• Tidak ada hasil yang ditemukan

PANDUAN PELAKSANAAN BIMBINGAN TEKNIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PANDUAN PELAKSANAAN BIMBINGAN TEKNIS"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

KATA PENGANTAR

Dalam upaya peningkatan mutu sumberdaya manusia Indonesia agar mampu bersaing dalam era keterbukaan, pemerintah memandang perlu untuk menciptakan dan meningkatkan layanan pendidikan kepada seluruh warga negara minimal pada jenjang Sekolah Menengah Pertama. Untuk mewujudkannya, Departemen Pendidikan Nasional mencanangkan Program Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun yang bermutu tuntas pada tahun 2008/2009. Mengingat makin mendekatnya waktu pencapaian target tersebut pemerintah mempertegas kembali dengan menerbitkan Instruksi Presiden nomor 5 tahun 2006 tentang Gerakan Nasional Percepatan Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun dan Pemberantasan Buta Aksara yang menginstruksikan kepada para Menteri terkait, Kepala BPS, Gubernur, Bupati dan Walikota untuk memberikan dukungan dan mensukseskan program pemerintah yang dimaksud.

Untuk mencapai tujuan tersebut Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah telah menyusun berbagai kebijakan dan strategi yang kemudian dijabarkan dalam bentuk program dan atau kegiatan yang dilaksanakan secara terpadu dan terkoordinasi, baik yang terkait dengan substansi dan pengelolaannya di tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota, maupun sekolah.

Agar program atau kegiatan tersebut dapat mencapai target yang telah ditetapkan, perlu diterbitkan Buku Panduan Pelaksanaan untuk masing-masing program atau kegiatan, baik yang termasuk di dalam program pemerataan dan perluasan akses, peningkatan mutu, relevansi dan daya saing, maupun yang berkaitan dengan tata kelola, akuntabilitas, dan pencitraan publik.

Melalui buku panduan ini diharapkan pihak-pihak terkait dalam pengelolaan di tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota, dan sekolah dapat memahami dan melaksanakan dengan sebaik-baiknya seluruh proses kegiatan mulai dari penyiapan rencana, pelaksanaan, sampai dengan monitoring, evaluasi dan pelaporannya.

Dengan terbitnya buku panduan ini, kami mengharapkan agar semua pihak terkait mempelajari dengan seksama dan menjadikannya sebagai pedoman serta acuan dalam pelaksanaan seluruh program atau kegiatan pembangunan pendidikan pada jenjang Sekolah Menengah Pertama tahun anggaran 2008.

Jakarta, Januari 2008 Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Pertama,

(2)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...i

DAFTAR ISI...ii

BAB I PENDAHULUAN...1

A. Rasional...1

B. Tujuan Bimbingan Teknis...2

C. Sasaran Bimbingan Teknis...3

BAB II MEKANISME PELAKSANAAN BIMBINGAN TEKNIS...4

A. Pelaksana Bimbingan Teknis...4

B. Biaya Bimbingan Teknis...4

C. Waktu dan Tempat Bimbingan Teknis...4

D. Struktur Program Bimbingan Teknis...5

E. Skenario Kegiatan Bimbingan Teknis...6

F. Bahan-bahan...8

G. Penilaian Kinerja Peserta...8

BAB III JADWAL, NARASUMBER, DAN TATA TERTIB...10

A. Jadwal Kegiatan...10

B. Narasumber...11

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Rasional

Dalam rangka memfasilitasi pelaksanaan Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) pada tingkat SMP di seluruh Indonesia, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama (PSMP) pada tahun anggaran 2006 telah melaksanakan bimbingan teknis implementasi SI dan SKL atau KTSP bagi Tim Pengembang Kurikulum (TPK) Provinsi seluruh Indonesia. Anggota tim dari masing-masing provinsi sebanyak 22 orang yang terdiri dari 20 guru dari 10 mata pelajaran, satu orang Kepala Seksi Kurikulum Dinas Pendidikan Provinsi, dan 1 orang Koordinator Pengawas. Setelah mengikuti bimbingan teknis tersebut diharapkan TPK Provinsi mampu melaksanakan tugas-tugas sosialisasi, pelatihan, bimbingan teknis, dan pendampingan implementasi SI dan SKL di seluruh kabupaten/kota di provinsi yang bersangkutan.

Dalam menindaklanjuti Surat Edaran Mendikdas nomor 33 tahun 2007, Direktorat Pembinaan SMP telah melakukan bimbingan teknis ToT Bimbingan Teknis KTSP bagi Tim Pengembang Kurikulum (TPK) Kabupaten/Kota seluruh Indonesia. Anggota tim dari masing-masing kabupaten/kota sebanyak 11 orang, yaitu 10 orang guru dari 10 mata pelajaran dan 1 orang Kepala Seksi Kurikulum Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota. TPK Kabupaten/Kota tersebut bertugas melakukan sosialisai, pelatihan, bimbingan teknis, dan pendampingan pengembangan dan pelaksanaan KTSP, serta verifikasi KTSP di seluruh SMP di kabupaten/kota yang bersangkutan. Dengan dilaksanakannya bimbingan teknis bagi TPK Provinsi dan Kabupaten/Kota tersebut diharapkan sosialisasi, pelatihan, pendampingan teknis pengembangan dan implementasi KTSP, serta verifikasi KTSP di seluruh wilayah Indonesia dapat dilaksanakan dengan cepat dan semua sekolah dapat mengimplentasikan SI dan SKL selambat-lambatnya pada tahun pelajaran 2009/2010.

(4)

Di antara alasan-alasan belum maksimalnya kinerja TPK Kabupaten/Kota yaitu belum maksimalnya:

1. pengetahuan dan keterampilan dalam melakukan analisis situasi sekolah dalam rangka pengembangan dan verifikasi KTSP,

2. pengetahuan dan keterampilan dalam mengoperasionalkan silabus ke dalam RPP dan merealisasikannya ke dalam bahan ajar,

3. pengetahuan dan keterampilan dalam operasionalisasi model-model pembelajaran yang inovatif, terutama pembelajaran kontekstual di dalam kelas, dan

4. pengetahuan mengenai Permendiknas tentang sarana/prasarana pendidikan, penilaian, pendidik dan tenaga kependidikan, dan pengelolaan pendidikan.

Oleh karena itu, kegiatan bimbingan teknis bagi TPK Kabupaten/Kota sangat diperlukan untuk mengatasi keterbatasan-keterbatasan tersebut di atas, sekaligus meningkatkan pengetahuan dan keterampilan lainnya yang dibutuhkan agar TPK Kabupaten/Kota dapat melaksanakan fungsi dan tugas-tugasnya dengan optimal.

Selain alasan tersebut di atas, bimbingan teknis bagi TPK Kabupaten/Kota diperlukan sehubungan dengan adanya kegiatan subsidi bimbingan teknis pelaksanaan KTSP bagi 6000 SMP di seluruh Indonesia pada tahun anggaran 2008, yang pelaksanaannya nanti akan melibatkan TPK Kabupaten/Kota secara sangat intensif. Melalui Bimbingan Teknis KTSP bagi TPK Kabupaten/Kota diharapkan TPK Kabupaten/Kota siap menjalankan peran dan fungsinya dalam kegiatan bimbingan teknis pelaksanaan KTSP tersebut.

Panduan bimbingan teknis ini memuat ketentuan-ketentuan mengenai pelaksanaan bimbingan teknis bimbingan teknis KTSP bagi TPK Kabupaten/Kota yang dimasud diatas yang dilaksanakan oleh TPK Provinsi dengan dana Dekonsentrasi tahun 2008 yang dimaksud di atas.

B.

Tujuan Bimbingan Teknis

Bimbingan Teknis KTSP bagi TPK Kabupaten/ Kota dilaksanakan dengan tujuan utama:

1. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan TPK Kabupaten/Kota dalam merancang sosialisasi/pelatihan dan pendampingan teknis implementasi SI, SKL, KTSP, dll.

(5)

3. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan TPK Kabupaten/Kota dalam melakukan analisis situasi pendidikan sekolah dalam rangka pengembangan/penyusunan dan verifikasi KTSP.

4. Meningkatkan pemahaman dan keterampilan TPK Kabupaten/Kota dalam mengembangkan bahan ajar sesuai dengan KTSP.

5. Meningkatkan pemahaman dan keterampilan TPK Kabupaten/Kota dalam mengembangkan media pembelajaran.

6. Meningkatkan pemahaman dan keterampilan TPK Kabupaten/Kota dalam mengembangkan penilaian berbasis kelas.

7. Meningkatkan pemahaman dan keterampilan peserta dalam mengembangkan pembelajaran kontekstual.

8. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan TPK Kabupaten/Kota dalam melaksanakan bimbingan dan konseling dalam pembelajaran.

9. Meningkatkan pemahaman dan keterampilan TPK Kabupaten/Kota dalam mengembangkan dan merancang instrumen supervisi klinis dan evaluasi pelaksanaan KTSP serta menganalisis hasil evaluasi.

10. Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran anggota TPK dalam meningkatkan profesionalisme mereka secara berkelanjutan.

C.

Sasaran Bimbingan Teknis

Sasaran kegiatan bimbingan teknis ini adalah seluruh TPK Kabupaten/Kota di masing-masing provinsi. Peserta dari tiap Kabupaten/Kota adalah anggota TPK yang telah ditetapkan dengan SK Bupati/Walikota yang pada tahun 2007 telah mengikuti Bimbingan teknis Bimbingan Teknis KTSP yang diselenggarakan oleh Direktorat PSMP Jakarta. Peserta dari masing-masing kabupaten/kota berjumlah 11 orang yang terdiri dari 10 orang guru dari 10 mata pelajaran (masing-masing satu orang guru) dan 1 orang Kepala Seksi Kurikulum. Rincian untuk 10 orang guru mata pelajaran adalah sebagai berikut: a. Mata Pelajaran Pendidikan Agama 1 orang

b. Mata Pelajaran TIK 1 orang

c. Mata Pelajaran Penjaskes 1 orang

d. Mata Pelajaran Seni Budaya 1 orang

e. Mata Pelajaran PKn 1 orang

f. Mata Pelajaran IPA 1 orang

g. Mata Pelajaran IPS 1 orang

h. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia 1 orang i. Mata Pelajaran Bahasa Inggris 1 orang

(6)

BAB II

MEKANISME PELAKSANAAN BIMBINGAN TEKNIS

A. Pelaksana Bimbingan Teknis

Pelaksana kegiatan ini adalah Dinas Pendidikan Provinsi. Untuk pelaksanaan program ini, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi membentuk Tim Teknis yang diketuai oleh Penanggungjawab Sub-Kegiatan Mutu.

B. Biaya Bimbingan Teknis

Biaya kegiatan ini adalah dana Dekonsentrasi yang dialokasikan untuk masing-masing Dinas Pendidikan Provinsi tahun anggaran 2008.

C. Waktu dan Tempat Bimbingan Teknis

Bimbingan teknis Bimbingan Teknis KTSP bagi TPK Kabupaten/Kota dilaksanakan setelah TPK Provinsi mengikuti ToT Bimbingan Teknis KTSP yang diselenggarakan oleh Direktorat PSMP pada tahun anggaran 2008. Pelaksanaan ToT oleh Direktorat PSP tersebut akan diupayakan dapat dilaksanakan pada awal tahun anggaran sehingga bimbingan teknis KTSP bagi TPK Kabupaten/Kota dapat dilaksanakan selambat-lambatnya bulan Mei 2008.

Bimbingan teknis Bimbingan Teknis KTSP pada provinsi dengan jumlah kabupaten/kota lebih dari 20 dilaksanakan dalam 2 (dua) angkatan. Provinsi dengan jumlah kabupaten/kota kurang dari 20 dapat melaksanakan bimbingan teknis tersebut dalam 2 (dua) angkatan. Jumlah peserta pada angkatan 1 dan 2 diupayakan berimbang.

Bimbingan teknis Bimbingan Teknis KTSP diselenggarakan di ibukota provinsi atau kota lainnya yang memiliki tempat dan sarana yang memadai. Karena alasan geografis, bimbingan teknis dapat dilaksanakan dalam 2 (dua) region dengan peserta kabupaten/kota pada region tersebut.

(7)

D. Struktur Program Bimbingan Teknis

Untuk mencapai tujuan Bimbingan teknis Bimbingan Teknis KTSP sebagaimana disebutkan di depan, kegiatan ini dilaksanakan dengan struktur program berikut:

No. Materi/Kegiatan Alokasi Waktu

1. Pembukaan

Pre tes 1

TEORI UMUM (PLENO I)

2. Kebijakan Implementasi SI dan SKL (KTSP) 2

3. Standar Sarana/Prasarana, Penilaian, Pendidik/ Tenaga Kependidikan, Pengelolaan, Proses, Pembiayaan

4

4. Pengembangan Profesionalisme Guru yang

Berkelanjutan 2

5. Identifikasi kegiatan sosialisasi/ pelatihan KTSP oleh TPK Kab./Kota dan masalah/solusi di Lapangan

2

6. Analisis situasi pendidikan sekolah dalam rangka

pengembangan KTSP 2

7. Tes Diagnostik dan Penilaian Berbasis Kelas 2 8. Pengembangan bahan ajar dan media sesuai dengan

KTSP 2

9. Pelaksanaan SD/SMP Satu Atap 2

PRAKTIK UMUM KELOMPOK KAB/KOTA I

10. Review Dokumen I KTSP 2

PRAKTIK KHUSUS (KELOMPOK MATA PELAJARAN)

11. Pemodelan dan diskusi (termasuk model-model

pembelajaran) 2

12. Mengembangkan perangkat pembelajaran a. Review/analisis silabus

b. Menyusun RPP (termasuk penilaian, tugas terstruktur, dsb.)

c. Mengembangkan kegiatan

pembelajaran dan bahan ajar

d. Mengembangkan media

(8)

No. Materi/Kegiatan Alokasi Waktu

13. Strategi peningkatan angka kelulusan dan nilai rata-rata

ujian nasional dan ujian sekolah 2

14. Peer Teaching dan refleksi 4

TEORI UMUM (PLENO II)

15. Perancangan sosialisasi/pelatihan dan pendampingan teknis implementasi SI, SKL, dan KTSP

2

16. Supervisi klinis dan evaluasi pelaksanaan KTSP 2

PRAKTIK KELOMPOK KAB/KOTA II

17. Perancangan sosialisasi/pelatihan dan pendampingan

teknis implementasi SI, SKL, dan KTSP 2

18. Perancangan supervisi klinis dan evaluasi pelaksanaan KTSP

2

19. Post tes

Evaluasi pelaksanaan bimbingan teknis dan penutupan 12

JUMLAH 50 jam

E. Skenario Kegiatan Bimbingan Teknis

1. Pembukaan

Pembukaan diikuti oleh semua peserta dalam satu ruang sidang besar. Dalam pembukaan disampaikan kebijakan pelaksanaan KTSP dan penjelasan teknis (tujuan/hasil yang diharapkan, peserta, mekanisme, jadwal) pelaksanaan bimbingan teknis.

2. Kegiatan inti

(9)

a.

Sidang pleno

Sidang pleno dilaksanakan dalam 2 (dua) tahap, berupa presentasi materi-meteri umum oleh nara sumber yang diikuti oleh tanya-jawab dan diskusi masalah-masalah yang terkait langsung dengan pokok materi yang disajikan. Tahap pertama di awal bimbingan teknis, dan tahap ke dua di akhir bimbingan teknis dengan materi sebagai berikut:

1) Sidang pleno I

 Standar Sarana/Prasarana, Penilaian, Pendidik/ Tenaga Kependidikan, Pengelolaan, Proses, Pembiayaan

 Pengembangan Profesionalisme Guru yang Berkelanjutan  Identifikasi kegiatan sosialisasi/ pelatihan KTSP oleh TPK

Provinsi dan masalah/solusi di Lapangan

 Analisis situasi pendidikan sekolah dalam rangka pengembangan KTSP

 Tes Diagnostik dan Penilaian Berbasis Kelas

 Pengembangan bahan ajar dan media sesuai dengan KTSP

2) Sidang pleno II

Perancangan sosialisasi/pelatihan, bimbingan teknis implementasi KTSP

 Supervisi klinis dan evaluasi pelaksanaan KTSP

b.

Sidang kelompok kabupaten/kota

Sidang kelompok kabupaten/kota dilakukan untuk 3 (tiga) kegiatan, yaitu mereview secara kritis KTSP yang telah dikembangkan oleh sekolah dari kabupaten/kota yang bersangkutan, merancang sosialisasi/pelatihan dan bimbingan teknis implementasi KTSP, dan merancang supervisi klinis dan eveluasi implementasi KTSP. Sidang kelompok kabupaten/kota dipimpin oleh salah seorang peserta dengan didampingi oleh 2 (dua) atau lebih fasilitator/narasumber.

c. Sidang kelompok mata pelajaran

(10)

mengembangkan media pembelajaran) , dan merancang program remedial dan pengayaan, yang dilanjutkan dengan peer-teaching dan refleksi.

3.

Penutupan

a. Evaluasi pelaksanaan bimbingan teknis

b. Penutupan (termasuk penyampaian informasi-informasi mengenai tindak lanjut kegiatan).

c. Penyelesaian administrasi.

F. Bahan-bahan

Bahan-bahan bimbingan teknis adalah materi-materi presentasi: 1. Kebijakan implementasi SI dan SKL

2. Standar Sarana/Prasarana, Penilaian, Pendidik/ Tenaga Kependidikan, Pengelolaan, Proses, Pembiayaan

3. Pengembangan Profesionalisme Guru yang Berkelanjutan

4. Identifikasi kegiatan sosialisasi/ pelatihan KTSP oleh TPK Provinsi dan masalah/solusi di Lapangan

5. Analisis situasi pendidikan sekolah dalam rangka pengembangan KTSP 6. Tes Diagnostik dan Penilaian Berbasis Kelas

7. Pengembangan bahan ajar dan media sesuai dengan KTSP

8. Perancangan sosialisasi/pelatihan dan bimbingan teknis implementasi SI, SKL, KTSP, dll.

9. Supervisi klinis dan evaluasi pelaksanaan KTSP

10. SKL UN berdasarkan Permendiknas Nomer 34 tanggal 5 November 2007

G. Penilaian Kinerja Peserta

Selama mengikuti bimbingan teknis, peserta dinilai kinerjanya. Penilaian dilakukan dengan tes dan non tes. Penilaian dengan tes dilakukan melalui pre-test dan post-pre-test, sedangkan penilaian non tes dilakukan dengan observasi terhadap partisipasi dan kedisiplinan peserta dan penilaian produk terhadap produk-produk yang dihasilkan selama bimbingan teknis.

Peserta memperoleh sertifikat keikutsertaan dengan dicantumkan nilai angka yang dicapai dalam bimbingan teknis ini.

(11)
(12)

BAB III

JADWAL, NARASUMBER, DAN TATA TERTIB

A. Jadwal Kegiatan

Berikut disajikan contoh jadwal pelaksanaan bimbingan teknis yang diselenggarakan selama lima hari.

Hari Waktu Kegiatan Narasumber/Koordinator Ket.

Hari 1 16.00 – 17.30 Pembukaan, Kebijakan Implementasi SI dan SKL, penjelasan teknis, pre-test

Kepala Dinas Pendidikan Provinsi

Pleno

19.00 – 21.00 Standar Sarana/Prasarana, Standar Proses, dan Pendidik/ Tenaga Kependidikan Standar

Kepala Dinas Pendidikan Provinsi

Pleno

Hari 2 07.30 – 09.00 Standar Penilaian,

Pengelolaan, dan Pembiayaan Narasumber Pleno 09.00 – 10.30 Pengembangan

Profesionalisme Guru secara Berkelanjutan

Narasumber Pleno

10.30 – 11.00 Istirahat

11.00 – 12.30 Identifikasi kegiatan sosialisasi/ pelatihan KTSP oleh TPK Kab/Kota dan masalah/solusi di Lapangan

Narasumber Pleno

12.30 – 14.00 Ishoma

14.00 – 15.30 Analisis situasi pendidikan sekolah dalam rangka pengembangan KTSP

Narasumber Pleno

15.30 – 16.00 Istirahat

16.00 – 17.30 Tes Diagnostik dan Penilaian Berbasis Kelas

Narasumber Pleno 17.30 – 19.30 Ishoma

19.30 – 21.00 Pengembangan bahan ajar dan

media sesuai dengan KTSP Narasumber Pleno Hari 3 07.30 – 09.00 Pelaksanaan SD/SMP Satu

Atap

Narasumber Pleno 09.00 – 10.30 Pemodelan Pembelajaran Narasumber Klp. Mapel 10.30 – 11.00 Istirahat

11.00 – 12.30 Review Dokumen I KTSP Narasumber Klp. Mapel

12.30 – 14.00 Ishoma - Panitia

14.00 – 15.30 Review/analisis silabus Narasumber Klp. Mapel 15.30 – 16.00 Istirahat

16.00 – 17.30 Menyusun RPP (termasuk penilaian, tugas terstruktur, dsb.)

Narasumber Klp. Mapel

(13)

Hari Waktu Kegiatan Narasumber/Koordinator Ket.

19.30 – 21.00 Mengembangkan bahan ajar dan kegiatan pembelajaran

Narasumber Klp. Mapel Hari 4 07.30 – 09.00 Mengembangkan bahan ajar

dan kegiatan pembelajaran (lanjutan)

Narasumber Klp. Mapel

09.00 – 10.30 Mengembangkan Media Pembelajaran

Narasumber Klp. Mapel 10.30 – 11.00 Istirahat

11.00 – 12.30 Mengembangkan program remedi dan pengayaan

Narasumber Klp. Mapel

12.30 – 14.00 Ishoma - Panitia

14.00 – 15.30 Peer-teaching Narasumber Klp. Mapel 15.30 – 16.00 Istirahat

16.00 – 17.30 Peer-teaching Narasumber Klp. Mapel 17.30 – 19.30 Ishoma

19.30 – 21.00 Perancangan

Sosialisai/Pelatihan dan Bintek KTSP

Narasumber Klp. Kab/Kota

Hari 5 07.30 – 09.00 Perancangan

Sosialisai/Pelatihan dan Bimtek KTSP

Narasumber Klp. Kab/Kota

09.00 – 10.30 Post-test Narasumber Klp. Mapel 10.30 – 11.00 Istirahat

11.00 – 12.30 Evaluasi Pelaksanaan Bimbingan Teknis, Penutupan

Narasumber Pleno 12.30 – 14.00 Ishoma, penyelesaian

administrasi, check out

- Panitia

B. Narasumber

Narasumber kegiatan ini adalah TPK Provinsi yang mengikuti ToT Bimbingan Teknis KTSP yang diselenggarakan oleh Diektorat PSMP Jakarta pada tahun anggaran 2008.

C. Tata Tertib

1. Setibanya di hotel, peserta dimohon segera menghubungi panitia untuk: a. menyerahkan berkas surat-surat kelengkapan administrasi tentang

keikutsertaannya, b. mengisi daftar hadir, dan

c. menerima jadwal dan bahan kegiatan.

(14)

3. Biaya akomodasi dan konsumsi selama kegiatan berlangsung adalah tanggung jawab panitia berdasarkan ketentuan yang berlaku.

4. Biaya cucian, seterika, telepon, faximile, pesan makanan sendiri (pribadi), termasuk makanan dan minuman dalam mini bar dan lain-lain kebutuhan di luar yang disediakan panitia, merupakan tanggungjawab peserta sendiri.

5. Peserta berpakaian rapi dalam mengikuti semua kegiatan sesuai dengan ketentuan.

6. Sebelum peserta meninggalkan kamar diminta agar tas, kopor, lemari dan kamar dikunci. Kunci dititipkan kepada petugas yang telah ditunjuk dari pihak penginapan.

7. Apabila sakit atau mendapat sesuatu halangan, mohon segera melapor kepada panitia.

8. Peserta diwajibkan mengikuti semua kegiatan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan panitia.

9. Peserta yang hendak meninggalkan tempat kegiatan dan/atau mengikuti kegiatan di luar jadwal yang telah ditentukan harus memperoleh ijin panitia.

10. Peserta menerima uang transport dan/atau uang lainnya sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Referensi

Dokumen terkait

Harjan Widodo, yang melakukan penyitaan terhadap1 (satu) unit armada GRANDMAX Nomor Polisi H 8412 VC tersebut, telah sesuai dengan aturan hukum khususnya

(1) Bupati menetapkan rancangan Produk Hukum Daerah berupa Keputusan Bupati sebagaimana dimaksud pada Pasal 5 ayat (2) huruf a dan huruf b sesuai

Keanggotaan Bamus sendiri diatur dalam Pasal 56 yang menyatakan: (1) Anggota Badan Permusyawaratan Desa merupakan wakil dari penduduk Desa berdasarkan

1) Menyampaikan substansi Bimtek sesuai petunjuk teknis Bimtek, yang disediakan, terutama selama kegiatan synchronous. 2) Hanya menggunakan bahan ajar dan media belajar Bimtek

Ya benar, berikut akan ibu ceritakan kebiasan baik yang harus kamu lakukan, yaitu makan pagi atau sarapan pagi. Bu guru bercerita di depan kelas tentang perlunya

Dalam rangka peningkatan kapasitas institusi, pada tahun 2015 Direktorat Jenderal Kelembagaan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Kementerian

Permasalahan selanjutnya adalah Sultan Muhammad Bahauddin sedang mencari bantuan dengan meminta kepada Gubernur Jendral Johannes Siberg agar membantu Kesultanan Palembang dalam

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 9, Tambahan Lembaran Negara Republik