6 BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
Desna Putri, 2013 yang berjudul “Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Peningkatan Pendapatan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Pada Koperasi Kartika Wijaya Di Kelurahan Wirun Kecamatan Mojolaban Tahun 2013”. Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif yaitu penelitian tentang data yang dikumpulkan dan dinyatakan dalam bentuk angka-angka. Dari analisis regresi linier ganda diketahu bahwa koefisien arah regresi dari variable pemberian kredit adalah sebesar 0,354 atau positif. Sehingga dapat dikatakan bahwa variable pemberian kredit berpengaruh positif terhadap peningkatan pendapatan UMKM.
Putri & Jember, 2016 yang berrjudul “Pengaruh Modal Sendiri dan Lokasi Usaha Terhadap Pendapatan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Kabupaten Tabanan”. Metode yang digunakan dalam peneletian ini menggunakan analisis jalur dan analisis sobel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel modal sendiri dan lokasi usaha, secara parsial memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap UMKM di kabupaten Tabanan.
Maheswara, Saskara, dkk 2016 yang berjudul “Analisis Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan UKM Sektor Perdagangan di Kota Denpasar”. Analisis data dilakukan dengan dua cara, statistik deskriptif dan analisis jalur. Hasilnya menunjukkan bahwa variabel upah, modal dan jumlah
penjualan berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan UKM sector perdagangan. Jam kerja berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap pendapatan UKM sector perdagangan. Pendidikan berpengaruh negative dan tidak signifikan terhadap pendapatan UKM sektor perdagangan.
Gonibala, Maramis, dkk, 2019, yang berjudul “Analisis Pengaruh Modal dan Biaya Produksi terhadap Pendapatan UMKM di Kota Kotamobagu”. Metode yang digunakan dalam peneletian ini menggunakan regresi linier berganda. Hasil menunjukkan bahwa variabel modal secara parsial memiliki pengaruh negative dan signifikan terhadap pendapatan UMKM di Kota Kotamobagu. Sedangkan variabel biaya produksi secara parsial memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan UMKM di Kota Kotamobagu. Variabel modal dan biaya produksi secara simultan berpengaruh signifikan terhadap pendapatan UMKM di Kota Kotamobagu.
Anggraini, 2019 yang berjudul “Pengaruh Faktor Modal, Jam Kerja dan Lama Usaha terhadap Pendapatan Usaha Mikro Kecil Menengah. Uji kualitas data yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas pearson correlation dan uji reliabilitas dengan cronbach alpha. Hasil menunjukkan bahwa variabel modal, jamkerja dan lama usaha secara bersama – sama berpengaruh positif signifikan terhadap pendapatan pedagang.
Adapun relevansi penelitian ini dengan penelitian terdahulu merupakan pengembangan dari penelitian-penelitian sebelumnya, yang terletak pada obyek dan tahun penelitian. Pada obyek penelitian yang dikembangkan yaitu Usaha Mikro dan Kecil (UMK) dan tahun yang dikembangkan penelitian ini tahun 2020. Penelitian ini dengan penelitian terdahulu menggunakan variabel dependen yang sama yaitu pendapatan dengan beberapa variabel independen yang sama yaitu penerimaan kredit, jam kerja dan lama usaha.
B. Landasan Teori 1. Koperasi
Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan atau badan hukum koperasi, dengan pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai modal untuk menjalankan usaha yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama di bidang ekonomi, sosial dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip koperasi. (UU Perkoperasian, 17/2012).
Sesuai dengan UURI 17/2012 bahwa fungsi dan peran Koperasi adalah:
a. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan pada masyarakat pada umumnya untuk memeningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.
b. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat.
c. memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perkonomian nasional dengan koperasi sebagai sokogurunya.
d. berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perkonomian nasional yang merupakan usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.
2. Usaha Mikro
Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2008. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria sebagai berikut :
a. modal tidak lebih dari Rp 10.000.000
b. tempat usahanya tidak selalu menetap, dapat berubah sewaktu – waktu.
c. memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
d. memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).
3. Usaha Kecil
Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2008, Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan otleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria sebagai berikut :
a. lokasi usaha sudah menetap tidak berpindah – pindah.
b. memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha
c. memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah).
d. sudah memiliki izin usaha dan persyaratan legalitas (NPWP) 4. Modal
Modal merupakan salah satu Faktor yang penting dan berpengaruh terhadap pendapatan usaha (Priyandikha, 2015). Modal usaha sebagai ikhtisar neraca suatu perusahaan yang menggunakan modal konkrit dan modal abstrak. Modal konkrit dimaksudkan sebagai modal aktif sedangkan modal abstrak dimaksudkan sebagai modal pasif (Riyanto, 2010:19).
Pengertian modal menurut beberapa penulis seperti dikutip oleh
Bambang Riyanto (2010: 18) adalah sebagai berikut :
a. Lidge mengartikan modal hanyalah dalam artian “uang (gold capital)”.
b. Schwied Land memberikan pengertian modal dalam artian yang lebih luas, yaitu modal dalam bentuk uang maupun modal dalam bentuk barang.
c. Meij mengartikan modal sebagai kolektivitas dari barang-barang modal yang terdapat dalam neraca sebelah debit, sedang yang dimaksud dengan barang-barang modal adalah semua barang yang ada dalam rumah tangga perusahaan dalam fungsi produktifnya untuk membentuk pendapatn. Sedang yang dimaksud dengan kekayaan adalah daya beli yang terdapat dalam barang-barang modal sehingga kekayaan terdapat dalam neraca sebelah kredit.
d. Polak mengartikan modal sebagai kekuasaan untuk menggunakan barang-barang modal sedangkan yang dimaksud barang-barang modal adalah barang-barang yang terdapat dalam perusahaan yang belum digunakan sehingga terdapat di neraca sebelah debit.
e. Barker mengartikan modal baik yang berupa barang-barang kongkret yang masih ada dalam rumah tangga perusahaan yang terdapat di neraca sebelah debit, maupun berupa daya beli atau nilai tukar dari barang-barang itu yang tercatat di sebelah kredit.
5. Pendapatan
Tujuan dalam melakukan bisnis atau dagang adalah untuk mendapat laba atau penghasilan. Pendapatan sendiri adalah jumlah uang yang diterima oleh seseorang atau perusahaan dari hasil penjualan barang atau jasa.
Pendapatan ditentukan oleh harga per unit dari macam – macam faktor produksi. Harga tersebut ditentukan karena penawaran dan permintaan yang kuat di pasar faktor produksi (Boediono, 1993:140).
Pendapatan sangatlah penting dalam sebuah usaha perdagangan, karena dalam melakukan suatu usaha tentu ingin mengetahui jumlah pendapatan atau laba yang diperoleh selama melakukan usaha tersebut (Sukirno, 2008:384).
Menurut Sadono Sukirno, pendapatan dapat dihiting melalui 3 cara yaitu:
a. Cara Pengeluaran
Dengan cara ini pendapatan dihitung dengan menjumlahkan nilai pengeluaran ke atas barang – barang dan jasa.
b. Cara Produksi
Dengan cara ini pendapatan dihitung dengan menjumlahkan nilai barang dan jasa yang dihasilkan.
c. Cara Pendapatan
Dalam penghitungan ini pendapatan diperoleh dengan menjumlahkan seluruh pendapatan yang diterima.
6. Kredit
Kredit berasal dari kata credere atau creditum. Credere dari bahasa Yunani yang artinya kepercayaan, sementara creditum dari bahasa latin yang berarti kepercayaan akan kebenaran (Taswan, 2010:309). Secara umum pengertian kredit yang digunakan
menurut UU No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan yang menyebutkan bahwa kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan pinjam meminjam antara pihak bank dengan pihak lain, peminjam bekewajiban melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga atau bagi hasil yang telah ditetapkan. Oleh sebab itu antara pihak penerima dan pemberi kredit saling menjaga dan membangun suatu keperyaan sehingga tercetuslah sebuah kesepakatan.
Kredit dapat membantu usaha nasabah dan dapat memudahkan nasabah untuk memperoleh dana, sehingga nasabah dapat membangun bahkan memperluas usaha yang dimilikinya (Kasmir, 2008:88). Dari alasan inilah sehingga setiap produsen berusaha untuk saling berebut konsumen dengan cara meningkatkan baik kualitas dan kuantitas produk-produk yang dihasilkan maupun mutu pelayanannya. Dengan meningkatnya jumlah hasil produksi, maka akan berpengaruh terhadap kebutuhan modal kerja.
7. Jam Kerja
Jam Kerja merupakan waktu melakukan aktifitas dalam bekerja yang dapat dilaksanakan pada siang atau malam hari. Alokasi waktu atau jam kerja merupakan jumlah waktu usaha atau jam kerja pada melakukan suatu usaha yang dilakukan seorang pedagang di dalam berdagang. Jam kerja adalah lamanya waktu bekerja dalam sehari dalam hitungan jam. Usaha dagang menghasilkan lebih banyak pendapatan jika pekerjanya bekerja lebih lama (Herlambang, 2002). Apabila pelaku usaha menambah jam dalam melakukan suatu usaha, akan berpengaruh terhadap pendapatan yang diperoleh pelaku usaha itu sendiri. Jika para pedagang ingin memperoleh pendapatan yang tinggi, maka maka pedagang harus meningkatkan jam kerja yang dicurahkan agar pedagang dapat memperoleh pendapatan yang tinggi (Patty & Rita, 2015). Jam kerja dalam melakukan usaha yaitu lama waktu yang di gunakan untuk menjalankan usaha, yang di mulai dari persiapan hingga sampai usaha tutup, jam kerja merupakan faktor yang berpengaruh terhadap pendapatan yang dimana semakin banyak waktu yang di gunakan dalam membuka kios atau dagangan maka semakin besar pula tingkat penghasilan yang di peroleh (Putra, 2016).
8. Lama Usaha
Lama usaha adalah lama waktu yang telah dijalani pelaku usaha menjalankan maupun mengelola usahanya. lamanya usaha dapat berdampak pengalaman berusaha, dimana pengalaman dapat mempengaruhi pengamatan seseorang dalam bertingkah laku (Asmie, 2008). Lama usaha seseorang memberikan kemampuan dalam mengendalikan seseorang dalam menggunakan faktor-faktor lain dalam memproduksi barang dan jasa yang di butuhkan masyarakat. Lama seorang pedagang atau pelaku usaha dalam menekuni bidang usaha akan mempengaruhi produktivitasnya sehingga bisa menambah efisiensi dan menekan biaya produksi lebih kecil dari penjualan (Firdausa, 2013).
Keahlian berusaha merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang unuk mengorganisasikan dan faktor – faktor lain dalam kegiatan memproduksi barang dan jasa yang diperlukan masyarakat (Sukirno, 1994).
Hubungan antara Penerimaan Kredit dan Pendapatan UMK
Keterkaitan antara variabel Penerimaan Kredit (X1) terhadap pendapatan (Y) sebagai penyedia modal untuk membantu usaha yang dijalankan atau akan dijalankan nasabah yang memerlukan dana, baik dana modal kerja ataupun dana investasi. Adanya dana dari penyaluran kredit, maka debitur akan dapat mengembangkan dan memperluas usahanya (Kasmir, 2008:90). Pemberian kredit dapat memperluas volume usaha dan dapat membantu UMK untuk meningkatkan volume produksi dan penjualan.
Pemberian kredit dapat digunakan untuk memperlancar usaha dan gairah usaha akan meningkat sehingga terjadi pengembangan perusahaan (Taswan, 2010:310).
Hubungan antara Jam Kerja dan Pendapatan UMK
Jam kerja merupakan salah faktor yang berpengaruh dalam menentukan pendapatan seorang pelaku usaha. Dimana semakin lama seorang pelaku usaha melakukan usahanya dalam sehari, akan semakin besar pulan pendapatan yang akan diperoleh pelaku usaha tersebut. Penambahan jam kerja sangat dibutuhkan dalam melakukan suatu usaha karena apabila seorang pelaku usaha menambah jam kerja maka kemungkinan besar akan menambah pendapatan dalam suatu usaha tersebut. Lamanya waktu beroperasi dalam usaha perdagangan informal yang terkait langsung dengan besarnya tingkat pendapatan, jam kerja yang panjang dapat dengan memberi kesempatan untuk meraih omzet yang relatif akan lebih besar (Asakdiyah, 2015).
Hubungan Jam kerja dan pendapatan sangat berpengaruh. Karena setiap penambahan jumlah waktu pelaku usaha dalam melakukan usaha akan semakin membuka peluang untuk bertambahnya omset penjualan atau pendapatan usaha tersebut (Firdausa, 2012).
Hubungan Lama Usaha dan Pendapatan UMK
Lamanya suatu usaha dapat menimbulkan pengalaman untuk usaha, karena pengalaman sendiri mempengaruhi pengamatan seseorang dalam bertingkah laku sebagai seorang pedagang (Sukirno, 1994). Lamanya pembukaan usaha dapat mempengaruhi tingkat pendapatan, lama seorang pelaku bisnis menekuni bidang usahanya akan mempengaruhi produktivitasnya dalam melakukan usaha (kemampuan profesionalnya/keahliannf ya), sehingga dapat menambah efisiensi dan mampu menekan biaya produksi lebih kecil daripada hasil penjualan. Semakin lama seseorang menekuni bidang usaha perdagangan akan semakin meningkatkan pegetahuan tentang selera ataupun perilaku konsumen (Wicaksono, 2011).
C. Kerangka Pikir
D. Hipotesis
Berdasarkan kerangka pikir di atas dapat disimpulkan hubungan variabel sebagai berikut:
H1 : Penerimaan kredit berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan Usaha Mikro dan Kecil (UMK).
PENERIMAAN KREDIT
JAM KERJA
LAMA USAHA
PENDAPATAN UMK
H2 : Jam Kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan Usaha Mikro dan Kecil (UMK).
H3 : Lama Usaha berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan Usaha Mikro dan Kecil (UMK).