• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Opini Konsumen Rokok Terhadap Iklan di Kemasan Rokok T1 362007059 BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Opini Konsumen Rokok Terhadap Iklan di Kemasan Rokok T1 362007059 BAB II"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Opini

Opini menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI 2008: 1021) adalah

(opi·ni n) pendapat; pikiran; pendirian . Opini adalah perkiraan, pikiran, atau

tanggapan tentang suatu hal (seperti orang atau peristiwa). Opini atau pendapat

bersifat subjektif. Pendapat orang mengenai suatu hal dapat berbeda-beda.

Perbedaan pendapat yang dikeluarkan bergantung pada sudut pandang dan latar

belakang yang dimiliki. Opini atau pendapat adalah suatu keadaan yang belum

pasti kebenarannya. Walaupun suatu kejadian yang diperhitungkan pasti

terjadi, namun jika belum terjadi, kejadian tersebut dimasukkan sebagai opini.

Apalagi penilain seseorang terhadap suatu benda atau keadaan atau kejadian

jelas termasuk opini.

Opini (Opinion) juga bisa dikatakan sebagai ide atau pikiran untuk

menjelaskan kecenderungan atau preferensi tertentu terhadap perspektif dan

ideologi akan tetapi bersifat tidak objektif karena belum mendapatkan

pemastian atau pengujian, dapat pula merupakan sebuah pernyataan tentang

sesuatu yang berlaku pada masa depan dan kebenaran atau kesalahannya serta

(2)

11

dikemudian hari dapat dibuktikan atau diverifikasi, maka opini akan berubah

menjadi sebuah kenyataan atau fakta.

Opini atau pendapat dalam masyarakat biasa dikatakan sebagai pendapat

umum (opini public). Pendapat umum sebenarnya pendapat-pendapat

mengenai keadaan yang sudah lalu (Astrid,1975:47). Cultip dan center dalam

sastropoetro (1987) menyatakan bahwa opini publik adalah sejumlah

akumulasi pendapat individual tentang suatu isu dalam pembicaran secara

terbuka dan berpengaruh terhadap sekelompok orang. Definisi lain yaitu

penilaian sosial mengenai suatu masalah yang penting dan berarti berdasarkan

proses pertukaran yang sadar dan rasional oleh khalayak (Sumarno,1990:19).

Sedangkan Hennesy mendefinisikan Opini Publik sebagai kompleksitas

keyakinan yang diungkapkan oleh sejumlah orang-orang tentang suatu

persoalan mengenai kepentingan umum.

Elizabeth Noelle-Neumann dalam bukunya yang berjudul Return to the

Concept of Powerful Mass Media, mendefinisikan opini publik sebagai sikap

atau perilaku yang harus diungkapkan seseorang kepada publik jika orang

tersebut tidak mengasingkan dirinya sendiri; dalam bidang yang menimbulkan

pertentangan atau perubahan, opini publik adalah sikap-sikap yang

diungkapkan seseorang tanpa membahayakan pengasingan dirinya sendiri.

Dengan kata lain, opini publik adalah suatu pemahaman pada sebagian orang

dalam komunitas yang terus menerus menaruh perhatian terhadap beberapa

(3)

12

pemerintah harus menghargainya paling tidak berkompromi berupa perilaku

terbuka berdasarkan ancaman untuk dikeluarkan atau diasingkan dari

masyarakat

2. Konsumen rokok

Konsumen berarti orang yang mengkonsumsi sesuatu. Konsumsi sendiri

menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI 2008: 750) adalah konsumsi n

1 pemakaian barang-barang hasil industri (bahan pakaian, makanan, dsb); 2

barang barang yg langsung memenuhi keperluan hidup kita). Dengan demikian

Konsumen menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI 2008: 750) adalah

pemakai barang-barang hasil industri (bahan pakaian, makanan, dsb). Selain itu

konsumen juga bisa diartikan sebagai penerima pesan iklan dan pemakai jasa

(pelanggan dsb).

Pengertian Konsumen menurut Philip Kotler (2000) dalam bukunya

Prinsiples Of Marketing adalah semua individu dan rumah tangga yang

membeli atau memperoleh barang atau jasa untuk dikonsumsi pribadi.

Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan atau jasa yang tersedia

dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain,

maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.

Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang

tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang

(4)

13

dapat dikelompokkan yakni konsumen antara dan konsumen akhir. Konsumen

antara adalah distributor, agen dan pengecer. Mereka membeli barang bukan

untuk dipakai, melainkan untuk diperdagangkan. Sedangkan pengguna barang

adalah konsumen akhir. Yang dimaksud konsumen akhir adalah konsumen

akhir memperoleh barang atau jasa bukan untuk dijual kembali, melainkan

untuk digunakan, baik bagi kepentingan dirinya sendiri, keluarga, orang lain

dan makhluk hidup lain (Tatik Suryani 2003:12)

Tentunya konsumen mempunyai sikap atau perilaku dalam memperoleh

barang dan jasa juga dalam mengambil keputusan terhadap suatu barang dan

jasa. Hal ini dinamakan Perilaku Konsumen atau Sikap konsumen. Sikap

adalah mempelajari kecenderungan memberikan tanggapan terhadap suatu

objek, baik disenangi ataupun tidak disenangi secara konsisten

(Setiadi,2003:214). Menurut Mowen dan Minor (2002:319) sikap adalah inti

dari rasa suka dan tidak suka bagi orang, kelompok situasi, objek, dan ide-ide

tidak berwujud tertentu.

Sedangkan Schiffman dan Kanuk dalam Suryani (2008:162) menyatakan

sikap merupakan ekspresi perasaan yang berasal dari dalam diri individu yang

mencerminkan apakah seseorang senang atau tidak senang, setuju atau tidak

setuju terhadap suatu objek. Menurut Engel, Blackwell dan miniard (1995)

(dalam Tatik,2008:5) pemahaman terhadap perilaku konsumen mencakup

(5)

14

mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk

proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan tersebut.

“consumer behavior as those activities directly involved in obtaining,

consuming, and disposing of products and service, including the decision

processes that precede and follow these actions”.(Engel, Blackwell and

Miniard, 1995 : 4)

Perilaku Konsumen merupakan studi tentang bagaimana individu,

kelompok dan organisasi dan proses yang dilakukan untuk memilih,

mengamankan, menggunakan dan menghentikan produk, jasa, pengalaman

atau ide untuk memuaskan kebutuhannya dan dampaknya terhadap konsumen

dan masyarakat. (Hawkins, Best, dan Coney (2007:6) dalam Tatik (2008:5-6))

Rokok merupakan benda yang sudah tidak asing lagi dalam masyarakat.

Merokok sudah menjadi kebiasaan yang sangat umum dan meluas di

masyarakat. Dan ini dapat dikatakan bahwa konsumen rokok di Indonesia

sangatlah banyak. Rokok merupakan produk tembakau yang berarti suatu

produk yang secara keseluruhan atau sebagian terbuat dari daun tembakau

sebagai bahan bakunya yang diolah untuk digunakan dengan cara dibakar,

dihisap, dihirup atau dikunyah. Rokok termasuk rokok kretek, rokok putih,

cerutu atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman nicotiana tabacum,

nicotiana rustica, dan spesies lainnya atau sintetisnya yang asapnya

mengandung nikotin dan tar, dengan atau tanpa bahan tambahan. (3Permenkes

no 28/2013: 5). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia rokok n gulungan

3

(6)

15

tembakau (kira-kira sebesar kelingking) yg dibungkus (daun nipah, kertas,

dsb)(KBBI 2008: 1217).

Seperti yang di kutip dari Latar belakang Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia nomor 40 tahun 2013 tentang peta jalan pengendalian

dampak konsumsi rokok bagi kesehatan (2013: 4) menyebutkan bahwa

konsumsi rokok merupakan epidemi yang mengancam kelangsungan generasi

di Indonesia. Konsumsi rokok meningkat secara pesat dari tahun ke tahun dan

saat ini Indonesia merupakan negara nomor 3 (tiga) dengan jumlah perokok

tertinggi di dunia setelah Cina dan India.

Indonesia merupakan salah satu negara konsumen tembakau terbesar di

dunia.selain itu pada tahun 1970 saja, konsumsi tembakau di Indonesia sudah

mencapai 33 milyar batang pertahun, 217 milyar batang pertahun pada tahun

2000 dan terus meningkat sampai sekarang. Ini berarti peningkatan konsumsi

rokok mencapai 150% pertahun4.

Dalam peraturan menteri kesehatan juga disebutkan bahwa Perokok

pemula remaja usia 10-14 tahun naik 2 kali lipat dalam 10 tahun terakhir dari

9,5% pada tahun 2001 menjadi 17,5% pada tahun 2010 Sementara perokok

pemula usia 15-19 tahun menurun dari 58,9% menjadi 43,3%. Keadaan ini

menunjukkan telah terjadi pergeseran perokok pemula ke kelompok usia yang

lebih muda (Susenas 2004, SKRT 2001).

(7)

16

Prevalensi merokok meningkat dari 27% pada tahun 1995 menjadi 36.1%

pada tahun 2011. Pada tahun 1970, konsumsi rokok di Indonesia berjumlah 30

miliar batang sedangkan pada tahun 2009 jumlah tersebut meningkat sangat

drastis menjadi 260 miliar batang rokok atau meningkat lebih dari 700%

selama 40 tahun. Sejalan dengan hal tersebut tingkat produksi rokok juga

menunjukkan peningkatan dari 260 miliar batang pada tahun 2010 menjadi 270

miliar batang pada tahun 2011.

Rokok merupakan sumber devisa negara namun sesungguhnya

merupakan kerugian bagi negara baik berupa kesehatan atau moral. Menurut

data depkes tahun 2004, total biaya konsumsi atau pengeluaran untuk

tembakau adalah Rp. 127,4 Triliun. Biaya tersebut sudah termasuk biaya

kesehatan, pengobatan dan kematian akibat tembakau. Sementara penerimaan

negara dari cukai tembakau adalah Rp 16,5 Triliun, artinya biaya pengeluaran

untuk menangani masalah kesehatan akibat rokok lebih besar 7,5 kali lipat dari

pada penerimaan cukai itu sendiri.5

3. Iklan

3.1. Pengertian Iklan

Periklanan atau advertising dapat diidefinisikan sebagai bentuk

presentasi non-personal serta promosi ide-ide, barang-barang serta

5

(8)

17

jasa yang dilakukan oleh seorang sponsor yang dapat diidentifikasi dan

yang memberikan imbalan untuk tujuan tersebut.

Kata iklan atau advertising berasal dari bahasa yunani, yang

artinya kurang lebih adalah menggiring orang pada gagasan. Adapun

pengertian secara komprehensif adalah semua bentuk aktifitas untuk

menghadirkan dan mempromsikan ide, barang, atau jasa secara

nonpersonal yang dibayar oleh sponsor tertentu. Iklan merupakan suatu

proses komunikasi yang bertujuan untuk membujuk atau menggiring orang

untuk mengambil tindakan yang menguntungkan bagi pihak pembuat

iklan.(Darmadi dkk,2003: 1)

Klepper (seperti dikutip Liliweri, 1997) mendifinisikan iklan

sebagai berikut “iklan atau advertising berasal dari bahasa latin “avere”

yang berarti mengoperkan pikiran dan gagasan kepada pihak lain” (h.17).

Wright (seperti dikutip Liliweri, 1997) “iklan merupakan suatu proses

komunikasi yang mempunyai kekuatan yang sangat penting sebagai alat

pemasaran yang membantu menjual barang, memberikan layanan, serta

gagasan atau ide-ide melalui saluran tertentu dalam bentuk informasi yang persuasif” (h.20). Dengan adanya televisi swasta masyarakat bisa

menikmati berbagai tayangan, baik yang mengandung hiburan maupun

pendidikan.

Definisi dari iklan lainnya adalah suatu usaha perorangan atau

(9)

18

dengan cara mengadakan pengumuman atau propaganda dalam rangka

mencapai suatu tujuan tertentu. (Maya,1978: 1-2)

Iklan bahaya merokok dalam kemasan rokok merupakan iklan

layanan masyarakat atau periklanan Layanan Masyarakat. Monle dan

Carla dalam bukunya prinsip-prinsip pokok periklanan dalam perspektif

global (2007:9) menjelaskan bahwa Iklan Layanan masyarakat dirancang

untuk beroprasi untuk kepentingan masyarakat dan mempromosikan

kesejahteraan masyarakat. Iklan-iklan ini diciptakan bebas biaya oleh para

profesional periklanan dengan ruang dan waktu iklan merupakan hibah

oleh media. Gambar dan tulisan bahaya merokok dalam kemasan rokok

merupakan iklan layanan masyarakat yang disisipkan dalam sebuah

kemasan.

3.2. Fungsi Iklan

Fungsi dari Iklan ialah mengumumkan atau memberitahukan atau

mengajak atau mempropagandakan suatu barang atau jasa, sehingga orang

mengenal dan kemudian tergerak hatinya untuk memiliki dan membeli

barang atau jasa tersebut (Maya,1978:7). Ada beberapa fungsi periklanan

(seperti dikutip Liliweri, 1997, h.47) yang diperluas namun bersumber

pada beberapa buku periklanan, Wright (1978), Dunn (1978), Busch

(10)

19

a. Fungsi Pemasaran

Iklan sebagai fungsi pemasaran adalah fungsi untuk memenuhi

permintaan para pemakai ataupun pembeli terhadap barangbarang

ataupun jasa serta gagasan yang diperlukannya. Jadi singkatnya iklan

sebagai fungsi pemasaran merupakan alat bantu dari pemasaran.

b. Fungsi Komunikasi

Iklan sebagai fungsi komunikasi berfungsi untuk memberikan

penerangan dan informasi tentang suatu barang, jasa, gagasan yang

lebih diketahui oleh satu pihak dan dijual kepada pihak yang lain agar

mengetahuinya.

c. Fungsi Pendidikan

Iklan sebagai fungsi pendidikan berperan dalam pembentukan

sikap setiap orang yang dapat meningkatkan aspek-aspek kognisinya,

kemudian aspek afeksinya, dan aspek psikomotor dan memberikan

pilihan yang bebas dari khalayak untuk mengambil keputusan.

d. Fungsi Ekonomi

Iklan sebagai fungsi ekonomi merupakan suatu hal yang dapat

mengakibatkan seseorang semakin tahu tentang suatu produk tertentu,

bentuk pelayanan jasa maupun kebutuhan serta memperluas ide-ide

(11)

20

e. Fungsi Sosial

Iklan sebagai fungsi sosial maksudnya iklan juga dapat membantu

menggerakan suatu perubahan standar hidup serta menggugah

pandangan orang tentang suatu peristiwa, kemudian meningkatkan

sikap, afeksi yang positif dan diikuti pelaksanaan tindakan sosial.

3.3. Iklan (gambar dan tulisan bahaya merokok) dalam kemasan rokok.

Iklan (gambar dan tulisan bahaya merokok) dalam kemasan rokok

dapat dikatakan sebagai label. Kemasan Produk Tembakau yang

selanjutnya disebut Kemasan adalah bahan yang digunakan untuk

mewadahi dan/atau membungkus produk tembakau baik yang bersentuhan

langsung dengan produk tembakau maupun tidak (6Permenkes no 28/2013:

5). Kemasan berasal dari kata dasar kemas a 1 teratur (terbungkus) rapi; 2

bersih; rapi; beres; selesai.

Kemasan berarti hasil dari mengemas atau bungkus pelindung

barang dagangan (niaga)(KBBI 2008: 678). Sedangkan label /labél/ n 1

sepotong kertas (kain, logam, kayu, dsb) yang ditempelkan pada barang

yang berisikan tentang nama barang, nama pemilik, tujuan, alamat, dsb; 2

etiket; merek dagang; 3 petunjuk singkat tentang zat-zat yang terkandung

dalam obat dsb; 4 petunjuk kelas kata, sumber kata, dsb dalam kamus

(KBBI 2008: 788).

6 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no 28 tahun 2013 tentang pencantuman

(12)

21

Kemasan atau pembungkus biasanya terbuat dari kertas, kaleng,

botol, kotak, plastik, maupun dari gelas, kaca dan sebagainnya.

Pembungkus dalam peranannya memiliki 3 fungsi yang penting, yaitu

melindungi isi didalamnya, mempermudah mengenal suatu barang dan

menjadi alat iklan (maya,1978:23-25).

Label adalah setiap keterangan mengenai produk tembakau yang

berbentuk gambar, tulisan, kombinasi keduanya, atau bentuk lain yang

disertakan pada produk tembakau, dimasukkan ke dalam, di tempatkan

pada atau merupakan bagian Kemasan Produk Tembakau (Permenkes no

28/2013: 5)

Menurut Krasovec & Klimchuk (2006: 158) mengatakan bahwa

label biasanya terbuat dari kertas, laminasi kertas atau film plastik dengan

atau tanpa bahan perekat (sensitif terhadap tekanan), label dapat mencakup

keseluruhan kemasan atau hanya setempat saja. Dapat dipotong dalam

berbagai bentuk berbeda untuk melengkapi kontur suatu bentuk kemasan.

Label menurut kotler (2009: 29) mempunyai fungsi, yaitu :

1. Identifies (mengidentifikasi): label dapat menerangkan

mengenai produk.

2. Grade (nilai/kelas): label dapat menunjukan nilai/kelas dari

suatu produk.

3. Describe (memberikan keterangan): label memberikan

(13)

22

dibuat, kapan produk dibuat, apa komposisi dari produk dan

bagaimana menggunakan produk secara aman.

4. Promote (mempromosikan): label mempromosikan produk

lewat gambar dan warna yang menarik.

Selain label mengenai informasi tentang rokok, dalam kemasan

rokok terdapat label mengenai bahaya merokok berupa gambar dan

tulisan. Laporan dari WHO menyebutkan beberapa penyakit dengan

kebiasaan merokok, yaitu kangker paru, bronkitis kronik, dan emfisema,

pennyakit jantung iskemik dan penyakit kardiovaskuler lain, ulkus

peptikum, kangker mulut/tenggorokan/kerongkongan, penyakit pembuluh

darah otak dan gangguan janin dalam kandungan (Aditama, 1997: 20).

Beberapa gambar penyakit tersebut muncul dalam kemasan rokok.

Sumber : kompas.com

(14)

23

Bungkus atau kemasan rokok di Indonesia mulai tanggal 24 Juni

2014 akan diberi label peringatan bergambar berisi lima gambar pilihan

masyarakat yang diadopsi dari Undang-Undang Kesehatan 36/2009,

ditetapkan dengan PP 109/2012 dan dijabarkan dalam Permenkes 28/2013.

Menurut Tulus Abadi dari Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia

mengatakan bahwa Peringatan bergambar menjadi pesan kuat dibanding

pesan teks, untuk meyakinkan masyarakat akan dampak merokok atau

paparan asap rokok 7.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 109 tahun 2012

tentang pengamanan bahan yang mengandung zat adiktif berupa produk

tembakau bagi kesehatan bagian II tentang produksi dan impor pasal 14

menyebutkan bahwa :

1. Setiap orang yang memproduksi dan/atau mengimpor Produk

Tembakau ke wilayah Indonesia wajib mencantumkan

peringatan kesehatan.

2. Peringatan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

berbentuk gambar dan tulisan yang harus mempunyai satu

makna.

3. Peringatan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

tercetak menjadi satu dengan Kemasan Produk Tembakau.

7

(15)

24

Sedangkan dalam pasal 15 ayat 1 menyebutkan bahwa Setiap 1

(satu) varian Produk Tembakau wajib dicantumkan gambar dan tulisan

peringatan kesehatan yang terdiri atas 5 (lima) jenis yang berbeda, dengan

porsi masing-masing 20% (dua puluh persen) dari jumlah setiap varian

Produk Tembakaunya.

Dalam pasal 17 menyebutkan tentang teknik pemasangan label

bahaya merokok dengan ketentuan sebagai berikut :

1. Gambar dan tulisan peringatan kesehatan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 15 dicantumkan pada setiap Kemasan

terkecil dan Kemasan lebih besar Produk Tembakau.

2. Setiap Kemasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

mencantumkan 1 (satu) jenis gambar dan tulisan peringatan

kesehatan.

3. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku

bagi Rokok klobot, Rokok klembak menyan, dan cerutu

Kemasan batangan.

4. Pencantuman gambar dan tulisan sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a. dicantumkan pada bagian atas Kemasan sisi lebar bagian

depan dan belakang masing-masing seluas 40% (empat

puluh persen), diawali dengan kata “Peringatan” dengan

(16)

25

harus dicetak dengan jelas dan mencolok, baik sebagian

atau seluruhnya;

b. gambar sebagaimana dimaksud pada huruf a harus dicetak

berwarna; dan

c. jenis huruf harus menggunakan huruf arial bold dan font 10

(sepuluh) atau proporsional dengan Kemasan, tulisan warna

putih di atas latar belakang hitam.

d. dicantumkan pada bagian atas Kemasan sisi lebar bagian

depan dan belakang masing-masing seluas 40% (empat

puluh persen), diawali dengan kata “Peringatan” dengan

menggunakan huruf berwarna putih dengan dasar hitam,

harus dicetak dengan jelas dan mencolok, baik sebagian

atau seluruhnya;

e. gambar sebagaimana dimaksud pada huruf a harus dicetak

berwarna; dan

5. jenis huruf harus menggunakan huruf arial bold dan font 10

(sepuluh) atau proporsional dengan Kemasan, tulisan warna

putih di atas latar belakang hitam.

4. Teori Persepsi Interpersonal

Persepsi merupakan suatu penafsiran yang unik terhadap situasi dan

(17)

26

kepentingan yang berlainan, sehubungan dengan hal itu maka persepsi itu

sebetulnya suatu proses. roucek (1987:22) mengungkapkan bahwa persepsi

merupakan proses menyadari adanya sesuatu hal dan memberikan suatu

tanggapan, lazim disebut persepsi. kesadaran itu diperoleh berkat penggunaan

panca indera. akan tetapi saran sensoris manusia saja tidak menjelaskan proses

pemahaman. panca idera hanya merupakan alat fisik yang menerima kesan

terhadap objek yang dijumpai manusia dalam kehidupan sehari-hari.

Tatik Suryani dalam bukunya Perilaku Konsumen (2008: 97) menjelaskan

bahwa proses persepsi bukan hanya proses psikologi semata, tetapi diawali

dengan proses fisiologi yang dikenal sebagai sensasi. Persepsi merupakan

proses dimana dalam proses tersebut individu memilih, mengorganisasikan dan

menginterprestasikan stimuli menjadi sesuatu yang bermakna.(schiffman dan

kanuk:2004)

Krech (dalam Thoha, 2004: 142) persepsi adalah “suatu proses kognitif

yang komplek dan menghasilkan suatu gambar unik tentang kenyataan yang barangkali sangat berbeda dari kenyataannya”. Menurut Thoha (2004: 141)

sendiri, persepsi pada hakikatnya adalah “proses kognitif yang dialami oleh

setiap orang didalam memahami informasi tentang lingkungannya, baik lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan, dan penciuman”

Proses pembentukan persepsi diawali dengan masuknya sumber melalui

suara, penglihatan, rasa, aroma atau sentuhan manusia, diterima oleh indera

(18)

27

yang diperoleh dari proses pertama diatas kemudian diseleksi dan diterima.

Fungsi penyaringan ini dijalankan oleh faktor seperti harapan individu,

motivasi, dan sikap.

Sensation yang diperoleh dari hasil penyaringan pada tahap kedua itu

merupakan input bagi tahap ketiga, tahap pengorganisasian sensation. Dari

tahap ini akan diperoleh sensation yang merupakan satu kesatuan yang lebih

teratur dibandingkan dengan sensation yang sebelumnya. Tahap keempat

merupakan tahap penginterpretasian seperti pengalaman, proses belajar, dan

kepribadian. Apabila proses ini selesai dilalui, maka akan diperoleh hasil akhir

berupa Persepsi.(Thoha,2004).

Ada beberapa Faktor yang Mempengaruhi Persepsi. Seperti yang

dikatakan vincent (1997: 35) dalam bukunya Manajemen Bisnis Total seperti

berikut :

1. Faktor pengalaman masa lalu (terdahulu) dapat mempengaruhi

seseorang karena manusia biasanya akan menarik kesimpulan yang

sama dengan apa yang ia lihat, dengar, dan rasakan.

2. Faktor keinginan dapat mempengaruhi persepsi seseorang dalam hal

membuat keputusan. Manusia cenderung menolak tawaran yang tidak

sesuai dengan apa yang ia harapkan.

3. Pengalaman dari teman-teman, dimana mereka akan menceritakan

pengalaman yang telah dialaminya. Hal ini jelas mempengaruhi

(19)

28

Selain faktor diatas ada 2 faktor yang mempengaruhi persepsi. Faktor

Internal yang mempengaruhi persepsi, yaitu faktor-faktor yang terdapat dalam

diri individu dan Faktor Eksternal yang mempengaruhi persepsi, merupakan

karakteristik dari linkungan dan obyek-obyek yang terlibat didalamnya.

Elemen-elemen tersebut dapat mengubah sudut pandang seseorang terhadap

dunia sekitarnya dan mempengaruhi bagaimana seseoarang merasakannya atau

menerimanya.

Ada beberapa tahap utama dalam persepsi manusia. Menurut liliweri

(2011: 157) Tahap tahap persepsi didefinisikan sebagai proses dimana individu

menjadi lebih sadar tentang objek dan peristiwa yang terjadi dalam dunia

sekeliling. Persepsi mempunyai lima tahapan utama dan manusia selalu

mengikuti tahapan ini. Tahapan tersebut adalah:

1. Stimulation, individu menerima stimulus (rangsangan dari luar), di

saat ini indra akan menangkap makna terhadap stimulus

(meaningfull stimuli).

2. Organization, stimuli tadi diorganisasikan berdasarkan tatanan

tertentu misalnya berdasarkan schemata (membuat semacam

diafragma tentang stimuli) atau dengan reflek perilaku.

3. Interpretation dan evaluation, Individu membuat interpretasi dan

evaluasi terhadap stimuli berdasarkan pengalaman masa lalu atau

(20)

29

4. Memory, stimulus yang sudah direkam itu direkam dalam memori

atau ingatan.

5. Recall, Semua rekaman atau ingatan itu dikeluarkan, itulah

persepsi

Secara sederhana liliweri (2001) menjaelaskan proses persepsi ini menjadi 3

tahapan utama yaitu :

1. Individu memperhatikan dan membuat seleksi

2. Individu mengorganisasikan objek yang ditangkap oleh indra

(21)

30

5. Kerangka pikir penelitian

Gambar 2.

Kerangka Pikir

Penelitian ini akan menganalisa konsumen rokok yang dikaitkan

dengan adanya penggunaan tanda (gambar dan tulisan bahaya merokok) dalam

kemasan dan iklan rokok dengan menggunakan Teori Persepsi Komunikasi

Interpersonal. yang menjadi dasar untuk memunculkan sebuah opini dari

(22)

31

masyarakat (konsumen rokok) terhadap iklan (gambar dan tulisan bahaya

rokok) dalam kemasan rokok. Selain itu penelitian ini mengetahui mengapa

konsumen rokok tetap mengkonsumsi rokok setelah mengetahui bahaya

merokok dari iklan (gambar dan tulisan) dalam kemasan rokok?

6. Originalitas Penelitian

Originalitas Penelitian memuat hasil-hasil penelitian sebelumnya yang

relevan dengan penelitian yang dilakukan, dengan maksud untuk menghindari

duplikasi. Disamping itu, unutk menunjukan bahwa topik yang diteliti belum

pernah diteliti oleh peneliti lain dalam konteks yang sama serta menjelaskan

posisi penelitian bersangkutan. Dalam penelitian komunikasi dan sosial telah

banyak yang meneliti tentang media promosi berupa iklan ataupun kemasan,

dan beberapa hasil tersebut peneliti mengambil beberapa referensi atau rujukan

sebagai telaah pustaka sebagai berikut :

Dalam skripsi yang berjudul “Pengaruh Terpaan Peringatan Pesan pada

Iklan Rokok terhadap Sikap untuk Berhenti Merokok pada Remaja” oleh

Zainul Asngadah Fatmawati mahasiswa Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Universitas Diponegoro Semarang (2014) mengungkapkan bahwa objek dalam

penelitian yang diteliti adalah remaja. Persamaan dari penelitian ini adalah

tentang penggunaan label tulisan dan gambar bahaya merokok namun metode

yang diteliti berbeda. Metode yang digunakan dalam penelitian ini

(23)

32

penelitian yang dilakukan Asngadah Fatmawati menggunakan metode

kuantitatif untuk mengetahui pengaruh yang muncul.

Penelitian selanjutnya yaitu skripsi yang berjudul Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Perilaku Merokok pada Siswa Laki-Laki di Sekolah Menengah

Atas Negeri 1 Banda Aceh Tahun 2013 oleh Novi W. Frihartine mahasiswa

Program Studi D-IV Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan U’budiyah Banda

Aceh (2013). Dalam penelitian yang dilakukan Novi W. Frihartine membahas

tentang perilaku merokok yang objeknya remaja. Persamaan dari penelitian ini

adalah sama-sama mengkaji tentang konsumen rokok/ perokok aktif namun

ada beberapa berbedaan dalam penelitian ini. Novi W. Frihartine meneliti

tentang factor-faktor yang mempengaruhi seorang perokok untuk merokok,

sedangkan dalam penelitian ini meneliti opini yang muncul oleh konsumen

rokok terhadap penggunaan label tentang bahaya merokok. Beberapa penelitian

lainnya yang sejenis lebih menekankan pada pemaknaan pesan dalam iklan dan

kemasan rokok.

Gambar

Gambar  1. Label rokok
Gambar 2. Kerangka Pikir

Referensi

Dokumen terkait

Aktivitas Gempa Vulkanik Gunung Ijen mengalami peningkatan tinggi ditandai dengan peningkatan gempa vulkanik dalam (VA) dan gempa vulkanik dangkal (VB) diikuti oleh tremor

 Muncul dinamika sekolah dalam peningkatan mutu  Siswa dan guru memiliki motivasi untuk kerja keras.  Sekolah dihargai

Puji syukur pada Tuhan atas rahmatNya sehingga penyusunan penulisan hukum/skripsi yang berjudul: “TINJAUAN HUKUM PIDANA TERHADAP REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA”..

Penyusunan program pengawasan adalah kegiatan PS dalam menyusun program pengawasan akademik dan manajerial, program pembinaan guru dan/atau kepala sekolah, program

Meskipun narkotika sangat bermanfaat dan diperlukan untuk pengobatan dan pelayanan kesehatan, namun apabila disalahgunakan atau digunakan tidak sesuai dengan standar kesehatan,

Jenis Usaha Jasa Pariwisata yang dipilih adalah Biro Perjalanan Wisata – Penyedia paket wisata minat khusus di Jogjakarta. Mengapa hanya satu mata rantai saja yang

 Surat peryataan kesanggupan untuk mengganti barang yang mengalami cacat atau bahkan kerusakan selama pengiriman , proses pengerjaan sampai dengan serah terima pekerjaan (Asli).

Sehubungan dengan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Pada Pokja II Kantor Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Kampar Tahun Anggaran 2015 Paket Pekerjaan Pembangunan