• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1

A. Latar Belakang

Pada zaman ini tidak dapat disangkal lagi bahwa dengan mudah anak-anak dapat mempelajari berbagai macam bahasa asing dalam proses perkembangan anak-anak, seperti ketika anak menonton acara televisi atau film-film dengan bahasa asing, atau ketika orangtua mengajak anak-anak pergi ke sebuah tempat rekreasi, banyak tanda-tanda yang dipasang menggunakan dua bahasa (bahasa Indonesia dan bahasa Inggris). Seperti tanda yang dipasang dipintu ( push = dorong, pull= tarik, open=buka, close= tutup). Anak-anak dengan mudah mengerti bahasa tersebut tanpa dengan niat untuk mempelajari.

Pengembangan bahasa pada anak usia dini memiliki peran yang sangat penting, maka pengajaran bahasa Inggris diberikan sejak anak-anak dalam usia yang masih dini. Orang tua kini mencari sekolah yang menyandang nilai plus dalam kepandaian berbahasa asing khususnya Bahasa Inggris, yang cenderung mengindahkan kemampuan dan perasaan anak-anak itu sendiri. Walaupun masih adanya tarik ulur para ahli menanggapi perlunya pengajaran bahasa Inggris untuk anak-anak di usia dini. (Eti,2011).

Bahasa merupakan sarana yang sangat penting dalam kehidupan anak, karena dengan berbahasa anak dapat berkomunikasi dengan orang lain. Belajar bahasa tidak akan terlepas dari belajar kosakata. Penguasaan kosakata merupakan hal terpenting dalam keterampilan berbahasa. Tanpa penguasaan kosakata yang memadai, maka tujuan pembelajaran bahasa tidak akan tercapai, karena semakin banyak kosakata yang dimiliki seseorang, semakin terampil pula anak dalam berbahasa.Penguasaan kosakata merupakan salah satu syarat utama yang menentukan keberhasilan seseorang untuk terampil berbahasa, semakin kaya kosakata seseorang semakin besar kemungkinan seseorang untuk terampil berbahasa dan semakin mudah pula anak menyampaikan dan menerima informasi

(2)

baik secara lisan, tulisan, maupun menggunakan tanda-tanda dan isyarat. (Suhartono,2005)

Pembelajaran bahasa Inggris yang sangat berguna bagi perkembangan bahasa anak, membuat banyak sekolah-sekolah di Indonesia yang kini menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar ataupun bahasa pendamping. Peningkatan kosakata bahasa Inggris dapat menghasilkan pemahaman belajar dan menemukan pengetahuan yang baru untuk anak. Pemahaman belajar yang harus dicapai anak-anak adalah penguasaan pengenalan kosakata bahasa Inggris dengan pelafalan yang benar. Pembelajaran kosakata bahasa Inggris di PAUD berkaitan dengan tema yang akan diajarkan pada setiap kegiatan belajar mengajar. Tema-tema yang biasa diajarkan adalah antara lain : diri sendiri (aku dan panca indera), lingkunganku (keluargaku, rumah, dan sekolah), kebutuhanku ( makanan, minuman, pakaian, kesehatan, kebersihan, keamanan, transportasi, tanaman, rekreasi), pekerjaan, alat komunikasi, tanah airku, alam semesta (matahari, bulan, bumi,langit, dan gejala alam). (Sisdiknas, 2004).

Akibat dari terjadinya perubahan yang sangat pesat dari kebutuhan berbahasa anak. Maka untuk menangani masalah tersebut, baiknya lembaga pendidikan memiliki persiapan dan pembenahan untuk menyambut era globalisasi seperti saat ini. Salah satu jalan keluar yang dapat digunakan adalah dengan melakukan pembelajaran dengan metode bilingual untuk anak usia dini. Anak yang bilingual sejatinya akan memiliki intelegensi lebih baik lagi daripada anak monolingual. ( Takakuwa,2000).

Pembelajaran yang menggunakan metode bilingual bagi anak di taman kanak-kanak khususnya kelompok A adalah salah satu usaha untuk mengenalkan bahasa asing (Inggris) bagi anak selain dari bahasa Indonesia yang memang adalah bahasa ibu mereka, melalui kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan sehari-hari di TK dengan bermain dan belajar. Untuk memiliki kemampuan bilingual anak harus mendapatkan banyak masukkan daan juga latihan yang cukup melalui kegiatan mendengarkan dan mengucapkan dari kedua bahasa yang mereka pelajari. Hal yang dapat dilakukan adalah dengan strategi yang

(3)

mempertimbangkan kualitas dan kuantitas dalam mengenalkan bahasa yang akan dipelajari, agar dapat diperoleh hasil yang nyata dalam perkembangan bilingualism. Pemerolehan bahasa asing (Inggris) pada anak atau pemerolehan bahasa anak bilingual merujuk pada pemerolehan dua bahasa atau lebih ketika anak tersebut masih berada dalam usia berkembang atau sejak usia dini. ( Baker, 2000).

Seorang anak prasekolah memeroleh bahasanya secara informal, yang biasanya didapat dari lingkungan mereka, seperti lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat. Sementara, anak yang lebih besar mempelajari bahasa lain melalui bangku formal misalnya sekolah. Seorang anak yang memperoleh dua bahasa atau lebih sejak sebelum berumur 6 tahun dikatakan sebagai pemeroleh awal bilingualisme (early bilinguals) dan anak-anak memeroleh dua atau lebih bahasa ketika mereka diekspos terhadap bahasa-bahasa tersebut sejak usia dini. ( Taylor, 1990).

Pemerolehan bahasa merupakan proses yang berlangsung di dalam otak seseorang kanak-kanak ketika anak memperoleh bahasa pertamanya atau bahasa ibunya, dengan cara meniru ucapan-ucapan yang didengarnya. Seorang anak mampu meniru ucapan-ucapan yang didengarnya melalui rangsangan dan tanggapan yang dilalui panca indranya maka seorang anak akan mencapai tahap kemampuan menghasilkan bahasa seperti model-model bahasa orang dewasa yang anak dengar. Seorang kanak-kanak dalam memperoleh bahasa pertamanya harus melalui proses kompetensi dan performansi. (Chaer, 2003).

Proses kompetensi adalah proses penguasaan tata bahasa yang berlangsung secara tidak disadari. Proses kompetensi ini menjadi syarat untuk terjadinya proses performansi, yakni 1) proses pemahaman yang melibatkan kemampuan atau kepandaian mengamati atau kemampuan mempersepsi kalimat-kalimat yang didengar, 2) proses penerbitan yang melibatkan kemampuan mengeluarkan atau menerbitkan kalimat-kalimat sendiri. Kedua proses ini apabila telah dikuasai kanak-kanak akan menjadi kemampuan linguistik kanak-kanak itu. (Chaer, 2003).

(4)

Dapat dilihat bahwa pada masa sekarang, sudah cukup banyak taman kanak-kanak di Indonesia yang telah melakukan pembelajaran menggunakan metode bilingual dan disampingnya masih terdapat juga masalah-masalah lain seperti ada pendapat yang menyatakan bahwa bilingual memberikan efek negatif pada perkembangan bahasa anak ( Sulivan, Ausubel, Ives, dalam Takakuwa. 2000).

Berdasarkan masalah tersebut menjadikan peneliti tertarik untuk mengangkat penggunaan metode bilingual untuk mengatasi permasalahan penguasaan kosakata bahasa Inggris pada anak usia dini. Menimbang pentingnya kemampuan berbahasa Inggris pada anak usia dini, mengingat bahwa hal tersebut akan berdampak baik kedepannya. Peneliti melakukan observasi awal tentang penggunaan metode bilingual di kelompok A TK Tadika Puri Solo untuk mendalami masalah ini. Hasil observasi dari 12 anak menunjukkan bahwa terdapat 33,33% atau empat anak dengan kriteria baik dalam kemampuan menguasai kosakata bahasa Inggris dengan baik.Anak dengan kriteria baik adalah anak yang sudah dapat mengikuti instruksi dalam kegiatan sehari-hari menggunakan bahasa Inggris dan mereka juga mampu mengerjakan tugas yang diberikan dalam bahasa Inggris tanpa bantuan dari pendidik atau orang lain. Sedangkan sisanya yaitu 66,67% atau delapan anak masih belum dapat mengerti instruksi dan mengerjakan tugas yang diberikan pendidik dengan bahasa Inggris tanpa bantuan dari orang lain. Mereka sudah dapat mengerti beberapa dasar kosa kata bahasa Inggris, tetapi belum maksimal.

Dari hasil yang didapat pada pra penelitian dan juga adanya manfaat dari metode bilingual, menjadikan peneliti ingin meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Inggris anak kelompok A di TK Tadika Puri Solo dengan metode bilingual. Peneliti memilih untuk menggunakan metode bilingual untuk meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Inggris pada anak usia dini dibanding dengan memilih metode yang lain, dikarenakan penggunaan bahasa Inggris dalam kelas bilingual akan lebih sering digunakan.

Anak yang belajar bahasa asing menggunakan metode bilingual adalah anak yang mampu menguasai dua bahasa atau lebih dengan penguasaan yang

(5)

menyerupai penutur asli, (native like control of two or more language). Sehingga akan ada banyak keuntungan yang didapat anak, ketika anak tersebut melakukan pembelajaran menggunakan metode bilingual yang akan mereka rasakan pada usia selanjutnya. Mengingat bahwa era global sudah didepan mata dan ini adalah tugas guru dan orangtua untuk bagaimana menyiapkan anak dapat bersaing pada era global seperi sekarang ini. (Boomfield,1993)

Dari penjelasan diatas diketahui bahwa kemampuan menguasai kosakata bahasa Inggris merupakan bagian penting dalam perkembangan bahasa untuk anak. Hal tersebut dapat digunakan sebagai acuan pada penguasaan bahasa Inggris dijenjang selanjutnya. Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka peneliti merasa penting melakukan suatu penelitian yang berjudul “Meningkatkan Penguasaan Kosakata Bahasa Inggris Melalui Metode Bilingual Pada Anak Kelompok A TK Tadika Puri Tahun Ajaran 2015/2016”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

Apakah penguasaan kosakata bahasa Inggris anak dapat ditingkatkan melalui metode bilingual pada anak kelompok A TK Tadika Puri Surakarta tahun ajaran 2015/2016 ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Inggris melalui metode bilingual pada anak kelompok A TK Tadika Puri Surakarta tahun ajaran 2015/2016.

(6)

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini dapat dibagi 2 yaitu manfaat secara teoritis dan praktis.

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu metode pembelajaran terhadap peningkatan kosakata bahasa Inggris untuk pembelajaran di kelas. Hasil penelitian juga dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian lebih lanjut mengenai penerapan metode yang lebih inovatif dalam kegiatan pembelajaran di kelas khususnya dalam pembelajaran bahasa Inggris.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Anak

Meningkatkann penguasaan kosakata bahasa Inggris anak sehingga dalam menyerap pesan-pesan atau pembelajaran dari guru, anak-anak tidak mengalami kesulitan.

b. Bagi Guru

Guru mendapatkan wawasan dan pengetahuan mengenai metode yang tepat dan inovatif untuk mengingkatkan penguasaan kosakata bahasa Inggris anak.

c. Bagi Sekolah

Penelitian ini dilakukan untuk menjadi sebuah referensi metode yang dapat digunakan sekolah untuk meningkatakan penguasaan kosakata anak, sehingga dapat membantu tercapainya visi dan misi sekolah dalam meningkatkan mutu dan citra sekolah lebih baik lagi di mata masyarakat.

Referensi

Dokumen terkait

Pemerintahan Daerah adalah Penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan dewan perwakilan ralryat daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan

Pada teks terjemahan Alquran yang mengandung etika berbahasa kalimat transformasi rapatan alternatif tidak hanya teridentifikasi satu bentuk perapat, tetapi beberapa

Salah satu mekanisme perilaku untuk mencapai tingkat privasi tertentu.Beberapa definisi ruang personal secara implist berdasarkan hasil hasill penelitian, antara lain : pertama, ruang

Sistem slave adalah bagian output yaitu mikro yang digunakan untuk mengkontrol Dot Matrix 5x7 yang berjumlah 7 buah. Pada sistem ini menggunakan sebuah IC shift register

Jika glutamate dilepaskan dari saraf presinaptik, pertama-tama glutamat akan berikatan dengan reseptor non-NMDA membuka kanal ion Na +.. Ion Na + akan masuk dan

Dengan menggunakan enam lintasan yaitu B5, B9, B11, B13, B25 dan B27 diperoleh kondisi struktur geologi bawah permukaan laut dimana terdapat banyak sesar normal

Maksud  Iqbal  di  atas  adalah  bahwasannya  insan  itu  harus  berani mengambil inisiatif yang lebih baik agar dapat menjadi pelopor  atau  pemimpin  alam 

4. Setiap individu yang berperan sebagai perawat, melakukan pengkajian serta membuat catatan terkait pasien yang di kelola. Data pengkajian tersebut kemudian akan di jadikan