• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Pendahuluan Fraktur Antebrachii

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Pendahuluan Fraktur Antebrachii"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PENDAHULUAN FRAKTUR 

LAPORAN PENDAHULUAN FRAKTUR 

ANTEBRACHII

ANTEBRACHII

A.

A. PENGERTIANPENGERTIAN

Fraktur antebrachii adalah terputusnya kontinuitas tulang radius ulna. Yang dimaksud Fraktur antebrachii adalah terputusnya kontinuitas tulang radius ulna. Yang dimaksud dengan antebrachii adalah batang (shaft) tulang radius dan ulna (andi, 2012).

dengan antebrachii adalah batang (shaft) tulang radius dan ulna (andi, 2012).

Fraktur antebrachii merupakan suatu perpatahan pada lengan bawah yaitu pada tulang Fraktur antebrachii merupakan suatu perpatahan pada lengan bawah yaitu pada tulang radius dan ulna dimana kedua tulang tersebut mengalami perpatahan. ibagi atas tiga bagian radius dan ulna dimana kedua tulang tersebut mengalami perpatahan. ibagi atas tiga bagian  perpatahan

 perpatahan yaitu yaitu bagian bagian proksimal, proksimal, medial medial , , serta serta distal distal dari dari kedua kedua corpus corpus tulang tulang tersebut.tersebut. (!utri, 200")

(!utri, 200")

B.

B. KLASIFIKASIKLASIFIKASI Klasifikasi

Klasifikasi fraktur fraktur antera!"ii antera!"ii ## 1.

1. Fraktur antebrachii, yaitu fraktur pada kedua tulang radius dan ulnaFraktur antebrachii, yaitu fraktur pada kedua tulang radius dan ulna

2.

(2)
(3)

#.

#. Fraktur $ontegia, yaitu fraktur ulna proksimal yang disertai Fraktur $ontegia, yaitu fraktur ulna proksimal yang disertai dengan dislokasi sendi radioulnadengan dislokasi sendi radioulna  proksimal

 proksimal

%.

%. Fraktur radius, yaitu fraktur hanya pada tulang radiusFraktur radius, yaitu fraktur hanya pada tulang radius

&.

(4)

C.

C. ETIOLOGIETIOLOGI 1.

1. rauma langsung*rauma langsung* direct traumadirect trauma

Yaitu apabila fraktur ter+adi di tempat dimana bagian tersebut mendapat ruda paksa Yaitu apabila fraktur ter+adi di tempat dimana bagian tersebut mendapat ruda paksa (misalnya benturan, pukulan yang mengakibatkan patah tulang).

(misalnya benturan, pukulan yang mengakibatkan patah tulang). 2.

2. rauma yang tak langsung*rauma yang tak langsung* indirect traumaindirect trauma

$isalnya penderita +atuh dengan lengan dalam keadaan ekstensi dapat ter+adi fraktur  $isalnya penderita +atuh dengan lengan dalam keadaan ekstensi dapat ter+adi fraktur   pada pegelangan tangan.

 pada pegelangan tangan. #.

#. rauma ringan pun dapat menyebabkan ter+adinya fraktur bila tulang itu sendiri rapuh*rauma ringan pun dapat menyebabkan ter+adinya fraktur bila tulang itu sendiri rapuh* ada

ada resiresiko ko terter+ad+adinyinya a penpenyakyakit it yanyang g menmendasadasari ri dan dan hal hal ini ini disdisebuebut t dendengan gan frakfraktur tur   patologis.

 patologis. %.

%. ekerasan akibat tarikan ototekerasan akibat tarikan otot

!atah tulang akibat tarikan otot sangat +arang ter+adi.ekuatan dapat berupa pemuntiran, !atah tulang akibat tarikan otot sangat +arang ter+adi.ekuatan dapat berupa pemuntiran,  penekukan, penekukan dan p

 penekukan, penekukan dan penekanan, kombinasi dari ketiganya, dan penarikan.enekanan, kombinasi dari ketiganya, dan penarikan.

D.

D. ANATO$I FISIOLOGI FRAKTUR ANATO$I FISIOLOGI FRAKTUR 

1.

1. Anat%&i Anat%&i TuTulan'lan'

ulang terdiri dari sel-sel yang berada pada ba intra-seluler. ulang berasal dari ulang terdiri dari sel-sel yang berada pada ba intra-seluler. ulang berasal dari embrionic hyaline cartilage yang mana melalui proses 

embrionic hyaline cartilage yang mana melalui proses Oste%'enesisOste%'enesis/ men+adi tulang. !roses/ men+adi tulang. !roses ini

ini dildilakuakukan oleh kan oleh sel-sel-sel sel yanyang g disdisebuebut t Oste%lastOste%last/. /. !ro!roses ses menmengergerasnyasnya a tultulang ang akiakibatbat  penimbunan garam kalsium.

 penimbunan garam kalsium. da

da 20 20 tulang tulang dalam dalam tubutubuh h manusmanusia, ia, uulang lang dapat dapat diklasdiklasifikasiifikasikan kan dalamdalam lima

lima kelompok kelompok berdasarkan berdasarkan bentuknya bentuknya  a.

a. TuTulan' lan' (an)an' (an)an' *Fe&ur*Fe&ur+ + Hu&erusHu&erus) ) terterdiri dari batdiri dari batang tebaang tebal l panpan+ang yan+ang yangg disebut

disebut ,iafisis,iafisis dan dua u+ung yang disebutdan dua u+ung yang disebut e(ifisise(ifisis. i sebelah proksimal dari epifisis. i sebelah proksimal dari epifisis terdapat

terdapat &etafisis&etafisis. i antara epifisis dan metafisis terdapat daerah tulang rawan yang. i antara epifisis dan metafisis terdapat daerah tulang rawan yang tumbuh, yang disebut

tumbuh, yang disebut le&(en' e(ifisisle&(en' e(ifisis atau  atau lempenlempeng g pertumpertumbuhanbuhan. . uulang lang pan+anpan+angg tumbuh karena akumulasi tulang rawan di lempeng epifisis. ulang rawan digantikan tumbuh karena akumulasi tulang rawan di lempeng epifisis. ulang rawan digantikan oleh sel-sel tulang yang dihasilkan oleh

oleh sel-sel tulang yang dihasilkan oleh %ste%las%ste%las, dan tulang meman+ang. 3atang, dan tulang meman+ang. 3atang di

dibebentntuk uk ololeh eh +a+ariringngan an tutulalang ng yayang ng papadadat. t. 4p4pifiifisisis s didibebentntuk uk dadari ri spsponongi gi bobonene (can

(cancelcelloulous s atau atau trabtrabecuecular)lar). . !ad!ada a akhakhir ir tahtahun-un-tahtahun un remrema+a a+a tultulang ang rawrawan an habhabis,is, lem

lempenpeng g epiepifisifisis s berberfusfusi, i, dan dan tultulang ang berberhenhenti ti tumtumbuhbuh.. H%rH%r&%n &%n (ert(ertu&uu&u"an+"an+ eessttrr%%''eenn+ + ,,aan n tteesstt%%sstteerr%%nn mmeerraannggssaanng g ppeerrttuummbbuuhhaan n ttuullaanngg

(5)

 pan+ang. Estr%'en+ bersama dengan test%ster%n+ merangsang fusi lempeng epifisis. 3atang suatu tulang pan+ang memiliki rongga yang disebut kanalis &e,ularis. analis medularis berisi sumsum tulang.

 b. Tulang pendek (carpals) bentuknya tidak teratur dan inti dari cancellous (spongy) dengan suatu lapisan luar dari tulang yang padat.

c. Tulang pendek datar (tengkorak ) terdiri atas dua lapisan tulang padat dengan lapisan luar adalah tulang concellous.

d. Tulang yang tidak beraturan (vertebrata) sama seperti dengan tulang pendek. e. Tulang sesamoid   merupakan tulang kecil, yang terletak di sekitar tulang yang  berdekatan dengan persediaan dan didukung oleh tendon dan +aringan fasial, misalnya  patella (kap lutut).

ulang tersusun atas sel+ &atriks (r%tein ,an ,e(%sit &ineral . 5el-selnya terdiri atas tiga +enis dasar-%ste%las+ %ste%sit ,an %ste%klas. 6steoblas berfungsi dalam (e&entukan tulan' dengan &ensekresikan &atriks tulan'. $atriks tersusun atas -/ k%la'en ,an 0/ sutansi ,asar (glukosaminoglikan, asam polisakarida) dan  proteoglikan). $atriks merupakan kerangka dimana garam-garam mineral anorganik 

ditimbun. Oste%sit adalah sel dewasa yang terlibat dalam (e&eli"araan fun'si tulan' ,an terletak ,ala& %ste%n (unit matriks tulang ). Oste%klas a,ala" sel multinuclear ( berinti  banyak) yang berperan dalam penghancuran, resorpsi dan remosdeling tulang.

6steon merupakan unik fungsional mikroskopis tulang dewasa. itengah osteon terdapat ka(iler. ikelilingi kapiler tersebut merupakan matriks tulang yang dinamakan la&ella. idalam lamella terdapat %ste%sit, yang memperoleh nutrisi melalui  prosesus yang berlan+ut kedalam kanalikuli yang halus (kanal yang menghubungkan dengan  pembuluh darah yang terletak se+auh kurang dari 0,1 mm).

ulang diselimuti dibagian oleh membran fibrous padat dinamakan (eri%steu&. !eriosteum memberi nutrisi ke tulang dan memungkinkannya tumbuh, selain sebagai tempat  perlekatan tendon dan ligamen. Peri%steu& &en'an,un' saraf+ (e&ulu" ,ara"+ ,an

li&fatik . 7apisan yang paling dekat dengan tulang mengandung osteoblast, yang merupakan sel pembentuk tulang.

En,%steu& adalah membran 8askuler tipis yang menutupi rongga sumsum tulang  pan+ang dan rongga-rongga dalam tulang kanselus. Oste%klast , yang melarutkan tulang

untuk memelihara rongga sumsum, terletak dekat endosteum dan dalam lacuna 9owship (cekungan pada permukaan tulang).

(6)

5truktur tulang dewasa terdiri dari 12 / a"an %r'anik *"i,u(3 ,an 42 / en,a(an 'ara&. 3ahan organik disebut &atriks, dan terdiri dari lebih dari :0 ; serat kolagen dan kurang dari 10 ; proteoglikan (protein plus sakarida). De(%sit garam terutama adalah kalsiu& ,an f%sfat+ ,en'an se,ikit natriu&+ kaliu& kar%nat+ ,an i%n &a'nesiu&. 'aram-garam menutupi matriks dan berikatan dengan serat kolagen melalui  proteoglikan. danya bahan organik menyebabkan tulang memiliki kekuatan tensif (resistensi terhadap tarikan yang meregangkan). 5edangkan garam-garam menyebabkan tulang memiliki kekuatan kompresi (kemampuan menahan tekanan).

!embentukan tulang berlangsung secara terus menerus dan dapat berupa  peman+angan dan penebalan tulang. ecepatan pembentukan tulang berubah selama hidup. Pe&entukan tulan' ditentukan oleh rangsangn hormon, faktor makanan, dan  jumlah stres yang dibebankan pada suatu tulang, dan terjadi akibat aktivitas sel-sel   pembentuk tulang yaitu osteoblas.

6steoblas di+umpai dipermukaan luar dan dalam tulang. 6steoblas berespon terhadap berbagai sinyal kimiawi untuk menghasilkan matriks tulang. 5ewaktu pertama kali dibentuk, &atriks tulan' ,iseut %ste%i,. alam beberapa hari garam-garam kalsium mulai mengendap pada osteoid dan mengeras selama beberapa minggu atau bulan berikutnya. 5ebagian osteoblast tetap men+adi bagian dari osteoid, dan disebut osteosit atau sel tulang se+ati. 5eiring dengan terbentuknya tulang, osteosit dimatriks membentuk ton+olan-ton+olan yang menghubungkan osteosit satu dengan osteosit lainnya membentuk suatu sistem saluran mikroskopik di tulang.

(7)

alsium adalah salah satu komponen yang berperan terhadap tulang, sebagian ion kalsium di tulang tidak mengalarni kristalisasi. 'aram nonkristal ini dianggap sebagai kalsium yang dapat dipertukarkan, yaitu dapat dipindahkan dengan cepat antara tulang, c airan interstisium, dan darah.

5edangkan penguraian tulang disebut as%r(si, ter+adi secara bersamaan dengan  pembentukan tulang. !enyerapan tulang ter+adi karena akti8itas sel-sel yang disebut %ste%klas. Osteoklas adalah sel fagositik multinukleus besar yang berasal dari sel-sel mirip-monosit yang terdapat di tulang. 6steoklas tampaknya mengeluarkan berbagai asam dan enim yang mencerna tulang dan memudahkan fagositosis. 6steoklas biasanya terdapat  pada hanya sebagian kecil dari potongan tulang, dan memfagosit tulang sedikit demi sedikit. 5etelah selesai di suatu daerah, osteoklas menghilang dan muncul osteoblas. 0steoblas mulai mengisi daerah yang kosong tersebut dengan tulang baru. !roses ini memungkinkan tulang tua yang telah melemah diganti dengan tulang baru yang lebih kuat.

eseimbangan antara akti8itas osteoblas dan osteoklas menyebabkan tulang terus menerus diperbarui atau mengalami remodeling . !ada anak ,an re&a)a, akti8itas osteoblas melebihi akti8itas osteoklas, sehingga kerangka men+adi lebih pan+ang dan menebal. kti8itas osteoblas +uga melebihi akti8itas osteoklas pada tulang yang pulih dari fraktur. !ada orang ,e5asa &u,a, akti8itas osteoblas dan osteoklas biasanya setara, sehingga +umlah total massa tulang konstan. Pa,a usia (erten'a"an, akti8itas osteoklas melebihi akti8itas osteoblas dan kepadatan tulang mulai berkurang. kti8itas osteoklas +uga meningkat pada tulang-tulang yang mengalami imobilisasi. !ada usia dekade ketu+uh atau kedelapan, dominansi akti8itas osteoklas dapat menyebabkan tulang men+adi rapuh sehingga mudah  patah. kti8itas osteoblas dan osteoklas dikontrol oleh beberapa faktor fisik dan hormon.

Faktor-faktor yang mengontrol kti8itas osteoblas dirangsang oleh olah raga dan stres beban akibat arus listrik yang terbentuk sewaktu stres mengenai tulang. Fraktur tulang secara drastis merangsang akti8itas osteoblas, tetapi mekanisme pastinya belum  +elas. Estr%'en+ test%ster%n+ ,an "%r&%n (erturnu"an adalah promotor kuat bagi akti8itas osteoblas dan pertumbuhan tulang. !ertumbuhan tulang dipercepat semasa pubertas akibat melon+aknya kadar hormon-hormon tersebut. Estr%'en ,an test%ster%n akhirnya menyebabkan tulang-tulang pan+ang berhenti tumbuh dengan merangsang penutupan lempeng epifisis (u+ung pertumbuhan tulang). 5ewaktu kadar estrogen turun pada masa menopaus, akti8itas osteoblas berkurang. efisiensi hormon pertumbuhan +uga mengganggu  pertumbuhan tulang.

(8)

6ita&in D dalam +umlah kecil merangsang kalsifikasi tulang secara langsung dengan bekerja  pada osteoblas dan secara tidak langsung dengan merangsang penyerapan kalsium di usus. 9al ini meningkatkan konsentrasi kalsium darah, yang mendorong kalsifikasi tulang. <amun, 8itamin  dalam +umlah besar meningkatkan kadar kalsium serum dengan meningkatkan penguraian tulang. engan demikian, 8itamin  dalam +umlah besar  tanpa diimbangi kalsium yang adekuat dalam makanan akan menyebabkan absorpsi tulang.

dapun faktor-faktor yang mengontrol akti8itas osteoklas terutama dikontrol oleh "%r&%n (aratir%i,. 9ormon paratiroid dilepaskan oleh kelen+ar paratiroid yang terletak  tepat di belakang kelen+ar tiroid. !elepasan hormon paratiroid meningkat sebagai respons terhadap penurunan kadar kalsium serum. 9ormon paratiroid meningkatkan akti8itas osteoklas dan merangsang (e&e!a"an tulan' untuk membebaskan kalsium ke dalam darah. !eningkatan kalsium serum beker+a secara u&(an alik ne'atif untuk menurunkan  pengeluaran hormon paratiroid lebih lan+ut. 4strogen tampaknya mengurangi efek hormon  paratiroid pada osteoklas.

Efek lain H%r&%n (aratir%i, adalah meningkatkan kalsium serum dengan menurunkan sekresi kalsium oleh gin+al. 9ormon paratiroid meningkatkan ekskresi  ion fosfat  oleh gin+al sehingga menurunkan kadar fosfat darah. !engaktifan 8itamin  di gin+al bergantung pada hormon paratiroid. 5edangkan kalsit%nin adalah suatu hormon yang dikeluarkan oleh kelen+ar tiroid sebagai respons terhadap peningkatan kadar kalsium serum. alsitonin memiliki sedikit efek menghambat akti8itas dan pernbentukan osteoklas. 4fek-efek ini meningkatkan kalsifikasi tulang sehingga menurunkan kadar kalsium serum.

2. Fisi%l%'i Tulan'

Fungsi tulang adalah sebagai berikut 

a. $endukung +aringan tubuh dan memberikan bentuk tubuh.

 b. $elindungi organ tubuh (misalnya +antung, otak, dan paru-paru) dan +aringan lunak. c. $emberikan pergerakan (otot yang berhubungan dengan kontraksi dan pergerakan). ,.  Membentuk sel-sel darah merah didalam sum-sum tulang  belakang (hema topoiesis). e. $enyimpan garam mineral, misalnya kalsium, fosfor.

(9)

E. PATOFISIOLOGI

Tulang bersifat rapuh namun cukup mempunyai kekuatan dan gaya pegas untuk menahan. Tapi apabila tekanan eksternal yang datang lebih besar dari yang dapat diserap tulang, maka terjadilah trauma pada tulang yang mengakibatkan rusaknya atau terputusnya kontinuitas tulang. Setelah terjadi fraktur, periosteum dan pembuluh darah serta saraf dalam korteks, marrow, dan jaringan lunak yang membungkus tulang rusak. Perdarahan terjadi karena kerusakan tersebut dan terbentuklah hematoma di rongga medula tulang. aringan tulang segera berdekatan ke bagian tulang yang patah. aringan yang mengalami nekrosis ini menstimulasi terjadinya respon inflamasi yang ditandai dengan vasodilatasi, eksudasi  plasma dan leukosit, dan infiltrasi sel darah putih. !ejadian inilah yang merupakan dasar 

dari proses penyembuhan tulang nantinya  "aktor-faktor yang mempengaruhi fraktur 

(10)

1.  "aktor #kstrinsik 

 $danya tekanan dari luar yang bereaksi pada tulang yang tergantung terhadap besar, waktu, dan arah tekanan yang dapat menyebabkan fraktur.

2.  "aktor %ntrinsik 

 &eberapa sifat yang terpenting dari tulang yang menentukan daya tahan untuk  timbulnya fraktur seperti kapasitas absorbsi dari tekanan, elastisitas, kelelahan, dan kepadatan atau kekerasan tulang.

F. $ANIFESTASI KLINIS

$anifestasi klinis fraktur adalah nyeri, hilangnya fungsi, deformitas, pemendekan ektremitas, krepitus, pembengkakan lokal, dan perubahan warna yang di+elaskan secara rinci sebagai berikut

1. <yeri terus menerus dan bertambah beratnya sampai fragmen tulang diimobilisasi. 5pasme otot yang menyertai fraktur merupakan bentuk bidai alamiah yang dirancang untuk meminimalkan gerakan antar fragmen tulang.

2. 5etelah ter+adi fraktur, bagian-bagian tidak dapat digunakan dan cenderung bergerak secara alamiah (gerakan luar biasa). !ergeseran fragmen pada fraktur lengan dan tungkai menyebabkan deformitas (terlihat maupun teraba) ektremitas yang bisa diketahui dengan membandingkannya dengan ektremitas normal. 4kstremitas tidak dapat berfungsi dengan baik karena fungsi normal otot tergantung pada integritasnya tulang tempat melekatnya otot.

#. !ada fraktur pan+ang, ter+adi pemendekan tulang yang sebenarnya karena kontraksi otot yang melekat di atas dan bawah tempat fraktur. Fragmen sering saling

melengkapi satu sama lain sampai 2,& sampai & cm (1 sampai 2 inci).

%. 5aat ekstremitas diperiksa dengan tangan, teraba adanya derik tulang dinamakan krepitus yang teraba akibat gesekan antara fragmen satu dengan lainnya. =+i krepitus dapat mengakibatkan kerusakan +aringan lunak yang lebih berat.

&. !embengkakan dan perubahan warna lokal pada kulit ter+adi sebagai akibat trauma dan perdarahan yang mengikuti fraktur. anda ini biasa ter+adi setelah beberapa +am atau hari setelah cedera.

(11)

idak semua tanda dan ge+ala tersebut terdapat pada setiap fraktur. ebanyakan  +ustru tidak ada pada fraktur linear atau fisur atau fraktur impaksi (permukaan patahan saling terdesak satu sama lain). iagnosis fraktur bergantung pada ge+ala, tanda fisik, dan  pemeriksaan sinar-> pasien. 3iasanya pasien mengeluhkan mengalami cedera pada daerah

tersebut.

G. PE$ERIKSAAN PENUN7ANG

1. ?.@ay dilakukan untuk melihat bentuk patahan atau keadaan tulang yang cedera.

2. 3one scans, omogram, atau $@A 5cans

#. rteriogram  dilakukan bila ada kerusakan 8askuler.

%. BB kalau banyak kerusakan otot.

&. !emeriksaan arah 7engkap

7ekosit turun*meningkat, 4ritrosit dan lbumin turun, 9b, hematokrit sering rendah akibat  perdarahan, 7a+u 4ndap arah (74) meningkat bila kerusakan +aringan lunak sangat luas, !ada masa penyembuhan Ba meningkat di dalam darah, traumaa otot meningkatkan beban kreatinin untuk gin+al. !rofil koagulasi perubahan dapat ter+adi pada kehilangan darah, transfusi multiple, atau cederah hati.

H. KO$PLIKASI 1. omplikasi wal a. erusakan rteri

!ecahnya arteri karena trauma bisa ditandai dengan tidak adanya nadi, B@ menurun, cyanosis bagian distal, hematoma yang lebar, dan dingin pada ekstrimitas yang disebabkan oleh tindakan emergensi splinting, perubahan posisi pada yang sakit, tindakan reduksi, dan  pembedahan.

(12)

omplikasi ini ter+adi saat peningkatan tekanan +aringan dalam ruang tertutup di otot, yang sering berhubungan dengan akumulasi cairan sehingga menyebabkan hambatan aliran darah yang berat dan berikutnya menyebabkan kerusakan pada otot. 'e+ala C ge+alanya mencakup rasa sakit karena ketidakseimbangan pada luka, rasa sakit yang berhubungan dengan tekanan yang berlebihan pada kompartemen, rasa sakit dengan perenggangan pasif pada otot yang terlibat, dan paresthesia. omplikasi ini ter+adi lebih sering pada fraktur tulang kering (tibia) dan tulang hasta (radius atau ulna).

c. Fat 4mbolism 5yndrom

$erupakan keadaan pulmonari akut dan dapat menyebabkan kondisi fatal. 9al ini ter+adi ketika gelembung C gelembung lemak terlepas dari sumsum tulang dan mengelilingi +aringan yang rusak. 'elombang lemak ini akan melewati sirkulasi dan dapat menyebabkan oklusi  pada pembuluh C pembuluh darah pulmonary yang menyebabkan sukar bernafas. 'e+ala dari sindrom emboli lemak mencakup dyspnea, perubahan dalam status mental (gaduh, gelisah, marah, bingung, stupor), tachycardia, demam, ruam kulit ptechie.

d. Anfeksi

5ystem pertahanan tubuh rusak bila ada trauma pada +aringan. !ada trauma orthopedic infeksi dimulai pada kulit (superficial) dan masuk ke dalam. Ani biasanya ter+adi pada kasus fraktur  terbuka, tapi bisa +uga karena penggunaan bahan lain dalam pembedahan seperti pin dan plat. e. 8askuler <ekrosis

8askuler <ekrosis (D<) ter+adi karena aliran darah ke tulang rusak atau terganggu yang  bisa menyebabkan nekrosis tulang dan diawali dengan adanya DolkmanEs Aschemia. <ekrosis a8askular dapat ter+adi saat suplai darah ke tulang kurang baik. 9al ini paling sering mengenai fraktur intrascapular femur (yaitu kepala dan leher), saat kepala femur berputar  atau keluar dari sendi dan menghalangi suplai darah. arena nekrosis a8askular mencakup  proses yang ter+adi dalam periode waktu yang lama, pasien mungkin tidak akan merasakan ge+alanya sampai dia keluar dari rumah sakit. 6leh karena itu, edukasi pada pasien merupakan hal yang penting. !erawat harus menyuruh pasien supaya melaporkan nyeri yang  bersifat intermiten atau nyeri yang menetap pada saat menahan beban

f. 5hock 

5hock ter+adi karena kehilangan banyak darah dan meningkatnya permeabilitas kapiler yang  bisa menyebabkan menurunnya oksigenasi. Ani biasanya ter+adi pada fraktur.

g. 6steomyelitis

dalah infeksi dari +aringan tulang yang mencakup sumsum dan korteks tulang dapat berupa e>ogenous (infeksi masuk dari luar tubuh) atau hematogenous (infeksi yang berasal dari

(13)

dalam tubuh). !atogen dapat masuk melalui luka fraktur terbuka, luka tembus, atau selama operasi. 7uka tembak, fraktur tulang pan+ang, fraktur terbuka yang terlihat tulangnya, luka amputasi karena trauma dan fraktur C fraktur dengan sindrom kompartemen atau luka 8askular memiliki risiko osteomyelitis yang lebih besar 

2. omplikasi alam aktu 7ama a. elayed =nion (!enyatuan tertunda)

elayed =nion merupakan kegagalan fraktur berkonsolidasi sesuai dengan waktu yang dibutuhkan tulang untuk menyambung. Ani disebabkan karena penurunan supai darah ke tulang.

 b.  <on union (tak menyatu)

!enyatuan tulang tidak ter+adi, cacat diisi oleh +aringan fibrosa. adang C 

kadang dapat terbentuk sendi palsu pada tempat ini. Faktor C faktor yang dapat menyebabkan non union adalah tidak adanya imobilisasi, interposisi +aringan lunak, pemisahan lebar dari fragmen contohnya patella dan fraktur yang bersifat patologis..

c. $alunion

elainan penyatuan tulang karena penyerasian yang buruk menimbulkan deformitas, angulasi atau pergeseran.

I. STADIU$ PEN8E$BUHAN FRAKTUR 

ulang bisa beregenerasi sama seperti +aringan tubuh yang lain. Fraktur merangsang tubuh untuk menyembuhkan tulang yang patah dengan +alan membentuk tulang baru diantara u+ung patahan tulang. ulang baru dibentuk oleh akti8itas sel-sel tulang. da lima stadium  penyembuhan tulang, yaitu

1. 5tadium 5atu-!embentukan 9ematoma

!embuluh darah robek dan terbentuk hematoma disekitar daerah fraktur. 5el-sel darah membentuk fibrin guna melindungi tulang yang rusak dan sebagai tempat tumbuhnya kapiler   baru dan fibroblast. 5tadium ini berlangsung 2% C %" +am dan perdarahan berhenti sama

(14)

2. 5tadium ua-!roliferasi 5eluler

!ada stadium ini ter+adi proliferasi dan differensiasi sel men+adi fibro kartilago yang berasal dari periosteum,Gendosteum, dan bone marrow yang telah mengalami trauma. 5el-sel yang mengalami proliferasi ini terus masuk ke dalam lapisan yang lebih dalam dan disanalah osteoblast beregenerasi dan ter+adi proses osteogenesis. alam beberapa hari terbentuklah tulang baru yg menggabungkan kedua fragmen tulang yang patah. Fase ini berlangsung selama " +am setelah fraktur sampai selesai, tergantung frakturnya.

#. 5tadium iga-!embentukan allus

5elCsel yang berkembang memiliki potensi yang kondrogenik dan osteogenik, bila diberikan keadaan yang tepat, sel itu akan mulai membentuk tulang dan +uga kartilago. !opulasi sel ini dipengaruhi oleh kegiatan osteoblast dan osteoklast mulai berfungsi dengan mengabsorbsi

(15)

sel-sel tulang yang mati. $assa sel yang tebal dengan tulang yang imatur dan kartilago, membentuk kallus atau bebat pada permukaan endosteal dan periosteal. 5ementara tulang yang imatur (anyaman tulang ) men+adi lebih padat sehingga gerakan pada tempat fraktur   berkurang pada % minggu setelah fraktur menyatu.

%. 5tadium 4mpat-onsolidasi

3ila akti8itas osteoclast dan osteoblast berlan+ut, anyaman tulang berubah men+adi lamellar. 5istem ini sekarang cukup kaku dan memungkinkan osteoclast menerobos melalui reruntuhan pada garis fraktur, dan tepat dibelakangnya osteoclast mengisi celah-celah yang tersisa diantara fragmen dengan tulang yang baru. Ani adalah proses yang lambat dan mungkin perlu beberapa bulan sebelum tulang kuat untuk membawa beban yang normal.

(16)

Fraktur telah di+embatani oleh suatu manset tulang yang padat. 5elama beberapa bulan atau tahun, pengelasan kasar ini dibentuk ulang oleh proses res orbsi dan pembentukan tulang yang terus-menerus. 7amellae yang lebih tebal diletidakkan pada tempat yang tekanannya lebih tinggi, dinding yang tidak dikehendaki dibuang, rongga sumsum dibentuk, dan akhirnya dibentuk struktur yang mirip dengan normalnya.

(17)

'ambar :.Fase !enyembuhan ulang

7. PENATALAKSANAAN $EDIS

4mpat tu+uan utama dari penanganan fraktur adalah  1. =ntuk menghilangkan rasa nyeri.

 <yeri yang timbul pada fraktur bukan karena frakturnya sendiri, namun karena terluka  +aringan disekitar tulang yang patah tersebut. =ntuk mengurangi nyeri tersebut, dapat diberikan obat penghilang rasa nyeri dan +uga dengan tehnik imobilisasi (tidak menggerakkan daerah yang fraktur). ehnik imobilisasi dapat dicapai dengan cara pemasangan bidai atau gips.

(18)

 !emasangan gips

$erupakan bahan kuat yang dibungkuskan di sekitar tulang yang patah. 'ips yang ideal adalah yang membungkus tubuh sesuai dengan bentuk tubuh. Andikasi dilakukan pemasangan gips adalah 

o Ammobilisasi dan penyangga fraktur  o Astirahatkan dan stabilisasi

o oreksi deformitas o $engurangi aktifitas

o $embuat cetakan tubuh orthotik 

5edangkan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemasangan gips adalah 

o 'ips yang pas tidak akan menimbulkan perlukaan o 'ips patah tidak bisa digunakan

o 'ips yang terlalu kecil atau terlalu longgar sangat membahayakan klien o Hangan merusak * menekan gips

o Hangan pernah memasukkan benda asing ke dalam gips * menggaruk  o Hangan meletakkan gips lebih rendah dari tubuh terlalu lama

(19)

2. =ntuk menghasilkan dan mempertahankan posisi yang ideal dari fraktur.

3idai dan gips tidak dapat mempertahankan posisi dalam waktu yang lama. =ntuk itu diperlukan lagi tehnik yang lebih mantap seperti pemasangan traksi kontinyu, fiksasi eksternal, atau fiksasi internal tergantung dari +enis frakturnya sendiri.

a. !enarikan (traksi) 

5ecara umum traksi dilakukan dengan menempatkan beban dengan tali pada ekstermitas  pasien. empat tarikan disesuaikan sedemikian rupa sehingga arah tarikan segaris dengan

sumbu pan+ang tulang yang patah. $etode pemasangan traksi antara lain 

 raksi manual

u+uannya adalah perbaikan dislokasi, mengurangi fraktur, dan pada keadaan emergency

 raksi mekanik, ada 2 macam 

o raksi kulit (skin traction)

ipasang pada dasar sistem skeletal untuk sturktur yang lain misal otot. igunakan dalam waktu % minggu dan beban I & kg.

o raksi skeletal

$erupakan traksi definitif pada orang dewasa yang merupakan balanced traction. ilakukan untuk menyempurnakan luka operasi dengan kawat metal * pen+epit melalui tulang * +aringan metal.

egunaan pemasangan traksi, antara lain 

 $engurangi nyeri akibat spasme otot  $emperbaiki J mencegah deformitas  Ammobilisasi

ifraksi penyakit (dengan penekanan untuk nyeri tulang sendi)$engencangkan pada perlekatannya

(20)

!rinsip pemasangan traksi 

ali utama dipasang di pin rangka sehingga menimbulkan gaya tarik 

 3erat ekstremitas dengan alat penyokong harus seimbang dengan pemberat agar reduksi dapat

dipertahankan

 !ada tulang-tulang yang menon+ol sebaiknya diberi lapisan khusus  raksi dapat bergerak bebas dengan katrol

 !emberat harus cukup tinggi di atas permukaan lantai

 b. ilakukan pembedahan untuk menempatkan piringan atau batang logam pada pecahan- pecahan tulang.

!ada saat ini metode penatalaksanaan yang paling banyak keunggulannya mungkin adalah  pembedahan. $etode perawatan ini disebut fiksasi interna dan reduksi terbuka. !ada

umumnya insisi dilakukan pada tempat yang mengalami cedera dan diteruskan sepan+ang  bidang anatomik menu+u tempat yang mengalami fraktur. 9ematoma fraktur dan fragmen-fragmen tulang yang telah mati diirigasi dari luka. Fraktur kemudian direposisi dengan tangan agar menghasilkan posisi yang normal kembali. 5esudah direduksi, fragmen-fragmen tulang ini dipertahankan dengan alat-alat ortopedik berupa pen, sekrup, pelat, dan paku.

euntungan perawatan fraktur dengan pembedahan antara lain 

etelitian reposisi fragmen tulang yang patah

esempatan untuk memeriksa pembuluh darah dan saraf yang berada didekatnyaapat mencapai stabilitas fiksasi yang cukup memadai

idak perlu memasang gips dan alat-alat stabilisasi yang lain

!erawatan di @5 dapat ditekan seminimal mungkin, terutama pada kasus-kasus yang tanpa

komplikasi dan dengan kemampuan mempertahankan fungsi sendi dan fungsi otot hampir  normal selama penatalaksanaan di+alankan

(21)

 %ntramedullary nail ideal untuk fraktur trans8ersal, tetapi untuk fraktur lainnya kurang cocok. Fraktur dapat dipertahankan lurus dan terhadap pan+angnya dengan nail , tetapi fiksasi mungkin tidak cukup kuat untuk mengontrol rotasi.  'ailing  diindikasikan +ika hasil  pemeriksaan radiologi memberi kesan bahwa +aringan lunak mengalami interposisi di antara

u+ung tulang karena hal ini hampir selalu menyebabkan non-union.

euntungan intramedullary nailing  adalah dapat memberikan stabilitas longitudinal serta kese+a+aran (alignment) serta membuat penderita dKpat dimobilisasi cukup cepat untuk  meninggalkan rumah sakit dalam waktu 2 minggu setelah fraktur. erugian meliput anestesi, trauma bedah tambahan dan risiko infeksi.

(losed nailing memungkinkan mobilisasi yang tercepat dengan trauma yang minimal, tetapi paling sesuai untuk fraktur trans8ersal tanpa pemendekan. (omminuted   fracture paling baik dirawat dengan locking nail  yang dapat mempertahankan pan+ang dan

rotasi.

03 FIKSASI EKSTERNA

3ila fraktur yang dirawat dengan traksi stabil dan massa kalus terlihat pada  pemeriksaan radiologis, yang biasanya pada minggu ke enam, cast brace dapat dipasang. Fraktur dengan intramedullary nail  yang tidak memberi fiksasi yang rigid  +uga cocok untuk  tindakan ini.

(22)

#. gar ter+adi penyatuan tulang kembali

3iasanya tulang yang patah akan mulai menyatu dalam waktu % minggu dan akan menyatu dengan sempurna dalam waktu  bulan. <amun terkadang terdapat gangguan dalam  penyatuan tulang, sehingga dibutuhkan graft tulang.

%. =ntuk mengembalikan fungsi seperti semula

Amobilisasi yang lama dapat mengakibatkan mengecilnya otot dan kakunya sendi. $aka dari itu diperlukan upaya mobilisasi secepat mungkin.

K. PENGKA7IAN

!engka+ian merupakan tahap awal dan landasan dalam proses keperawatan, untuk  itu diperlukan kecermatan dan ketelitian tentang masalah-masalah klien sehingga dapat memberikan arah terhadap tindakan keperawatan. eberhasilan proses keperawatan sangat  bergantuang pada tahap ini. ahap ini terbagi atas

1. !engumpulan ata a. namnesa

1) Adentitas lien

$eliputi nama, +enis kelamin, umur, alamat, agama, bahasa yang dipakai, status perkawinan,  pendidikan, peker+aan, asuransi, golongan darah, no. register, tanggal $@5, diagnosa medis. 2) eluhan =tama

(23)

!ada umumnya keluhan utama pada kasus fraktur adalah rasa nyeri. <yeri tersebut bisa akut atau kronik tergantung dan lamanya serangan. =ntuk memperoleh pengka+ian yang lengkap tentang rasa nyeri klien digunakan

a) !ro8oking Ancident apakah ada peristiwa yang men+adi yang men+adi faktor presipitasi nyeri.

 b) Luality of !ain seperti apa rasa nyeri yang dirasakan atau digambarkan klien. pakah seperti terbakar, berdenyut, atau menusuk.

c) @egion  radiation, relief apakah rasa sakit bisa reda, apakah rasa sakit men+alar atau menyebar, dan dimana rasa sakit ter+adi.

d) 5e8erity (5cale) of !ain seberapa +auh rasa nyeri yang dirasakan klien, bisa berdasarkan skala nyeri atau klien menerangkan seberapa +auh rasa sakit mempengaruhi kemampuan fungsinya.

e) ime berapa lama nyeri berlangsung, kapan, apakah bertambah buruk pada malam hari atau siang hari.

#) @iwayat !enyakit 5ekarang

!engumpulan data yang dilakukan untuk menentukan sebab dari fraktur, yang nantinya membantu dalam membuat rencana tindakan terhadap klien. Ani bisa berupa kronologi ter+adinya penyakit tersebut sehingga nantinya bisa ditentukan kekuatan yang ter+adi dan  bagian tubuh mana yang terkena. 5elain itu, dengan mengetahui mekanisme ter+adinya

kecelakaan bisa diketahui luka kecelakaan yang lain %) @iwayat !enyakit ahulu

!ada pengka+ian ini ditemukan kemungkinan penyebab fraktur dan memberi petun+uk berapa lama tulang tersebut akan menyambung. !enyakit-penyakit tertentu seperti kanker tulang dan  penyakit pagetEs yang menyebabkan fraktur patologis yang sering sulit untuk menyambung. 5elain itu, penyakit diabetes dengan luka di kaki sanagt beresiko ter+adinya osteomyelitis akut maupun kronik dan +uga diabetes menghambat proses penyembuhan tulang

&) @iwayat !enyakit eluarga

!enyakit keluarga yang berhubungan dengan penyakit tulang merupakan salah satu faktor   predisposisi ter+adinya fraktur, seperti diabetes, osteoporosis yang sering ter+adi pada  beberapa keturunan, dan kanker tulang yang cenderung diturunkan secara genetik 

) @iwayat !sikososial

$erupakan respons emosi klien terhadap penyakit yang dideritanya dan peran klien dalam keluarga dan masyarakat serta respon atau pengaruhnya dalam kehidupan sehari-harinya baik  dalam keluarga ataupun dalam masyarakat

(24)

M) !ola-!ola Fungsi esehatan

a) !ola !ersepsi dan ata 7aksana 9idup 5ehat

!ada kasus fraktur akan timbul ketidakutan akan ter+adinya kecacatan pada dirinya dan harus men+alani penatalaksanaan kesehatan untuk membantu penyembuhan tulangnya. 5elain itu,  pengka+ian +uga meliputi kebiasaan hidup klien seperti penggunaan obat steroid yang dapat mengganggu metabolisme kalsium, pengkonsumsian alkohol yang bisa mengganggu keseimbangannya dan apakah klien melakukan olahraga atau tidak 

 b) !ola <utrisi dan $etabolisme

!ada klien fraktur harus mengkonsumsi nutrisi melebihi kebutuhan sehari-harinya seperti kalsium, at besi, protein, 8it. B dan lainnya untuk membantu proses penyembuhan tulang. 48aluasi terhadap pola nutrisi klien bisa membantu menentukan penyebab masalah muskuloskeletal dan mengantisipasi komplikasi dari nutrisi yang tidak adekuat terutama kalsium atau protein dan terpapar sinar matahari yang kurang merupakan faktor predisposisi masalah muskuloskeletal terutama pada lansia. 5elain itu +uga obesitas +uga menghambat degenerasi dan mobilitas klien.

c) !ola 4liminasi

=ntuk kasus fraktur humerus tidak ada gangguan pada pola eliminasi, tapi walaupun begitu  perlu +uga dika+i frekuensi, konsistensi, warna serta bau feces pada pola eliminasi al8i. 5edangkan pada pola eliminasi uri dika+i frekuensi, kepekatannya, warna, bau, dan  +umlah. !ada kedua pola ini +uga dika+i ada kesulitan atau tidak. !ola idur dan Astirahat

5emua klien fraktur timbul rasa nyeri, keterbatasan gerak, sehingga hal ini dapat mengganggu  pola dan kebutuhan tidur klien. 5elain itu +uga, pengka+ian dilaksanakan pada lamanya tidur,

suasana lingkungan, kebiasaan tidur, dan kesulitan tidur s erta penggunaan obat tidur. d) !ola kti8itas

arena timbulnya nyeri, keterbatasan gerak, maka semua bentuk kegiatan klien men+adi  berkurang dan kebutuhan klien perlu banyak dibantu oleh orang lain. 9al lain yang perlu dika+i adalah bentuk akti8itas klien terutama peker+aan klien. arena ada beberapa bentuk   peker+aan beresiko untuk ter+adinya fraktur dibanding peker+aan yang lain

e) !ola 9ubungan dan !eran

lien akan kehilangan peran dalam keluarga dan dalam masyarakat. arena klien harus men+alani rawat inap

(25)

ampak yang timbul pada klien fraktur yaitu timbul ketidakutan akan kecacatan akibat frakturnya, rasa cemas, rasa ketidakmampuan untuk melakukan akti8itas secara optimal, dan  pandangan terhadap dirinya yang salah (gangguan body image)

g) !ola 5ensori dan ognitif 

!ada klien fraktur daya rabanya berkurang terutama pada bagian distal fraktur, sedang pada indera yang lain tidak timbul gangguan. begitu +uga pada kognitifnya tidak mengalami gangguan. 5elain itu +uga, timbul rasa nyeri akibat fraktur 

h) !ola @eproduksi 5eksual

ampak pada klien fraktur yaitu, klien tidak bisa melakukan hubungan seksual karena harus men+alani rawat inap dan keterbatasan gerak serta rasa nyeri yang dialami klien. 5elain itu  +uga, perlu dika+i status perkawinannya termasuk +umlah anak, lama perkawinannya

i) !ola !enanggulangan 5tress

!ada klien fraktur timbul rasa cemas tentang keadaan dirinya, yaitu ketidakutan timbul kecacatan pada diri dan fungsi tubuhnya. $ekanisme koping yang ditempuh klien bisa tidak  efektif.

 +) !ola ata <ilai dan eyakinan

=ntuk klien fraktur tidak dapat melaksanakan kebutuhan beribadah dengan baik terutama frekuensi dan konsentrasi. 9al ini bisa disebabkan karena nyeri dan keterbatasan gerak klien  b. !emeriksaan Fisik 

ibagi men+adi dua, yaitu pemeriksaan umum (status generalisata) untuk  mendapatkan gambaran umum dan pemeriksaan setempat (lokalis). 9al ini perlu untuk dapat melaksanakan total care karena ada kecenderungan dimana spesialisasi hanya memperlihatkan daerah yang lebih sempit tetapi lebih mendalam.

1) 'ambaran =mum !erlu menyebutkan

a) eadaan umum baik atau buruknya yang dicatat adalah tanda-tanda, seperti

(1) esadaran penderita apatis, sopor, koma, gelisah, komposmentis tergantung pada keadaan klien.

(2) esakitan, keadaan penyakit akut, kronik, ringan, sedang, berat dan pada kasus fraktur   biasanya akut.

(#) anda-tanda 8ital tidak normal karena ada gangguan baik fungsi maupun bentuk.  b) 5ecara sistemik dari kepala sampai kelamin

(26)

(1) 5istem Antegumen

erdapat erytema, suhu sekitar daerah trauma meningkat, bengkak, oedema, nyeri tekan. (2) epala

idak ada gangguan yaitu, normo cephalik, simetris, tidak ada penon+olan, tidak ada nyeri kepala.

(#) 7eher 

idak ada gangguan yaitu simetris, tidak ada penon+olan, reflek menelan ada. (%) $uka

a+ah terlihat menahan sakit, lain-lain tidak ada perubahan fungsi maupun bentuk. ak ada lesi, simetris, tak oedema.

(&) $ata

erdapat gangguan seperti kon+ungti8a anemis (+ika ter+adi perdarahan) ()elinga

es bisik atau weber masih dalam keadaan normal. idak ada lesi atau nyeri tekan. (M) 9idung

idak ada deformitas, tak ada pernafasan cuping hidung. (") $ulut dan Faring

ak ada pembesaran tonsil, gusi tidak ter+adi perdarahan, mukosa mulut tidak pucat. (:) horaks

ak ada pergerakan otot intercostae, gerakan dada simetris. (10) !aru

(a) Anspeksi

!ernafasan meningkat, reguler atau tidaknya tergantung pada riwayat penyakit klien yang  berhubungan dengan paru.

(b) !alpasi

!ergerakan sama atau simetris, fermitus raba sama. (c) !erkusi

5uara ketok sonor, tak ada erdup atau suara tambahan lainnya. (d) uskultasi

5uara nafas normal, tak ada wheeing, atau suara tambahan lainnya seperti stridor dan ronchi. (11) Hantung

(a) Anspeksi

idak tampak iktus +antung. (b) !alpasi

(27)

 <adi meningkat, iktus tidak teraba. (c) uskultasi

5uara 51 dan 52 tunggal, tak ada mur-mur.

(12) bdomen (a) Anspeksi

3entuk datar, simetris, tidak ada hernia. (b) !alpasi

ugor baik, tidak ada defands muskuler, hepar tidak teraba. (c) !erkusi

5uara thympani, ada pantulan gelombang cairan. (d) uskultasi

!eristaltik usus normal ± 20 kali*menit. (1#) Anguinal-'enetalia-nus

ak ada hernia, tak ada pembesaran lymphe, tak ada kesulitan 33.

2) eadaan 7okal

9arus diperhitungkan keadaan proksimal serta bagian distal terutama mengenai status neuro8askuler (untuk status neuro8askuler & ! yaitu !ain, !alor, !arestesia, !ulse,

!ergerakan). !emeriksaan pada sistem muskuloskeletal adalah a) 7ook (inspeksi)

!erhatikan apa yang dapat dilihat antara lain

(1) Bicatriks (+aringan parut baik yang alami maupun buatan seperti bekas operasi). (2) Bape au lait spot (birth mark).

(#) Fistulae.

(%) arna kemerahan atau kebiruan (li8ide) atau hyperpigmentasi.

(&) 3en+olan, pembengkakan, atau cekungan dengan hal-hal yang tidak biasa (abnormal). () !osisi dan bentuk dari ekstrimitas (deformitas)

(M) !osisi +alan (gait, waktu masuk ke kamar periksa)  b) Feel (palpasi)

!ada waktu akan palpasi, terlebih dahulu posisi penderita diperbaiki mulai dari posisi netral (posisi anatomi). !ada dasarnya ini merupakan pemeriksaan yang memberikan informasi dua arah, baik pemeriksa maupun klien.

(28)

Yang perlu dicatat adalah

(1) !erubahan suhu disekitar trauma (hangat) dan kelembaban kulit. (apillary refill  time  <ormal N # detik 

(2) pabila ada pembengkakan, apakah terdapat fluktuasi atau oedema terutama disekitar   persendian.

(#)  <yeri tekan (tenderness), krepitasi, catat letak kelainan (1*# proksimal, tengah, atau distal). 6tot tonus pada waktu relaksasi atau konttraksi, ben+olan yang terdapat di permukaan atau melekat pada tulang. 5elain itu +uga diperiksa status neuro8askuler. pabila ada ben+olan, maka sifat ben+olan perlu dideskripsikan permukaannya, konsistensinya, pergerakan terhadap dasar atau permukaannya, nyeri atau tidak, dan ukurannya.

c) $o8e (pergerakan terutama lingkup gerak)

5etelah melakukan pemeriksaan feel, kemudian diteruskan dengan menggerakan ekstrimitas dan dicatat apakah terdapat keluhan nyeri pada pergerakan. !encatatan lingkup gerak ini  perlu, agar dapat menge8aluasi keadaan sebelum dan sesudahnya. 'erakan sendi dicatat

dengan ukuran dera+at, dari tiap arah pergerakan mulai dari titik 0 (posisi netral) atau dalam ukuran metrik. !emeriksaan ini menentukan apakah ada gangguan gerak (mobilitas) atau tidak. !ergerakan yang dilihat adalah gerakan aktif dan pasif.

0. !emeriksaan iagnostik  a. !emeriksaan @adiologi

5ebagai penun+ang, pemeriksaan yang penting adalah pencitraan/ menggunakan sinar rontgen (>-ray). =ntuk mendapatkan gambaran # dimensi keadaan dan kedudukan tulang yang sulit, maka diperlukan 2 proyeksi yaitu ! atau ! dan lateral. alam keadaan tertentu diperlukan proyeksi tambahan (khusus) ada indikasi untuk memperlihatkan pathologi yang dicari karena adanya superposisi. !erlu disadari bahwa permintaan >-ray harus atas dasar indikasi kegunaan pemeriksaan penun+ang dan hasilnya dibaca sesuai dengan  permintaan. 9al yang harus dibaca pada >-ray

1) 3ayangan +aringan lunak.

2) ipis tebalnya korteks sebagai akibat reaksi periosteum atau biomekanik atau +uga rotasi. #) robukulasi ada tidaknya rare fraction.

%) 5ela sendi serta bentuknya arsitektur sendi.

5elain foto polos >-ray (plane >-ray) mungkin perlu tehnik khususnya seperti

1) omografi menggambarkan tidak satu struktur sa+a tapi struktur yang lain tertutup yang sulit di8isualisasi. !ada kasus ini ditemukan kerusakan struktur yang kompleks dimana tidak pada satu struktur sa+a tapi pada struktur lain +uga mengalaminya.

(29)

2) $yelografi menggambarkan cabang-cabang saraf spinal dan pembuluh darah di ruang tulang 8ertebrae yang mengalami kerusakan akibat trauma.

#) rthrografi menggambarkan +aringan-+aringan ikat yang rusak karena ruda paksa.

%) Bomputed omografi-5canning menggambarkan potongan secara trans8ersal dari tulang dimana didapatkan suatu struktur tulang yang rusak.

 b. !emeriksaan 7aboratorium

1) alsium 5erum dan Fosfor 5erum meningkat pada tahap penyembuhan tulang.

2) lkalin Fosfat meningkat pada kerusakan tulang dan menun+ukkan kegiatan osteoblastik  dalam membentuk tulang.

#) 4nim otot seperti reatinin inase, 7aktat ehidrogenase (79-&), spartat mino ransferase (5), ldolase yang meningkat pada tahap penyembuhan tulang.

c. !emeriksaan lain-lain

1) !emeriksaan mikroorganisme kultur dan test sensiti8itas didapatkan mikroorganisme  penyebab infeksi.

2) 3iopsi tulang dan otot pada intinya pemeriksaan ini sama dengan pemeriksaan diatas tapi lebih dindikasikan bila ter+adi infeksi.

#) 4lektromyografi terdapat kerusakan konduksi saraf yang diakibatkan fraktur.

%) rthroscopy didapatkan +aringan ikat yang rusak atau sobek karena trauma yang berlebihan. &) Andium Amaging pada pemeriksaan ini didapatkan adanya infeksi pada tulang.

) $@A menggambarkan semua kerusakan akibat fraktur.

L. DIAGNOSA KEPERA:ATAN 8ANG $UNGKIN $UNCUL

1. <yeri akut b*d spasme otot, gerakan fragmen tulang, edema, cedera +aringan lunak,  pemasangan traksi, stress*ansietas, luka operasi.

2. 'angguan pertukaran gas b*d perubahan aliran darah, emboli, perubahan membran al8eolar*kapiler (interstisial, edema paru, kongesti)

#. 'angguan mobilitas fisik b*d kerusakan rangka neuromuskuler, nyeri, terapi restriktif  (imobilisasi)

(30)

&. @isiko infeksi b*d ketidakadekuatan pertahanan primer (kerusakan kulit, taruma  +aringan lunak, prosedur in8asif*traksi tulang)

. urang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan b*d kurang terpa+an atau salah interpretasi terhadap informasi, keterbatasan kognitif, kurang akurat*lengkapnya informasi yang ada

$. INTER6ENSI KEPERA:ATAN

9.

N;eri akut <, s(as&e %t%t+ 'erakan fra'&en tulan'+ e,e&a+ !e,era

 )arin'an lunak+ (e&asan'an traksi+ stress<ansietas.

u+uan lien mengataka nyeri berkurang atau hilang dengan menun+ukkan tindakan santai, mampu berpartisipasi dalam berakti8itas, tidur, istirahat dengan tepat, menun+ukkan  penggunaan keterampilan relaksasi dan akti8itas trapeutik sesuai indikasi untuk situasi

indi8idual

A<4@D4<5A 4!4@<  )$S%*'$+ 1. !ertahankan imobilasasi bagian

yang sakit dengan tirah baring, gips, bebat dan atau traksi

2. inggikan posisi ekstremitas yang terkena.

#. 7akukan dan awasi latihan gerak   pasif*aktif.

%. 7akukan tindakan untuk  meningkatkan kenyamanan (masase, perubahan posisi)

&. +arkan penggunaan teknik  mana+emen nyeri (latihan napas dalam, ima+inasi 8isual, akti8itas

 Mengurangi nyeri dan mencegah malformasi.

 Meningkatkan aliran balik vena, mengurangi edemanyeri.

 Mempertahankan kekuatan otot dan meningkatkan sirkulasi vaskuler.

 Meningkatkan sirkulasi umum, menurunakan area tekanan lokal dan kelelahan otot.

 Mengalihkan perhatian terhadap nyeri, meningkatkan kontrol terhadap nyeri yang mungkin berlangsung 

(31)

dipersional)

. 7akukan kompres dingin selama fase akut (2%-%" +am pertama) sesuai keperluan.

M. olaborasi pemberian analgetik  sesuai indikasi.

". 48aluasi keluhan nyeri (skala,  petun+uk 8erbal dan non 8er8al,  perubahan tanda-tanda 8ital)

lama.

 Menurunkan edema dan mengurangi rasa nyeri.

 Menurunkan nyeri melalui mekanisme penghambatan rangsang  nyeri baik secara sentral maupun  perifer.

 Menilai perkembangan masalah klien.

0.

Gan''uan (ertukaran 'as <, (erua"an aliran ,ara"+ e&%li+

(erua"an &e&ran al=e%lar<ka(iler *interstisial+ e,e&a (aru+

k%n'esti3

u+uan  lien akan menun+ukkan kebutuhan oksigenasi terpenuhi dengan kriteria klien tidak sesak nafas, tidak cyanosis analisa gas darah dalam batas normal

A<4@D4<5A 4!4@<  )$S%*'$+ 1. Anstruksikan*bantu latihan napas

dalam dan latihan batuk efektif.

2. 7akukan dan a+arkan perubahan  posisi yang aman sesuai keadaan

klien.

#. olaborasi pemberian obat antikoagulan (war8arin, heparin) dan kortikosteroid sesuai indikasi.

 Meningkatkan ventilasi alveolar dan  perfusi.

 )eposisi meningkatkan drainase  sekret dan menurunkan kongesti  paru.

 Mencegah terjadinya pembekuan darah pada keadaan tromboemboli.  !ortikosteroid telah menunjukkan

(32)

%. nalisa pemeriksaan gas darah, 9b, kalsium, 74, lemak dan trombosit

&. 48aluasi frekuensi pernapasan dan upaya bernapas, perhatikan adanya stridor, penggunaan otot aksesori  pernapasan, retraksi sela iga dan

sianosis sentral.

keberhasilan untuk  

mencegahmengatasi emboli lemak.

 Penurunan Pa* dan peningkatan  P(* menunjukkan gangguan  pertukaran gas anemia, hipokalsemia, peningkatan +#/ dan kadar lipase, lemak darah dan  penurunan trombosit sering 

berhubungan dengan emboli lemak.

 $danya takipnea, dispnea dan  perubahan mental merupakan tanda dini insufisiensi pernapasan, mungkin menunjukkan terjadinya emboli paru tahap awal.

1. Gan''uan &%ilitas fisik <, kerusakan ran'ka neur%&uskuler+ n;eri+

tera(i restriktif *i&%ilisasi3

u+uan  lien dapat meningkatkan*mempertahankan mobilitas pada tingkat paling tinggi yang mungkin dapat mempertahankan posisi fungsional meningkatkan kekuatan*fungsi yang sakit dan mengkompensasi bagian tubuh menun+ukkan tekhnik yang memampukan melakukan akti8itas

A<4@D4<5A 4!4@<  )$S%*'$+ 1. !ertahankan pelaksanaan akti8itas

rekreasi terapeutik (radio, koran, kun+ungan teman*keluarga) sesuai keadaan klien.

2. 3antu latihan rentang gerak pasif  aktif pada ekstremitas yang sakit

 Memfokuskan perhatian, meningkatakan rasa kontrol

diriharga diri, membantu menurunkan isolasi sosial.

 Meningkatkan sirkulasi darah muskuloskeletal, mempertahankan

(33)

maupun yang sehat sesuai keadaan klien.

#. 3erikan papan penyangga kaki, gulungan trokanter*tangan sesuai indikasi.

%. 3antu dan dorong perawatan diri (kebersihan*eliminasi) sesuai keadaan klien.

&. =bah posisi secara periodik sesuai keadaan klien.

. orong*pertahankan asupan cairan 2000-#000 ml*hari.

M. 3erikan diet !.

". olaborasi pelaksanaan fisioterapi sesuai indikasi.

:. 48aluasi kemampuan mobilisasi klien dan program imobilisasi.

tonus otot, mempertahakan gerak   sendi, mencegah kontrakturatrofi

dan mencegah reabsorbsi kalsium karena imobilisasi.

 Mempertahankan posis fungsional  ekstremitas.

 Meningkatkan kemandirian klien dalam perawatan diri sesuai kondisi keterbatasan klien.

 Menurunkan insiden komplikasi kulit dan pernapasan 0dekubitus, atelektasis, penumonia1

 Mempertahankan hidrasi adekuat, men-cegah komplikasi urinarius dan konstipasi.

 !alori dan protein yang cukup diperlukan untuk proses  penyembuhan dan mem- pertahankan fungsi fisiologis tubuh.

 !erjasama dengan fisioterapis perlu untuk menyusun program aktivitas  fisik secara individual.

 Menilai perkembangan masalah klien.

(34)

>.

Gan''uan inte'ritas kulit <, fraktur teruka+ (e&asan'an traksi

*(en+ ka5at+ sekru(3

u+uan  lien menyatakan ketidaknyamanan hilang, menun+ukkan perilaku tekhnik untuk  mencegah kerusakan kulit*memudahkan penyembuhan sesuai indikasi, mencapai  penyembuhan luka sesuai waktu*penyembuhan lesi ter+adi

A<4@D4<5A 4!4@<  )$S%*'$+ 1. !ertahankan tempat tidur yang

nyaman dan aman (kering, bersih, alat tenun kencang, bantalan bawah siku, tumit).

2. $asase kulit terutama daerah  penon+olan tulang dan area distal  bebat*gips.

#. 7indungi kulit dan gips pada daerah  perianal

%. 6bser8asi keadaan kulit,  penekanan gips*bebat terhadap

kulit, insersi pen*traksi.

 Menurunkan risiko kerusakanabrasi kulit yang lebih luas.

 Meningkatkan sirkulasi perifer dan meningkatkan kelemasan kulit dan otot terhadap tekanan yang relatif  konstan pada imobilisasi.

 Mencegah gangguan integritas kulit  dan jaringan akibat kontaminasi  fekal.

 Menilai perkembangan masalah klien.

?.

Risik% infeksi <, keti,aka,ekuatan (erta"anan (ri&er *kerusakan

kulit+ taru&a )arin'an lunak+ (r%se,ur in=asif<traksi tulan'

u+uan  lien mencapai penyembuhan luka sesuai waktu, bebas drainase purulen atau eritema dan demam

A<4@D4<5A 4!4@<  )$S%*'$+

(35)

 perawatan luka sesuai protokol

2. +arkan klien untuk   mempertahankan sterilitas insersi  pen.

#. olaborasi pemberian antibiotika dan toksoid tetanus sesuai indikasi.

%. nalisa hasil pemeriksaan laboratorium (9itung darah lengkap, 74, ultur dan sensiti8itas luka*serum*tulang)

&. 6bser8asi tanda-tanda 8ital dan tanda-tanda peradangan lokal pada luka.

mempercepat penyembuhan luka.

 Meminimalkan kontaminasi.

 $ntibiotika spektrum luas atau  spesifik dapat digunakan secara  profilaksis, mencegah atau mengatasi infeksi. Toksoid tetanus untuk mencegah infeksi tetanus.

 +eukositosis biasanya terjadi pada  proses infeksi, anemia dan  peningkatan +#/ dapat terjadi pada osteomielitis. !ultur untuk   mengidentifikasi organisme  penyebab infeksi.

 Mengevaluasi perkembangan masalah klien.

@. Kuran' (en'eta"uan tentan' k%n,isi+ (r%'n%sis ,an keutu"an (en'%atan <, kuran' ter(a)an atau sala" inter(retasi ter"a,a( inf%r&asi+ keteratasan k%'nitif+ kuran' akurat<len'ka(n;a inf%r&asi ;an' a,a.

u+uan  klien akan menun+ukkan pengetahuan meningkat dengan kriteria klien mengerti dan memahami tentang penyakitnya

A<4@D4<5A 4!4@<  )$S%*'$+ 1. a+i kesiapan klien mengikuti

 program pembela+aran.

 #fektivitas proses pemeblajaran dipengaruhi oleh kesiapan fisik dan mental klien untuk mengikuti

(36)

2. iskusikan metode mobilitas dan ambulasi sesuai program terapi fisik.

#. +arkan tanda*ge+ala klinis yang memerluka e8aluasi medik (nyeri  berat, demam, perubahan sensasi

kulit distal cedera)

%. !ersiapkan klien untuk mengikuti terapi pembedahan bila diperlukan.

 Meningkatkan partisipasi dan kemandirian klien dalam

 perencanaan dan pelaksanaan  program terapi fisik.

 Meningkatkan kewaspadaan klien untuk mengenali tandagejala dini  yang memerulukan intervensi lebih

lanjut.

2paya pembedahan mungkin

diperlukan untuk mengatasi maslaha  sesuai kondisi klien.

DAFTAR PUSTAKA

3runner, 5uddarth. 2002. &uku $jar keperawtan medikal bedah, edisi 3 vol.4. 4'B. Hakarta Barpenito, 7H. 2001. &uku Saku /iagnosa !eperawatan edisi 5 . Hakarta 4'B

oengoes, $.4., 2000, )encana $suhan !eperawatan, 4'B, Hakarta.

Archam $achfoed, 200M.  Pertolongan Pertama di )umah, di Tempat !erja, atau di  Perjalanan. Yogyakarta Fitramaya

Hohnson, $., et all.  2000.  'ursing *utcomes (lassification 0'*(1 Second #dition. <ew Hersey =pper 5addle @i8er

$ans+oer,  dkk. 200M.  !apita Selekta !edokteran, ilid 6 edisi 4. Hakarta $edia esculapius

$c Bloskey, B.H., et all . 1::.  'ursing %nterventions (lassification 0'%(1 Second #dition.  <ew Hersey =pper 5addle @i8er 

5antosa, 3udi. 200M.  Panduan /iagnosa !eperawatan '$'/$ 778-775 . Hakarta !rima $edika

Referensi

Dokumen terkait

n3eksi dapat ter/adi pada semua pembedahan dengan peredaran darah yang buruk atau adanya dapat ter/adi pada semua pembedahan dengan peredaran darah yang buruk

Bersamaan dengan proses ini pada bagian dalam tulang rawan di daerah diafisis yang disebut juga pusat osifikasi primer, sel-sel tulang rawan membesar kemudian pecah sehingga

Dengan terbukanya barier jaringan lunak maka patah tulang tersebut terancam untuk terjadinya infeksi seperti kita ketahui bahwa periode 6 jam sejak patah tulang tebuka luka yang

Bersamaan dengan proses ini pada bagian dalam tulang rawan di daerah diafisis yang disebut juga pusat osifikasi primer, sel-sel tulang rawan membesar kemudian pecah sehingga

Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai dengan jenis dan luasnya. Faktur terjadi jika tulang dikenai stress yang lebih besar dari

Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai dengan jenis dan luasnya. Faktur terjadi jika tulang dikenai stress yang lebih besar dari

Pengkajian sistem kardiovaskular pada klien cedera tulang belakang didapatkan renjatan (syok hipovolemik) dengan intensitas sedang dan berat. Hasil

Trauma Langsung atau tidak langsung, patologi Fraktur terbuka atau tertutup Fraktur terbuka tulang menembus otot dan kulit Kehilangan integritas tulang Perubahan fragmen tulang