47
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri Kedungwaru yang beralamat di Desa Kedungwaru, Kecamatan Karangsambung, Kabupaten Kebumen. Sarana dan prasarana di SD tersebut sudah cukup baik antara lain:
perpustakaan, komputer, alat-alat olahraga, serta buku-buku penunjang sudah cukup memadai. Kondisi bangunan sekolah ini cukup baik dengan memiliki 6 ruang kelas, 1 ruang guru yang bersebelahan dengan ruang kepala sekolah, 1 ruang perpustakaan, 1 ruang UKS, 1 ruang ibadah, kantin, 1 ruang dapur, lapangan upacara dan 1 gudang.
Sekolah ini menjadi pilihan peneliti sebagai tempat penelitian karena berbagai alasan. Pertama; setelah dilakukan observasi terhadap data nilai hasil ulangan tengah semester siswa kelas V SD Negeri Kedungwaru pada mata pelajaran PKn, diperoleh informasi bahwa nilai hasil ulangan siswa sebelum diadakan remidial masih terbilang rendah dengan KKM (70). Kedua; peneliti ingin menunjukkan bahwa dengan penerapan model pembelajaran Role Playing dengan media konkret dapat meningkatkan pembelajaran PKn tentang menghargai keputusan bersama siswa kelas V SD Negeri Kedungwaru tahun pelajaran 2015/2016. Ketiga; sekolah memberi kesempatan bagi peneliti untuk mengembangkan potensi sekolahnya.
2. Waktu Penelitian
Waktu pelaksanaan penelitian yaitu pada semester II tahun ajaran 2015/2016. Penelitian ini dilaksanakan sesuai dengan jadwal penelitian yang sudah disusun. Hal ini dilakukan agar penelitian yang dilakukan dapat berlangsung secara sistematis, efisien, dan efektif.
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan selama enam bulan yang dimulai pada bulan Desember 2015 dan diakhiri pada bulan Mei 2016 yang mana dalam penelitian ini terdapat tiga tahapan yaitu: perencanaan, pelaksanaan, serta analisis data dan pelaporan dengan pengaturan jadwal sebagai berikut.
a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan dilaksanakan selama 3 bulan yaitu pada bulan Desember hingga Februari. Peneliti mempersiapkan hal-hal berikut:
(1) meminta izin kepada pihak SD untuk melakukan observasi; (2) merancang dan mengajukan judul skripsi; (3) melakukan diskusi dengan guru kelas untuk melakukan kerjasama serta untuk melaksanakan tindakan;
(4) menyusun proposal; (5) menyiapkan perangkat pembelajaran berupa instrumen penelitian; (6) diakhiri dengan melaksanakan seminar proposal pada minggu pertama bulan Februari.
b. Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan dilaksanakan pada minggu ke-2 bulan Februari dan diakhiri pada minggu ke-4 bulan Maret. Peneliti melaksanakan hal-hal berikut: (1) pelaksanaan siklus I dilaksanakan 2 pertemuan pada tanggal 18 Februari dan 25 Februari 2016; (2) pada siklus II dilaksanakan 2 pertemuan pada tanggal 1 Maret dan 10 Maret 2016 (3) diakhiri pada siklus III yang dilaksanakan 2 pertemuan pada tanggal 21 Maret dan 31 Maret 2016.
c. Analisis data dan pelaporan
Analisis data dilaksanakan selama melaksanakan penelitian yaitu pada bulan Februari hingga bulan April yang disertai dengan penyusunan skripsi. Pada tahap pelaporan yang meliputi: ujian, revisi, dan pengadaan laporan dilaksanakan pada bulan April dan Mei tahun 2016.
B. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Arikunto (2013: 130) menyatakan bahwa ada tiga pengertian yang dapat dijelaskan dalam PTK yaitu:
1. Penelitian merupakan kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.
2. Tindakan merupakan sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian ini berbentuk rangkaian siklus kegiatan.
3. Kelas adalah sekelompok siswa dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas adalah kegiatan mencermati suatu objek berupa sekelompok siswa dalam menerima pelajaran yang sama dari seorang guru.
Penelitian ini telah dilaksanakan secara kolaboratif dengan guru kelas.
Penelitian tindakan kelas kolaboratif adalah penelitian yang dilaksanakan oleh pihak luar dalam hal ini peneliti yang melakukan kerja sama dengan guru dan guru bertugas untuk melaksanakan tindakan yang telah dirancang oleh peneliti.
Penelitian ini digunakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian merupakan sasaran yang dijadikan pokok pembicaraan dalam penelitian tindakan kelas (Arikunto, dkk, 2008: 24). Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Kedungwaru tahun ajaran 2015/2016.
Jumlah siswa sebanyak 14 siswa, yang terdiri dari 7 siswa putra dan 7 siswa putri. Pemilihan kelas V di SD ini sebagai subjek penelitian didasarkan dengan beberapa pertimbangan berdasarkan hasil observasi lapangan. Mereka memiliki kemampuan akademik dan latar belakang yang berbeda-beda serta ekonomi yang berbeda-beda.
D. Data dan Sumber Data 1. Data
Secara garis besar data dapat dibedakan menjadi dua yaitu: a. data primer, data primer adalah data yang langsung diperoleh dari sumber data pertama di lokasi penelitian atau objek penelitian, data primer pada penelitian ini adalah data yang diambil dari seluruh kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh siswa terhadap kegiatan belajar mengajar dengan penerapan model Role Playing dengan media konkret; b. data sekunder, data sekunder
adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber sekunder dari data yang dibutuhkan, data sekunder dari penelitian ini adalah data yang diperoleh dari teman sejawat, guru, dan observer tentang penerapan model Role Playing dengan media konkret. Jenis data yang digunakan adalah jenis data kuantitatif dan kualitatif. Data Kualitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk kata, kalimat dan gambar serta tidak dapat diukur dalam skala numerik. Data Kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau data yang dapat diukur dalam suatu skala numerik (angka) (Sugiyono, 2012: 193). “Data yang baik adalah data yang diambil dari sumber yang tepat dan akurat.” (Arikunto, Suhardjono, dan Supardi, 2008: 129).
2. Sumber Data
Pada penelitian ini, sumber data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder, sedangkan jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif, dan data kualitatif. Sumber data yang digunakan adalah sebagai berikut:
a. Siswa
Sumber data ini diperoleh dari siswa kelas V SDN Kedungwaru tahun ajaran 2015/2016. Data ini tentang seluruh kegiatan belajar mengajar yaitu tentang penerapan model Role Playing dengan media konkret.
Keberadaan siswa sebagai subjek penelitian sangat dibutuhkan dalam pengumpulan data. Data yang didapatkan dari siswa adalah berupa data pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model Role Playing dengan media konkret dalam peningkatan pembelajaran PKn melalui observasi, wawancara, dan tes.
b. Teman Sejawat
Penelitian tindakan kelas ini juga melibatkan dua teman sejawat sebagi sumber data. Teman sejawat yang akan menjadi observer pada penelitian ini adalah rekan mahasiswa peneliti. Kaitannya dalam mengobservasi langkah-langkah pembelajaran di kelas V SDN Kedungwaru yang berlangsung. Data tersebut diperoleh melalui wawancara dan observasi.
c. Guru
Guru berperan sebagai pelaksana tindakan dalam penelitian ini adalah Ibu Rinalti, S.Pd. selaku guru kelas V SDN Kedungwaru. Guru melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana yang telah dibuat bersama peneliti. Guru sebagai sumber data yang diperlukan oleh peneliti. Data tersebut diperoleh berdasarkan wawancara dan observasi yang dilakukan peneliti terhadap guru.
d. Peneliti
Peneliti berperan sebagai perancang ide kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan oleh guru kelas V. Data sebagai acuan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu hasil wawancara awal yang dilakukan peneliti terhadap guru kelas V. Dalam penelitian tindakan kelas ini data yang diperoleh dari peneliti berupa catatan lapangan/kejadian yang terjadi di lapangan. Dalam membuat catatan lapangan, peneliti dapat mengamati sebanyak mungkin hal yang terjadi pada saat pembelajaran berlangsung.
Data yang diperoleh berupa lembar observasi siswa selama proses pembelajaran PKn dengan penerapan model Role Playing dengan media konkret, tentang pelaksanaan langkah-langkah penerapan model Role Playing dengan media konkret.
e. Dokumen
Dokumen-dokumen penting dimaksudkan untuk mencari tahu tentang keadaan siswa dan hasil belajar siswa sehingga dapat digunakan sebagai acuan dalam penelitian yang dilakukan. Selain itu, dokumen juga digunakan untuk mengetahui latar belakang siswa kelas V SD Negeri Kedungwaru.
Dokumen yang dijadikan sumber data dalam penelitian ini antara lain nama dan identitas siswa dan hasil belajar siswa kelas V tahun ajaran 2015/2016, serta gambaran pelaksanaan tindakan pada setiap siklus, catatan-catatan yang didapat saat proses pembelajaran, dan sebagai penunjang ada dokumentasi foto dan video proses pembelajaran di kelas.
E. Teknik Pengumpulan Data 1. Teknik Pengumpulan Data
Sugiyono (2012: 308) menyatakan, teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah untuk mendapatkan data. Pada penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut:
a. Teknik Tes
Arikunto (2013: 193) mengemukakan bahwa “Tes adalah serentetan pertanyaan untuk mengukur keterampilan, intelegensi individu atau kelompok.” Sedangkan menurut Agustina (2014), tes adalah suatu teknik untuk mengadakan pengukuran yang dapat berupa tugas atau serangkaian kegiatan yang dapat digunakan untuk mengukur kemampuan dasar pencapaian prestasi, serta untuk menghasilkan informasi tentang penampilan perilaku tertentu yang dapat dibandingkan dengan skor standar.
Berdasarkan uraian di atas, tes adalah cara untuk mengukur kemampuan, keterampilan dan intelegensi individu atau kelompok dalam aspek kognitif atau tingkat penguasaan materi pembelajaran yang dapat dibandingkan dengan skor standar.
Teknik tes yang digunakan pada penelitian ini adalah tes tertulis yang berupa tes kemampuan pemahaman konsep PKn tentang menghargai keputusan bersama.
b. Teknik Non Tes
Menurut Sudjana (2013: 114) teknik non tes lebih sesuai digunakan sebagai alat evaluasi untuk menilai aspek tingkah laku, seperti menilai aspek sikap, minat, perhatian, karakteristik, dll. Teknik non tes dilakukan untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya telah terjadi selama proses pembelajaran di kelas. Data yang diperoleh berupa data yang bersifat abstrak yaitu berupa perubahan-perubahan tingkah laku siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. Pada penelitian ini, data diperoleh dari instrumen non tes yang berupa:
1) Observasi
Sanjaya (2009: 86) mengemukakan bahwa, “Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengamati setiap kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnya dengan alat observasi tentang hal-hal yang akan diamati atau diteliti.” Alat observasi antara lain chek list, anecdotal record, dan rating scale.
Selain observasi aktivitas siswa, dalam pelaksanaan siklus dilakukan observasi aktivitas guru dalam pembelajaran dengan model Role Playing dengan media konkret di kelas V SD Negeri Kedungwaru oleh yaitu Ibu Rinalti, S.Pd. selaku guru kolaborator. Aktivitas guru yang diamati meliputi, identifikasi langkah-langkah penerapan model dan media pembelajaran secara tepat yang mana model dan media yang dipakai dalam penelitian adalah model Role Playing dengan media konkret.
2) Wawancara
Menurut Arikunto (2013: 198), wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara. Wawancara dilaksanakan pada saat selesainya pembelajaran dengan mengambil siswa secara acak serta observer untuk pendapat, saran, maupun kritikan mengenai pengamatan pelaksanaan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Data wawancara diperoleh dari siswa dan observer. Peneliti menyusun pedoman wawancara dimaksudkan untuk mempermudah pelaksanaan wawancara agar sistematis. Wawancara dalam penelitian ini digunakan untuk menambah data dari hasil observasi tentang proses pembelajaran yang dilakukan oleh siswa dan guru melalui penerapan model Role Playing dengan media konkret pada mata pelajaran PKn tentang menghargai keputusan bersama.
3) Dokumentasi
Teknik dokumentasi merupakan metode mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda, dan sebagainya (Arikunto, 2013:
274). Dalam penelitian ini metode dokumentasi yang digunakan berupa
arsip atau dokumen yang ada. Dokumen digunakan sebagai pelengkap dan penguat data yang lain. Dokumen dalam penelitian ini yaitu daftar nilai siswa, kurikulum (silabus), Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), foto-foto, dan video selama proses pembelajaran melalui penerapan model Role Playing dengan media konkret berlangsung.
2. Alat Pengumpulan Data
Alat pengumpulan data pada penelitian ini sesuai dengan teknik yang digunakan. Adapun alat pengumpulan data yang digunakan antara lain:
a. Instrumen tes
Padmono (2009:25), “Tes dibedakan menjadi dua berdasarkan bentuknya yaitu tes tertulis dan tes lisan.” Menurut Arikunto (2013: 194) menyebutkan bahwa, “Teknik tes, instrumen berupa tes/soal-soal tes.” Alat pengumpulan data yang digunakan pada teknik tes ini yaitu berupa soal-soal tes hasil belajar yang tertulis.
b. Instrumen Non Tes 1) Pedoman Observasi
Sanjaya (2009: 86) berpendapat bahwa “Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengamati setiap kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnya dengan alat observasi tentang hal- hal yang akan diamati atau diteliti.” Bentuk instrumen pada pedoman observasi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah rating scale (skala penilaian). Menurut Sugiyono (2012: 141) rating scale mengubah data mentah yang berupa angka atau data kuantitatif kemudian ditafsirkan dalam pengertian kualitatif.
Skala Penilaian (rating scale) pada penelitian ini adalah untuk mendapatkan data tentang langkah penerapan model Role Playing dengan media konkret baik guru maupun siswa.
2) Pedoman Wawancara
Sanjaya (2009: 96) mengemukakan bahwa “Wawancara atau interview dapat diartikan sebagai teknik mengumpulkan data dengan menggunakan bahasa lisan baik secara tatap muka ataupun melalui saluran
media tertentu.” Menurut Esterberg (dalam Sugiyono, 2012: 317) menyatakan bahwa, wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui Tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Pedoman wawancara disusun oleh peneliti untuk mewawancarai observer dan beberapa siswa secara acak setelah pembelajaran dilaksanakan. Wawancara yang dilakukan kepada observer adalah mengenai langkah-langkah penerapan model Role Playing dengan media konkret. Sedangkan wawancara yang dilakukan kepada siswa dengan responden secara acak yaitu tentang respon atau aktivitas siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan model Role Playing dengan media konkret. Instrumen pada pedoman wawancara terstruktur ini berupa pertanyaan-pertanyaan untuk siswa dan observer sebagai responden.
3) Kamera
Kamera merupakan alat yang digunakan untuk mengambil gambar dari suatu peristiwa tertentu. Kamera dalam hal ini digunakan sebagai pengumpul data berupa dokumentasi yang akan dilakukan oleh peneliti berupa foto kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan model Role Playing dengan media konkret.
3. Penyusunan Instrumen
Pada penelitian tindakan kelas ini, untuk mengetahui adanya peningkatan pembelajaran PKn siswa kelas V SD Negeri Kedungwaru, maka peneliti menyusun beberapa instrumen untuk mendukung penelitian yang dilakukan yaitu:
a. Instrumen Peningkatan Pembelajaran PKn 1) Definisi Konseptual
Peningkatan pembelajaran PKn adalah peningkatan serangkaian pembelajaran PKn yang dilakukan oleh pendidik dan peserta didik serta meningkatnya pembelajaran PKn siswa kelas V agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu, pengetahuan, dan pembentukan sikap dalam rangka untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Indikator
PKn tentang menghargai keputusan bersama yang digunakan yaitu: (a) Menjelaskan definisi keputusan bersama. (b) Menjelaskan bentuk-bentuk keputusan bersama. (c) Menganalisis bentuk-bentuk keputusan bersama.
(d) Menjelaskan prinsip-prinsip musyawarah dan mufakat. (e) Menjelaskan nilai-nilai dasar bermusyawarah. (f) Merumuskan bentuk- bentuk keputusan bersama. (g) Menjelaskan ciri-ciri keputusan bersama, serta musyawarah dan mufakat. (h) Menjelaskan asas-asas keputusan bersama. (i) Menjelaskan manfaat keputusaan bersama. (j) Menganalisis nilai-nilai sila keempat Pancasila dalam keputusan bersama. (k) Menentukan sikap yang tepat terhadap keputusan bersama. (l) Merumuskan tata cara menghargai keputusan bersama. Adapun penilaian proses berupa keterampilan proses yang meliputi: a) keaktifan, b) kerjasama, c) berpikir kritis, d) empati, e) tanggung jawab.
Masing-masing keterampilan proses memiliki empat deskriptor dan dapat dijelaskan sebagai berikut: a) keaktifan yaitu, (1) mengajukan diri untuk berperan dalam pembelajaran, (2) memperhatikan penjelasan guru, (3) bertanya jika ada yang kurang jelas, (4) melakukan pengamatan dan pemeranan dengan seksama; b) kerjasama yaitu, (1) mampu melaksanakan diskusi, (2) berbagi informasi secara menyeluruh dengan kelompok, (3) berbagi pendapat antar anggota kelompok, (4) tidak membuat kegaduhan antar anggota kelompok maupun antar kelompok;
c) berpikir kritis yaitu, (1) mengajukan pertanyaan, (2) menguasai proses pelaksanaan diskusi, (3) memahami materi yang diajarkan guru, (4) memberi sanggahan, jawaban, ataupun tambahan teman yang sedang menyampaikan pendapat; d) empati yaitu, (1) membantu memberikan informasi apabila ada teman yang kurang jelas,(2) membantu menjawab pertanyaan teman yang sulit dijawab, (3) memberikan dukungan kepada teman yang berperan,(4) menghargai pendapat teman lain ketika berdiskusi, sharing, dan menarik kesimpulan bersama; e) tanggung jawab yaitu, (1) melaksanakan peran dengan penuh penghayatan, (2)
mengamati permainan peran dengan tenang, (3) menyelesaikan tugas yang diberikan guru, (4)merangkum materi pembelajaran
2) Definisi Operasional
Peningkatan pembelajaran PKn adalah jumlah skor yang menunjukkan suatu peningkatan pembelajaran PKn yang mencakup proses dan hasil. Skor didapatkan dari Lembar Kerja Siswa (LKS), lembar observasi saat kegiatan pembelajaran berlangsung, dan tes.
Peningkatan keterampilan proses dapat dilihat dari prosesnya dengan menggunakan lembar observasi. Sedangkan peningkatan hasil belajarnya dapat dilihat dari nilai hasil tes pembelajaran PKn tentang menghargai keputusan bersama.
3) Kisi-Kisi Instrumen Peningkatan Pembelajaran PKn a) Lembar Penilaian Proses PKn
Lembar penilaian proses digunakan untuk mengetahu lima aspek yang harus dipenuhi siswa yang meliputi: keaktifan, kerjasama, berpikir kritism empati, dan tanggung jawab yaitu sebagai berikut:
Tabel 3.1. Kisi-Kisi Lembar Observasi Keterampilan Proses
No. Aspek No. Butir Skor
1 Keaktifan 1 1-4
2 Kerjasama 2 1-4
3 Berpikir kritis 3 1-4
4 Empati 4 1-4
5 Tanggung jawab 5 1-4
Jumlah 20
(Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 9 halaman 206)
b) Tes Hasil Belajar
Tes hasil belajar dilaksanakan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah melaksanakan pembelajaran. Kisi-kisi soal tes tiap siklus adalah berikut:
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Soal Tes Siklus I
No. Indikator Tujuan
Nomor dan Bentuk Soal
Jumlah Soal PG Essay
1.
Pertemuan 1 Menjelaskan definisi keputusan bersama
1. Siswa dapat
menjelaskan pengertian keputusan bersama.
2. Siswa dapat
menjelaskan bentuk keputusan bersama.
1,2
3,4
1 3
2
2. Menjelaskan bentuk-bentuk keputusan bersama
3. Siswa dapat
menyebutkan bentuk keputusan bersama.
4. Siswa dapat
menjelaskan masing- masing bentuk keputusan bersama.
5,6,7
8,9, 10
2
3
4
4
3.
Pertemuan 2 Menganalisis bentuk-bentuk keputusan bersama.
1. Siswa dapat
membedakan bentuk keputusan bersama.
2. Siswa dapat
menganalisis bentuk keputusan bersama.
3. Siswa dapat
membandingkan-bentuk keputusan bersama.
1,2
3,4
5,6
1
2
3
2
3
4. Merumuskan bentuk-bentuk keputusan bersama.
4. Siswa dapat
menyebutkan langkah- langkah bentuk keputusan bersama.
5. Siswa dapat
merumuskan bentuk- bentuk keputusan bersama.
7,8
9,10
3 3
2
Jumlah Soal 26
Skor penilaian tiap pertemuan: PG (Pilihan Ganda): 10 x 1 = 10 Essay : 3 x 5 = 15 Nilai akhir : (PG + Essay) x 4 = 100
Tabel 3. 3 Kisi-Kisi Tes pada Siklus II
No. Indikator Tujuan
Nomor dan Bentuk
Soal
Jumlah Soal
PG Essay 1.
Pertemuan 1 Menjelaskan prinsip-prinsip musyawarah dan mufakat.
1. Siswa dapat
menjelaskan prinsip musyawarah mufakat.
2. Siswa dapat
menjelaskan nilai dasar bermusyawarah.
1,2
3,4 1
2
3
3
2. Menganalisis nilai-nilai dasar bermusyawarah.
3. Siswa dapat
menerapkan prinsip- prinsip musyawarah mufakat
4. Siswa dapat
menerapkan nilai-nilai dasar bermusyawarah.
5. Siswa dapat
menganalisis nilai-nilai dasar bermusyawarah
5,6
7,8
9,10 3
4
5
3
3
3
3.
Pertemuan 2 Menganalisis ciri-ciri keputusan bersama.
1. Siswa dapat
menjelaskan ciri-ciri keputusan bersama.
2. Siswa dapat
menganalisis ciri-ciri keputusan bersama.
3. Siswa dapat
menjelaskan asas-asas keputusan bersama.
1,2
3,4
5,6 1
2
3
3
3
3
4. Menyimpulkan asas-asas keputusan bersama
4. Siswa dapat
membandingkan asas- asas keputusan 5. Siswa dapat
menyimpulkan asas–
asas keputusan bersama.
7,8
9,10 4
5
3
3
Jumlah Soal 30
Skor penilaian tiap pertemuan: PG (Pilihan Ganda) : 10 x 1 = 10 Essay : 5 x 3 = 15 Nilai akhir : (PG + Essay) x 4 = 100
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Tes pada Siklus III
Skor penilaian tiap pertemuan: PG (Pilihan Ganda): 10 x 1 = 10 Essay : 3 x 5 = 15 Nilai akhir : (PG + Essay) x 4 = 100
No. Indikator Tujuan
Nomor dan Bentuk Soal
Jumlah Soal PG Essay
1.
Pertemuan 1 Menjelaskan manfaat keputusaan bersama.
1. Siswa dapat menyebutkan manfaat keputusan bersama.
2. Siswa dapat menganalisis manfaat keputusan bersama.
1,2 3,4
1 3
2 2. Menganalisis
nilai-nilai sila keempat Pancasila dalam keputusan bersama.
3. Siswa dapat menjelaskan sila keempat Pancasila dalam keputusan bersama 4. Siswa dapat menyebutkan
nilai-nilai sila keempat Pancasila dalam keputusan bersama.
5. Siswa dapat menganalisis nilai sila keempat Pancasila dalam keputusan bersama.
5,6
7,8
9, 10
2
3
3
3
2
3.
Pertemuan 2 Menentukan sikap yang tepat terhadap keputusan bersama.
1. Siswa dapat menentukan sikap terhadap keputusan bersama.
2. Siswa dapat menyebutkan contoh sikap terhadap keputusan bersama.
1,2 ,3
4,5 ,6
1
2
4
4
4. Merumuskan tata cara menghargai keputusan bersama
3. Siswa dapat menyebutkan tata cara menghargai keputusan bersama . 4. Siswa dapat memberikan
contoh tata cara menghargai keputusan bersama.
7,8
9, 10
3
2
3
Jumlah Soal 26
a. Instrumen Pengamatan Pembelajaran Penerapan Model Role Playing dengan Media Konkret
1) Definisi Konseptual
Model Role Playing dengan media konkret adalah suatu model pembelajaran yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa, melibatkan kemampuan siswa dalam bekerjasama memecahkan masalah nyata dalam kehidupan, meningkatkan kemampuan berpikir kritis, meningkatkan rasa empati kepada orang lain, serta memberikan kemampuan bertanggung jawab kepada siswa pemegang peran masing- masing diharapkan model tersebut dapat meningkatkan pembelajaran.
Langkah-langkah yang digunakan dalam penerapan model Role Playing dengan media konkret, yaitu: (l) pemanasan (warming up) dengan memperkenalkan dan menjelaskan penggunaan media konkret, (2) memilih partisipan, (3) menata panggung dan menentukan penggunaan media konkret, (4) menyiapkan pengamat, (5) memainkan peran dengan media konkret, (6) diskusi dan tanya jawab disertai evaluasi, (7) memainkan peran ulang, (8) diskusi dan evaluasi disertai melengkapi perbandingan materi, (9) sharing, generalisasi pengalaman, dan merangkum materi disertai tindak lanjut.
2) Definisi Operasional
Definisi operasional penerapan model Role Playing dengan media konkret adalah akumulasi skor dan deskripsi tentang pelaksanaan pembelajaran dengan model Role Playing pada pembelajaran PKn kelas V tentang menghargai keputusan bersama, yang diperoleh melalui observasi dan wawancara, serta dokumentasi.Alat pengumpulan data pada pelaksanaan penerapan model Role Playing dengan media konkret dalam pembelajaran PKn tentang menghargai keputusan bersama adalah lembar observasi, pedoman wawancara, dan dokumentasi. Data hasil pelaksanaan tindakan penerapan model Role Playing dengan media konkret tercermin dalam instrumen pengukuran berupa lembar pengamatan/observasi dan selanjutnya akan diproses untuk
memperoleh validitas data dalam penelitian penerapan model Role Playing dengan media konkret.
Untuk menentukan penilaiannya berpedoman pada kriteria penilaiannya yaitu:
0. bila tidak ada indikator yang tampak 1. bila hanya 1 indikator yang tampak 2. bila hanya 2 indikator yang tampak 3. bila hanya 3 indikator yang tampak 4. bila semua indikator tampak
Pengamatan terhadap pelaksanaan dilakukan dengan cara melingkari angka 0, 1, 2, 3, atau 4 pada lembar observasi atau lembar pengamatan guru dan siswa. Observasi yang dilakukan berupa pemberian skor kuantitatif bagi guru dan siswa.
3) Kisi-Kisi Instrumen Model Role Playing dengan Media Konkret a) Lembar Observasi
Tabel 3.5 Kisi-Kisi Lembar Observasi Guru dan Siswa Penerapan Model Role Playing dengan Media Konkret
No. Indikator Nomor
Soal
Jumlah Soal 1. Pemanasan (warming up) dengan
memperkenalkan dan menjelaskan penggunaan media konkret
1,2,3 3
2. Memilih partisipan. 4 1
3. Menata panggung dan menentukan penggunaan media konkret.
5,6 2
4. Menyiapkan pengamat 7,8 2
5. Memainkan peran dengan media konkret
9,10 3
6. Diskusi dan tanya jawab disertai evaluasi
11,12 2
7. Memainkan peran ulang 13,14 2
8. Diskusi dan evaluasi disertai melengkapi perbandingan materi
15,16,17 2 9. Sharing, generalisasi pengalaman
dan merangkum materi disertai tindak lanjut.
18,19,20 3
Jumlah soal 20
(Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 5 dan 6 halaman 194 dan 199)
b) Lembar Wawancara
(1) Kisi-Kisi Pedoman Wawancara terhadap Guru dan Siswa
Tabel 3.6. Kisi-Kisi Pedoman Wawancara terhadap Guru dan Siswa
No. Indikator Nomor
Soal
Jumlah Soal 1. Pemanasan (warming up) dengan
memperkenalkan dan menjelaskan penggunaan media konkret
1,2 2
2. Memilih partisipan. 3 1
3. Menata panggung dan
menentukan penggunaan media konkret.
4 1
4. Menyiapkan pengamat 5 1
5. Memainkan peran dengan media konkret
6 1
6. Diskusi dan tanya jawab disertai evaluasi
7 1
7. Memainkan peran ulang 8 1
8. Diskusi dan evaluasi disertai melengkapi perbandingan materi
9 1
9. Sharing, generalisasi pengalaman dan merangkum materi disertai tindak lanjut.
10 1
Jumlah soal 10
(Untuk lebih jelas dapat dilihat pada lampiran 7 dan 8 halaman 204 dan 205)
F. Teknik Uji Validitas Data
Sugiyono (2012: 363) menyatakan bahwa “Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti.” Upaya untuk memperoleh keabsahan data dalam penelitian dilakukan dengan triangulasi. Menurut Sanjaya (2009: 112), triangulasi yakni suatu cara untuk mendapatkan informasi yang akurat dengan menggunakan berbagai metode agar informasi itu dapat dipercaya kebenarannya sehingga peneliti tidak salah mengambil keputusan.
Teknik triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Triangulasi sumber yang meliputi: 1. guru sebagai pelaksana tindakan yang dibuat oleh peneliti yang berkolaborasi dengan guru kelas;
2. siswa, akan menjelaskan bagaimana pengaruh dari tindakan yang diberikan oleh guru dalam pembelajaran, apakah yang mereka rasakan ketika melakukan proses pembelajaran, apakah ada kesulitan ketika melakukan proses belajar mengajar; 3.
observer yang berperan sebagai observer dalam pelaksanaan tindakan. 4. peneliti menyusun rencana kegiatan bersama guru kelas dan merefleksi pembelajaran yang terkait dengan upaya mencapai tujuan pembelajaran. Sedangkan triangulasi teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes, observasi, wawancara, dan dokumentasi.
G. Teknik Analisis Data
Menurut (Sanjaya (2009: 106) Menganalisis data adalah suatu proses mengolah dan menginterpretasi data dengan tujuan untuk mendudukkan berbagai informasi sesuai dengan fungsinya hingga memiliki makna dan arti yang jelas sesuai tujuan penelitian.
Peneliti menggunakan dua macam teknik analisis data, yaitu analisis data statistik kuantitatif dan analisis data deskriptif kualitatif. Data berupa angka-angka nilai atau persentase tindakan, yang dijadikan indikator pelaksanaan tindakan.
Analisis statistik data kuantitatif digunakan untuk menganalisis peningkatan pembelajaran PKn yang meliputi proses dan hasil belajar PKn tentang menghargai keputusan bersama dengan menggunakan model Role Playing dengan media konkret sebagai pengaruh dari setiap tindakan yang dilakukan oleh guru.
Data kualitatif berupa informasi gambaran tentang proses pembelajaran PKn dengan menerapkan model Role Playing dengan media konkret. Data kualitatif berupa hasil observasi dan wawancara. Analisis data yang digunakan adalah analisis data kualitatif meliputi tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan dan terus menerus selama dan setelah pengumpulan data. Mengacu pendapat Miles dan Huberman menyebutkan ada tiga langkah pengolahan data
kualitatif (Sugiyono, 2012: 337) yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Pada penelitian ini digunakan teknik analisis data kualitatif yang mengacu pada suatu pendapat. Miles dan Huberman (Sugiyono, 2012: 337) menyatakan bahwa, teknik analisis dan kualitatif data dilaksanakan melalui tiga langkah pengolahan data, yakni sebagai berikut:
1. Reduksi Data
Reduksi data merupakan cara berpikir sensitif yang memerlukan kecerdasan, keluasan, dan kedalaman wawasan yang tinggi. Bagi peneliti yang masih baru, dalam melakukan reduksi data dapat mendiskusikan pada teman atau orang lain yang dipandang profesional. Melalui diskusi ini, maka wawasan peneliti akan berkembang, sehingga dapat mereduksi data-data yang memiliki nilai temuan dan pengembangan teori yang signifikan. Dalam penelitian ini, reduksi dilakukan dengan pemilihan dan penyederhanaan data nilai tes siswa, serta pengamatan hasil belajar siswa tentang menghargai keputusan bersama pada pembelajaran PKn pada siswa kelas V SD Negeri Kedungwaru.
2. Penyajian Data
Penyajian data dilakukan dengan cara menyusun sekumpulan informasi yang diperoleh dari hasil reduksi sehingga dapat ditarik kesimpulan.
Penyajian data dapat ditampilkan dalam bentuk narasi, grafik, tabel, dan matrik yang berfungsi untuk menunjukkan informasi tentang sesuatu hal berkaitan dengan antara variabel yang satu dengan yang lainnya.
Penelitian yang dilaksanakan di kelas V SDN Kedungwaru, data yang disajikan meliputi data yang berasal dari nilai tes PKn tentang menghargai keputusan bersama siswa kelas V, dokumentasi pelaksanaan pembelajaran model Role Playing dengan media konkret, observasi proses pembelajaran siswa, dan observasi kegiatan guru.
3. Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan yaitu proses menarik intisari atas sajian data dalam bentuk pernyataan yang singkat dan padat tetapi mengandung pengertian yang luas.
Ketiga alur tersebut adalah reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan/ verifikasi. Informasi yang terkumpul diurai, dicari kaitan antara yang satu dengan yang lain dan dibandingkan dengan pengalaman yang sebelumnya. Diawali dengan pretest pada awal siklus I untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum diadakannya tindakan. Lalu hasil itu direfleksi kemudian dijadikan sebagai dasar pemikiran untuk menyusun rencana berikutnya pada siklus I, siklus II dan siklus III.
H. Indikator Kinerja Penelitian
Indikator kinerja merupakan uraian tentang atau tanda-tanda apa yang diharapkan muncul sebagai wujud keberhasilan dalam melakukan tindakan.
Penelitian ini dapat dikatakan berhasil jika penerapan model Role Playing dengan media konkret dapat meningkatkan pembelajaran PKn tentang menghargai keputusan bersama pada siswa kelas V SD Negeri Kedungwaru yang pada akhirnya mencapai 85% siswa meningkat pada proses dan hasil pembelajaran pada siklus III.
Adapun indikator-indikator yang dicapai sebagai bentuk keberhasilan penelitian tindakan kelas ini, untuk mengukur tingkat keberhasilan dalam upaya peningkatan pembelajaran PKn kelas V SD dapat dilihat pada gambar 3.1 sebagai berikut:
Aspek yang Diukur Persentase Siswa yang Ditargetkan
Cara Mengukur
Guru dan siswa menerapkan model Role Playing dengan media konkret
85% Diamati saat pembelajaran dan diukur dengan lembar observasi guru dan siswa serta lembar wawancara.
Penguasaan
keterampilan proses PKn (siswa) tentang menghargai
keputusan bersama
85% Diamati dan diukur dengan skala penilaian proses, foto dan video pada saat
pembelajaran (nilai minimal 80).
Hasil belajar PKn tentang menghargai keputusan bersama
85% Diukur dari hasil penilaian tes (minimal hasil belajar nilai 75)
Gambar 3.1 Indikator Kinerja Penelitian
I. Prosedur Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah penelitian tindakan kelas kolaboratif. Penelitian tindakan kelas kolaboratif artinya peneliti tidak melakukan sendiri perencanaan tindakan yang telah dibuat, tetapi melibatkan guru kelas sebagai guru model. Peneliti bersama guru berkomitmen untuk mengatasi masalah yang ada di kelas, mengidentifikasi penyebabnya, dan bersama-sama mengidentifikasi tindakan untuk mengatasinya. Peneliti dan guru menentukan tindakan inovatifnya dan merumuskan rencana pembelajaran. Kemudian guru melaksanakan tindakan, sedangkan peneliti melakukan pengamatan. Selanjutnya peneliti dan guru melakukan refleksi terhadap hasil tindakan. Berdasarkan hasil refleksi tersebut, peneliti dan guru melakukan perencanaan tindakan selanjutnya.
Arikunto, Suhardjono, dan Supardi (2008: 17) menyatakan,
“Dalam penelitian kolaborasi, pihak yang melakukan tindakan adalah guru itu sendiri, sedangkan yang diminta melakukan pengamatan terhadap berlangsungnya proses tindakan adalah peneliti, bukan guru yang sedang melakukan tindakan.”
Hubungan antara guru dan peneliti adalah bersifat kemitraan, sehingga mereka dapat duduk bersama untuk memikirkan persoalan-persoalan yang akan diteliti.
Prosedur kerja dalam penelitian ini merupakan siklus kegiatan yang akan dilaksanakan selama tiga siklus, masing-masing siklus terdiri dua pertemuan.
Menurut Arikunto (2013: 132), terdapat empat tahapan yang digunakan yang meliputi perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.
Menurut Arikunto, Suhardjono, & Supardi (2008: 16). Pelaksanaan penelitian tindakan kelas selalu berhubungan dan berkelanjutan di setiap prosesnya, misalnya apabila di siklus I belum memenuhi target yang diharapkan, maka dilakukan perbaikan pada siklus selanjutnya melalui analisis masalah dan refleksi tindakan.
Berikut uraian mengenai empat tahapan penelitian tindakan kelas (PTK):
1. Perencanaan
Peneliti pada tahap perencanaan menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Tahap perencanaan pada penelitian penerapan model role playing dengan media konkret adalah sebagai berikut:
a. Pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
b. Pembuatan skenario pembelajaran.
c. Pembuatan instrumen nontes dan tes.
d. Persiapan ruang kelas, fasilitas, dan sarana pendukung.
2. Pelaksanaan
Pada tahap ini, peneliti meminta kerjasama guru untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan skenario dan RPP yang telah disusun oleh peneliti. Guru kelas V melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan model role playing dengan media konkret.
3. Pengamatan
Pada tahap pengamatan peneliti dan observer mengamati pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dengan menerapkan model role playing dengan media konkret. Dalam hal ini, yang diamati adalah aktivitas siswa selama pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru.
4. Refleksi
Pada tahap ini, peneliti menganalisis dan menyimpulkan pelaksanaan pembelajaran yang telah dilakukan oleh guru. Refleksi digunakan sebagai pedoman untuk melakukan koreksi dan perbaikan siklus berikutnya. Hasil dari refleksi pada siklus I akan digunakan sebagai pertimbangan untuk siklus II. Hal ini bertujuan untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang terdapat pada siklus I. Diharapkan pada siklus II dapat memperoleh hasil yang lebih baik jika dibandingkan dengan siklus I.
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas selalu berhubungan dan berkelanjutan di setiap prosesnya. Gambaran dari model penelitian tindakan adalah sebagai berikut:
Gambar 3.2 Skema Penelitian Tindakan Kelas (Modifikasi dari Arikunto, dkk)
Berdasarkan gambar di atas penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam tiga siklus yaitu siklus I, siklus II, dan siklus III. Tiap-tiap siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Rencana pelaksanaan penelitian akan dilaksanakan 3 siklus selama 6 kali pertemuan dan setiap siklusnya terdiri dari 2 kali pertemuan. Tahapan penelitian tiap siklus dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Siklus I
Tindakan penelitian pada siklus I merupakan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru atau peneliti berdasarkan skenario pembelajaran yang telah direncanakan sebagai upaya perbaikan pembelajaran PKn.
a. Tahap Perencanaan Siklus I
Tahap awal dalam siklus ini adalah, melakukan izin kepada SDN Kedungwaru, diskusi dengan guru kelas tentang model Role Playing,
Perencanaan
Pelaksanaan SIKLUS III
Pengamatan Refleksi
Dihentikan
menganalisis silabus pembelajaran, menyusun jadwal penelitian, menentukan observer yang bejumlah dua orang, penyusunan skenario pembelajaran, kemudian dikembangkan menjadi rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) mata pelajaran PKn kelas V semester 2 dengan alokasi waktu 4 x 35 menit, untuk 2 kali pertemuan yang telah peneliti lampirkan pada lampiran 11 halaman 209. Peneliti mempersiapkan lembar observasi, media, sumber belajar, lembar evaluasi, lembar penilaian proses dan bacaan yang nantinya akan digunakan dalam pembelajaran, serta mempersiapkan alat dokumentasi dan berkoordinasi dengan guru kelas dan teman sejawat mengenai pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Siklus ini dilaksanakan berdasarkan pada masalah yang muncul, guru menerapkan model Role Playing dengan media konkret sesuai prosedur atau langkah-langkah pembelajaran yang tepat.
b. Tahap Pelaksanaan Siklus I
Tahap pelaksanaan siklus I, siswa melaksanakan pembelajaran PKn selama 2 kali pertemuan. Materi pelaksanaan siklus I mengenai menghargai keputusan bersama dengan indikator sebagai berikut: 1) menjelaskan definisi keputusan bersama, 2) menjelaskan bentuk-bentuk keputusan bersama, 3) menganalisis bentuk-bentuk keputusan bersama, 4) menjelaskan prinsip-prinsip musyawarah dan mufakat. Saat pembelajaran, guru dan siswa melaksanakan langkah-langkah model Role Playing dengan media konkret.
c. Tahap Pengamatan Siklus I
Pengamatan dilaksanakan dengan melakukan pengamatan ketika pembelajaran PKn tentang menghargai keputusan bersama pada siswa kelas V SD Negeri Kedungwaru dengan menerapkan model Role Playing dengan media konkret. Hal ini dilakukan sesuai dengan teknik pengumpulan data yang telah ditentukan sebelumnya yaitu menggunakan tes, observasi dan wawancara.
Selain melakukan pengamatan terhadap langkah-langkah penerapan model Role Playing dengan media konkret, pengamatan
mengenai pemahaman konsep pada pembelajaran PKn dilakukan menggunakan tes.
d. Tahap Refleksi Siklus I
Pada tahap ini peneliti dan guru melaksanakan analisis mengenai kelebihan dan kekurangan dari tindakan yang telah dilaksanakan, serta rencana yang akan dilaksanakan pada siklus II guna memperbaiki kekurangan pada siklus I. Selanjutnya bertitik tolak dari hal tersebut, dilakukan pelaksanaan tindakan siklus II.
2. Siklus II
a. Tahap Perencanaan Siklus II
Tahap awal dalam siklus ini adalah penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran PKn kelas V semester 2 dengan alokasi waktu 4 x 35 menit, untuk 2 kali pertemuan yang terlampir pada lampiran 17 halaman 232. Peneliti mempersiapkan lembar observasi, media, sumber belajar, lembar evaluasi, dan beberapa bacaan yang nantinya akan digunakan dalam pembelajaran, serta mempersiapkan alat dokumentasi dan berkoordinasi dengan guru kelas dan teman sejawat mengenai pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Siklus ini dilaksanakan berdasarkan pada kekurangan- kekurangan yang terjadi pada siklus I sehingga pada siklus kedua merupakan usaha untuk memperbaiki pelaksanaan pembelajaran dengan model Role Playing dengan media konkret.
b. Tahap Pelaksanaan Siklus II
Tahap pelaksanaan siklus II, siswa melaksanakan pembelajaran PKn selama 2 kali pertemuan. Pelaksanaan dalam siklus II ini mengacu pada kekurangan yang terjadi pada siklus I. Akan tetapi pada siklus ke 2 melanjutkan materi pada kompetensi selanjutnya. Materi yang digunakan adalah menghargai keputusan bersama dengan indikator sebagai berikut:
1) menjelaskan nilai-nilai dasar bermusyawarah, 2) merumuskan bentuk- bentuk keputusan bersama, 3) menjelaskan ciri-ciri keputusan bersama, serta musyawarah dan mufakat, 4) menjelaskan asas-asas keputusan
bersama. Saat pembelajaran, guru dan siswa melaksanakan langkah- langkah model Role Playing dengan media konkret.
c. Tahap Pengamatan Siklus II
Pengamatan dilaksanakan dengan melakukan pengamatan ketika pembelajaran PKn tentang menghargai keputusan bersama pada siswa kelas V SD Negeri Kedungwaru dengan menggunakan model Role Playing dengan media konkret. Hal ini dilakukan sesuai dengan teknik pengumpulan data yang telah ditentukan sebelumnya yaitu menggunakan tes, wawancara dan observasi.
Selain melakukan pengamatan terhadap langkah-langkah penerapan model Role Playing dengan media konkret, pengamatan mengenai seberapa besar peningkatan pembelajaran PKn siswa kelas V dilakukan menggunakan tes.
d. Tahap Refleksi Siklus II
Pada tahap ini peneliti dan guru melaksanakan analisis mengenai kelebihan dan kekurangan dari tindakan yang telah dilaksanakan, serta rencana yang akan dilaksanakan pada siklus III guna memperbaiki kekurangan pada siklus II. Selanjutnya bertitik tolak dari hal tersebut, dilakukan pelaksanaan tindakan siklus III.
3. Siklus III
a. Tahap Perencanaan Siklus III
Tahap awal dalam siklus ini adalah penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran PKn kelas V semester 2 dengan alokasi waktu 4 x 35 menit, untuk 2 kali pertemuan yang terlampir pada lampiran 23 halaman 253. Peneliti mempersiapkan lembar observasi, media, sumber belajar, lembar evaluasi, dan beberapa bacaan yang nantinya akan digunakan dalam pembelajaran, serta mempersiapkan alat dokumentasi dan berkoordinasi dengan guru kelas dan teman sejawat mengenai pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Siklus ini dilaksanakan berdasarkan pada kekurangan- kekurangan yang terjadi pada siklus II sehingga pada siklus kedua
merupakan usaha untuk memperbaiki pelaksanaan pembelajaran dengan model Role Playing dengan media konkret.
b. Tahap Pelaksanaan Siklus III
Tahap pelaksanaan siklus III, siswa melaksanakan pembelajaran PKn selama 2 kali pertemuan. Pelaksanaan dalam siklus III ini mengacu pada kekurangan yang terjadi pada siklus II. Akan tetapi pada siklus ke 3 melanjutkan materi pada kompetensi selanjutnya. Materi yang digunakan adalah menghargai keputusan bersama dengan indikator sebagai berikut:
1) menjelaskan manfaat keputusaan bersama, 2) menganalisis nilai-nilai sila keempat Pancasila dalam keputusan bersama, 3) menentukan sikap yang tepat terhadap keputusan bersama, 4) merumuskan tata cara menghargai keputusan bersama.
c. Tahap Pengamatan Siklus III
Pengamatan dilaksanakan dengan melakukan pengamatan ketika pembelajaran PKn tentang menghargai keputusan bersama pada siswa kelas V SD Negeri Kedungwaru dengan menerapkan model Role Playing dengan media konkret. Hal ini dilakukan sesuai dengan teknik pengumpulan data yang telah ditentukan sebelumnya yaitu menggunakan wawancara, tes, dan observasi.
Selain melakukan pengamatan terhadap langkah-langkah penerapan model Role Playing dengan media konkret pengamatan mengenai seberapa besar peningkatan pembelajaran PKn siswa kelas V dilakukan menggunakan tes.
d. Tahap Refleksi Siklus III
Pada tahap ini peneliti dan guru melaksanakan analisis mengenai kelebihan dan kekurangan dari tindakan yang telah dilaksanakan.
Meskipun pembelajaran berhasil ataupun tidak berhasil mengalami peningkatan sesuai dengan indikator kinerja yang sudah ditargetkan, penelitian dengan penerapan model Role Playing dengan media konkret pada mata pelajaran PKn dengan materi tentang menghargai keputusan bersama akan dihentikan.