PENGARUH PENGGUNAAN KARTU KREDIT ( CREDIT CARD USAGE) DAN PERILAKU KONSUMTIF TERHADAP RISIKO
GAGAL BAYAR (DEFAULT RISK )
(Studi Kasus Di Marugame Udon dan Tempura Sun Plaza Medan, Februari 2015)
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh :
BELLA KRISTIN NAINGGOLAN NIM 7113210005
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat
rahmat-Nya penulis menyelesaikan skripsi ini dengan baik, dengan judul
“Pengaruh Penggunaan Kartu Kredit (Credit Card Usage) dan Perilaku
Konsumtif terhada Risiko Gagal Bayar (Default Risk) (Studi Kasus di Marugame
Udon dan Tempura Sun Plaza Medan, Februari 2015)”. Penelitian ini dilakukan
sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan
Manajemen Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Medan.
Penulis mengucapkan terima kasih pada kedua orangtua, Bapak penulis
Drs. Arifin Nainggolan dan Ibunda Herliwati Hasibuan karena telah
membesarkan, mendidik, dan selalu sabar membimbing penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini, dan tidak lupa kepada seluruh keluarga, kakak Indah
Winda Sari, Am.Keb, adik-adikku Ananda Samuel Nainggolan dan Pandu Yosafat
Nainggolan, serta seluruh keluarga lainnya yang senantiasa selalu memberikan
dukungan demi menyelesaikan skripsi ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dan mendukung penulis dalam penyelesaian skripsi ini, yakni:
1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si, selaku Rektor Universitas Negeri
Medan.
2. Bapak Drs. Kustoro Budiarta, ME, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Medan.
3. Bapak Thamrin, M.Si, selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ekonomi
iv
4. Ibu T. Teviana, SE, M. Si, selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Medan, sekaligus Dosen Pembimbing Akademik
saya.
5. Ibu Dita Amanah, MBA., selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Medan.
6. Ibu Diana Hasyim, SE, MM, selaku Pembimbing Skripsi saya
7. Bapak dan Ibu Dosen di Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas
Negeri Medan yang telah mengajar dan membantu penulis dalam pendidikan.
8. Ibu Fitri selaku Manager Marugame Udon dan Tempura Sun Plaza Medan,
dan seluruh karyawan.
9. Sahabat terbaik Christina, Diana, Febrina, Santi, Stephany, Rini, Christiani,
Ikhsan, Fadhil, Rolesmi, Yani, Sandri dan semua teman-teman Jurusan
Manajemen yang telah memberikan bantuan dan semangat.
10. Bang Andrew Oscar Simanjuntak, S.Pd., Chef. Riris Rumintan, Irawati
Hasibuan yang selalu membantu dan mendukung dalam pengerjaan skripsi
Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih terdapat kesalahan dan
kekurangan, baik dari segi isi maupun tata cara penulisan. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun yang dapat
menyempurnakan skripsi ini. Semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi semua
pihak yang membacanya.
Medan, Maret 2015
v
2.1. Kerangkas Teoritis ... 12
2.1.1. Risiko Gagal Bayar (Default Risk)... 12
2.1.1.1. Pos Pembebanan Biaya Kepada Cardholder...14
2.1.1.2. Penilaian Gagal Bayar...15
2.1.2. Kredit ... 17
2.1.2.1.Jenis-jenis Kredit ... 18
2.1.2.2. Faktor Penilaian Kredit ... 20
2.1.2.3.Penyebab Kredit Bermasalah ... 26
2.1.3. Perilaku Konsumtif ... 27
2.1.3.1. Faktor-faktor yang mempengaruhi Perilaku Konsumtif .... 29
2.1.4. Kartu Kredit ... 37
2.2.Keterkaitan antar variabel ... 39
2.2.1. Hubungan Penggunaan Kartu Kredit dengan Perilaku Konsumtif...39
2.2.2. Hubungan Penggunaan Kartu Kredit Terhadap Risiko Gagal Bayar...40
vi
2.2.4. Hubungan Penggunaan Kartu Kredit dan Perilaku Konsumtif
Terhadap Risiko Gagal Bayar...41
2.3. Kajian Penelitian Sebelumnya ... 41
2.4. Kerangka Berpikir ... 43
2.5. Hipotesis ... 44
BAB III METODE PENELITIAN ... 45
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 45
3.2. Populasi dan Sampel... 45
3.2.1 Populasi ... 45
3.2.2 Sampel ... 45
3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 46
3.3.1. Data Primer ... 46
3.3.2. Data Sekunder ... 47
3.4. Variabel Operasional ... 47
3.5.Teknik Analisis Data ... 50
3.5.1.Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 51
3.5.1.1. Uji Validitas ... 51
3.5.1.2. Uji Reliabilitas ... 51
3.5.2.Uji Asumsi Klasik ... 52
3.5.2.1.Uji Normalitas ... 52
3.5.2.2.Uji Multikolinearitas ... 52
3.5.2.3.Uji Autokorelasi ... 53
3.5.2.4.Uji Heterokedastisitas ... 53
3.5.3. Analisis Jalur (Path Analysis) ... 53
3.5.4. Pengujian Hipotesis ... 54
3.5.5. KoefisienDeterminan ( ) ... 56
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 57
4.1. Hasil Penelitian ... 57
4.1.1. Gambaran Umum Perusahaan ... 57
4.1.2. Deskripsi Penggunaan Kartu Kredit ... 58
vii
4.1.4. Deskripsi Risiko Gagal Bayar (Y) ... 63
4.2. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 64
4.2.1. Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel (X1) ... 64
4.2.2. Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel (X2) ... 65
4.2.3. Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel (Y) ... 67
4.3. Analisis Statistik ... 68
4.3.1. Uji Normalitas Data ... 68
4.3.2. Uji Multikolinearitas ... 68
4.3.3. Uji Heterokedesitas ... 69
4.3.4. Uji Autokorelasi ... 70
4.3.5. Kerangka hubungan antar jalur (X1,X2, terhadap Y ) ... 71
4.3.6. Korelasi Penggunaan Kartu Kredit dengan Perilaku Konsumtif ... 71
4.3.7. Pengujian Hipotesis Penggunaan Kartu Kredit dan Perilaku Konsumtif terhadap Risiko Gagal Bayar ... 72
4.3.8. Uji Hipotesis Secara Simultan ... 74
4.3.9. Pengaruh Simultan Variabel Penggunaan Kartu Kredit (X1), dan Perilaku Konsumtif (X2) terhadap Risiko Gagal Bayar ( Y ) ... 76
4.4. Hasil Pembahasan ... 77
4.4.1. Pengaruh Penggunaan Kartu Kredit (X1) terhadap Risiko Gagal Bayar ( Y ) secara parsial ... 77
4.4.2. Pengaruh Perilaku Konsumtif (X2) terhadap Risiko Gagal Bayar (Y) secara Parsial ... 78
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
1.1. Jumlah Kartu Kredit, Jumlah Transaksi dan Nilai transaksi... .. 3
2.1. Model Perilaku Pembeli ... 35
2.2. Bunga dan Biaya Kartu Kredit Mandiri ... 41
3.1 Variabel Opersional (X) ... 48
3.2. Variabel Operasional (Y) ... 49
3.3. Skala Ordinal ... 50
4.1. Pendapatan melalui kartu Januari 2015 ... 58
4.2. Jawaban Angket Variabel Penggunaan Kartu Kredit (X1) ... 58
4.3. Jawaban Angket Variabel Penggunaan Kartu Kredit (X1) ... 59
4.4. Summary Item Statistics X1 ... 60
4.5. Jawaban Angket Variabel Perilaku Konsumtif (X2) ... 61
4.6. Jawaban Angket Variabel Perilaku Konsumtif (X2) ... 62
4.7. Summary Item Statistics X2 ... 63
4.8. Jawaban Angket Variabel Risiko Gagal Bayar (Y) ... 63
4.9. Jawaban Angket Variabel Risiko gagal Bayar (Y) ... 63
4.10. Pengujian Validitas Variabel (X1)... 64
4.11. Hasil Perhitungan Reliabilitas Angket Variabel Penggunaan Kartu Kredit (X1) ... 65
4.12. Pengujian Validitas Variabel (X2)... 66
x
4.15. Hasil Perhitungan Reliabilitas Angket Variabel Risiko Gagal Bayar (Y) .. 67
4.16. Perhitungan Kolmogorov Smirnov ... 68
4.17. Hasil Uji Multikolinearitas ... 83
4.18. Hasil Uji Autokorelasi ... 85
4.19. Korelasi variabel Penggunaan Kartu Kredit dan Perilaku Konsumtif ... 86
4.20. Koefisien Penggunaan Kartu Kredit dan Perilaku Konsumtif ... 87
4.21. ANOVAb ... 89
4.22. Pengaruh Simultan Variabel Penggunaan Kartu Kredit (X1), dan Perilaku Konsumtif (X2) terhadap Risiko Gagal Bayar ( Y ) ... 90
4.23. Penggunaan Kartu Kredit (X1)terhadap Risiko Gagal Bayar ( Y ) ... 92
4.24. Perilaku Konsumtif (X2) terhadap Risiko Gagal Bayar ( Y ) ... 93
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1.1. Nominal Transaksi Alat Pembayaran Menggunakan Kartu ... 2
1.2. Perkembangan Kartu Kredit. ... . ...4
2.1. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkah laku konsumen ... 33
2.2. Paradigma Berpikir ... 44
3.1. Hubungan Penggunaan Kartu Kredit (Credit Card) dan Perilaku Konsumtif terhadap Resiko Gagal Bayar (Default Risk) ... 48
3.2. Diagram Jalur ... 54
4.1. Hasil Uji Heterokodesitas ... 70
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Dahulu perencanaan keuangan digunakan pada perusahaan untuk
merencanakan keuangan kedepannya. Namun, saat ini perencanaan keuangan
tidak hanya untuk perusahaan. Perencanaan keuangan juga dibutuhkan oleh
industri kecil, industri rumahan, rumah tangga bahkan untuk pribadi. Panigoro
2011 (dalam Jurnal JIBEKA Peter Garlans Sina).
Peran sistem pembayaran kartu kredit dalam mendukung aktivitas ekonomi
dalam melakukan transaksi ialah untuk menjamin terlaksananya transaksi
masyarakat dan dunia usaha. Berbagai kebijakan dan pengembangan sistem
pembayaran di tempuh Bank Indonesia dengan tetap berfokus pada 4 (empat)
aspek utama, yaitu peningkatan keamanan, efisiensi, perluasan akses dalam sistem
pembayaran dengan tetap memperhatikan perlindungan konsumen.
Kebutuhan hidup manusia semakin bertambah seiring dengan perkembangan
taraf hidupnya, sehingga masyarakat memilih kredit sebagai salah satu alternatif
pembiayaannya dengan tujuan memberikan potensi untuk menghemat modal,
pembiayaan keuangan yang tetap, memperluas jarak keuangan, memungkinkan
penganggaran kas yang lebih fleksibel, menyediakan pembiayaan total,
menyediakan pembiayaan akuisisi ditambah biaya-biaya terkait, menyediakan
perlindungan terhadap inflasi, menyediakan pembiayaan yang cepat dan fleksibel,
2
Pembiayaan secara kredit memiliki tujuan yang menguntungkan para debitur
sehingga para debitur memanfaatkan secara tidak wajar dan tidak sesuai
kebutuhan maupun kantongnya.
Gambar 1.1. Nominal Transaksi Alat Pembayaran Menggunakan Kartu (Sumber : Bank Indonesia, diolah)
Terjadi peningkatan dibandingkan tahun 2012 dari Rp8 triliun menjadi Rp
10 triliun dan kartu kredit mencapai Rp 600 miliar per hari.
Permintaan kartu kredit semakin meningkat tiap tahunnya. Berdasarkan data
Bank Indonesia, penggunaan kartu kredit selama tahun 2013 mencapai 15.091.684
kartu dan di tahun 2014 hingga bulan November 2014 mencapai 15.979.352 kartu.
Hal ini menunjukkan minat individu terhadap penggunaan kartu kredit meningkat
setiap tahunnya. Peningkatan jumlah kartu kredit memberikan kecenderungan
peningkatan volume transaksi. Volume transaksi total kartu kredit dari tahun 2009
hingga 2013 memiliki trend meningkat. Pada tahun 2013, volume transaksi
menjadi 235.695.969 transaksi dengan nilai transaksi Rp 219.026.985 juta. Dalam
3
226.571.622 dengan nilai yang meningkat Rp 225.274.306 juta.
Tabel 1.1 Jumlah Kartu Kredit, Jumlah Transaksi dan Nilai transaksi (sumber : Asosiasi Kartu Kredit Indonesia (AKKI))
Tahun Jumlah Kartu Jumlah Transaksi Nilai Transaksi (Juta)
2009 12.259.295 177.817.542 132.651.567
2010 13.574.673 194.675.233 158.687.057
2011 14.785.382 205.303.560 178.160.763
2012 14.817.168 217.956.183 197.558.986
2013 15.091.684 235.695.969 219.026.985
November
4
Gambar 1.2. Perkembangan Kartu Kredit (Sumber : AKKI)
Sebagai alat hutang, perhatian BI terhadap kartu kredit harus lebih
ditingkatkan lagi, terutama yang berhubungan dengan kualitas aspek manajemen
risiko. Pelaksanaan diatur secara ketat, sebab berpotensi terjadi penggelembungan
(bubble) kartu kredit apabila pemakaiannya dilakukan berlebihan. Untuk itu BI
mengeluarkan Surat Edaran Bank Indonesia No.14/27/DASP sebagai upaya
untuk menjaga stabilitas ekonomi.
Penerbit Kartu Kredit melakukan identifikasi dan memilah data Pemegang
Kartu Kredit berdasarkan kriteria batas minimum usia, batas minimum
pendapatan tiap bulan, batas maksimum plafon kredit yang dapat diberikan, dan
batas maksimum jumlah Penerbit Kartu Kredit yang dapat memberikan fasilitas
Kartu Kredit. Pemegang Kartu Kredit tidak memenuhi batas minimum usia yang
dipersyaratkan, yaitu: (1) 21 tahun atau telah kawin untuk Pemegang Kartu Kredit
utama. (2) 17 tahun atau telah kawin untuk Pemegang Kartu Kredit tambahan.
5
dan juga hanya boleh memegang maksimal 2 kartu kredit. Total plafon Kartu
Kredit yang dimiliki Pemegang Kartu Kredit apabila total plafon tersebut lebih
dari 3 (tiga) kali pendapatan tiap bulan Pemegang Kartu Kredit. Pengetatan
peraturan ini penting sebab penerbit kartu kredit dapat menemukan pemegang
kartu yang tepat sasaran dan dapat meminimalisir terjadinya resiko gagal bayar
oleh pengguna.
Data AKKI (Asosiasi kartu Kredit Indonesia) menyebut, ada 50.000
nasabah Bank Mandiri yang bergaji di bawah Rp 10 juta, tetapi memiliki kartu
kredit banyak. Presiden Direktur PT Visa WorldWide Indonesia mengatakan
bahwasanya pembayaran menggunakan kartu Visa di Medan berkembang
mencapai 20% pada triwulan I-2014 dibandingkan tahun sebelumnya. "Angka itu
lebih tinggi dari pertumbuhan PDB Medan yang 6,01 persen. Dua tahun terakhir,
penerimaan kartu kredit di Kota Medan berkembang sampai 47% dengan nilai
rata-rata transaksi sebesar Rp 1,046 juta. Kenyataan itu menunjukkan volume
pembayaran nontunai dengan menggunakan kartu Visa di Medan berada di
kelompok lima besar kota Tier 2 (sebaran di luar Jakarta) bersama Surabaya, Bali,
Semarang dan Bandung.
Yang menjadi sebuah permasalahan bagi orang yang melakukan pembelian,
karena jika dalam diri mereka tidak tersedia cukup dana untuk melakukan sebuah
aktivitas berbelanja maka salah satu jalannya adalah dengan berhutang atau di
waktu sekarang bisa dengan menggunakan kartu kredit. Jika kondisi tersebut
terjadi berulang-ulang, maka hutang para pelaku perilaku konsumtif akan semakin
6
seperti ini didukung oleh Roberts (1998) yang mengatakan bahwa meningkatnya
kebangkrutan individu dan penggunaan kartu kredit yang melebihi batas
merupakan bagian dari dampak negatif yang mungkin timbul akibat perilaku
perilaku konsumtif.
Secara riil kehadiran kartu kredit di tengah‐tengah masyarakat, telah
meningkatkan minat dan keinginan belanja bagi pemilik kartu. Seseorang dapat
berbelanja melebihi pendapatan dan penghasilan setiap bulan, karena pem‐
bayarannya dapat dikredit. Ini logika yang mendasari praktik rentenir, beli apa
saja silahkan, asal setiap bulan membayar bunga. Hutang pokok tidak perlu
dilunasi yang penting bunga setiap bulan. Maka George Ritzer (2006) menyebut
kartu kredit sebagai ”lintah darat plastik”. Kartu kredit telah menguatkan hutang
dari segala lapisan masyarakat, dan lapisan sosial, karena tidak saja orang yang
kaya yang bisa memiliki kartu kredit, tetapi pegawai biasa, pengusaha biasa,
mahasiswa, pelajar dengan cara komplemen, bahkan pengangguran saja bisa
mendapatkan kartu kredit, bila dia pandai dalam berdiplomasi, atau mengisi
formulir pendaftaran walaupun tidak sesuai dengan kenyataannya. Kartu ini
mendorong seseorang untuk berperilaku konsumtif, fenomena gila belanja
(shopaholic), berbudaya hutang dan menyalahgunakan kartu kredit (addiction to
credit card abuse) yang dengan tanpa sadar membeli barang tidak menggunakan
uang tunai, seolah‐olah gratis tidak mengeluarkan uang, tapi secara tidak sadar
hutangnya jadi banyak. Mereka telah terhegemoni dengan kartu kredit. Tanpa
7
Fenomena transaksi kartu kredit memang terus meningkat dari tahun 2009
hingga 2013 dan mengalami penurunan sedikit di tahun 2014., namun di sisi lain
dalam menanggapi potensi pasar tersebut perlu diwaspadai bahwa nilai transaksi
kartu kredit yang selalu meningkat tidak sepadan dengan pertumbuhan PDB
Medan sementara NPL selalu menurun setiap tahunnya 2010 (4,63%) hingga
sekarang 2014 (1,98%). Dari nilai transaksi yang selalu meningkat menandakan
bahwa perilaku konsumtif juga semakin tinggi tetapi tidak diimbangi dengan
pertumbuhan pendapatan masyarakat Medan. Walaupun demikian, faktor
pendapatan terlihat kurang mempengaruhi resiko gagal bayar dari kartu kredit itu
sendiri. Hal ini lah yang menjadi acuan, faktor apakah yang dapat mempengaruhi
resiko gagal bayar dari pemegang kartu tersebut.
Kepribadian dan situasi ekonomi mempengaruhi persepsi atau evaluasi
konsumen terhadap kondisi ekonominya. Persepsi inilah yang mempengaruhi
perilaku konsumen (Van Raaij dalam Sumarwan, 2003). Penggunaan kartu kredit
yang tidak terkontrol akan menciptakan budaya konsumerisme, yang akhirnya
dapat menimbulkan kepailitan atau kebangkrutan. Dengan membayar min pay
10% saja, tidak akan menghabiskan hutang, tapi hanya membuatnya semakin
bertambah. Sebenarnya yang boleh memiliki kartu kredit bukan sembarang orang
namun orang yang sudah mapan. Namun dalam sepuluh tahun terakhir justru
sebaliknya.
Tujuan penelitian ini merupakan untuk memperoleh kejelasan mengenai
debitur mana yang layak dan mempunyai kemauan dan kemampuan memenuhi
8
bunganya sesuai dengan kesepakatan. Hal ini terjadi dikarenakan begitu
banyaknya pemberian kredit menghadapi resiko, yaitu tidak kembalinya uang
yang dipinjamkan dan yang harus diperhatikan adalah kemauan dan kemampuan
dari debitur itu untuk memenuhi kewajibannya yang mencakup penilaian
kuantitatif dan kualitatif. Debitur harus memenuhi persyaratan yang dikenal
dengan prinsip 6C menurut Gup and Kolari (2005), yaitu: Character (sifat/watak)
, Capital (modal sendiri), Capacity (kemampuan membayar), Collateral
(jaminan/agunan), Condition of Economy (kondisi politik, sosial, ekonomi,
budayanya), Compliance (kepatuhan terhadap hukum). Dari parameter tersebut
akan digunakan untuk melihat hubungannya terhadap status kredit para debitur
(default atau non default).
Mengetahui parameter tersebut maka dapat berguna bagi perusahaan
pembiayaan (consumer finance company) dan debitur. Jika perusahaan tidak
mengetahui pengaruh faktor-faktor tersebut maka perusahaan tidak bisa menekan
jumlah kredit macet yang terjadi akibat dari debitur yang mengalami default
tersebut. Sedangkan bagi debitur yang tidak mengetahui faktor-faktor
karakteristik dari suatu hutang/kredit maka debitur dapat terjebak jika akan
melakukan kredit, dalam hal ini debitur penting mengetahui faktor-faktor
karakteristik dari suatu hutang/kredit, agar nantinya debitur lebih memahami
kredit dan kemungkinan untuk default menjadi semakin kecil. Bukan hanya
faktor-faktor karakteristik dari suatu hutang/kredit saja yang mempengaruhi
default atau non defaultnya debitur tetapi juga faktor kebutuhan bahkan faktor
9
konsumtif. Perilaku konsumtif dapat berdampak terhadap resiko gagal bayar. Hal
ini disebabkan berbagai fasilitas, kemudahan, dan kenyamanan yang diberikan
membuat konsumen tidak menyadari dan tidak dapat mengontrol konsumsi.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk meneliti mengenai
masalah tersebut. Untuk itu pada tulisan ini, penulis memberi judul: “Pengaruh
Penggunaan Kartu Kredit (Credit Card Usage) dan Perilaku Konsumtif terhadap Resiko Gagal Bayar (Default Risk) (Studi Kasus di Marugame Udon, Sun Plaza Medan, Februari 2015)”.
1.2. Identifikasi Masalah
Dari uraian latar belakang penelitian tersebut, maka identifikasi masalah
yang muncul ialah :
1. Penggunaan kartu kredit (credit card) berhubungan positif terhadap perilaku
konsumtif pada pengguna kartu kredit (card holder) di Marugame Udon dan
Tempura Sun Plaza Medan.
2. Penggunaan kartu kredit berhubungan positif terhadap risiko gagal bayar di
Marugame Udon dan Tempura Sun Plaza Medan.
3. Perilaku konsumtif berhubungan positif terhadap risiko gagal bayar di
Marugame Udon dan Tempura Sun Plaza Medan.
4. Penggunaan kartu kredit dan perilaku konsumtif berhubungan positif
terhadap risiko gagal bayar di Marugame Udon Sun Plaza Medan.
1.3. Pembatasan Masalah
Kartu Kredit yang disalurkan kepada individual yang membutuhkan
10
yang menggunakan kartu kredit di Marugame Udon Sun Plaza Medan pada bulan
Februari tahun 2015 . Semua pembiayaan ini merupakan pembiayaan konsumen
yang disalurkan secara individual, sehingga setiap hal yang berkaitan dengan
kemampuan bayar berhubungan dengan kemampuan bayar dari debitur, baik yang
berasal dari gaji, pendapatan usaha, maupun pendapatan lain-lainnya.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang penelitian tersebut di atas, maka
permasalahan yang timbul dalam pelaksanaan pembiayaan konsumen dapat
dirumuskan sebagai berikut : “Adakah Pengaruh Penggunaan Kartu Kredit (Credit
Card Usage) dan Perilaku Konsumtif terhadap Resiko Gagal Bayar (Default Risk)
(Studi Kasus di Marugame Udon, Sun Plaza Medan, Februari 2015)?”
1.5. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari kegiatan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui pendapat konsumen tentang penggunaan kartu kredit
(credit card).
2. Untuk mengetahui risiko gagal bayar (default risk).
3. Untuk mengetahui apakah penggunaan kartu kredit (credit card)
berpengaruh positif dan signifikan terhadap risiko gagal bayar (default risk).
4. Untuk mengetahui apakah penggunaan kartu kredit (credit card)
berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku konsumtif.
5. Untuk mengetahui apakah perilaku konsumtif berpengaruh positif dan
11
1.6. Manfaat Penelitian
Penelitian ini setidaknya ingin memberi manfaat bagi semua pihak yang
berkepnetingan, termasuk peneliti sendiri, pihak akademik dan , pihak perusahaan
pembiayaan (consumer finance company) sekaligus masyarakat umum.
1. Bagi Penulis, untuk memperoleh wawasan yang mendalam mengenai
penggunaan kartu kredit (credit card) dan akibat terjadinya wanprestasi
(default risk) sehingga memperoleh pembelajaran tentang personal finance
yang terencana.
2. Bagi akademik, penelitian ini bermanfaat untuk memberi sumbangan
mengenai penggunaan kartu kredit (credit card) dan akibat terjadinya
wanprestasi (default risk).
3. Bagi masyarakat umum, semoga hasil penelitian ini pemikiran dan
pengetahuan serta memperkaya literatur perpustakaan mampu menjadi
meningkatkan wawasan yang berarti mengenai pembiayaan konsumen
82 BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil dan analisis data dan diperoleh analisis jalur yang
diperoleh yaitu Y= 0.439X1 + 0,188X2 + 0,8769 , dari model tersebut dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Diperoleh nilai korelasi sebesar 0,014 mempunyai maksud hubungan antara
variabel Penggunaan Kartu Kredit (X1) dan Perilaku Konsumtif (X2)
mempunyai korelasi lemah dan searah. Korelasi kedua variabel tersebut
bersifat tidak signifikan karena signifikannya sebesar 0,840 > 0,05.
2. Besarnya kontribusi Penggunaan Kartu Kredit (X1) yang secara langsung
mempengaruhi Risiko Gagal Bayar (Y) adalah 19,2721 %. Penggunaan
Kartu Kredit (X1) berpengaruh positif dan signifikan. Rata – rata tingkat
Penggunaan Kartu Kredit (X1) dalam kategori cukup baik.
3. Besarnya kontribusi Perilaku Konsumtif (X2) yang secara langsung
mempengaruhi Risiko Gagal Bayar (Y) adalah 3,5344%. Perilaku Konsumtif
(X2) berpengaruh positif dan signifikan secara tidak langsung melalui
Penggunaan Kartu Kredit (X1) terhadap Risiko Gagal Bayar (Y) sebesar
0,6146%. Rata –rata tingkat Perilaku Konsumtif (X2) dalam kategori cukup
83
4. Besarnya kontribusi Penggunaan Kartu Kredit (X1) dan Perilaku Konsumtif
(X2) berpengaruh secara simultan mempengaruhi Risiko Gagal Bayar (Y)
adalah 0,231 = 23,1 %. Besarnya pengaruh yang disebabkan oleh variabel
lainnya diluar variabel Penggunaan Kartu Kredit (X1) dan Perilaku Konsumtif
(X2) yang dinyatakan oleh (ρY
)
2
=(0,8769)2=76,9 %
5. Semakin intensif berbelanja menggunakan kartu kredit, ternyata tidak
berdampak pada semakin tinggi risiko gagal bayar kartu kreditnya. Karena
pemegang kartu kredit memiliki karakteristik sebagai transactor yang selalu
melakukan pembayaran lunas 100%. Ini menunjukan kartu kredit bahwa
faktor-faktor yang mempengaruhi pertimbangan penggunaan kartu kredit
sangat diperhatikan. Jika tidak maka akan menyebabkan risiko gagal bayar.
Selain itu pemegang kartu kredit lebih memilih memiliki kartu kredit dengan
alasan keamanan, dan memiliki personality (karakter) yang cukup baik.
5.2. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, maka penulis
mengemukakan beberapa saran sebagai berikut:
1. Bagi pihak Bank penerbit kartu kredit diharapkan selain tetap mengikuti
sistem yang berlaku bagi pemberian kredit konsumsi semacam kartu kredit
juga diharapkan dapat lebih bijak dalam pemberian kredit. Resiko bagi Bank
mungkin kapan saja dapat terjadi tetapi paling tidak dengan tetap bijak dalam
menyalurkan kredit paling tidak pihak Bank dapat menangkap sinyal-sinyal
84
2. Pengguna kartu kredit (card holder) haruslah bijak menggunakan kartu kredit
dengan melakukan perencanaan keuangan pribadi serta memonitori dan
mengevaluasi secara berkala keuangan pribadi agar tidak mengarah ke
kebangkrutan personal yang mengindikasikan gagal bayar. Memfungsikan
kartu kredit sebagai alat pembayaran yaitu belanja dengan kartu kredit untuk
belanja yang uang untuk membayarnya sudah ada, bukan belanja dengan
uang pembayaran yang belum jelas, apalagi sekedar gengsi.
3. Sebaiknya penelitian selanjutnya menggunakan probability sampling karena
memeliki tingkat generalisasi yang tinggi yang dapat menghasilkan sampel
yang lebih representatif debandingkan nonprobability sampling (Indriantoro
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Mashud, 2006. Asset Liability Management, “ Menyiasati Risiko Pasar dan Risiko Operasional”, Jakarta. PT. Gramedia.
Azwar, S. 1988, Validitas dan Reliabilitas. Yogyakarta :Pustaka Peljat Offset
Crouchy, Michel; Dan Galai; Robert Mark. 2001. Risk Management. New York: Mc Grew Hill.
Dittmar, H. (2005). Compulsive buying – A Growing Concern ? An Examination of Gender, Age, and Endorsement of Materialistic Values As Preditors. British Journal of Psychology, vol. 96,
Dwirawati, Shinto. 2011. Kartu Kredit Sebagai Prudok Kehampaan dan Budaya Konsumerisme. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Multimedia “MMTC”
Gup, Benton E and Kolari, James W. 2005. Commercial Banking. John Wiley and Sons. USA.
Harefa, A.; Sembel, R.; Ichsan, M.; Wibawa, H.; dan Lubis P. (2007). Rubrik PERENCANAAN KEUANGAN. Harian Umum Sore Sinar Harapan.
Kasmir, (2002), “Dasar-dasar Perbankan”, PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta.
Kaynak, E. and Harcar, T. 2001. Consumers attitudes and intention towards credit card usage in an advanced developing country. Journal of Finan-cial Service Marketing.
Kotler,P.2002. Manajemen Pemasaran.PT. Ikrar Mandiriabadi.Jakarta.
Kotler,P.dan Amstrong,G. 2001. Prinsip – prinsip Pemasaran.Edisi ke delapan. Damos Sihimbing. Erlangga.Jakarta.
Laporan Asosiasi Kartu Kredit Indonesia (AKKI) 2014
Lisan, Henky., Ida. 2010. Pencegahan Perilaku Compulsive Buying Pengguna Kartu Kredit Dengan Perencanaan Keuangan Pribadi.
Norum, P.S. 2008. The role of time preference and credit card usage in compulsive buying behavior, International Journal of Consumer Studies.
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan Investigation of Its Accendents, Consequences, and Implications For Public Policy. The Journal of Consumer Affairs, vol. 32, no. 2.
Rochmawati, Sari. 2012. Pengaruh Sikap, Norma Subjektif, Kontrol Perilaku Persepsian, Persepsi Risiko, Persepsi Kebermanfaatan Terhadap Niat Penggunaan Kartu Kredit. Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya. Malang.
Sayono, Jusup Agus, Ujang Sumarwan, Noer Azam Achsani dan Hartoyo. 2009. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepemilikan, Penggunaan, Pembayaran, dan Peluang Terjadinya Gagal Bayar Dalam Bisnis Kartu Kredit. Jurnal Ekonomi & Bisnis.
Siamat, Dahlan, 1995. Manajemen Lembaga Keuangan, Jakarta: Intermedia.
Sipuk: Bank Sentral Republik Indonesia, http://www.bi.go.id/web/html.
SK Direksi BI No.23/69/KEP/DIR bertanggal 28 Februari 1991 tentang Jaminan Pemberian Kredit
Sugiono, 2012, Metode Penelitian Administrasi, Penerbit Alfabeta, Bandung.
Sugiyono. 2005. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : CV. Alfabeta.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Penerbit Alfabeta.
Sujianto, Agus Eko.2005. Aplikasi Statistik dengan SPSS 16.0. Jakarta : Prestasi Pustaka Publisher
Sumarto, Andi Subroto, Adil Arianto, Jurnal Manajemen Pemasaran, Vol. 6, No. 1, April 2011: 1-7, Penggunaan Kartu Kredit Dan Perilaku Belanja Kompulsif: Dampaknya Pada Risiko Gagal Bayar, Manajemen FE UPNV Jawa Timur
Sutojo, Subagyo. 1997. Manajemen Terapan Bank. Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo.
Sutujo,S.2009.Manajemen Pemasaran.PT. Damar Mulia Pustaka. Jakarta.
Thomas Suyatno dkk, 2007, Dasar – Dasar Perkreditan, Edisi 3, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Undang-Undang No 14/1967 tentang Pokok-pokok Perbankan