EFEK MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK DENGAN STRATEGI THINK TALK WRITE DAN KREATIVITAS ILMIAH
TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI FISIKA SISWA SMA
T E S I S
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
Oleh:
IRHAM RAMADHANI NIM. 8126175007
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
EFEK MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK DENGAN STRATEGI THINK TALK WRITE DAN KREATIVITAS ILMIAH
TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI FISIKA SISWA SMA
T E S I S
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
Oleh:
IRHAM RAMADHANI NIM. 8126175007
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
iii
ABSTRAK
IRHAM RAMADHANI (NIM: 8126175007). Efek Model Pembelajaran Berbasis Proyek Dengan Strategi Think Talk Write Dan Kreativitas Ilmiah Terhadap Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Fisika Siswa SMA Negeri I Babalan. Tesis. Medan: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2015.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis: (1) perbedaan keterampilan berpikir tingkat tinggi fisika siswa pada model pembelajaran berbasis proyek dengan strategi think talk write dan pembelajaran konvensional; (2) perbedaan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa yang memiliki kreativitas di atas rata-rata dan di bawah rata-rata-rata-rata; dan (3) interaksi antara model pembelajaran dengan tingkat kreativitas ilmiah dalam mempengaruhi kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen. Pemilihan sampel dilakukan dengan teknik cluster random sampling sebanyak dua kelas yaitu kelas XII IA 1 dan XII IA 2, dimana kelas XII IA 1 diajarkan dengan model pembelajaran berbasis proyek dengan strategi think talk write dan kelas XII IA 2 dengan pembelajaran konvensional. Instrumen yang digunakan terdiri dari tes keterampilan berpikir tingkat tinggi berupa tes essay dan tes kreativitas ilmiah yang dikembangkan oleh Hu dan Adey (2002). Data dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan anava dua jalur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan berpikir tingkat tinggi fisika menggunakan model pembelajaran berbasis proyek dengan strategi think talk write berbeda dan menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran konvensional, kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa dengan kreativitas ilmiah di atas rata-rata berbeda dan menunjukkan hasil lebih baik dari pada siswa dengan kreativitas ilmiah di bawah rata-rata, serta terdapat interaksi antara model pembelajaran berbasis proyek dengan strategi think talk write dan kreativitas ilmiah dalam mempengaruhi keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa.
iv
ABSTRACT
IRHAM RAMADHANI (NIM: 8126175007). The Effect of Project Based Learning Model With Think Talk Write Strategy and Scientific Creativity on
Student’s High Order Thinking Skills In Senior High School Physics. Thesis.
Medan: Post Graduate Program, State University of Medan, 2015.
The aims of this research were to analyze: (1) the differences of student’s high order thinking skills by using Project Based Learning Model with Think Talk Write Strategy and conventional learning; (2) the differences of student’s high order thinking skills who had under average and above average category in scientific creativity; and (3) the interaction between learning model and the level of scientific creativity in influencing student’s high order thinking skills. This research was a quasi-experimental research. The sample in this research was conducted by cluster random sampling of two classes that is XII IA 1 dan XII IA 2, which the first class, as experiment class, was taught with Project Based Learning Model with Think Talk Write Strategy and second class, as control class, with Conventional Learning. The research instrument consisted of high order thinking skills essay tes and scientific creativity test that developed by Hu and Adey (2002). Data in this research was analyzed by using two way Anova. The results of the research showed that the physics high order thinking skills using project based learning model with Think Talk Write strategy was different and show better results than the conventional learning, the physics high order thinking skills of the students who had above average category in scientific creativity was differ and show better results than under average category, and there was interaction between project based learning model with Think Talk Write strategy and the level of scientific creativity in influencing student’s high order thinking skills.
v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah swt, Tuhan Yang Maha
Esa, yang telah melimpahkan berkah dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan tesis dengan judul “Efek Model Pembelajaran Berbasis Proyek Dengan Strategi Think Talk Write Dan Kreativitas Ilmiah terhadap Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Fisika Siswa SMA Negeri I Babalan.” dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Tesis ini disusun dalam
rangka memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar Magister Pendidikan pada
Program Studi Pendidikan Fisika di Program Pascasarjana Universitas Negeri
Medan.
Selama penyusunan tesis ini, penulis banyak mendapat bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang
tulus kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan tesis ini, yaitu
kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd selaku Direktur Program
Pascasarjana UNIMED;
2. Bapak Prof. Dr. H. Sahyar, M.S., M.M selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Fisika Pascasarjana Unimed sekaligus narasumber I dan Bapak
Prof. Dr. Nurdin Bukit, M.Si selaku Sekretaris Program Studi Pendidikan
Fisika Pascasarjana Unimed sekaligus narasumber II, karena
vi
kritis, baik selama kegiatan perkuliahan, maupun dalam rangka perbaikan
dan penyempurnaan tesis ini;
3. Terkhusus pada Bapak Prof. Motlan, M.Sc, Ph.D, dan Ibu Dr. Betty M.
Turnip, M.Pd. selaku dosen pembimbing tesis yang telah mendampingi,
membimbing, serta memotivasi penulis dalam sejak awal hingga
selesainya tesis ini dengan baik sesuai yang diharapkan;
4. Ibu Dr. Derlina, M.Si sebagai narasumber III dalam penyusunan tesis ini
yang telah memberikan saran dan masukan yang membangun demi
penyempurnaan tesis ini;
5. Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Fisika PPs Unimed yang telah
memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis selama perkuliahan
berlangsung;
6. Ibu Mirohmayanur, M.Pd selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Babalan,
Bapak Aspen Manik, S.Pd dan Ibu Mujini selaku guru fisika SMA Negeri
1 Babalan, beserta seluruh dewan guru yang telah memberikan waktu,
kesempatan dan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian;
7. Teristimewa penulis ucapkan pada Ayahanda Bambang Hariawan Prihanto
dan Ibunda Masniah, yang telah secara terus menerus memberikan
motivasi, doa, serta kasih sayang yang tak pernah henti, serta Adinda yang
penulis banggakan Muhammad Ikhsan serta sanak keluarga yang
senantiasa memberikan motivasi dan doa kepada penulis dalam
menyelesaikan studi di Unimed hingga selesainya tesis ini;
8. Kepala Sekolah dan Staf Guru di SMK Al-Ma’arif P. Berandan yang
vii
tesis ini. Juga rekan kerja dan sahabat penulis, yaitu Endro Yulianto, Maya
Yulia, Ayu Maya, Suci Perwita Sari serta rekan lain yang tidak dapat
penulis ucapkan satu persatu yang telah memberikan motivasi yang besar
pada penulis selama penyusunan tesis ini; serta
9. Teman-teman seperjuangan angkatan III Prodi Magister Pendidikan Fisika
dan terkhusus saudaraku sahabat seperjuangan satu kontrakan Jalan
Belimbing II no 102A, Arko Alfathar Tumanggor, Irfan Darmawan,
Idhiham Saleh, Hasidona Tumanggor, Syafri Ramadhan, dan Muhammad
Fakhrizal yang juga telah memberikan semangat, motivasi, ruang, serta
waktu kepada penulis dalam penyelesaian tesis ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini masih belum sempurna, oleh
karena itu masukan dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan
demi kesempurnaan tesis ini. Semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi penelitian
selanjutnya serta bermanfaat dalam menambah khazanah ilmu pengetahuan.
Medan, 5 Maret 2015
Penulis
viii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ... i
LEMBAR PESETUJUAN DEWAN PENGUJI ... ii
ABSTRAK ... iii
2.1.2. Model Pembelajaran Berbasis Proyek ... 20
2.1.3. Teori Yang Melandasi Model Pembelajaran Berbasis Proyek ... 33
2.1.4. Strategi Pembelajaran Think, Talk, Write ... 38
2.1.5. Model Pembelajaran Berbasis Proyek dengan Strategi TTW ... 44
2.1.6. Pembelajaran Konvensional ... 46
2.1.7. Kreativitas Ilmiah ... 48
2.1.8. Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi ... 55
2.1.9. Penelitian Yang Relevan ... 62
2.2. Kerangka Konseptual ... 64
2.2.1. Perbedaan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Fisika Siswa dengan Pembelajaran Konvensional dan Model Pembelajaran Berbasis Proyek dengan Strategi Think Talk Write ... 64
ix
2.2.3. Interaksi Antara Pembelajaran Konvensional dan Model Pembelajaran Berbasis Proyek dengan Strategi Think Talk Write dengan Tingkat Kreativitas Ilmiah Siswa untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir
Tingkat Tinggi Fisika Siswa ... 70
4.1.1. Hasil Pretes Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi .... 100
4.1.2. Hasil Instrumen Kreativitas Ilmiah ... 105
4.1.3. Deskripsi Proses dan Perlakuan dalam Penelitian ... 107
4.1.4. Hasil Postes Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi ... 111
4.1.5. Analisis Hasil Penelitian ... 113
4.1.6. Pengujian Hipotesis ... 124
4.2. Pembahasan ... 133
4.2.1. Perbedaan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Fisika Siswa dengan Pembelajaran Konvensional dan Model Pembelajaran Berbasis Proyek dengan Strategi Think Talk Write ... 133
4.2.2. Perbedaan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Fisika Siswa Kelompok Kreativitas Ilmiah Tinggi dan Kreativitas Ilmiah Rendah ... 139
4.2.3. Interaksi Antara Pembelajaran Konvensional dan Model Pembelajaran Berbasis Proyek dengan Strategi Think Talk Write dengan Tingkat Kreativitas Ilmiah Siswa untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Fisika Siswa ... 145
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 151
5.1 Simpulan ... 152
5.2 Saran ... 152
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Bagan Desain Pembelajaran TTW ... 42
Gambar 2.2. Taksonomi Tujuan Pendidikan Bloom Tingkatan Berpikir Domain Kognitif ... 59
Gambar 3.1. Hubungan Antara Variabel Penelitian ... 74
Gambar 3.2. Bagan Alir Prosedur Penelitian ... 79
Gambar 4.1. Histogram Distribusi Normal Kelas Eksperimen ... 103
Gambar 4.2. Histogram Distribusi Normal Kelas Kontrol ... 103
Gambar 4.3. Diagram pretes dan postes kelas ekspermen dan kontrol .. 114
Gambar 4.4. Diagram Data KBTT Siswa Berdasarkan Tingkat Kreativitas Ilmiah ... 117
Gambar 4.5. Diagram Batang nilai KBTT Berdasarkan Tingkatan Berpikir Bloom Kelas Konvensional dan PjBL-TTW ... 119
Gambar 4.6 Diagram Batang KBTT Berdasarkan Tingkatan Berpikir Bloom dengan KI di Atas Rata dan di Bawah Rata-Rata ... 121
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Perbedaan Antara Proyek Dan Pembelajaran Berbasis
Proyek ... 24
Tabel 2.2. Perbedaan antara Pembelajaran Berbasis Proyek (PjBL) dan Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL) ... 29
Tabel 2.3. Manajemen Aktivitas dalam Model Pembelajaran Berbasis Proyek oleh Mergendoller, dkk. ... 31
Tabel 2.4. Sintaks Pembelajaran Berbasis Proyek ... 32
Tabel 2.5. Fase Model Pembelajaran Berbasis Proyek dengan Strategi TTW ... 45
Tabel 2.6. Perbedaan Kemampuan berpikir Kreativitas Tinggi dan Kreativitas Rendah ... 50
Tabel 2.7. Taksonomi Bloom Revisi Anderson dan Krathwohl (2001) Kategori Kemampuan Berpikir Tingkat Rendah .. 60
Tabel 2.8. Taksonomi Bloom Revisi Anderson dan Krathwohl (2001) Kategori Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi .... 61
Tabel 2.9. Penelitian terdahulu yang berkaitan dengan Model Pembelajaran Berbasis Proyek. ... 62
Tabel 3.1. Rancangan Desain Penelitian ... 75
Tabel 3.2. Desain Penelitan ANAVA ... 76
Tabel 3.3. Indikator Tes Kreativitas Ilmiah Siswa ... 81
Tabel 3.4. Spesifikasi Tes Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi ... 83
Tabel 3.5. Deskripsi Kategori Validitas Butir Soal ... 85
Tabel 3.6. Hasil Analisis Validitas Tes ... 86
Tabel 3.7. Deskripsi Kategori Reliabilitas Butir Soal ... 87
Tabel 3.8. Hasil Uji Reliabilitas Tes ... 88
Tabel 3.9. Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran Instrumen ... 89
Tabel 3.10. Deskripsi Kategori Daya Pembeda ... 90
Tabel 3.11. Hasil Perhitungan Uji Daya Pembeda ... 91
Tabel 3.12. Kategori Nilai Gain ... 92
Tabel 3.13. Analisis varians (anova) dua jalur ... 92
Tabel 4.1. Data Pretes Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi ... 101
Tabel 4.2. Uji Normalitas Data Pretes ... 102
Tabel 4.3. Uji Homogenitas Data Pretes ... 104
Tabel 4.4. Uji Kesamaan Kemampuan awal KBTT kelas Eksperimen dan kelas Kontrol ... 104
Tabel 4.5. Data Hasil Instrumen Kreativitas Ilmiah (KI) ... 105
Tabel 4.6. Pembagian Kelompok Kreativitas Ilmiah Tinggi dan Rendah ... 106
Tabel 4.7. Data Rekapitulasi Penilaian Diri Sendiri Dan Kelompok dalam pembelajaran berbasis proyek dengan strategi TTW ... 110
xi
Tabel 4.9. Uji Normalitas Data Postes ... 112
Tabel 4.10. Uji Homogenitas Data Postes ... 113
Tabel 4.11. Nilai Gain KBTT ... 114
Tabel 4.12. Pengelompokan Nilai Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Berdasarkan Tingkat Kreativitas Ilmiah Siswa ... 116
Tabel 4.13. KBTT Berdasarkan Tingkatan Berpikir Bloom Model Konvensional dan PjBL-TTW ... 118
Tabel 4.14. KBTT Berdasarkan Tingkatan Berpikir Bloom pada tingkat Kreativitas Ilmiah Siswa ... 120
Tabel.4.15. Respon siswa berdasarkan Indikator Angket ... 122
Tabel 4.16. Uji Korelasi Pearson antara Skor Angket Respon dan Postes KBTT kelas PjBL-TTW ... 123
Tabel 4.17. Desain Faktorial Rata-Rata 2 x 2 Anava ... 124
Tabel 4.18. Data Faktor antar Subjek ... 125
Tabel 4.19. Hasil Uji Anava Dua Jalur ... 126
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan I ... 161
Lampiran 2. Lembar Kerja Siswa I ... 184
Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan II ... 187
Lampiran 4. Lembar Kerja Siswa II ... 203
Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan III ... 206
Lampiran 6. Kisi-Kisi Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Pre-Tes dan Post-Tes Setelah Validasi ... 218
Lampiran 7. Lembar Validasi Tes Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi ... 225
Lampiran 8. Analisis Validitas Ramalan Item Instrumen Berpikir Tingkat Tinggi ... 229
Lampiran 9. Analisis Taraf Kesukaran Tes ... 230
Lampiran 10. Analisis Daya Pembeda Tes ... 232
Lampiran 11. Kisi-Kisi Kreativitas Ilmiah ... 233
Lampiran 12. Rubrik Penilaian Instrumen Kreatifitas Ilmiah ... 236
Lampiran 13. Lembar Validasi Tes Kreativitas Ilmiah ... 238
Lampiran 14. Angket Respon Siswa Terhadap Model PjBL-TTW Dalam Pelajaran Fisika ... 240
Lampiran 15. Tabulasi Data Pretes ... 245
Lampiran 16. Tabulasi Data Postes ... 247
Lampiran 17. Tabulasi Data Kreativitas Ilmiah ... 249
Lampiran 18. Distribusi Data Penelitian ... 253
Lampiran 19. Tabulasi Data Angket Respon Siswa Terhadap Model PJBL-TTW ... 255
Lampiran 20. Rekapitulasi Data Penilaian Evaluasi Diri Sendiri Dan Teman Kelompok Dalam Pembelajaran Berbasis Proyek Dengan TTW ... 257
Lampiran 21. Analisis Statistik Data Pretes ... 260
Lampiran 22. Analisis Statistik Data Postes ... 262
Lampiran 23. Korelasi Antara Nilai KBTT Dengan Angket Respon Siswa ... 263
Lampiran 24. Uji Hipotesis Dengan Anava Dua Jalur (2 x 2) ... 264
Lampiran 25. Uji Scheffe ... 265
Lampiran 26. Variasi Jawaban Kreativitas Ilmiah ... 266
Lampiran 27. Dokumentasi Penelitian ... 274
Lampiran 28. Contoh Lembar Jawaban Kreativitas Ilmiah Siswa ... 284
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Dalam usaha untuk memasuki persaingan abad ke 21, yang sarat akan
persaingan global yang membutuhkan sumber daya manusia yang berinisiatif,
berpikir kritis, kreatif, kompetitif serta cakap memecahkan masalah, pemerintah
harus melakukan perubahan dari berbagai aspek. Salah satu upaya perubahan yang
dilakukan oleh pemerintah adalah dengan menyesuaikan tujuan pendidikan
nasional. Pendidikan Nasional Indonesia abad 21 bertujuan untuk mewujudkan
cita-cita bangsa, yaitu masyarakat bangsa Indonesia yang sejahtera dan bahagia,
dengan kedudukan yang terhormat dan setara dengan bangsa lain dalam dunia
global, melalui pembentukan masyarakat yang terdiri dari sumber daya manusia
yang berkualitas, yaitu pribadi yang mandiri, berkemauan dan berkemampuan
untuk mewujudkan cita-cita bangsanya (BSNP, 2010: 39). Tujuan pendidikan ini
pada hakikatnya sejalan dengan tujuan dan fungsi pendidikan nasional pada
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003, namun dengan penekanan yang lebih dalam
pada pembentukan sumber daya manusia yang siap menghadapi persaingan
global.
Ironisnya, setelah satu dekade abad 21 berjalan, Indonesia sebagai negara
berkembang dengan jumlah penduduk mencapai 240 juta jiwa, dengan laju
pertumbuhan penduduk (LPP) mencapai 1,49 persen per tahun, masih
menunjukkan kualitas sumber daya manusia yang sangat rendah. Hal ini
2
Development Index (HDI) atau Index Pembangunan Manusia. HDI mengukur
indeks tiga dimensi dari tiga dimensi pembangunan manusia yaitu, panjangnya
usia, pengetahuan, dan standar hidup yang layak, yang menempatkan Indonesia
pada urutan ke 121 dari 185 negara pada tahun 2012 (Purba, 2013: 1). Rendahnya
dimensi pengetahuan HDI Indonesia ditunjukan hasil riset yang dilakukan oleh
Education for All (EFA) Global Monitoring Report 2010 yang dikeluarkan oleh
UNESCO menunjukkan bahwa indeks pembangunan pendidikan atau Education
Development Index (EDI) Indonesia berada pada peringkat ke 65 dari 128 negara
dengan nilai indeks pengembangan pendidikan sebesar 0,947 dengan kategori
indeks pengembangan pendidikan menengah (EFA, 2010), dan tahun 2011
peringkat Indonesia turun keperingkat 69 dari 127 negara yang disurvei dengan
nilai indeks pengembangan pendidikan sebesar 0,934 (EFA, 2011).
Rendahnya kualitas pendidikan dan sumber daya manusia Indonesia juga
ditunjukkan oleh berbagai riset dan survei internasional yang melibatkan
Indonesia. Indonesia juga mengikuti survei internasional mengenai kemampuan
kognitif dan literasi sains siswa yaitu TIMSS dan PISA yang diadakan oleh IEA
dan OECD. Hasil TIMSS 2007 dan 2011 Indonesia memperoleh nilai
berturut-turut 427 dan 397 dengan nilai rata-rata internasional yaitu 500 (Martin dkk,
2011). Sedangkan skor hasil literasi sains PISA yang diadakan pada tahun 2009
dan 2012 berturut-turut adalah 383 dan 382 dengan nilai rata-rata internasional
500 dan 501.
Berdasarkan data persentase rata-rata jawaban benar untuk konten sains
dan domain kognitif khususnya fisika pada riset TIMSS, persentase jawaban
3
jawaban benar pada soal penerapan dan penalaran (Martin, dkk, 2012: 164 – 165).
Dari data dua survei TIMSS terakhir yakni tahun 2007 dan 2011, rata-rata siswa
menjawab benar pada ranah knowing (mengetahui) sebesar 39% pada tahun 2007
dan 36% pada tahun 2011, menjawab benar ranah applying (menerapkan) sebesar
28% pada tahun 2007 dan 27% pada tahun 2011, serta persentase menjawab benar
ranah reasoning (penalaran) sebesar 24% pada tahun 2007 dan 20% pada tahun
2011.
Dari uraian di atas tampak bahwa nilai fisika siswa Indonesia pada TIMSS
mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Jika ditinjau dari aspek pemahaman,
penerapan, dan penalaran dalam ranah kemampuan kognitif seperti yang
diterapkan pada TIMSS, hal ini digunakan untuk menunjukkan profil hasil belajar
dan kemampuan berpikir siswa negara pesertanya. Dari ketiga aspek tersebut,
aspek reasoning (menalar) yang merupakan ciri kemampuan berpikir tingkat
tinggi taksonomi Bloom mengalami penurunan tertinggi yaitu 4%, sedangkan
kedua aspek lain yang termasuk kemampuan berpikir tingkat rendah taksonomi
Bloom yaitu knowing (mengetahui) dan applying (mengaplikasikan)
masing-masing mengalami penurunan 3% dan 1%. Hal ini menunjukkan bahwa
kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa rendah.
Kenyataan di lapangan pembelajaran fisika hanya mendorong siswa untuk
menghafal konsep dan kurang mampu menggunakan konsep tersebut jika
menemui masalah dalam kehidupan nyata yang berhubungan dengan konsep
tersebut (Trianto, 2009: 6). Lebih jauh lagi, siswa kurang mampu memahami dan
mengidentifikasi masalah, merumuskan masalah serta menentukan solusi-solusi
4
menjadikan sumber daya manusia Indonesia hanya “sedikit” yang berperan
sebagai garda terdepan dalam dunia industri dengan pemikiran yang kritis dan
inovatif, sedangkan sisanya hanya berperan sebagai buruh, pekerjaan yang tidak
membutuhkan pemikiran mendalam.
Hasil wawancara tidak terstruktur yang dilakukan pada guru fisika di SMA
Negeri I Babalan pada kegiatan studi pendahuluan yang dilaksanakan pada
tanggal 16 – 21 September 2013 menunjukkan fakta yang sama. Ibu Mujini, S.Pd
selaku guru fisika mengatakan bahwa siswa saat ini mudah menyerah dengan
permasalahan-permasalahan yang diberikan apabila berbeda dengan contoh soal
yang ada di buku ataupun contoh soal yang telah diberikan oleh guru. Hal ini
sangat jauh berbeda dengan siswa beberapa tahun yang sebelumnya yang
menunjukkan antusisme yang tinggi ketika diberikan masalah.
Selain itu, studi pendahuluan yang dilakukan juga menyebarkan instrumen
kemampuan berpikir tingkat tinggi pada siswa. Instrumen dibuat untuk mengukur
kemampuan memahami, mengaplikasikan, menganalisis, dan mengevaluasi siswa.
Hasil dari studi pendahuluan ini menunjukkan bahwa persentase rata-rata siswa
menjawab benar soal memahami sebesar 41,64%, mengaplikasikan sebesar
59,34%, menganalisis 38,85% dan mengeavaluasi 28,31%. Temuan ini
menggambarkan kemampuan berpikir siswa masih berada pada taraf kemampuan
berfikir dasar yaitu memahami konsep dan mengaplikasikan konsep pada masalah
yang pernah ditemui sebelumnya, sedangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi
seperti menganalisis dan mengevaluasi masih tergolong rendah.
Di pihak lain, secara empiris, berdasarkan hasil analisis penelitian terhadap
5
proses pembelajaran konvensional. Pada pembelajaran ini suasana kelas
cenderung teacher-centered sehingga siswa menjadi pasif (Trianto, 2009: 5-6).
Dari hasil wawancara tidak terstruktur pada guru fisika, diperoleh fakta bahwa
guru cenderung melaksanakan pembelajaran konvensional dengan metode
ceramah dan tanya jawab dengan sesekali melakukan demonstrasi di depan kelas.
Pelaksanaan pembelajaran konvensional ini secara umum menunjukkan
bahwa kegiatan pembelajaran hanya berpusat pada guru. Kegiatan pembelajaran
fisika yang berlangsung hanya bersifat transfer pengetahuan dari guru kepada
siswa. Hal inilah menyebabkan siswa kurang memiliki peran aktif dalam proses
dan pengkonstruksian pengetahuan dalam dirinya. Siswa cenderung hanya
menghafalkan fakta-fakta dan konsep-konsep tanpa mengetahui bagaimana fakta
dan konsep itu terbentuk. Ini terbukti ketika kegiatan observasi di SMA Negeri I
Babalan Kelas IX IA 4, peneliti memberikan beberapa masalah dan melakukan
brain storming pada siswa, dari 40 siswa hanya 25% yang aktif terlibat dalam
kegiatan pembelajaran serta memiliki argumen-argumen yang menampilkan
jawaban-jawaban yang kritis. Selebihnya ada siswa yang memberikan jawaban
namun dengan argumen yang tidak masuk akal, memberikan jawaban tapi tidak
dapat memberikan alasan, bahkan ada yang menolak memberikan pendapatnya
ketika diberi kesempatan untuk mengeluarkan pendapat dengan alasan “tidak
tahu”.
Temuan ini menunjukkan bahwa kreativitas siswa rendah. Hal ini sejalan
dengan pernyataan Sund (2003) dalam Malau (2013: 69) bahwa siswa dengan
kreativitas rendah memiliki ciri-ciri antara lain, 1). Tidak memiliki hasrat
6
3) tidak memiliki keinginan untuk menemukan dan meneliti, 4). tidak memiliki
gairah dedikasi serta tidak aktif dalam menyelesaikan tugas, dan 5). tidak mampu
menanggapi pertanyaan yang diajukan serta cenderung memberi jawaban singkat.
Tingkat kreativitas yang rendah inilah yang membuat pembelajaran fisika, yang
membutuhkan keterlibatan siswa dalam berbagai kegiatan inquiry, menjadi sangat
sulit bagi siswa. Hingga pada akhirnya menjadi alasan siswa untuk tidak
menyukai mata pelajaran fisika.
Salah satu penyebab rendahnya kreativitas siswa ini dapat bersumber dari
pelaksanaan pembelajaran konvensional di sekolah, dimana kegiatan
pembelajaran masih berpusat pada guru. Siswa dengan kreativitas yang rendah
cenderung akan lebih pasif dalam proses pembelajaran. Pada pembelajaran
konvensional, kreativitas siswa terkekang, peluang siswa untuk memunculkan
kreativitasnya sangatlah rendah. Hal ini dikarenakan pada pembelajaran
konvensional kegiatan pembelajaran fisika yang berlangsung hanya bersifat
transfer pengetahuan dari guru kepada siswa. Hal inilah menyebabkan siswa
kurang memiliki peran aktif dalam proses dan pengkonstruksian pengetahuan
dalam dirinya. Siswa cenderung hanya menghafalkan fakta-fakta dan
konsep-konsep tanpa mengetahui bagaimana fakta dan konsep-konsep itu terbentuk. Yang pada
akhirnya membuat kemampuan berpikir siswa hanya terbatas pada kemampuan
berpikir tingkat rendah yaitu mengingat dan memahami, sedangkan kemampuan
berpikir tingkat tinggi siswa akan rendah karena tidak diaktifkan selama kegiatan
pembelajaran di kelas.
Kondisi seperti di atas sudah saatnya untuk dianggap serius oleh pendidik,
7
dibiarkan, maka kualitas lulusan akan semakin rendah. Oleh karena itu
pembelajaran konvensional yang menekankan pada teacher-centered perlu
dikurangi dan digantikan dengan model pembelajaran empiris yang menekankan
pada student-centered yang telah diteliti, diterapkan dan dibuktikan oleh ahli
pendidikan dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa.
Persoalannya saat ini adalah bagaimana menemukan cara yang terbaik
untuk menyampaikan materi yang diajarkan sehingga siswa dapat memahami dan
mengingat lebih lama materi pembelajaran, serta memiliki kemampuan
pemecahan masalah fisika. Bagaimana guru dapat menyampaikan cara yang baik
kepada siswa, bagaimana guru dapat membuka wawasan yang beragam dari
seluruh siswa, sehingga dapat mempelajari berbagai materi ajar dan cara
mengkaitkannya dalam kehidupan nyata. Tentu dengan kemampuan pemecahan
masalah fisika yang autentik dalam proses pembelajaran sangat perlu untuk
ditonjolkan mengingat bahwa berusaha sendiri untuk mencari pemecahan masalah
serta pengetahuan yang menyertainya, menghasilkan pengetahuan yang
benar-benar bermakna, dan berusaha untuk mencari pemecahan masalah secara mandiri
akan memberikan suatu pengalaman nyata. Dengan pengalaman tersebut dapat
digunakan pula memecahkan masalah-masalah lain yang serupa, karena
pengalaman itu memberikan makna tersendiri bagi peserta didik. Oleh karena itu,
sebagai guru yang baik dan bijaksana harus mampu mengubah kesulitan
pembelajaraan tersebut menjadi pembelajaran aktif, kritis, efektif, dan
menyenangkan.
Dari fakta di atas, diperlukan perubahan serta inovasi dalam kegiatan
8
Peningkatan kemampuan berpikir ini dapat dilakukan guru dengan pembelajaran
menggunakan strategi-strategi pembelajaran konstruktivistik yang berpotensi
memberdayakan kemampuan berpikir tingkat tinggi, seperti pembelajaran
berbasis proyek. Pembelajaran berbasis proyek merupakan pendekatan
pembelajaran yang memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk
merencanakan aktivitas belajar, melaksanakan proyek secara kolaboratif, dan pada
akhirnya menghasilkan produk kerja yang dapat dipresentasikan kepada orang
lain. Hasil akhir dalam pembelajaran berbasis proyek adalah berupa produk yang
merupakan hasil dari kerja kelompok siswa (Kurniawan, 2012: 3).
Pertimbangan lain bagi guru untuk menggunakan model pembelajaran
berbasis proyek karena model ini merupakan salah satu dari tiga model
pembelajaran yang sangat direkomendaskan dalam kurikulum 2013. Hal ini
dikarenakan model pembelajaran berbasis proyek sejalan dengan tujuan dan
amanat pembelajaran kurikulum 2013 yaitu belajar aktif (active learning). Fraus
dan Paulson (1998: 4-5) berpendapat bahwa pada proses belajar aktif, kegiatan
belajar dirancang sedemikian mungkin agar siswa terlibat langsung secara aktif
dalam aktivitas kelompok ketimbang menjadi pendengar ceramah pasif. Dalam
pembelajaran aktif siswa tidak hanya mendengarkan penjelasan guru tetapi siswa
melihat, mendengar, bertanya dengan guru atau teman, berdiskusi dengan teman,
melakukan, dan mengajarkan pada siswa lainnya sehingga mereka menguasai
materi pembelajaran. Selain itu kurikulum 2013 juga mengamanatkan
pembelajaran dengan pendekatan ilmiah (scientific approach). Pendekatan ilmiah
merujuk pada teknik-teknik investigasi atas fenomena atau gejala, memperoleh
9
Pendekatan ini bercirikan penonjolan dimensi pengamatan, penalaran, penemuan,
pengabsahan, dan penjelasan tentang suatu kebenaran. Kedua karakteristik ini
difasilitasi secara baik pada model pembelajaran berbasis proyek, dimulai dari
perencanaan, penentuan proyek, pembuatan, dan penyajian proyek.
Sebagai lingkungan belajar, model pembelajaran berbasis proyek memiliki
kelebihan, yaitu: (1) otentik kontekstual (goal-directed activities) yang akan
memperkuat hubungan antara aktivitas dan pengetahuan konseptual yang
melatarinya, (2) mengedepankan otonomi pembelajaran (self regulation) dan guru
sebagai pembimbing dan patner belajar yang akan mengembangkan keterampilan
berpikir produktif, (3) belajar kolaboratif yang memberi peluang pebelajar saling
membelajarkan yang akan meningkatkan pemahaman konseptual dan maupun
kecakapan teknikal, (4) realistik, berorientasi pada belajar aktif memecahkan
masalah riil, yang memberi kontribusi pada pengembangan kecakapan pemecahan
masalah, (5) memberikan umpan balik internal yang dapat menajamkan
keterampilan berpikir (Kamdi, 2008, dalam Kurniawan, 2012: 5).
Keuntungan lain yang di dapat dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis
masalah, yaitu: (1) dapat meningkatkan profesionalisme guru dan kerjasama antar
guru, meningkatkan kehadiran, kemandirian, dan sikap guru yang lebih baik
terhadap proses pembelajaran, (2) dibandingkan dengan model lain, PjBL lebih
efektif dari pada model-model lain dalam hal meningkatkan kemampuan berpikir
tingkat dasar siswa, (3) dapat meningkatkan kualitas pembelajaran siswa dan
kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa, dan (4) cara yang efektif untuk
10
merencanakan, mengkominikasikan/ menyajikan, pemecahan masalah dan
pengambilan keputusan (Thomas, 2000: 34 – 35).
Selain itu, Buck Institute of Education (2009: 1-2) melakukan analisis
terhadap hasil penelitian beberapa ahli dan menarik kesimpulan mengenai model
pembelajaran berbasis proyek. Penelitian-penelitian tersebut menunjukkan bahwa
model pembelajaran berbasis proyek: (a) memiliki efek positif terhadap isi
pengetahuan siswa dan pengembangan keterampilan seperti kolaborasi, berpikir
kritis, dan pemecahan masalah, (b) bermanfaat bagi siswa dalam meningkatkan
motivasi dan keterlibatan mereka dalam kegiatan pembelajaran, dan (c)
menantang bagi guru untuk melaksankan PjBL di sekolah, yang mengarahkan
pada kesimpulan bahwa guru memerlukan dukungan untuk merencanakan dan
menerapkan PjBL secara efektif serta siswa membutuhkan dukungan termasuk
merencanakan proyek, melaksakanan proyek, pengelolaan waktu untuk
menyelesaikan proyek serta mengintegrasikan teknologi ke dalam proyek yang
mereka buat.
Model pembelajaran berbasis proyek ini telah diteliti oleh beberapa
peneliti sebelumnya, antara lain: (1) Marlinda (2012), melakukan penelitian dan
menghasilkan temuan bahwa terdapat perbedaan kemampuan berpikir kreatif dan
kinerja ilmiah antara kelompok siswa yang belajar dengan model pembelajaran
berbasis proyek dan kelompok siswa yang belajar dengan model pembelajaran
konvensional (F = 21,68; p<0,05), (2) Munawaroh, dkk (2012) melakukan
perbandingan antara model PjBL dan kooperatif, dimana disimpulkan bahwa
kemampuan berpikir siswa dengan model Project Based Learning lebih tinggi
11
pembelajaran,(3) Luthvitasari, dkk. (2012), dimana didapat hasil analisis uji gain
menunjukkan bahwa pembelajaran berbasis proyek dapat meningkatkan aspek
keterampilan berpikir kritis, berpikir kreatif dan kemahiran generik siswa, (4)
Kurniawan (2012) juga melakukan penelitian dengan kesimpulan bahwa terdapat
pengaruh yang signifikan terhadap keterampilan berpikir kritis dan sikap terkait
sains antara siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran berbasis proyek
dengan siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran langsung
(F=52,811;p<0,05). Dari beberapa penelitian sebelumnya tersebut dapat
disimpulkan bahwa model pembelajaran berpengaruh positif terhadap kemampuan
berfikir siswa.
Dari beberapa paparan masalah-masalah di atas tentang rendahnya
kemampuan berpikir fisika siswa serta kelebihan dari model pembelajaran
berbasis proyek untuk meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi fisika
siswa, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Efek
Model Pembelajaran Berbasis Proyek Dengan Strategi Think Talk Write dan
Kreativitas Ilmiah Terhadap Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Fisika Siswa
SMA.”
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, dapat di identifikasi
beberapa masalah, yaitu:
- Kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa umunya masih rendah, dari hasil
12
- Kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa di SMA Negeri 1 Babalan siswa
rendah, ditunjukkan dari data tes kemampuan berpikir siswa.
- Pembelajaran fisika di kelas cenderung teacher-centered (Hasil observasi
kegiatan pembelajaran).
- Pembelajaran fisika secara umum hanya menghafalkan fakta-fakta dan
konsep-konsep tanpa mengetahui bagaimana fakta dan konsep itu
terbentuk.
- Guru masih menggunakan pembelajaran konvensional dengan metode
ceramah dan tanya jawab dengan sesekali melakukan demonstrasi di depan
kelas.
- Pembelajaran fisika di sekolah belum menggunakan model pembelajaran
berbasis proyek untuk meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi
siswa
- Aktivitas dan peran aktif siswa rendah pada proses pembelajaran (Hasil
observasi kegiatan pembelajaran)
1.3. Pembatasan Masalah
Karena keterbatasan yang dimiliki oleh peneliti, baik dari segi waktu, dana
dan tingkat kesulitan penyelesaian masalah-masalah diatas, kiranya peneliti perlu
membatasi masalah dalam penelitian ini sehingga hasil yang di dapatkan sesuai
dengan yang diharapkan. Oleh karena itu, penelitian ini dibatasi pada
permasalahan sebagai berikut:
1. Model Pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah model
13
2. Kreativitas dalam penelitian ini mengelompokkan siswa menjadi
kelompok kreativitas tinggi dan kreativitas rendah lewat penilaian
kemampuan untuk memproduksi banyak gagasan (fluency), melihat suatu
masalah dari berbagai sudut pandang (flexibility), melahirkan
gagasan-gagasan ahli sebagai hasil pemikiran sendiri dan mampu memberikan
jawaban secara bervariasi (originality), dan (4) kemampuan untuk
menguraikan sesuatu secara terperinci (elaboration).
3. Kemampuan berpikir tingkat tinggi yang diteliti pada penelitian ini adalah
kemampuan berpikir tingkat tinggi dalam taksonomi Bloom revisi oleh
Anderson dan Krathwohl (2001) yaitu ranah kognitif menganalisis,
mengevaluasi, dan mencipta.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan
pembatasan masalah di atas, maka yang menjadi rumusan masalah pada penelitian
ini adalah:
1. Apakah terdapat perbedaan kemampuan berpikir tingkat tinggi fisika siswa
dengan pembelajaran konvensional dan model pembelajaran berbasis
proyek dengan strategi Think Talk Write di kelas XII SMA Negeri 1
Babalan.
2. Apakah terdapat perbedaan kemampuan berpikir tingkat tinggi fisika siswa
yang memiliki kreativitas di atas rata-rata (tinggi) dengan siswa yang
memiliki kreativitas di bawah rata-rata (rendah) di kelas XII SMA Negeri
14
3. Apakah terdapat interaksi antara model pembelajaran dengan kreativitas
terhadap kemampuan berpikir tingkat tinggi fisika siswa di kelas XII SMA
Negeri 1 Babalan.
1.5. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah untuk
mengetahui:
1. Perbedaan kemampuan berpikir tingkat tinggi fisika siswa dengan
pembelajaran konvensional dan model pembelajaran berbasis proyek
dengan strategi think talk write di kelas XII SMA Negeri 1 Babalan.
2. Perbedaan kemampuan berpikir tingkat tinggi fisika siswa yang memiliki
kreativitas di atas rata-rata dengan siswa yang memiliki kreativitas ilmiah
di bawah rata-rata di kelas XII SMA Negeri 1 Babalan.
3. Interaksi antara model pembelajaran dengan kreativitas terhadap
kemampuan berpikir tingkat tinggi fisika siswa di kelas XII SMA Negeri 1
Babalan.
1.6. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat kepada tenaga
pendidik, akademisi dan para pembaca, baik yang bersifat teoritis maupun praktis
berkaitan dengan model pembelajaran berbasis proyek pada pembelajaran fisika.
Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:
1. Manfaat praktis
a. Bagi siswa, diharapkan dapat melatih dan megembangkan kemampuan
proyek-15
proyek sederhana untuk menyelesaikan masalah serta mengembangkan
kemampuan siswa untuk menghadapi dan menyelesaikan masalah
secara kritis dan kreatif.
b. Bagi guru, diharapkan dapat dijadikan salah satu model pembelajaran
alternatif khususnya menghadapi kurikulum 2013 yang salah satunya
menuntut diterapkannya pembelajaran berbasis proyek serta sebagai
bahan rujukan dalam meningkatkan kreativitas dan kemampuan
berpikir tingkat fisika siswa, berupa kemampuan menganalisis,
mengevaluasi dan mencipta
c. Bagi sekolah, diharapkan dapat dijadikan masukan perlunya
melaksanakan kegiatan pembelajaran berbasis proyek sebagai upaya
meningkatkan kreativitas dan kemampuan berpikir tingkat tinggi
fisika siswa.
2. Manfaat teoritis
a. Bagi peneliti lain, diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan acuan,
perbandingan dan masukan untuk penelitian sejenis dengan
menggunakan model pembelajaran dan konsep yang berbeda.
b. Sebagai kontribusi peneliti dalam memperkaya khasanah ilmu
pengetahuan yang berhubungan dengan model pembelajaran berbasis
proyek, strategi thik talk write dan krativitas ilmiah terhadap
16
1.7. Definisi Operasional
Untuk memperjelas istilah yang digunakan dalam penelitian ini maka
dibuat suatu definisi operasional sebagai berikut:
1. Model Pembelajaran Berbasis Proyek dengan Strategi Think Talk Write
adalah model pembelajaran yang melibatkan peserta didik di dalam
transfer pengetahuan dan keterampilan melalui proses penemuan dengan
serangkaian pertanyaan yang tersusun dalam tugas atau proyek, yang tiap
tahapannya dilaksanakan dengan bantuan strategi think talk write sehingga
proses pembelajaran menjadi terorganisasi dalam tiga kegiatan utama,
yaitu berpikir (think), berbicara (talk), dan menulis (write).
2. Kreativitas ilmiah yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kreativitas
ilmiah yang dikemukakan oleh Hu dan Adey (2002), yaitu suatu sifat
intelektual atau kemampuan seseorang untuk memproduksi atau berpotensi
untuk menghasilkan produk sains yang original serta memiliki nilai sosial
atau pribadi, serta dirancang dengan tujuan tertentu, dengan menggunakan
informasi yang diberikan. Instrumen kreativitas ilmiah yang
dikembangkan juga oleh Hu dan Adey (2002) memiliki indikator-indikator
sebagai berikut, 1). penggunaan yang tidak biasa (unusual uses),
2). kepekaan terhadap masalah sains (problem finding), 3). kemampuan
untuk meningkatkan kegunaan dan nilai produk (product improvement),
4). kemampuan imajinasi ilmiah (creative imagination), 5). kemampuan
pemecahan masalah secara kreatif (problem solving), 6). kemampuan
desain langkah-langkah pengamatan ilmiah (science experiment),
17
3. Kemampuan berpikir tingkat tinggi yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah kemampuan berpikir tingkat tinggi berdasarkan kategori yang
dikemukakan oleh Benjamin Bloom yang telah direvisi oleh Anderson dan
Krathwohl (2001) yaitu kemampuan mengaplikasikan, menganalisis,
151
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian, dan pembahasan maka dapat diperoleh
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Ada perbedaan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa yang diajarkan
dengan Model Pembelajaran Berbasis Proyek dengan strategi Think Talk
Write dan pembelajaran konvensional pada mata pelajaran fisika.
Kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa yang dibelajarkan dengan Model
Pembelajaran Berbasis Proyek dengan Strategi Think Talk Write lebih baik
dari siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional.
2. Ada perbedaan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa yang memiliki
kreativitas ilmiah di atas rata-rata dengan kelompok siswa yang memiliki
kreativitas ilmiah di bawah rata-rata. Kemampuan berpikir tingkat tinggi
siswa yang memiliki kreativitias ilmiah di atas rata-rata lebih baik dari
kelompok siswa yang memiliki tingkat kreativitas ilmiah di bawah
rata-rata.
3. Ada interaksi antara model pembelajaran dan kreativitas ilmiah siswa
dalam mempengaruhi kemampuan berpikir tingkat tinggi fisika siswa.
Kreativitas ilmiah lebih berperan pada siswa dengan kreativitas ilmiah
tinggi yang diajarkan dengan Model Pembelajaran Berbasis Proyek
dengan Strategi Think Talk Write dibandingkan pada kelas yang
152
5.2. Saran
Berdasarkan hasil dan kesimpulan penelitian ini, maka peneliti memiliki
beberapa saran untuk menerapkan model pembelajaran Berbasis Proyek dengan
strategi Think Talk Write sebagai berikut:
1. Pendidik hendaknya dapat menerapkan memilah materi pembelajaran yang
sesuai dengan model PjBL-TTW serta memperhatikan kelengkapan
sumber belajar, alat serta bahan yang diperlukan dalam mengoptimalkan
pelaksanaan proyek.
2. Untuk peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengalokasikan waktu lebih
banyak sehingga pelaksanaan penelitian dengan model PjBL-TTW lebih
optimal dan agar mengurangi bias pada hasil penelitian. Selain itu
diharapkan dapat memilih masalah sesuai dengan materi pokok yang akan
dilaksanakan proyeknya agar pembelajaran lebih kontekstual dan
berhubungan dengan kehidupan sehari-hari, sehingga hasilnya dapat
bermanfaat bagi peningkatan kualitas hidup manusia.
3. Model PjBL-TTW terbukti efektif dan peneliti anjurkan sebagai alternatif
model pembelajaran di sekolah bagi siswa yang memiliki kreativitas
ilmiah baik yang tinggi maupun rendah untuk meningkatkan kemampuan
153
DAFTAR PUSTAKA
Aktamis, H. & Ergin, O. 2008. The Effect of Scientific Process Skills Education
on Student’s Scientific Creativity, Science Attitudes and Academic
Achievement. Asia-Pacific Forum on Science Learning and Teaching, Volume 9: Issue 1, Article 4. (online)(http://www.ied.edu.hk/apfslt/ download/v9_issue1_files/aktamis.pdf, diakses pada tanggal 15 Januari 2015)
Anderson, L.W. & Krathwohl, D.R. 2001. Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen. Terjemahan oleh Agung Prihantoro. 2010. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Anderson, L.W. & Krathwohl, D.R. 2001. A Taxonomy of Learning, Teaching,
and Assesing: A Revision of Bloom’s Taxonomy Educational Objectives. A
Bridged Edition. New York: Addison Wesley Longman.
Arends. R. I. 2008. Learning To Teach: Belajar Untuk Mengajar. Edisi Ketujuh. Terjemahan oleh Helly Prajitno & Sri Mulyantini. 2008. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
.
Arends. R. I. 2012. Learning To Teach: Ninth Edition. New York: McGraw-Hill.
Arikunto, S. 2013. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: BumiAksara.
Bagheri, M., Ali, W.Z.W., Chong, M. & Daud, S.M. 2013. Effects of Project-based Learning Strategy on Self-directed Learning Skills of Educational Technology Students. Contemporary Educational Technology, 4 (1). pp. 15-29. ISSN 1309-517X. (Online)(http://www.cedtech.net/articles/41/412.pdf, diakses pada tanggal 9 Desember 2014).
Baker, E., Trygg, B., Otto, P., Tudor, M., & Ferguson, L.. 2011. Project-based Learning Model, Relevant Learning for the 21st Century. USA: Pacific Education Institute.
Buck Institute of The Education. 2009. Summary of Research on Project-based Learning. Indianapolis: University of Indianapolis Center of Excellence in Leadership of Learning. (online), (http://www.bie.org/research/study/ summary_of_research_on_project_based_learning, diakses pada tanggal 9 Desember 2013)
154
Çakici, Y. & Türkmen, N. 2013.An Investigation of the Effect of Project-Based
Learning Approach on Children’s Achievement and Attitude in Science.
The Online Journal of Science and Technology- April 2013, Volume 3, Issue 2, Hal 9-17. (Online) (http://www.tojsat.net/index.php?journal =tojsat&page=article &op=view&path[]=104, diakses tanggal 28 November 2013)
Ceran, S.A., Güngören, S.C., & Boyacıoğlu, N. 2014. Determination of scientific creativity levels of middle school students and perceptions through their teachers. European Journal of Research on Education, 2014, Special Issue: Contemporary Studies in Education, 47-53. ISSN: 2147-6284. (online)(http://iassr.org/rs/020408.pdf, diakses pada tanggal 15 Januari 2015)
Craft, A. 2005. Creativity in Schools: Tensions and Dilemmas. New York: Routledge, Taylor & Francis Group.
Dahar, R.W. (2011). Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta. Erlangga.
Deta, U.A., Suparmi, & Widha S. 2013. Pengaruh Metode Inkuiri Terbimbing Dan Proyek, Kreativitas, Serta Keterampilan Proses Sains Terhadap Prestasi Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 9 (2013) 28-34 (online) (http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/JPFI/article/view/2577, ISSN: 1693-1246, diakses tanggal 9 Desember 2014)
Dewey, J. (1899). The School and Society. Chicago: University of Chicago Press
Dimyati & Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.
Doppelt, Y. 2003. Implementation and Assessment of Project-Based Learning in Flexible Environment. Instructional Journal of Technology and Design Education. Vol. 13: 255-272. (online)(http://cedu521-k-f07.pbworks. com/f/ Implementation+and+Assessment+of+Project-Based+Learning+in+
a+Flexible +Environment.pdf, diakses pada tanggal 9 Desember 2013)
Fatmi, N. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dan Kreativitas Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa SMAN 1 Julok. Medan: Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
Faust, J. L., & Paulson, D. R. (1998). Active learning in the college classroom. Journal onExcellence in College Teaching, 9 (2), 3-24.(Online)(http://www.ydae.purdue.edu/lct/hbcu/documents/active_learnin g_in_college_classrooms.pdf, diakses tanggal 25 Februari 2014)
155
EFA Global Monitoring Report. 2011. The hidden crisis: Armed conflict and education. Oxford: Oxford University Press.
Fleming, D.S. 2000. A Teacher’s Guide to Project-Based Learning. West Virginia: AEL Inc.
Gultom, L.L.R. 2014. Pengaruh Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa Pada Materi Sel Di Kelas XI Creativity in Science Education. Creative Education 2012. Vol.3, No.5, 603-611 Published Online September 2012. (online) (http://www.scirp.org/ journal/PaperDownload.aspx?paperID=22940, diakses tanggal 3 Mei 2014).
Hu, W. & Adey, P. A. 2002. Scientific creativity test for secondary school students. International Journal of Science Education, 24(4):389-403. ISSN 1464–5289 (online)(http://ctpad.snnu.edu.cn/upload/files/HWP/lwhwp---009.pdf, diakses tanggal 3 Mei 2014).
Hussain, S., Ahmed, S., Serwat, M., & Tariq, S. 2011. The Effectiveness of Teaching Physics through Project Method on Academic Achievement of Students at Secondary Level -A Case Study. Journal of Education and Practice, Vol 2, No 8, 2011. ISSN 2222-1735 (Paper) ISSN 2222-288X (Online)(http://prr.hec.gov.pk/Thesis/1584S.pdf, diakses tanggal 28 November 2013).
Hong, J. C. 2007. The Comparison of Problem-based Learning (PmBL) Model and Project-based Learning (PtBL) Model. Paper presented at the International Conference on Engineering Education – ICEE 2007, Coimbra, Portugal. (Online) (http://www.ineer.org/events/icee2007/ papers/179.pdf, diakses pada tanggal 9 Desember 2013).
Joyce, B., Weil, M., & Calhoun, E. 2008. Models of Teaching (4th ed). Englewood Cliffs: Prentice Hall.
156
Kilpatrick, W. 1918. The Project Method: Child-Centeredness in Progressive Education. Teachers College Record 19:319-3345. (Online). (http://historymatters.gmu.edu/d/4954/, diakses 28 Desember 2013).
King, Goodson. L, & Rohani, F. 2012. Higher Order Thinking Skills. Florida: Center for Advancement of Learning and Assessment, Folorida State University. (Online) (http://www.cala.fsu.edu/files/higher_order_thinking_ skills.pdf, diakses pada tanggal 28 Desember 2013)
King, S.H. 2009. Project-Based Learning: Inspiring Middle School Students to Engage in Deep and Active Learning. New York: NYC Departement of Education.
Kurniawan, A. 2012. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Dan Sikap Terkait Sains Siswa SMP. Jurnal Penelitian Pendidikan Pasca Undhiksa, (online), Vol 2, No 1. (http://pasca.undiksha.ac.id/e-journal/index.php/jurnal_ipa/article/view/399, diakses pada tanggal 9 Desember 2013).
Liang, J. 2002. Exploring scientific creativity of eleventh grade students in Taiwan. Unpublished Ph.D thesis, The University of Texas at Austin. (online)(http://repositories.lib.utexas.edu/bitstream/handle/2152/1100/liangj 026.pdf, diakses pada tanggal 3 Mei 2014).
Lin, C., Hu, W., Adey, P. & Shen, J. 2003. The influence of CASE on scientific creativity. Research in Science Education, 33 (2): 143-162. (online) (http://libgen.org/scimag/get.php?doi=10.1023/a:1025078600616, diakses pada tanggal 3 Mei 2014).
Luthvitasari, N., Made, N., & Linuwih, S. 2012. Implementasi Pembelajaran Fisika Berbasis Proyek Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis, Berpikir Kreatif Dan Kemahiran Generik Sains. Journal of Innovative Science
Education, JISE 1 (2) (2012). (Online)
(http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jise, diakses tanggal 28 November 2013).
Mainisa. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Dan Kreativitas Terhadap Keterampilan Generik Sains Siswa di SMA Negeri 1 Peukan Pidie. Medan: Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
Malau, R. A. 2013. Pengaruh Penggunaan Strategi Pembelajaran Berbasis Quantum Teaching dan Kreativitas Siswa Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Kelas VIII SMPN 1 Sidamanik (Tesis). Medan: PPs Universitas Negeri Medan.
157
Marlinda, N.L.P.M. 2012. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Dan Kinerja Ilmiah Siswa (Tesis). Bali: PPs Universitas Pendidikan Ganesha.
Martin, M.O., Mullis I.V.S., dkk. 2012. TIMSS 2011 International Results in Science. Chestnut Hill: TIMSS & PIRLS International Study Center
Martin, M. W. 2008. Creativity, Ethics And Excellence In Science. New York: Lexington Books.
Maulana, Dodi. 2014. Efek Model Pembelajaran Sinektik Berbasis Peta Pikiran dan Kreativitas Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Babalan Kabupaten LAngkat T.A. 2013/2014. Medan: Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
Mayer, A. 2012. The Difference Between Projects And Project-Based Learning. (online),(http://www.teachthought.com/ learning/ project- based- learning/ difference-between-projects-and-project-based-learning/, diakses pada 25 November 2013).
Mergendoller, J.R, Markham, T., Ravitz, J., and Lahmer, J., 2006. Pervasive Management of Project Based Learning: Teacher as Guided and Facilitators. DalamEvertson, C.M & Weinstein, C.S.(Eds), Handbook of Classroom Management Reseach, Practice dan Contemporary Issues. Lawrence Erlbaum Associates Inc. Publisher. (hlm. 583-615). New York: Routledge Publisher.
Munawaroh, R., Subali, B., & Sopyan, A. 2012. Penerapan Model Project Based Learning Dan Kooperatif Untuk Membangun Empat Pilar Pembelajaran Siswa SMP. Unnes Physics Educatio Journal, UPEJ 1 (1)(2012), Hal 33– 37. (Online)(http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/upej, diakses tanggal 28 November 2013).
Moravcsik, M. J. (1981). Creativity in science education. Science Education, 65 (2): 221‐227. (online) (http://libgen.org/scimag/get.php?doi=10.1002/sce. 3730650212, diakses pada tanggal 3 Mei 2014).
Nami, Y., Marsooli, H.,& Ashouri, M. 2013. The Relationship Between Creativity And Academic Achievement. Procedia - Social and Behavioral Sciences 114 (2014) 36 – 39 ISSN.1877-0428 (online)(http://ac.els-cdn.com/S1877042813052919, diakses tanggal 16 Januari 2015)
158
Noordin, M.K., Nasir, A.N., Ali, D.F., &Nordin, M.S. 2011. Problem-Based Learning (PBL) and Project-Based Learning (PjBL) in Engineering Education: A Comparison. Kuala Lumpur: Proceedings of the IETEC’11 Conference. (Online).(http://www.ietec-conference.com/ietec11/Conference %20Proceedings/ietec/papers/Conference%20Papers%20Refereed/Tuesday/ TP2/TP2.3_19.pdf, diaksespadatanggal 9 Desember 2013).
Özer, D.Z. ,& Özkan, M. 2012. The Effect of the Project Based Learning on the Science Process Skills of the Prospective Teachers of Science. Journal of Turkish Science Education, TÜFED-TUSED/ 9(3) 2012, Hal. 131-136. (Online)(http://www.tused.org/internet/tused/archive/v9/i3/tusedv9i3a8.pdf, diakses pada tanggal 28 November 2013).
Pinho, M., Lopes, M., & Macedo, J. 2014. Project-Based Learning to Promote High Order Thinking and Problem Solving Skills in Geotechnical Courses. iJEP ‒ Volume 4, Issue 5, Special Issue: "CISPEE", March 2014. (online)( http://dx.doi.org/10.3991/ijep.v4i5.3535, diakses pada tanggal 5 Januari 2015)
Pekmez, E.S, Aktamiş, H., & Taşkın. B. C. 2009. Exploring Scientific Creativity Of 7th Grade Students. Journal of Qafqaz University; 2009, Issue 26, p204-214. (online) (http://journal.qu.edu.az/article_pdf/1004_53.pdf, diakses pada tanggal 3 Mei 2014).
Purba. S. L. 2013. Peningkatan Indeks Pembangunan Manusia Indonesia Guna Meningkatkan Daya Saing Bangsa dalam Rangka Ketahanan Nasional. (online), (http://edukasi.kompasiana.com/2013/10/31/ peningkatan-indeks-pembangunan-manusia-indonesia-605326.html, diakses 27 November 2013).
Resnick, L. B. 1992. Education And Learning To Think. Washington, D.C.: National Academy Press.
Riaz, M. N. 1989. Creativity And Psychological Differentiation in High And Low Achieving Science Students. Pakistan Journal of Psychological Research
Vol. 4, , Winter 1989, 81-92 (online)
(http://www.pjprnip.edu.pk/pjpr/index.php/pjpr/article/download/262/223, diakses tanggal 15 Januari 2015)
Riyanto, Y. 2010. Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Sanjaya, W. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Sumber Proses Pendidikan. Bandung :Kencana.
159
Sihotang, H.A. 2014. Pengaruh Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Biologi Tingkat Tinggi Siswa di SMA Negeri 2 Kisaran Kabupaten Asahan. Medan: Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
Slameto. 2010. Belajar & Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta : Penerbit Rineka Cipta.
Stripling, B., Lovett, N., &Macko, F.C. 2009. Overview of Project-based learning, Dalam Project-Based Learning: Inspiring Middle School Students to Engage in Deep and Active Learning page 8 – 10.
Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.
Sudjana, N. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Suherman. 2013. Meningkatkan Hasil Belajar dengan Menggunakan Model Pembelajaran Problem Solving Berbasis Eksperimen Dalam Pembelajaran Fisika. Medan: PPs Universitas Negeri Medan.
Suparno, P. 2007. Metodologi Pembelajaran Fisika. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Suryani, F. & Fatkhulloh. 2012. Peningkatan Kreativitas Siswa dalam Proses Belajar Fisika pada Konsep Gelombang Elektromagnet Melalui Pembelajaran Think, Write dan Talk. Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVI HFI Jateng & DIY, Purworejo, 14 April 2012, ISSN: 0853-0823.
Sutrisno. 2012. Kreatif Mengembangkan Aktivitas Pembelajaran Berbasis TIK. Jakarta: Referensi.
Suyono & Hariyanto. 2011. Belajar dan Pembelajaran: Teori dan Konsep Dasar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Syukriah. 2014. Efek Model Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap Keterampilan Proses Sains dan Prestasi Belajar Siswa SMK. Medan: Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
Thomas, J.W. 2000. A Review Of Research On Project-Based Learning.
California: The Autodesk Foundation. (online),
160
Thompson, T. 2008. Mathematics Teachers’ Interpretation Of Higher-Order
Thinking In Bloom’s Taxonomy. International Electronic Journal of
Mathematics Education, Volume 3, Number 2, July 2008 (Onlline) (http://www.iejme.com/022008/d2.pdf , diakses pada tanggal 4 Januari 2014)
Tim Paradigma Pendidikan BSNP. 2010. Paradigma Pendidikan Nasional Abad XXI. Jakarta: BSNP.
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Landasan, dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Surabaya: Penerbit Kencana.
Wrigley, H.S. 1998. Knowledge in Action: The Promise of Project-Based Learning. NCSALL Volume 2, Issue D, December 1998. (Online) (http://www.ncsall.net/index.html@id=384.html, diakses pada tanggal 26 Nopember 2013).
Yalcin, S. A., Turgut, U. & Buyukkasap, E. 2009. The Effect of Project Based
Learning On Science Undergraduates’ Learning Of Electricity, Attitude
Towards Physics And Scientific Process Skills. International Online Journal of Educational Sciences, 2009, 1 (1), 81-105. (online)(www.iojes.net© 2010 International Online Journal Of Educational Sciences. ISSN: 1309-2707, diakses tanggal 28 November 2013)
Yamin, M. & Ansari, B.I., 2012. Taktik Mengembangkan Kemampuan Individual Siswa. Jakarta: Referensi, Gaung Persada Group.