TARI TUAH KUKUR PADA MASYARAKAT GAYO KABUPATEN ACEH
TENGAH TINJAUAN TERHADAP BENTUK
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
MAGFHIRA MURNI BINTANG PERMATA
NIM : 2093422010
JURUSAN SENDRATASIK
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsiinidiajukanoleh :MagfhiraMurniBintangPermataNIM : 2093422010 JurusanSendratasik
Program StudiPendidikanSeniMusik Strata Satu Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Medan
DinyatakanTelahMemenuhiSyarat UntukMemperolehGelar
SarjanaPendidikan
Medan, April 2014
PanitiaUjian
Ketua,
Dr. IsdaPramuniati, M.Hum NIP.19641207 199103 2 002
Sekretaris,
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’alamin, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya serta kesehatan
sehingga penulis dapat menyelesaikan perkuliahan hingga pada tingkat akhir dan
menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Tari Tuah Kukur Pada Masyarakat Gayo Kabupaten Aceh Tengah Tinjauan Terhadap Bentuk ”.
Skripsi ini dibuat sebagai persyaratan yang telah ditetapkan untuk meraih
gelar Sarjana Pendidikan di jurusan Sendratasik Program Studi Pendidikan Seni
Tari. Penulissadar akan ketidaksempurnaan skripsi ini, baik dari segi penulisan,
tata bahasa dan penyampaian ide penulis.
Penulis juga ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si, selaku Rektor Universitas Negeri Medan.
2. Ibu Dr. Isda Pramuniati, M.Hum, selaku Dekan Fakultas Bahasa dan Seni.
3. Ibu Dra. Tuty Rahayu, M.Si, selaku Ketua Jurusan Sendratasik, sekaligus
Dosen Pembimbing Skripsi II.
4. Ibu Nurwani, S.S.T, M.Hum selaku Ketua Program Studi yang telah
memberikan arahan, bantuan, nasehat dan motivasi kepada penulis selama
penyelesaian skripsi ini.
5. Bapak Drs. Inggit Prasetiawan, M.Sn selaku Dosen Pembimbing Skripsi I
yang telah banyak memberikan bantuan mulai dari awal perkuliahan sampai
skripsi ini selesai.
6. Bapak / Ibu Dosen Prodi Seni Tari yangtelah memberikan ilmu dan kasih
sayang selama proses pembelajaran berlangsung.
7. Kedua orang tua penulis Ibunda Tercinta Badilah Murni S.Pd dan Ayahanda
Darmanyah SH
8. Abangnda tersayang Bintang Bener Mudra Putra Gunata S.H, adinda Bener
Yaumil adha, yang telah meberikan semangat dan motivasi.
9. Sanjo Sayuti Tambunan S.Pd dan Keluarga yang telah bersedia
10. Untuk yang tersayang teman-teman seperjuangan Chika, Shelvy, Utari, Ibi
Susi, Gadis, dan Kak Emi tidak akan terlupakan kebersamaan yang telah kita
laluibersama dengan kalian teman-teman.
11. Untuk semua pihak yang terlibat dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak
bisa disebutkan satu-persatu, terimakasih untuk segalanya.
Medan, Maret 2014
i
ABSTRAK
MAGFHIRAH MURNI BINTANG PERMATA, NIM 20934020. Skripsi, TARI TUAH KUKUR PADA MASYARAKAT GAYO PADA MASYARAKAT GAYO KABUPATEN ACEH TENGAH (STUDI TINJAUN TERHADAP BENTUK). Medan: Fakultas Bahasa dan Seni. Universita Negeri Medan, 2014.
Penelitian ini bertujuan untuk membahas tentang proses pertunjukan tari Tuah Kukur,asal usul tari Tuah Kukur, fungsi tari Tuah Kukur, Bentuk tari Tuah Kukur dan penyajian tari pada masyarakat Gayo Kabupaten Aceh Tengah. Populasi penelitian ini adalah 3 orang penari, dan 2 orang narasumber.
Landasan teoritis yang digunakan adalah tentang, pengertian Asal –usul, teori fungsi, teori bentuk, dan peranan tari Tuah Kukur. Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah
Metode deskriptif kualitatif, di tafsirkan dan di rumuskan antara data yang satu dengan data yang lain agar data tersebut akurat cermat. Tehnik pengumpulan data meliputi studi kepustakaan, observasi, wawancara dan dokumentasi.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Suku Gayo adalah suatu kelompok etnik yang mendiami dataran tinggi di
provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Suku Gayo mendiami tiga kabupaten yaitu
Kabupaten Aceh Tengah, Kabupaten Bener Meriah dan Kabupaten Gayo Lues.
Suku Gayo mendiami beberapa desa yang di Kabupaten Aceh Tenggara,
Kabupaten Aceh Tamiang, Kecamatan Beutong di Kabupaten Nagan Raya dan
Kecamatan Serba Jadi di Kabuaten Aceh Timur. Aceh memiliki kesenian yang
sangat beragam, salah satunya adalah seni tari, dari beberapa tempat yang ada di
Aceh berbeda-beda pula tariannya, salah satunya adalah Kabupaten Aceh Tengah.
Kabupaten Aceh Tengah adalah satu Kabupaten yang berada di provinsi
Aceh, ibu kotanya adalah Takengon, sebuah kota kecil berhawa sejuk yang berada
di dataran tinggi Gayo disalah satu bagian pegunungan Bukit Barisan yang
membentang sepanjang Pulau Sumatera. Mata pencaharian utama Masyarakat
Gayo adalah bertani sawah dan berkebun dengan hasil utamanya ialah kopi yang
biasa di kenal masyarakat dengan sebutan Kopi Gayo. Mereka juga
mengembangkan kerajinan membuat sulaman kerawang Gayo, dengan motif yang
khas, Takengon mempunyai potensi alam yang cukup tinggi, hal ini dikarenakan
tanah yang subur, curah hujan yang cukup, serta letak yang cukup strategi,
sehingga masyarakat banyak yang bercocok tanam dan bersawah. Maka, dari
Kadir dan Syeh kilang menciptakan tarian ini. Tari Tuah Kukur menggambarkan
aktifitas dari kebiasaan Masyarakat Gayo ketika panen.
TariTuah Kukur hadir di tengah masyarakat Aceh Tengah pada tahun 1956
dan pernah di tarikan pada saat acara besar Aceh. Yaitu pada acara PKA (Pekan
Raya Kebudayan Aceh) ke-1 tahun pada tanggal 20 September 1958, pada saat
itu kontingen dari Aceh Tengah datang ke Kutarajadengan membawakan beberapa
tarian yaitu, Tari Guel,Resam Berume, Tari Kesek Kesek Ui, Tari Selahe
Lahe,dan salah satunya adalah tarian Tuah Kukur.
Tari Tuah Kukur bercerita dan mengambarkan tentang kehidupan
muda-mudi Gayo berawal dari kebiasaan mengusir unggas di sawah dan saat padi
menjelang panen lalu menjemur padi di halaman rumah dan menjaganya dari
gangguan ayam atau unggas lainnya ada juga kegiatan menumbuk emping di
malam bulan purnama sebagai tanda syukur dan suka cita atas panen yang baru
berakhir, saat dimana anak-anak muda (sibebujang) memanfaatkan kesempatan
ini untuk menggoda gadis-gadis (sibeberu) dengan melantunkan pantun-pantun
sindiran dan sebagainya, tarian TuahKukur ini terdiri dari beberapa penari wanita
yang dalam bahasa gayonya di sebut “Beberu” dan terdiri dari seorang pria dalam
bahasa gayonya disebut “bebujang’.
Bentuk tariannya pun menggambarkan seperti kegiatan saat, menampi
beras, dan cara memakai kain penutup kepala yang dalam bahasa gayonya disebut
dengan kelubung Sampai saat ini tarian ini masi, disajikan dan menjadi salah satu
materi bahan ajar pada beberapa sanggar yang ada di Aceh Tengah, termasuk
Tarian ini sempat tidak dipertunujukan dulunya karena diakibatkan konflik
antara Gerakan Aceh Merdeka dan Indonesia sehingga pada saat itu pertunjukan
seni tidak pernah diadakan, setelah adanya perdamainan antara pihak yang
bertikai di Aceh, pementasan seni mulai diaktifkan kembali termaksud salah
satunya dengan mempertunjukan kembali tarian Tuah Kukur.
Berdasarkan uraian diatas, penulis merasa tertarik untuk mengangkat
menjadi topic penelitian yang nantinya akan dibahas dalam laporan penulisan ini.
Peneliti ingin mengetahui lebih lanjut tarian ini. Sejauh ini peneliti masih merasa
perlu untuk melakukan pengamatan dan observasi lebih dalam. Penulis tertarik
untuk menulis tari Tuah Kukur pada masyarakat Gayo Kabupaten Aceh Tengah
Tinjauan Terhadap Bentuk.
B. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah merupakan hal-hal yang menjadi pertanyaan bagi para
peneliti untuk dicari jawabannya. Identifikasi diperlukan untuk melihat apa-apa
saja yang ada dalam latar belakang. Munculnya identifikasi masalah berarti
adanya upaya untuk mendekatkan permasalahan sehingga masalah yang dibahas
tidak meluas dan melebar. Dari uraian latar belakang masalah diatas, maka
permasalahan dalam penelitian ini dapat di identifikasikan sebagai berikut.
Dalam identifikasi masalah diharapkan mampu untuk memperkecil
batasan-batasan masalah dan sekaligus lebih mempertajam arah penelitian.
M.Hariwijaya dalam Nugrahaningsih (2012:163) yang menyatakan bahwa :
merupakan hal yang penting yang harus dimiliki oleh setiap peneliti, dan suatu penelitian selalu diawali dengan mengidentifikasi masalah”.
Adapun yang menjadi identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana sejarah Tari Tuah Kukur pada masyarakat Gayo Aceh tengah
4. Bagaimana peranan tari Tuah Kukur pada Masyarakat Gayo Kabupaten
Aceh Tengah?
C. Pembatasan Masalah
Sesuai dengan pendapat Winarno Surakhmad (1982:32) mengatakan
bahwa:
“Sebuah masalah yang dirumuskan terlalu luas tidak perlu di pakai sebagai masalah penyelidikan oleh karna tidak akan pernah jelas btas-batas masalahnya.pembatas ini perlu bukan saja untuk mempermudah atau menyederhanakan maslah bagi penyelidik tetapi juga untuk menetapakan lebih dulunya segala sesuatu yang di perlukan untuk memecahkan masalah tenaga,waktu,ongkos,dan lain-lain yang timbul dari rencana tertentu”.
Dalam hal ini penulis perlu membuat pembatasan masalah, disebabkan
luasnya cangkupan masalah serta terbatasnya dana dan waktu dalam penelitian.
1. Bagaimana sejarah Tari Tuah Kukur pada masyarakat gayo di Kabupaten
Aceh Tengah?
2. Bagaimana fungsi tari Tuah Kukurpada masyarakat Gayo di Kabupaten
Aceh Tengah?
3. Bagaimana bentuk tari Tuah Kukur di Kabupaten Aceh Tengah?
D. Perumusan Masalah
Menurut Pariata Westra (1981 : 263 ) bahwa “Suatu masalah yang terjadi
apabila seseorang berusaha mencoba suatu tujuan atau percobaannya yang
pertama untuk mencapai tujuan itu hingga berhasil”. Perumusan masalah
merupakan salah satu tahap di antara sejumlah tahap penelitian yang memiliki
kedudukan yang sangat penting dalam kegiatan penelitian. Tanpa perumusan
masalah, suatu kegiatan penelitian akan menjadi sia-sia dan bahkan tidak akan
membuah.
Berdasarkan uraian latar belakang masalah, identifikasi dan pembatasan
masalah, maka permasalahan di atas dapat dirumuskan sebagai berikut :
”Bagaimana bentuk Tari Tuah Kukur pada masyarakat gayo pada
masyarakat kabupaten Aceh tengah
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam sebuah penelitian harus terarah dan dirumuskan untuk
mendapatkan catatan yang jelas tentang hasil yang akan dicapai. Hal ini sesuai
merupakan rumusan kalimat yang menunjukan adanya hasil yang diperoleh
setelah penelitian ini selesai”. Berhasil atau tidaknya suatu penelitian yang
dilakukan terlihat dari tercapai atau tidaknya tujuan penelitian yang telah
ditetapkan.
Penulis merumuskan tujuan penelitian adalah sebagai berikut:
1. Mendiskripsikan Sejarah Tari Tuah Kukur pada Masyarakat Gayo di
Kabupaten Aceh Tengah?
2. Mengetahui fungsi tari Tuah Kukur pada masyarakat Gayo di Kabupaten
Aceh Tengah?
3. Mengetahui bentuk tari Tuah Kukur pada Masyarakat Gayo di Kabupaten
Aceh Tengah?
F. Manfaat penelitian
Setiap penelitian yang dilakukan diharapkan akan memberi sumbangan
yang bermanfaat bagi siapa saja. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia manfaat
adalah guna atau faedah. Penelitian juga harus memiliki hasil yang berguna,
terutama bagi pengembangan ilmu, baik bagi diri peneliti, maupun lembaga,
instansi tertentu, ataupun orang lain yang membacanya. Dan apabila penelitian
yang dilakukan tidak ada manfaatnya maka hasil penelitian itu gagal tentunya,
untuk itu berdasarkan kajian yang akan diteliti nantinya, maka dapat diambil
beberapa manfaat yang bisa menjadi pedoman dan informasi bagi pembaca.
Berdasarkan tujuan penelitan, maka hasil penelitian ini dapat berguna bagi
1. Sebagai bahan referensi untuk menjadi acuan pada penelitian yang
relevan di kemudian hari
2. Sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan studi sarjana(S1)di
program Seni Tari,Fakultas Bahasa dan Seni,Universitas Negeri Medan.
3. Sebagai masukan bagi peneliti dalam menambah pengetahuan,wawasan
mengenai Tari Tuah Kukur tersebut
4. Hasil penelitian ini bermanfaat sebagai bahan referensi untuk
1
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari yang telah diteliti dan diuraikan yang sudah dijelaskan dari latar
belakang sampai dengan pembahasan, maka penulis dapat menyimpulkan dari
keseluruhan hasil penelitian Tari Tuah Kukur pada masyarakat Aceh tengah
Tinjauan terhadap bBentuk
1. Tari Tuah Kukur adalah tari yang menggambarkan di saat panen tiba
mengungkapkan rasa kegeimbaran di saat panen, rasa bersyukur mendapat
kan berkat dengan penuh kegembiran para gadis-gadis saat panen mualai
dari saat sblm berangkat panen hingga cara panen, menjaga hasil panen,
hingga menjadi beras.
2. Tari Tuah Kukur pertama kali diciptakan pada tahun 1958 pada PKA ke-1.
3. Bentuk penyajian dalam tari Tuah Kukur terdapat beberapa
tahapan-tahapan gerak seperti, membawa tampi, munapi, mubio manok, munyelok
kelobong, mulawi, munemah rom.
4. Tari Tuah Kukur adalah tari yang terdiri dari beberapa wanita dan seorang
5. Di dalam Tari Tuah Kukur iringan yang digunakan berupa vokal dan
memakai alat musik tradisi Gayo seperti gegedem dan alat musik gitar.
56
6. Busana yang dipakai pada penari wanita kebaya lengan panjang, sarung,
penutup kepala (kelobong) dan pria sama-sama memakai baju kemeja dan
kainkerawang Gayomengunakan dan ikat kepala dari kain kerawang.
B. Saran
Dari bebarapa kesimpulan hasil penelitan, maka dapat diajukan
syarat-syarat sebagai berikut :
1. Diharapkan bagi seluruh masyarakat Gayo agar tetap bersama-sama
menjaga dan melestarikan apa yang telah diwariskan oleh leluhur kita.
Warisan yang telah diberikan oleh leluhur kita merupakan harta terbesar
yang tidak terhingganilainya. Menjaga warisan leluhur berarti juga
menjaga identitas bangsa dimata dunia.
2. Meningkatkan minat generasi muda untuk mencintai dan mengenal
budaya kesenian tradisional masyarakat Gayo agar tidak dikalahkan
dengan kemajuan teknologi yang semakin canggih.
3. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi para peneliti selanjutnya
yang ingin membahas lebih jauh lagi masalah-masalah lain yang
57
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, 1978. Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktek. Stensilan.
__________________2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Baru. Jakarta : Media Pustaka Phoenik.
Arikunto, Suharsimi, 1995. Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktek. Reneka Cipta.
Arikunto, Suharsimin. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta:Renika Cipta
Gamet Frederick C. Pearsants In Complex Society. New York: Holt, Rinehard and Winston, INC
Maryeani, 2005. Metode Penelitian Kebudyaan. Jakarta : bumi Aksara
Meleong , Lexy, 2006. Metodelogi Penelitian Kualitatif.Bandung : PT. Remaja Rosdakarya
Mikkelsen Britha. 1995. Methods For Depelopment Work and Research: a Guide For Practisioner. Copyright @Britha Mikkelsen All Right Reserved
Nurwani, 2006. Pengetahuan Seni Tari. Diktat Pengantar Kuliah Jurusan Sendratasik Fakultas Bahasa Dan Seni : Universitas Negeri Medan.
Nurul Insani, 2013. Sejarah dan Bentuk Penyajian Tari Resam Berume Pada Masyarakat Gayo kabupaten Aceh Tengah. Skripsi. Medan
Sorel Water. 1967. The Dance Throught the Ages. New York: Grosset & Dunlap.
Spancer Paul. 1985. Soiciety and The Dance. New York: Kolf Buning
Sudarsono, R.M. 2002. Seni Pertunjukan Indonesia di Era Globalisasi. Yagyakarta : Deparatemen Pendidikan dan kebudayaan
Sugiyono, 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alpabeta
... , 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alpabeta