ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya skripsi
ini selesai tepat waktu dengan judul skripsi “Pengaruh Industri Rumah Tangga Terhadap Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Di Kecamatan Percut Sei Tuan”. Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk melengkapi dan memenuhi syarat untuk
ujian akhir memperoleh gelar sarjana pada program studi Pendidikan Luar
Sekolah Universitas Negeri Medan.
Selama proses penyelesaian skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan
dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan
ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si. Selaku Rektor Universitas Negeri
Medan.
2. Bapak Drs. Nasrun, M.S selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Negeri Medan.
6. Ibu Dra. Hj. Rosdiana, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Luar sekolah
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan sekaligus dosen
Pembimbing Skripsi yang telah membimbing dan mengarahkan penulis
dalam proses penyelesaian skripsi ini.
iii
7. Bapak Dr. Sudirman, SE, M.Pd selaku sekretaris Jurusan Pendidikan Luar
Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan sekaligus dosen
pembimbing akademik yang telah membimbing saya dalam hal akademik.
8. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Medan yang telah memberikan ilmunya selama
perkuliahan serta seluruh staf pegawai yang telah banyak membantu dalam
hal surat menyurat.
9. Kepada Bapak Drs. E. Nainggolan, M.Pd, Bapak Dr. Yasaratodo Wau, M.Pd,
dan Bapak Dr. Sudirman, SE, M.Pd yang telah meluangkan waktu untuk
menguji serta memberi arahan dan masukan dalam penyelesaian skripsi ini.
10. Bapak Darman, SH selaku KUPT KB di Kecamatan Percut Sei Tuan
Kabupaten Deli Serdang dan Ibu Suryati selaku PLKB yang telah banyak
membantu penulis selama melaksanakan penelitian.
11. Teristimewa untuk Ibunda (Herlina Siregar) tercinta, orang tua yang sangat
luar biasa, penuh semangat dan ketegaran dalam memperjuangkan pendidikan
aanaknya. Dengan sabar membimbing, mendidik dan memotivasi penulis
dengan limpahan kasih sayang hingga saat ini.
12. Abangnda (Rahmad Ismail Hsb dan M. Azhar Hsb) tersayang yang telah
banyak mendukung dan membantu baik moril dan materi serta limpahan
kasih sayang hingga saat ini.
13. Ompung (Namisah Pane) tersayang yang telah mendukung dengan motivasi
dan doa hingga saat ini.
14. Kepada teman-teman PLS seluruhnya, mulai dari kakak senior hingga
iv
15. Kak Iriyanti, Niare, Nana, Frischa, Cici, Efii, dan para sahabat dekat yang
tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih banyak atas semua yang
kalian berikan.
Mengingat keterbatasan dan kemampuan penulis, tentu skripsi ini masih
terdapat kesalahan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bermanfaat dari semua pihak dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua
pembaca.
Medan, Agustus 2014 Penulis
i ABSTRAK
Jubaidah Hasibuan. NIM.1103171014. Pengaruh Industri Rumah Tangga Terhadap Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Di Kecamatan Percut Sei Tuan. Skripsi. Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Medan. 2014.
Masalah dalam penelitian ini adalah: (1) Program pengentasan kemiskinan yang dilaksanakan pemerintah selama ini kurang memperhatikan partisipasi masyarakat, (2) Kondisi ekonomi masyarakat masih rendah, (3) Masih banyak jumlah masyarakat yang tergolong dalam keluarga pra sejahtera dan sejahtera 1, (4) Masih banyak masyarakat miskin yang tidak mengikuti program UPPKS. Penelitian ini bertujuan: (1) Untuk mengetahui seberapa baik pelaksanaan industri rumah tangga di Kecamatan Percut Sei Tuan, (2) Untuk mengetahui seberapa besar tingkat kesejahteraan keluarga di Kecamatan Percut Sei Tuan, (3) Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh industri rumah tangga terhadap peningkatan kesejahteraan keluarga di Kecamatan Percut Sei Tuan.
Industri rumah tangga menurut BKKBN adalah kegiatan yang anggotanya ibu-ibu rumah tangga Pra Sejahtera, Sejahtera I, Sejahtera II, Sejahtera III, dan Sejahtera III Plus. Kesejahteraan keluarga menurut UU No.10 tahun 2009, dalam BKKBN (2007) adalah kesejahteraan yang tidak menyangkut pada kemakmuran saja, melainkan juga harus secara keseluruhan sesuai dengan ketenteraman yang berarti dengan kemampuan itulah dapat menuju keselamatan dan ketenteraman hidup.
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif dengan jumlah sampel 30 orang yaitu seluruh anggota UPPKS yang melaksanakan industri rumah tangga. Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data penelitian menggunakan angket. Teknik analisis data menggunakan korelasi produck moment, dan pengujian hipotesis menggunakan uji t.
v
2.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesejahteraan Keluarga ... 12
2.3. Tahapan Kesejahteraan Keluarga ... 14
vi
3. Industri Rumah Tangga ... 19
3.1. Pengertian Program UPPKS ... 18
3.2. Jenis Program UPPKS ... 20
3.3. Tujuan Industri Rumah Tangga ... 23
3.4. Pengelolaan Industri Rumah Tangga ... 24
4. Pengaruh Industri Rumah Tangga Terhadap Peningkatan Kesejahteraan Keluarga ... 25
B. Kerangka Berpikir ... 25
C. Hipotesis ... 26
BAB III METODE PENELITIAN ... 27
A. Jenis Penelitian ... 27
B. Populasi dan Sampel ... 27
C. Operasionalisasi Variabel Penelitian ... 28
D. Teknik Pengumpulan Data ... 29
E. Teknik Analisis Data ... 34
F. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 38
A. Hasil Penelitian ... 38
B. Pembahasan ... 43
BAB V KESIMPULAN ... 45
A. Kesimpulan ... 45
B. Saran ... 46
DAFTAR PUSTAKA ... 47
vii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1: Kisi-Kisi Angket ... 31
Tabel 3.2: Indeks Korelasi ... 33
Tabel 3.3: Waktu Penelitian ... 37
Tabel 4.1: Rekapitulasi Hasil Pengujian Validitas Industri Rumah Tangga (X) ... 39
Tabel 4.2: Rekapitulasi Hasil Pengujian Validitas Instrumen Kesejahteraan Keluarga (Y) ... 40
Tabel 4.3: Industri Rumah Tangga ... 41
Tabel 4.4: Kesejahteraan Keluarga ... 42
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1: Angket Penelitian ... 50
Lampiran 2 : Uji Validitas dan Reliabilitas Angket Industri Rumah Tangga .. 53
Lampiran 3 : Perhitungan Reliabilitas Angket Industri Rumah Tangga ... 56
Lampiran 4 : Uji Validitas dan Reliabilitas Angket Kesejahteraan Keluarga ... 58
Lampiran 5 : Perhitungan Reliabilitas Angket Kesejahteraan Keluarga ... 61
Lampiran 6 : Uji Kecenderungan Industri Rumah Tangga ... 63
Lampiran 7 : Uji Kecenderungan Kesejahteraan Keluarga ... 65
Lampiran 8 : Pengaruh Industri Rumah Tangga Terhadap Peningkatan Kesejahteraan keluarga ... 67
Lampiran 9 : Pengujian Hipotesis ... 69
Lampiran 10 : Nilai-Nilai r Produck Moment ... 70
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemiskinan menjadi salah satu masalah di Indonesia sejak dahulu hingga
sekarang, terutama sejak terhampas dengan pukulan krisis ekonomi dan moneter
yang terjadi sejak tahun 1997. Kemiskinan sering kali dipahami sebagai gejala
rendahnya tingkat kesejahteraan, semata-mata kemiskinan merupakan gejala yang
bersifat kompleks dan multi dimensi yang tidak mencakup aspek ekonomi saja
akan tetapi juga dimensi sosial budaya dan dimensi struktural atau politik.
Kemiskinan juga merupakan salah satu masalah yang memiliki beban cukup berat
dalam pembangunan yang ditandai dengan kerentanan, ketidakberdayaan,
keterisolasian, serta ketidakmampuan untuk menyampaikan aspirasi. Beberapa
upaya dari pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan telah dilakukan, tetapi
hasilnya tidak begitu menunjukkan perubahan yang signifikan.
Banyak pendapat yang mengatakan bahwa kondisi kemiskinan yang
dialami masyarakat dalam jangka waktu cukup lama dapat memengaruhi
perkembangan dan kemajuan masyarakat tersebut untuk masa-masa berikutnya.
Susanto dalam Soetomo (2009: 112) menyatakan, “Kondisi kemiskinan yang
dialami suatu masyarakat dalam jangka waktu yang cukup lama dapat
mengakibatkan terbentuknya suatu budaya kemiskinan sebagai suatu sub budaya”.
Meskipun kemiskinan telah menjadi subyek penelitian ilmiah sejak lama
dengan tema atau label yang beraneka ragam, akan tetapi apabila ditelaah lebih
lanjut sebagian besar penelitian tentang kemiskinan yang dilakukan secara ilmiah
lebih banyak ditekankan pada pemahaman. Sedangkan upaya secara
2
komprehensip dalam penanggulangan kemiskinan masih jarang dilakukan
meskipun banyak kebijaksanaan dalam menanggulangan kemiskinan telah
dilaksakan.
Pembangunan nasional merupakan suatu konsep penanggulangan sebagai
proses perubahan sosial berencana, karena meliputi berbagai dimensi untuk
mengusahakan kemajuan dalam kesejahteraan ekonomi, modernisasi,
pembangunan bangsa, wawasan lingkungan dan bahkan peningkatan kualitas
manusia untuk memperbaiki kualitas hidupnya. Pembangunan yang dicanangkan
oleh pemerintah secara normatif bertujuan untuk mewujudkan kemakmuran dan
kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia. Namun tidak menunjukkan hasil
yang cukup berarti, karena masih banyak terdapat masyarakat dengan status
keluarga pra sejahtera (belum dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara
minimal) dan sejahtera 1 (telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara
minimal, tetapi belum dapat memenuhi keseluruhan kebutuhan sosial
psikologisnya).
Kegagalan pembangunan untuk mengentaskan kemiskinan di Indonesia
dan negara-negara berkembang dikarenakan kurang memperhatikan partisipasi
masyarakat. Yaitu mengikutsertakan masyarakat dalam tiga tahapan kegiatan: 1)
perencanaan program, 2) pelaksanaan program, dan 3) penilaian program
(Nainggolan, 2010: 89). Padahal masalah kemisikinan merupakan masalah
sumberdaya manusianya, baik yang belum berkembang maupun yang belum
dimanfaatkan secara optimal (Tjiptoherijanto 1997:78). Upaya pemberdayaan
masyarakat miskin untuk dapat mandiri, baik dalam pengertian ekonomi, budaya
3
Kemampuan masyarakat (sumber daya manusia) untuk mewujudkan dan
mempengaruhi arah serta pelaksanaan suatu program ditentukan dengan
mengendalikan kemampuan yang dimilikinya sehingga pemberdayaan merupakan
jiwa partisipasi yang sifatnya aktif dan kreatif. Namun kenyataannya masih
banyak masyarakat miskin yang belum dilibatkan dalam pemberdayaan manusia
sebagai pengentasan kemiskian.
Beberapa langkah konkrit yang dilakukan pemerintah sebagai upaya untuk
percepatan penanggulangan kemiskinan dan pengurangan pengangguran,
dijabarkan dalam berbagai program yang diharapkan menjadi instrumen utama
kegiatan tersebut. Berbagai program yang dilaksanakan diantaranya adalah
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM-MANDIRI),
Program Keluarga Harapan (PKH), program pemerintah lain yang bertujuan
meningkatkan akses masyarakat miskin kepada sumber permodalan usaha mikro
dan kecil, listrik perdesaan, sertifikasi tanah, kredit mikro, dan lain-lain (Hasil
penelitian kemiskinan oleh Maimun Saleh). Salah satu bentuk kebijakan
pembangunan yang dilakaukan pemerintah saat ini adalah melalui pendekatan
pemberdayaan keluarga yang mengacu pada Undang-Undang Nomor 52 Tahun
2009, merupakan hasil amandemen dari Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 10 Tahun 1992 tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan
keluarga sejahtera yang pelaksanaannya diatur dalam Inpres No. 3 Tahun 1996
tentang pembangunan keluarga sejahtera dalam rangka peningkatan
penanggulangan kemiskinan.
Jumlah penduduk miskin di Indonesia terhitung pada bulan Maret 2013
4
penduduk miskin desa sebanyak 17,74 juta . Kemiskinan di Sumatera Utara pada
September 2013 sebanyak 1.390.800 orang (10,39%), angka ini bertambah
sebanyak 51.600 orang bila dibandingkan dengan jumlah penduduk miskin Maret
2013 yang berjumlah 1.339.200 orang (10,06%) (BPS 2013).
Dalam Inpres No.3 Tahun 1996 tentang pembangunan keluarga sejahtera
dalam rangka peningkatan penanggulangan kemiskinan menekankan perlunya
usaha terpadu dan menyeluruh yang dilakukan oleh Pemerintah, masyarakat dan
keluarga untuk memberikan kemampuan pada keluarga terutama keluarga yang
masih dalam tahap Keluarga Pra Sejahtera (KPS) dan Keluarga Sejahtera I (KS
1), agar dapat diberdayakan melalui usaha ekonomi produktif untuk
meningktatkan pendapatannya dalam suatu wadah yang disebut kelompok
UPPKS. Kegiatan UPPKS yang dilaksanakan oleh badan kependudukan keluarga
berencana nasional (BKKBN), antara lain; (1) UPPKS bidang industri rumah
tangga, yaitu usaha sendiri bukan anak perusahaan dari bentuk usaha
perseorangan, (2) UPPKS bidang usaha jasa, yang bergerak dalam pelayanan, (3)
UPPKS bidang usaha per-dagangan, yang dilakukan dengan jual beli, serta
UPPKS bidang pertanian, yang kegiatannya mengolah alam (Stigma Volum XIII
No. 4 Tahun 2005).
Program keluarga berencana nasional tidak hanya menjalankan program
keluarga berencana (KB) guna mengatasi ledakan penduduk saja, namun juga
menyelenggarakan program lain seperti kesehatan reproduksi remaja, program
ketahanan keluarga serta program penguatan keluarga kecil berkualitas melalui
5
Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) merupakan
program yang pelaksanaannya diintegrasikan dengan program KB, dengan tujuan
untuk meningkatkan ekonomi keluarga yang salah satunya melalui kegiatan
industri rumah tangga. Industri rumah tangga berfungsi sebagai wadah
pembinaan, pengembangan, dan pengorganisasian usaha-usaha ekonomi
produktif. Kegiatan industri rumah tangga ini merupakan kegiatan pendukung
proram KB yang anggotanya terdiri dari keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga
sejahtera I, dalam rangka peningkatan kesejahteraan keluarga melalui kegiatan
wirausaha. Kelompok yang dirintis oleh BKKBN pada tahun 1976 ini bertujuan
untuk meningkatkan kondisi ekonomi keluarga perseta KB agar kehidupanya
menjadi lebih sejahtera . Salah satu hal yang mendasarinya adalah bahwa tanpa
kondisi yang baik, mustahil keluarga akan dapat meningkatkan kesejahteraanya,
dan ini harus dimulai dari memberdayaan keluarga dibidang ekonomi.
Upaya pembinaan dan peningkatan kesejahteraan keluarga terhadap
keluarga Pra S dan KS I harus tetap diprioritaskan mengingat jumlahnya yang
masih cukup banyak. Keluarga ini sangat rentan terhadap masalah-masalah
ekonomi dan sosial. Sehingga sangat mungkin terjadi penurunan status
kesejahteraan setiap saat. Tentunya keadaan ekonomi yang serba kekurangan akan
menimbulkan dampak negatif bagi keluarga itu sendiri dan juga masyarakat.
Seiring dengan semakin kompleksnya permasalahan yang dihadapi
keluarga, maka BKKBN membuat suatu program yang memfokuskan pada
kesejahteraan masyarakat, agar masyarakat mampu meningkatkan pendapatan
keluarga melalui berwirausaha sebagai upaya mewujudkan keluarga sejahtera
6
dibentuk dalam program UPPKS telah memberi bukti bahwa kegiatan ini dapat
meningkatkan kesejahteraan keluarga, seperti yang telah dilakukan di Kabupaten
Karanganyar tahun 2010 telah meningkatkan pendapatan keluarga sebanyak 8,14
persen, dan di Kecamatan Denpasar Barat tahun 2013 sebanyak 86,56 persen
melalui program UPPKS dalam kegiatan industri rumah tangga.
Kecamatan Percut Sei Tuan terdiri dari 20 Desa/Kelurahan dengan 94.661
KK. Di Kecamatan Percut Sei Tuan masih terdapat keluarga Pra sejahtera yaitu
1.020 KK dan Keluarga Sejahtera 1 sebanyak 10.337 KK (Hasil pendataan
keluarga tingkat kecamatan 2013). Di Kecamatan Percut Sei Tuan terdapat
program UPPKS yang sangat aktif yaitu sebanyak 3 kelompok dengan anggota
keluarga Pra S dan KS 1.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka akan dilakukan penelitian
mengenai “Pengaruh Industri Rumah Tangga Terhadap Peningkatan
Kesejahteraan Keluarga Anggota UPPKS Di Kecamatan Percut Sei Tuan”.
B. Identifikasi Masalah
Untuk menentukan masalah yang akan dirumuskan dan dipilih, maka
terlebih dahulu perlu dilakukan pengidentifikasian masalah dengan tujuan untuk
memfokuskan penelitian yang akan dilaksanakan, yaitu sebagai berikut:
1. Program pengentasan kemiskinan yang dilaksanakan pemerintah selama
ini kurang memperhatikan partisipasi masyarakat.
2. Kondisi ekonomi masyarakat masih rendah.
3. Masih banyak jumlah masyarakat yang tergolong dalam keluarga pra
7
4. Masih banyak masyarakat miskin yang tidak mengikuti program UPPKS.
C. Batasan Masalah
Untuk menghindari meluasnya permasalahan dalam penelitian, maka
masalah penelitian ini dibatasi pada pengaruh industri rumah tangga terhadap
peningkatan kesejahteraan keluarga anggota UPPKS di Kecamatan Percut Sei Tuan.
D. Rumusan Masalah
Perumusan masalah merupakan langkah suatu problematika penelitian dan
merupakan bagian pokok dari kegiatan penelitian pengaruh industri rumah tangga
terhadap peningkatan kesejahteraan keluarga anggota UPPKS di Kecamatan
Percut Sei Tuan yang dituangkan dalam beberapa pertayaan sebagai berikut:
1. Seberapa baik kegiatan industri rumah tangga di Kecamatan Percut Sei
Tuan?
2. Seberapa tinggi tingkat kesejahteraan keluarga anggota UPPKS di
Kecamatan Percut Sei Tuan?
3. Seberapa besar pengaruh industri rumah tangga terhadap peningkatan
kesejahteraan keluarga anggota UPPKS di Kecamatan Percut Sei Tuan?
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mencari jawaban dari permasalahan
penelitian yang telah dirumuskan untuk mendeskripsikannya, menganalisis dan
menginterprestasikan fokus penelitian. Sehingga tujuan penelitian ini sebagai
8
1. Untuk mengetahui seberapa baik pelaksanaan industri rumah tangga di
Kecamatan Percut Sei Tuan.
2. Untuk mengetahui seberapa tinggi tingkat kesejahteraan keluarga
anggota UPPKS di Kecamatan Percut Sei Tuan.
3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh industri rumah tangga
terhadap peningkatan kesejahteraan keluarga anggota UPPKS di
Kecamatan Percut Sei Tuan.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat Praktis
Sebagai bahan masukan bagi peserta yang belum, sedang, maupun purna
KB untuk mengetahui pentingnya program UPPKS khususnya dalam
kegiatan industri rumah tangga dalam meningkatkan kesejahteraan
keluarga.
2. Manfaat Teoritis
a. Sebagai bahan masukan kepada jurusan Pendidikan Luar Sekolah,
kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan.
b. Sebagai sumbangan dan bahan acuan bagi peneliti lain jika ingin
melakukan atau pengembangan lebih lanjut mengenai pengaruh industri
rumah tangga terhadap peningkatan kesejahteraan keluarga anggota
45
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Kegiatan industri rumah tangga yang dilaksanakan oleh kelompok UPPKS
di Kecamatan Percut Sei Tuan tergolong cukup baik. Hal ini ditunjukkan
dari persentase dan frekuensi yang berkategori cukup baik sebesar
56,66%.
2. Kesejahteraan keluarga di Kecamatan Percut Sei Tuan dapat dikatakan
tinggi. Hal ini ditunjukkan dari persentse dan frekuensi berkategori tinggi
sebesar 50%.
3. Terdapat pengaruh signifikan antara kegiatan industri rumah tangga
terhadap peningkatan kesejahteraan keluarga. Dengan adanya industri
rumah tangga telah meningkatkan kesejahteraan keluarga pada tingkatan
keluarga sejahtera III yang telah mampu memenuhi kebutuhan dasar,
kebutuhan psikologis dan kebutuhan perkembangannya. Dari hasil analisis
data, terdapat pengaruh signifikan antara kegiatan industri rumah tangga
terhadap kesejahteraan keluarga dengan rhitung > rtabel (0,70637 > 0,361),
sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan antara industri rumah
tangga terhadap peningkatan kesejahteraan keluarga dan terdapat pengaruh
signifikan pada industri rumah tangga terhadap peningkatan kesejahteraan
keluarga dengan thitung > ttabel yaitu 5,2803 > 1,697.
46
B. Saran
a. Perlu diadakan kerja sama yang lebih baik lagi antara anggota UPPKS
dalam kegiatan industri rumah tangga dengan PLKB unutk lebih
mengefektifkan kegiatan industri rumah tangga.
b. Bagi para pelaksana kegiatan industri rumah tangga yang ada di
Kecamatan Percut Sei Tuan diharapkan terus berinovasi untuk
memajukan dan meningkatkan kesejahteraan keluarga serta mewujudkan
visi misi program UPPKS.
c. Bagi para PLKB atau penanggung jawab lapangan UPPKS yang ada di
Kecamatan Percut Sei Tuan sebagai penyelenggara program agar
memperhatiakan kegiatan industri rumah tangga untuk meningkatkan
hasil produksi dan distribusi.
d. Kepada pemerintah pusat agar kiranya dapat lebih memperhatikan
kegiatan industri rumah tangga yang lain yang mungkin belum tergabung
dalam kegiatan UPPKS agar pemberdayaan masyarakat dalam
peningkatan kesejahteraan dapat terealisasikan.
e. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti topik dan pembahasan yang
sama diharapkan melakukan penelitian pada kegiatan program UPPKS
yang lain sehingga diperoleh hasil dan kesimpulan yang lebih