• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. sektor pariwisata sebagai leading sector. Hal ini menyebabkan sektor-sektor yang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. sektor pariwisata sebagai leading sector. Hal ini menyebabkan sektor-sektor yang"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Struktur perekonomian daerah Bali mempunyai karakteristik yang unik, dimana pilar-pilar ekonomi dibangun lewat keunggulan komparatif pada industri sektor pariwisata sebagai leading sector. Hal ini menyebabkan sektor-sektor yang mempunyai keterkaitan langsung dengan industri pariwisata, yaitu kelompok sektor tersier sangat dominan dalam memberikan warna pada struktur perekonomian daerah Bali.

Salah satu usaha yang mendukung industri pariwisata itu adalah usaha perhotelan. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perhubungan No. PM.10/PW.

301/Pdb–77 tentang usaha dan klasifikasi hotel, hotel secara garis besar dibagi menjadi dua yaitu hotel berbintang dan hotel nonbintang. Hotel nonbintang selanjutnya sering disebut dengan hotel Melati. Perkembangan usaha akomodasi ini dalam rentang tahun 2003 sampai 2007 terus mengalami peningkatan, hal ini tersaji pada Tabel 1.1. Tabel 1.1 menyajikan jumlah hotel di Provinsi Bali yang mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, dimana jumlah hotel melati senantiasa lebih besar dibandingkan hotel berbintang. Dengan demikian usaha perhotelan masih dipandang sebagai area investasi yang menguntungkan.

(2)

Tabel 1.1 Perkembangan Usaha Perhotelan di Provinsi Bali Tahun 2003-2007

No. Jenis Akomodasi

Jumlah (Unit)

2003 2004 2005 2006 2007

1 Hotel Berbintang 142 143 148 152 153

2 Hotel Melati (Nonbintang) 695 721 849 942 961

Total 837 864 997 1094 1114

Sumber: Dinas Pariwisata Provinsi Bali

Sebaran lokasi usaha perhotelan di Provinsi Bali pada tahun 2007 masih dominan berada di Kabupaten Badung dan Kota Denpasar. Hal ini terlihat dari data yang didapat dari Dinas Pariwisata Provinsi Bali yang ditampilkan pada tabel berikut ini.

Tabel 1.2 Sebaran Hotel Berbintang dan Hotel Melati (Nonbintang) di Provinsi Bali per Kabupaten/Kota Tahun 2007

No. Kabupaten/Kota

Hotel Berbintang

Hotel Melati

(Nonbintang) Jumlah

Unit % Unit %

1 Denpasar 24 16% 197 20% 221

2 Badung 95 62% 343 36% 438

3 Bangli 0 0% 27 3% 27

4 Buleleng 10 7% 92 10% 102

5 Gianyar 14 9% 126 13% 140

6 Jembrana 0 0% 42 4% 42

7 Klungkung 2 1% 24 2% 26

8 Karangasem 6 4% 82 9% 88

9 Tabanan 2 1% 28 3% 30

Total 153 100% 961 100% 1114

Sumber: Dinas Pariwisata Provinsi Bali

Dari tabel di atas terlihat bahwa lebih dari 50 persen lokasi usaha perhotelan tersebut berada di Kabupaten Badung dan Denpasar.

Dalam operasionalnya, setiap perusahaan termasuk hotel memerlukan strategi yang dapat memanfaatkan semua kekuatan dan peluang yang ada, serta menutup kelemahan dan menetralisasi hambatan strategis dalam dinamika bisnis

(3)

yang dihadapi. Semua itu dapat dilakukan apabila manajemen mampu melakukan pengambilan keputusan yang didasarkan pada informasi yang berkualitas.

Informasi yang berkualitas akan terbentuk dari adanya sistem informasi (SI) yang dirancang dengan baik.

Persaingan bisnis pariwisata yang semakin ketat di era global ini memaksa perusahaan-perusahaan untuk menciptakan berbagai terobosan baru, salah satunya dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi terutama teknologi informasi.

Terobosan yang dilakukan ini diharapkan dapat menjaring pasar seluas-luasnya.

Teknologi informasi ini juga dibutuhkan untuk membantu manajer menjalankan fungsinya dalam rangka mencapai tujuan perusahaan. Hampir semua keberhasilan perusahaan ditunjang dengan kesuksesan penerapan teknologi informasi.

Pengunaan SI dalam organisasi telah meningkat secara dramatis. Sejak tahun 1980-an, sekitar 50 persen modal baru digunakan untuk pengembangan SI (Westland dan Clark, 2000) dalam Venkatesh et al., (2003). SI diadakan untuk menunjang aktivitas usaha disemua tingkatan organisasi. Penggunaan SI mencakup sampai ke tingkat operasional untuk meningkatkan kualitas produk serta produktivitas operasi. Oleh karena itu SI harus dapat diterima dan digunakan oleh seluruh karyawan dalam organisasi sehingga investasi yang besar untuk pengadaan SI akan diimbangi pula dengan produktivitas yang besar pula. Hal tersebut menimbulkan pemikiran akan kebutuhan investasi dalam SI.

SI juga berperan dalam bidang akuntansi. Statement of Financial Accounting Concept No. 2, Financial Accounting Standard Board mendefinisikan akuntansi sebagai SI. Standar Akuntansi Keuangan (SAK) tersebut juga

(4)

menyebutkan bahwa tujuan utama akuntansi adalah untuk menyediakan informasi bagi pengambil keputusan. SI akan memberikan kemudahaan bagi para akuntan manajemen untuk menghasilkan informasi keuangan yang dapat dipercaya, relevan, tepat waktu, dapat dipahami dan teruji sehingga akan membantu pengambilan keputusan. American Institute of Certified Public Accountants (AICPA) baru-baru ini telah membuat sertifikasi baru yaitu Certified Information Technology Professional (CITP). CITP mendokumentasikan keahlian sistem para

akuntan yaitu akuntan yang memiliki pengetahuan luas di bidang teknologi dan yang memahami bagaimana teknologi informasi dapat digunakan dalam berbagai organisasi. Hal ini mencerminkan pengakuan AICPA atas pentingnya teknologi atau SI dan hubungannya dengan akuntansi.

Pada dasarnya SI telah diimplementasikan di banyak perusahaan dengan biaya yang besar, namun masalah yang timbul adalah penggunaan yang masih rendah terhadap SI secara kontinus. Rendahnya penggunaan SI diidentifikasikan sebagai penyebab utama yang mendasari terjadinya productivity paradox yaitu investasi yang mahal di bidang sistem tetapi menghasilkan return yang rendah (Venkatesh dan Davis, 2000). Afrizon (2002) melakukan penelitian terhadap 84 manajer pada industri perbankan di Indonesia dengan hasil bahwa terdapat pengaruh dan hubungan yang signifikan antara perceived usefulness dan interaksi antara norma subyektif dengan ketidakwajiban terhadap minat pemanfaatan SI.

Thompson (1991) menyatakan terdapat hubungan yang positif antara faktor sosial, affect, kesesuaian tugas, konsekuensi jangka panjang, serta hubungan negatif antara kompleksitas dan penggunaan SI.

(5)

Penerapan teknologi menimbulkan sejumlah problematik yang berasal dari berbagai faktor, antara lain: ekonomi, teknologi, konsep sistem dan aspek perilaku. Dari berbagai faktor penyebab problematik dalam pengembangan teknologi komputer, aspek perilaku merupakan faktor yang dominan (Igbaria, 1984). Thomson et al., (1990) mengemukakan pentingnya aspek perilaku dalam penerapan teknologi komputer. Hal tersebut berdasarkan hasil penelitian empiris yang menguji pengaruh perilaku individual pemakai terhadap penggunaan personal computer (PC) dengan landasan teori yang diusulkan oleh Triandis

(1980). Sikap seseorang terdiri atas komponen kognisi, afeksi dan komponen- komponen yang berkaitan dengan perilaku.

Menurut Triandis (1980) dalam Thomson et al., (1990) kognisi berkaitan dengan konsekuensi yang diperoleh pada masa depan yang diyakini seseorang sehingga mendorong untuk bersikap. Afektif berkaitan dengan perasaan atau emosi seseorang yang mempunyai konotasi suka atau tidak suka. Keinginan merupakan komponen sikap lain, yang mempengaruhi sikap seseorang. Sikap positif seseorang terhadap komputer karena didorong oleh keinginan yang kuat untuk mempelajarinya. Ketiga komponen sikap dimuka: kognisi, afeksi dan keinginan, pada dasarnya saling terkait antara satu dengan yang lain. Keinginan seseorang dipengaruhi oleh keyakinan akan konsekuensi masa yang akan datang, sehingga menimbulkan afeksi seseorang yang dinyatakan dengan sikap suka atau tidak suka terhadap teknologi komputer. Ketidaksukaan seseorang terhadap komputer dapat disebabkan oleh ketakutan terhadap pengguna teknologi komputer atau disebut juga computer anxiety (Igbaria dan Pasuraman, 1989).

(6)

Penelitian Heinssen et al. (1987) menyatakan bahwa mahasiswa dengan computer anxiety yang lebih tinggi mempunyai kepercayaan pada kemampuan diri

sendiri dan kinerja yang lebih rendah dibanding mereka yang memiliki computer anxiety yang lebih rendah. Dalam kaitannya dengan pelaksanaan tugas dengan

menggunakan komputer, subyek dengan computer anxiety yang lebih tinggi memerlukan waktu yang lebih lama untuk menyelesaikan tugas tersebut dibandingkan subyek yang memiliki computer anxiety yang lebih rendah (Sudaryono: 2005).

Venkatesh et al., (2003) melakukan penelitian terhadap industri komunikasi, hiburan, perbankan, dan administrasi publik yang menggunakan SI secara wajib (mandatory) dan sukarela (voluntary). Penelitian dilakukan untuk me-review dan menggabungkan beberapa model penerimaan SI dan menghipotesiskan ekspektasi kinerja, ekspektasi usaha dan faktor sosial mempunyai pengaruh terhadap minat pemanfaatan SI sedangkan minat pemanfaatan SI dan kondisi yang memfasilitasi pemakai berpengaruh terhadap penggunaan SI. Penelitian yang dilakukan oleh Venkatesh et al., (2003) akan diteliti kembali untuk memperoleh bukti empiris apakah dengan teori yang sama tetapi populasi, waktu dan tempat yang berbeda akan menunjukkan hasil yang sama. Dalam penelitian ini akan ditambahkan satu variabel baru yaitu ketakutan menggunakan teknologi komputer (computer anxiety) sebagai variabel yang mempengaruhi penggunaan teknologi komputer.

Sampel Penelitian diambil dari manajer atau karyawan bagian akuntansi dan keuangan industri perhotelan nonbintang yang ada di Kota Denpasar. Alasan mengkhususkan pada industri perhotelan adalah industri yang cukup kompleks,

(7)

dimana keberhasilannya tidak saja tergantung pada biaya atau mutu layanan, tapi pada persepsi konsumen atas layanan, sehingga diasumsikan selalu membutuhkan SI untuk menunjang aktivitas operasinya

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan sebelumnya, maka yang menjadi permasalahan untuk diteliti dan dibuktikan pada penelitian ini adalah

1) Apakah ekspektasi kinerja, ekspektasi usaha dan faktor sosial berpengaruh positif pada minat pemanfaatan SI?

2) Apakah kondisi-kondisi yang memfasilitasi pemakai dan minat pemanfaatan SI berpengaruh positif pada penggunaan SI?

3) Apakah ketakutan menggunakan SI (computer anxiety) berpengaruh negatif pada penggunaan SI?

1.2 Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.2.1 Tujuan Penelitian

Berdasarkan pokok permasalahan di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1) Pengaruh ekspektasi kinerja, ekspektasi usaha dan faktor sosial pada minat pemanfaatan SI.

2) Pengaruh kondisi-kondisi yang memfasilitasi pemakai dan minat pemanfaatan SI pada penggunaan SI.

3) Pengaruh ketakutan menggunakan SI (computer anxiety) pada penggunaan SI.

(8)

1.2.2 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan kegunaan teoritis bagi khasanah ilmu pengetahuan dan kegunaan praktis bagi pengambilan keputusan pada perusahaan yaitu:

1) Kegunaan teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran sarta wawasan yang lebih luas dalam bidang teknologi sistem informasi, serta memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang faktor-faktor yang mempengaruhi minat pemanfaatan SI dan penggunaan SI pada hotel-hotel nonbintang di Kota Denpasar.

2) Kegunaan praktis

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan pemikiran dan masukan bagi perusahaan dalam melakukan keputusan investasi teknologi sistem informasi dengan mempertimbangkan dampak penggunaan teknologi sistem informasi terhadap kinerja, dan membuka wawasan karyawan perusahaan mengenai pentingnya pemahaman tentang teknologi sistem informasi sehingga mendorong mereka untuk memanfaatkan teknologi sistem informasi yang tersedia dalam rangka meningkatkan kinerja.

1.3 Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, sistematika penyajian.

(9)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

Dalam bab ini diuraikan teori-teori dan hasil-hasil penelitian sebelumnya yang diperlukan untuk menjawab permasalahan yang diteliti dalam penelitian ini.

BAB III METODE PENELITIAN

Dalam bab ini diuraikan mengenai lokasi penelitian, objek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, populasi dan sampel, serta teknik analisis data.

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Dalam bab ini diuraikan mengenai rincian pengiriman dan penerimaan kuesioner, karakteristik responden, pembahasan hasil penelitian lapangan yang terkait dengan uji validitas dan reliabilitas instrumen, uji asumsi klasik, serta pengujian hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini diuraikan mengenai simpulan penelitian dan saran dari penulisan ini yang dapat disumbangkan kepada perusahaan khususnya perusahaan yang bergerak di bidang perhotelan nonbintang serta kepada peneliti selanjutnya yang mengambil pokok permasalahan yang sama.

Referensi

Dokumen terkait

Peraturan Daerah ini dimaksudkan untuk menyesuaikan be­ sarnya harga pekerjaan bangunan dengan keadaaan dewasa ini dan mengatur dengan pasti besarnya uang pengganti biaya pembuatan

kebijakan fiskal, sistem ekonomi Islam menggunakan sumber lain yakni zakat. Zakat merupakan alat yang efektif untuk mewujudkan tujuan fiskal yang juga diharapkan akan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh leverage, likuiditas, perputaran modal kerja dan perputaran total aset berpengaruh terhadap profitabilitas pada

dari penelitian didapatkan hubungan gadget dengan penurunan prestasi belajar menunjukkan bahwa dari 91 sampel responden menunjukkan bahwa siswa-siswi Smp Cahaya Surabaya

Berribu syukur senantiasa dipanjatkan kepada Sang Pemilik Hidup, Allah SWT, karena atas kuasaNya-lah penelitian berjudul ‘PEMAKNAAN PENONTON TERHADAP KHIDUPAN REMAJA

Aplikasi mobile dapat mengakses dan menggunakan suatu aplikasi web secara nirkabel dengan menggunakan perangkat mobile, data yang diperoleh hanyalah berupa teks

Tujuan Film : Memberikan penjelasan mengenai pergudangan logistik kebencanaan Bahasa : Indonesia. Durasi : 5-7 Menit Deskripsi

pemasaran jaringan (Network Marketing). Mereka sama sekali tidak menginginkan uang namun memiliki tujuan misalnya untu membantu orang lain agar sukses secara materi. Bagi