• Tidak ada hasil yang ditemukan

KETERSEDIAAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DI TAMAN KANAK-KANAK (TK) SE-KECAMATAN BANGUNTAPAN YANG BERAKREDITASI “A”.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KETERSEDIAAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DI TAMAN KANAK-KANAK (TK) SE-KECAMATAN BANGUNTAPAN YANG BERAKREDITASI “A”."

Copied!
248
0
0

Teks penuh

(1)

i

KETERSEDIAAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DI TAMAN KANAK-KANAK (TK) SE-KECAMATAN BANGUNTAPAN

YANG BERAKREDITASI “A”

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh : Fitriani NIM 11101244021

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)

v MOTTO

Kesuksesan anak tidak dilihat dari lengkapnya fasilitas, namun kesuksesan anak

dapat dilihat dari bagaimana anak bisa memanfaatkan fasilitas untuk menuntunnya

menjadi sukses

(6)

vi

PERSEMBAHAN

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan dalam penyelesaian tugas akhir skripsi ini sebagai persyaratan memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Program Studi Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta. Karya ini saya persembahkan untuk :

1. Kedua orang tua serta adik saya yang tercinta, terima kasih atas doa, dukungan dan perhatian yang selalu diberikan selama ini,

(7)

vii

KETERSEDIAAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DI TAMAN KANAK-KANAK (TK) SE-KECAMATAN BANGUNTAPAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan sesuai dengan Standar Sarana dan Prasarana PAUD, ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan dilihat dari segi edukatif, segi teknik, dan segi estetika di Taman Kanak-Kanak (TK) se-Kecamatan Banguntapan yang berakreditasi A.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Setting penelitian ini adalah TK se-Kecamatan Banguntapan yang berakreditasi A. Metode pengumpulan data ada tiga macam, yaitu angket tertutup, observasi lapangan, dan studi dokumen. Subjek penelitian ini adalah TK se-Kecamatan Banguntapan yang berakrediasi A. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan persentase.

Hasil dari penelitian ini adalah ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan yang dilihat dari Standar Sarana dan Prasarana PAUD mendapat skor 88.6% (sangat lengkap) yang berarti ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan sudah sesuai dengan standar sarana dan prasaran PAUD. Sedangkan ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan yang dilihat dari segi edukatif mendapat skor 87.1% (sangat lengkap) yang berarti sarana dan prasarana pendidikan yang tersedia sudah mendukung proses pembelajaran, sesuai kemampuan anak, dapat mendorong aktivitas dan kreatifitas anak, letaknya mudah dijangkau oleh guru/anak. Sedangkan ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan dilihat dari segi teknik mendapat skor 87.1% (sangat lengkap) yang berarti sarana dan prasarana pendidikan yang tersedia sesuai tujuan dan fungsinya, ukurannya sesuai konsep pembelajaran, awet dan kuat, bentuk dan warnanya tidak mudah berubah, mudah digunakan oleh anak/guru, aman dan tidak membahayakan pemakai, luwes. Sedangkan ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan dilihat dari segi estetika mendapat skor 85.8% (sangat lengkap) yang berarti sarana dan prasarana pendidikan yang tersedia indah dan menarik, ukurannya sesuai umur pemakai, di cat warna yang cerah, bisa digunakan untuk kepentingan individu, kelompok/ klasikal. Kondisi sarana dan prasarana pendidikan yang ada di TK se-Kecamatan Banguntapan menunjukan rata-rata 85.47% yang berarti kondisi sarana dan prasarana pendidikan yang ada sebagian besar masih layak digunakan untuk mendukung pembelajaran.

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, anugerah dan hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi ini. Tujuan penulisan tugas akhir skripsi sebagai syarat dalam menyelesaikan jenjang Strata 1 (S1) pada program studi Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta.

Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terimakasih kepada :

1. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan izin bagi penulis untuk melaksanakan penelitian.

2. Ketua Jurusan Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta yang telah membantu kelancaran penyusunan skripsi ini. 3. Dosen Pembimbing Skripsi Ibu MD. Niron, M. Pd. yang telah meluangkan waktu

dan tenaga untuk memberikan bimbingan dan motivasi selama menyelesaikan skripsi ini.

4. Ibu Eka Sapti Cahyaningrum, MM, M. Pd. Selaku penguji utama yang telah memberikan pengarahan masukan guna menyempurnakan penulisan ini.

5. Bapak Sudiyono, M. Si selaku sekretaris penguji yang telah memberikan masukan guna menyempurnakan penulisan ini

6. Para dosen jurusan yang telah memberikan ilmu dan wawasannya.

(9)
(10)

x

1. Konsep Sarana dan Prasarana Pendidikan ... 10

2. Ruang Lingkup Sarana dan Prasarana Pendidikan ... 11

3. Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan ... 14

4. Taman Kanak-Kanak (TK) ... 20

a. Pengertian TK ... 20

(11)

xi

c. Lingkungan Belajar TK ... 29

d. Strategi Pengelolaan Lingkungan Belajar di TK ... 30

e. Prinsip sarana dan prasarana TK ... 31

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 39

D. Subjek Penelitian ... 40

E. Teknik Pengumpulan Data ... 41

F. Instrumen Penelitian ... 43

G. Teknik Analisis Data ... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran umum lokasi penelitian ... 46

B. Deskripsi data hasil penelitian ... 48

1. Ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan di TK se-Kecamatan Banguntapan yang berakreditasi A ... 48

a. Ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan dilihat dari Standar Sarana Dan Prasarana PAUD ... 48

b. Ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan dilihat dari

(12)

xii

C. Pembahasan ... 74

1. Ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan di TK se-Kecamatan Banguntapan yang berakreditasi A ... 74

a. Ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan sesuai standar sarana dan prasarana PAUD ... 75

b. Ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan dilihat dari segi edukatif ... 89

c. Ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan dilihar dari segi teknik ... 101

d. Ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan dilihat dari segi estetika ... 115

2. Kondisi sarana dan prasarana pendidikan di TK se-Kecamatan Banguntapan yang berakreditasi A ... 129

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 136

B. Saran ... 137

DAFTAR PUSTAKA ... 139

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

hal

Tabel 1. Subjek Penelitian Ketersediaan Sarana dan Prasarana Pendidikan ... 41

Tabel 2. Skor Jawaban ... 42

Tabel 3. Panduan Studi Dokumen ... 44

Tabel 4. Kategori Skor Penilaian Ketersediaan Sarana dan Prasarana ... 45

Tabel 5. Persentase Indikator Sarana dan Prasarana Pendidikan dilihat dari Standar Sarana dan Prasarana PAUD di TK se-Kecamatan Banguntapan yang Berakreditasi A ... 50

Tabel 6. Persentase Indikator Sarana dan Prasarana Pendidikan dilihat dari Segi Edukatif di TK se-Kecamatan Banguntapan yang Berakreditasi A ... 56

Tabel 7. Persentase Indikator Sarana dan Prasarana Pendidikan dilihat dari Segi Teknik di TK se-Kecamatan Banguntapan yang Berakreditasi A ... 62

Tabel 8. Persentase Indikator Sarana dan Prasarana Pendidikan dilihat dari Segi Estetika di TK se-Kecamatan Banguntapan yang Berakreditasi A ... 67

(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

hal Gambar 1. Diagram Persentase Indikator Sarana dan Prasarana Pendidikan

dilihat dari Standar Sarana dan Prasarana PAUD di TK se-Kecamatan Banguntapan yang Berakreditasi A ... 51 Gambar 2. Diagram Persentase Indikator Sarana dan Prasarana Pendidikan

dilihat dari Segi Edukatif di TK se-Kecamatan Banguntapan yang Berakreditasi A ... 57 Gambar 3. Diagram Persentase Indikator Sarana dan Prasarana Pendidikan

dilihat dari Segi Teknik di TK se-Kecamatan

Banguntapan yang Berakreditasi A ... 66 Gambar 4. Diagram Persentase Indikator Sarana dan Prasarana Pendidikan

dilihat dari Segi Estetika di TK se-Kecamatan

Banguntapan yang Berakreditasi A ... 68 Gambar 5. Diagram Persentase Kondisi Sarana dan Prasarana Pendidikan

(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

hal

Lampiran 1. Kisi-Kisi dan Instrumen Penelitian ... 143

Lampiran 2. Data Hasil Penelitian ... 166

Lampiran 3. Dokumentasi ... 203

(16)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang. Oleh sebab itu, perlu dilahirkan sumber daya manusia yang berkualitas. Tindakan yang perlu dilakukan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia yaitu dengan memperhatikan pendidikan. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa :

Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan darinya, masyarakat, bangsa dan negara. Dari pengertian di atas sudah terlihat jelas bahwa pendidikan merupakan salah satu bentuk nyata bagian dari upaya pemerintah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa yaitu dapat dimulai dengan memperhatikan pendidikan pada anak usia dini. Melalui pendidikan usia dini dapat dibangun manusia-manusia yang memiliki kualitas dan mampu bersaing dengan sumber daya manusia dari negara lain. Salah satu pendidikan pada anak usia dini yang sudah kita ketahui adalah Taman Kanak-Kanak (TK).

(17)

2

emosional, kemandirian, kognitif, bahasa, fisik/motorik dan seni untuk siap memasuki sekolah. Dengan kata lain pendidikan TK dapat membantu generasi muda yang handal mengembangkan potensi yang dimilikinya. TK merupakan bentuk pendidikan prasekolah yang menyediakan pendidikan dini untuk mempersiapkan anak memasuki jenjang berikutnya yaitu pendidikan sekolah dasar.

Menurut Yuliani Nurani Sujiono (2012: 22) TK adalah salah satu bentuk satuan pendidikan bagi anak usia dini pada jalur pendidikan yang menyelenggarakan program pendidikan bagi anak usia empat tahun sampai enam tahun. Sasaran, pendidikan TK adalah anak usia 4-6 tahun, yang dibagi kedalam dua kelompok belajar berdasarkan usia yaitu kelompok A untuk anak usia 4-5 tahun dan kelompok B untuk anak didik usia 5-6 tahun. Menurut Ibrahim Bafadal (2005: 01) “TK adalah lembaga pendidikan yang dipersiapkan untuk membantu anak didik dalam rangka membentuk perilaku anak melalui pembiasaan dan pemberian stimulus lain yang disesuaikan dengan tahap perkembangan anak”. Dengan kata lain, pada masa pertumbuhannya anak akan dilatih supaya bisa berperilaku positif. Dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa TK adalah lembaga pendidikan yang dipersiapkan untuk anak usia 4-6 tahun dalam rangka membentuk perilaku sesuai dengan tahap perkembanganya.

(18)

3

kependidikan, kurikulum, program kemitraan dengan orang tua anak, sarana prasarana, dan sebagainya.

Salah satu komponen yang penting adalah sarana dan prasarana pendidikan. Sarana dan prasarana pendidikan dianggap penting karena sebagian besar proses pendidikan di TK membutuhkan sarana dan prasarana. Keberadaan sarana dan prasarana pendidikan dapat mempermudah jalannya proses pendidikan yang terjadi di TK. Salah satu contoh pentingnya sarana dan prasarana dalam proses pendidikan adalah dengan menggunakan sarana dan prasarana seperti alat peraga dan media pembelajaran, dapat mempermudah guru dalam menyampaikan materi pembelajaran, sehingga anak lebih mudah untuk memehami materi pelajaran yang disampaikan oleh guru. Menurut E. Mulyasa (2004: 49) sarana pendidikan merupakan peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dalam menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar, seperti gedung, ruang kelas, meja, kursi, serta alat-alat dan media pengajaran. Adapun prasarana pendidikan ialah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan atau pengajaran, seperti halaman, kebun, taman, jalan menuju tempat belajar. Adanya sarana dan prasarana pendidikan dalam proses pembelajaran diharapkan dapat membantu guru dalam menyampaikan materi pelajaran kepada anak, sehingga anak lebih mudah untuk menerima materi pelajaran yang diberikan guru.

(19)

4

pemerintah pusat dengan mempertimbangkan kebutuhan tiap-tiap tingkatan sekolah dan ditetapkan sebagai standar yang idealnya dipenuhi oleh seluruh sekolah-sekolah yang berada di bawah aturan pemerintah terkait. Bentuk standar sarana dan prasarana yang menjadi pedoman sarana dan prasarana pendidikan di TK adalah standar yang dikeluarkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 137 Tahun 2014 Tentang Standar Sarana Dan Prasarana PAUD. Pada peraturan ini syarat diperuntuhkan pada TK/RA/BA dan sejenisnya, yang artinya bisa diterapkan pada TK/RA/BA Negeri dan Swasta.

Negara Indonesia memiliki TK Negeri maupun Swasta, tidak terkecuali pada TK yang berada di Kecamatan Banguntapan. TK yang ada di Kecamatan Banguntapan semuanya merupakan TK Swasta, hal tersebut berdasarkan data dari DIKPORA DIY tahun 2013. TK semuanya berstatus Swasta karena berdiri di bawah naungan Yayasan. Meskipun berstatus Swasta, tetap saja harus mengikuti aturan yang dibuat oleh pemerintah pusat termasuk dalam pemenuhan standar sarana dan prasarana pendidikan yang digunakan selama proses pendidikan berlangsung.

(20)

5

Permasalahan yang muncul lainnya adalah masih ada beberapa TK yang sarana dan prasarana belum sesuai dengan standar sarana dan prasarana seperti perosotan yang konstruksinya sudah keropos dan penempatannya di atas semen, hal ini dapat membahayakan anak pada saat bermain. Berdasarkan salah satu prinsip dalam Peremndikbud No. 137 Tahun 2014 yaitu aman, menurut penulis perosotan yang diletakkan di atas semen dianggap tidak aman bagi anak karena dapat menimbulkan cedera yang serius pada saat anak terjatuh dari perosostan. APE luar yang aman sebaiknya berdiri di atas rumput atau tanah supaya tidak menimbulkan luka yang serius ketika anak terjatuh pada saat bermain. Selain itu, masih ada beberapa TK yang belum memiliki jamban dengan air bersih, ditambah dengan kondisi lantainya yang licin dan kurang pencahayaan. Hal tersebut tidak sesuai dengan persyaratan sarana prasarana pada Permendikbud No. 137 Tahun 2014 yaitu TK memiliki jamban dengan air bersih. Kondisi lantai yang licin dapat mengakibatkan anak terpeleset ketika menggunakan jamban. Kemudian kurangnya pencahayaan dapat mengakibatkan dinding-dinding jamban menjadi lembab dan memunculkan banyak jamur, hal tersebut tentu dapat mengganggu kesehatan pengguna jamban.

(21)

6

sebelum atau sesudah mereka melakukan aktivitas yang menyebabkan anak menjadi kotor.

Berdasarkan data dari DIKPORA DIY tahun 2013 di Kecamatan Banguntapan terdapat 24 TK berakreditasi A yang semuanya berstatus Swasta, sepintas dari akreditasi tersebut dapat diasumsikan bahwa TK se-Kecamatan Banguntapan yang berakreditasi A sudah memenuhi standar sarana dan prasarana. Munculnya asumsi tersebut dikarenakan salah satu komponen penilaian dalam akreditasi adalah ketersediaan sarana dan prasarana, meskipun nilai sarana dan prasarana tidak begitu besar setidaknya sarana dan prasarana yang tersedia di TK yang berakreditasi A lebih lengkap dibandingan dengan TK yang belum menyandang akreditasi A. Secara tidak langsung memunculkan anggapan bahwa TK yang berakreditasi A sudah memenuhi standar sarana dan prasarana yang ditetapkan oleh pemerintah. Namun, tidak menutup kemungkinan permasalahan terkait ketersediaan sarana dan prasarana juga terjadi pada TK se-Kecamatan Banguntapan yang berakreditasi A. Sehingga mengakibatkan munculnya asumsi bahwa TK se-Kecamatan Banguntapan yang berakreditasi A belum seluruhnya memenuhi standar sarana dan prasarana. Munculnya asumsi tersebut didasari pada letak TK se-Kecamatan Banguntapan yang berakreditasi A yang cenderung berada di tengah pemukiman warga yang tergolong menengah dan menengah kebawah.

(22)

7

dalam menentukan biaya pendidikan. Hal tersebut juga dapat mempengaruhi TK dalam memenuhi standar penyelenggaraan TK yang ditetapkan oleh pemerintah, termasuk dalam memenuhi standar sarana dan prasarana pendidikan. Kondisi lain yang dapat menjadi permasalahan adalah kurangnya pengetahuan guru atau pihak sekolah terhadap peraturan pemerintah atau standar khususnya standar sarana dan prasarana yang ditetapkan oleh pemerintah. Standar sarana dan prasarana yang ditetapkan oleh pemerintah tentu memiliki maksud dan tujuan yang baik untuk TK, dalam perumusannya juga benar-benar dipertimbangkan dan dipikirkan oleh berbagai pihak supaya bisa diterapkan di seluruh TK.

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai ketersediaan sarana dan prasarana TK di Kecamatan Banguntapan dengan judul penelitian tentang “Ketersediaan Sarana Dan Prasarana Pendidikan Di Taman Kanak-Kanak (TK) Se-Kecamatan Banguntapan Yang Berakreditasi A”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan masalah-masalah sebagai berikut:

1. TK se-Kecamatan Banguntapan yang berakreditasi A belum seluruhnya memenuhi standar sarana dan prasarana.

2. Terbatasnya biaya yang digunakan untuk upaya pemenuhan standar sarana dan prasarana.

(23)

8 C. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas, terdapat banyak permasalahan yang timbul. Banyaknya permasalahan tersebut, maka sulit bagi peneliti untuk melakukan penelitian yang mencakup semua masalah yang ditemukan. Agar yang diteliti dapat terfokus maka dalam penelitian ini hanya dibatasi pada TK se-Kecamatan Banguntapan yang berakreditasi A belum seluruhnya memenuhi standar sarana dan prasarana.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, maka rumusan masalah yang ada adalah:

1. Bagaimana ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan yang ada di TK se-Kecamatan Banguntapan yang berakreditasi A dilihat dari Standar Sarana dan Prasarana PAUD, dari segi edukatif, segi teknik, dan segi estetika ?

2. Bagaimana kondisi sarana dan prasarana pendidikan di TK se-Kecamatan Banguntapan yang berakreditasi A ?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan penelitian yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan yang ada di TK se-Kecamatan Banguntapan yang berakreditasi A dilihat dari Standar Sarana dan Prasarana PAUD segi edukatif, segi teknik, dan segi estetika. 2. Untuk megetahui kondisi sarana dan prasarana pendidikan di TK

(24)

9 F. Manfaat Penelitian

Dari penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Secara Teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmu pengetahuan terkait manajemen fasilitas pendidikan khususnya mengenai ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan yang ada di TK.

2. Secara Praktis a. Bagi Sekolah

Sekolah dapat mengetahui tingkat pemenuhan standar sarana dan prasarana yang sedang atau telah dicapai sehingga dapat menjadi acuan dalam perencanaan, pengadaan dan penempatan sarana dan prasarana di sekolah terkait.

b. Bagi Anak

Hasil penelitian ini diharapkan anak dapat merasakan peningkatan sarana dan prasarana dari segi kualitas maupun kuantitas untuk mendukung proses pembelajaran.

c. Bagi Penelitian Selanjutnya

(25)

10 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori

1. Konsep Sarana dan Prasarana Pendidikan

Menurut Ibrahim Bafadal (2004: 02) sarana pendidikan adalah semua perangkat peralatan, bahan, dan perabot, yang secara langsung digunakan dalam proses pendidikan di sekolah. Sedangkan prasarana pendidikan adalah semua perangkat kelengkapan dasar yang secara tidak langsung menunjang pelaksanaan proses pendidikan di sekolah. Sedangkan menurut Sri Minarti (2011: 251) sarana pendidikan adalah perlengkapan yang secara langsung dipergunakan untuk proses pendidikan seperti meja, kursi, kelas dan media pengajaran. Sedangkan prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalanya proses pendidikan seperti halaman, kebun dan taman.

Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan mengenai pengertian sarana dan prasarana pendidikan. Sarana pendidikan adalah semua perlengkapan yang secara langsung dapat digunakan dalam proses pendidikan. Sedangkan prasarana pendidikan adalah perlengkapan yang secara tidak langsung menunjang proses pendidikan.

(26)

11

titian, balok kayu, puzzel, leggo, menara pelangi, papan pasak, sudut keluarga, sudut alam sekitar dan pengetahuan, sudut pembangunan, sudut kebudayaan, sudut keagamaan. Sedangkan prasarana yang ada dalam penelitian ini meliputi lahan, ruang kepala, ruang guru, UKS, jamban, tempat cuci tangan, tempat sampah pilah.

2. Ruang Lingkup Sarana Dan Prasarana Pendidikan

Menurut Nawawi dalam Ibrahim Bafadal (2004: 02) sarana pendidikan dapat diklasifikasikan menjadi beberapa sudut yaitu:

a. Ditinjau dari Habis Pakai dan Tidak Habis Pakai

Apabila dilihat dari habis pakai dan tidak habis pakai, ada dua macam sarana pendidikan, antara lain:

1) Sarana pendidikan yang habis pakai adalah segala bahan atau alat yang apabila digunakan bisa habis dalam waktu yang relatif singkat. Contoh: kapur, buku tulis.

2) Sarana pendidikan yang tahan lama adalah keseluruhan bahan atau alat yang dapat digunakan secara terus-menurus dalam waktu yang relatif lama. Contohnya: bangku dan meja sekolah.

b. Bergerak Tidaknya Saat Digunakan.

1) Sarana pendidikan yang bergerak adalah sarana pendidikan yang bisa dipergunakan atau dipindah sesuai dengan kebutuhan pemakainya.

2) Sarana pendidikan yang tidak bisa bergerak adalah semua sarana pendidikan yang tidak bisa atau relatif sangat sulit untuk dipindahkan.

(27)

12

1) Sarana pendidikan yang secara langsung digunakan dalam proses belajar mengajar. Contohnya: Atlas, kapur tulis.

2) Sarana pendidikan yang secara tidak langsung berhubungan dengan proses belajar mengajar. Contohnya: lemari arsip di kantor sekolah.

Menurut Nawawi dalam Ibrahim Bafadal (2004: 03) prasarana pendidikan di sekolah diklasifikasikan menjadi dua macam, diantaranya:

a. Prasarana pendidikan yang secara langsung digunakan untuk proses belajar mengajar, seperti ruang teori, ruang perpustakaan, ruang praktik ketrampilan dan ruang laboratorium.

b. Prasarana yang keberadaanya tidak digunakan untuk proses belajar mengajar, tetapi secara langsung sangat menunjang terjadinya proses belajar mengajar. Contohnya: ruang kantor, kantin sekolah, tanah dan jalan menuju sekolah, kamar kecil, ruang usaha kesehatan sekolah, ruang guru, ruang kepala sekolah, dan tempat parkir kendaraan.

Ruang lingkup sarana pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini sebagai berikut:

a. Ditinjau dari Habis Pakai dan Tidak Habis Pakai 1) Sarana yang habis pakai meliputi kapur dan spidol.

(28)

13

titian, balok kayu, puzzel, leggo, menara pelangi, papan pasak, sudut keluarga, sudut alam sekitar dan pengetahuan, sudut pembangunan, sudut kebudayaan, sudut keagamaan.

b. Bergerak Tidaknya Saat Digunakan

1) Sarana yang bergerak meliputi meja dan kursi anak, meja dan kursi guru, karpet, kipas angin, karpet, kipas angin, miniatur tempat ibadah dan miniatur hewan, boneka tangan tipe recorder, balok kayu, puzzel, leggo, menara pelangi, papan pasak.

2) Sarana yang tidak bisa bergerak meliputi almari, papan tulis, papan absen anak, gambar urutan wudhu dan shalat, komputer, bola dunia, ayunan, perosotan, jungkat-jungkit, tangga majemuk, tangga lengkung, papan titian. c. Hubungannya Dengan Proses Belajar Mengajar

1) Sarana yang secara langsung digunakan dalam proses belajar mengajar meliputi ruang kelas, meja dan kursi anak, meja dan kursi guru, papan tulis, karpet, kipas angin, miniatur tempat ibadah dan miniatur hewan, boneka tangan, gambar urutan wudhu dan shalat, tipe recorder, balok kayu, puzzel, leggo, menara pelangi, papan pasak, sudut keluarga, sudut alam sekitar dan

pengetahuan, sudut pembangunan, sudut kebudayaan, sudut keagamaan. 2) Sarana dan prasarana yang secara tidak langsung berhubungan dengan proses

(29)

14

Ruang lingkup prasarana pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah:

a. Prasarana yang secara langsung digunakan untuk proses belajar mengajar dalam penelitian ini tidak ada.

b. Prasarana yang keberadaanya tidak digunakan untuk proses belajar mengajar tetapi secara langsung sangat menunjang terjadinya proses belajar mengajar meliputi lahan, ruang kepala, ruang guru, UKS, jamban, tempat cuci tangan, tempat sampah pilah.

3. Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan

Manajemen sarana dan prasarana berfungsi untuk mengatur sarana prasarana pendidikan supaya dapat memberi konstribusi pada proses pendidikan. Menurut Ibrahim Bafadal (2004: 26-52) manajemen perlengkapan merupakan proses kerja sama pendayagunaan semua perlengkapan sekolah secara efektif dan efisien yang terdiri atas beberapa langkah, diantaranya:

1. Perencanaan

(30)

15 2. Pengadaan

Pengadaan perlengkapan pendidikan pada dasarnya merupakan upaya merealisasikan rencana pengadaan perlengkapan yang telah disusun sebelumnya. Pengadaan merupakan serangkaian kegiatan menyediakan berbagai jenis sarana dan prasarana pendidikan sesuai dengan kebutuhan untuk mencapai tujuan pendidikan. Kebutuhan sarana prasarana dapat berkaitan dengan jenis dan spesifikasi, jumlah, waktu, tempat, dan harga serta sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Pengadaan dilakukan sebagai bentuk realisasi atas perencanaan yang dilakukan sebelumnya. Tujuannya untuk menunjang proses pendidikan agar berjalan efektif dan efisien sesuai dengan tujuan yang diinginkan. 3. Pendistribusian

(31)

16 4. Penggunaan dan Pemeliharaan

Begitu barang-barang perlengkapan yang telah diadakan itu didistribusikan kepada bagian-bagian kelas, perpustakaan, laboratorium, tata usaha, atau personel sekolah berarti barang-barang perlengkapan itu sudah berada dalam tanggung jawab bagian-bagian atau personel sekolah tersebut. Atas pelimpahan itu pula bagian-bagian atau personel sekolah tersebut berhak memakai untuk kepentingan proses pendidikan di sekolahnya. Dalam kaitan dengan pemakaian perlengkapan pendidikan itu, ada dua prinsip yang harus selalu diperhatikan, yaitu prinsip efektif dan prinsip efisien. Dengan prinsip efektivitas berarti semua pemakaian perlengkapan pendidikan di sekolah harus ditinjau semata-mata dalam rangka memperlancar pencapaian tujuan pendidikan sekolah, baik secara langsung maupun tidak langsung. Sedangkan dengan prinsip efisien berarti pemakaian semua perlengkapan pendidikan di sekolah secara hemat dan dengan hati-hati sehingga semua perlengkapan yang ada tidak mudah habis, rusak atau hilang.

Dalam rangka memenuhi prinsip efektif dan prinsip efisien maka ada tiga kegiatan pokok yang perlu dilakukan oleh pihak sekolah yang akan menggunakan perlengkapan pendidikan di sekolah, yaitu memahami petunjuk penggunaan perlengkapan pendidikan, menata perlengkapan pendidikan, dan memelihara baik secara berkala semua perlengkapan pendidikan.

(32)

17

pemeliharaan yang bersifat perbaikan berat. Apabila dilihat dari segi waktunya, ada dua macam pemeliharaan perlengkapan pendidikan di sekolah, yaitu pemeliharaan sehari-hari dan pemeliharaan berkala.

5. Inventarisasi

Salah satu aktivitas dalam pengelolaan perlengkapan pendidikan di sekolah adalah mencatat semua perlengkapan yang dimiliki oleh sekolah. Lazimnya, kegiatan pencatatan semua perlengkapan itu disebut dengan istilah inventarisasi. Perlengkapan pendidikan. Kegiatan tersebut merupakan suatu proses yang berkelanjutan. Secara definisi, inventarisasi adalah pencatatan dan penyusunan daftar barang milik Negara secara sistematis, tertib dan teratur berdasarkan ketentuan-ketentuan atau pedoman-pedoman yang berlaku.

6. Penghapusan

(33)

18

Menurut Sri Minarti (2011: 251) pada garis besarnya manajemen sarana dan prasarana meliputi lima hal, diantaranya:

a. Perencanaan Sarana dan Prasarana Pendidikan

Pada dasarnya perencanaan merupakan suatu proses kegiatan menggambarkan sebelumnya hal-hal yang akan dikerjakan kemudian dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Perencanaan yang dimaksud adalah merinci rancangan pembelian, pengadaan, rehabilitas, distribusi, atau pembuatan peralatan, dan perlengkapan sesuai dengan kebutuhan.

b. Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan

Pengadaan adalah kegiatan yang dilakukan untuk menyediakan semua jenis sarana dan prasarana pendidikan persekolahan yang sesuai dengan kebutuhan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam konteks persekolahan, pengadaan merupakan segala kegiatan yang dilakukan dengan cara menyediakan semua keperluan barang atau jasa berdasarkan hasil perencanaan dengan maksud untuk menunjang kegiatan pembelajaran agar berjalan secara efektif dan efisien sesuai dengan tujuan yang diinginkan.

Dalam usaha pengadaan barang, harus direncanakan dengan hati-hati supaya pengadaanya sesuai dengan apa yang diharapkan. Ada beberapa tahapan yang perlu dilalui seperti:

(34)

19

2) Jika kebutuhan yang diajukan ternyata melampaui kemampuan daya beli pembuatan, harus diadakan seleksi.

3) Mengadakan inventarisasi terhadap alat atau media yang telah ada.

4) Mengadakan seleksi terhadap alat pelajaran atau media yang masih dimanfaatkan, baik dengan reparasi atau modifikasi maupun tidak.

5) Mencari dana.

6) Menunjuk seseorang untuk melaksanakan pengadaan alat

Beberapa alternatif cara pengadaan sarana dan prasarana pendidikan persekolahan adalah sebagai berikut pembelian, pembuatan sendiri, penerimaan hibah atau bantuan, penyewaan, pinjaman, pendaur-ulangan, perbaikan.

c. Inventarisasi

Inventarisasi sarana dan prasarana pendidikan adalah pencatatan atau pendaftaran barang-barang milik sekolah ke dalam suatu daftar inventaris barang secara tertib dan teratur menurut ketentuan dan tata cara yang berlaku. Inventaris dilakukan dalam rangka usaha penyempurnaan pengurusan dan pengawasan yang efektif terhadap barang-barang milik negara maupun swasta.

d. Pemeliharaan dan Penataan Sarana dan Pasarana Pendidikan

(35)

20

e. Penghapusan Sarana dan Prasarana Pendidikan

Penghapusan adalah kegiatan memindahkan barang-barang milik lembaga dari daftar inventaris berdasarkan peraturan perundang-undangan dan pedoman yang berlaku. Tujuan penghapusan barang, yaitu mencegah atau membatasi kerugian terhadap barang yang memerlukan dana besar dalam pemeliharaan dan meringankan beban inventaris.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen sarana dan prasarana pendidikan adalah proses pendayagunaan sarana dan prasarana pendidikan yang di dalamnya meliputi kegiatan seperti perencanaan, pengadaan, pengawasan, penyimpanan, inventaris penghapusan dan penataan. Oleh sebab itu, manajemen sarana dan prasarana sangatlah penting untuk membantu jalanya proses belajar mengajar. Dengan adanya pengelolaan sarana dan prasaran yang benar diharapkan dapat memberikan kontribusi yang maksimal dalam proses pendidikan.

1. Taman Kanak-Kanak

a. Pengertian TK

(36)

21

formal yang menyelenggarakan program pendidikan bagi anak usia empat sampai enam tahun”.

Menurut Dwi Yulianti (2010: 02) “TK adalah pendidikan untuk anak usia prasekolah, kegiatan pembelajarannya mencakup kegiatan pendidikan, penanaman nilai, sikap dan perilaku kehidupan sehari-hari”. Menurut Samsudin (2008: 07) TK adalah lembaga pendidikan prasekolah sebelum memasuki lembaga pendidikan Sekolah Dasar (SD) yang melibatkan anak didiknya berkisar pada usia 4 s/d 6 tahun, dengan lama pendidikan berkisar antara 1 s/d 2 tahun”.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa TK merupakan lembaga pendidikan yang diperisapkan untuk anak sebelum memasuki sekolah dasar dengan usia anak empat sampai enam tahun dan lama pendidikan antara satu sampai dua tahun.

b. Sarana dan Prasarana TK

Dalam penyelenggaraan TK tentu saja perlu memperhatikan pengadaan sarana dan prasarana. Sarana dan prasarana yang ada di TK harus sesui dengan tingkat kebutuhan anak. Bentuk-bentuk sarana dan prasarana pendidikan di TK dapat dikategorika menjadi enam kategori, diantaranya adalah:

1) Sarana

a) Perabot Kelas

(37)

22

Tidak hanya itu, keberadaan perabot sebaiknya dapat mencukupi kebutuhan pembelajaran di dalam kelas.

Disamping memperhatikan jumlah keberadaanya, pengadaan perabot kelas harus memperhatikan peletakannya supaya mudah dijangkau oleh anak. Misalnya rak tempat sepatu yang dibuat lebih pendek supaya mudah dijangkau oleh anak. Contoh lainnya adalah meja dan kursi yang terbuat dari kayu yang kuat tetapi ringan serta dicat dengan warna-warna yang cerah dengan perpaduan warna yang serasi dan aman bagia anak sehingga anak dapat dengan mudah memindahkan kursinya.

Perabot kelas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah meja dan kursi anak, meja dan kursi guru, papan tulis dan kelengkapannya almari, almari obat, rak sepatu, papan absen anak, kapret, kipas angin, loker tas, tempat sampah pilah, tempat cuci tangan.

b) Alat Peraga

(38)

23

adalah miniatur tempat ibadah dan miniatur hewan, boneka tangan, gambar urutan wudhu dan tata cara shalat.

c) Media Pembelajarana

Media pembelajaran selalu terdiri dari dua unsur pokok yaitu unsur peralatan atau perangkat keras (hardware) dan unsur yang dibawahnya (message/software). Unsur pesan adalah informasi atau bahan ajar dalam tema/topik tertentu yang akan disampaikan atau dipelajari. Sedangkan unsur perangkat keras adalah sarana atau peralatan yang digunakan untuk menyampaikan pesan tersebut. Dengan demikian, sesuatu baru dapat dikatakan sebagai media pembelajaran jika sudah memenuhi dua unsur tersebut (Badru Zaman dkk, 2008: 4). Media pembelajaran yang digunakan sebaiknya dapat menyalurkan pesan antara guru dan anak supaya tujuan pembelajaran dapat tercapai. Tujuan penggunaan media itu sendiri memberikan motivasi kepada anak serta mampu memberikan rangsangan belajar yang baru. Media yang baik juga dapat memancing anak supaya mau memberi tanggapan, umpan balik dan juga dorongan siswa untuk melakukan pratik dengan benar.

(39)

24

i) Media Visual adalah media yang dapat dilihat. Jenis media visual ini sering digunakan oleh guru TK dan lembaga anak usia dini untuk menyampaikan materi pelajaran. Media visual terdiri atas media yang diproyeksikan (projected visual) dan media yang tidak diproyeksikan (non-projected visual).

Media yang diproyeksikan menggunakan alat proyeksi (proyektor) dimana gambar atau tulisan akan nampak pada layar, sedangkan media yang tidak diproyeksikan meliputi media gambar diam/mati, media grafis, media model dan media realita (Badru Zaman dkk, 2008: 18).

ii) Media Audio

Menurut Badru Zaman (2008: 20) media audio adalah media yang mengandung pesan dalam bentuk auditif yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan anak untuk mempelajari isi tema. Contoh media audio yaitu program kaset suara dan program radio. Penggunaan media audio untuk anak usia dini untuk melatih keterampilan dengan aspek-aspek keterampilan mendengarkan. Dari sifatnya yang auditif, media ini mengandung kelemahan yang harus diatasi dengan cara memanfaatkan media lainnya.

iii) Media Audio Visual

(40)

25

media. Peran guru bisa beralih menjadi fasilitator belajar yaitu memberikan kemudahan bagi anak untuk belajar. Contoh media audio visual yaitu program televisi/video pendidikan/instruksional, program slide suara, dan sebagainya (Badru Zaman dkk, 2008: 21).

Menurut Slamet Suyanto (2005: 38) pada dasarnya media pembelajaran adalah sarana untuk memudahkan anak memahami sesuatu atau materi belajar yang disampaikan guru agar lebih mudah untuk dipahami. Pembelajaran di TK memiliki orientasi informal (bukan akademik), sehingga media pembelajaran diarahkan pada alat-alat perantara dalam proses belajar anak untuk mempertinggi efektivitas dan efisiensi tujuan pendidikan. Media yang dimaksud adalah televisi, tape recorder, komputer, VCD/DVD player, dan lain sebagainya. Menurut Luluk

Asmawati (2014: 40) Media pembelajaran adalah media grafis, tiga dimensi, media proyeksi dan pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar. Manfaat media pembelajaran adalah materi pelajaran akan lebih jelas maknanya dan mudah dipahami oleh anak dan menguasai tujuan pembelajaran dengan baik, metode mengajar akan lebih bervareasi, aktivitas anak dapat lebih terintegrasi melalui pengamatan, melakukan, mendemonstrasikasm, materi pelajaran lebih menarik dan kongkrit. Melalui kegaiatan bermain semua indra anak diharapkan dapat berfungsi dengan optimal sehingga dapat merangsang kemampuan penalarannya.

(41)

26 d) Alat Permainan Edukatif (APE)

Menurut Tadkiroatun Musfiroh (2005) menyatakan bahwa alat permainan edukatif (APE) merupakan alat yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan bermain anak serta memungkinkan anak untuk dapat bereksplorasi, aktif dan kreatif. Alat Permainan Edukatif sebaiknya disesuaikan dengan situasi dan kondisi masing-masing serta ciri-ciri perkembangan anak TK sesuai dengan minat.

APE ada yang di dalam dan di luar ruangan. APE yang berada di dalam ruangan merupakan segala alat permainan anak yang berada di dalam ruangan dan dapat dimainkan anak di dalam kelas. APE dalam meliputi balok-balok kayu, menara pelangi, puzzle, leggo. Permainan tersebut berfungsi untuk mendukung perkembangan anak. Biasanya APE dalam dihasilkan dari pabrik, buatan guru, dan buatan anak.

APE luar merupakan alat permainan yang berada di luar kelas dan dimanfaatkan sebagai sarana belajar bagi anak. APE luar biasanya terdiri atas bola dunia, ayunan, prosotan, jungkat-jungkit, tangga majemuk, tangga lengkung, dan papan titian. Ada yang perlu diperhatikan dalam peletakan APE luar tersebut seperti permainan sebaiknya berdiri di atas pasir atau rumput supaya menghindarkan anak dari cidera serius saat bermain.

(42)

27 e) Sarana Sudut

Sarana sudut merupakan suatu tempat khusus yang disediakan untuk meletakkan sarana belajar anak di dalam kelas yang menggunakan model pembelajaran kelompok. Sarana sudut dikelompokan menjadi lima antara lain sudut keagamaan, sudut kebudayaan, sudut pembangunan, sudut alam sekitar dan pengetahuan, sudut keluarga. Di dalam Panduan Pengelolaan TK yang dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2006, sarana sudut dijelaskan sebagai berikut:

i) Sudut Keagamaan

Sudut Keagamaan sebaiknya untuk diisi dengan sarana belajar anak yang diarahkan kepada pengembangan pengetahuan tentang agama yang dianut dan toleransi terhadap agama-agama lain. Sarana belajar yang biasanya ditempatkan di sudut ini antara lain miniatur tempat ibadah, peralatan ibadah, doa-doa, dan sebagainya sesuai dengan sudut ibadah. ii) Sudut Kebudayaan

Sudut kebudayaan sebaiknya diisi dengan sarana belajar yang diarahkan untuk mengembangkan kemampuan kognitif dan psikomotorik, bahasa dan ekspresi dengan bahan simbol atau gambar. Sarana belajar yang ditempatkan di sudut ini antara lain peralatan musik/ perkusi, buku-buku gambar, peralatan kreativitas, miniatur-miniatur tentang kebudayaan, gambar tarian adat dan lainya yang sesuai dengan sudut kebudayaan. iii) Sudut Pembangunan

Sudut pembangunan merupakan ruangan untuk meletakan sarana belajar yang diarahkan untuk mengenal, mengetahui, memahami, dan memiliki kemampuan dasar tentang logika, berpikir logis, daya cipta, kreativitas dan sebagainya. Sarana belajar yang sebaiknya diletakkan disudut ini adalah alat-alat permainan konstruksi, alat pertukangan, kendaraan-kendaraan kecil, dan sebagainya yang sesuai dengan sudut pembangunan.

iv) Sudut Alam Sekitar

(43)

28 v) Sudut Keluarga

Sudut keluarga merupakan ruangan yang digunakan untuk meletakkan sarana belajar yang diarahkan untuk mengembangkan pengetahuan serta kemampuan dalam melaksanakan kegiatan kehidupan keluarga. Sarana belajar yang biasanya diletakkan di sudut ini antara lain miniatur meja dan kursi, peralatan dapur mainan, peralatan tidur mainan, boneka dan sebagainya yang sesuai dengan sudut keluarga.

Sarana sudut yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sudut keluarga, sudut alam sekitar dan pengetahuan, sudut pembangunan, sudut kebudayaan, sudut keagamaan. 2) Prasarana

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan prasarana adalah lahan beserta bangunanya. Menurut Suyadi (2011: 178) pada dasarnya tidak ada standar baku yang mengikat tentang luas lahan untuk mendirikan gedung di TK. Besaran luas lahan sebenarnya lebih cenderung untuk memberikan ruang bermain untuk anak. Ukuran luas lahan yang tidak terlalu luas biasanya disiasati dengan membuat gedung menjadi dua lantai. Meskipun demikian, untuk memberi ruang bermain anak di luar ruangan sedikit sulit diatasi sehingga luas lahan biasanya mempengaruhi ketersediaan ruangan bermain yang terbuka untuk anak dari pada mendirikan gedung yang di dalamnya berisi ruangan untuk proses pembelajaran.

(44)

29

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa sarana yang berada di TK meliputi perabot kelas, alat peraga, media pembelajaran, APE luar dan dalam, serta sarana sudut yang dikhususkan untuk TK yang menggunakan model belajar kelompok. Selain sarana, dapat diketahui juga bahwa prasarana yang ada di TK merupakan segala bangunan atau ruang-ruang yang berada di area TK termasuk di dalamnya terdapat lahan untuk mendirikan bangunannya.

c. Lingkungan Belajar di TK

Menurut Rita Mariyana (2010: 34) lingkungan belajar pada level TK atau prasekolah dibagai menjadi dua bagian yaitu lingkungan belajar dalam kelas (indoor) dan lingkungan luar kelas (outdoor). Kedua lingkungan belajar tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:

1) Lingkungan belajar dalam kelas (indoor)

Kelas yang baik merupakan lingkungan belajar yang bersifat menantang dan merangsang anak untuk belajar, memberikan rasa aman dan kepuasan kepada anak dalam mencapai tujuan belajarnya. Ruang kelas biasanya diorganisasikan sesuai dengan pusat-pusat kegiatan. Tujuannya adalah supaya anak selalu aktif dalam mengikuti kegiatan baik yang bersifat kelompok-kelompok besar, kecil maupun individual. Macam-macam pusat kegiatan yang biasanya terdapat pada TK, antara lain: pusat kegiatan seni dan pekerjaan tangan, pusat bermain drama, pusat penyusunan balok, pusat manipulasi materi, pusat musik, pusat pameran. 2) Lingkungan belajar luar kelas (outdoor)

(45)

30

berperan sebagai tempat bermain melainkan sebagai tempat anak mengekspresikan lingkungannya. Lingkungan ini merupakan tempat yang sangat menarik dimana anak-anak dapat tumbuh dan berkembang.

d. Strategi Pengelolaan Lingkungan Belajar di TK

Menurut E. Mulyasa (2012: 125) supaya lingkungan belajar dapat dimanfaatkan secara maksimal perlu adanya strategi dalam pengelolaan lingkungan belajar di dalam kelas yang ada di TK, antara lain:

1) Penataan sarana dan prasarana harus disesuaikan dengan kegiatan yang akan dihasilkan.

2) Pengelompokan meja dan kursi disesuaikan dengan kebutuhan sehingga setiap anak memiliki ruang gerak yang lebih luluasa. Susunan meja dan kursi dapat berubah-ubah dan dalam pembelajaran anak tidak harus selalu duduk di kursi tapi dapat duduk di karpet.

3) Dinding kelas dapat digunakan untuk menempel sarana dipergunakan sebagai sumber belajar dan hasil kegiatan anak, namun jangan terlalu banyak sehingga dapat dan mengalihkan perhatian anak.

4) Peletakan dan penyimpanan alat bermain diatur sedemikian rupa sesui dengan fungsinya sehingga dapat melatih anak untuk pembiasaan yang ingin dicapai seperti kemandirian tanggung jawab membuat keputusan dan mengatur peralatan.

5) Alat bermain untuk kegiatan pengalaman diatur dalam ruangan, sehingga dapat berfungsi apabila di perlukan oleh anak.

6) Kelas untuk anak TK perlu dirancang menyenangkan. Warna-warna terang dan riang sangat disukai anak. Namun jangan terlalu ramai karena dapat mengalihkan perhatian anak.

Menurut Rita Maryani (2010: 110) Aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan lingkungan belajar di luar kelas secara umum adalah:

1) Tempat aktivitas outdoor diharapkan tidak dirancang mengelilingi bangunan sekolah, supaya mudah dalam mengawasi anak yang sedang bermain. Area outdoor sebaiknya ditempatkan di lokasi yang memungkinkan mendapat sinar

(46)

31

pengembangan bagi anak antara lain: tangga majemuk, seluncuran, ayunan, terowongan mini, jembatan gantung.

2) Ukuran

Pada umumnya antara perizinan masyarakat minimal 2,5 m2 per anak untuk mengadakan tempat outdoor. Teh Child Welfare League merekomendasikan sekitar 60 m2 per anak. Untuk tempat menaung atau teras harus ditambahkan

minimal 4,5 m2 per anak.

3) Penataan pagar sekolah secara tepat

Penggunaan pagar di lokasi outdoor dapat membebaskan anak dari rasa khawatir dan mencegah binatang masuk ke dalam TK.

4) Pengelolaan tanah lapang

Tanah lapang yang datar dengan permukaan keras, cukup berbahaya bagi anak karena dapat membuat anak yang berlari kencang memiliki resiko jatuh lebih tinggi. Sebaiknya permukaan tanah untuk TK berumput atau pasir. Permukaan tanah perlu diperhatikan supaya menghindari kemungkinan anak luka parah pada saat terjatuh.

5) Pembuatan atap atau naungan

(47)

32 e. Prinsip Sarana dan Prasarana TK

Bersamaan dengan peraturan menteri, pada Panduan Pengelolaan TK yang dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2006 menjelaskan tentang prinsip sarana pendidikan TK adalah sebagai berikut:

a. Aman dan tidak membahayakan bagi anak.

b. Sesuai dengan tujuan dan fungsi penggunaan sarana pendidikan. c. Memenuhi unsur keindahan dan kerapian.

d. Menarik, menyenangkan, dan tidak membosankan.

e. Dapat digunakan secara individual, kelompok, atau klasikal.

f. Dapat menimbulkan imajinasi dan mengembangkan kreativitas anak. Fasilitas TK sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik. Berdasarkan peraturan menteri, pada Standarisasi Alat Peraga/Bermain di TK yang dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2006 menjelaskan tentang alat peraga/bermain harus memenuhi persyaratan khusus sebagai berikut:

1) Segi Edukatif

a) sarana dan prasarana pendidikan mencukupi kebutuhan pembelajaran

b) sarana dan prasarana pendidikan sesuai kemampuan pemakai

c) sarana dan prasarana pendidikan mendorong aktivitas dan kreatifitas d) sarana dan prasarana pendidikan letaknya mudah dijangkau

2) Segi Teknik.

a) sarana dan prasarana pendidikan sesuai tujuan dan fungsi pembelajaran

b) sarana dan prasarana pendidikan ukurannya sesuai konsep pembelajaran

c) sarana dan prasarana pendidikan menggunakan bahan yang awet d) sarana dan prasarana pendidikan konstruksi kuat

e) sarana dan prasarana pendidikan bentuk dan warnanya tidak mudah berubah

f) sarana dan prasarana pendidikan mudah digunakan oleh guru atau anak

g) sarana dan prasarana pendidikan aman dan tidak membahayakan h) sarana dan prasarana pendidikan terlihat luwes

3) Segi Estetika

a) sarana dan prasarana pendidikan indah dan menarik

(48)

33

c) sarana dan prasarana pendidikan di cat dengan warna-warna cerah, d) sarana dan prasarana pendidikan dapat digunakan secara individu,

kelompok, maupun klasikal.

Dengan demikian, dapat diketahui bahwa dalam pengadaan sarana dan prasarana di TK harus memperhatikan segala aspek yang dapat mempengaruhi jalannya proses pendidikan. Tidak hanya itu, tingkat keamanan dan kenyamanan juga perlu diperhatikan supaya sarana dan prasarana yang digunakan tidak membahayakan anak.

f. Fungsi Sarana dan Prasarana TK

Menurut Depdiknas (2006: 42) sarana pendidikan memiliki fungsi bagi perkembangan anak di TK, diantaranya:

1) Menciptakan situasi belajar sambil bermain yang menyenangkan bagi anak untuk melakukan berbagai kegiatan. Dengan tersedianya sarana yang lengkap anak akan lebih memiliki minat belajar yang tinggi, karena melihat usia anak TK yang masih senang bermain.

2) Menimbulkan rasa percaya diri pada anak. Keberadaan sarana yang lengkap tentu saja akan membantu anak dalam membentuk rasa percaya diri yang tinggi karena anak bebas berekspresi dan bebas melakukan kegiatannya. 3) Membantu anak dalam pembentukan perilaku dan pengembangan

kemampuan.

(49)

34

5) Memberikan kesempatan pada anak untuk bersosialisasi dan berkomunikasi/ berinteraksi dengan lingkungan.

6) Membiasakan anak berperilaku disiplin dan bertanggung jawab. Sarana yang lengkap dapat membantu anak membentuk perilaku disiplin dan tanggujawab yang tinggi.

g. Standar Sarana dan Prasarana di TK

Supaya proses pendidikan dapat berjalan secara efektif dan efisien maka perlu adanya standar yang mengatur tentang sarana dan prasarana yang ada di TK. Peraturan tentang sarana dan prasarana tersebut adalah Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) No. 58 Tahun 2009 Tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini. Berikut merupakan kriteria tentang sarana prasarana untuk Pendidikan Anak Usia Dini pada jalur formal menurut Permendiknas No. 58 Tahun 2009:

1. Luas lahan minimal 300 m2

2. Memiliki ruang anak dengan rasio minimal 3 m2 per peserta didik, ruang guru, ruang kepala sekolah, tempat UKS, jamban dengan air bersih, dan ruang lainnya yang relevan dengan kebutuhan kegiatan anak.

3. Memiliki alat permainan edukatif, baik buatan guru, anak, maupun pabrik.

4. Memiliki fasilitas permainan baik di dalam maupun di luar ruangan yang dapat mengembangkan berbagai konsep.

5. Memiliki peralatan pendukung keaksaraan.

(50)

35

dan prasarana PAUD menurut Permendikbud No. 137 Tahun 2014 adalah sebagai berikut:

1) Sarana dan prasarana merupakan perlengkapan dalam penyelenggaraan dan pengelolaan kegiatan pendidikan, pengasuhan, dan perlindungan anak usia dini.

2) Pengadaan sarana dan prasarana sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) perlu disesuaikan dengan jumlah anak, usia, lingkungan sosial dan budaya lokal, serta jenis layanan.

3) Prinsip;

a) aman, bersih, sehat, nyaman dan indah; b) sesuai dengan tingkat perkembangan anak;

c) memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada dilingkungan sekitar, dan benda lain yang layak pakai serta tidak membahayakan kesehatan anak.

4) Persyaratan sarana prasarana TK/RA/ BA dan sejenisnya, meliputi; a) memiliki luas lahan minimal 300 m² (untuk bangunan dan halaman); b) memiliki ruangan kegiatan anak yang aman dan sehat dengan rasio

g) memiliki ruangan lainnya yang relevan dengan kebutuhan kegiatan anak;

h) memiliki alat permainan edukatif yang aman dan sehat bagi anak yang sesuai dengan SNI (Standar Nasional Indonesia);

i) memiliki fasilitas bermain di dalam maupun di luar ruangan yang aman dan sehat; dan

j) memiliki tempat sampah yang tertutup dan tidak tercemar, dikelola setiap hari.

(51)

36 3) Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian yang dirasa relevan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian yang dilakukan oleh Siti Zulaicha (2013) dalam penelitian yang berjudul “Evaluasi Standar Sarana dan Prasarana di TK Aisyiyah Bustanul Athfal

Se-Kecamatan Kasihan”. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi tingkat pemenuhan standar sarana prasarana di TK ABA se-Kecamatan Kasihan. Penelitian ini merupakan penelitian evaluatif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi langsung dan studi dokumentasi. Hasil penelitian ini adalah terdapat empat TK ABA dalam kategori memenuhi, tiga belas TK ABA dalam kategori cukup memenuhi, dan satu TK ABA dalam kategori kurang memenuhi.

(52)

37

Penelitian lainya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Pasa Setyasih Sri Utami (2014) dengan judul “Survey Sarana Dan Prasarana Pendidikan Untuk

Pengembangan Motorik Kasar Anak Di TK Se-Gugus IV Kecamatan Srandakan Kabupaten Bantul”. Penelitian ini adalah penelitian diskriptif kuantitatif dengan

metode penelitian survey dan teknik pengumpulan data dengan lembar observasi. Populasi dalam penelitian ini adalah TK Se-Gugus 6 sekolah. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa; 1) jumlah sarana dan prasarana pendidikan yang berupa peralatan 690 buah, perkakas 71 buah, fasilitas 38 buah, 2) kondisi fisik sarana pendidikan 666 buah kondisi baik dan 24 buah kondisi buruk, 3) prasarana pendidikan dengan kondisi baik berjumlah 67 buah dan kondisi buruk 4 buah, dan fasilitas yang dimiliki semua dalam keadaan baik.

4) Kerangka Pikir

Berdasarkan pemaparan sebelumnya, sarana dan prasarana memiliki peran penting dalam proses pembelajaran terutama untuk mendukung kelancaran proses pembelajaran di TK. Pengadaan sarana dan prasarana sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan setiap anak.

(53)

38

ini belum sesuai dengan Permendikbud No 137 Tahun 2014 yang di dalamnya menjelaskan syarat untuk mendirikan TK memiliki ruang guru, selain itu APE luar seperti perosotan, ayunan yang di letakkan di atas semen, keadaan tersebut belum sesuai dengan prinsip yang ditetapkan oleh Permendikbud No 137 Tahun 2014 yaitu prinsip aman. Hal tersebut bisa diartikan ketersediaan sarana dan prasarananya belum sesuai dengan peraturan yang sudah ditetapkan oleh Pemerintah. Namun tidak sedikit juga TK yang ketersediaan sarana dan prasarananya sudah sesuai dengan standar sarana dan prasarana PAUD.

Standar sarana dan prasarana yang telah ditetapkan oleh pemerintah akan jauh lebih baik apabila diaplikasikan di seluruh TK. Tidak terkecuali di TK se-Kecamatan Banguntapan yang berakrediasi A. Untuk memperoleh gambaran secara riil, dilakukan sebuah penelitian tentang ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan di TK se-Kecamatan Banguntapan yang berakreditasi A.

(54)

39 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Dalam penelitian ini akan menggambarkan atau mendiskripsikan tentang keadaan yang sebenarnya mengenai ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan berdasarkan standar sarana dan prasarana PAUD, segi edukatif, segi teknik, dan segi estetika di TK Se-Kecamatan Banguntapan yang berakreditasi A. Data-data yang diperoleh disajikan menggunakan angka-angka yang kemudian akan dianalisis dengan presentase dan ditarik kesimpulan sesuai dengan kondisi yang sebenarnya.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di TK yang berada di Kecamatan Banguntapan dengan jumlah TK yang akan diteliti sebanyak 24 TK. Waktu penelitian dilaksanakan mulai bulan Mei sampai dengan bulan Juni 2015.

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Dalam penelitian ini terdapat satu variabel yaitu ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan di TK se-Kecamatan Banguntapan yang berakreditasi A.

Supaya persepsi dan konsep memiliki kesamaan dalam mengartikan istilah, maka perlu ditegaskan beberapa istilah sebagai berikut:

1. Segi Edukatif

(55)

40

kebutuhan pembelajaran, sesuai dengan kemampuan pemakainya, dapat mendorong aktivitas dan kreatifitas anak, letaknya mudah dijangkau.

2. Segi Teknik

Ketersediaan sarana dan prasarana dilihat dari segi teknik yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sarana dan prasarana yang tersedia sesuai dengan tujuan dan fungsi pembelajaran, ukurannya sesuai dengan konsep pembelajaran yang akan digunakan, menggunakan bahan dan konstruksi yang kuat, bentuk dan warnanya tidak mudah berubah mudah digunakan anak atau guru, serta aman digunakan.

3. Segi Estetika

Ketersediaan sarana dan prasarana dilihat dari segi estetika yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sarana dan prasarana yang tersedia memiliki unsur keindahan, mampu menarik perhatian anak, ukurannya sesuai dengan pengguna, di cat dengan warna-warna cerah, serta bisa digunakan oleh individu, kelompok maupun klasikal.

D. Subjek Penelitian

(56)

41

lebih banyak apabila mendapat bantuan dari subjek hidup. Subjek hidup yang dimaksud adalah Kepala TK se-Kecamatan Banguntapan yang berakreditasi A. Tabel 1. Subjek Penelitian Ketersediaan Sarana dan Prasarana Pendidikan

No Nama TK Alamat

1 TK Aisiyiyah Pembina Banguntapan

Petet, Potorono, Banguntapan, Bantul

2 TK Aisyiyah Bodon Celenan, Jagalan, Banguntapan 3 TK ABA Gedong Kuning Gedong Kuning Gang Merpati No.69 4 TK ABA Glagah Tamanan, Banguntapan

5 TK ABA Kalangan Kalangan Baturetno, Banguntapan

6 TK ABA Karangbendo Waringin No. 13 Karangbendo, Banguntapan 7 TK ABA Karangturi Karangturi, Banguntapan

8 TK ABA Kepuh Wetan Kepuh Wetan Wirokerten, Banguntapan 9 TK ABA Ketandan Merpati Ketandan, Banguntapan

10 TK ABA Mertosanan Mertosanan Kulon Potorono, Banguntapan 11 TK ABA Nglaren Brajan Proton, Banguntapan

12 TK ABA Tegalsari Tegalsari, Banguntapan 13 TK ABA Wonocatur Wonocatur, Banguntapan

14 TK LKMD Singosaren Sarireja 1 Songosaren, Banguntapan 15 TK Pertiwi 21 Babadan Ds. Plumbon Rw 17 Rt 21,

Banguntapan

16 TK Pertiwi 25 Glondong, Banguntapan 17 TK Pertiwi 26 Bintaran, Banguntapan

18 TK Pertiwi 27 Kretek, Banguntapan 19 TK Pertiwi 28 Salakan, Banguntapan

20 TK PKK I Wiyoro Wiyoro Baturetno, Banguntapan 21 TK PKK Mutihan Mutihan Rt 03, Banguntapan 22 TK IT Salsabila Al-Muthi’in Maguwo, Banguntapan 23 TK Pamardi Siwi Maguwo, Banguntapan 24 TK Qurrota A’Yun Babadan, Banguntapan E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan tiga cara yaitu metode angket, observasi, dan dokumentasi.

1. Angket

(57)

42

sehingga responden diminta untuk memilih satu jawaban yang sesuai dengan karakteristik dirinya dengan cara memberikan tanda silang (x) atau tanda checklist (√). Angket tertutup di dalamnya terdapat pertanyaan-pertanyaan yang pilihan jawabanya sudah disediakan oleh peneliti. Angket ini diberikan kepada kepala TK. Hal ini untuk menggali informasi tentang ketersediaan sarana prasarana pendidikan dilihat dari standar sarana dan prasarana PAUD, segi edukatif, segi teknik, dan segi estetika.

Adapun sekala pengukuran yang digunakan dalam angket penelitian ini adalah angket dengan skala Guttman, merupakan angket dengan tipe jawaban tegas yaitu “ya” atau “tidak” dengan klasifikasi skor sebagai berikut:

Tabel 2. Skor Jawaban

Jawaban Skor

Ya 1

Tidak 0

(Sugiyono, 2009:96) 2. Observasi

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode observasi. Menurut Husaini Usman & Purnomo Setiady Akbar (2006:54) observasi adalah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti. Menurut Sugiyono (2007:204), dalam observasi partisipatif pengamat ikut serta secara langsung terlibat dalam proses pembelajaran. Sedangkan observasi nonpartisipatif pengamat tidak terlibat langsung dalam proses pembelajaran,

(58)

43

pengamatan saja. Dalam penelitian ini yang diobservasi yaitu ketersediaan dan kondisi sarana dan prasarana pendidikan yang ada di TK Se-Kecamatan Banguntapan yang berakreditasi A.

3. Pencermatan Dokumen

Dalam penelitian ini dokumen dijadikan sebagai informasi dan bukti-bukti terkait dengan ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan yang ada di TK. Dokumen-dokumen yang dicermati dalam penelitian ini berkenaan dengan buku inventaris sarana dan prasarana pendidikan, inventaris ruang kelas, akta kepemilikan gedung atau lahan, dan inventaris UKS. Hasil dari pencermatan dokumen sebagai penguat hasil pengumpulan data melalui angket dan observasi yang telah dilakukan.

F. Instrumen Penelitian

(59)

44

Sedangkan pedoman dokumentasi ditunjukan untuk memperkuat angket dan lembar observasi dalam meneliti ketersediaan dan kondisi nyata tentang ketersediaan sarana dan prasarana di TK Se-Kecamatan Banguntapan yang berakreditasi A.

Tabel 3. Panduan Studi Dokumentasi

No Deskripsi Ada Tidak Keterangan

1 Buku Inventaris Sarana Prasarana 2 Inventaris Ruang

Kelas

3 Akta Kepemilikan Gedung/ Lahan 3 Inventaris UKS

G. Teknik Analisis Data

(60)

45 P =F

�� %

Keterangan : F = Skor Perolehan N = Skor Maksimal

P = Angka Prosentase

Setelah data yang diperoleh dihitung menggunakan rumus persentase yang selanjutnya dijelaskan dengan skor persentase. Tahap selanjutnya yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Menentukan skor tertinggi dan terendahnya

Alternatif pilihan jawaban dari setiap item pertanyaan terdiri dari 2 jawaban, sehingga.

a. Skor tertinggi = ⅟1 x 100% = 100%

b. Skor terendah = 0%

Jadi untuk angket dalam penelitian ini, skor terendah 0% dan skor tertinggi 100% sehingga ditentukan interval nilai sebagai berikut:

Tabel 4. Kategori Skor Penilaian Ketersediaan Sarana dan Prasarana

Interval skor Kategori

(61)

46 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian tentang ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan dilakukan di TK se-Kecamatan Banguntapan. Kecamatan Banguntapan terletak di sebelah Timur Laut dari Ibukota Kabupaten Bantul dengan luas wilayah 2.865,9537 Ha. Kecamatan ini memiliki delapan Desa antara lain: Desa Banguntapan, Desa Baturetno, Desa Singosaren, Desa Jagalan, Desa Tamanan, Desa Wirokerten, Desa Potorono, dan Desa Jambidan dengan kepadatan penduduk 2670 jiwa/km2. Dalam rangka meningkatkan kualitas SDM di Kecamatan Banguntapan yang perlu diperhatikan adalah masalah pendidikan. Salah satu pendidikan yang perlu diperhatikan keberadaannya adalah pendidikan untuk usia kanak-kanak yang biasanya di selenggarakan di TK.

(62)

47

membantu dalam menyadarkan semua lapisan masyarakat betapa pentingnya pendidikan di usia kanak-kanak.

TK se-Kecamatan Banguntapan yang berakreditasi A semuanya berdiri di bawah naungan Yayasan yang artinya semua TK yang ada se-Kecamatan Banguntapan yang berakreditasi A berstatus swasta. Yayasan yang membawahi TK se-Kecamatan Banguntapan yang berakreditasi A antara lain: LKMD, ABA, Pamardi Siwi, Pertiwi, PKK, Salsabila, Qurrota A’ Yun. Biasanya TK yang berdiri di bawah Yayasan memiliki sarana dan prasarana pendidikan yang cukup lengkap untuk diberikan kepada anak-anak. Keberadaan sarana dan prasarana pendidikan yang lengkap juga ikut mempengaruhi biaya sekolah. Biaya tersebut bergantung pada kondisi sekolah dan sarana dan prasarana pendidikan yang diberikan kepada anak. Semakin bagus atau semakin maju TK, maka semakin mahal pula biaya yang ditetapkan. Variasi penetapan biaya sekolah tersebut juga mempengaruhi peroses pembelajaran, terutama dari segi sarana dan prasarana pendidikan yang akan diberikan pada anak.

(63)

48

Salah satu TK di Kecamatan Banguntapan yang berakreditasi A yang menjadi percontohan untuk TK lain adalah TK ABA Tegalsari yang beralamat di Tegalsari, Banguntapan, Bantul. TK ini memiliki luas lahan sesuai standar dengan bangunan yang memadai untuk kegiatan pendidikan mulai dari ruang kepala sekolah, ruang administrasi, ruang kelas yang berjumlah 8 kelas, UKS dan permaian edukatif yang lengkap. Dalam kegiatan pembelajaran TK ini sudah menggunakan pembelajaran yang berbasis sentra. Model pembelajaran berbasis sentra yang digunakan di TK ini antara lain: sentra balok, sentra persiapan, sentra bahan alam, sentra bermain, sentra peran, sentra musik dan olah tubuh.

B. Deskripsi Data Hasil Penelitian

Penelitian ini adalah ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan di TK se-Kecamatan Banguntapan yang berakreditasi A. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ketersediaan saran dan prasarana pendidikan dilihat dari standar sarana dan prasarana PAUD kemudian dianalisis lebih lanjut berdasarkan segi edukatif, segi teknik, dan segi estetika dan kondisi. Dalam penelitian ini yang akan diteliti adalah sarana dan prasarana seperti lahan, ruang, perabot kelas, alat peraga, media pembelajaran, Alat Permainan Edukatif (APE) luar dan dalam, dan sarana sudut.

1. Ketersediaan Sarana dan Prasarana Pendidikan di TK se-Kecamatan Banguntapan yang berakreditasi A

a. Ketersediaan Sarana dan Prasarana Pendidikan dilihat dari Standar Sarana dan Prasarana PAUD

(64)

49

pertanyaan tentang ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan TK dengan alternatif jawaban “Ya” dan “Tidak”. Analisis data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah teknis analisis persentase. Angket ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan terdiri dari tujuh indikator yaitu lahan, ruang, perabot kelas, alat peraga, media, APE luar dan dalam, dan sarana sudut. Sub indikator dari lahan meliputi luas lahan. Sub indikator dari ruang meliputi ruang kelas, ruang kelas dengan fasilitas cuci tangan, ruang kepala, ruang guru, UKS dan jamban. Sub indikator perabot kelas meliputi meja dan kursi anak, meja dan kursi guru, papan tulis dan perlengkapannya, almari, almari obat, rak sepatu, papan absen, karpet, kipas angin, loker tas, tempat sampah pilah, tempat cuci tangan. Sub indikator alat peraga meliputi miniatur tempat ibadah dan hewan, boneka tangan, gambar urutan wudhu dan shalat. Sub indikator media meliputi komputer dan tipe recorder. Sub indikator APE luar dan dalam meliputi bola dunia, ayunan,

perosotan, jungkat-jungkit, tangga majemuk, tangga lengkung, papan titian, balok kayu, puzzle, leggo, menara pelangi, papan pasak. Sub indikator sarana sudut meliputi sudut keluarga, sudut alam sekitar dan pengetahuan, sudut pembangunan, sudut kebudayaan, sudut keagamaan.

Gambar

Tabel 1. Subjek Penelitian Ketersediaan Sarana dan Prasarana Pendidikan
Tabel 3. Panduan Studi Dokumentasi
Tabel 4. Kategori Skor Penilaian Ketersediaan Sarana dan Prasarana
Tabel 5. Persentase Indikator Sarana dan Prasarana Pendidikan dilihat dari Standar Sarana dan Prasarana PAUD di TK se-Kecamatan Banguntapan yang Berakreditasi A
+7

Referensi

Dokumen terkait

Topografi di Kecamatan Gubug yang ada (Datar dan Miring) kurang mempengaruhi dalam ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan dasar di Kecamatan Gubug. Hal ini disebabkan nilai 2

Dari uraian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa sarana pendidikan Taman Kanak-kanak merupakan semua alat atau benda yang secara langsung digunakan dalam

Kerida Laksana (Universitas Syarif Hidayatullah, 2011) Skripsi yang berjudul “Pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran”

Tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui ketersediaan sarana dan prasarana yang meliputi: jenis yang tersedia, jumlah total yang tersedia, kondisi (jumlah dan persentase

Pada cabang olah raga sepak bola, sarana dan prasaran yang ada di SMP Negeri 5 Perhentian Raja Kabupaten Kampar masih kurang, maka dari keterbatasan fasiltas

Sarana prasarana yang dimiliki oleh lembaga TK Aisyiyah se-Kecamatan Colomadu beberapa sudah ada yang sesuai dengan standar sarana prasarana, akan tetapi juga masih ada

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketersediaan sarana dan prasarana Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) di Sekolah Dasar se-Kecamatan Banguntapan Kabupaten Bantul adalah

Topografi di Kecamatan Gubug yang ada (Datar dan Miring) kurang mempengaruhi dalam ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan dasar di Kecamatan Gubug. Hal ini disebabkan nilai 2