• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEK MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK DENGAN STRATEGI THINK TALK WRITE DAN KREATIVITAS ILMIAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI FISIKA SISWA SMA NEGERI I BABALAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEK MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK DENGAN STRATEGI THINK TALK WRITE DAN KREATIVITAS ILMIAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI FISIKA SISWA SMA NEGERI I BABALAN."

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

EFEK MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK DENGAN STRATEGI THINK TALK WRITE DAN KREATIVITAS ILMIAH

TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI FISIKA SISWA SMA

T E S I S

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh:

IRHAM RAMADHANI NIM. 8126175007

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)

EFEK MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK DENGAN STRATEGI THINK TALK WRITE DAN KREATIVITAS ILMIAH

TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI FISIKA SISWA SMA

T E S I S

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh:

IRHAM RAMADHANI NIM. 8126175007

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(3)
(4)
(5)
(6)

iii

ABSTRAK

IRHAM RAMADHANI (NIM: 8126175007). Efek Model Pembelajaran Berbasis Proyek Dengan Strategi Think Talk Write Dan Kreativitas Ilmiah Terhadap Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Fisika Siswa SMA Negeri I Babalan. Tesis. Medan: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2015.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis: (1) perbedaan keterampilan berpikir tingkat tinggi fisika siswa pada model pembelajaran berbasis proyek dengan strategi think talk write dan pembelajaran konvensional; (2) perbedaan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa yang memiliki kreativitas di atas rata-rata dan di bawah rata-rata-rata-rata; dan (3) interaksi antara model pembelajaran dengan tingkat kreativitas ilmiah dalam mempengaruhi kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen. Pemilihan sampel dilakukan dengan teknik cluster random sampling sebanyak dua kelas yaitu kelas XII IA 1 dan XII IA 2, dimana kelas XII IA 1 diajarkan dengan model pembelajaran berbasis proyek dengan strategi think talk write dan kelas XII IA 2 dengan pembelajaran konvensional. Instrumen yang digunakan terdiri dari tes keterampilan berpikir tingkat tinggi berupa tes essay dan tes kreativitas ilmiah yang dikembangkan oleh Hu dan Adey (2002). Data dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan anava dua jalur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan berpikir tingkat tinggi fisika menggunakan model pembelajaran berbasis proyek dengan strategi think talk write berbeda dan menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran konvensional, kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa dengan kreativitas ilmiah di atas rata-rata berbeda dan menunjukkan hasil lebih baik dari pada siswa dengan kreativitas ilmiah di bawah rata-rata, serta terdapat interaksi antara model pembelajaran berbasis proyek dengan strategi think talk write dan kreativitas ilmiah dalam mempengaruhi keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa.

(7)

iv

ABSTRACT

IRHAM RAMADHANI (NIM: 8126175007). The Effect of Project Based Learning Model With Think Talk Write Strategy and Scientific Creativity on

Student’s High Order Thinking Skills In Senior High School Physics. Thesis.

Medan: Post Graduate Program, State University of Medan, 2015.

The aims of this research were to analyze: (1) the differences of student’s high order thinking skills by using Project Based Learning Model with Think Talk Write Strategy and conventional learning; (2) the differences of student’s high order thinking skills who had under average and above average category in scientific creativity; and (3) the interaction between learning model and the level of scientific creativity in influencing student’s high order thinking skills. This research was a quasi-experimental research. The sample in this research was conducted by cluster random sampling of two classes that is XII IA 1 dan XII IA 2, which the first class, as experiment class, was taught with Project Based Learning Model with Think Talk Write Strategy and second class, as control class, with Conventional Learning. The research instrument consisted of high order thinking skills essay tes and scientific creativity test that developed by Hu and Adey (2002). Data in this research was analyzed by using two way Anova. The results of the research showed that the physics high order thinking skills using project based learning model with Think Talk Write strategy was different and show better results than the conventional learning, the physics high order thinking skills of the students who had above average category in scientific creativity was differ and show better results than under average category, and there was interaction between project based learning model with Think Talk Write strategy and the level of scientific creativity in influencing student’s high order thinking skills.

(8)

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah swt, Tuhan Yang Maha

Esa, yang telah melimpahkan berkah dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan tesis dengan judul Efek Model Pembelajaran Berbasis Proyek Dengan Strategi Think Talk Write Dan Kreativitas Ilmiah terhadap Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Fisika Siswa SMA Negeri I Babalan.” dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Tesis ini disusun dalam

rangka memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar Magister Pendidikan pada

Program Studi Pendidikan Fisika di Program Pascasarjana Universitas Negeri

Medan.

Selama penyusunan tesis ini, penulis banyak mendapat bantuan dan

bimbingan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang

tulus kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan tesis ini, yaitu

kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd selaku Direktur Program

Pascasarjana UNIMED;

2. Bapak Prof. Dr. H. Sahyar, M.S., M.M selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Fisika Pascasarjana Unimed sekaligus narasumber I dan Bapak

Prof. Dr. Nurdin Bukit, M.Si selaku Sekretaris Program Studi Pendidikan

Fisika Pascasarjana Unimed sekaligus narasumber II, karena

(9)

vi

kritis, baik selama kegiatan perkuliahan, maupun dalam rangka perbaikan

dan penyempurnaan tesis ini;

3. Terkhusus pada Bapak Prof. Motlan, M.Sc, Ph.D, dan Ibu Dr. Betty M.

Turnip, M.Pd. selaku dosen pembimbing tesis yang telah mendampingi,

membimbing, serta memotivasi penulis dalam sejak awal hingga

selesainya tesis ini dengan baik sesuai yang diharapkan;

4. Ibu Dr. Derlina, M.Si sebagai narasumber III dalam penyusunan tesis ini

yang telah memberikan saran dan masukan yang membangun demi

penyempurnaan tesis ini;

5. Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Fisika PPs Unimed yang telah

memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis selama perkuliahan

berlangsung;

6. Ibu Mirohmayanur, M.Pd selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Babalan,

Bapak Aspen Manik, S.Pd dan Ibu Mujini selaku guru fisika SMA Negeri

1 Babalan, beserta seluruh dewan guru yang telah memberikan waktu,

kesempatan dan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian;

7. Teristimewa penulis ucapkan pada Ayahanda Bambang Hariawan Prihanto

dan Ibunda Masniah, yang telah secara terus menerus memberikan

motivasi, doa, serta kasih sayang yang tak pernah henti, serta Adinda yang

penulis banggakan Muhammad Ikhsan serta sanak keluarga yang

senantiasa memberikan motivasi dan doa kepada penulis dalam

menyelesaikan studi di Unimed hingga selesainya tesis ini;

8. Kepala Sekolah dan Staf Guru di SMK Al-Ma’arif P. Berandan yang

(10)

vii

tesis ini. Juga rekan kerja dan sahabat penulis, yaitu Endro Yulianto, Maya

Yulia, Ayu Maya, Suci Perwita Sari serta rekan lain yang tidak dapat

penulis ucapkan satu persatu yang telah memberikan motivasi yang besar

pada penulis selama penyusunan tesis ini; serta

9. Teman-teman seperjuangan angkatan III Prodi Magister Pendidikan Fisika

dan terkhusus saudaraku sahabat seperjuangan satu kontrakan Jalan

Belimbing II no 102A, Arko Alfathar Tumanggor, Irfan Darmawan,

Idhiham Saleh, Hasidona Tumanggor, Syafri Ramadhan, dan Muhammad

Fakhrizal yang juga telah memberikan semangat, motivasi, ruang, serta

waktu kepada penulis dalam penyelesaian tesis ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini masih belum sempurna, oleh

karena itu masukan dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan

demi kesempurnaan tesis ini. Semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi penelitian

selanjutnya serta bermanfaat dalam menambah khazanah ilmu pengetahuan.

Medan, 5 Maret 2015

Penulis

(11)

viii

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR PESETUJUAN DEWAN PENGUJI ... ii

ABSTRAK ... iii

2.1.2. Model Pembelajaran Berbasis Proyek ... 20

2.1.3. Teori Yang Melandasi Model Pembelajaran Berbasis Proyek ... 33

2.1.4. Strategi Pembelajaran Think, Talk, Write ... 38

2.1.5. Model Pembelajaran Berbasis Proyek dengan Strategi TTW ... 44

2.1.6. Pembelajaran Konvensional ... 46

2.1.7. Kreativitas Ilmiah ... 48

2.1.8. Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi ... 55

2.1.9. Penelitian Yang Relevan ... 62

2.2. Kerangka Konseptual ... 64

2.2.1. Perbedaan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Fisika Siswa dengan Pembelajaran Konvensional dan Model Pembelajaran Berbasis Proyek dengan Strategi Think Talk Write ... 64

(12)

ix

2.2.3. Interaksi Antara Pembelajaran Konvensional dan Model Pembelajaran Berbasis Proyek dengan Strategi Think Talk Write dengan Tingkat Kreativitas Ilmiah Siswa untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir

Tingkat Tinggi Fisika Siswa ... 70

4.1.1. Hasil Pretes Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi .... 100

4.1.2. Hasil Instrumen Kreativitas Ilmiah ... 105

4.1.3. Deskripsi Proses dan Perlakuan dalam Penelitian ... 107

4.1.4. Hasil Postes Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi ... 111

4.1.5. Analisis Hasil Penelitian ... 113

4.1.6. Pengujian Hipotesis ... 124

4.2. Pembahasan ... 133

4.2.1. Perbedaan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Fisika Siswa dengan Pembelajaran Konvensional dan Model Pembelajaran Berbasis Proyek dengan Strategi Think Talk Write ... 133

4.2.2. Perbedaan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Fisika Siswa Kelompok Kreativitas Ilmiah Tinggi dan Kreativitas Ilmiah Rendah ... 139

4.2.3. Interaksi Antara Pembelajaran Konvensional dan Model Pembelajaran Berbasis Proyek dengan Strategi Think Talk Write dengan Tingkat Kreativitas Ilmiah Siswa untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Fisika Siswa ... 145

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 151

5.1 Simpulan ... 152

5.2 Saran ... 152

(13)

xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Bagan Desain Pembelajaran TTW ... 42

Gambar 2.2. Taksonomi Tujuan Pendidikan Bloom Tingkatan Berpikir Domain Kognitif ... 59

Gambar 3.1. Hubungan Antara Variabel Penelitian ... 74

Gambar 3.2. Bagan Alir Prosedur Penelitian ... 79

Gambar 4.1. Histogram Distribusi Normal Kelas Eksperimen ... 103

Gambar 4.2. Histogram Distribusi Normal Kelas Kontrol ... 103

Gambar 4.3. Diagram pretes dan postes kelas ekspermen dan kontrol .. 114

Gambar 4.4. Diagram Data KBTT Siswa Berdasarkan Tingkat Kreativitas Ilmiah ... 117

Gambar 4.5. Diagram Batang nilai KBTT Berdasarkan Tingkatan Berpikir Bloom Kelas Konvensional dan PjBL-TTW ... 119

Gambar 4.6 Diagram Batang KBTT Berdasarkan Tingkatan Berpikir Bloom dengan KI di Atas Rata dan di Bawah Rata-Rata ... 121

(14)

x

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Perbedaan Antara Proyek Dan Pembelajaran Berbasis

Proyek ... 24

Tabel 2.2. Perbedaan antara Pembelajaran Berbasis Proyek (PjBL) dan Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL) ... 29

Tabel 2.3. Manajemen Aktivitas dalam Model Pembelajaran Berbasis Proyek oleh Mergendoller, dkk. ... 31

Tabel 2.4. Sintaks Pembelajaran Berbasis Proyek ... 32

Tabel 2.5. Fase Model Pembelajaran Berbasis Proyek dengan Strategi TTW ... 45

Tabel 2.6. Perbedaan Kemampuan berpikir Kreativitas Tinggi dan Kreativitas Rendah ... 50

Tabel 2.7. Taksonomi Bloom Revisi Anderson dan Krathwohl (2001) Kategori Kemampuan Berpikir Tingkat Rendah .. 60

Tabel 2.8. Taksonomi Bloom Revisi Anderson dan Krathwohl (2001) Kategori Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi .... 61

Tabel 2.9. Penelitian terdahulu yang berkaitan dengan Model Pembelajaran Berbasis Proyek. ... 62

Tabel 3.1. Rancangan Desain Penelitian ... 75

Tabel 3.2. Desain Penelitan ANAVA ... 76

Tabel 3.3. Indikator Tes Kreativitas Ilmiah Siswa ... 81

Tabel 3.4. Spesifikasi Tes Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi ... 83

Tabel 3.5. Deskripsi Kategori Validitas Butir Soal ... 85

Tabel 3.6. Hasil Analisis Validitas Tes ... 86

Tabel 3.7. Deskripsi Kategori Reliabilitas Butir Soal ... 87

Tabel 3.8. Hasil Uji Reliabilitas Tes ... 88

Tabel 3.9. Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran Instrumen ... 89

Tabel 3.10. Deskripsi Kategori Daya Pembeda ... 90

Tabel 3.11. Hasil Perhitungan Uji Daya Pembeda ... 91

Tabel 3.12. Kategori Nilai Gain ... 92

Tabel 3.13. Analisis varians (anova) dua jalur ... 92

Tabel 4.1. Data Pretes Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi ... 101

Tabel 4.2. Uji Normalitas Data Pretes ... 102

Tabel 4.3. Uji Homogenitas Data Pretes ... 104

Tabel 4.4. Uji Kesamaan Kemampuan awal KBTT kelas Eksperimen dan kelas Kontrol ... 104

Tabel 4.5. Data Hasil Instrumen Kreativitas Ilmiah (KI) ... 105

Tabel 4.6. Pembagian Kelompok Kreativitas Ilmiah Tinggi dan Rendah ... 106

Tabel 4.7. Data Rekapitulasi Penilaian Diri Sendiri Dan Kelompok dalam pembelajaran berbasis proyek dengan strategi TTW ... 110

(15)

xi

Tabel 4.9. Uji Normalitas Data Postes ... 112

Tabel 4.10. Uji Homogenitas Data Postes ... 113

Tabel 4.11. Nilai Gain KBTT ... 114

Tabel 4.12. Pengelompokan Nilai Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Berdasarkan Tingkat Kreativitas Ilmiah Siswa ... 116

Tabel 4.13. KBTT Berdasarkan Tingkatan Berpikir Bloom Model Konvensional dan PjBL-TTW ... 118

Tabel 4.14. KBTT Berdasarkan Tingkatan Berpikir Bloom pada tingkat Kreativitas Ilmiah Siswa ... 120

Tabel.4.15. Respon siswa berdasarkan Indikator Angket ... 122

Tabel 4.16. Uji Korelasi Pearson antara Skor Angket Respon dan Postes KBTT kelas PjBL-TTW ... 123

Tabel 4.17. Desain Faktorial Rata-Rata 2 x 2 Anava ... 124

Tabel 4.18. Data Faktor antar Subjek ... 125

Tabel 4.19. Hasil Uji Anava Dua Jalur ... 126

(16)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan I ... 161

Lampiran 2. Lembar Kerja Siswa I ... 184

Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan II ... 187

Lampiran 4. Lembar Kerja Siswa II ... 203

Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan III ... 206

Lampiran 6. Kisi-Kisi Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Pre-Tes dan Post-Tes Setelah Validasi ... 218

Lampiran 7. Lembar Validasi Tes Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi ... 225

Lampiran 8. Analisis Validitas Ramalan Item Instrumen Berpikir Tingkat Tinggi ... 229

Lampiran 9. Analisis Taraf Kesukaran Tes ... 230

Lampiran 10. Analisis Daya Pembeda Tes ... 232

Lampiran 11. Kisi-Kisi Kreativitas Ilmiah ... 233

Lampiran 12. Rubrik Penilaian Instrumen Kreatifitas Ilmiah ... 236

Lampiran 13. Lembar Validasi Tes Kreativitas Ilmiah ... 238

Lampiran 14. Angket Respon Siswa Terhadap Model PjBL-TTW Dalam Pelajaran Fisika ... 240

Lampiran 15. Tabulasi Data Pretes ... 245

Lampiran 16. Tabulasi Data Postes ... 247

Lampiran 17. Tabulasi Data Kreativitas Ilmiah ... 249

Lampiran 18. Distribusi Data Penelitian ... 253

Lampiran 19. Tabulasi Data Angket Respon Siswa Terhadap Model PJBL-TTW ... 255

Lampiran 20. Rekapitulasi Data Penilaian Evaluasi Diri Sendiri Dan Teman Kelompok Dalam Pembelajaran Berbasis Proyek Dengan TTW ... 257

Lampiran 21. Analisis Statistik Data Pretes ... 260

Lampiran 22. Analisis Statistik Data Postes ... 262

Lampiran 23. Korelasi Antara Nilai KBTT Dengan Angket Respon Siswa ... 263

Lampiran 24. Uji Hipotesis Dengan Anava Dua Jalur (2 x 2) ... 264

Lampiran 25. Uji Scheffe ... 265

Lampiran 26. Variasi Jawaban Kreativitas Ilmiah ... 266

Lampiran 27. Dokumentasi Penelitian ... 274

Lampiran 28. Contoh Lembar Jawaban Kreativitas Ilmiah Siswa ... 284

(17)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Dalam usaha untuk memasuki persaingan abad ke 21, yang sarat akan

persaingan global yang membutuhkan sumber daya manusia yang berinisiatif,

berpikir kritis, kreatif, kompetitif serta cakap memecahkan masalah, pemerintah

harus melakukan perubahan dari berbagai aspek. Salah satu upaya perubahan yang

dilakukan oleh pemerintah adalah dengan menyesuaikan tujuan pendidikan

nasional. Pendidikan Nasional Indonesia abad 21 bertujuan untuk mewujudkan

cita-cita bangsa, yaitu masyarakat bangsa Indonesia yang sejahtera dan bahagia,

dengan kedudukan yang terhormat dan setara dengan bangsa lain dalam dunia

global, melalui pembentukan masyarakat yang terdiri dari sumber daya manusia

yang berkualitas, yaitu pribadi yang mandiri, berkemauan dan berkemampuan

untuk mewujudkan cita-cita bangsanya (BSNP, 2010: 39). Tujuan pendidikan ini

pada hakikatnya sejalan dengan tujuan dan fungsi pendidikan nasional pada

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003, namun dengan penekanan yang lebih dalam

pada pembentukan sumber daya manusia yang siap menghadapi persaingan

global.

Ironisnya, setelah satu dekade abad 21 berjalan, Indonesia sebagai negara

berkembang dengan jumlah penduduk mencapai 240 juta jiwa, dengan laju

pertumbuhan penduduk (LPP) mencapai 1,49 persen per tahun, masih

menunjukkan kualitas sumber daya manusia yang sangat rendah. Hal ini

(18)

2

Development Index (HDI) atau Index Pembangunan Manusia. HDI mengukur

indeks tiga dimensi dari tiga dimensi pembangunan manusia yaitu, panjangnya

usia, pengetahuan, dan standar hidup yang layak, yang menempatkan Indonesia

pada urutan ke 121 dari 185 negara pada tahun 2012 (Purba, 2013: 1). Rendahnya

dimensi pengetahuan HDI Indonesia ditunjukan hasil riset yang dilakukan oleh

Education for All (EFA) Global Monitoring Report 2010 yang dikeluarkan oleh

UNESCO menunjukkan bahwa indeks pembangunan pendidikan atau Education

Development Index (EDI) Indonesia berada pada peringkat ke 65 dari 128 negara

dengan nilai indeks pengembangan pendidikan sebesar 0,947 dengan kategori

indeks pengembangan pendidikan menengah (EFA, 2010), dan tahun 2011

peringkat Indonesia turun keperingkat 69 dari 127 negara yang disurvei dengan

nilai indeks pengembangan pendidikan sebesar 0,934 (EFA, 2011).

Rendahnya kualitas pendidikan dan sumber daya manusia Indonesia juga

ditunjukkan oleh berbagai riset dan survei internasional yang melibatkan

Indonesia. Indonesia juga mengikuti survei internasional mengenai kemampuan

kognitif dan literasi sains siswa yaitu TIMSS dan PISA yang diadakan oleh IEA

dan OECD. Hasil TIMSS 2007 dan 2011 Indonesia memperoleh nilai

berturut-turut 427 dan 397 dengan nilai rata-rata internasional yaitu 500 (Martin dkk,

2011). Sedangkan skor hasil literasi sains PISA yang diadakan pada tahun 2009

dan 2012 berturut-turut adalah 383 dan 382 dengan nilai rata-rata internasional

500 dan 501.

Berdasarkan data persentase rata-rata jawaban benar untuk konten sains

dan domain kognitif khususnya fisika pada riset TIMSS, persentase jawaban

(19)

3

jawaban benar pada soal penerapan dan penalaran (Martin, dkk, 2012: 164 – 165).

Dari data dua survei TIMSS terakhir yakni tahun 2007 dan 2011, rata-rata siswa

menjawab benar pada ranah knowing (mengetahui) sebesar 39% pada tahun 2007

dan 36% pada tahun 2011, menjawab benar ranah applying (menerapkan) sebesar

28% pada tahun 2007 dan 27% pada tahun 2011, serta persentase menjawab benar

ranah reasoning (penalaran) sebesar 24% pada tahun 2007 dan 20% pada tahun

2011.

Dari uraian di atas tampak bahwa nilai fisika siswa Indonesia pada TIMSS

mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Jika ditinjau dari aspek pemahaman,

penerapan, dan penalaran dalam ranah kemampuan kognitif seperti yang

diterapkan pada TIMSS, hal ini digunakan untuk menunjukkan profil hasil belajar

dan kemampuan berpikir siswa negara pesertanya. Dari ketiga aspek tersebut,

aspek reasoning (menalar) yang merupakan ciri kemampuan berpikir tingkat

tinggi taksonomi Bloom mengalami penurunan tertinggi yaitu 4%, sedangkan

kedua aspek lain yang termasuk kemampuan berpikir tingkat rendah taksonomi

Bloom yaitu knowing (mengetahui) dan applying (mengaplikasikan)

masing-masing mengalami penurunan 3% dan 1%. Hal ini menunjukkan bahwa

kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa rendah.

Kenyataan di lapangan pembelajaran fisika hanya mendorong siswa untuk

menghafal konsep dan kurang mampu menggunakan konsep tersebut jika

menemui masalah dalam kehidupan nyata yang berhubungan dengan konsep

tersebut (Trianto, 2009: 6). Lebih jauh lagi, siswa kurang mampu memahami dan

mengidentifikasi masalah, merumuskan masalah serta menentukan solusi-solusi

(20)

4

menjadikan sumber daya manusia Indonesia hanya “sedikit” yang berperan

sebagai garda terdepan dalam dunia industri dengan pemikiran yang kritis dan

inovatif, sedangkan sisanya hanya berperan sebagai buruh, pekerjaan yang tidak

membutuhkan pemikiran mendalam.

Hasil wawancara tidak terstruktur yang dilakukan pada guru fisika di SMA

Negeri I Babalan pada kegiatan studi pendahuluan yang dilaksanakan pada

tanggal 16 – 21 September 2013 menunjukkan fakta yang sama. Ibu Mujini, S.Pd

selaku guru fisika mengatakan bahwa siswa saat ini mudah menyerah dengan

permasalahan-permasalahan yang diberikan apabila berbeda dengan contoh soal

yang ada di buku ataupun contoh soal yang telah diberikan oleh guru. Hal ini

sangat jauh berbeda dengan siswa beberapa tahun yang sebelumnya yang

menunjukkan antusisme yang tinggi ketika diberikan masalah.

Selain itu, studi pendahuluan yang dilakukan juga menyebarkan instrumen

kemampuan berpikir tingkat tinggi pada siswa. Instrumen dibuat untuk mengukur

kemampuan memahami, mengaplikasikan, menganalisis, dan mengevaluasi siswa.

Hasil dari studi pendahuluan ini menunjukkan bahwa persentase rata-rata siswa

menjawab benar soal memahami sebesar 41,64%, mengaplikasikan sebesar

59,34%, menganalisis 38,85% dan mengeavaluasi 28,31%. Temuan ini

menggambarkan kemampuan berpikir siswa masih berada pada taraf kemampuan

berfikir dasar yaitu memahami konsep dan mengaplikasikan konsep pada masalah

yang pernah ditemui sebelumnya, sedangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi

seperti menganalisis dan mengevaluasi masih tergolong rendah.

Di pihak lain, secara empiris, berdasarkan hasil analisis penelitian terhadap

(21)

5

proses pembelajaran konvensional. Pada pembelajaran ini suasana kelas

cenderung teacher-centered sehingga siswa menjadi pasif (Trianto, 2009: 5-6).

Dari hasil wawancara tidak terstruktur pada guru fisika, diperoleh fakta bahwa

guru cenderung melaksanakan pembelajaran konvensional dengan metode

ceramah dan tanya jawab dengan sesekali melakukan demonstrasi di depan kelas.

Pelaksanaan pembelajaran konvensional ini secara umum menunjukkan

bahwa kegiatan pembelajaran hanya berpusat pada guru. Kegiatan pembelajaran

fisika yang berlangsung hanya bersifat transfer pengetahuan dari guru kepada

siswa. Hal inilah menyebabkan siswa kurang memiliki peran aktif dalam proses

dan pengkonstruksian pengetahuan dalam dirinya. Siswa cenderung hanya

menghafalkan fakta-fakta dan konsep-konsep tanpa mengetahui bagaimana fakta

dan konsep itu terbentuk. Ini terbukti ketika kegiatan observasi di SMA Negeri I

Babalan Kelas IX IA 4, peneliti memberikan beberapa masalah dan melakukan

brain storming pada siswa, dari 40 siswa hanya 25% yang aktif terlibat dalam

kegiatan pembelajaran serta memiliki argumen-argumen yang menampilkan

jawaban-jawaban yang kritis. Selebihnya ada siswa yang memberikan jawaban

namun dengan argumen yang tidak masuk akal, memberikan jawaban tapi tidak

dapat memberikan alasan, bahkan ada yang menolak memberikan pendapatnya

ketika diberi kesempatan untuk mengeluarkan pendapat dengan alasan “tidak

tahu”.

Temuan ini menunjukkan bahwa kreativitas siswa rendah. Hal ini sejalan

dengan pernyataan Sund (2003) dalam Malau (2013: 69) bahwa siswa dengan

kreativitas rendah memiliki ciri-ciri antara lain, 1). Tidak memiliki hasrat

(22)

6

3) tidak memiliki keinginan untuk menemukan dan meneliti, 4). tidak memiliki

gairah dedikasi serta tidak aktif dalam menyelesaikan tugas, dan 5). tidak mampu

menanggapi pertanyaan yang diajukan serta cenderung memberi jawaban singkat.

Tingkat kreativitas yang rendah inilah yang membuat pembelajaran fisika, yang

membutuhkan keterlibatan siswa dalam berbagai kegiatan inquiry, menjadi sangat

sulit bagi siswa. Hingga pada akhirnya menjadi alasan siswa untuk tidak

menyukai mata pelajaran fisika.

Salah satu penyebab rendahnya kreativitas siswa ini dapat bersumber dari

pelaksanaan pembelajaran konvensional di sekolah, dimana kegiatan

pembelajaran masih berpusat pada guru. Siswa dengan kreativitas yang rendah

cenderung akan lebih pasif dalam proses pembelajaran. Pada pembelajaran

konvensional, kreativitas siswa terkekang, peluang siswa untuk memunculkan

kreativitasnya sangatlah rendah. Hal ini dikarenakan pada pembelajaran

konvensional kegiatan pembelajaran fisika yang berlangsung hanya bersifat

transfer pengetahuan dari guru kepada siswa. Hal inilah menyebabkan siswa

kurang memiliki peran aktif dalam proses dan pengkonstruksian pengetahuan

dalam dirinya. Siswa cenderung hanya menghafalkan fakta-fakta dan

konsep-konsep tanpa mengetahui bagaimana fakta dan konsep-konsep itu terbentuk. Yang pada

akhirnya membuat kemampuan berpikir siswa hanya terbatas pada kemampuan

berpikir tingkat rendah yaitu mengingat dan memahami, sedangkan kemampuan

berpikir tingkat tinggi siswa akan rendah karena tidak diaktifkan selama kegiatan

pembelajaran di kelas.

Kondisi seperti di atas sudah saatnya untuk dianggap serius oleh pendidik,

(23)

7

dibiarkan, maka kualitas lulusan akan semakin rendah. Oleh karena itu

pembelajaran konvensional yang menekankan pada teacher-centered perlu

dikurangi dan digantikan dengan model pembelajaran empiris yang menekankan

pada student-centered yang telah diteliti, diterapkan dan dibuktikan oleh ahli

pendidikan dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa.

Persoalannya saat ini adalah bagaimana menemukan cara yang terbaik

untuk menyampaikan materi yang diajarkan sehingga siswa dapat memahami dan

mengingat lebih lama materi pembelajaran, serta memiliki kemampuan

pemecahan masalah fisika. Bagaimana guru dapat menyampaikan cara yang baik

kepada siswa, bagaimana guru dapat membuka wawasan yang beragam dari

seluruh siswa, sehingga dapat mempelajari berbagai materi ajar dan cara

mengkaitkannya dalam kehidupan nyata. Tentu dengan kemampuan pemecahan

masalah fisika yang autentik dalam proses pembelajaran sangat perlu untuk

ditonjolkan mengingat bahwa berusaha sendiri untuk mencari pemecahan masalah

serta pengetahuan yang menyertainya, menghasilkan pengetahuan yang

benar-benar bermakna, dan berusaha untuk mencari pemecahan masalah secara mandiri

akan memberikan suatu pengalaman nyata. Dengan pengalaman tersebut dapat

digunakan pula memecahkan masalah-masalah lain yang serupa, karena

pengalaman itu memberikan makna tersendiri bagi peserta didik. Oleh karena itu,

sebagai guru yang baik dan bijaksana harus mampu mengubah kesulitan

pembelajaraan tersebut menjadi pembelajaran aktif, kritis, efektif, dan

menyenangkan.

Dari fakta di atas, diperlukan perubahan serta inovasi dalam kegiatan

(24)

8

Peningkatan kemampuan berpikir ini dapat dilakukan guru dengan pembelajaran

menggunakan strategi-strategi pembelajaran konstruktivistik yang berpotensi

memberdayakan kemampuan berpikir tingkat tinggi, seperti pembelajaran

berbasis proyek. Pembelajaran berbasis proyek merupakan pendekatan

pembelajaran yang memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk

merencanakan aktivitas belajar, melaksanakan proyek secara kolaboratif, dan pada

akhirnya menghasilkan produk kerja yang dapat dipresentasikan kepada orang

lain. Hasil akhir dalam pembelajaran berbasis proyek adalah berupa produk yang

merupakan hasil dari kerja kelompok siswa (Kurniawan, 2012: 3).

Pertimbangan lain bagi guru untuk menggunakan model pembelajaran

berbasis proyek karena model ini merupakan salah satu dari tiga model

pembelajaran yang sangat direkomendaskan dalam kurikulum 2013. Hal ini

dikarenakan model pembelajaran berbasis proyek sejalan dengan tujuan dan

amanat pembelajaran kurikulum 2013 yaitu belajar aktif (active learning). Fraus

dan Paulson (1998: 4-5) berpendapat bahwa pada proses belajar aktif, kegiatan

belajar dirancang sedemikian mungkin agar siswa terlibat langsung secara aktif

dalam aktivitas kelompok ketimbang menjadi pendengar ceramah pasif. Dalam

pembelajaran aktif siswa tidak hanya mendengarkan penjelasan guru tetapi siswa

melihat, mendengar, bertanya dengan guru atau teman, berdiskusi dengan teman,

melakukan, dan mengajarkan pada siswa lainnya sehingga mereka menguasai

materi pembelajaran. Selain itu kurikulum 2013 juga mengamanatkan

pembelajaran dengan pendekatan ilmiah (scientific approach). Pendekatan ilmiah

merujuk pada teknik-teknik investigasi atas fenomena atau gejala, memperoleh

(25)

9

Pendekatan ini bercirikan penonjolan dimensi pengamatan, penalaran, penemuan,

pengabsahan, dan penjelasan tentang suatu kebenaran. Kedua karakteristik ini

difasilitasi secara baik pada model pembelajaran berbasis proyek, dimulai dari

perencanaan, penentuan proyek, pembuatan, dan penyajian proyek.

Sebagai lingkungan belajar, model pembelajaran berbasis proyek memiliki

kelebihan, yaitu: (1) otentik kontekstual (goal-directed activities) yang akan

memperkuat hubungan antara aktivitas dan pengetahuan konseptual yang

melatarinya, (2) mengedepankan otonomi pembelajaran (self regulation) dan guru

sebagai pembimbing dan patner belajar yang akan mengembangkan keterampilan

berpikir produktif, (3) belajar kolaboratif yang memberi peluang pebelajar saling

membelajarkan yang akan meningkatkan pemahaman konseptual dan maupun

kecakapan teknikal, (4) realistik, berorientasi pada belajar aktif memecahkan

masalah riil, yang memberi kontribusi pada pengembangan kecakapan pemecahan

masalah, (5) memberikan umpan balik internal yang dapat menajamkan

keterampilan berpikir (Kamdi, 2008, dalam Kurniawan, 2012: 5).

Keuntungan lain yang di dapat dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis

masalah, yaitu: (1) dapat meningkatkan profesionalisme guru dan kerjasama antar

guru, meningkatkan kehadiran, kemandirian, dan sikap guru yang lebih baik

terhadap proses pembelajaran, (2) dibandingkan dengan model lain, PjBL lebih

efektif dari pada model-model lain dalam hal meningkatkan kemampuan berpikir

tingkat dasar siswa, (3) dapat meningkatkan kualitas pembelajaran siswa dan

kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa, dan (4) cara yang efektif untuk

(26)

10

merencanakan, mengkominikasikan/ menyajikan, pemecahan masalah dan

pengambilan keputusan (Thomas, 2000: 34 – 35).

Selain itu, Buck Institute of Education (2009: 1-2) melakukan analisis

terhadap hasil penelitian beberapa ahli dan menarik kesimpulan mengenai model

pembelajaran berbasis proyek. Penelitian-penelitian tersebut menunjukkan bahwa

model pembelajaran berbasis proyek: (a) memiliki efek positif terhadap isi

pengetahuan siswa dan pengembangan keterampilan seperti kolaborasi, berpikir

kritis, dan pemecahan masalah, (b) bermanfaat bagi siswa dalam meningkatkan

motivasi dan keterlibatan mereka dalam kegiatan pembelajaran, dan (c)

menantang bagi guru untuk melaksankan PjBL di sekolah, yang mengarahkan

pada kesimpulan bahwa guru memerlukan dukungan untuk merencanakan dan

menerapkan PjBL secara efektif serta siswa membutuhkan dukungan termasuk

merencanakan proyek, melaksakanan proyek, pengelolaan waktu untuk

menyelesaikan proyek serta mengintegrasikan teknologi ke dalam proyek yang

mereka buat.

Model pembelajaran berbasis proyek ini telah diteliti oleh beberapa

peneliti sebelumnya, antara lain: (1) Marlinda (2012), melakukan penelitian dan

menghasilkan temuan bahwa terdapat perbedaan kemampuan berpikir kreatif dan

kinerja ilmiah antara kelompok siswa yang belajar dengan model pembelajaran

berbasis proyek dan kelompok siswa yang belajar dengan model pembelajaran

konvensional (F = 21,68; p<0,05), (2) Munawaroh, dkk (2012) melakukan

perbandingan antara model PjBL dan kooperatif, dimana disimpulkan bahwa

kemampuan berpikir siswa dengan model Project Based Learning lebih tinggi

(27)

11

pembelajaran,(3) Luthvitasari, dkk. (2012), dimana didapat hasil analisis uji gain

menunjukkan bahwa pembelajaran berbasis proyek dapat meningkatkan aspek

keterampilan berpikir kritis, berpikir kreatif dan kemahiran generik siswa, (4)

Kurniawan (2012) juga melakukan penelitian dengan kesimpulan bahwa terdapat

pengaruh yang signifikan terhadap keterampilan berpikir kritis dan sikap terkait

sains antara siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran berbasis proyek

dengan siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran langsung

(F=52,811;p<0,05). Dari beberapa penelitian sebelumnya tersebut dapat

disimpulkan bahwa model pembelajaran berpengaruh positif terhadap kemampuan

berfikir siswa.

Dari beberapa paparan masalah-masalah di atas tentang rendahnya

kemampuan berpikir fisika siswa serta kelebihan dari model pembelajaran

berbasis proyek untuk meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi fisika

siswa, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Efek

Model Pembelajaran Berbasis Proyek Dengan Strategi Think Talk Write dan

Kreativitas Ilmiah Terhadap Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Fisika Siswa

SMA.”

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, dapat di identifikasi

beberapa masalah, yaitu:

- Kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa umunya masih rendah, dari hasil

(28)

12

- Kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa di SMA Negeri 1 Babalan siswa

rendah, ditunjukkan dari data tes kemampuan berpikir siswa.

- Pembelajaran fisika di kelas cenderung teacher-centered (Hasil observasi

kegiatan pembelajaran).

- Pembelajaran fisika secara umum hanya menghafalkan fakta-fakta dan

konsep-konsep tanpa mengetahui bagaimana fakta dan konsep itu

terbentuk.

- Guru masih menggunakan pembelajaran konvensional dengan metode

ceramah dan tanya jawab dengan sesekali melakukan demonstrasi di depan

kelas.

- Pembelajaran fisika di sekolah belum menggunakan model pembelajaran

berbasis proyek untuk meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi

siswa

- Aktivitas dan peran aktif siswa rendah pada proses pembelajaran (Hasil

observasi kegiatan pembelajaran)

1.3. Pembatasan Masalah

Karena keterbatasan yang dimiliki oleh peneliti, baik dari segi waktu, dana

dan tingkat kesulitan penyelesaian masalah-masalah diatas, kiranya peneliti perlu

membatasi masalah dalam penelitian ini sehingga hasil yang di dapatkan sesuai

dengan yang diharapkan. Oleh karena itu, penelitian ini dibatasi pada

permasalahan sebagai berikut:

1. Model Pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah model

(29)

13

2. Kreativitas dalam penelitian ini mengelompokkan siswa menjadi

kelompok kreativitas tinggi dan kreativitas rendah lewat penilaian

kemampuan untuk memproduksi banyak gagasan (fluency), melihat suatu

masalah dari berbagai sudut pandang (flexibility), melahirkan

gagasan-gagasan ahli sebagai hasil pemikiran sendiri dan mampu memberikan

jawaban secara bervariasi (originality), dan (4) kemampuan untuk

menguraikan sesuatu secara terperinci (elaboration).

3. Kemampuan berpikir tingkat tinggi yang diteliti pada penelitian ini adalah

kemampuan berpikir tingkat tinggi dalam taksonomi Bloom revisi oleh

Anderson dan Krathwohl (2001) yaitu ranah kognitif menganalisis,

mengevaluasi, dan mencipta.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan

pembatasan masalah di atas, maka yang menjadi rumusan masalah pada penelitian

ini adalah:

1. Apakah terdapat perbedaan kemampuan berpikir tingkat tinggi fisika siswa

dengan pembelajaran konvensional dan model pembelajaran berbasis

proyek dengan strategi Think Talk Write di kelas XII SMA Negeri 1

Babalan.

2. Apakah terdapat perbedaan kemampuan berpikir tingkat tinggi fisika siswa

yang memiliki kreativitas di atas rata-rata (tinggi) dengan siswa yang

memiliki kreativitas di bawah rata-rata (rendah) di kelas XII SMA Negeri

(30)

14

3. Apakah terdapat interaksi antara model pembelajaran dengan kreativitas

terhadap kemampuan berpikir tingkat tinggi fisika siswa di kelas XII SMA

Negeri 1 Babalan.

1.5. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah untuk

mengetahui:

1. Perbedaan kemampuan berpikir tingkat tinggi fisika siswa dengan

pembelajaran konvensional dan model pembelajaran berbasis proyek

dengan strategi think talk write di kelas XII SMA Negeri 1 Babalan.

2. Perbedaan kemampuan berpikir tingkat tinggi fisika siswa yang memiliki

kreativitas di atas rata-rata dengan siswa yang memiliki kreativitas ilmiah

di bawah rata-rata di kelas XII SMA Negeri 1 Babalan.

3. Interaksi antara model pembelajaran dengan kreativitas terhadap

kemampuan berpikir tingkat tinggi fisika siswa di kelas XII SMA Negeri 1

Babalan.

1.6. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat kepada tenaga

pendidik, akademisi dan para pembaca, baik yang bersifat teoritis maupun praktis

berkaitan dengan model pembelajaran berbasis proyek pada pembelajaran fisika.

Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:

1. Manfaat praktis

a. Bagi siswa, diharapkan dapat melatih dan megembangkan kemampuan

(31)

proyek-15

proyek sederhana untuk menyelesaikan masalah serta mengembangkan

kemampuan siswa untuk menghadapi dan menyelesaikan masalah

secara kritis dan kreatif.

b. Bagi guru, diharapkan dapat dijadikan salah satu model pembelajaran

alternatif khususnya menghadapi kurikulum 2013 yang salah satunya

menuntut diterapkannya pembelajaran berbasis proyek serta sebagai

bahan rujukan dalam meningkatkan kreativitas dan kemampuan

berpikir tingkat fisika siswa, berupa kemampuan menganalisis,

mengevaluasi dan mencipta

c. Bagi sekolah, diharapkan dapat dijadikan masukan perlunya

melaksanakan kegiatan pembelajaran berbasis proyek sebagai upaya

meningkatkan kreativitas dan kemampuan berpikir tingkat tinggi

fisika siswa.

2. Manfaat teoritis

a. Bagi peneliti lain, diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan acuan,

perbandingan dan masukan untuk penelitian sejenis dengan

menggunakan model pembelajaran dan konsep yang berbeda.

b. Sebagai kontribusi peneliti dalam memperkaya khasanah ilmu

pengetahuan yang berhubungan dengan model pembelajaran berbasis

proyek, strategi thik talk write dan krativitas ilmiah terhadap

(32)

16

1.7. Definisi Operasional

Untuk memperjelas istilah yang digunakan dalam penelitian ini maka

dibuat suatu definisi operasional sebagai berikut:

1. Model Pembelajaran Berbasis Proyek dengan Strategi Think Talk Write

adalah model pembelajaran yang melibatkan peserta didik di dalam

transfer pengetahuan dan keterampilan melalui proses penemuan dengan

serangkaian pertanyaan yang tersusun dalam tugas atau proyek, yang tiap

tahapannya dilaksanakan dengan bantuan strategi think talk write sehingga

proses pembelajaran menjadi terorganisasi dalam tiga kegiatan utama,

yaitu berpikir (think), berbicara (talk), dan menulis (write).

2. Kreativitas ilmiah yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kreativitas

ilmiah yang dikemukakan oleh Hu dan Adey (2002), yaitu suatu sifat

intelektual atau kemampuan seseorang untuk memproduksi atau berpotensi

untuk menghasilkan produk sains yang original serta memiliki nilai sosial

atau pribadi, serta dirancang dengan tujuan tertentu, dengan menggunakan

informasi yang diberikan. Instrumen kreativitas ilmiah yang

dikembangkan juga oleh Hu dan Adey (2002) memiliki indikator-indikator

sebagai berikut, 1). penggunaan yang tidak biasa (unusual uses),

2). kepekaan terhadap masalah sains (problem finding), 3). kemampuan

untuk meningkatkan kegunaan dan nilai produk (product improvement),

4). kemampuan imajinasi ilmiah (creative imagination), 5). kemampuan

pemecahan masalah secara kreatif (problem solving), 6). kemampuan

desain langkah-langkah pengamatan ilmiah (science experiment),

(33)

17

3. Kemampuan berpikir tingkat tinggi yang dimaksud dalam penelitian ini

adalah kemampuan berpikir tingkat tinggi berdasarkan kategori yang

dikemukakan oleh Benjamin Bloom yang telah direvisi oleh Anderson dan

Krathwohl (2001) yaitu kemampuan mengaplikasikan, menganalisis,

(34)

151

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian, dan pembahasan maka dapat diperoleh

beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Ada perbedaan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa yang diajarkan

dengan Model Pembelajaran Berbasis Proyek dengan strategi Think Talk

Write dan pembelajaran konvensional pada mata pelajaran fisika.

Kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa yang dibelajarkan dengan Model

Pembelajaran Berbasis Proyek dengan Strategi Think Talk Write lebih baik

dari siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional.

2. Ada perbedaan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa yang memiliki

kreativitas ilmiah di atas rata-rata dengan kelompok siswa yang memiliki

kreativitas ilmiah di bawah rata-rata. Kemampuan berpikir tingkat tinggi

siswa yang memiliki kreativitias ilmiah di atas rata-rata lebih baik dari

kelompok siswa yang memiliki tingkat kreativitas ilmiah di bawah

rata-rata.

3. Ada interaksi antara model pembelajaran dan kreativitas ilmiah siswa

dalam mempengaruhi kemampuan berpikir tingkat tinggi fisika siswa.

Kreativitas ilmiah lebih berperan pada siswa dengan kreativitas ilmiah

tinggi yang diajarkan dengan Model Pembelajaran Berbasis Proyek

dengan Strategi Think Talk Write dibandingkan pada kelas yang

(35)

152

5.2. Saran

Berdasarkan hasil dan kesimpulan penelitian ini, maka peneliti memiliki

beberapa saran untuk menerapkan model pembelajaran Berbasis Proyek dengan

strategi Think Talk Write sebagai berikut:

1. Pendidik hendaknya dapat menerapkan memilah materi pembelajaran yang

sesuai dengan model PjBL-TTW serta memperhatikan kelengkapan

sumber belajar, alat serta bahan yang diperlukan dalam mengoptimalkan

pelaksanaan proyek.

2. Untuk peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengalokasikan waktu lebih

banyak sehingga pelaksanaan penelitian dengan model PjBL-TTW lebih

optimal dan agar mengurangi bias pada hasil penelitian. Selain itu

diharapkan dapat memilih masalah sesuai dengan materi pokok yang akan

dilaksanakan proyeknya agar pembelajaran lebih kontekstual dan

berhubungan dengan kehidupan sehari-hari, sehingga hasilnya dapat

bermanfaat bagi peningkatan kualitas hidup manusia.

3. Model PjBL-TTW terbukti efektif dan peneliti anjurkan sebagai alternatif

model pembelajaran di sekolah bagi siswa yang memiliki kreativitas

ilmiah baik yang tinggi maupun rendah untuk meningkatkan kemampuan

(36)

153

DAFTAR PUSTAKA

Aktamis, H. & Ergin, O. 2008. The Effect of Scientific Process Skills Education

on Student’s Scientific Creativity, Science Attitudes and Academic

Achievement. Asia-Pacific Forum on Science Learning and Teaching, Volume 9: Issue 1, Article 4. (online)(http://www.ied.edu.hk/apfslt/ download/v9_issue1_files/aktamis.pdf, diakses pada tanggal 15 Januari 2015)

Anderson, L.W. & Krathwohl, D.R. 2001. Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen. Terjemahan oleh Agung Prihantoro. 2010. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Anderson, L.W. & Krathwohl, D.R. 2001. A Taxonomy of Learning, Teaching,

and Assesing: A Revision of Bloom’s Taxonomy Educational Objectives. A

Bridged Edition. New York: Addison Wesley Longman.

Arends. R. I. 2008. Learning To Teach: Belajar Untuk Mengajar. Edisi Ketujuh. Terjemahan oleh Helly Prajitno & Sri Mulyantini. 2008. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

.

Arends. R. I. 2012. Learning To Teach: Ninth Edition. New York: McGraw-Hill.

Arikunto, S. 2013. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: BumiAksara.

Bagheri, M., Ali, W.Z.W., Chong, M. & Daud, S.M. 2013. Effects of Project-based Learning Strategy on Self-directed Learning Skills of Educational Technology Students. Contemporary Educational Technology, 4 (1). pp. 15-29. ISSN 1309-517X. (Online)(http://www.cedtech.net/articles/41/412.pdf, diakses pada tanggal 9 Desember 2014).

Baker, E., Trygg, B., Otto, P., Tudor, M., & Ferguson, L.. 2011. Project-based Learning Model, Relevant Learning for the 21st Century. USA: Pacific Education Institute.

Buck Institute of The Education. 2009. Summary of Research on Project-based Learning. Indianapolis: University of Indianapolis Center of Excellence in Leadership of Learning. (online), (http://www.bie.org/research/study/ summary_of_research_on_project_based_learning, diakses pada tanggal 9 Desember 2013)

(37)

154

Çakici, Y. & Türkmen, N. 2013.An Investigation of the Effect of Project-Based

Learning Approach on Children’s Achievement and Attitude in Science.

The Online Journal of Science and Technology- April 2013, Volume 3, Issue 2, Hal 9-17. (Online) (http://www.tojsat.net/index.php?journal =tojsat&page=article &op=view&path[]=104, diakses tanggal 28 November 2013)

Ceran, S.A., Güngören, S.C., & Boyacıoğlu, N. 2014. Determination of scientific creativity levels of middle school students and perceptions through their teachers. European Journal of Research on Education, 2014, Special Issue: Contemporary Studies in Education, 47-53. ISSN: 2147-6284. (online)(http://iassr.org/rs/020408.pdf, diakses pada tanggal 15 Januari 2015)

Craft, A. 2005. Creativity in Schools: Tensions and Dilemmas. New York: Routledge, Taylor & Francis Group.

Dahar, R.W. (2011). Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta. Erlangga.

Deta, U.A., Suparmi, & Widha S. 2013. Pengaruh Metode Inkuiri Terbimbing Dan Proyek, Kreativitas, Serta Keterampilan Proses Sains Terhadap Prestasi Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 9 (2013) 28-34 (online) (http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/JPFI/article/view/2577, ISSN: 1693-1246, diakses tanggal 9 Desember 2014)

Dewey, J. (1899). The School and Society. Chicago: University of Chicago Press

Dimyati & Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.

Doppelt, Y. 2003. Implementation and Assessment of Project-Based Learning in Flexible Environment. Instructional Journal of Technology and Design Education. Vol. 13: 255-272. (online)(http://cedu521-k-f07.pbworks. com/f/ Implementation+and+Assessment+of+Project-Based+Learning+in+

a+Flexible +Environment.pdf, diakses pada tanggal 9 Desember 2013)

Fatmi, N. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dan Kreativitas Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa SMAN 1 Julok. Medan: Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Faust, J. L., & Paulson, D. R. (1998). Active learning in the college classroom. Journal onExcellence in College Teaching, 9 (2), 3-24.(Online)(http://www.ydae.purdue.edu/lct/hbcu/documents/active_learnin g_in_college_classrooms.pdf, diakses tanggal 25 Februari 2014)

(38)

155

EFA Global Monitoring Report. 2011. The hidden crisis: Armed conflict and education. Oxford: Oxford University Press.

Fleming, D.S. 2000. A Teacher’s Guide to Project-Based Learning. West Virginia: AEL Inc.

Gultom, L.L.R. 2014. Pengaruh Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa Pada Materi Sel Di Kelas XI Creativity in Science Education. Creative Education 2012. Vol.3, No.5, 603-611 Published Online September 2012. (online) (http://www.scirp.org/ journal/PaperDownload.aspx?paperID=22940, diakses tanggal 3 Mei 2014).

Hu, W. & Adey, P. A. 2002. Scientific creativity test for secondary school students. International Journal of Science Education, 24(4):389-403. ISSN 1464–5289 (online)(http://ctpad.snnu.edu.cn/upload/files/HWP/lwhwp---009.pdf, diakses tanggal 3 Mei 2014).

Hussain, S., Ahmed, S., Serwat, M., & Tariq, S. 2011. The Effectiveness of Teaching Physics through Project Method on Academic Achievement of Students at Secondary Level -A Case Study. Journal of Education and Practice, Vol 2, No 8, 2011. ISSN 2222-1735 (Paper) ISSN 2222-288X (Online)(http://prr.hec.gov.pk/Thesis/1584S.pdf, diakses tanggal 28 November 2013).

Hong, J. C. 2007. The Comparison of Problem-based Learning (PmBL) Model and Project-based Learning (PtBL) Model. Paper presented at the International Conference on Engineering Education – ICEE 2007, Coimbra, Portugal. (Online) (http://www.ineer.org/events/icee2007/ papers/179.pdf, diakses pada tanggal 9 Desember 2013).

Joyce, B., Weil, M., & Calhoun, E. 2008. Models of Teaching (4th ed). Englewood Cliffs: Prentice Hall.

(39)

156

Kilpatrick, W. 1918. The Project Method: Child-Centeredness in Progressive Education. Teachers College Record 19:319-3345. (Online). (http://historymatters.gmu.edu/d/4954/, diakses 28 Desember 2013).

King, Goodson. L, & Rohani, F. 2012. Higher Order Thinking Skills. Florida: Center for Advancement of Learning and Assessment, Folorida State University. (Online) (http://www.cala.fsu.edu/files/higher_order_thinking_ skills.pdf, diakses pada tanggal 28 Desember 2013)

King, S.H. 2009. Project-Based Learning: Inspiring Middle School Students to Engage in Deep and Active Learning. New York: NYC Departement of Education.

Kurniawan, A. 2012. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Dan Sikap Terkait Sains Siswa SMP. Jurnal Penelitian Pendidikan Pasca Undhiksa, (online), Vol 2, No 1. (http://pasca.undiksha.ac.id/e-journal/index.php/jurnal_ipa/article/view/399, diakses pada tanggal 9 Desember 2013).

Liang, J. 2002. Exploring scientific creativity of eleventh grade students in Taiwan. Unpublished Ph.D thesis, The University of Texas at Austin. (online)(http://repositories.lib.utexas.edu/bitstream/handle/2152/1100/liangj 026.pdf, diakses pada tanggal 3 Mei 2014).

Lin, C., Hu, W., Adey, P. & Shen, J. 2003. The influence of CASE on scientific creativity. Research in Science Education, 33 (2): 143-162. (online) (http://libgen.org/scimag/get.php?doi=10.1023/a:1025078600616, diakses pada tanggal 3 Mei 2014).

Luthvitasari, N., Made, N., & Linuwih, S. 2012. Implementasi Pembelajaran Fisika Berbasis Proyek Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis, Berpikir Kreatif Dan Kemahiran Generik Sains. Journal of Innovative Science

Education, JISE 1 (2) (2012). (Online)

(http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jise, diakses tanggal 28 November 2013).

Mainisa. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Dan Kreativitas Terhadap Keterampilan Generik Sains Siswa di SMA Negeri 1 Peukan Pidie. Medan: Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Malau, R. A. 2013. Pengaruh Penggunaan Strategi Pembelajaran Berbasis Quantum Teaching dan Kreativitas Siswa Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Kelas VIII SMPN 1 Sidamanik (Tesis). Medan: PPs Universitas Negeri Medan.

(40)

157

Marlinda, N.L.P.M. 2012. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Dan Kinerja Ilmiah Siswa (Tesis). Bali: PPs Universitas Pendidikan Ganesha.

Martin, M.O., Mullis I.V.S., dkk. 2012. TIMSS 2011 International Results in Science. Chestnut Hill: TIMSS & PIRLS International Study Center

Martin, M. W. 2008. Creativity, Ethics And Excellence In Science. New York: Lexington Books.

Maulana, Dodi. 2014. Efek Model Pembelajaran Sinektik Berbasis Peta Pikiran dan Kreativitas Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Babalan Kabupaten LAngkat T.A. 2013/2014. Medan: Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Mayer, A. 2012. The Difference Between Projects And Project-Based Learning. (online),(http://www.teachthought.com/ learning/ project- based- learning/ difference-between-projects-and-project-based-learning/, diakses pada 25 November 2013).

Mergendoller, J.R, Markham, T., Ravitz, J., and Lahmer, J., 2006. Pervasive Management of Project Based Learning: Teacher as Guided and Facilitators. DalamEvertson, C.M & Weinstein, C.S.(Eds), Handbook of Classroom Management Reseach, Practice dan Contemporary Issues. Lawrence Erlbaum Associates Inc. Publisher. (hlm. 583-615). New York: Routledge Publisher.

Munawaroh, R., Subali, B., & Sopyan, A. 2012. Penerapan Model Project Based Learning Dan Kooperatif Untuk Membangun Empat Pilar Pembelajaran Siswa SMP. Unnes Physics Educatio Journal, UPEJ 1 (1)(2012), Hal 33– 37. (Online)(http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/upej, diakses tanggal 28 November 2013).

Moravcsik, M. J. (1981). Creativity in science education. Science Education, 65 (2): 221227. (online) (http://libgen.org/scimag/get.php?doi=10.1002/sce. 3730650212, diakses pada tanggal 3 Mei 2014).

Nami, Y., Marsooli, H.,& Ashouri, M. 2013. The Relationship Between Creativity And Academic Achievement. Procedia - Social and Behavioral Sciences 114 (2014) 36 – 39 ISSN.1877-0428 (online)(http://ac.els-cdn.com/S1877042813052919, diakses tanggal 16 Januari 2015)

(41)

158

Noordin, M.K., Nasir, A.N., Ali, D.F., &Nordin, M.S. 2011. Problem-Based Learning (PBL) and Project-Based Learning (PjBL) in Engineering Education: A Comparison. Kuala Lumpur: Proceedings of the IETEC’11 Conference. (Online).(http://www.ietec-conference.com/ietec11/Conference %20Proceedings/ietec/papers/Conference%20Papers%20Refereed/Tuesday/ TP2/TP2.3_19.pdf, diaksespadatanggal 9 Desember 2013).

Özer, D.Z. ,& Özkan, M. 2012. The Effect of the Project Based Learning on the Science Process Skills of the Prospective Teachers of Science. Journal of Turkish Science Education, TÜFED-TUSED/ 9(3) 2012, Hal. 131-136. (Online)(http://www.tused.org/internet/tused/archive/v9/i3/tusedv9i3a8.pdf, diakses pada tanggal 28 November 2013).

Pinho, M., Lopes, M., & Macedo, J. 2014. Project-Based Learning to Promote High Order Thinking and Problem Solving Skills in Geotechnical Courses. iJEP ‒ Volume 4, Issue 5, Special Issue: "CISPEE", March 2014. (online)( http://dx.doi.org/10.3991/ijep.v4i5.3535, diakses pada tanggal 5 Januari 2015)

Pekmez, E.S, Aktamiş, H., & Taşkın. B. C. 2009. Exploring Scientific Creativity Of 7th Grade Students. Journal of Qafqaz University; 2009, Issue 26, p204-214. (online) (http://journal.qu.edu.az/article_pdf/1004_53.pdf, diakses pada tanggal 3 Mei 2014).

Purba. S. L. 2013. Peningkatan Indeks Pembangunan Manusia Indonesia Guna Meningkatkan Daya Saing Bangsa dalam Rangka Ketahanan Nasional. (online), (http://edukasi.kompasiana.com/2013/10/31/ peningkatan-indeks-pembangunan-manusia-indonesia-605326.html, diakses 27 November 2013).

Resnick, L. B. 1992. Education And Learning To Think. Washington, D.C.: National Academy Press.

Riaz, M. N. 1989. Creativity And Psychological Differentiation in High And Low Achieving Science Students. Pakistan Journal of Psychological Research

Vol. 4, , Winter 1989, 81-92 (online)

(http://www.pjprnip.edu.pk/pjpr/index.php/pjpr/article/download/262/223, diakses tanggal 15 Januari 2015)

Riyanto, Y. 2010. Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Sanjaya, W. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Sumber Proses Pendidikan. Bandung :Kencana.

(42)

159

Sihotang, H.A. 2014. Pengaruh Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Biologi Tingkat Tinggi Siswa di SMA Negeri 2 Kisaran Kabupaten Asahan. Medan: Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Slameto. 2010. Belajar & Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta : Penerbit Rineka Cipta.

Stripling, B., Lovett, N., &Macko, F.C. 2009. Overview of Project-based learning, Dalam Project-Based Learning: Inspiring Middle School Students to Engage in Deep and Active Learning page 8 – 10.

Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Sudjana, N. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Suherman. 2013. Meningkatkan Hasil Belajar dengan Menggunakan Model Pembelajaran Problem Solving Berbasis Eksperimen Dalam Pembelajaran Fisika. Medan: PPs Universitas Negeri Medan.

Suparno, P. 2007. Metodologi Pembelajaran Fisika. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Suryani, F. & Fatkhulloh. 2012. Peningkatan Kreativitas Siswa dalam Proses Belajar Fisika pada Konsep Gelombang Elektromagnet Melalui Pembelajaran Think, Write dan Talk. Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVI HFI Jateng & DIY, Purworejo, 14 April 2012, ISSN: 0853-0823.

Sutrisno. 2012. Kreatif Mengembangkan Aktivitas Pembelajaran Berbasis TIK. Jakarta: Referensi.

Suyono & Hariyanto. 2011. Belajar dan Pembelajaran: Teori dan Konsep Dasar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Syukriah. 2014. Efek Model Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap Keterampilan Proses Sains dan Prestasi Belajar Siswa SMK. Medan: Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Thomas, J.W. 2000. A Review Of Research On Project-Based Learning.

California: The Autodesk Foundation. (online),

(43)

160

Thompson, T. 2008. Mathematics Teachers’ Interpretation Of Higher-Order

Thinking In Bloom’s Taxonomy. International Electronic Journal of

Mathematics Education, Volume 3, Number 2, July 2008 (Onlline) (http://www.iejme.com/022008/d2.pdf , diakses pada tanggal 4 Januari 2014)

Tim Paradigma Pendidikan BSNP. 2010. Paradigma Pendidikan Nasional Abad XXI. Jakarta: BSNP.

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Landasan, dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Surabaya: Penerbit Kencana.

Wrigley, H.S. 1998. Knowledge in Action: The Promise of Project-Based Learning. NCSALL Volume 2, Issue D, December 1998. (Online) (http://www.ncsall.net/index.html@id=384.html, diakses pada tanggal 26 Nopember 2013).

Yalcin, S. A., Turgut, U. & Buyukkasap, E. 2009. The Effect of Project Based

Learning On Science Undergraduates’ Learning Of Electricity, Attitude

Towards Physics And Scientific Process Skills. International Online Journal of Educational Sciences, 2009, 1 (1), 81-105. (online)(www.iojes.net© 2010 International Online Journal Of Educational Sciences. ISSN: 1309-2707, diakses tanggal 28 November 2013)

Yamin, M. & Ansari, B.I., 2012. Taktik Mengembangkan Kemampuan Individual Siswa. Jakarta: Referensi, Gaung Persada Group.

Gambar

Gambar 2.1.  Bagan Desain Pembelajaran TTW  ...................................  Gambar 2.2

Referensi

Dokumen terkait

Hasil mind mapping siklus II penilaian setiap indikator yaitu siswa telah menuliskan kata kunci, data pendukung berupa diagram Venn, menuliskan cabang dari setiap sub topik

Mencermati pendapat di atas bermakna bahwa mengomel dan memarahi adalah perwujudan dari perasaan seseorang yang merasa dirinya sebagai korban. Orang yang dimarahi juga

Abstrak — Taman Hiburan Rakyat Surabaya berada yang di Jalan Kusuma Bangsa dulu melegenda dan banyak dikunjungi masyarakat baik dari dalam kota maupun dari luar

PENGARUH PEMBELAJARAN LEDGER-LINE DRILL TERHADAP PENGUASAAN GERAK DASAR LARI SPRINT PADA SISWA KELAS VII DI SMP 1 CIBINGBIN

Sama halnya dengan langkah yang diambil hakim dalam memutus kasus pertama, sikap mereka untuk kasus kedua memberlakukan ketentuan ahli waris pengganti dan menetapkan cucu dari

11 Apakah alasan (justification) pemilihan metoda dan pendekatan yang digunakan (dari seluruh metoda dan pendekatan yang tersedia) diungkapkan dengan jelas dan.

Hasil penelitian ini memiliki implikasi yang baik terhadap manajemen likuiditas pada bank khususnya pada bank perkreditan rakyat Berdasarkan hasil yang diperoleh, risiko likuiditas

3 DESA NAGA HUTA KECAMATAN SIANTAR MARIMBUN NAGA HUTA SIANTAR MARIMBUN PEMATANG SIANTAR SUMATERA UTARA Kandidat Careworker... SIMPANG III