• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI DAN OUTPUT PRODUKSI TERHADAP BONUS PADA PT GLOSTRTAR INDONESIA I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGARUH PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI DAN OUTPUT PRODUKSI TERHADAP BONUS PADA PT GLOSTRTAR INDONESIA I"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

169

PENGARUH PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI DAN OUTPUT PRODUKSI TERHADAP BONUS

PADA PT GLOSTRTAR INDONESIA I

Oleh:

DISI ALAWIYAH

DWINANTO PRIYO SUSETYO, SE., M.AK STIE PASIM SUKABUMI

ABSTRAK

Dampak pandemic Coronavirus Disease-19 (COVID-19) yang masuk ke Indonesia memberikan dampak yang sangat serius, sehingga diberlakukannya PSBB hingga ada beberapa kota yaitu penguncian wilayah (lockdown) dan melakukan semua aktifitas dirumah. Permasalahan yang terjadi yaitu terjadinya pengendalian proses produksi dari pengiriman bahan baku hingga sepatu menjadi kurang maksimal sehingga output produksi dan target perusahaan mengalami penurunan yang mengakibatkan sedikitnya orderan yang masuk yang beraikbat pada realisasi pemberian jumlah bonus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengendalian proses produksi dan output produksi terhadap bonus pada PT. Glostar Indonesia I Kabupaten Sukabumi.

Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengna pendekatan metode kuantitatif. Data yang diperoleh dengan cara sekunder. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini laporan produksi dan laporan laba rugi PT Glostar Indonesia I Kabupaten Sukabumi sebanyak 36 data dari periode tahun 2017 sampai dengan tahun 2019. Sebelum dilakukan analisis data terlebih dahulu dilakukan pengujian uji asumsi klasik. Kemudian dilakukan analisis data untuk mengetahui hubungan dan pengaruh yaitu dengan menggunakan analisis korelasi, koefisien determinasi, dan analisis linear berganda, serti uji t dan uji F.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukan bahwa pengendalian proses produksi secara parsial berperngaruh terhadap bonus,output produksi secara parsial berperngaruh terhadap bonus. Hasil penelitian menunjukan bahwa pengendalian proses produksi dan output produksi secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap bonus pada PT. Glostar Indonesia I Kabupaten Sukabumi, yaitu dengan melihat nilai signifikansi 0,007 < 0,05, dan dengan membandingkan F hitung dengan F tabel (5,835 > 3,28), artinya H0 ditolak dan H1 diterima, sehingga hipotesis penelitian yang diajukan dalam penelitian ini terbukti bahwa pengendalian proses produksi dan ouput produksi secara bersama- sama berpengaruh terhadap bonus. Besarnya peranan pengaruh pengendalian proses produksi dan ouput produksi terhadap bonus sebesar 26,1%, sedangkan sisanya sebesar 73,9% dipengaruhi oleh variabel yang tidak diteliti.

Kata kunci: Pengendalian Proses Produksi, Output Produksi, dan Bonus

(2)

170 ABSTRACT

The impact of the Coronavirus Disease-19 (COVID-19) pandemic that entered Indonesia had a very serious impact so that the PSBB was enforced until there were several cities, namely locking areas (lockdown) and carrying out all activities at home. The problem that occurs is that the control of the production process from the delivery of raw materials to shoes is not maximal so that the production output and company targets have decreased which results in the small number of incoming orders which is beneficial to the realization of giving the bonus amount. This study aims to determine the effect of controlling the production process and produce output on bonuses at PT. Glostar Indonesia I, Sukabumi Regency.

The research design used in this study is a quantitative method approach.

Data obtained by secondary means. The sample used in this study is the production report and profit and loss report of PT Glostar Indonesia I Sukabumi Regency as many as 36 data from the 2017 to 2019 period. Before data analysis is carried out, the classical assumption test is conducted first. Then the data analysis was carried out to determine the relationship and influence by using correlation analysis, coefficient of determination, and multiple linear analysis, such as the t-test and the F test.

Based on the results of research that has been done, it shows that controlling the production process partially affects bonuses, production output partially affects bonuses. The results showed that controlling the production process and production output together had a positive and significant effect on bonuses at PT. Glostar Indonesia I Sukabumi Regency, namely by looking at the significance value of 0.007

<0.05, and by comparing the F-count with the F-table (5.835> 3.28), it means that H0 is rejected and H1 is accepted so that the research hypothesis proposed in this study is proof that controlling the production process and production output together affect bonuses. The magnitude of the influence of the control of the production process and produce output on the bonus was 26.1%, while the remaining 73.9% was influenced by variables not examined.

Keywords: Production Process Control, Production Output, and Bonuses

PENDAHULUAN Latar Belakang

Perkembangan perekonomian pada saat ini sangatlah tidak menentu, hal tersebut disebabkan oleh tersebarnya Virus Covid-19 yang berpengaruh besar dalam perekonomian bangsa kita. Dapat

dilihat dalam situasi yang dewasa ini melanda bangsa kita, dimulai dari krisis moneter yang berkepanjangan yang mengakibatkan dunia usaha kita banyak yang mengalami keterpurukan. Situasi ini terjadi pada perusahaan kecil, menengah maupun yang besar, bahkan beberapa perusahaan telah mengalami kebangkrutan.

(3)

171 Salah satu dampak tersebarnya

virus covid 19 yang masuk ke Indonesia mengakibatkan dampak yang sangat serius, sehingga diberlakukannya PSBB hingga ada beberapa kota yang Lockdown dan melakukan semua aktifitas dirumah.

Awal bulan Maret Pengendalian proses produksi dari pengiriman bahan baku hingga sepatu jadi kurang maksimal sehingga target perusahaan mengalami penurunan yang mengakibatkan sedikitnya orderan yang masuk. Produktivitas karyawan menurun hingga keuntungan finansial yang didapatkan perusahaan tidak mencapai apa yang diharapkan, ini mengakibatkan perusahaan harus melakukan efisiensi di semua asfek yang berhubungan dengan kegiatan tersebut agar efisiensi dan efektivitas dapat berjalan dengan lancar.

Beberapa hal yang dapat mempengaruhi target produksi diantaranya keterlambatan penyediaan bahan baku, tidak tepatnya perhitungan molding dan lasta, banyak perbaikan mesin produksi, kekurangan tenaga kerja karena diberlakukannya PSBB membuat perusahaan cenderung mengalami kerugian. Sehingga pada awal bulan Mei mulai berlakunya SPD sukarela dimana karyawan harus rela berhenti bekerja tapi diberi upah sesuai dengan ketentuan perusahaan.

Setelah terjadinya pandemi ini membuat orderan yang biasanya turun 2 minggu sekali sekarang terhambat menjadi 1 bulan sekali itupun ada beberapa ribu orderan yang masuk untuk dibagi 3 gedung, orderan yang seharusnya dijalankan bulan oktober, november hingga desember terpaksa harus ditarik dan di jalankan dibulan juli karena untuk mencegah terjadinya stop line.

Sebelum tersebarvirus pandemi ada

beberapa negara yang membatalkan orderan yang sudah masuk, tetapi setelah terjadi pandemi ini yang membuat susah ekspor hampir semua negara membatalkan orderan tersebut.

Terjadi penurunan orderan perusahaan terus meminimalisir keefektifan berkerja sehingga bulan Juli-Agustus perusahaan merencanakan akan lebih banyak meliburkan karyawan dengan memotong cuti hak karyawan karena sedikitnya orderan yang masuk, terhambatnya pengiriman bahan baku, anggaran produksi menurun sehingga sulit untuk mencapai target dan semakin banyak karyawan yang bekerja tidak sesuai dengan SOP sehingga proses produksi tidak berjalan efektif.

Supaya orderan yang masuk ke perusahaan ini terus meningkat perusahaan meningkatkan kualitas kerja karyawan dengan memberikan bonus tinggi, mengurangi hari kerja dan melakukan cek ulang disetiap proses produksi. Sepatu cancel yang sudah lama di simpan di Gudang jadi di jadikan PO buy back, karena minimnnya orderan yang masuk dan untuk mengclaim biaya cost.

PT. Glostar Indonesia yang beralamat di jalan Pelabuhan II km 14,5 Desa BojongRaharja Kecamatan Cikembar Kabupaten sukabumi Jawa Barat Indonesia, merupakan suatu perusahaan manufaktur yang bergerak dalam bidang industri sepatu merk adidas. Hasil produksi di PT.

Glostar Indonesia 1 sangat diperhatikan dari berbagai aspek diantaranya adalah kualitas produk dan pengiriman produk sesuai waktu yang ditentukan. Sehingga produksi dituntut untuk mencapai target output yang telah ditetapkan perusahaan.

(4)

172 Menurut Agustina Eunike

(2018:3) pengendalian produksi dapat diartikan sebagai aktivitas mengendalikan material masuk dalam sistem produksi (baik bahan baku maupun bahan pembantu) mengalir dalam sistem produksi (menjadi komponen atau subassembly), dan keluar dari sistem produksi) berupa produk jadi atau spare parts) sehingga permintaan dapat dipenuhi dengan efektif dan efesien (tepat jumlah, tepat waktu penyerahaan dan biaya produksi yang minimun).

Sofyan Assauri (2008:75) mengemukakan definisi dari proses produksi adalah sebagai berikut:

“suatu cara, metode dan teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan sumber- sumber

(tenaga kerja, mesin, bahan- bahan dan dana) yang ada.” Untuk menjalankan proses produksi yang telah direncanakan sebelumnya, perusahaan harus mempunyai sumber-sumber produksi yang dapat mendukung kegiatan produksi agar berjalan dengan lancar.

Menurut Firdaus Ahmad Dunia (2012:235) Bonus merupakan suatu pembayaran insentif kepada para pekerja atau karyawan yang dimaksudkan untuk meningkatkan produktivitas dan memberi imbalan terhadap peningkatan produktivitas tersebut. Berdasarkan hasil survei yang peneliti lakukan dengan HRD pada PT Catur Sentosa Adiprana ditemukan permasalahan dari produktivitas karyawan yang menurun selama lima bulan terakhir, hal ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1.1

Hasil Data Produksi Tahun 2020 PT. Glostar Indonesia 1

Sumber: PT. Glostar Indonesia

Dari tabel tersebut diatas menunjukan hasil produksi yang dilakukan oleh produksi gedung B line B3 tidaklah sama. Karena banyak karyawan yang dirumahkan dan sedikit orderan mengakibatkan ada beberapa yang harus stop line sehingga output dan target produksi mengalami penurunan. Jumlah hasil produksi bulan Juni 1584 pasang, mendapatkan output lebih banyak dari bulan sebelumnnya yang menghasilkan persentase (%) lebih dari 100%, tetapi bonus yang diterima sedikit karena pada bulan mei banyak karyawan yang dirumahkan dan tidak ada orderan masuk. Setiap bulan penyebaran virus terus meningkat sehingga pada bulan Juli perusahaan mengalami kerugian. Dari fenomena tersebut, maka peneliti tertarik untuk meneliti dengan judul: Pengaruh Pengendalian Proses Produksi dan Output Produksi Terhadap Bonus Pada PT. Glostar Indonesia 1

Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengendalian proses produksi, output produksi dan bonus pada PT.

Glostar Indonesia1.

2. Bagaimana pengaruh pengendalian proses produksi

Bulan Model Name Actually People

Months target Producti

on

Pengenda lian Proses Produksi

Production Bonus

Jan LITE RACER

RBN 90 35070 35316 Rp7.110.000

Feb LITE RACER

RBN 90 34650 32150 Rp5.310.000

Mar RUNFALCON

C 90 35990 36890 Rp5.040.000

Apr RUNFALCON

K 90 32004 33457 Rp5.130.000

Mei RUNFALCON

C 90 19992 21533 Rp4.050.000

Jun RUNFALCON

C 90 27109 28693 Rp2.808.000

Juli RUNFALCON

K 90 7920 7231 Rp1.440.000

27534 27896 Rp4.412.571

(5)

173 terhadap bonus pada PT.

Glostar Indonesia 1.

3. Bagaimana pengaruh output produksi terhadap bonus pada PT. Glostar Indonesia 1.

4. Bagaimana pengaruh pengendalian proses produksi dan output produksi terhadap bonus Pada PT. Glostar Indonesia 1.

Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengendalian proses produksi, output produksi dan bonus pada PT. Glostar Indonesia 1.

2. Untuk mengetahui pengaruh pengendalian proses produksi terhadap bonus pada PT. Glostar Indonesia 1.

3. Untuk mengetahui pengaruh output produksi terhadap bonus pada PT. Glostar Indonesia 1.

4. Untuk mengetahui pengaruh pengendalian proses produksi dan output produksi terhadap bonus pada PT. Glostar Indonesia 1.

Kerangka Pemikiran

Kerangka berfikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis hubungan antara variabel yang akan diteliti. Menurut Uma Sekaran dalam Sugiyono, (2017:60), mengemukakan bahwa kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah didefinisikan sebagai masalah yang penting.

Sedangkan menurut Suriasumantri dalam Sugiyono (2017:60), kerangka pemikiran ini merupakan penjelasan sementara terhadap gejala-gejala yang menjadi objek permasalahan.

Adapun masalah-masalah yang dianggap penting dalam penelitian kali ini adalah pengaruh pengendalian proses produksi dan output produksi terhadap bonus karyawan pada PT.

Glostar Indonesia seberapa besar pengaruh nya dan variabel apa yang paling dominan berpengaruh.

Menurut Agustina Eunike (2018:3) pengendalian produksi dapat diartikan sebagai aktivitas mengendalikan material masuk dalam sistem produksi (baik bahan baku maupun bahan pembantu) mengalir dalam sistem produksi (menjadi komponen atau subassembly), dan keluar dari sistem produksi) berupa produk jadi atau spare parts) sehingga permintaan dapat dipenuhi dengan efektif dan efesien

(tepat jumlah, tepat waktu penyerahaan dan biaya produksi yang minimun).

Sofyan Assauri (2008:75) mengemukakan definisi dari proses produksi adalah sebagai berikut:

“suatu cara, metode dan teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan sumber- sumber

(tenaga kerja, mesin, bahan-bahan dan dana) yang ada.” Untuk menjalankan proses produksi yang telah direncanakan sebelumnya, perusahaan harus mempunyai sumber-sumber produksi yang dapat mendukung kegiatan produksi agar berjalan dengan lancar.

Menurut Firdaus Ahmad Dunia (2012:235) Bonus merupakan suatu pembayaran insentif kepada para pekerja atau karyawan yang dimaksudkan untuk meningkatkan produktivitas dan memberi imbalan terhadap peningkatan produktivitas tersebut.

(6)

174 Dari pengertian di atas

mengindikasikan pemberian bonus dengan kinerja yang di hasilkan karyawan. Sebaliknya apabila bonus tidak diberikan sesuai dengan kinerja karyawan tentunya akan mengakibatkan penurunan kinerja karyawan itu sendiri. Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat digambarkan suatu kerangka pemikiran sebagai berikut:

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran

Dari gambar kerangka pemikiran diatas penulis menggambarkan paradigma penelitan seperti gambar dibawah ini:

Gambar 1.2 Paradigma Penelitian Hipotesis Penelitian

Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah dan kerangka pemikiran penelitian, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian bahwa: “Di duga pengendalian proses produksi dan output produksi berpengaruh terhadap bonus pada PT.

Glostar Indonesia I Kabupaten Sukabumi baik secara parsial maupun secara bersama-sama”.

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengendalian Proses Produksi

Menurut Agustina Eunike, (2018:3) pengendalian produksi dapat diartikan sebagai aktivitas mengendalikan material masuk dalam sistem produksi (baik bahan baku maupun bahan pembantu) mengalir dalam sistem produksi (menjadi komponen atau subassembly), dan keluar dari sistem produksi) berupa produk jadi atau spare parts) sehingga permintaan dapat dipenuhi dengan efektif dan efesien (tepat jumlah, tepat waktu penyerahaan dan biaya produksi yang minimun).

Pengendalian proses produksi (Production Activity Control) adalah sebuah istilah yang digunakan dalam kegiatan pengelolaan eksekusi rencana kegiatan pengelolaan eksekusi rencana opersional yang telah disusun. Pengendalian perlu

Pengendalia n Proses Produksi (X1)

Output Produksi

(X2)

Bonus (Y) 1. Kinerj

a 2. Kehan

dalan 3. Kesesu

aian 4. Ketaha

nan 5. Servic

ebillity 6. Etika

Keimd ahan

Agustina Eunike (2018:3)

Penge ndalia n Proses Produ

ksi (X1)

1. Tenaga Kerja 2. Mesin 3. Bahan Baku 4. Dana atau Modal

Sofyan A Sauri (2008:7

5)

Output Produk

si (X2)

Bonus (Y) Siagian (2012:2

3)

1. Upah Per Output 2. Bonus Produksi 3. Komisi 4. Insentif Eksekutif 5. Kurva

Kematan gan 6. Rencana

Insentif

(7)

175 dilaksanakan oleh setiap perusahaan,

karena pengendalian sangat erat hubungannya dengan peningkatan kualitas. Kauro

Isthukawa dalam bukunya

“Pengendalian Mutu Terpadu” yang telah dialih bahasakan oleh Budi Santoso yang dimaksud dengan Pengendalian Produksi adalah:

“Metode untuk mengembangkan, mendesain, memproduksi dan memberikan jasa produk yang paling ekonomis, paling berguna dan selalu memuaskan konsumen” (2005:50).

Dimensi dan Indikator pengendalian produksi yaitu:

1. Performance (Kinerja)

Berhubungan dengan

karakteristik dasar dari sebuah produk

2. Durability (Daya tahan) Berarti berapa lama umur produk yang bersangkutan bertahan sebelum produk tersebut harus diganti, semakin besar frekuensi pemakaian konsumen terhadap produk maka semakin besar pula daya tahan produk.

3. Conformance to

specifications (Kesesuaian dengan Spesifikasi) Yakni sejauh mana karakteristik operasi dasar dari sebuah produk memenuhi spesifikasi tertentu dari konsumen atau tidak ditemukannya cacat pada produk.

4. Features (Fitur)

Karakteristik produk yang

dirancang untuk

menyempurnakan fungsi produk atau menambah ketertarikan konsumen terhadap produk.

5. Reliability (Reliabilitas)

Probabilitis bahwa produk akan bekerja dengan memuaskan atau tidak dalam periode waktu tertentu.

6. Aesthetics (Estetika)

Berhubungan dengan bagaimana penampilan produk bisa dilihat dari tampak, rasa, bau dan bentuk dari produk.

7. Perceived quality (Kesan Kualitas)

Merupakan hasil dari penggunaan pengukuran yang dilakukan secara tidak langsung karena terdapat kemungkinan bahwa konsumen tidak mengerti atau kekurangan informasi atas produk yang bersangkutan.

8. Serviceability ( Kemudahan Perbaikan)

Karakteristik yang berhubungan dengan kecepatan, kompetensi, kemudahan, dan akurasi dalam memberikan pelayanan untuk perbaikan barang.

Output Produksi

Menurut Sofyan Assauri (2008:75), produksi didefinisikan

“Produksi adalah segala kegiatan dalam menciptakan dan menambah kegunaan (utility) sesuatu barang atau jasa, untuk kegiatan mana dibutuhkan faktor-faktor produksi dalam ilmu ekonomi berupa tanah, tenaga kerja, dan skill (organization, managerial, dan skills). Sedangkan menurut Bambang Prishardoyo (2005:26), mendefinisikan “Produksi merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan manusia yang menghasilkan barang atau meningkatkan nilai guna suatu barang dan jasa”. Dimensi Output roduksi yaitu:

1. Tenaga kerja 2. Mesin.

3. Bahan-bahan.

4. Dana atau modal

(8)

176 Bonus

Menurut Firdaus Ahmad Dunia (2012:235) Bonus merupakan suatu pembayaran insentif kepada para pekerja atau karyawan yang dimaksudkan untuk meningkatkan produktivitas dan memberi imbalan terhadap peningkatan produktivitas tersebut. Pembayaran bonus dapat merupakan suatu jumlah yang ditetapkan lebih dahulu per pegawai atau per kelompok pekerja, suatu persentase dari laba atas dasar gaji atau tarif upah. Bonus bisa digunakan sebagai penghargaan terhadap pencapaian tujuan-tujuan spesifik yang ditetapkan oleh perusahaan, atau untuk dedikasinya kepada perusahaan.

pencapaian tujuan yang sudah ditetapkan.

Sedangkan menurut Simamora (2010:522) adalah sebagai berikut: “pembayaran sekaligus yang di berikan karena memenuhi sasaran kinerja”. Dimensi dan Indikator Bonus yaitu:

1. Kemampuan yaitu Mempunyai kemampuan untuk melaksanakan tugas. Kemampuan seorang karyawan sangat bergantung pada keterampilan yang dimiliki serta profesionalisme mereka dalam bekerja. Indikator: Bergantung pada keterampilan dan Profesionalisme dalam bekerja.

2. Semangat kerja yaitu merupakan usaha untuk lebih baik dari hari kemarin. Indikator ini dapat dilihat dari etos kerja dan hasil yang dicapai dalam satu hari kemudian dibandingkan dengan hari sebelumnya. Indikator:

Usaha untuk lebih baik dan Perbandingan hasil dari pekerjaan kemarin.

3. Meningkatkan hasil yang dicapai yaitu Berusaha untuk

meningkatkan hasil yang dicapai.

Hasil merupakan salah satu yang dapat dirasakan baik oleh yang mengerjakan maupun yang menikmati hasil pekerjaan tersebut. Indikator: Pencapaian meningkat dan Hasil dapat dinikmati.

4. Pengembangan diri yaitu Senantiasa mengembangkan diri untuk meningkatkan kemampuan kerja. Pengembangan diri dapat dilakukan dengan melihat tantangan dan harapan dengan apa yang akan dihadapi. Semakin kuat tantangannya, pengembangan diri mutlak dilakukan. Indikator:

Meningkatkan kemampuan kerja dan Adanya harapan.

5. Mutu yaitu Selalu berusaha untuk meningkatkan mutu lebih baik dari yang telah lalu. Mutu merupakan hasil pekerjaan yang dapat menunjukkan kualitas kerja seorang pegawai. Jadi meningkatkan mutu bertujuan untuk memberikan hasil yang terbaik yang pada gilirannya akan sangat berguna bagi perusahaan dan dirinya sendiri. Indikator:

Mutu lebih baik dan Hasil terbaik bagi perusahaan.

6. Efisiensi yaitu Perbandingan antara hasil yang dicapai dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan. Masukan dan keluaran merupakan aspek produktivitas yang memberikan pengaruh yang cukup signifikan bagi karyawan.

Indikator: Perbandingan hasil dan Masukan serta keluaran.

Pengaruh antara Pengendalian Proses Produksi Terhadap Bonus Pada PT. Glostar Indonesia 1

Menurut Agustina Eunike (2018:3) pengendalian produksi dapat diartikan sebagai aktivitas

(9)

177 mengendalikan material masuk dalam

sistem produksi (baik bahan baku maupun bahan pembantu) mengalir dalam sistem produksi (menjadi komponen atau subassembly), dan keluar dari sistem produksi) berupa produk jadi atau spare parts) sehingga permintaan dapat dipenuhi dengan efektif dan efesien (tepat jumlah, tepat waktu penyerahaan dan biaya produksi yang minimun).

Hubungan antara pengendalian proses produksi (X1) terhadap bonus karyawan (Y) adalah kegiatan dan metode yang digunakan oleh manajemen perusahaan untuk mengolah, mengatur, mengkoordinir dan mengarahkan proses produksi (peralatan, bahan baku, mesin, tenaga kerja) kedalam suatu arus alir yang memberikan hasil dengan jumlah biaya yang seminimal mungkin dan waktu yang secepat mungkin, sehingga perusahaan mendapatkan keuntungan dan memberikan bonus kepada karyawan sebagai apresiasi dan motivasi untuk terus meningkatkan produktivitasnya dalam pengendalian bahan baku sampai barang jadi.

Pengaruh antara Output Produksi Terhadap Bonus Pada PT. Glostar Indonesia 1

Sofyan Assauri (2008:75) mengemukakan definisi dari proses produksi adalah sebagai berikut:

“suatu cara, metode dan teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan sumber- sumber (tenaga kerja, mesin, bahan- bahan dan dana) yang ada.” Untuk menjalankan proses produksi yang telah direncanakan sebelumnya, perusahaan harus mempunyai sumber-sumber produksi yang dapat

mendukung kegiatan produksi agar berjalan dengan lancar.

Sofjan Assauri (2008:75) mengemukakan hubugan antara output produksi (X2) terhadap bonus (Y) adalah suatu cara, metode dan teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan-bahan dan dana) yang ada dan menghasilkan kualitas yang bagus sehingga tercapainya target perusahaan.

Pengaruh antara Pengendalian Proses Produksi dan Output Produksi Terhadap Bonus Pada PT. Glostar Indonesia 1

Menurut Agustina Eunike, dkk (2018:3) pengendalian produksi dapat diartikan sebagai aktivitas mengendalikan material masuk dalam sistem produksi (baik bahan baku maupun bahan pembantu) mengalir dalam sistem produksi (menjadi komponen atau subassembly), dan keluar dari sistem produksi) berupa produk jadi atau spare parts) sehingga permintaan dapat dipenuhi dengan efektif dan efesien (tepat jumlah, tepat waktu penyerahaan dan biaya produksi yang minimun). Dengan pelaksanaan pengendalian proses produksi yang baik akan mendukung terpeliharanya kualitas produk yang sesuai dengan standar kualitas sehingga output yang dihasilkan banyak dan perusahaan akan mendapatkan keuntungan yang besar, memberikan bonus yang setimpal kepada karyawan atas apresiasi dan dukungan kinerja karyawan.

III. METODELOGI PENELITIAN Rancangan Penelitian

(10)

178 Adapun Penelitian ini

menggunakan pendekatan kuantitatif dalam usaha menguji hipotesis yang telah disusun. Penelitian kuantitatif adalah suatu penelitian yang pada dasarnya menggunakan pendekatan deduktif-induktif. Pendekatan ini berangkat dari suatu kerangka teori, gagasan para ahli, maupun pemahaman peneliti berdasarkan pengalamannya, kemudian

dikembangkan menjadi

permasalahan-permasalahan yang diajukan untuk memperoleh pembenaran (verifikasi) atau penolakan dalam bentuk dokumen data empiris lapangan.

Penelitian ini termasuk dalam penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah “metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya”.

Populasi dan Sampel Populasi

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil output produksi dan bonus produksi dari tahun 2017 s/d tahun 2019 bulan Juli Gedung B line B3 di PT. Glostar Indonesia 1.

Sampel

Dalam hal ini penulis mengambil sampel berdasarkan pengamatan dilapangan terhadap pengendalian proses produksi yang menghasilkan kualitas sepatu banyak reject, banyak karyawan yang dirumahkan karena berlakunya PSBB dan penghambatan proses material sehingga berkurangnya hasil output yang menyebabkan bonus karyawan yang berkurang.

Lokasi dan Waktu Penlitian

Penelitian Penelitian ini dilakukan pada sebuah Perusahaan pembuatan sepatu yaitu PT. Glostar Indonesia yang beralamat di Jl.

Pelabuhan II No.KM 14,5 Bojong, Kecamatan Cikembar, Kabupaten SukabumiJawa Barat 43157 telp.

(0266) 6323841.

Waktu penelitian yang dilakukan oleh penulis kurang lebih 4 bulan yaitu terhitung dari bulan April 2020 sampai dengan Juli 2020. Dimana selama penelitian itu dilakukan banyak tahap-tahap yang harus dilakukan peneliti

Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan cara mengedarkan daftar pernyataan yang harus diisi oleh responden yang akan dijadikan sampel dari populasi.

Teknik ini dilakukan untuk mendapatkan data primer dan melengkapi data yang telah didapatkan dalam hal ini digunakan angket, yaitu memberikan daftar pernyataan untuk diisi oleh responden yang menjadi sampel dalam penelitian. Seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2017:199) Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab.

Definisi Operasional Variabel Dalam penelitian ini variabel yang diteliti terdiri dari variabel independen (variabel bebas) dan variabel dependen (variabel terikat).

Variabel independen yaitu pengendalian proses produksi (X1)

(11)

179 dan Output Produksi (X2), sedangkan

variabel dependen adalah Bonus Karyawan (Y). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 1.3 berikut ini:

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Varia bel

Definisi Dimensi Indikator Skal a Pengenda

lian produksi

(X1)

Pengendalian produksi dapat diartikan sebagai aktivitas mengendalikan material masuk dalam sistem produksi (baik bahan baku maupun bahan pembantu) mengalir dalam sistem produksi (menjadi komponen atau subassembly), dan keluar dari sistem produksi) berupa produk jadi atau spare parts) sehingga permintaan dapat dipenuhi dengan efektif dan efesien (tepat jumlah, tepat waktu penyerahaan dan biaya produksi yang minimun).

Agustina Eunike (2018:3)

Proses Produksi Jumlah unit yang baik : Good Qty Jumlah unit yang diproduksi

* 100

1. Pengendali an Proses Produksi 2. Pengendali

an Bahan Baku 3. Pengendali

an Tenaga Kerja 4. Pengendali

an biaya produksi dan perbaikan 5. Pengendali

an Kualitas Nomin al

Output Produksi

(X2)

Output Produksi adalah suatu cara metode dan teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan- bahan dan dana) yang ada.” Untuk menjalankan proses produksi yang telah direncanakan sebelumnya, perusahaan harus mempunyai sumbersumber produksi yang dapat mendukung kegiatan produksi agar berjalan dengan lancar.

Sofyan Assauri (2008:75)

Hasil Output Produksi Waktu kerja x Jumlah Tenaga kerja Standard Time (ST)

1. Jumlah tenaga kerja 2. Jumlah

hasil produksi 3. Jumlah

waktu yang ditentukan 4. Target

produksi

Nomina l

Produkt ifitas Bonus Karyaw an (Y)

Bonus merupakan suatu pembayaran insentif kepada para pekerja atau karyawan yang dimaksudkan untuk meningkatkan

Bonus Produksi.

persentase (%) PPH output produksi

1. Kinerja Karyawan 2. Lama

kerja, 3. Kebutuhan

karyawan,

produktivitas dan memberi imbalan terhadap peningkatan produktivitas tersebut.

Firdaus Ahmad Dunia

(2012:235)

Standar Bonus x SP x Pencapaia n x Kehadiran

4. Keadilan dan kelayakan

No min al

Sumber: Diolah sendiri (2020)

Uji Hipotesis Statistik

Untuk melihat hubungan jenis variabel yang akan diteliti yaitu variabel X1, X2 dan variabel Y maka ditentukan pengujian ketiga variabel tersebut dan merupakan tingkat signifikan yang umum digunakan dalam penelitian ilmu-ilmu sosial.

Penerapan hipotesis akan dilakukan dengan menggunakan tingkat signifikan 0.05% (5%). Tingkat signifikan ini dipilih karena dinilai cukup ketat untuk mewakili dalam pengujian ketiga variabel tersebut dan merupakan tingkat signifikan yang umum digunakan dalam penelitian ilmu-ilmu sosial.

Uji Asumsi Klasik Uji Normalits data

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.

Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji

(12)

180 statistik. Untuk menguji apakah data

berdistribusi normal atau tidak dilakukan uji statistik Kolmogorov- Smirnov Test. Residual berdistribusi normal jika memiliki nilai signifikansi >0,05 (Imam Ghozali, 2011: 160-165).

.

Uji Heterokedastisitas

Uji ini bertujuan untuk melakukan uji apakah pada model regrasi terjadi ketidaknyamanan varian dari varian residual dalam satu pengamatan kepengamatan lainnya.

Apabila varian berbeda, disebut heteroskedastisitas. Salah satu cara untuk mengetahui ada tidaknya heretoskedastisitas pada usatu model regresi linier berganda, yaitu dengan melihat grafik scatterplot atau dari nilai prediksi variabel terikat yaitu SRESID dengan residual error yaitu ZPRED. Apabila tidak terdapat pola tertentu dan tidak menyebar diatas maupun dibawah angka nol pada sumbu y, maka dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas.

Untuk model penelitian yang baik adalah tidak terdapat heteroskedastisitas (Ghozali, 2016).

Uji Multikolinearitas

Menurut Ghozali (2016:44) pada pengujian multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independent atau variable bebas. Efek dari multikolinearitas ini adalah menyebabkan tingginya variabel pada sampel. Hal tersebut berarti standar error besar, akibatnya ketika koefisien diuji, t-hitung akan bernilai kecil dari t-tabel. Hal ini menunjukkan tidak adanya hubungan linear antara variabel independen

yang dipengaruhi dengan variabel dependen.

Untuk menemukan terdapat atau tidaknya multikolinearitas pada model regresi dapat diketahui dari nilai toleransi dan nilai variance inflation factor (VIF). Nilai Tolerance mengukur variabilitas dari variabel bebas yang terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Jadi nilai tolerance rendah sama dengan nilai VIF tinggi, dikarenakan VIF = 1/tolerance, dan menunjukkan terdapat kolinearitas yang tinggi. Nilai cut off yang digunakan adalah untuk nilai tolerance 0,10 atau nilai VIF diatas angka 10.

Analisis Deskriptif

Menurut Sugiyono

(2017:147) Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara

mendeskripsikan atau

menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum dan generalisasi.

Statistik Deskriptif dapat digunakan bila peneliti hanya ingin mendeskripsikan data sampel dan tidak ingin membuat kesimpulannya yang berlaku untuk populasi dimana sampel diambil.

Analisis Korelasi

Koefisien korelasi digunakan untuk mengetahui kuat tidaknya pengaruh Pengendalian Proses Produksi (X1) dan Output Produksi (X2) dengan bonus karyawan (Y).

Untuk dapat memberikan penafsiran terhadap koefisien korelasi yang ditemukan tersebut besar atau kecil, maka dapat berpedoman pada ketentuan sebagai berikut:

(13)

181 Tabel 3.2

Pedoman Untuk Memberikan Interprestasi Koefisien

Analisis Koefisien Determinasi Koefisien determinasi bertujuan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Pada model regresi linear berganda, akan dilihat besarnya kontribusi untuk variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikatnya dengan melihat besarnya koefisien determinasi totalnya (R²). Jika (R²) yang diperoleh mendekati 1 (satu) maka dapat dikatakan semakin kuat model tersebut menerangkan hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat. Sebaliknya jika R² makin mendekati 0 (nol) maka semakin lemah pengaruh variabelvariabel bebas terhadap variabel terikat.

Analisis Regresi Linear Berganda Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen (X1) dan variabel independen (X2) terhadap variabel dependen (Y).

Dimana jumlah variabel bebas dan variabel terikat tidak lebih dari satu.

Analisis regresi linear berganda sebenarnya sama dengan analisis regresi linear sederhana, hanya

variabel bebasnya lebih dari satu buah. Persamaan umumnya adalah:

Y = a + b1 X1 + b2 X2 + .... + bn Xn. Dengan Y adalah variabel bebas, dan X adalah variabel-variabel bebas, a adalah konstanta (intersept) dan b adalah koefisien regresi pada masingmasing variabel bebas.

Dalam penenilitian ini, data akan dianalisis dengan menggunakan asumsi analisis regresi multiples (Berganda). Analisis regresi linier sederhana digunakan untuk melihat ada tidaknya pengaruh pengendalian proses produksi dan jumlah output terhadap bonus karyawan. Dengan menggunakan analisis ini dapat diketahui berapa besar perubahan terjadi terhadap bonus karyawan jika terjadi perubahan jumlah output.

Dalam penelitian ini mengetahui data yang valid atau tidak valid dan di uji dengan data SPSS dengan taraf yang signifikan 0,05 jika r hitung > r tabel dan nilai positif maka butir atau pernyataan atau indikator tersebut dinyatakan valid.

IV. HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN

Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas Data

Uji normalitas non-parametik Kolmogorov-Smirov (K-S) merupakan salah satu cara untuk menguji normalitas residual yang hasilnya ditampilkan pada tabel berikut:

Tabel 4.1

Hasil Uji Normalitas (K-S)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardiz ed Residual

N 36

Interval koefisien Tingkat Hubungan 0,00- 0,199 Sangat Lemah

0,20- 0,399 Lemah

0,40- 0,599 Sedang

0,60- 0, 799 Kuat

0,80- 0, 1000 Sangat Kuat

(14)

182

Normal Parametersa,b Mean ,0000000 Std.

Deviation 310218,1829 3654 Most Extreme

Differences Absolute ,121

Positive ,121

Negative -,098

Test Statistic ,121

Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

d. This is a lower bound of the true significance.

Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai nilai Asymp. Sig. (2- tailed) dan diperoleh nilai signifikansi (p) sebesar 0.200 (0.200 > 0.05).

Maka, berdasarkan Npar Test 1 – Sampel K-S dapat dikatakan bahwa data yang digunakan berdistribusi normal.

Uji Multikolinearitas

Suatu mode l regresi linear berganda dikatakan bagu apabila terbebas dari asumsi-asumsi klasik.

Suatu model regresi yang bebas multikolinearitas adalah sebagai berikut mempunyai nilai tolerance kurang dari 0,10 dan nilai VIF (Variance Inflation Factor) lebih dari 10 (VIF < 10).

Tabel 4.2

Hasil Uji Multikolinearitas Berdasarkan tabel hasil Uji Multikonieritas, dilihat dari nilai tolerance variabel pengendalian proses produksi (X1) = 0,607 dan output produksi (X2) = 0,607 lebih besar dari 0,10 (tolerance > 0,10), ini menunjukkan bahwa dalam penelitian ini tidak terdapat masalah dalam uji multikolinieritas.

Demikian juga dengan nilai VIF Variabel beban kerja (X1) = 1,647 dan konflik kerja (X2) = 1,647 lebih kecil dari 10,00 (VIF < 10,00), maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas antara

variabel independen dalam model regresi (regression model).

Uji Heteroskedastisitas

Pada penelitian ini uji heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan uji Glejser. Jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka berarti tidak terjadi heteroskedastisitas.

Tabel 4.3

Uji Heteroskedastisitas (Uji Glesjer)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standa rdized Coeffici ents

t Sig.

B Std.

Error Beta 1 (Constant) 250346,

403 40274

,764 6,216 ,000

PENGENDALI AN PROSES

PRODUKSI 12,550 8,991 ,302 1,396 ,172

OUTPUT

PRODUKSI 10,161 7,682 ,286 1,323 ,195 a. Dependent Variable: ABS_RES

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa nilai sig Konflik pengendalian proses produksi 0,172 >

0,05 dan nilai sig output produksi sebesar 0,195 > 0,05. Dengan demikian karena nilai sig masing - Masing variabel independen lebih

besar dari 0,05 (sig > 0,05), maka dalam model ini tidak terjadi heteroskedastisitas.

Coefficientsa

Model

Unstandardize d Coefficients

Stand ardize d Coeffi

cients t Sig. Collinearity Statistics

B Std.

Error Beta

Tole ranc

e VIF 1 (Constant) 30359

4,405 77920

,774 3,896 ,000 PENGEND

ALIAN PROSES PRODUKSI

8,796 17,396 ,097 ,506 ,616 ,607 1,647

OUTPUT

PRODUKSI 34,420 14,862 ,445 2,316 ,027 ,607 1,647 a. Dependent Variable: BONUS

(15)

183 Analisis Korelasi

Analisis Hubungan Pengendalian Proses Produksi dan Output Produksi Terhadap Bonus

Tabel 4.4

Analisis Korelasi Pearson Pengendalian Proses Produksi dan

Output Produksi dengan Bonus

(Sumber: Data SPSS 23.0 Diolah Peneliti, 2020) (Sumber: Data SPSS 23.0 Diolah Peneliti, 2020)

Berdasarkan hasil analisis dengan uji korelasi pearson seperti terlihat pada tabel di atas, maka:

1. Dapat dietahui nilai korelasi pengendalian proses produksi (X1) dengan bonus (Y) sebesar r = 0.376 yang berarti berada di antara 0.200 – 0.399 yang artinya memiliki hubungan lemah dan searah. Sifat hubungan positif yang artinya jika pengendalian proses produksi meningkat maka produktivitas akan semakin meningkat pula.

2. Dapat dietahui nilai korelasi konflik kerja (X2) dengan produktivitas kerja (Y) sebesar r = 0.505 yang berarti berada di antara 0.400 – 0.599, yang artinya memiliki hubungan cukup kuat dan searah. Sifat hubungan positif

yang artinya jika konflik kerja

meningkat maka produktivitas akan semakin meningkat pula.

Analisis Koefisien Determinasi (R2) Nilai Koefisien Determinasi (KD) dengan RSquare (R2) dapat dihitung dengan bantuan program IBM SPSS Statistics Version 23.0.

Penulis sajikan tabel koefisen determinasi output SPSS program sebagai berikikut:

Tabel 4.5

Analisis Koefisien Determinasi (R2)

(Sumber: Data SPSS 23.0 Diolah Peneliti, 2020)

Dari output SPSS di atas, maka:

KD = R2 x 100 KD = (0,511)2 x 100 KD = 0,261 x 100 KD = 26,1%

Berdasarkan perhitungan di atas, maka dapat di ketahui besarnya angka koefisien determinasi (KD) nya yaitu sebesar 0,261 atau 26,1%.

Hal ini memberikan makna bahwa pengendalian proses produksi (X1) dan output produksi (X2) secara simultan memberikan kontribusi pengaruh 26,1% terhadap bonus (Y), dan sisanya sebesar 73,9%

dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak penulis libatkan.

Analisis Regresi Linier Berganda Berdasarkan data yang diperoleh peneliti pada penelitian ini mengenai beban kerja (X1), konflik (X2) dan produktivitas kerja (Y), selanjutkan dilakukan pengujian dan analisis regresi linear berganda dengan bantuan program statistik

Correlations PENGEN-

DALIAN PROSES PRODUKSI

OUTPUT PRODUK-

SI BONUS

PENGENDA- LIAN PROSES PRODUKSI

Pearson

Correlation 1 ,627** ,376*

Sig. (2-tailed) ,000 ,024

N 36 36 36

OUTPUT

PRODUKSI Pearson

Correlation ,627** 1 ,505**

Sig. (2-tailed) ,000 ,002

N 36 36 36

BONUS Pearson

Correlation ,376* ,505** 1

Sig. (2-tailed) ,024 ,002

N 36 36 36

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Model Summary

Model R R

Square Adjusted

R Square Std. Error of the Estimate

1 ,511a ,261 ,216 319480,461

a. Predictors: (Constant), OUTPUT PRODUKSI, PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI

(16)

184 IBM SPSS Statistics for windows versi

23 sebagai berikut:

Tabel 4.6

Analisis Regresi Linear Berganda Variabel X1, X2 dan Variabel Y

Coefficientsa

Model

Unstandardize d Coefficients

Standa rdized Coeffici ents

t Sig.

B Std.

Error Beta

1 (Constant) 30359 4,405 77920

,774 3,896 ,000

PENGENDAL IAN PROSES

PRODUKSI 8,796 17,396 ,097 ,506 ,616

OUTPUT

PRODUKSI 34,420 14,862 ,445 2,316 ,027 a. Dependent Variable: BONUS

(Sumber: Data SPSS 23.0 Diolah Peneliti, 2020)

Berdasarkan output SPSS di atas yaitu tabel coeffisientsa, diperoleh contanta (a) adalah 30359, sedangkan nilai koefisien regresi pengendalian proses produksi (b1) sebesar 8,796 dan konflik kerja (b2) sebesar 34,240, sehingga dengan demikian persamaan regresinya dapat ditulis:

Y = 30359 + 8,796 X1 + 34,240 X2 Berdasarkan persamaan regresi tersebut dapat diterjemahkan:

1. Konstanta (a) memiliki nilai sebesar 30359, menyatakan bahwa jika beban kerja (X1) dan konflik kerja (X2) tidak ada kenaikan atau sama dengan nilai 0, maka besarnya nilai produktivitas (Y) sebesar 30359.

2. Nilai koefisien regresi variabel pengendalian proses produksi (X1) adalah sebesar 8,796 dan bertanda positif, artinya jika variabel pengendalian proses produksi meningkat sebesar 1 kali, sementara konflik (konstan) seperti saat ini, maka akan menyebabkan nilai bonus meningkat sebesar 8,796 kali. Ini menunjukan bahwa pengendalian

proses produksi memiliki hubungan searah dengan bonus.

3. Nilai koefisien regresi variabel output produksi (X2) adalah sebesar 34,240 dan bertanda positif, artinya jika variabel output produksi naik sebesar 1 kali, sementara output produksi (konstan) seperti saat ini, maka akan menyebabkan nilai bonus naik sebesar 34,240. Ini menunjukan bahwa output produksi memiliki hubungan searah dengan bonus.

Pengujian Hipotesis Uji t

Pada penelitian ini uji t digunakan untuk mengetahui signifikansi pengaruh pengendalian proses produksi dan output produksi secara parsial terhadap bonus.

Pengaruh X1 Terhadap Y Tabel 4.7

Uji t Pengaruh Pengendalian Proses Produksi Terhadap Bonus

Coefficientsa

Model

Unstandardize d Coefficients

Standa rdized Coeffic ients

t Sig.

B Std.

Error Beta 1 (Constant) 3872

91,08 4

73330,

421 5,281 ,000 PENGENDA

LIAN PROSES PRODUKSI

34,043 14,400 ,376 2,364 ,024

a. Dependent Variable: BONUS

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa pengendalian prosesn produks memiliki signifikansi 0,000 < 0,05 ( sig < α) dan t hitung > t tabel dengan n – k, sehingga diperoleh 2,364 > 2,035 dengan taraf signifikansi 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima. Ini artinya bahwa

(17)

185 secara parsial terdapat pengaruh

signifikan antara pengendalian proses produksi terhadap bonus.

Pengaruh X2 Terhadap Y Tabel 4.8

Uji t Pengaruh Output Produksi Terhadap Bonus

(Sumber: Data SPSS 23.0 Diolah Peneliti, 2020)

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa output produk memiliki signifikansi 0,000 < 0,05 ( sig < α) dan t hitung > t tabel dengan n – k, sehingga diperoleh 3,416 >

2,035 dengan taraf signifikansi 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima. Ini artinya bahwa secara parsial output produk berpengaruh signifikan terhadap bonus.

Sehingga pada penelitian ini hasil analisis uji t membuktikan bahwa secara parsial baik pengendalian proses produksi maupun output produksi berpengaruh positif dan signifikan terhadap bonus pada PT. Glostar Indonsia I Kabupaten Sukabumi.

Uji F

Uji F Pengaruh Secara Simultan Pengendalian Proses Produksi dan Otuput Produksi Terhadap bonus

Tabel 4.9

Uji t Pengaruh Output Produksi Terhadap Bonus

(Sumber: Data SPSS 23.0 Diolah Peneliti, 2020)

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa signifikansi 0,007 <

0,05 dan F hitung > F tabel dengan df (n1) = k – 1 dan df (n2) = n – k. Nilai F hitung diperoleh sebesar 5,835 dan nilai F tabel 3,28. Sehingga 5,835 >

3,28, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya terdapat pengaruh secara signifikan antara pengendalian proses prodeuksi dan output produksi secara simultan terhadap bonus.

Sehingga dalam penelitian ini terbukti bahwa pengendalian proses produksi dan output produksi secara bersama- sama (simultan) berpengaruh terhadap bonus pada PT. Glostar Indonsia I Kabupaten Sukabumi.

V. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Perkembangan variabel pengendalian proses produk, output produksi dan bonus mengalami kenaikan dan penurunan dari periode tahun 2017 sampai dengan tahun 2019.

Kenaikan dan penurunan ini masih dalam kategori wajar karena pengendalian memerlukan input biaya, bahan dan standarisasi yang

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standar dized Coeffici ents

t Sig.

B Std.

Error Beta 1 (Constant) 30945

7,149 76205,

298 4,061 ,000

OUTPUT

PRODUKSI 39,130 11,454 ,505 3,416 ,002 a. Dependent Variable: BONUS

ANOVAa

Model Sum of

Squares Df Mean

Square F Sig.

1 Regressi

on 119113770

6419,197 2 59556885

3209,598 5,835 ,007b Residual 336823623

5855,802 33 10206776 4722,903 Total 455937394

2274,999 35 a. Dependent Variable: BONUS

b. Predictors: (Constant), OUTPUT PRODUKSI, PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI

(18)

186 harus terpenuhi setiap saat,

demikian juga outpu produk naik turun sesuai dengna target dan permintaan juga ketersediaan bahan baku, kecukupan tenaga kerja setiap periodenya. Untuk bonus yang naik turun sesui dengan performa karyawan dalam mencapai target pengendalian proses produksi dan target output produksi.

2. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa hubungan pengendalian proses produksi dengan bonus sebesar r = 0.376 yang berarti memiliki hubungan rendah dan searah. Sifat hubungan posistif yang artinya jika pengendalian proses produk berhasil meningkat maka bonus yang diberikan akan semakin meningkat pula. Berdasarkan hasil analisis uji t dapat diketahui bahwa pengendalian memiliki nilai signifikansi 0,000 < 0,05 (sig < α), dan dengan taraf signifikansi 0,05, dengan membandingkan nilai t hitung dengan nilai t tabel, maka t hitung > t tabel yang artinya menunjukkan bahwa secara parsial pengendalian proses produksi berpengaruh terhadap bonus.

3. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa hubungan output produksi dengan bonus sebesar r = 0.505 yang berarti memiliki hubungan cukup kuat dan searah. Sifat hubungan posistif yang artinya jika output produk berhasil meningkat maka bonus yang diberikan akan semakin meningkat pula. Analisis uji t dapat menunjukkan bahwa output produksi memiliki nilai signifikansi 0,000 < 0,05 (sig < α), dan dengan taraf signifikansi 0,05, dengan membandingkan nilai t hitung dengan nilai t tabel, maka t

hitung > t tabel yang artinya menunjukkan bahwa secara parsial output produksi berpengaruh terhadap bonus.

4. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa variabel pengendalian proses produksi dan otput produksi secara bersama- sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap bonus pada PT. Glostar Indonesia I Kabupaten Sukabumi. Besarnya pengaruh pengendalian proses produksi dan output produksi secara bersama- sama terhadap bonus sebesar 0,261 atau 26,1% dan sisanya sebesar 73,9% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti,seperti efisiensi biaya, peningkatan penjualan, dan lain-lain.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka ada beberapa yang dapat disampaikan:

1. Untuk variabel pengendalian proses produksi, output produksi, dan bonus. Disarankan bagi pihak manajemen perusahaan

untuk menjaga dan

meningkatkan proses pengendalian proses produksi dengan cara lebih menyesuaikan dengan ketersediaan bahan baku yang memenuhi standard dan biaya pengendalian yang sepadan. Disarankan bagi manajemen perusahaan untuk dapat lebih menyesuaikan output produksi dengan jumlah tenaga kerja yang ada, tersedianya bahan baku sesuai standar serta memberikan perhargaan kepada karyawan yang mencapai target produksi. Disarankan bagi perusahaan untuk selalu memberikan perhatian dalam mengalokasikan dan

(19)

187 merealisasikan bonus yang harus

diberikan secara adil dan sesuai.

2. Disarankan bagi perusahaan agar lebih memperhatikan ketersediaan bahan baku yang memenuhi standar, kepatuhan karyawan dalam mengikuti setiap aturan perusahaan dan pemenuhan biaya pengendalian sehingga dengan terpenuhinya ketiga faktor tersebut diharapkan bahwa pemberian bonus akan benar-benar sesuai dengan capaian dan hasil kerja para karyawan yang benar-benar maksimal dalam melakukan pengendalian proses produksi.

3. Disarankan bagi perusahaan agar lebih memperhatikan kecukupan jumlah karyawan, kriteria kompetensi karyawan dan ketersediaan bahan baku yang memenuhi standar, lebih menyesuaikan jumlah hasil kerja dan target dengan jumlah waktu yang disediakan. Sehingga dengan menyesuaikan dengna faktor-faktor tersebut diharapkan output produksi akan selalu memnuhi target yang ditetapkan dan bonus terus akan terealisasi seiring dengan capaian output produksi.

4. Disarankan agar perusahaan

dapat meningkatkan

pengendalian proses produksi dan output produksi sehingga bonus akan terealisasi lebih besar. Karena berdasarkan hasil penelitian menunjukkan pengendalian proses produksi dan output produksi memberikan pengaruh hanya 26,1% terhadap bonus. Diharapkan dengan dapat ditingkatkannya pengendalian proses produksi dan output produksi maka dapat memberikan pengaruh yang lebih

besar terhadap realisasi pemberian jumlah bonus.

DAFTAR PUSTAKA

Firmansyah, D., & Wahdiniwaty, R.

(2017). Pengaruh Karakteristik Individu, Beban Kerja Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT.

Sinar Sosro Kantor Penjualan Wilayah (KPW) Jawa Barat Selatan. JIMM: Jurnal Ilmiah

Magister Manajemen.

Universitas Komputer Indonesia, Bandung. Vol. 2, No. 2. ISSN

2337-5299, 48–69.

https://repository.unikom.ac.id/i d/eprint/51305

Lucia, R. H., Kawet, L., & Trang, I.

(2015). Pengaruh Konflik Dan Stres Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Dimediasi Oleh Kepuasan Kerja Karyawan Universitas Katolik De La Salle Manado. Jurnal EMBA, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, Program Stugi Magister Manajemen Universitas Sam Ratulangi. Vol.3 No.3 . ISSN 2303-11., 719–728.

https://media.neliti.com/media/p ublications/2735-ID-pengaruh- konflik-dan-stres-kerja-

terhadap-produktivitas-kerja- dimediasi-oleh-kep.pdf

Mangkunegara, A. A. A. P. (2017).

Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan Anwar Prabu Mangkunegara (Cet. 14).

Rosda.

Mudayana, A. A. (2015). Pengaruh Motivasi dan Beban Kerja terhadap Kinerja Karyawan di RS Nurhidayah Bantul. Kes Mas.

Vol .4, No. 2.

(20)

188 Paramitha, P. D. (2019). Pengaruh

Konflik Kerja Dan Beban Kerja Terhadap Stres Kerja Yang Berdampak Pada Produktivitas Kerja Karyawan [Studi Kasus Di PT. La Luna Semarang). Jurnal

Ekonomi Dan Bisnis

Kontemporer. Unpand. Vol. 5,

No. 2.

https://jurnal.unpand.ac.id/index.

php/EBK/article/view/1410 Rivai, V. Z. (2015). Manajemen

Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan dari Teori ke Praktik. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Siswanto, S. (2019). Manajemen Tenaga Kerja Indonesia, Pendekatan Administratif dan Operasional. Jakarta: Bumi Aksara.

Sugiyono. (2017). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung:

Alfabeta.

Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Bisnis ; Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Kombinasi dan R &

D. In Metodelogi Penelitian.

Alfabeta. www.alfabeta.com Sugiyono. (2019). Metode Penelitian

Bisnis; Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Kombinasi dan R &

D. In Metodelogi Penelitian.

Alfabeta. www.alfabeta.com Sutrisno, E. (2016). Manajemen

Sumber Daya Manusia. Jakarta:

Kencana Prenadamedia Group.

Gambar

Gambar 1.2    Paradigma Penelitian  Hipotesis Penelitian
Tabel  di  atas  menunjukkan     bahwa  nilai  nilai  Asymp.  Sig.   (2-tailed) dan diperoleh nilai signifikansi  (p)  sebesar  0.200  (0.200  &gt;  0.05)

Referensi

Dokumen terkait

Dalam 3 bulan terakhir, adakah kamu merasakan kembung setelah makan makanan porsi normal/biasa selama beberapa kali dalam seminggu?. Ya

bahwa seseorang dapat mengadakan perjanjian untuk kepentingan pihak ketiga,.. dengan suatu syarat yang ditentukan. Sedangkan di dalam Pasal 1318 KUH Perdata,. tidak hanya

[r]

Pengaruh Komitmen Kerja terhadap Kinerja Mengajar Guru Produktif pada Sekolah Menengah Kejuruan Negeri Jurusan Teknik Komputer dan Jaringan diKota Bandung Universitas

KONSTRUKSI TES KELINCAHAN DALAM CABANG OLAHRAGA TAEKWONDO.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Tingkat suku bunga pinjaman yang lebih tinggi dari pada perbankan atau. menjadi pertimbangan tersendiri oleh tenaga pemasaran untuk

Third, some students including our focus group started by finding the number of note-books needed to cover the width and the length of the surface being measured and

Kegiatan Usaha Pertanian, Perdagangan Umum, Pengangkutan, Perindustrian dan Jasa Atau Pelayanan Jumlah Saham yang ditawarkan 240.000.000 Saham Biasa Atas Nama dengan Nilai