• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN ORANGTUA TUNGGAL DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN SOSIAL EKONOMI KELUARGA. (Studi Kasus: Ibu Sebagai Orangtua Tunggal di Kelurahan Wek.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERAN ORANGTUA TUNGGAL DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN SOSIAL EKONOMI KELUARGA. (Studi Kasus: Ibu Sebagai Orangtua Tunggal di Kelurahan Wek."

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN ORANGTUA TUNGGAL DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN SOSIAL EKONOMI KELUARGA

(Studi Kasus: Ibu Sebagai Orangtua Tunggal di Kelurahan Wek.5, Kec.Padangsidimpuan Selatan, Kota Padangsidimpuan)

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Universitas Sumatera Utara

Oleh:

ADELYA HAFNI 160902009

DEPARTEMEN KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

PERAN ORANGTUA TUNGGAL DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN SOSIAL EKONOMI KELUARGA (Studi Kasus: Ibu Sebagai Orangtua Tunggal di Kelurahan Wek.5, Kecamatan Padangsidimpuan Selatan, Kota

Padangsidimpuan

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial dalam Program Studi Kesejahteraan Sosial Pada Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

Oleh

Adelya Hafni 160902009

DEPARTEMEN KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2021

(3)
(4)

Telah diuji pada

Tanggal : 12 Agustus 2021

PANITIA PENGUJI SKRIPSI

Ketua : Agus Suriadi, S.Sos., M.Si Anggota : 1. Dr. Bengkel, M.Si

2. Mia Aulina Lubis, S.Sos., M.Kessos

(5)

PERNYATAAN

Judul Skripsi

PERAN ORANGTUA TUNGGAL DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN SOSIAL EKONOMI (Studi Kasus : Ibu Sebagai Orangtua Tunggal di

Kelurahan Wek.5, Kecamatan Padangsidimpuan Selatan, Kota Padangsidimpuan)

Dengan ini penulis menyatakan bahwa skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial pada Program Studi Kesejahteraan Sosial, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara adalah benar merupakan hasil karya penulis sendiri.

Adapun pengutipan-pengutipan yang penulis lakukan pada bagian-bagian tertentu dari hasil penelitian orang lain dalam penulisan skripsi ini, telah penulis cantumkan sumbernya secara jelas dan norma, kaidah, dan etika penulis karya ilmiah.

Apabila dikemudian hari ternyata seluruh atau sebagian skripsi ini bukan hasil karya penulis sendiri ataupun adanya plagiat dalam bagian-bagian tertentu, penulis bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang penulis sandang dan sanksi-sanksi lainnya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

Medan, Agustus 2021 Penulis

(6)

PERAN ORANGTUA TUNGGAL DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN SOSIAL EKONOMI KELUARGA

(Studi Kasus: Ibu Sebagai Orangtua Tunggal di Kelurahan Wek.5, Kec.Padangsidimpuan Selatan, Kota Padangsidimpuan)

ABSTRAK

Dalam ikatan suami dan istri dalam perkawinan kadangkala rapuh dan bahkan putus sehingga terjadi perpisahan atau disebut juga perceraian. Perceraian di dalam masyarakat akan membawa peningkatan gaya hidup khas keluarga bercerai, seperti hidup sendiri menjanda atau menduda, anak yang harus hidup dengan salah satu orang tua saja. Ibu sebagai orangtua tunggal akan menjalani peran ganda untuk keluarganya.. Penelitian dilakukan di Keluraham Wek.5, Kecamatan Padangsidimpuan Selatan, Kota Padangsidimpuan. Informan kunci dalam penelitian ini ialah Lurah Wek.5. Informan utama dalam penelitian ini ialah tiga orangtua tunggal di Kelurahan Wek.5. Informan tambahan dalam penelitian ini ialah tetangga informan utama. Teknik pengumpulan data dengan studi kasus pustaka, observasi dan wawancara. Data yang didapat di lapangan kemudian dianalisis oleh peneliti yang dideskripsikan dengan pendekatan kualitatif. Hingga akhirnya dapat ditarik kesimpulan dari hasil penelitian tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu sebagai orangtua harus memenuhi kebutuhan keluarganya dengan indicator sosial ekonomi yaitu pendapatan, pendidikan, sandang dan pangan, pekerjaan dan interaksi sosial. Ibu sebagai orangtua tunggal harus memerankan perannya yaitu dalam sektor domestik dan publik. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, peneliti memberikan saran yaitu diharapkan kepada khususnya ibu sebagai kepala keluarga dan orang tua tunggal untuk terus berjuang tanpa lelah demi masa depan kehidupan yang baik untuk anaknya serta dapat memberikan informasi dan bahan acuan bagi peneliti selanjutnya.

Kata kunci : Peran ibu tunggal, Kebutuhan sosial ekonomi, Keluarga

(7)

THE ROLE OF SINGLE PARENTS IN COMPLIANCE FAMILY’s SOCIO ECONOMIC NEEDS

(Case Study: Woman as a single parents at Kelurahan Wek.5, Kec.

Padangsidimpuan Selatan, Padangsidimpuan City) ABSTRACT

In the bond of husband and wife in marriage, sometimes it is fragile and even breaks up resulting in separation or also called divorce. Divorce in society will bring an increase in the typical lifestyle of divorced families, such as living alone, widowed or widowed, children who have to live with only one parent.

Mothers as single parents will carry out dual roles for their families. The research was conducted in Keluraham Wek.5, South Padangsidimpuan District, Padangsidimpuan City. The key informant in this study was the Village Head of Wek.5. The main informants in this study were three single parents in Kelurahan Wek.5. Additional informants in this study are neighbors of the main informant.

Data collection techniques with case studies literature, observation and interviews.

The data obtained in the field were then analyzed by researchers who described it with a qualitative approach. Finally, conclusions can be drawn from the results of this study. The results of the study indicate that mothers as parents must meet the needs of their families with socio-economic indicators, namely income, education, clothing and food, work and social interaction. Mothers as single parents must play their roles in the domestic and public sectors. Based on the results of the research conducted, the researcher provides suggestions that are expected to especially mothers as heads of families and single parents to continue to fight tirelessly for a good future for their children and can provide information and reference material for further researchers.

Keywords: Roles of single mother, Socio economic needs, Family

(8)

Kata Pengantar

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa oleh kasih dan anugerah-Nya yang tiada terkira sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana social pada program studi Ilmu Kesejahteraan Sosial.

Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung, membantu, serta mendoakan penulis dalam masa perkuliahan dan penyelesaian skripsi ini. Dengan segala kerendahan hati, ucapan terima kasih ini ditujukan kepada:

1. Bapak Dr. Muryanto Amin, S.Sos, M.si, selaku Rektor Universitar Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Hendra Harahap, M.si, PhD, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Agus Suriadi, S.Sos, M.si, selaku Ketua Departemen Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Mia Aulina, S.Sos, M.Kessos, selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah bersedia membimbing, mengarahkan, meluangkan waktu dan tenaga dalam membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Dr. Bengkel Ginting, M.si, selaku Dosen Penguji yang telah bersedia meluangkan waktu dan tenaga untuk memberikan saran dan kritik yang sangat membangun.

6. Seluruh dosen dan pegawai Departemen Kesejahteraan Sosial yang telah memberikan banyak ilmu dan bantuan dalam proses perkuliahan.

(9)

7. Seluruh informan penelitian di Kelurahan Wek.5 yang telah bersedia meluangkan waktu dan memberikan informasi dalam pemenuhan kebutuhan skripsi penulis.

8. Kedua orangtua penulis yang telah memberikan segala macam hal baik dalam kehidupan ini. Terima kasih telah sabar dalam mendidik, menasehati dan memberikan cinta dan kasih sayang yang tak terhingga.

Semoga selalu dalam lindungan Allah SWT.

9. Kakak Sepnida Amalya Putri dan Abang Aulya Azhary yang selalu membantu dalam keadaan apapun. Selalu memberikan motivasi dan dukungan moral maupun materi kepada penulis.

10. Teman-teman seperdopingan, yang menjadi teman diskusi saat menemui kesulitan dalam pengerjaan skripsi.

11. Teman-temanku di Kessos 2016 yang menjadi rekan sekelas, terkhusus Fanny Kurnia, Meidi Rizka, Riczha Amira, Nur Afifah, Winda Amorella, Nuraini Barus, Khairul Ramadhan, Dirga Masaid dan banyak lainnya yang selalu menjadi penyemangat saya saat berkuliah hingga pada saat menuntaskan tugas akhir ini.

12. Teman-teman rumah gg.wirya terkhusus Ningsih, Musbar, Hendra, Maksum, Alfan, Karo, Naldi, Dedi yang selalu memberikan saya semangat untuk dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

13. Kepada semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu-persatu, penulis mengucapkan terima kasih untuk setiap saran, dukungan, dan doa yang diberikan.

(10)

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini tidak sempurna dan masih diperlukan kritik dan saran yang membangun guna menyempurnakan dan menjadikan skripsi ini lebih baik. Akhir kata, penulis mengucapkan banyak terima kasih dan berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk berbagai pihak.

Medan, Agustus 2021

Penulis, Adelya Hafni

(11)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ………... v

ABSTRACT ………... vi

KATA PENGANTAR ……….. vii

DAFTAR ISI ……….. x

DAFTAR TABEL ………. xiv

DAFTAR GAMBAR ……… xv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ……….. 1

1.2 Rumusan Masalah ………. 5

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ………. 5

1.3.1 Tujuan Penelitian ……….... 5

1.3.2 Manfaat Penelitian ………. 5

1.4 Sistematika Penulisan ……….. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teoritis ………. 8

2.1.1 Peran ……….. 8

2.1.1.1 Pengertian Peran ………. 8

2.1.2 Keluarga ……… 9

2.1.2.1 Pengertian Keluarga ……… 9

2.1.3 Orangtua Tunggal (Ibu) ………. 10

2.1.3.1 Pengertian Orangtua Tunggal ………. 10

2.1.3.2 Penyebab Terjadinya Orangtua Tunggal ….... 11

(12)

2.1.3.4 Peran Ibu Sebagai Orangtua Tunggal ……….. 13

2.1.4 Kondisi Sosial Ekonomi ………. 15

2.1.5 Konsep Kesejahteraan ……… 20

2.2 Penelitian Yang Relevan ……….... 20

2.3 Konsep Penelitian ……….. 23

2.4 Defenisi Konsep ………. 24

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ……….. 26

3.2 Lokasi Penelitian ………... 26

3.3 Informan Penelitian ………... 27

3.4 Teknik Pengumpulan Data ……… 28

3.5 Teknik Analisis Data ……… 29

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kelurahan Wek5 ……… 31

4.2 Sejarah Perkembangan Kelurahan Wek.5 ……… 31

4.3 Profil Kelurahan Wek.5 ……… 32

4.4 Visi dan Misi Kelurahan Wek.5 ………... 33

4.4.1 Visi Kelurahan Wek.5 ………... 33

4.4.1 Misi Kelurahan Wek.5 ………... 33

4.5 Struktur Organisasi Kelurahan Wek.5 ………. 33

4.6 Kondisi Umum Tentang Klien ……….. 34

4.7 Keadaan Sarana dan Prasarana Kelurahan Wek.5 ……… 35

4.7.1 Sarana Peribadatan ……… 35

4.7.2 Prasarana Pendidikan ……… 35

(13)

4.7.3 Prasarana Kesehatan ………. 35

4.7.4 Prasarana Transportasi ……….. 35

BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Deskripsi Data Hasil Penelitian ………... 37

5.1.1 Informan Utama I ………. 37

5.1.2 Informan Utama II ………... 40

5.1.3 Informan Utama III ……….. 43

5.1.4 Informan Kunci ………. 45

5.1.5 Informan Tambahan ……….. 47

5.2 Hasil Observasi Penelitian ……… 48

5.3 Pembahasan Hasil Penelitian ……… 49

5.3.1 Sosial Ekonomi ………. 49

5.3.1.1 Pendapatan ………. 50

5.3.1.2 Pendidikan ……….. 51

5.3.1.3 Sandang dan Pangan ……….. 53

5.3.1.4 Pekerjaan ……… 54

5.3.1.5 Interaksi Sosial ……… 54

5.3.2 Ibu Sebagai Orangtua Tunggal ……….. 55

5.3.2.1 Dalam Sektor Domestik ………. 55

5.3.2.2 Dalam Sektor Publik ……….. 56

5.4 Keterbatasan Penelitian ………... . 59

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ……….. 60

(14)

DAFTAR PUSTAKA ……… 63

LAMPIRAN-LAMPIRAN ……… 66

(15)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Profil Kelurahan Wek.5 ………. 32 Tabel 4.2 Struktur Organisasi Kelurahan Wek.5 ……… 33

(16)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bagan Alur Pikir ……… 23

(17)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keluarga merupakan kelompok terkecil yang terdiri suami, istri beserta anak-anaknya yang belum menikah. Di dalam kehidupan masyarakat di manapun juga, keluarga merupakan unit yang peranannya sangat besar. Peranan yang sangat besar itu karena keluarga yang mempunyai fungsi yang sangat penting di dalam kelangsungan kehidupan bermasyarakat. Fungsi yang sangat penting itu terutama dijumpai pada peranannya untuk melakukan sosialisasi, yang bertujuan untuk mendidik warga masyarakat agar mematuhi kaidah dan nilai yang dianut yang untuk pertama kalinya diperoleh dalam keluarga. Meskipun begitu tidak semua orang memiliki kondisi ideal dimana mereka memiliki anggota keluarga yang lengkap.

Majelis umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengemukakan bahwa keluarga sebagai wahana untuk mendidik, mengasuh dan sosialisasi anak, mengembangkan kemampuan seluruh anggotanya agar dapat menjalankan fungsinya di masyarakat dengan baik, serta memberikan kepuasan dan lingkungan sosial yang sehat guna tercapainya keluarga sejahtera (Sunarti, 2004 : 133). Dalam ikatan suami dan istri dalam perkawinan kadangkala rapuh dan bahkan putus sehingga terjadi perpisahan atau disebut juga perceraian. Jika terjadi perceraian maka dengan sendirinya fungsi keluarga mengalami gangguan dan pihak yang bercerai maupun anak-anak harus menyesuaikan diri dengan situasi baru. Dengan

(18)

peningkatan gaya hidup khas keluarga bercerai, seperti hidup sendiri menjanda atau menduda, adanya anak yang harus hidup dengan salah satu orang tua saja dan bahkan mungkin hidup terpisah dengan saudara kandung yang lain.

Menurut UU No 1 Tahun 1974 tentang perkawinan diatur perkawinan dapat putus karena kematian, perceraian dan atas keputusan pengadilan. Dan Pasal 39 UU Perkawinan mengatur bahwa perceraian hanya dapat dilakukan di depan Sidang Pengadilan setelah Pengadilan yang bersangkutan berusaha dan tidak berhasil mendamaikan kedua belah pihak. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2015 di Indonesia ada sekitar 347.256 perceraian terjadi. Oleh karena itu, tidak sedikit di dalam masyarakat banyak yang berperan sebagai orangtua tunggal untuk menghidupi kebutuhan sosial ekonomi keluarga. Banyak orangtua tunggal menghabiskan waktunya mencari nafkah dibandingkan berada dirumah dikarenakan orangtua tunggal berperan penting dalam menghidupi kebutuhan sosial ekonomi yang semakin hari semakin banyaknya kebutuhan yang harus terpenuhi.

Single parent atau biasa kita kenal dengan istilah orang tua tunggal merupakan tumpuan keluarga, dimana orang tua tesebut juga menjadi bagian dari dinamika sosial masyarakat, di Indonesia banyak sekali fenomena orang tua tunggal. Ayah atau ibu entah sebab cerai atau mati, saat salah satunya tiada tentunya menjadi tuntutan tersendiri baginya untuk membentuk proses pendewasaan keluarga.

Selaras dengan pendapat di atas, di beberapa daerah telah dibentuk wadah atau organisasi yang menghimpun janda seperti; “Forum Ikatan Janda Garut"

(FIJAG), mereka menamai gerakan ini. Apa yang mereka perjuangkan, yakni

(19)

sebagai upaya perlindungan hukum terhadap kaum perempuan yang berstatus janda. Forum ini juga sebagai wahana mengubah citra kaum janda, yang selama ini kerap dikonotasikan negatif. Pendirian institusi ini merupakan sarana memperjuangkan dan mengangkat harkat martabat para janda kata ketua FIJAG, Tia Herawati. Data survei yang dilakukan Pemberdayaan Perempuan Kepala Keluarga (PEKA) menunjukkan, sebanyak 24 persen atau hampir seperempat dari jumlah keluarga yang ada dan tersebar di Indonesia, dipimpin janda. "Secara nasional, survei kami 2014, di 111 desa pada 17 provinsi. Kami dapat data, 24 persen keluarga dengan kepala keluarga janda dan sejenisnya. Dengan catatan, data yang kami gunakan unit keluarga bukan Kepala Keluarga (KK)," ucap pendiri sekaligus Direktur Sarekat Pemberdayaan Perempuan Kepala Keluarga (PEKA), Nani Zulminarni di Pekalongan, Jawa Tengah, Senin (12/10). Dengan asumsi satu KK seringnya terdiri dari beberapa keluarga, dalam satu rumah. Yang lebih miris, hampir 60 persen janda tersebut hidup di bawah garis kemiskinan. Dia menuturkan, dalam status sosial, janda acap kali dikaitkan dengan konotasi negatif. "Kita ingin klaim, terutama perempuan kepala keluarga itu luar biasa.

Target kami, ingin ada perubahan pandangan sosial dan status ekonomi,"

harapnya. LSM yang dipimpinnya baru merangkul sekitar 30.000 janda dan sejenisnya yang menjadi kepala keluarga. "Kedepan kami akan terus advokasi Janda di negeri ini agar bangkit, baik secara ekonomi maupun sosial," ucapnya.

(Parwito, 2015).

Ibu yang menjadi orang tua tunggal sering dianggap sebelah mata oleh hampir semua orang. Padahal mereka yang menjadi single parent adalah orang

(20)

yang selama ini dikenal sebagai seseorang yang mengurus dan mengatur rumah tangga, saat bercerai dan harus hidup menjadi seorang single harus rela membanting tulang untuk memenuhi seluruh kebutuhan keluarga. Oleh karena itu, ibu yang menjadi orang tua tunggal harus memahami perannya dengan benar. Ia yang menjadi kepala keluarga, mencari nafkah, mengurusi keperluan hidup dan menjaga perkembangan anak.

Masalah yang sering timbul pada orangtua tunggal adalah kurang memberikan perlindungan kepada anggota keluarganya, mengalami kesulitan dalam menjalankan fungsi ekonomi untuk kebutuhan sehari-hari, kurang memberikan kasih sayang kepada anak-anaknya karena orangtua tunggal sibuk bekerja agar dapat memenuhi kebutuhan keluarga, serta kesulitan dalam menjalankan fungsi sosialnya yaitu kesulitan dalam membentuk pola tingkah laku anak dikarenakan orangtua tunggal lebih banyak menghabiskan waktunya untuk bekerja. Permasalahan orangtua tunggal juga banyak di jumpai di kota Padangsidimpuan. Sejak Januari hingga November 2017 sebanyak 14.878 pasangan di Sumatera Utara resmi bercerai melalui jalur pengadilan agama.

Sedangkan di Kota Padangsidimpuan sebanyak 390 pasangan resmi bercerai.

Sehingga sebanyak 390 telah menjadi ibu tunggal atau yang sering kita sebut dengan janda, untuk menghidupi kebutuhan ekonomi maupun sosial keluarganya dan berperan juga sebagai seorang ayah untuk melindungi serta memberikan rasa aman kepada keluarganya.

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa peran ibu sebagai orang tua tunggal tentu sangatlah berbeda dengan orang tua yang lengkap, ibu sebagai orang tua tunggal memiliki tanggung jawab besar dalam membangun

(21)

keluarganya karena keluarga mempunyai peran yang sangat penting. Ibu sebagai orang tua tunggal memiliki tanggung jawab penuh, dimana ia juga menjalankan peran sebagai sang ayah dan perannya sebagai sang ibu seperti mencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman serta sebagai anggota dari kelompok sosialnya juga sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya guna terpenuhi kebutuhan sosial ekonomi keluarga tersebut. Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dipaparkan, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Peran Orang Tua Tunggal Dalam Memenuhi Kebutuhan Sosial Ekonomi Keluarga (Studi Kasus : Ibu Sebagai Orang Tua Tunggal Di Kelurahan Wek 5, Kec.Padangsidimpuan Selatan, Kota Padangsidmpuan)”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah penelitian yang diuraikan sebelumnya, maka dapat ditarik sebuah rumusan dalam penelitian ini, yaitu:

“bagaimana peran ibu sebagai orang tua tunggal dalam memenuhi kebutuhan sosial ekonomi keluarga?”

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran ibu sebagai orangtua tunggal dalam memenuhi kebutuhan sosial ekonomi keluarga (studi kasus: ibu sebagai orangtua tunggal di Kelurahan Wek.5, Kec.Padangsidimpuan Selatan, Kota Padangsidimpuan).

1.3.2 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi dalam rangka:

(22)

1. Memberikan masukan khususnya ibu sebagai kepala keluarga dan orang tua tunggal untuk terus berjuang tanpa lelah demi masa depan kehidupan yang baik untuk anaknya.

2. Memberikan informasi dan bahan acuan bagi peneliti selanjutnya.

1.4 Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan dan mengetahui isi yang terkandung dalam penelitian ini, maka penulisan penelitian ini disajikan dalam enam bab dengan sistematika sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang 2. Rumusan Masalah

3. Tujuan dan Manfaat Penelitian 4. Sistematika Penulisan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Landasan Teoritis

2. Penelitian Yang Relevan 3. Kerangka Pemikiran 4. Defenisi Konsep

BAB III METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian

2. Lokasi Penelitian 3. Informan Penelitian 4. Teknik Pengumpulan Data 5. Teknik Analisis Data

(23)

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 1. Letak Geografis Lokasi Penelitian

2. Sejarah Perkembangan Lokasi Penelitian 3. Profil Lokasi Penelitian

4. Visi dan Misi Lokasi Penelitian

5. Struktur Organisasi/Lembaga Lokasi Penelitian 6. Kondisi Umum Tentang Klien

7. Keadaan Sarana dan Prasarana Lokasi Penelitian BAB V HASIL PENELITIAN

1. Deskripsi Data Hasil Penelitian 2. Observasi Hasil Penelitian 3. Pembahasan Hasil Penelitian 4. Keterbatasan Penelitian

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan

2. Saran

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teoritis 2.1.1 Peran

2.1.1.1 Pengertian Peran

Di dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, peran adalah sesuatu yang jadi bagian atau yang memegang pimpinan yang terutama. Peran adalah bentuk dari perilaku yang diharapkan dari seseorang pada situasi sosial tertentu. Bila yang diartikan dengan peran adalah perilaku yang diharapkan dari seseorang dalam suatu status tertentu, maka perilaku peran adalah perilaku yang sesungguhnya dari orang yang melakukan peran tersebut, hakekatnya peran juga dapat dirumuskan sebagai suatu rangkaian perilaku tertentu yang ditimbulkan oleh suatu jabatan tertentu.

Peran adalah proses dinamis kedudukan (status). Dalam sebuah organisasi setiap orang memiliki berbagai macam karakteristik dalam melaksanakan tugas, kewajiban atau tanggung jawab yang telah diberikan oleh masing-masing organisasi atau lembaga. Tugas-tugas tersebut merupakan batasan seseorang melaksanakan pekerjaan yang telah diberikan berdasarkan peraturan-peraturan dari organisasi atau lembaga tersebut agar segala pekerjaan dapat tertata rapi dan dapat dipertanggung jawabkan oleh setiap pegawainya (Soekanto, 2009 : 212- 213).

Peran dapat diartikan sebagai orientasi dan konsep dari bagian yang dimainkan oleh suatu pihak dalam oposisi sosial. Dengan peran tersebut, pelaku

(25)

baik itu individu maupun organisasi akan berperilaku sesuai harapan orang atau lingkungannya. Peran juga diartikan sebagai tuntutan yang diberikan secara struktural. Dimana didalamnya terdapat serangkaian tekanan dan kemudahan yang menghubungkan pembimbing dan mendukung fungsinya dalam mengorganisasi.

Peran merupakan seperangkat perilaku dengan kelompok, baik kecil maupun besar, yang kesemuanya menjalankan berbagai peran (Riyadi, 2002:138).

2.1.2 Keluarga

2.1.2.1 Pengertian keluarga

Keluarga sebagai suatu kelompok dari orang-orang yang disatukan oleh ikatan-ikatan perkawinan, darah, atau adopsi yang terdiri dari ayah, ibu dan anak.

Di dalam keluarga, adanya interaksi dan komunikasi satu sama lain yang menimbulkan peranan sosial bagi suami istri, ayah, ibu, putra dan putri. Jadi, keluarga merupakan kesatuan sosial yang terikat oleh hubungan darah dan masing-masing anggotanya mempunyai peran yang berlainan sesuai dengan fungsinya.

Bailon & Maglaya mengungkapkan bahwa keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan atau adopsi. Mereka saling berinteraksi, mempunyai peran masing- masing, menciptakan dan mempertahankan suatu budaya (Sunaryo, 2015 : 53).

Sementara, Effendy mengungkapkan bahwa keluarga adalah unit terkecil masyarakat, yang terdiri atas dua orang atau lebih. Mereka hidup dalam satu rumah, terdapat ikatan perkawinan dan pertalian darah, saling berinteraksi diantara sesama anggota keluarga dan memiliki seorang kepala rumah tangga.

(26)

Selain itu, setiap anggota keluarga mempunyai peran dalam menciptakan dan mempertahankan suatu kebudayaan (Sunaryo, 2015 : 53).

Dapat disimpulkan bahwa yang dinamakan keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari dua orang atau lebih melalui ikatan perkawinan dan pertalian darah, yang hidup dalam satu rumah tangga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak, berinteraksi satu sama lain dan setiap anggota kelurga menjalankan perannya masing-masing.

2.1.3 Orangtua Tunggal (Ibu)

2.1.3.1 Pengertian Orangtua Tunggal

Pada umumnya keluarga terdiri dari ayah, ibu dan anak. Ayah dan ibu berperan sebagai orangtua untuk anak-anaknya. Namun, dalam kehidupan nyata yang sering dijumpai salah satu orangtuanya sudah tidak ada. Keadaan ini yang disebut keluarga dengan orangtua tunggal. Dalam pengertian orangtua tunggal adalah seorang ayah atau ibu yang memikul tugasnya sendiri sebagai kepala rumah tangga sekaligus sebagai ibu rumah tangga (Hendi dan Wahyu, 2005:141).

Orangtua tunggal salah satu fenomena yang banyak dijumpai dalam masyarakat kita saat ini adalah keberadaan orangtua tunggal atau yang sering disebut dengan istilah “single parent”. Mereka mengasuh dan membesarkan anak- anak mereka sendiri tanpa bantuan dari pasangannya, baik itu pihak suami maupun istri. Sepertinya tidak mudah untuk menyandang status ini di tengah- tengah masyarakat kita yang masih memandang sebelah mata akan keberadaan orangtua tunggal.

Berdasarkan definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa keluarga dengan orangtua tunggal adalah keluarga yang hanya terdiri dari satu orangtua dimana

(27)

mereka sendirian membesarkan anak-anaknya tanpa dukungan serta tanggung jawab dari pasangannya dan hidup bersama dengan anak-anaknya dalam satu rumah.

2.1.3.2 Penyebab Terjadinya Orangtua Tunggal

Orangtua tunggal adalah orang yang melakukan tugas sebagai ayah atau ibu seorang diri, karena kehilangan atau terpisah dengan pasangannya.

Berdasarkan pasal 38 Undang-Undang Republik Indonesia nomor 1 tahun 1974 tentang perkawinan disebutkan bahwa perkawinan dapat putus karena:

1. Kematian

Putusnya perkawinan karena kematian terjadi karena salah satu pihak dalam perkawinan meninggal dunia apakah itu suami atau istri. Putusnya perkawaninan karena kematian merupakan kejadian yang berada diluar kehendak atau kuasa dari para pihak dalam perkawinan. Tidak terdapat campur tangan dari pasangan yang masih hidup lebih lama atau campur tangan pengadilan dalam hal ini. Putusnya perkawinan karena kematian sepenuhnya merupakan kehendak dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Putusnya perkawinan kematian sering disebut dalam masyarakat dengan cerai mati.

2. Perceraian

Dalam pasal 39 Undang-Undang Republik Indonesia nomor 1 tahun 1974 tentang perkawinan disebutkan bahwa perceraian hanya dapat dilakukan di depan sidang pengadilan setelah pengadilan yang bersangkutan berusaha dan tidak berhasil mendamaikan kedua belah pihak. Untuk melakukannya harus ada cukup alasan, bahwa antara suami dan istri tidak akan dapat hidup rukun sebagai suami

(28)

istri. Perceraian membawa akibat yang luas bagi perkawinan terutama bagi anak- anak yang dilahirkan dalam perkawinan tersebut.

3. Putusan Pengadilan

Putusnya perkawinan karena putusan pengadilan dapat terjadi, karena adanya seseorang yang meninggalkan tempat kediaman bersama, sehingga perlu diambil langkah-langkah terhadap perkawinan tersebut, untuk kepentingan keluarga yang ditinggalkan. Putusnya perkawinan atas putusan pengadilan juga bisa terjadi karena adanya permohonan salah satu pihak suami atau istri atau para anggota keluarga yang tidak setuju dengan perkawinan yang dilangsungkan oleh kedua calon mempelai. Atas permohonan ini pengadilan memperbolehkan perkawinan yang telah berlangsung dengan alasan bertentangan dengan syarat yang telah ditentukan baik dalam Undang-Undang perkawinan menurut hukum agama.

2.1.3.3 Masalah Yang Dihadapi Orangtua Tunggal

Setiap keluarga tidak akan lepas dari berbagai permasalahan yang akan dihadapi, namun orangtua memiliki masalah khusus. Weiss (Leslie dan Korman, 1995) mengidentifikasi adanya tiga sumber ketegangan pada orangtua tunggal, yaitu:

1. Tanggungjawab yang berlebihan

Dalam keluarga dengan orangtua yang lengkap, mengambil keputusan merupakan tanggung jawab bersama. Suami dan istri membicarakan dan merencanakan segala sesuatunya bersama-sama. Tetapi pada orangtua tunggal bertanggung jawab sendiri dalam pengambilan keputusan, merencanakan serta memperhatikan kebutuhan keluarganya. Orangtua tunggal melakukan semuanya dengan sendiri secara bersamaan sebagai seorang suami dan istri.

(29)

2. Tugas yang berlebihan

Orangtua tunggal harus mengambil ahli semua pekerjaan yang biasanya dilakukan oleh dua orang. Mereka harus bekerja untuk memperoleh penghasilan, mengurus rumah, dan memperhatikan semua kebutuhan anak-anaknya.

Menghadapi semua tugas tersebut setiap harinya sehingga membuat mereka merasa lelah dan jarang memiliki waktu untuk mereka sendiri.

3. Emosi yang berlebihan

Orangtua tunggal harus mengatasi sendiri kebutuhan emosi anak-anaknya. Hal ini disebabkan waktu mereka habis untuk bekerja, mengurus rumah dan keluarga.

Mereka sulit untuk memenuhi kebutuhan emosi dan keinginan mereka sendiri.

Pangkal masalah yang sering dihadapi keluarga yang hanya dipimpin oleh orangtua tunggal adalah masalah anak. Tugas utama orangtua memang membesarkan anak-anaknya, sehingga tugas tersebut kini harus ditanggung sendiri oleh wanita yang berperan sebagai orangtua tunggal.

2.1.3.4 Peran Ibu Sebagai Orangtua Tunggal

Peran merupakan aspek yang dinamis dari kedudukan (status). Sedangkan status merupakan sekumpulan hak dan kewajiban yang dimiliki seseorang.

Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai kedudukannya maka hal ini berarti ia menjalankan sebuah peran. Seorang ibu tunggal memiliki peran ganda sebagai seorang ayah dan juga sebagai seorang ibu. Jika ibu menjadi seorang ayah maka maka peran yang harus dilakukan yaitu:

1. melindungi serta memberikan nafkah

(30)

4. bisa dipercaya 5. bersikap fleksibel

6. menegaggak kedisiplinan

Jika perannya sebagai seorang ibu yang harus dilakukan yaitu:

1. merawat dan mengurus keluarga dengan sabar dan konsisten 2. memberikan contoh teladan

3. sebagai pendidik yang mampu mengatur dan mengendalikan anak 4. memenuhi fisiologis dan psikis anak

Sebagai penegasan peran atau role menurut Suratman adalah fungsi atau tingkah laku yang diharapkan ada pada individu seksual, sebagai satu aktivitas menurut tujuannya dapat dibedakan menjadi dua yaitu:

1. Sektor publik yaitu segala aktivitas manusia yang biasanya dilakukan di luar rumah dan bertujuan untuk mendatangkan penghasilan atau bekerja. Disini ibu sebagai orangtua tunggal bekerja mencari nafkah untuk dapat menghidupi kebutuhan keluarganya mulai dari pendidikan anak-anaknya serta kebutuhan sandang dan pangan keluarga.

2. Sektor domestik yaitu aktivitas yang dilakukan di dalam rumah dan biasanya tidak dimaksudkan untuk mendatangkan penghasilan, melainkan untuk melakukan kegiatan kerumah tanggaan. Disini ibu sebagai orangtua tunggal berperan penting dalam pendidikan anak-anak seperti memberikan saran dan masukan kepada anak-anaknya, membantu proses belajar anak-anak serta selalu mendukung anak-anak dalam kegiatan yang positif guna mengembangkan kreatifitas anak.

Selain itu, ibu sebagai orangtua tunggal juga melakukan pekerjaan

(31)

kerumah tanggan seperti bersih-bersih, mencuci, dan memasak untuk anggota keluarganya serta memberikan rasa nyaman, kasih sayang dan melindungi anggota keluarganya (Hidayatih, 2015).

2.1.4 Kondisi Sosial Ekonomi

Menurut Soejono Soekanto sosial ekonomi adalah posisi seseorang dalam masyarakat berkaitan dengan orang lain dalam artian lingkungan masyarakat, pergaulan dan hak-hak serta kewajiban dalam hubungannya dengan sumber daya (Soekanto 2009:207). Status sosial ekonomi orangtua sangat berdampak bagi pemenuhan kebutuhan keluarga dalam mencapai kesehatan yang maksimal. Di dalam kehidupan bermasyarakat terdapat pembeda posisi atau kedudukan seseorang maupun kelompok di dalam struktur sosial tertentu. Perbedaan kedudukan dalam masyarakat dalam sosiologi dikenal dengan istilah lapisan sosial. Lapisan sosial merupakan sesuatu yang selalu ada dan menjadi ciri yang umum di dalam kehidupan manusia.

Menurut Krench dalam Saragih (2009:32) ada beberapa indikator yang dapat menentukan tinggi rendahnya sosial ekonomi seseorang di masyarakat. Berikut indikator yang menentukan keadaan sosial ekonomi masyarakat yaitu:

1. Pendapatan

Sehubungan dengan tingkat pendapatan berikut kriteria golongan pendapatan menurut Badan Pusat Statistik yaitu:

a. Golongan berpenghasilan rendah

Yaitu keluarga yang menerima pendapatan lebih rendah dari keperluan

(32)

pinjaman dari orang lain karena tuntutan kehidupan yang keras yang berpenghasilan kurang dari Rp.1.500.000/bulan.

b. Golongan berpenghasilan menengah

Yaitu masyarakat yang hanya cukup memenuhi kebutuhan pokok hidupnya yang berpenghasilan antara Rp.1.500.000-Rp.2.500.000/bulan c. Golongan berpenghasilan tinggi

Yaitu masyarakat yang dapat memenuhi kebutuhan hidup baik jangka panjang ataupun jangka pendek tanpa ada rasa khawatir yang berpenghasilan di atas Rp.2.500.000/bulan (bps.go.id)

2. Pendidikan

Tingkat pendidikan sesuai dengan status sosial ekonomi karena merupakan hal yang sangat penting. Pencapaian pendidikan individu dianggap sebagai prestasi dalam hidup, yang tercermin melalui nilai-nilai derajatnya. Akibatnya, pendidikan memainkan peran dalam sebuah pendapatan. Pendidikan berperan penting dalam mengasah keterampilan seseorang individu yang membuat dia sebagai orang yang siap untuk mencari dan memperoleh pekerjaan, serta kualifikasi khusus yang mengelompokkan orang dengan status sosial ekonomi terendah.

Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, pendidikan adalah usaha sadar terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk mewakili kekuatan spiritual keagamaan, pemgendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang ditemukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

(33)

Seorang anak normal yang tumbuh dewasa maka secara pemikirannya pun akan berkembang dan lebih bijak dalam mengambil suatu putusan, jika dalam pertumbuhan menuju kedewasaannya diimbangi dengan pendidikan yang baik.

Adapun defenisi jenjang pendidikan menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 yaitu tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan. Berdasarkan tingkat pendidikan, menggolongkan dalam tiga bagian yaitu:

a. Pendidikan rendah yaitu pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah. Pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD), dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lainnya sederajat serta Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (Mts) atau bentuk lainnya yang sederajat.

b. Pendidikan menengah merupakan pendidikan lanjutan dari pendidikan dasar. Pedidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) atau bentuk lainnya yang sederajat.

c. Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis dan doctor yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi. Perguruan tinggi dapat berbentuk akademi, politeknik, sekolah tinggi dan institute atau universitas.

(34)

3. Sandang dan Pangan

Sandang adalah pakaian yang diperlukan oleh manusia sebagai makhluk berbudaya. Pada awalnya manusia memanfaatkan pakaian dari kulit kayu dan hewan yang tersedia di alam. Kemudian manusia mengembangkan tekhnologi pemintal kapas menjadi benang untuk ditenun menjadi bahan pakaian. Pakaian berfungsi sebagai pelindung dari panas dan dingin. Lama kelamaan fungsi pakaian berbubah, yaitu untuk memberi kenyamanan sesuai dengan jenis-jenis kebutuhan seperti pakaian kerja, pakaian rumah, dan sebagainya.

Pangan adalah kebutuhan yang paling utama bagi manusia. Pangan dibutuhkan manusia secara kuantitatif maupun secara kualitatif. Pengertian pangan menurut Peraturan Pemerintah RI Nomor 28 Tahun 2004, pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan dan bahan lain yang digunakan oleh proses penyiapan, pengolahan, dan atau pembuatan makanan dan minuman.

4. Pekerjaan

Sesuai dengan pendapat Bintarto (1986 : 27) mengemukakan bahwa mata pencaharian merupakan aktivitas manusia guna mempertahankan hidupnya dan guna memperoleh taraf hidup yang lebih layak dimana corak dan ragamnya berbeda-beda sesuai dengan kemampuan tata geografis lainnya.

Ditinjau dari aspek ekonomi, bekerja adalah melakukan pekerjaan untuk menghasilkan atau membantu menghasilkan barang dan jasa dengan maksud

(35)

untuk memperoleh penghasilan baik berupa uang atau barang dalam kurun waktu tertentu.

Dalam masyarakat tumbuh kecendrungan bahwa orang yang bekerja akan lebih terhormat dimata masyarakat, artinya lebih dihargai secara sosial dan ekonomi. Jadi untuk menentukan status sosial ekonomi yang dilihat dari pekerjaan, maka jenis pekerjaan dapat diberi batasan sebagai berikut:

a. Pekerjaan yang berstatus tinggi, yaitu tenaga ahli tekhnik atau ahli jenis, pemimpin dalam suatu instansti baik pemerintah maupun swasta, tenaga administrasi tata usaha.

b. Pekerjaan yang berstatus sedang yaitu pekerjaan dibidang penjualan atau jasa.

c. Pekerjaan yang berstatus rendah yaitu petani dan operator alat angkat/bengkel.

5. Interaksi Sosial

Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik dalam masyarakat yang tercipta karena adanya komunikasi antara satu pihak dengan pihak lainnya melalui sebuah tindakan tertentu. Tindakan yang dimaksud disini adalah semua tindakan yang sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat. Dalam menjalani kehidupan bermasyarakat, seorang manusia merupakan makhluk yang tidak bisa hidup sendiri.

Manusia pasti membutuhkan bantuan dari individu atau kelompok lain, oleh karena itu kita sebagai manusia sebenarnya melakukan interaksi sosial dengan

(36)

interkasi sosial yang baik dengan sesama. Kegiatan berelasi dengan orang lain atau kegiatan hubungan antar keluarga merupakan kegiatan yang tidak boleh diabaikan (Murniati 2004:208).

2.1.5 Konsep Kesejahteraan

Kesejahteraan sosial adalah suatu kondisi dimana orang dapat memenuhi kebutuhannya dan dapat berelasi dengan lingkungannya secara baik. Menurut UU No. 11 Tahun 2009 1 ayat 1 disebutkan bahwa kesejahteraan sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya.

2.2 Penelitian Yang Relevan

Adapun penelitian skripsi berjudul Peran Orangtua Tunggal dalam Memenuhi Kebutuhan Keluarga (Studi Kasus: Ibu Sebagai Orangtua Tunggal) adalah:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Riski Utari yang berjudul “ Upaya Keluarga Orangtua Tunggal Dalam Mempertahnkan Ekonomi Keluarga di Kelurahan Kota Lama Kecamatan Kunto Darussalam Kabupaten Rokan Hulu”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa upaya orangtua tunggal dalam mempertahnkan ekonomi keluarga memiliki ketahanan yang cukup mampu, walaupun dalam menjalankan perannya dengan sendiri tanpa pasangan hidup. Orangtua tunggal ini juga memiliki pekerjaan diluar rumah dan dengan hal inilah untuk dapat bertahan hidup bersama keluarga dan anak-anaknya. Karena itulah orangtua tunggal bekerja keras demi dapat hidup dengan keluarga dan anak-anaknya.

(37)

2. Penelitian yang dilakukan oleh Nilatul Masyruroh yang berjudul “Peranan Perempuan Single Parent Dalam Peningkatan Kesejahteraan Di Desa Natal Kabupaten Mandailing Natal”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa single parent mayoritas terjadi akibat perceraian. Strategi yang mereka lakukan untuk menghidupi kebutuhan mereka dengan cara bekerja, berhutang dan mengharapkan bantuan dari tetangga, kerluarga terdekat, lembaga pemerintan dan lembaga non pemerintah.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Musrayani Usman yang berjudul

“Kehidupan Orangtua Tunggal (Studi Kasus Ibu Sebagai Kepala Keluarga di Kelurahan Parangloe)”. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa kehidupan keluarga berkaitan dengan masalah ekonomi yang berkaitan dengan masalah finansial keluarga mengenai pemenuhan kebutuhan hidup keluarga sehingga ibu sebagai kepala keluarga dan menjadi tumpuan nafkah keluarga.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Ari Putra Elizon yang berjudul “Peran Single Parent Dalam Memenuhi Kebutuhan Dasar Anak (Studi di Kelurahan Betungan Kecamatan Selebar Kota Bengkulu)”. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa Single Parent berperan dalam memberikan kebutuhan makanan yang cukup kepada anak. Single Parent telah memberikan kebutuhan seperti makanan yang bersih dan sehat, minuman, pakaian, rumah dan sekolah. Single Parent memberikan kasih sayang yang cukup kepada anak serta memberikan motivasi kepada anak agar nantinya menjadi orang yang sukses.

(38)

5. Penelitian yang dilakukan oleh Shela Septi Miranda yang berjudul “Peran Pemulung Perempuan Seabagi Orangtua Tunggal Dalam Sosial Ekonomi Keluraga Di Kelurahan Kwala Bekala”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam pemenuhuhan kebutuhan keluarga indikator yang harus dipenuhi yaitu pendapatan yang dimana pemulung perempuan memiliki pendapatan yang cukup sedikit yang tidak sebanding dengan pengeluaran yang dibutuhkan, tingkat pendidikam berada pada tingkat SMP dan SMA, sandang dan pangan dengan makanan yang kurang bergizi tetapi cukup untuk mereka konsumsi sehari-hari, serta interaksi sosial peran pemulung perempuan berperan aktif dalam mendorong anak untuk mengikuti kegiatan di lingkungan sekitar tempat mereka tinggal.

Persamaan dan perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian saat ini adalah:

1) Persamaan

Sama-sama meneliti tentang peran ibu sebagai orangtua tunggal dalam memenuhi kebutuhan sosial ekonomi keluarga.

2) Perbedaan

a. Lokasi penelitian yang berbeda dengan penelitian terdahulu

b. Jika pada penelitian Riski Utari (2014) dan Musrayani Usman (2008) membahas aspek ekonomi orangtua tunggal. Sedangkan penelitian sekarang meneliti aspek sosial dan ekonomi orangtua tunggal.

c. Pada penelitian Nilatul Masyruroh (2018) menunjukkan hasil penelitian didapatkan bahwa orangtua tunggal terjadi akibat perceraian. Sedangkan pada penelitian yang sekarang menunjukkan bahwa orangtua tunggal terjadi akibat perceraian dan kematian.

(39)

2.3 Konsep Penelitian

Orangtua memiliki peranan yang penting dalam perkembangan anak dari bayi hingga dewasa. Orangtua yang berperan menyayangi, mencintai, membimbing, memberi contoh dan mengawasi anak-anaknya untuk memperkenalkan mereka pada lingkungan keluarga serta dapat membantu mereka dalam menghadapi kesulitan yang dhadapi anak dalam hidupnya. Ibu sebagai orangtua tunggal tentu mengalami kesulitan-kesulitan, ia harus bisa memenuhi kebutuhan hidup dengan anak-anaknya dan bisa melewati itu semua tanpa ada peran seorang ayah.

Kemandirian dalam jiwa ibu sebagai orangtua tunggal sangat dibutuhkan untuk menjalankan peran ganda, yaitu peran dalam sektor publik dan sektor domestik. Peran dalam sektor publik adalah yaitu segala aktivitas manusia yang biasanya dilakukan di luar rumah dan bertujuan untuk mendatangkan penghasilan atau bekerja. Sedangkan peran sektor domestik yaitu aktivitas yang dilakukan di dalam rumah dan biasanya tidak dimaksudkan untuk mendatangkan penghasilan, melainkan untuk melakukan kegiatan kerumah tanggaan.

Dengan melaksanakan peran tersebut dapat membantu pemenuhan kebutuhan sosial ekonomi keluarga yang dapat dilihat dari pendapatan, pendidikan, sandang dan pangan, pekerjaan, dan interaksi sosial.

Dalam uraian tersebut, maka penulis merumuskan konsep penelitian ke dalam bagan alur piker sebagai berikut:

Gambar 2.1 Bagan Alur Pikir

(40)

2.4 Defenisi Konsep

Defenisi Konsep merupakan proses dan upaya penegasan dan pembatasan maksa konsep dalam suatu penelitian. Untuk menghindari salah pengertian atas maksa konsep yang dijadikan objek penelitian, maka seorang peneliti harus menegaskan dan membatasi makna konsep yang akan diteliti. Dengan kata lain, peneliti berupaya mengiring para pembaca hasil peneliti untuk memaknai konsep sesuai dengan yang diinginkan dan dimaksud oleh peneliti, defenisi konsep adalah pengertian yang terbatas dari suatu konsep yang dianut dalam suatu penelitian (Siagian, 2011 : 138).

Adapun batasan konsep yang dibuat peneliti yaitu:

1. Peran dalam penelitian ini adalah peran ibu sebagai orangtua tunggal dalam sektor publik dan sektor domestik.

2. Ibu sebagai orangtua tunggal dalam penelitian ini adalah wanita yang sudah menikah namun menjadi orangtua tunggal akibat perceraian dan kematian.

Ibu Sebagai Orangtua

Tunggal

Peran Ibu Sebagai Orangtua Tunggal

1. Sektor Publik 2. Sektor

Domestik

Kondisi Sosial Ekonomi

1. Pendapatan 2. Pendidikan 3. Sandang dan

Pangan 4. Pekerjaan 5. Interaksi

Sosial

Terpenuhi

Tidak Terpenuhi

(41)

3. Sosial ekonomi dalam penelitian ini adalah pemenuhan kebutuhan yang dilihati dari pendapatan, pendidika, sandang dan pangan, pekerjaan dan interaksi sosial.

4. Keluarga adalah kelompok terkecil dari masyarakat yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anaknya yang tinggal bersama dan saling ketergantungan.

Namun dikarenakan ibu menjadi orangtua tunggal maka yang masuk kedalam keluarga hanyalah ibu dan anaknya.

(42)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Sugiyono metode penelitian kulaitatif adalah suatu metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, kualitatif, dan hasil peneliti lebih menekankan makna dari pada generalisasi (Sugiyono 2008 : 15).

Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan dengan tujuan menggambarkan atau mendeskripsikan objek atau fenomena yang diteltiti.

Termasuk didalamnya bagaimana unsur-unsur yang ada dalam variabel penelitian itu berinteraksi satu sama lain dan apa pula produk interaksi yang berlangsung (Siagian 2011 : 52)

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakulan di Keluarahan wek.5, Kec.Padangsidimpuan Selatan, Kota Padangsidimpuan. Alasan peneliti memilih lokasi tersebut yaitu melihat banyak wanita yang hidup sendiri tanpa adanya sosok seorang suami dan juga memiliki ekonomi yang rendah.

(43)

3.3 Informan Penelitian

Informan adalah orang yang bermanfaat untuk memberikan berbagai informasi yang diperlukan selama proses penelitian (Suyanto &Sutinah, 2005).

Informan adalah orang yang berada pada lingkup penelitian, artinya orang dapat memberikan informasi, memberikan data, memberikan fakta dan opini suatu objek penelitian. Subjek penelitian ini menjadi informan yang memberikan berbagai informasi yang diperlukan selama proses penelitian ini (Suyanto, 2005).

Informan dalam penelitian ini terdiri dari:

1. Informan Utama adalah orang yang terlibat secara langsung dalam interkasi sosial yang diteliti. Pada penelitian ini informan utama yaitu ibu sebagai orangtua tunggal dalam Kelurahan wek.5, Kec.Padangsidimpuan Selatan, Kota Padangsidimpuan. Kriteria atau sasaran yang orangtua tunggal disana yaitu:

a. Orangtua tunggal yang berusia dibawah 40 tahun b. Memiliki 2 orang anak atau lebih

c. Pekerjaan yang tetap dan tidak tetap

d. Pendapatan perbulan kurang lebih 2.000.000

2. Informan Kunci adalah informan yang mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan sebagai sumber informasi utama dalam proses penelitian. Pada penelitian ini informam kunci merupakan Lurah Kelurahan wek.5, Kec.Padangsidimpuan Selatan, Kota Padangsidimpuan.

3. Informan Tambahan adalah informan yang dapat memberikan informasi secara langsung dengan objek yang diteliti. Pada penelitian ini informan

(44)

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama penelitian dalah untuk mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan (Sugiyono, 2016 : 225).

Adapun teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan untuk mendapatkan infromasi yang dibutuhkan adalah sebagai berikut:

1. Data Primer

Data Primer adalah data yang diambil dari sumber data primer atau sumber data pertama di lapangan. Data primer dapat diperoleh dengan metode sebagai berikut:

a. Observasi, yaitu peneliti terlibat langsung dengan kegiatan sehari-hari orang yangs sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data peneliti atau mengumpulkan data dengan menggunakan pengamatan langsung. Peneliti melihat secara langsung aktivitas para ibu sebagai orangtua tunggal di rumahnya untuk memenuhi kebutuhan sosial ekonomi keluarga.

b. Wawancara, yaitu percakapan atau tanya jawab yang dilakukan pengumpul data dengan responden sehingga responden memberikan data atau informasi yang diperlukan dalam penelitian. Wawancara mendalam agar mendapatkan gambaran lengkap tentang topic yang diteliti. Dalam melakukan wawancara ini peneliti menggunakan alat bantu perekam telepon seluler untuk memperlancar dan mempermudah peneliti dalam melaksanakan wawancara. Peneliti menanyakan

(45)

pertanyaan yang sudah tersusun kepada Lurah, Ibu sebagai orangtua tunggal dan Tetangganya.

c. Dokumentasi, yaitu memperlajari dokumen yang relevan dimana dokumen bisa berasal dari lembaga, bisa juga berasal dari informan kunci dan informan utama. Dokumentasi yang dikumpulkan dapat berupa foto, sketsa, atau arsip yang berhubungan dan mendukung hasil penelitian.

2. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh melalui:

a. Studi Kepustakaan, yaitu proses memperoleh data atau informasi yang menyangkut masalah yang akan diteliti melalui penelaah buku, jurnal, dan karya tulis lainnya.

b. Studi Lapangan, yaitu pengumpulan data atau informasi melalui kegiatan penelitian langsung turun ke lokasi penelitian untuk mencari fakta-fakta yang berkaitan dengan masalah yang diteliti (Siagian, 2011 : 206).

3.5 Teknik Analisis Data

Semua teknik analisis data kualitatif berkaitan erat dengan metode pengumpulan data, yaitu observasi dan wawancara ataupun focus group discussion. Bahkan terkadang suatu teori yang dipilih berkaitan erat secara teknis dengan metode pengumpulan data dan metode analisis data. Dengan demikian, pengumpulan data dilakukan (wawancara dan observasi) melalui tradisi teknik analisis data tersebut (Burhan, 2007 : 78).

(46)

Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik analisis deskriptif. Penelitian ini mengkaji data yang telah diperoleh secara mendalam dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber data yang terkumpul. Memperlajari data, menelaah data, menyusun dalam satuan, yang kemudian dikategorikan pada tahap berikutnya dan memeriksa kabsahan data serta memamparkan dengan menggambarkan fakta.

(47)

BAB IV

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

4.1 Letak Geografis Kelurahan Wek.5

Kelurahan Wek.5 merupakan salah satu Kelurahan yang terdapat di Kecamatan Padangsidimpuan Selatan, Kota Padangsidimpuan, Provinsi Sumatera Utara dengan luas wilayah 35,2 Ha. Terdiri dari sembilan lingkungan dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:

1. Sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan ujung padang 2. Sebelah selatan berbatasan dengan Kelurahan aek tampang 3. Sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan losung

4. Sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan sitamiang

4.2 Sejarah Perkembangan Kelurahan Wek.5

Kelurahan Wek.5 merupakan salah satu Kelurahan di Kecamatan Padangsidimpuan Selatan, Kota Padangsidimpuan. Pada zaman penjajahan belanda Kota Padangsidimpuan dijadikan pusat pemerintahan oleh penjajahan Belanda di daerah Tapanuli. Sebelumnya Padangsidimpuan merupakan kota administratif berdasarkan peraturan pemerintah No. 32 tahun 1982. Kemudian sejak tahun 2001 berdasarkan Undang-Undang No. 4 tahun 2001 Kota Padangsidimpuan ditetapkan sebagai daerah otonomyang salah satunya terdapat Kecamatan Padangsidimpuan Selatan, Kelurahan Wek.5 yang sebelumnya masuk ke wilayah Kabupaten Tapanuli Selatan.

(48)

4.3 Profil Kelurahan Wek.5

No. Identitas Kelurahan

1. Nama Wek.5

2. Alamat Kelurahan Wek.5 Padangsidimpuan Selatan

3. Kecamatan Padangsidimpuan Selatan

4. Kota Padangsidimpuan

5. Luas Wilayah 35,2 Ha

6. Jumlah Lingkungan Sembilan

7. Jumlah Jiwa 6.398 Jiwa

8. Jumlah Laki-Laki 2.706 Jiwa

9. Jumlah Perempuan 3.692 Jiwa

10. Jumlah KK 1.734 Jiwa

Tabel 4.1 Sumber profil Kelurahan Wek.5 oleh Luran Wek.5

Jumlah penduduk Kelurahan Wek.5 adalah sebanyak 6.398 jiwa yang terdiri dari beberapa suku yaitu :

1. Suku Batak Mandailing 2. Suku Batak Toba 3. Suku Jawa 4. Suku Batak Karo 5. Suku Cina 6. Suku Minang

Berdasarkan agama yang dianut masyarakat Kelurahan Wek.5 yaitu:

1. Islam 2. Protestan

(49)

3. Katolik 4. Budha

Berdasarkan mata pencaharian masyarakat Keluarahn Wek.5 yaitu:

1. Pedagang

2. Pegawai Negeri Sipil 3. Petani

4. Buruh

4.4 Visi dan Misi KeluarahnWek.5

4.4.1 Visi Kelurahan Wek.5

Visi Kelurahan Wek.5 adalah mewujudkan masyarakat yang berprestasi, religious, sejahtera, indah dan harmonis

4.4.2 Misi Kelurahan Wek.5

Misi Kelurahan Wek.5 yaitu melaksanakan tata kelola Kelurahan yang baik, memajukan kehidupan umat beragama dan kualitas sumber daya manusia serta mewujudkan pemberdayaan masyarakat dan tatan kehidupan sosial masyarakat melalui peran keluarga.

4.5 Struktur Organisasi Kelurahan Wek.5

No. Struktur Organisasi Kelurahan Wek.5

1. Lurah Riduan Rambe SH

2. Sekretaris Risnawati, S.Sos

(50)

3. Seksi Pemerintahan Nurhamidah Nasution. SP

4. Seksi Pendapatan Nurhani Harahap

5. Seksi PPM Nurhamidah

6. Kepling I M.Faisal

7. Kepling II Mahlil Lubis

8. Kepling III Zulhaimi

9. Kepling IV Mintardi

9. Kepling V Parluhutan Hasibuan

10. Kepling VI Rosmawani

11. Kepling VII Muslih Siregar

12. Kepling VIII Hamdan Daulay

13. Kepling IX Eddie.E Nasution

Tabel 4.2 Sumber Struktur Organisasi Kelurahan Wek.5 oleh Lurah Wek.5

4.6 Kondisi Umum Tentang Klien

Klien yang peneliti jadikan sebagai narasumber dalam penelitian ini terdiri dari lima orang, yaitu tiga orang informan utama, satu orang informan kunci dan satu orang informan tambahan. Adapun yang menjadi informan utama yaitu orangtua tunggal yang sudah memiliki anak dan pekerjaan tetap atau tidak tetap di Kelurahan Wek.5. Adapun informan kunci yaitu lurah di Kelurahan Wek.5. serta

(51)

yang menjadi informan tambahan dalam penelitian ini yaitu tetangga informan utama yang sering berinteraksi dengan informan utama.

4.7 Keadaan Sarana dan Prasarana Kelurahan Wek.5

Infrastruktur adalah sarana dan prasarana yang disediakan oleh pemerintah atau swasta dalam rangka menunjang kegiatan produksi dan proses pembangunan.

Sarana dan prasarana yang tersedia dengan baik dapat memperlancar jalannya pembangunan sehingga dapat mempengaruhi perkembangan masyarakat untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Adapun sarana dan prasarana yang terdapat di Kelurahan Wek.5 sebagai berikut:

4.7.1 Sarana Peribadatan

Adapun sarana peribadatan yang tersedia di Kelurahan Wek.5 yaitu 9 unit Masjid dan 4 unit Gereja.

4.7.2 Prasarana Pendidikan

Adapun prasarana pendidikan yang tersedia di Kelurahan Wek.5 yaitu 5 unit Sekolah Dasar (SD), 3 unit Madrasah, 3 unit Sekolah Menengah Pertama (SMP), 3 unit Sekolah Menengah Atas (SMA), dan 1 unit Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

4.7.3 Prasarana Kesehatan

Adapun prasarana kesehatan di Kelurahan Wek.5 yaitu 1 unit Puskesmas, 1 unit Klinik, 5 unit Apotek, dan 5 unit Praktek Dokter.

4.7.4 Prasarana Transpotasi

(52)

becak. Selain itu angkutan umum online juga dapat di jangkau di Kelurahan Wek.5. Selain itu jalan raya yang mudah di jangkau penduduk membuat banyak orang menggunakan angkutan pribadi seperti sepeda motor dan mobil.

(53)

BAB V

HASIL PENELITIAN 5.1 Deskripsi Data Hasil Penelitian

Melalui hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti di lapangan melalui teknik informasi dan wawancara dengan informan kunci, informan utama, dan informan tambahan. Peneliti berhasil mengumpulkan data maupun informasi yang berkaitan dengan judul penelitian. Informan yang menjadi sumber informasi peneliti berjumlah lima orang dengan komposisi tiga orang sebagai informan utama, satu orang sebagai informan kunci dan satu orang sebagai informan tambahan. Yang menjadi informan utama adalah ibu sebagai orangtua tunggal, yang menjadi informan kunvi yaitu lurah di Kelurahan Wek.5 dan informan tambahan yaitu tetangga informan utama. Melalui wawancara dengan semua informan diperoleh data mengenai peran orangtua tunggal dalam memenuhi kebutuhan sosial ekonomi keluarga di Kelurahan Wek.5.

5.1.1 Informan Utama I

1. Nama : Efrina Wati 2. Usia : 36 Tahun

3. Agama : Islam

4. Pekerjaan : Buruh Cuci 5. Pendidikan Terakhir : SMA 6. Jumlah Anak : 3 (tiga)

7. Alamat : Jalan Imam Bonjol, Kelurahan Wek.5

Ibu Efrina telah menjadi seorang janda sejak tahun 2013. Penyebab beliau

(54)

suaminya meninggal beliau telah menjadi ibu sekaligus ayah untuk ketiga orang anaknta yang masih berada di bangku sekolah dasar.

Sebelum suaminya meninggal, ibu Efrina bekerja sebagai pedagang di kota asal suaminya. Tetapi semenjak suaminya tiada, beliau pindah kerumah orangtuanya yang sudah tiada.beliau merasa terpukul atas meninggalnya suami. Ia memikirkan nasib ketiga anaknya yang masih kecil serta perekonomian keluarga.

Ibu Efrina menyekolahkan anaknya di sekolah dasar yang tidak jauh dari tempat tinggal mereka. Beliau juga menyekolahkan anaknya di sekolah madrasah dengan biaya Rp.100.000/bulan untuk satu orang anak. Menurutnya bukan hanya pendidikan umum yang diperlukan tetapi pendidikan agama juga sama pentingnya. Menurut beliau pendidikan merupakan hal yang sangat penting untuk masa depan anak-anaknya. Ia juga mendapatkan bantuan pemerintah yaitu PKH yang diterima sebesar Rp.200.000/tiga bulan. Berikut penuturannya:

“ Ibu jadi janda dari tahun 2013 lah dek karena suami ibu sakit terus meninggal.

Sampai ibu gak percaya kalo suami ibu menggial sedih kali ibu rasa itu. Belum lagi anak ibu tiga orang masih kecil-kecil. Pas suami ibu meninggal pindahlah ibu kerumah orangtua yang udah gak ada juga. Yang jadi janda ini berusahalah ibu kerja biar bisa anak-anak itu sekolah, sekolahnya ada dua pagi sekolah SD terus sorenya sekolah mengajdi di madrasah dekat sini. Itulah syukur ada bantuan pemerintah yang Rp.200.000/tiga bulan itu. Walaupun enggak banyak tapi membantulah ibu rasa.”

Beliau bekerja sebagai buruh cuci dengan gaji yang diperoleh sebesar Rp.1.800.000/bulan. Beliau merasa itu tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Untuk keperluan rumah yang biasanya beliau kerluarkan setaip

(55)

bulannya sebesar Rp.1.000.000/bulan. Ibu Efrina tinggal dirumah semi permanen, dimana letaknya dekat dengan sumur umum yang dipakai oleh warga setempat sehingga memudahkannya untuk urusan air. Beliau juga mengikuti kegiatan yang diadakan di sekitar tempat tinggalnya seperti ibu Efrina mengikuti pengajian yang dilakukan setiap bulan dan beliau juga selalu membantu anggota masyarakat lainnya apabila sedang ada acara yang dilegar dan sebagainya. Hubungan beliau dengan anggota masyarakat lainnya terjalin dengan sangat baik. Ibu Efrina memiliki tabungan khusus yang dapat digunakan saat keperluan yang mendesak.

Seperti apabila ia sakit atau salah satu anggota keluarganya sakit dan memerlukan biaya yang tidak sedikit. Berikut penuturannya:

“ Ibu kerjanya jadi buruh cuci. Dari situlah buat biaya keperluan keluarga, pendidikan anak-anak itu sama tabunganlah dikit dikit. Itu juga masih kurang karena keperluan yang kayak gitu enggak dikit kan dek. Tapi untunglah rumah yang ibu tempati sekarang punya mendiang orangtua ibu jadi agak sedikit berkuranglah biaya.”

Untuk urusan makan, beliau selalu menyempatkan masak karena beliau dapat menghemat uang. Setiap malam ibu Efrina selalu menyempatkan untuk selalu membantu anak-anaknya mengerjakan tugas sekolah, mengontrol anak-anak pada saat proses belajar dan memberikan nasehat serta selalu mendukung anak-anaknya dalam kegiatan positif dan mengembangkan minat bakat anak-anaknya.

Terkadang saat sendiri, beliau akan menangis memikirkan nasib anak-anaknya yang tidak memiliki sosok seorang ayah dalam proses tumbuh kembang anak- anaknya. Tapi ibu Efrina selalu percaya Tuhan selalu menolongnya dalam

(56)

“ Ibu tiap malam selalu itu nyempatin nolongin anak-anak belajar macam bantu ngerjain pr udah gitu ngelihatin anak-anak itu belajar biar gak bisa main-main.

Sesekali ibu kasih nasehat biar rajin orang ini belajar apalagi orang ini Cuma ibulah orangtua orang itu sekarang. Ibu inshaallah selalu bersykurnya sama yang dikasih Tuhan. Kadang memang sedih ibu rasa memikirkan nasib anak-anak ibu itu tapi di sisi lain orang itulah penyemangat ibu. Walaupun kerja ibu cuma tukang cuci yang penting halal bisa kasih makan keluarga sama sekolahkan anak- anak itu.”

5.1.2 Informan Utama II

1. Nama : Riska Putri 2. Usia : 35 Tahun

3. Agama : Islam

4. Pekerjaan : Tukang Jahit 5. Pendidikan Terakhir : S1

6. Jumlah Anak : 3 (tiga)

7. Alamat : Jalan Bonjol Kelurahan Wek.5

Ibu Riska telah menjadi orangtua tunggal semenjak tahun 2016. Beliau menjadi orangtua tunggal karena bercerai dengan suaminya. Faktor penyebab beliau dengan suami bercerai yaitu suaminya memiliki wanita lain sehingga ibu Riska tidak sanggup dan bercerai. Selain itu penyebab beliau bercerai yaitu suamimya tidak memberikan nafkah kepada beliau dan anak-anaknya. Sebelum mereka bercerai mereka memiliki tiga orang anak yang masih kecil. Beliau bekerja sebagai tukang jahit. Ia menekuni pekerjaan tersebut dikarenakan untuk

(57)

memenuhi kebutuhan keluarga. Penghasilan yang diperoleh beliau sebagai tukang jahit rata-rata menghasilkan Rp.800.000/bulan.

Saat ini dua dari tiga anak beliau udah bersekolah di sekolah dasar dekat dengan tempat tinggal mereka dan pada sore hari anak-anaknya bersekolah di madrasah. Untuk biaya sekolah anak-anaknya yang harus dikeluarkan beliau sebesar Rp.50.000/bulan untuk satu orang anak. Untuk keperluan keluarga biaya yang harus dikeluarkan oleh beliau sebesar Rp.250.000/dua minggu. Terkadang ibu Riska mendapatkan bantuan dari saudaranya. Beliau merasa terbebani dengan bantuan yang diberikan saudaranya karena beliau sendiri tidak mendapatkan bantuan dari pemerintah. Berikut penuturannya:

“ Semenjak ibu bercerai berpikirlah ibu cari uang biar bisa sekolah anak-anak ibu ini. Belum lagi kebutuhan rumah banyak kali. Anak ibu ada tiga orang baru lagi dua yang sekolah. Kadang segan hati ibu dibantu sama saudara ibu karena kasihan dia lihat orang ibu mungkin takut anak-anak ini enggak sekolah sama enggak bisa makan.”

Untuk saat ini beliau tinggal dirumah semi permanen milik orangtuanya yang sudah tiada. Semenjak bercerai, mantan suaminya tidak memberikan nafkah kepada anak-anaknya. Terkadang ibu Riska juga meminjam uang kepada tetangganya agar dapat memenuhi kebutuhan keluarganya apabila uang yang didapatkannya menjadi penjahit sudah habis. Berikut penuturannya:

“ Itu mantan suami ibu enggak ada kasih duit buat anak-anaknya, untuk uang sekolahnya aja ibu yang nanggung semua. Memang enggak ada itu otaknya dibiarkannya anaknya enggak makan. Ibu kalau enggak ada uang lagi karena

Gambar

Tabel 4.1 Sumber profil Kelurahan Wek.5 oleh Luran Wek.5
Tabel 4.2 Sumber Struktur Organisasi Kelurahan Wek.5 oleh Lurah Wek.5
Gambar 1. Wawancara Informan utama I
Gambar 4. Wawancara Informan Tambahan

Referensi

Dokumen terkait

kuliner yang disajikan pada momen-momen terrentu saja, sepcrti kuliner yang hanya dapat ditcmul pada kegiatan tradisi atau upacara.. tcrtcntu- Namun terkadang, ada

Adapun hal ini sesuai dengan tujuan pengajaran bahasa Arab di lembaga pendidikan saat sekarang ini yaitu selain dari menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya bahasa

Untuk orang-orang yang saat ini sedang duduk dan kesakitan di luar sana, jika saya ingin meringkas hidup saya dan meringkas apa yang dapat mereka lakukan dalam

mempermudah mineral dari bahan organik untuk digunakan oleh tanaman.Pada pengamatan tinggi tanaman menunjukan bahwa dari perlakuan mulsa jerami yang dicacah dan

Berdasarkan laporan yang masuk, Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Akomodasi Lainnya di Sumatera Barat bulan November 2014 tercatat sebesar 36,39 persen, naik 0,90

[r]

Jika dibandingkan antara Maret 2014 dan September 2014, maka garis kemiskinan daerah perkotaan meningkat sebesar 4,24 persen sedangkan di daerah perdesaan juga

[r]