• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN TARI ZAPIN DI KABUPATEN DELI SERDANG KAJIAN TERHADAP ETIKA DAN ESTETIKA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERKEMBANGAN TARI ZAPIN DI KABUPATEN DELI SERDANG KAJIAN TERHADAP ETIKA DAN ESTETIKA."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Perkembangan Tari Zapin di Kabupaten Deli Serdang Kajian Terhadap Etika

dan Estetika”. Shalawat dan salam kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarga

serta para sahabatnya. Semoga di akhirat kelak kita mendapatkan pengakuan dari beliau sebagai umatnya. Amin ya Rabbal al’amin.

Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan. Penulis tidak terlepas dari hambatan-hambatan dan banyak kesulitan dalam menyelesaikannya. Namun dengan usaha dan kerja keras yang maksimal serta bantuan dari segala pihak, akhirnya Skripsi ini terselesaikan juga dengan baik sesuai dengan yang diinginkan. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang membantu dalam menyelesaikan Skripsi ini, antara lain:

 Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd, Rektor Universitas Negeri Medan.

 Dr. Isda Pramuniati, M.Hum, Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan.

 Uyuni Widiastuti, M.Pd, Ketua Jurusan Sendratasik, Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan.

 Sitti Rahmah, S.Pd., M.Si, Ketua Program Studi Pendidikan Tari sekaligus menjadi Dosen Pembimbing II yang selalu memberikan motivasi, arahan, masukan dan bimbingan selama penulis menulis Skripsi ini.

 Dra. Rr. RHD. Nugrahaningsih, M.Si, Dosen Pembimbing I telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal penulisan Skripsi, serta penelitian sampai Skripsi ini selesai.

 Yusnizar Heniwaty, S.S.T, M.Hum Dosen Penguji sekaligus Pembimbing Akademik.

(6)

iii

 Teristimewa Penulis sampaikan kepada orang tua yaitu ayahanda (Alm) Zulkifli dan Ismail serta ibunda tersayang Sutik, yang tidak henti-hentinya memberikan doa, dukungan baik itu moril maupun material serta kasih sayang yang tulus kepada penulis dan telah memperjuangkan dengan sepenuh hati dan kerja keras sehingga penulis dapat menyelesaikan studi sampai ke perguruan tinggi, kalian merupakan sumber inspirasi dan motivasi penulis.

 Rahman Syahputra dan Dwi Puspandari, abang dan kakak yang selalu mendukung dan mengingatkan penulis untuk menyelesaikan Skripsi tepat waktu.

 Abdul Jalil S.Pd, para sahabat Rahma Annisa Nazar, A.Md dan Chairunnisa Lubis serta seluruh anggota Sanggar Tari Cipta Pesona yang senantiasa memberikan bantuan, dukungan serta dorongan dalam menyelesaikan Skripsi ini.

 Kepada seluruh teman-teman seperjuangan stambuk 2011 yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu selalu setia menemani, memberikan motivasi, bantuan dalam menyelesaikan Skripsi ini.

Peneliti mengaharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan Skripsi ini. Semoga Skripsi ini bermanfaat bagi kita semua, penulis ucapkan terima kasih.

Medan, September 2015 Penulis

(7)

i ABSTRAK

NAZILA RAMADHANI. NIM : 2113142048. Perkembangan Tari Zapin Di Kabupaten Deli Serdang Kajian Terhadap Etika dan Estetika. Skripsi. Medan : Fakultas Bahasa dan Seni. Universitas Negeri Medan. 2015.

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan perkembangan tari Zapin di Kabupaten Deli Serdang ditinjau dari nilai etika dan estetika.

Dalam menganalisis data-data yang terkumpul, digunakan teori etika dan estetika serta perkembangan tari Zapin di Kabupaten Deli Serdang, yang diambil dari tiga sanggar yaitu sanggar tari Cipta Pesona, Tamora 88, dan Cadika dengan bentuk tari zapin yang berbeda koreografinya.

Lokasi penelitian berada di Kabupaten Deli Serdang pada Kecamatan Batang Kuis, Tanjung Morawa dan Lubuk Pakam. Waktu penelitian dimulai pada bulan Juni - Agustus tahun 2015. Sampel penelitian ini koreografer dan penari sanggar Cipta Pesona, Tamora 88, dan Cadika. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, studi pustaka, dokumentasi, berupa video dan foto. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriftif dan kualitatif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perkembangan, etika dan estetika tari Zapin pada tiga sanggar, yaitu: sanggar Cipta Pesona membahas etika sejauhmana perkembangan, norma-norma dan aturan tari zapin Nak Lalu dari gerak tahsyim, isi, tahtum, dan membahas estetika yaitu nilai instrinsik dan ekstrinsik. Pada sanggar Tamora 88 membahas tentang perkembangan, aturan tari zapin Mas Merah serta nilai instrinsik dan ekstrinsik pada bentuk tarian zapin tersebut. Dan pada sanggar Cadika membahas tentang perkembangan, aturan zapin Bismillah serta nilai instrinsik dan ekstrinsik.

(8)

iv

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 20

B. Lokasi Penelitian ... 20

1. Lokasi Peelitian ... 20

2. Waktu Penelitian ... 21

C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 21

1. Populasi ... 21

2. Sampel ... 21

D. Teknik Pengumpulan Data ... 22

1. Studi Pustaka ... 22

2. Observasi ... 24

3. Wawancara ... 24

4. Dokumentasi ... 25

(9)

v BAB IV PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 26

1. Letak Geografis Kabupaten Deli Serdang... 26

2. Suku Melayu di Kabupaten Deli Serdang ... 29

3. Sistem Religi di Kabupaten Deli Serdang ... 30

4. Kegiatan Kesenian di Kabupaten Deli Serdsang ... 31

B. Tari Zapin ... 33

1. Asal Usul Tari Zapin ... 33

2. Aturan Tari Zapin ... 35

C. Perkembangan Tari Zapin ... 37

1. Sanggar Cipta Pesona ... 37

2. Sanggar Tamora 88 ... 39

3. Sanggar Cadika ... 39

D. Etika Tari Zapin di Kabupaten Deli Serdang ... 42

E. Estetika Tari Zapin di Kabupaten Deli Serdang ... 45

F. Struktur Tari Zapin Sanggar di Kabupaten Deli Serdang ... 48

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 64

B. Saran ... 65

(10)

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Perkembangan Tari Zapin di Sanggar Cipta Pesona ... 38

Tabel 4.2 Perkembangan Tari Zapin di Sanggar Tamora 88 ... 39

Tabel 4.3 Perkembangan Tari Zapin di Sanggar Cadika... 40

Tabel 4.4 Struktur Tari Zapin di Kabupaten Deli Serdang ... 41

Tabel 4.5 Elemen Pendukung Tari Zapin di Kabupaten Deli Serdang ... 42

Tabel 4.6 Etika Tari Zapin di Kabupaten Deli Serdang ... 43

Tabel 4.7 Estetika Tari Zapin Mas Merah di Sanggar Tamora 88 ... 46

Tabel 4.8 Estetika Tari Zapin Nak Lalu di Sanggar Cipta Pesona ... 46

Tabel 4.9 Estetika Tari Zapin Bismillah di Sanggar Cadika ... 47

Tabel 4.10 Struktur Tari Zapin Mas Merah Sanggar Tamora 88 ... 48

Tabel 4.11 Struktur Tari Zapin Nak Lalu Sanggar Cipta Pesona ... 54

(11)

vii

DAFTAR GAMBAR

(12)

viii

DAFTAR LAMPIRAN

(13)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Sumatera Utara adalah salah satu provinsi di Pulau Sumatera yang memiliki beberapa kabupaten dengan berbagai macam suku. Salah satu suku yang terdapat di Sumatera Utara yaitu suku Melayu. Suku Melayu banyak berdomisili di beberapa kabupaten, diantaranya Kabupaten Deli Serdang, Serdang Bedagai, Batu Bara, Asahan, dan Tanjung Balai. Kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu wilayah dengan suku Melayu sebagai suku mayoritas.

Suku Melayu memiliki kerakteristik tersendiri. Karakteristik itu terlihat pada keragaman tari Melayu khas Sumatera Utara. Karakteristik tari Melayu di Kabupaten Deli Serdang, Serdang Bedagai, Asahan, Batu Bara, dan Tanjung Balai berbeda, lebih tepatnya perbedaan itu terletak pada gaya. Walaupun berbeda gaya, tetapi mendapat pengaruh yang sama dari budaya Arab (Islam) maupun budaya lainnya. Budaya Islam menurut perkembangannya yang ada di Sumatera Utara mendapat pengaruh dari Budaya Arab (Islam) maupun budaya lainnya. Budaya Islam menurut perkembangannya di Nusantara, berasal dari pedang dangang Arab oleh Hadralmaut. Menurut Tengku Lah Husni (1975:100), “Budaya melayu

adalah sekumpulan kelompok yang menyatukan diri melalui perkawinan antar suku, dan selanjutnya memakai adat resam1 serta bahasa melayu dalam kehidupan sehari-hari.” Filosofi hidup orang Melayu dipengaruhi oleh agama Islam. Filosofi

1 Adat resam adalah kebiasaan yang sudah menjadi adat turun-temurun dan sudah menjadi ciri

(14)

2

hidup orang Melayu dikelompokkan dalam lima hal, yakni : berbudaya, beragama, beradat, bertari dan berilmu.

Berbudaya pada suku Melayu salah satunya ditunjukkan melalui kesenian. Hal ini ditegaskan oleh Lawsless dalam Saiful (2005:10), bahwa “Kebudayaan

merupakan pola-pola perilaku dan keyakinan atau dimensi simbol yang dipelajari, rasional, terintegrasi, dimiliki bersama secara dinamik, adaptif dan tergantung pada interaksi social manusia demi eksistensi mereka, yang meliputi bahasa dan komunikasi, iptek, ekonomi, organisasi social, agama dan kesenian”. Kesenian

adalah salah satu produk budaya dalam kehidupannya selalu tidak pernah lepas dari masyarakat, yang merupakan salah satu unsur yang terdapat dalam kebudayaan, dimana mencakup aktivitas dari masyarakat itu sendiri, yang menggambarkan dari masing-masing daerah tempat kesenian itu hidup dan berkembang. Kesenian juga sebagai sarana komunikasi dan interaksi yang baik antara masyarakat dalam berbagai aktivitasnya, baik dalam segi religi, hiburan dan pertunjukan.

Pada awalnya orang Melayu tidak mengenal istilah ‘tari’ tetapi yang

dikenal adalah istilah ‘tandak’, dimana dalam keramaian di kampung mereka biasanya akan ‘bertandak’. Lama-lama istilah ‘tandak’ menghilang diganti oleh istilah ‘tari’. Itu terjadi pada orang-orang Melayu di kepulauan Nusantara lainnya, misalnya ‘ronggeng’. Khusus ragam tari Melayu, baik di Sumatera, Kalimantan, maupun Semenanjung, yang dikenal adalah istilah ‘rentak’2

.

(15)

3

Kesenian pada masyarakat Melayu terbagi dalam beberapa bentuk, seperti: zapin, kasidah, rodat (barodah), dan zikir barat, kesenian tersebut bersumber pengaruh kebudayaan Islam. Zapin merupakan salah satu genre dalam seni pentas pertunjukan melayu yang di dalamnya mencakup musik (rentak atau ritme), tari, serta lagu. Apabila rentak zapin itu didendangkan, maka musik itu dinamakan dengan musik zapin. walaupun zapin ini yang katanya berasal dari Arab, oleh orang-orang Melayu, zapin dikembangkan dan disesuaikan dengan cita rasa seni dan keperluan kebudayaan etnik Melayu. Bahkan di alam Melayu dikenal dua jenis zapin yaitu zapin Arab dan zapin Melayu.

Zapin arab disebut juga zapin lama, tumbuh dan berkembang di dalam kelompok-kelompok masyarakat turunan arab yang berada diberbagai tempat di Indonesia dengan ragam gaya dan gerak yang sederhana. Sementara zapin melayu terbagi atas kalangan, yaitu kalangan istana dan kalangan rakyat dengan banyak ragam gerak di dalam tari zapin melayu. Kedua jenis zapin ini, menjadi warisan budaya Indonesia yang memperkaya budaya bangsa dan menjadi bagian dari keuatan dan kesatuan bangsa yang tak dapat saling dipisahkan satu dengan yang lainnya (Tom Ibnur, 1987:23).

(16)

4

Seperti halnya tari zapin di sanggar tari Cipta Pesona mengalami perkembangan yang sangat pesat. Dalam kurun waktu tahun 2010-2014, Ibu Linda Asmita sebagai pimpinan sanggar menggarap tari zapin baru berasal dari pijakan gerak-gerak tradisi dan menggunakan tema-tema lokal yaitu dari masyarakat itu sendiri. Tari zapin ini terus ditampilkan dalam berbagai acara seperti pergelaran Malam Pesona Budaya, Pekan Raya Sumatera Utara, dan lain-lain bahkan sampai pada acara festival tari Zapin tingkat kabupaten sering diperlombakan (wawancara dengan Ibu Linda Asmita S.Sn, 01 Juli 2015).

Sanggar tari Tamora 88, perkembangan tari Zapin dimulai tahun 2010-2014 semakin pesat dikarenakan adanya rutinitas festival yang menuntut koreografer menggarap tari Zapin baru. Walaupun kenyataannya koreografer mulai menggarap tari awal mulanya tahun 1986. Tetapi tidak rutin untuk terus menggarap tari Zapin, lebih kepada penggarapan musik Zapin pada tahun 2000-an. Dengan perkembangan zaman, tari zapin di Kabupaten Deli Serdang belakangan ini semakin pesat menuntut koreografer untuk menggarap tari Zapin baru dengan kreativitas yang koreografer masing-masing miliki dan menjadikan suatu ciri khas (wawancara Syahrial Felani, O8 Juli 2015).

(17)

5

sanggar sekaligus koroegrafer ini merupakan kesempatan untuk terus berkarya dalam dunia seni hiburan, yaitu seni tari (wawancara Sri Kesuma Ning Ayu, S.Pd 5 Juli 2015).

(18)

6

Berdasarkan uraian di atas, penulis menetapkan topik tentang ‘Perkembangan Tari Zapin di Kabupaten Deli Serdang Kajian Terhadap

Etika dan Estetika”. Untuk dijelaskan dalam bentuk karya ilmiah.

B.Identifikasi Masalah

Menurut pendapat Ali (1984:49) yang mengatakan bahwa: “untuk

kepentingan karya ilmiah, sesuatu yang perlu diperhatikan masalah penelitian sedapat mungkin diusahakan tidak terlalu luas. Masalah yang luas akan menghasilkan analisi yang sempit dan sebaliknya bila ruang lingkup masalah dipersempit maka akan diharap analisis secara luas dan mendalam”. Tujuan dari

identifikasi masalah adalah agar penelitian yang dilakukan menjadi lebih terarah serta cakupan masalah yang dibahas tidak terlalu luas.

Sesuai dengan pendapat di atas dan dari uraian latar belakang masalah tersebut di atas maka masalah dalam penelitian ini diidentifikasikan sebagai berikut:

1. Bagaimana perkembangan tari Zapin di Kabupaten Deli Serdang ditinjau dari nilai etika?

2. Bagaimana perkembangan tari Zapin di Kabupaten Deli Serdang ditinjau dari nilai estetika?

C. Pembatasan Masalah

(19)

7

Menurut Hariwijaya dan Trinton (2008:47) mengemukakan bahwa, “suatu

masalah mempunyai kaitan yang sangat erat dengan perumusan masalah dan belum tentu masalah-masalah yang telah diidentifikasi dapat diteliti”. Dalam sebuah penelitian, proses pembatasan masalah sangat diperlukan, untuk membatasi kajian yang akan diteliti. Proses ini diperlukan sebagai upaya dalam penganalisisan data-data yang sudah dikumpulkan nantinya. Selain itu, dengan adanya pembatasan masalah maka pembatasan tidak akan melebar, sehingga penelitian akan lebih terarah, dan proses penelitian dapat berjalan lancar. Untuk itu berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka batasan yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana perkembangan tari zapin di Kabupaten Deli Serdang ditinjau dari nilai etika dan estetika?

D.Rumusan Masalah

Rumusan masalah merupakan sebuah peneilitian yang akan dilakukan, mengingat sebuah penelitian merupakan upaya untuk menemukan jawaban pertanyaan daripeneliti. Oleh karena itu, perlu dirumuskan dengan baik, sehingga dapat mendukung untuk menemukan jawaban pertanyaan peneliti. Menurut Arikunto (1993:7) bahwa, “agar penelitian dapat dilaksanakan dengan sebaiknya,

maka peneliti harus meneruskan masalahnya sehingga jelas dari mana harus dimulai, kemana harus pergi dan dengan apa”. Untuk lebih memfokuskan masalah

(20)

8

E.Tujuan Penelitian

Setiap kegiatan selalu mengarah pada tujuan, yang merupakan salah satu kunci dari keberhasilan penelitian yaitu tujuan penelitian, dari tujuan penelitian merupakan jawaban atas atas pertanyaan dalam penelitian. Berhasil atau tidaknya suatu penelitian terlihat dari tercapainya atau tidaknya tujuan penelitian. Ali (1987:9) mengemukakan bahwa:

“kegiatan seseorang dalam merumuskan tujuan penelitian sangat mempengaruhi keberhasilan penelitian yang dilaksanakan, karena penelitian pada dasarnya merupakan titik anjak dari titik tuju yang akan dicapai seseorang dalam kegiatan penelitian yang dilakukan. Itu sebabnya tujuan penelitian harus mempunyai rumusan yang tegas, jelas, operasional”.

Adapun tujuan dari penelitian adalah sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan perkembangan tari zapin di Kabupaten Deli Serdang ditinjau dari nilai etika.

2. Mendeskripsikan perkembangan tari zapin di Kabupaten Deli Serdang ditinjau dari nilai estetika.

F. Manfaat Penelitian

Dari tujuan penelitian yang telah ditetapkan, maka diharapkan dapat memberi manfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan terhadap masyarakat luas. Manfaat penelitian yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

(21)

9

2. Sebagai bahan motivasi bagi setiap pembaca, khususnya berkecimpung dalam seni tari.

3. Sebagai bahan bacaan dan pelestarian budaya bagi seluruh masyarakat. 4. Sebagai referensi bagi penelitian-penelitian lainnya yang hendak meneliti

(22)

64

BAB V

PENUTUP

A.Kesimpulan

Dilihat dari perkembangan tari zapin pada tiga sanggar di Kabupaten Deli Serdang sesuai dengan lima tahun belakangan ini, menghasilkan tarian baru setiap tahunnya. Penulis mengambil sampel satu tarian yang untuk dikaji. Walaupun dengan masing-masing tarian yang berbeda namun ada beberapa persamaan yang terdapat didalam unsur garapan tersebut yaitu :

1. Adanya gerak berawal dengan tahsyim (sembah pembuka).

2. Pada bagian isi pada tari zapin terdapat gerakan enjut, selalu melangkah berjalan dan ayunan tangan dengan posisi jari tangan menggenggam.

3. Adanya gerak penutup yaitu tahtum yang terdiri dari salam penutup.

(23)

65

selaras dan seimbang. Semakin tinggi nilai etika seseorang maka semakin tinggi pula estetika (keindahan) yang lahir dari diri seseorang tersebut.

B.Saran

1. Upaya meningkatkan kreativitas perkembangan tari Zapin pada masyarakat umum perlu adanya pengkajian yang signifikan sehingga masing-masing koreografer mampu menggarap tari tidak hanya sebatas hiburan tetapi sudah menggunakan suatu konsep ide garapan berupa tema yang akan diangkat. 2. Yang paling terpenting adalah diharapkan kepada seluruh masyarakat dari

berbagai suku khusunya suku Melayu tetap mempertahankan tari Zapin tradisi maupun kreasi yang menjadi ciri khas masing-masing sanggar pada daerah tempat itu sendiri agar tidak adanya pengklaiman oleh negara-negara lain, karena setiap budaya atau kesenian masing-masing wilayah yang menjadi kekayan leluhur tetap dilestarikan dalam bidang kesenian.

3. Terkhusus untuk para seniman serta koreografer di Kabupaten Deli Serdang tetap melestarikan perkembangan tari-tari Melayu khususnya tari Zapin. 4. Untuk tetap menjaga nilai Etika dan Estetika yang terdapat dalam tari Zapin

(24)

66

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhammad. 2000. KamusBahasa Indonesia, Jakarta.

Anis Md Nor, Mohd. 1990. The Zafin Melayu Dance of Johor : From Village to A

National Performance Traditional. Disertai doctoral. Michigan: The

University of Michigan.

Asmita, Linda, 1994. Studi Deskriptif Musik Inai Dalam Konteks Upacara

Perkawinan Melayu di Desa Batang Kuis Pekan Kecamatan Batang Kuis dan Desa Nagur Kecamatan Tanjung Beringin Kabupaten Deli Serdang.

Skripsi Sarjana Etnomusikologi Medan : Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

Bertens, K. 2013. Etika, Yogyakarta : PT Kanisius Yogyakarta. Dharsono, 2007. Estetika, Bandung : Rekayasa Sains Bandung.

Dickie, george T, (1967), Aesthetic Realism, New York : Coloni Press p. 103-109) Hadi Y. Sumandiyo, 1983. Pengantar Kreativitas Tari. Yogyakarta : Akademi

Seni Tari Indonesia.

H’Doubler. Margaret, 1997. Dance a Creative Art Eksperience. London. The

University Of Wisconsion Press, 1996.

Koentjaraningrat, 1980a.. Sejarah Teori Antropologi I, Jakarta : Rineka Cistra. Koentjaraningrat, 1980b. Pengantar Ilmu Antropologi, Jakarta : Aksara Baru Koentjaraningrat, 1983.Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta : PT.

Gramedia.

Magnis Suseno, Dr Frans, 1984.Etika Jawa ‘Sebuah Analisa Falsafi tentang

Kebijakan Hidup Jawa’. Jakarta : PT. Gramedia Jakarta.

Mira Rozanna Sinar, Tengku, 1994. Teknik Pembelajaran Dasar Tari Tradisonal

(25)

67

Nurwani. 2007. Pengetahuan Tari, Diktat Jurusan Sendratasik, FBS Universitas Negeri Medan.

Noor, A. Rahim dan M. Salim A.Z, 1984. Sembilan Wajib Tari Melayu (Makalah

yang tak diterbitkan).

Takari, Drs Muhammad dan Fadlin, 1990. Kesenian Hadrah pada Kebudayaan

Etnis Melayu Deli Serdang dan Asahan:Studi Deskriptif Musikal.Skripsi

Sarjana Etnomusikologi Medan : Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

Takari, Drs Muhammad dan Fadlin, 1998. Ronggeng Melayu Sumatera Utara :

Sejarah, Fungsi dan Strukturnya. Tesis s-2. Yogyakarta : Universitas

Gadjah Mada. Muhammad Takari dan Heristina Dewi, 2008, Budaya

Musik dan Tari Melayu Sumatera Utara. Medan : Universitas Sumatera

Utara Press.

Peterson, Anya 2002. The Anthropology of Dance. Bloomington : Princeton Book Co Pub.

Soedarsono, 1974. Dances in Indonesia. Jakarta : Gunung Agung. Soedarsono, 1995. Pengantar Pengetahuan Tari, Jakarta : Lagaligo. Soedarsono, R.M., 1992, Pengantar Apresiasi Seni, Jakarta : Balai Pustaka

Soedarsono, R.M., 1978, Pengantar Pengetahuan dan Komposisi Tari. Yogyakarta : Akademi Seni Tari Indonesia.

Sirait, Bagindo, 1995, Estetika Dasar (Estetika Tradisional dan Estetika Modren) Medan : IKIP Medan.

Sinar, T. Luckman, 1971. Sari Sejarah Serdang. Medan : t.p.

Sinar, T. Luckman ,1988. Sejarah Deli Serdang. Lubuk Pakam : Badan Penerbit Pemerintah Daerah Tingkat II Deli Serdang.

Sinar, T. Luckman, 1990. Pengantar Etnomusikologi dan Tarian Melayu. Medan : Perwira.

Gambar

Gambar 4.1 Kabupaten Deli Serdang..............................................................

Referensi

Dokumen terkait

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. Dependent

Kegiatan penetapan pejabat publik yang telah dilakukan oleh DPR RI melalui Komisi terkait selama 2014-2016, antara lain penetapan: Kantor Akuntan Publik, Calon Kapolri,

Hasil : Faktor yang berpengaruh terhadap keterlambatan waktu keluarnya kolostrum pertama kali (≥64 jam) adalah ibu yang mengalami emosional distress sebesar 3,7 kali, cara

Metode desain yang digunakan dalam merancang vertical farming adalah metode tipologi, yaitu metode penyusunan elemen-elemen yang telah ditentukan.. Dalam desain

Keenam, bagi peneliti selanjutnya yang ingin mengkaji penelitian ini lebih lanjut, sebaiknya mendata terlebih dahulu jumlah siswa yang menyukai penggunaan musik saat

Berdasarkan kondisi dan prioritas masalah yang ada maka perlu dilakukan penyelesaian masalah melalui beberapa metode pendekatan diantaranya: 1) Pemetaan kondisi

“I think most of the writers love to use the English title as the title because usually English title sounds cooler, and in some cases, it is more appropriate than

Maka, persoalan yang diteliti dalam hal ini adalah mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan hukum waris adat Tapanuli Selatan, mekanisme penyelesaian sengketa