• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Perkembangan perekonomian suatu negara ataupun daerah tidak terlepas dari aktivitas perekonomian masyarakat. Perekonomian tersebut terbentuk dari beberapa sektor usaha yaitu sektor formal maupun sektor informal dengan tujuan untuk mendapatkan penghasilan yang layak dalam memenuhi kebutuhan hidup serta untuk mensejahterakan anggota keluarganya.

Sektor informal merupakan unit usaha kecil yang melakukan kegiatan produksi atau distribusi barang dan jasa untuk menciptakan lapangan kerja dan penghasilan bagi mereka yang terlibat unit tersebut dengan keterbatasan baik dari modal, fisik, maupun keahlian. Selain itu, sektor informal menjadi penting terutama dalam kemampuan menyerap banyak tenaga kerja dan tidak menuntut tingkat keterampilan yang tinggi (Priminingtyas, 2007). Salah satu yang termasuk sektor informal yaitu pedagang kaki lima (PKL). PKL adalah suatu kegiatan ekonomi yang membuka usahanya di bidang produksi dan penjualan barang dan jasa dengan menggunakan modal yang relative kecil serta menempati ruang publik. Sebagai sektor informal, pedagang kaki lima juga banyak menyerap tenaga kerja yang cukup tinggi (Nuraini, 2017).

Pedagang Kaki Lima memperoleh pendapatan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Ekonomi keluarga dikatakan sejahtera ketika semua kebutuhan sehari-hari terpenuhi. Setiap keluarga membutuhkan sandang, pangan, papan, kesehatan yang baik bagi seluruh anggota keluarga serta pendidikan untuk menunjang masa depan. Kesejahteraan akan didapat apabila keluarga tersebut mampu memenuhi kebutuhan secara materi, sosial, mental maupun spritual yang dapat diwujudkan dengan pendapatan yang dimiliki. Pendapatan berperan penting dalam tercapainya kehidupan yang harmonis, aman dan sejahtera (Nuraini, 2017).

Selain itu, Farida (2011) menyatakan bahwa pedagang sayur berpotensi dalam menunjang ekonomi keluarga, karena kontribusi pendapatan kaum pedagang wanita terhadap ekonomi keluarga cukup besar. Seperti yang di lakukan

(2)

2

oleh sebagian masyarakat Kota Salatiga upaya untuk memenuhi kebutuhan hidup dilakukan dengan cara bekerja dalam sektor informal, salah satunya dengan Pedagang Kaki Lima. Pedagang Kaki Lima merupakan salah satu mata pencaharian bagi sebagaian masyarakat Kota Salatiga dalam menopang ekonomi keluarga. Pekerjaan sebagai Pedagang Kaki Lima tidak hanya dilakukan oleh pria tetapi juga dilakukan oleh wanita. Menurut Siregar et al. (2015) wanita cenderung memilih usaha dalam sektor informal diantaranya pedagang sayur, pedagang keliling makanan, pedagang kain. Wanita mempunyai keuletan yang tinggi dan di tuntut untuk memiliki kreatif, tekun dan sabar dalam mencapai kesejahteraan keluarga. Dalam penelitian ini jenis PKL yang akan dibahas adalah PKL Sayur di Pasar Raya Salatiga. Pasar Raya Salatiga menjadi obyek penelitian karena tujuan utama para konsumen di pasar raya. .

Tempat mereka berjualan biasanya berada di dipinggir jalan atau di tempat keramaian seperti terminal tingkir, pasar raya, lapangan pancasila dengan alasan agar mudah di jangkau oleh pembeli. Usaha tersebut bertujuan untuk memenuhi ekonomi rumah tangga. Dengan skala usaha yang relatif kecil, hasil usaha dari berdagang diharapkan mampu memenuhi kebutuhan ekonomi Rumah Tangga.

Menurut (Rakomole et al., 2016) Pendapatan ibu rumah tangga yang berdagang di Pasar Pinasungkulan Karombasan Manado memberikan kontribusi terhadap pendapatan keluarga yaitu rata-rata sebesar 50,01% berbeda dengan temuan (Waisapy et al., 2017) bahwa kontribusi Pedagang sayur memiliki kontribusi 65,71%.

Melihat dari latar belakang di atas, pendapatan memiliki peran penting untuk memenuhi kebutuhan ekonomi rumah tangga pedagang kaki lima Sayur.

Penelitian ini akan membahas mengenai peran hasil usaha pedagang sayur dalam memenuhi kebutuhan ekonomi rumah tangga.

1.2 Persoalan Penelitian

Berdasarkan latar belakang maka dirumuskan persoalan penelitian yaitu bagaimana peran usaha dagang sayur dalam memenuhi ekonomi rumah tangga Pedagang Kaki Lima Sayur (Studi kasus 5 Pedagang Kaki Lima Sayur di Pasar Raya Kota Salatiga).

(3)

3 1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan persoalan penelitian tersebut maka tujuan penelitian ini untuk menganalisis peran hasil usaha Pedagang Kaki Lima Sayur dalam memenuhi ekonomi rumah tangga (Studi kasus 5 Pedagang Kaki Lima Sayur di Pasar Raya Kota Salatiga).

1.4 Manfaat penelitian

Dari tujuan penelitain tersebut, maka manfaat penelitian yaitu memberikan saran solusi masalah pedagang sayur mengenai problem mencukupi kebutuhan rumah tangga maupun usaha pada 5 PKl sayur di Pasar Raya Kota Salatiga.

(4)

4 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Konsep

Secara teoritis konsep yang diteliti adalah Peran Hasil Usaha Pedagang Sayur pada perekonomian Rumah Tangga dengan konsep sebagai berikut:

2.1.1 Peran Hasil Usaha Pedagang Kaki Lima Sayur pada perekonomian Rumah Tangga Pedagang sayur Kota Salatiga

Salah satu upaya yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi rumah tangga adalah berdagang Sayur. Berdagang sayur yaitu kegiatan membeli sayur ditempat lain untuk dijual kembali di tempat berbeda agar memperoleh keuntungan (Djangaopa et al., 2018). Kota Salatiga sendiri merupakan wilayah yang beriklim tropis, berhawa sejuk, dan berudara segar dengan ketinggian antara 450- 825 dpl (dari permukaan air laut), sehingga sangat cocok untuk bercocok tanam sayuran. Dengan demikian, mata pencaharian yang berhubungan dengan bercocok tanam sayur, ataupun berdagang sayur berpotensi memenuhi perekonomian rumah tangga di Kota Salatiga. PKL sayur di kota Salatiga biasanya merupakan ibu rumah tangga yang membantu memenuhi kebutuhan keluarga. Biasanya perempuan kerja memiliki potensi kerja disektor informal di samping perannya sebagai ibu rumah tangga (Waisapy et al., 2017).

Kegiatan tersebut bertujuan untuk memenuhi ekonomi Rumah Tangga.

Ekonomi rumah tangga disebut juga ekonomi keluarga. Ekonomi dalam keluarga meliputi keuangan dan sumber-sumber yang dapat meningkatkan taraf hidup anggota keluarga dengan kegiatan konsumsi.

Selanjutnya, konsumsi diartikan sebagai penggunaan barang dan jasa yang secara langsung akan memenuhi kebutuhan manusia (Rosyidi, 2011). Pengeluaran konsumsi rumah tangga yaitu pengeluaran yang dilakukan oleh rumah tangga untuk membeli barang dan jasa untuk kebutuhan hidup sehari-hari dalam suatu periode tertentu (Hapsari, 2018).

Secara umum konsumsi PKL sayur merupakan pengeluaran untuk membiayai berbabagai macam kebutuhan bagi rumah tangganya. Pengeluaran

(5)

5

tersebut antara lain di gunakan untuk biaya makan, pakaian, kesehatan, pendidikan, rekreasi, listrik dan lain- lain, sedangkan besar kecilnya tingkat konsumsi pedagang sayur tergantung dari besarnya yang di peroleh. Bagi PKL sayur, hasil usaha digunakan untuk pemenuhan kebutuhan rumah tangga

Peran hasil usaha PKL sayur dalam memnuhi ekonomi rumah tangga dilihat melalui seberapa besar hasil usaha mampu menutupi pengeluaran rumah tangga.

Hasil usaha juga disebut dengan laba usaha. Pengertian laba usaha secara umum yaitu selisih antara pendapatan dengan biaya-biaya dalam jangka waktu (periode) tertentu (Harnanto & Zulkifli, 2003). Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Laba usaha adalah selisih antara seluruh pendapatan (revenue) dan beban (expense) yang terjadi dalam suatu periode. Konsep pendapatan jumlah penerimaan yang diperoleh dapat diketahui dengan rumus (Firdausa et al., 2012):

TR = P x Q Keterangan :

TR : Total Revenue/Total Penerimaan (Rp) P : Harga (Rp)

Q : Jumlah Produk

Dalam penelitian ini perhitungan biaya total atau total cost di dapat melalui penjumlahan biaya-biaya selama berdagang. Total biaya usaha PKL Sayur di kota Salatiga di rumuskan sebagai berikut:

TC= biaya pengadaan / pembelian barang dagangan sayur + biaya tranportasi pengadaan barang dagangan + retribusi pasar + biaya lain-lain

Untuk menghitung hasil usaha / laba pedagang sayur dapat dirumuskan sebagai berikut:

Π = TR - TC Dimana:

Π : keuntungan / hasil usaha

TR : Total revenue (total pendapatan) PKL sayur

TC : Total Cost (total biaya/ pengeluaran usaha) PKL sayur

Data yang sudah terkumpul, kemudian dianalisis sesuai dengan kebutuhan.

Kontribusi hasil usaha pedagang sayur terhadap ekonomi rumah tangga dihitung

(6)

6

dengan cara hasil usaha PKL Sayur dibagi pengeluaran rumah tangga di kali 100%. Perhitungan tersebut di rumuskan sebagai berikut:

Laba usaha memiliki peran penting dalam ekonomi rumah tangga pedagang sayur. Dalam hal ini, peran hasil usaha pedagang sayur dalam memenuhi ekonomi rumah tangga diantaranya: (1) meningkatkan kesejahteraan keluarganya. (2) memenuhi kebutuhan rumah tangga diantaranya, pendidikan, kesehatan, dan tabungan rumah tangga. (3) berkontribusi dalam membiayai pengeluaran/konsumsi rumah tangga (Waisapy et al., 2017).

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai hasil usaha PKL Sayur sebelumnya pernah diteliti oleh beberapa peneliti. Sebelumnya oleh Waisapy et al (2017) yang meneliti tentang Kontribusi Perempuan Pedagang Sayuran Terhadap Pendapatan Rumah Tangga (studi Kasus Pasar Cokro dan Pasar Wayame) menemukan bahwa besar kontribusi pendapatan perempuan pedagang sayuran di pasar cokro terhadap rumah tangga sebesar 70, 8 persen. Pedagang sayur di Pasar Cokro sangat berperan penting bagi ekonomi rumah tangga.

Kemudian peneliti lainnya, Kontribusi Pendapatan Perempuan Pedagang Terhadap Pendapatan Rumahtangga di Pasar Transit Negeri Passo Kecamatan Teluk Ambon Baguala Kota Ambon oleh Sahetapy et al (2016) menemukan bahwa kontribusi pendapatan perempuan pedagang terhadap pendapatan rumahtangga sebesar 71,65 persen dan pendapatan suami sebesar 28,35 persen.

Peranan Wanita Pedagang Sayuran Terhadap Pendapatan Keluarga Di Pasar Pinasungkulan Karombasan Manado oleh Rakomole et al (2016) juga menemukan bahwa peran pedagang wanita sayuran untuk memenuhi kebutuhan 3 anak yang masih sekolah. Rata-rata pendapatan suami Rp. 1.487.500 per bulan dan rata-rata pendapatan istri Rp. 2.014.000 per bulan. Pendapatan Istri ternyata lebih besar dari pendapatan suami, di mana kontribusi rata-rata istri sebesar 50,01% yang artinya istri memegang peranan penting dalam menunjang pendapatan keluarga.

Selain itu Kontribusi Pendapatan Pedagang Perempuan Dalam Ekonomi Rumah tangga oleh Hapsari (2018) menemukan bahwa pendapatan pedagang

(7)

7

sayur berkontribusi terhadap ekonomi rumah tangga. Tanpa adanya pendapatan Pedagang sayur, pendapatan total rumah tangga akan hilang 28%.

Kemudian Djangaopa et al. (2018) tentang Kontribusi Perempuan Pedagang Sayuran Terhadap Pendapatan Keluarga Di Pasar Bahu Manado meneliti bahwa pedagang sayur memiliki kontribusi yang cukup besar terhadap ekonomi keluarga dilihat dari pendapatan rata-rata sebesar 58,56%. Rata-rata curahan waktu dalam satu hari untuk mengurus rumahtangga 5,33 jam per hari dengan persentase 22,21%, sedangkan rata-rata waktu yang dicurahkan perempuan pedagang sayuran di Pasar Bahu Manado 6,73 jam per hari dengan persentase 28,04%, dan waktu untuk aktifitas lain, antara lain untuk kegiatan sosial dan beristirahat, rata- rata 11,93 jam per hari dengan persentase 49,70%.

(8)

8 BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif didefinisikan sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis dan lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati dari fenomena yang terjadi (Moleong, 2007). Lebih lanjut Moleong (2007) menjelaskan bahwa penelitian kualitatif menekankan pada data berupa gambar, kata-kata selain itu semua yang dikumpulkan berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang sudah diteliti.

3.2 Jenis Dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan sumber data yang diperoleh dari wawancara yang berasal dari 5 informan kunci yaitu PKL sayur di Kota Salatiga. Data yang diperoleh kemudian diolah untuk mengetahui peran hasil usaha PKL sayur untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga ekonomi PKL Sayur di Kota Salatiga.

3.3 Kriteria Informan

Informan dalam penelitian ini adalah Pedagang Kaki Lima sayur di sekitar Pasar Raya 1 Kota Salatiga yaitu:

a. Pengadaan Modal Usaha dari pihak keluarga sendiri atau suami b. Rumah tangganya dalam satu dapur.

c. Jumlah modal usaha nya (dari pinjaman) antara Rp 200.000,- sampai Rp 300.000,-

d. PKL Sayur merupakan pedagang perempuan

e. Sayur adalah peluang lakunya lebih tinggi dari pada non sayur, cepat habis sehingga bisa mengurus rumah tangga.

f. Menutut Rakomole et al ( 2016) Perempuan yang memiliki keuletan yang tinggi

g. Populasi terbanyak adalah perempuan.

h. Tujuan utama para konsumen berominan ke pasar raya

(9)

9 3.4 Teknik Pengumpulan Data

Untuk menjawab persoalan penelitian yaitu teknik analisis in-depth interview, di mana peneliti melakukan wawancara yang mendalam terhadap informan yang termasuk dalam kriteria informan anggota populasi untuk mendeskripsikan usaha PKL sayur dalam memenuhi kebutuhan ekonomi rumah tangga. In-dept interwiew adalah proses memperoleh keterangan tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan responden atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman wawancara diamana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama (Sutopo, 2006).

3.5 Teknik Analisis data

Data yang dioeroleh dari in-depth interview akan diolah dan dianalisis menggunakan analisis keuntungan untuk mengetahui peran pedagang sayur dalam memenuhi ekonomi rumah tangga dengan rumus menurut (Soekartawi, 2003):

Π = TR - TC Dimana:

Π : keuntungan / hasil usaha yaitu selisih TR dan TC

TR : Jenis sayur yang laku dikalikan dengan harga jual (jumlah kg cabai terjual per hari × harga jual per hari) + (jumlah kg wortel terjual per hari × harga jual per hari) + (jumlah ikat kangkung terjual per hari × harga jual per hari) + (jumlah ikat kacang panjang terjual per hari × harga jual per hari) + (jumlah kg kol terjual per hari × harga jual per hari) + (jumlah ikat bayam terjual per hari

× harga jual per hari) + (jumlah ikat onclang terjual per hari × harga jual per hari) + (jumlah kg buncis terjual perhari × harga jual perhari)

TC : Jenis sayur saat kulakan dikalikan dengan harga beli (jumlah kg cabai saat kulakan per hari × harga beli per hari) + (jumlah kg wortel saat kulakan per hari × harga beli per hari) + (jumlah ikat kangkung saat kulakan per hari × harga beli per hari) + (jumlah ikat kacang panjang saat kulakan per hari × harga beli per hari) + (jumlah kg kol saat kulakan per hari × harga beli per hari) + (jumlah ikat bayam saat kulakan per hari × harga beli per hari) + (jumlah ikat

(10)

10

onclang saat kulakan per hari × harga beli per hari) + (jumlah kg buncis saat kulakan perhari × harga beli perhari) + (retribusi) + (plastik) + (transportasi)

(11)

11 BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Hasil Usaha Pedagang Kaki Lima Sayur di Kota Salatiga 4.1.1 Pedagang Kaki Lima Ibu Rohdiana

Pedagang Kaki Lima Sayur yang pertama bernama Ibu Rohdiana yang berumur 57 tahun. Ibu Rohdiana bekerja sebagai pedagang Kaki Lima Sayur di Pasar Raya Salatiga hampir 9 tahun lamanya. Beliau memilih bekerja sebagai Pedagang Kaki Lima Sayur karena beranggapan bahwa pekerjaan ini tidak memerlukan ketrampilan khusus dan modal yang sedikit.

a. Pengeluaran Usaha Ibu Rohdiana

Setiap harinya Ibu Rohdiana mempunyai pengeluaran usaha untuk dagangannya. Berikut pengeluaran usaha Ibu Rohdiana dalam 1 bulan:

Tabel 1 Rata-Rata Pengeluaran Usaha Ibu Rohdiana

No. Keterangan Satuan Jumlah Harga Total biaya

(per hari)

Total biaya (per bulan) 1 Barang Dagangan Rp 56.500 Rp 291.000 Rp 8.730.000

Cabai kg 3 Rp 25.000 Rp 75.000 Rp 2.250.000

Wortel kg 6 Rp 7.000 Rp 42.000 Rp 1.260.000

Kangkung ikat 10 Rp 1.500 Rp 15.000 Rp 450.000 Kacang Panjang ikat 7 Rp 7.000 Rp 49.000 Rp 1.470.000

Kol kg 8 Rp 6.500 Rp 52.000 Rp 1.560.000

Bayam ikat 11 Rp 2.500 Rp 27.500 Rp 825.000 Onclang ikat 9 Rp 500 Rp 4.500 Rp 135.000

Buncis kg 4 Rp 6.500 Rp 26.000 Rp 780.000

2 Retribusi Rp 1.000 Rp 1.000 Rp 30.000 3 Plastik Rp 1.000 Rp 1000 Rp 30.000 4 Transportasi Rp - Rp - Rp - Total Pengeluaran Usaha Rp 293.000 Rp 8.790.000

Sumber : Hasil Survei Lapangan (diolah)

Berdasarkan tabel 1, pengeluaran usaha pedagang sayur 1 yaitu Ibu Rohdiana dalam satu hari sebesar Rp 293.000. Pengeluaran tersebut digunakan untuk membeli sayur, plastik dan membayar retribusi untuk dijual kembali. Bahan baku yang dibeli Ibu Rohdiana dalam sehari rata-rata yaitu cabai 3 kg seharga Rp 75.000,-, wortel 6 kg seharga Rp42.000,-, kangkung 10 ikat seharga Rp 15.000,-,

(12)

12

kacang panjang 7 ikat seharga Rp 49.000,-, kol 8 kg seharga Rp 52.000,-, bayam 11 ikat seharga Rp 27.500,-, onclang 9 ikat seharga Rp Rp 4.500,-, buncis 4 kg seharga Rp 26.000,-. Pengeluaran retribusi selama sebulan Rp 30.000,- yang di koveksikan ke dalam satu hari sebesar Rp 1.000,-. Selanjutnya biaya untuk membeli palstik selama 1 bulan seharga Rp 30.000,-.

“Saya berjalan dari rumah sampai tempat berjualan mbak, karena rumah saya cuma dibelakang pasar raya ini dan saya mengambil sayuran juga di pasar ini sekitar pukul 05.00”. Kata Ibu Rohdiana.

Hal tersebut menunjukkan bahwa Ibu Rohdiana tidak mengeluarkan biaya untuk transportasi dari rumah sampai ketempat berjualan. Dengan demikian, dalam sehari, rata-rata pengeluaran usaha Ibu Rohdiana sebesar Rp 293.000,-, sedangkan dalam satu bulan rata-rata pengeluaran Ibu Rohdiana dalam 1bulan yaitu Rp 8.790.000,-.

b. Pendapatan Usaha Ibu Rohdiana

Dari pengeluaran usaha tersebut, Ibu Rohdiana mempunyai pendapatan sebagai berikut:

Tabel 2 Total Pendapatan Usaha PKL Sayur Ibu Rohdiana

Jenis

Jumlah Terjual (Per Hari)

Satuan Harga Jual Pembeli

Total Pendapatan Usaha (Per Hari)

Total Pendapatan Usaha (Per Bulan)

Cabai 2 Kg Rp 27.500 Rp 55.000 Rp 1.650.000 Wortel 4 Kg Rp 9.000 Rp 36.000 Rp 1.080.000 Kangkung 9 Ikat Rp 3.500 Rp 31.500 Rp 945.000 Kacang Panjang 7 Ikat Rp 8.500 Rp 59.500 Rp 1.785.000 Kol 8 Kg Rp 8.000 Rp 64.000 Rp 1.920.000 Bayam 9 Ikat Rp 4.000 Rp 36.000 Rp 1.080.000 Onclang 7 Ikat Rp 1.000 Rp 7.000 Rp 210.000 Buncis 3 Kg Rp 8.000 Rp 24.000 Rp 720.000

Jumlah Rp 313.000 Rp 9.390.000

Sumber : Hasil Survei Lapangan (diolah)

Berdasarkan hasil perhitungan, total pendapatan atau total revenue Ibu Rohdiana selama 1 hari rata-rata sebesar Rp 313.000,-. Dalam Tabel 2 dijelaskan bahwa selama satu hari rata-rata sayuran terjual yaitu 2 kg cabai dengan total penjualan cabai dalam satu hari Rp 55.000,-, 4 kg wortel seharga Rp 36.000,-, 9

(13)

13

ikat kangkung seharga Rp 31.000,-, 7 ikat kacang panjang seharga Rp 59.000,-, 8 kg kol seharga Rp 64.000, 9 ikat bayam seharga Rp36.000,-, dan7 ikat onclang seharga Rp 7.000,-, dan 3 kg buncis seharga Rp 24.000,-. Setiap harinya, jumlah penjualan memang berbeda-beda, namun rata-rata penjualan ditampilkan pada tabel 2. Sering kali, sayur tidak semua dapat terjual.

“Namanya orang jualan itu ya untung tidak untung mbak sudah biasa. Kadang ya laku semua, tapi kadang juga ada yang tidak laku. Nanti sayur yang tidak kejual hari ini, biasanya kalau masih bagus di jual lagi besoknya, seperti wortel, buncis,cabai... kalau sudah tidak bagus ya di masak sendiri mbak. Kan irit tidak perlu belanja lagi.” Kata Ibu Rohdiana.

Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa sisa sayur yang tidak terjual biasanya akan dijual kembali oleh pedagang di hari berikutnya maupun pada akhirnya di konsumsi sendiri oleh keluarga pedagang. Rata-rata dalam satu hari, total pendapatan usaha sebesar Rp 313.000,- sedangkan dalam sebulan sebesar Rp 9.390.000,- belum di kurangi dengan pengeluaran usaha.

c. Hasil Usaha Ibu Rohdiana

Berikut hasil usaha berjualan sayur di pasar Raya Salatiga selama satu bulan:

Tabel 3 Hasil Usaha PKL Sayur Ibu Rohdiana

Keterangan Jumlah (Per Hari) Jumlah (Per Bulan) Total Pendapatan Usaha (TR) Rp 313.000 Rp 9.390.000 Total Pengeluaran Usaha (TC) Rp 293.000 Rp 8.790.000 Hasil Usaha Rp 20.000 Rp 600.000

Sumber : Hasil Survei Lapangan (diolah)

Berdasarkan tabel 3, dijelaskan bahwa dalam satu hari keuntungan yang dapat diperoleh Ibu Rohdiana sebesar Rp 20.000,-, sehingga dalam kurun waktu satu bulan, rata-rata pendapatan ibu Rohdiana sebesar Rp 600.000,-. Hasil tersebut diperoleh dari perhitungan penerimaan atau pendapatan usaha yang dikurangkan dengan pengeluaran usaha. Berdasarkan pernyataan ibu Rohdiana, biasanya beliau tidak secara langsung menghitung secara akuntan, melainkan jika dagangan sudah laku banyak dan uang modal sudah kembali, maka Ibu rohdiana sudah menganggap jika dagangan tersebut sudah menguntungkan.

(14)

14

“Kalau keuntungan Saya biasanya tidak hitung mbak, saya Cuma kira-kira saja. Kalau sudah balik modal yasudah berarti sudah dapet untung hari ini. Nanti uangnya dipakai beli barang dagangan lagi. Terus kalau kulaan begitu ya biasanya saya hampir sama seharinya.”

Dengan demikian, keuntungan yang diperoleh pedagang melalui perhitungan TR-TC per harinya sebesar Rp 20.000,- dan dalam 1 bulan pendapatan rata-rata sebesar Rp 600.000,- selama 7 jam berjualan.

d. Pengeluaran Rumah Tangga Ibu Rohdiana

Kegiatan konsumsi rumah tangga oleh Ibu Rohdiana dilakukan melalui pengeluaran rumah tangga. Berikut merupakan pengeluaran rumah tangga Ibu Rohdiana selama 1 bulan:

Tabel 4 Pengeluaran Rumah Tangga PKL Sayur Ibu Rohdiana No Keterangan Total Perhari Total Perbulan

1 Biaya Tetap Rp 28.000 Rp 840.000 Makan Rp 10.000 Rp 300.000 Listrik Rp 3.000 Rp 90.000 Kebutuhan Rt Rp 15.000 Rp 450.000 Pendidikan Rp - Rp - 2 Biaya Tidak Tetap Rp 2.833 Rp 85.000 Arisan Rp 333 Rp 10.000 Nyumbang Rp 1.500 Rp 45.000 Saudara Berkunjung Rp 1.000 Rp 30.000 Total Rp 30.833 Rp 925.000

Sumber : Hasil Survei Lapangan (diolah)

Berdasarkan tabel 4, pengeluaran rumah tangga Ibu Rohdiana relatif rendah mengingat beliau hanya tinggal bersama suaminya saja. Biaya tetap yang dikeluarkan selama satu bulan sebesar Rp 840.000,- yang di dalamnya merupakan pengeluaran untuk makan, listrik, dan belanja kebutuhan rumah tangga. Karena anak Ibu Rohdiana sudah berpenghasilan sendiri dan juga tidak tinggal bersama, Ibu Rohdiana tidak mengeluarkan biaya pendidikan. Di luar biaya tetap, biaya tidak tetap di antaranya biaya arisan per bulan yaitu Rp 10.000 yang di konversikan menjadi Rp 333,- perhari. Selanjutnya Ibu Rohdiana juga biasanya melakukan nyumbang yang rata-rata per bulan sebesar Rp 45.000,- yang di

(15)

15

konversikan menjadi Rp. 1.500 per hari. Jika ada saudara berkunjung, pengeluaran bertambah rata-rata Rp 30.000,- per bulan atau Rp 1.000,- per hari.

Jika di total, keseluruhan pengeluaran ibu Rohdiana dalam satu hari sebesar Rp 30.833,- dan dalam satu bulan rata-rata sebesar Rp 925.000,-. Biaya tersebut nantinya dipenuhi melalui keuntungan dari hasil usaha berdagang sayur.

e. Peran Hasil Usaha Ibu Rohdiana

Dari hasil usaha yang ada digunakan untuk mencukupi kebutuhan rumah tangga. Berikut merupakan peran hasil usaha Ibu Rohdiana selama satu bulan:

Tabel 5 Peran Hasil Usaha PKL Sayur Ibu Rohdiana

Keterangan Jumlah (Per Bulan)

Total Hasil Usaha Rp 600.000

Total Pengeluaran Rumah Tangga Rp 925.000 Selisih Hasil Usaha Dengan Pengeluaran Rt Rp (325.000)

Kontribusi (%) 64,86

Sumber : Hasil Survei Lapangan (diolah)

Hasil usaha berdagang sayur digunakan oleh pedagang untuk membantu memenuhi kebutuhan rumah tangga (Hapsari 2018). Berdasarkan tabel 5, total hasil usaha atau keuntungan yang diperoleh Ibu Rohdiana selama satu bulan sebesar Rp 600.000,-. Nilai tersebut relatif rendah karena pendapatan jauh dibawah UMR di Kota Salatiga. Namun dari pendapatan tersebut sebisa mungkin harus mampu mencukupi pengeluaran rumah tangga setiap harinya. Jika dirata- rata, pengeluaran rumah tangga keluarga Ibu Rohdiana selama satu bulan biasanya sebesar Rp 925.000,- yang telah di jelaskan pada tabel 4 yaitu pengeluaran rumah tangga.

Jika dihitung, hasil usaha berdagang sayur tidak mampu menutupi keseluruhan kebutuhan rumah tangga yang ada (Rakomole et al., 2016). Namun, peran hasil usaha berdagang sayur pada ekonomi rumah tangga mampu memberi kontribusi relatif besar. Dapat dilihat pada pada tabel 5, dimana kontribusi hasil usaha pada total pengeluaran rumah tangga bernilai 64,86%. Mampu menutupi lebih dari setengah pengeluran rumah tangga Ibu rohdiana. Meskipun demikian, masih ada sebesar Rp 325.000,- pengeluaran rumah tangga yang tidak mampu tercover oleh hasil usaha dagang sayur Ibu Rohdiana.

(16)

16

“kalau cuma nggantung sama uang dagang sayur ya cukup ndak cukup mbak.

Tapi kan suami juga kerja jadi buruh jadi ya bisa di cukup-cukupin.

Alhamdulillah dari biaya hidup ndak ditanggung sendiri mbak.” Kata Ibu Rohdiana.

Pernyataan tersebut memperjelas jika kekurangan atau selisih dari pengeluran rumah tangga nantinya ditanggung oleh anggota keluarga yang lain seperti suami (Rakomole et al., 2016). Suami Ibu Rohdiana bekerja sebagai buruh bangunan dengan penghasilah yang tidak menentu. Dalam satu bulan, rata-rata penghasilan suami sebesar Rp 700.000,- yang juga digunakan untuk kehidupan sehari-hari.

Secara keseluruhan, hasil usaha dari kegiatan bergadang sayur mampu berperan dalam ekonomi rumah tangga Ibu Rohdiana melalui keuntungan hasil usaha.

Hasil tersebut selaras dengan temuan Rakomole et al. (2016) yang menyatakan bahwa pedagang wanita sayuran mampu berkontribusi dalam pendapatan dan ekonomi keluarga. Kontribusi wanita pedagang sayur mampu menyumbang lebih dari separuh dari pendapatan keluarga yang digunakan untuk membiayai pengeluran rumah tangga. Temuan juga menyebutkan bahwa kontribusi lebih dar 50%. Dengan demikian, meskipun skala berdagang sayuran oleh Ibu Rohdiana relative kecil, namun hasil usaha mampu berperan dan berkontribusi pada ekonomi keluarga.

4.1.2 Pedagang Kaki Lima Ibu Siah

Pedagang Kaki Lima Sayur yang selanjutnya bernama Ibu Siah yang berumur 60 tahun. Walaupun Ibu Siah sudah tergolong tidak muda lagi tapi semangat Ibu Siah untuk berjualan masih tinggi. Ibu Siah berjualan sayur di pasar Raya Salatiga 11 tahun lamanya selama 7 jam setiap harinya. Setiap harinya Ibu Siah di bantu oleh suami dan anaknya perempuan saat berjualan.

a. Pengeluaran Usaha Ibu Siah

Berikut pengeluaran usaha Ibu Siah dalam 1 bulan:

(17)

17

Tabel 6 Rata-Rata Pengeluaran Usaha Ibu Siah

No. Keterangan Satuan Jumlah Harga Total biaya

(per hari)

Total biaya (per bulan) 1 Barang

dagangan Rp 52.000 Rp 252.000 Rp 7.560.000 Cabai kg 2 Rp 22.500 Rp 45.000 Rp 1.350.000 Wortel kg 6 Rp 6.500 Rp 39.000 Rp 1.170.000 Kangkung ikat 13 Rp 2.000 Rp 26.000 Rp 780.000 Kacang

Panjang ikat 6 Rp 7.000 Rp 42.000 Rp 1.260.000 Kol kg 7 Rp 5.500 Rp 38.500 Rp 1.155.000 Bayam ikat 11 Rp 2.500 Rp 27.500 Rp 825.000 Onclang ikat 13 Rp 500 Rp 6.500 Rp 195.000 Buncis kg 5 Rp 5.500 Rp 27.500 Rp 825.000 2 Retribusi Rp 1.000 Rp 1.000 Rp 30.000 3 Plastik Rp 1.500 Rp 1500 Rp 45.000 4 Transportas

i Rp 40.000 Rp 40000 Rp 1.200.000

Total Pengeluaran Usaha Rp 294.500 Rp 8.835.000 Sumber : Hasil Survei Lapangan (diolah)

Tabel 6 merupakan pengeluaran usaha pedagang sayur selanjutnya bernama Ibu Siah yang bertempat tinggal di Ngablak. Setiap hari beliau mengeluarkan biaya sebesar Rp 294.500 untuk membeli sayur, plastik dan retribusi. Bahan baku yang dibeli Ibu Siah yaitu cabe 2 kg seharga Rp 45.000,-, wortel 6 kg seharga Rp 39.000,-, kangkung 13 ikat seharga Rp 26.000,-, kacang panjang 6 ikat seharga Rp 42.000,-, kol 7 kg seharga Rp 38.500,-, bayam 11 ikat seharga Rp27.500,-, onclang 13 ikat seharga Rp 6.500,-, dan buncis 5 kg seharga Rp 27.500, retribusi selama 1 bulan sebesar Rp 30.000,- yang dikonveksikan dalam sehari yaitu Rp 1.000,- dan plastik selama 1 bulan seharga Rp 45.000,-. Setiap hari Ibu Siah berangkat dari jam 02.00 untuk ke kopeng membeli sayur lalu di jual kembali di pasar Salatiga.

“kalo sehari buat transport itu kira-kira Rp 40.000,- mbak buat beli bensin saja”. Kata Ibu Siah.

Berdasarkan pernyataan tersebut, Ibu Siah mengeluarkan biaya untuk transportasi (membeli bensin untuk pick up) sebesar Rp 40.000,-. Dengan

(18)

18

demikian rata-rata pengeluaran dalam satu sahari yaitu Rp 294.500,- dan rata-rata pengeluaran usaha Ibu Siah selama sebulan yaitu Rp 8.835.000,-.

b. Pendapatan Usaha Ibu Siah

Berikut total pendapatan Ibu Siah selama 1 bulan:

Tabel 7 Total Pendapatan Usaha PKL Sayur Ibu Siah

Jenis

Jumlah Terjual (Per Hari)

Satuan Harga Jual Pembeli

Total Pendapatan Usaha (Per Hari)

Total Pendapatan

Usaha (Per Bulan) Cabai 2 Kg Rp 27.500 Rp 55.000 Rp 1.650.000 Wortel 5 Kg Rp 9.000 Rp 45.000 Rp 1.350.000 Kangkung 11 Ikat Rp 4.000 Rp 44.000 Rp 1.320.000 Kacang Panjang 7 Ikat Rp 7.500 Rp 52.500 Rp 1.575.000 Kol 6 Kg Rp 8.500 Rp 51.000 Rp 1.530.000 Bayam 6 Ikat Rp 3.500 Rp 21.000 Rp 630.000 Onclang 12 Ikat Rp 1.000 Rp 12.000 Rp 360.000 Buncis 5 Kg Rp 8.000 Rp 40.000 Rp 1.200.000

Jumlah Rp 320.500 Rp 9.615.000

Sumber : Hasil Survei Lapangan (diolah)

Berdasarkan hasil perhitungan dalam tabel 7, dijelaskan bahwa selama satu hari rata-rata sayuran terjual yaitu 2 kg cabai dengan total penjualan cabai dalam satu hari Rp 55.000,-, 5 kg wortel seharga Rp 45.000,-, 11 ikat kangkung seharga Rp 44.000,-, 7 ikat kacang panjang seharga Rp 59.000,-, 6 kg kol seharga Rp 51.000, 6 ikat bayam seharga Rp21.000,-, dan 12 ikat onclang seharga Rp 12.000,-, dan 5 kg buncis seharga Rp 40.000,-. Setiap harinya, jumlah penjualan memang berbeda-beda, namun rata-rata penjualan ditampilkan pada tabel 7.

Sering kali, sayur tidak semua dapat terjual. Sama halnya pedagang lain, sayuran yang tidak di jual biasanya akan dijual kembali oleh pedagang di hari berikutnya apabila masih dalam keadaan bagus, di konsumsi sendiri oleh keluarga pedagang, maupun di buang apabila kondisi sayur sudah tidak baik. Rata-rata dalam satu hari, total pendapatan usaha sebesar Rp 320.000,- sedangkan dalam sebulan sebesar Rp 9.615.000,- belum di kurangi dengan pengeluaran usaha.

(19)

19 c. Hasil Usaha Ibu Siah

Berikut hasil usaha Ibu Tum selama satu bulan:

Tabel 8 Hasil Usaha PKL Sayur Ibu Siah

Keterangan Jumlah (Per Hari) Jumlah (Per Bulan) Total Pendapatan Usaha (TR) Rp 320.500 Rp 9.615.000 Total Pengeluaran Usaha (TC) Rp 294.500 Rp 8.835.000 Hasil Usaha Rp 26.000 Rp 780.000

Sumber : Hasil Survei Lapangan (diolah)

Berdasarkan tabel 8, dijelaskan bahwa dalam satu hari keuntungan yang dapat diperoleh Ibu Siah sebesar Rp 26.000,-, sehingga dalam kurun waktu satu bulan, rata-rata pendapatan ibu Siah sebesar Rp 780.000,-. Hasil tersebut diperoleh dari perhitungan penerimaan atau pendapatan usaha yang dikurangkan dengan pengeluaran usaha. Berdasarkan pernyataan Ibu Siah, beliau tidak pernah menghitung untung atau rugi secara akuntan. Jika laku banyak sudah di anggap untuk banyak.

“saya nggak pernah itung sehari untung segini atu rugi mbak, yang penting laku dan bisa buat modal lagi untuk besoknya”.

Dengan demikian, keuntungan Ibu Siah yang diperoleh jika di hitung TR-TC perharinya sebesar Rp 26.000,- dan perbulannya Rp 780.000,- selama 7 jam berjualan.

d. Pengeluaran Rumah Tangga Ibu Siah

Berikut total pengeluaran Rumah Tangga Ibu Siah selama satu bulan:

(20)

20

Tabel 9 Pengeluaran Rumah Tangga PKL Sayur Ibu Siah No Keterangan Total Perhari Total Perbulan

1 Biaya Tetap Rp 45.000 Rp 1.350.000 Makan Rp 20.000 Rp 600.000 Listrik Rp 5.000 Rp 150.000 Biaya Anak Rp 10.000 Rp 300.000 Kebutuhan RT Lainnya Rp 10.000 Rp 300.000 2 Biaya Tidak Tetap Rp 1.167 Rp 35.000 Arisan Rp 500 Rp 15.000 Kondangan Nikah Rp 667 Rp 20.000 Sumbagan Kematian Rp - Rp - Total Rp 46.167 Rp 1.385.000

Sumber : Hasil Survei Lapangan (diolah)

Berdasarkan tabel 9, pengeluaran rumah tangga Ibu Siah relatif rendah mengingat beliau hanya tinggal bersama suami, anak, anak menantunya dan cucunya saja. Biaya tetap yang dikeluarkan selama satu bulan sebesar Rp 1.350.000,-,- yang di dalamnya merupakan pengeluaran untuk makan, listrik, dan belanja kebutuhan rumah tangga. Anak Ibu Siah bekerja berjualan sayur kadang bersama anaknya. Walaupun Ibu Siah anaknya sudah tidak bersekolah, beliau masih memberi cucunya untuk uang saku sekolahnya yaitu sebesar Rp 10.000,- perhari. Di luar biaya tetap, biaya tidak tetap di antaranya biaya arisan per bulan yaitu Rp 15.000,- yang di konversikan menjadi Rp 500,- perhari. Selanjutnya Ibu Siah juga biasanya melakukan kondangan yang rata-rata per bulan sebesar Rp 20.000,- yang di konversikan menjadi Rp. 667,- per hari.

Jika di total, keseluruhan pengeluaran Ibu Siah dalam satu hari sebesar Rp 46.167,- dan dalam satu bulan rata-rata sebesar Rp 1.385.000,-. Biaya tersebut nantinya dipenuhi melalui keuntungan dari hasil usaha berdagang sayur.

e. Peran Hasil Usaha Ibu Siah

Berikut peran Hasil Usaha Ibu siah selama Satu Bulan:

(21)

21

Tabel 10 Peran Hasil Usaha PKL Sayur Ibu Siah

Keterangan Jumlah (Per Bulan)

Total Hasil Usaha Rp 780.000

Total Pengeluaran Rumah Tangga Rp 1.385.000 Selisih Hasil Usaha Dengan Pengeluaran Rt Rp (605.000)

Kontribusi (%) 56,32%

Sumber : Hasil Survei Lapangan (diolah)

Berdasarkan tabel 10, total hasil usaha atau keuntungan yang diperoleh Ibu Siah selama satu bulan sebesar Rp 780.000,-. Nilai tersebut relatif rendah karena pendapatan jauh dibawah UMR di Kota Salatiga. Namun dari pendapatan tersebut sebisa mungkin Ibu Siah harus mampu mencukupi pengeluaran rumah tangga setiap harinya. Jika dirata-rata, pengeluaran rumah tangga keluarga Ibu Siah selama satu bulan biasanya sebesar Rp 1.385.000,- yang telah di jelaskan pada tabel 10, yaitu pengeluaran rumah tangga Ibu Siah. Jika dihitung secara keseluruhan, Ibu Siah tidak mampu menutupi semua kebutuhan rumah tangga dengan berjualan sayur.walaupun tidak menutup segala kebutuhan ekonomi rumah tangga, Ibu Siah mempunyai peran yang sangat besar saitu sebesar 56,32%.

Ibu Siah mempunyai suami yang bekerja sebagai buruh tani yang pendapatan tidak tentu seminggu sekali. Dalam sebulan suami Ibu Siah kira-kira mendapatkan Rp 750.000,- sampai Rp 900.000,- perbulan. Hal ini Ibu Siah berkontribusi cukup besar dari suami.

“gimana lagi mbak, suami saya bekerja sebagai buruh yang pendapatannya tidak tentu masak saya nggak bantu suami saya mbak” Kata Ibu Siah.

Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa, Ibu Siah harus membantu suaminya juga bekerja untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya. Walapun lebih besar dari pada pendapatan suami, setiap anggota bersama-sama mencari nafkah untuk kebutuhan rumah tangganya (Djangaopa et al., 2018).

Hal ini sejalan dengan penelitian Munawwarah (2016) bahwa berjualan menjadi pedagang sayur di tuntut untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga jika mengandalkan pendapatan suami tidak mungkin cukup untuk memenuhi ekonomi rumah tangganya.

(22)

22 4.1.3 Pedagang Kaki Lima Ibu Sapri

Kemudian yang selanjutnya yaitu bernama Ibu Sapri yang berumur 59 tahun yang bekerja sebagai pedagang Kaki Lima sayur di pasar raya Salatiga. Ibu sapri berjualan di pasar Raya salatiga selama 3 tahun lamanya. Beliau tinggal bersama suami dan anaknya yang sudah bekerja sebagai buruh pabrik. Setiap harinya Ibu Sapri berjualan dari jam 5 pagi sampai 12 siang.

a. Pengeluaran Usaha Ibu Sapri

Setiap harinya Ibu Sapri mempunyai pengeluaran usaha untuk dagangannya tersebut. Berikut pengeluaran usaha Ibu Sapri dalam 1 bulan:

Tabel 11 Rata-Rata Pengeluaran Usaha Ibu Sapri

No. Keterangan Satuan Jumlah Harga Total biaya

(per hari)

Total biaya (per bulan) 1 Barang

dagangan Rp 57.500 Rp 254.500 Rp 7.635.000 Cabai kg 2,5 Rp 26.000 Rp 65.000 Rp 1.950.000 Wortel kg 6 Rp 6.000 Rp 36.000 Rp 1.080.000 Kangkung ikat 9 Rp 2.500 Rp 22.500 Rp 675.000 Kacang Panjang ikat 5 Rp 7.000 Rp 35.000 Rp 1.050.000 Kol kg 6 Rp 6.000 Rp 36.000 Rp 1.080.000 Bayam ikat 8 Rp 2.500 Rp 20.000 Rp 600.000 Onclang ikat 10 Rp 500 Rp 5.000 Rp 150.000 Buncis kg 5 Rp 7.000 Rp 35.000 Rp 1.050.000 2 Retribusi Rp 1.000 Rp 1.000 Rp 30.000 3 Plastik Rp 1.000 Rp 1.000 Rp 30.000 4 Transportasi Rp 10.000 Rp 10.000 Rp 300.000 Total Pengeluaran Usaha Rp 266.500 Rp 7.995.000

Sumber : Hasil Survei Lapangan (diolah)

Selanjutnya pedagang 3 bernama Ibu Sapri yang bertempat tinggal di kopeng.

Berdasarkan tabel 11, Setiap hari jam 5 pagi Ibu Sapri diantar oleh suaminya berjualan sayur di pasar Raya Salatiga. Pengeluaran usaha Ibu Siah setiap harinya yaitu sebesar Rp 266.500,- yaitu membeli sayur, plastik dan retribusi . Sayur tersebut diantaranya yaitu cabai 2,5kg seharga Rp 65.000,-, wortel 6 kg seharga Rp 36.000,-, kangkung 9 ikat seharga Rp 22.500,-, kacang panjang 5 ikat seharga Rp 35.000,-, kol 6 kg seharga Rp 36.000,-, bayam 8 ikat seharga Rp 20.000,-, onclang 10 ikat seharga Rp 5.000,- dan buncis 5 kg seharga Rp 35.000,-, reribusi

(23)

23

sebesar Rp 30.000,- di konversikan dalam sehari yaitu Rp 1.000,- dan plastik dalam sebulan sebesar Rp 30.000,.

“setiap hari saya diantar oleh suami saya, naik motor membwa sayuran dari kopeng ke pasar Salatiga mbak. kira-kira setiap hari saya mengeluarkan Rp 10.000,- untuk bensin saja mbak.” Kata Ibu Sapri

Pengeluaran transportasi perharinya sebesar Rp 10.000,-. Jika di jumlahkan, rata-rata pengeluaran selama sehari yaitu Rp 266.500,- dan rata-rata pengeluaran usaha dalam sebulan yaitu sebesar Rp 7.995.000,-.

b. Pendapatan Usaha Ibu Sapri

Berikut Total Pendapatan Usaha Ibu Sapri selama satu bulan:

Tabel 12 Total Pendapatan Usaha PKl Sayur Ibu Sapri

Jenis

Jumlah Terjual (Per Hari)

Satuan Harga Jual Pembeli

Total Pendapatan Usaha (Per Hari)

Total Pendapatan Usaha (Per Bulan)

Cabai 2 Kg Rp 28.500 Rp 57.000 Rp 1.710.000 Wortel 5 Kg Rp 8.700 Rp 43.500 Rp 1.305.000 Kangkung 7 Ikat Rp 4.000 Rp 28.000 Rp 840.000 Kacang Panjang 5 Ikat Rp 8.500 Rp 42.500 Rp 1.275.000 Kol 5 Kg Rp 8.500 Rp 42.500 Rp 1.275.000 Bayam 7 Ikat Rp 3.500 Rp 24.500 Rp 735.000 Onclang 9 Ikat Rp 1.500 Rp 13.500 Rp 405.000 Buncis 4 Kg Rp 9.000 Rp 36.000 Rp 1.080.000

Jumlah Rp 287.500 Rp 8.625.000

Sumber : Hasil Survei Lapangan (diolah)

Berdasarkan hasil perhitungan, total pendapatan atau total revenue Ibu Sapri selama 1 hari rata-rata sebesar Rp 287.500,-. Dalam tabel 12 dijelaskan bahwa selama satu hari rata-rata sayuran terjual yaitu 2 kg cabai dengan total penjualan cabai dalam satu hari Rp 57.000,-, 5 kg wortel seharga Rp 43.500,-, 7 ikat kangkung seharga Rp 28.000,-, 5 ikat kacang panjang seharga Rp 42.500,-, 5 kg kol seharga Rp 42.500, 7 ikat bayam seharga Rp 24.500,-, dan 9 ikat onclang seharga Rp 13.500,-, dan 4 kg buncis seharga Rp 36.000,-. Setiap harinya, jumlah penjualan memang berbeda-beda, namun, rata-rata penjualan Ibu Sapri tidak semua dapat terjual.

(24)

24

“alhamdulillah mbak, walaupun tidak terjual semua sayurannya masih layak untuk di jual lagi seperti cabai, wortel gitu-gitu mbak”. Kata Ibu Sapri

Dengan demikian sayuran yang sisa dan masih layak untuk di jual kembali akan di jual kembali oleh ibu Sapri. Jadi Rata-rata selama sebulan yaitu Rp 8.625.000,-.

c. Hasil usaha Ibu Sapri

Berikut hasil Usaha Ibu Sapri selama satu bulan:

Tabel 13 Hasil Usaha PKL Sayur Ibu Sapri

Keterangan Jumlah (Per Hari) Jumlah (Per Bulan) Total Pendapatan Usaha (TR) Rp 287.500 Rp 8.625.000 Total Pengeluaran Usaha (TC) Rp 266.500 Rp 7.995.000 Hasil Usaha Rp 21.000 Rp 630.000

Sumber : Hasil Survei Lapangan (diolah)

Berdasarkan tabel 13, dijelaskan bahwa dalam satu hari keuntungan yang dapat diperoleh Ibu Sapri sebesar Rp 21.000,-, sehingga dalam kurun waktu satu bulan, rata-rata pendapatan Ibu Sapri sebesar Rp 630.000,-. Hasil tersebut diperoleh dari perhitungan penerimaan atau pendapatan usaha yang dikurangkan dengan pengeluaran usaha. Ibu Sapri juga tidak menghitung secara detail rugi atau untung dalam berjualan sayur tersebut. Beliau tidak pernah mengeluh dengn hasil untung atau rugi tersebut. Dengan demikian, keuntungan Ibu Siah yang diperoleh jika di hitung TR-TC perharinya sebesar Rp 21.000,- dan perbulannya Rp 630.000,- selama 7 jam berjualan.

d. Pengeluaran Rumah Tangga Ibu Sapri

Berikut total pengeluaran Rumah Tangga Ibu Sapri selama satu bulan:

(25)

25

Tabel 14 Pengeluaran Rumah Tangga PKL Sayur Ibu Sapri No Keterangan Total Perhari Total Perbulan

1 Biaya Tetap Rp 28.500 Rp 855.000 Makan Rp 10.000 Rp 300.000 Listrik Rp 3.500 Rp 105.000 Biaya Anak Rp - Rp - Kebutuhan Rt Rp 15.000 Rp 450.000 2 Biaya Tidak Tetap Rp 1.667 Rp 50.000 Arisan Rp 833 Rp 25.000 Kondangan Rp - Rp - Saudara Berkunjung Rp 833 Rp 25.000 Total Rp 30.167 Rp 905.000

Sumber : Hasil Survei Lapangan (diolah)

Berdasarkan tabel 14, pengeluaran rumah tangga Ibu Sapri relatif rendah mengingat beliau hanya tinggal bersama suami daan 1 anak. Biaya tetap yang dikeluarkan selama satu bulan sebesar Rp 855.000,- yang di dalamnya merupakan pengeluaran untuk makan, listrik, dan belanja kebutuhan rumah tangga. Karena anak Ibu sapri sudah berpenghasilan sendiri, Ibu Sapri tidak mengeluarkan biaya pendidikan. Di luar biaya tetap, biaya tidak tetap di antaranya biaya arisan per bulan yaitu Rp 25.000 yang di konversikan menjadi Rp 833,- perhari. Selanjutnya jika ada saudara berkunjung, pengeluaran bertambah rata-rata Rp 25.000,- per bulan atau Rp 833,- per hari.

Jika di total, keseluruhan pengeluaran ibu Sapri dalam satu hari sebesar Rp 30.167,- dan dalam satu bulan rata-rata sebesar Rp 905.000,-. Biaya tersebut nantinya dipenuhi melalui keuntungan dari hasil usaha berdagang sayur.

i. Peran hasil Usaha Ibu Sapri

Berikut peran hasil usaha Ibu Sapri dalam satu bulan:

Tabel 15 Peran Hasil Usaha PKL Sayur Ibu Sapri

Keterangan Jumlah (Per Bulan)

Total Hasil Usaha Rp 630.000

Total Pengeluaran Rumah Tangga Rp 905.000 Selisih Hasil Usaha Dengan Pengeluaran Rt Rp (275.000)

Kontribusi (%) 69,61%

Sumber : Hasil Survei Lapangan (diolah)

(26)

26

Berdasarkan tabel 15, total hasil usaha atau keuntungan yang diperoleh Ibu Sapri selama satu bulan sebesar Rp 630.000,-. Nilai tersebut relatif rendah karena pendapatan jauh dibawah UMR di Kota Salatiga. Namun dari pendapatan tersebut sebisa mungkin Ibu Sapri harus mampu mencukupi pengeluaran rumah tangga setiap harinya. Jika dirata-rata, pengeluaran rumah tangga keluarga Ibu Siah selama satu bulan biasanya sebesar Rp 905.000,- yang telah di jelaskan pada tabel 14 yaitu pengeluaran rumah tangga Ibu Sapri. Jika dihitung secara keseluruhan, Ibu Sapri tidak mampu menutupi semua kebutuhan rumah tangga dengan berjualan sayur.walaupun tidak menutup segala kebutuhan ekonomi rumah tangga, Ibu Sapri mempunyai peran yang sangat besar saitu sebesar 69,61%. Ibu Sapri mempunyai suami dan anak. Setiap harinya Ibu Sapri di bantu oleh suaminya yang belum bekerja tetap. Semua kekurangan pengeluaran rumah tangga di tutupi oleh anaknya yang sudah bekerja di pabrik Salatiga.

“suami saya belum mendapatkan pekerjaan tetap mbak, jadi suami saya ikut bantu-bantu berjualan sayur di pasar ini” Kata Ibu Sapri

Berjualan sayur adalah pekerjaan utama dari keluarga Ibu sapri dan memegang peran sangat penting yang lebih dari 60% dari pengeluaran usaha. Hal ini sejalan dengan penelitian Rakomole et al. (2016) bahwa suami ikut membantu berjualan sayuran karena suami bekerja yang tidak pasti sebagai buruh bangunan. Dan berarti istri memiliki peran penting saat penelitian di lakukan saat waktu tertentu.

4.1.4 Pedagang Kaki Lima Mbah Semi

Pedagang Kaki Lima Sayur yang keempat yaitu bernama Mbah semi yang berumur 65 tahun. Setiap hari Mbah Semi berjualan ditemani oleh suaminya yang berjualan dari jam 5 pagi sampai 12 siang

a. Pengeluaran Rumah Tangga Mbah Semi

Setiap harinya Mbah Semi mempunyai pengeluaran usaha untuk dagangannya tersebut. Berikut pengeluaran usaha Mbah Semi dalam 1 bulan:

(27)

27

Tabel 16 Rata-Rata Pengeluaran Usaha Mbah Semi

No. Keterangan Satuan Jumlah Harga Total biaya

(per hari)

Total biaya (per bulan) 1 Barang

dagangan Rp 54.200 Rp 209.000 Rp 6.270.000 Cabai kg 2 Rp 27.000 Rp 54.000 Rp 1.620.000 Wortel kg 5 Rp 6.000 Rp 30.000 Rp 900.000 Kangkung ikat 7 Rp 2.000 Rp 14.000 Rp 420.000 Kacang

Panjang ikat 8 Rp 5.300 Rp 42.400 Rp 1.272.000 Kol kg 6 Rp 5.000 Rp 30.000 Rp 900.000 Bayam ikat 4 Rp 2.400 Rp 9.600 Rp 288.000 Onclang ikat 10 Rp 500 Rp 5.000 Rp 150.000 Buncis kg 4 Rp 6.000 Rp 24.000 Rp 720.000 2 Retribusi Rp 1.000 Rp 1.000 Rp 30.000 3 Plastik Rp - Rp - Rp - 4 Transportas

i Rp 7.600 Rp 7.600 Rp 228.000 Total Pengeluaran Usaha Rp 217.600 Rp 6.528.000

Sumber : Hasil Survei Lapangan (diolah)

Yang keempat yaitu bernama Mbah Semi yang bertempat tinggal di Salatiga.

Pada tabel 16 menjelaskan bahwa setiap hari Mbah Semi mengeluarkan biaya untuk membeli sayur, transpotasi dan retribusi. Sayur tersebut diantaranya yaitu cabai 2 kg seharga Rp 54.000,-, wortel 5 kg seharga Rp 30.000,-, kangkung 7 ikat seharga Rp 14.000,-, kacang panjang 8 ikat seharga Rp 42.400,-, kol 6 kg seharga Rp 30.000,-, bayam 4 ikat seharga Rp 9.600,-, onclang 10ikat seharga Rp 5.000,-, buncis 4 kg seharga Rp 24.000,-, retribusi sebesar Rp 30.000,- perbulan di konversikan perhari menjadi Rp 1.000,-, dan transportasi sebesar Rp 7.600.

“saya pakai palstik bekas mbak, biar irit mbak” . Kata Mbah Semi

Untuk pengemasan Mbah semi menggunkan plastik bekas dengan mengumpulkan sisa plastik yang masih layak dipakai agar lebih menghemat. Jadi rata-rata pengeluaran usaha selama sebulan yaitu Rp 6.528.000,-.

b. Pendapatan Usaha Mbah Semi

Berikut Total Pendapatan Usaha Mbah Semi selama satu bulan:

Referensi

Dokumen terkait

Kerusakan yang terjadi pada bahan perpustakaan disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya yaitu menurut Martoatmodjo (2009, hlm. 2.3) : a) Faktor Biologi, Kerusakan

Secara parsial, variabel kualitas layanan yang terdiri dari: dimensi variabel bukti fisik (tangibles) dan empati (emphaty) berpengaruh secara signifikan dan

Berbagai dikotomi antara ilmu – ilmu agama Islam dan ilmu – ilmu umum pada kenyataannya tidak mampu diselesaikan dengan pendekatan modernisasi sebagimana dilakukan Abduh dan

Sekolah harus melakukan evaluasi secara berkala dengan menggunakan suatu instrumen khusus yang dapat menilai tingkat kerentanan dan kapasitas murid sekolah untuk

BILLY TANG ENTERPRISE PT 15944, BATU 7, JALAN BESAR KEPONG 52100 KUALA LUMPUR WILAYAH PERSEKUTUAN CENTRAL EZ JET STATION LOT PT 6559, SECTOR C7/R13, BANDAR BARU WANGSA MAJU 51750

Penelitian ini difokuskan pada karakteristik berupa lirik, laras/ tangganada, lagu serta dongkari/ ornamentasi yang digunakan dalam pupuh Kinanti Kawali dengan pendekatan

Dari hasil perhitungan back testing pada tabel tersebut tampak bahwa nilai LR lebih kecil dari critical value sehingga dapat disimpulkan bahwa model perhitungan OpVaR

Dari area bisnis yang ada, ditemukan beberapa hal menyangkut permasalahan yang ada, yaitu: (1) Pihak manajemen dalam melakukan perencanaan penjualan dan produksi memperoleh data dari