• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENDAHULUAN LATAR BELAKANG"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

I. PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang melaksanakan pembangunan di segala bidang. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang diandalkan, karena sektor pertanian sampai saat ini masih memegang peran yang penting dalam menunjang perekonomian nasional. Menurut Supartama, dkk (2013) sektor pertanian juga mempunyai peran yang penting dalam mengentaskan kemiskinan, pembangunan pertanian yang berkaitan baik secara langsung maupun tidak langsung dengan upaya peningkatan kesejahteraan petani dan upaya menanggulangi kemiskinan khususnya di daerah pedesaan.

Sektor pertanian juga menyangkut aspek kehidupan bangsa. Pada dasarnya keberadaan pangan tidak dapat dipisahkan, sebab merupakan kebutuhan pokok yang pemenuhannya tidak dapat ditunda. Menurut Najib (2008) beras merupakan bahan pokok yang sangat dibutuhkan masyarakat Indonesia, oleh karena itu pembudidayaan tanaman padi sebagai penghasil beras perlu mendapat perhatian.

Beras digunakan sebagai salah satu indikator garis kemiskinan atau ambang batas kecukupan. Sebagian besar penduduk Indonesia yang berada di pedesaan bermata pencaharian sebagai petani dengan tingkat penghasilan rendah, sehingga berpengaruh terhadap taraf hidupnya.

Tabel 1.1 Luas Panen dan Produksi Padi Di Kabupaten Gunungkidul Tahun 2011 – 2012

No. Uraian Luas Panen (ha) Produksi (ton) Persentase (%)

2011

1. Padi Sawah 15.629,00 91.666,61 33,00

2. Padi Ladang 41.746,00 186.146,00 67,00

Jumlah 57.375,00 277.813,00 100,00

2012

1. Padi Sawah 14.164,00 87.006,20 29,83

2. Padi Ladang 42.252,00 204.689,40 70,17

Jumlah 56.416,00 291.696,00 100,00

Sumber : BPS Kabupaten Gunungkidul Tahun 2013

(2)

Berdasarkan tabel 1.1, data dari BPS Kabupaten Gunungkidul (2013) menunjukan bahwa produksi padi pada tahun 2012 tercatat 291.696 ton (meningkat sebesar 6,63 persen dari tahun 2011) dengan rincian 29,83 persen merupakan padi sawah dan 70,17 persen adalah padi ladang. Terjadi peningkatan luas panen pada lahan padi ladang seluas 506 ha dari tahun sebelumnya. masing – masing sebesar 14.164 ha dan 42.252 ha, kemudian diperoleh angka produksi sebesar 61,43 kuintal per hektar untuk padi sawah dan 48,44 kuintal per ha.

Berdasarkan data BPS pada tahun 2013, sebagian besar produksi padi di Kabupaten Gunungkidul dihasilkan dari jenis padi ladang. Jenis padi ini menyumbang sebesar 70,17 persen dari seluruh produksi padi. Sedangkan sisanya dihasilkan oleh padi sawah. Banyaknya produksi padi ladang yang dihasilkan dipengaruhi oleh ketersediaan lahan sawah yang tidak cukup luas akibat kondisi struktur tanah yang kurang cocok untuk ditanami tanaman padi sawah sehingga banyak dilakukan budidaya tanaman padi di lahan ladang di daerah Gunungkidul.

Berdasarkan tabel 1.2 diketahui total produksi padi di Gunungkidul sebesar 2.074.695,6 ton berasal dari jenis padi sawah dan padi ladang dengan luas 14.164 ha lahan padi sawah dan 42.252 ha jenis lahan padi ladang. Di Kecamatan Ponjong, produksi padi yang dihasilkan telah mencapai lebih dari 20.000 ton pada tahun 2012. Sedangkan luas lahan sawah yang berada di Kecamatan Ponjong mencapai 690 ha dan lahan ladang mencapai 9.759 ha. Kecamatan Ponjong termasuk kecamatan urutan ke – 5 di Kabupaten Gunungkidul dilihat dari jumlah produksi padi yang berasal dari padi sawah dan urutan ke – 10 untuk produksi padi yang berasal dari padi ladang. Hal ini disebabkan banyak kecamatan yang berada di Gunungkidul mengusahakan budidaya padi di ladang daripada di sawah.

(3)

Tabel 1.2 Luas Panen dan Produksi Padi Menurut Kecamatan di Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

Padi Sawah Padi Ladang

Luas

Produksi

Produkti-

vitas Luas

Produksi

Produk -tivitas

No. Kecamatan Panen Lahan Panen Lahan

(ha) (ton) (ku/ha) (ha) (ton) (ku/ha ) 1. Panggang 29 159,45 54,98 2.522 11.588,59 45,95 2. Purwosari 274 1.465,7 53,49 1.725 7.783,20 45,12 3. Paliyan 58 305,92 52,75 2.266 10.740,83 47,40 4. Saptosari 0 0,00 0,00 3.965 16.740,23 42,22

5. Tepus 0 0,00 0,00 2.175 9.417,75 43,3

6. Tanjungsari 0 0,00 0,00 1.904 8.738,86 45,9 7. Rongkop 0 0,00 0,00 2.376 11.195,71 14,12 8. Girisubo 0 0,00 0,00 2.320 10.486,17 45,2 9. Semanu 214 1.308,67 61,15 3.198 16.774,84 52,45 10 Ponjong 1.555 9.940,64 63,93 3.318 15.521,45 46,78 11. Karangmojo 1.266 8.106,57 64,03 2.742 14.598,53 53,24 12. Wonosari 156 966,03 61,93 2.969 16.359,67 55,1 13. Playen 477 2.827,13 59,27 2.717 14.483,82 53,31 14. Patuk 2.354 14.345,24 60,49 1.139 6.161,16 54,09 15. Gedangsari 1.817 11.536,64 63,49 1.525 7.984,49 52,36 16. Nglipar 556 3.258,62 58,61 1.782 8.180,68 45,91 17. Ngawen 1.698 9.889,33 58,24 1.514 7.477,26 49,39 18. Semin 3.710 22.896,27 61,72 2.095 10.456,15 49,91 Jumlah 14.164 87.006,20 61,43 42.252 204.689,40 48,44 Sumber : BPS Kabupaten Gunungkidul Tahun 2013

Kecamatan Ponjong terdiri atas 11 desa dan hampir semua desa yang ada merupakan penghasil padi dapat dilihat pada tabel 1.2. Produksi padi yang dihasilkan berasal dari padi sawah dan padi ladang dengan luas panen padi sawah seluas 1.357 hektar dan panen padi ladang yaitu 3.318 hektar. Padi ladang yang ditanaman lebih luas dibandingkan dengan padi sawah sebab beberapa desa tidak memiliki sistem irigasi untuk dilakukan budidaya tanaman padi sawah. Desa – desa tersebut yaitu Desa Gombong, Desa Siderejo, Desa Bedoyo, Desa Karang Asem, dan Desa Kenteng. Sedangkan Desa Umbulrejo termasuk desa yang memproduksi padi baik berupa padi sawah maupun padi ladang.

(4)

Tabel 1.3 Luas Panen dan Produksi Padi Menurut Desa di Kecamatan Ponjong Tahun 2012

Padi Sawah Padi Ladang

No. Desa Luas

Panen Produksi

Produkti- vitas Lahan

Luas

Panen Produksi

Produk- tivitas Lahan (ha) (ton) (ku/ha) (ha) (ton) (ku/ha) 1. Gombong 0,00 0,00 0,00 179,00 921,85 51,50 2. Siderejo 0,00 0,00 0,00 743,00 4.227,67 56,90 3. Bedoyo 0,00 0,00 0,00 293,00 1.453,28 49,60 4. Karang Asem 0,00 0,00 0,00 217,00 939,61 43,30 5. Ponjong 19,80 1.289,00 65,10 206,00 877,56 42,60 6. Genjahan 417,00 2.652,10 63,60 70,00 274,40 39,20 7. Sumber Giri 226,00 1.428,30 63,20 386,00 1.671,38 43,30 8. Kenteng 0,00 0,00 0,00 293,00 1.262,83 43,10 9. Tambakromo 167,00 1.055,40 63,20 287,00 1.389,08 48,40 10. Sawahan 161,00 1.022,30 63,50 308,00 1.305,92 42,40 11. Umbulrejo 386,00 2.501,30 64,80 336,00 1.656,48 49,30 Jumlah 1.357,00 9.948,40 63,90 3.318,00 15.980,06 46,32 Sumber : Kecamatan Ponjong Dalam Angka Tahun 2013

Desa Umbulrejo termasuk ke dalam desa yang memiliki panen padi sawah terluas yaitu 386 ha dengan produktivitas sebesar 64,8 ku/ha dan produktivitas sebesar 49,3 ku/ha untuk padi ladang dengan luas panen 336 ha. Hal ini menunjukan bahwa Desa Umbulrejo termasuk desa yang berpotensi untuk memproduksi padi di Kecamatan Ponjong, Gunungkidul dengan didukung kondisi wilayah cocok untuk usaha pertanian terutama tanaman padi.

Sebagai salah satu bahan pangan yang dikonsumsi oleh sebagian besar penduduk di Desa Umbulrejo, jumlah produksi padi yang dihasilkan dapat dimanfaatkan untuk dikonsumsi oleh rumah tangga petani Desa Umbulrejo.

Menurut Purwantini dan Mewa (2009) tingkat partisipasi konsumsi pangan menunjukkan proporsi rumah tangga yang mengkonsumsi jenis pangan tertentu terhadap total populasi rumah tangga yang diamati. Jenis pangan yang dianalisis dalam penelitian adalah pangan sumber karbohidrat (yang sebagian besar merupakan pangan pokok), sumber protein, sumber lemak, dan sumber vitamin/mineral. Tingkat partisipasi konsumsi beras ini terkait dengan tingkat ketersediaannya. Sebab rumah tangga petani mengusahakan tanaman padi dan

(5)

menjadikan beras sebagai makanan pokok utama. Sehingga pangan pokok yang dimaksud umumnya berupa pangan sumber karbohidrat yang sekaligus merupakan pangan sumber energi yaitu beras.

2. RUMUSAN MASALAH

Desa Umbulrejo merupakan salah satu desa di Kecamatan Ponjong memiliki lahan yang cocok untuk dilakukan budidaya tanaman padi. Tidak hanya menghasilkan padi sawah saja namun juga menghasilkan padi ladang. Oleh karena itu, sektor pertanian di Desa Umbulrejo sangatlah penting dan menjadi sumber lapangan kerja yang cukup baik sehingga tidak jarang masih banyak ditemukan masyarakat bermata pencaharian sebagai petani. Walaupun pekerjaan bertani bergantung pada musim, namun masih banyak masyarakat yang menjadikan pekerjaan ini sebagai pekerjaan utama.

Sebagian besar penduduk di Desa Umbulrejo mengkonsumsi beras sebagai makanan pokok, dan sudah sangat jarang ditemukan masyarakat yang mengkonsumsi makanan pokok selain beras. Hal ini disebabkan karena ketersediaan bahan baku makanan pokok yaitu beras, mudah untuk ditemukan, ditambah dengan sistem penanaman padi dilakukan sepanjang tahun atau tiga kali masa panen, sehingga beras untuk dikonsumsi masyarakat cukup tersedia.

Terkait dari hal tersebut, banyak rumah tangga tani terutama kepala keluarga memiliki pekerjaan pokok sebagai petani, sehingga dapat dipastikan bahwa konsumsi beras berasal dari usahatani padinya. Untuk memenuhi kebutuhan konsumsi beras bagi keluarganya, usahatani tersebut haruslah berjalan dengan baik. Faktor – faktor lain pendukung keberhasilan usahatani padi salah satunya adalah faktor biaya berkaitan dengan usahatani padi. Biaya yang dikeluarkan pada usahatani padi diharapkan dapat meningkatkan hasil produksi padi semaksimal mungkin dan tidak terjadi kerugian.

Dari kegiatan usahatani padi tersebut, petani dapat memperoleh pendapatan yang berasal dari hasil produksi padinya. Hal ini memberikan dampak pada kehidupan ekonomi rumah tangga tani. Petani biasanya menjual sebagian hasil produksi padinya dan hasil penjualan tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup rumah tangganya.

(6)

Petani menjual hasil produksi padinya dalam bentuk beras, sebab beras dinilai memiliki nilai jual yang cukup tinggi dibandingkan jika menjual dalam keadaan gabah kering. Selain itu penerimaan yang diperoleh petani juga cukup tinggi namun ada beberapa petani menjual hasil produksinya dalam bentuk gabah kering. Dari penjualan beras ini, timbul permasalahan yaitu banyak petani menjual hasil peroduksi lebih banyak dibandingkan dengan menyimpan hasil produksi untuk persediaan bagi keluarga. Sehingga mereka harus membeli beras di pasar dan warung terdekat dengan harga yang cukup mahal.

Ada sebagian rumah tangga petani yang menjual hasil produksinya pada saat musim panen berikutnya telah tiba. Hasil produksi padi yang dijual berasal dari panen sebelumnya, hasil panen terbaru disimpan untuk persediaan. Sehingga rumah tangga petani tersebut tidak perlu khawatir kekurangan beras dan tidak perlu membeli beras di luar. Berdasarkan hal tersebut, timbul pertanyaan :

1. Apakah usahatani padi di Desa Umbulrejo layak ?

2. Berapa besarnya kontribusi pendapatan usahatani padi pada pendapatan rumah tangga tani di Desa Umbulrejo ?

3. Berapa proporsi konsumsi beras yang berasal dari produksinya sendiri ? 4. Apakah rumah tangga tani di Desa Umbulrejo sudah mandiri pangan ? Untuk menjawab pertanyaan – pertanyaan tersebut diadakan penelitian Peran Usahatani Padi Dalam Ekonomi Rumah Tangga Tani Dan Konsumsi Pangan Rumah Tangga Tani Desa Umbulrejo, Kecamatan Ponjong, Kabupaten Gunungkidul.

3. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian yang dilakukan di Desa Umbulrejo pada rumah tangga tani padi yaitu :

1. Mengetahui kelayakan usahatani padi.

2. Mengetahui kontribusi pendapatan usahatani padi pada pendapatan rumah tangga tani.

3. Mengetahui proporsi konsumsi beras pada produksi padi.

4. Mengetahui surplus/defisit dan kemandirian pangan.

(7)

4. KEGUNAAN PENELITIAN

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat, khususnya masyarakat Desa Umbulrejo, Kecamatan Ponjong, Kabupaten Gunungkidul, agar mengetahui pentingnya usahatani padi pada tingkat konsumsi pangan rumah tangganya.

2. Bagi pemerintah atau pihak yang terkait, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam merumuskan permasalahan tentang usahatani yang berhubungan dengan konsumsi pangan rumah tangga tani.

3. Bagi pihak akademisi, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan informasi untuk penelitian yang lebih lanjut dan sebagai sumbangan dalam memperkaya ilmu pengetahuan.

4. Bagi peneliti, dapat digunakan untuk menambah wawasan, pengetahuan ilmiah, dan pengalaman khususnya dalam menganalisis pentingnya usahatani padi.

Referensi

Dokumen terkait

Abstrak: Kinerja perawat merupakan tindakan yang dilakukan seorang perawat dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya masing-masing, dimana kinerja yang

Sebelum penelitian ini dilakukan maka diselenggarakannya desiminasi dalam bentuk pelatihan kepada guru kimia SMA/MA di wilayah Propinsi Sumatera Utara, tepatnya di

Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengklasifikasikan perusahaan sesuai dengan dimensi inovasi produk (PI) dan mengidentifikasi perbedaan kinerja pada produk dan dasar

Oleh karena itu jika pembaca masih menemukan adanya kesalahan dalam penulisan surat atau ayat yang tidak sesuai dengan makna yang dirujuk, mohon kiranya agar

Perubahan sistem politik Indonesia pasca reformasi dilakukan oleh Presiden BJ Habibie pada tahun 1999 masa kepemimpinannya, meskipun masa kepemimpinan itu, tidak

Indikator pada tampilan labview akan menyala apabila terjadi pergeseran tanah ke depan, samping kanan maupun samping kiri sehingga dapat mengetahui bahwa sensor tersebut

Hasil penelitian ini dapat memberi manfaat kepada Bappeda Sulut untuk dapat melakukan kegiatan monitoring sumber daya menggunakan program aplikasi, dimana dengan menggunakan