• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Jepang pada abad ke-16 sampai abad ke-17 merupakan negara yang masih

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Jepang pada abad ke-16 sampai abad ke-17 merupakan negara yang masih"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1. 1 Latar Belakang

Jepang pada abad ke-16 sampai abad ke-17 merupakan negara yang masih banyak terdapat perang perebutan supremasi kekuasaan di dalam negeri, walaupun kepala pemerintahan saat itu masih dipegang oleh kaisar (tennou). Setelah masa perang berakhir, pemenang akhirnya menjadi sangat dominan baik dalam hal kekuasaan militer maupun dalam pemerintahan negara, sehingga menjadi rezim kekuasaan baru. Pasca peperangan tersebut, kaisar hanya menjadi simbol kepala negara tanpa memiliki andil dalam pengaturan negara. Para pemimpin perang saat itu di antaranya adalah Oda Nobunaga yang kemudian dilanjutkan oleh Toyotomi Hideyoshi pada tahun yang berhasil meredam peperangan dalam negeri pada tahun 1590, kemudian diakhiri oleh Tokugawa Ieyasu dalam perang Sekigahara sekitar tahun 1600.

Tokugawa Ieyasu yang diberi julukan se-i tai shougun1, pada tahun 1603

diberi mandat oleh kaisar untuk memerintah Jepang. Ieyasu bertindak sebagai pemimpin militer (bakufu) yang menganut sistem feodalisme. Menurut KBBI (2008) feodalisme mempunyai arti (1) sistem sosial atau politik yang memberikan kekuasaan terhadap bangsawan, (2) sistem sosial yang mengagung-agungkan

jabatan atau pangkat dan bukan mengagung-agungkan prestasi kerja.2 Menurut

1 Julukan yang berarti jendral tertinggi yang menaklukan daerah timur 2 http://kbbi.web.id/feodalisme

(2)

Martin dalam Situmorang 3 menjelaskan bahwa feodal adalah masyarakat militeristik yang hidup “di atas” tanah yang terpecah belah. Hal ini terjadi karena lahirnya banyak penguasa feodal yang memberikan perlindungan atas faktor produksi, terutama tanah kepada petani. Penguasa militer dengan perantara prajurit menekan pajak setinggi-tingginya dari petani, sehingga petani hidupnya sangat tergantung pada penguasa militer tersebut. Dalam hal ini bisa disimpulkan bahwa sistem feodalisme yang dianut oleh Jepang saat itu adalah sistem yang supremasi kekuasaan tertinggi pemerintahan dipegang oleh shougun yang berasal dari keluarga Tokugawa.

Keluarga Tokugawa memerintah Jepang selama kurun waktu 1603-1868.

Masa itu sering disebut Zaman Edo4 karena ibu kota pemerintahannya berada di

Kota Edo. Selama masa itu, Jepang mengalami masa damai yang cukup panjang karena hampir tidak ada peperangan dalam negeri, kondisi politik dan ekonomi cukup stabil.

Secara keseluruhan pada Zaman Edo, bakufu mengeluarkan beberapa kebijakan di antaranya: penerapan sistem bakuhan yang mengandung perintah sankin koutai, shinoukousho, dan sakoku seisaku. Tiga kebijakan tersebut dapat memberikan dampak yang cukup besar terhadap aktivitas dan kondisi perekonomian masyarakat di Jepang pada masa itu.

3 Situmorang, Hamzon, Perubahan Kesetiaan Bushi dari Tuan kepada Keshogunan dalam

Feodalisme Zaman Edo (1603-1868) di Jepang (Medan: USU Press, 1995), hlm. 1. 4

(3)

1.1.1 Garis Besar Perekonomian Zaman Azuchi-Momoyama

Sebelum dimulainya Zaman Edo, Jepang mengalami suatu masa yang disebut Zaman Azuchi-Momoyama pada tahun 1530-1600. Jepang pada masa tersebut masih dipimpin oleh kaisar sebagai kepala negara maupun pemerintahan. Kondisi dalam perekonomian tidak mengalami perubahan yang signifikan meskipun pada masa itu banyak terjadi peperangan dalam negeri seperti yang dipimpin oleh Nobunaga, Hideyoshi, dan Ieyasu yang bertujuan sama, yaitu mempersatukan Jepang di bawah satu kesatuan.

Oda Nobunaga (1534-1582) sebagai salah satu orang berpengaruh mengeluarkan kebijakan dengan menghapuskan sistem pajak jalan kepada masyarakat yang melewati jalan. Kemudian dengan kekuatan militernya, Nobunaga merebut Kota Sakai, kota pelabuhan terkaya di Jepang yang mempunyai sistem pemerintahannya sendiri dan menjadikan kota tersebut sebagai kota terpenting di dalam kekuasaannya. Perebutan Kota Sakai tersebut mengakibatkan terpusatnya perekonomian di kawasan bernama Kinai, yang

kemudian mengakibatkan munculnya kota di pusat pemerintahan Azuchi5.

(4)

Gambar 1.1 Peta daerah kekuasaan Oda Nobunaga6

Kota- kota ini memungkinkan para pedagang dan pengrajin berkumpul di sana untuk melakukan perdagangan barang karena melihat adanya kesempatan baru dan pada akhirnya menciptakan sistem administrasi sipil yang baru pula.

Setelah Nobunaga, muncul seorang pemimpin baru bernama Toyotomi Hideyoshi (1537-1598). Hideyoshi merupakan orang kepercayaan Nobunaga yang mempunyai paham seperti Nobunaga dan mampu meredam perang di Jepang dan kemudian melakukan invasi ke Korea. Meskipun mempunyai paham seperti

6 http://www.demis.nl/wms/mapclip.htm, pada tanggal 25 Februari 2015 pukul

(5)

Nobunaga, Hideyoshi tidak hanya mengandalkan kekuatan militer saja, tetapi juga menggunakan basis ekonomi dan nilai-nilai tradisional Jepang untuk mempersatukan Jepang. Dasar perekonomian saat Hideyoshi berkuasa adalah penghasilan negara dari pajak tani (kurairi). Pajak tersebut dibayarkan di tempat khusus yang disebut kurairichi. Hideyoshi juga menempatkan daerah pertambangan Sado Iwami Omori dan Tajima Ikuno di bawah pengawasan langsung, sehingga memonopoli keuntungan yang diperoleh dari emas dan perak sehingga memunculkan mata uang baru bernama getsuga oban. Selain itu Hideyoshi juga membuat Osaka, Sakai, Fushimi, dan Nagasaki di bawah

pengaruhnya dan menempatkan pedagang kaya (gosho) di bawah kekuasaanya7.

1.1.1 Kebijakan Ekonomi Zaman Azuchi-Momoyama

A. Perdagangan Pasar Bebas

Perdagangan pasar bebas berarti perdagangan dengan harga barang,

konsep pasar, dan hal lain yang ditentukan oleh pedagang, bukan oleh daimyou8.

Nobunaga pertama kali mengesahkan perdagangan pasar bebas di Gifu tahun 1567. Selanjutnya pasar bebas dibangun di Azuchi setahun setelah pembangunan benteng pada tahun 1557. Perintah pasar bebas tersebut mengacu kepada

penghapusan pasar yang diatur oleh daimyou di daerah Owari dan Mino9.

7 Susumu, dkk, op. cit., hlm. 155. 8

Daimyou merupakan sebutan untuk tuan tanah di Jepang

9 Huang, MC dan Leen, AR, “How a Free Market System Resulted in Hegemony and A

Magnificent Era: The Case of Nobunaga Oda, 16th Century Japan” in Archives of Economic History, vol.XIX, no.1, ISSN 1108-7005. hlm. 5.

(6)

B. Pemberlakuan Sistem Moneter

Setelah mengatur daerah Owari dan Mino pada tahun 1569, Nobunaga menarik pajak dalam bentuk uang, bukan barang. Kebijakan ini memberi

kebijakan fiskal pada masa mendatang10.

Nobunaga sangat menekankan pentingnya perdagangan kepada semua lapisan masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari ketidakpuasan Nobunaga terhadap sektor pertanian, berbeda dari para daimyou dan lebih menekankan sektor

perdagangan dan manufaktur11

1.1.2 Perdagangan Luar Negeri

Perdagangan Jepang dengan asing saat itu disebut perdagangan nanban atau nanban boeki jidai. Kata nanban secara literatur merujuk kepada orang Asia Selatan dan Asia Tenggara yang sering dianggap orang babar. Pada masa perdagangan dengan asing, kata nanban merujuk kepada orang Eropa yang pertama kali tiba di Jepang, yaitu bangsa Portugis tahun 1543, kemudian bangsa

Spanyol, dan Belanda12 dan Inggris.

Orang Barat yang pertama kali masuk ke Jepang adalah bangsa Portugis. Sebenarnya hal tersebut bukan kesengajaan karena kapal Portugis tersebut terdampar di daerah Tanegashima, di sekitar perairan selatan Jepang. Enam tahun kemudian seorang penginjil bernama Franciscus Xaverius datang dan melakukan Kristenisasi di Jepang.

10 Ibid., hlm.5 11 Ibid., hlm.5

(7)

A. Perdagangan Dengan Eropa

Setelah kedatangan bangsa Portugis tahun 1543, mereka memulai perdagangan dengan Jepang karena melihat tingginya minat bangsa Jepang terhadap barang-barang dari Cina, tetapi saat itu mereka mendapat hukuman tidak boleh melakukan kontak dengan bangsa Cina akibat serangan yang dilakukan oleh bajak laut wako. Kesempatan seperti itulah yang mendorong bangsa Portugis

untuk melakukan perdagangan dengan bangsa Jepang13.

Tahun 1557 ketika ada akuisisi Makau dan pengakuan formal Portugis sebagai mitra dagang resmi dengan Cina, bangsa Portugis mulai mengatur perdagangan ke Jepang dengan cara melakukan pemberian hak eksklusif kapal carrack14 menuju Jepang. Hal itu berlangsung sampai tahun 1638 ketika sakoku seisaku dilakukan.15

B. Perdagangan Dengan Korea

Hubungan diplomatik termasuk perdagangan dengan Korea sudah dilaksanakan pada awal abad ke-15, setelah invasi oleh Mongol. Perdagangan tersebut dilakukan oleh penguasa daerah So di Kyuushu. Invasi yang dilakukan oleh Hideyoshi tahun 1590 menghancurkan hubungan antara dua negara tersebut, meskipun invasi yang dilakukan oleh Hideyoshi tersebut mengalami kegagalan. Tokugawa Ieyasu yang pada akhirnya menjabat sebagai kepala pemerintahan menghidupkan kembali perdagangan dengan Korea karena dirasa sangat

13

Monumenta Nipponica: Studies on Japanese Culture, Past and Present, Vol. 59, Issues 3-4 (Tokyo: Sophia Universtiy, 2004), hlm. 436.

14 Kapal carrack adalah kapal besar yang beratnya hampir 1000 ton. 15Shibuiswords.com/nanban.htm, pada tanggal 23 Maret 2013 pukul 17:34.

(8)

menguntungkan. Barang yang diperdagangkan meliputi ginseng, perak, tembaga,

dan kapas.16

C. Perdagangan Dengan Cina

Perdagangan dengan Cina menggunakan sistem tally17. Perdagangan ini

dimulai sekitar abad ke-15 ketika pemimpin ketiga dari keluarga Ashikaga yaitu Ashikaga Yoshimitsu mempromosikan perdagangan ke Cina dan berakhir ketika serangan bajak laut wako. Barang yang diperdagangkan adalah tembaga, pedang, kuda, dan barang pernis. Sementara dari Cina adalah sutra dan porselen. Sebagian besar perdagangan itu memakai uang tembaga dan perak Cina sebagai alat

pembayaran.18

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, terdapat pertanyaan yang akan dicari jawabannya dalam penelitian ini yaitu:

Bagaimana aktivitas dan kondisi perekonomian Jepang pada zaman Edo setelah terkena kebijakan sankin koutai, shinoukousho, dan sakoku seisaku.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk Menjelaskan bagaimana aktivitas dan kondisi perekonomian Jepang pada zaman Edo setelah terkena kebijakan sankin koutai, shinoukousho, dan sakoku seisaku.

16

Monumenta Nipponica: Studies on Japanese Culture, Past and Present, Vol. 59, Issues 3-4 (Tokyo: Sophia Universtiy, 2004), hlm. 436.

17 Perdagangan tally adalah perdagangan dengan pembayaran secara kredit. 18 Ibid, hlm.436.

(9)

1.4 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian skripsi ini dibatasi pada objek yang diteliti. Objek yang diteliti yaitu sejarah ke-shougun-an Tokugawa, lebih spesifik lagi mengenai kondisi perekonomian Jepang ketika terkena kebijakan sistem sankin koutai, shinoukouso, dan sakoku seisaku.

1.5 Tinjauan Pustaka

Akan ada beberapa tinjauan pustaka yang digunakan dalam penelitian ini. Salah satu sumber pustaka pertama yang digunakan adalah skripsi berjudul “Aktivitas Perdagangan Bangsa Belanda dan Bangsa Cina di Nagasaki pada Masa Sakoku” milik Feminia Triana Yuniska seorang alumni Sastra Jepang UGM tahun 2004. Skripsi ini secara umum mengulas tentang bagaimana kondisi perdagangan bangsa Belanda dan Bangsa Cina yang terjadi pada masa sakoku pada zaman kepimpinan shougun Tokugawa pada abad ke-17 sampai abad ke-18. Skripsi itu lebih menekankan pembahasan mengenai kondisi perdagangan pada masa sakoku di wilayah Nagasaki.

Berbeda dengan skripsi di atas, skripsi ini lebih menekankan pada perubahan perekonomian yang terjadi akibat sankin koutai, shinoukousho, dan politik sakoku dilihat dari sudut masyarakat sosial di Jepang. Sumber pustaka tersebut kemudian menjadi acuan penulis untuk mengungkapkan bagaimana perubahan perekonomian Jepang terkait sankin koutai, shinoukousho, dan politik sakoku.

(10)

1.6 Metode Penelitian

Langkah pertama yang dilakukan adalah mengumpulkan data. Data-data dalam penelitian ini merupakan sumber-sumber kepustakaan yang diperoleh dari buku, jurnal, artikel, hasi-hasil penelitian, dan situs-situs internet yang berhubungan dengan topik penelitian. Bahan yang digunakan dalam penulisan skripsi ini diperoleh dari buku-buku di perpustakaan FIB UGM maupun perpustakaan pusat UGM, jurnal, skripsi, tesis, artikel, dan penelusuran data melalui internet.

Langkah kedua yang digunakan dalam penelitian ini adalah

mengelompokkan. Data dikelompokkan berdasarkan sesuai atau tidaknya data dengan topik yang dibahas. Kemudian data yang telah dikumpulkan dan dikelompokkan kemudian disusun dan dipaparkan secara logis, deskriptif dan naratif sehingga dapat menjawab apa yang menjadi tujuan penelitian.

Selain itu nama Jepang ditulis menggunakan urutan nama keluarga, dan diikuti nama panggilan, contoh nama Tokugawa Ieyasu, yang terdiri dari nama keluarga Tokugawa, dan nama panggilan Ieyasu.

1.7 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi ini disajikan ke dalam empat bab. Empat bab tersebut adalah bab I untuk pendahuluan, bab II dan bab III untuk pembahasan, dan bab IV untuk kesimpulan.

Bab I adalah pendahuluan berisi penjelasan mengenai latar belakang permasalahan, rumusan masalah, tujuan penelitian, ruang lingkup penelitian, tinjauan pustaka metode penelitian, dan sistematika penulisan.

(11)

Bab II berisi gambaran umum mengenai keluarga Tokugawa dan sankin koutai, shinoukousho, dan politik isolasi.

Bab III berisi tentang aktivitas dan kondisi perekonomian masyarakat Jepang setelah terkena dampak dari sankin koutai, shinoukousho, dan politik isolasi.

Gambar

Gambar 1.1 Peta daerah kekuasaan Oda Nobunaga 6

Referensi

Dokumen terkait

sales promotion pada Grab jauh lebih besar atau lebih efektif jika dibandingkan dengan sales promotion yang ditawarkan oleh pihak Gojek. Sales promotion pada Grab

untuk mendesain web. Dari latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MACROMEDIA FLASH

5edangkan penguraian tulang disebut as%r(si, ter+adi secara bersamaan dengan  pembentukan tulang. !enyerapan tulang ter+adi karena akti8itas sel-sel yang disebut

Apabila Angka Kematian Bayi atau Index Mortality Rate (IMR) di suatu wilayah tinggi menunjukkan bahwa status kesehatan tersebut rendah.Hasil pelaporan yang disampaikan

%ilakukan penyesuaian rencana kegiatan oleh Kepala Puskesmas, Penanggungjawab Upaya Puskesmas, lintas program dan lintas sektor terkait berdasarkan hasil monitoring, dan jika

Arus kas yang digunakan (diperoleh) untuk aktivitas pendanaan (Penurunan) / (Kenaikan) bersih kas dan setara kas. Kas dan setara kas awal tahun Kas dan setara kas akhir tahun

Pada zaman ini alat-alat terbuat dari batu yang masih kasar dan belum dihaluskan. Contoh alat-alat tsb adalah

Informasi managemen memori: Informasi ini dapat termasuk suatu informasi sebagai nilai dari dasar dan batas register, tabel page/ halaman, atau tabel segmen tergantung pada