• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA UNTUK MENEROBOS HAMBATAN INVESTASI JALAN TOL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "UPAYA UNTUK MENEROBOS HAMBATAN INVESTASI JALAN TOL"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA UNTUK MENEROBOS

HAMBATAN INVESTASI JALAN TOL

Oleh

FRANS S. SUNITO

DIREKTUR UTAMA PT JASA MARGA (PERSERO)

KONFERENSI NASIONAL TEKNIK JALAN KE-8, HOTEL MERCURE ,JAKARTA, 4-5 SEPTEMBER 2007

(2)

DAFTAR ISI

1. 1. Latar Latar Belakang Belakang 2. 2. Konsep Konsep Tol Tol

3. 3. Risiko Risiko Dalam Dalam Investasi Investasi Jalan Jalan Tol Tol

4. 4. Kata Kata Kunci Kunci agar Pembangunan agar Pembangunan Jalan Jalan Tol Tol Berhasil Berhasil Baik Baik

5. 5. Syarat Syarat Utama Utama Kerjasama Kerjasama Pemerintah Pemerintah - - Swasta

Swasta Dibidang Dibidang Jalan Jalan Tol Tol Berhasil Berhasil Baik Baik

6. 6. Kesimpulan Kesimpulan

(3)

LATAR BELAKANG

SEJARAH PERKEMBANGAN JALAN TOL DI INDONESIA

Industri Jalan Tol di Indonesia boleh dikatakan lahir secara “tidak sengaja”, ketika pemerintah memutuskan untuk menjadikan jalan bebas hambatan Jagorawi menjadi jalan tol. Jagorawi pertama kali dioperasikan pada tahun 1978 oleh Jasa Marga yang dibentuk

sebagai perusahaan perseroan yang khusus bergerak di bidang penyelenggaraan jalan tol.

Sampai dengan tahun 1987 seluruh jalan tol dibangun oleh Jasa Marga dengan dibiayai oleh pinjaman G to G dan dana obligasi Jasa Marga.

Pada awalnya tarif tol hanya ditentukan berdasarkan perkiraan semata tanpa perhitungan pengembalian investasi yang sekarang ini lazim digunakan.

Jasa Marga tidak memperolah masa konsesi, karena berdasar UU Jalan (no.13/1980) Jasa Marga adalah satu-satunya

penyelenggara jalan tol bagi pemerintah.

(4)

LATAR BELAKANG (LANJUTAN)

Investor swasta mulai diikutsertakan pada tahun 1987 melalui sistem BOT. Jalan tol swasta pertama adalah Harbour Road (ruas Cawang-Tanjung Priok)

Jasa Marga sebagai pemegang otoritas tunggal jalan tol harus memberikan kuasa pada perusahaan jalan tol swasta sehingga Jasa Marga memainkan peran ganda sebagai operator jalan tol sekaligus sebagai lembaga otorisasi atas nama pemerintah, dua peran yang jelas-jelas “conflicting”.

Risiko kegagalan investor sepenuhnya dibebankan kepada Jasa Marga yang selain harus menyelesaikan proyeknya juga harus meneruskan hutang investor yang telah

digunakan untuk membangun proyek tersebut.

Sebagian besar proyek jalan tol tertunda pembangunannya terkena krisis ekonomi tahun 1997, bahkan ada beberapa yang akhirnya diambil alih oleh pemerintah

(5)

LATAR BELAKANG (LANJUTAN)

Tiga hal utama yang menjadi penyebab Investor swasta tidak mampu melanjutkan pembangunan jalan tol, yaitu :

kemampuan pendanaan, dan

regulasi yang tidak mendukung

serta tingkat kelayakan finansial

UU no 38 tentang Jalan diberlakukan sejak Oktober 2004 menggantikan UU no 13/1980, dan PP no 15/2005 tentang Jalan Tol menggantikan PP no 8/1990.

Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) dibentuk Pemerintah untuk menggantikan peran Jasa Marga sebagai lembaga otorisasi bagi investor jalan tol swasta.

Semua pengusaha jalan tol baik swasta maupun BUMN harus mendapatkan suatu Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT) dari BPJT.

(6)

KONSEP TOL

‰ JALAN TOL adalah bagian dari jaringan jalan umum yang perwujudannya adalah tanggung jawab Pemerintah

‰ JALAN TOL dibiayai sebagian atau seluruhnya oleh pengguna jalan melalui pengenaan tarif tol

‰ Untuk mewujudkan jalan tol tersebut pihak swasta membantu

Pemerintah dengan membiayainya terlebih dahulu dan selanjutnya investor swasta tersebut memperoleh pengembalian investasinya

melalui hak penarikan tol selama masa konsesi (jadi perlu financially feasible)

‰ Jadi konsep tol adalah KONSEP PENDANAAN infrastruktur jalan dengan sesedikit mungkin (tanpa ?) membebani APBN

‰ Apabila kelayakan finansial suatu jalan tol kurang baik, namun dibutuhkan untuk pengembangan wilayah, maka konsep tol dapat dikombinasikan dengan APBN/D (konsep hybrid/subsidi)

(7)

KONSEP TOL

(lanjutan ) Sumber

Sumber Dana BagiDana Bagi JaringanJaringan JalanJalan Pemerintah Membangun

Jaringan Jalan

A P B N / D Dana Pemakai

Jalan Tol

Jalan Non Tol Jalan Tol

(finansial – layak) Jalan Tol

(finansial – tidak layak)

subsidi Dijembatani oleh

Investor & Perbankan

Dana yang tersedia

Pajak Umum Tol

M a s y a r a k a t Sumber Dana

(8)

KARAKTERISTIK INVESTASI JALAN TOL

¾ Bersifat jangka panjang

™ Payback Period > 20 tahun

™ Pengembalian hutang 15 s.d. 20 tahun

™ Masa konsesi 35 s.d 40 tahun

¾ Beban investasi terbesar (tanah, konstruksi dan

peralatan) terjadi di awal masa konsesi, sementara

pendapatan baru mulai tumbuh di awal operasi jalan tol

¾ Beberapa parameter pokok investasi berada di luar kendali investor

™ Waktu dan biaya pembebasan lahan

™ Penetapan tarif

™ Perwujudan Rencana Induk Jaringan Jalan (terkait dengan prediksi volume lalu lintas)

¾ Risiko investasi sangat besar

(9)

TINGKAT RISIKO DALAM MASA INVESTASI TINGKAT RISIKO DALAM MASA INVESTASI

JALAN TOL JALAN TOL

Rendah Tinggi Tinggi

Tingkat Risiko

• Perencanaan • Pembebasan Lahan

• Konstruksi

• Operasi &

Pemeliharaan • Penyerahan Kembali

Tahap Investasi

(10)

Kendala Utama

Pembebasan

Pembebasan LahanLahan

Memiliki tingkat risiko terbesar dalam investasi jalan tol

Pembebasan lahan dilakukan oleh Pemerintah dengan

pendanaan dari Pemerintah dan/atau investor (UU 38/2004)

Lahan dan jalan tol adalah asset Pemerintah, Investor hanya memperoleh hak pengusahaan selama masa konsesi

Payung hukum pembebasan lahan oleh Pemerintah adalah UU no. 20/1961:

¾ Azas musyawarah

¾ Pencabutan hak kepemilikan lahan hanya mungkin oleh Presiden

Tingkat kepastian biaya & waktu pembebasan lahan relatif

rendah → risiko cost over run dan keterlambatan pengoperasian

(11)

Langkah-langkah Konkrit Perbaikan Regulasi Pembebasan Lahan

¾ PERPRES NO. 36 TH. 2005 Jo NO. 65 TH. 2006 ttg Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan

Pembangunan Untuk Kepentingan Umum

¾ Pemerintah telah mengambil kebijakan dana bergulir untuk membebaskan lahan melalui Badan Layanan Umum (BLU) di Departemen PU

¾ Kebijakan land capping

(12)

Dukungan Yang Masih Perlu Dilakukan Pemerintah

„ Mekanisme pembebasan lahan untuk kepentingan publik segera diperbaiki dengan tahapan pokok sbb :

1. Land freezing dilakukan segera setelah koridor jalan ditetapkan

2. Penaksiran harga oleh Appraisal independen

3. Presiden langsung mencabut hak kepemilikan atas lahan melalui Keppres sekaligus menetapkan harga

4. Pembebasan lahan dilakukan tanpa negosiasi harga. Dalam hal pemilik lahan tidak sepakat, maka dapat diajukan ke

Pengadilan tanpa mengganggu pelaksanaan proyek .

„ Penyederhanaan mekanisme pembebasan tanah

„ Konsistensi atas implementasi regulasi

(13)

Dukungan Yang Masih Perlu Dilakukan Pemerintah (lanjutan )

„ Pemerintah terlebih dahulu membiayai pembebasan lahan yang biayanya akan diganti oleh investor apabila layak. Dalam hal proyek tidak layak, maka biaya

tersebut merupakan ongkos Pemerintah.

(14)

RISIKO KONSTRUKSI

„ Sepenuhnya merupakan risiko investor

„ Risiko terbesar adalah akibat kondisi medan (geografis dan kondisi tanah (geologis)

„ Perlu survey mendalam sebelum menghitung biaya konstruksi yang merupakan bagian terbesar dari biaya investasi → perlu menganggarkan biaya persiapan yang memadai

„ Alokasi risiko pada pihak ketiga

Melalui kontrak Design & Build

Melalui kontrak Construction & Performance Based Maintenance

Melalui asuransi Contractor’s all risk

(15)

RISIKO BUNGA UANG

„ Investasi jalan tol umumnya didanai dengan modal sendiri (equity) dan pinjaman (debt) dengan rasio sekitar 30 : 70

„ Masa pengembalian pinjaman sampai 20 tahun, berarti risiko fluktuasi bunga tinggi

„ Prinsip pengendalian risiko bunga

Sedapat mungkin memastikan besaran % bunga

“Mendekatkan” masa pembayaran bunga dan pokok pinjaman dengan arus pendapatan

„ Melalui berbagai mekanisme financial engineering seperti

Contractor Pre-Finance

Modified Turn Key

Obligasi dengan pembayaran bunga dibelakang yang telah dipastikan besarnya (zero coupon bonds)

„ Catatan : risiko valas tidak dibahas karena investor seyogyanya tidak menggunakan pinjaman dalam valas

(16)

RISIKO OPERASI DAN PEMELIHARAAN

„ Dalam periode pengoperasian risiko terbesar

terletak pada biaya pemeliharaan rutin & periodik yaitu apabila terjadi penyimpangan negatif

terhadap rencana semula

„ Mengendalikan kualitas pada masa konstruksi, terutama yang berkaitan dengan daya tahan

(durability) adalah kunci untuk meminimalisir risiko ini

„ Alokasi risiko kepada pihak ketiga :

Kontrak Performance based Maintenance

Kontrak Construction and Maintenance

Asuransi terhadap kerusakan/kerugian akibat kesalahan pemakai jalan

(17)

RISIKO PERUBAHAN JARINGAN JALAN

„ Apabila Pemerintah membangun dan/atau meningkatkan kapasitas jalan yang tidak ada dalam rencana jaringan jalan

berdampak langsung pada prediksi volume lalu lintas di jalan tol;

„ Program jaringan jalan yang ada belum dikukuhkan menjadi Undang-Undang

„ Usulan Pengamanan :

Rencana Induk Jaringan Jalan disahkan menjadi Undang- Undang sehingga Investor memiliki dasar yang pasti untuk memprediksi volume lalu lintas;

Dimungkinkan suatu bentuk kompensasi dan atau me-review jadwal pembangunan apabila hal ini dilanggar.

(18)

RISIKO FORCE MAJEURE

„

Rentang waktu masa konsesi (30 – 40 tahun) sangat memungkinkan terjadinya perubahan- perubahan sosial, politik dan juga kejadian- kejadian alam

„

Perlu alokasi risiko yang jelas dan adil antara Pemerintah dan investor dalam PPJT, karena

force majeure berada di luar kendali siapapun

„

Alokasi risiko kepada pihak ketiga (asuransi)

terhadap risiko dengan batas-batas yang dapat

diterima oleh industri asuransi

(19)

PRINSIP ALOKASI RISIKO

„ Risiko seyogyanya dipikul oleh pihak yang paling mungkin mengendalikan risiko tersebut

„ Alokasi risiko dalam industri jalan tol

Jenis Risiko

Alokasi

Pemerintah Investor (pihak ketiga)

♦ Konstruksi

♦ Bunga Uang

♦ Operasi & Pemeliharaan

♦ Volume lalu lintas

♦ Perwujudan jaringan sesuai rencana induk

♦ Penetapan tarif

♦ Sosial/politik

♦ Pengadaan lahan

♦ Bencana alam

(20)

KATA KUNCI AGAR PEMBANGUNAN JALAN TOL BERHASIL BAIK

Pemerintah harus membantu investor agar investor dapat membantu Pemerintah untuk merealisasikan jaringan jalan tol

(21)

SYARAT UTAMA AGAR PEMBANGUNAN JALAN TOL BERHASIL BAIK

„ Perlu ada kebijakan dan peraturan yang tegas dan langkah nyata mengenai alokasi risiko kepada Pemerintah, yaitu :

Risiko pembebasan lahan (lihat hal …..)

Risiko Bank apabila Investor gagal (untuk memberikan jaminan bagi Bank)

Risiko penetapan tarif yang terlambat

Risiko apabila terjadi perubahan jaringan jalan (lihat hal ….)

Faktor-faktor di atas semuanya berada diluar kendali Invetor dan/atau Bank sehinga mutlak perlu dipikul oleh Pemerintah

(22)

SYARAT UTAMA AGAR PEMBANGUNAN JALAN TOL BERHASIL BAIK (lanjutan)

„ Pemilihan Investor yang Kompeten

Memiliki track record yang menyakinkan dalam investasi-investasi jangka panjang

Memiliki modal (equity) yang memadai

Memiliki dukungan dana perbankan

Memiliki pemahaman yang baik (jelas dan lengkap) terhadap investasi jalan tol

Pemilihan Investor ini hendaknya didasarkan pada azas keterbukaan

transparan, kompetisi dan fairness (diatur dalam Perpres No.

67/2005)

„ Peraturan-Peraturan dan Perjanjian yang adil

Mencerminkan alokasi risiko yang baik antara Pemerintah dan Investor

Memberikan kemudahan-kemudahan bagi pelaksanaan investasinya

Memberikan rasa aman bagi Investor

Memberikan kepastian terwujudnya proyek infrastruktur yang bersangkutan

(23)

KESIMPULAN

„ Investor jalan tol (yang profesional dan kompeten) adalah mitra Pemerintah untuk memujudkan infrastruktur jalan dalam keterbatasan dana APBN/D, Jadi Investor dan Pemerintah harus saling membantu untuk mencapai tujuan tersebut.

„ Investor harus memiliki kemampuan pendanaan dan kemampuan profesional serta keseriusan untuk melaksanakan proyek strategis tersebut secara tepat waktu dan tepat mutu.

„ Untuk membantu investor dalam membantu mendanai infrastruktur strategis ini, diperlukan kontrol pemerintah terhadap waktu dan harga lahan serta konsistensi penetapan tarif, sehingga investor dan lembaga-lembaga pendanaan terhindar dari risiko ini dan memiliki kepastian pengembalian investasinya.

„ Pemerintah harus membantu memikul risiko-risiko yang berada diluar kendali Investor, memberikan kemudahan-kemudahan secara adil dan transparan, serta menciptakan PPP sebagai suatu kemitraan yang mutually beneficial yang tujuan akhirnya adalah kesejahteraan masyarakat luas melalui tersedianya infrastruktur jalan yang bermutu di seluruh negeri.

(24)

Referensi

Dokumen terkait

Kemudian untuk gajah patroli ini bertugas untuk berpatroli kedalam hutan yang di tunggangi oleh mahot untuk mengetahui apakah ada yang ingin membuka lahan di

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi terhadap jumlah produksi usahatani cengkeh di Desa Puulemo Kecamatan

Struktur ukuran panjang total maupun berat tubuh glass eel ikan sidat spesies Anguilla marmorata yang beruaya anadromous di Sungai Palu periode Bulan Januari

Dengan demikian, pekerjaan pada sentra indutstri sepatu bukanlah pekerjaan yang berat masih dalam kategori pekerjaan medium, dan tidak menyebabkan kelelahan

Perlakuan pertama diberikan pada hari Sabtu tanggal 8 Agustus 2020. Kegiatan pada perlakuan pertama adalah kegiatan bercerita dan tanya jawab yang dilakukan dengan

Pupuk Indonesia Logistik Jakara yang meliputi peranan Departement Crewing, dokumen-dokumen yang dibutuhkan, pihak tekait, serta masalah dan kendala yang timbul

23 .ءاضقو ءادأ بهذلما نم دمتعلما ىلع ةطقاس هنع ةلاصلا نإف ةيكلالما دنع امأ ، ةلبانلحا دنع اتهداعإOrang yang tidak mendapati sarana untuk bersuci

Prinsip dasar dari reaksi Jaffe adalah reaksi antara kreatinin dengan pikrat dalam suasana alkali tanpa deproteinasi, membentuk kompleks kreatinin pikrat berwarna jingga