• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III TINJAUAN KHUSUS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB III TINJAUAN KHUSUS"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

23 BAB III

TINJAUAN KHUSUS

III.1 Tema Ruang dan Sirkulasi

III.1.a Latar Belakang Pemilihan

Sebagian besar museum yang ada sekarang ini, tidak terlalu memperhatikan ruang dan sirkulasi. Ini bisa dilihat dari fungsi dan kualitas dari ruang tersebut yang kurang jelas sehingga ruang tersebut terasa jenuh, tidak nyaman dan terasa bosan. Maka sirkulasi yang ada tidak dirasakan cukup jelas, sehingga pengunjung merasa tidak tertarik untuk ke ruang tersebut.

Dengan keadaan yang seperti ini, penulis mencoba merancang suatu bangunan museum dengan memperhatikan fungsi dan kualitas ruang, sehingga ruang tersebut terasa nyaman, menarik dan tidak membosankan.

Sehingga dengan sirkulasi yang jelas para pengunjung tidak jenuh dan terarah untuk menuju ke ruang-ruang yang ada.

III.2 Pengertian Ruang

Ruang adalah “Kekosongan” yang ada disekitar kita maupun disekitar obyek atau benda, ruang yang terkandung di dalam adalah lebih hakiki ketimbang materialnya, yakni masa. (6)

Ruang adalah sesuatu yang dapat terlihat dan teraba, menjadi teraba karena memiliki karakter yang jelas berbeda dengan unsur lainnya. (7) Ruang adalah pengembangan dari sebuah bidang, yang dikembangkan berdasarkan arah selain dari yang sudah ada. Berdasarkan konsepnya ruang mermiliki tiga dimensi yaitu panjang, lebar dan tinggi.(8)

(6) Lao Tzu, buku ajar Teori Arsitektur.

(7) Plato, buku ajar Teori Arsitektur.

(8) Francis D.K Ching, Erlangga, 1966

(2)

24 III.3 Pengertian Sirkulasi

 Sirkulasi berasal dari kata Circulation yang berarti peredaran.(9)

 Sirkulasi : suatu tali atau jalan yang menghubungkan ruang-ruang atau masa-masa bangunan atau suatu deretan ruang-ruang.(10)

III.3.a Sistem sirkulasi di dalam bangunan

Di dalam sebuah ruang atau bangunan, diantara ruang-ruang dan dari dalam keluar, sirkulasi manusia adalah suatu faktor penting dan mempengaruhi perencanaan pembangunan secara keseluruhan (11).

Ruang-ruang sirkulasi didalam bangunan membentuk bagian yang tak dapat terpisahkan dari setiap organisasi-oganisasi banguanan dan dapat memakan tempat yang cukup besar di dalam ruang bangunan, bentuk dan skala ruang sirkulasi harus dapat menampung gerak manusia pada waktu mereka berkeliling, berhenti sejenak, beristirahat atau menikmati sepanjang pemandangan jalannya.

III.3.b Sistem sirkulasi pada bangunan museum berdasarkan fungsinya terbagi 2(dua) sistem yaitu :

1. sistem sirkulasi vertikal

Sistem sirkulasi vertikal adalah suatu aspek rancangan yang sangat penting pada bangunan museum untuk sirkulasi umum dan juga untuk jalan pelarian jika terjadi kebakaran (12).

Tangga,lift dan tangga kebakaran adalah elemen sistem sirkulasi vertical pada bangunan museum. Fungsi utamanya adalah untuk menghubungkan satu lantai kelantai lainnya.

(9) Poerdaminta, WJS, “ Kamus Besar Bahasa Indonesia” Balai Pustaka, Jakarta, 1976 (10) Francis. DK. Ching, space and order. Hal : 246

(11) Keneth Smithies: Principal of Design in Architecture. al.: 37.

(12) Keneth Smithies: Principal of Design in Architecture.Hal.: 37.

(3)

25 2. sistem sirkulasi horisontal

Pada bangunan bertingkat seperti museum sistem sirkulasi. horisontal menggunakan lorong-lorong atau koridor dan ruang bersama (lobby).

Dimensi sistem sirkulasi horisontal harus sebanding dengan macam dan jumlah pengunjung yang akan ditampungnya dengan harus dapat menunjang kegiatan pengunjung, fungsi utamanya adalah untuk menghubungkan antara ruang-ruang pamer.

III.3.c Sistem sirkulasi di luar bangunan

Pada bangunan museum sistem sirkulasi diluar Lingkungan museum harus dilengkapi prasarana lingkungan, pada dasarnya elemen sistem sirkulasi diluar bangunan adalah sistem peialan kaki, jalan kendaraan dan parkir kendaraan. Elemen-elemen tersebut berfungsi sebagai jalan penghubung antar bangunan museum.

III.4 Tinjauan Terhadap Ruang

Ruang selalu melingkupi keberadaan. kita. Melalui volume ruanglah kita bergerak, melihat bentuk-bentuk dan benda-benda, mendengar suara-suara, merasakan angin bertiup, mencium bau-bau semerbak bunga-bunga kebun yang mekar. Itulah ruang seperti kayu atau batu.

meskipun sifatnya tak berbentuk, pada ruang, bentuk visual, kualitas cahaya, dimensi dan skala, tergantung seluruhnya pada batas-batas yang telah ditentukan oleh unsur-unsur bentuk jika ruang telah ditetapkan, dilingkupi, dibentuk dan diorganisir, arsitektur menjadi nyata.

III.4.1 Penentuan Ruang dengan Unsur-unsur Horisontal

 Bidang dasar

Dasar suatu ruang dapat dibentuk oleh bidang datar horizontal yang terletak sebagai suatu figure pada suatu latar belakang yang kontras.

(4)

26 Cara-cara dimana bidang datar secara visual dapat diperkuat yaitu:

 Bidang dasar yang dipertinggi Bidang datar horizontal diangkat dari atas tanah yang menimbulkan, permukaan- permukaan vertical sepanjang sisi-sisinya yang memperkuat pemisahan visual antara dasar tanah disekitarnya.

 Bidang dasar yang diperendahkan Sebuah bidang datar horizontal yang

masuk kedalam tanah, mengakibatkan permukaan-

permukaan vertical yang terjadi dari pemasukan bidang ini membentuk suatu volume ruang.

 Bidang yang melayang

Sebuah bidang datar horizontal diletakkan diatas membentuk volume ruang diantara, bidang tersebut dan bidang tanah di bawahnya. (13)

Francis D.K Ching, Erlangga, 1966

(5)

27 III.4.2 Hubungan-hubungan Ruang

 Ruang di dalam ruang

Sebuah ruang yang luas dapat melingkupi dan memuat sebuah ruang lain yang lebih kecil didalamnya. Kountinuitas fisual dan kountinuitas ruang diantara kedua ruang tersebut dengan mudah dapat dipenuhi tergantung kepada ruang penutupnya lebih besar.

 Ruang-ruang yang saling berkaitan

Suatu hubungan ruang yang saling berkaitan terdiri dari dua buah ruang yang kawasannya membentuk suatu daerah ruang bersama. Jika dua buah ruang membentuk volume berkaitan seperti ini, masing-masing ruang mempertahankan identitasnya dan batasan sebagai suatu ruang.

 Ruang-ruang yang bersebelahan Bersebelahan adalah jenis hubungan ruang yang paling umum. Hal tersebut memungkinkan definisi dan respon masing-masing ruang menjadi jelas terhadap fungsi dan persyaratan simbolis menurut cara masing-masing simbolisnya.

(6)

28

 Ruang-ruang dihubungkan oleh ruang bersama

Dua buah ruang yang terbagi oleh jarak dapat dihubungkan atau dikaitkan satu sama lain oleh ruang ketiga yaitu ruang perantara.

Hubungan antara kedua ruang akan tergantung pada sifat ruang ketiga dimana kedua ruang tersebut menempati satu ruang bersama.

III.4.3 Tinjauan Terhadap Sirkulasi

Alur-alur sirkulasi dapat diartikan sebagai "Tali" yang mengikat ruang- ruang suatu bangunan atau suatu deretan ruang-ruang dalam maupun luar, menjadi saling berhubungan.

III.4.3.1 Hubungan Jalan dengan Ruang

 Melewati ruang-ruang.

Integritas ruang dipertahankan, konfigurasi jalan luwes dan ruang-

ruang perantara dapat dipergunakan untuk menghubungkan jalan dengan ruang-ruangnya.

 Menembus ruang-ruang

Jalan dapat menembus sebuah ruang menurut sumbunya, miring atau sepanjang sisinya. Dalam memotong sebuah ruang, jalan menimbulkan

(7)

29 pola-pola istirahat dan gerak didalamnya.

 Berakhir dalam ruang

Lokasi ruang menentukan jalan, hubungan jalan-jalan ini digunakan untuk mencapai dan memasuki secara fungsional atau melambangkan ruang-ruang yang penting.

III.4.3.2 Bentuk ruang sirkulasi

Bentuk sebuah ruang sirkulasi bisa bermacam-macam menurut bagaimana :

1. Batas-batasnya ditentukan.

2. Bentuknya berkaitan dengan bentuk ruang-ruang yang dihubungkan.

3. Kwalitas skala, proporsi, cahaya dan pemandangan dipertegas.

4. Terbukanya jalan masuk kedalamnya.

5. Perannya terhadap perubahan-perubahan ketinggian lantai dengan tangga-tangga dan tanjakan.

III.4.3.3 Ruang sirkulasi bisa berbentuk:

a) Tertutup

b) Membentuk koridor yang berkaitan dengan ruang-ruang yang dihubungkan melalui pintu-pintu masuk pada bidang dinding.

c) Terbuka pada salah satu sisi

d) Untuk memberikan kontinuitas visual ruang dengan ruang- ruang yang dihubungkan.

e) Terbuka pada kedua sisinya

f) Menjadi perluasan fisik dari ruang yang ditembusnya.

(8)

30 III.4.3.4 Jenis Sirkulasi Pameran

Jenis sirkulasi pada museum terbagi menjadi empat jenis, yaitu : 1. Ruang keruang

Jenis pameran yang cocok dengan sirkulasi ini adalah pameran yang memerlukan urutan dan tahapan visual yang terlihat dari ruang satu keruang lain. Jenis sirkulasi ini banyak dipakai oleh museum-museum kecil.

Keuntungan:

1. Penggunaan ruang ekonomis.

2. Sirkulasi jelas dan terarah.

3. Sequence yang muncul lebih nyata akibat peralihan ruang.

4. Masing-masing ruang memiliki sifat dan dapat ditata secara terpisah hingga memiliki keragaman jenis pameran.

Kerugian:

1. Kelancaran sirkulasi amat tergantung pada ruang-ruang yang ada.

2. Orientasi pengunjung tidak jelas jika ruang pameran bersifat tertutup.

3. Komposisi pameran terbatas.

4. Memerlukan tata ruang untuk menjadi pengarah sirkulasi sekaligus menciptakan sequence ruang yang jelas.

2. Koridor keruang

Jenis sirkulasi ini memisahkan sirkulasi antar ruang pameran secara jelas dengan menggunakan koridor.

Ruang pameran menjadi ruang yang berdiri sendiri.

(9)

31 Keuntungan:

1. Sirkulasi berdiri sendiri sehingga tidak menggangu ruang pamer.

2. Ruang pamer dapat ditata menjadi unit yang terpisah atau tergabung dengan koridor.

3. Arah sirkulasi jelas.

4. Koridor dapat berfungsi sebagai ruang pengantar atau ruang transisi antar ruang pameran.

Kerugian:

1. Dibutuhkan ruang yang khusus yang cukup besar untuk sirkulasi.

2. Perlunya penataan pada koridor untuk menghilangkan kemonotonan dan mengfungsikannya sebagai ruang antara.

3. Perlunya perencanaan atas penempatan bukaan pada ruang pamer untuk menghidupkan seluruh bagian koridor.

3. Nave

Adalah. jenis sirkulasi yang berkembang didasari oleh keberhasilan pameran kuno pada gereja-gereja.

Ruang tengah yang menuju altar difungsikan sebagai ruang parmer.

Keuntungan :

1. Sirkulasi yang terbentuk jelas, terarah tapi bebas dalam pergerakannya.

2. Memiliki fungsi ganda, yaitu sebagai ruang sirkulasi juga untuk ruang pameran.

3. Menjadi ruang pengikat untuk kesatuan dari ruang pamer yang lainnya.

(10)

32 Kerugian :

1. Peran ruang pamer menjadi hilang.

2. Penataan obyek dan pameran relatif lebih sukar karena fungsinya yang ganda, dan perlu mendukung ruang pameran yang lainnya.

4. Ruang terbuka

Jenis pameran yang berkembang akibat pemikiran yang lebih maju. Merupakan jawaban atas tuntutan dan kebutuhan ruang pamer yang semakin kompleks dimana, dengan sistem ini didapat ruang yang fleksibilitasnya tinggi.

Kelebihan:

1. Sirkulasi bebas, namun dapat diarahkan.

2. Komposisi pameran beragam.

3. Tata parmeran tidak terikat dengan batasan ruang.

4. Dimensi ruang pamer dapat diatur sesuai kebutuhan.

Kekurangan :

1. Sirkulasi yang terarah harus dibantu dengan elemen dan media lain.

2. Tidak ekonomis untuk pameran dengan skala kecil.

(11)

33 III.5 Studi banding Museum

III.5.1 Museum Mercedes Benz

 Lokasi museum Mercedes Benz

Terletak di Jerman tepatnya di kota Stuttgart Museum Marcedes Benz ini terletek di Jerman dengan luas lahan 17.000 m². Museum ini memamerkan semua jenis type Mercedes benz yang pernah dibuat sejak tahun 1885 sampai saat ini.

a. Fasilitas yang ada di museum Mercedes Benz (1)

 Museum untuk anak – anak.

 Foodcort.

 Toko souvenir.

 Area pamer.

 Ruang pamer terbuka ( menampung 300 orang )

b. Konsep design Museum Mercedes Benz.

Suasana dan tampak depan museum Mercedes Benz

(12)

34

Ruang dalam museum Mercedes Benz

(13) www. Museum mbenz. com

Referensi

Dokumen terkait

Spesifikasi rancangan program yang akan diuraikan penulis dalam bab ini terdiri dari beberapa bentuk, yang kesemuanya merupakan bagian yang diperlukan untuk

Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas  pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan

Bahwa, Pemohon dalam perihal ini mengajukan Perohonan dengan mendasarkan selisih perolehan suara perolehan 21.516 Suara atau memiliki presentase selisih sebesar 31.91%,

Pemilihan alternatif rancangan modifikasi pada tahapan pengembangan menggunakan beberapa data hasil analisis, diantaranya bobot kriteria pemilihan produk (diperoleh dari

Sehingga untuk menjadi sebuah value yang dibutuhkan bagi kebutuhan protein dan nutrisi pada setiap manusia, produk healthy bar tersebut akan memiliki komposisi

“Antisocial Personality Disorder (ASPD) adalah kelainan di mana seseorang mengabaikan dan melanggar hak orang lain, mengulang suatu tindakan illegal secara

Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan oleh Ahmad Sony Syamsudin, dikelas X MAN 01 kota Magelang tahun ajaran 2013/ 2014.Penelitian diatas berbeda dengan

Pada keterampilan berpikir internal sebanyak 40% mahasiswa tidak dapat melakukan pemecahan masalah dengan skor 0 dari skor maksimal 10 dan sebanyak 82.50% mahasiswa belum