• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

A. Obesitas

Obesitas adalah kondisi kelebihan berat tubuh akibat tertimbun lemak yang melebihi 25 % dari berat tubuh, orang yang kelebihan berat badan biasanya karena kelebihan jaringan yang tidak aktif (Rimbawan dan Siagian, 2004).

Obesitas terjadi akibat ketidak keseimbangan energi yaitu pemasukan kalori yang melebihi penggunaannya. Setiap kelebihan makanan yang diserap untuk keperluan energi, akan disimpan sebagai lemak. Sebaliknya pemasukan energi yang kurang akan mengakibatkan penggunaan simpanan lemak tubuh (Tjokronegoro, 1981).

B. Tipe -Tipe Obesitas 1. Tipe Android

Tipe Android ditandai dengan adanya timbunan lemak pada pinggang, perut dan bagian atas perut. Bentuk tubuh android biasanya paa wanita yang sudah mengalami monopause. Dalam penelitian Vogue, seorang peneliti dari Perancis mengatakan bahwa tipe Android ini potensial beresiko lebih tinggi menderita penyakit yang berhubungan dengan metabolisme lemak dan glukosa seperti Diabetes Mellitus, Jantung Koroner, Stroke, Hipertensi (Rimbawan, 2004)

2. Tipe Gynecoid

Gynecoid ditandai dengan adanya penumpukan lemak dibagian bawah perut seperti panggul, pantat dan paha. Pada tipe gynecoid lebih aman dibandingkan dengan tipe android, sebab lebih kecil kemungkinan mengalami resiko terkena penyakit (Rimbawan, 2004).

(2)

Penggolongan keadaan kegemukan menurut usia timbulnya : a. Kegemukan pada masa bayi (Infancy Onset Obesity)

Kegemukan pada masa bayi perlu dihindari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari jumlah bayi yang menderita kegemukan pada usia enam bulan pertama ternyata lebih dari sepertiga menjadi gemuk pada usia dewasa.

b. Kegemukan yang timbul pada masa kanak-kanak (Childhood Onset Obesity)

Kegemukan pada masa kanak-kanak disebabkan perilaku makan yang salah dan kurangnya aktifitas fisik. Kelebihan lemak itu timbul antara usia dua tahun sampai usia remaja (pubertas).

c. Kegemukan pada masa dewasa (Adult Onset Obesity)

Kelompok ini sering ditemukan dari pada kegemukan yang timbul pada masa kanak-kanak. Lemak tubuh yang berlebihan mulai menumpuk paling sering antara 20 – 30 tahun pada saat seseorang mulai mantap dalam karirnya. Karena kesibukan-kesibukan menyebabkan kurangnya waktu untuk melaksanakan olah raga, maka bila kurang hati- hati kegemukan mulai mengintai pada us ia ini.

(Wirakusumah, 1994)

C. Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Obesitas 1. Makanan melebihi kebutuhan tubuh

Setiap hari kita makan dan orang tidak pernah bosan untuk makan.

Hal ini disebabkan karena makanan diperlukan untuk hidup kita. Makanan selain sebagai untuk energi juga dibutuhkan untuk menggantikan sel-sel yang rusak. Tetapi akan timbul persoalan bila kita makan melebihi kebutuhan, akibatnya terjadi kelebihan kebutuhan, dan yang akan menimbulkan kelebihan energi yang akan disimpan dalam tubuh sebagai lemak. (Soerjadibroto, 1981)

(3)

2. Penggunaan Energi yang rendah

Obesitas dapat juga terjadi bukan karena makan melebihi kebutuhan, tetapi karena aktivitas fisik berkurang sehingga terjadi keseimbangan energi yang positif. Berkurangnya aktivitas fisik tersebut berarti kelebihan kalori dan ini yang menyebabkan beberapa bulan sudah timbul tanda-tanda adanya kenaikan berat badan, yang merupakan awal terjadinya obesitas. (Moehji, 1992).

Berbagai kemudahan hidup yang menyebabkan berkurangnya aktivitas fisik. Suatu pene litian dengan menggunakan alat pengukur jarak tempuh (Spedometer) untuk menghitung berapa jarak tertentu menunjukkan bahwa jarak rata-rata yang ditempuh oleh seseorang penderita obesitas dengan berjalan kaki hanya sekitar 20 km setiap minggu. Pada orang ya ng bukan obesitas jarak tempuh yang dilakukan dengan jalan kaki rata-rata setiap minggu adalah sekitar 50 km (Suharjo, 1991)

Kemajuan teknologi diberbagai bidang kehidupan mendorong masyarakat untuk menempuh kehidupan yang tidak memerlukan kerja fisik yang berat. Hal ini menyebabkan obesitas menjadi masalah kesehatan masyarakat.

3. Faktor Psikologis

Faktor psikologis juga merupakan salah satu faktor yang dapat mendorong terjadinya obesitas. Pada beberapa penyelidikan mempelajari hubungan antara keadaan psikologik dan emosi seseorang dapat menyebabkan perubahan perilaku, bahkan mungkin perilaku yang salah.

Seseorang yang sedang mengalami keadaan yang tidak menyenangkan akan nampak lebih emosi baik sikap maupun perilakunya. Jika keadaan tersebut berlangsung dalam waktu relatif lama maka dapat menyebabkan suatu keadaan yang disebut stres, bahkan depresi. Menurut para ahli, faktor tersebut erat kaitannya dengan rasa lapar dan nafsu makan (Lisdiana, 1997)

(4)

4. Faktor Genetik

Faktor yang dimaksud factor keturnan yang berasal dari orang tuanya. Orang tua yang menderita kegemukan akan mempunyai kecenderungan untuk melahirkan bunyi yang obesitas (Lisdiana, 1997) 5. Gangguan Metabolisme

Seseorang yang mempunyai kecepatan metabolisme rendah, cenderung lebih mudah gemuk dibanding orang yang mempunyai metabolisme cepat, karena metabolisme yang rendah energi yang dikonsumsi lebih lambat untuk dipecah menjadi glikogen, maka menyebabkan banyak lemak yang disimpan dalam tubuh. (Wirakusumah, 1994).

6. Pengaruh obat-obatan

Seseorang dalam keadaan sakit, maka bermacam- macam obat dapat diberikan dengan maksud untuk menyembuhkan. Beberapa obat yang dapat merangsang pusat lapar sehingga pasien akan meningkat nafsu makannya. Penggunaan obat akan menyebabkan peningkatan berat badan.

(Wirakusumah, 1994)

D. Tingkat Kecukupan Energi dan Protein

Manusia membutuhkan energi untuk mempertahankan hidup menunjang pertumbuhan dan melakukan aktivitas fisik, sehingga energi yang masuk juga harus sesuai dengan energi yang dikeluarkan untuk aktivitas (Aulina, 2001).

Energi adalah kemampuan untuk melakukan pekerjaan tubuh memperoleh energi dari makanan yang dimakan, dan energi dalam makanan ini terdapat sebagai energi kimia yang dapat diubah menjadi energi bentuk lain (Almatsier, 2003).

Jumlah energi untuk setiap orang ditentukan oleh beberapa faktor yaitu faktor normal yang terdiri dari umur, jenis kelamin, berat badan, tinggi badan sedang yang dipengaruhi oleh faktor abnormal terdiri dari kelainan system endokrin, komposisi tubuh, kegiatan otot, komposisi makanan.

(5)

Untuk mengukur atau menentukan banyaknya energi yang diberikan makanan dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu :

1. Dengan cara mengetahui energi yang digunakan tubuh untuk berbagai aktivitas.

2. Dengan cara mengetahui jumlah energi yang dikonsumsi oleh seseorang yang sehat dan mampu mempertahankan kesehatannya (Martianto, 1992).

Protein berguna bagi tubuh sebagai zat pembangun atau pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh seperti pengatur serta mempertahankan daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit ( Martianto, 1992).

Protein adalah makanan pembangun tubuh, kulit, otot, paru-paru dan organ tubuh kita bagian dalam tubuh kita dibangun oleh protein (Lewis, 1995).

Penggunaan protein untuk pembentukan protein selain ditentukan oleh NPU juga ditent ukan oleh kecukupan energi dalam makanan. Persentase kandungan energi dari protein yang ada dalam makanan terhadap total kandungan energi dalam makanan disebut konsentrasi protein. Secara garis besar guna protein bagi manusia adalah sebagai berikut: (a) untuk membangun sel jaringan tubuh. (b) untuk mengganti sel tubuh yang rusak. (c) untuk menjaga keseimbangan asam basa dari cairan tubuh. (d) sebagai pemberi kalori.

Sesunguhnya protein adalah zat yang terutama diperlukan untuk pertumbuhan sel tubuh, protein juga bertindak sebagai pemberi kalori. Protein yang berasal dari sel- sel yang diganti tidak dibuang dan tidak pula digunakan lagi untuk membentuk sel tubuh yang baru. Tetapi protein ini akan dibakar oleh tubuh, dan sebagai hasilnya didapatkan kalori pula. Secara teori protein tubuh yang diganti jumlahnya sama dengan protein yang dibentuk dari makanan, maka dalam kita menghitung kalori yang diberikan protein juga dihitung sebesar pemberian kalori. Sehingga tubuh akan lebih dulu memenuhi kebutuhan kalori, jadi protein tidak digunakan untuk membentuk sel- sel tubuh, tetapi akan dibakar untuk menghasilkan kalori. Bagaimanapun

(6)

tingginya kadar protein dalam makanan, jika tidak terdapat cukup kalori maka pembentukan sel- sel tubuh yang baru tidak biasa dilakukan (Moehji, 2002).

TABEL 1

ANGKA KECUKUPAN GIZI RATA_ RATA YANG DIANJURKAN (PER ORANG PER HARI)

Golongan Umur Berat badan (Kg)

Energi (kalori)

Protein (g) 0-6 bln

7-12 bln 1-3 th 4-6 th 7-9 th Wanita 10-12 th 13-15 th 16-18 th 19-29 th 30-49 th 50-64 th

>60 th

6 8,5

12 17 25

37 48 52 55 55 55 55

550 650 1000 1550

1800

2050 2350 2200 1900 1800 1750 1600

10 16 25 39 45

50 57 50 50 50 50 50 Sumber : Angka Kecukupan Gizi,2004.

Untuk menaksir angka kecukupan energi dan protein individu yang disesuaikan dengan berat badan aktual sehat adalah sebagai berikut :

AKG = (BA / BS ) x AKG Keterangan :

AKG : Angka kecukupan energi dan protein

BA : Berat badan aktual sehat (Kg) berdasarkan berat badan dan tinggi badan (BB / TB) pada kelompok umur tertentu

BS : Beratbadan rata-rata (kg) yang tercantum dalam DKG

AKG : DKG adalah angka kecukupan energi atau protein yang tercantum dalam DKG (Auliana, 2001)

(7)

E. Pengetahua n Gizi

Pengetahuan seseorang biasanya diperoleh dari pengalaman yang berasal dari berbagai macam sumber misalnya media massa, elektronik, buku, penyuluhan dan kerabat dekat. Sedang pengetahuan gizi merupakan pemahaman masyarakat tentang pemilihan bahan sehat serta fungsinya bagi tubuh. Pengetahuan tentang pentingnya gizi dipengaruhi oleh tiga kenyataan yaitu: (a) setiap gizi yang cukup adalah penting bagi kesehatan dan kesejahteraan. (b) setiap orang hanya akan cukup jika makanan yang dimakan mampu menyediakan zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan yang optimal, pemeliharaan dan energi.(c) gizi memberi faktor- faktor yang perlu sehingga penduduk dapat belajar dengan mengunakan pangan dengan lebih baik bagi kesejahteraan (Suharjo,1991).

Pengetahuan gizi meliputi pengetahuan tentang pemilihan dan konsumsi sehari- hari dengan baik dan memberikan semua zat gizi yang dibutuhkan untuk fungsi normal tubuh orang yang pengetahuan gizinya rendah akan berperilaku memilih makanan yang menarik panca indra dan tidak mengadakan pemilihan berdasarkan nilai gizi makanan sebaliknya mereka yang semakin tinggi pengetahuannya, maka lebih banyak mempergunakan, mempertimbangkan rasional dan pengetahuan tentang nilai gizi makanan tersebut (Soeditama,1991).

Pengetahuan responden mengenai pengetahuan gizi yang diukur berdasarkan scoring. Menurut Khomsan (2001) pengetahuan gizi dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu :

TABEL 2

KATEGORI PENGETAHUAN GIZI

Kategori pengetahuan gizi Skor

Baik Sedang Kurang

> 80%

60 – 80%

< 60%

(8)

F. Pengukuran Obesitas

Salah satu cara pengukuran antropometri adalah dengan menggunakan pengukuran berat dan tinggi badan berdasarkan indeks massa tubuh (Body Mass Index). Index massa tubuh merupakan penentuan berat badan sehat yang sekarang banyak dipakai dan berlaku untuk orang dewasa yang berumur diatas 18 tahun. Perhitungannya adalah sebagai berikut :

Index Masa Tubuh (IMT) = Berat Badan (kg) .

(Tinggi Badan)2 (m) TABEL 3

KLASIFIKASI IMT MENURUT WHO TAHUN 2000

Kategori IMT (Kg/m2)

Kurus (Under weight) < 18,5

Normal (ideal) 18,5 – 22,9

At Risk 23,0 – 24,9

Obes I 25,0 – 29,9

Obes II 30

Sumber : Rimbawan, 2004

G. Komplikasi dari Obesitas

Dari hasil penelitian terbukti bahwa kegemukan dapat menimbulkan banyak masalah. Menderita obesitas berarti memperbesar resiko timbulnya penyakit. Kenyataan menunjukkan orang gemuk lebih mudah terserang penyakit dan angka kematian yang tinggi dibandingkan orang yang tidak gemuk.

Dari hasil statistik yang dibuat oleh Metropolitan Life Insurance co di Amerika Serikat terbukti bahwa seseorang yang berusia 45 tahun, apabila berat badannya melebihi berat badan standart sebanyak 25 pounds maka usia harapan hidupnya akan berkurang 25%. (Soetarjo, 1990)

Beberapa komplikasi yang sering menyertai penderita obesitas antara lain adalah :

(9)

1. Penyakit Jantung Koroner

Penyakit jantung koroner yaitu penyakit yang terjadi akibat penyusutan pembuluh darah koroner. Dan berhubungan dengan obesitas.

Dari hasil penelitian menunjukkan dari 500 penderita obesitas sekitar 80%

mendapat resiko penyakit jantung koroner. Penelitian ini menunjukkan obesitas pada usia 20 – 40 tahun ternyata berpengaruh besar terhadap terjadinya penyakit jantung dibanding pada usia yang lebih tua.

2. Diabetes Melitus

Penyakit diabetes mellitus merupakan gangguan metabolik yang bersangkutan dengan karbohidrat glukosa. Diabetes tiga kali lipat lebih tinggi pada wanita dibanding pada pria, karena adanya penimbunan lemak yang umumnya lebih banyak pada wanita. Hasil penelitian di Jakarta tahun 1982 ditemukan bahwa 6,7 % penderita diabetes banyak terdapat pada orang gemuk, sedang pada orang tidak gemuk hanya 0,95%

3. Hipertens i (Tekanan Darah Tinggi)

Orang yang mempunyai kelebihan berat badan atau obesitas akan mempunyai resiko yang tinggi terhadap penyakit tekanan darah tinggi.

Hasil penelitian menunjukkan frekuensi hipertensi pada usia 20 – 39 tahun meningkat dua kali lipat pada orang yang kelebihan berat badan dibandingkan yang mempunyai berat badan ideal.

4. Penyakit kanker

Obesitas diperkirakan merupakan faktor resiko berkembangnya penyakit kanker. Hasil penelitian menunjukkan wanita yang mengalami obesitas akan mengalami resiko berkembangnya penyakit kanker payudara dan rahim. Pria dan wanita yang kelebihan berat badan tingkat kematian akibat kanker ternyata lebih tinggi biasanya banyak terjadi pada wanita (Wirakusumah, 1994 )

H. Cara Penanggulangan

Pada prinsipnya diet yang dianjurkan adalah rendah kalori, seimbang atau cukup mengandung zat- zat gizi. Penurunan berat badan sebaiknya

(10)

dilakukan secara bertahap, yang baik adalah 0,5 – 1 kg/minggu. Bagi orang kelebihan berat badan atau obesitas yang harus dilakukan tidak hanya penga turan makanan atau rendah kalori tetapi juga harus disertai dengan peningkatan aktivitas fisik. Penanggulangan obesitas yang tepat adalah olah raga yang cukup porsinya dan diet yang cepat (Lisdiana, 1998)

Obesitas dapat ditanggulangi dengan cara pengobatan dietetik yang bertujuan menurunkan berat badan secara berangsur-angsur dengan jalan mengurangi masukan energi dibawah kebutuhan, faktor yang dapat menurunkan berat badan pada obesitas dalam jangka waktu yang lama adalah pengurangan asupan kalori yang berasal dari makanan sampai dibawah kalori yang dibutuhkan oleh tubuh (Moehji, 1992)

I. Kerangka Teori

Pengetahuan Gizi

Konsumsi makanan

Penggunaan energi yang rendah

Faktor Psikologis

Faktor Genetik

Gangguan Metabolisme

Pengaruh obat - obatan

tingkat kecukupan energi dan protein

obesitas

Sumber : Soerjadibroto (1981), Moehji (1992), Lisdiana (1997), Wirakusumah (1994)

(11)

J. Kerangka Konsep

K. Hipotesis

1. Ada perbedaan tingkat kecukup an energi pada ibu rumah tangga yang obesitas dan tidak obesitas

2. Ada perbedaan tingkat kecukupan protein pada ibu rumah tangga yang obesitas dan tidak obesitas

3. Ada perbedaan pengetahuan gizi pada ibu rumah tangga yang obesitas dan tidak obesitas

Tingkat kecukupan energi

Tingkat kecukupan protein

Pengetahuan gizi

Obesitas

Referensi

Dokumen terkait

KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH RUMAH SAKIT UMUM PUSAT FATMAWATI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER.. FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mekanisme dan prosedur penyelesaian perkara pelanggaran disiplin yang dilakukan oleh anggota polri adalah melalui proses

Kelebihan pertama yang menyebutkan bahwa penggunanya bisa berinteraksi dengan komputer adalah bahwa dalam CD interaktif terdapat menu- menu khusus yang dapat diklik oleh pengguna

infrastruktur jaringan irigasi yang telah dibangun serta fasilitas pendukungnya dalam Kabupaten Sidenreng Rappang dengan pencapaian indikator kinerja program

Tidak seperti pada proses yang digunakan untuk melahirkan Dolly, tanpa in vitro atau di luar dari tubuh hewan, kultur dilakukan justru pada sel-sel tersebut.. Setelah satu jam

Diversifikasi dan Transformasi Struktur.. a) Agroindustri Sebagai Pioner yang Didukung oleh Sektor pertanian (Agricultural Sector.. Supported Agro

Edukasi pada program acara Asyik Belajar Biologi dalam Mata Pelajaran. IPA

Tingkat recycle (daur ulang) diperoleh dari jumlah sampah setiap kelompok yang dapat dikumpulkan untuk dijual (didaur ulang) terhadap jumlah total sampah yang