan pokok/sembako, rumah tempat tinggal, pakaian, dan lain sebagainya.

7. Pekerjaan Tahunan adalah pekerjaan rutin yang dilakukan dan sifatnya adalah borongan pertahun.

8. Kerusakan Lingkungan adalah ketidakmampuan lingkungan dalam memenuhi kebutuhan hidup makhluk hidup baik secara langsung maupun tidak langsung.

9. Kesempatan Usaha adalah langkah awal dalam memulai usaha untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari.

10. Lahan Produktif Pertanian adalah lahan yang sedang digunakan untuk kegiatan pertanian.

11. Penyerapan tenaga kerja adalah hubungan antara angkatan kerja dengan kemampuan penyerapan tenaga kerja. Pertambahan angkatan kerja harus diimbangi dengan investasi yang dapat menciptakan kesempatan kerja.

(53)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Kegiatan Penambangan Batu Kali

Kegiatan penambangan batu kali di Desa Mangkai Lama, Kecamatan Lima Puluh, Kabupaten Batu Bara pada dasarnya mulai dilaksanakan sekitar Tahun 1992 dengan menggunakan alat-alat sederhana. Semula kegiatan penambangan batu kali hanya berada di satu tempat, namun sekarang sudah meluas dan mulai ramai pada Tahun 2006 karena dengan menggunakan alat berat sehingga produktifitasnya sangat tinggi.

Keberadaan penambangan batu kali di Kabupaten Batu Bara hanya terdapat di Kecamatan Lima Puluh, tepatnya di Desa Mangkai Lama dan selebihnya adalah jenis galian C penambangan pasir seperti tertera pada Tabel 4.

Tabel 4. Aktifitas Galian C (Penambangan Batu Kali dan Pasir) di Kabupaten Batu Bara (Dinas Pekerjaan Umum dan Pertambangan Kab. Batu Bara, 2010)

No Lokasi

Jumlah (Unit) Keterangan Kecamatan Kelurahan/Desa

1 Sei Balai - Sei Balai 1 Pasir

2 Lima Puluh - Bulan-bulan 2 Pasir

3 Air Putih

- Pematang Panjang - Sipare-pare - Indrapura

1 2 1

Pasir Pasir Pasir 4 Sei Suka - Sei Suka Deras

- Kuala Indah

2 1

Pasir Pasir 5 Medang Deras - Kubah Panjang 1 Pasir

6 Lima Puluh - Mangkai Lama 5 Batu Kali

Jumlah 16

(54)

Aktifitas penambangan batu kali pada saat ini yang terdapat di Desa Mangkai Lama tersebar dibeberapa Dusun seperti tertera pada Tabel 5.

Tabel 5. Data Lokasi dan Pemilik Tanah Penambangan batu kali di Desa Mangkai Lama (Dinas Pekerjaan Umum dan Pertambangan Kabupaten

Batu Bara 2010)

No Nama Pemilik Tanah Jumlah (Unit)

Luas Wilayah

(Ha) Lokasi

1 CV. RIZKY 1 Unit 2 Ha Dusun VIII

2 CV. PERMANA 1 Unit 2 Ha Dusun VIII

3 CV. BALAI GERBANG 1 Unit 2 Ha Dusun VII

4 CV. MARCOPOLO 1 Unit 2 Ha Dusun VII

5 CV. PURNAMA PADAS 1 Unit 2 Ha Dusun VII

Kegiatan penambangan batu kali dilaksanakan setiap hari namun bila cuaca tidak mendukung terutama pada saat hujan deras maka para penambang menghentikan kegiatannya karena khawatir dengan keselamatan mereka.

4.2. Gambaran Umum Responden

Keseluruhan masyarakat yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah sejumlah 89 orang yang tinggal di Desa Mangkai Lama, Kecamatan lima Puluh Kabupaten Batu Bara. Responden adalah masyarakat, pemilik penambangan (pengusaha), mandor, dan penambang yang tinggal di sekitar penambangan.

Keberadaan dan aktivitas dari seluruh masyarakat yang menjadi responden dalam penelitian ini dapat dilihat dari berbagai aspek seperti berikut.

(55)

4.2.1. Komposisi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Keadaan penduduk yang menjadi responden berdasarkan tingkat pendidikan di Desa Mangkai Lama, Kecamatan Lima Puluh, Kabupaten Batu Bara dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Komposisi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa Mangkai Lama Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batu Bara.

No Pendidikan Jumlah (Orang) Persen (%)

1 SD 26 29

2 SMP 27 30

3 SMA 33 37

4 Diploma 3 4

5 Strata Satu 0 0

Jumlah 89 100

Berdasarkan Tabel 6, tingkat pendidikan responden di daerah penelitian adalah Sekolah Dasar (SD) sebanyak 26 orang (29%), Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebanyak 27 orang (30%), Sekolah Menengah Atas (SMA) sebanyak 33 orang (37%) dan Diploma sebanyak 3 orang (4%).

Persentasi terbanyak adalah responden dengan tingkat pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) sebanyak 33 orang (37%). Persentase kedua terbanyak adalah responden dengan tingkat pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebanyak 27 orang (30%). Rendahnya tingkat pendidikan ini disebabkan karena sebagian besar masyarakat tidak mempunyai dana untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi seperti Diploma dan Perguruan Tinggi (PT). Selain masalah keuangan keluarga (dana) rendahnya minat masyarakat dalam melanjutkan pendidikan adalah disebabkan karena sebagian besar masyarakat beranggapan bahwa tuntutan utama

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penulisan ilmiah ini digunakan pula database dengan menggunakan program Visual Data Manager (VisData) yang telah terintegrasi pada program Visual Basic 6.0, dimana terdiri dari

Hampir semua distribusi Sistem Operasi, secara defaultnya menyertakan BIND sebagai program DNS Server mereka, sehingga banyak orang mengidentifikasikan atau berpikir âDNS Server

Variasi yang kelima susunannya fiberglass, inphuply (release film dan flow media), bagging film.. Dari hasil pembuatan 5 panel variasi yang terbaik adalah variasi

Animasi yang mendukung penyajian informasi pada website ini meliputi penggunaan tulisan, gambar bergerak dan diiringi dengan suara sehingga dapat diharapkan lebih menarik minat

Pada Tugas akhir ini akan di lakukan pembuatan alat vacuum infusion, dan proses pembuatan komposit dengan bahan material dari PT.. Justus

Program parkir ini merupakan suatu aplikasi yang berfungsi untuk mengefektifkan dan mempermudah dalam pembayaran uang parkir, sekaligus dapat mengefisienkan waktu bagi

metode VARI ( vacuum assited resin infusion) memiliki penghematan dari sisi.. material dan investasi serta sisi keamanan lingkungan juga dapat

Dengan pengamatan pada gambar-gambar peralatan rumah tangga yang diakses lewat internet peserta didik dapat mengidentifkasi benda-benda yang digunakan pada zaman neolithikum