• Tidak ada hasil yang ditemukan

TARI KESUME GAYO PADA MASYARAKAT GAYO KABUPATEN ACEH TENGAH TINJAUAN TERHADAP BENTUK.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TARI KESUME GAYO PADA MASYARAKAT GAYO KABUPATEN ACEH TENGAH TINJAUAN TERHADAP BENTUK."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

TARI KESUME GAYO PADA MASYARAKAT GAYO

KABUPATEN ACEH TENGAH TINJAUAN

TERHADAP BENTUK

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

Wahyu Desiana Syahzuar

NIM. 209342067

JURUSAN SENDRATASIK

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa

memberikan rahmat dan hidayah-Nya serta kesehatan sehingga penulis dapat

menyelesaikan Skripsi ini dengan judul “Tari Kesume Gayo Pada Masyarakat Gayo Kabupaten Aceh Tengah TinjauanTerhadapBentuk”. Skripsi ini dibuat

sebagai persyaratan yang telah ditetapkan untuk meraih gelar Sarjana Pendidikan

di Jurusan Sendratasik Program Studi Pendidikan Seni Tari di UNIMED.

Penulis sadar akan ketidak sempurnaan Skripsi ini, baik dari segi

penulisan, tata bahasa dan penyampaian ide penulis. Dalam menyelesaikan

Skripsi ini penulis banyak menghadapi hambatan dan rintangan, akan tetapi berkat

dorongan, semangat dan doa dari berbagai pihak maka penulis termotivasi untuk

menyelesaikan Skripsi ini. Penulis juga ingin mengucapkan terimakasih yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si, selaku Rektor Universitas Negeri Medan.

2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum, selaku Dekan Fakultas Bahasa dan Seni.

3. Dra. Tuti Rahayu, M.Si, selaku Ketua Jurusan Sendratasik, sekaligus Dosen

Pembimbing Skripsi I.

4. Nurwani, S.S.T, M.Hum, selaku Ketua Program Studi

5. Iskandar Muda,S.Sn,M.Sn, selaku Dosen Pembimbing Skripsi

6. Bapak / Ibu Dosen Prodi Seni Tari yang telah memberikan ilmu dan kasih

sayang selama proses pembelajaran berlangsung.

7. Kedua orang tua penulis Ibunda Tercinta Siti Rohana S.Pd dan Ayahanda

(7)

iii

8. Suami tercinta Qori Ananda Azhari Hasibuan S.Pdi dan Anak tersayang

Nazara Fathiya Azzaahra Hasibuan dan keluarga yang telah memberikan

kasih sayang dan doa kepada saya.

9. Untuk kakak dan adik tersayang dan teman-teman seperjuangan Masika,

Chika Kartika, Risti, Desi, Nita, Magfira Bintang, Selvi dan untuk semua

pihak yang terlibat dalam penyelesaian Skripsi ini yang tidak bisa disebutkan

satu-persatu, terimakasih untuk segalanya.

Penulis berharap semoga kebaikan yang telah diberikan mendapat balasan

dari Tuhan Yang Maha Esa dengan balasan berlipat ganda. Untuk itu penulis

mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca. Semoga

Skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, September 2014

Penulis,

(8)

ABSTRAK

Wahyu Desiana Syahzuar, NIM 209342067. Tari Kesume Gayo Pada Masyarakat Gayo Kabupaten Aceh Tengah Tinjauan Terhadap Bentuk. Skripsi. Jurusan Sendratasik. Program Studi Pendidikan Seni Tari. Fakultas Bahasa dan Seni. Universitas Negeri Medan. 2014

Tujuan penelitian ini adalah untuk membahas tentang sejarah dan bentuk yang terdapat pada tari

Kesume Gayo. Landasan teoritis yang digunakan untuk membahas penelitian ini adalah

menggunakan teori-teori yang berhubungan dengan topik seperti teori asal-usul, dan teori bentuk. Waktu penelitian dilakukan selama 2 bulan yaitu bulan Mei 2014 sampai dengan Juli 2014. Lokasi penelitian ini dilakukan di daerah Takengon Kabupaten Aceh Tengah. Metode yang digunakan untuk membahas bentuk tari Kesume Gayo menggunakan metode deskriptif kualitatif. Populasi dalam penelitian ini sekaligus sebagai sampel yaitu narasumber, pegawai dinas kebudayaan Kabupaten Aceh Tengah,dan seniman yang mengetahui tentang bentuk dari tari Kesume Gayo. Tehnik pengumpulan data meliputi studi kepustakaan, observasi, wawancara dan dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian yang di lakukan maka dapat di simpulkan secara garis besar bahwa asal-usul tari Kesume Gayo pada Masyarakat Gayo kabupaten Aceh Tengah, diciptakan oleh Alm.A.R. Moese dan YusRetno pada tahun 1961 dan pernah ditarikan di Istana Negara pada tahun 1970 dan 1980. Selain itu pernah ditarikan pada PKA yang ke-3 pada tahun 1988. Terciptanya Tari Kesume Gayo terinspirasi dari kegiatan bersawah sampai memanen padi. Adapun susunan dan bentuk tarian Kesume Gayo mengacu pada hubungan saling mempengaruhi antara elemen-elemen yang digunakan yaitu gerak, tema, iringan musik, tata busana, tat arias, properti dan tempat pementasan. Adapun bentuk tari Kesume Gayo terdiri dari: munemah niu,

munorohen nemah, munuet rom hasil muneling,munuet niu, mulingang, munuet rom ari kuen kiri, remalan mumeltek kuen-kiri, remalan berkeliling, muluahen opoh panyang, mugerbessen opoh ,munyelok kelubong, munengon pumu kuen kiri, mumuter, munuet rom i toyuh, munuet rom i niu, munuet niu male munampi, Munatang nge niu mari munampi , munatang nge niu nemah ulak tampi. Adapun iringan yang digunakan berupa iringan alat musik tradisi Gayo seperti gegedem, suling, cimbel, dan keybord. Pakaiannya memakai baju Kerawang Gayo, kain kerawang dan penutup kepala (kelubong). Pada tari Kesume Gayo properti yang digunakan

berupa tampah yang dalam bahasa Gayo nya adalah “niu”.

(9)

iv

B.IdentifikasiMasalah ... 4

C.PembatasanMasalah ... 5

D.RumusanMasalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. ManfaatPenelitian ... 7

BAB II : LANDASAN TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL ... 9

C.PopulasidanSampelPenelitian ... 14

(10)

v

2. SampelPenelitian ... 15

D.TeknikPengumpulan Data ... 15

1. Observasi ... 16

2. Wawancara ... 16

3. Studi Kepustakaan ... 17

4. Dokumentasi ... 19

E. TeknikAnalisis Data ... 20

BAB IV: HASIL DAN PEMBAHASAN ... 21

A.GambaranUmumMasyarakatGayo ... 21

B.Asal-usulTariKesumeGayo ... 23

C.BentukTariKesumeGayo ... 27

1. Gerak ... 42

2. Tema ... 58

3. MusikPengiring ... 58

4. Busana ... 62

5. Tata Rias... 64

6. Properti ... 64

7. TempatPementasan ... 65

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN ... 66

A.Kesimpulan ... 66

B.Saran ... 67

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Gegedem (Gendang) ... 59

Gambar 4.2 Cymbal ... 59

Gambar 4.3 Keyboard ... 60

Gambar 4.4 Suling ... 60

Gambar 4.5 BusanaTariKesumeGayo ... 63

Gambar 4.6 Tampah (Niu) ... 64

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Glosarium ... 71

Lampiran 2. DaftarRiwayatHidupPenulis ... 72

Lampiran 3. BiodataNarasumber ... 73

Lampiran 4. DaftarPertanyaanWawancaraNarasumber ... 74

(13)

1

(etnis).Keanekaragaman kesenian Indonesia patut kita banggakan, karena

Indonesia memiliki kekayaan kesenian dari berbagai macam suku bangsanya.

Indonesia memiliki ciri khas dan keunikan yang berbeda-bedadari masing-masing

keseniannya. Salah satu kesenian tersebut adalah tari tradisional yang awalnya

merupakan bagian dari kebiasaan masyarakat terdahulu. Seni tari merupakan salah

satu cabang seni yang menjadi perhatian dan dipelihara oleh setiap etnis.

Setiap daerah berupaya menjaga, melestarikan kesenian dan kebudayaan

yang mereka miliki dengan cara menerapkannya dalam kehidupan

sehari-hari.Hampir semua suku di Indonesia menjadikan tari sebagai sarana untuk

menyalurkan ekspresi, dan pengalaman masyarakat dalam kehidupan.Salah

satunya kesenian masyarakat di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Dilihat dari

letak geografisnya, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam terbagi ke dalam dua

kelompok, yakni masyarakat pesisir (Maritim) dan masyarakat pegunungan

(Agraris) ataupun pedalaman. Salah satu daerah yang termasuk ke dalam

masyarakat pegunungan adalah masyarakat Gayo yang berada di Aceh Tengah,

Aceh Tenggara, Bener Meriah, dan Gayo Lues. (3/03/2014

http://id.wikipedia.org/wiki/Suku-Gayo).

Suku Gayo mendiami tiga kabupaten yaitu Kabupaten Aceh Tengah,

(14)

2

beberapa desa yang adadi Aceh yaitu, Kabupaten Aceh Tenggara, KabupatenAceh

Tamiang, Kecamatan Beutong di Kabupaten Nagan Raya dan Kecamatan Serba Jadi di

Kabupaten Aceh Timur. Kabupaten Aceh Tengah adalah satu Kabupaten yang berada di

provinsi, ibukotanya adalah Takengon.Sebuah kota kecil berudara sejuk yang berada di dataran

tinggi Gayo disalah satu bagian pegunungan, Bukit Barisan yang membentang sepanjang Pulau

Sumatera.

Takengon mempunyai potensi alam yang cukup tinggi. Hal ini dikarenakan tanah yang

subur, curah hujan yang cukup, serta letak yang cukup strategi, sehingga masyarakat banyak

yang bercocok tanam dan bersawah. Mata pencaharian utama masyarakat Gayo adalah bertani

sawah dan berkebun, dengan hasil utamanya pada saat ini adalah kopi yang biasa dikenal sebutan

Kopi Gayo. MasyarakatGayo jugamengembangkankerajinan membuat keramik, menganyam,

dan menenun.

Kerajinan lain yang cukup mendapat perhatian adalah kerajinan membuat sulaman

kerawang Gayo, dengan motif yang khasnya. Setiap daerah dari masing-masing Kabupaten

memiliki kesenian yang berbeda-beda.Salah satunya seni tari yang berada di daerah Kabupaten

Aceh Tengah.Dalamseluruh segi kehidupan, masyarakat Gayo memiliki dan membudayakan

sejumlah nilai budaya sebagai acuan tingkah laku untuk mencapai ketertiban, disiplin,

kesetiakawanan, gotong royong, dan rajin.Nilai-nilai ini diwujudkan dalam berbagai aspek

kehidupan, seperti dalam bidang ekonomi, kesenian, kekerabatan, dan pendidikan.

Sumber dari nilai-nilai tersebut adalah agama islam serta adat setempat yang dianut oleh

seluruh Masyarakat Gayo.Masyarakat Gayo memiliki bentuk kesenian yang berciri khas sendiri.

(15)

3

Tengah yaitu Tari Guel, Tari Munalo, seni betutur yang disebut Didong, Tari Tuah Kukur, Tari

Resam Berume dan salah satunya Tari Kesume Gayo. (3/03/2014

http://www.google.com/search?q=latar belakang gayo).

Tari Kesume Gayo merupakan tarian yang menggambarkankegiatansaat membawa hasil

panen padi dari sawah,yang dalam bahasa Gayonya disebut dengan (Munemah rom) hingga

sampai ke tempat tinggal mereka.Didalam tarian ini juga memperlihatkan cara masyarakat Gayo

yang memiliki rasa kesetiakawanan, gotong royong, dan rajin bersawah (munentu). Berawal dari

gerak yang menggambarkan cara membawa padi(Munemah Rom), hingga meletakan beras di

tampah (Niu) hingga membawanya pulang kerumah.Semua kegiatan dilakuan bersama-sama.

Sebagai tanda syukur dan suka cita atas panen yang baru

berakhir,gadis-gadis (sibeberu) memanfaatkankesempatan ini untuk saling bersenda gurau.

Bentuk tariannya pun menggambarkan aktifitas saat membawa hasil panen padi. Adapun

gerakan-gerakannya menggambarkan kegiatan saat membawa padi, meletakanberas ketampi,

menampi beras dan meletakkan hasil panen dan membawanya pulang.Tarian Kesume Gayo ini

terdiri dari beberapa penari wanita yang dalam bahasa Gayonya di sebut “Beberu”. Tari Kesume

Gayo ini digolongkan sebagai tari hiburan atau pertunjukkan, dikarenakan penampilan tari tidak

terikat oleh waktu yang di tentukan.

Tari Kesume Gayo diciptakan oleh Alm. A.R.Moese dan Yus Retnopada tahun 1961. Tari

ini juga pernah dipertunjukkandi Istana Negara pada tahun 1970 dan 1980. Selain itu tari Kesume

Gayo inipernah di tarikan pada saat acara besar Aceh yaitu pada acara PKA (Pekan Raya

Kebudayan Aceh) ketiga pada tahun 1988, dan sampai saat ini tarian ini sering di tampilkan pada

(16)

4

tarian ini sering ditampilkandan berkembang.Penulis akan membahas sebuah pokok bahasan

tentang kesenian tari pada masyarakat Gayo di Aceh Tengah yaituTari Kesume Gayo.(sumber:

berdasarkan dari wawancara dengan narasumber, 22 April 2014).

Berdasarkanuraiandiataspenulismerasatertarikuntukmengangkatmenjadi topik

penelitianyang nantinyaakandibahasdalamlaporanpenulisanini.

Penulisinginmengetahuilebihlanjuttarian

ini.Sejauhinipenulismasihmerasaperluuntukmelakukanpengamatandanobservasilebihdalam.Penul

istertarikuntukmenulisTari Kesume Gayopada masyarakat Gayo Kabupaten Aceh Tengah

Tinjauan Terhadap Bentuk.

B. Identifikasi Masalah

Dalam setiap penelitian sangat perlu diadakannya identifikasi masalah. Hal ini

dilaksanakan, agar peneliti yang dilakukan menjadi terarah serta cakupan masalah yang dibahas

tidak terlalu luas. Identifikasi masalah merupakan hal-hal yang menjadi pertanyaan bagi para

peneliti untuk dicari jawabannya. Identifikasi diperlukan untuk melihat apa-apa saja yang ada

dalam latarbelakang. Munculnya identifikasi masalah berarti adanya upaya untuk mendekatkan

permasalahan sehingga masalah yang dibahas tidak meluas dan melebar.

Dalam identifikasi masalah diharapkan mampu untuk memperkecil batasan-batasan

masalah dan sekaligus lebih mempertajam arah penelitian. M.Hariwijaya dalam Nugrahaningsih

(2012:163) yang menyatakan bahwa :

“Berikutnya adalah mencari titik masalah yang akan dikaji dalam penelitian skripsi anda, sikap kritis dalam menemukan masalah merupakan hal yang penting yang harus dimiliki oleh setiap peneliti,dansuatu penelitian selalu

(17)

5

Adapun yang menjadi identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana Asal Usul Tari Kesume Gayopada masyarakat Gayo Kabupaten Aceh

Tengah?

2. Bagaimana bentuk TariKesume Gayo pada mayarakat Gayo Kabupaten Aceh Tengah ?

3. Bagaimana fungsiTari Kesume Gayo pada masyarakat Gayo Kabupaten Aceh Tengah?

4. BagaimanaperananTari Kesume GayopadaMasyarakatGayoKabupaten Aceh Tengah?

C. Pembatasan Masalah

Dalam hal ini penulis perlu membuat pembatasan masalah, disebabkan luasnya

cangkupan masalah serta terbatasnya dana dan waktu dalam penelitian. Sesuai dengan pendapat

Winarno Surakhmad (1982:32) mengatakan bahwa:

“Sebuah masalah yang dirumuskan terlalu luas tidak perlu dipakai sebagai masalah penyelidikan oleh karna tidak akan pernah jelas batas-batasmasalahnya.pembatas ini perlu bukan saja untuk mempermudah atau menyederhanakan masalah bagi penyelidik tetapi juga untuk menetapkan lebih dulunya segala sesuatu yang di perlukan untuk memecahkan masalah tenaga,waktu,ongkos,dan lain-lain yang

timbul dari rencana tertentu”.

Jadi dengan demikian dari identifikasi permasalahan yang ada maka pembatasan masalah

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana Asal Usul Tari Kesume Gayo pada masyarakat Gayo Kabupaten Aceh

Tengah?

2. Bagaimana bentuk Tari Kesume Gayopada masyarakat Gayo Kabupaten Aceh Tengah?

(18)

6

Menurut Pariata Westra (1981:263) bahwa “Suatu masalah yang terjadi apabilaseseorang

berusaha mencoba suatu tujuan atau percobaannya yang pertama untuk mencapai tujuan itu

hingga berhasil”. Perumusan masalah merupakan salah satu tahap diantara sejumlah tahap

penelitian yang memiliki kedudukan yang sangat penting dalam kegiatan penelitian. Tanpa

perumusan masalah, suatu kegiatan penelitian akan menjadi sia-sia dan bahkan tidak akan

membuahkan hasil.

Berdasarkan uraian latar belakang masalah, identifikasi dan pembatasan masalah, maka

permasalahan di atas dapat dirumuskan sebagai berikut :

”Bagaimana bentuk Tari Kesume Gayo pada masyarakat Gayo Kabupaten Aceh

Tengah”.

E. Tujuan Penelitian

Tujuandalamsebuahpenelitianharusterarahdandirumuskanuntukmendapatkancatatan yang

jelastentanghasil yang akandicapai. Halini sesuaidenganpendapatSuharsimiArikunto (1978:69)

yang menyatakan “Penelitian merupakan rumusankalimat yang menunjukanadanyahasil yang

diperolehsetelahpenelitianiniselesai”.Berhasilatautidaknyasuatupenelitian yang dilakukan

terlihatdaritercapaiatau tidaknya suatutujuan penelitian yang telahditetapkan.

Penulis merumuskan tujuan penelitian adalah sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan Asal Usul TariKesume Gayo masyarakatGayoKabupaten Aceh Tengah

2. Mendeskripsikan bentuk Tari Kesume GayoKabupaten Aceh Tengah

(19)

7

Setiap penelitian yang dilakukan diharapkan akan memberi sumbangan yang bermanfaat

bagi siapa saja.Penelitian juga harus memiliki hasil yang berguna, terutama bagi pengembangan

ilmu, baik bagi diri penulis, maupun lembaga, instansi tertentu, ataupun orang lain yang

membacanya. Apabila penelitian yang dilakukan tidak ada manfaatnya maka hasil penelitian itu

gagal tentunya.Untuk itu berdasarkan kajian yang akan diteliti nantinya, maka dapat diambil

beberapa manfaat yang bisa menjadi pedoman dan informasi bagi pembaca.

Berdasarkan tujuan penelitan yang dicapai pasti akan mendatangkan manfaat.Manfaat

dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Sebagai bahan referensi untuk menjadi acuan pada penelitian yang relevan di kemudian

hari.

2. Sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan Studi Sarjana(S1)diProgram Seni

TariFakultas Bahasa dan SeniUniversitas Negeri Medan.

3. Sebagai masukan bagi penulis dalam menambah pengetahuan,wawasan mengenai tari

KesumeGayo tersebut.

4. Hasil penelitian ini bermanfaat sebagai bahan referensi untuk menambah khasanah ilmu

pengetahuan seni tari di perpustakaan.

5. Dapat menjadi inpirasi untuk mengembangkan kesenian daerah Gayo terutama seni tari

bagi dosen ataupun seniman daerah.

6. Sebagai penambah pengetahuan bagi mahasiswa tentang etnis Gayo khususnya tentang

(20)

1

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari yang telah diteliti dan diuraikan yang sudah dijelaskan dari latar

belakang sampai dengan pembahasan, maka penulis dapat menyimpulkan dari

keseluruhan hasil penelitian Tari Kesume Gayo pada masyarakat Aceh Tengah

Tinjauan terhadap Bentuk.

1. Tari Kesume Gayo adalah tari yang menggambarkan disaat panen tiba di

mana beberapa gadis yang ditugaskan untuk mengangkat hasil panen, dan

mengungkapkan rasa kegembiraan disaat panen. Dengan rasa bersyukur

mendapat kan berkat pada saat panen, mulai dari saat sebelum berangkat

panen hingga menapi hasil panen.

2. Tari Kesume Gayo pertama kali diciptakan pada tahun 1961 pernah

dipertunjukkan di Istana Negara pada tahun 1970-1980, dan pernah

dipertunjukkan pada acara besar di Kutaraja (Banda Aceh) dalam lomba

PKA (Pekan Kebudayaan Aceh) yang ke-3 tahun 1988.

3. Bentuk dalam tari Kesume Gayo terdapat beberapa tahapan-tahapan gerak

seperti: munemah niu, munorohen nemah, munuet rom hasil

muneling,munuet niu, mulingang, munuet rom ari kuen kiri, munuet rom

ari kuen kiri i bubuni arab kuen orom kiri, remalan mumeltek kuen-kiri,

remalan berkeliling, muluahen opoh panyang, mugerbessen opoh

(21)

2

4. toyuh, munuet rom i niu, munuet niu male munampi, Munatang nge niu

mari munampi , munatang nge niu nemah ulak, munemah Ulak tampi.

5. Tari Kesume Gayo adalah tari yang terdiri dari 7 penari wanita.

6. Didalam Tari Kesume Gayo iringan yang digunakan tidak mengunakan

vokal hanya ada musik pengiring dan memakai alat musik tradisi Gayo

seperti gegedem, suling dan juga alat musik modern cymbal dan keybaord

7. Busana yang dipakai pada penari wanita baju Kerawang dan rok

Kerawang panjang, penutup kepala (kelubong).

B. Saran

Dari bebarapa kesimpulan hasil penelitan, maka dapat diajukan

syarat-syarat sebagai berikut :

1. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi para peneliti selanjutnya yang

ingin membahas lebih jauh lagi masalah-masalah lain yang belum sempat

dibahas oleh peneliti.

2. Peneliti berharap kepada pihak yang berwenang untuk tetap menjaga

kelestarian tari Kesume Gayo agar bisa diwariskan kepada generasi

selanjutnya, sehingga kebudayaan ini tidak akan punah dimakan waktu

dan masih bisa dipertunjukkan kembali.

3. Diharapkan bagi seluruh masyarakat Gayo agar tetap bersama-sama

menjaga dan melestarikan apa yang telah diwariskan oleh leluhur kita.

(22)

3

yang tidak terhingga nilainya. Menjaga warisan leluhur berarti juga

menjaga identitas bangsa dimata dunia.

4. Meningkatkan minat generasi muda untuk mencintai dan mengenal budaya

kesenian tradisional masyarakat Gayo agar tidak dikalahkan dengan

(23)

69

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Matius. 2004. PelajaranSeniMusikMelaluiPengalamanMusik. Bandung :ProyekDitjenDikdasmen, Depdikbud.

Ali, Muhammad. (1987). PenelitianPendidikan, Prosedur, danStrategiJakarta :PustakaAmani

AmanFinan,A.R.Hakim, (2003). Pesona Tanah Gayo Aceh Tengah. PemerintahKabupaten Aceh Tengah.

Arikunto, Suharsimi, (1978). Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktek. Stensilan

________________ , (1995).Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktek. Jakarta :Renika Cipta.

________________ . (2006). Prosedur Penelitian.Jakarta:Renika Cipta

Aziz,AlimunHidayat. (2007).

MetodePenelitianKebidanandanTeknikAnalisisData. Surabaya: Salemba

Media

__________________(2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Baru. Jakarta : Media Pustaka Phoenik.

Gamet Frederick C. Pearsants In Complex Society. New York: Holt, Rinehard and Winston, INC

Hadi Y. Sumandiyo. (2003). PengantarKreativitasTari. Yogyakarta: AkademiSeniTari Indonesia

Hariwijaya, M. TariIdentitasdanResistensi.Dalam RHD Nugrahaningsih. (2012). Medan :UniversitasNegeri Medan

Khaldun, Ibnu.TariIdentitasdanResistensi.Dalam Christi Nova, DalamRHD.Nugrahaningsih.(2012). Medan : UniversitasNegeri Medan

Langer, Suzanne, K, (1988), ProblematikaSeniterjemahan F.X Widyarto, Bandung :AkademiSeniTari Indonesia

(24)

70

Meleong, Lexy, (2006). Metodelogi Penelitian Kualitatif.Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Mikkelsen Britha. (1995). Methods For Depelopment Work and Research: a

Guide For Practisioner. Copyright @Britha Mikkelsen All Right

Reserved

Murgiyanto, Sal. JurnalBahas.Nurwani. (2011). Medan: UniversitasNegeri Medan

Nurul Insani, (2013). Sejarah dan Bentuk Penyajian Tari Resam Berume Pada

Masyarakat Gayo kabupaten Aceh Tengah. Skripsi. Medan

Nurwani, (2006). Pengetahuan Seni Tari. Dalam diktat Pengantar Kuliah Jurusan Sendratasik Fakultas Bahasa dan Seni : Universitas Negeri Medan.

Nurwani, 2011, Serampang XII: Tari Kreasi yang Mentradisi Pada Masyarakat

Melayu Pesisir Sumatera Timur, Jurnal BAHAS : Unimed.

Parani, Yulianti. 1975. Lembaga Pendidikan Tinggi. Jakarta.

Royce, Anya Peterson. (2007). The Antropology Of Dance. Terjemahan

F.XWidaryanto. Bandung : STSI Press

Sevilla, Consuelo G, dkk. (2006). Pengantar Metode Penelitian ( Diterjemahkan Oleh Alimuddin Tuwu dari. An Introductiont Researc Method). Jakarta : Universitas Indonesia Press

Sudarsono, R.M. (2002). Seni Pertunjukan Indonesia di Era Globalisasi. Yagyakarta : Deparatemen Pendidikan dan kebudayaan

Sugiyono, (2007). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alpabeta

SurakhmadWinarno.(1982). Paper, Skripsi, Thesis, Disertasi. Bandung: Tarsito

__________________, (2008). Metode Penelitian Pendidikan.Bandung: Alpabeta

Weber Max. (1964). The Sociologi Of Religion, Trans By Ephrain Fischoff. Boston: Beachon Press

http://id.wikipedia.org/wiki/Suku-Gayo).

Gambar

Gambar 4.1 Gegedem (Gendang) ...........................................................

Referensi

Dokumen terkait

Di Aceh tepatnya di Kota Langsa juga memiliki sanggar yang sudah membawa tari Aceh menjadi terkenal seperti sanggar Banda Beutari Kota Langsa.. Sanggar tersebut, sering

Kabupaten Aceh Tengah Terhadap Keberadaan Ornamen Gayo Ditinjau Dari Segi Penerapan dan Pelestariannya , Skripsi Jurusan Pendidikan Seni Rupa, Fakultas Bahasa dan Seni,

Tari Atu belah berasal dari dua kata yaitu Atu (Batu) belah (membuka) jadi, Atu Belah merupakan batu yang membuka seperti dalam keadaan terbelah dua, Atu Belah

Bahwa, pada masyarakat di ke tiga desa yaitu (desa Bebesen, desa Kemili, desa Belang gele) kecamatan Bebesen, Kabupaten Aceh Tengah Provinsi Aceh, awalnya masih

Saran dari penulis setelah melakukan penelitian industri tradisional Kerawang Gayo di Kecamatan Bebesen, Aceh Tengah adalah Membuat buku kumpulan motif Kerawang Gayo,

Judul Tesis : PENGARUH PERILAKU INDIVIDU DAN LINGKUNGAN FISIK TERHADAP KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI DAERAH DATARAN TINGGI GAYO KABUPATEN ACEH TENGAH TAHUN 2010..

dengan permasalahan pertama bagaimana pengaruh hukum waris islam terhadap hukum waris adat pada masyarakat Gayo di Kabupaten Aceh Tengah dan permasalahan kedua bagaimana

Maka dari itu fokus penelitian ini terkait bentuk penyajian yang diciptakan oleh koreografer dengan judul Tari Seudati Inong di Kabupaten Aceh Besar: Analisis Bentuk Koreografi.. METODE