Diterbitkan oleh : Jurusan Teknik Elektro
Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang
Penerapan Metode Simple Additive Weighting dalam Sistem Pendukung Keputusan Kelayakan Laboratorium Komputer SMP dan SMA Negeri untuk Unit Pelaksana Teknis Dinas Pendidikan Kecamatan Sukorejo
Wakhidatul Fauziah dan Said Sunardiyo ... 43 Rancang Bangun Aplikasi Tes Psikologi “HoTest” (Holland Advanced-Study Test) dengan Menerapkan Alat Ukur SDS (Self-Directed Search)
Inayah Kurniawati dan Anggraini Mulwinda ... 51 Implementasi Sistem Pendukung Keputusan Peminatan Peserta Didik SMA menggunakan Metode AHP (Analytic Hierarchy Process) dan SAW (Simple Additive Weighting)
Kitnas Dian Purwitasari dan Feddy Setio Pribadi ... 57 Pengembangan Media Animasi Interaktif 3(Tiga) Dimensi sebagai Alat Bantu Ajar Mata Pelajaran IPA Kelas VII menggunakan Blender Game Engine
Usman Channy Affandidan Hari Wibawanto ... 62 Pengembangan Ensiklopedi Elektronika Berbasis Wiki
Rais Alfian Ansharullah, Hari Wibawanto dan Tatyantoro Andrasto ... 71 Rancang Bangun Alat Timbang Digital Bebasis AVR Tipe ATmega32
Arif Lukman Khakimdan Sugeng Purbawanto ... 76 Aplikasi Fuzzy Logic untuk Pengendali Motor DC Berbasis Mikrokontroler ATMega8535 dengan Sensor Photodioda
Mohamad Nadhif dan Suryono ... 81 Pengembangan Lampu LED Alternatif sebagai Efisiensi Daya
Anjar Triyanto dan Yohanes Primadiyono ... 86
Volume 7 Nomer 2 Juli - Desember 2015
JURNAL ISSN : 1411 - 0059
Jurnal : ISSN : 1411 – 0059
TEKNIK ELEKTRO
publikasi ilmiah bidang teknik elektro
Penanggung jawab :
Ketua Jurusan Teknik Elektro FT UNNES Pimpinan Penyunting :
Drs. Subiyanto, M.T
Penyunting Ahli :
Bidang Ketenagaan Bidang Pengolahan Isyarat Dr. Eko Supraptono, M.Pd Dr. Noor Hudallah, M.T
Drs. Djoko Adi Widodo, M.T Dr.‐Ing. Dhidik Prastiyanto, S.T, M.T Drs. Said Sunardiyo, M.T Ir. Ulfah Mediaty Arief, M.T
Riana Devi Mahadji Putri, S.T., M.T
Bidang Elektronika dan Kendali Bidang Komputer dan Informatika
Dr. I Made Sudana, M.Pd Dr. Djuniadi, M.T
Drs. Suryono, M.T Dr. Hari Wibawanto, M.T
Tatyantoro Andrasto, S.T, M.T Feddy Setio Pribadi, S.Pd., M.T Penyunting Pelaksana:
Arief Arfriandi S.T., M.Eng Alfa Faridh Suni, S.T., M.T Aryo Baskoro Utomo S.T., M.T
Tata Usaha : Ubaidillah Siroj, S.T
Alamat Redaksi :
Gedung E6 Lt.2 Teknik Elektro Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229 Indonesia. Telp 024 – 850814, Fax. 024 – 8508104. e-mail :
[email protected] Penerbit :
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang
Ijin Terbit :
SK Dekan Fakultas Teknik Unnes No. 10/2000 tanggal 5 Januari 2000
Redaksi menerima sumbangan tulisan berupa naskah atau artikel asli/belum pernah diterbitkan di media lainnya. Tema relevan dengan elektroteknik dalam bentuk tulisan hasil riset maupun konseptual
Pedoman bagi penulis dapat dilihat pada halaman sampul belakang bagian dalam.
JURNAL TEKNIK ELEKTRO
Pengantar Redaksi
Pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi khususnya di bidang penelitian dapat diwujudkan dalam berbagai aktivitas akademik. Salah satunya adalah dengan mempublikasikan artikel hasil penelitian atau konseptual melalui Jurnal. Publikasi melalui Jurnal Teknik Elektro ini juga sebagai upaya menjadikan Universitas Negeri Semarang sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam pembangunan nasional,
Jurnal Teknik Elektro mulai Tahun 2009 terbit dengan dua edisi, yaitu periode edisi Januari sampai dengan Juni dan periode Juli sampai dengan Desember. Upaya menjadikan dua edisi dimaksudkan agar dapat lebih meningkatkan gairah menulis dan mutu artikel khususnya bagi para staf pengajar di lingkungan Jurusan Teknik Elektro FT Unnes dan masyarakat luas pada umumnya.
Akhirnya Jurnal Teknik Elektro dengan dua edisi yang terbit ini dapat memberikan manfaat yang banyak bagi para pembaca dan pemerhati masalah keteknikelektroan.
Selanjutnya untuk perbaikan dalam penerbitan Jurnal, redaksi senantiasa menunggu kritik dan saran dari para pembaca yang budiman.
Redaksi
Penerapan Metode Simple Additive Weighting dalam Sistem Pendukung Keputusan Kelayakan
Laboratorium Komputer SMP dan SMA Negeri untuk Unit Pelaksana Teknis Dinas Pendidikan
Kecamatan Sukorejo
Wakhidatul Fauziah dan Said Sunardiyo
Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang, Indonesia [email protected]
Abstrak— Perluasan pemanfaatan komputer yang semula dimanfaatkan sedikit orang, kini menjadi dimanfaatkan banyak orang. Hal ini mengakibatkan perubahan pada berbagai bidang kehidupan seperti halnya dalam proses pengambilan sebuah keputusan, terkadang keputusan yang dibuat oleh seseorang atau sekelompok secara manual kurang akurat dalam penilaiannya, seperti instansi pemerintahan UPTD Pendidikan Kecamatan Sukorejo dalam mengambil sebuah keputusan menentukan kelayakan laboratorium komputer sekolah. Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk membangun sebuah sistem pendukung keputusan dalam menentukan kelayakan laboratorium komputer SMP dan SMA Negeri se Kecamatan Sukorejo menggunakan metode Simple Additive Weighting. Metode pengembangan sistem yang digunakan adalah model sekuensial linier, atau biasa disebut model air terjun (waterfall), metode ini merupakan salah satu model pengembangan berbasis SDLC (System Development Life Cycle). Hasil penelitian dengan pengujian sistem oleh 3 orang ahli dengan hasil 88,67% (Sangat Setuju), 2 orang admin dengan hasil 90% (Sangat Setuju), 2 orang pengunjung dengan hasil 86,23% (Sangat Setuju), dan pengujian blackbox yang semua hasilnya adalah valid. Setelah sistem ini digunakan untuk memberi keputusan kelayakan laboraorium komputer enam sekolah, hasil dari keenam sekolah tersebut adalah layak. Hasil dari kelayakan laboratorium tersebut untuk laporan kepada pemerintah tentang perkembangan laboratorium komputer. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diperoleh simpulan bahwa sistem ini layak digunakan dan memberikan kemudahan bagi staf ahli sarana dan prasarana UPTD Pendidikan dalam menentukan kelayakan laboratorium komputer dibandingkan dengan cara manual.
Kata kunci— UPTD, Waterfall, Simple Additive Weighting
I. PENDAHULUAN
Perluasan pemanfaatan komputer yang semula dimanfaatkan sedikit orang, kini menjadi dimanfaatkan banyak orang. Hal ini mengakibatkan perubahan pada berbagai bidang kehidupan seperti halnya dalam proses pengambilan sebuah keputusan, terkadang keputusan yang dibuat oleh seseorang atau sekelompok kurang akurat dalam penilaiannya, seperti instansi pemerintahan UPTD Pendidikan Kecamatan Sukorejo dalam mengambil sebuah keputusan menentukan kelayakan laboratorium komputer. Dalam penelitian ini menggunakan objek SMP dan SMA Negeri di Kecamatan Sukorejo, karena sekolah negeri yang mendapat bantuan operasional pendidikan dari pemerintah terutama sarana laboratorium komputer, maka diharapkan hasil dari kelayakan laboratorium tersebut dilaporkan ke pemerintah untuk memonitor sarana dan prasarana laboratorium tersebut, serta untuk memberi informasi kepada masyarakat luas.
Kebijakan pemerintah dalam hal pendidikan seperti yang dimuat dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) No. 24 Tahun 2007 yang mengatur tentang
standar sarana dan prasarana sekolah termasuk di dalamnya laboratorium komputer. Setiap laboratorium komputer yang ada di sekolah SMP, SMA, MTS, MA, dan SMK harus memenuhi kriteria-kriteria yang telah disebutkan dalam peraturan ini. Berdasarkan Permendiknas No. 24 Tahun 2007, laboratorium komputer berfungsi sebagai tempat mengembangkan keterampilan dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi. Di dalam Permendiknas No. 24 Tahun 2007 juga mengatur masalah ruang, tata letak, dan perabot-perabot yang ada di dalam laboratorium komputer.
Menurut hasil obervasi, bahwa dalam proses menentukan kelayakan laboratorium komputer SMP dan SMA Negeri masih bersifat subyektif, sehingga keputusan yang dibuat kurang sesuai dengan keadaan di lapangan. Dalam proses pengambilan keputusan banyak faktor yang harus dipertimbangkan yaitu pada kriteria jumlah dan kondisi perabot laboratorium, peralatan pendidikan, media pendidikan, dan perlengkapan lain. Selama ini proses tersebut dilakukan secara manual, hal ini menyebabkan hasilnya kurang akurat.
Untuk memudahkan UPTD Pendidikan Kecamatan Sukorejo
43
dalam mengambil sebuah keputusan menentukan kelayakan laboratorium komputer dibutuhkan sebuah sistem yang dapat mengelola dan menyeleksi faktor-faktor tersebut secara obyektif agar didapatkan sebuah hasil keputusan yang cepat, tepat dan akurat.
Sistem tersebut adalah sebuah sistem pendukung keputusan dengan menggunakan metode Simple Additive Weighting (SAW) yang akan bekerja untuk menentukan kelayakan laboratorium komputer SMP dan SMA Negeri.
Metode Simple Additive Weighting (SAW) sering juga dikenal dengan istilah metode penjumlahan terbobot. Konsep dasar SAW adalah mencari penjumlahan terbobot dari kinerja setiap alternatif pada semua atribut [1]. Metode SAW membutuhkan proses normalisasi matriks keputusan (X) ke suatu skala yang dapat dibandingkan dengan semua rating alternatif yang ada. Metode SAW ini sangat sederhana dan mudah dipahami serta bisa diimplementasikan pada sistem pendukung keputusan yang dibuat dengan memperhatikan bobot dan kriteria sehingga sistem lebih mudah dan efisien.
Berdasarkan penjelasan diatas, dibuatlah sebuah sistem pendukung keputusan untuk menentukan kelayakan laboratorium komputer, dengan mengambil judul “Penerapan Metode Simple Additive Weighting dalam Sistem Pendukung Keputusan Kelayakan Laboratorium Komputer SMP dan SMA Negeri untuk Unit Pelaksana Teknis Dinas Pendidikan Kecamatan Sukorejo”.
II. METODE PENELITIAN A. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Studi kepustakaan
Dengan membaca, mempelajari dan memahami referensi- referensi atau litelatur yang berhubungan dengan aplikasi database dan pembuatan sistem pendukung keputusan beserta metode yang digunakan.
2. Metode Observasi
Pengamatan atau observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis [2]. Untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, peneliti melakukan observasi langsung dengan pihak yang terkait yaitu UPTD Pendidikan Kecamatan Sukorejo.
3. Metode Angket
Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab [3]. Angket untuk penelitian ini digunakan untuk mengukur tingkat kelayakan atau validasi dari sistem pendukung keputusan yang dibuat peneliti dalam menentukan kelayakan laboratorium komputer di SMP dan SMA Negeri.
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan angket dengan bentuk rating scale, yaitu memberikan pertanyaan tertutup kepada responden untuk menilai sistem yang telah dirancang dengan 5 pilihan jawaban, yaitu: sangat setuju, setuju, kurang setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju.
Analisa data yang berasal dari kuesioner ber-rating 1 sampai 5. Diasumsikan skor dari jawaban pertanyaan tersebut, sebagai berikut:
a. “Sangat Setuju”, menunjukan gradasi nilai paling tinggi yaitu 5.
b. “Setuju”, nilai yang lebih rendah dari “Sangat Setuju”, yaitu 4.
c. “Kurang Setuju”, berada ditingkat lebih rendah dari
“Setuju”, bernilai 3.
d. “Tidak Setuju” nilai lebih rendah dari “Kurang Setuju”
yaitu 2.
Kisi-kisi aspek kuesioner penelitian yang dibagikan kepada ahli ditunjukkan pada Tabel 1.
TABEL I. KISI-KISI ASPEK KUESIONER UNTUK AHLI
No Aspek Jumlah
1 KemudahanPengoperasian (Usabilitas) 3
2 Basis Data 3
3 Isi Konten 3
4 Tampilan Sistem 5
5 Tata Bahasa 3
6 Kehandalan Sistem 3
Jumlah 20
B. Metode Analisa Data
Setelah data diperoleh, selanjutnya data dianalisa. Untuk menganalisa data dari angket, penulis melakukan langkah- langkah sebagai berikut:
a. Angket yang telah diisi responden, diperiksa kelengkapan jawabannya, kemudian disusun sesuai kode responden
b. Mengkuantitatifkan jawaban setiap pertanyaan dengan memberi skor sesuai bobot yang telah ditentukan sebelumnya
c. Membuat tabulasi data
d. Menghitung prosentase tiap sub variable dengan rumus :
Keterangan :
% = presentase sub variable n = Jumlah skor tiap variable N = Jumlah skor maksimum
(Muhammad Ali, 1993:186 dalam Ratna Dewi 2007:44)
e. Berdasarkan prosentase yang telah diperoleh kemudan ditransformasikan ke dalam tabel agar pembacaan penelitian menjadi mudah.
Untuk menentukan kriteria kualitatif dilakukan dengan cara :
1) Menentukan presentase skor ideal (skor maksimum)
2) Menentukan presentase skor terendah (skor minimum)
3) Menentukan range = 100 – 20 = 80
4) Menentukan interval yang dikehendaki = 5 (sangat setuju, setuju, cukup setuju, kurang setuju, tidak setuju) 5) Menentukan lebar interval =
Berdasarkan perhitungan di atas, maka range persentase dan kriteria kualitatif dapat ditetapkan pada Tabel 2.
TABEL II. RANGE PERSENTASE DAN KUALITAS PRODUK
No. Interval Kriteria 1 85% ≥ skor ≤ 100% Sangat Setuju 2 69% ≥ skor ≤ 84% Setuju 3 53% ≥ skor ≤ 68% Cukup Setuju 4 37% ≥ skor ≤ 52% Ragu-ragu 5 20% ≥ skor ≤ 36% Tidak Setuju C. Metode Pengembangan Sistem
Metode pengembangan sistem yang digunakan adalah model sekuensial linier, atau biasa disebut model air terjun (waterfall), disebut demikian karena kemajuan suatu sistem dipandang sebagai suatu hal yang terus mengalir ke bawah (seperti air terjun). Metode ini merupakan salah satu model pengembangan berbasis SDLC (System Development Life Cycle). Menurut [4], metode sekuensial linier ini mengusulkan sebuah pendekatan kepada perkembangan perangkat lunak yang sistematik dan sekuensial yang mulai pada tingkat dan kemajuan sistem pada seluruh analisis, desain, kode, pengujian, dan pemeliharaan. Peneliti menggunakan metode waterfall ini karena cocok dan sesuai dengan sistem yang dikerjakan.
Gambar 1. Model SDLC (Waterfall) [4]
1. Analisis
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan kebutuhan untuk sistem informasi (Perangkat Lunak) yang berupa data input, proses yang terjadi dan output yang diharapkan dengan melakukan wawancara dan observasi.
2. Perancangan (Design)
Pada tahap ini menterjemahkan analisa kebutuhan ke dalam bentuk rancangan sebelum penulisan program yang berupa perancangan antarmuka (input dan output), perancangan file-file atau basis data dan merancang prosedur (algoritma).
3. Pengkodean (Coding)
Hasil rancangan di atas diubah menjadi bentuk yang dimengerti oleh mesin dalam bentuk bahasa pemrograman.
Jika rancangannya rinci maka penulisan program dapat dilakukan dengan cepat.
4. Pengujian (Testing)
Sebelum sistem informasi (Perangkat Lunak) dapat digunakan, maka harus dilakukan pengujian terlebih dahulu. Pengujian difokuskan pada logika internal, fungsi eksternal dan mencari semua kemungkinan kesalahan, dan memeriksa apakah sesuai dengan hasil yang diinginkan.
a. Diagram Konteks
Gambar 2. Diagram Konteks b. DFD Level 1
Gambar 3. DFD Level 1 Ana
lisis
Desai n
Tes Kod
e
c. DFD Level 2 (Data Sekolah)
Gambar 4. DFD level 2 d. Entity Relationship Diagram (ERD)
Gambar 5. ERD e. Basis Data
Nama tabel : tb_admin Primary Key : -
Fungsi : Untuk menyimpan data admin dan digunakan untuk login admin.
TABEL III. TABEL DATA ADMIN
Nama Field Jenis Kosong Ket username Varchar(10) Tidak Username admin Password Varchar(50) Tidak Password admin nama_user Varchar(50) Tidak Nama admin f. Perancangan Tampilan Website
Gambar 6. Rancangan Beranda
g. Pengujian
TABEL IV. ASPEK UJI PAKAR
No Aspek Jumlah
1 Kemudahan Pengoperasian (Usabilitas) 3
2 Basis Data 3
3 Isi Konten 3
4 Tampilan Sistem 5
5 Tata Bahasa 3
6 Kehandalan Sistem 3
Jumlah 20
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Analisa SPK Kelayakan Lab. Komputer Menggunakan Metode SAW
Dalam proses penilaian kelayakan laboratorium komputer, menggunakan beberapa kriteria untuk menentukan hasil layak atau tidaknya laboratorium komputer tersebut. Menurut staf ahli sarana dan prasarana UPTD Pendidikan Kecamatan Sukorejo dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) No. 24 Tahun 2007 yang mengatur tentang standar sarana dan prasarana sekolah termasuk di dalamnya laboratorium komputer, di peroleh bobot dan nilai crips per kriteria dari kriteria yang sudah ditentukan di (Permendiknas) No. 24 Tahun 2007, berikut rinciannya:
a. Pemberian Bobot per Kriteria
Langkah awal metode SAW adalah pemberian nilai bobot di setiap kriteria data laboratorium. Bobot ini diperoleh dari observasi dan wawancara dengan staf ahli sarana dan prasarana sekolah di UPTD Pendidikan Kecamatan Sukorejo dengan mempertimbangkan &
mengacu pada (Permendiknas) No. 24 Tahun 2007.
TABEL V. BOBOT PER KRITERIA
Kriteria (C) Bobot (W)
C1 Luas Ruangan 10
C2 Kursi siswa 10
C3 Meja siswa 10
C4 Kursi guru 3
C5 Meja guru 3
C6 Komputer 10
C7 Printer 2
C8 Scanner 2
C9 Titik akses internet 5 C10 LAN (Local Area Network) 10
C11 Stabilizer 10
C12 Modul 3
C13 Papan tulis 3
C14 Tempat sampah 2
C15 Jam dinding 2
C16 Proyektor 5
Jumlah 90
b. Pemberian Nilai crips per Kriteria TABEL VI. NILAI CRIPS LUAS RUANGAN
Keterangan Nilai Ket Luas ruangan => 2 m2 x jumlah siswa 1 Layak
Luas ruangan => 1m2 < 2 m2 x jumlah siswa
0,5 Cukup Layak Luas ruangan > 0 < 1 m2 x jumlah
siswa
0,25 Kurang Layak Luas ruangan = 0 m2 x jumlah
siswa
0 Tidak Layak
TABEL VII. NILAI CRIPS MEJA GURU
Keterangan Nilai Ket Jumlah Kursi Guru => 1 1 Layak
Jumlah Kursi Guru = 0 0 Tidak Layak
c. Penjabaran Data Laboratorium Sekolah pada Setiap Kriteria
TABEL VIII. NILAI STANDAR DAN BOBOT PER KRITERIA SMPN1 SUKOREJO
Kriteria (C) Data Nilai Standar Nilai Bobot data Luas Ruangan 80 m2 32 x 2 m2 = 64
m2
(80 > 62) = 1 Kursi siswa 37 32 (37 > 31) = 1 Meja siswa 32 31 / 2 = 15,5 (32 > 15,5) = 1
Kursi guru 1 1 (1 = 1) = 1
Meja guru 1 1 (1 = 1) = 1
Komputer 28 31 / 2 = 15,5 (28 > 15,5) = 1
Printer 1 1 (1 = 1) = 1
Scanner 1 1 (1 = 1) = 1
Titik akses internet
1 1 (1 = 1) = 1
LAN 22 31 / 2 = 15,5 (22>15,5) = 1 Stabilizer 25 31 / 2 = 15,5 (25 > 15,5) = 1
Modul 0 1 (0 < 1) = 0
Papan tulis 1 1 (1 = 1) = 1
Tempat sampah 0 1 (0 < 1) = 0
Jam dinding 1 1 (1 = 1) = 1
Proyektor 1 1 (1 = 1) = 1
Jumlah Siswa (251/8) =31,375 => 31
d. Rating Kecocokan Alternatif pada Setiap Kriteria TABEL IX. RATING KECOCOKAN ALTERNATIF PADA SETIAP KRITERIA
Kriteria SMP N 1
Standar
Kelayakan Nilai Layak
C1 1 Cukup layak 0,5
C2 1 Cukup layak 0,5
C3 1 Cukup layak 0,5
C4 1 Layak 1
C5 1 Layak 1
C6 1 Cukup layak 0,5
C7 1 Layak 1
C8 1 Layak 1
C9 1 Layak 1
C10 1 Cukup layak 0,5
C11 1 Cukup layak 0,5
Kriteria SMP N 1
Standar
Kelayakan Nilai Layak
C12 0 Layak 1
C13 1 Layak 1
C14 0 Layak 1
C15 1 Layak 1
C16 1 Layak 1
Siswa 31
Bobot kriteria sama dengan Tabel 5, maka penyelesaiannya adalah sebagai berikut:
Keterangan :
LAB = Data Lapangan Laboratorium L = Data Standar Kelayakan
MAX = Nilai maksimum dari LAB dan L TABEL X. KEPUTUSAN LABORATORIUM SMPN1SUKOREJO
TABEL XI. PROSES NORMALISASI MATRIKS KEPUTUSAN KE SKALA YANG
DIBANDINGKAN DENGAN SEMUA RATING DATA LAB SMPN1 SUKOREJO
Tabel 11 dihitung dengan cara :
TABEL XII. PROSES PREFERENSI UNTUK DATA LAB SMPN1SUKOREJO
Tabel 12 dihitung dengan cara:
Cara menghitung hasil akhir adalah:
Jika HASIL > Nilai Standar, maka dikategorikan
“Layak”
Jika HASIL < Nilai Standar, maka dikategorikan
“Tidak Layak”
SMP N 1 Sukorejo dengan hasil 85 > 47,5 maka dikategorikan “Layak”
B. Tampilan Website a. Tampilan Beranda
Gambar 7. Tampilan Beranda b. Tampilan Input Data Lab. Komputer
Gambar 8. Tampilan Input Data Lab. Komputer c. Tampilan Hasil Cetak
Gambar 9. Tampilan Cetak 1
Gambar 10. Tampilan Cetak 2 C. Analisa Hasil Angket Uji Kelayakan
Dalam analisa hasil uji kelayakan oleh ahli teknologi informatika ini terdapat 20 pertanyaan yang diajukan kepada 3 responden, atau dalam hal ini 3 dosen PTIK Universitas Negeri Semarang, sehingga skor tertinggi dan terendah item penilaian yang dapat dihasilkan adalah sebagai berikut:
X (Skor Tertinggi) = 5 x 3 = 15 Y (Skor Terendah) = 1 x 3 = 3
TABEL XIII. HASIL UJI KELAYAKAN AHLI PERANGKAT LUNAK
No Keterangan Skor Presentase
Kemudahan Software 1 Software mudah dioperasikan dan
dipahami
15 100%
2 Software memiliki input yang sederhana 9 60%
3 Software dapat berfungsi dengan baik dan tanpa adanya eror
15 100%
Basis Data
4 Input data terdokumentasikan semua kedalam basis data
15 100%
5 Data dalam basis data dapat diakses dengan mudah
13 86,7%
6 Data dalam basis data tersusun rapi dan mudah dipahami
13 86,7%
Isi Konten
7 Menyimpan informasi tentang sekolah jenjang SMP dan SMA se Kecamatan Sukorejo
15 100%
8 Memiliki Konten yang relevan 13 86,7%
9 Memiliki menu untuk admin untuk mengendalikan sistem
13 86,7%
Tampilan
10 Desain Software menarik perhatian 14 93,3%
11 Tampilan Software sederhana 13 86,7%
12 Bentuk font mudah untuk dipahami 15 100%
No Keterangan Skor Presentase 13 Pilihan kombinasi warna tampilan
Software menarik
13 86,7%
14 Tombol-tombol dan menu perintah Software sederhana dan mudah dioperasikan
15 100%
Tata Bahasa
15 Penggunaan bahasa dalam Software menggunakan tata bahasa yang baik dan benar
14 93,3%
16 Informasi yang ditampilkan mudah dipahami
13 86,7%
17 Terdapat menu tanya jawab yang bisa digunakan oleh pengunjung
15 100%
Kehandalan Software
18 Software bisa bekerja dalam waktu yang cepat
14 93,3%
19 Software masih bisa berjalan dan memberi pesan yang jelas apabila terdapat kesalahan dalam login maupun pengolahan data
15 100%
20 Software dengan metode Simple Additive Weighting (SAW) membantu admin dalam menentukan kelayakan laboratorium sekolah
4 26,6%
Berdasarkan hasil uji kelayakan sistem informasi oleh ahli perangkat lunak, maka didapatkan hasil rata - rata skor dari seluruh krieria adalah 88,67% yang dapat dikategorikan ke dalam kriteria “Sangat Setuju” dalam range kriteria sistem informasi.
D. Pembahasan
Hasil dari penelitian adalah terciptanya sistem pendukung keputusan kelayakan laboratorium komputer menggunakan metode Simple Additive Weighting (SAW) . Hasil penelitian berupa website yang berisi file-file php dan file-file gambar.
Sistem ini nantinya dapat digunakan sebagai website sistem pendukung keputusan sekaligus sebagai sistem informasi kepada penduduk di wilayah Kecamatan Sukorejo.
Perhitungan algoritma SAW digunakan untuk penjumlahan terbobot dari kriteria yang sudah ditentukan sehingga menentukan hasil kelayakan. Pengujian tingkat kebenaran perhitungan program (coding) yang dihasilkan, dibuktikan dengan menggunakan perhitungan manual menggunakan excel.
Ada 2 (dua) user dalam sistem ini, yaitu admin (staf ahli) dan pengunjung (masyarakat umum). Dimana admin melakukan login sistem untuk memasukkan data yang diperoleh dilapangan yakni data tentang laboratorium komputer SMP dan SMA Negeri dan datanya akan diolah dalam sistem pendukung keputusan ini dengan metode Simple Additive Weighting (SAW). Sedangkan pengunjung dapat melihat info tentang SMP dan SMA Negeri se Kecamatan Sukorejo beserta hasil penilaian kelayakan laboratorium komputernya.
Berdasarkan hasil perhitungan kelayakan laboratorium dengan menggunakan metode Simple Additive Weighting (SAW) diperoleh hasil kelayakan tiap sekolah,hasilnya sebagai berikut:
1. SMP N 1 Sukorejo dengan hasil 85 dikategorikan
“Layak”
2. SMP N 2 Sukorejo dengan hasil 83 dikategorikan
“Layak”
3. SMP N 3 Sukorejo dengan hasil 83 dikategorikan
“Layak”
4. SMP N 4 Sukorejo dengan hasil 80 dikategorikan
“Layak”
5. SMA N 1 Sukorejo dengan hasil 90 dikategorikan
“Layak”
6. SMA N 2 Sukorejo dengan hasil 85 dikategorikan
“Layak”
Berdasarkan hasil pengujian sistem menggunakan uji angket kepada ahli perangkat lunak, admin dan pengunjung, diperoleh hasil sebagai berikut:
1. 3 Ahli dengan presentase 88,67% dikategorikan
“Sangat Setuju”
2. 2 Admin dengan presentase 90% dikategorikan
“ Sangat Setuju”
3. 3 Pengunjung dengan presentase 86,23% dikategorikan
“Sangat Setuju”
Meskipun hasil pengujian sistem semua “Sangat Setuju”, namun masih banyak sekali kekurangan yang terdapat pada sistem pendukung keputusan kelayakan laboratorium ini, seperti hal nya saat uji kelayakan ke ahli perangkat lunak ada satu point pertanyaan yang mengatakan “sangat tidak setuju”
karena peneliti belum menunjukkan ketepatan hitungan metode Simple Additive Weighting (SAW) secara manual atau menggunakan Ms.excel dengan perhitungan di sisitem pendukung keputusan ini
.
IV. SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat di buat simpulan sebagai berikut:
1. Sistem pendukung keputusan ini dibuat dengan mengacu pada Permendiknas No. 24 Tahun 2007, yang di dalamnya terdapat standar sarana dan prasarana laboratorium komputer. Sistem ini menggunakan metode (SAW) dengan hasil akhir yang ditampilkan berupa layak atau tidaknya laboratorium tersebut. Selain berfungsi sebagai sistem pendukung keputusan, juga berfungsi sebagai sistem informasi yang dapat memberikan informasi mengenai SMP dan SMA Negeri se Kabupaten Kendal dan tentang laboratorium Komputer terhadap masyarakat luas.
2. Sistem ini layak digunakan dan memberikan kemudahan bagi staf ahli sarana dan prasarana Dinas Pendidikan dalam menentukan kelayakan laboratorium komputer dibandingkan dengan cara manual, hal ini dibuktikan dengan pengujian sistem oleh 3 orang ahli dengan hasil 88,67% (Sangat Setuju), 2 orang admin dengan hasil 90%
(Sangat Setuju), 2 orang pengunjung dengan hasil 86,23%
(Sangat Setuju), dan pengujian blackbox yang semua hasilnya adalah valid.
REFERENSI
[1] Kusumadewi, Sri dkk. 2006. Fuzzy Multi-Attribute Decision Making (FUZZY MADM). Yogyakarta: Graha Ilmu.
[2] Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
[3] Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D.
Bandung: Alfabeta.
[4] Pressman, S Roger. 2002. Rekayasa Perangkat Lunak Pendekatan Praktisi. Yogyakarta: Andi .
[5] Kemdikbud. 2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007 Tanggal 28 Juni 2007 (Standar Sarana Dan Prasarana Sekolah/Madrasah Pendidikan Umum). Tersedia di http://bsnp- indonesia.org/id/wp-
content/uploads/sarana/Permen_24_2007_SarprasSekolahMadrasah.zip [Diakses 12-1-2015]
[6] Eniyati, Sri. 2011. Perancangan Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan untuk Penerimaan Beasiswa dengan Metode SAW (Simple Additive Weighting). Semarang: Universitas Stikubank, 16/2: 171-176.
Tersedia di
https://www.unisbank.ac.id/ojs/index.php/fti1/article/download/364/24 1 [Diakses 16-1-2015].
[7] Hosama, Novita. 2011. Sistem Pendukung Keputusan Untuk Penentuan Calon Pelamar Kerja Dan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Simple Additive Weighting (Studi Kasus : Stikom Career Center (Scc) Surabaya)”. Surabaya: Sekolah Tinggi Manajemen Informatika &
Teknik Komputer Surabaya. Tersedia di
http://jurnal.stikom.edu/index.php/jsika/article/view/107 [Diakses 22- 1-2015].
[8] Jovan, FN. 2007. Panduan Praktis Membuat Web dengan PHP untuk pemula. Jakarta Selatan: Media Kita.
[9] Kadir, Abdul. 2003. Dasar Pemrograman Web Dinamis Menggunakan PHP. Yogyakarta: Andi.
[10] Kusrini. 2007. Konsep dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan.
Yogyakarta: Andi.
[11] Marlinda. 2004. Sistem Basis Data.Yogyakarta: ANDI.
[12] Nugroho, Bunafit. 2009. Database Relational dengan MySQL.
Yogyakarta: Andi.
[13] Okaputra, Alif Wahyu. 2014. Sistem Pendukung Keputusan Kelayakan Pemberian Kredit Motor Menggunakan Metode Simple Additive Weighting Pada Perusahaan Leasing Hd Finance. Semarang:
Universitas Dian Nuswantoro. Tersedia di eprints.dinus.ac.id/5228/1/Jurnal_A12.2009.03810.pdf [Diakses 16-1- 2015].
Rancang Bangun Aplikasi Tes Psikologi “HoTest”
(Holland Advanced-Study Test) dengan Menerapkan Alat Ukur SDS (Self-Directed Search)
Inayah Kurniawatidan Anggraini Mulwinda
Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang, Indonesia [email protected]
Abstrak— Tujuan penelitian ini adalah untuk merancang dan membangun aplikasi dengan menerapkan alat ukur SDS (Self-Directed Search) untuk mengukur minat studi lanjut berbasis desktop serta menguji validitas skoringnya. Metode pengembangan aplikasi menggunakan metode Waterfall yang meliputi tahap analisis, desain, kode, dan tes. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi. Metode yang digunakan dalam pengujian aplikasi menggunakan metode analisis pemanfaatan sistem yaitu metode PIECES (Performance, Information, Economics, Control, Efficiency, and Service). Hasil pengujian yang diperoleh adalah bahwa aplikasi “HoTest” (Holland Advanced-Study Test) memiliki kinerja yang baik dengan informasi yang dihasilkan akurat, relevan, dan tepat waktu. Pengujian validitas skoring menunjukkan bahwa aplikasi “HoTest” memiliki validitas skoring yang baik dengan hasil akhir berupa kode ringkas beserta saran studi berdasarkan kamus Holland serta dapat mempermudah pelaksanaan tes minat berbasis komputer. Simpulan dari penelitian ini yaitu aplikasi “HoTest” mempermudah pelaksanaan tes minat dan membantu skoring hasil pengerjaan. Aplikasi “HoTest”memiliki fungsionalitas yang baik dengan hasil penskoran yang valid dan saran sudi yang dapat otomatis ditampilkan. Saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini adalah masih diperlukan adanya pengembangan aplikasi untuk jenis tes psikologi yang lain sehingga dapat mempermudah pelaksanaan tes.
Kata kunci—Aplikasi Tes Psikologi, Tes SDS (Self-Directed Search), Analisis PIECES
I. PENDAHULUAN
Pada saat ini, teknologi dan komunikasi berkembang semakin cepat dari waktu ke waktu. Khususnya perkembangan teknologi komputer dalam penggunaan dan pemanfaatannya diberbagai bidang kehidupan yang mempermudah masyarakat pada umumnya dan individu pada khususnya dalam menunjang kegiatan sehari-hari. Salah satu contoh perkembangan teknologi adalah penggunaan dan pemanfaatan teknologi komputer dalam beberapa cabang ilmu pengetahuan salah satunya adalah psikologi. Dalam bukunya, [1] mendefinisikan psikologi sebagai studi ilmiah terkait proses perilaku dan mental manusia. Penerapan teknologi dalam cabang ilmu psikologi salah satunya adalah dalam tes psikologi. Tes psikologi merupakan sebuah instrumen untuk mengukur kemampuan psikologi suatu subyek [2].
Dalam praktiknya, tes psikologi dalam memahami suatu objek yaitu manusia dengan segala sikap dan tingkah lakunya masih mengggunakan metode lama. Tes psikologi masih menggunakan lembaran questioners atau serangkaian pertanyaan yang diberikan kepada objek terkait. Objek diminta untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada kemudian dikumpulkan kembali dan dihitung serta ditarik sebuah kesimpulan dari hasil pengerjaan. Tentunya hal tersebut akan memakan waktu yang lama dan kurang efektif [3]. Tes yang dikomputerisasikan memberikan keuntungan yang lebih besar dibandingkan dengan tes yang menggunakan pensil dan kertas salah satunya adalah keuntungan dalam
pemeliharaan isi yang dapat digunakan sewaktu-waktu ketika dibutuhkan [4].
Tes psikologi yang dikomputerisasikan tidak hanya seperti game yang dapat digunakan tanpa dibatasi oleh waktu dan tempat. Dari beberapa keuntungan yang ada yaitu dalam segi bahan yang dapat tersimpan atau tidak sekali pakai, penggunaan yang sepenuhnya otomatis, hasil yang dapat disajikan dengan lebih cepat, skor yang dapat disimpan dan dapat digunakan sewaktu-waktu untuk penelitian, dan pengambil tes mendapatkan keuntungan dalam menerima umpan balik secara langsung dari hasil tes yang dikerjakan, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu berupa batasan dalam pembuatan tes yang dikomputerisasikan [5].
Tes-tes psikologi harus digunakan dengan tepat dan efektif.
Salah satunya oleh penguji yang memenuhi syarat agar tidak berdampak buruk. Pengendalian harus dilakukan dalam penggunaan tes-tes psikologi untuk memastikan bahwa tes diberikan oleh penguji yang memenuhi syarat dan mencegah kedekatan orang dengan isi tes yang dapat membuat tes tersebut tidak valid [6].
Jenis tes psikologi sangat beragam dengan fungsi dan kegunaan yang berbeda. Berdasarkan aspek yang diukur tes psikologi terbagi atas tes inteligensi, tes bakat, tes kepribadian, tes prestasi, dan tes minat [7]. Menurut [6], tes minat menjadi sangat penting dikarenakan hakikat dan kekuatan dari minat dan sikap seseorang merupakan aspek yang penting dari kepribadian. Tes minat mengungkapkan reaksi seseorang terhadap berbagai situasi yang secara keseluruhan akan
51
mencerminkan minatnya. Karakteristik dari tes minat secara material memengaruhi prestasi pendidikan dan pekerjaan, hubungan antarpribadi, kesenangan yang didapatkan dari seseorang dari aktivitas di waktu luang, dan fase-fase utama lainnya dari kehidupan sehari-hari. Tes minat sangat penting karena berhubungan dengan minat-minat pekerjaan khususnya bagi usia sekolah. Studi tentang minat mendapatkan dorongan terkuat dari penaksiran pendidikan dan karir [6].
Saat ini banyak ditemukan alat ukur psikologis yang dapat membantu individu dalam masa tersebut. Salah satu alat ukur minat dalam pengembangan karir adalah dari Holland yang mengembangkan alat ukur minat dengan dasar teori Heksagonal yang dapat membantu psikolog ataupun praktisi pendidikan dalam membantu untuk menemukan karir yang sesuai [8]. Sejumlah inventori memberikan analisis minat dalam kurikulum pendidikan atau bidang studi, yang pada gilirannya terkait dengan keputusan karir yang akan dipilihnya.
Salah satu inventori minat yang tersedia dewasa ini adalah SDS (Self-Directed Search).
Tujuan dari penelitian ini adalah bagaimana merancang dan membangun aplikasi tes psikologi dengan penerapan alat ukur SDS (Self-Directed Search) untuk mengukur minat studi lanjut yang lebih banyak dibutuhkan dan penting untuk saat ini serta menguji validitas skoringnya. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan aplikasi tes minat yang dapat membantu pelaksanaan tes dan membantu penskoran dari hasil pengerjaan.
Penelitian dalam rangka pengembangan aplikasi tes psikologi khususnya tes minat ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk: 1) mempermudah pengambil tes dalam mengukur minat-minat pekerjaan dalam hal ini minat studi lanjut sehingga dapat membantu individu dalam memilih pendidikan yang paling tepat sesuai dengan kemampuan, minat, sasaran, nilai, dan kepribadiannya. 2) mempermudah penghitungan hasil sehingga hasil yang didapatkan akan lebih cepat karena penskoran secara otomatis dapat dilakukan.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi perkembangan teknologi khususnya daalam cabang ilmu psikologi untuk membantu dalam menaksir minat individu dengan lebih mudah.
Alat ukur SDS (Self-Directed Search) merupakan salah satu dari pendekatan terhadap penaksiran minat-minat pekerjaan yang dikembangkan oleh Holland. SDS atau Self- Directed Search lebih banyak digunakan karena keringkasan dan kesederhanannya yang dapat memperluas pilihan karir individu. Holland mengemukakan ada 6 kepribadian dasar yang harus dipertimbangkan ketika menyesuaikan keadaan psikologis individu dan karir. Keenam kepribadian dasar tersebut adalah Realistic, Investigative, Artistic, Social, Enterprising, dan Conventional [8].
Kelebihan tes karir Holland adalah sebagai berikut : a. Alat tes ini arahnya sudah jelas yaitu terfokus pada
mengukur minat seseorang.
b. Dengan alat tes ini dapat diketahui karakteristik dari individu.
c. Menunjuk pada taraf inteligensi yang memungkinkan tingkat pendidikan sekolah tertentu.
d. Pandangan Holland sangat relevan bagi bimbingan karir dan konseling karir di institusi pendidikan untuk jenjang pendidikan menengah dan awal pendidikan tinggi.
II. METODE
Metode yang digunakan dalam pembuatan aplikasi adalah metode sekuensial linier atau yang sering disebut sebagai
“siklus kehidupan klasik” atau “metode air terjun”. Pada penelitian ini dilakukan beberapa tahap sesuai dengan alur yang ada di dalam metode sekuensial linier untuk rekayasa perangkat lunak seperti pada gambar 1.
Gambar 1. Model Sekuensial Linier [9]
A. Analisis Perangkat Lunak
Penelitian dalam rangka perancangan dan pengembangan aplikasi dimulai dengan tahap analisis yang meliputi studi pendahuluan, prinsip dan konsep analisis, dan model analisis.
Pada tahap studi pedahuluan, dilakukan pengumpulan data dengan menggunakan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi serta dilakukan identifikasi masalah dan kebutuhan pengguna. Tahap prinsip dan konsep analisis merupakan tahap untuk menentukan perangkat keras dan perangkat lunak yang akan digunakan dalam pengembangan sistem. Tahap akhir dari analisis adalah model analisis. Model analisis harus dapat mencapai tiga tujuan utama yaitu untuk menggambarkan kebutuhan pelanggan, untuk membangun dasar bagi pembuatan desain perangkat lunak, dan untuk membatasi serangkaian persyaratan yang dapat divalidasi ketika perangkat lunak dibangun [9]. Tahap ini adalah tahap pemodelan sistem dengan menggunakan UML (Unified Modelling Language). Menurut [9] model analisis sebelum pembuatan sistem dengan menggunakan UML meliputi:
1. Scenario-based Modelling, yaitu pemodelan skenario dengan menggunakan Use Case Diagram yang digunakan untuk menunjukkan interaksi antara user dan sistem dan Activity Diagram yang digunakan untuk untuk menggambarkan alur interaksi dengan skenario yang lebih spesifik.
2. Flow-oriented Modelling, yaitu model aliran data digunakan untuk mengetahui bagaimana data mengalir melalui serangkaian langkah pemrosesan. Meskipun DFD (Data Flow Diagram) bukan merupakan bagian dari UML, namun dapat digunakan untuk melengkapi diagram UML (Unified Modelling Language). Diagram konteks untuk aplikasi “HoTest” ditunjukkan pada Gambar 4.
Gambar 2. Use Case Diagram Aplikasi “HoTest”
Gambar 3. Activity Diagram “Start Test” Aplikasi “HoTest”
Gambar 4. Diagram Konteks Aplikasi “HoTest”
Gambar 5. Sequence Diagram Pengerjaan Soal Aplikasi “HoTest”
3. Behavioral Modelling, yaitu model untuk merepresentasikan tingkah laku. Dalam hal ini digunakan Sequence Diagram.
4. Class-based Environment, menunjukkan class, fitur, dan relasinya. Sebagai contoh untuk model analisis ini adalah analisis package.
B. Desain
Tahap kedua dalam pengembangan sistem adalah tahap desain yang meliputi desain data, desain arsitektur, dan desain interface. Berikut salah satu desain dari desain arsitektur aplikasi “HoTest”:
Gambar 6. Desain Arsitektur Aplikasi “HoTest” Menu Testee C. Kode
Pada tahap ini dilakukan pembuatan aplikasi menggunakan Netbeans 7.4. Pengkodean dilakukan terhadap rancangan-rancangan baik rancangan aplikasi maupun rancangan tampilan. Bahasa pemrograman yang digunakan dalam pengembangan aplikasi ini adalah menggunakan Java.
SQLite digunakan sebagai database untuk menyimpan data dengan menggunakan versi 3.0. SQLite bersifat portable sehingga database yang dibuat dalam SQLite di Export dalam bentuk SQL File.
D. Test
Pada tahap ini dilakukan pengujian terhadap aplikasi yang sudah dibuat. Pengujian yang dilakukan menggunakan pengujian analisis sistem. Metode yang digunakan untuk melakukan analisis pemanfaatan sistem ini yaitu metode PIECES dengan 6 variabel yaitu Performance, Information, Economics, Control, Efficiency, dan Service. Pengujian diawali dengan menganalisis sistem lama yang ada dan kemudian dilakukan analisis sistem baru yang akan dibangun berdasarkan kelemahan sistem lama yang harus diperbaiki dan berdasar atas kebutuhan pengguna yang berpatokan dengan keenam variabel tersebut.
Dalam menganalisis pemanfaatan aplikasi pada poin Service atau layanan, analisis yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui validitas skoring dari aplikasi “HoTest”. Untuk mengetahui validitas skoring tersebut, pengujian dilakukan dengan memasukkan 10 data hasil tes yang telah dihitung secara manual ke dalam aplikasi “HoTest”. Dalam tahap pengujian ini, hasil yang didapatkan dari aplikasi “HoTest”
akan dibandingkan dengan data yang telah dihitung secara manual.
Hasil akhir dari aplikasi “HoTest” berupa summary code dengan saran studi yang berdasarkan pada kamus Holland.
Salah satu summary code berdasarkan kamus Holland tersebut adalah sebagai berikut:
Kombinasi kode SIA
Saran Pekerjaan: Psychologist, Counseling.
Saran Studi: Jurusan Psikologi, Jurusan Bimbingan dan Konseling.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Aplikasi “HoTest” (Holland Advanced-Study Test) Dalam pembuatan aplikasi “HoTest” terdapat beberapa tahapan yang dilakukan. Tahapan-tahapan tersebut diuraikan sebagai berikut :
a. Mengumpulkan data yang berkaitan dengan tes SDS (Self-Directed Search) seperti soal, penghitungan hasil, laporan hasil, dan program studi yang telah dikelompokkan berdasarkan kepribadian.
b. Mendesain database dan tampilan yang terdiri atas tampilan untuk testee (peserta tes) dan tampilan untuk test-taker (pengambil tes/pemeriksa).
c. Mengaplikasikan desain aplikasi ke dalam bahasa pemrograman menggunakan NetBeans IDE 7.4 sebagai aplikasi yang digunakan untuk membuat aplikasi HoTest dan SQLite Browser sebagai databasenya.
Gambar 7. Halaman Awal Aplikasi “HoTest”
Gambar 8. Halaman Menu Aplikasi “HoTest”
Gambar 9. Halaman Soal Aplikasi “HoTest”
B. Analisis Pemanfaatan Aplikasi 1. Analisis Kinerja (Performance)
Dari hasil analisis kinerja yang dilakukan, aplikasi
“HoTest” memiliki kinerja yang baik dengan response time yang ditunjukkan kurang dari 1 menit pada 7 kasus yang diujikan. Hasil dapat dilihat pada tabel berikut:
TABEL I. HASIL ANALISIS KINERJA HAK AKSES TESTEE
No. Fungsi Hasil yang
Diharapkan Hasil Respon Time 1. Lihat Prosedur
Pengerjaan tes.
Sistem akan menampilkan halaman prosedur pengerjaan.
Valid 0.22 s
2. Lihat About Test
Sistem akan menampilkan halaman “About Test”.
Valid 0.22 s
3. Mulai Pengerjaan Tes
Sistem akan menampilkan form pengisian identitas diri.
Valid 0.40 s
4. Isi Data Diri Sistem akan menyimpan data diri yang diinputkan dan masuk ke halaman soal.
Valid 2.78 s
5. Simpan Hasil Jawaban dan Tampil Halaman Soal
Sistem akan menyimpan hasil dari jawaban yang diinputkan dan menampilkan halaman soal berikutnya.
Valid 1.80 s
6. Isi Minat Ekspreif
Sistem akan menampilkan form pengisian minat ekspresif peserta tes.
Valid 3.57 s
7. Simpan Minat Ekspresif
Sistem akan menyimpan data minat ekspresif peserta tes yang diinputkan dan kembali ke menu utama.
Valid 0.60 s
TABEL II. HASIL ANALISIS KINERJA HAK AKSES TEST-TAKER
2. Analisis Informasi (Information)
Informasi dikatakan berkualitas apabila memenuhi tiga syarat yaitu akurat, relevan, dan tepat waktu. Berikut hasil analisis informasi dari aplikasi “HoTest”:
TABEL III. ANALISIS INFORMASI APLIKASI “HOTEST”
No. Parameter Hasil
1. Akurat Informasi dari laporan hasil pengerjaan yaitu penghitungan hasil atau skoring berupa kode ringkas dengan tiga nilai tertinggi menunjukkan hasil yang akurat dengan saran studi yang dilaporkan sesuai dengan kamus Holland
2. Tepat pada Waktunya
Menggunakan aplikasi “HoTest”, hasil dihitung secara komputerisasi sehingga mempercepat proses penghitungan dan mengurangi kesalahan. Hasil dapat tersimpan dengan baik dan dapat digunakan sewaktu-waktu untuk penelitian.
3. Relevan Informasi yang diberikan cukup akurat karena informasi dibagi sesuai dengan hak akses masing-masing pengguna.
3. Analisis Ekonomi (Economics)
Dengan adanya aplikasi “HoTest”, dapat mengurangi biaya yang dikeluarkan dalam pelaksanaan tes karena soal dan jawaban dapat tersimpan dengan baik yaitu dengan adanya database dan dapat diakses atau digunakan sewaktu-waktu apabila dibutuhkan. Selain itu, dengan adanya aplikasi tersebut test-taker dapat dengan mudah melakukan penskoran serta mengurangi kesalahan dalam penghitungan.
4. Analisis Pengendalian (Control)
Analisis pengendalian berhubungan dengan peningkatan kinerja suatu sistem dan menjamin keamanan data yang dihasilkan. pengendalian untuk keamanan yang ditambahkan saat pelaksanaan tes secara komputerisasi berlangsung, berupa pembuatan halaman soal yang tidak dapat di close ataupun di minimize/maximize dan tidak dapat dilakukan operasi terhadap aplikasi lain. Hal tersebut dimaksudkan untuk meminimalisir kecurangana ataupun pelaksanaan tes yang tidak sempurna seperti berhenti menjalankan aplikasi (menutup aplikasi) ketika tes berlangsung.
5. Analisis Efisiensi (Efficiency)
Aplikasi “HoTest” memiliki efisiensi yang cukup baik, karena sistem yang ada dapat digunakan dengan baik serta menghasilkan output yang sesuai. Dalam proses pembuatannya, kebutuhan waktu, tenaga, biaya, serta pikiran ditumpahkan oleh developer dengan harapan aplikasi yang dibuat tersebut dapat bermanfaat dan meningkatkan kualitas dari informasi serta kualitas pelaksanaan tes yang berlangsung selama ini. Pelaksanaan tes dapat dilakukan tanpa membutuhkan waktu yang lama seperti tes yang dilaksanakan secara manual yang harus mempersiapkan bahan-bahan yang dibutuhkan dalam tes terlebih dulu. Selain itu, penghitungan dari hasil tes tidak perlu membutuhkan waktu yang lama karena sudah dilaksanakan secara komputerisasi. Sehingga dengan adanya aplikasi “HoTest” tersebut, dapat mengefisiensi waktu baik bagi peserta tes maupun test-taker.
6. Analisis Layanan (Service)
Pelayanan dari aplikasi “HoTest” dibahas dalam hasil pengujian yang disimulasikan dan ditanggapi oleh pengguna sekaligus pakar dalam hal ini test-taker di Laboratorium Psikologi Universitas Negeri Semarang. Hasil review yang disampaikan oleh penguji adalah sebagai berikut:
a. Aplikasi “HoTest” dapat membantu untuk mempercepat skoring, mengurangi tingkat kesalahan penghitungan.
b. Hasil skoring (kode ringkas) sudah sesuai (valid) dengan penghitungan secara manual.
c. Aplikasi “HoTest” membantu pemeriksa untuk melakukan verifikasi antara minat yang diekspresikan oleh subjek dengan minat yang ada di kamus.
d. Aplikasi “HoTest” dapat digunakan dalam pelaksanaan tes minat berbasis komputer.
Untuk mengetahui validitas dari skoring yang dihasilkan melalui aplikasi “HoTest”, pengujian dilakukan terhadap 10 sampel data lama yang diambil secara acak oleh penguji untuk diinputkan ke dalam aplikasi “HoTest”. Hasil sesuai dengan review bahwa aplikasi “HoTest” memiliki validitas skoring yang baik serta pencarian hasil saran studi berdasarkan kamus Holland dari summary code yang dihasilkan dapat dilakukan dengan otomatis dengan adanya database.
No. Fungsi Hasil yang
Diharapkan Hasil Respon Time 1. Masuk ke
Halaman Login
Sistem akan menampilkan form Login.
Valid 0.50 s
2. Login Sistem menerima akses login dan masuk ke menu test-taker.
Valid 1.37 s
3. Input Nilai
Sistem akan menampilkan form pengisian data nilai.
Valid 0.69 s
4. Simpan Hasil Input Nilai
Sistem akan
menyimpan hasil yang diinputkan dan menampilkan message box “Data Berhasil Disimpan” dan jika semua data belum terisi, sistem tidak akan menyimpan data tersebut dengan menampilkan peringatan “Data Belum Terisi Lengkap”.
Valid 5.95 s
5. Cetak Hasil
Sistem akan
menampilkan halaman cetak hasil.
Valid 0.43 s
6. Cetak Laporan Hasil
Sistem akan
menampilkan laporan hasil dalam
JasperViewer.
Valid 3.41 s
7. Edit Data Sistem akan
menampilkan form edit data dengan mengambil data dari database sesuai dengan id peserta yang dipilih.
Valid 0.25 s
Gambar 10. Hasil Penghitungan Secara Manual
Gambar 11. Hasil Penghitungan dengan Aplikasi “HoTest”
Analisis sistem yang digunakan untuk aplikasi “HoTest” di atas adalah analisis PIECES (Performance, Information, Economics, Control, Efficiency, and Service). Sesuai yang dikutip dari [10], analisis PIECES digunakan untuk mengetahui permasalahan-permasalahan yang ada untuk digunakan sebagai bahan referensi dan kontrol untuk perubahan sistem itu sendiri. Dari hasil analisis aplikasi HoTest yang dilakukan, beberapa aspek dalam analisis PIECES mendapatkan hasil yang cukup baik. Analisis ini diharapkan dapat dijadikan pertimbangan untuk perbaikan sistem yang sudah ada. Dari hasil analisis ini permasalahan baru yang dapat ditemukan dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk pengembangan sistem yang lebih baik sesuai dengan tujuan yang diharapkan seperti yang dikutip dari [10].
Hasil pengujian dengan tanggapan berupa akurasi penghitungan dan pelaksanaan tes berbasis komputer dapat ditarik kesimpulan bahwa penguji setuju hasil penghitungan memiliki akurasi dan validitas yang baik dengan skor yang ditunjukkan pada aplikasi sama dengan hasil yang ditunjukkan pada penghitungan secara manual. Aplikasi “HoTest” sangat membantu dalam skoring dan pencarian saran studi dengan lebih otomatis serta dapat membantu untuk pelaksanaan tes berbasis komputer.
IV. SIMPULAN
Dari hasil pengujian yang dilakukan, Aplikasi “HoTest”
(Holland Advanced-Study Test) dirancang dan dibangun untuk mempermudah pelaksanaan tes minat SDS (Self-Directed Search) dan membantu skoring dari hasil pengerjaan sesuai dengan kebutuhan pengguna. Berdasarkan pengujian dengan hasil berupa review dari penguji di Laboratorium Universitas Negeri Semarang dan analisis sistem menggunakan metode PIECES, dapat disimpulkan bahwa aplikasi “HoTest”
(Holland Advanced-Study Test) memiliki fungsionalitas yang cukup baik dengan informasi yang dihasilkan merupakan informasi yang akurat, tepat pada waktunya, dan relevan.
Aplikasi “HoTest” memiliki validitas skoring yang baik dengan hasil penghitungan yang disajikan memiliki hasil yang sama dengan penghitungan secara manual. Selain itu, saran studi dapat otomatis dimunculkan sehingga akan memudahkan test-taker dalam mempercepat pencarian saran studi berdasarkan kamus Holland yang ada.
REFERENSI
[1] Atkinson, Rita L., Richard C. Atkinson, Ernest R . Hilgard. 1997.
Pengantar Psikologi. Edisi Kedelapan. (Terjemahan Agus Dharma dan Michael Adryanto. Jakarta: Erlangga).
[2] Fitriani, Wahidah. 2012. Bias Budaya Dalam Tes Psikologi Ditinjau dari Aspek Testee Dan Alternatif Solusinya. Jurnal Ta’dib 15(2): 189- 198.
[3] Budiman, Irfan. 2009. Pembuatan Aplikasi Tes Kepribadian Berbasiskan Sistem Pakar Menggunakan Visual Studio.Net 2008.
Universitas Gunadarma.
http://www.gunadarma.ac.id/library/articles/graduate/computer- science/2009/Artikel_10104875.pdf. 13 Januari 2015.
[4] Foster, David F. 2010. Worldwide Tetsing and Test Security Issues:
Ethical Challenges and Solutions. Journal Ethics & Behaviour 20(3-4):
207-228.
[5] Barak, Azy, dan Nicole English. 2002. Prospect and Limitations of Psychological Testing on the Internet. Journal of Technology in Human Services 19(2-3): 65-89.
[6] Anastasi, Anna., Susana Urbina. 2007. Tes Psikologi. Edisi Ketujuh.
(Terjemahan Robertus Hariono S. Imam. Jakarta: Indeks).
[7] Nur’aeni. 2012. Tes Psikologi : Tes Inteligensi dan Tes Bakat.
Universitas Muhammadiyah Purwokerto Press. Purwokerto.
[8] Lubis, Fitriani Yustikasari. 2008. Pengembangan Alat Ukur Minat untuk Pengembangan Karir pada Lulusan Sekolah Menengah Atas.
Laporan Penelitian. Universitas Padjadjaran. Bandung.
[9] Pressman, Roger S. 2005. Software Engineering : A Practitioner’s Approach. Sixth Edition. New York: McGraw-Hill, Inc.
[10] Respati, Ragil Bayu. 2013. Persepsi Pengguna Terhadap Kinerja Online Public Accsess Catalog (OPAC) Badan Perpustakaan dan Kearsipan Propinsi Jawa Timur (Studi Deskriptif Analisa Sistem Informasi OPAC Badan Perpustakaan dan Kearsipan Propinsi Jawa Timur dengan MenggunakanAnalisis PIECES). Universitas Airlangga.
http://journal.unair.ac.id/filerPDF/jurnal%20ragil.pdf. 06 Mei 2015 (15:25).
Implementasi Sistem Pendukung Keputusan Peminatan Peserta Didik SMA menggunakan Metode AHP (Analytic Hierarchy Process) dan
SAW (Simple Additive Weighting)
Kitnas Dian Purwitasari dan Feddy Setio Pribadi
Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang, Indonesia [email protected]
Abstrak— Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sistem pendukung keputusan yang dapat memudahkan dalam proses peminatan peserta didik SMA dan memberikan alternatif peringkat hasil proses peminatan. Sistem pendukung keputusan (SPK) merupakan suatu sistem yang mendukung manajer dalam pengambilan keputusan untuk permasalahan semi terstruktur dengan tujuan sebagai alat bantu manajer untuk memperluas kapabilitas mereka dalam pengambilan keputusan dan bukan untuk menggantikan manajer. Dengan kurikulum 2013 ini, banyak kriteria yang digunakan dalam peminatan yang bertujuan agar peminatan dapat memasukan peserta didik ke dalam kelompok peminatanyang sesuai dengan bakat dan minat mereka. Apabila antara minat, bakat, kemampuan dan harapannya dengan peminatan yang dipilih tidak sesuai, maka kemampuannya tidak optimal. Guru BK dalam menentukan peminatan peserta didik, banyak kriteria-kriteria yang harus dipertimbangkan. Oleh karena itu dibutuhkan sistem pendukung keputusan untuk memudahkan guru BK dalam menentukan peminatan peserta didik. Metode AHP merupakan suatu metode sistem pendukung keputusan yang dapat memberikan bobot pada kriteria peminatan peserta didik dan menguji konsistensinya. Metode SAW merupakan suatu metode penjumlahan terbobot. Dalam penelitian ini metode AHP digunakan untuk memberikan bobot dari setiap kriteria peminatan peserta didik di SMA Negeri 1 Maos. Kriteria yang digunakan dalam peminatan peserta didik di SMA Negeri 1 Maos adalah nilai raport, nilai ujian nasional, peminatan peserta didik dan peminatan orang tua. Bobot yang diperoleh dari metode AHP menjadi nilai input pada metode SAW dalam menentukan alternatif yang akan dipilih. Dengan adanya sistem ini, diharapkan dapat membantu guru BK dalam menentukan peminatan peserta didik di SMA Negeri 1 Maos.
Kata kunci— SPK, AHP, SAW, peminatan, SMA
I. PENDAHULUAN
Dalam kehidupan manusia, selalu dihadapkan dengan beberapa pilihan yang harus diambil suatu keputusan karena akan berpengaruh untuk kehidupan di masa depan. Banyak hal yang dapat mempengaruhi keputusan apapun yang diambil oleh setiap manusia. Tetapi kemudian, keputusan yang diambil seseorang biasanya tidak didasarkan pada pertimbangan yang cermat sampai beberapa kemungkinan masalah yang akan muncul di masa depan tidak pernah dipikirkan sebelumnya. Masalah dalam memilih suatu keputusan terjadi pada setiap tingkatan usia, termasuk usia remaja saat siswa akan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
SMA/MA dan SMK merupakan jenjang pendidikan atas dimana siswa memilih dan mengikuti pemilihan bidang studi atau jurusan kelas sesuai minat mereka. Namun pada kenyataannya, masih banyak siswa di luar sana yang tidak cocok dengan pilihan mereka. Banyak faktor yang dapat membuat terjadinya masalah ini. Mereka hanya mengikuti saran dan dorongan dari orang tua mereka atau mengikuti pilihan yang dipilih oleh teman dekat mereka. Selain itu ada
paradigma di lingkungan yang menyatakan bahwa salah satu jurusan lebih baik dari jurusan yang lain, sehingga banyak siswa yang memilih karena faktor tersebut. Padahal pemilihan keputusan ini sebenarnya lebih tergantung pada minat dan potensi yang ada pada diri siswa itu sendiri.
Saat ini pemerintah menerapkan sistem pendidikan yang baru yaitu kurikulum 2013. Dimana perubahan yang terjadi pada kurikulum 2013 di SMA/MA dan SMK yaitu adanya kelompok peminatan dan pilihan mata pelajaran pada struktur kurikulum 2013 yang dimulai pada awal masuk kelas X.
Istilah penjurusan peserta didik tidak tertuang dalam kurikulum 2013, istilah yang muncul adalah peminatan peserta didik.Dimana peminatan lebih didasarkan pada upaya pengembangan potensi diri, sedangkan penjurusan lebih didasarkan pada ketetapan sekolah.
Menurut Permendikbud Nomor 69 Tahun 2013 tentang kerangka dasar dan struktur kurikulum SMA/MA, diatur bahwa Kelompok Peminatan yang dipilih peserta didik terdiri atas kelompok Matematika dan Ilmu Alam, Ilmu-ilmu Sosial, dan Ilmu Budaya dan Bahasa. Sejak mendaftar ke SMA, di Kelas X seorang peserta didik sudah harus memilih kelompok peminatan mana yang akan dimasuki.
57
Berdasarkan Pedoman Peminatan Peserta didik Aspek yang perlu dipertimbangkan dalam melakukan pemilihan dan penetapan peminatan peserta didik SMA/MA dan SMK dapat meliputi prestasi belajar, prestasi non akademik, nilai ujian nasional, pernyataan minat peserta didik, cita-cita, perhatian orang tua dan diteksi potensi peserta didik. (Pedoman Peminatan Peserta Didik SMA dan SMK, 2013 :19)
Model yang digunakan dalam sistem pendukung keputusan ini adalah AHP dan SAW. AHP disini digunakan untuk penentuan dalam menentukan bobot dari kriteria yang telah ditentukan, karena kelebihan metode AHP adalah AHP berdasar pada matriks perbandingan pasangan dan melakukan analisis konsistensi. Sedangkan metode SAW digunakan dalam perangkingan alternatif, karena SAW menurut [1]
dapat melakukan proses perangkingan yang akan menyeleksi alternatif terbaik dari sejumlah alternatif, dalam hal ini alternatif yang dimaksud adalah yang berhak masuk peminatan IPA atau IPS berdasarkan kriteria-kriteria yang ditentukan.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan sistem pendukung keputusan untuk memudahkan dalam proses penetapan peminatan peserta didik SMA dan menerapkan metode AHP dan SAW dalam sistem pendukung keputusan untuk memudahkan dalam menentukan perangkingan kelompok peminatan.
II. METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan menggunakan metode penelitian Research and development (R&D). Metode penelitian ini digunakkan dalam penelitian untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut.
Dimana penelitian ini merancang sebuah sistem aplikasi yang mengubah sistem manual yang masih digunakan di SMA Negeri 1 Maos ke sistem yang telah terkomputerisasi, yang lebih ekonomis dan dapat membantu memberikan rekomendasi guru BK dalam melakukan peminatan dan memberikan laporan nantinya.
Berikut alur dalam merancang sistem pendukung keputusan peminatan peserta didik SMA menggunakan metode AHP dan SAW, disajikan pada Gambar 1.
A. Identifikasi Masalah
Langkah awal dalam penelitian ini adalah identifikasi masalah dengan menganalisa dan mempelajari proses peminatan yang berjalan di SMA Negeri 1 Maos saat ini, sehingga peneliti dapat merumuskan permasalahan yang dihadapi oleh pihak dealer.
B. Studi Literatur
Mempelajari literatur dari beberapa bidang ilmu yang berhubungan dengan pembuatan sistem pendukung keputusan untuk peminatan peserta didik SMA menggunakan metode Analytic Hierarchy Process (AHP) dan Simple Additive Weighting (SAW).
C. Pengumpulan Data
Pengumpulan data bertujuan untuk memperoleh data peserta didik yang digunakan dalam perancangan sistem pendukung keputusan dalam peminatan peserta didik SMA.
D. Perancangan Sistem
Sistem yang akan dibangun secara umum adalah suatu aplikasi untuk peminatan peserta didik SMA. Metode yang digunakan yaitu metode AHP untuk pembobotan kriteria yang kemudian dilakukan perangkingan alternatif menggunakan metode SAW.Pada proses perangkingan, inputan berupa data calon peserta didik meliputi, nilai raport SMP/MTs, nilai Ujian Nasional SMP/MTs, minat peserta didik, serta dukungan orang tua.
Untuk membangun sistem pendukung keputusan peminatan peserta didik SMA menggunakan metode AHP dan SAW digunakan model-model diagram yang telah ada, salah satunya yaitudiagram flowchart yang disajikan pada Gambar 2.
Gambar 1. Alur Metodologi Penelitian
Gambar 2. Flowchart Diagram Sistem Gambar 2 dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Proses penerimaan masukan data /input data.Terdapat lima macam inputan, berupa data diri siswa, data nilai raport, data nilai UN, data minat siswa serta data minat atau dukungan orang tua.