NILAI ETIKA DAN ESTETIKA TARI RATOEH JAROE PADA
MASYARAKAT ACEH DI KOTA LANGSA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
NUR SARI RAHMADIANA
NIM. 2123140051
JURUSAN SENDRATASIK
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
i
ABSTRAK
Nur Sari Rahmadiana, 2123140051. Nilai Etika dan Estetika Tari Ratoeh
Jaroe Pada Masyarakat Aceh Di Kota Langsa. Skripsi. Medan. Fakultas
Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan, 2017.
Penelitian ini membahas tentang Nilai Etika dan Estetika Tari Ratoeh Jaroe Pada Masyarakat Aceh Di Kota Langsa. Bertujuan untuk mendeskripsikan Nilai Etika dan Estetika Tari Ratoeh Jaroe Pada Masyarakat Aceh Di Kota Langsa.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori etika K. Bertens dan teori estetika Dharsono.
Waktu yang di gunakan dalam penelitian ini adalah selama (dua bulan), yaitu di mulai bulan Oktober hingga pertengahan Desember 2016. Lokasi penelitian ini di lakukan di Desa Blang Pase Kota Langsa. Populasi dalam penelitian ini adalah seniman-seniman yang mengetahui tentang tari Ratoeh Jaroe, dan sampel nya adalah penari dari tari Ratoeh Jaroe. Analisis penelitian data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, teknik pengumpulan data di lakukan dengan obsevasi, studi pustaka, wawancara, dan dokumentasi.
Hasil penelitian berdasarkan data yang terkumpul, dapat diketahui bahwa tari Ratoeh Jaroe telah sejak lama dikenal, namun seringkali di anggap sebagai tari Saman. Jumlah penari tari Ratoeh Jaroe di awal pembentukan koreografer adalah sebelas penari dan dua syahie. Namun, saat ini sudah banyak memiliki perbedaan pada jumlah penari nya.Tari Ratoeh Jaroe memiliki nilai etika yang terdapat pada etika Deontologi, terdapat pada gerakan penghormatan, shalawat, saleum. Etika Teleologi terdapat pada gerakan yang tegas, gerak yang patah-patah yang memiliki aksen tertentu. Nilai estetika yang dapat di amati pada setiap gerakan-gerakan
Dalam tari ini memiliki aturan-aturan dan nilai keindahan yang dilihat dari elemen-elemen tari yaitu tema, gerak, pola lantai, musik, dan busana.Tari ini memiliki etika pada gerak, pola lantai, busana, dan syair, dan pada estetika nya dilihat juga dari gerak, busana, music dan syair.
Kata Kunci : Tari Ratoeh Jaroe, Pada Masyarakat Aceh Di Kota Langsa, Etika
iv
1.2 Identifikasi Masalah ... 4
1.3 Pembatasan Masalah ... 5
1.4 Rumusan Masalah ... 6
1.5 Tujuan Penelitian ... 6
1.6 Manfaat Penelitian ... 7
BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA KONSEPTUAL 2.1Landasan Teori ... 8
2.1.1 Nilai ... 8
2.1.2 Etika ... 9
2.1.3Estetika ... 12
2.2 Kerangka Konseptual ... 13
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1Metode Penelitian ... 15
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 15
3.2.1 Lokasi Penelitian ... 15
3.2.2 Waktu Penelitian ... 15
3.3 Populasi dan Sempel ... 16
3.3.1 Populasi ... 16
3.3.2 Sempel ... 16
3.4Teknik Pengumpulan Data ... 16
3.4.1 Studi Kepustakaan ... 17
v
3.4.3 Wawancara ... 20
3.4.4 Dokumentasi ... 20
3.5 Teknik Analisis Data ... 20
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.3 Penyajian Tari Roteh Jaroe ... 32
4.3.1 Tema ... 33
4.4 Nilai Etika Dalam Tari Ratoeh Jaroe ... 100
4.4.1 Etika Deontologi ... 101
4.4.2 Etika Teleologi ... 108
4.5 Nilai Estetik adalam Tari Ratoeh Jaroe ... 109
4.5.1 Gerak ... 110
DAFTAR ACUAN INTERNET ... 118
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 14
Gambar 4.1 Provinsi Aceh ... 21
Gambar 4.2 Peta Kota Langsa ... 24
Gambar 4.3 Pola Lantai Masuk Pentas ... 82
Gambar 4.4 Pola Lantai Gerak Step 2 ... 82
Gambar 4.5 Pola Lantai Gerak Lenggok Step ... 83
Gambar 4.6 Pola Lantai Gerak Putar Melayang ... 83
Gambar 4.7 Pola Lantai Gerak Memberi Kasih Balik ... 84
Gambar 4.8 Pola Lantai Gerak Kopak ... 84
Gambar 4.9 Pola Lantai Gerak Gumpeng Ratoeh Jaroe ... 85
Gambar 4.10 Pola Lantai Gerak Tangan Buka Tutup ... 85
Gambar 4.11 Pola Lantai Gerak Rap’I Geleng ... 86
Gambar 4.12 Pola Lantai Gerak Silang Tangan ... 86
Gambar 4.13 Pola Lantai Gerak Jak Ku Timang ... 87
Gambar 4.14 Pola Lantai Gerak Tangan Buka Tutup ... 87
Gambar 4.15 Pola Lantai Gerak Jak Ku Timang Lanjutan ... 88
Gambar 4.16 Pola Lantai Gerak Ilahoyan ... 88
Gambar 4.17 Pola Lantai Gerak Ilahoyan Lanjutan ... 89
Gambar 4.18 Pola Lantai Gerak Berdiri Seurune ... 89
Gambar 4.19 Pola Lantai Pose Akhir ... 90
vii
DAFTAR TABEL
1 BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Tari seperti bahasa pada umunya adalah menjadi sarana untuk berkomunikasi. Jika bahasa berkomunikasi melalui kata-kata, maka lain pula pada tari yang berkomunikasi melalui gerak. Dengan demikian setiap gerak dalam tari
itu juga mengandung makna atau maksud yang ingin di sampaikan kepada penonton. Seperti pengertian tari menurut Pangeran Suryodiningrat, dalam Heni
Rohani (2007 : 2) “Tari adalah gerakan-gerakan dari seluruh bagian tubuh yang
disusun selaras dengan irama musik, serta mempunyai maksud tertentu. Maksud
tertentu itulah yang di namakan komunikasi.
Menurut Dharsono (2007:09) “Kebudayaan adalah keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakan dengan belajar, beserta dari keseluruhan
hasil budi dan karyanya itu.” Sedangkan Djamaris Edward (1993:12) menjelaskan
bahwa “Budaya adalah hasil ciptaan masyarakat yang memang dibutuhkan dalam
kehidupan sehari-hari. Terdiri atas tujuh unsur yaitu: sistem religi atau upacara keagamaan, sistem organisasi masyarakat, sistem pengetahuan, bahasa, kesenian,
mata pencaharian hidup dan teknologi.”
Budaya menjadi ciri dan identitas bagi masyarakat pemiliknya. Setiap suku di Indonesia memiliki budaya yang berbeda-beda, hal ini disebabkan karena setiap
2
tersebut menjadi aset bagi bangsa dan masyarakat kita, sehingga kita patut menjaga dan melestarikannya. Salah satu unsur yang ada didalam budaya tersebut
adalah kesenian.
Suku Aceh yang berada di Kota Langsa Provinsi Nangroe Aceh
Darussalam (NAD) memiliki kesenian sebagaimana yang dimiliki oleh suku-suku lainnya di Indonesia. Salah satu nya tari Rateoh Jaroe, tari Ratoeh Jaroemerupakan salah satu tari yang berasal dari Aceh, yang sudah terkenal sejak
lama. Namun, tari ini sering disebut tari Saman oleh banyak kalangan. Seperti di Sumatera Utara sendiri, sering menyebutkan tari Ratoeh Jaroe ini sebagai tari
Saman, di karenakan bentuk tari nya yang amat serupa, dan tari Saman terlebih daluhu di tarikan oleh kaum laki-laki.
Tari Ratoeh Jaroe termasuk salah satu tari kreasi populer di Aceh.Tari ini dilakukan oleh sebelas penariwanita dan duaSyahie. Diiringilantunan syair-syair Islam, tari ini terlihat begitu harmonis. Tari ini dibawakan dengan penuh
semangatsebagai gambaran tentang interaksi kehidupan sehari-hari dan kekompakan masyarakat di Aceh. Hal ini tercermin saat penari melakukan
gerakan bertepuk tangan secara berirama serta kekompakan yang mereka tampak kan saat melakukan gerakan-gerakan yang bisa membuat para penonton yang melihat nya terkesima. Tari ini memiliki gerak tari yang harmonis dan syair-syair
yang mencerminkan keharmonisan masyarakat Aceh.
Tari Ratoeh Jaroe ini bukan hanya populer di kalangan masyarakat Aceh
3
UNESCO sebagaidaftar representatif budaya tak benda warisan manusia, maka sejak itu tari Saman dilarang untuk dibawakan oleh kaum wanita, tari Saman
hanya boleh dibawakan oleh para kaum lelaki dengan menggunakan pakaian khas Gayo.
Tari Ratoeh Jaroe adalah tari kreasi yang sangat populer, tari Ratoeh Jaroe ini diciptakan pada tahun 2008 oleh Khairul Anwar pada salah satu sanggar di Nanggroe Aceh Darussalam yaitu sanggar 1(BUANA) Untuk pertama kalinya
diberi nama oleh Khairul Anwar pada tahun 2011. Tari Ratoeh Jaroe ini diolah dalam bentuk tari yang baru dengan sentuhan pengembangan koreografer yang
sekarang disebut dengan tari Ratoeh Jaroe. Tari ini membutuhkan fisik yang kuat dikarenakan pada setiap pergerakannya selalu berpindah posisi dan mempunyai
gerakan yang tegas.
Pengertian nilai menurut Djahiri, nilai (Value) adalah harga, makna, isi dan pesan, semangat atau jiwa yang surat dan tersirat dalam fakta, konsep dan
teori sehingga bermakna secara fungsional. Sedangkan Darajat memberikan pengertian bahwa nilai adalah suatu perangkat keyakinan ataupun perasaan yang
diyakini sebangai satu identitas yang memberikan corak yang khusus kepada pola pemikiran perasaan, keterikatan, maupun perilaku.
Sejalan dengan pengertian dari Darajat,Una (dalam Thoha, 1996 : 60)
menjelaskan bahwa nilai adalah suatu tipe kepercayaan yang berbeda dalam ruang lingkup sistem kepercayaan dalam dimana seseorang bertindak atau menghindari
suatu tindakan, atau mengenai sesuatu yang pantas dikerjakan. Dari beberapa
1
4
pengertian tentang nilai diatas dapat disimpulkan bahwa nilai adalah suatu yang abstrak yang berharga, bermakna dan menyangkut persoalan keyakinan terhadap
yang dikehendaki dan memberi corak pada pola pemikiran, perasaan dan perilaku. Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis tertarik mengangkat tarian ini
menjadi topik penelitian. Adapun judul dalam penelitian ini adalah “Nilai Etika
dan Estetika Tari Ratoeh Jaroe Pada Masyarakat Aceh di Kota Langsa.”
Disamping etika, tari etnis Aceh ini juga mengandung estetika seperti pada
tari Ratoeh Jaroe ini yang memiliki nilai etika dan estetika yang mengikat dan membatasi pada gerak-gerak tarinya.Etika dalam bertepuk tangan yang bersandar
pada kekompakan dan kegembiraan, serta nilai estetika seperti kesatuan penari dalam melakukan gerak tangan adalah hal yang ingin penulis teliti lebih jauh.
Oleh karena itu penulis akan meneliti lebih lanjut tentang “Nilai Etika dan Estetika Tari Ratoeh Jaroe Pada Masyarakat Aceh di Kota Langsa”.
B. Indentifikasi Masalah
Penulis membuat identifikasi masalah dengan sangat terperinci agar
penulis dapat mengenal lebih dekat permasalahan apa yang akan ditemukan ketika melakukan penelitian dilapangan. Dengan adanya identifikasi masalah akan lebih mudah mengenal permasalahan yang diteliti sehingga peneliti akan mencapai pada
sasarannya.M. Hariwijaya dalam Narkubo (2005:30) menyatakan bahwa:
“Berikutnya adalah mencari titik masalah yang akan dikaji dalam penelitian
5
mengidentifikasi masalah”. Tujuan dari identifikasi masalah adalah agar
penelitian yang dilakukan menjadi terarah serta cakupan masalah yang dibahas
tidak terlalu luas. Dengan demikian, berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas maka masalah dalam penelitian ini diidentifikasikan sebagai berikut:
1. Nilai Etika apa yang terkandung dalam tari Ratoeh Jaroe Masyarakat Aceh diKota Langsa?
2. Nilai Estetika apa yang terkandung dalam tari Ratoeh Jaroe Masyarakat
Aceh diKota Langsa?
C. Pembatasan Masalah
Agarpembatasan tidak melebar dan lebih terarah, maka penulis melakukan
pembatasan masalah.
Menurut Surakhmad (1990:31) sebuah masalah yang dirumuskan terlalu luas tidak perlu dipakai sebagai masalah penyelidik, oleh karena tidak akan jelas batas-batas masalahnya. Pembatasan ini perlu, bukan hanya untuk mempermuda atau menyederhanakan masalah bagi penyelidik, tetapi juga untuk menatap lebih dulu segala sesuatu yang diperlukan untuk memecahkan masalah, tenaga, waktu, ongkos dan lain-lain yang timbul dari rencana tertentu.
Mengingat begitu luasnya area permasalahan, berdasarkan identifikasi masalah maka pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Nilai Etika apa yang terkandung dalam tari Ratoeh Jaroe Masyarakat Aceh diKota Langsa?
2. Nilai Estetika apa yang terkandung dalam tari Ratoeh Jaroe Masyarakat
6
D. Rumusan Masalah
Arikunto (1992:22) mengatakan bahwa : “Perumusan masalah adalah
penyataan rinci dan lengkap mengenai ruang lingkup permasalahan yang akan
diteliti berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah”. Rumusan sangat
diperlukan dalam penelitian agar pelaksanaannya semakin jelas dan terperinci. Dari uraian yang dijabarkan pada latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah, dengan demikian rumusan masalah menunjukkan fokus pengamatan
dalam proses penelitian, maka peneliti membuat rumusan permasalahan yang menjadi kajian penulisan adalah :
1. Nilai Etika apa yang terkandung pada tari Ratoeh Jaroe Pada Masyarakat Aceh di Kota Langsa?
2. Nilai Estetika apayang terkandung pada tari Ratoeh Jaroe Pada Masyarakat Aceh di Kota Langsa?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah :
1. Menemukan nilai Etika yang terkandung dalam Tari Ratoeh Jaroe Pada Masyarakat Aceh di Kota Langsa.
2. Menemukan nilai Estetika yang terkandung dalam Tari Ratoeh Jaroe Pada
7
F. Manfaat Penelitian
Setiap penelitian harus memiliki hasil yang bermanfaat bagi peneliti,
lembaga, instansi, maupun orang lain yang membacanya. Beberapa manfaat yang bisa menjadi pedoman dan informasi bagi peneliti dan pembaca, antara lain :
1. Sebagai masukan kepada penulis dalam menambah pengetahuan dan wawasan mengenai Nilai Etika dan Estetika Tari Ratoeh Jaroe Pada Masyarakat Aceh di Kota Langsa.
2. Sebagai bahan referensi bagi peneliti-peneliti yang hendak meneliti bentuk keseniannya ini lebih lanjut.
3. Sebagai sumber informasi tertulis mengenai Nilai Etika dan Estetika Tari Ratoeh Jaroe Pada Masyarakat Aceh di Kota Langsa.
4. Menambah bahan bacaan perpustakaan Universitas Negeri Medan Khususnya Fakultas Bahasa dan Seni Jurusan Sendratasik.
5. Sebagai upaya pendokumentasian yang dapat menambah referensi tentang
114
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah di selesaikan oleh penulis, dapat di tarik beberapa kesimpulan, yaitu :
1. Tari Ratoeh Jaroe berasal dari perkataan Aceh yaitu “Ratoeh” yang artinya
berkata atau berbicara dan “Jaroe” yang artinya tangan dan jari tangan.
Tari ini pada dasar nya adalah untuk menyebarkan pengaruh agama Islam
pada masyarakat lewat tutur bahasa nya, tempat yang di gunakan untuk pementasan tari Ratoeh Jaroe ialah pentas prosenium dan kapal kuda,
karena tari Ratoeh Jaroe bisa di tampilkan di ruang tertutup dan terbuka (lapangan) di pentas mana saja.
2. Etika dalam tari Ratoeh Jaroe dapat dilihat dari gerak, busana, dan syair,
mempunyai aturan-aturan sesuai dengan norma dan hukum dalam syariat Islam. Tari Ratoeh Jaroe memiliki 33 gerakan yaitu : gerak masuk
(penghormatan), gerak step 2, gerak silang kaki, gerak dayung, gerak lenggok step, gerak seudati, gerak tepuk saleum, gerak putar pulang melayang, gerak tepuk saleum, gerak memberi kasih balik, gerak memberi
kasih balik, gera tepuk silang, gerak masri ya salam, gerak kopak, gerak bumpempeng Ratoeh Jaroe, gerak bumpengbum Ratoeh Jaroe, gerak
115
gerak jak ku timang, gerak ilahoyan, gerak level tinggi, gerak level rendah, gerak burung terbang, gerak buka 5 jari, gerak pukul dada, gerak pose
akhir, gerak pulang. Penghormatan merupakan awal proses menghormati terutama kepada Tuhan yang Maha Esa atas ungkapan bentuk rasa syukur.
Sholawat merupakan do’a dimana para penari bershalawat kepada Nabi
Muhammad SAW. Sakeum merupakan salah satu akar kata Islam, dimana gerak ini merupakan etika yang menunjukkan rasa hormat kepada para
penonton, para hadirin, dan petuah-petuah yang di tuakan.
3. Estetika dalam tari Ratoeh Jaroe dapat kita lihat dari gerak, busana, musik,
dan syair. Semuanya mempunyai nilai keindahan sesuai dengan ajaran Islam.
B.Saran
Berdasarkan hasil penelitian penulis mengajukan beberapa saran, yaitu:
1. Dengan adanya penelitian tari Ratoeh Jaroe pada masyarakat Aceh di Kota Langsa. Penulis menyarankan kepada pemerintah Kota Langsa, agar lebih
memperhatikan dan berupaya untuk melestarikan kesenian di Kota Langsa. 2. Penulis menyarankan kepada pemerintah agar memberikan wahana atau
tempat para seniman-seniman untuk menuangkan ide-ide kreatif mereka.
3. Kepada generasi muda di harapkan untuk dapat mempelajari tari-tari tradisional Aceh secara baik dan benar sesuai dengan norma da adat
116
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 1992. Prosedur Penelitian, Jakarta: Rineke Cipta. Dr. Dharsono, M.Sn. 2004. Dalam buku Estetika. Rekayasa Sains, Bandung .
(Depdikbud) Departermen Pendidikan dan Kebudayaan Kantor Wilayah Provinsi Aceh. 1990. Banda Aceh: Balai Pustaka.
Riska, Gebrina, 2014. Bentuk Penyajian Tari Ratoeh Jaroedi Aceh. Skripsi pada Universitas Syah Kuala: Tidak di terbitkan.
Jakfar Paleh, M. 2013. Sistem Sosial dan Budaya Masyarakat Aceh. Aceh : Islamic Studies Jurnal.
Jazuli, M. 2001. Metode Penelitian Kualitatif. Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Kalinger, 1973. Metode Penelitian, Jakarta: Erlangga.
K. Bertens, 2013, dalam buka Etika, Kanisius, Yogyakarta.
K. Suzanne, Langer, 1998. Problems of Art, terjemahan F.X. Widyamanto, Bandung: Akademi Seni Tari Indonesia.
K. Suzanne, Langer,1998, Problem Of Art, terjemahan F.X. Widyamanto, Bandung: Akademi Seni Tari Indonesia.
Murgianto, Sal, 1983, Koreografer Pengetahuan Dasar Komposisi Tari, Jakarta: (Direktorat Jendral) Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Nasir, Muhammad, 1999. Metode Penelitian, Jakarta: Erlangga. Nurwani, 2008: Pengetahuan Tari, Unimed, Medan.
Saadah, 2013, Estetika dan Etika Tari Guel Pada Masyarakat Gayo Kabupaten Aceh Tengah. Skripsi pada Universitas Negeri Medan: Tidak diterbitkan
117
Sugiono, D. 2008. Kamus Besar Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa Departermen Pendidikan Nasional.
Soedarono, 1978, Djawa Bali: Dua Pusat Perkembangan damarttugi Tradisional di Indonesia. Yogyakarta: Gadjah Mada Universitas Press.
S. Praja, Juhaya, 2008. Aliran-aliran Filsafat dan Etika, Prenada Media; Jakarta.
118
Daftar Referensi Internet
http://adi2012.wordpress.com/2013/09/21/pengetahuan-dasar-tata-rias-untukketerampilan-guruguru-seni-tari/18Juli2014: 13.41
http//syafriadimoak.blogspot.com/2013/12/jenis-jenis-panggung.htm/18Juli2014: 13.43