• Tidak ada hasil yang ditemukan

SATUAN LINGUAL YANG MENGANDUNG PRONOMINA PERSONA KEDUA PADA TEKS TERJEMAHAN HADIS Satuan Lingual Yang Mengandung Pronomina Persona Pertama Dan Kedua Pada Teks Terjemahan Hadis Pada Buku Sahih Buchori Muslim.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "SATUAN LINGUAL YANG MENGANDUNG PRONOMINA PERSONA KEDUA PADA TEKS TERJEMAHAN HADIS Satuan Lingual Yang Mengandung Pronomina Persona Pertama Dan Kedua Pada Teks Terjemahan Hadis Pada Buku Sahih Buchori Muslim."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

SATUAN LINGUAL YANG MENGANDUNG PRONOMINA

PERSONA KEDUA PADA TEKS TERJEMAHAN HADIS

PADA BUKU SAHIH BUCHORI MUSLIM

Artikel Publikasi

Diajukan Kepada Progam Studi Magister Pengkajian Bahasa

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Oleh:

OKTAVIA ILHAM PRASTIKA

S 200130050

MAGISTER PENGKAJIAN BAHASA INDONESIA

PASCASARJANA

(2)
(3)

iv

SATUAN LINGUAL YANG MENGANDUNG PRONOMINA PERSONA KEDUA PADA TEKS TERJEMAHAN HADIS PADA BUKU SAHIH

BUCHORI MUSLIM

Oktavia Ilham Prastika, S200130050, Magister Pengkajian Bahasa Indonesia, Pascasarjana,

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Jl. Tromol Pos 1 Pabelan, Kartasura, Surakarta, (57127) E-mail : Ilham.nuth@gmail.com

ABSTRACT

This research has three objectives. First, describing the form category and define the linguistics hierarchy in a lingual unit which is contain and second persona pronoun on the hadith text translation. Second, describing the function which is residing a lingual unit contains the second persona pronoun in the hadith translation text. Third, determine the role which is reside in a lingual unit contain the second persona pronoun in the hadith text translation. The sort of this research is qualitative descriptive. The sources of the data are documents or archives about information which is written in the hadith text translation. The method of collecting data in this research is using the method of scrutinize and record. At first the researcher scrutinize the hadith text translation, then identify the data which is contain the first and the second persona pronoun, and then classify and record by identifying the hadith text translation which is contain the first and the second persona pronoun, and the last is analyzing it. The data analysis method is using parable and apportion method. Apportion method is used to describe lingual hierarchy which is contain PP2 in hadith text translation, and the parable method is used to analyze the function, category, and the role in hadith text translation. There are three results in this thesis, first is linguistics hierarchy and category form in a lingual unit of PP2 in the hadith text translation that is word and phrase. Lingual unit which contain word cover the word of noun. Lingual unit which contain phrase cover Noun Phrase, Prepotional Phrase, Enclitic, Verb Phrase, Attributive Phrase, and Adjective Phrase. Second, the function that fulfilled by a unit of lingual which is contains of PP2 are Subject, Predicate, Object, and Complement. Third, the function that fulfilled by a unit of lingual which is contains PP2 in the hadith translation text are a role of subject, a role of experience, a role of direction/destination, a role of accusative, a role of deed, a role of the way, a role of time, a role of participation, and a role comparison.

(4)

v

ABSTRAK

Penelitian ini memilki tiga tujuan. Pertama, mendeskripsikan wujud kategori dan menentukan hierarki linguistik pada satuan lingual yang mengandung pronomina persona kedua pada teks terjemahan hadis. Kedua, mendeskripsikan fungsi yang menduduki satuan lingual yang mengandung pronomina kedua pada teks terjamahan hadis. Ketiga, menentukan peran yang menduduki pada satuan lingual yang mengandung pronomina persona kedua pada teks terjemahan hadis. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Sumber data penelitian adalah dokumen atau arsip-arsip tentang informasi yang tertulis dalam teks terjemahan hadis. Teknik pengumpulan data penelitian ini menggunakan teknik simak dan teksik catat. Mula-mula peneliti menyimak teks terjemahan hadis, lalu mengidentifikasi data yang mengandung pronomina persona kedua, lalu mengklasifikasikan dan mencatat dengan mengidentifikasi teks terjemahan hadis yang mengandung pronominal persona kedua, terakhir menganalisisnya. Metode analisis data menggunakan metode padan referensial dan metode agih baca markah. Metode agih untuk mendeskripsikan hierarki lingual yang mengandung PP2 pada TTH, dan metode padan digunakan untuk menganalisis fungsi, kategori, peran pada TTH. Hasil penelitian ini ada tiga. Pertama, hierarki linguistik yang ditemukan pada satuan lingual ber-PP2 adalah kata (nomina) dan frasa (preposisi, nomina, verba, atribut, dan modifikatif). Kedua, fungsi yang ditemukan oleh satuan lingual ber-PP2 meliputi fungsi (subjek, predikat, objek, atribut subjek, dan keterangan. Ketiga, peran yang diisi oleh satuan lingual ber-PP2 mengisi peran (pelaku, pengalam, perbuatan, perbandingan, kesertaan, cara, dan waktu).

(5)

1

PENDAHULUAN

Satuan bahasa merupakan bentuk lingual yang merupakan komponen

pembentuk bahasa. Analisis dalam sintaksis membicarakan kategori, fungsi, dan

peran. Menurut Markhamah (2011) sintaksis adalah bagian ilmu bahasa yang

membicarakan hal-hal yang berhubungan dengan frasa, klausa, dan kalimat.

Kalimat adalah rangkaian kata yang berstruktur, dengan menggunakan

kerangka acuan yang berupa teori ilmu bahasa. Sebagai alat komunikasi

bersistem, kalimat tidak hanya berupa kumpulan kata pendukung makna tertentu,

melainkan kata-kata tersebut harus disusun sedemikian rupa sesuai dengan sistem

yang ada (Kusno dalam Markhamah, 2010: 9).

Pronomina persona kedua pada TTH merupakan pronomina persona

kedua yang mengandung hierarki kebahasan yang berupa kategori, fungsi, peran

pada TTH. Misalnya pada contoh TTH teks ke-1 (I:11) klausa ketiga ditemukan

unsur klausa yang berstruktur S-P-K, dengan kategori N/FN, V/FV, K/FD dan

peran pelaku-perbuatan-tujuan. Artinya, fungsi S diisi oleh kategori nomina atau

frasa nomina dan peran pelaku, fungsi P diisi oleh kategori verba atau frasa verba

dengan peran perbuatan, dan fungsi K sebagai keterangan dengan peran tujuan.

KBBI (2005: 351) hadis adalah riwayat yang berhubungan dengan

kehidupan dan perbuatan Nabi Muhammad Saw. KBBI (offline) hadis adalah

sabda atau perbuatan, takrir (ketepatan) Nabi Muhammad saw. Yang

diriwayatkan atau diceritakan oleh sahabat untuk menjelaskan dan menentukan

hukum Islam. Hadis juga merupakan sumber ajaran agama Islam setelah Alquran.

Penelitian ini difokuskan pada pronomina persona kedua pada teks

terjemahan hadis dengan tujuan mendeskripsikan wujud kategori, fungsi, dan

peran yang menduduki satuan lingual yang mengandung pronomina persona

kedua.

Penelitian Alauddin (2008) berjudul “Pronomina Persona Bahasa Jawa di

Kabupaten Lamongan Jawa Timur”. Penelitian ini mengkaji bentuk pronomina

persona bahasa Jawa yang dikaji berdasarkan tataran fungsi , bentuk, dan makna

(6)

2

bentuk pronomina persona bahasa Jawa di Kabupaten Lamongan Jawa Timur

berupa pronomina persona pertama (PP01), pronomina persona kedua (PP02), dan

pronomina persona ketiga (PP03), baik bentuk bebas maupun terikat. Pronomina

Persona bentuk bebas ditemukan dalam ragam krama dan ngoko, sedangkan

pronomina persona bentuk terikat ditemukan dalam ragam ngoko, (2) pronomina

persona bahasa Jawa di Kabupaten Lamongan memiliki dua tataran fungsi, yakni

fungsi sintaksis dengan SPOK, dan tataran fungsi semantis yang berupa bentuk

dan makna, dan (3) makna yang terdapat pada pronomina persona bahasa Jawa di

Kabupaten Lamongan berupa makna tunggal dan makna jamak.

Terdapat persamaan dan perbedaan dalam penelitian Alauddin (2008)

dengan penelitian ini. Persamaannya adalah keduanya meneliti pronomina

persona. Adapun perbedaan dalam penelitian Alauddin (2008) dengan penelitian

ini, yakni penelitian ini hanya meneliti pronomina persona kedua, sedangkan

Alauddin (2008) meneliti pronomina pertama, kedua, dan ketiga.

Icuk Prayogi (2012) dalam artikelnya tentang “Klitik Pronomina dalam

Bahasa Indonesia“. Menunjukkan bahwa ada tiga buah suku kata yang menjadi

klitik pronomina, yakni -ku, -mu, dan -nya dengan ku- sebagai proklitik, dan ku,

-mu, serta -nya sebagai enklitik. Mengenai distribusinya, diketahui proklitik hanya

melekat ke verba atau kategori lain yang telah diderivasikan menjadi verba

dengan beberapa proses derivasi. Sementara itu, enklitik melekat pada verba

transitif serta pada nomina. Kemungkinan karena intensitas pemakaiannya yang

tinggi, klitik pronomina mempunyai bermacam-macam fungsi dan makna.

Adapun perubahan dari pronomina menjadi afiks dapat diketahui dengan melihat

bukti bahwa -nya yang mempunyai banyak variasi pemakaian, baik sebagai klitik,

afiks, maupun partikel pentopik, serta di- yang kemudian sepenuhnya dijadikan

prefiks pasif.

Adapun persamaan dan perbedaan dari penelitian Icuk dengan penelitian

ini. Persamaannya adalah keduanya meneliti pronominal persona. Perbedaannya

adalah penelitian ini tidak hanya meneliti klitik, namun lebih lengkap secara

(7)

3

Kajian teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah kajian pronomina

sintaksis dan morfologi, khususnya mengenai fungsi, kategori, peran, dan kata.

Menurut Sukini (2010:3) sintaksis adalah cabang ilmu bahasa yang membicarakan

seluk-beluk frasa, klausa, dan kalimat dengan satuan terkecilnya berupa bentuk

bebas, yaitu kata.

Menurut Chaer (2009:41) klausa merupakan satuan sintaksis yang berada

di atas dan di bawah satuan kalimat yang berupa runtutan kata yang berpredikat.

Runtutan kata yang berpredikat artinya, mempunyai komponen yang berupa kata

dan frasa yang berfungsi sebagai subjek, predikat, objek, dan sebagainya.

Klausa merupakan satuan gramatik yang terdiri dari S, P, O, PEL, dan

KET ataupun tidak. Klausa dapat dianalisis berdasarkan tiga dasar, yaitu: (1)

berdasarkan fungsi dan unsur-unsurnya, (2) berdasarkan kategori kata atau frasa

yang menjadi unsurnya, (3) berdasarkan makna dan unsurnya. Kelima unsur itu

selalu ada dalam klausa. Unsur fungsional yang selalu ada dalam klausa adalah P,

sedangkan unsur-unsur yang lain mungkin ada mungkin juga tidak (Markhamah,

2010: 88).

Lapoliwa (1990:289) menjelaskan bentuk-bentuk pronomina dalam bahasa

Indonesia dengan penjelasan mengenai distribusi dan pengelompokan

bentuk-bentuk itu berdasarkan orang (pertama, kedua, ketiga) atau bukan orang dan

berdasarkan jumlah (tunggal atau jamak). Usaha untuk menelaah pronomina,

khususnya dalam hubungannya dengan nomina di dalam kalimat, hampir tidak

ada. Pronominalisasi di sini digunakan dalam arti penggantian salah satu dari dua

FN yang berkoreferensi dalam satu kalimat dengan bentuk pronomina. Istilah itu

bermula timbul dari anggapan tata bahasa transformasi klasik bahwa FN yang

berkoreferensi dengan FN lain dalam suatu kalimat harus direpresentasikan

sebagai FN pada struktur batin, kemudian salah satu FN-sama itu diganti dengan

pronomina atau dilesapkan pada struktur lahir dengan kaidah transformasi

pronominalisasi atau pelesapan FN-sama.

Dalam menganalisis satuan lingual yang mengandung PP2, pronomina

dalam hadis yang menjadi objek kajian yang dimaksud berdasarkan fungsi

(8)

4

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini

adalah teks terjemahan hadis. Adapun objek penelitian ini adalah pronomina

persona pertama dan kedua pada teks terjemahan hadis yang mengandung etika

berbahasa dengan menerapkan analisis fungsi, kategori, dan peran sintaksis. Data

penelitian diperoleh dari dokumen teks teks terjemahan hadis yang diperoleh dari

penelitian Sabardila (2003). Pengumpulan data menggunakan teknik simak dan

teknik catat. Teknik simak dilakukan untuk menyimak teks terjemahan hadis

(TTH), dengan mengidentifikasi data-data satuan lingual yang mengandung

pronomina persona kedua. Setelah data terkumpul, tahapan berikutnya

mengklasifikasikan data yang terdapat satuan lingual ber-PP2. Teknik berikutnya

yaitu teknik catat. Teknik ini dilakukan dengan cara penulis membaca terlebih

dahulu dan mencatat dengan mengidentifikasikan TTH, kemudian menyeleksi

data yang mengandung PP2, dan terakhir menganalisis data Keabsahan datanya

menggunakan teknik trianggulasi data. Selanjutnya dianalisis dengan metode

padan dan agih.

Prosedur penelitian dilakukan secara bertahap dengan menggarisbawahi

kata yang mengandung pronomina persona kedua, kemudian mengindentifikasi

berdasarkan wujud kategori, fungsi, dan peran. Sistematika laporan terdiri dari

lima bab. Bagian pertama pendahuluan yang mencakup latar belakang, ruang

lingkup, fokus kajian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan penjelasan istilah.

Bagian kedua landasan teori yang mencakup kajian penelitian yang releven, kajian

teori, dan kerangka konseptual. Bagian ketiga metode penelitian yang mencakup

Satuan lingual yang Mengandung Pronomina Persona 2 pada Teks

Terjemahan Hadis Pronomina Persona 2

Analisis berdasarkan

Fungsi Sintaksis FUNGSI

KATEGORI

(9)

5

jenis penelitian, subjek dan objek peneltian, data dan sumber data, pengumpulan

data, keabsahan data, prosedur penelitian dan sistematika penelitian. Bagian

keempat hasil penelitian dan pembahan. Terakhir, bagian kelima mencakup

simpulan hasil penelitian dan saran.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hierarki Linguistik dan Wujud Kategori Satuan Lingual Ber-PP2

Analisis klausa pertama kali didasarkan pada hierarki linguistik dan wujud

kategori satuan lingual ber-PP2. Dikatakan pertama kali, karena analisis

berikutnya, yaitu berdasarkan fungsi dan peran unsur-unsurnya dalam unsur-unsur

klausa. Identifikasi kategori berdasarkan unsur yang menduduki fungsi tertentu di

dalam kalusa, selanjutnya didapatkan struktur kategori yang bervariasi.

Pertama, hierarki satuan lingual ber-PP2 berupa kata. Kata adalah satuan

terkecil di dalam tataran sintaksis. Kata yang ditemukan dalam teks terjemahan

hadis berupa kata nomina. Nomina adalah kelas kata yang menyatakan nama,

tempat atau benda, seperti contoh di bawah ini.

(1) Ke-13 (II:106) (8) Celaka kamu, (8) kamu telah memotong leher temanmu

(2) Ke-14 (II:106) (7) Engkau telah menghancurkan atau memotong

punggung orang

(3) Ke-50 (IV:77) (9) pergi kamu

Berdasarkan contoh di atas, analisis teks terjemahan hadis yang merupakan

kata nomina pada teks ke- 13 (II:106) (8) Celaka kamu. Satuan lingualnya adalah

kamu. Hierarki lingualnya adalah kata. Dikatakan kata karena merupakan kata

nomina yang dapat melakukan sesuatu tindakan. Begitu pula pada teks ke-14 dan

ke-50, kata engkau dan kamu merupakan kata nomina karena terbentuk dari kata

benda satuan. Posisi kata nomina ini berada dimanapun letaknya didalam klausa.

Kedua, hierarki satuan lingual ber-PP2 berupa frasa. Frasa adalah unsur

yang terbentuk dari dua buah kata atau lebih dan mengisi salah satu fungsi

sintaksis. Satuan lingual berupa frasa berkategori frasa preposisional, frasa verba,

frasa nomina, dan frasa atribut dan ada pula yang disertai dengan enklitik. Di

(10)

6

Frasa preposisi adalah frasa yang terbentuk dari unsur kata depan

(preposisi). Berikut contoh satuan lingual yang mengadung frasa preposisi.

(4) Teks ke-20 (III:280) (13) bahwa di antara kamu berdua ada yang bohong

(5) Ke-49 (IV:75) (7) Hati-hatilah dengan tali kekangmu

(6) Ke-57 (IV:89) (6) Wahai Aisyah, Jibril mengucapkan salam kepadamu

(7) Ke-42 (IV:67-68) (5) dan ketika kami duduk bersama beliau

Dari contoh di atas, terdapat satuan lingual ber-PP2 yang mengisi frasa

preposisi. Contoh analisis frasa preposisi satuan lingual pada teks ke-20 (III:280)

(13) bahwa diantara kamu berdua ada yang bohong. Satuan lingualnya adalah

diantara kamu. hierarki lingualnya adalah frasa preposisi. Dikatakan frasa

preposisi karena salah satu unsurnya mengandung preposisi atau kata depan, yakni

antara dengan ditambahi PP2 kamu, sehingga bentuk frasanya (Prep+PP2). Sama

halnya dengan teks ke-49 dengan tali kekangmu yang terbentuk dari kata depan

dengan, teks ke57 kepadamu terbentuk dari kata depan kepada yang merupakan

penanda tujuan, dan teks ke-42 bersama beliau yang terbentuk dari kata depan

bersama yang dapat digantikan kata depan dengan¸sehingga merupakan bentuk

dari frasa preposisi.

Frasa nomina adalah frasa yang terdiri dari dua kata atau lebih dengan

distribusi nomina. Berikut contoh hierarki lingual ber-PP2 yang mengandung

frasa nomina.

(8) Teks ke-13 (II:106) (8) kamu telah memotong leher temanmu dan

mengatakan itu berkali-kali

(9) Ke-31 (IV:59) (4) engkau telah memotong leher saudaramu

(10) Ke-33 (IV:62) (14) Ya aku hanya tidak mau menyebut namamu

(11) Ke-52 (IV:85) (9) Semoga Allah membrimu petunjuk dan memperbaiki

keluargamu

Berdasarkan contoh di atas, mewakili satuan lingual ber-PP2 yang

berkategori sebagai frasa nomina. Contoh analisis pada teks ke-13 (II:106) (8)

kamu telah memotong leher temanmu dan mengatakan itu berkali-kali. Hierarki

lingualnya adalah frasa nomina karena salah satu unsurnya mengandung kata

(11)

7

orang kamu yang merupakan satuan PP2 bentuk tunggal lekat kanan. Jadi struktur

frasanya (N+PP2). Dari data teks di atas, teks ke-31 saudaramu, ke-33 namamu,

ke-52 keluargamu merupakan satuan lingual ber-PP2 yang berkategori sebagai

frasa nomina karena terbentuk dari kata nomina.

Frasa verba adalah frasa yang terdiri dari dua kata atau lebih yang salah

satu unsurnya merupakan unsur verba. Berikut contoh teks ber-PP2 yang

mengandung frasa verba.

(12) Teks ke-7 (7) saya yakin tak seorangpun bertanya hal ini kepadaku

sebelummu yang sangat ingin tahu akan hal ini

(13) Ke-34 (IV:62-63) (8) semoga Allah selalu membuatmu tertawa, (19)

setan tidak berani menemuimu dengan langkah yang panjang melebihi

langkahmu

(14) Ke-52 (IV:85) (6) semoga Allah merahmatimu,

Berdasarkan contoh di atas terdapat satuan lingual ber-PP2 yang

merupakan bentuk frasa verba, yakni sebelummu, membuatmu, menemuimu,

langkahmu, merahmatimu. Contohnya pada teks ke-34 (IV:62-63) (8) semoga

Allah selalu membuatmu tertawa. Terdapat satuan lingual membuatmu yang

merupakan frasa verba. Dikatakan frasa verba karena salah satu unsurnya

mengandung verba, yakni membuat. Diidentifikasi sebagai frasa verba karena

membuat merupakan peran perbuatan yang telah melakukan suatu perbuatan atau

tindakan. Dari semua frasa tersebut tergolong satuan lingual PP2 bentuk terikat

lekat kanan karena semua frasa diimbuhi –mu yang merupakan persona pertama

tunggal lekat kanan.

Frasa atributif adalah frasa yang salah satu unsurnya mempunyai perilaku

sintaksis yang sama dengan keseluruhannya. Di bawah ini contoh satuan lingual

ber-PP2 yang mengandung frasa atribut.

(15) Teks ke-2 (I:11) (7) bila engkau bersedekah makanan dan mengucapkan

salam kepada orang yang kau kenal dan yang belum kau kenal.

(16) Ke-31 (IV:59) (7) bila seseorang dari kamu memuji hal yang tidak pasti

Berdasarkan contoh di atas, ditemukan tiga satuan lingual ber-PP2 yang

(12)

8

engkau bersedekah makanan dan mengucapkan salam kepada orang yang kamu

kenal dan yang belum kau kenal. Hierarki lingualnya adalah frasa atributif.

Dikatakan frasa atributif karena terdapat kata yang sebelum nomina yang

merupakan PP2. Jadi, struktur frasanya (Fatribut+PP2). Pada teks ke-31 terdapat

satuan lingual seseorang dari kamu dikatakan sebagai frasa atributif karena

keberadaan nomina sebelum nomina. Kata seseorang yang merupakan nomina

dan kamu yang merupakan nomina pula, sehingga dikatakan frasa atributif.

Frasa pronominal modifikatif adalah frasa yang unsurnya merupakan

pronominal yang sifatnya modifikatif mewatasi (Zaidan, 2011). Berikut contoh

satuan lingual ber-PP2 yang mengandung frasa modifikatif.

(17) Ke-15 (II:127) (2) Hati-hatilah kamu sekalian terhadap sangkaan

(18) Ke-18 (II:168) (9) karena kamu sekalian tidak berdoa kepada yang tuli

dan tidak gaib

Contoh analisis data PP2 pada teks ke-15 (II:127) (2) hati-hatilah kamu

sekalian terhadap sangkaan. Hierarki lingualnya adalah frasa pronominal

modifikatif karena terbentuk dari unsur pronominal kedua kamu yang di

modifikatif diimbuhi sekalian, yang apabila keduanya digabungkan menjadi kamu

sekalian akan berbeda artinya dengan posisi PP2 saja atau kamu saja. Jadi struktur

frasanya (PP2+Modifikasi).

2. Tataran Fungsi yang Mengisi Satuan Lingual Ber-PP2

Fungsi merupakan satuan gramatikal di dalam kalimat yang dapat diisi

oleh bentuk atau makna tertentu. Fungsi kalimat tersebut meliputi subjek,

predikat, pelengkap objek, atribut subjek, dan keterangan.

Satuan lingual PP2 pengisi fungsi subjek. Subjek adalah fungsi sintaksis

yang dapat berdiri sendiri berupa kata benda yang dibendakan. Di bawah ini

contoh satuan lingual yang mengisi fungsi subjek.

(1) Teks ke- Ke-2 (I:11) Bila engkau bersedekah dan mengucapkan salam

kepadaku

(2) Ke-13 (II:106) (7) Celaka kamu, (8) kamu telah memotong leher temanmu,

(13)

9

(4) Ke-19 (III:251) (5) Takutlah kamu sekalian akan prasangka, (6) jadilah

kamu sekalian bersaudara

Contoh analisis data PP2 yang mengisi fungsi subjek pada teks ke-13

(II:106) (1) Celaka kamu. Kata kamu menduduki fungsi subjek yang berposisi di

sebelah kanan predikat atau setelah predikat. Salah satu ciri subjek adalah dapat

menjawab kata tanya “siapa?”, dan jawabannya adalah kamu. Pada klausa

tersebut berstruktur PS. Struktur PS dapat diubah atau dibalik menjadi SP

sehingga berbunyi kamu celaka. Fungsi subjek pada contoh di atas tidak selalu

berada diawal klausa, namun dapat berposisi ditengah ataupun diakhir klausa.

Dari contoh di atas ditemukan kata engkau, kamu,dirimu, dan kamu sekalian yang

merupakan satuan lingual ber-PP2 dengan bentuk tunggal.

Satuan lingual ber-PP2 pengisi fungsi predikat. Predikat adalah bagian

klausa yang menandai apa yang dinyatakan oleh pembicaraan mengenai subjek.

Berikut contoh satuan lingual pengisi predikat.

(5) Teks ke-34 (IV:62-63) (8) Semoga Allah selalu membuatmu tertawa

(6) Ke-34 (IV:62-63) (19) setan tidak berani menemuimu dengan langkah

yang panjang melebihi langkahmu

(7) Ke-52 (IV:85) (6) Semoga Allah merahmatimu

(8) Ke-52 (IV:85) (9) Semoga Allaah memberimu petunjuk dan memperbaiki

keluargamu

Contoh analisis data PP2 pengisis fungsi P pada teks ke-34 (IV:62-63)

(19) Semoga Allah selalu membuatmu tertawa. Teks tersebut menduduki fungsi

predikat yang berada di akhir klausa sebelum objek. Teks tersebut diidentifikasi

sebagai predikat karena dapat memungkinkannya disertai kata-kata aspek seperti

akan, sehingga berbunyi Semoga Allah akan membuatmu tertawa. Dari contoh di

atas ditemukan lima teks yang mengandung satuan lingual ber-PP2 yang

menduduki fungsi predikat, yakni kata membuatmu, menemuimu, memberimu,

dan merahmatimu. Dari frasa-frasa tersebut distribusi predikat tidak selalu berada

ditengah, namun ada yang dibelakang. Posisi predikat ini biasanya selalu

(14)

10

Satuan lingual ber-PP2 pengisi fungsi objek. Objek adalah bagian dari

verba yang menjadi predikat di dalam suatu klausa. Berikut data yang menduduki

fungsi objek.

(9) Teks ke-13 (II:106) (8) kamu telah memotong leher temanmu dan

mengatakan itu berkali-kali.

(10)Teks ke-34 (IV:62-63) (19) setan tidak berani menemuimu dengan

langkah yang panjang melebihi langkahmu

Berdasarkan contoh di atas, ditemukan dua satuan lingual ber-PP2 yang

menduduki fungsi objek, yakni leher temanmu dan langkahmu. Analisis satuan

lingual ber-PP2 pengisi fungsi pelengkap objek pada teks ke-13 (II:106) (8) kamu

telah memotong leher temanmu dan mengatakan itu berkali-kali. Pada teks

tersebut terdapat satuan lingual ber-PP2 yang menduduki fungsi objek, yakni

leher temanmu. Frasa leher temanmu diidentifikasi sebagai objek karena

merupakan penyerta pada objek. Selain itu juga merupakan wujud objek yang

berupa nomina atau frasa nomina. Distribusi objek tersebut berada ditengah

klausa. Keduanya sama-sama mengisi peran penderita. Kata leher temanmu dan

langkahmu terbentuk dari kata nomina dan penambahan enklitik –mu yang

merupakan kata ganti kamu yang tergolong pronominal persona kedua tunggal.

Satuan lingual ber-PP2 pengisi fungsi atribut subjek. Atribut subjek adalah

atribut yang berada sesudah atau sebelum subjek. Artinya posisi atribut

kalimatnya tergolong kalimat nomina. Seperti contoh di bawah ini.

(11) Teks ke-31 (IV:59) (7) Bila seseorang dari kamu memuji hal yang tidak

pasti.

Pada contoh di atas fungsi atribut subjek berada pada dari kamu.

Diidentifikasi sebagai atribut subjek karena frasa dari kamu berada setelah

kalimat nomina seseorang, jadi frasa tersebut bersifat nomina yang bersifat

atributif dan memiliki unsur inti yang berupa nomina atau frasa nomina.

Satuan lingual ber-PP2 pengisi fungsi keterangan. Keterangan merupakan

unsur yang dimungkinkan dalam kalimat. Sebagai bagian kalimat, keterangan

merupakan unsur inti, atau bukan bagian inti kalimat. Karena bukan bagian inti,

(15)

11

frasa atau berupa klausa. Berikut contoh satuan lingual yang mengisi fungsi

keterangan.

(12) Teks ke-42 (IV:67-68) (5) dan ketika itu kami duduk bersama beliau.

(13) Ke-47 (IV:74) (3) ejeklah mereka dan semoga Jibril bersamamu

Dari contoh di atas terdapat satuan lingual ber-PP2 yang mengisi fungsi

keterangan, yakni bersama beliau. Diidentifikasi sebagai keterangan karena kata

bersama dapat digantikan kata dengan yang merupakan preposisi, sehingga

berbunyi dengan beliau. Preposisi selalu menduduki fungsi keterangan sehingga

kata bersama dan dengan bisa saling digantikan. Pada teks ke-47 terdapat kata

bersamamu yang terdiri dari kata bersama dan enklitik –mu yang merupakan

bentuk satuan lingual PP2 kamu yang diklasifikasikan sebagai pronomina persona

kedua tunggal lekat kanan.

3. Tataran Peran yang Mengisi Satuan Lingual Ber-PP2

Peran atau makna adalah unsur yang bersangkutan dalam kalimat atau

makna unsur pengisi fungsi sebuah kalimat. Dalam menganalisis makna

unsur-unsur kalimat juga berpijak dalam fungsi unsur-unsur kalimat. Analisis makna tidak

selalu dilakukan terhadap kata secara terpisah, tetapi dilakukan terhadap kata-kata

yang telah menduduki fungsi tertentu dalam sebuah kalimat. Jadi maknaa tidak

terlepas dari fungsi sebuah kalimat. Berikut ada beberapa teks yang dianalisis

yang mengisi peran tertentu yang disebutkan di bawah ini.

Satuan lingual ber-PP2 yang mengisi peran pelaku. Peran pelaku adalah

subjek kalimat yang mengisi peran pelaku, artinya unsur yang melakukan

perbuatan yang disebutkan pada predikat. Di bawah ini satuan lingual ber-PP2

yang mengisi peran pelaku.

(1) Teks ke- Ke-2 (I:11) Bila engkau bersedekah dan mengucapkan salam

kepadaku

(2) Ke-13 (II:106) (7) Celaka kamu, (8) kamu telah memotong leher temanmu,

(3) Ke-14 (II:106) (8) Engkau telah menghancurkan atau memotong

punggung orang itu

(16)

12

Contoh analisis satuan lingual ber-PP2 di atas mewakili klausa yang

mengisi peran pelaku pada teks ke-58 (IV:89) (4) saya mendatangi Nabi SAW.

Terdapat satuan lingual yang mengisi peran pelaku, yakni saya. Kedudukan saya

sebagai subjek, artinya subjek yang menjadi peran pelaku yang dijelaskan pada

predikat mendatangi. Maksudnya pelaku melakukan suatu tindakan atau

perbuatan yakni mendatangi Nabi SAW. Peran pelaku ini menduduki fungsi

subjek karena merupakan unsur yang melakukan sesuatu yang dijelaskan predikat.

Distribusi peran pelaku sebagai subjek tidak selalu berada diawal klausa, namun

terkadang berposisi ditengah maupun diakhir klausa. Jadi peran pelaku selalu

menduduki subjek dan berkaitan dengan predikat.

Satuan lingual ber-PP2 yang mengisi peran pengalam. Peran pengalam

adalah peran yang dinyatakan oleh kata atau frasa yang mengalami keadaan yang

dinyatakan oleh predikatperan ini berdampingan dengan peran keadaan. Di bawah

ini data teks ber-PP2 yang mengisi peran pengalam.

(5) Teks ke-18 (II:168) (3) kami bersama Rasulullah SAW, (5) suara kami

meninggi

(6) Ke-18 (IV:62-63) (18) demi jiwaku yang ada ditangannya

(7) Ke-51 (IV:78) (4) diriku jelek tak berguna

(8) Ke-13 (II:106) (7) celaka kamu

(9) Ke-15 (II:127) (2) Hati-hatilah kamu sekalian terhadap sangkaan

Berdasarkan contoh di atas, terdapat satuan lingual ber-PP2 yang mengisi

peran pengalam, yakni kami, suara kami, jiwaku, diriku, kamu, dan kamu

sekalian. Misalnya pada contoh teks ke-51 (IV:78) (4) diriku jelek tak berguna.

Terdapat satuan lingual yang mengisi peran pengalam, yakni diriku. Dikatakan

peran pengalam karena kata diriku mengalami keadaan yang dinyatakan pada

predikat, yakni jelek tak berguna. Dari data tersebut peran pengalam mengisi

fungsi subjek, peran pengalam ini biasanya berdampingan dengan peran keadan,

dan peran keadaan ini biasanya mengisi fungsi predikat. Jadi peran pengalam dan

keadaan selalu berdampingan, seperti halnya subjek dan predikat, subjek sebagai

(17)

13

Satuan lingual ber-PP2 yang mengisi peran perbuatan. Peran perbuatan

dapat diidentifikasikan dengan mempertanyakan dengan kata sedang mengapa?

Atau diapakan. Contoh klausa ber-PP2 yang mengisi peran perbuatan.

(10) Teks ke-34 (IV:62:63) (8) Semoga Allah selalu membuatmu tertawa

(11) Ke-34 (IV:62-63) (19) Setan tidak berani menemuimu dengan langkah

yang panjang melebihi langkahmu

(12) Ke-50 (IV:77) (6) Aku memberimu teka-teki tentang hal yang jelek

Berdasarkan teks di atas terdapat satuan lingual ber-PP2 yang mengisi peran

perbuatan, yakni membuatmu, menemuimu, dan memberimu. Unsur predikat

klausa (teks ke-34) membuatmu, menemuimu yang mengisi peran perbuatan

dengan fungsi predikat, teks ke-50 memberimu yang mengisi fungsi predikat.

Satuan lingual ber-PP2 yang mengisi peran perbandingan. Peran

perbandingan ditandai dengan penggunakan kata seperti, sebagai, antara, dll.

Perbandingan juga menunjukkan kesamaan atau kemiripan. Data teks yang

mengisi peran perbandingan.

(13) Ke-20 (III:280) (13) bahwa di antara kamu berdua ada yang bohong

(14) Ke-52 (IV:85) (4) Apabila salah seorang di antara kamu bersin

Berdasarkan data teks terbut ditemukan kata diantara kamu yang mengisi

peran perbandingan. Pada data teks ke-20 kata diantara kamu membandingan

antara orang satu dengan satunya ada yang bohong, teks ke-51 membandingkan

seseorang yang berkata ‘khabisa nafsi’, dan teks ke-52 menyatakan peran perbandingan antara orang yang satu dengan satunya ada yang bersin.

Satuan lingual ber-PP2 yang mengisi peran kesertaan. Peran kesertaann

adalah peran atau makna yang terdapat pada unsur klausa yang menyatakan

seseorang ikut serta dalam suatu aktivitas perbuatan yang dilakukan oleh predikat.

Di bawah ini data PP2 yang mengisi peran kesertaan.

(15) Ke-42 (IV:67-68) dan ketika itu kami duduk bersama beliau

(16) Ke-47 (IV:74) (4) ejeklah mereka dan semoga Jibril bersamamu

Dari contoh di atas, ditemukan satuan lingual ber-PP2 yang mengisi peran

kesertaan, yakni bersama beliau dan bersamamu. Contohnya pada teks ke-42

(18)

14

bersama beliau. Satuan lingual tersebut memiliki peran kesertaan karena

menyatakan seseorang yang ikut serta dalam aktifitas yang dilakukan oleh

predikat, yakni duduk. Satuan lingual bersama beliau dan bersamamu dapat

digantikan dengan beserta, sehingga berbunyi beserta beliau dan bersertamu.

Oleh sebab itu keduanya dikatakan satuan lingual ber-PP2 yang mengisi peran

kesertaan.

Satuan lingual ber-PP2 yang mengisi peran cara. Makna ‘cara’ biasanya

menyatakan fungsi keterangan cara. Dikatakan keterangan cara karena dapat

disisipi kata dengan yang merupakan makna cara. Seperti pada teks di bawah.

(17) Teks ke-7 (5) wahai Rasulullah, Siapakah orang yang paling bahagia

dengan pertolonganmu di hari kiamat

Dari teks di atas, terdapat satuan lingual yang mengisi makna ‘cara’ dan

menduduki fungsi keterangan cara, yakni dengan pertolonganmu. Makna cara ini

biasanya merupakan makna perkecualian. Seperti pada teks ke-7 (5) menyatakan

unsur klausa perkecualian, yakni orang yang akan bahagia hanya

orang yang mengucapkan La illaha illallah di hari kiamat. Kecuali, bagi

orang-orang yang tidak mengucapkan La illaha illallah di hari kiamat, ia tidak akan

bahagia. Keterangan cara ini di belakang kata dengan merupakan Adjektifa dan

enklitik –mu yang merupakan kata ganti orang kamu bentuk tunggal sehingga

menjadi frasa dengan pertolonganmu yang mengisi peran cara atau perkecualian.

Satuan lingual yang mengisi peran waktu. Peran waktu biasanya menjadi

jawaban atas pertanyaan kapan atau bilamana. Peran waktu ini juga biasanya

mengisi fungsi keterangan waktu.

(18) Teks ke-7 (7) saya yakin tak seorangpun bertanya hal ini kepadaku

sebelummu yang sangat ingin tahu

Berdasarkan contoh di atas, makna tempat pada klausa teks ke-7 (7)

ditunjukkan penggunaan frasa sebelummu yang terdiri dari sebelum dan enklitik

mu. Frasa sebelummu dikatakan mengisi peran waktu karena dapat

mempertanyakan kapan. Makna waktu pada kata sebelum juga dapat digantikan

dengan, misalnya sekarang, pada saat itu, dll. Oleh sebab itu, frasa sebelummu

(19)

15

Hasil analisis satuan lingual yang mengandung PP2 pada TTH dalam

penelitian ini ada tiga. Pertama, hierarki linguistik yang ditemukan yang

mengandung PP2 adalah berupa kata dan frasa. Kategori kata yang berupa kata

nomina dan kata verba, begitu pula dengan kategori frasa yang berupa frasa

preposisi, frasa verba, frasa adjektiva, frasa nomina, frasa atributif dan frasa

modifikatif. Kedua, Fungsi yang ditemukan oleh satuan lingual PP2 pada TTH

meliputi fungsi subjek, predikat, objek, dan keterangan. Ketiga, Peran yang diisi

oleh satuan lingual yang mengandung PP2 pada TTH meliputi peran pelaku, peran

pengalam, peran tujuan/arah, peran cara/sifat, peran penjelas, peran keterangan

waktu, peran kesertaan dan peran perbandingan.

Hasil temuan terkait dengan wujud kategori, fungsi, dan peran pada

satuan lingual ber-PP2 dalam penelitian ini sebagai berikut.

- Kamu

- Engkau

- Kamu sekalian

KATA

WUJUD

KATEGOR I

PERAN FUNGSI

Nomina

- Subjek

- Objek

- Atribut subjek

- Keterangan

- Pelaku

- Pengalam

- Perbuatan

- Perbandingan

- Kesertaan

- Cara

(20)

16

Dari hasil analisis dan temuan diatas terdapat perbedaan dan persamaan

penelitian terdahulu dengan penelitian ini. Penelitian terdahulu yang dimaksud

adalah Penelitian Icuk Prayogi (2012) dalam artikelnya tentang “Klitik

Pronomina Dalam Bahasa Indonesia”. Adapun persamaan dan perbedaan dari

penelitian Prayogi (2012) dengan penelitian ini. Persamaannya adalah keduanya

meneliti pronominal persona. Perbedaannya adalah penelitian ini tidak hanya

meneliti klitik, namun lebih lengkap dan rinci. FRASA

WUJUD

- Subjek

- Objek

- Atribut subjek

- Keterangan

- FN (frasa nomina)

- FPrep (frasa preposisi)

- FV (frasa verba)

- Bersamamu

- Langkahmu

- Membuatmu

- Merahmatimu

- Pertolonganmu

PERAN FUNGSI KATEGORI

- Pelaku

- Pengalam

- Perbuatan

- Perbandingan

- Kesertaan

- Cara

(21)

17

Penelitian Alauddin (2008) berjudul “Pronomina Persona Bahasa Jawa di Kabupaten Lamongan Jawa Timur”. Penelitian ini mengkaji bentuk pronomina

persona bahasa Jawa dengan menggunakan tataran fungsi , bentuk, dan makna

semantik. Terdapat persamaan dan perbedaan dalam penelitian Alauddin (2008)

dengan penelitian ini. Persamaannya adalah keduanya meneliti pronomina

persona. Adapun perbedaan dalam penelitian Alauddin selain menganalisisnya

menggunakan tataran sintaksis juga menggunakan tataran semantik (makna).

SIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, dihasilkan tiga simpulan.

Pertama, hierarki linguistik yang ditemukan pada satuan lingual ber-PP2 adalah

kata (nomina) dan frasa (preposisi, nomina, verba, atribut, dan modifikatif).

Kedua, fungsi yang ditemukan oleh satuan lingual ber- PP2 meliputi fungsi

(subjek, predikat, objek, atribut subjek, dan keterangan. Ketiga, peran yang diisi

oleh satuan lingual ber-PP2 mengisi peran (pelaku, pengalam, perbuatan,

perbandingan, kesertaan, cara, dan waktu).

DAFTAR PUSTAKA

Alauddin. 2008. Pronomina Persona Bahasa Jawa di Kabupaten Lamongan Jawa Timur (Kajian Bentuk, Fungsi, dan Makna). Tesis. Surakarta: Universitas Sebelas Maret

Chaer, Abdul. 2009. Sintaksis Bahasa Indonesia (Pendekatan Proses). Jakarta: PT Rineka Cipta

Prayogi, Icuk. 2012. “Klitik Pronomina dalam Bahasa Indonesia”. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada. xvi, 121 p., bibl., ills., 29 cm.

Lapoliwa, Hans. 1990. Klausa Pemerlengkapan dalam Bahasa Indonesia (Suatu Tinjauan Sintaksis dan Semantik. Yogyakarta: Kanisus (anggota IKAPI). Markhamah. 2010. Sintaksis 2 Keselarasan Fungsi, Kategori dan Peran dalam

Klausa. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Press.

_________. 2011. Ragam dan Analisis Kalimat Bahasa Indonesia. Surakarta: Muhammadiyah University Press.

Sukini. 2010. Sintaksis (Sebuah Panduan Praktis). Surakarta: Yuma Pustaka Zaidan, Dwi Rohman. 2011. Linguistik. http:bahasaIndonesia.com. Diakses pada

Referensi

Dokumen terkait

1) Pola satuan lingual berpronomina persona ketiga pengisi fungsi subjek merupakan satuan lingual berpronomina persona ketiga yang berkategori nomina atau frasa nomina

Pada penelitian kali ini, peneliti akan lebih memperdalam kajian dengan membandingkan teks terjemahan Alquran dan teks terjemahan hadis pada satuan lingual yang

mengetahui Kategori, Fungsi dan Peran pada Satuan Lingual yang mengandung. Pronomina Persona Pertama

Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat membantu pembaca untuk mengetahui kategori, fungsi dan peran pada satuan lingual yang mengandung pronomina persona kedua pada

Tujuan penelitian tahun I mengkaji penggunaan satuan lingual yang mengandung pronomina pada teks terjemahan Alquran, yang meliputi: (1) mengkaji dan menentukan hierarkhi linguistik

Satuan lingual yang berpronomina persona frasa meliputi FN, F Prep, FV, F Atr (2) Fungsi yang diduduki oleh satuan lingual yang mengandung pronomina persona pertama pada

Satuan lingual yang berpronomina persona frasa meliputi FN, F Prep, FV, F Atr (2) Fungsi yang diduduki oleh satuan lingual yang mengandung pronomina persona pertama pada

Pada teks ke-47 terdapat kata bersamamu yang terdiri dari kata bersama dan enklitik –mu yang merupakan bentuk satuan lingual PP2 kamu yang diklasifikasikan