• Tidak ada hasil yang ditemukan

BENTUK PERTUNJUKAN TARI ZAPIN “Z” PADA MASYARAKAT MELAYU LABUHAN DELI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BENTUK PERTUNJUKAN TARI ZAPIN “Z” PADA MASYARAKAT MELAYU LABUHAN DELI."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

BENTUK PERTUNJUKAN TARI

ZAPIN “Z”

PADA

MASYARAKAT MELAYU LABUHAN DELI

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

RIZKY FIRDALIA

2113142069

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TARI

JURUSAN SENDRATASIK

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

RIZKY FIRDALIA, NIM 2113142069, Bentuk Pertunjukan Tari Zapin “Z” pada Masyarakat Melayu Labuhan Deli, Jurusan Sendratasik Program Studi Pendidikan Tari Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan, 2015.

Penelitian ini merupakan kajian mengenai Bentuk Pertunjukan Tari Zapin “Z” pada Masyarakat Melayu Labuhan Deli. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan asal-usul Tari Zapin “Z” pada Masyarakat Melayu Labuhan Deli dan mendeskripsikan Bentuk Pertunjukan Tari Zapin “Z” pada Masyarakat Melayu Labuhan Deli.

Dalam pembahasan penelitian ini digunakan teori-teori yang berhubungan dengan topik penelitian seperti pengertian Zapin, pengertian tari, teori bentuk dan teori asal-usul.

Metode yang digunakan untuk membahas Bentuk Pertunjukan Tari Zapin “Z” pada Masyarakat Melayu Labuhan Deli adalah metode deskriktif kualitatif. Sampel pada penelitian ini sekaligus menjadi populasi penelitian yaitu tokoh adat, seniman dan penari. Teknik pengumpulan data meliputi wawancara, observasi, dokumentasi dan studi kepustakaan.

Hasil penelitian menunjukkan asal-usul tari ini tidak diketahui siapa penciptanya, namun tari Zapin “Z” berkembang pada masa pemerintahan Tuanku Panglima Gandar Wahid pada abad ke-18 M yang merupakan Raja Deli ke-V. Terdapat tiga tahap dalam tari Zapin “Z” yaitu memiliki gerak salam pembuka tari, inti dan salam penutup tari. Selain itu tari Zapin “Z” juga membahas bentuk tari, termasuk ke dalamnya gerak (takhsyim, inti dan tahtum), musik pengiring (gambus,marwas,akordion), tata rias dan busana (penari menggunakan baju teluk belanga dengan model kerah berbentuk kecak musang), pola lantai (lurus dan berputar) dan pentas (panggung arena).

(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa

menganugerahkan nikmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan penelitian ini dan menjadikannya kedalam bentuk Skripsi.

Penulis berupaya semaksimal mungkin untuk dapat menyelesaikan

penulisan ini dengan judul “Bentuk Pertunjukan Tari Zapin “Z” pada Masyarakat Melayu Labuhan Deli”. Penulis menyadari bahwa penulisan

Skripsi ini tidak akan dapat terselesaikan dengan baik tanpa bantuan dari berbagai

pihak. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang

sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam

menyelesaikan Skripsi ini.

Maka pada kesempatan ini dengan rasa hormat, ketulusan dan kerendahan

hati, penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd, selaku Rektor Universitas Negeri Medan.

2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum, selaku Dekan Fakultas Bhasa dan Seni

Universitas Negeri Medan.

3. Uyuni Widiastuti, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Sendratasik.

4. Sitti Rahmah, S.Pd, M.Si, selaku Ketua Prodi Pendidikan Tari Jurusan

Sendratasik.

5. Yusnizar Heniwati, S.S.T, M.Hum selaku Dosen Pembimbing I.

6. Dra. Dilinar Adlin, M.Pd selaku Dosen Pembimbing II.

7. Nurwani, S.S.T, M.Hum, selaku Dosen Pembimbing Akademik sekaligus

Penguji.

8. Dra. Rr. RHD. Nugrahaningsih, M.Si, selaku Dosen Penguji.

9. Semua Dosen Jurusan Sendratasik yang telah memberi banyak ilmu

(8)

10.Teristimewa Penulis ucapkan terimakasih kepada Ayahanda Mohd.Thohir

serta Ibunda Rospina yang telah memberikan kasih sayang serta dukungan

secara moral maupun materi, motivasi dan doa yang selalu menyertai

sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dalam meraih Gelar S-1. Serta

kepada kedua adik tersayang Rizka Utami dan Rahmat Fadhillah.

11 Narasumber Wan Abdul Kadir, Azrai Alwi dan Irfansyah yang telah

banyak memberikan informasi kepada penulis untuk menyelesaikan tugas

ini.

12 Sahabat seperjuangan Maimunah, Maghfira Fitri, Inna Agustina, Suriya

Setiawan, yang sama-sama berjuang dengan penulis dalam menyelesaikan

Skripsi ini.

Demikian yang dapat penulis sampaikan, lebih dan kurang penulis ucapkan

terima kasih.

Medan, September 2015 Penulis

(9)

DAFTAR ISI

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 6

D. Perumusan Masalah ... 7

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II LANDASAN TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL A. Landasan Teori ... 9

1. Pengertian Zapin ... 9

2. Pengertian Tari ... 10

3. Teori Asal-usul ... 10

4. Bentuk Pertunjukan ... 11

B. Kerangka Konseptual ... 12

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 15

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 15

C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 16

1. Populasi ... 16

2. Sampel ... 17

D. Teknik Pengumpulan Data ... 17

1. Observasi ... 17

2. Wawancara ... 17

3. Studi Pustaka ... 18

4. Dokumentasi ... 20

(10)

BAB IV PEMBAHASAN

A. Letak Geografis ... 22

1. Letak Geografis Kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Medan Marelan dan Kelurahan Pekan Labuhan Kecamatan Pekan Labuhan ... 22

2. Mata Pencaharian ... 24

3. Agama ... 25

B. Perayaan pada Masyarakat Melayu ... 26

C. Tari Zapin “Z” pada Masyarakat Labuhan Deli ... 26

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 54

B. Saran ... 55

DAFTAR PUSTAKA ... 56

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Peta Kota Medan Kecamatan Medan Labuhan Dan

Kecamatan Medan Marelan... 22

Gambar 4.2 Pola Lantai Proses Masuk... 46

Gambar 4.3 Pola Lantai Alif... 46

Gambar 4.4 Pola Lantai double step selisih... 47

Gambar 4.5 Pola Lantai langkah mengangguk... 47

Gambar 4.6 Pola Lantai double step selisih... 48

Gambar 4.7 Pola Lantai double step... 48

Gambar 4.8 Pola Lantai membentuk huruf “Z”... 49

Gambar 4.9 Pola Lantai double step... 49

Gambar 4.10 Pola Lantai proses tahtum... 50

(12)

DAFTAR FOTO

Foto 4.1 Gambus... 38

Foto 4.2 Marwas... 39

Foto 4.3 Akordion ... 40

Foto 4.4 Rias Wajah ... 43

Foto 4.5 Busana Penari... 44

Foto 4.6 Bersama Penari ...

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Jumlah Sarana Ibadah... 25

(14)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Indonesia adalah negara yang kaya akan kebudayaan yang beraneka

ragam, dari Sabang sampai Merauke, Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa,

bahasa, dan agama. Kekayaan akan budaya ini tumbuh karena banyaknya suku

atau etnis yang ada di belahan bumi nusantara. Terdapat lebih dari 700 suku

bangsa di Indonesia. Setiap pulau di Indonesia memiliki kebudayaan dengan ciri

khasnya tersendiri. Salah satunya adalah di pulau Sumatera.

Pulau Sumatera adalah pulau yang terletak di Indonesia, dengan luas

443.065,8 km2. Pulau Sumatera terletak di bagian barat gugusan kepulauan

Nusantara. Di sebelah Utara berbatasan dengan Teluk Benggala, di Timur dengan

Selat Malaka, di sebelah Selatan dengan Selat Sunda, dan di sebelah Barat dengan

Samudra Hindia. Sumatera terbagi dalam beberapa provinsi salah satunya provinsi

Sumatera Utara yang penduduknya terdiri dari beberapa suku.

Di Sumatera Utara, Labuhan Deli merupakan salah satu daerah yang

terletak di pesisir pantai. Kondisi budaya di Labuhan ini terdiri dari beberapa suku

diantaranya Melayu, Batak, Karo, Mandailing, dan beberapa suku pendatang

seperti Padang, Jawa, Aceh dan etnis Tionghoa. Sebagian masyarakat di Labuhan

Deli merupakan pendatang (perantauan), namun etnis yang lebih dominan di

Labuhan Deli adalah etnis Melayu. Menurut Muhammad Takari (2008:152):

(15)

2

perdagangan jalan lalu lintas laut maka banyak para pendatang dari luar negeri

yang singgah dan memperkenalkan budayanya kepada masyarakat pesisir salah

satunya adalah kesenian yang dalam hal ini adalah tari Zapin. Menurut Edi

Sediawati (1986:4) ”Kesenian merupakan salah satu perwujudan kebudayaan,

kesenian juga selalu mempunyai peranan tertentu di dalam masyarakat yang

menjadi ajangnya, demikian di Indonesia kesenian dapat ditinjau dalam konteks

kebudayaan maupun masyarakatnya.

Berdasarkan pengertian diatas, Zapin merupakan ekspresi peradaban

Dunia Islam yang mempunyai peran dalam masyarakat Melayu. Zapin di

Nusantara adalah hasil dari alkulturasi1 seni Arab dan Melayu. Dari segi sejarah,

bahwa zapin masuk ke Dunia Melayu selaras dengan datangnya agama Islam ke

kawasan ini, yang terutama dibawa oleh orang-orang Arab dari Hadralmaut

(Republik Yaman sekarang).

Menurut Muhammad Takari (2008:6): “Zapin adalah salah satu seni Islam.

Artinya seni adalah wujud dari konsep-konsep ajaran Islam. Di dalamnya

terkandung nilai-nilai, filsafat, adat, etika, estetika dan semua hal yang berkaitan

dengan Islam”. Zapin merupakan tarian rumpun Melayu yang mendapat pengaruh

dari Arab. Tarian ini digunakan sebagai media dakwah Islamiyah melalui syair

lagu-lagu zapin yang didendangkan. Sebelum tahun 1960, Zapin dimainkan oleh

kaum lelaki baik penari mau pun pemain musiknya. Namun kini sudah biasa

ditarikan oleh penari perempuan bahkan penari campuran laki-laki dengan

1

Suatu proses sosial yang timbul maknakala suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur kebudayaan asing lalu kebudayaan asing tersebut lambat laun diterima dan diolah kedalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya unsur

(16)

3

perempuan. Musik pengiringnya terdiri dari dua alat yang utama yaitu alat musik

petik gambus dan alat musik tabuh gendang kecil yang disebut marwas.

Labuhan Deli merupakan tempat yang memiliki kesenian Zapin.

Dikatakan Zapin Labuhan karena tari ini memang hanya berkembang di daerah

Labuhan dan sekitarnya saja. Labuhan Deli memiliki delapan kesenian Zapin

yang sempat eksis pada zaman kesultanan Deli yakni Zapin Anak Ayam, Zapin

Elang, Zapin Lancang Kuning, Zapin Gergaji, Zapin Selendang, Zapin Zig Zag

dan Zapin “Z”.

Fungsi tari Zapin “Z” yaitu sebagai tari hiburan dan pertunjukan. Dahulu

biasanya tarian ini di pertunjukkan pada malam hari selesai sholat Isya dalam

acara malam Barinai atau Sunah Rasul, seperti halnya karya-karya zaman dahulu,

tari Zapin “Z” tidak diketahui siapa penciptanya, masyarakat menganggap bahwa

setiap karya masa itu adalah milik bersama. Para penciptanya tidak mau

menonjolkan diri dengan mencantumkan nama pada karya-karyanya. Tari ini

berkembang pada masa pemerintahan Tuanku Panglima Gandar Wahid pada abad

ke-18 M yang merupakan Raja Deli ke-V. Saat terjadi perkembangan

perdagangan tembakau pada masa Raja Deli ke IX, pada tahun 1886 pusat

kerajaan Deli berpindah ke kota Medan, saat masa perpindahan pusat kerajaan ini,

adanya peranan politik luar juga mempengaruhi kesenian-kesenian tradisional

termasuk tari Zapin “Z”. Pusat kerajaan Deli yang berpindah ke kota Medan tidak

membawa tari ini untuk tetap berkembang di wilayah Istana, namun kesenian

(17)

4

melatih pemuda-pemuda sekitar untuk belajar tari Zapin dan memainkan alat-alat

musik Zapin. Hal ini dilakukan agar tari Zapin Labuhan tidak hilang begitu saja

dan dapat diwariskan kepada generasi muda2.

Zapin “Z” menceritakan tentang kehidupan Masyarakat Melayu dalam

menjalani kehidupan seperti simbol huruf “Z” yang penuh dengan liku,

adakalanya hidup penuh dengan kebahagiaan dan kesempurnaan, namun beberapa

waktu kemudian kita akan dihadapkan pada berbagai kesulitan hidup yang

membutuhkan keselarasan antara ikhtiar (usaha) dan doa kepada Allah SWT.

Pola lantai pada tari Zapin “Z” selalu membentuk huruf “Z” sebagaimana

salah satu yang menjadi ciri khas tarian ini. Dengan adanya pola lantai yang

menyerupai huruf “Z” maka zapin ini dikatakan Zapin “Z”. Gerak tari Zapin “Z”

yaitu memiliki gerak salam pembuka tari, inti dan salam penutup tari.

Dahulunya tarian ini hanya ditarikan oleh dua penari laki-laki atau

kelipatannya, seiring dengan perkembangan zaman, saat ini wanita juga dapat

menarikannya. Namun tari Zapin “Z” tidak boleh ditarikan berpasangan antara

laki-laki dan perempuan. Dikarenakan secara etika, tari Zapin diperkenalkan oleh

masyarakat mayoritas beragama Muslim dari bangsa Arab yang sangat

menjunjung tinggi norma agama. Busana yang digunakan penari sama seperti

pakaian Melayu pada umumnya berupa teluk belanga3 dengan model kerah

berbentuk kecak musang, kain songket dan peci sedangkan wanita memakai

kebaya panjang, kain songket dan sanggul. Dengan iringan yang telah disebutkan

diatas, pada awalnya tari Zapin “Z” tidak mempunyai batasan waktu durasi dalam

2

Wawancara dengan narasumber tanggal 27 Juni 2015

3

(18)

5

pertunjukannya. Lamanya pertunjukan ditentukan oleh pemain musik atau penari.

Tidak jarang mereka menari sampai puluhan menit. Seiring perkembangan zaman,

masyarakat lebih mengutamakan keefektipan waktu, maka seniman di Labuhan

mempersingkat durasi tarian namun tidak mengubah makna tarian ini.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti ingin mengkaji lebih

dalam tentang Zapin “Z” sebagai salah satu kesenian yang berada di Labuhan

Deli dengan judul “Bentuk Pertunjukan Tari Zapin “Z” pada masyarakat Melayu

Labuhan Deli”.

B. Identifikasi Masalah

Demi memaksimalkan penelitian yang dilakukan, peneliti membuat

identifikasi masalah. Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat

diidentifikasi berbagai masalah yang berhubungan dengan Zapin “Z”. Tujuan dari

identifikasi masalah adalah agar penelitian yang dilakukan menjadi terarah serta

cakupan yang dibahas tidak terlalu luas. Sesuai pendapat Hadeli (2006:23) yang

mengatakan bahwa “Identifikasi masalah adalah suatu situasi yang merupakan

akbibat dari interaksi dua atau lebih faktor (seperti kebiasaan, keadaan dan

sebagainya) yang menimbulkan beberapa pertanyaan-pertanyaan”.

Berdasarkan pendapat diatas maka permasalahan yang timbul dari tari

Zapin “Z” dapat diidentifikasi menjadi beberapa hal, diantaranya adalah:

1. Bagaimana asal usul tari Zapin “Z” pada Masyarakat Melayu Labuhan

(19)

6

2. Bagaimana bentuk pertunjukan tari Zapin “Z” pada Masyarakat Melayu

Labuhan Deli?

3. Bagaimana fungsi tari Zapin “Z” pada Masyarakat Melayu Labuhan

Deli?

4. Bagaimana etika tari Zapin “Z” pada Masyarakat Melayu Labuhan Deli?

C. Pembatasan Masalah

Dalam suatu penelitian diperlukan adanya pembatasan masalah agar

masalah yang diteliti tidak terlalu luas. Batasan masalah merupakan pertanyaan

yang akan dicari jawabannya melalui penelitian. Hal ini sejalan dengan apa yang

disampaikan Surakhmad (1990 : 36) yang menyatakan bahwa :

“Sebuah masalah yang dirumuskan terlalu luas tidak perlu dipakai sebagai masalah penyelidikan, tidak akan pernah jelas batasan-batasan masalah, pembatasan ini perlu bukan saja untuk mempermudah atau menyederhanakan masalah bagi penyelidikan akan tetapi juga menetapkan lebih dahulu segala sesuatu yang diperlukan dalam memecahkan masalah, waktu, ongkos, dan lain sebagainya”.

Dengan pertimbangan diatas, luasnya permasalahan dan terbatasnya waktu

dan kemampuan yang ada pada penulis, maka penulis membatasi permasalahan

dengan hanya meneliti :

1.Bagaimana asal usul tari Zapin “Z” pada masyarakat Melayu Labuhan

Deli?

2.Bagaimana bentuk pertunjukan tari Zapin “Z” pada masyarakat Melayu

(20)

7

D. Rumusan Masalah

Dari pembatasan masalah diatas, maka untuk lebih memfokuskan dan

memutuskan masalah yang akan diteliti, maka masalah harus dirumuskan.

Sugiono (2009:288) menyatakan bahwa: “Rumusan masalah merupakan bentuk

pertanyaan yang dapat memandu peneliti untuk mengumpulkan data di lapangan”

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

“Bagaimanakah Bentuk Pertunjukan Tari Zapin “Z” pada Masyarakat Melayu

Labuhan Deli?”.

E. Tujuan Penelitian

Dalam membuat tujuan dari penelitian seorang peneliti harus benar-benar

mengacu pada rumusan masalah penelitian. Tujuan penelian merupakan tujuan

yang harus dicapai dalam penelitian yang bertujuan untuk mendapat gambaran

yang jelas tentang hasil yang akan diperoleh. Tujuan penelitian harus mengacu

pada rumusan masalah penelitian. Perbedaannya dalam rumusan masalah harus

ditulis dalam bentuk pertanyaan.

Dari perumusan masalah yang ada sehingga peneliti memiliki tujuan yang

harus dicapai dalam penelitian yaitu

1. Mendeskripsikan asal usul tari Zapin “Z” pada masyarakat Melayu

Labuhan Deli.

2.Mendeskripsikan bentuk pertunjukan tari Zapin “Z” pada masyarakat

(21)

8

F. Manfaat Penelitian

Setiap penelitian selalu memiliki hasil yang bermanfaat atau berguna,

terutama untuk pengembangan ilmu, baik bagi peneliti maupun lembaga, instansi

tertentu, ataupun orang lain. Sesuai dengan penjelasan diatas dan setelah

penelitian ini dirangkumkan, adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Sebagai referensi bagi peneliti-peneliti lainnya yang hendak meneliti

kesenian Melayu lebih jauh.

2. Sebagai tambahan pengetahuan untuk mengetahui lebih dalam lagi tentang

kesenian masyarakat Melayu Labuhan Deli (tari Zapin“Z”).

3. Sebagai bahan bacaan bagi masyarakat Melayu Labuhan Deli agar tidak

melupakan kesenian khususnya dalam tari Zapin“Z”.

4. Membangkitkan keinginan masyarakat untuk melestarikan budaya,

khususnya pada masyarakat Melayu Labuhan.

5. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah, lembaga pendidikan formal dan

(22)
(23)

DAFTAR PUSTAKA

Anhar, Khairuna, 2013. “Pembelajaran 9 Tari Wajib Karya Sauti Dalam Tari

Melayu”. Universitas Negeri Medan : Medan

Hadeli, 2006, Metode Pendidikan, Ciputat : Quantum Teaching

Langer, Suzanne, K (1988), Problematika Seni Terjemahan F.X Widyarato, Bandung: Akademi Seni Tari Indonesia.

Lubis, Rini Mubarak, 2015. Struktur Koreografi Tari Zapin Pecah Tiga Pada Masyarakat Melayu Labuhan Deli di Kota Medan. Universitas Negeri Medan.Skripsi.

Nasution, Farizal, 2007, Budaya Melayu, Medan : Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Sumatera Utara.

Nurwani, 2011, Bahan Ajar Pengetahuan Seni Tari, Medan : UNIMED PRESS.

Pidada, Riza Utari Ayu, 2014. Karakteristik Tari Melayu Pada Masyarakat Melayu Dikota Medan.Universitas Negeri Medan. Skripsi.

Prihartini Sri Nanik, 2008. Seni Pertunjukan Rakyat, Surakarta: Pascasarjana dan Isi Press Surakarta.

Royce, Anya Peterson. 2007. Anthropology Of Dance. Terjemahan F.X Widaryanto, Bandung : STSI Press

Rusadi, Lusiana. 2015 “Bentuk Pertunjukan Tor-tor Sombah Panisumban Pada

Masyarakat Simalungun”. Universitas Negeri Medan. Skripsi.

Salam, H, Burhanuddin, 1997. Etika Sosial, Jakarta : Rineka Cipta

Sediawati, Edi, 1986. Pengetahuan Elementer Tari, Jakarta : Sinar Harapan.

Setiyono, Budi, 2004. Mencermati Seni Pertunjukan II, Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) : Surakarta.

Soeharto, Ben (19985), Komposisi Tari, Yogyakarta: Ikalasti Yogyakarta.

Sudarsono, 1972. Pengantar Pengetahuan dan Komposisi Tari, Yogyakarta : ASTI.

(24)

Sugiono, 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta

Surakhmad, W. 1990. Metode Penelitian. Jakarta: Gramedia

Sinar Basyarsyah II , Tuanku Lukman dan Syaifuddin, Wan, 2002. Kebudayaan Melayu Sumatera Timur, USU Press: Medan.

Syainul, Iwan. 2008. Tari Melayu Sumatera Timur, Kajian Terhadap Perubahan Fungsi dan Bentuk Pertunjukan. Universitas Negeri Medan. Skripsi.

Takari Muhammad, Heristina, 2008. Budaya Musik dan Tari Melayu Sumatera Utara,USPress: Medan.

(25)

DAFTAR ACUAN INTERNET

Http://www.medanlabuhanensiklopedia,com

Gambar

Gambar 4.2 Pola Lantai Proses Masuk..................................................
Tabel 4.3 Ragam Gerak Tari Zapin “Z”..................................................

Referensi

Dokumen terkait

Bagi anak yang berusia 6-15 tahun, sebenarnya berhak untuk mengenyam pendidikan.Namun tidak bagi anak jalanan, karena faktor ekonomi keluarga, mereka

BAGAIMANA PENYELESAIAN SENGKETA WARIS BAGI KAUM PEREMPUAN YANG MENUNTUT DAN APA SANKSI BAGI YANG MELANGGAR PEMBAGIAN WARISAN SUKU JERING DESA PELANGAS KECAMATAN SIMPANG

Untuk mengukur tingkat kesesuaian model regresi yang digunakan adalah dengan melihat R Square (R 2 ) hasil permodelan dengan harga pendekatan R 2 adalah skala

Metode desain yang digunakan dalam merancang vertical farming adalah metode tipologi, yaitu metode penyusunan elemen-elemen yang telah ditentukan.. Dalam desain

Jumlah total BAL pada minuman soygurt tidak setinggi yogurt susu sapi pada umumnya, tetapi produk minuman soygurt dengan penambahan ekstrak teh hijau memiliki manfaat tambahan

Problem Based Learning Case Studies Socratic Questions Lecturing Group Discussion Presentation OHP LCD Infocus. 3 x 50’ Smith & Skousen

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan segala berkah dan hidayahnya serta rahmat-NYA sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Sistem

Adapun bentuk form input Barang Jasa dapat dilihat pada Gambar III.23 Sebagai berikut :.