• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi saat ini berlangsung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi saat ini berlangsung"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi saat ini berlangsung demikian pesat, sehingga menimbulkan suatu perubahan dalam kehidupan masyarakat. Demikian juga dalam hal pembelajaran, dimana pendidikan di masa mendatang akan bersifat fleksibel, terbuka, dan dapat diakses oleh siapapun yang memerlukannya.

Ketercapaian hasil belajar memang sangat dipengaruhi oleh berbagai unsur. Unsur yang paling utama adalah unsur guru, siswa, kurikulum, serta sarana dan prasarana pendukung pembelajaran. Dengan model pembelajaran konvensional yang diajarkan selama ini, banyak siswa yang semakin pasif dan menjadi kurang kreatif. Dengan masuknya pengaruh globalisasi teknologi tersebut, maka sistem pendidikan di masa mendatang akan lebih bersifat terbuka dan dua arah, beragam, serta makin kompetitif, dan cenderung menuju ke arah berkembangnya pendidikan terbuka dengan modus belajar jarak jauh (distance learning).

Blended Learning menurut Pannen (2005) merupakan kombinasi model pembelajaran yang menggunakan pertemuan tatap muka dan on-line system.

Pemanfaatan sumber belajar berbasis Web secara kuantitatif sebesar 80%. Hal ini berarti dalam proses pembelajaran, siswa akan lebih banyak belajar secara kolaboratif dan mandiri dengan memanfaatkan Web. Secara kuantitatif sebesar 20% sisanya adalah tatap muka berupa penjelasan sistem dan refleksi perkuliahan.

(2)

Metode pembelajaran blended berbasis Web adalah metode pembelajaran yang memadukan pembelajaran tatap muka dengan pengembangan pembelajaran berbasis web. Menurut Gage dan Berliner (1991), dengan bantuan visualisasi komputer, berbagai konsep yang diterangkan menjadi lebih mudah dipahami oleh peserta didik sehingga berpotensi mengurangi terjadinya salah konsep. Hal tersebut membantu siswa untuk mengerti akan materi yang diajarkan oleh guru dan siswa menjadi lebih termotivasi dalam belajar sehingga prestasi belajar siswa akan meningkat.

Motivasi berprestasi merupakan hal penting yang mempengaruhi prestasi seseorang di sekolah. Dengan berorientasi pada prestasi, siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi akan memilih tugas atau tantangan dengan tingkat kesulitan menengah, yaitu tingkat tertinggi yang masih dalam batas kemampuannya. Jika kemudian siswa tersebut gagal, maka ia akan meminta umpan balik dan memperbaikinya. Setelah itu ia akan mencoba kembali tugas tersebut sampai berhasil. Hal ini membuat siswa dengan motivasi berprestasi tinggi terus-menerus berusaha untuk mencapai prestasi yang optimal (Gage &

Berliner, 1991).

Motivasi berprestasi ini dapat ditunjukkan oleh anak dan remaja sebagai siswa ketika mereka mengikuti pendidikan di sekolah (Gunarsa & Gunarsa, 2004).

Di dalam kegiatan belajar di sekolah, motivasi berprestasi itu sendiri berupa daya penggerak pada siswa untuk mengusahakan kemajuan dalam belajar dan mengejar taraf prestasi maksimal, demi pengayaan diri sendiri dan penghargaan terhadap diri sendiri (Winkel, 1996).

(3)

Sukmadinata (2005) menyatakan bahwa belajar membutuhkan motivasi yang konstan agar para siswa dapat mencapai hasil yang terbaik. Motivasi adalah keadaan internal yang menyebabkan keinginan, membuat tujuan, dan mengatur perilaku manusia (Woolfolk, 2004). Dalyono (1997) mengemukakan bahwa motivasi adalah salah satu faktor yang menentukan keberhasilan seorang siswa dalam memahami dan mengerti apa yang sudah dipelajarinya. Menurut Bandura (Woolfolk, 2004) motivasi memegang peranan yang sangat penting dalam perilaku seseorang. Motivasi dianggap sebagai faktor sentral dari perilaku kita.

Menurut Dalyono (1997) kuat lemahnya motivasi belajar seseorang akan menentukan keberhasilan seorang individu. Seseorang yang belajar dengan motivasi yang kuat akan melaksanakan semua kegiatan belajarnya dengan sungguh-sungguh, penuh gairah, dan semangat. Individu dengan motivasi tinggi akan lebih berprestasi daripada individu dengan motivasi yang rendah (Gunarsa &

Gunarsa, 2004). Kebutuhan berprestasi ini muncul karena adanya keinginan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki dan untuk menunjukkan kemampuan dirinya terhadap orang lain. Apabila prestasi baik dapat diraihnya, maka ia akan diakui dan dihargai oleh semua orang di sekitarnya termasuk teman sebayanya (Santrock, 2001). Penghargaan terhadap prestasi itu dapat dinilai melalui pemberian hadiah, pengakuan atas keberhasilannya serta pemberian simbol status (Wexley & Yukl, 2003). Bagi siswa sendiri, jika prestasi yang mereka peroleh di sekolah baik, maka di kemudian hari hidupnya akan menjadi lebih baik. Oleh karena itu prestasi menjadi hal yang penting bagi diri siswa (Santrock, 2001).

(4)

Proses belajar di sekolah merupakan proses waktu yang panjang sehingga membutuhkan motivasi yang konstan dan tetap tinggi (Sukmadinata, 2005). Siswa yang tidak mempunyai cukup motivasi akan memiliki minat yang sangat terbatas untuk mempelajari materi pembelajarannya. Pada akhirnya siswa menjadi kurang tekun dan tidak memiliki tujuan yang ingin dicapai dalam belajar (Waruwu, 2006). Oleh karena itu sekolah perlu mengusahakan timbulnya minat jangka panjang pada siswanya dengan cara memberikan rangsangan yang lebih menarik.

Menurut McClelland (Hoy & Miskell, 2001) sekolah dapat menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi berprestasi seseorang lewat situasi dan setting yang mendukung tercapainya tujuan pembelajaran serta dengan memberikan umpan balik secara jelas. Faktor-faktor yang ada di lingkungan sekolah tersebut secara efektif akan mempengaruhi motivasi berprestasi siswa melalui rasa nyaman untuk belajar, perasaan memiliki terhadap sekolahnya, dan perasaan bahwa siswa mendapatkan dukungan (Hoy & Miskell, 2001).

Ada beberapa hal yang mempengaruhi motivasi seorang siswa dalam belajar. Menurut Pintrich (2003), beberapa hal itu adalah self efficacy yang adaptif; atribusi dan kontrol kepercayaan diri; tingkat ketertarikan dan motivasi instrinsik; tingkat nilai-nilai kepercayaan diri siswa; dan tujuan (goals).

Motivasi berprestasi (achievement motivation) adalah daya penggerak dalam diri siswa untuk mencapai taraf prestasi setinggi mungkin demi penghargaan kepada diri sendiri (Winkel, 1996). Sukadji (2000) menyatakan bahwa siswa yang berminat pada suatu pelajaran akan belajar dan berusaha supaya mendapat nilai yang lebih baik. Minat juga dapat menimbulkan rasa senang pada setiap kegiatan yang dipilih, jika anak berminat pada suatu hal, maka

(5)

pengalaman tersebut akan terasa lebih menyenangkan dan akan berpengaruh positif terhadap prestasi anak.

Ketika seorang individu memasuki perguruan tinggi, maka ia akan disebut sebagai seorang mahasiswa (Kansil & Soepardi, 1998). Seorang mahasiswa baru diharapkan dapat berlatih keterampilan berpikir mandiri yang diperlukan untuk menggali kesimpulan dari hasil analisisnya, tanpa bantuan dari orang lain (Hartanti & Arhatanto, 2003). Sudah menjadi tugas utama bagi setiap mahasiswa untuk belajar. Belajar adalah segenap kegiatan pikiran seseorang yang dilakukan secara penuh perhatian untuk memperoleh pengetahuan dan pemahaman. Jadi seorang mahasiswa yang sedang belajar berarti mengerahkan seluruh kemampuan pikiran secara sungguh-sungguh untuk menggali dan memahami pengetahuan mengenai berbagai pokok persoalan (Gie, 2000).

Agar mahasiswa dapat melaksanakan segala aktivitas belajar dengan baik, mahasiswa harus dapat mengarahkan dirinya untuk terlibat dalam proses belajar.

Mahasiswa juga harus memperoleh keterampilan belajar yang sesuai dengan minat pribadinya (Nashori, 2004). Setiap mahasiswa memiliki learning style yang berbeda satu sama lainnya dalam merencanakan, mengatur, dan mengusahakan agar semua aktivitas yang berhubungan dengan kegiatan belajar dapat berjalan lancar (Gie, 2000).

Faktor yang paling berpengaruh pada perkembangan siswa yaitu pembelajaran, dimana merupakan proses pengembangan pengetahuan, keterampilan atau sikap baru pada saat individu berinteraksi dengan lingkungannya (Nasution, 2008). Keberhasilan dalam pembelajaran tidak hanya ditentukan dari faktor model pembelajaran yang dibawakan oleh guru saja, tetapi

(6)

juga dipengaruhi oleh faktor yang internal yang berasal dari siswa. Sebab kemampuan seseorang untuk memahami dan menyerap pelajaran yang disampaikan sudah pasti berbeda tingkatnya antara yang satu dengan yang lainnya. Ada individu yang menangkap dan memahami sesuatu yang diajarkan dengan cepat, sedang, bahkan mungkin ada yang sangat lambat tergantung pada individu masing-masing. Oleh karena itu, mereka seringkali harus menempuh cara berbeda untuk bisa memahami sebuah informasi atau pelajaran yang sama karena masing-masingnya memiliki gaya belajar yang berbeda satu sama lainnya.

Menurut Dick dan Carey (Hasrul, 2009) seorang guru hendaklah mampu mengenal dan mengetahui karakteristik siswa. Sebab dengan pemahaman yang baik terhadap karakteristik siswa, guru akan dapat menyesuaikan metode pembelajaran yang digunakannya yang tentunya sangat mempengaruhi keberhasilan proses belajar siswa. Penguasaan bahan pelajaran dan memproses informasi setiap anak didik memiliki caranya sendiri, karena peserta didik merupakan individual yang unik artinya tidak ada dua orang peserta didik yang sama persis, tiap peserta didik mempunyai perbedaan satu dengan yang lain (Hasrul, 2009).

Karakteristik siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah gaya belajar. Ghufron (2010) menyatakan bahwa gaya belajar menjelaskan bagaimana individu belajar atau cara yang ditempuh oleh masing-masing orang untuk berkonstrasi pada proses dan menguasai informasi yang sulit dan baru melalui persepsi yang berbeda. Ada siswa yang yang memiliki kecenderungan menyerap informasi lebih maksimal melalui indra penglihatan (visual), melalui indra pendengaran (auditori), dan melalui aktivitas fisik dan tubuh (kinestetik).

(7)

Beberapa siswa cenderung menggunakan kombinasi dari beberapa gaya belajar (Landry, 2003). Seseorang dipaksa untuk belajar dengan cara lain, akan timbul rasa tidak nyaman sehingga pembelajaran akan sulit. Apabila orang dibiarkan belajar dengan gaya mereka sendiri, dan menemukan lingkungan yang sesuai dengan kegiatan mereka, dan mereka benar-benar mampu melakukan dengan tingkat stress yang jauh lebih kecil dan kegembiraan yang jauh lebih besar (Prashnig, 2007). Seseorang yang telah akrab dengan gaya belajarnya sendiri, maka dapat membantu dirinya sendiri dalam belajar lebih cepat dan lebih mudah (DePorter & Hernacki, 2006).

Gaya belajar atau learning style adalah cara yang konsisten yang dilakukan oleh seorang siswa dalam menangkap stimulus atau informasi, cara mengingat, berpikir, dan memecahkan soal (Nasution, 2008). Gaya belajar juga dapat diartikan sebagai cara yang cenderung dipilih seseorang untuk menerima informasi dari lingkungan dan memproses informasi tersebut. Gaya belajar merupakan suatu kombinasi antara menyerap, kemudian mengatur, serta mengolah informasi. Gaya belajar yang khas dari setiap individu biasa dijumpai dalam Quantum Learning maupun Quantum Teaching (DePorter & Hernacki, 2006) yang bersumber dari gaya belajar VAK (visual, auditorial, and kinesthetic).

Setiap siswa mempunyai kecenderungan pada satu gaya belajar tertentu.

Namun demikian, ada siswa yang cenderung seimbang atau memadukan berbagai gaya belajar dalam proses belajarnya. Siswa mempunyai gaya belajar yang berbeda. Siswa yang mengenali gaya belajarnya sendiri akan membantu memahami materi yang diberikan guru sehingga mudah memproses materi

(8)

sehingga akan berpengaruh terhadap motivasi untuk berprestasi (Porter &

Hernacki, 2006).

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka dilakukan penelitian ini yaitu mengenai “Pengaruh Blended Learning Dan Learning Style Terhadap Motivasi Berprestasi Pada Mahasiswa Pascasarjana Universitas “X” di Jakarta”.

1.2 Rumusan Permasalahan

Adapun rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Bagaimanakah pengaruh blended learning terhadap motivasi berprestasi mahasiswa pascasarjana universitas “X”? (2) Bagaimanakah pengaruh learning style terhadap motivasi berprestasi mahasiswa pascasarjana universitas

“X”? (3) Bagaimanakah pengaruh blended learning dan learning style secara simultan terhadap motivasi berprestasi mahasiswa pascasarjana universitas “X” ?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah: (1) untuk mengetahui besarnya pengaruh blended learning terhadap motivasi berprestasi mahasiswa pascasarjana universitas “X”, (2) untuk mengetahui besarnya pengaruh learning style terhadap motivasi berprestasi mahasiswa pascasarjana universitas “X”, serta (3) untuk mengetahui besarnya pengaruh blended learning dan learning style secara simultan terhadap motivasi berprestasi mahasiswa pascasarjana universitas “X”.

(9)

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yakni kontribusi yang diharapkan secara akademik, empirik, dan simplifikasi dengan praktik nyata. Manfaat penelitian terdiri atas dua aspek yakni (1) Kegunaan bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (aspek keilmuan), serta (2) aspek praktis.

 Manfaat Teoretis

Manfaat teoretis dari penelitian ini adalah memberikan kontribusi bagi ilmu pengetahuan khususnya di bidang manajemen sistem informasi, yaitu mengenai pengaruh blended learning dan learning style terhadap peningkatan motivasi berprestasi mahasiswa. Di samping itu diharapkan pula penelitian ini dapat memberikan tambahan masukan yang berarti bagi penelitian-penelitian lanjutan di masa mendatang.

 Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat mengevaluasi pengalaman belajar mahasiswa dalam hal memperoleh materi ajar, diskusi, melakukan simulasi serta melakukan evaluasi melalui teknologi pembelajaran blended learning serta untuk mengetahui learning style yang dimiliki mahasiswa. Diharapkan melalui metode pembelajaran ini mahasiswa dapat lebih berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran sehingga akan mempengaruhi peningkatan motivasi berprestasi mahasiswa.

Di samping itu, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada pihak universitas, khususnya bagi dosen sebagai tenaga pengajar, mengenai teknologi pembelajaran berbasis web yang dapat dimanfaatkan dalam membangun model blended learning serta untuk mengetahui learning style dari

(10)

mahasiswa sehingga dapat dikembangkan model pembelajaran blended learning yang sesuai dengan learning style mahasiswa dalam lingkup yang lebih luas, sebagai salah satu upaya yang dilakukan pihak universitas dalam rangka meningkatkan motivasi belajar yang akan mempengaruhi peningkatan prestasi para mahasiswa.

1.5 Ruang Lingkup

Penelitian ini memiliki ruang lingkup yang sangat luas untuk diteliti. Akibat keterbatasan waktu, tenaga, dan biaya, maka penelitian ini hanya dibatasi terhadap mahasiswa pascasarjana universitas “X” di Jakarta. Sedangkan untuk sampel penelitian hanya dibatasi pada mahasiswa pascasarjana universitas “X” yaitu mahasiswa program studi magister manajemen, magister akuntansi, dan magister komunikasi yang berstatus aktif kuliah di semester ganjil tahun ajaran 2015/2016.

1.6 Signifikansi

Signifikansi dari penelitian ini adalah dapat dilakukan evaluasi melalui teknologi pembelajaran blended learning serta mengetahui learning style yang dimiliki mahasiswa sehingga melalui metode pembelajaran ini mahasiswa lebih termotivasi dalam melewati proses pembelajaran yang diberikan sehingga diharapkan mempengaruhi peningkatan motivasi berprestasi mahasiswa tersebut.

Di samping itu dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada para dosen sebagai tenaga pengajar mengenai teknologi pembelajaran model blended learning ini serta dapat mengetahui learning style dari mahasiswa yang bersangkutan sehingga dapat dikembangkan model

(11)

pembelajaran blended learning yang sesuai dengan learning style mahasiswa dalam lingkup yang lebih luas dalam rangka meningkatkan motivasi berprestasi para mahasiswa.

(12)

Referensi

Dokumen terkait

bahwa berdasarkan Instruksi Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2020 tentang Pencegahan Penyebaran dan Percepatan Penanganan Corona Virus Disease

Mesin Pencacah Batang Jagung untuk Pakan Ternak dengan Ukuran yang Sama Kapasitas 120 [Kg/Jam].. Batang jagung merupakan suatu hasil tanaman hijauan yang

Total curahan jam kerja per tahun (setara HOK) per ART yang bekerja berkisar antara 75 HOK - 127 HOK atau 21 – 35 persen dari hari kerja yang tersedia, artinya terjadi

Titik pengukuran (thickness measurement location, TML) pada setiap pipa harus mencukupi standar yang telah ditetapkan pada API 570 bagian 3.4.3 tentang tuntunan

Oleh karena itu, untuk mengisi celah penelitian tersebut, fokus penelitian ini yaitu untuk menginvestigasi kemungkinan adanya faktor lain yang dapat memoderasi pengaruh

Salah satu yang menjadi landasan dalam penyelenggaraan bimbingan dan konseling di sekolah adalah landasan ilmu pengetahuan dan teknologi, sejalan dengan perkembangan

Pengertian pornografi menurut Pasal 1 Undang-Undang No. 44 Tahun 2008 tentang pornografi yaitu gambar, sketsa, ilustrasi, foto, tulisan, suara, bunyi, gambar bergerak,

Menurut Sugiyono (2016:228), “Teknik korelasi digunakan untuk mencari hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan dua variabel bila data kedua variabel berbentuk interval