Attribution-ShareAlike 4.0 International License
Sistem Pendukung Keputusan dalam Menentukan Kelayakan Bantuan Usaha Pengembangan Bagi Usaha Kecil Menengah (UKM) Pada Dinas Koperasi Dan UKM Kota Medan Dengan Menggunakan Metode Simple Multi Attribute Rating Technique (SMART)
Ali Ikhwan, M.Kom1
1Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan - Indonesia
Diterima: Tanggal Bulan Tahun* | Direvisi: Tanggal Bulan Tahun*
Disetujui: Tanggal Bulan Tahun* | Dipublikasi: Tanggal Bulan Tahun*
Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang, Indonesia
*Diisi oleh pengelola
ABSTRACT
Determining the feasibility of developing business assistance for small and medium enterprises (SMEs) is one of the activities that requires carefulness in assessment and must also be selective based on the existing assessment at the Medan City Cooperatives and SMEs Office. With this, it is hoped that appropriate results can be obtained for business development assistance for small and medium enterprises (SMEs) to obtain assistance funds in business development. The solution to the problems mentioned above is to build a decision support system to assist in determining the feasibility of SME development assistance. The method chosen to support the above problem solving is Smart (Simple Multi Attribute Rating Technique) that is by giving weight to each alternative choice. This decision support system shows that advances in science and technology can assist the Medan City Cooperatives and SMEs Office in determining the feasibility of village development assistance for the right choice of SMEs in accordance with the correct considerations and calculations.
Keywords: Decision Support System, Eligibility of Assistance, Smart
ABSTRAK
Salah satu kegiatan yang membutuhkan pandangan ke depan dalam penilaian adalah menentukan kelayakan pendampingan usaha pembangunan bagi usaha kecil dan menengah (UKM), yang juga harus selektif berdasarkan penilaian di Dinas Koperasi dan UKM Kota Medan. Dengan itu, diharapkan dapat menghasilkan hasil yang layak mendapatkan bantuan usaha pengembangan bagi usaha kecil dan menengah (UKM) untuk menerima dana pengembangan usaha. Solusi atas kesulitan di atas adalah membuat sistem pendukung keputusan untuk menentukan kelayakan bantuan pengembangan UKM. Smart (Simple Multi-Attribute Rating Technique) dipilih untuk membantu mengatasi tantangan di atas dengan menetapkan nilai bobot untuk setiap pilihan.
Sistem pendukung keputusan menunjukkan bahwa seiring kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, dinas Koperasi dan UKM Kota Medan dapat membantu menentukan kelayakan bantuan pengembangan UKM pilihan yang tepat mengikuti pertimbangan dan perhitungan yang benar.
.
. Kata Kunci: Sistem Pendukung Keputusan, Kelayakan Bantuan, Smart p-ISSN: 2460-092X, e-ISSN: 2623-1662
Vol. X, No. X, Bulan Tahun Hal. XX - XX
PENDAHULUAN
Menanggapi kebutuhan akan perkembangan informasi yang semakin meningkat, sistem informasi dan teknologi komputer berkembang pesat saat ini. Pesatnya perkembangan teknologi komputer tidak lepas dari pesatnya perkembangan teknologi informasi, karena komputer merupakan sarana yang dapat memberikan kenyamanan bagi manusia untuk melakukan tugas. Perubahan dan dinamika masyarakat yang semakin pesat seiring dengan kemajuan zaman dan teknologi menuntut tersedianya informasi yang akurat, terkini, dan memadai. Teknologi informasi merupakan salah satu contoh produk teknologi yang berkembang pesat yang dapat membantu masyarakat dalam pengolahan data dan penyajian informasi. Untuk menyediakan informasi tersebut diperlukan suatu alat atau media yang dapat mengolah berbagai data dan menyajikannya sebagai informasi yang relevan dalam suatu paket yang menarik, dengan tetap memperhatikan kriteria kualitas informasi.
Di era teknologi saat ini, komputer memegang peranan penting dalam memperoleh informasi dan data yang akurat. Komputer juga dapat membantu pengusaha menemukan tindakan terbaik untuk dipilih. Sistem pendukung keputusan adalah komponen dari sistem informasi terkomputerisasi yang digunakan untuk mendukung pengambilan keputusan dalam suatu organisasi atau instansi. Sistem pendukung keputusan dirancang untuk membantu orang membuat keputusan. Sistem dapat melakukan evaluasi dengan mempertimbangkan kriteria yang telah dimasukkan sebelumnya.
Salah satu kegiatan yang memerlukan evaluasi dan seleksi yang ketat berdasarkan evaluasi yang ada untuk menentukan kelayakan dukungan usaha kepada usaha kecil dan menengah (UKM). Hal ini diharapkan dapat memberikan hasil yang memadai untuk membantu pengembangan usaha usaha kecil dan menengah (UKM) yang mencari pinjaman pengembangan usaha. Untuk itu diperlukan sistem pendukung keputusan berbasis Simple Multiple Attribute Rating Technique (SMART) untuk mendukung Dinas Koperasi dan UKM Kota Medan. Agar pemberian bantuan tidak salah berdasarkan kriteria yang telah ditentukan, seperti nyaman tidaknya menerima bantuan, dan diperoleh hasil yang memadai, tepat, efektif dan efisien.
METODOLOGI PENELITIAN
Adapun hasil dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik R&D (Research and Developement), maka berikut ini adalah tahapan daro metode penelitiannya yaitu sebagai berikut:
1. Teknik Pengumpulan Data (Data Collecting)
Adapun beberapa teknik yang digunakan dalam pengumpulan data dari penelitian yaitu:
a. Observasi
Observasi merupakan Metode pengumpulan data yang dilakukan dengan melakukan kunjungan langsung ke instansi Dinas Koperasi dan UKM Kota Medan dimana akan dilakukan penelitian.
b. Wawancara
Teknik wawancara ini dilakukan untuk memperoleh informasi tambahan dari pihak-pihak yang memiliki wewenang dan berinteraksi langsung dengan sistem yang akan dirancang sebagai sumber data.
2. Studi Kepustakaan (Library Research)
Studi Kepustakaan merupakan salah satu elemen yang mendukung sebagai landasan teoritis peneliti untuk mengkaji masalah yang dibahas. Dalam hal ini,
peneliti menggunakan beberapa sumber kepustakaan diantaranya: Buku, Jurnal Nasional, Jurnal Internasional dan sumber-sumber lainnya.
Landasan Teori
1. Pengertian Sistem Pendukung Keputusan
Sistem Pendukung Keputusan (SPK) adalah bagian dari sistem informasi terkomputerisasi yang mencakup sistem berbasis pengetahuan atau manajemen pengetahuan yang digunakan untuk mendukung pengambilan keputusan dalam suatu organisasi atau perusahaan. Bisa juga disebut sistem komputer yang mengolah data menjadi informasi untuk membuat keputusan tentang masalah semi-terstruktur tertentu.
Sistem Pendukung Keputusan adalah sistem informasi interaktif yang menyediakan informasi, memodelkannya, dan memanipulasi data. Dengan pengertian di atas, dapat dijelaskan bahwa DSS bukanlah alat pengambilan keputusan, tetapi suatu sistem yang membantu pengambil keputusan untuk mengisi informasi yang dibutuhkan oleh pengambil keputusan, yang berasal dari data yang telah diolah dari cara yang relevan dan untuk membuat keputusan tentang suatu masalah dengan data dari berbagai model untuk memecahkan masalah yang tidak terstruktur. Sistem informasi DSS dapat didefinisikan sebagai sistem komputer interaktif yang membantu pengambil keputusan untuk menggunakan model data yang berbeda untuk memecahkan masalah yang tidak terstruktur.
Dalam membangun sebuah sistem informasi juga diperlukan sistem pengelolaan data yang efektif agar data yang terkumpul dapat diolah dan diteliti dengan baik sehingga sistem dapat berfungsi secara optimal. Agar sistem informasi dapat berfungsi secara optimal, diperlukan teknologi informasi yang telah terbukti sangat efisien.
Teknologi informasi yang menjamin kelancaran arus data dan informasi, serta keakuratan hasil pengolahan data, menjadi dasar pengembangan sistem.
2. Fase-Fase Pengambilan Keputusan
Menurut Suryadi dan Ramdhani (dalam Magdalena, 2012) model yang menggambarkan proses pengambilan keputusan. Proses ini terdiri dari tiga fase, yaitu sebagai berikut:
a. Fase Intelligence
Fase ini merupakan proses pelacakan dan realisasi ruang lingkup masalah, serta proses mengidentifikasi masalah. Data masukan dikumpulkan, diproses, dan diuji untuk mengidentifikasi masalah.
b. Fase Design
Fase ini merupakan proses menemukan, mengembangkan, dan menganalisis alternatif tindakan yang dapat diambil. Fase ini meliputi proses memahami masalah, memperoleh solusi, dan memeriksa kelayakan solusi.
c. Fase Choice
Pada tahap ini dilakukan proses seleksi diantara beberapa alternatif tindakan yang dapat dilakukan. Hasil pemilu kemudian mengalir ke dalam proses pengambilan keputusan. Meskipun implementasi termasuk dalam fase ketiga, beberapa berpendapat bahwa fase ini harus dilihat sebagai bagian yang terpisah untuk lebih menggambarkan.
3. Karakteristik Sistem Pendukung Keputusan
Ada beberapa karakteristik dari SPK, di antarannya adalah sebagai berikut:
a. Mendukung seluruh kegiatan organisasi
b. Mendukung beberapa keputusan yang saling berinteraksi
c. Dapat digunakan berulang kali dan bersifat konstan d. Terdapat dua komponen utama, yaitu data dan model e. Menggunakan baik data ekternal maupun internal
f. Memiliki kemampuan what-if analysis dan goal seeking analysis g. Menggunakan beberapa model kuantitatif
4. Komponen-Komponen Sistem Pendukung Keputusan
Sistem pendukung keputusan terdiri dari 4 komponen utama (Susanti, 2013), yaitu:
a. Subsistem manajemen data berfungsi sebagai input ke database yang berisi data yang relevan dengan situasi dan dikelola oleh perangkat lunak yang disebut sistem manajemen database (DBMS). Basis pengetahuan berisi semua fakta, ide, hubungan, dan interaksi untuk domain tertentu.
b. Subsistem manajemen basis pengetahuan bertugas mendukung semua subsistem lain atau bertindak sebagai komponen terpisah. Ini menawarkan kecerdasan untuk meningkatkan pengetahuan pembuat keputusan.
c. Subsistem manajemen model Ini adalah paket perangkat lunak yang berisi model keuangan statistik, ilmu manajemen, atau model kuantitatif lainnya yang menyediakan analisis dan fungsi manajemen perangkat lunak yang sesuai.
d. Subsistem antarmuka pengguna (dialog) untuk mengimplementasikan sistem dalam program aplikasi sehingga pengguna atau pengguna dapat memiliki jumlah anak yang dirancang dengan sistem.
5. Tujuan Sistem Pendukung Keputusan
Adapun tujuan Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support System) menurut Turban (dalam Citra, 2013) adalah:
a.
Membantu manajer dalam pengambilan keputusan atas masalah-masalah semistruktur.b.
Memberikan dukungan atas pertimbangan manager dan bukannya dimaksudkan untuk menggantukan fungsi manager.c.
Meningkatkan efektifitas keputusan yang diambil manager lebih daripada perbaikan efisiennya.d.
Kecepatan komputasi. Komputer memungkinkan pengambil keputusan untuk melalukan banyak komputasi secara cepat dengan biaya yang rendah.e.
Peningkatan produktifitas. Bentuk kelompok dan izinkan anggota berada di lokasi yang berbeda (menghemat biaya perjalanan). Selain itu, produktivitas staf pendukung (misalnya analisis keuangan dan hukum) dapat ditingkatkan.Produktivitas juga dapat ditingkatkan dengan menggunakan alat pengoptimalan yang menentukan cara terbaik untuk menjalankan bisnis.
f.
Bantuan yang berkualitas. Komputer dapat meningkatkan kualitas dari apa yang diproduksi. Misalnya, semakin banyak data yang diambil, semakin banyak alternatif yang dapat dievaluasi. Analisis risiko dapat dilakukan dengan cepat dan pendapat ahli (beberapa di antaranya dari jarak jauh) dapat diperoleh dengan cepat dan dengan biaya lebih rendah. Menggunakan metode kecerdasan buatan, pengalaman bahkan dapat diekstraksi langsung dari suatu sistem. Dengan komputer, pengambil keputusan dapat melakukan penilaian yang kompleks, memeriksa banyak kemungkinan skenario, dan memperkirakan berbagai efek dengan cepat dan murah. Semua keterampilan ini mengarah pada keputusan yang lebih baik.g.
Pengelolaan dan penguatan sumber daya perusahaan. Tekanan persaingan menghambat pengambilan keputusan. Persaingan tidak hanya didasarkan padaharga, tetapi juga pada kualitas, kecepatan, kustomisasi produk, dan layanan pelanggan. Perusahaan harus dapat mengubah mode operasi dengan sering dan cepat, mendesain ulang proses dan struktur, memberdayakan penerima manfaat potensial, dan menjadi inovatif. Teknologi pengambilan keputusan dapat menjadi pemberdayaan yang signifikan dengan memungkinkan orang membuat keputusan yang baik dengan cepat, bahkan ketika mereka kurang berpengetahuan.
h.
Mengatasi keterbatasan kognitif dalam pengolahan dan penyimpanan. Otak manusia memiliki kapasitas yang terbatas untuk memproses dan menyimpan informasi. Terkadang orang kesulitan mengingat informasi dan menggunakannya dengan benar.6. Metode SMART (Simple Multi Atribute Rating Technique)
SMART adalah metode pengambilan keputusan multi-atribut. Teknik pengambilan keputusan multi-atribut ini digunakan untuk membantu pengambil keputusan memilih beberapa alternatif. Setiap pengambil keputusan pasti memiliki alternatif yang sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan (Yunitarini, 2013).
Setiap alternatif terdiri dari beberapa atribut dan setiap atribut memiliki nilai.
Nilai ini dirata-ratakan pada skala tertentu. Setiap atribut memiliki bobot yang menggambarkan pentingnya skala tertentu. Setiap atribut memiliki bobot yang menggambarkan seberapa penting suatu atribut dibandingkan dengan atribut lainnya.
Pembobotan dan pemeringkatan ini digunakan untuk mengurutkan setiap alternatif agar sampai pada alternatif terbaik.
SMART menggunakan model linier adaptif untuk memprediksi nilai dari setiap alternatif. SMART digunakan lebih luas karena kesederhanaannya dalam menanggapi kebutuhan pengambil keputusan dan cara tanggapan dianalisis. Analisis terbaik adalah transparan sehingga metode ini memberikan pemahaman masalah yang tinggi dan dapat diterima oleh pengambil keputusan. Pembobotan SMART menggunakan skala dari 0 hingga 1, sehingga memudahkan dalam menghitung dan membandingkan nilai untuk setiap alternatif. (Yunitarini, 2013):
……… [2.1]
Adapun teknik atau langkah-langkah dalam proses SMART, antara lain :
1. Identifikasi pengguna yang berada dalam kondisi fisik yang baik untuk membuat keputusan.
2. Identifikasi masalah yang ada dengan memperhatikan akar masalah dan batasan yang ada agar nantinya tidak menyimpang dari tujuan yang ingin dicapai.
3. Mengidentifikasi alternatif-alternatif yang ada untuk mencapai tujuan dari sistem yang akan dibuat.
4. Identifikasi Variable dan kriteria yang akan mendukung pengambilan keputusan 5. Masukkan nilai atau bobot untuk setiap kriteria. Pengguna menentukan peringkat
atau bobot ini dan sistem menetapkan bobot skala standar dari peringkat yang dimasukkan.
6. Nilai setiap kriteria untuk setiap alternatif. Hal ini juga dilakukan oleh pengguna, sehingga evaluasi setiap kriteria untuk setiap alternatif dapat bersifat kualitatif atau kuantitatif.
7. Mengembangkan utilitas atribut individu yang mencerminkan seberapa baik setiap alternatif dilihat oleh setiap kriteria. Pada tahap ini, semua kriteria diberi nilai pada skala 0 hingga 1 untuk setiap alternatif..
8. Menghitung penilaian terhadap setiap alternatif
Maximaze = 1
𝑘𝑗𝑊
𝑗. 𝑈
𝑖𝑗. Ѵi = 1 to n
Alat utama model ini adalah hierarki fungsional, yang input utamanya adalah persepsi manusia. Pada dasarnya tidak ada perbedaan mencolok antara model SMART dengan model lainnya, sama terletak pada jenis inputnya, hanya saja persentase dari masing-masing pembobotan langsung ditentukan oleh hasil analisis masalah(Yulianti, 2015).
Metode pembobotan SMART adalah metode paling sederhana untuk mendukung keputusan. Dalam metode ini dapat dilihat beberapa parameter yang menentukan keputusan.
Analisa Permasalahan
Penentuan kelayakan bantuan usaha pengembangan bagi usaha kecil menengah (UKM) merupakan salah satu kegiatan yang memerlukan kejelian dalam penilaian dan juga harus selektif berdasarkan penilaian yang ada. Dengan itu diharapkan dapat diperoleh hasil yang layak mendapatkan bantuan usaha pengembangan bagi usaha kecil menengah (UKM) untuk mendapatkan dana pinjaman dalam pengembangan usahanya.
Dalam penelitian ini dilakukan pembahasan bagaimana menentukan kelayakan bantuan usaha pengembangan bagi usaha kecil menengah dengan menggunakan metode Simple Multi Attribute Rating Technique (SMART), sehingga dengan dilakukannya pemilihan kelayakan pengembangan bantuan usaha didapatkan bantuan usaha bagaimana yang seharusnya mendapatkan bantuan untuk pengembangan usahanya tersebut.
Perhitungan metode SMART dalam penentuan kelayakan bantuan usaha pengembangan bagi usaha kecil menengah pada sistem pendukung keputusan yang dirancang mempunyai algoritma yang dibahas dalam perhitungan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan oleh instansi Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Kota Medan.
1. Perhitungan Menggunakan Metode SMART a. Menentukan Kriteria
Terdapat beberapa kriteria yang akan dihitung dalam metode SMART seperti pada tabel di bawah ini:
Tabel 1 Data Kriteria
Kode Faktor Penilaian Persentase Bobot Kriteria
K1 Aspek Pemasaran 30% 0,3
K2 Aspek Keuangan 30% 0,3
K3 Aspek Produksi 25% 0,25
K4 Aspek Administrasi 15% 0,15
Total 100% 1 (Σ=1)
Sumber : Dinas Koperasi dan UKM Kota Medan
Misalkan terdapat 8 buah usaha yang diajukan kepada Dinas Koperasi Dan UKM Kota Medan. Kriteria penilaian yaitu Aspek pasar dan pemasaran, aspek keuangan dan aspek produksi. Untuk masing-masing usaha ditampilkan pada tabel dibawah ini:
Tabel 2 Data Awal Masing-Masing Usaha Alternatif
UKM
Aspek Pemasaran
Aspek Keuangan
Aspek Produksi
Aspek Administrasi
Usaha 1 5 4 4 4
Usaha 2 4 4 3 4
Usaha 3 4 3 3 5
Usaha 4 3 4 5 5
Usaha 5 4 5 5 4
Usaha 6 5 4 5 4
Usaha 7 4 4 4 3
Usaha 8 3 5 3 3
Sumber : Dinas Koperasi dan UKM Kota Medan Keterangan nilai tabel kriteria:
5 = Sangat Baik 4 = Baik 3 = Cukup Baik 2 = Kurang Baik 1 = Buruk
Kemudian melakukan perhitungan perkalian antara nilai bobot dengan nilai bobot evaluasi sesuai dengan evaluasi pihak instansi pada setiap Usaha yang akan dinilai sebagai berikut :
a. Usaha 01
Pada dibawah ini terlihat Usaha 01 memiliki total bobot evaluasi sebesar 4,3 dimana bobot evaluasi ini merupakan perkalian dari nilai kriteria dengan bobot faktor.
Tabel 3 Perkalian Bobot dan Evaluasi
Faktor Bobot
Faktor Nilai Kriteria
Bobot Evaluasi (Bobot Faktor * Nilai
Kriteria)
Aspek pemasaran 0,3 5 0,3 * 5 = 1,5
Aspek Keuangan 0,3 4 0,3 * 4 = 1,2
Aspek Produksi 0,25 4 0,25 *4 = 1
Aspek Administrasi 0,15 4 0,15 * 4 = 0,6
Total 4,3
b. Usaha 02
Pada dibawah ini terlihat Usaha 02 memiliki total bobot evaluasi sebesar 3,75 dimana bobot evaluasi ini merupakan perkalian dari nilai kriteria dengan bobot faktor.
Tabel 4 Perkalian Bobot dan Evaluasi
Faktor Bobot
Faktor
Nilai Kriteria
Bobot Evaluasi (Bobot Faktor * Nilai
Kriteria)
Aspek pemasaran 0,3 4 0,3 * 4 = 1,2
Aspek Keuangan 0,3 4 0,3 * 4 = 1,2
Aspek Produksi 0,25 3 0,25 *3 = 0,75
Aspek Administrasi 0,15 4 0,15 * 4 = 0,6
Total 3,75
c. Usaha 03
Pada dibawah ini terlihat Usaha 03 memiliki total bobot evaluasi sebesar 3,6 dimana bobot evaluasi ini merupakan perkalian dari nilai kriteria dengan bobot faktor.
Tabel 5 Perkalian Bobot dan Evaluasi
Faktor Bobot
Faktor
Nilai Kriteria
Bobot Evaluasi (Bobot Faktor * Nilai
Kriteria)
Aspek pemasaran 0,3 4 0,3 * 4 = 1,2
Aspek Keuangan 0,3 3 0,3 * 3 = 0,9
Aspek Produksi 0,25 3 0,25 *3 = 0,75
Aspek Administrasi 0,15 5 0,15 * 5 = 0,75
Total 3,6
d. Usaha 04
Pada dibawah ini terlihat Usaha 04 memiliki total bobot evaluasi sebesar 4,1 dimana bobot evaluasi ini merupakan perkalian dari nilai kriteria dengan bobot faktor.
Tabel 6 Perkalian Bobot dan Evaluasi
Faktor Bobot
Faktor Nilai Kriteria
Bobot Evaluasi (Bobot Faktor * Nilai
Kriteria)
Aspek pemasaran 0,3 3 0,3 * 3 = 0,9
Aspek Keuangan 0,3 4 0,3 * 4 = 1,2
Aspek Produksi 0,25 5 0,25 *5 = 1,25
Aspek Administrasi 0,15 5 0,15 * 5 = 0,75
Total 4,1
e. Usaha 05
Pada dibawah ini terlihat Usaha 05 memiliki total bobot evaluasi sebesar 4,55 dimana bobot evaluasi ini merupakan perkalian dari nilai kriteria dengan bobot faktor.
Tabel 7 Perkalian Bobot dan Evaluasi
Faktor Bobot
Faktor Nilai Kriteria
Bobot Evaluasi (Bobot Faktor * Nilai
Kriteria)
Aspek pemasaran 0,3 4 0,3 * 4 = 1,2
Aspek Keuangan 0,3 5 0,3 * 5 = 1,5
Aspek Produksi 0,25 5 0,25 *5 = 1,25
Aspek Administrasi 0,15 4 0,15 * 4 = 0,6
Total 4,55
f. Usaha 06
Pada dibawah ini terlihat Usaha 06 memiliki total bobot evaluasi sebesar 4,55 dimana bobot evaluasi ini merupakan perkalian dari nilai kriteria dengan bobot faktor.
Tabel 8 Perkalian Bobot dan Evaluasi
Faktor Bobot
Faktor
Nilai Kriteria
Bobot Evaluasi (Bobot Faktor * Nilai
Kriteria)
Aspek pemasaran 0,3 5 0,3 * 5 = 1,5
Aspek Keuangan 0,3 4 0,3 * 4 = 1,2
Aspek Produksi 0,25 5 0,25 *5 = 1,25
Aspek Administrasi 0,15 4 0,15 * 4 = 0,6
Total 4,55
g. Usaha 07
Pada dibawah ini terlihat Usaha 07 memiliki total bobot evaluasi sebesar 3,85 dimana bobot evaluasi ini merupakan perkalian dari nilai kriteria dengan bobot faktor.
Tabel 9 Perkalian Bobot dan Evaluasi
Faktor Bobot
Faktor Nilai Kriteria
Bobot Evaluasi (Bobot Faktor * Nilai
Kriteria)
Aspek pemasaran 0,3 4 0,3 * 4 = 1,2
Aspek Keuangan 0,3 4 0,3 * 4 = 1,2
Aspek Produksi 0,25 4 0,25 *4 = 1
Aspek Administrasi 0,15 3 0,15 * 3 = 0,45
Total 3,85
h. Usaha 08
Pada dibawah ini terlihat Usaha 08 memiliki total bobot evaluasi sebesar 3,6 dimana bobot evaluasi ini merupakan perkalian dari nilai kriteria dengan bobot faktor.
Tabel 10 Perkalian Bobot dan Evaluasi
Faktor Bobot
Faktor
Nilai Kriteria
Bobot Evaluasi (Bobot Faktor * Nilai
Kriteria)
Aspek pemasaran 0,3 3 0,3 * 3 = 0,9
Aspek Keuangan 0,3 5 0,3 * 5 = 1,5
Aspek Produksi 0,25 3 0,25 *3 = 0,75
Aspek Administrasi 0,15 3 0,15 * 3 = 0,45
Total 3,6
Maka sesuai dengan ketentuan dari pihak instansi Dinas Koperasi dan UKM Kota Medan bahwa alternatif yang layak ditetapkan sebagai penerima bantuan pengembangan usaha adalah UKM yang memiliki nilai akhir ≥ 4,0. Seperti dijelaskan pada tabel dibawah ini:
Tabel 11 Hasil Keputusan
No Alternatif Bobot Evaluasi Keputusan
1 Usaha01 4,3 Layak
2 Usaha02 3,75 Tidak Layak
3 Usaha03 3,6 Tidak Layak
4 Usaha04 4,1 Layak
5 Usaha05 4,55 Layak
6 Usaha06 4,55 Layak
7 Usaha07 3,85 Tidak Layak
8 Usaha08 3,6 Tidak Layak
2. Flowchart Program
Yaitu bagan yang memperlihatkan urutan proses yang ada pada metode SMART.
Berikut ini merupakan gambar flowchart dari metode SMART beserta penjelasannya.
Gambar 1 Flowchart Program
Dari flowchart diatas dapat dijelaskan urutan proses yang ada pada metode SMART. Dimulai dari start kemudian masuk kepada input data usaha kecil menengah, setelah itu melakukan input data kriteria, selanjutnya melakukan input data bobot kriteria dan melakukan proses perhitungan metode SMART. Setelah melakukan perhitungan, maka dapat melanjut ke proses berikutnya yaitu perankingan, setalah itu maka diketahui hasil perankingannya dan kemudian selesai.
3. Pemodelan Sistem
Mulai
Input Nilai C1, C2, C3, C4 Data Alternatif
Tampil hasil keputusan
Selesai
Inisialisasi C1, C2, C3, C4 Data Kriteria
Hitung Dengan Metode SMART
Melakukan Perangkingan
Dalam pemodelan sistem, beberapa bagian pemodelan yang terbagi menjadi tiga bagian pemodelan diantara Use Case diagram, activity diagram dan class diagram.
a. Use Case Diagram
Use Case adalah deskripsi fungsi dari sebuah sistem dari perspektif pengguna.
Use Case bekerja dengan cara mendeskripsikan tipikal interaksi antara user (pengguna) sebuah sistem dengan sistemnya sendiri melalui sebuah cerita bagaimana sebuah sistem dipakai. Berikut ini adalah perancangan Use Case untuk admin dari sebuah sistem pendukung keputusan dalam menentukan kelayakan bantuan usaha pengembangan bagi usaha kecil menengah.
Gambar 2 Use Case Diagram Sistem b. Activity Diagram
Activity Diagram akan menggambarkan alur aktivitas dari sistem, untuk activity diagram dari sistem pendukung keputusan penentuan kelayakan bantuan usaha pengembangan bagi usaha kecil menengah dengan menggunakan metode SMART adalah sebagai berikut:
Admin
Login
Data UKM
Input Nilai Kriteria
Proses SMART
Hasil Keputusan
Admin Sistem
c. Class Diagram
Class Diagram akan memperlihatkan hubungan antar kelas dalam pemodelan Usahain sistem. Berikut ini adalah relasi tabel sistem pendukung keputusan
T
Y Kelola Data
UKM
Proses Perhitungan SMART
Hasil Keputusan ben
Masukan nama
dan password Verifikasi nama
dan password
Tampil Data UKM
Tampil Nilai Kriteria Kelola Data
Penilaian Kriteria
Tampilan menu Utama Tampil Form Login
penentuan kelayakan bantuan usaha pengembangan bagi usaha kecil menengah.
+ KodeUKM * Text - NamaUKM Text - Alamat Text - Pemasaran Text - Keuangan Text - Produksi Text - Administrasi Text + Tambah (button) + Ubah (button) + Hapus (button) + Bersih (button) + Keluar (button) UKM
+ KodeKriteria* Text - Kriteria Text - Persentase Number + Ubah (button)
+ Bersih (button) + Keluar (button) Kriteria
1
1 m
1
+ KodeUKM * Text - NamaUKM Text - Nilai_K1 Number - Nilai_K2 Number - Nilai_K3 Number - Nilai_K4 Number - TotalNilai Number + Proses Smart (button) + Cetak (button) + Keluar (button)
Hasil
1..**
+ Username Text + Password Text
+ OK (button) + Keluar (button)
Login
1..**
Gambar 3 Class Diagram 4. Perancangan User Interface
Perancangan antar muka (user interface) merupakan suatu bentuk tampilan dari program yang akan dibuat untuk kebutuhan interface dengan user. Perancangan antar muka terdiri dari perancangan tampilan menu, tampilan form, tampilan pesan, dan keluaran. Berikut ini merupakan perancangan tampilan menu sistem pendukung keputusan penentuan kelayakan bantuan usaha pengembangan bagi usaha kecil menengah.
a. Tampilan Form Login
Gambar 4 Rancangan Form Login
Dari tampilan form login tersebut, dapat dijelaskan bahwa user diperintahkan menginput Nama user beserta passwordnya, jika user ingin melanjutkan maka user memilih tombol “OK”, dan apabila user tidak ingin melanjut maka user dapat memilih tombol “Keluar”.
b. Tampilan Form Menu Utama
Gambar 5 Rancangan Form Utama
Form menu utama merupakan form yang menampilkan menu-menu yang ada di dalam sebuah sistem. Dari tampilan form menu utama diatas, dapat dilihat ada beberapa menu yaitu Data Master, Proses dan Laporan Hasil.
c. Tampilan Form Data Usaha Kecil Menengah
Form Usaha Kecil Menengah merupakan form yang berfungsi untuk mengelola data Usaha Kecil Menengah yang akan dilakukan proses penilaian kelayakannya. Berikut dibawah ini tampilan rancangan dari Form Usaha Kecil Menengah.
Kode UKM : Nama UKM :
Listview Data UKM Tambah
Ubah Hapus Form UKM
Bersih
Alamat :
Keluar
Pemasaran : v
Keuangan : v
Produksi : v
Administrasi : v
MASUKKAN DATA UKM
Gambar 6 Tampilan Form UKM d. Tampilan Form Kriteria
Form Kriteria merupakan form yang berfungsi untuk mengelola data bobot kriteria yang akan dijadikan acuan penilaian. Berikut dibawah ini tampilan rancangan dari Form Kriteria.
Kode Kriteria :
Nama Kriteria :
Listview Data Kriteria
Ubah Form Kriteria
Bersih Persentase :
Keluar Atur Bobot kriteria
Gambar 7 Tampilan Form Kriteria e. Tampilan Form Proses SMART
Rancangan menu proses berfungsi untuk menampilkan form proses yang dilakukan setelah data penilaian setiap aplternatif diinputkan kedalam sistem
pendukung keputusan. Untuk gambar rancangan form proses SMART dapat dilihat sebagai berikut.
Perhitungan dengan Metode SMART
Proses Smart Cetak
Form Proses Hitung X
Kode UKM Nilai Pemasaran Nilai Produksi Nilai Administrasi
xxxxx xxxxx xxxxx
999 999 999
999 999 999 999
999 999 Nilai Keuangan
999 999 999
No ID kriteria Bobot Faktor
99 99 99
xxx xxx xxx
999 999 999 Nama
kriteria xxx xxx xxx Nama UKM
xxxxx xxxxx xxxxx No
99 99 99
Keluar
Kode UKM Nilai Pemasaran Nilai Produksi Nilai
Administrasi
xxxxx xxxxx xxxxx
999 999 999
999 999 999 999
999 999 Nilai Keuangan
999 999 999 Nama UKM
xxxxx xxxxx xxxxx No
99 99 99
Total
999 999 999
Gambar 8 Rancangan Form Proses SMART f. Perancangan Laporan Keputusan
Untuk perancangan keluaran pada Sistem Pendukung Keputusan menggunakan metode SMART adalah sebagai berikut.
Nama UKM Nilai K1 Total Nilai Keputusan
xxx xxx xxx
999 999 999
999 999 999
xxx xxx xxx
Medan, dd/mm/yyyy Diketahui Oleh:
(xxxxxxxxxxxxxx)
LAPORAN KELAYAKAN BANTUAN USAHA PENGEMBANGAN BAGI UKM
DINAS KOPERASI DAN UKM KOTA MEDAN
Logo
ID UKM
xxx xxx xxx
Nilai K2
999 999 999
Nilai K3
999 999 999
Nilai K4
999 999 999 No
999 999 999
Gambar 9 Rancangan Form Laporan Hasil
HASIL DAN PEMBAHASAN Kebutuhan Sistem
Implementasi Sistem Pendukung Keputusan dengan metode Simple Multi Atribut Rating Technique Untuk Menentukan kelayakan bantuan usaha bagi UKM dibuat menggunakan bahasa pemrograman Visual Basic 2008. Pada pengimplementasian Sistem Pendukung Keputusan untuk menentukan kelayakan bantuan usaha bagi UKM dengan metode Simple Multi Atribut Rating Technique (SMART) perangkat keras yang digunakan memiliki spesifikasi sebagai berikut :
1. Prosesor Intel Core i3 2. Memory RAM 2 GB 3. Mouse dan Printer 4. Harddisk 500 GB
Adapun perangkat lunak (software) yang dibutuhkan untuk menunjang aktifitas berjalannya program aplikasi yang dikembangkan dengan baik adalah :
1. Sistem Operasi Windows 7
2. Software Microsoft Visual Basic 2008
3. Microsoft Access 2007 sebagai aplikasi database 4. Seagate Crystal Report 8.5.
Implementasi Sistem
1. Tampilan LoginPada form login, admin harus memasukkan nama dan kata sandi. Jika nama dan kata sandi tidak sesuai maka proses login tidak dapat dilakukan. Menu login bermanfaat agar tidak sembarangan user bisa mengakses menu yang ada di aplikasi tersebut.
Gambar 10 Tampilan Menu Login 2. Menu Utama
Setelah proses login berhasil, admin akan diarahkan ke menu utama dimana terdapat dua (2) sub menu pengolahan data yang dapat diakses, yaitu data kriteria dan proses pengambilan keputusan. Namun, apabila proses login tidak berhasil maka sistem akan kembali ke halaman login, dan sistem meminta untuk memasukan username dan password yang benar. Halaman menu utama dari dapat dilihat pada gambar 11.
Gambar 11 Tampilan Menu Utama 3. Input Data UKM
Pada input data UKM yang dimaksud adalah proses menambah, mengubah, menyimpan, dan menghapus data UKM yang terdapat pada database. Form yang berfungsi untuk mengolah data UKM adalah halaman form UKM yang ditunjukkan pada gambar 12.
Gambar 12 Tampilan Input Data UKM
Adapun fungsi-fungsi dari tombol yang terdapat dalam form yaitu : Tambah : Menyimpan data UKM baru.
Ubah : Merubah data-data yang dianggap salah.
Hapus : Menghapus data-data yang dianggap tidak perlu.
Bersih : Membatalkan penginputan data dan membersihkan form.
Keluar : Keluar dari form UKM.
4. Tampilan Input Data Kriteria
Pada form kriteria merupakan tampilan antarmuka untuk menginput data kriteria yang akan digunakan menjadi acuan penilaian pada setiap UKM. Berikut adalah gambar hasil implementasi dari rancangan antarmuka form input penilaian kriteria.
Gambar 13 Tampilan Input Data Kriteria Adapun fungsi-fungsi dari tombol yang terdapat dalam form yaitu : Ubah : Menyimpan data bobot kriteria yang baru.
Bersih : Membatalkan proses dan membersihkan form.
Keluar : Keluar dari form kriteria.
5. Tampilan Form Proses Keputusan
Pada form proses keputusan merupakan tampilan antarmuka untuk memproses data nilai kriteria dari tiap-tiap kriteria yang telah dimasukkan pada sistem ini.
Berikut adalah gambar hasil implementasi dari rancangan antarmuka form input proses keputusan.
Gambar 14 Tampilan Form Proses Keputusan
Adapun fungsi-fungsi dari tombol yang terdapat dalam form proses keputusan yaitu:
Proses Smart : Melakukan proses perhitungan nilai kriteria.
Cetak : Menampilkan laporan hasil keputusan Keluar : Keluar dari form keputusan.
Gambar 15 Tampilan Hasil Form Proses Keputusan 6. Pengujian
Setelah melakukan proses implementasi, proses selanjutnya adalah uji coba dengan tujuan untuk mengetahui bahwa aplikasi yang telah dibuat sesuai dengan kebutuhan. Setelah dilakukan pengujian, maka menghasilkan sebuah laporan yaitu laporan hasil keputusan seperti gambar dibawah ini:
Gambar 16 Tampilan Laporan Hasil Keputusan
KESIMPULAN
Permasalahan yang dihadapi oleh Dinas Koperasi dan UKM Kota Medan dalam menentukan UKM yang layak diberikan bantuan usaha pengembangan ternyata dapat diselesaikan dengan menggunakan metode Simple Multi Atribut Rating Technique (SMART) yang diterapkan pada sebuah sistem pendukung keputusan. Sehingga menghasilkan keputusan yang tepat sesuai dengan yang diharapkan.
Perancangan yang digunakan dalam membangun sistem pendukung keputusan menentukan UKM yang layak diberikan bantuan usaha pengembangan pada Dinas Koperasi dan UKM Kota Medan yaitu flowchart, use case diagram, activity diagram, class diagram, perancangan database dan perancangan interface program.
Setelah dilakukan pengujian terhadap sistem yang dibangun, diperoleh hasil perhitungan yang sama dengan perhitungan yang didapatkan secara manual pada Bab III. Berarti proses komputerisasi pada program sudah berjalan dengan benar.
Setelah melalui keseluruhan tahapan mulai dari Bab I sampai Bab IV maka dapat disimpulkan bahwa metode SMART dapat digunakan sebagai sebuah alat/algoritma untuk menentukan UKM yang layak diberikan bantuan usaha pengembangan secara tepat dan akurat sesuai dengan pilihan yang dapat dijadikan dasar dalam memilih secara lebih rasional
DAFTAR RUJUKAN
Citra, D. (2013). Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Hotel Di Kota Palembang Dengan Metode SAW. Jurnal Sistem Informasi, 5(1).
Magdalena, H. (2012). Sistem Pendukung Keputusan Untuk Menentukan Mahasiswa Lulusan Terbaik di Perguruan Tinggi (STMIK Atma Luhur Pangkal Pinang). Jurnal Sentika, 2(1).
Susanti, N. (2013). Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Kualitas Kayu Untuk Kerajinan Meubel. Jurnal Sarjana Teknik Informatika, 1(1).
Yulianti, E. (2015). Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Mobil Dengan Metode SMART. Jurnal Momentum, 17(1).
Yunitarini, R. (2013). Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Penyiar Radio Terbaik.
Jurnal Ilmiah Mikrotek, 1(1).