• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPSI SISWA BERDASARKAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BABALAN TAHUN AJARAN 2012/2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPSI SISWA BERDASARKAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BABALAN TAHUN AJARAN 2012/2013"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPSI SISWA

BERDASARKAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA

KELAS X SMA NEGERI 1 BABALAN

TAHUN AJARAN 2012/2013

Oleh:

Reza Pahlevi, 208311104

ABSTRAK

REZA PAHLEVI, NIM 208311104, Kemapuan Menulis Paragraf Deskripsi Siswa Berdasarkan Media Audiovisual Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Babalan Tahun Ajaran 2012/2013, Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Medan.

Penelitian yang berjudul “Kemampuan Menulis Paragraf Deskripsi Siswa Berdasarkan Media Audiovisual Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Babalan. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan kemampuan siswa dalam menulis, terutama mengembangkan paragraf deskripsi berdasarkan media audiovisual.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Teknik penelitian ini dilakukan dengan memberikan tugas mengarang deskripsi berdasarkan media audiovisual kepada siswa. Instrumen yang digunakan adalah petunjuk dan batasan membuat paragraph deskripsi. Objek penelitian ini adalah karangan siswa yang dinilai dari penggambaran objek, imajinasi, diksi, koherensi, dan EYD. Sumber data penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 1 Babalan sebanyak 30 orang dari jumlah siswa kelas X sebanyak 211 orang.

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa kemampuan mereka dalam mengembangkan karangan tersebut masih cukup. Dilihat dari segi persentase, siswa memperoleh nilai pada kategori sangat baik 2 orang atau 6,67%, kategori baik 5 orang atau 16,66%, kategori cukup 19 orang atau 63,33%, kategori kurang 2 orang atau 6,67% dan sisanya 2 orang atau 6,,67% sangat kurang. Adapun skor rata-rata yang diperoleh mereka adalah 62. Dengan demikian kemampuan meulis paragraf deskripsi siswa

(2)

berdasarkan media audiovisual pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Babalan Tahun Ajaran 2012/2013 tergolong cukup.

Kata kunci: Media audiovisual, paragraf deskripsi, kemampuan menulis

PENDAHULUAN

Pada dasarnya setiap orang yang belajar bahasa dituntut untuk menguasai empat keterampilan berbahasa yakni menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Keterampilan menyimak dan berbicara merupakan keterampilan menggunakan bahasa lisan sementara keterampilan membaca dan menulis merupakan keterampilan menggunakan bahasa tulis. Rosmaini (2008:10) menyatakan pembelajaran bahasa Indonesia dititikberatkan pada aspek keterampilan berbahasa. Salah satu aspek keterampilan berbahasa tersebut adalah keterampilan menulis.

Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang sangat penting dalam kehidupan, tidak hanya dalam kehidupan pendidikan tetapi juga sangat penting dalam kehidupan masyarakat. Tarigan (1994:3) menyatakan bahwa menulis merupakan keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung atau pun tidak tatap muka dengan orang lain. Dengan menulis siswa dapat mengungkapkan atau mengekspresikan gagasan atau pendapat, pemikiran, dan perasaan yang dimiliki. Selain itu, mungkin juga dapat mengembangkan daya pikir dan kreativitas siswa.

Menurut Tarigan (1982:9), keterampilan menulis itu tidak datang dengan sendirinya. Dia menuntut latihan yang cukup dan teratur serta pendidikan yang

(3)

berprogram. Oleh karena itu latihan menulis secara intensif sangat diperlukan sebab menulis merupakan suatu proses.

Salah satu jenis paragraf adalah paragraf deskripsi. Dalam menulis paragraf deskripsi, penulis harus mampu mengungkapkan pengalaman yang dilihat, dengar, dan dirasakannya. Dalam hal ini Parera dalam Dalman (2012:253) menyatakan bahwa paragraf deskripsi adalah suatu bentuk paragraf yang hidup dan berpengaruh. Paragraf deskripsi berhubungan dengan pengalaman pancaindra seperti penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman, dan perasaan.

Di dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006 diharapkan siswa mampu menulis paragraf deskripsi. Hal tersebut dijelaskan di dalam kompetensi dasar yang menuntut siswa agar mampu menulis hasil observasi dalam bentuk paragraf deskriptif. Siswa dapat menggambarkan, melukiskan atau memberikan gambaran terhadap sesuatu dengan sejelas-jelasnya sehingga pembaca seolah-olah dapat melihat, mendengar, membaca, atau merasakan hal yang dideskripsikan. Kompetensi itu diharapkan dapat dikembangkan melalui pembelajaran menulis dengan metode yang efektif. Dengan pembelajaran yang efektif, siswa dimungkinkan mampu menulis paragraf deskripsi dengan baik.

Kenyataannya di lapangan menurut pengamatan pada saat PPL (Program Pengalaman Lapangan) kemampuan siswa dalam menulis paragraf deskripsi belum maksimal. Penelitian Siburian (2010:51) dalam skripsinya yang berjudul “Efektivitas Teknik Clustering ‘Pengelompokan’ terhadap Peningkatan

(4)

Kemampuan Menulis Paragraf Deskripsi Siswa Kelas X SMA negeri 1 Lintongnihuta Tahun Pembelajaran 2009/2010”. Dari penelitian itu diperoleh kesimpulan bahwa rata-rata kemampuan menulis paragraf deskripsi siswa kelas X SMA Lintongnihuta berada pada kategori rendah.

Kemampuan menulis paragraf deskripsi siswa sangat rendah dapat disebabkan oleh berbagai hal, misalnya saja karena guru, media pembelajaran, siswa, dll. Selama ini guru cenderung kurang memanfaatkan media pembelajaran yang lebih variatif, sehingga siswa merasa bosan dalam proses pembelajaran. Pernyataan tersebut didukung penelitian Aida yang berjudul “Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf deskripsi Dengan Media Gambar pada Siswa Kelas V Madrasah Ibtidaiyahal Bidayah Candi Kecamatan Bandungan kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2006/2007.

Metode demikian hanya akan menjadikan paragraf deskripsi sebagai kerangka ilmu yang harus diimbaskan. Jauh lebih penting dari pemahaman adalah keterampilan menulis paragraf, sehingga yang dibutuhkan bukan teori melainkan latihan-latihan terpadu dalam hal mana siswa diarahkan pada praktik menulis. Itu berarti dibutuhkan langkah-langkah (metode) pembelajaran yang mampu membawa siswa pada aktivitas menulis yaitu mengekspresikan diri dan ide-ide cemerlang sehingga tercipta keterampilan berbahasa yang komunikatif.

Berdasarkan kompetensi dasar mata pelajaran Bahasa Indonesia SMA Kelas X semester I, Pembelajaran menulis paragraf deskripsi merupakan salah satu dari ragam keterampilan menulis siswa yang harus dilaksanakan.

(5)

METODE PENELITIAN

Dalam penelitian ini, peneliti memilih metode penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah sebuah metode penelitian yang efektif dengan tujuan mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik yang bersifat alamiah maupun fenomena hasil rekayasa.

Dalam penelitian deskriptif, peneliti tidak melakukan manipulasi atau memberi perlakuan-perlakuan tertentu terhadap variabel, tetapi semua kegiatan, keadaan, kejadian, aspek komponen atau variabel berjalan apa adanya. Penemuan makna adalah fokus dari keseluruhan proses yang akan dilakukan. Dalam penelitian ini, peneliti akan mengkaji secara mendalam tentang kemampuan menulis paragraf deskripsi berdasarkan media audiovisual.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

Data penelitian ini diolah dengan mengunakan teknik statistik deskripsi. Pengolahan data kemampuan menulis paragraf deskripsi berdasarkan media audiovisual dilakukan dengan menyusun tabel distribusi frekuensi dan menghitung nilai rata-rata (mean). Pengolahan data tersebut dilakukan sebagai berikut.

Data nilai kemampuan menulis paragraf deskrispi berdasarkan media audiovisual, apabila dilihat persentase siswa adalah sebagai berikut.

(6)

TABEL V

FREKUENSI DATA KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPSI SISWA BERDASARKAN MEDIA AUDIOVISUAL OLEH

SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BABALAN

NO. KualitatifNILAIKuantitatif FREKUENSI PERSENTASE

1. sangat baik 85-100 2 6.67% 2. Baik 70-84 5 16,66% 3. Cukup 55-69 19 63,33% 4. Kurang 40-54 2 6.67% 5 sangat kurang 39 2 6.67% Jumlah 30 (100%) 100%

Nilai rata-rata kemampuan menulis paragraf deskripsi siswa berdasarkan media audiovisual siswa kelas X SMA Negeri 1 Babalan adalah sebagai berikut.

62

17

,

62

30

1865

=

=

=

=

X

X

X

n

Xi

X

Jadi, kemampuan menulis paragraf deskripsi siswa berdasarkan media audiovisual siswa kelas X SMA Negeri 1 Babalan adalah 62,17 dan dibulatkan menjadi 62. Apabila nilai rata-rata ini dimasukkan ke dalam klasifikasi nilai

(7)

kemampuan menulis paragraf deskripsi siswa berdasarkan media audiovisual, nilai rata-rata (mean) tersebut termasuk kategori cukup. Dengan kata lain, mereka mampu menulis paragraf deskripsi berdasarkan media audiovisual.

Gambaran di atas merupakan kemampuan mereka secara umum. Adapun gambaran kemampuan secara khusus atau berdasarkan aspek penilaian tertentu adalah sebagai berikut.

Kemampuan menulis siswa kelas X SMA Negeri 1 Babalan paragraf deskripsi berdasarkan media audiovisual dapat dianalisis secara khusus. Secara khusus kemampuan itu diklasifikasikan atas aspek penilaian. Untuk mengetahui persentase rata-rata pada setiap aspek penilaian, setiap nilai rata-rata aspek tersebut dibagikan dengan skor maksimal lalu dikalikan dengan seratus.

Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh temuan penelitian sebagai berikut.

1. Nilai rata-rata kemampuan menulis paragraf deskripsi berdasarkan media audiovisual adalah 62 dan termasuk dalam kategoricukup.

2. Ada 5 indikator yang dinilai dalam penelitian ini, yaitu penggambaran objek siswa memperoleh skor rata-rata keseluruhan berada pada nilai 65. Pada indikator imajinasi berada pada nilai 70. Pada indikator diksi berada pada nilai 50. Pada indikator penggunaan koherensi berada pada nilai 80 dan pada indikator penggunaan EYD berada pada nilai 45.

(8)

Paragraf deskripsi adalah suatu paragraf yang melukiskan secara mendetail tentang objek sehingga seakan – akan pembaca melihat, mendengar atau mengalami langsung tentang objek tersebut.

Pada dasarnya, menulis paragraf deskripsi akan dapat dilakukan oleh seseorang (siswa) jika ia telah melihat objek yang akan ditulisnya, sehingga pembaca seolah – olah pernah mengalami atau melihat sendiri objek tersebut.

Oleh sebab itu, hal pertama yang harus dimiliki untuk bisa menulis paragraf deskripsi adalah ide (adanya objek yang pernah dilihat). Setelah memilikinya, ide tersebut kemudian dikembangkan menjadi sebuah paragraf deskripsi berdasarkan kreativitas yang ada pada diri seseorang (siswa).

Berdasarkan hasil observasi sebelumnya, kemampuan menulis paragraf deskripsi siswa sangat rendah. Rendahnya kemampuan menulis paragraf desripsi dapat disebabkan oleh berbagai hal, misalnya saja karena guru, media pembelajaran, siswa, dll. Selama ini guru cenderung kurang memanfaatkan media pembelajaran yang lebih variatif, sehingga siswa merasa bosan dalam proses pembelajaran.

Menurut Semi dalam (http:/digilib.unnes.ac.id//) penggambaran objek dalam paragraf deskripsi merupakan sasaran utama yang dijadikan tema yang dituliis. Hal ini berpijak kepada tujuan menulis paragraf deskripsi yang bertujuan untuk memberi gambaran secara jelas dan keseluruhan mengenai suatu objek yang ditulis sehingga pembaca dapat memahaminya. Dari hasil observasi

(9)

sebelumnya siswa sulit dalam penggambaran objek sehingga kemampuan menulis paragraf deskripsi siswa kelas X SMA Negeri 1 Babalan sangat rendah.

Setelah melakukan prosedur penelitian seperti melakukan analisis data, hingga akhirnya peneliti mendapatkan suatu hasil yang positif dalam kemampuan menulis paragraf deskripsi berdasarkan media audiovisual yang diberikan pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Babalan ternyata dalam kategori cukup.

Hal ini dilihat melalui nilai rata-rata yang diperoleh siswa kelas X SMA Negeri 1 Babalan secara umum, yaitu berada pada kategori cukup (55-69). Menurut Sudjono, Dilihat dari segi persentase, siswa memperoleh nilai pada kategori sangat baik 2 orang atau 6,67%, kategori baik 5 orang atau 16,66%, kategori cukup 19 orang atau 63,33%, kategori kurang 2 orang atau 6,67% dan sisanya 2 orang atau 6,67% berada pada ketegori sangat kurang.

Nilai rata-rata kemampuan menulis paragraf deskripsi siswa berdasarkan media audiovisual siswa kelas X SMA Negeri 1 Babalan adalah sebagai berikut.

62

17

,

62

30

1865

=

=

=

=

X

X

X

n

Xi

X

(10)

menjadi 62. Apabila nilai rata-rata ini dimasukkan ke dalam klasifikasi nilai kemampuan menulis paragraf deskripsi siswa berdasarkan media audiovisual, nilai rata-rata (mean) tersebut termasuk kategori cukup. Dengan kata lain, mereka mampu menulis paragraf deskripsi berdasarkan media audiovisual.

Hasil perhitungan tersebut menyatakan bahwa kemampuan menulis karangan deskripsi berdasarkan media audiovisual oleh siswa kelas X SMA 1 Babalan Tahun Ajaran 2012/2013 termasuk di dalam kategori cukup. Dari penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa dalam menulis paragraf deskripsi cukup dengan media audioviasual.

Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan menulis paragraf deskripsi berdasarkan media audiovisual siswa kelas X SMA Negeri 1 Babalan Tahun Ajaran 2012/2013. Kemampuan menulis paragraf deskripsi siswa dapat dilihat melalui beberapa indikator penilaian yang telah dipaparkan sebelumnya. Yaitu penggambaran objek, imajinasi, diksi, koherensi, dan EYD.

Pada indikator penggambaran objek siswa memperoleh skor rata-rata keseluruhan berada pada nilai 65, karena media audiovisual menampilkan secara jelan objek yang akan siswa deskripsikan .Pada indikator imajinasi berada pada nilai 70, karena siswa dapat meningkatkan daya imajinasi mereka setelah melihat media audiovisual yang mereka lihat, sehingga mempermudah mereka dalam menulis paragraf deskripsi. Pada indikator diksi berada pada nilai 50, karena dengan media audiovisual siswa dapat memilih diksi yang tepat untuk

(11)

menggambarkan setiap objek yang mereka lihat. Pada indikator penggunaan koherensi berada pada nilai 80, karena media audiovisual menampilkan gambar secara teratut dan baik sehingga koherensi siswa dalam paragraf deskripsi baik dan teratur juga dan pada indikator penggunaan EYD berada pada nilai 45, karena media audiovisual hanya menampilkan gambar dan suara sehingga siswa tidak dapat menggunakan EYD yang baik.

Dari kelima indikator penilaian menulis paragraf deskripsi di atas, maka dapat disimpulkan ada 4 indikator yang kategori baik dan cukup. Namun pada EYD termasuk dalam kategori kurang. Hal ini disebabkan media audiovisual tersebut yang lebih menekankan kreativitas siswa dalam pemahamannya melaui inspirasi yang diperolehnya dengan objek yang diamatinya sehingga siswa lebih menguasai indikator penggambaran objek, imajinasi, diksi dan koherensi.

PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibicarakan pada bab IV di atas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa kelas X SMA Negeri 1 Babalan menulis paragraf deskripsi berdasarkan media audiovisual torgolongcukup.

Adapun rincian nilai rata-rata kemampuan siswa kelas X SMA Negeri 1 Babalan menulis paragraf deskripsi berdasarkan media audiovisual secara khusus adalah sebagai berikut.

1) Nilai rata-rata indikatorpenggambaran objek tergolong dalam kategoricukup, yaitu 65;

(12)

2) Nilai rata-rata indikatorimajinasi tergolong dalam kategori baik, yaitu70;

3) Nilai rata-rata indikatormenentukan diksi tergolong dalam kategori

kurang, yaitu 50;

4) Nilai rata-rata indikatormenentukan koherensi tergolong dalam kategoribaik, yaitu 80;

5) Nilai rata-rata indikatormenggunakan EYD tergolong dalam kategorikurang, yaitu 45.

Kemampuan siswa kalas X SMA Negeri 1 Baballan dalam menulis paragraf deskripsi berdasarkan media audiovisual meliputi aspek penilaian penggambaran objek, imajinasi, diksi, koherensi dan EYD. Adapun aspek kemampuan menggunakan bahasa, para siswa umumnya belum mampu menggunakan EYD secara benar, menggunakan diksi secara tepat, dan menata kalimat dengan efektif.

DAFTAR PUSTAKA

Dalman.2012.Menulis Karya Ilmiah.Jakarta:RajaGrafindo Persada.

Tarigan, Henri Guntur.1994(Edisi Revisi).Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Bahasa.Bandung:Angkasa.

Pribadi. A. Benny.2011.Model Assure Untuk

MendesaiPembelajaran.Jakart:.Dian Rakyat.

Depdiknas. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

(13)

Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Sudjana. 2005.Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. 2009.Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Kamisa. 1997.Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Kartika.

Akhadiah,Sabarti,dkk.1988.Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia.Jakarta.Erlangga

Moeliono, Anton dkk.2000. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Arsyad, Azhar.2002.Media Pembelajaran.Jakarta:Raja Grafindo. Semi, M. Atar.1990.Menulis Efektif. Padang: Angkasa Raya

Keraf, Gorys.1982.Eskposisi dan Argumentasi.Ende Flores:Nusa Indah Situs/Website

http://karangsemkab.go.id/index.php/detil 8/2005/03/kemampuan menulis/html),

http://teguhhariyadi.blogspot.com/2011/12/pengertian-dan-contoh-paragraf.html#ixzz2Al3dOtP3 http://digilib.unnes.ac.id//

Referensi

Dokumen terkait

Secara garis besar dicikan : Kehidupan keagamaan sudah mencapai kemantapan, cenderung mulai menerima pendapat keagamaan, mulai timbul pengakuan akan adanya kehidupan setelah

Bidang Keahlian: Pengembangan Metodologi Pembelajaran Fisika email: jumadi@uny.ac.id [3].. Yoshapat Sumardi

Selain pengelolaan lahan yang lebih baik, tanaman kelapa sawit di PTPN I telah lama dibudidayakan sehingga FMA telah beradaptasi dengan kondisi lingkungan yang ada

Hasil pengujian signifikan simultan (uji statistik F) menunjukkan bahwa faktor kepemilikan institusional, struktur aset, profitabilitas, dan pertumbuhan perusahaan secara

[r]

Dalam konteks pendididkan supervisi adalah usaha memberi layanan kepada guru-guru baik secara individual maupun kelompok dalam usaha memperbaiki proses pembelajaran dengan

Surat Izin Usaha Jasa Konsultansi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan yang berlaku dan SBU yang sesuai dengan paket pekerjaan;4. Akte pendirian perusahaan

Apabila hasil simulasi dipetakan ke dalam grafik dicontohkan pada modulasi 8-QAM dengan Eb/No level 1 dB dihasilkan nilai BER pada simulasi lebih baik yaitu