• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Alih Fungsi Lahan Sawah Dan Prediksi Produksi Dan Konsumsi Beras Di Kabupaten Deli Serdang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Alih Fungsi Lahan Sawah Dan Prediksi Produksi Dan Konsumsi Beras Di Kabupaten Deli Serdang"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Dalam kaitannya dengan sumber daya alam, dikenal istilah tanah dan lahan yang

pengertiannya seringkali rancu. Sesungguhnya pengertian lahan lebih luas

daripada tanah, sebagaimana dalam pengertian berikut ini. Sumber daya lahan

merupakan suatu lingkungan fisik yang terdiri atas iklim, topografi, tanah,

hidrologi, dan vegetasi dimana pada batas-batas tertentu memengaruhi

kemampuan penggunaan lahan (Rayes, 2007).

Lahan merupakan sumberdaya alam strategis bagi pembangunan. Hampir semua

sektor pembangunan fisik memerlukan lahan, seperti sektor pertanian, kehutanan,

perumahan, industri, pertambangan dan transportasi. Di bidang pertanian, lahan

merupakan sumber daya yang sangat penting, baik bagi petani maupun bagi

pembangunan pertanian. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa di Indonesia

kegiatan pertanian masih bertumpu pada lahan (land based agriculture activities)

(Ani, dkk., 2010).

Kebutuhan lahan yang semakin pesat seiring dengan meningkatnya jumlah

penduduk dan pembangunan mengakibatkan alih fungsi lahan pertanian tidak

dapat dielakkan. Menurut Yudhistira (2013), ketersediaan dan luas lahan pada

dasarnya tidak berubah. Meskipun kualitas sumberdaya lahan dapat ditingkatkan,

kuantitasnya di setiap daerah relatif tetap. Pada kondisi tersebut maka peningkatan

(2)

lahan untuk kegiatan produksi lainnya. Hal ini menyebabkan sering terjadi

benturan kepentingan dan alih fungsi lahan.

Konversi lahan pertanian tidak menguntungkan bagi pertumbuhan sektor

pertanian karena dapat menurunkan kapasitas produksi dan daya serap tenaga

kerja yang selanjutnya berdampak pada penurunan produksi pangan, dan

pendapatan per kapita keluarga tani. Konversi lahan pertanian juga mempercepat

proses marjinalisasi usaha tani sehingga menggerogoti daya saing produk

pertanian domestik. Konversi lahan pertanian merupakan isu strategis dalam

rangka pemantapan ketahanan pangan nasional, peningkatan kesejahteraan petani

dan pengentasan kemiskinan, serta pembangunan ekonomi berbasis pertanian.

Berbagai peraturan yang berkaitan dengan pemanfaatan lahan sebenarnya telah

diterbitkan pemerintah untuk mengendalikan konversi lahan pertanian namun

pengalaman menunjukkan bahwa peraturan-peraturan tersebut kurang efektif.

Pada masa pemerintahan otonomi daerah, peraturan-peraturan yang umumnya

diterbitkan oleh pemerintah pusat dan pemerintah provinsi, semakin kurang

efektif karena pemerintah kabupaten/kotamadya memiliki kemandirian yang luas

dalam merumuskan kebijakan pembangunannya (Simatupang, 2007).

Lahan sawah mempunyai arti yang terpenting dalam menentukan ketahanan

pangan nasional. Ketahanan pangan meliputi aspek ketersediaan bahan pangan,

aksesbilitas masyarakat terhadap bahan pangan, dan keamanan pangan (food

safety. Lebih dari 90% beras yang dikonsumsi di Indonesia dihasilkan di dalam

negeri, dan sekitar 95% dari beras dalam negeri tersebut dihasilkan dari lahan

(3)

Dengan jumlah penduduk yang cukup besar dan terus berkembang, baik jumlah

dan pengetahuannya, sektor petanian diharapkan dapat memenuhi kebutuhan

pangan yang cukup besar dan terus berkembang dalam jumlah, keragaman, dan

mutumya. Telah menjadi kebijakan nasional untuk memenuhi sejauh mungkin

kebutuhan konsumsi bangsanya dari produksi dalam negeri, karena secara politis

Indonesia tidak tergantung kepada negara lain. Untuk itu sektor pertanian

mengahadapi tantangan yang cukup kompleks. Tantangan ini juga terus

berkembang secara dinamis seiring dengan perkembangan sosial, budaya,

ekonomi, dan politik. Perkembangan sektor pertanian juga tidak terisolasi dari

suasana reformasi dan segala dinamika aspirasi masyarakatnya dan perubahan

tatanan pemerintahan ke arah desentralisasi, yang secara keseluruhan sedang

mencari bentuknya (Suryana, 2003).

Masalah alih fungsi lahan dan ketahanan pangan merupakan dua masalah penting

dalam pembangunan. Laju alih fungsi lahan yang sangat cepat akan berdampak

langsung terhadap ketahanan pangan dalam jangka panjang. Konversi lahan

pertanian diperkirakan akan semakin cepat apabila tidak ada langkah untuk

mengendalikannya.

Kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu sentra produksi padi terbesar di

provinsi Sumatera Utara dengan luas lahan pertanian yang cukup luas. Sebagai

lumbung padi di Provinsi Sumatera Utara, ketersediaan lahan sangat dibutuhkan

untuk menjaga stabilitas jumlah produksi. Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten

Deli Serdang menyebabkan kebutuhan akan lahan semaking tinggi. Akibatnya,

(4)

Menurut data yang diperoleh dari Dinas Pertanian tahun 2014. Selama periode

2009-2013 jumlah luas lahan sawah di Kabupaten Deli Serdang mengalami alih

fungsi sebesar 3.052 ha atau rata-rata 610,4 ha per tahun. Pada tahun 2009 luas

lahan sawah di Kabupaten Deli Serdang sebesar 45.534 ha dan pada tahun 2013

sebesar 42.482 ha. Dengan luas lahan sawah 42.482 ha pada tahun 2013,

pengurangan luas lahan sawah akibat alih fungsi lahan mencapai 7,18% selama 5

tahun terakhir atau rata-rata 1,44% per tahun.

Apabila hal tersebut tidak diantisipasi, dikhawatirkan untuk beberapa tahun ke

depan luas lahan sawah di Kabupaten Deli Serdang terus mengalami

pengurangan. Akibatnya, dengan luas lahan yang semakin berkurang akan

berdampak pada jumlah produksi padi. Hal ini dapat menyebabkan ketersediaan

beras di Kabupaten Deli Serdang akan berkurang. Permasalahan yang

dikhawatirkan akan terjadi adalah masalah ketahanan pangan di Kabupaten Deli

Serdang. Hal ini mendorong peneliti untuk mengkaji secara mendalam mengenai

luas laju alih fungsi lahan sawah, faktor-faktor apa saja yang menyebabkan

terjadinya alih fungsi lahan, dan bagaimana produksi dan konsumsi beras tahun

2015-2020 berdasarkan analisis forecasting serta perbandingan antara produksi

dengan konsumsi beras tahun 2015-2020 di Kabupaten Deli Serdang.

1.2Identifikasi Masalah

1. Bagaimanakah laju alih fungsi lahan sawah di Kabupaten Deli Serdang?

2. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya alih fungsi lahan sawah

(5)

3. Bagaimana produksi dan konsumsi beras tahun 2015-2020 berdasarkan

analisis forecasting serta perbandingan antara produksi dengan konsumsi beras

tahun 2015-2020 di Kabupaten Deli Serdang?

1.3Manfaat Penelitian

1. Untuk menganalisis bagaimana laju alih fungsi lahan sawah di Kabupaten Deli

Serdang.

2. Untuk menganalisis faktor-faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya alih

fungsi lahan sawah di Kabupaten Deli Serdang.

3. Untuk menganalisis produksi dan konsumsi beras tahun 2015-2020

berdasarkan analisis forecasting serta perbandingan antara produksi dengan

konsumsi beras tahun 2015-2020 di Kabupaten Deli Serdang.

1.4Kegunaan Penelitian

1. Sebagai informasi bagi petani agar mereka dapat mempertimbangkan dalam

mengambil keputusan untuk mengalihfungsikan lahan pertanian mereka.

2. Sebagai informasi dan refrensi bagi peneliti selanjutnya yang berhubungan

dengan penelitian ini.

Referensi

Dokumen terkait

Menjelaskan isi kandungan hadits tentang menyayangi anak yatim secara sedarhana. Jumlah

(1) Dalam hal Wakil Jaksa Agung dan Jaksa Agung Muda dinilai melakukan perbuatan yang dapat menyebabkan pemberhentian tidak dengan hormat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat

As shown in following screenshot, the node displays all the available passes, render layers and scenes present in the current rendered file.. Multiple Render Layers nodes can

KAJIAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DALAMPENYULUHAN PERTANIAN MELALUI PROGRAM “PA’TANI” DI DESA RANCABANGO KECAMATAN PATOKBEUSI KABUPATEN SUBANG. Universitas Pendidikan Indonesia |

This paper has shown new development in flight control system for multi-rotor helicopters. It is shown that a control allocation strategy based on the classical approach

Apabila Perseroan tidak dapat atau terlambat menerbitkan Sertifikat Jumbo Obligasi dan/atau memberi instruksi kepada KSEI untuk mengkreditkan Obligasi pada

In the recent past, the use of unmanned aerial vehicles (UAVs) has increased, which can be ascribed to technical developments of electronic components and the possibility of

Objective of this investigation is to consider aspects of georeferencing and producing point clouds from UAV image data sets that have been collected under