337
IDENTIFIKASI KEDALAMAN MUKA AIR TANAH MENGGUNAKAN STUDI GEOLOGI DAN GEOFISIKA UNTUK PERENCANAAN KETERSEDIAAN AIR
BERSIH DUSUN SILUK II, IMOGIRI
Faid Muhlis1*, Risca Listyaningrum1, Robby Septiana P1, Fitri Cahyaningtyas1, Januar Nurhabibi1, EkoAdi Sudaryo1
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta,Jalan SWK 104 Condongcatur Yogyakarta
*Corresponding author : faid.muhlis3@gmail.com
SARI
Dusun Siluk II secara geografis terletak di Desa Selopamioro, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Sering dimuat dalam surat kabar bahwa Dusun Siluk II merupakan salah satu daerah yang serin gmengalami permasalah kekeringan di saat musim kemarau. Hal tersebut menjadikan aktifitas mencuci, mamasakdan MCK sering mengalami permasalahan pada sebanyak 6 Rukun Tangga ataus ekitar 100 kepala keluarga. Pekerjaan masyarakat yang mayoritas adalah petani dan perternak pun juga mengalami gangguan pengairan. Sedikitnya ketersediaan air juga dikhawatirkan akan mempengaruhi kesehatan bagi masyarakat Dusun Siluk II karena air bersihs ulituntuk didapatkan. Sehingga perlu dilakukan penelitian geologi geofisika untuk mengetahui kedalaman muka air tanah di daerah Siluk II. Studi yang dilakukan berkenaan dengan kedalaman akuifer dan persebarannya di Dusun Silukk II. Selanjutnya dilakukan teskualitas PH air untuk mengetahui persebaran kualitas air bersih yang layak untuk dikonsumsi. Hasil tersebut ditampilkan dalam bentuk peta yang memuatin formasip ermukaan dan bawah permukaan sehingga dapat digunakan sebagai acuan perencanaan lingkungan untuk mengatasi ketersediaan air bersih.
Kata Kunci : Geofisika, Geologi, Muka air tanah, PH air
I. PENDAHULUAN
Air merupakan sebuah kebutuhan yang sudah tidak dapat terelakanlagi. Kebutuhan air menjadi sebuah prioritas dalam kehidupan sehari-hari, contohnya untuk minum maupun mandi. Sehingga ketersediaan air sangat dibutuhkan bagisemua kalangan baik tinggal di daerah perkotaan maupun pedesaan. Sayangnya masih banyak daerah dimana kurangnya ketersediaan air kususnya disaat musim kemarau. Daerah yang sering dikabarkan adalah Desa Selopamioro, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul. Maka dilakukan penelitian terhadap kedalaman muka air tanah baik secara permukaan dan bawah permukaan sehingga dapat digunakan untuk perencaan ketersediaan air bagi warga.
II. GEOLOGI REGIONAL
Lokasi penelitian dilakukan di Dusun Siluk II yang terletak di Desa Selopamioro, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia (Gambar 1). Secara morfologi daerah Siluk II merupakan daerah dataran landai di sisi barat dengan topografi semakin bertambah kearah timur. Berdasarkan pengamatan terhadap singkapan di sekitar daerah penelitian, didapatkan litologi batuan yaitu batulempung, batupasir dan batu breksi. III. DASAR TEORI
Menurut Herlambang (1996) air tanaha dalah air yang bergerak di dalamt anah yang terdapat di dalam uang antar butir - butir tanah yang meresap kedalam tanah dan bergabung membentuk lapisan tanah yang disebut akuifer. Lapisan yang mudah dilalui
338 oleh air tanah disebut lapisan permeable,
seperti lapisan yang terdapat pada pasir atau kerikil, sedangkan lapisan yang sulit dilalui air tanah disebut lapisan impermeable, seperti lapisan lempung. Lapisan yang dapat menangkap dan meloloskan air disebut akuifer.
Menurut Telford et al. (1990) resistivitas adalah suatu kemampuan untuk menghambat perambatan arus listrik pada suatu benda. Berdasarkan metode geofisika yaitu geolistrik dapat diketahui keberadaan akuifer di bawah permukaan yang ditunjukan dengan nilair esistivitas rendah.
IV. METODE PENELITIAN
Penelitian dilakukandengan pengamatan secara permukaan dan bawah permukaan.
Pengamatan permukaan dilakukan dengan mengamati 17 sumur warga di daerah Siluk II untuk mengetahui elevasi di daerah sumur dan tinggi muka air tanah. Selanjutnya dilakukan pengambilan sampel air di setiap sumur untuk dilakukan pengukuran derajat keasaam (PH) air menggunakan kertas lakmus. Sedangkan pengamatan bawah permukaan dilakukan dengan metode geofisika dengan pengukuran geolistrik VES sebanyak 2 titik untuk mengetahui kondisi bawah permukaan secara vertikal. Desain pengukuran dapat dilihat pada Gambar 2.
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
PengamatanPermukaan
Pemetaan muka air tanah dilakukan untuk mendapatkan elevasi daerah sumur (Tabel 1) dan ketingian muka air tanah dalam sumur (Tabel 2) yang didapatkan dari pengukuran tinggi sumur dari tanah dikurangi kedalaman air sumur dari mulut sumur. Data elevasi dan tinggi muka air tanah dari 17 sumur ditampilkan dalam bentuk peta ketinggian muka air tanah untuk mengetahui persebaran keseluruh daerah Siluk II. Berdasarkan Gambar 3 dan 4 makadapat dilihat bahwa
kedalaman muka air tanah mengikuti bentuk topografi permukaan yaitu semakin dalam kedalamannya kearah baratdaya. Hasil pengukuran derajat keasaaman (Tabel 3) diketahui bahwa sumur dengan PH 8 berada pada sumur 4 saja dengan persebaran PH 6 berada di arah barat daya dan timur laut hingga tenggara, sedangkan PH 7 menyebar dari selatan hingga barat laut yang mengarah ke Sungai (Gambar5).
PengamatanBawahPermukaan
Hasil pengukuran metode geolistrik VES dapat dilihat pada Tabel 4 dan 5 berdasarkan analisa kurva matching. Hasil pengukuran digambarkan dalam bentuk profil kedalaman dari permukaan pada Gambar 6. Interpretasi nilai resistivitas didasarkan kepadaTabel 6 menurut Halliday et al. (1991). Makatelihat bahwa terdapat 2 akuifer yaitu padakedalaman 10-20 meter dan 45 meter yang turun hingga kedalaman 70 meter.
Berdasarkan hasil tersebut maka untuk akuifer pertama pada kedalaman 10-20 meter merupakan akuifer dangkal yang diperkirakanakan sangat dipengaruhi oleh adanya hujan di permukaan sedangkan untuk akuifer kedua yaitu kedalaman 45-75 meter adalah akuifer dalam yang diperkirakan tidak akan terganggu meskipun musim kemarau.
VI. KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian tersebut maka dapat disimpulkanyaitu:
Keberadaan air tanahuntuk kedalaman 10-20 meter mudah ditemui di daerah Siluk II.
Berdasarkan hasil geolistrik VES makaterdapat air tanah pada kedalaman 45-75 meter dari permukaan yang diperkirakan lebih tahan terhadap musim kemarau.
Derajat keasaman air yang baikuntuk dikonsumsi yaitu bernilai 7 pada daerah selatan hingga ke barat laut.
339 DAFTAR PUSTAKA
Herlambang, A., 1996. Kualitas Air tanahDangkal di KabupatenBekasi. ProgramPascasarjana, IPB. Bogor.
Halliday, David, Resnick, Robert, Walker, Jearl., 1991. Fundamentals of Physics (edisi ke- 6th). John Wiley & Sons, Inc.
Telford, W.M.,Gedaart, L.P. & Sheriff, R.E., 1990. Applied Geophysics. New York:
Cambridge.
TABEL
Tabel 1. Elevasipada 17 sumur di Siluk II Nama Sumur Koordinat UTM
Elevasi (meter) X (meter) Y (meter)
S1 431360 9120305 30
S2 431462 9120264 38
S3 431514 9120252 39
S4 431526 9120326 48
S5 431553 9120345 49
S6 431557 9120138 29
S7 431565 9120270 40
S8 431568 9120252 41
S9 431575 9120501 50
S10 431599 9120682 49
S11 431635 9120344 50
S12 431637 9120612 50
S13 431657 9120228 37
S14 431684 9120257 50
S15 431702 9120152 37
S16 431807 9120686 53
S17 431928 9120740 52
340
Tabel 2. Ketinggian muka air tanah pada 17 sumur di Siluk II Nama Sumur Koordinat UTM Ketinggian muka
air tanah (meter) X (meter) Y (meter)
S1 431360 9120305 19.95
S2 431462 9120264 26.03
S3 431514 9120252 27.4
S4 431526 9120326 36.73
S5 431553 9120345 39.75
S6 431557 9120138 15.3
S7 431565 9120270 28.1
S8 431568 9120252 29.18
S9 431575 9120501 38.79
S10 431599 9120682 37.27
S11 431635 9120344 38.25
S12 431637 9120612 35.67
S13 431657 9120228 26.25
S14 431684 9120257 37.28
S15 431702 9120152 22.65
S16 431807 9120686 42.15
S17 431928 9120740 41.5
Tabel 3. Derajat keasaman (PH) pada 17 sumur di Siluk II
Nama Sumur Koordinat UTM Derajat
keasaman (PH) X (meter) Y (meter)
S1 431360 9120305 7
S2 431462 9120264 7
S3 431514 9120252 6
S4 431526 9120326 8
S5 431553 9120345 6
S6 431557 9120138 7
S7 431565 9120270 7
S8 431568 9120252 7
S9 431575 9120501 7
S10 431599 9120682 7
S11 431635 9120344 7
S12 431637 9120612 7
S13 431657 9120228 6
S14 431684 9120257 6
S15 431702 9120152 6
S16 431807 9120686 6
S17 431928 9120740 6
341
Tabel 4. Hasil kurva matching geolistrik VEStitik 1 Kedalaman (meter)
Resistivitas (ohm.m)
0.98 18.6
1.23 10.1
1.84 5.9
2.11 119
3.93 214
4.4 137
6.93 49.3
9.23 22.7
11.3 11.8
22.3 5.9
43.7 8.24
69.7 13.3
Tabel 5. Hasil kurva matching geolistrik VES titik 2 Kedalaman (meter)
Resistivitas (ohm.m)
0.846 18
1.13 71.2
1.41 15.8
1.75 8.69
2.08 6.35
2.45 27.9
3.05 91.7
3.58 118
4.64 16
6.61 82.4
8.3 30.9
12.4 12.4
17.8 9.54
27 7.21
40.6 4.67
72.6 80.2
342
Tabel 6. Nilai resistivitas pada material (Halliday et al., 1991) Material
Resistivitas (ohm.m)
Air (udara) 0
Sandstone (batupasir) 200 – 800
Sand (pasir) 1 – 1000
Clay (lempung) 1 - 100 Groundwater (air
tanah) 0,5 -300
Sea water (air asin) 0,2 Dry gravel (kerikil
kering) 600 - 1000
Alluvium (aluvium) 10 - 800 Gravel (kerikil) 100 - 600
GAMBAR
LOKASI PENELITIAN
Gambar 1. Lokasi penelitian berada di Dusun Siluk II yang terletak di Desa Selopamioro, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia yang ditunjukan dengan kotak berwarna merah (Google maps).
343
DESAIN SURVEY PENELITIAN
Keterangan:
S1 : lokasi sumur warga
GL 1 : lokasi pengukuran geolistrik VES
Gambar 2. Desain survey penelitian. Peta citra satelit serta lokasi sumur (kiri) dan peta topografi serta lokasi sumur (kanan).
PETA MUKA AIR TANAH 3D
Keterangan:
S1 : lokasi sumur warga S1 : kedalaman
muka air tanah GL 1 : lokasi
pengukuran geolistrik VES
Gambar 3. Hasil overlay peta topografi (warna coklat) dan muka air tanah (warna biru) berdasarkan data 17 sumur.
344
PETA MUKA AIR TANAH 3D
Gambar 4. Hasil overlay peta topografi (warna coklat) dan muka air tanah (warna biru) berdasarkan data 17 sumur. (a) dari arah barat, (b) dari arah timur, (c) dari arah selatan dan (d) dari arah utara.
PETA DERAJAT KEASAMAN
Keterangan:
S1 : lokasi sumur warga GL 1 : lokasi pengukuran
geolistrik VES
Gambar 5. Peta persebaran hasil uji laboratorium terhadap derajat keasaman (PH) pada 17 sumur di daerah Siluk II
a b
c d
345
PROFIL GEOLISTRIK VES
Keterangan:
: datum point pengukuran vertikal sounding VES : batas atas dan bawah
akuifer
Gambar 6. Profil bawah permukaan metode geolistrik VES pada titik 1 (kiri) dan titik 2 (kanan).
batulempung akuifer batubreksi batupasir
akuifer 1
akuifer 2